3302 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN
IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III MENGHADAPI PERSALINAN
DI BPS AMBARWATI DESA KEBONDALEM
KEC. JAMBU, KAB. SEMARANG
Fitriana 1) , Kartika Sari2) , Risma Aliviani Putri3)
AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO
Email : up2m@akbidngudiwaluyo
ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT
KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III MENGHADAPI
PERSALINAN DI BPS AMBARWATI DESA KEBONDALEM KEC. JAMBU, KAB.
SEMARANG. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggota keluarga yang lainnya. Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat
kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti berkosentrasi, mengingat dan pemecahan
masalah. Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu potensi stressor, maturitas, keadaan
fisik, selisih usia, jenis kelamin, pengetahuan dan sosial ekonomi,
Desain penelitian menggunakan deskriptif kolerasi dan menggunakan pedekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil primigravida trimester III di
BPS Ambarwati denagn teknik total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 27 responden
dan alat ukur menggunakan kuesioner. Analisa data yang menggunakan spearman rank
Hasil data penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga sosial cukup yaitu 8
responden (29,6%), dan dukungan keluarga baik yaitu 19 responden (70,4%). Hasil tingkat
kecemasan pada ibu hami menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki kecemasan ringan
yaitu sebanyak 17 ibu hamil (63,0%), dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 6 ibu
hamil (22,2%). Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value = 0,001<0,05 bearti ada hubungan
antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil.
Dengan demikian diharapkan keluarga memberikan dan menentukan dukungan yang baik
bagi kesehatan ibu hamil.
Kata kunci : Dukungan sosial keluarga, Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida
menghadapi persalinan
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SOCIAL SUPPORT WITH
ANXIETY LEVEL TO THIRD TRIMESTER PRIMIGRAVIDA OF PREGNANCY
ON FACING CHILDBIRTH IN AMBARWATI KEBONDALEM VILLAGE JAMBU
DISTRICT SEMARANG REGENCY. Family support is an attitude, action and family
acceptance towards other family members. Anxiety is considered as one of the factors
inhibiting the performance of cognitive functions, such as concentrating, remembering and
problem solving. Factors affecting the potential stressor anxiety, maturity, physical condition,
the difference in age, gender, and socio-economic knowledge,
Descriptive research design using correlation and using cross sectional approach. The
population in this study were all pregnant women in the third trimester primigravida Bps
Ambarwati with total sampling technique and obtained a sample of 27 respondents and
measuring instruments using questionnaires. Data analysis using the Spearman rank
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
1
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
The results of the document showed that family support is social enough 8 respondents
(29.6%), and family support both the 19 respondents (70.4%). Results understood anxiety
levels in mothers suggests that women who have mild anxiety as many as 17 pregnant
women (63.0%), and anxiety are as much as 6 pregnant women (22.2%). The results show
the value of p-value = 0.001 <0.05 bearti no relationship between social support families with
pregnant mothers anxiety level.
It is hoped that families provide a good and decisive support for the health of pregnant
women.
Keywords
: family social support, level of anxiety primigravida pregnant women facing
childbirth
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kematian perempuan usia subur di
negara miskin terdapat 25-50 % yang
disebabkan
oleh
masalah
terkait
kehamilan,
persalinan
dan
nifas
(Sjuamsurizal, 2005). Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator kesehatan
yang
menggambarkan
tingkat
kesejahteraan ibu dan anak. AKI di
Indonesia saat ini masih merupakan yang
tertinggi dibandingkan dengan AKI
negara-negara ASEAN lainnya. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS), pada
tahun 2007 AKI di Indonesia masih
mencapai
248/100.000
kelahiran.
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan
Daerah, AKI propinsi Jawa tengah tahun
2005 sebesar 252 per 100.000 kelahiran
hidup (Depkes, 2007).
Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sulistyorini (2007), Di desa
Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati
menunjukan bahwa 52,5 % ibu hamil
menghadapi kelahiran anak pertama
berada pada kategori kecemasan rendah,
60% subjek menilai bahwa dukungan yang
diperoleh dari keluarganya sangat tinggi.
Wanita hamil dengan dukungan keluarga
yang tinggi tidak akan mudah menilai
situasi dengan kecemasan karena wanita
hamil dengan kondisi demikian tahu
bahwa akan ada keluarganya yang
membantu.
Wanita
hamil
dengan
dukungan keluarga yang tinggi akan
mengubah respon terhadap sumber
kecemasan dan pergi kepada keluarganya
untuk mencurahkan isi hatinya. Sejalan
dengan penelitian ini, Sagrestano, dkk
(1999) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa dukungan sosial yang ditunjukan
memberikan efek yang bermanfaat pada
kesehatan fisik dan mental pada wanita
hamil. Hasil Penelitian ini didapatkan
sumbangan dukungan suami terhadap
kecemasan ibu hamil menghadapi
kelahiran anak pertama pada masa
trimester III yaitu sebesar 15,4%.
Sulistyorini
(2007)
dalam
penelitiannya
menyebutkan
bahwa
kecemasan menghadapi kelahiran bayi
juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
tentang
kehamilan.
Seorang
ibu
primigravida yang mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik tentang kehamilan
memungkinkan
dirinya
mampu
mengantisipasi dan mempersiapkan diri
untuk dapat mengatasi kecemasan dalam
menghadapi persalinan.
Salah satu kecemasan para ibu
menjelang melahirkan adalah menghadapi
rasa sakit dan nyeri. Apalagi bagi calon
ibu yang belum pernah melahirkan
sebelumnya. Rasa nyeri menjelang dan
saat persalinan disebabkan oleh tekanan
darah dan denyut jantung
yang
meningkat cepat
jika ibu tidak dapat
menahan rasa nyeri dan dibiarkan, hal
yang dicemaskan adalah konsentrasi
calon ibu selama proses persalinan
terganggu. Kondisi ini sangat berbahaya
bagi ibu ataupun bayinya. Dr. Sarah
Brewer dalam bukunya Super Baby,
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
2
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
mengungkapkan bahwa kecemasan dan
stres yang berlebihan pada saat hamil sama
berbahaya dengan ibu hamil yang perokok.
Keadaan itu bisa berakibat bayi lahir
prematur, kesulitan belajar, anak menjadi
hiperaktif, atau bahkan mengalami
autisme. Stres yang berlebihan pada ibu
hamil
akan
mengakibatkan
kadar
pregnanolone
dalam
tubuh
tidak
mencukupi (Priantono, 2008).
Ketakutan dan kecemasan karena
ketidaktahuan akan berpengaruh pada
nyeri saat melahirkan, ketidaktahuan
tentang apa yang akan dialami dalam
persalinan dan ketidakpastian akan
keadaan bayinya sering menimbulkan
banyak ketakutan, kecemasan dan
ketegangan. Pengetahuan ibu yang baik
akan lebih tenang membuat ibu dalam
menghadapi
persalinannya,
sehingga
kecemasannya akan berkurang. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan akan lebih
mudah beradaptasi dengan kecemasan.
Salah satu faktor yang menyebabkan
kecemasan ibu pada saat melahirkan
adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang
persalinan normal (Zaenal, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan pada
tanggal 19 September 2012 di
BPS
Kebondalem Semarang, didapatkan jumlah
ibu yang ANC sebanyak 47 orang. Dari
seluruh jumlah ibu yang ANC tersebut
didapatkan data 24 orang merupakan ibu
primigravida dan 23 ibu merupakan
multigravida. Hasil wawancara terhadap 5
ibu primigravida didapatkan bahwa 4
orang mengatakan merasa cemas terhadap
persalinan yang akan berlangsung karena
merupakan pengalaman pertama bagi
mereka. Kecemasan yang timbul pada ke
empat
ibu
primigravida
tersebut
dikarenakan adanya perasaan was-was
apabila terjadi sesuatu saat persalinan
seperti
komplikasi,
kecacatan
dan
kematian selain itu mereka takut bila tidak
ditunggu oleh keluarga atau suaminya saat
bersalin nantinya. Hal ini dikarenakan
banyak dari para keluarga dan suami yang
tidak tega melihat kondisi istrinya saat
melahirkan
sehingga
mengakibatkan
dukungan untuk ibu dalam proses
persalinan agak berkurang. Kebanyakan
suami atau keluarga hanya menunggu
persalinan diruang tunggu yang telah
disediakan oleh bidan tanpa ada yang
langsung ikut dalam proses persalinan.
Kurangnya dukungan moral dari keluarga
dan suami menyebabkan banyak ibu-ibu
yang bersalin merasa khawatir dan takut
menghadapi
persalinan
sehingga
menyebabkan perasaan cemas saat
berlangsungnya
persalinan
semakin
bertambah. Hasil
wawancara juga
didapatkan 1 orang ibu yang mengatakan
bahwa ia selalu di tunggui keluarganya
saat
melakukan
pemeriksaan
kehamilannya. Keluarga selalu menjaga
dan memperhatikan semua kebutuhan
yang
harus
disiapkan
menjelang
persalinan. Dukungan penuh yang
diberikan oleh keluarga saat persalinan
tersebut menjadikan ibu menjadi lebih
tenang sehingga hal tersebut mengurangi
kecemasan ibu saat akan menghadapi
persalinan.
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut
diatas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian lebih mendalam terhadap “
Hubungan dukungan sosial keluarga
dengan tingkat kecemasan ibu hamil
Trimester III menghadapi persalinan di
BPS Ambarwati Desa Kebondalem
Semarang”.
Metode Penelitian
Tabel 1 Definisi Operasional
Variabel
Dukungan
sosial
keluarga
pada ibu
hamil TM
III
primigravid
a
menghadpi
persalinan
Definisi
Suatu bentuk
bantuan
berupa
perhatian,
emosi,
informasi,
nasihat,
materi,
maupun
penilaian yang
diberikan oleh
anggota
keluarga
terhadap ibu
dengan tujuan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
fisik dan psikis
Cara ukur
Kuesioner
dengan skala
likert yang
terdiri dari 20
pertanyaan
dikelompokka
n dalam
pertanyaan
favorable
sebanyak 15
pertanyaan dan
pertanyaan
unfavorable
sebanyak 5
pertanyaan
dengan skor
untuk
pertanyaan
favorable :
Hasil ukur Skala
Total skor Ordinal
jawaban
responden
dan
menunjukka
n dukungan
sosial
keluarga
tehadap ibu
primigravid
a TM III
dengan
kategori
61-80 : baik
41-60 :
cukup
20-40 :
kurang
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
3
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
Variabel
Definisi
ibu
primigravida
TM III
menghadapi
persalinan
Cara ukur
SS : Selalu : 4
S : Sering : 3
J : Jarang : 2
TP : Tidak
pernah : 1
Skor untuk
pertanyaan
unfavorable
SS : Selalu : 1
S : Sering : 2
J : Jarang : 3
TP : Tidak
pernah : 4
Kecemasan Perasaan
Kuesioner
ibu hamil cemas
yang yang
terdiri
primigravid meliputi
dari
24
a TM III respon
pertanyaan
menghadapi fisiologis
dengan skor
persalinan
(gemetar,
jawaban :
jantung
Ya : 1
berdebar,
Tidak : 0
berkeringat
dll)
dan
psikologis
(takut,
khawatir, tidak
percaya diri,
dll)
yang
dialami oleh
ibu
hamil
primigravida
dalam
menghadapi
persalinan
Hasil ukur Skala
Total skor Ordinal
jawaban
responden
menunjukka
n
tingkat
kecemasan
dengan
kategori
Ringan : <
6
Sedang : 712
Berat
:13-18
Panik
:19-24
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian Descriptif Corelation dengan
pendekatan Cross sectional yaitu suatu
penelitian dimana objek penelitian di ukur
atau dikumpulkan secara simultan dan
dalam
waktu
yang
bersamaan
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan
dukungan sosial keluarga dengan tingkat
kecemasan ibu hamil Trimester III
menghadapi
persalinan di
BPS
Ambarwati Desa Kebondalem Semarang.
Penelitian ini dilakukan di BPS
Ambarwati Desa Kebondalem Semarang
pada bulan Juli 2013. berjumlah 27 orang
berdasarkan catatan administrasi jumlah
ibu
hamil
primigravida
yang
memeriksakan kehamilannya di BPS
Ambarwati Desa Ke Kriteria inklusi
adalah
karakteristik
umum
subjek
penelitian pada populasi. Pertimbangan
ilmiah harus digunakan sebagai pedoman
di dalam menentukan kriteria inklusi.
Kriteria eksklusi adalah keadaan yang
menyebabkan subyek penelitian inklusi
tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian
karena menggunakan pengukuran dan
interpretasi, menggunakan kemampuan
dalam pelaksanaan, hambatan etis dan
subyek
menolak
berpartisipasi
(Notoatmodjo, 2002).bondalem Semarang
pada bulan Mei-Juli 2013 yang berjumlah
27 orang.
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Dukungan sosial keluarga pada ibu
hamil TM III primigravida menghadpi
persalinan sedangkan variabel terikatnya
adalah Kecemasan ibu hamil primigravida
TM III menghadapi persalinan
Instrument penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuisioner
dengan 20 item mengenai dukungan sosial
keluarga
yang
meliputi
dukungan
instrumental, informasional, emosional,
pengharapan.
Pertanyaan
mengenai
kecemasan meliputi respon fisiologis, dan
respon psikologis.
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan pengisian kuisioner.
sebelum melakukan pengisian kuisioner,
responden mengisi lembar infromend
consent rerlebih dahulu.
Analisi
data
penelitian
ini
menggunakan uji statistik Spearman Rank
untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara dukungan sosial keluarga dengan
tingkat kecemasan ibu hamil primigravida
trimester III menghadapi persalinan di Bps
ambarwati desa kebondalem kecamatan
jambu kabupaten semarang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian dibagi menjadi 2 yaitu
analisa univariat dan analisa bivariat.
Analisa Univariat
Golongan Umur
Tabel 2 Distribusi
frekuensi
gambaran umur ibu hamil
primigravida TM III di Desa
Kebondalem,
Kecamatan
Jambu,
Kabupaten
Semarang
Umur
<20
20-35
Total
Frekuensi
6
21
27
Presentase(%)
22,2%
77,8%
100%
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa
sebagian
besar
umur
ibu
hamil
primigravida antara 20-35 tahun yaitu
sebanyak 21 ibu (77,8%) dan yang
berumur <20 sebanyak 6 ibu (22,2%).
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
4
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
Dukungan Keluarga
Distribusi frekuensi gambaran dukungan
sosial keluarga ibu hamil primigravida TM
III
Tabel 3 distribusi
frekuensi
gambaran dukungan sosial
keluarga
ibu
hamil
primigravida TM III di Desa
Kebondalem
Kabupaten
Semarang
Dukungan
sosial
keluarga
Cukup
Baik
Total
Frekuensi
Persentase %
8
19
27
29,6%
70,4%
100%
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa
dukungan sosial keluarga ibu hamil
primigravida TM III sebagian besar baik
yaitu 19 responden (70,4%) dan dukungan
sosial cukup sebanyak 8 responden
(29,6%).
Tingkat
Kecemasan
Menghadapi Persalian
Tabel 4 Distribusi
berdasarkan
kecemasan
Kebondalem
Semarang
Tingkat
kecemasan
Ringan
Sedang
Berat
Panik
Total
Frekuensi
17
6
2
2
27
Ibu
Hamil
frekuensi
tingkat
di
Desa
Kabupaten
Presentase
63,0%
22,2%
7,4%
7,4%
100%
Berdasarkan tabel 3 diatas, didapatkan
bahwa dukungan sosial keluarga dari 27
responden sebagian besar mempunyai
tingkat kecemasan ringan sebanyak 17
responden (63,0%), yang mempunyai
tingkat kecemasan sedang sebanyak 6
responden (22,2%), tingkat kecemasan
berat sebanyak 2 responden (7,4%), dan
tingkat kecemasan panik sebanyak 2
responden (7,4%).
Analisa bivariat
Berdasarkan hasil analisis didapatkan
nilai P value sebesar 0.001 < nilai
=
0.05 sehingga H0 ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
dukungan sosial keluarga dengan tingkat
kecemasan ibu hamil primigravida TM III
menghadapi persalinan di BPS Ambarwati
desa kebondalem. Seperti disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 5 Hubungan dukungan sosial
keluarga dengan tingkat
kecemasan
ibu
hamil
primigravida trimester III
menghadapi persalinan di
BPS
Ambarwati
Desa
Kebondalem
Dukunga
n sosial
Keluarg
a
Cukup
Baik
Total
Tingkat Kecemasan
Sedang
Bera
t
F % F
%
F %
2 25,0 2 25,0 2 25,0
15 78,9 4 21,1 0 0
17 63,0 6 22,0 2 7,4
Ringan
Total
Panik
f
2
0
2
%
f %
25,0 8 100
0 19 100
7,4 27 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat
diketahui
bahwa
responden
yang
mempunyai tingkat kecemasan ringan
sebagian
besar
dukungan
sosial
keluarganya baik sejumlah 15 reponden
(78,9%) dibandingkan responden yang
memiliki dukungan sosial keluarga yang
cukup. Ini menunjukkan bahwa semakin
baik dukungan keluarga maka tingkat
kecemasan juga semakin ringan.
Pembahasan
Hasil Analisa univariat
a. Gambaran dukungan sosial keluarga
ibu hamil primigravida TM III
menghadapi persalinan
Berdasarkan hasil skoring dari
jawaban 24 soal kuesioner tentang
dukungan
sosial
keluarga
menunjukkan
bahwa
ibu
yang
mendapatkan dukungan sosial keluarga
yang baik sebanyak 19 ibu (70,4%)
dan dukungan sosial keluarga cukup
sebanyak 8 ibu (29,6%).
Hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian Nur Jannatun (2010)
tentang hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan ibu
primipara menghadapi persalinan di
Puskemas Pamulang, kota Tanggerang
Selatan menunjukkan bahwa sebagian
besar dukungan keluarga dalam
kategori cukup dan paling tinggi pada
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
5
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
dukungan informasi yaitu sebanyak
79%.
Dukungan sosial keluarga sangat
penting karena dengan adanya
dukungan
dari
keluarga
akan
mengurangi tingkat kecemasan ibu
hamil yang belum mempunyai
pengalaman bersalin. Ini dibuktikan
dari hasil tabulasi dukungan sosial
keluarga. Ibu yang mendapat dukungan
sosial keluaga baik sejumlah 19 ibu
dan 16 (76,0%) diantaranya menjawab
selalu di soal nomer 10 yang mewakili
pertanyaan
tentang
dukungan
emosional serta 12 ibu (60,0%) yang
menjawab selalu di soal nomer 13
tentang dukungan pengharapan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori Cohen dan Syme (2003) dalam
Dewi (2007) yang menyatakan bahwa
bentuk dukungan sosial membantu
individu dalam membangun harga diri
dan kompetensi. Dukungan ini berupa
ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang
bersangkutan akan membuat individu
memiliki perasaan nyaman dan yakin
sehingga dapat menghadapi masalah
dengan
lebih
baik.
Individu
membutuhkan penghargaan, perhatian
dan kepercayaan yang menandakan
bahwa dia dicintai dan diperhatikan.
Jika individu diterima dan dihargai
secara positif oleh orang lain, individu
tersebut akan cenderung untuk
mengembangkan sikap positif terhadap
diri sendiri dan lebih menghargai
dirinya.
Adapun faktor yang lain dalam
mempengaruhi
dukungan
sosial
keluarga seperti bentuk dukungan
sosial penghargaan seperti ungkapan
hormat (penghargaan) positif untuk ibu
hamil dengan dorongan maju atau
persetujuan dengan gagasan atau
perasaan individu dan perbandingan
positif kepada ibu hamil yang baik
dengan tingkat kecemasan yang ringan.
Dukungan sosial penghargaan yang
baik pada umumnya berkaitan erat
dengan adanya berbagai permasalahan
kesehatan yang mereka hadapi
disebabkan karena faktor ketidak
mampuan dalam mengatasi berbagai
masalah yang mereka hadapi.
b. Gambaran kecemasan ibu primipara
TM III menghadapi persalinan
Berdasarkan hasil skoring dari
jawaban 21 soal kuesioner tentang
kecemasan menunjukkan bahwa ibu
hamil yang memiliki kecemasan ringan
yaitu sebanyak 17 ibu hamil (63,0%),
dan yang mengalami kecemasan
sedang sebanyak 6 ibu hamil (22,2%)
Hasil penelitian ini sama dengan
hasil penelitian Nur Jannatun (2010)
tentang hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan ibu
primipara menghadapi persalinan di
Puskemas Pamulang, kota Tanggerang
Selatan yang menyatakan bahwa
sebagian besar mengalami cemas
ringan sebanyak 65,4%.
Kecemasan
sangat
berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki obyek yang spesifik. Kondisi
dialami
secara
subjektif
dan
dikomunikasikan dalam hubungan
interpersonal. Kecemasan berbeda
dengan rasa takut, yang merupakan
penilaian intelektual terhadap sesuatu
yang berbahaya. Kecemasan adalah
respon emosional terhadap penilaian
tersebut (Stuart dan Sundeen, 2005)
Menurut Struat (2006), faktorfaktor yang mempengaruhi kecemasan
yaitu usia, pendidikan, pengetahuan,
jenis kelamin, sosial ekonomi, dan
ancaman terhadap integritas fisik.
Faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasan ibu hamil primigravida TM
III dalam menghadapi persalinan di
BPS Ambarwati Am.Keb adalah umur
dan tingkat pendidikan ibu.
Faktor umur dapat dilihat dengan
membandingkan hasil tabulasi umur
dengan tabulasi tingkat kecemasan ibu.
Sebagian besar ibu yang yang
mengalami kecemasan ringan sejumlah
17 ibu, 14 diantaranya berumur 20-35
tahun sementara 3 ibu berumur <20
tahun. Hasil ini menunjukan semakin
tua umur ibu hamil maka tingkat
kecemasan akan semakin ringan
karena ibu yang umurnya lebih tua
memiliki pengetahuan dan pengalaman
lebih banyak dibandingkan dengan ibu
yang berusia lebih muda.
Menurut stuart (2006), usia adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
6
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
kecemasan. Individu yang memiliki
selisih usia lebih muda atau lebih tua
dapat mempengaruhi dalam hal yang
mengalami kecemasan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Mardani (2013)
tentang hubungan karakteristik ibu
dengan tingkat kecemasan pre oprasi
caesar
menyebutkan bahwa ada
hubungan yang bermakna anatara
umur dengan tingkat kecemasan
(P=0,682)
Faktor
pendidikan
juga
berpengaruh dalam tingkat kecemasan
ibu, hal ini dapat dilihat dari hasil
perbandingan
tabulasi
tingkat
pendidikan ibu dengan tingkat
kecemasan ibu. Sejumlah 17 ibu yang
mengalami kecemasan ringan 8
diantaranya
memiliki
tingkat
pendidikan SMA, 8 ibu tamat SMP, 1
Ibu dan lainnya tamat SD. Tingkat
pendidikan mempengaruhi kecemasan
ibu karena semakin tinggi jenjang
pendidikan yang ditamatkan ibu maka
tingkat pengetahuannya akan semakin
bertambah untuk mengatasi kecemasan
itu sendiri.
Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yonne (2009).
Tentang
hubungan karakteristik ibu hamil
trimester III dengan kecemasan dalam
menghadapi persalinan di Polilinik
Kebidanan dan Kandungan RSUP
Fatmawati
Jakarta.
Distribusi
kecemasan
berdasarkan
tingkat
pendidikan menunjukkan bahwa ibu
hamil yang mengalami kecemasan
adalah ibu berpendidikan menengah
(64,5%) lebih banyak dibandingkan
dengan ibu berpendidikan dasar
(47,4%) dan ibu berpendidikan tinggi
(44,2%).
Pernyataan ini sesuai dengan teori
Stuart (2005) tingkat pengetahuan
seseorang akan berpengaruh terhadap
kemampuan berfikir, semakin tinggi
tingkat pengetahuan akan semakin
mudah
berfikir
rasional
dan
menangkap informasi baru termasuk
dalam menguraikan masalah yang
baru.
Analisis Bivariat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden yang mempunyai tingkat
kecemasan
ringan
sebagian
besar
dukungan sosial keluarganya baik
sejumlah
15
reponden
(78,9%)
dibandingkan resopden yang memiliki
dukungan sosial keluarga yang cukup
sejumlah 2 responden (25%). Ini
menunjukkan bahwa responden yang
dukungan keluarganya baik memiliki
tingkat kecemasan yang ringan.
Hasil uji statistik didapatkan nilai P
value sebesar 0.001 < nilai
= 0.05
sehingga H0 ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara dukungan
sosial keluarga dengan tingkat kecemasan
ibu
hamil
primigravida
TM
III
menghadapi persalinan dengan nilai value
sebesar 0.593 yang artinya memiliki
korelasi yang kuat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian
Kusrini
(2012)
tentang
hubungan dukungan keluarga terhadap
tingkat kecemasan ibu primipara TM I di
wilayah kerja Pukesmas Kedungwuni
Kabupaten pekalongan menunjukkan hasil
bahwa ada hubungan dukungan keluarga
terhadap tingkat kecemasan ibu primipara
TM I dengan P Value sebesar 0,004.
Dukungan
sosial
keluarga
mempengaruhi kecemasan ibu primipara
dalam menghadapi persalinan. Pernyataan
ini dapat dilihat dari hasil cross tab
penelitian yaitu: bahwa responden yang
mempunyai tingkat kecemasan ringan
sebagian
besar
dukungan
sosial
keluarganya baik sejumlah 15 reponden
(78,9%) dibandingkan resopden yang
memiliki dukungan sosial keluarga yang
cukup sejumlah 2 responden (25%). Ini
menunjukkan bahwa responden yang
dukungan keluarganya baik memiliki
tingkat kecemasan yang ringan.
Dari uraian diatas ini menunjukan
presentase tingkat kecemasan yang ringan
lebih banyak dari pada tingkat kecemasan
yang berat. Ini disebapkan oleh dukungan
keluarga yang baik pada ibu hamil baik
dari kedua bentuk dukungan keluarga
antara lain : dukungan penghargaan dan
dukungan emosional. Keluarga bertindak
sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menangani pemecahan
masalah, sebagai sumber dan validator
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
7
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
identitas anggota keluarga. Bentuk
dukungan ini berupa penghargaan positif
pada individu, pemberian semangat,
persetujuan
pada
pendapat
individu,perbandingan yang positif dengan
individu lain, support dan perhatian.
Bentuk dukungan ini membantu individu
dalam membangun harga diri dan
kompetensi dan dukungan emosional
mencakup ungkapan empati, kepedulian
dan perhatian terhadap orang yang
bersangkutan.
Bentuk dukungan ini membuat
individu memiliki perasaan nyaman,
yakin, diperlukan dan dicintai oleh sumber
dukungan
sosial,
sehingga
dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik.
Individu membutuhkan penghargaan,
perhatian
dan
kepercayaan
yang
menandakan bahwa seseorang dicintai dan
diperhatikan. Jika individu diterima dan
dihargai secara positif oleh orang lain,
individu tersebut akan cenderung untuk
mengembangkan sikap positif terhadap
diri sendiri, dan lebih menerima dan
menghargai dirinya.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
Ada hubungan antara dukungan sosial
keluarga dengan tingkat kecemasan ibu
primigravida
TM
III
menghadapi
perasalinan di BPS Ny. Ambarwati, Desa
Kebondalem,
Kecamatan
Jambu,
Kabupaten Semarang.
Saran
1. Bagi Masyarakat
Untuk menjadikan masukan bagi
masyarakat khususnya pada keluarga
ibu hamil agar dapat meningkatkan
motivasi para ibu hamil, memberikan
perhatian dan dukungan bagi para ibu
hamil Dan keluarga diharapkan ikut
berpartisipasi dalam sosialisasi pada
masyarakat
terhadap
pentingnya
dukungan keluarga terhadap ibu hamil.
2. Bagi Ibu
Diharapkan ibu dapat meminta
dukungan sosial keluarganya saat akan
bersalin nanti agar kecemasannya
berkurang
dalam
menghadapi
persalinan.
3. Bagi Peneliti
Agar
dapat
meningkatkan
kemampuan pengetahuan dan wawasan
tentang metodologi penelitian dan
pengolahan data sehingga dapat
menghasilkan penelitian yang baik dan
terinci dan bagi peneliti lain agar dapat
mengembangkan penelitian dengan
menambah variabel penelitian yaitu
mempertimbangkan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat
aktivitas sehari-hari pada lansia dan
kelemahan-kelemahan
dalam
penelitian ini.
4. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menyediakan
referensi yang terbaru mengenai
keperawatan lansia dan diharapkan
pula berpartisipasi dan berperan aktif
dalam kegiatan sosialisasi khusnya
tentang pentingnya dukungan keluarga
terhadap kemandirian lansia dengan
mengingat jumlah lansia yang semakin
tinggi dan kesehatan lansia tidak
terlepas dari dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi.
2008.
pendampingan
dan
kecemasan ibu bersalin. Yogyakarta :
Nuha Medika
Azizah,
Lilik
Ma’rifaul.
2011.
Keperawatan Lanjut Usia. Jakarta :
Graha Ilmu.
Bandiyah,
S.
(2009).
Kehamilan
Persalainan Gangguan Kehamilan,
Yogjakarta: Nuha Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku saku
diagnosa keperawatan, edisi 8.
(Terjemahan Monica Ester) Jakarta :
EGC.
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
8
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
Dariyo, A. (2001). Hubungan antara
Percaya Diri dengan Kecemasan
Menghadapi Kelahiran Bayi pada
Wanita Hamil Pertama. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada.
Depkes R.I. 2007.
Standar asuhan
keperawatan. Jakarta : PPNI
Endang Sri Astuti dan Resminingsih,
(2005). Pelayanan Konseling Pada
Satuan Pendidikan Menengah Jilid 1.
Jakarta
Friedman. 2005. Keperawatan Keluarga :
Teori dan Praktik. Three Edition.
Translations. Ina Debora. Jakarta :
EGC.
Hamilton, C. Mary (2005). Dasar-dasar
Keperawatan Maternitas, Edisi 6.
Jakarta : EGC. : Grafindo.
Harnoko. (2012). Asuhan keperawatan
keluarga. Pustaka pelajar : yogyakarta.
Hawari, D. (2004). Manajemen stres,
cemas, dan depresi. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Hidayat, Alimul Aziz, (2003). Riset
keperawatan dan teknik penulisan.
Jakarta : Salemba Medika
Huliana, M. (2005). Panduan menjalani
kehamilan sehat. Jakarta: Puspa
Swara.
Jhonson R (2010). Keperawatan keluarga
plus contoh askep keperawatan
keluarga. Nuha medika : Jogyakarta.
Kalil, K. M., Gruber, J. E., Conley, J. G.,
& LaGrandeur, R. M. (2002).
Relationships among Stress Anxiety,
Type A, and Pregnancy-Related
Complications. Journal of Prenatal
and Perinatal Psychology and Health.
Vol. 9
Kartono, K. (2002). Psikologi Wanita:
Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan
Nenek. Bandung: Mandar Maju.
Kushartanti, W., Soekamti, E. R., &
Sriwahyuniati, C. F. (2004). Senam
Hamil: Menyamankan Kehamilan,
Mempermudah
Persalinan.
Yogyakarta: Lintang Pustaka.
Kusrini. 2012. Hubungan dukungan
keluarga terhadap tingkat kecemasan
ibu primipara TM I di Wilayah kerja
Puskesmas Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan
Manuaba IBG. 2007. Pengantar kuliah
obstetrik. Jakarta : EGC
Marks, M. & Kumar, R. C. 1998.
Depression After Childbirth. Dalam S.
Checkley (Ed). The Management Of
Depression.
Oxford:
Blackwell
Science. Ltd alih bahasa oleh : Oktavia
(2001). Depresi setelah kelahiran
(manajemen depresi). Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Mellyna
Huliana.
2007.
Panduan
Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta
Mochtar, Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri
Psikologis, Obstetri Patologi. Jakarta:
EGC.
Nolan, Mary, 2004. Kehamilan
Melahirkan. Jakarta : Arcan.
dan
Oktrini, F. (2001). Pengaruh Tingkatan
dalam Mengikuti Latihan Seni
Pernafasan terhadap Agresivitas pada
Anggota Lembaga Seni Pernafasan
Satria
Nusantara
Yogyakarta.
Yogyakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan
analisis data kesehatan. Yogayakarta :
Mula Medika.
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
9
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
Rochmah, N. (2008). Pendidikan prenatal.
Jakarta : gramedia publishing.
Saifudin AB. 2002. Buku panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo.
Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology :
Biopsychosocial Interactions. Fifth
Edition.USA : John Wiley & Sons.
Smet, Bare. (2004). Psikologi Kesehatan.
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R & D .
Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2009). Statistika
penelitian. Bandung: Alfabeta.
untuk
Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998).
Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta :
EGC
Hamil Dalam Menghadapi Proses
Persalinan Di Desa Jepat Lor
Kecamatan Tayu Kabupaten Pati
Jurnal Kesehatan Surya Medika.
Yogyakarta : Yogyakarta
Sumarah,Y N., 2008. Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta :
Fitramaya
Wiknjosastro H. 2002. Ilmu kebidanan
edisi 3. Jakarta : yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo.
Westheimer, K Ruth. 2002. Mengkreasi
kehamilan dan menjaga kasih sayang
bersama
Zinbarg, R. E., Craske, M. G., & Barlow,
D. H. (2003). Therapist’s Guide for
The Mastery of Your Anxiety and
Worry (MAW) Program. United States
of America: Graywind Publications
In- corporated.
Zaenal. 2005. Kesiapan
persalinan. Yogyakarta
menghadapi
Sulistyorini, Eka dan Sri Yuni Tursilowati.
(2007). Pengaruh Peran Serta Suami
Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester10
III
Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang
Download