Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi Pendidikan
Teori Belajar dan Motivasi 2
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK61011
Ainul Mardiah, M.Sc
Abstract
Kompetensi
Dalam perkuliah ini dibahas tentang
teori motivasi, gaya belajar,
pembelajaran dalam kelas, manajemen
kelas
Mahasiswa mampu memahami teori
motivasi, gaya belajar, pembelajaran
dalam kelas, manajemen kelas
Teori Belajar dan Motivasi Belajar 2
Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran
I.
Menyelidiki motivasi
a. Pengertian motivasi
Motivasi adalah yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan
perilaku. Perspektif psikologis menjelajahi mepat persepktif ilmu yaiut: ilmu perilaku,
humanistis, kognitif dan sosial.
b. Perspektif atas motivasi
Perspektif ilmu perilaku atas motivasi menekankan bahwa penghargaan dan
hukuman eksternal adalah faktor kunci yang menentukan motivasi siswa. Insentif
adalah stimulus atau kejadian positif dan negative yang dapat memotivasi perilaku
siswa. Perspektif humanistis menekankan kapaasitas kita untuk pertumbuhan
personal, kemerdekaan untuk memilih nasib kita sendiri, dan kualitas-kualitas positif
kita. menurut perspektif humanistic Maslow, terdapat hirarki motif dan kebutuhan
siswa yang harus dipuaskan dalam urutan tertentu. Aktualisasi diri, kebutuhan yang
tertinggi dan paling sulit untuk dipahami yang dideskripsikan Maslow, melibatkan
motivasi untuk mengembangkan potensi penuh seseorang sebagai manusia. Dalam
perspektif kognisi pada motivasi, pemikiran siswa membinging motivasi mereka.
Perspektif kognitif berfokus pada motivasi internal untuk berprestasi, atribusi,
keyakinan siswa bahwa mereka dapat secara efektif mengendalikan lingkungan
mereka, serta penetapan tujuan, perencanaan, dan pemantauan kemajuan terhadap
sebuah tujuan. Perspektif kognitif ini berhubungan dengan konsep motivasi
kompetensi dari R.W. White. Perspektif sosial menekankan kebutuhan akan afiliasi.
II. Proses untuk berprestasi
a. Motivasi ekstrinsik dan intrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu ayng lain
(sebuah cara untuk mencapai suatu tujuan). Motivasi intrinsic adalah motivasi
internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah tujuan itu sendiri).
Secara keseluruhan,
sebagian
besar
ahli merekomendasikan
bahwa
guru
menciptakan suasana kelas di mana siswa termotivasi secra intrinsic untuk belajar.
Salah satu pandangan dari motivasi intrinsic menekankan karakteristik determinasi
dirinya. Dengan member siswa sejumlah pilihan dan memberikan kesempatan bagi
tanggung jawab personal, dapat meningkatkan motivasi intrinsic. Csikszentmihalyi
menggunakan istilah penghayatan (flow) untuk mendeskripsikan pengalaman optimal
2014
2
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam hidup, yang melibatkan rasa kemampuan menguasai dan tenggelamdalam
keadaan konsentrasi pada sebuah aktivitas. Penghayatan paling sering terjadi dalam
area yang membuat siswa tertantang dan merasa diri mereka mempunyai
keterampilan tingkat tinggi. Minat di konsepkan lebih spesifik daripada motivasi
intrinsic dan minat dihubungkan secara positif pada pembelajaran. Hal yang penting
bagi guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong siswa untuk
terlibat secara kognitif dan mengembangkan tanggung jawab atas pembelajaran
mereka.
Dalam sejumlah situasi, penghargaan malah dapat melemahkan kinerja. Ketika
penghargaan digunakan, penghargaan tersebut harus menyampaikan informasi
mengenai kemampuan menguasai tugas daripada kendali eksternal. Para peneliti
telah menemukan bahwa bersamaan dengan perpindahan siswa-siswa dari tahuntahun sekolah dasar ke sekolah menengah atas, motivasi intrinsic mereka menurun,
terutama selama tahun-tahun sekolah dasar ke sekolah menengah atas, motivasi
intrinsic mereka menurun, terutama selama tahun-tahun sekolah menengah. Konsep
kesesuaian orang dengan lingkungannya menarik perhatian pada kurangnya
kesesuaian
antara
meningkatnya
kepentingan
remaja
dalam
otonomi
dan
meningkatnya kendali sekolah, yang menghasilkan evaluasi diri dan sikap negative
siswa terhadap sekolah. Secara keseluruhan, terdapa kesimpulan yang kuat bahwa
strategi yang bijaksana adalah untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
mendorong siswa untuk termotivasi secara instrinsik. Akan tetapi, dalam banyak
situasi dunia nyata, baik motivasi intrnsik maupun ekstrinsik terlibat serta terlalu
sering motivasi intrinsic dan ekstrinsik telah diadu satu sama lain sebagai kutub yang
berlawanan.
b. Atribusi
Teori atribusi menyatakan bahwa individu termotivasi untuk mengungkapkan
penyebab yang mendasari perilaku dalam usaha untuk memahami perilaku. Weiner
mengidentifikasi tiga dimensi dari penyebab atribusi: (1) lokus, (2) stabilitas, dan (3)
kemampuan
mengendalikan.
Kombinasi
dimensi-dimensi
ini
menghasilkan
penjelasan berbeda atas kegagalan dan keberhasilan.
c. Mastery motivation
Orientasi kemampuan menguasai sesuatu (mastery motivation) berfokus pada tugas
daripada kemampuan, melibatkan afek positif, dan meliputi strategi berorientasi
solusi. Orientasi pada rasa put us asa berfokus pada ketidakmampuan,
menghubungkan kesulitan pada kurangya kemampuan, dan menampillam afek
2014
3
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
negative
(seperti
kecemasan
dan
kebosanan).
Orientasi
kinerja
adalha
mementingkah hasil prestasi daripada proses prestasi.
d. Efikasi diri
Efikasi diri adalah keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan
memberikan hasil positif. Bandura menekankan bahwa efikasi diri adalah sebuah
faktor penting yang menentukan apakah siswa akan berprestasi. Schunk
berargumen bahwa efikasi diri mempengaruhi pilihan tugas siswa dan siswa dengan
efikasi diri rendah menghindari banyak tugas pembelajaran, khususnya yang
menantang. Strategi pembelajaran yang menekankan “saya dapat melakukannya”
memberikan manfaat bagi siswa. Guru dengan efikasi diri rendah menjadi terperosok
dalam masalah keals. Dengan menetapkan tujan yang spesifik, bersifat proksimal
(jangka pendek), dan menantang dapat menguntungkan efikasi dari prestasi siswa.
e. Penetapan tujuan, perencanaan, dan pemantauan diri
Dweck danNicholls mendefinisikan tujuan dalam pengertian fokus secara dekat
terkait prestasi dan definisi atas sukses. Menjadi seorang perencana yang baik dapat
membantu siswa mengelola waktu secara efektif, menetapkan prioritas, dan
terorganisasi.
Dengan
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengembangkan keterampilan manajemen waktu mungkin akan member manfaaat
pada pembelajaran dan prestasi mereka. Pemantauan diri adalah sebuah aspek
kunci dari pembelajaran dan prestasi.
f.
Ekspektasi
Ekspektasi siswa untuk sukses dan nilai yang mereka tempatkan pada apa yang
ingin mereka capai mempengaruhi motivasi mereka. Kombinasi dari ekspektasi dan
nilai telah menjadi fokus dari jumlah model motivasi prestasi. Ekspektasi guru dapat
mempunyai pengaruh yang kuat pada motivasi dan prestasi siswa. Guru sering kali
mempunyai ekspektasi yang lebih tinggi untuk siswa-siswa dengan kemampuan
tinggi dibandingkan untuk siswa-siswa dengan kemampuan rendah. Hal yang
penting bagi guru adalah untuk memonitor espektasi mereka dan mempunyai
ekspektasi tinggi untuk semua siswa.
III. Motivasi, hubungan, dan kontesks sosial budaya
a. Motif sosial
Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dipelajari melalui pengalaman
terhadap dunia sosial. Kebutuhan untuk afiliasi atau ketertarikan merupakan motif
2014
4
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk secara aman terhubung kepada orang lain, yang terdiri dari pembentukan,
pemeliharaan, serta pemulihan hubungan yang hangat, dekat, dan personal.
b. Hubungan sosial
Dalam pengertian persetujuan sosial, baik persetujuan dari guru maupun teman
sebaya merupakan hal yang penting. Kecocokan dengan teman sebaya memuncak
pada awal masa remaja, waktu untuk member keputusan penting baik untuk
mengejar motif akademis atau sosial. Pemahaman akan peran orangtua dalam
motivasi siswa akan berfokus pada karakteristik demografis (seperti tingkat
pendidikan, waktu yang dihabiskan di tempat kerja, dan struktur keluarga), praktik
mengasuh anak (seperti memberikan tantangan dan dukungan dalam jumlah yang
tepat), serta pemberian pengalaman spesifik di rumah (seperti: pemberian bahan
bacaan). Teman-teman sebaya dapat memengaruhi motivasi siswa melalui
perbandingan sosial, kompetensi sosial, pembelajaran teman sebaya, dan pengaruh
kelompok teman sebaya. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan dan perhatian
seorang guru dapat memainkan peran yang kuat dalam motivasi siswa. Gaya
pembelajaran dan manjerial guru juga dapat memainkan peran dalam prestasi siswa.
Sebuah aspek penting dari motivasi siswa adalah dengan melibatkan orangtua
sebagai rekanan anda dalam mendidik siswa.
c. Konteks sosial budaya
Guru harus mengenali danmenghargai keberagaman dalam kelompok budaya
manapun serta harus berhati-hati untuk membedakan pengaruh status sosial
ekonomi dari status etnisitas. Perbedaan dalam prestasi lebih dihubungkan dengan
status sosial ekonomi dibandingkan pada etnisitas. Kualitas sekolah untuk banyak
siswa yang miskin secara sosial ekonomi adalh lebih rendah dibandingkan siswa
berpenghasilan menengah. Perbedaan gender dalam prestasi melibatkan keyakinan
dan nilai-nilai. Sebagai contoh, anak perempuan mempunyai keyakinan kompetensi
lebih tinggi untuk bahasa Inggris dan membaca serta anak laki-laki mempunyai
keyakinan kompetensi lebih tinggi untuk matematika dan olahraga. Yang menjadi
perhatian khusus adalah perbedaan gender dalam interaksi guru-siswa, kurikulum
dan materi, pelecehan seksual, serta bias gender.
IV. Siswa dengan masalah prestasi
a. Siswa yang beprestasi rendah dna mempunyai ekspektasi keberhasilan rendah
Siswa dengan kemampuan rendah serta ekspektasi keberhasilan rendah sering
membutuhkan dorongan dan dukungan, tetapi perlu diingatkan pula bahwa
2014
5
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kemajuan dapat diterima hanya jika disertai dengan usaha yang keras. Seorang
siswa dengan sindrom kegagalan (yang mempunyai ekspektasi sukses rndah dan
mudah menyerah) kemungkinan akan mendapatkan manfaat dari metode pelatihan
kognitif seperti pelatihan efikasi, pelatihan atribusi, dan pelatihan strategi.
b. Siswa yang melindungi nilai diri mereka dengan menghindari kegagalan
Siswa yang termotivasi untuk melindungi nilai diri dan menghindari kegagalan sering
kali terlibat dalam satu atau lebih strategi tidak efektif berikut: nonkinerja,
prokastinasi, atau penetapan tujuan yang tidak terjangkau. Siswa-siswa ini lebih
membutuhkan bimbingan dalam menetapkan tujuan yang menantang, tetapi realistis,
membutuhkan dikuatkannya hubungan antara usaha mereka dan nilai diri serta
memndapatkan
manfaat
dari
emgnembangkan
keyakinan
positif
mengenai
kemampuan mereka.
c. Siswa yang melakukan prokastinasi
Prokastinasi memiliki banyak bentuk, termasuk mengabaikan tugas dengan harapan
tugas tersebut akan pergi, meremehkan jumlah kerja yang dibutuhkan suatu tugas,
menghabiskan waktu berjam-jam pada aktivitas yang bernilai, tetapi mempunyai
prioritas lebih rendah, dan lainnya. Strategi untuk membantu siswa mengatasi
prokastinasi termasuk mengakui bahwa mereka mempunyai masalah prokastinasi,
mendorong mereka untuk mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan mereka, membantu
mereka mengelola waktu secara lebih efektif, membuat mereka membagi tugas ke
dalam bagian-bagian yang leibh kecil, serta mengajar mereka untuk menggunakan
strategi ilmu perilaku dan kognitif.
d. Siswa yang perfeksionis
Berpikir perfeksionis adalha bahwa kesalahan tidak dapat diterima dan standar
tertinggi kinerja selalau harus tercapai. Perfeksionis rentan terkena sejumlah
masalah kesehatan fisik dan mental. Guru dapat membantu siswa dengan
kecenderungan perfeksionis dengna meminta mereka membuat daftar keuntungan
dan kerugian dari usaha menjadi sempurna, membimging siswa menjadi sadar atas
sifat kritis diri dari pemikiran “semua atau tidak sama sekali”, membantu mereka
menjadi lebih realistis mengenai apa yang dapat mereka capai, mendorong mereka
untuk menetapkan batas waktu pada proyek mereka, dan membantu mereka belajar
menerima kritik.
2014
6
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
e. Siswa dengan kecemasan tinggi
Kecemasan adalh sebuah perasaan tidak menyenangkan akan ketakutan dan
kekhawatiran yang tidak begitu jelas. Kecemasan tinggi dapat dihasilkan dari
ekspektasi orangtua yang tidak realistis. Kecemasan siswa meningkat seiring
bertambah tuanya usia mereka serta menghadapi lebih banyak evaluasi,
pembanding sosial, dan kegagalan (bagi sejumlah siswa). Program kognitif yang
menggantikan pemikiran siswa yang merusak dairi dengan pemikiran yang lebih
positif dan konstruktif terbukti lebih efektif dibandingkan program relaksasi dalam
membawa manfaat pada prestasi siswa.
f.
Siswa yang tidak tertarik atau terasing
Strategi untuk membantu siswa yang tidak berminat atau terasing meliputi
pembentukan hubungna positif dengan siswa, membuat sekolah lebih menarik
secara intrinsic, menggunakan strategi pengajaran untuk membuat pekerjaan
akademis lebih menyenangkan, dan mempertimbangkan penggunaan mentor dalam
komunitas atau siswa yang lebih tuasebagai peribadi pendukung bagi siswa tersebut.
Manajemen dalam Kelas
I.
Mengapa kelas harus dikelola secara efektif
a. Isu manajemen di kelas-kelas sekolah dasar dan sekolah menengah
Kebanyakan isu manajemen adalah isu manajemen yang sama di seluruh kelas
sekolah dasar dan sekolah menengah. Namun, perbedaan di dalam kelas sekolah
dasar dan sekolah menengah mempunyai cara tersendiri bagaiman akelas harus
dikelola; guru sekolah dasar sering melihat 20-25 siswa yang sama sepanjang hari;
guru sekolah menengah melihat 100-150 siswa selama kurang lebih 50 menit setiap
hari. Pembatasan, rasa bosan, dan interaksi dengna orang-orang yang sama
sepanjang hari di sekolah dasar bias menimbulkan masalah. Guru sekolah
menengah harus menyampaikan pelajaran dengan cepat. Mereka juga melihat
berbagai masalah yang lebih luas. Masalah ini bias menjadi lebih parah daripada
masalah siswa-siswa sekolah dasar. Siswa sekolah menengah mungkin menuntut
penjelasan yang lebih logis serta terperinci mengenai peraturan dan kedisiplinan.
b. Ruang kelas yang besar, kompleks, dan menimbulkan kekacauan
Doyle mendeskripsikan enam karakteristik yang mencerminkan kompleksitas kelas
dan potensi untuk masalah: (1) multidimensionalitas, (2) aktivitas yang berlangsung
secara bersamaan, (3)peristiwa yang terjadi dengan cepat, (4) peristiwa yang tidak
dapat diramalkan, (5) kurangnya privasi, dan (6) sejarah kelas.
2014
7
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Memulai awal yang tepat
Strategi yang bagus untuk memulai awal yang tepat adalah dengan (1)menetapkan
ekspektasimengenai
peirlaku
dan
menyelesaikan
ketidakpastian
siswa,
(2)
memastikan bahwa siswa mengalami keberhasilan, (3) selalu siap sedia dan terlihat,
serta (4) memegang kendali.
d. Menekankan pembelajaran dan suasana kelas yang positif
Fokus dalam psikologi pendidikan biasanya ada pada kedisiplinan. Sekarang focus
tersebut ada pada pengembangan dan pemliharaan lingkungan kelas yang positif
yang mendukung pembelajaran. Hal ini melibatkan penggunaan strategi manajemen
yang proaktif daripada tenggelam dalam taktik disiplin yang reaktif. Menurut sejarah,
kelas yang diatur dengan baik dikonseptualisasikan sebagai “mesin yang diminyaki
dengan baik”, tetapi sekarang kelas lebih dipandang sebagai “aktivitas sarang
lebah”. Kounin menemukan bahwa pengelola kelas yang baik secara efektif
mengelola aktivitas kelompok.
e. Strategi dan tujuan manajemen
Tujuan dan strategi meliputi (1) membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu
dalam pembelajaran dan lebih sedikit waktu dalam aktivitas yang tidak mengarah
pada tujuan (mempertahankan aliran aktivitas, meminimalisasi waktu transisi, dan
membuat siswa bertanggung jawab) dan 2) mencegah siswa mengembangkan
masalah.
II. Merancang lingkungan fisik kelas
a. Prinsip susuan kelas
Prinsip dasar rancangan yang efektif dari lingkungna fisik kelas meliputi (1)
mengurangi hambatan di area macet, (2) memastikan bahwa anda bisa dengan
mudah melihat semua siswa, (3) membuat materi pengajaran dan persediaan siswa
yang sering digunakan menjadi bisa diakses dengan mudah, serta (4) memastikan
bahwa semua siswa bisa melihat presentasi seluruh kelas.
b. Gaya susunan
Gaya susunan kelas meliputi autidtorium, berhadap-hadapan, off-set, seminar, dan
kelompok. Hal yang penting untuk menyesuaikan ruang kelas dan menjadi
perancang lingkungan yang mempertimbangkan aktivitas apa yang melibatkan
siswa-siswa, menggambar rencana denah, melibatkan siswa dalam rancangan ruang
2014
8
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kelas, serta mencoba sususnan tersebut dan bersikap fleksibel dalam merancang
ulang susunan itu.
III. Menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran
a. Strategi umum
Menggunakan gaya manajemen kelas yang demokratis daripada gaya otoriter dan
permisif. Gaya demokratis melibatkan banyak pertukaran vrbal dengan siswa, sikap
perhatian kepada siswa, dan batasan untuk perilaku siswa bila perlu. Pengajaran
yang demokratis berhubungan dengan perilaku siswa yang kompeten. Karya Kounin
menyingkap karakteristik lain yang berhubungna dengna manajemen kelas yang
efektif: memperlihatkan keadaan untuk mengikuti perkembangan, menangani situasi
yang muncul bersamaan, mempertahankan kelancaran dankontinuitas dalam
pelajaran, serta melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas yang menantang.
b. Menciptaka, mengajarkan, serta menegakkan peraturan dan prosedur
Membedakan antara peraturan dan prosedur serta mempertimbangkan kesesuaian,
melibatkan siswa dalam diskusi dan pembuatan peraturan. Peraturan kelas harus (1)
masuk akal dan penting, (2) jelas dan bisa dipahami, (3) konsisten dengan tujuan
pengajaran dan pembelajaran, seta (4) kompatibel dengan peraturan sekolah.
c. Membuat siswa-siswa bekerja sama
Membuat siswa-siswa bekerja sama melibatkan (1) pengembangan hubungan yang
positif antara siswa-siswa, (2) membuat siswa-siswa berbagi dan memikul tanggung
jawab (melibatkan siswa dalam perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah dan
kelas, mendorong ssiwa untuk menilai perilaku mereka sendiri, tidak menerima
alasan, serta memberi waktu bagi strategi tanggung jawab diri untuk berfungsi); serta
(3) menghargai perilaku yang baik (memiliki penguatan yang efektif, menggunakan
dorongan dan pembentukan secara efektif, serta menggunakan penghargaan untuk
memberikan informasi tentang penguasaan).
IV. Menjadi seorang komunikator yang baik
a. Keterampilan berbicara
Beberapa halangan untuk berbicara saecara efektif melipouti tata bahasa yang
buruk, penggunaan kosakata yang tidak sesuai untuk tingkat siswa, dan cara
berbicara yang terlalu cepat atau terlalu pelan.anda dan siswa anda akan
mendapatkan banyak manfaat apabila anda memiliki keterampilan berbicara yang
2014
9
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
efektif dan anda mengajar siswa anda dalam mengembangkan keterampilan
berbicara mereka.
b. Keterampilan mendengarkan
Mendengarkan yang aktif terjadi ketika seseorang memberikan perhatian penuh
kepada pembicara, yang berfokus pada materi intelektual dan emosional dari pesan.
Beberapa strategi mendengarkan yang aktif adalah (1) memperhtaikan orang yang
berbicara, termasuk memprtahankan kontak mata; (2) memparasakan; (3)
mensintesis tema dan pola; serta (4) memberikan umpan balik dalam cara yang
kompeten.
c. Komunikasi non verbal
Beberapa ahli komunikasi menekankan bahwa mayoritas komunikasi adalah
komunikasi nonverbal daripada komunikasi verbal. Hal yang sulit untuk menutupi
komunikasi nonverbal sehingga strategi yang bagus adalah dengna mengakui bahwa
komunikasi nonverbal biasanya mencerminkan bagaimana perasaan seseorang
yang sebenarnya. Komunikasi nonverbal melibatkan ekspresi wajah dan komunikasi
mata, sentuhan, ruang, serta keheningan.
V. Menangani perilaku bermasalah
a. Strategi manajemen
Interventsi bisa dikarakterisasikan sebagai minor atau moderat. Intervensi minor
melibatkan penggunaan petunjuk nonverbal, membiarkan aktivitas tetap berjalan,
mendekati siswa, mengalihkan perilaku, memberikan pembelajaran yang dibutuhkan,
secara langsung dan tegas memberi tahu siswa tersebut untuk menghentikan
perilaku tersebut, serta memberi siswa sebuah pilihan. Intervensi moderat
melibatkan tidak memberikan hak istimewa atau aktivitas yang diinginkan,
mengasingkan atau memindahkan siswa, serta emberikan penalty atau hukuman.
Strategi manajemen yang baik adalah memiliki sumber yang suportif. Hal ini meliputi
menggunakan siswa sebagai mediator, meminta dukungna orangtua, mendapatkan
batnuan kepala sekolah atau konselor, dan mencari seorang mentor untuk siswa
tersebut.
b. Manangani agresi
Kekerasan adalah persoalan utama yang semakin mengingkat di sekolah. Berisaplah
untuk tindakan agresif daripihak siswa sehingga anda bisa dengan tenang
menghadapinya. Berusahalah untuk menghindari argument atau konfrontasi
2014
10
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
emosional. Panduan yang bermanfaat untuk menangani perkelahian, peneindasan,
dan tantangan atau permusuhan terhadap guru meliputi mengembangkan dan
memajang
peraturan
menenangkan
lingkup
peristiwa
yang
sekolah
dan
bermusuhan
sanksi
dengna
terhadap
penindasan,
merahasiakannya
dan
menangani siswa tersebut secara individual, serta bila dibutuhkan, mengirimkan
siswa lain ke kantor untuk dimintai bantuan.
Daftar Pustaka
1. Gage, N.L & Berliner, David C. (1998). Educational Psychology (6th ed). Boston, New
York: Houghton Mifflin Company.
2. Moreno, R. (2010). Educational Psychology. United State of America: John Wiley & Son,
Inc
3. Santrock, J.W. (2007). Educational Psychology(5the edition). NY, America: McGraw- Hill
Company Inc.
4. Slavin, R.E (2006). Educational psychology: theory and practice (8th edition). Boston,
MA: Pearson.
2014
11
Psikologi Pendidikan
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download