HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III MENGHADAPI PERSALINAN DI BPS AMBARWATI DESA KEBONDALEM KEC. JAMBU, KAB. SEMARANG Fitriana 1) , Kartika Sari2) , Risma Aliviani Putri3) AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO Email : up2m@akbidngudiwaluyo ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III MENGHADAPI PERSALINAN DI BPS AMBARWATI DESA KEBONDALEM KEC. JAMBU, KAB. SEMARANG. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang lainnya. Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti berkosentrasi, mengingat dan pemecahan masalah. Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu potensi stressor, maturitas, keadaan fisik, selisih usia, jenis kelamin, pengetahuan dan sosial ekonomi, Desain penelitian menggunakan deskriptif kolerasi dan menggunakan pedekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil primigravida trimester III di BPS Ambarwati denagn teknik total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 27 responden dan alat ukur menggunakan kuesioner. Analisa data yang menggunakan spearman rank Hasil data penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga sosial cukup yaitu 8 responden (29,6%), dan dukungan keluarga baik yaitu 19 responden (70,4%). Hasil tingkat kecemasan pada ibu hami menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki kecemasan ringan yaitu sebanyak 17 ibu hamil (63,0%), dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 6 ibu hamil (22,2%). Hasil penelitian menunjukkan nilai p-value = 0,001<0,05 bearti ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil. Dengan demikian diharapkan keluarga memberikan dan menentukan dukungan yang baik bagi kesehatan ibu hamil. Kata kunci : Dukungan sosial keluarga, Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida menghadapi persalinan ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY SOCIAL SUPPORT WITH ANXIETY LEVEL TO THIRD TRIMESTER PRIMIGRAVIDA OF PREGNANCY ON FACING CHILDBIRTH IN AMBARWATI KEBONDALEM VILLAGE JAMBU DISTRICT SEMARANG REGENCY. Family support is an attitude, action and family acceptance towards other family members. Anxiety is considered as one of the factors inhibiting the performance of cognitive functions, such as concentrating, remembering and problem solving. Factors affecting the potential stressor anxiety, maturity, physical condition, the difference in age, gender, and socio-economic knowledge, Descriptive research design using correlation and using cross sectional approach. The population in this study were all pregnant women in the third trimester primigravida Bps Ambarwati with total sampling technique and obtained a sample of 27 respondents and measuring instruments using questionnaires. Data analysis using the Spearman rank Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 1 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang The results of the document showed that family support is social enough 8 respondents (29.6%), and family support both the 19 respondents (70.4%). Results understood anxiety levels in mothers suggests that women who have mild anxiety as many as 17 pregnant women (63.0%), and anxiety are as much as 6 pregnant women (22.2%). The results show the value of p-value = 0.001 <0.05 bearti no relationship between social support families with pregnant mothers anxiety level. It is hoped that families provide a good and decisive support for the health of pregnant women. Keywords : family social support, level of anxiety primigravida pregnant women facing childbirth PENDAHULUAN Latar Belakang Kematian perempuan usia subur di negara miskin terdapat 25-50 % yang disebabkan oleh masalah terkait kehamilan, persalinan dan nifas (Sjuamsurizal, 2005). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator kesehatan yang menggambarkan tingkat kesejahteraan ibu dan anak. AKI di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2007 AKI di Indonesia masih mencapai 248/100.000 kelahiran. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Daerah, AKI propinsi Jawa tengah tahun 2005 sebesar 252 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini (2007), Di desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati menunjukan bahwa 52,5 % ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama berada pada kategori kecemasan rendah, 60% subjek menilai bahwa dukungan yang diperoleh dari keluarganya sangat tinggi. Wanita hamil dengan dukungan keluarga yang tinggi tidak akan mudah menilai situasi dengan kecemasan karena wanita hamil dengan kondisi demikian tahu bahwa akan ada keluarganya yang membantu. Wanita hamil dengan dukungan keluarga yang tinggi akan mengubah respon terhadap sumber kecemasan dan pergi kepada keluarganya untuk mencurahkan isi hatinya. Sejalan dengan penelitian ini, Sagrestano, dkk (1999) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dukungan sosial yang ditunjukan memberikan efek yang bermanfaat pada kesehatan fisik dan mental pada wanita hamil. Hasil Penelitian ini didapatkan sumbangan dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa trimester III yaitu sebesar 15,4%. Sulistyorini (2007) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kecemasan menghadapi kelahiran bayi juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang kehamilan. Seorang ibu primigravida yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang kehamilan memungkinkan dirinya mampu mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk dapat mengatasi kecemasan dalam menghadapi persalinan. Salah satu kecemasan para ibu menjelang melahirkan adalah menghadapi rasa sakit dan nyeri. Apalagi bagi calon ibu yang belum pernah melahirkan sebelumnya. Rasa nyeri menjelang dan saat persalinan disebabkan oleh tekanan darah dan denyut jantung yang meningkat cepat jika ibu tidak dapat menahan rasa nyeri dan dibiarkan, hal yang dicemaskan adalah konsentrasi calon ibu selama proses persalinan terganggu. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu ataupun bayinya. Dr. Sarah Brewer dalam bukunya Super Baby, Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 2 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang mengungkapkan bahwa kecemasan dan stres yang berlebihan pada saat hamil sama berbahaya dengan ibu hamil yang perokok. Keadaan itu bisa berakibat bayi lahir prematur, kesulitan belajar, anak menjadi hiperaktif, atau bahkan mengalami autisme. Stres yang berlebihan pada ibu hamil akan mengakibatkan kadar pregnanolone dalam tubuh tidak mencukupi (Priantono, 2008). Ketakutan dan kecemasan karena ketidaktahuan akan berpengaruh pada nyeri saat melahirkan, ketidaktahuan tentang apa yang akan dialami dalam persalinan dan ketidakpastian akan keadaan bayinya sering menimbulkan banyak ketakutan, kecemasan dan ketegangan. Pengetahuan ibu yang baik akan lebih tenang membuat ibu dalam menghadapi persalinannya, sehingga kecemasannya akan berkurang. Semakin tinggi tingkat pengetahuan akan lebih mudah beradaptasi dengan kecemasan. Salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan ibu pada saat melahirkan adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang persalinan normal (Zaenal, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 19 September 2012 di BPS Kebondalem Semarang, didapatkan jumlah ibu yang ANC sebanyak 47 orang. Dari seluruh jumlah ibu yang ANC tersebut didapatkan data 24 orang merupakan ibu primigravida dan 23 ibu merupakan multigravida. Hasil wawancara terhadap 5 ibu primigravida didapatkan bahwa 4 orang mengatakan merasa cemas terhadap persalinan yang akan berlangsung karena merupakan pengalaman pertama bagi mereka. Kecemasan yang timbul pada ke empat ibu primigravida tersebut dikarenakan adanya perasaan was-was apabila terjadi sesuatu saat persalinan seperti komplikasi, kecacatan dan kematian selain itu mereka takut bila tidak ditunggu oleh keluarga atau suaminya saat bersalin nantinya. Hal ini dikarenakan banyak dari para keluarga dan suami yang tidak tega melihat kondisi istrinya saat melahirkan sehingga mengakibatkan dukungan untuk ibu dalam proses persalinan agak berkurang. Kebanyakan suami atau keluarga hanya menunggu persalinan diruang tunggu yang telah disediakan oleh bidan tanpa ada yang langsung ikut dalam proses persalinan. Kurangnya dukungan moral dari keluarga dan suami menyebabkan banyak ibu-ibu yang bersalin merasa khawatir dan takut menghadapi persalinan sehingga menyebabkan perasaan cemas saat berlangsungnya persalinan semakin bertambah. Hasil wawancara juga didapatkan 1 orang ibu yang mengatakan bahwa ia selalu di tunggui keluarganya saat melakukan pemeriksaan kehamilannya. Keluarga selalu menjaga dan memperhatikan semua kebutuhan yang harus disiapkan menjelang persalinan. Dukungan penuh yang diberikan oleh keluarga saat persalinan tersebut menjadikan ibu menjadi lebih tenang sehingga hal tersebut mengurangi kecemasan ibu saat akan menghadapi persalinan. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam terhadap “ Hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil Trimester III menghadapi persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Semarang”. Metode Penelitian Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Dukungan sosial keluarga pada ibu hamil TM III primigravid a menghadpi persalinan Definisi Suatu bentuk bantuan berupa perhatian, emosi, informasi, nasihat, materi, maupun penilaian yang diberikan oleh anggota keluarga terhadap ibu dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikis Cara ukur Kuesioner dengan skala likert yang terdiri dari 20 pertanyaan dikelompokka n dalam pertanyaan favorable sebanyak 15 pertanyaan dan pertanyaan unfavorable sebanyak 5 pertanyaan dengan skor untuk pertanyaan favorable : Hasil ukur Skala Total skor Ordinal jawaban responden dan menunjukka n dukungan sosial keluarga tehadap ibu primigravid a TM III dengan kategori 61-80 : baik 41-60 : cukup 20-40 : kurang Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 3 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang Variabel Definisi ibu primigravida TM III menghadapi persalinan Cara ukur SS : Selalu : 4 S : Sering : 3 J : Jarang : 2 TP : Tidak pernah : 1 Skor untuk pertanyaan unfavorable SS : Selalu : 1 S : Sering : 2 J : Jarang : 3 TP : Tidak pernah : 4 Kecemasan Perasaan Kuesioner ibu hamil cemas yang yang terdiri primigravid meliputi dari 24 a TM III respon pertanyaan menghadapi fisiologis dengan skor persalinan (gemetar, jawaban : jantung Ya : 1 berdebar, Tidak : 0 berkeringat dll) dan psikologis (takut, khawatir, tidak percaya diri, dll) yang dialami oleh ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan Hasil ukur Skala Total skor Ordinal jawaban responden menunjukka n tingkat kecemasan dengan kategori Ringan : < 6 Sedang : 712 Berat :13-18 Panik :19-24 Penelitian ini menggunakan desain penelitian Descriptif Corelation dengan pendekatan Cross sectional yaitu suatu penelitian dimana objek penelitian di ukur atau dikumpulkan secara simultan dan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil Trimester III menghadapi persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Semarang. Penelitian ini dilakukan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Semarang pada bulan Juli 2013. berjumlah 27 orang berdasarkan catatan administrasi jumlah ibu hamil primigravida yang memeriksakan kehamilannya di BPS Ambarwati Desa Ke Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi. Pertimbangan ilmiah harus digunakan sebagai pedoman di dalam menentukan kriteria inklusi. Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek penelitian inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian karena menggunakan pengukuran dan interpretasi, menggunakan kemampuan dalam pelaksanaan, hambatan etis dan subyek menolak berpartisipasi (Notoatmodjo, 2002).bondalem Semarang pada bulan Mei-Juli 2013 yang berjumlah 27 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dukungan sosial keluarga pada ibu hamil TM III primigravida menghadpi persalinan sedangkan variabel terikatnya adalah Kecemasan ibu hamil primigravida TM III menghadapi persalinan Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dengan 20 item mengenai dukungan sosial keluarga yang meliputi dukungan instrumental, informasional, emosional, pengharapan. Pertanyaan mengenai kecemasan meliputi respon fisiologis, dan respon psikologis. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuisioner. sebelum melakukan pengisian kuisioner, responden mengisi lembar infromend consent rerlebih dahulu. Analisi data penelitian ini menggunakan uji statistik Spearman Rank untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III menghadapi persalinan di Bps ambarwati desa kebondalem kecamatan jambu kabupaten semarang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian dibagi menjadi 2 yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa Univariat Golongan Umur Tabel 2 Distribusi frekuensi gambaran umur ibu hamil primigravida TM III di Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang Umur <20 20-35 Total Frekuensi 6 21 27 Presentase(%) 22,2% 77,8% 100% Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa sebagian besar umur ibu hamil primigravida antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 21 ibu (77,8%) dan yang berumur <20 sebanyak 6 ibu (22,2%). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 4 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang Dukungan Keluarga Distribusi frekuensi gambaran dukungan sosial keluarga ibu hamil primigravida TM III Tabel 3 distribusi frekuensi gambaran dukungan sosial keluarga ibu hamil primigravida TM III di Desa Kebondalem Kabupaten Semarang Dukungan sosial keluarga Cukup Baik Total Frekuensi Persentase % 8 19 27 29,6% 70,4% 100% Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa dukungan sosial keluarga ibu hamil primigravida TM III sebagian besar baik yaitu 19 responden (70,4%) dan dukungan sosial cukup sebanyak 8 responden (29,6%). Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalian Tabel 4 Distribusi berdasarkan kecemasan Kebondalem Semarang Tingkat kecemasan Ringan Sedang Berat Panik Total Frekuensi 17 6 2 2 27 Ibu Hamil frekuensi tingkat di Desa Kabupaten Presentase 63,0% 22,2% 7,4% 7,4% 100% Berdasarkan tabel 3 diatas, didapatkan bahwa dukungan sosial keluarga dari 27 responden sebagian besar mempunyai tingkat kecemasan ringan sebanyak 17 responden (63,0%), yang mempunyai tingkat kecemasan sedang sebanyak 6 responden (22,2%), tingkat kecemasan berat sebanyak 2 responden (7,4%), dan tingkat kecemasan panik sebanyak 2 responden (7,4%). Analisa bivariat Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai P value sebesar 0.001 < nilai = 0.05 sehingga H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida TM III menghadapi persalinan di BPS Ambarwati desa kebondalem. Seperti disajikan pada tabel berikut : Tabel 5 Hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III menghadapi persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Dukunga n sosial Keluarg a Cukup Baik Total Tingkat Kecemasan Sedang Bera t F % F % F % 2 25,0 2 25,0 2 25,0 15 78,9 4 21,1 0 0 17 63,0 6 22,0 2 7,4 Ringan Total Panik f 2 0 2 % f % 25,0 8 100 0 19 100 7,4 27 100 Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat kecemasan ringan sebagian besar dukungan sosial keluarganya baik sejumlah 15 reponden (78,9%) dibandingkan responden yang memiliki dukungan sosial keluarga yang cukup. Ini menunjukkan bahwa semakin baik dukungan keluarga maka tingkat kecemasan juga semakin ringan. Pembahasan Hasil Analisa univariat a. Gambaran dukungan sosial keluarga ibu hamil primigravida TM III menghadapi persalinan Berdasarkan hasil skoring dari jawaban 24 soal kuesioner tentang dukungan sosial keluarga menunjukkan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan sosial keluarga yang baik sebanyak 19 ibu (70,4%) dan dukungan sosial keluarga cukup sebanyak 8 ibu (29,6%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nur Jannatun (2010) tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu primipara menghadapi persalinan di Puskemas Pamulang, kota Tanggerang Selatan menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga dalam kategori cukup dan paling tinggi pada Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 5 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang dukungan informasi yaitu sebanyak 79%. Dukungan sosial keluarga sangat penting karena dengan adanya dukungan dari keluarga akan mengurangi tingkat kecemasan ibu hamil yang belum mempunyai pengalaman bersalin. Ini dibuktikan dari hasil tabulasi dukungan sosial keluarga. Ibu yang mendapat dukungan sosial keluaga baik sejumlah 19 ibu dan 16 (76,0%) diantaranya menjawab selalu di soal nomer 10 yang mewakili pertanyaan tentang dukungan emosional serta 12 ibu (60,0%) yang menjawab selalu di soal nomer 13 tentang dukungan pengharapan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Cohen dan Syme (2003) dalam Dewi (2007) yang menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi. Dukungan ini berupa ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan akan membuat individu memiliki perasaan nyaman dan yakin sehingga dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Individu membutuhkan penghargaan, perhatian dan kepercayaan yang menandakan bahwa dia dicintai dan diperhatikan. Jika individu diterima dan dihargai secara positif oleh orang lain, individu tersebut akan cenderung untuk mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan lebih menghargai dirinya. Adapun faktor yang lain dalam mempengaruhi dukungan sosial keluarga seperti bentuk dukungan sosial penghargaan seperti ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk ibu hamil dengan dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif kepada ibu hamil yang baik dengan tingkat kecemasan yang ringan. Dukungan sosial penghargaan yang baik pada umumnya berkaitan erat dengan adanya berbagai permasalahan kesehatan yang mereka hadapi disebabkan karena faktor ketidak mampuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. b. Gambaran kecemasan ibu primipara TM III menghadapi persalinan Berdasarkan hasil skoring dari jawaban 21 soal kuesioner tentang kecemasan menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki kecemasan ringan yaitu sebanyak 17 ibu hamil (63,0%), dan yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 6 ibu hamil (22,2%) Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Nur Jannatun (2010) tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu primipara menghadapi persalinan di Puskemas Pamulang, kota Tanggerang Selatan yang menyatakan bahwa sebagian besar mengalami cemas ringan sebanyak 65,4%. Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart dan Sundeen, 2005) Menurut Struat (2006), faktorfaktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu usia, pendidikan, pengetahuan, jenis kelamin, sosial ekonomi, dan ancaman terhadap integritas fisik. Faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil primigravida TM III dalam menghadapi persalinan di BPS Ambarwati Am.Keb adalah umur dan tingkat pendidikan ibu. Faktor umur dapat dilihat dengan membandingkan hasil tabulasi umur dengan tabulasi tingkat kecemasan ibu. Sebagian besar ibu yang yang mengalami kecemasan ringan sejumlah 17 ibu, 14 diantaranya berumur 20-35 tahun sementara 3 ibu berumur <20 tahun. Hasil ini menunjukan semakin tua umur ibu hamil maka tingkat kecemasan akan semakin ringan karena ibu yang umurnya lebih tua memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang berusia lebih muda. Menurut stuart (2006), usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 6 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang kecemasan. Individu yang memiliki selisih usia lebih muda atau lebih tua dapat mempengaruhi dalam hal yang mengalami kecemasan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mardani (2013) tentang hubungan karakteristik ibu dengan tingkat kecemasan pre oprasi caesar menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna anatara umur dengan tingkat kecemasan (P=0,682) Faktor pendidikan juga berpengaruh dalam tingkat kecemasan ibu, hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan tabulasi tingkat pendidikan ibu dengan tingkat kecemasan ibu. Sejumlah 17 ibu yang mengalami kecemasan ringan 8 diantaranya memiliki tingkat pendidikan SMA, 8 ibu tamat SMP, 1 Ibu dan lainnya tamat SD. Tingkat pendidikan mempengaruhi kecemasan ibu karena semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan ibu maka tingkat pengetahuannya akan semakin bertambah untuk mengatasi kecemasan itu sendiri. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yonne (2009). Tentang hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di Polilinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati Jakarta. Distribusi kecemasan berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami kecemasan adalah ibu berpendidikan menengah (64,5%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu berpendidikan dasar (47,4%) dan ibu berpendidikan tinggi (44,2%). Pernyataan ini sesuai dengan teori Stuart (2005) tingkat pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat pengetahuan akan semakin mudah berfikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru. Analisis Bivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tingkat kecemasan ringan sebagian besar dukungan sosial keluarganya baik sejumlah 15 reponden (78,9%) dibandingkan resopden yang memiliki dukungan sosial keluarga yang cukup sejumlah 2 responden (25%). Ini menunjukkan bahwa responden yang dukungan keluarganya baik memiliki tingkat kecemasan yang ringan. Hasil uji statistik didapatkan nilai P value sebesar 0.001 < nilai = 0.05 sehingga H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida TM III menghadapi persalinan dengan nilai value sebesar 0.593 yang artinya memiliki korelasi yang kuat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kusrini (2012) tentang hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan ibu primipara TM I di wilayah kerja Pukesmas Kedungwuni Kabupaten pekalongan menunjukkan hasil bahwa ada hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan ibu primipara TM I dengan P Value sebesar 0,004. Dukungan sosial keluarga mempengaruhi kecemasan ibu primipara dalam menghadapi persalinan. Pernyataan ini dapat dilihat dari hasil cross tab penelitian yaitu: bahwa responden yang mempunyai tingkat kecemasan ringan sebagian besar dukungan sosial keluarganya baik sejumlah 15 reponden (78,9%) dibandingkan resopden yang memiliki dukungan sosial keluarga yang cukup sejumlah 2 responden (25%). Ini menunjukkan bahwa responden yang dukungan keluarganya baik memiliki tingkat kecemasan yang ringan. Dari uraian diatas ini menunjukan presentase tingkat kecemasan yang ringan lebih banyak dari pada tingkat kecemasan yang berat. Ini disebapkan oleh dukungan keluarga yang baik pada ibu hamil baik dari kedua bentuk dukungan keluarga antara lain : dukungan penghargaan dan dukungan emosional. Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menangani pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 7 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang identitas anggota keluarga. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu,perbandingan yang positif dengan individu lain, support dan perhatian. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi dan dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperlukan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Individu membutuhkan penghargaan, perhatian dan kepercayaan yang menandakan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan. Jika individu diterima dan dihargai secara positif oleh orang lain, individu tersebut akan cenderung untuk mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri, dan lebih menerima dan menghargai dirinya. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan ibu primigravida TM III menghadapi perasalinan di BPS Ny. Ambarwati, Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Saran 1. Bagi Masyarakat Untuk menjadikan masukan bagi masyarakat khususnya pada keluarga ibu hamil agar dapat meningkatkan motivasi para ibu hamil, memberikan perhatian dan dukungan bagi para ibu hamil Dan keluarga diharapkan ikut berpartisipasi dalam sosialisasi pada masyarakat terhadap pentingnya dukungan keluarga terhadap ibu hamil. 2. Bagi Ibu Diharapkan ibu dapat meminta dukungan sosial keluarganya saat akan bersalin nanti agar kecemasannya berkurang dalam menghadapi persalinan. 3. Bagi Peneliti Agar dapat meningkatkan kemampuan pengetahuan dan wawasan tentang metodologi penelitian dan pengolahan data sehingga dapat menghasilkan penelitian yang baik dan terinci dan bagi peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian dengan menambah variabel penelitian yaitu mempertimbangkan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat aktivitas sehari-hari pada lansia dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini. 4. Bagi Institusi Diharapkan dapat menyediakan referensi yang terbaru mengenai keperawatan lansia dan diharapkan pula berpartisipasi dan berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi khusnya tentang pentingnya dukungan keluarga terhadap kemandirian lansia dengan mengingat jumlah lansia yang semakin tinggi dan kesehatan lansia tidak terlepas dari dunia kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Afandi. 2008. pendampingan dan kecemasan ibu bersalin. Yogyakarta : Nuha Medika Azizah, Lilik Ma’rifaul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Jakarta : Graha Ilmu. Bandiyah, S. (2009). Kehamilan Persalainan Gangguan Kehamilan, Yogjakarta: Nuha Medika. Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8. (Terjemahan Monica Ester) Jakarta : EGC. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 8 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang Dariyo, A. (2001). Hubungan antara Percaya Diri dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi pada Wanita Hamil Pertama. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Depkes R.I. 2007. Standar asuhan keperawatan. Jakarta : PPNI Endang Sri Astuti dan Resminingsih, (2005). Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid 1. Jakarta Friedman. 2005. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Three Edition. Translations. Ina Debora. Jakarta : EGC. Hamilton, C. Mary (2005). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6. Jakarta : EGC. : Grafindo. Harnoko. (2012). Asuhan keperawatan keluarga. Pustaka pelajar : yogyakarta. Hawari, D. (2004). Manajemen stres, cemas, dan depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidayat, Alimul Aziz, (2003). Riset keperawatan dan teknik penulisan. Jakarta : Salemba Medika Huliana, M. (2005). Panduan menjalani kehamilan sehat. Jakarta: Puspa Swara. Jhonson R (2010). Keperawatan keluarga plus contoh askep keperawatan keluarga. Nuha medika : Jogyakarta. Kalil, K. M., Gruber, J. E., Conley, J. G., & LaGrandeur, R. M. (2002). Relationships among Stress Anxiety, Type A, and Pregnancy-Related Complications. Journal of Prenatal and Perinatal Psychology and Health. Vol. 9 Kartono, K. (2002). Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju. Kushartanti, W., Soekamti, E. R., & Sriwahyuniati, C. F. (2004). Senam Hamil: Menyamankan Kehamilan, Mempermudah Persalinan. Yogyakarta: Lintang Pustaka. Kusrini. 2012. Hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan ibu primipara TM I di Wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Manuaba IBG. 2007. Pengantar kuliah obstetrik. Jakarta : EGC Marks, M. & Kumar, R. C. 1998. Depression After Childbirth. Dalam S. Checkley (Ed). The Management Of Depression. Oxford: Blackwell Science. Ltd alih bahasa oleh : Oktavia (2001). Depresi setelah kelahiran (manajemen depresi). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Mellyna Huliana. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta Mochtar, Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri Psikologis, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC. Nolan, Mary, 2004. Kehamilan Melahirkan. Jakarta : Arcan. dan Oktrini, F. (2001). Pengaruh Tingkatan dalam Mengikuti Latihan Seni Pernafasan terhadap Agresivitas pada Anggota Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan analisis data kesehatan. Yogayakarta : Mula Medika. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III 9 Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang Rochmah, N. (2008). Pendidikan prenatal. Jakarta : gramedia publishing. Saifudin AB. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo. Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition.USA : John Wiley & Sons. Smet, Bare. (2004). Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D . Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2009). Statistika penelitian. Bandung: Alfabeta. untuk Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta : EGC Hamil Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Jurnal Kesehatan Surya Medika. Yogyakarta : Yogyakarta Sumarah,Y N., 2008. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya Wiknjosastro H. 2002. Ilmu kebidanan edisi 3. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo. Westheimer, K Ruth. 2002. Mengkreasi kehamilan dan menjaga kasih sayang bersama Zinbarg, R. E., Craske, M. G., & Barlow, D. H. (2003). Therapist’s Guide for The Mastery of Your Anxiety and Worry (MAW) Program. United States of America: Graywind Publications In- corporated. Zaenal. 2005. Kesiapan persalinan. Yogyakarta menghadapi Sulistyorini, Eka dan Sri Yuni Tursilowati. (2007). Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester10 III Menghadapi Persalinan di BPS Ambarwati Desa Kebondalem Kec. Jambu, Kab. Semarang