Suatu jaringan yang sangat spesial yang berada dalam

advertisement
12/7/2015
DARAH

Departemen Fisiologi dan Farmakologi
 Fakultas Kedokteran Hewan
 Institut Pertanian Bogor
DARAH
Suatu jaringan yang sangat
spesial yang berada dalam suatu
sistem sirkulasi dan berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh dan sistem organ
1
12/7/2015
FUNGSI DARAH
1.Transportasi :
 O2 dan CO2, Bahan nutrien, sisa
metabolisme, air, hormon
2.Pertahanan tubuh terhadap infiltrasi bendabenda asing dan mikroorganisme
3.Hemostasis
Darah
Volume darah 8% BB
Komposisi darah :
55 % Plasma
- Air
: 90 %
- Protein Terlarut : 7-8 %
- Elektrolit
:1%
- Bahan-bahan lain: 1-2 % (Nutrient :
glukosa, asam amino, lemak ;
perantara metabolisme : laktat, piruvat ;
gas terlarut ; hormon)
45 % Padatan (BDM, BDP dan Platelet)
2
12/7/2015
KOMPOSISI DARAH
Fase Cair
1.
2.
3.
Air (91% - 93%%) yang berfungsi
sebagai pelarut, pembawa sel-sel
darah dan komponen didalamnya,
serta sebagai pengatur panas tubuh
Elektrolit (Na+, K+, Ca2+,Mg2+, Cl-,
HCO3-, HPO42-, H2PO4-, H+) yang
berfungsi sebagai sistem
penyangga (buffering)
Gas terlarut : O2 dan CO2
3
12/7/2015
Fase Cair (…lanjutan)
4.
Proteins Plasma (5% - 7%)
a. Albumin (yang larut dalam air).
Satu fraksi protein yang lebih kecil
sehingga lebih cepat bergerak, terdiri
dari 60% total plasma protein dan
mempertahankan tekanan osmotik
plasma
b. Globulin (larut dalam air garam)
Terdiri dari 3 fraksi yaitu : 2α,2β,1γ
c. Fibrinogen dan plasminogen
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
1.
2.
Sebagai protein pembawa (carrier
proteins)  transportasi zat-zat yang
diikat oleh protein seperti : zat-zat
nutrient, hormon, kolesterol, bilirubin
dan heme
Pengaturan pergerakan air diantara
intravaskuler dan ekstravaskuler
tekanan osmotik albumin
Hipoproteinemia mengakibatkan
oedema
4
12/7/2015
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
3.
4.
5.
Membantu dalam mempertahankan
tekanan darah
Mempengaruhi stabilitas suspensi
dari BDM
Membantu mengatur keseimbangan
asam-basa darah
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
6.
Koagulasi ”plugging” kerusakan dalam sistem
sirkulasi  fraksi β globulin (fibrinogen). Ketika
plasma protein melakukan pembekuan,
fibrinogen  polimer fibrin dan sisa cairan
disebut : SERUM
Untuk pencegahan pembentukan “clotting”
secara spontan dalam pembuluh darah ada
protein yang merupakan faktor fibrinolisis 
Plasminogen (α2 Globulin)
Serum: Plasma – Fibrinogen – Protein Faktor
Koagulasi
5
12/7/2015
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
7.
8.
Menyediakan antibodi /
Immunoglobulins  terutama γ
globulin
Berperan dalam proses peradangan
 ada bentuk inaktive protein yang
berespon terhadap proses
peradangan
Lain-lain :
kolesterol, glukosa, trigliserida, urea, kreatinin,
hormon dan vitamins
6
12/7/2015
Fase Padat : (45%) fraksi sel : hematokrit atau
packed cell volume (+ antikoagulan), lebih berat
dari plasma
 Sel/Butir darah merah (lebih berat dari pd
sel darah putih) dibuat dalam sumsum
tulang secara mitosis dan differensiasi,
membawa hemoglobin

Sel /Butir darah putih  dibuat dalam
sumsum tulang secara mitosis dan
differensiasi
– Granulosit (Netrofil, basofil dan
eosinofil)
– Agranulosit (Limfosit dan monosit)
Trombosit
7
12/7/2015
BUTIR DARAH MERAH
(ERITROSIT)
BENTUK :
 Pada mamalia merupakan sel tidak
berinti, berbentuk cakram dan
bikonkaf
 Pada sub-mamalia merupakan sel
berinti
ASAL :

Embrio : bentuknya berinti dan
dihasilkan di kantung kuning telur

Fetus : hati, limpa dan kelenjar getah
bening

Setelah lahir : sumsum tulang
Pembentukan = penghancuran
Darah tidak dapat bergerak 
masuk ke sirkulasi : diapedesis
1-3 % BDM  retikulosit (BDM
muda yang masih mengandung
inti)
8
12/7/2015
HEMATOPOIESIS / ERITROPOIESIS :
Sebelum kelahiran, hematopoiesis terjadi di hati,
limpa, dan sumsum tulang. Setelah itu hanya
terjadi di sumsum tulang
KOMPOSISI :
BDM dewasa terdiri dari :
 62-72 % air
 35 % benda lain yang terdiri dari :
95 % hemoglobin
5 % terdiri atas : protein distroma
dan membran sel, fosfolipid
(lecithin, cephalin), cholesterol,
lemak, vitamin dan coenzym,
glukosa, enzym dan mineral
9
12/7/2015
JUMLAH :
Faktor yang mempengaruhi:
• Umur,
• Jenis kelamin  (testosteron
meningkatkan eritropoiesis, estrogen
menurunkan)
• Latihan,
• Altitude
• Status gizi,
• Laktasi,
• Kehamilan,
• Dan lain-lain.
Jumlah rata-rata sel darah merah pada
berbagai hewan (x106)
Ayam
Burung Dara
Manusia
Kelinci
Kucing, Anjing,Sapi,Babi
Kuda
Domba
Kambing
2,5 – 3,2
3,5 – 4,5
4 – 5 (F) 5 – 6 (M)
5,5 – 6,5
6–8
7 – 10 , 9 – 12
10 – 13
13 - 14
10
12/7/2015
TONISITAS :
Mempertahankan ukuran  lingkungan
yang mempunyai osmolaritas sama dengan
plasma darah  isotonis
-Hipotonis
: Hemolisa
-Hipertonis
: Krenasi
UMUR (Life Span) :
Panjang umur BDM pada manusia berkisar
antara 90 – 140 hari dengan rataan 120
hari
UMUR ERITROSIT PADA
BEBERAPA HEWAN
Manusia
120 hari
Anjing
124 hari
Babi
62 – 71 hari
Kelinci/Tikus
45 – 50 hari
Ayam
28 hari
Mencit
20 – 30 hari
11
12/7/2015
HEMATOPOIESIS / ERITROPOIESIS :
Pembentukan darah atau sel-sel darah merah
Yang perlu ada pada pembentukan BDM :
1.
2.
3.
4.
5.
Asam amino
Vitamin B-12 (cyanocobalamin) : untuk
pendewasaan BDM dan sintesa asam nukleat
Folic acid : pendewasaan BDM
Vitamin-vitamin seperti : pyridoxin, riboflavin,
asam pantotenat, thiamin, biotin, asam
askorbat
Mineral :

Besi : pembentuk hemoglobin

Tembaga : katalisator dalam
pembentukan hemoglobin
HEMATOPOIESIS / ERITROPOIESIS :
Pengaturan produksi BDM :
1.
Hemorrhage (perdarahan)  anemik
2.
Kerusakan sumsum tulang  hiperplasia
sumsum yang masih tinggal
3.
Dataran tinggi = High altitudes (O2) hipoxia
4.
Beberapa penyakit yang menurunkan blood
flow
5.
Derajat aktivitas  anoxia jaringan 
kehabisan/pengurasan oksigen pada waktu
aktifitas fisik.
12
12/7/2015
HEMATOPOIESIS / ERITROPOIESIS :
Polisitemia
Hypoxia akibat fungsi BDM  jaringan
kekurangan oksigen  eritropoietin
disekresikan ginjal (utama) dan jaringan
lain yang kekurangan oksigen.
13
12/7/2015
Sel-sel Awal Pembentuk Darah
Sel Darah Merah :
62-72% air; 30% padatan (95% Hb dan 5% lain-lain)
Erythropoiesis
14
12/7/2015
Tahapan Perkembangan BDM
1.
Pronormoblast/
Proeritroblast/
Rubriblast.
Bentuk sel
masih besar,
berinti, memiliki
nukleolus dan
kromatin
15
12/7/2015
Tahapan Perkembangan BDM
2.
Basofilik
normoblast /
basofilik
eritroblast /
Prorubisit. Sudah
tidak memiliki
nukleolus, jumlah
HB sangat sedikit
Tahapan Perkembangan BDM
3.
Polikromatofilik
normoblast /
eritroblast.
Bentuk sudah
menjadi lebih
kecil, Hb mulai
tampak pada
sitoplasma
(34%), RE
direabsorbsi
16
12/7/2015
Tahapan Perkembangan BDM
4.
Ortokromik
normoblast /
piknotik eritroblast.
Sudah tidak tampak
adanya pembelahan
sel.
Pada akhir tahap ini,
nukleus sudah mulai
hilang dipagositosis
oleh makrofag
sumsum tulang 
metarubrisit
Tahapan Perkembangan BDM
5.
Retikulosit,
eritrosit yang
masih muda (1%
dari total BDM) 
+ 24 jam s/d 48
jam untuk menjadi
eritrosit. Dalam
proses
pematangan ini
ribosom dan
mitokondria
menghilang
17
12/7/2015
Tahapan Perkembangan BDM
6.
Eritrosit (sel
darah merah/
benda darah
merah).
BDM matang pada mamalia tidak
mempunyai mitokondria (tidak dapat
melakukan metabolisme aerobic 
bergantung sepenuhnya pada glikolisis) dan
tidak memiliki inti dan retikulum
endoplasma (tidak dapat memproduksi
protein (enzim dan memperbarui komponen
membrane)  fungsinya digantikan oleh
enzim-enzim yang terdapat dalam
sitoplasma. Enzim sitoplasmik akan
berkurang keaktifannya seiring dengan
bertambahnya umur  membran sel rapuh.
18
12/7/2015
NADPH BDM :
–Mempertahankan kelenturan
membran dan transport ion melalui
membran
–Mempertahankan besi Hb. Agar
tetap dalam bentuk fero/Fe2+
(bentuk feri akan menyebabkan
terbentuknya methemoglobin
(tidak dapat membawa O2)
–Mencegah oksidasi protein dalam
sel
19
12/7/2015
PRODUKSI SEL-SEL DARAH MERAH :
Kantong kuning Telur :Mg I embrio
Hati : Trimester gestasi
Limpa dan Limfonodus : Pra lahir
Sumsum Tulang : Setelah lahir
(<5thn semua sumsum tulang; >5 thn
sumsum tulang pipih)
Sel-sel sumsum tulang tumbuh dan bereproduksi
paling cepat  memenuhi kebutuhan BDM yang
kontinyu dan sepanjang hidup
20
12/7/2015
PEMATANGAN SEL DARAH MERAH



Membutuhkan Vit. B12 dan Asam Folat
(utk sintesa DNA yg berguna dlm
pematangan dan pembelahan inti)
Defisiensi Vit.B12 dan asam Folat : sel-sel
eritroblastik pd ssm tlg gagal
berproliferasi
Penurunan absorbsi Vit.B12 krn atrofi
mukosa lambung  tidak ada sekresi
faktor intrinsik (glikoptotein) dari lambung
21
12/7/2015
Bentuk Sel Darah Merah :

Mamalia : bikonkaf dan tidak berinti

Unggas : lonjang dan berinti

Bentuk sel dapat berubah ketika sel melewati
pembuluh kapiler tetapi eritrosit memiliki membran sel
yang kuat sehingga tidak akan pecah
Poikilosit
Bentuk BDM yang tidak normal
Faktor penyebab : genetik, lingkungan
(toksin dan radioaktiv), patologi
(infeksi organisme), iatrogenik (efek
samping pengobatan)
22
12/7/2015
Poikilosit
Pointed (teardrop) –myelofibrosis,
thalasemia, hemolitik anemia
 Sickle cell anemia – HbS
 Target – abnormal retikulosit, thalasemia
major
 Schistosit – hemolitik anemia,DIC
(Disseminated Intravascular Coagulation)
 Acanthosit, Keratosit, Stoamtosit,
Echinosit

23
12/7/2015
Hemoglobin (Hb.)
Pigmen eritrosit yg terdiri dari
protein kompleks terkonjugasi
yang mengandung zat besi 
dan ini memberi warna merah
pada sel darah merah
24
12/7/2015
 Bagian
protein hemoglobin terdiri
dari 2 rantai alpha yang identik dan
2 rantai beta yang identik
 Tiap rantai berikatan dengan 1 gugus
heme. Ditengah-tengah gugus heme
terdapat 1 atom Fe yang dapat
berikatan dengan O2
Diagram Molekul Hemoglobin
25
12/7/2015
STRUKTUR HEME
Pembentukan Hb
1.
2.
3.
4.
5.
2 suksinil-Ko A + 2 glisin  pirol
4 pirol  protoporfirin IX
Protoporfirin + Fe2+  Heme (Berwarna
Merah)
Heme + polipeptida panjang  rantai Hb
α,β,γ,δ
2 rantai α dan 2 rantai β  Hb.A (utk
dewasa),
Utk fetus terdiri dari :2 rantai α dan 2
rantai γ Hb.S
26
12/7/2015
BIOSINTESA HEME
27
12/7/2015
Heme yang normal
Fe tereduksi
(fero = Fe2+)
Oksihemoglobin
Mengikat O2
Deoxyhemoglobin : bila Fe tidak
mengikat O2, tetapi Fe tetap dalam
bentuk tereduksi (Fe2+), mampu
berikatan dengan O2 maupun CO2
tergantung konsentrasi
Methemoglobin : hemoglobindengan
Fe dalam bentuk teroksidasi (Fe3+),
tidak dapat berikatan dengan O2
sehingga tidak berpartisipasi dalam
transportasi O2
28
12/7/2015
Carboxyhemoglobin : suatu bentuk
abnormal lain dari hemoglobin dimana
Fe dalam bentuk tereduksi dan
berikatan dengan CO (Carbon
monoksida)
Oxyhemoglobin
Deoxyhemoglobin
Hb
Methemoglobin
Carboxyhemoglobin
Oxyhemoglobin (normal)
Hb.dgn Fe tereduksi
Mengikat O2
Deoxyhemoglobin
Hb. dgn Fe tereduksi
Tidak mengikat O2
Hb.
Methemoglobin
Hb.dgn Fe teroksidasi
Tidak mengikat O2
Carboxyhemoglobin
Hb.dgn Fe tereduksi
Mengikat CO
29
12/7/2015
Pembentukan Hb ada
pada sumsum tulang
Bila terjadi penurunan
sintesa  kadar Hb turun
volume sel darah merah
turun
Fungsi Sel Darah Merah
 Sebagai
transport oksigen dan
nutrisi jaringan
 98,5% Oksigen dalam darah
berada dalam bentuk terikat
dengan Hb yang berada dalam
Eritrosit  Oxygenated
hemoglobin (HbO2).
 1,5% oksigen sisanya berada
dalam bentuk terlarut.
30
12/7/2015
Fungsi Sel Darah Merah
Kemampuan sel darah merah
dalam mentransport O2 tergantung
dari jumlah Hb yang ada dalam
darah dan karakteristrik kimia dari
Hb tersebut. Beberapa zat seperti
toksin (monoksida dan nitrate)
dapat menghambat ikatan antara
Hb dan Oksigen
Transport O2 dan CO2 dalam sirkulasi
1. Secara langsung melibatkan BDM melalui
pembentukan HbO. dan HbCO2  BDM
mendistribusi sebanyak 98% O2 dari tr.respiratori
dan membawa sebanyak 15 – 25% CO2 ke
tr.respiratori
2. Secara tidak langsung BDM terlibat karena
tingginya enzim Carbonic Anhydrase  CO2
diubah menjadi Asam Karbonat  sebanyak 70
% CO2 dibawa ke tr. respiratori
3. Tidak melibatkan BDM  sebanyak 2 % O2 dan
7 % CO2 yang ditukarkan langsung melalui darah
tanpa BDM
31
12/7/2015
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IKATAN O2
1.
pH plasma dan sitoplasma BDM : 7,4
Penurunan pH : jumlah O2 terikat Hb. turun
Peningkatan pH : jumlah O2 terikat Hb. naik
Pada “working muscle” otot memerlukan jumlah
O2 banyak, sehingga O2 yg terikat Hb.
Menurun pada otot yang aktiv akan
menghasilkan asam laktat  pH turun :
Hb.akan banyak melepaskan O2
BOHR EFEK :
 Efek perubahan pH pada “oxygen-carrying
capacity” dari Hb.
32
12/7/2015
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IKATAN O2
2.
2,3 – BPG (Biphosphoglycerate)
Ditemukan sangat banyak dalam BDM
sebagai produk Glikolisis melalui
mekanisme Embden-Meyerhof.
 Peningkatan 2,3 – BPG menurunkan
afinitas O2 + Hb.
Konsentrasi 2,3 – BPG


akan turun pada pH rendah menghambat
Glikolisis
akan meningkat karena GH, tiroid, androgen
33
12/7/2015
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IKATAN O2
3.


Temperatur
Peningkatan suhu akan menurunkan
afinitas Hb. untuk berikatan dengan
O2
Pada “working muscle”: Suhu Tubuh
akan meningkat sehingga afinitas
Hb. terhadap oksigen menurun.
34
12/7/2015
NASIB BDM :
BDM yang tua dan lama akan dimakan oleh
RES (Reticulo Endothelial System)
Yang termasuk RES :
 Sel-sel Kupffer pada hati
 Sel tertentu pada limpa
 Sel-sel tertentu pada sumsum tulang
dan kelenjar getah bening
NASIB BDM:
BDM tua  rapuh, dinding pecah, sistim
RES bekerja dan akan memecah HB :
 Pigmen yang mengandung zat besi
(Hemosiderin)
 Pigmen empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
Sumsum tulang akan menggunakan
kelebihan zat besi untuk membentuk
BDM baru
35
12/7/2015
Pemecahan Molekul Hb
36
12/7/2015
Polisitemia :
keadaan abnormal dari tingginya
nilai hematokrit  banyak sel dalam
darah  viskositas bertambah.
Oksigen yang diangkut oleh penderita polisitemia
dapat > 20 mL O2 per dL darah
Peningkatan Viskositas 
1. aliran lambat shg sejumlah Hb. mengalami
deoksigenasi  agak kebiruan (sianotik)
2. kesulitan jantung memompa darah kerja
keras jantung  gagal jantung
37
12/7/2015
ANEMIA
Morfologi  ukuran sel dan konstentrasi Hb.
Etiologi  karena penyakit
Kekurangan BDM :
 hilangnya darah terlalu cepat
 lambatnya produksi sel
Anemia akibat kehilangan darah :
– Jumlah BDM turun  bila kronis akan terjadi
penurunan absorbsi besi dari usus halus Hb
turun : Anemia hipokromik mikrositik
Anemia Aplastik
– Aplasia sumsum tulang karena radiasi sinar γ
dan sinar X yang berlebihan sehingga sumsum
tulang rusak
Anemia Megaloblastik
– Atrofi mukosa lambung  anemia pernisiosa
– Gastrektomi,Sariawan usus (intestinal sprue)
Anemia Hemolitik
– Sel darah merah rapuh dan mudah pecah.
– Sferositosis : sel-sel kecil  sel sabit
– Hb.nya abnormal yaitu Hb.S
38
12/7/2015
Anemia
Parameter Perhitungan BDM
No.
Satuan
1.
Parameter
Perhitungan
Jumlah BDM
2.
Hematokrit (PCV)
%
3.
Kadar Hb
gr/dl, gr %
Butir/mm3
Hematokrit = Packed Cell Volume (PCV)
Prosentase sel darah merah di dalam 100 ml darah
39
12/7/2015
1. Mean Corpuscular Volume (MCV)
MCV =
PCV X 10
Jumlah BDM (dalam juta/mm3)
2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
MCH =
Hb dalam gr % X 10
Jumlah BDM (dalam juta/mm3)
3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
MCHC =
Hb dalam gr % X 10
PCV
Arti MCV dan MCHC
No.
1.
MCV
Tinggi
2. Normal
3.
Rendah
MCHC
Jenis Anemia
Penyebab
Normal Makrositik
KekuranganB12
Normal NormositikKehilangan
normokhromik darah, hemlisis
darah, aplastik
anemia
Rendah MikrositikKekurangan Fe
hipokhromik
40
12/7/2015
Hewan
MCV
MCH
MCHC
Kucing
Anjing
Babi
Domba
Kambing
Sapi
Kuda
Ayam
51-63
59-69
53-96
35
16-19
46-58
42-52
115-125
13-17
20-24
16-31
10-14
7-8
15-20
13-18
25-27
32-34
30-35
28-35
27-36
32-35
32-39
33-34
21-23

Pengaturan Produksi BDM

Kecepatan transport oksigen


Kadar Eritropoietin (50-60% KH dan asam sialat
10 %) , sebagian besar diproduksi oleh sel-sel
epitel tubuli ginjal (90%) dan sedikit oleh
ekstrarenal, berfungsi untuk menstimulasi sel
stem untuk berdifferensiasi menjadi menjadi
eritroblast (bila tidak ada eritropoietin ssm tlg
akan membentuk sel darah merah dalam jumlah
kecil), ditemukan pada darah dan urin.
Eritropoietin dirangsang oleh NE, E dan
Prostaglandin.
IL-I,IL-3, IL-4, IGF dan PDGF  protein
penginduksi perkembangan BDM
41
12/7/2015
LEKOSIT
Fungsi: Ketahanan Tubuh

Kuman selalu hadir dalam tubuh
RES dan BDP akan selalu melawannya
RES (Reticular Endothelial System)
Cara RES memerangi kuman :
1.
2.
Fagositosis : sel-sel yang melapisi saluransaluran pembuluh darah dan lymphe
Memproduksi n benda-benda immun (Antibodi)
yang dapat memusnahkan kuman
sumsum tulang, limpa, hati, kelenjar limfe
42
12/7/2015
BENTUK
BUTIR DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
Merupakan sel berinti,
dengan berbagai
macam kriteria dengan
ukuran yang lebih
besar dari BDM
Pembentukan dan Penyimpanan BDP
– Sumsum tulang (granulosit dan monosit)
– Sumsum tulang dan plak peyer (limfosit dan
sel plasma)
– Organ Limfogen seperti limfe, limpa, timus,
tonsil, berbagai jaringan limfoid
Umur BDP
Granulosit :
Dlm sirkulasi 4-8 jam, dlm jaringan 4-5 hari
- Pada infeksi berat : akan berkurang beberapa
jam granulosit dgn cepat menuju daerah
infeksi dan masuk dlm proses dmn sel-sel itu
sendiri ikut dimusnahkan
43
12/7/2015
Monosit : Dalam sirkulasi 10-20 jam
Dalam jaringan sel ini akan
membengkak  makrofag
jaringan,
dlm btk ini bisa
mencapai berbulanbulan
kecuali bila ada fagositosis
Limfosit : Terus menerus memasuki
sirkulasi bersama cairan limfe
(umurnya berminggu/bulan)
44
12/7/2015
Differensial lekosit
PENGGOLONGAN :
1.
2.
Granulosit : adanya granula yang khas
pada sitoplasma. Menurut reaksi
pewarnaan dibagi menjadi :
a. Neutrofil
b. Eosinofil
c. Basofil
Agranulosit, yang terdiri dari :
a. Limfosit
b. Monosit
45
12/7/2015
Basofil :




Diproduksi di sumsum tulang
Tidak fagositik
Memproduksi histamin dan heparin
Secara normal hanya sedikit di dalam
darah
Monosit:


Berasal dari sel-sel RES limpa dan
sumsum tulang
Bersifat motil dan fagositik
mempunyai sistim enzym untuk menelan
sisa jaringan dari reaksi radang yang kronis
46
12/7/2015
Neutrofil :


Diproduksi di sumsum tulang
Aktivitas amoeboid dan aktif dalam
fagositosis
Eosinofil:



Diproduksi di sumsum tulang
Sangat motil dan sedikit fagositik
Jumlah meningkat pada : alergi dan
infeksi parasit juga dalam keadaan stress
Limfosit :
 Dibentuk pada jaringan : kelenjar
getah bening, limpa, tonsil, thymus
 Memproduksi antibodi
gamma globulin
 Bergerak secara aktif tetapi tidak
fagositik
47
12/7/2015
BDP dapat masuk ke jaringan dengan cara diapedesis dan
bergerak secara amoebid, tertarik ke jaringan dengan cara
kemotaksis (bergerak menuju sumber bahan kimia yg
dihasilkan oleh: racun bakteri, produksi degenerasi jaringan
radang atau pembekuan plasma)
48
12/7/2015
SISTEM RETIKULO ENDOTELIAL (RES)
Kombinasi monosit, makrofag mobile, makrofag
jaringan, sel endotel terspesialisasi dlm ssm
tlg, limpa dan nodus limfe
Sel makrofag :
a. Monosit adalah makrofag yg mobile
b. Makrofag jaringan adalah makrofag yg
melekat pd jaringan dpt menjadi mobile
 kulit dan subkutan (histiosit), dlm
nodus limfe, alveolus paru-paru, dlm
sinus hati (sel Kupffer), dlm limpa dan
ssm tlg, mikroglia dlm otak
49
12/7/2015
50
12/7/2015
FUNGSI
Netrofil dan Monosit :
 Menyerang dan menghancurkan benda
asing (bakteri, virus,dll) dgn cara
fagositosis (mencerna)


Cara kerja Netrofil dan Monosit
 Masuk ke jaringan dgn cara diapedesis
dan bergerak secara amoebid, tertarik ke
jaringan dgn cara kemotaksis (bergerak
menuju sumber bahan kimia yg dihslkan
oleh : racun bakteri, prod. deg.jar.rdg
atau pembekuan plasma)
51
12/7/2015
 Fagositosis
Netrofil :
Netrofil (sel dewasa)  langsung
menyerang, Netrofil melekat pada BA dan
menonjolkan pseudopodia sekeliling BA 
membentuk gelembung fagositik
(fagosom)
 1 Netrofil : 5 – 20 sel bakteri

 Fagositosis

Monosit :
Monosit (sel immature)  kemampuannya
muncul setelah masuk ke jaringan dan
menjadi makrofag  daya fagositositnya
lebih kuat, 1 sel Monosit : 100 bakteri dan
dpt menelan partikel yg lebih besar.
Setelah memfagositosis akan
mengeluarkan residu dan tahan hdp
berbulan-bulan
Proses yg terjadi bila ada BA:
 Fagositosis
 Pencernaan oleh enzim Intrasel
proteoloitik pada Netrofil dan makrofag dan lipase pada
makrofag yg akan mencerna membran lipid tebal yg
terdpt pada bakteri tertt.
 Oksidasi (utk bakteri tertt. yg tahan terhdp enzim
penc.krn memp.selubung pelindung) oleh bhn
pengoksidasi pada fagosom/peroksisom spt.
Superoksida (O2-) hidrogen per oksida (H2O2), ion
hidroksil (OH-)

Fagositosis bersifat selektif :
 1. permukaan kasar
 2. sel yg tdk punya protein pelindung lagi
 3. kemampuan tubuh dalam mengenali BA
52
12/7/2015
53
12/7/2015
 Pengaturan
Umpan Balik Pembtkan
Granulosit dan Monosit

(TNF= faktor nekrosis tumor, IL-1=Interleukin-1,GMCSF=faktor perangsang koloni Granulosit dan Monosit)
Makrofag teraktivasi
Sel T teraktivasi
•TNF, IL-1
TNF,IL-1
GM-CSF,G-CSF,
M-CSF
Sel-sel endotel
Fibroblas
Limfosit
Ssm Tlg
GM-CSF,G-CSF,M-CSF
PERADANGAN
Jaringan luka akan melepaskan berbagai substansi
yang menimbulkan perubahan sekunder pada
jaringan.
1.
2.
3.
4.
5.
Vaso dilatasi pembuluh darah lokal
aliran
darah akan meningkat
Peningkatan permeabilitas kapiler dan
kebocoran cairan ke dalam ruang interstitial
Pembekuan cairan dalam ruang interstisial
akibat aksi fibrinogen
Migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit
ke dalam jaringan
Pembengkakan sel jaringan
54
12/7/2015
Respon Makrofag dan Neutrofil
1.
Makrofag jaringan sebagai garis pertahanan pertama
– Bila diaktifkan oleh produk infeksi dan peradangan 
pembesaran sel, lepas dari jaringan  menjadi makrofag
mobile
2.
Penyerangan netrofil ke tempat radang : garis pertahanan
ke dua
Produk yang berasal dari jaringan radang :
a. Mengubah permukaan bagian dalam endotel kapiler
 netrofil melekat pada dinding kapiler yang meradang
membentuk marginasi
b. Sel-sel endotel pada kapiler dan venula memisah secara
mudah dan terbuka diapedesis netrofil
c. Menyebabkan kemotaksis
Respon Makrofag dan Neutrofil
Netrofil yang mati setelah memfagositosis akan
mengeluarkan enzim elastase dan collagenase yang
akan menggertak monosit untuk melakukan
kemotaksis
3.
Invasi Makrofag merupakan garis pertahanan ke tiga
– Karena monosit dalam sirkulasi dan tempat
penyimpanan (sumsum tulang) jumlahnya sedikit
lambat
– Monosit perlu proses untuk menjadi matang dan
besar (8jam)
– Mampu memfagositasi lebih banyak dari pada
netrofi
– Memulai pembentukan antibodi
4.
Meningkatnya produksi granulosit dan monosit oleh
sumsum tulang : merupakan pertahanan ke empat
– Jika terus menerus mendapat perangsangan dari
jaringan radang : sumsum tulang dapat
memproduksi sel-sel dalam jumlah banyak selama
berbulan-bulan
55
12/7/2015
 Eosinofil
(granula merah dan besar)
– ± 2% jumlah BDP, sel fagosit yg lemah,
meningkat pada infeksi parasit  melekatkan diri
dengan parasit melalui molekul permukaan
khusus dan melepaskan bahan pembunuh parasit
 1. melepaskan enzim hidrolitik dan granulanya
 2. melepas O2 radikal mematikan
 3. protein dasar utama larvasidal
56
12/7/2015
 Eosinofil
(granula merah dan besar)
Mengumpul pada jaringan yg mengalami alergi
 mencegah penyebaran peradangan dgn
detoksifikasi bahan yg dikeluarkan sel mast/
basofil sebagai penghasil substansi yang
menyebabkan alergi
 Basofil (granula biru dan lebih kecil)
– Mirip sel mast besar
– Sel mast dan basofil
 mengeluarkan
: heparin (mencegah
pembekuan dan mempercepat perpindahan
lemak),histamin, bradikinin (terutama sel
mast), serotonin(sel mast)
 Untuk reaksi alergi  Ig-E cenderung
melekat pada sel mast dan basofil
57
12/7/2015
 Limfosit
:
Limfosit T dan B (terletak tersebar dalam
nodus limfe dan jaringan limfoid khusus
limpa, GI, ssm. Tlg.)
 Bergerak aktif dan tidak fagositik  imun
 Antibodi γ Globulin

 Monosit
:
 Motil dan bersifat fagositik
58
12/7/2015
PERAN LIMFOSIT DALAM IMUNITAS
Pengolahan oleh Timus :
Terjadi beberapa waktu pra lahir sampai dengan beberapa
bulan post lahir)  pengangkatan setelah lahir : sistem
imun turun, pra lahir : tdk ada sistem imun
 Pembelahan sel
 Pembtkan keanekaragaman reaksi spesifik 1 limfosit
untuk 1 Antigen
 Setiap limfosit yang terbentuk tidak akan bereaksi dgn
protein tubuhnya sendiri :
– Bila terjadi : limfosit tersebut difagositosis
– Bila tidak : limfosit baru dilepaskan dari timus (90% dari
produksi)
Pengolahan oleh Hati dan Sumsum Tulang
 Limfosit membentuk kanekaragaman reaksi lebih banyak
lagi
PERAN LIMFOSIT DALAM IMUNITAS
59
12/7/2015
KEKEBALAN
1.
2.
Kekebalan Didapat/Khusus
Kekebalan Umum(Kekebalan
alami)
KEKEBALAN DIDAPAT/KHUSUS
 Sebagian
besar imunitas tubuh
adalah didapat/yg tidak timbul
sampai tubuh pertama kali
diserang oleh bakteri/toksin 
penyebab penyakit spesifik
 Kekebalan khusus pasif dan aktif
60
12/7/2015
KEKEBALAN KHUSUS
Kekebalan khusus pasif


 kolostrum (perlindungan bagi anak)
 melalui plasenta dari induk ke anak
Kekebalan khusus aktif


Mekanisme pertahanan individu yg memproduksi
antibodi sebagai respon terhadap stimulasi antigen
Dibentuk oleh tubuh utk menghancurkan benda asing
spesifikKekebalan humoral (melibatkan Limfosit B
untuk pembentukan Antibodi) dan Kekebalan seluler
(aktivasi sel Limfosit T)
1 Sel plasma 2000 molekul antibodi/detik
 Dalam cairan limfe dan sirkulasi)

61
12/7/2015
KEKEBALAN UMUM/ALAMI
 Fagositas
oleh BDP dan makrofag
jaringan
 Penghancuran benda asing oleh
enzim atau asam lambung
 Kulit sebagai penghalang masuknya
benda asing
 Bahan kimia darah yang
menghacurkan benda asing mis :
lisosim, polipeptida besar, limfosit
62
12/7/2015
Antigen :

Benda Asing yang mempunyai molekul besar
(BM > 8000D), epitop (bagian dari
permukaan molekul yg mampu merangsang
pembtkan antibodi)
Hapten :

Benda Asing dgn BM< 8000 D yang tidak
antigenik tetapi dapat menimbulkan
pembetukan Antibodi bila berikatan dgn
protein yg antigenik
Antibodi :

Immunoglobulin (γ –globulin)-Ig, BM
160.000-970.000, 20% dari protein plasma,
terdiri dari 2 rantai ringan dan 2 rantai berat
5 GOLONGAN UMUM ANTIBODI
Ig-M 900.000 0,04-0,15
5 hari
Respon primer dengan fungsi
terbesar dalam agglutinasi
Ig-A 170.000 0,2-0,3
6 hari
Ditemukan dalam sekresi
eksternal (saliva, air mata,
mucus intestine, bronkus, air
susu), berikatan dgn pathogen
dan menandainya untuk
difagositosis
Ig-G 160.000 1,0-1,4
23 hari Intravaskuler dan cairan
Ig-D 185.000 0,003
3 hari
Fungsi belum jelas
Ig-E 200.000 1-7 x 10-5
2 hari
Menargetkan parasite usus
dan dikaitkan dgn respon
alergi. Jk berikatan dengan sel
mast, sel mast berdegranulasi
dan melepaskan histamin
Gm/100ml
interstitial merupakan Ab dgn
jumlah terbesar (75%),
transplasental dengan fungsi
opsonisasi dan presipitasi,
63
12/7/2015
Mekanisme Kerja Antibodi :
1. Langsung menyerang penyebab penyakit
–
–
–
–
Aglutinasi (partikel besar disatukan  bakteri)
Presipitasi (Ag. Larut dlm Ab. tidak larut)
Netralisasi (Ab. Menutupi bagian toksik Ag.)
Lisis (Ab. Langsung menyerang membran Ag
Ag. Membrannya robek)
Dalam keadaan normal penyerangan Ab. Secara
langsung ini tidak cukup kuat dalam
pertahanan tubuh thd agen tsb  perlu efek
penguatan dr sistem komplemen
2. Melalui pengaktifan sistem komplemen
64
12/7/2015
Sistem Komplomen Kerja Antibodi

1.
Komplemen : gabungan untuk menggambarkan
suatu sistem yg terdiri dari + 20 protein
(prekursor enzim) 11 protein :C1 s/d C9, B dan
D yg secara normal terdapat diantara proteinprotein plasma, protein plasma yang keluar dari
kapiler masuk ke jaringan bersifat inaktif. Protein
ini akan manjadi aktif melalui :
Jalur klasik (diaktifkan oleh reaksi Ag-Ab.)
2. Jalur alternatif sistem komplemen teraktivasi
tanpa pemicu Ag-Ab garis pertahanan I
65
12/7/2015
Jalur Klasik : Ag-Ab.
C1C1
•opsonisasi bakteri
C4 + C2 C42 + C4a
mengaktifkan sel mast
dan basofil
•C3C3b + C3a
C5 C5b +C5a
Kemotaksis BDP
C6 + C7  C5b67
C8 + C9  C5b6789 sel lisis (membran sel robek)
Efek yang terjadi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Opsonisasi dan fagositosis : C3b melekatkan
diri pada reseptor menbran sel fagosit
(netrofil/makrofag) meningkatkan fagositosis
Lisis
Aglutinasi : permukaan organisme penyerbu
diubah shg melekat satu sama lain
Netralisasi
Kemotaksis
Pengaktifan sel mast dan basofilperadangan
Efek Inflamasi komplemen menambah
peradangan setempat dgn cara : Meningkatkan
aliran darah, terjadi kebocoran protein shg
keluar kapiler menuju jar., dan protein tsb
berkoagulasi dlm jar. Utk menghambat
pergerakan organisme penyerang
66
12/7/2015
UMUR BDP :



Penentuan umur BDP tidak semudah
BDM
Granulosit yang masuk dalam
sirkulasi berumur sekitar 6 hari.
Hampir 5 % granulosit di dalam
darah berumur kurang dari 5 hari
dan beberapa berumur lebih dari 3
minggu
Umur limfosit bisa tahunan
PLATELET
(TROMBOSIT/KEPING DARAH)
 Merupakan
butiran kecil berbentuk
bulat atau batang dengan ukuran 3
mikron
 Diproduksi
pada sumsum tulang yang
berasal dari megakaryosit
 Umurnya
sangat pendek (8-13 hari)
 Fungsi
utama : mencegah perdarahan
akibat rusaknya pembuluh darah
67
12/7/2015
HEMOSTASIS
Pencegahan hilangnya darah
 Pembuluh darah pecah  Hemostasis
melalui:
1.
2.
3.
4.
Spasmus pembuluh darah
Pembentukan sumbat trombosit
Pembentukan bekuan darah
Pertumbuhan jaringan ikat ke dalam bekuan
darah
Kerusakan pembuluh darah  kontraksi
miogenik lokal  vaso konstriksi 
trombosit mengeluarkan tromboksan A2
KOAGULASI DARAH
Koagulasi darah = pembekuan darah
Yang terlibat dalam pembekuan darah :
1. Koagulasi darah
2. Adhesi keping-keping darah
(trombosit)
3. Kontraksi pembuluh darah yang
rusak
4. Adhesi dinding pembuluh darah
68
12/7/2015
4 fase pembekuan darah :
1. Fase kontak atau aktivasi dari
mekanisme pembekuan
2. Aktivasi dari faktor X
3. Pembentukan trombin
4. Pembentukan fibrin yang tidak larut
13 faktor pembeku darah
69
12/7/2015
70
12/7/2015
MEKANISME KOAGULASI
INTRINSIK :
Serangkaian reaksi enzimatik yang diawali
apabila darah bersentuhan dengan
permukaan asing. Sekali proses
pembekuan dimulai, serangkaian reaksi
terjadi sampai terbentuk trombin dan
bekuan yang tidak larut
Koagulasi intrinsik memanfaatkan protein
yang tersedia di plasma
71
12/7/2015
MEKANISME KOAGULASI
EKSTRINSIK :


Kerusakan sudah luas sehingga mengenai
jaringan
Jaringan mempunyai lipoprotein khusus
thromboplastin jaringan
72
12/7/2015
73
12/7/2015
Anti Koagulan (inhibitor pembekuan
darah
1.
Chelating agents( mengikat ion Ca2+): Na sitrat,
Na-oksalat, EDTA
2. Heparin:
- menghambat faktor Xa(utama) dan meng
hambat faktor XIa, IXa dan thrombin
3. Antagonis vit.K  sintesia protein koagulan
(faktor II, X, VII dan IX) tidak sempurna:
dicoumarin, warfarin, coumarin, indanedion

EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate)
–  Na2EDTA, bila tercampur darah pH :5.0 +
1.0
–  K2EDTA, bila tercampur darah pH : 4.8 +
1.0
–  K3EDTA, bila tercampur darah pH : 7.5 +
1.0
Garam EDTA berfungsis sebagai chelating agent
terhadap Ca++ sehingga darah tidak membeku.
Penggunaan EDTA mempengaruhi morfologi sel
darah tergantung dari jenis garam dan lama
penundaan.
74
12/7/2015
GOLONGAN DARAH




Pada membran BDM didapatkan protein
yang dapat berfungsi sebagai antigen
aglutinogen
penggolongan darah
pada manusia
Plasma darah dapat / tidak mengandung
antibodi (agglutinin) untuk agglutinogen
Plasma tidak pernah mengandung
agglutinin yang berlawanan dengan
agglutinogen yang ada pada sel darah
merahnya sendiri
Aglutinasi terjadi bila reaksi Ag-Ab yang
sesuai
Gol.Darah
Genotip
Aglutinogen
(Ag.)
Aglutinin
(Ab.)
O
OO
-
Anti A dan
B
A
OA/AA
A
Anti B
B
OB/BB
B
Anti A
AB
AB
A dan B
_
75
12/7/2015
Distribusi Tipe Darah
• Sel darah + saline
• + aglutinin Anti - A
• + aglutinin Anti - B
•¿
O
A
B
AB
Anti -A
+
+
Anti - B
+
+
76
12/7/2015
Golongan darah Hewan
Sapi : + 60
 Babi : + 16
dan
 Domba dan

faktor antigenik , + 10 sistem
faktor antigenik, sistem A-O,E
K
Anjing :+ 7 sistem
Transfusi darah :
 Cross Matching Blood Test
 Eritrosit (donor) + Serum (resipien)
 Serum(donor) + Eritrosit (resipien)
Golongan
Darah Hewan
Sapi : + 60 faktor antigenik , ada 11 jenis
(A,F,J,M,Z,R,B, C,S,T)
 Terbanyak:B dan J

Babi : + 16 faktor antigenik, sistem A-O,E
dan K
 Domba :+ 7 :B, C, D, M, R, X

77
12/7/2015
Golongan
Darah Hewan
 .Anjing:
sistem DEA: ada 8 jenis
(DEA 1.1; DEA 1.2, DEA3-8)
 Kucing:
 Kuda:
sistem AB:
- tipe A (95%), B, dan AB
7: A,C,D,K,P,Q, dan U
FAKTOR Rh



Pada BDM ada protein lain yang
disebut faktor Rh (Rhesus)
Individu yang tidak memiliki faktor
Rh (Rh negatif)
Eritroblastosis foetalis
Ibu Rh (-) dan Ayah RH (+).
78
12/7/2015
Rhesus
Kelainan hemoragis
1. Bawaan:
- hemofilia A: gangguan pada
sintesa protein faktor VIII
- hemofilia B: gangguan Faktor IX
2. Setelah Lahir: - kelainan pada trombosit
- penyakit hati
79
12/7/2015
HEMATOLOGI MAMALIA
1. Basofil
2. Eosinofil
3. Limfosit
4. Monosit
5. Netrofil
6. Platelet
Eritrosit tampak saling melekat membentuk rouloux (normal pada kuda
dan kucing)
HEMATOLOGI MAMALIA
1. Basofil
4. Eritrosit Krenasi
7. Monosit
2. Granul Basofil
5. Limfosit Besar
8. Neutrofil
3. Eosinofil
6. Limfosit Kecil
9. Platelet
80
12/7/2015
HEMATOLOGI MAMALIA
1. Basofil
4. Eritrosit Krenasi
7. Monosit
2. Granul Basofil
5. Limfosit Besar
8. Neutrofil
3. Eosinofil
6. Limfosit Kecil
9. Platelet
HEMATOLOGI AVES
1. Eosinofil
4. Heterofil
7. Netrofil
2. Eritrosit
5. Limfosit
8. Trombosit
3. Granulosit
6. Monosit
81
12/7/2015
HEMATOLOGI AVES
1. Basofil
4. Eritrosit Muda
2. Eosinofil
5. Limfosit
3. Heterofil
6. Monosit
HEMATOLOGI AVES
1. Basofil
4. Eritrosit Muda
2. Eosinofil
5. Limfosit
3. Heterofil
6. Monosit
82
Download