Selengkapnya di sensasi

advertisement
SENSASI PENDENGARAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Umum I
yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi
Oleh
Diar Arsyianti ( 406112402734)
Universitas Negeri Malang
Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan Bimbingan Konseling Dan Psikologi
Program Studi Psikologi
November, 2009
http://psikologi.or.id
A. Pengertian Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi.
Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang
artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan
sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti
temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi
dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rakmat, 1994) menyebut sensasi sebagai
”pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis,
atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra”. Apa pun
definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya.
Lebih dari itu dengan alat inderalah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua
kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indera, manusia sama,
bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-rumputan, karena rumput dapat juga
mengindra cahaya dan humiditas.
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi,
interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah. Sensasi dipandang sebagai
pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih
berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan emosi), sedangkan
persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim
dengan kesan inderawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Misalnya meja yang
terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. Sebaliknya persepsi
memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat stimulus
rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di
masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.
http://psikologi.or.id
Jadi proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain sensasi ialah
penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus
yang telah ada di dalam otak” (Mahmud, 1990:14). Meskipun alat untuk menerima
stimulus serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda.
Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada
tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh
berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar
diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera
oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera
oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular).
B. Syarat-syarat Terjadinya sensasi
a. Adanya objek yang diamati atau kekuatan stimulus.Objek menimbulkan stimulus
yang mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi sensasi.. Untuk bisa diterima oleh
indera diperlukan kekuatan stimulus yang disebut sebagai ambang mutlak (absolute
threshold).
b.Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik
sebagai penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan respon
c. Pengalaman dan lingkungan budaya. Pengalaman dan budaya mempengaruhi
kapasitas alat indera yang mempengaruhi sensasi
C. Tahapan-Tahapan dari Proses Sensasi
a. proses fisik : stimulus mengenai alat indera atau reseptor disebut sebagai proses
kealaman
b.proses fisiologis : stimulus yang mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf
sensoris ke otak
c. proses psikologis : proses di otak yang menyebabkan organisme mampu menyadari
apa yang diterima dengan inderanya
http://psikologi.or.id
D. Sensasi Pendengaran
Sensasi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran
adalah kemampuan untuk mengenali suara pada manusia dan binatang bertulang
belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga,
syaraf-syaraf, dan otak. Melalui indera pendengaran ini kita bisa membedakan suarasuara yang keras, lemah dan lembut dari suatu dialog percakapan, atau mendengarkan
nada-nada musik yang indah. Indra yang digunakan untuk mendengarkan adalah telinga
yang akan terstimulasi oleh adanya gelombang suara.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi sebagai pengumpul suara yang
kemudian di salurkan ke telingat tengah melalui lubang auditori. Di telinga tengah ini
terdapat gendang telinga yang fungsinya untuk mengubah suara menjadi getaran yang
kemudian disalurkan oleh tulang martil,landasan dan sanggurdi ke telinga bagian dalam.
Telinga dalam terdiri dari koklea, saluran separuh bulat dan saraf auditori yaitu saraf
pendengaran yang menghantarkan getaran atau pesan pendengaran dari koklea ke otak
untuk ditafsirkan. Di otak pula, terdapat pusat pendengaran yang akan memproses
getaran-getaran yang sampai dan getaran ini akan ditafsirkan sebagai pendengaran.
Disebabkan hal inilah, kita dapat menikmati sensasi pendengaran.
E. Hal-hal yang mempengaruhi pendengaran:
1. Intensitas dan desibel.
Intensitas menunjuk ke seberapa besar perubahan tekanan dalam gelombang dan
tingkat intensitas dihubungkan ke sensasi kerasnya suara. Satuan yang digunakan untuk
mengukur intensitas tekanan suara adalah decibel (dB).
http://psikologi.or.id
2. Frekuensi
Frekuensi suara adalah jumlah perubahan lingkaran tekanan yang terjadi dalam 1
detik. Satu lingkaran per detik disebut satu Hertz (Hz). Indera pendengaran manusia
dapat membedakan berbagai kualitas nada (warna nada) dan keras lemahnya suara nada.
3. Amplitudo
Amplitudo yaitu keras lemahnya bunyi. Amplitudo suatu bunyi sangat tergantung
dari besarnya energi. Suatu nada dapat memiliki frekuensi yang sama tetapi berbeda
amplitudonya.
F. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
•
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun
telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing,
yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat
dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda
asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan
gendang telinga tidak kering.
•
Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah
dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran
timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan
jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
http://psikologi.or.id
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah
tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus).
Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu
tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan
jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang
memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang
telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
•
Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1. Tiga saluran setengah lingkaran
2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah
lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan
keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung
organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu:
saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran
timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan
satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah
terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani
terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal
sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang
koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan
http://psikologi.or.id
ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada
membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk
saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
G. Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran
struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran
vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di
dalam saluran tengah menggerakkan membran basiler yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya
membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan
selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah.
Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls).
Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ
Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam
otak melalui saraf pendengaran.
http://psikologi.or.id
Download