BABII TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 11.1.1 Pengertian Hotel

advertisement
BABII
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
11.1.1 Pengertian Hotel
Pengertian hotel menurut SK Menparpostel Nomor. KM 34/ HK 103/ MPPT 1987:
"Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya
untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam keputusan pemerintah"
Pengertian hotel menurut GraZier Electronis Publishing.Inc (1995) adalah:
"Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat untuk menginap, makanan dan
pelayanan lain untuk urnurn"
Sedangkan pengertian hotel menurut buku Managing Front Office Operations dari
AHMA (American Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Stedmon dan
Michael L. Kasavana disebutkan sebagai berikut:
"A hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing
lodging facilities for the general public and which fursishes one or more of the following
services: food
and
beverage
service,
room
attendant service,
laundering linens, and use of furnitures and fvctures. "
uniformed serviced,
Yang dapat diartikan sebagai berikut:
"Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara kornersial
dengan memberikan fasi!itas penginapan untuk
berikut: pelayanan makan dan
umum dengan fasi!itas pelayanan sebagai
minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan,
pencuci pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan
yang ada di dalamnya."
11.1.2 Kriteria Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel dikeluarkan oleh Deparpostel dan dibuat oleh Diijen
Pariwisata dengan SK: Kep-22/UNI/78.
Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang menurut buku Pengantar Akomodasi
dan Restoran oleh Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 adalah:
A. Faktor tingkatan atau bintang dari hotel
1. Klasifikasi hotel berbintang satu (*)
Persyaratan :
a. jumlah kamar standar, minimum 15 kamar
2.
b.
kamar mandi di dalam
c.
luas kamar standar, minimum 20m2
Klasifikasi hotel berbintang dua (**)
Persyaratan:
a. jumlah kamar standar, minimum 20 kamar
b. kamar suite, minimum I kamar
c. kamar mandi di dalam
d. Iuas kamar standar, minimum 22 m2
e. Iuas kamar suite, minimum 44 m2
3. Klasifikasi hotel berbintang 3 (***)
Persyaratan:
a. jumla!I kamar standar, minimum 30 kamar
b. jumlah kamar suite, minimum 2 kamar
c. kamar mandi di dalam
d. Iuas kamar syandar, minimum 24 m2
e. luas kamar suite, minimum 48 m2
4. Klasifikasi hotel berbintang 4 (****)
Persyaratan:
a. jumla!I kamar standar, minimum 50 kamar
b. jumlal1 kamar suite, minimum 3 kamar
c. kamar mandi di dalam
d. Iuas kamar standar, minimum 24 m2
e. Iuas kamar suite, minimum 48 m2
5. Klasifikasi hotel berbintang 5 (*****)
Persyaratan:
a. jumlal1 kamar standar, minimum I 00 kamar
b. jumla!I kamar suite, minimum 4 kamar
c. kamar mimdi di dalam
d. Iuas kamar standar, minimum 26 m2
e. luas kamar suite, minimum 52 m2
B. Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap
•
Business hotel
Hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang
lengkap untuk para businessman.
• Recreational hotel
Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan satai atau berekreasi.
C. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan faktor lokasi
•
City hotel
City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian tamunya yang
menginap melakukan kegiatan bisnis.
• Resort hotel
Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, di mana sebagian besar
tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-macam resort hotel
berdasarkan lokasi, antara lain:
a. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan)
b. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai)
c. Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau)
d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
e. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung)
• Suburb hotel
Suburb hotel adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota
satelit yakni pertemuan antara kedua kotamadya.
•
Urban hotel
Urban hotel adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau
hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya berupa desa.
• Airport hotel
Airport hotel adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area
pelabuhan udara ata sekitar Bandar udara.
D. Klasifikasi berdasarkan ukuran hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah
kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
•
Small hotel
Small hotel adalah hotel kecil dengan umlah kamar dibawah 150 kamar.
•
Medium hotel
Medium hotel adalah hotel denga ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini
ada dua kategori, yaitu:
a. average hotel denganjumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar.
b. Above average hotel denganjumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar.
•
Large hotel
Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah
kamar minimal 600 kamar.
E. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan faktor lamanya tamu menginap
Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
•
Transit hotel
Tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu malam.
Hotel transit menurut Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran, Abd. Rachman
Arief, 2005, yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah (transit) yaitu
kurang dari 24 jam sampai 3 malam, dan apabila tamu kurang dari 24 jam (not over
night)
maka
tarifuya hanya
diberikan day rate
(50%
dari full rate)
serta
pemakaiannya disebut day use.
Transit hotel ini umumya berlokasi di daerah dekat dengan pelabuhan udara
(airport), atau pelabuhan !aut (harbour), untuk menampung tamu-tamu/penumpang
yang singgah (transit) atau karena status perjalanannya sebagai cadangan (waiting
list) maka perlu transit atau check-in di hotel tersebut.
• Semi-residential hotel
Tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap tetap
pendek. Kira-kira berkisar antara dua minggu hingga satu bulan.
•
Residential hotel
Tamu yang menginap dalam waktu cukup lama, kira-kira paling sedikit satu bulan.
F. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan faktor kegiatan tamu selama menginap
Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena
dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
•
Olahraga
a. Sport hotel adalah hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga
b. Ski hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat bermain ski.
Banyak terdapat di negara yang mempunyai empat musim.
•
Bisnis
a. Conforence hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas !engkap untuk
konferensi.
b. Convention hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan konvensi.
• Berjudi
Cassino hotel adalah hotel
yangsebagian tempatnya berfungsi
untuk
kegiatan berjudi.
G. Klasifikasi hotel berdasarkan pada kriteria jenis tamu
Jenis-jenis tamu yang menginap maksudnya adalah darimana asal-usul mereka
menginap dengan Jatar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Family hotel
Family hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya.
• Bussines hotel
Bussines hotel adalah tamu yang menginap adalah para usahawan.
• Tourist hotel
Tourist hotel adalah tamu yang menginap kebanyakan para wisatawan, baik
domestik maupun dari luar negeri.
•
Cure hotel
Cure
hotel
adalah tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau
penyembuhan dari suatu penyakit.
Sedangkan menurut buku Manajemen Penyelenggaraan Hotel oleh Drs. Agus
Sulastiyono, 2002, klasifikasi hotel dapat ditentukan berdasarkan :
1. Fisik
a. Besar/kecilnyalbanyak/sedikitnya jumlah kamar tamu
• Hotel kecil ::;; 25 kamar
• Hotel sedang :?: 25 kamar, ::;; 100 karnar
• Hotel menengah:?: 100 kan1ar, ::;; 300 kamar
• Hotel besar <: 300 kamar
b. Kualitas, lokasi dan lingkungan bangunan
c. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penerima tamu, dapur, toilet,
dan telepon urnurn.
d. Perlengkapan yang tersedia baik bagi karyawan, tamu ataupun pengelola hotel
e. Kualitas bangunan
f. Tata letak dan ukuran ruang.
2. operasional/manajemen
3. Pelayanan (untuk hotel bintang 4 dan 5 pelayanan 24 jam)
11.1.3 Tipe Kamar Hotel
Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel yang lain tidak
sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi
hotel itu sendiri-jumlah kamar yang
tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di hotel adalah sebagai berikut:
1. Standard room/regular room
Standard room/regular room adalah kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel
yang mana
segala
perlengkapan dan fasilitasnya sesuai
dengan standar
yang
ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar
mandi, meja kerja, televisi, tetepon, Iemari es, Iemari pakaian, rak koper.
Keistimewaaan dari kamar standar yaitu harga kamarnya paling murah di hotel.
2. Deluxe/Superior room
Deluxe/Superior room adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana
kondisi kamar ini setingkat Iebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama
seperti standadr room.
Bedanya dengan standard room adalah sebagai berikut:
a. letak kamar strategis
b. arah kamar Iebih baik pemandangannya
c. mutu bahan untuk mebelair dan perabotan Iebih baik dari standar
d. ukuran kamar lebih luas dari standard room
e. catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah di
renovasi dijadikan deluxe/superior room.
3. Suite room
Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana
kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu
kamar tamu dan kamar tidur.
4. Studio room
Studio room adalah kamar yang dilengkapi dengan studio bed.
5. Junior suite
Junior suite adaah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standard
bed dan hide-away (sofa-bed).
6. Twin bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua
orang.
7. Double bedded room
Double bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar
(queen atau king size) untuk dua orang.
8. Connecting room
Connecting room adalah dua kamar
yang bersebelehan di mana dihubungkan
dengan connecting door (pintu tembus/pintu penghubung) yang terletak di dinding
pemisah antara dua kamar yang bersangkutan.
9. Aqjoining room
Aqjoining
room
adalah
kamar
yang
bersebelahan saling
manghapadap yang
dipisahkan oleh koridor (gang).
10. Duplex
Duplex adalah kamar yang memiliki satu,dua atau tiga kamar tidur yang terpisah,
satu dengan lainnya berbeda tingkat dihubungkan dengan tangga tetapi masih dalam
satu kamar yang sama.
11. Cabana
Cabana adalah kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang, dengan
atau tanpa fasilitas tempat tidur.
11.1.4 Jenis Tempat Tidur dan Ukurannya
Ada beberapa tempat tidur yang ada di hotel, antara lain:
1. Single bed
Single bed adalah tempat tidur yang digunakan untuk satu orang di hotel atau
akomodasi lain yang usahanya terdaftar tidak menggunakan single bed di dalam
kamar.
2.
Double bed
Double bed adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang
3.
Twin bed
Twin bed adalah tempat tidur kembar yang masing-masing hanya dapat digunakan
untuk satu orang. Atau kata lain dua single bed di dalam satu kamar.
4.
Holiday bed
Holiday bed adalah twin bed yang disambung oleh satu headboard.
5.
Rollaway bed/extra bed
Rollaway/extra bed adalah tempat tidur tambahan untuk menambah kekurangan
tempat tidur di dalam kamar, karena kapasitas tempa tidur tidak mencukupi untuk
jumlah orang yang menginap.
6.
Baby crib/baby coat
Baby crib/baby coat adalah tempat tidur khusus untuk bayi atau anak-anak.
7.
Studio bed
Studio bed adalah sofa yang berfungsi sebagai tempat tidur.
8.
Sofa bed/hide-away/hide-a bed
Sofa bed/hide-away/hide-a bed adalah sofa yang bagian bawahnya merupakan
tempat untuk menyembunyikan tempat tidur tambahan.
9.
Murphy bed
Murphy bed adalah sebuah tempat tidur yang bisa dilipat ke dalam dinding,
sehingga kamar memiliki dwifungsi sebagai ruang tidur dan ruang tamu.
10. Fold-away bed
Fold-away bed adalah tempat tidur yang dapat dan disimpan s1 duatu tempat
penyimpanan.
Standar ukuran tempat tidur (Pengantar Akomodasi dan Restoran oleh Ir. Endar.
Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001)
Tabel11.1.4. Ukuran tempat tidur
No.
Nama tempat
tidur
Ukuran
Keterangan
I.
Crib
28 x 52 inches
Tempat tidur untuk bayi
2.
Rollaway
39 x 75 inches
Tempat tidur untuk satu
orang
3.
Twin
2 x (39 x 76) inches
Dua tempat tidur single
atau
2 x (42 x76) inches
4.
Three-quarter
48 x 76 inches
5.
Double
54 x 76 inches
Ternpat tidur untuk dua
orang
6.
Queen
60 x 80 inches
Tempat tidur untuk dua
orang
7.
King
70 x 80 inches
Tempat tidur untuk dua
orang
11.1.5 Struktur Organisasi Hotel Besar
---------- -
----- -- -
--
,...,_,..
MANAGEMENT
BOARDS OF DIRECTORS
'"'''"'""'"""""""" "'""""m' '""""'"'''""""m'"'"'"' ''"""""'''
,..
-----
---·
...
GENERAL MANAGER
'"''''"L<..XO'"''
""-"'••
0..->-'<,<,00,'>•>",,X"<· "''
····- --
ROOM DIVISION
.
·-- ---.. -._. . . . .¥ ---·------. .
·-
----- ---- --
FRONT OFFICE
HOUSEKEEPING
BELL SERVICE
Front Desk Staff
Housekeeper
Bell Captain
Reservation Staff
Maids
Bell Staff
'"'"'LOOC -"'"""''"""'"
.,........-.,-
.. ·---·- - · ""'""-
I
• ··••••••••n••-...,•••••·--•••m• --•
....................I............."""'""'"""''
FOOD & BEVERAGE
SERVICE
ENGINEERING
ACCOUNTING
Maintanance & Repair
Manager
Environtment Control
Audit
H.VAC
Accounting Staff
Food Purchasing
Food Preparation
Foof Service
..
..........................................
Beverage Operation
Room Service
I
0.•••..,.;_ ..,,..
SECURITY
Chief
""'' "'"" -0'-x-,L,O,OOO . ....X.O><."•·""'"'··'- L•"
SALES & MARKETING
Banquet Sales
...
_.,.,.,
GUEST SERVICE
Telephone Guards
Sales Promotion
Tour Operator
Travel Agent
Public Relations
Advertising
--- - --
I
.....
--
Skema !1.1.5. Organisasi hotel besar
...,.,,...._
Arcade
II.1.6 Alur Pelayanan Tamu Hotel
I lim'
Tamumenuju
kekamar
Line
room
A,
Daftar MaJ. kanan dan
Minuman
(Menu)
V
,
Laundry
Food cost
Standar resep
Sales history
•••
FOOD & BEVERAGE
.
{Bagi r'!:Makanan,& MinumanL
_ I Waiter H: Orderl· ........ •
:. ·{waiter .;? y j a_n_ · · n
0
0
:.
.. 00.00. 00
0
000!
•
K t raog&h :
'r..
0
.·.: •
iiamumen n gu
·>: Alur pelayanan
Q: TiJik- Kritis Kcgagal n(Fail_p.·_.',Q
inf.);;.
: Alur t.am
--u-+:..alulr.ad.rr•il)!strasi
Gam bar llol.6.. Alur pelayanan tamu hotel
< ).i;'-:;K<tp,[email protected]'i
II.2.2 Peraturan Pemerintah
-.
Gambar 11.2.2a. Peta Dinas Tata Kota berdasarkan RT fRW 2030
I
I
Gambar 11.2.2b. Peta Dinas Tata Kota
• KDB: 50%
• KLB:2
• GSB: 10m
• GSS: 7.5 m
• Ketinggian maks. : 4 lantai
• Peruntukkan : Karya kantor (Kkt)
11.2.3 Batas Tapak
Batas-batas tapak adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Jalan Raya Tambak, Banjir Kana!barat, Pintu Air Manggarai
Sebelah Selatan : Bengkel Kereta Api
Sebelah Timur : Sungai Ciliwung, Komplek perumahan, pepohonan rindang
Sebelah Barat : Stasiun Kereta Api Manggarai
11.2.4 Lingkungan Sekitar Tapak
d
s
r_-, •. _.,
f.'
'
,, ··
··
·
-· <R... -1
,
';;·
"
11.2 Tinjauan Tapak
11.2.1 Lokasi
Lokasi: Jl. Stasiun Manggarai (Seberang Stasiun Manggarai)
Luas tapak: 18.125 m 2
Lokasi tapak yang terletak tepat di seberang Stasiun Manggarai memiliki hubungan
yang sangat kuat dengan kegiatan yang ada di Stasiun tersebut. Secara langsung tapak yang
dalam hal
ini akan dibangun sebuah hotel transit akan mudah ditemukan oleh para
penumpang dari stasiun. Keberadaannya yang juga tepat berada disamping sungai Ciliwung
membuat tapak memiliki potensi di dua sisi, yaitu kearah stasiun maupun kearah Sungai
Ciliwung.
LmgKUngan
Keterangan:
1
Lingkungan 2
•
Lingkungan 3
Lingkungan 4
Lingkungan 5
!It Lingkungan 6
'ill-ill Lingkungan 7
Lingkungan 1
Gambar 11.2.4b. Pasaraya dan terminal
Terdapat pusat perbelanjaan dan rumah sakit, serta terminal angkutan umum dan
halte busway. Kawasan ini selalu ramai sepanjang hari dan puncak keramaian teljadi pada
peak
hour
dan
menyebabkan kemacetan disebabkan keluar masuknya kendaraan dari
terminal rnaupun oleh pejalan kaki
Pasaraya Manggarai.
Lingkungan 2
yang berusaha untuk mencapai terminal rnaupun
Terdapat situs peninggalan Belanda bempa Terowongan Manggarai dan Pintu Air
Manggarai yang masih beroperasi hingga saat ini. Rencana pemerintah yang akan datang
adalah peniadaan terowongan Manggarai terkait dengan pegembangan kawasan Manggarai
sebagai area komuter.
Lingkungan 3
Gambar Il.2.4d. Sungai Ciliwung
Pemukiman kumuh di bantaran Sungai Ciliwung menyebabkan pemandangan dari
tapak ke Sungai Ciliwung terganggu. Keadaan Sungai Ciliwung yang juga masih terdapat
sampah yang mengambang memberikan pemandangan yang negatif walaupun sebenarnya
Sungai Ciliwung berpotensi menjadi orientasi pada bangunan selain ke jalan raya utama.
Lingkungan 4
Gambar Il.2.4e. Perumahan PT. KAI dan Taman
Pada
kawasan perumahan PT.KAI terdapat banyak ruang
terbuka hijau
yang
menciptakan micro-climate di kawasan itu sendiri, sangat kontras dengan keadaan didekat
terminal. Pada kawasan ini terdapat rumah tinggal bergaya arsitektur lndische. Rencana
pemerintah dalam pengembangan kawasan Manggarai sebagai kawasan komuter membuat
kawasan ini akan mengalarni penggusuran.
Lingkungan 5
Gambar 11.2.4e. Stasiun Manggarai
Pada Stasiun Manggarai yang selalu ramai sepanjang hari terdapat angkutan umum
seperti bajaj dan taksi yang berhenti menunggu penumpang. Ketidaktersediaan area tunggu
angkutan umum membuat arus lalu lintas menjadi terganggu. Selain itu area parkir untuk
kendaraan pribadi memang sangat kurang.
Lingkungan 6
Pasar hanya ramai pada pagi hari, sedangkan pada siang hari hanya beberapa toko
saja yang buka. Keberadaan pasar membuat kawasan ini terlihat kumuh.
Lingkungan 7
Gambar 11.2.4g. Keadaan di seberang S. Ciliwung
Kondisi di seberang Sungai Ciliwung terlihat pada gambar diatas, yaitu
terdapat
dinding tinggi yang membatasi jalan kecil eli pinggir sungai dengan lingkungan yang ada di
dalarnnya. Dibalik dinding tersebut terdapat komplek perumahan. Pemandangan dari tapak
ke area ini cukup baik karena pada sisi ini tidak terdapat perumahan kumuh di pinggir
sungai, melainkan terdapat pepohonan yang rindang.
II.2.5 Data Fisik Tapak
Iklim : Tropis basah
Temperatur: 24°C- 34°C
Kelembaban rata-rata : 88%
Curah hujan rata-rata : 1765.80 mm/tahun
11.3 Pengembangan Stasiun Manggarai
II.3.1 Manggarai Sebagai Jawaban Permasalahan Transportasi Jakarta
Berdasarkan artikel "Manggarai :
Jawaban Jakarta" yang
diunduh dari
http://jiwangga.com/, Manggarai adalah sebuah distrik kecil yang secara geografis terletak
di pusat kota 1akarta yang memiliki potensi sebagai kawasan pertemuan berbagai moda
transportasi.
Jalan-jalan utama di Manggarai seperti Sultan Agung, Minangkabau dan DR
Sahardjo memegang peran penting dalam menghubungkan distrik bisnis seperti Sudirman
dan Kuningan dengan
daerah pemukiman di Utara dan Jakarta Timur.
Terdapat
pula
persimpangan kereta api yang menghubungkan jalur kereta api Timur-Barat dengan UtaraSelatan. PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) sebagai perusahaan jasa kereta api adalah
pemilik tanah terbesar di Kabupaten Manggarai. Sebagian besar tanah mereka digunakan
untuk stasiun kereta api, gudang, bengkel, kantor dan perumahan. Beberapa lahan kosong
mereka
bahkan
berubah
menjadi
permukiman liar. Manggarai memiliki potensi
untuk
dikembangkan menjadi pusat transportasi utama Jakarta di masa yang akan datang.
Ketika menemukan solusi terbaik untuk pengembangan Manggarai, pertimbangan
yang
paling
penting
adalah
meningkatkan
konektivitasnya.
Karena
hanya
dengan
meningkatkan konektivitas baik internal maupun eksternal, Manggarai dapat berkembang
menjadi sebuah distrik yang berkela11iutan. Mimpi ini bisa dicapai dengan pelaksanaan
Pembangunan Berorientasi Transit.
Transit Oriented Development
(TOD)
merupakan daerah
pengembangan dengan
sistemjaringan transportasi. Prinsip TOD sebagai tempat transit mencakup stasiun atau bus
sebagai titik fokus. Keberadaan ruang publik pada pengembangan TOD adalah sebagai
fasilitas yang menyediakan wadah kegiatan bagi masyarakat sipil dan dapat dula digunakan
sebagai area komersial lokal di sekitar wilayah transit. Pemberhentian sementara atau
tempat transit ini harus berada dalam jangkauan pejalan kaki dalam radius seperempat mil
atau 10 menit berjalan kald. Terdapat berbagai macam tingkat pelayanan transportasi, baik
dengan jangkauan atau ukuran, misalnya kota, bus dan kereta api untuk wilayah tersebut,
taksi dan van untuk daerah tersebut, jenis lainnya adalah ojek, Bajaj dan becak untuk
kabupaten skala yang lebih kecil. Kurangnya prasarana transportasi yang memadadai untuk
angkutan umum adalah sa1ah satu contoh Manggarai saat ini.
Lima prinsip dasar master plan Pembangunan Manggarai dalam mengembangkan
Stasiun Manggarai sebagai titik pusat dari daerah ini adalah:
1.
Ruang terbuka publik, sebagai titik transit dan ruang terbuka umum pub1ik
2.
Jalur pejalan
kaki sebagai penghubung antara titik fokus (area stasiun)
dengan titik transit. Penyediaan akses pejalan kaki yang baik di daerah itu
akan menciptakan konektivitas yang baik. Sistem pejalan kaki yang baik
akan
mendorong
keuntungan,
budaya
seperti
be1jalan
meningkatkan
kaki
yang
interaksi
memberikan
sosial
dan
banyak
mengurangi
penggunaan energi. Selain sebagai daerah transit, juga dapat menjadi ruang
terbuka umum publik.
3.
Peningkatan layanan kereta api menjadi transportasi umum yang baik adalah
masalah
utama.
Pengembangan stasiun
Manggarai berkembang menjadi
pusat pelayanan transportasi untuk Jakarta, juga akan menjadi generator
terbesar bagi gerakan rakyat.
4.
Fasilitas penunjang akan memiliki peran penting dan titik fokus menjadi
daerah Manggarai. Menghubungkan kereta dengan sistem bus.
5.
Penambahan fasilitas umum dan sosial I bangunan-bangunan seperti sarana
ibadah, bangunan pendidikan, atau
taman
bermain anak
juga
dapat
ditambahkan.
Dengan memberikan pertimbangan serius terhadap adaptasi TOD di dalam
konteks
budaya
Indonesia, maka
masyarakat untuk
mungkin kita
bisa
mendorong partisipasi
mengembangkan Manggarai menjadi tempat yang lebih baik
untuk hidup di Jakarta. Disusun Oleh: Abdul Yasir - Deni - Nusyirwan Rizqi StevanusJM
11.3.2 Rencana pemerintah Manggarai sebagai penghubung kereta transit
Manggarai
yang
dipersiapkan
sebagai
stasiun
utama
komuter
akan
mengintegrasikan berbagai moda transportasi selain kereta api, yaitu busway, jalan layang
dan bus feeder. "Saat ini, Stasiun Manggarai terletak di tempat yang tidak dijangkau
berbagai moda transportasi" ujar Fauzi Bowo,
Gubemur DKI
Jakarta. (dikutip dari
mediaindonesia.com, Jumat 22 Januari 2010).
Diambil
dari
http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=541606&page=3
berikut adalah beberapa proposal desain pengembangan Stasiun Manggarai.
Gambar 11.3.2. Pengembangan kawasan Manggarai
Proyek pembangunan Double-double Track (DDT) dan Manggarai, Jakarta SelatanBekasi-Cikarang, Jawa Barat sepanjang 35 kilometer telah dicanangkan pada 13 Desember
2001 dan efektif 22 September 2002. Mega proyek ini merupakan keijasama Pemerintah
Indonesia dan Japan International Corporation Agency (llCA) yang dibiayai oleh Japan
Bank for International Corporation (ffiiC) senilai Rp3,2 triliun. Sayangnya proyek layanan
umum itu sudah tertunda selama delapan tahun hanya karena alasan pembebasan lahan
yang tak kunjung selesai.
Untuk mewujudkan proyek besar ini. pemerintah bekeijasama dengan llCA, yang
pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri melalui ffiiC sebesar Rp3.2 triliun, dengan
waktu pelaksanaan dari tahun 2007 sampai dengan 2012.Dalam kesepakatan itu juga
disetujui bahwa Pemerintah Indonesia menyediakan dana pendamping sekitar Rp300 miliar
untuk pembiyaan pembebasan Jahan mulai dari sekitar Stasiun Manggarai dan sejajar rei
kereta api hingga Cikarang.
Sepanjang 35 Km proyek DDT akan dibangun rei empatjalur, yakni duajalur untuk
jarak Jauh dan dua jalur
untuk komuter, meningkatkan kapasitas Jintas antara stsiun
Jatinegara-Stasiun Cikarang, memperpar\iang jalur KA komuter, dan memindahkan stasiun
akhir jarakjauh dari Gambir dan Jakarta Kota ke Stasiun Manggarai.
(Dikutip dari http://bataviase.co.id/node/91218)
Terkait
dengan
perancangan
City
Hotel,
rencana
pengembangan
kawasan
Manggarai yang terlihat modem dan berbanding terbalik dengan keadaan Manggarai pada
saat ini, maka desain City Hotel harus dapt bertahan baik untuk saat ini maupun di masa
yang akan datang.
II.4 Integrasi Fungsi Sebagai Implementasi dari Lokalitas Kawasan
II.4.1 Lokalitas
William S.W Lim dan Tan Hock Beng(l998) membagi menjadi 4 yaitu:
Menyegarkan kembali tradisi,hal ini berlatar belakang bahwa Iogika kontruksi
yang mana terlihat secara Jangsung pada arsitektur tradisional secara perlahan
tergantikan denagan evolusi dari teknologi material.
Menemukan kembali tradisi
(pencarian paradigma baru). Paradigma baru
ditemukan dengan mengkombinasikan elemen - elemen dari masa Ialu dengan
sumber traditional Jainnya diluar konteks budaya. Hal ini dilakukan dengan Jatar
belakang
bentuk
arsitektur tidak
pernah
stagnant murni
sebagai budaya
melainkan selalu berkembang.
Melanjutkan tradisi (menggunakan pacta arti yang diperbaharui). Meskipun kita
dituntut untuk menghirmati sejarah masa lalu , akan tetapi masa lalu yang
melekat itu ada berbagai sisi dan dapat memberi pengertian berbeda pacta
berbagai orang. Sehingga pacta tradisi juga terdapat kelenturan yang mana dapat
mempertinggi sensitivitas kita, interpretasi kita, sisi manakah yang kita perlukan
demi masa kini dan masa depan.
Penginterpretasian kembali tradisi. Dalam hal ini tradisi diinterpretasi kembali
dengan menggunakan idiom kontemporer, yang mana bentuk tradisional formal
tidak dibuang melainkan ditransformasi melalui jalan penyegaran kembali.
Sedangkan menurut buku The Changing Face of Urban Britain Localities,
Philip Cooke, 1990, lokalitas adalah:
Lokalitas bukan hanya terpaku dari kebesaran sejarah, seperti misalnya banyak
bangunan bersejarah yang diidentifikasikan sel:iagai 'vernacular brick tradition'.
Bagi Mumford
peradabannya
bahwa bentuk-bentuk yang digunakan masyarakat sepanjang
telah
kehidupannya. Sebuah
membentuk
struktur
kekeliruan ketika
koheren
yang
melekat
mencoba memi am
dalam
sejarah
dari
sebuah tradisi yang langsung ditransfer dalam sebuah ruang yang kosong ruang
yang dihasilkan adalah
ruang
yang tidak
memiliki
jiwa.
Mumford
menekannkan bahwa tugas kita tidak hanya membuat imitasi sebuah masa
lampau tetapi mencoba mengerti dan memahaminya, lalu mungkin suatu saat
kita berhadapan dan menyetujuinya dalam kesamaaan semangat kekreatifan.
Tugas kita bukan
hanya meminjam material atau
kontruksi dari sesuatu satu atau
dua abad
mengetahui tentang diri kita, tentang
yang
mengopi sebuah contoh
lalu, tetapi
harus mulai
lingkungan untuk mengkreasikan sebuah
arsitektur yang bertradisi lokal.
Lokalitas adalah tentang bagaimana melihat bahwa seharusnya sebuah tempat
memiliki sentuhan personal, untuk sebuah keindahan yang tidak terduga. Yang
terpenting dari semua yang kita lakukan adalah membuat orang-orang merasa
seperti di rumah dalam lingkungannya. Lokalitas harus
dimunculkan karena
memang dibutuhkan sebagai sebuah jawaban terhadap kebutuhan manusia. Ada
kebutuhan sosial
- ekonomi bahkan
politik
serta
lingkungan dalam jiwa
lokalitas itu sendiri.
Lokalitas dalam
perkembangannya hams memanfaatkan teknologi yang
berkelanjutan, dan ini menjadi penting dalam membangun sebuah tradisi barn.
Dalam dunia
yang
semakin carut-marut ini,
sebuah tradisi
harus
selalu
ditempatkan dalam konteks tentang hidup di dunia. Sebuah tradisi adalah tinggal
kenangan apabila tradisi
itu tidak
dapat
bernegosiasi dengan mesin-mesin
teknologi yang memang menebarkan candu. Membuat lokalitas menjadi pintar
adalah membuat lokalitas yang dapat berkelarljutan dalam teknologi yang tepat
guna.
Lokalitas harus
memberikan
kegunaan terhadap
penggunanya, modifikasi
terhadap lokalitas hams dibuat bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan.
Lokalitas setidaknya harus dapat dikaji dalam nilai keteraturannya, kooperatif,
kekuatannya, kesensifitasannya, juga terhadap karakter dari komunitas di mana
lokalitas ingin ditempatkan.
Global dan lokalitas bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan tetapi mereka
saling melengkapi, Mumford menekankan perlu ada keseimbangan di antara
mereka.
Keseimbangan di mana global
menge-print mesin-mesin kapitalis
sedang lokal menge-print komunitas. Lokalitas perlu menempatkan dirinya
sebagai sesuatu yang utama dalam nilai keuniversalan
Pada proyek City Hotel, lokalitas ditekankan pada perancangan yang fleksibel
terhadap masa kini dan masa yang akan datang. Lokalitas tidak hanya sekedar mengopi
konstruksi dari masa lampau, melainkan secara sensitif mengintepretasikan jiwa bangunan
itu sendiri dengan kekuatan dan kesenenstifitasannya terhadap Jingkungan, sehingga dapat
tercipta lokalitas yang berkelanjutan.
II.4.2 Integrasi dalam arsitektur
Menurut D.K.
Ching
dalam
buku Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan,
Hubungan simbiosis antara bentuk massa dan ruang dalam arsitektur dapat dijumpai adanya
pada
skala
yang
berbeda.
Pada
skala
kota,
arsitek
harus
berhati-hati dalam
mempeetimbangkan peranan suatu gedung, apakah untuk melanjutkan susunan struktur di
tempat yang sudah ada, atau membentuk suatu Jatar untuk bangunan-bangunan lain, atau
mungkin bangunan itu bebas sebagai objek utama dalam ruang tersebut.
Ruang yang saling terkait
Ruang dengan fungsi yang sama dapat digabungkan seperti dibawah ini :
Gam bar 11.4.2a. Ruang saling terkait I
Bagian yang saling berkaitan dari dua buah volume dapat digunakan bersama secara
seimbang dan merata oleh masing-masing ruang.
w.D
--,n.
w. ca\.
.-·'?'
Gambar 11.4.2b. Ruang saling terkait 2
Bagian yang saling berkaitan dapat melebur dengan salah satu ruang dan menjadi
bagian yang menyatu di ruang tersebut.
Gam bar 11.4.2c. Ruang saling terkait 3
Bagian yang saling berkaitan dapat mengembangkan integrasinya sebagai ruang
yang berfungsi untuk menghubungkan kedua ruang aslinya.
Ruang-ruang yang terkait ruang umum
Dua buah ruang yang terpisah oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu
sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang perantara. Hubungan visual dan hubungan
keruangan antara kedua ruang tergantung pada sifat ruang ketiga yang digunakan bersamasama.
Ruang perantara dapat berbeda dalam bentuk dan orientasi dari kedua ruang lainnya
untuk menunjukkan fungsinya sebagai penghubung.
'
Gam bar 11.4.2d. Ruang perantara I
kedua ruang, seperti juga ruang perantaranya dapat setara dalam wujud dan ukuran
dan membentuk serangkaian ruang-ruang linier.
Gam bar 11.4.2e. Ruang perantra 2
Ruang perantara dapat berbentuk linier untuk menghubungkan kedua ruang yang
berjarak, atau
menghubungkan seluruh
rangkaian ruang-ruang yangtidak mempunyai
hubungan langsung satu sama lain.
.· .·:
7
:: 7(7" l
.
'
'
Ruang cukup besar, dapat menjadi ruang yang dominan dalam hubungannya denga
ruang-ruang lain dan mampu mengorganisir sejumlah ruang yang terkait.
Gam bar 11.4.2g. Ruang perantra 4
Bentuk ruang perantara dapat terjadi dengan sendirinya atau ditentukan oleh bentuk
dan orientasi darikedua ruangan tersebut.
Sirkulasi
Alur gerak
manusia dapat dibayangkan sebagai benang yang menghubungkan
ruang-ruang pada suatu
bangunan atau
suatu rangkaian ruang-ruang interior
maupun
interior, bersama-sama. Manusia bergerak dalam waktu, melalui suatu tahapan, di dalam
ruang. Manusia merasakan suatu ruang dalam hubungan dimana manusia itu berada dan
dimana manusia tersebut menetapkan tempat tujuan.
Pencapaian dalam sirkulasi dapat berupa pencapaian;
a. Langsung
-•-
Suatu pendekatan yang mengarah Iangsung ke suatu tempat masuk, melalui
sebuah jalan Iurus yang segaris sumbu bangunan.
b. Tersamar
Gam bar 11.4.21. Sirkulasi tersamar
Pendekatan yang samar-samar meningkatkan efek perspektif pada fasad
depan dan bentuk suatu bangunan. Jaiur dapat diubab arabnya satu atau beberapa
kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian.
c. Berputar
Gam bar !1.4.2j. Sirkulasi berputar
Sebuab jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas
bantuk tiga dimensi suatu bangunan sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan.
Hubungan Jalan dengan ruang
Jalan sebagai sirkulasi dapat berupa :
Gam bar 11.4.21< Jalan melalui ruang-ruang
b. Jalan yang menembus ruang-ruang
·-I· -l-·I-·0·-
DGam bar 11.4.21. Jalan yang menembus ruang-ruang
c. Jalan yang berakhir dalam ruang .
... . - . -. -.. -. - . -. -. -. -EJ
Gam bar II.4.2m. Jalan yang berakhir dalam ruang
Pada integrasi
city hotel dengan Stasiun Manggarai, keberadaan hotel adalah
sebagai penunjang Stasiun Manggarai dimana hotel menyediakan fasilitas-fasilitas yang
dapat mengakomodasi beberapa kegiatan yang terkait dengan fungsi hotel dan tujuan orang
yang ada di stasiun, baik berupa kegiatan bisnis maupun
tersebut membutuhkan sirkulasi yang nyaman
transit. Dalam pengintegrasian
dan tidak terganggu kegiatan diluar kedua
bangunan tersebut letak bangunan yang berseberangan menyebabkan kedua bangunan
tersebut dapat dihubungkan secara linier yaitu dengan
hubungan jalur dengan ruangnya
berupa jalur yang berakhir di dalam ruang, baik ruang di dalam hotel maupun ruang di
dalam stasiun.
II.4.3 Citra kota
Berdasarkan teori place oleh Kevin Lynch, citra kota terbagi dalam lima elemen,
yaitu:
I. Path Galur)
Path Galur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Path merupakan
rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan
secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, Iintasan kereta api,
saluran dan sebagainya.
2. Edge (tepian)
Edge (tepian) adalah elemen linear yang tidak dipakai/dilihat sebagai path. Edge
berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus
linear, misalnya pantai,
tembok, batasan antara Iintasan
kereta api, topografi
dan
sebagainya. Edge merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau batasan sebuah
distrik
dengan
yang
Iainnya.
Edge memiliki
identitas yang
Iebih baik jika
kontinuitas tampak jelas batasannya. Demikian pula fungsi batasannya harus jelas:
membagi atau menyatukan.
3. District (kawasan)
District (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi.
Sebuah
kawasan
district memiliki
ciJTi khas yimg mirip
(bentuk, pola, dan
wujudnya) dank has pula dalam batasannya, dimana orang harus memulai dan
mengakhirinya. District dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun
eksterior. District memiliki identitas yang Iebih baik jika batasannya dibentuk
dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat
homogen, serta fungsi dan posisinya
jelas.
4. Node (simpul)
Node (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau
aktifitasnya saling bertemu
dan dapat diubah · ke arah aktifitas lain, misalnya
persimpangan
stasiun, lapangan terbang, jembatan,
lalu-lintas,
kota
secara
keseluruhan dalam skala makro besar, taman, pasar, square, dan sebagainya. Tidak
setiap persimpangan jalan adalah sebuah node, yang menentukan adalah citra place
terhadaphya. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki
bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta tampilannya berbeda dari
lingkungannya (fungsi, bentuk).
5. Landmark (tengaran)
Landmark (tengaran) merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang
tidak asuk ke dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah
elemn eksternal yang merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya
gunung atau bukit, gedung
tinggi,
menara,
tempat
ibadah,
sebagainya. Beberapa landmark mempunyai arti di daerah
pohon tinggi, dan
kecil dan hanya dapat
dilihat di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan
kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk
kota karena
membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan
membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark memiliki identitas yang lebih
baik jika bentuknya jelas dan unik
dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari
beberapa landmark (merasa nyaman dalam orientasi), serta ada perbedaaan skala
masing-masing.
(diambil dari Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zahnd, 1999)
Dilihat dari potensi yang ada, pencitraan Manggarai adalah sebagai district
(kawasan) bertemunya berbagai moda transportasi yang juga
menjadi pusat
pertemuan komuter di Jakarta dimana stasiun Manggarai adalah landmark kawasan
tersebut. Keberadaan city hotel di Manggarai memperkuat citra kawasan Manggarai
sebagai district pertemuan komuter karena kegiatannya cenderung homogen dan
saling berintegrasi antara stasiun Manggarai dengan Hotel maupun dengan potensipotensi yang ada disekitarnya yang cenderung mengarah kepada kegiatan bisnis dan
transit.
11.5 Studi Banding
II.5.1 Hotel Akmani
Arsitek: TWS & Partners
Lokasi: n. Wahid Hasyim, Jakarta, Indonesia
Desain interior: TWS & Partners
Desain pencahayaan: TWS & Partners
Desain lansekap: TWS & Partners
Kontraktor sipil: KMY
Kontraktor interior: BMKK
Luas tapak: 1,500 m2
Gambar II.5.1a. Eksterior Akmani
Boutique-business hotel berbintang 4 ini terletak di kawasan komersial di Jakarta
dengan akses langsung menuju Jl.Thamrin yang merupakan bisnis distrik di Jakarta.
Bangunan ini diapit oleh kedutaan Spanyol dan bangunan kantor.
Konsep arsitektural
Lobi dan kafe-teras sebagai area penerima di letakkan di bagian depan hotel yang
elevasi lantainya dinaikkan 3 meter dari tanah untuk mendapatkan pemandangan dari dalam
keluar bangunan tanpa halangan. Konsep tersebut akan memperlihatkan aktifitas publik di
dalam hotel pada wajah bangunan sebagai tipologi kafe dan restoran di pinggir jalai!.
Massa
bangunan diolah
menjadi beberapa "kotak yang mengambang" yang
merupaka strategi komunikasi dengan skala bangunan Iingkungan dan Iebar jalan.
).
·:.
_,,,
Gambar 11.5.1b. Tampak Akmani
Gambar 11.5.1c. Interior Restoran dan Lobby
Akmani
•
Jumlah kamar: 116 kamar
•
Tipe kamar:
- 84 deluxe (42 twin&42single)
- 24 grand deluxe
- 5 suites
- 2 grand suites
- 1 presidential suite.
•
Terdapat ballroom, yang dapat menampung hingga 600 orang,
•
Meeting room. Ruang meeting tersebut berjumlah 6 ruang.
•
Fasilitas olah
tidak
raga ; kolam renang, fitness room, dan spa. Keberadaannya
terlalu ditonjolkan sehingga ukurannya
kecil
karena target pasar
kalangan buissesman. Fasilitas tersebut terletak di mezanin
•
Terdapat coffe shop dan lounge pada lantai dasar.
•
Restaurant terletak di mezanin
Pembagian Kegiatan
Basement
: Parkir dan servis
Lantai dasar
: Coffie shop, Lounge, Receptionis (publik)
Mezanin
: Meeting Room (Semi Publik)
Lantai I
: Restoran, Spa, klam renang, ruang kebugaran.
Lantai 2 dan tipikal : unit kamar
Seluruh kegiatan servis di area podium diletakkan pada sisi kanan bangunan
dengan aksesibilitas yang mudah dan tertutup terhadap lift barang (dapur, gudang,
dll.)
11.5.2 Hotel Haris Tebet
Gam bar 11.5.2. Hotel Harris
Lokasi
: Jl. Dr. Saluujo
Kelas
.****
Kegiatan
: Hotel Bisnis
Hotel Harris berlokasi di jl.Dr. Sahrujo, daerah ini merupakan kawasan niaga
dengan tingkat menengah. Lokasi
hotel
Harris
cukup
ideal
karena memiliki
aksesibilitas yang mudah terhadap Jl. Gatot Subroto, Kawasan Kuningan, dan Jl.
Jend.
Sudirman. Lingkungan sekitar tapak
merupakan pertokoan sedang dengan
tinggi middle-rise.
Hotel Harris memiliki konsep simple dan dinarnis, kedua konsep itu terlihat
dalam bentuk bangunan, warna serta interior bangunan. Gaya bangunan hotel ini
adalah lntemasional. Jika dilihat dari segi komersial, hotel ini cukup sukses untuk
membuatnya
diminati konsumen. Warna
dan bentuk
yang
kontras dengan
lingkungannya membuatnya menonjol.
Bangunan ini bel urn mencitrakan lokalitas terhadap lokasinya baik secara
konteks lingkungannya, kola Jakarta, atau secara regional. Bangunan ini juga masih
terlalu eksklusif di lingkungannya dengan membatasi aktivtasnya secara tegas
dengan pembuatan pagar diluar serta tidak menyatukan konteks lingkungan baik
kegiatan, ataupun objek kedalam desainnya.
Dengan sasaran pasar utama adalah kalangan pebisnis, maka fasilitas hotel
menekankan pada memenuhi kegiatan bisnis. Fasilitas penunjang lainnya !ebih
ditujukan untuk mendapatkan kelas hotel bintang 4.
•
Kamar
: I 72 ruang ,
Fasilitas Kamar
: TV satelit, Mini-bar, Tea & Coffee Facilities,Laundry
Service , Aromatherapy, FREE WiFi Internet.
•
I I meeting room dengan fasilitas audio-visual serta internet yang baik.
•
Terdapat restoran, lounge, dan juice corner pada lantai dasar.
•
Fasilitas olah raga ; Kolam renang, Kids Corner (Weekend) ,Fitness Centre,
Spa and Reflexology.
• Toko souvenir.
Terdapat pemisahan antara pintu masuk kendaraan tamu dengan servis yang
langsung menuju basement belakang bangunan yang merupakan bagian servis
bangunan. Pada bagian belakang tersebut terdapat loading dock yang mengakses
langsung bagian servis.
Bagian lobi hotel sangat nyaman dan mendukung aktivitas bisnis dengan
suasana yang santai namun tetap memiliki kelasnya. Bagian ini juga menyatu dengan
juice comer dan receptionist. Fasilitas olahraga diletakkan di belakang bangunan
pada lantai dasar.
Ruang meeting terletak di lantai 1 podium bangunan.
II.5.3 Hotel Classic
Gam bar 11.5.3a. Hotel Classic
Merupakan Hotel Bintang 4 Yang Terletak DI JL Kh. Samanhudi 43- 45, Jakarta
Pusat. Lokasinya Yang Strategis Berada Di Jalur Utara Ke Pusat Bisnis Dekat Dengan Mall
Mangga Dua Dan Pasar Baru.
Classic hotel merupakan entertainment hotel yang menawarkan berbagai macam
hiburan menarik untuk pelanggan hotel tersebut. Hotel ini ramai ketika hari biasa, dimana
jam padat pengunjung berada pada sore hingga malam hari.
Fasilitas:
1. tipe standar, 117 unit.
Tipe deluxe, 9 unit.
Tipe suite, 9 unit.
2. 24 Jam Classic Coffe Shop Dan Room Service
3. Terdapat Restoran Dengan Cita Rasa Tinggi (Neo Suki Restaurant, Korean
BBQ, AJ Brandon Coffee Shop)
4. Karaoke, Drugs Store, Spa & Sauna
5. Laundry & Parking Service
Fasilitas
Receptionist
& rP
Gambar IJ.5.3b Denah Lt. Dasar Hotel Classic
11.5.4 The Standard Hotel New York
Gambar 11.5.4a. The Standard Hotel
Arsitek
Lokasi
: Todd Schliemann of the New York-based Polshek Partnership
:New York
Jumlah Kamar : 317 kamar
Jumlah Lantai: 18
Pembukaan
: Januari 2009
Kategori
: City Hotel
Hotel ini berada di pusat kota New York berhadapan dengan Hudson river.
Pada tapak bangunan ini terdapat jalur kereta api yang sudah tidak aktif dan
dijadikan sebagai taman
dan
ruang
public dimana teljadi aktivitas sosial pada
tempat tersebut. Konteks kota itu sendiri terlihat datar dengan bentuk-bentuk
bangunan tidak menonjol.
Massa bangunan ini dirancang untuk tetap memeberikan ruang bagi aktivitas
di taman yang
tepat
berada
di tapak.
Sebagai hasinya, bangunan dinaikkan
membentuk panggung dengan mengunakan balok transfer dan kolom yang besar.
Bangunan tersebut juga dirancang kontekstual dengan lingkungannya , fasade
dibuat sederhana dengan gaya modem namun tetap terkesan dingin tidak menonjol
terhadap lingkungan sekitar.
Gambar 11.5.4b Eksterior The Standard Hotel
Dikutip dari www.archdaily.com , bangunan ini mencerminkan bangunan
Amerika yang bergaya intemasional karya Le Cobusier dengan material dorninan
betonkaca.
Lobby hotel dirancang dibawah jalur kereta api, hal memanfaatkan bangunan
yang telah ada serta mempertahankan identitas asli kawasan tersebut. Fasilitas yang
terdapat pada hotel ini adalah restaurant, club dan gym.
II.5.5 Hilton Melbourne International Airport
Gambar II.S.Sa. Eksterior Hilton 3D
Lokasi: Arrivals Drive
Melbourne Airport
Melbourne, VIC 3045
Fasilitas: Bar, fasilitas bisnis, fitness-club, internet, restoran, kolam renang
Hotel ini merupakan hotel berbintang 4 (****)yang terletak tepat di seberang terminal
bandara Tullamarine, Melbourne. Konsep koneksi langsung dari bandara ke bangunan hotel
bertujuan untuk mempermudah akses tamu hotel dari bandara tanpa terganggu lalu lintas
kendaraan yang ada diantara kedua bangunan tersebut.
Gambar II.S.Sb. Hilton malam hari
Pencapaian hotel dari bandara adalah dengan berjalan kaki dari terminal kedatangan,
kemudian menyebrang melalui jembatan sepanjang 60 meter dan tiba di gedung parkir
bandara yang terletak tepat di bawah bangunan hotel. Setelah tiba di gedung parkir akan
terdapat ruang kaca yang merupakan akses menuju hotel di lantai 4 gedung tersebut dengan
menggunakan lift.
'---t:]
Gambar II.S.Sc. Citra satelit Hilton
Hotel ini memfasilitasi kebutuhan penumpang bandara yang ingin mengadakan
pertemuan dalam waktu singkat pada waktu transit.
Download