ARTIKEL “PIKIRAN DAN REALITA KEHIDUPAN KITA” Oleh: Zul Pahmi, M.Pd Widyaiswara Muda Badan Diklat Provsu (Disadur dari sumber : Zulkhaidir, MA. 2010. “Kita Adalah Apa Yang Kita Pikirkan” : www.bkpp.acehprov.go.id/artikel) A. Pendahuluan Alkisah, ada seorang guru dan murid akan melakukan perjalanan. Ketika itu belum ada pesawat atau kendaraan sejenisnya untuk melakukan perjalanan. Salah satu kemampuan guru tersebut adalah terbang di atas air. Dan mereka melakukan itu. Saat terbang di atas sungai, ada seorang perempuan “BMW” (alias Bahenol, Montok, Weleh weleh weleh) berdiri bingung di tepi sungai. Sang guru mendekatinya sambil berkata: “Neng, mau kemana? Apa butuh bantuan? Kalau mau nyebrang, silakan naik ke punggung saya,” katanya. Mendengar dan melihat sikap guru tersebut, muridnya terkejut dan geram. Selama ini, Guru melarangnya berkenalan dengan perempuan, lalu mengapa ia bukan hanya berkenalan akan tetapi bahkan menggendongnya. Singkat cerita, dua hari setelah kejadian tersebut pikiran sang murid terlihat sering gelisah dan terdiam. Ia memikirkan perempuan yang digendong oleh gurunya. Hingga suatu pagi dalam sebuah pengajian, ia bertanya, “guru, selama dua hari saya memikirkan ini terus. Saya tak habis pikir mengapa guru menggendong perempuan itu padahal guru melarang kami bertemu dengan perempuan yang bukan muhrim buat kita.” Sang Guru diam sejenak di antara puluhan muridnya, lalu berkata: “Muridku, saya sudah menurunkan perempuan itu dua hari yang lalu, tapi kamu masih membawa dan memikirkannya sampai saat ini. buang dia dari pikiranmu sekarang juga.” (sumber : Nanang Qosim Yusuf dalam bukunya The 7 Awareness) B. Pikiran dan Realita Kehidupan Kita Mary T. Browne dalam bukunya 5 Aturan Pikiran, mengatakan pikiran adalah sebuah gambaran yang diarahkan ke angkasa. Pikiran adalah getaran. Pikiran adalah gaya dan energi. Pikiran adalah kekuatan kreatif. Pikiran adalah ruh. Ia memiliki warna, bunyi dan kepadatan. Pikiran itu sungguh hidup. Tidak ada yang lebih dahsyat dari pada pikiran. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Setiap segi kehidupan itu dimunculkan oleh pikiran. Ada pikiran yang luhur, hina, rendah, mulia, baik dan jahat. Semua keberhasilan dan kegagalan adalah akibat dari pikiran kita. kita bisa memperoleh keinginan kita bermula dari pikiran. Selanjutnya Mary T. Browne mengatakan bahwa pikiran menghasilkan efek ganda; Pertama getaran, adalah gelombang perasaan yang berasal dari pikiran si pemikir. Getaran itu mengungkapkan karakter sebuah pikiran. Misalnya, pikiran dapat bersifat baik hati, penuh kasih, murah hati, atau marah. Sebuah getaran dikenal pula sebagai sebuah gelombang pikiran. Getaran cenderung mempengaruhi pikiran orang lain yang bergetar pada frekuensi yang sama. Dengan kata lain, getaran menyebabkan jenis pikiran yang ada dalam pikiran penerima sama seperti yang dikirimkan oleh pemikir. Pikiran bertindak seperti magnet yang menarik pikiran yang serupa. Hal yang mirip menarik hal yang mirip. Coba sekarang kita memikirkan seseorang yang kita senangi. Bayangkan wajahnya, kelucuannya dan hal menarik lainnya. Getaran pikiran yang kita pancarkan adalah getaran positif, maka kita akan merasakan getaran yang positif juga dalam hidup kita. Sebaliknya kalau kita memikirkan terus menerus seseorang yang membuat kita kesal dan marah, tentulah kita akan merasakan getaran negatif. Getaran itu memancar selama pikiran itu kita pertahankan. Kedua, setiap getaran juga disertai oleh sebuah bentuk, yang merupakan sebuah gambar. Ini dikenal sebagai bentuk pikiran. Jika anda berpikir tentang sebutir apel, pikiran membentuk gambar sebutir apel. Jika anda memikirkan sosok seorang teman atau kekasih, pikiran membentuk gambaran sosok tentang orang itu. Intensitas dan kejernihan pikiran menentukan bobot, kekuatan, dan wujud bentuknya. Sebuah riset mengungkapkan fakta bahwa manusia memiliki 60.000 pikiran setiap harinya. pikiran ini dengan cepat masuk dan keluar dari benak kita. Di pagi hari, jam beker berbunyi untuk membangunkan kita. kita memikirkan “jam beker” dan dengan cepat mematikannya. Saat itu pikiran tersebut hilang. Ketika kita berpikir “buka pintu.” kita akan membuka pintu dan sesaat kemudian melupakannya. Kita tidak menciptakan bentuk yang berat sebab kita tidak menahan pikiran itu, dan mungkin tidak ada perasaan apa-apa atas hilangnya pikiran itu. Sebaliknya, jika kita sungguh-sungguh marah terhadap seseorang dan kita tetap mempertahankan pikiran itu, pikiran itu akan menguat dan mengambil bentuk yang tidak baik. Kemudian ini akan memunculkan tindakan. Mungkin kita akan berteriak kepada orang itu, memakinya, menggosipkannya, menjelek-jelekannya atau mulai mengajak untuk berkelahi. Tindakan kita merupakan akibat langsung dari pikiran yang menguat dan berlangsung lama tersebut. Bukan karena kita berkata bahwa kita dapat mengatasi amarah kita, lalu itu berarti bahwa amarah akan hilang. Sebuah bentuk pikiran marah dapat berpengaruh lama setelah terjadi tindakannya. Pikiran yang ditujukan kepada seseorang bergerak dari benak si pencetus kepada orang itu. Sebuah pikiran kuat akan menggantung pada pencetusnya. Jenis pikiran ini seluruhnya adalah tentang diri kita sendiri atau sesuatu yang kita inginkan. Misalnya, ketika kita memiliki keinginan kuat akan makanan tertentu yang dapat membuat gemuk dan tidak sehat. Kita akan begitu memikirkan makanan tersebut meskipun kita mendisiplinkan diri untuk tidak memakan makanan tersebut. Ketika kita sedang tertawa bahagia dengan seseorang tubuh kita menjadi begitu segar dan ceria. Kita memancarkan getaran yang menyenangkan. Apapun yang ada disekeliling kita juga menjadi begitu bersahabat. Sebaliknya kemarahan yang memuncak membuat tubuh kita menjadi bergetar tidak karuan. Pikiran menentukan kualitas kehidupan kita. apakah bahagia, sejahtera, luhur, mulia, baik atau sebaliknya. Pikiran menentukan bagaimana cara seseorang berkomunikasi, berperilaku dan bertindak. Pikiran merupakan sebuah kekuatan dahsyat yang tidak tampak tapi bisa kita kenali keberadaannya. Setiap pikiran selalu memberikan konsekwensi. Pikiran yang selalu tertekan sangat jelas terlihat ketika kita sedang marah, benci, dendam serta pikiran negatif lainnya yang tidak mengenakkan. Akibatnya akan mengundang banyak penyakit. Seperti kata Tony Buzan dalam bukunya Mind Map, “Pikiran yang selalu berada dalam tekanan adalah penyebab 80 % penyakit.” Ada lagi istilah “pikiran monyet” bagi kita yang tidak mampu mengendalikan pikiran terhadap satu hal; dimana pikiran kita tidak henti-hentinya melompat ke berbagai arah. Pikiran kita tidak henti-hentinya berkecamuk sehingga menimbulkan keributan yang akhirnya menghambat kekuatan, kemampuan dan efektifitas yang sesungguhnya. Theron Q. Dumont dalam bukunya yang berjudul The Power of Concentration menyatakan ada juga pikiran yang terkontrol, fokus, penuh konsentrasi mampu menciptakan fikiran selalu rileks merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan. Kualitas pikiran semacam ini akan terlihat pada kepribadian orang yang selalu tampil ceria, tenang, penuh gairah dan semangat. Inilah yang selalu kita sebut dengan pikiran positif yang akan menarik diri dan lingkungan disekitarnya menjadi positif. Semua manusia diberikan pikiran untuk sarana kehidupannya dan kualitas kemanusiaan seseorang sangat ditentukan dari cara dia membentuk pikirannya. Kita diberikan kebebasan untuk memilih getaran dan bentuk yang kita inginkan. Setiap pilihan pikiran selalu diiringi dengan konsekwensi. Jika kita mempertahankan pikiranpikiran negatif seperti di awal paparan di atas, maka kita akan mendapati diri kita menjadi pribadi yang negatif. Kita akan mudah tersinggung, menjadi agresif dan pemarah yang juga akan mengundang berbagai macam energi negative lainnya. Kita menciptakan monster pikiran kita sendiri. Pada akhirnya kita akan tersingkir dari kehidupan ini dan terjebak dengan kesendirian cara berpikir kita yang negatif. Kehidupan sesungguhnya dimulai dari cara berpikir positif yang akan mengundang berbagai energi positif lain untuk membentuk kehidupan kita yang bahagia. perlu latihan yang terus menerus dan terfokus. Lingkungan kehidupan kita baik di rumah, di organisasi, di kantor seringkali tanpa kita sadari telah menanggalkan “baju kebahagiaan” yang kita miliki sedikit demi sedikit. Kita harus kembali berusaha memakainya, karena fitrah kehidupan yang kita inginkan adalah kebahagiaan di dunia sampai ke akhirat. Kalau kita mampu terus berusaha menjaga pikiran positif di dunia, mudah-mudahan cara berpikir ini akan membantu kita memperoleh kehidupan yang baik pula di akhirat, karena antara dunia dan akhirat mempunyai korelasi yang kuat. C. Kesimpulan Kita adalah apa yang kita pikirkan tentang diri kita. kehidupan hanya memberikan pilihan. Kitalah sebagai penguasa dan penggagas akan pikiran kita. Di dalam kehidupan pastilah kita memiliki keinginan yang kuat, pastilah kita menginginkan untuk menjadi manusia yang bahagia, ceria, sehat dan bernilai positif, ketahuilah dalam hidup ini kebahagiaan hanya dapat diperoleh oleh orang-orang yang selalu berfikiran positif dan yang selalu memikirkan tentang hal-hal yang bisa memberikan kebahagiaan sejati. Mulai dan berusahalah secara terus menerus untuk selalu mengeluarkan energy getaran-getaran positif pada pikiran agar kita tetap berada pada fitrah dan baju kebahagiaan selalu melekat di dalam perjalanan kehidupan dunia dan akhirat kita. Referensi : Browne, Mary T. 2002. 5 Aturan Pikiran: Bagaimana Menggunakan Kekuatan Pikiran Untuk Meraih Apa Yang Kita Inginkan. Jakarta: Gramedia. Buzan, Tony. 2007. Mind Map. Jakarta: Gramedia. Dunmont, Theron Q. 2009. The Power of Concentration: 20 Rahasia Kekuatan Konsentrasi. Yogyakarta: Rumpun. Yusuf, Nanang Qosim. 2009. The 7 Awareness: 7 Kesadaran Hati Dan Jiwa Menuju Manusia Di Atas Rata-Rata. Jakarta: Gramedia.