Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Obyek Review IDE untuk Java (NetBeans, Eclipse, Intellij IDEA) Dengan semakin diminatinya pemrograman berorientasi obyek untuk membangun perangkat lunak menyebabkan Bahasa Pemrograman Java menjadi semakin populer. Terlebih lagi, Java merupakan framework yang bersifat open source, gratis, dan memungkinkan pengembangan perangkat lunak yang platform independent. Keunikan Java dari bahasa pemrograman generasi sebelumnya – C, C++, BASIC, dan lain-lain – adalah penggunaan representasi intermediate atau sering disebut bytecode untuk merepresentasikan aplikasinya. Bytecode dari aplikasi Java dapat dijalankan pada platform apapun yang mendukung Java framework – mulai dari PC, datacenter, console, supercomputer, bahkan hand phone. Melalui kemudahan pengimplementasian aplikasi Java kemudian Java sering diistilahkan “write once, runs anywhere.” Selain itu, Java merupakan kerangka kerja yang memperkenalkan mekanisme garbage collector sehingga mempermudah pengembang dalam melakukan manajemen memori serta mengurangi kemungkinan bocornya memori. Java, sebagai bahasa pemrograman tentu saja memerlukan integrated developing environment untuk membantu pengembang dalam mendokumentasikan keterkaitan antar kelas dan penggunaan pustaka, melakukan versioning, desain interface secara visual, dan lain-lain. IDE yang cukup terkenal sebagai alat bantu untuk mengembangkan aplikasi berbasis Java antara lain : Eclipse Eclipse (distribusi Luna) sering disebut sebagai IDE yang paling open source serta ringan. Eclipse juga bisa digunakan untuk mengembangkan aplikasi android dengan menambahkan plug-in ADT (Android Development Tool) dan Android SDK. Proses instalasi Eclipse hanya dengan mengekstrak paket distribusi Eclipse tanpa diperlukan konfigurasi yang lain. Proses Ekstraksi Satu-satunya konfigurasi yang diperlukan Eclipse, mengatur dimana workspace yang akan digunakan untuk menyimpan proyek. Keunggulan Eclipse terletak pada memory footprint yang cukup kecil meski seluruh plug-in dipersiapkan dalam memori – hanya sekitar 300 MB. Ketika proyek pertama dibuat, Eclipse hanya menggunakan 283.996 KB memori RAM. Meski ringan, Eclipse tidak secara otomatis menyediakan kelas dan fungsi utama yang diinisiasi ketika proyek dijalankan. Hal ini tentu saja terkadang mempersulit pemula. Ditambah lagi auto complete yang lebih mengandalkan indeks online – meski JDK (Java Development Kit) dapat dibongkar kodenya dan di-parse secara manual untuk mendapatkan referensi. Kesalahan, karena tidak terhubung pada internet. Meski demikian, untuk penggunaan selanjutnya Eclipse mampu melakukan apa yang diharapkan – parse langsung dari JDK Hello World, kompilasi pertama berhasil Selain ringan, Eclipse juga menyediakan fitur pengembangan GUI yang tidak terlalu jauh berbeda dengan IDE yang lain. NetBeans NetBeans merupakan IDE yang cocok digunakan untuk pemula. Ketika sebuah proyek dibuat, secara otomatis IDE akan membuat package, class, dan main procedure secara otomatis. Selain itu, IDE ini memiliki komponen pengembangan GUI yang terintegrasi. Berdasarkan artikel resmi yang disediakan pada website NetBeans, persyaratan minimal untuk dapat menjalankan NetBeans antara lain : Kecepatan Prosesor : 800 MHz Kapasitas RAM : 512 MB Ruang Hard disk : 750 MB Proses instalasi NetBeans dilakukan melalui aplikasi setup. Pada aplikasi tersebut tahapan-tahapan pengaturan yang diperlukan untuk memasang NetBeans dijalankan secara bertahap. Halaman depan proses pemasangan Tahapan-tahapan yang ada pada pemasangan adalah : Persetujuan lisensi, NetBeans dan komponen JUnit. Penentuan lokasi instalasi dan pemilihan JDK utama – penting dilakukan apabila memiliki JDK lebih dari satu. Ringkasan instalasi disertai konfirmasi untuk segera update setelah pemasangan. Ketika digunakan, penggunaan memori NetBeans akan langsung meloncat ke level 200 MB. Tampilan NetBeans dan penggunaan memorinya. Sekilas NetBeans terlihat menggunakan memori yang lebih kecil dari Eclipse, namun pada kenyataannya NetBeans memiliki beberapa fitur yang “merugikan.” Fitur-fitur tersebut adalah fitur versioning yang secara default menyala serta NetBeans melakukan scanning pada file proyek yang dibuka secara berkala untuk melihat apakah ada perubahan oleh editor dari luar, serta mendaftar kelas dan method yang ada pada JDK. Hal-hal tersebut sering membuat NetBeans berjalan lambat karena melibatkan proses baca-tulis yang intensif. Proses Background Scanning yang secara intensif membaca file kode dan menulis backup untuk versioning terkadang berjalan di saat yang kurang tepat. Meski tampilan NetBeans lebih nyaman dipandang – terutama pada desainer GUI – dibandingkan Eclipse, fitur berlebihan yang kadang tidak dapat dikonfigurasi melalui antar muka NetBeans sangat menyulitkan untuk komputer-komputer low end. Setidaknya, apabila ingin mengembangkan aplikasi android menggunakan NetBeans bisa ditambahkan plug-in NBAndroid. IntelliJ IDEA IntelliJ IDEA merupakan IDE Java yang membutuhkan sumber daya komputasi yang jauh lebih besar dari kedua IDE yang telah disebutkan di atas. Berikut adalah spesifikasi minimal untuk menjalankan IntelliJ IDEA. RAM : 1 GB, 2 GB (Recommended) Ruang Hard disk : 300 MB + 1 GB (untuk cache) Tidak dijelaskan berapa kecepatan prosesor yang diperlukan untuk menjalankan IDE ini. Di bawah ini adalah langkah-langkah pemasangan IntelliJ IDEA (Community Edition – versi gratis dengan lisensi Apache 2). Tampilan awal pemasangan IntelliJ IDEA Tahap kedua, konfigurasi alamat dimana IntelliJ IDEA akan dipasang Tahap 3, konfigurasi jalan pintas di desktop maupun quick launch serta asosiasi terhadap tipe file .java Tahap keempat untuk penentuan folder dalam start menu, ketika tombol Install ditekan maka proses pemasangan akan dilaksanakan Proses pemasangan IntelliJ IDEA Ketika proses pemasangan selesai, setup akan menawarkan apakah IDE akan segera dijalankan Keunikan dari IntelliJ IDEA adalah selalu di-bundle dengan Java Runtime sendiri. Meski demikian IntelliJ IDEA menanyakan dimana JDK yang akan digunakan setiap kali proyek dibuat. Memilih JDK untuk digunakan sebagai acuan pembuatan proyek. Penggunaan memori sekitar 200 MB ketika IntelliJ IDEA mengkonfirmasi JDK Template IntelliJ IDEA untuk Java Jendela selanjutnya setelah memilih template untuk proyek Java, yaitu pemilihan tempat penyimpanan dan nama proyek. Sesuai dengan kabar bahwa IntelliJ IDEA merupakan IDE terberat dari ketiga jenis yang dibahas pada tulisan ini, IntelliJ IDEA menggunakan memori RAM 300-500 MB. Meski memiliki dukungan untuk pengembangan aplikasi Java dan Android secara native, IntelliJ IDEA dibangun dengan paradigma multi-proses yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya teknologi sekarang seperti prosesor multi-core. Sehingga IDE ini tidak disarankan untuk komputer-komputer marginal. Ketiga IDE yang telah dibahas sekilas memberikan gambaran bahwa ketiga aplikasi tersebut dibuat dengan paradigma yang berbeda. Eclipse dengan konsep minimalis dan lightweight namun tetap memberikan fitur-fitur untuk menyelesaikan pemrograman mulai dari auto complete hingga versioning. Terlebih lagi Eclipse tidak memerlukan pemasangan dan memanfaatkan JRE dan JDK yang sudah ada pada sistem. Pada sisi yang berbeda, NetBeans dan IntelliJ IDEA lebih menekankan pada user friendly dengan tampilan ringkas dan fitur pembuatan proyek secara step-by-step untuk melakukan pemilihan library dan tempat penyimpanan.