Profesor Produktif dari Serambi Makkah 04 April 2016 - 11:01 WIB Prof ZA Muchlisin PhD (Faperi Budidaya Perikanan Angkatan 1991) Berita Terkait PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Asalnya memang dari Banda Aceh. Tapi semasa kuliah ia rela hijrah ke Riau. Hijrah untuk wujudkan mimpi. Menjadi seorang sarjana perikanan. Begitu mimpinya. Sederhana memang. Namun perlu proses dan perjuangan baginya untuk mewujudkan impiannya tersebut. Universitas Riau (Unri) dipilih karena memang reputasinya dalam Fakulitas Perikanan memang cukup dikenal. Terpisah jauh dari orangtua, Muchlisin tak perah mengeluh. Ia yakin, untuk mewujudkan impian memang harus ada pengorbanan. Nyatanya kini, Muchlisin menjadi sosok yang lebih dari sekadar impian masa-masa kecilnya dulu. Ia melesat jauh. Kini, ia bahkan menjadi guru besar bidang perikanan. Setelah mengabdi selama 1 tahun di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, jabatan profesor tersebut resmi berada dipangkal namanya. ‘’Perikanan memang bidang yang saya minati. Menjadi sarjana perikanan tentu merupakan hal yang berarti bagi saya. Namun ternyata, berkat kerja keras dan upaya, saya bisa melampaui apa yang saya impikan dan bisa menjadi guru besar di usia muda. Bisa dikatakan, guru besar termuda di Unsyiah. Tempat saya berkiprah saat ini,’’ ungkap pria yang mengawali karir sebagai pegawai Bank BUMN terkemuka di Indonesia ini. Gelar tersebut juga diraihnya tak semudah membalikkan telapak tangan. Ia mengaku aktif melakukan berbagai penelitian, menerbitkan jurnal nasional maupun internasional, menulis buku dan juga mengabdi kepada masyarakat. Untuk jurnal sendiri, dosen teladan Unsyiah tahun 2013 ini bisa dikatakan sangat produktif. Terbukti dari jumlah jurnal yang sudah ia terbitkan. Ia bahkan tercatat sebagai dosen paling produktif dalam publikasi di jurnal khususnya di jurnal internasional yang terindek Scopus dan Thomson Reuters. Sampai awal 2016 tercatat 53 judul publikasii lmiah di jurnal internasional bereputasi. Lebih dari 70 artikel ilmiah di jurnal nasional dan prosidings internasional juga sudah ia terbitkan. ‘’Alhamdulillah, berkat produktivitas menulis jurnal, saya menjadi sering diundang keberbagai fakultas dan universitas yang ada di Aceh. Tak lain untuk berbagi kiat dalam menulis artikel di jurnal internasional. Saya tak sungkan berbagai. Agar dosen lain juga termotivasi dan menjadi lebih produktif tentunya,’’ jelas konsultan ahli untuk WWF Indonesia untuk Marine Program di Aceh ini kepada Riau Pos. Bukan hanya itu, ia juga kerap diundang sebagai narasumber di forum seminar dan workshop yang diadakan oleh pemerintah daerah maupun di level nasional. Ia memang mengaku berkomitmen untuk bisa menghasilkan jurnal selagi ia masih diusia produktif. Pria yang menempuh program PHd di Malaysia ini mengaku ingin memberikan manfaat bagi orang banyak melalui jurnal yang ia tulis. Dalam hal penelitian, profesor muda ini juga tak perlu diragukan lagi. Ia bukan hanya produkif, namun juga inovatif. Diceritakannya, ia memiliki sebuah pengalaman penelitian yang sangat berkesan hingga hari ini. Pasalnya, penelitian tersebut sangat membantu bagi masyarakat banyak. ‘’Penelitian tersebut adalah penelitian tentang aplikasi DNA barcoding dalam usaha konservasi ikan depik (rasboratawarensis) ikan endemic di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah. Pengembangan teknologi budidaya ikan keureling (tor tambra) salah satu ikan air tawar bernilai ekonomis tinggi. Manfaatnya sudah dirasakan langsung oleh masyarakat setempat dan juga pemerintah,’’ terangnya. Kini, ia masih aktif melakukan penelitian. Melibatkan mahasiswa S2 dan S3 bimbingannya. Kali ini penelitiannya mengenai meneliti tentang ikans idat (anguilla bicolor) dan ikan naleh (barbonymussp) yang juga termasuki ikan bernilai ekonomis tinggi, terutama untuk tujuan ekspor. Ia berharap, nantinya hasil penelitiannya tersebut bisa membawa dampak besar bagi masyarakat dan juga lingkungan tentunya. Penulis tujuh buku dan modul ini ke depan ingin terus berkonribusi bagi kampung halamannya. Ilmu yang didapat dari Unri diakuinya memegang kunci dari pencapaian dan prestasinya saat ini. ‘’Unri berperan besar atas apa yang saya gapai saat ini. Semoga ke depan Unri bisa terus menghasilkan lulusan-lulusan inofatif dan produkif yang mau mendedikasikan diri di wilayah asal mereka masing masing. Sehingga mereka juga bisa berkontribusi memajukan daerah kampung halamannya,’’ kata dia. Saat ini, selain menjabat sebagai guru besar, ia juga Wakil Dekan Bidang Akademik di Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Meski terbilang sibuk, ia masih bisa membagi waktu dengan akivitas lain juga juga tak kalah banyak. Antara lain tercatat sebagai editor pada beberapa jurnal internasional bereputasi dan jurnal nasional. Pendiri (founder) Asian Society for Ichthologists juga seorang Promotor PMDSU yaitu suatu program dari Kementerian Ristekdikti untuk percepatan pendidikan untuk calon doktor (S3) bagi Sarjana Unggul (dari S1 langsung menuju S3). Ia juga tercatat sebagai asesor akreditasi jurnal nasional dan reviewer hibah penelitian Dikti.(rnl) Sumber : http://riaupos.co/107746-berita-profesor-produktif-dari-serambimakkah.html#.VwW_LXq_y1s / Kamis, 07 April 2016 | 09:30 WIB