Metode Pengayaan Kandungan Hidrogen Dalam Producer Gas Sekam Padi Untuk Pembangkit Listrik Berefisiensi Tinggi Suyitno, Atmanto Heru Wibowo, Muhammad Nizam, Bobie Suhendra, Arif Setyo Nugroho Tujuan dari penelitian tahun pertama ini adalah untuk mendapatkan metode baru pada proses pengayaan hidrogen pada producer gas sekam padi. Producer gas sekam padi yang kaya hidrogen dapat diolah menjadi bahan bakar cair dan sebagiannya digunakan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan mesin pembakaran dalam. Pada tahun pertama juga diteliti dasardasar pembentukan material nano yang nantinya dapat digunakan untuk bahan termoelektrik untuk meningkatkan efisiensi listrik dari prototype yang dikembangkan. Metode yang digunakan dalam penelitian tahun pertama adalah dengan dengan mengembangkan metode pengayaan hydrogen pada gasifikasi sekam padi dengan menggunakan uap air dan arang kayu. Reaktor gasifikasi dilengkapi dengan reaktor pencucian gas yaitu plasm tar reduction. Gas dari reaktor plasm tar reduction kemudian dialirkan ke dalam reaktor gasifikasi. Sedangkan padatan dari reaktor pirolisis akan masuk ke dalam reaktor gasifikasi. Inilah konsep gasifikasi bertingkat yang mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah kemudahannya dalam pengontrolan. Reaktor gasifikasi ini berupa selongsong yang bagian luarnya diisolasi panas. Udara dimasukkan ke dalam reaktor dari bagian bawah/samping dengan bantuan blower/fan. Abu dari hasil gasifikasi dikeluarkan dari bagian bawah reaktor. Metode untuk pengayaan hidrogen dalam producer gas adalah dengan mengalirkan uap air temperatur tinggi ke dalam reaktor gasifikasi. Selain itu, tar hasil proses scrubber dimasukkan kembali ke dalam reaktor untuk mengatasi masalah tar dan meningkatkan kandungan hidrogen dalam producer gas. Strategi ini dilengkapi dengan penambahan panas dari pembakaran producer gas atau biomasa sebagai tambahan energi proses. Reaksi yang diharapkan dari proses ini adalah C + H2O CO + H2 dan CH×Oy (1-y) H2O H2O + CO. Gas yang kaya hidrogen dari proses gasifikasi kemudian dialirkan ke dalam reaktor pencucian gas lain (WS atau filter) untuk membersihkannya dari partikel dan tar yang masih tersisa sebelum akhirnya masuk ke akumulator. Gas dari producer gas selanjutnya dibakar dalam ruang bakar motor bakar yang dikopel dengan generator untuk menghasilkan listrik. Gas dari producer gas dilakukan uji komposisi dengan menggunakan peralatan gas analyser. Unjuk kerja mesin dilakukan penelitian khususnya pada torsi, sfc, dan efisiensi mesin untuk berbagai beban dari 2,5 kW, 5 kW, 7,5 kW, dan 10 kW. Pada pengujian produksi nanopartikel dengan metode FASP, laju aliran gas pembawa adalah 5, 7, dan 9 L/menit. Hasil nano partikel dilakukan uji SEM dan XRD. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pengayaan hydrogen telah berhasil ditemukan. Pada reaktor gasifikasi dengan pengayaan hydrogen dilengkapi reaktor pencucian gas berupa reaktor plasma dan pada tegangan 220 V arus lebih dari 20 A diperoleh kadar tar di bawah 0,175 g/m3. Kadar tar ini sudah memenuhi persyaratan kadar tar dalam producer gas untuk mesin pembakaran dalam. Senyawa yang terkandung dalam tar setelah reaktor plasma 95%-nya adalah isopropanol yang diuji dengan menggunakan GC-MS. Pengujian unjuk kerja mesin pembangkit listrik dari producer gas telah dilakukan dengan menggunakan media gasifikasi udara atmosfer dan uap bertemperatur 400oC dan 500oC. Dengan meningkatnya perbandingan H2O/udara dalam proses gasifikasi menyebabkan jumlah gas mampu bakar dalam producer gas (CO + H2) yang lebih rendah. Dengan penambahan uap selama proses gasifikasi menyebabkan terjadinya peningkatan kadar hidrogen (2-6%) dalam producer gas dan menurunnya kadar CO (13-5,8%). Semakin besar penambahan uap pada kedua temperatur menyebabkan torsi mesin menurun untuk semua beban. Pada beban di atas 6 kW, penambahan uap selama proses gasifikasi mampu mempertahankan torsi agar tetap tinggi. Dengan penambahan uap pada temperature 400oC dan 500OC menyebabkan kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik semakin besar. Semakin besar beban, semakin kecil kebutuhan bakar bakar spesifik. Semakin besar penambahan uap air bertemperatur 400oC dan 500oC menyebabkan sfc yang terjadi semakin besar untuk beban yang sama. Dengan penambahan uap bertemperatur 500oC menyebabkan efisiensi mesin sedikit menurun dibandingkan dengan penambahan uap bertemperatur 400oC . Efisiensi mesin pada gasifikasi sekam-udara-uap 400oC adalah 4,8-23,5%. Efisiensi mesin pada gasifikasi sekam-udara-uap 500oC adalah 7,7-18,9%. Konsep pengayaan hydrogen yang ditemukan dari penelitian tahun pertama ini adalah dengan menambah arang kayu pada reaktor gasifikasi sekam padi dimana reaktor gasifikasi dilengkapi dengan pemanas dari luar berupa pemanas listrik yang dijaga constant pada temperature 650oC. Media gasifikasi yang digunakan adalah berupa uap pada temperatur 400 dan 500oC dimana lebih disukai uap bertemperatur 500oC untuk mendapatkan konsentrasi H2 yang tinggi. Pada rasio uap/biomasa yang 0,25 mampu dihasilkan konsentrasi H2 tertinggi. Semakin besar penambahan arang dapat diperoleh penambahan kadar H2 yang tinggi. Pada penambahan arang kayu sebanyak 50%, rasio uap/biomasa 0,25 dan uap bertemperatur 400oC dapat dihasilkan kadar hydrogen 27,9% dan CO 9,2%. Pada penambahan arang kayu sebanyak 50%, rasio uap/biomasa 0,25 dan uap bertemperatur 500oC dapat dihasilkan kadar hydrogen 54,58% dan CO 0,79%. Pada pemodelan untuk proses gas to liquid, cairan terbanyak diperoleh pada perbandingan mol H2 dengan CO sebesar 1 pada temperature lebih dari 320oC. Semakin tinggi perbandingan H2/CO justru menurunkan kembali hasil cairan. Pada produksi material nano dengan metode FASP diperoleh bahwa semakin besar laju gas pembawa menyebabkan ukuran partikel semakin besar. Material nano dapat diperoleh pada laju gas pembawa 5 L/menit dengan ukuran sekitar 80 nm. Diameter Kristal rata-rata partikel size ZnO untuk variasi 5L/m, 7L/m, dan 9L/m berturut-turut yaitu 32,52 nm, 35,57 nm, dan 38,16 nm. Dari hasil penelitian ini diperoleh outcome dua paper dipublikasi pada seminar internasional, satu draft paten, dan dua draft paper untuk jurnal internasional. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk pengembangan lebih jauh konsep pemurnian hydrogen, pengembangan fuel cell, pengembangan gas to liquid, dan pengembangan termoelektrik. Kata Kunci: gasifikasi, sekam, arang, uap, reduksi tar dengan plasma, pengayaan hydrogen, gas to liquid, nano partikel ZnO.