acoustics - dwiastuti

advertisement
2010
ACOUSTICS
HUMAN HEARING, CHAPTER 12
Ini merupakan terjemahan dari buku karangan HeinrichKuttruff
Disusun oleh
Rukmini dwi astuti
M0207056
MIPA/fisika
Chapter 12
Human hearing
Ketertarikan kita pada akustik itu utamanya karena kemampuan kita
mendengarkan bunyi secara langsung tanpa menggunakan peralatan bantu.
Fungsi auditor kita mempunyai sesitivitas yang mengagumkan. Lebih
sensitive lagi bisa mendengarkan molekul udara yang bergetar diatas
gendang telinga kita yang mana bisa digunakan untuk kegunaan lain. Point
penting yang lain adalah luasnya jangkauan dan tingkat kekerasan yang mana
dapat diproses oleh pendengaran kita, kalau dibandingkan oleh jangkauan
mata kita itu terbatas yaitu 1:2 oktav, perbedaan mencolok jangkauan
frekuensi yang bisa didengar 16 Hz sampai lebih dari 20.000 Hz. Fenomena
yang sesuai adalah jangkauan yang luas dari intensitas bunyi itu bisa
diproses oleh pendengaran kita tanpa swiching yang lain diantara jangkauan
yang berbeda. Selanjutnya pendengaran kita dapat mendeteksi perbedaan
kecil dalam pitch dan timber. Ini merupakan konstruksi mekanik organ
pendengaran kita oleh property nonlinier yang dimiliki dan dengan cara yang
komplikatif, otak kita memproses implus syaraf elektrik masuk, yang mana
sinyal akustik dikonversikan/dikumpulkan oleh telinga bagian dalam.
Pendengaran dalam sistem auditori dengan pengindraan visual itu bisa
disebutkan bahwa jangkauan yang sangat luas dari presepsi auditori
keseluruh arah yang kontras kemembran/bidang dari vision. Tidak hanyak
otak secara relatif dapat menerima secara terbatas, tetapi kemampuan
auditori juga. Pendengaran kita dapat mendengarkan dari akurasi yang lebih
tinggi dari mana arah suara datang, jika hanya ada satu sumber bunyi. Lebih
sulit, jika mendengarkan sumber bunyi yang berbeda dan sumber bunyi yang
didistribusikan secara luas. Ini karena hanya ada 2 sensor akustik yang kita
miliki kecil dibanding panjang gelombang. Secara kontras mata (pupil dan
retina) bisa mengumpulkan banyak panjang gelombang. Alasan inilah kenapa
kita tidak bisa menerima akustik yang benar dari lingkungan kita.
Pitch adalah atribut qualitative dari auditory sensation yang
menunjukan tinggi atau rendahnya nada dalam skala musik dan dikondisikan
terutama oleh frekuensi dari gelombang suara. Saat ini lazim menggunakan
lambang ~ untuk menggambarkannya. Pitch adalah salah satu di antara
empat atribut dari tonal sensation, yang menangkap perbedaan tinggi atau
rendahnya nada-nada dalam musik, dan secara mental dan musikal
berhubungan dengan frekuensi dari getaran yang membentuk bunyi suara.
Batasan pendengaran manusia yang diterima secara umum adalah antara 1620,000 Hz.
12.1 Anatomy and function of the ear
Anatomi dan fungsi dari telinga
1. Susunan Telinga
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar,
bagian tengah, dan bagian dalam.
1) Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas:

Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.

Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan
getaran.

Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai
pembawa gelombang suara.

Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan
memperbesar getaran suara.
2) Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani.
Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran
dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga
tengah terdapat saluran, Eustachius dan tiga tulang pendengaran.

Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di
telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama.
Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak
rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan
terbuka jika kita menelan sesuatu.

Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar
getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu
tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulang-tulang ini
menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
3) Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat
pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah
sebagai berikut.

Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.

Koklea/Rumah
siput,
berfungsi
menerima,
memperbesar,
dan
menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran
rumah siput terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf
pendengaran.

Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
Proses
Getaran suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga,
melalui saluran pendengaran (panjang 2.7 cm, diameter 6-8 mm) kemudian
sampai ke gendang telinga (Gendang telinga menciptakan getaran ) yang
menyebabkan tiga tulang di telinga tengah maleus, inkus, dan stapes (martil,
landasan dan sanggurdi) untuk bergerak mentransmisikan getaran dari
gendang memasuki telinga dalam), Ketika jendela oval bergetar, cairan di
telinga dalam mengirimkan getaran ke organ pendengaran, disebut koklea.
Pusat ini menerjemahkan impuls ke otak suara bisa mengenali.
Pada gambar 12.2 menunjukkan transformasi tekanan pada telinga
bagian tengah. Getaran dari gendang telinga masuk ke telinga dalam. Dimana
SE merupakan daerah gendang telinga, SF merupakan daerah jendela oval.
Gaya yang bekerja pada gendang telinga adalah FE=SE.Pc. gaya yang bekerja
pada jendela oval adalah Fw= SF.Pw. sehingga diperoleh Pw=(SE/SF).Pc
Telinga manusia dengan rasio SE/SW sekitar 30; bersama dengan lever
effect dari ossicles menghasilkan transformasi tekanan sekitar µ = 60. Oleh
faktor yang sama sangat penting untuk proses pendengaran sejak telinga
bagian dalam (klokea) terisi cairan dengan impedansi karakteristik (Z‟o)
yang melampaui dari udara dalam saluran telinga (Zo). Maka suara tiba dari
saluran telinga hampir sempurna dan di refleksikan ke jendela oval. Menurut
persamaan (6.19) (dengan v=v‟=o). pada transformasi tekanan, meningkatkan
rasio dari tekanan suara dan kecepatan partikel.
Z‟o = (Pw/Vw) = µ2(Pc/vC) ≈ µ2.Zo
Oleh
karena
itu
telinga
tengah
………………………………………(12.2)
meningkat
seperti
sebuah
transformasi listrik, karena adanya kecocokan antara udara disaluran
telinga dan cairan di telinga dalam. Selanjutnya tiga tulang telinga bagian
tengah melindungi telinga bagian dalam.
Pada gambar 12.3 mengungkap bahwa
telinga dalam atau labirin
terdiri atas dua bagian, yaitu labirin tulang dan labirin selaput. Dalam labirin
tulang terdapat serambi atau vestibulum, saluran gelung atau kanalis
semisirkularis, dan rumah siput/koklea. Didalam koklea terdapat koti
sebagai tempat pendengaran. Pada gambar 12.3b koklea merupakan saluran
spiral yang terbagi atas tiga daerah yaitu, skala vestibuli terletak dibagian
dorsal, skala media terletak dibagian tengah, dan skala timpani terletak
dibagian ventral. Partisi antara skala vestibuli dengan skala timpani terdiri
dari proyeksi kurus, disebut lamina spiralis dan membrane basilar melekat
dipadanya. Di gambar 12.3a pada ujung kiri klokea membrane basilar agak
sempit, dan itu menjadi lebih luas ke kanan akhir. Selain itu, relative erat
membentang kea rah lateral tetapi tidak terlalu banyak pada arah
memanjang. Pada jendela oval ditutupi oleh selaput tipis yang berada di
sebelah kiri akhir koklea, dan helikotrema di ujung yang menghubungkan
skala timpani dan skala vestibuli. Di dalam mekanik koklea terdiri dari dua
saluran digabungkan lateral ke satu sama lain dan diisi cairan yang dapat
dianggap hamper mampat. Ketika getaran dari sangurdi ke jendela oval,
perbedaan tekanan antara kedua saluran akan terjadi. Mereka menggantikan
membrane basilar dari posisi istirahat dan dari jendela oval ke helicotrema
membentuk gelombang progresif. Karena masalah situasi geometri dan
mekanika amplitudo dari gelombang ini secara local tidak konstan tetapi
hasilnya terlihat memaksimumkan posisi yang mana tergantung pada
frekuensi. Dengan peningkatan frekuensi maksimum ini bergeser menuju sisi
kiri; pada frekuensi tinggi hanya wilayah di sebelah jendela oval akan
bergerak. Oleh karena itu telinga bagian dalam melakukan semacam analisis
frekuensi spasial.
Gambar 12.4 amplitudo tidak singkrondari membrane basilar ketika
tereksitasi dengan tones murni yang frekuensinya bervariansi. Di dalam
koklea terdapat organon corti merupakan tempat dari beberapa 20 ribu sel
sensori (sel rambut), disebut sel-sel rambut yang mengubah rangsangan
mekanik menjadi sinyal syaraf. Sel-sel rambut tersusun dalam 4 baris (1
baris di dalam, 3 baris di luar). Masing-masing timbul kepermukaan dari
filament-filament yang terkoneksi dengan panjang yang berbeda.
Ada istilah „spikes‟ merupkan situasi dimana saat membrane basilar
didefleksikan,
stereocilia
berjalan
beberapa
deformasi
menuju
kepembebasan dari impuls-impuls elektrokimia oleh saraf-saraf fibra ke
otak.
Aliran/pola dari impuls dikenal dengan istilah potensi aksi adalah
dengan tanpa maksud sebagai sesuatu replica dari sinyal bunyi, kemusian
akan dikode secara rumit/komplikatif. Masing-masing di sel rambut
dikoneksikan dengan beberapa serat syaraf dan masing-masing fiber
mempunyai sebuah frekuensi karakteristik yang mana itu akan merespon
secara mudah frekuensi itu dihubungkan pada karakteristik frekuenasi
terhadap frekuensi yang spasial dianalisis dala koklea. Akhirnya, itu dapat
disebut bahwa tidak semua dari 30.000 serat saraf yang dekat akan
menyalurkan sinyal dari telinga ke otak tetapi bahwa banyak dari mereka
menyampaikan informasi kearah sebaliknya sehingga memberikan semacam
umpan balik.
Gambar 12.1 & 12.2
Tranmisi bunyi melewati telinga tengah adalah linier hanya merupakan
pendekatan deskripsi dari proses yang sesungguhnya.
Interaksi dari stereocilia dengan membran tektoral adalah non-linier
oleh karena itu produk distorsi digerakkan di dalam telinga. koponen
spektral tambahan (lihat gambar 2.11) adalah tidak mempresentasikan sinyal
bunyi yang asli. Sebuah fenomena terdahulu dari jenis ini adalah tone
berbeda ketika sinyal bunyi datang terdiri atas 2 tone pada frekuensi yang
berbeda.
12.2 Psychoacoustic pitch
Pada gambar 11.2 kita tahu dengan skala bunyi music yang secara
basic terbagi atas konsonan dasar yaitu frekuensi 440 Hz secara
internasional.
Gambar 12.5 adalah ilustrasi dari experiment dan hasilnya absciss
dari diagram adalah frekuensi dari tone/ordinatnya adalah pitch yang
diasosiasikan oleh sebuah garis vertical yang konstan panjang. Pada
frekuensi yang relative rendah orang memutuskan untuk meminta pada
sebuah tone dengan 2 kali fekuensi dari yang direferensikan adalah 500 Hz.
Sekarang untuk mendatangkan pada tone 2 kali setinggi frekuensi harus
diaugmentasikan bukan sampai 1000 Hz, tetapi sampai 1140 Hz, dan satu
langkah lagi dari pitch-doubling memimpin kepada sebuah tones dengan
frekuensi 5020 Hz.
Hasil
analogi
mengindikasi
tone
diberatkan
dengan
ketika
setengah
pendengaran
pitch
dari
di
minta
pada
tone
untuk
dengan
direfresensikan. Hasil investigasi dengan sejumlah orang yang di tes dan di
rata-rata, argument mereka mengarah pada relasi di antara subjektif pitch
dan frekuensi sebagaimana ditampilakan pada gambar 12.5 b.
Gambar 12.b. bagian dari jenis pitch adalah “mell” dan didefinisikan
oleh peralatan bahwa frekuensi 125 Hz koresponden terhadap sebuah pitch
125 mel dan masing-masing doubling dari pitch koresponden pada doubling
jumlah dari mel.
Meski pitch dari tone tergantung secara primer pada frekuensinya,
intensitasnya juga dipengaruhi oleh minor. Pembuktian: tempatkan sebatang
garpu tala diatas saluran telinga. Kita akan mendengar tone yang keras. Jika
vibrasi garpu tala secara pelan dipindah ketelinga, tone tidak akan hanya
melemah
tapi
pitchnya
akan
secara
perlahan
naik.
Secara
umum,
meningkatkan intensitas mengurangi pitch pada frekuensi dibawah 2000 Hz,
pada frekuensi yang tinggi, lembar kerja dari pitch adalah reserve sense,
yakni pitch dari tone meningkat ketika intensitasnya dinaikkan.
Analogi: pada persepsi visual, sebuah perubahan pada intensitas
pencahayaan.
Gambar 11.2 pitch dari tone yang kompleks dengan harmonis
overtones trgantung oleh frekuensi dasarnya untuk alasan lain, spectrum
fisika di tone tidak mengandung dasarnya (bukan frekuens dasarnya), atau
dengan frekuensi dasarnya dan frekuensi yang paling rendah. Secara khusus,
telinga bisa mengkontruksi bunyi dasr yang hilang dari jarak mutual
frekuensi dari bunyi. Jenis pitch ini disebut „residue‟ atau „virtual pitch‟.
Beberapa instrument music memproduksinya pada tones terendah mereka
sedang tubuh mereka terlalu kecil, di ukur dalam panjang gelombang. Ini
adalh kasusu biola atau bass doble. Tetapi, kita persepsi pitchyang benar
yang dihasilkan oleh komponennya. Pada televon, percakapan kita tidak punya
kesulitan dalam mengenali pitch dari suara seseorang pria meski dasarnya
volumenya dihasilkan dari spiker sedang dihilangkan karena frekuensi yang
dibatasi bandwith dari saluran transmisi.
12.3 Hearing threshold and auditory sensation area
Rentangan frekuensi suara dapat dirasakan oleh pendengaran
manusia.
Gambar
12.7
menunjukkan
ambang
kemampuan
mendengar
seseorang dari mana nada murni. Tingkat tekanan nada sinus hanya
terdengar sebagai fungsi dari frekuensi. Dalam pengukuran bunyi bakesy,
sebuah sinusoidal dari uji nada dengan cara bertahap meningkat atau
menurunkan tingkat tekanan suara dan perlahan meningkatkan frekuensi,
biasanya dengan earphone.
Gambar 12.7 ambang pendengaran mulai dari frekuensi rendah jatuh
sangat tajam awalnya, lalu tingkat penurunan antara 3 dan 4 Khz kepekaan
telinga menjadi maximal seperti yang ditunjukkan dalam kurva, kemudian
ambang naik menunjukkan rentang frekuensi pendengaran manusia, kita tahu
bahwa frekuensi dibawah 16 Hz disebut infrasonic, asalkan intensitasnya
cukup tinggi meskipun dalam kasus ini fluktuasi tekanan bukan dari nada.
Demikian juga, intensitas suara dengan frekuensi 30 atau 50 kHz dapat
didengar dengan cara, menetapkan beberapa jenis pitch secara umum.
Ambang pendengaran pada frekuensi tinggi menunjukkan perbedaan
individual dalam kisaran batas kenaikan frekuensi dalam berbicara. Secara
bertahap bergeser ke arah frekuensi yang lebih rendah. Frekuensi dan
tekanan tingkat nada murni kita dapat mendengar dan mengkonversi ke
sensor pendengaran tanpa menyebabkan bahaya pada organ pendengaran
kita.
Download