BABII TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 11.1.1 Pengertian Hotel Pengertian hotel menurut SK Menparpostel Nomor. KM 34/ HK 103/ MPPT 1987: "Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah" Pengertian hotel menurut GraZier Electronis Publishing.Inc (1995) adalah: "Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat untuk menginap, makanan dan pelayanan lain untuk urnurn" Sedangkan pengertian hotel menurut buku Managing Front Office Operations dari AHMA (American Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Stedmon dan Michael L. Kasavana disebutkan sebagai berikut: "A hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which fursishes one or more of the following services: food and beverage service, room attendant service, laundering linens, and use of furnitures and fvctures. " uniformed serviced, Yang dapat diartikan sebagai berikut: "Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara kornersial dengan memberikan fasi!itas penginapan untuk berikut: pelayanan makan dan umum dengan fasi!itas pelayanan sebagai minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya." 11.1.2 Kriteria Klasifikasi Hotel Kriteria klasifikasi hotel dikeluarkan oleh Deparpostel dan dibuat oleh Diijen Pariwisata dengan SK: Kep-22/UNI/78. Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang menurut buku Pengantar Akomodasi dan Restoran oleh Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001 adalah: A. Faktor tingkatan atau bintang dari hotel 1. Klasifikasi hotel berbintang satu (*) Persyaratan : a. jumlah kamar standar, minimum 15 kamar 2. b. kamar mandi di dalam c. luas kamar standar, minimum 20m2 Klasifikasi hotel berbintang dua (**) Persyaratan: a. jumlah kamar standar, minimum 20 kamar b. kamar suite, minimum I kamar c. kamar mandi di dalam d. Iuas kamar standar, minimum 22 m2 e. Iuas kamar suite, minimum 44 m2 3. Klasifikasi hotel berbintang 3 (***) Persyaratan: a. jumla!I kamar standar, minimum 30 kamar b. jumlah kamar suite, minimum 2 kamar c. kamar mandi di dalam d. Iuas kamar syandar, minimum 24 m2 e. luas kamar suite, minimum 48 m2 4. Klasifikasi hotel berbintang 4 (****) Persyaratan: a. jumla!I kamar standar, minimum 50 kamar b. jumlal1 kamar suite, minimum 3 kamar c. kamar mandi di dalam d. Iuas kamar standar, minimum 24 m2 e. Iuas kamar suite, minimum 48 m2 5. Klasifikasi hotel berbintang 5 (*****) Persyaratan: a. jumlal1 kamar standar, minimum I 00 kamar b. jumla!I kamar suite, minimum 4 kamar c. kamar mimdi di dalam d. Iuas kamar standar, minimum 26 m2 e. luas kamar suite, minimum 52 m2 B. Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap • Business hotel Hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk para businessman. • Recreational hotel Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan satai atau berekreasi. C. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan faktor lokasi • City hotel City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian tamunya yang menginap melakukan kegiatan bisnis. • Resort hotel Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, di mana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasi, antara lain: a. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan) b. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai) c. Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau) d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit) e. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung) • Suburb hotel Suburb hotel adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yakni pertemuan antara kedua kotamadya. • Urban hotel Urban hotel adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya berupa desa. • Airport hotel Airport hotel adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara ata sekitar Bandar udara. D. Klasifikasi berdasarkan ukuran hotel Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: • Small hotel Small hotel adalah hotel kecil dengan umlah kamar dibawah 150 kamar. • Medium hotel Medium hotel adalah hotel denga ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini ada dua kategori, yaitu: a. average hotel denganjumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar. b. Above average hotel denganjumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar. • Large hotel Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar. E. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan faktor lamanya tamu menginap Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: • Transit hotel Tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu malam. Hotel transit menurut Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran, Abd. Rachman Arief, 2005, yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah (transit) yaitu kurang dari 24 jam sampai 3 malam, dan apabila tamu kurang dari 24 jam (not over night) maka tarifuya hanya diberikan day rate (50% dari full rate) serta pemakaiannya disebut day use. Transit hotel ini umumya berlokasi di daerah dekat dengan pelabuhan udara (airport), atau pelabuhan !aut (harbour), untuk menampung tamu-tamu/penumpang yang singgah (transit) atau karena status perjalanannya sebagai cadangan (waiting list) maka perlu transit atau check-in di hotel tersebut. • Semi-residential hotel Tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu menginap tetap pendek. Kira-kira berkisar antara dua minggu hingga satu bulan. • Residential hotel Tamu yang menginap dalam waktu cukup lama, kira-kira paling sedikit satu bulan. F. Klasifikasi jenis hotel berdasarkan faktor kegiatan tamu selama menginap Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: • Olahraga a. Sport hotel adalah hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga b. Ski hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat bermain ski. Banyak terdapat di negara yang mempunyai empat musim. • Bisnis a. Conforence hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas !engkap untuk konferensi. b. Convention hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan konvensi. • Berjudi Cassino hotel adalah hotel yangsebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi. G. Klasifikasi hotel berdasarkan pada kriteria jenis tamu Jenis-jenis tamu yang menginap maksudnya adalah darimana asal-usul mereka menginap dengan Jatar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut: • Family hotel Family hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya. • Bussines hotel Bussines hotel adalah tamu yang menginap adalah para usahawan. • Tourist hotel Tourist hotel adalah tamu yang menginap kebanyakan para wisatawan, baik domestik maupun dari luar negeri. • Cure hotel Cure hotel adalah tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit. Sedangkan menurut buku Manajemen Penyelenggaraan Hotel oleh Drs. Agus Sulastiyono, 2002, klasifikasi hotel dapat ditentukan berdasarkan : 1. Fisik a. Besar/kecilnyalbanyak/sedikitnya jumlah kamar tamu • Hotel kecil ::;; 25 kamar • Hotel sedang :?: 25 kamar, ::;; 100 karnar • Hotel menengah:?: 100 kan1ar, ::;; 300 kamar • Hotel besar <: 300 kamar b. Kualitas, lokasi dan lingkungan bangunan c. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penerima tamu, dapur, toilet, dan telepon urnurn. d. Perlengkapan yang tersedia baik bagi karyawan, tamu ataupun pengelola hotel e. Kualitas bangunan f. Tata letak dan ukuran ruang. 2. operasional/manajemen 3. Pelayanan (untuk hotel bintang 4 dan 5 pelayanan 24 jam) 11.1.3 Tipe Kamar Hotel Jenis-jenis penamaan kamar hotel antara satu hotel dengan hotel yang lain tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri-jumlah kamar yang tersedia. Adapun jenis-jenis penamaan kamar yang ada di hotel adalah sebagai berikut: 1. Standard room/regular room Standard room/regular room adalah kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengkapan dan fasilitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalam kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar mandi, meja kerja, televisi, tetepon, Iemari es, Iemari pakaian, rak koper. Keistimewaaan dari kamar standar yaitu harga kamarnya paling murah di hotel. 2. Deluxe/Superior room Deluxe/Superior room adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kondisi kamar ini setingkat Iebih baik dari standar room, dengan fasilitas yang sama seperti standadr room. Bedanya dengan standard room adalah sebagai berikut: a. letak kamar strategis b. arah kamar Iebih baik pemandangannya c. mutu bahan untuk mebelair dan perabotan Iebih baik dari standar d. ukuran kamar lebih luas dari standard room e. catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah di renovasi dijadikan deluxe/superior room. 3. Suite room Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. 4. Studio room Studio room adalah kamar yang dilengkapi dengan studio bed. 5. Junior suite Junior suite adaah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standard bed dan hide-away (sofa-bed). 6. Twin bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang. 7. Double bedded room Double bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur besar (queen atau king size) untuk dua orang. 8. Connecting room Connecting room adalah dua kamar yang bersebelehan di mana dihubungkan dengan connecting door (pintu tembus/pintu penghubung) yang terletak di dinding pemisah antara dua kamar yang bersangkutan. 9. Aqjoining room Aqjoining room adalah kamar yang bersebelahan saling manghapadap yang dipisahkan oleh koridor (gang). 10. Duplex Duplex adalah kamar yang memiliki satu,dua atau tiga kamar tidur yang terpisah, satu dengan lainnya berbeda tingkat dihubungkan dengan tangga tetapi masih dalam satu kamar yang sama. 11. Cabana Cabana adalah kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang, dengan atau tanpa fasilitas tempat tidur. 11.1.4 Jenis Tempat Tidur dan Ukurannya Ada beberapa tempat tidur yang ada di hotel, antara lain: 1. Single bed Single bed adalah tempat tidur yang digunakan untuk satu orang di hotel atau akomodasi lain yang usahanya terdaftar tidak menggunakan single bed di dalam kamar. 2. Double bed Double bed adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang 3. Twin bed Twin bed adalah tempat tidur kembar yang masing-masing hanya dapat digunakan untuk satu orang. Atau kata lain dua single bed di dalam satu kamar. 4. Holiday bed Holiday bed adalah twin bed yang disambung oleh satu headboard. 5. Rollaway bed/extra bed Rollaway/extra bed adalah tempat tidur tambahan untuk menambah kekurangan tempat tidur di dalam kamar, karena kapasitas tempa tidur tidak mencukupi untuk jumlah orang yang menginap. 6. Baby crib/baby coat Baby crib/baby coat adalah tempat tidur khusus untuk bayi atau anak-anak. 7. Studio bed Studio bed adalah sofa yang berfungsi sebagai tempat tidur. 8. Sofa bed/hide-away/hide-a bed Sofa bed/hide-away/hide-a bed adalah sofa yang bagian bawahnya merupakan tempat untuk menyembunyikan tempat tidur tambahan. 9. Murphy bed Murphy bed adalah sebuah tempat tidur yang bisa dilipat ke dalam dinding, sehingga kamar memiliki dwifungsi sebagai ruang tidur dan ruang tamu. 10. Fold-away bed Fold-away bed adalah tempat tidur yang dapat dan disimpan s1 duatu tempat penyimpanan. Standar ukuran tempat tidur (Pengantar Akomodasi dan Restoran oleh Ir. Endar. Sugiarto, B.A. dan Sri Sulatiningrum, B.A., 2001) Tabel11.1.4. Ukuran tempat tidur No. Nama tempat tidur Ukuran Keterangan I. Crib 28 x 52 inches Tempat tidur untuk bayi 2. Rollaway 39 x 75 inches Tempat tidur untuk satu orang 3. Twin 2 x (39 x 76) inches Dua tempat tidur single atau 2 x (42 x76) inches 4. Three-quarter 48 x 76 inches 5. Double 54 x 76 inches Ternpat tidur untuk dua orang 6. Queen 60 x 80 inches Tempat tidur untuk dua orang 7. King 70 x 80 inches Tempat tidur untuk dua orang 11.1.5 Struktur Organisasi Hotel Besar ---------- - ----- -- - -- ,...,_,.. MANAGEMENT BOARDS OF DIRECTORS '"'''"'""'"""""""" "'""""m' '""""'"'''""""m'"'"'"' ''"""""''' ,.. ----- ---· ... GENERAL MANAGER '"''''"L<..XO'"'' ""-"'•• 0..->-'<,<,00,'>•>",,X"<· "'' ····- -- ROOM DIVISION . ·-- ---.. -._. . . . .¥ ---·------. . ·- ----- ---- -- FRONT OFFICE HOUSEKEEPING BELL SERVICE Front Desk Staff Housekeeper Bell Captain Reservation Staff Maids Bell Staff '"'"'LOOC -"'"""''"""'" .,........-.,- .. ·---·- - · ""'""- I • ··••••••••n••-...,•••••·--•••m• --• ....................I............."""'""'"""'' FOOD & BEVERAGE SERVICE ENGINEERING ACCOUNTING Maintanance & Repair Manager Environtment Control Audit H.VAC Accounting Staff Food Purchasing Food Preparation Foof Service .. .......................................... Beverage Operation Room Service I 0.•••..,.;_ ..,,.. SECURITY Chief ""'' "'"" -0'-x-,L,O,OOO . ....X.O><."•·""'"'··'- L•" SALES & MARKETING Banquet Sales ... _.,.,., GUEST SERVICE Telephone Guards Sales Promotion Tour Operator Travel Agent Public Relations Advertising --- - -- I ..... -- Skema !1.1.5. Organisasi hotel besar ...,.,,...._ Arcade II.1.6 Alur Pelayanan Tamu Hotel I lim' Tamumenuju kekamar Line room A, Daftar MaJ. kanan dan Minuman (Menu) V , Laundry Food cost Standar resep Sales history ••• FOOD & BEVERAGE . {Bagi r'!:Makanan,& MinumanL _ I Waiter H: Orderl· ........ • :. ·{waiter .;? y j a_n_ · · n 0 0 :. .. 00.00. 00 0 000! • K t raog&h : 'r.. 0 .·.: • iiamumen n gu ·>: Alur pelayanan Q: TiJik- Kritis Kcgagal n(Fail_p.·_.',Q inf.);;. : Alur t.am --u-+:..alulr.ad.rr•il)!strasi Gam bar llol.6.. Alur pelayanan tamu hotel < ).i;'-:;K<tp,[email protected]'i II.2.2 Peraturan Pemerintah -. Gambar 11.2.2a. Peta Dinas Tata Kota berdasarkan RT fRW 2030 I I Gambar 11.2.2b. Peta Dinas Tata Kota • KDB: 50% • KLB:2 • GSB: 10m • GSS: 7.5 m • Ketinggian maks. : 4 lantai • Peruntukkan : Karya kantor (Kkt) 11.2.3 Batas Tapak Batas-batas tapak adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Jalan Raya Tambak, Banjir Kana!barat, Pintu Air Manggarai Sebelah Selatan : Bengkel Kereta Api Sebelah Timur : Sungai Ciliwung, Komplek perumahan, pepohonan rindang Sebelah Barat : Stasiun Kereta Api Manggarai 11.2.4 Lingkungan Sekitar Tapak d s r_-, •. _., f.' ' ,, ·· ·· · -· <R... -1 , ';;· " 11.2 Tinjauan Tapak 11.2.1 Lokasi Lokasi: Jl. Stasiun Manggarai (Seberang Stasiun Manggarai) Luas tapak: 18.125 m 2 Lokasi tapak yang terletak tepat di seberang Stasiun Manggarai memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kegiatan yang ada di Stasiun tersebut. Secara langsung tapak yang dalam hal ini akan dibangun sebuah hotel transit akan mudah ditemukan oleh para penumpang dari stasiun. Keberadaannya yang juga tepat berada disamping sungai Ciliwung membuat tapak memiliki potensi di dua sisi, yaitu kearah stasiun maupun kearah Sungai Ciliwung. LmgKUngan Keterangan: 1 Lingkungan 2 • Lingkungan 3 Lingkungan 4 Lingkungan 5 !It Lingkungan 6 'ill-ill Lingkungan 7 Lingkungan 1 Gambar 11.2.4b. Pasaraya dan terminal Terdapat pusat perbelanjaan dan rumah sakit, serta terminal angkutan umum dan halte busway. Kawasan ini selalu ramai sepanjang hari dan puncak keramaian teljadi pada peak hour dan menyebabkan kemacetan disebabkan keluar masuknya kendaraan dari terminal rnaupun oleh pejalan kaki Pasaraya Manggarai. Lingkungan 2 yang berusaha untuk mencapai terminal rnaupun Terdapat situs peninggalan Belanda bempa Terowongan Manggarai dan Pintu Air Manggarai yang masih beroperasi hingga saat ini. Rencana pemerintah yang akan datang adalah peniadaan terowongan Manggarai terkait dengan pegembangan kawasan Manggarai sebagai area komuter. Lingkungan 3 Gambar Il.2.4d. Sungai Ciliwung Pemukiman kumuh di bantaran Sungai Ciliwung menyebabkan pemandangan dari tapak ke Sungai Ciliwung terganggu. Keadaan Sungai Ciliwung yang juga masih terdapat sampah yang mengambang memberikan pemandangan yang negatif walaupun sebenarnya Sungai Ciliwung berpotensi menjadi orientasi pada bangunan selain ke jalan raya utama. Lingkungan 4 Gambar Il.2.4e. Perumahan PT. KAI dan Taman Pada kawasan perumahan PT.KAI terdapat banyak ruang terbuka hijau yang menciptakan micro-climate di kawasan itu sendiri, sangat kontras dengan keadaan didekat terminal. Pada kawasan ini terdapat rumah tinggal bergaya arsitektur lndische. Rencana pemerintah dalam pengembangan kawasan Manggarai sebagai kawasan komuter membuat kawasan ini akan mengalarni penggusuran. Lingkungan 5 Gambar 11.2.4e. Stasiun Manggarai Pada Stasiun Manggarai yang selalu ramai sepanjang hari terdapat angkutan umum seperti bajaj dan taksi yang berhenti menunggu penumpang. Ketidaktersediaan area tunggu angkutan umum membuat arus lalu lintas menjadi terganggu. Selain itu area parkir untuk kendaraan pribadi memang sangat kurang. Lingkungan 6 Pasar hanya ramai pada pagi hari, sedangkan pada siang hari hanya beberapa toko saja yang buka. Keberadaan pasar membuat kawasan ini terlihat kumuh. Lingkungan 7 Gambar 11.2.4g. Keadaan di seberang S. Ciliwung Kondisi di seberang Sungai Ciliwung terlihat pada gambar diatas, yaitu terdapat dinding tinggi yang membatasi jalan kecil eli pinggir sungai dengan lingkungan yang ada di dalarnnya. Dibalik dinding tersebut terdapat komplek perumahan. Pemandangan dari tapak ke area ini cukup baik karena pada sisi ini tidak terdapat perumahan kumuh di pinggir sungai, melainkan terdapat pepohonan yang rindang. II.2.5 Data Fisik Tapak Iklim : Tropis basah Temperatur: 24°C- 34°C Kelembaban rata-rata : 88% Curah hujan rata-rata : 1765.80 mm/tahun 11.3 Pengembangan Stasiun Manggarai II.3.1 Manggarai Sebagai Jawaban Permasalahan Transportasi Jakarta Berdasarkan artikel "Manggarai : Jawaban Jakarta" yang diunduh dari http://jiwangga.com/, Manggarai adalah sebuah distrik kecil yang secara geografis terletak di pusat kota 1akarta yang memiliki potensi sebagai kawasan pertemuan berbagai moda transportasi. Jalan-jalan utama di Manggarai seperti Sultan Agung, Minangkabau dan DR Sahardjo memegang peran penting dalam menghubungkan distrik bisnis seperti Sudirman dan Kuningan dengan daerah pemukiman di Utara dan Jakarta Timur. Terdapat pula persimpangan kereta api yang menghubungkan jalur kereta api Timur-Barat dengan UtaraSelatan. PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) sebagai perusahaan jasa kereta api adalah pemilik tanah terbesar di Kabupaten Manggarai. Sebagian besar tanah mereka digunakan untuk stasiun kereta api, gudang, bengkel, kantor dan perumahan. Beberapa lahan kosong mereka bahkan berubah menjadi permukiman liar. Manggarai memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pusat transportasi utama Jakarta di masa yang akan datang. Ketika menemukan solusi terbaik untuk pengembangan Manggarai, pertimbangan yang paling penting adalah meningkatkan konektivitasnya. Karena hanya dengan meningkatkan konektivitas baik internal maupun eksternal, Manggarai dapat berkembang menjadi sebuah distrik yang berkela11iutan. Mimpi ini bisa dicapai dengan pelaksanaan Pembangunan Berorientasi Transit. Transit Oriented Development (TOD) merupakan daerah pengembangan dengan sistemjaringan transportasi. Prinsip TOD sebagai tempat transit mencakup stasiun atau bus sebagai titik fokus. Keberadaan ruang publik pada pengembangan TOD adalah sebagai fasilitas yang menyediakan wadah kegiatan bagi masyarakat sipil dan dapat dula digunakan sebagai area komersial lokal di sekitar wilayah transit. Pemberhentian sementara atau tempat transit ini harus berada dalam jangkauan pejalan kaki dalam radius seperempat mil atau 10 menit berjalan kald. Terdapat berbagai macam tingkat pelayanan transportasi, baik dengan jangkauan atau ukuran, misalnya kota, bus dan kereta api untuk wilayah tersebut, taksi dan van untuk daerah tersebut, jenis lainnya adalah ojek, Bajaj dan becak untuk kabupaten skala yang lebih kecil. Kurangnya prasarana transportasi yang memadadai untuk angkutan umum adalah sa1ah satu contoh Manggarai saat ini. Lima prinsip dasar master plan Pembangunan Manggarai dalam mengembangkan Stasiun Manggarai sebagai titik pusat dari daerah ini adalah: 1. Ruang terbuka publik, sebagai titik transit dan ruang terbuka umum pub1ik 2. Jalur pejalan kaki sebagai penghubung antara titik fokus (area stasiun) dengan titik transit. Penyediaan akses pejalan kaki yang baik di daerah itu akan menciptakan konektivitas yang baik. Sistem pejalan kaki yang baik akan mendorong keuntungan, budaya seperti be1jalan meningkatkan kaki yang interaksi memberikan sosial dan banyak mengurangi penggunaan energi. Selain sebagai daerah transit, juga dapat menjadi ruang terbuka umum publik. 3. Peningkatan layanan kereta api menjadi transportasi umum yang baik adalah masalah utama. Pengembangan stasiun Manggarai berkembang menjadi pusat pelayanan transportasi untuk Jakarta, juga akan menjadi generator terbesar bagi gerakan rakyat. 4. Fasilitas penunjang akan memiliki peran penting dan titik fokus menjadi daerah Manggarai. Menghubungkan kereta dengan sistem bus. 5. Penambahan fasilitas umum dan sosial I bangunan-bangunan seperti sarana ibadah, bangunan pendidikan, atau taman bermain anak juga dapat ditambahkan. Dengan memberikan pertimbangan serius terhadap adaptasi TOD di dalam konteks budaya Indonesia, maka masyarakat untuk mungkin kita bisa mendorong partisipasi mengembangkan Manggarai menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup di Jakarta. Disusun Oleh: Abdul Yasir - Deni - Nusyirwan Rizqi StevanusJM 11.3.2 Rencana pemerintah Manggarai sebagai penghubung kereta transit Manggarai yang dipersiapkan sebagai stasiun utama komuter akan mengintegrasikan berbagai moda transportasi selain kereta api, yaitu busway, jalan layang dan bus feeder. "Saat ini, Stasiun Manggarai terletak di tempat yang tidak dijangkau berbagai moda transportasi" ujar Fauzi Bowo, Gubemur DKI Jakarta. (dikutip dari mediaindonesia.com, Jumat 22 Januari 2010). Diambil dari http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=541606&page=3 berikut adalah beberapa proposal desain pengembangan Stasiun Manggarai. Gambar 11.3.2. Pengembangan kawasan Manggarai Proyek pembangunan Double-double Track (DDT) dan Manggarai, Jakarta SelatanBekasi-Cikarang, Jawa Barat sepanjang 35 kilometer telah dicanangkan pada 13 Desember 2001 dan efektif 22 September 2002. Mega proyek ini merupakan keijasama Pemerintah Indonesia dan Japan International Corporation Agency (llCA) yang dibiayai oleh Japan Bank for International Corporation (ffiiC) senilai Rp3,2 triliun. Sayangnya proyek layanan umum itu sudah tertunda selama delapan tahun hanya karena alasan pembebasan lahan yang tak kunjung selesai. Untuk mewujudkan proyek besar ini. pemerintah bekeijasama dengan llCA, yang pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri melalui ffiiC sebesar Rp3.2 triliun, dengan waktu pelaksanaan dari tahun 2007 sampai dengan 2012.Dalam kesepakatan itu juga disetujui bahwa Pemerintah Indonesia menyediakan dana pendamping sekitar Rp300 miliar untuk pembiyaan pembebasan Jahan mulai dari sekitar Stasiun Manggarai dan sejajar rei kereta api hingga Cikarang. Sepanjang 35 Km proyek DDT akan dibangun rei empatjalur, yakni duajalur untuk jarak Jauh dan dua jalur untuk komuter, meningkatkan kapasitas Jintas antara stsiun Jatinegara-Stasiun Cikarang, memperpar\iang jalur KA komuter, dan memindahkan stasiun akhir jarakjauh dari Gambir dan Jakarta Kota ke Stasiun Manggarai. (Dikutip dari http://bataviase.co.id/node/91218) Terkait dengan perancangan City Hotel, rencana pengembangan kawasan Manggarai yang terlihat modem dan berbanding terbalik dengan keadaan Manggarai pada saat ini, maka desain City Hotel harus dapt bertahan baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. II.4 Integrasi Fungsi Sebagai Implementasi dari Lokalitas Kawasan II.4.1 Lokalitas William S.W Lim dan Tan Hock Beng(l998) membagi menjadi 4 yaitu: Menyegarkan kembali tradisi,hal ini berlatar belakang bahwa Iogika kontruksi yang mana terlihat secara Jangsung pada arsitektur tradisional secara perlahan tergantikan denagan evolusi dari teknologi material. Menemukan kembali tradisi (pencarian paradigma baru). Paradigma baru ditemukan dengan mengkombinasikan elemen - elemen dari masa Ialu dengan sumber traditional Jainnya diluar konteks budaya. Hal ini dilakukan dengan Jatar belakang bentuk arsitektur tidak pernah stagnant murni sebagai budaya melainkan selalu berkembang. Melanjutkan tradisi (menggunakan pacta arti yang diperbaharui). Meskipun kita dituntut untuk menghirmati sejarah masa lalu , akan tetapi masa lalu yang melekat itu ada berbagai sisi dan dapat memberi pengertian berbeda pacta berbagai orang. Sehingga pacta tradisi juga terdapat kelenturan yang mana dapat mempertinggi sensitivitas kita, interpretasi kita, sisi manakah yang kita perlukan demi masa kini dan masa depan. Penginterpretasian kembali tradisi. Dalam hal ini tradisi diinterpretasi kembali dengan menggunakan idiom kontemporer, yang mana bentuk tradisional formal tidak dibuang melainkan ditransformasi melalui jalan penyegaran kembali. Sedangkan menurut buku The Changing Face of Urban Britain Localities, Philip Cooke, 1990, lokalitas adalah: Lokalitas bukan hanya terpaku dari kebesaran sejarah, seperti misalnya banyak bangunan bersejarah yang diidentifikasikan sel:iagai 'vernacular brick tradition'. Bagi Mumford peradabannya bahwa bentuk-bentuk yang digunakan masyarakat sepanjang telah kehidupannya. Sebuah membentuk struktur kekeliruan ketika koheren yang melekat mencoba memi am dalam sejarah dari sebuah tradisi yang langsung ditransfer dalam sebuah ruang yang kosong ruang yang dihasilkan adalah ruang yang tidak memiliki jiwa. Mumford menekannkan bahwa tugas kita tidak hanya membuat imitasi sebuah masa lampau tetapi mencoba mengerti dan memahaminya, lalu mungkin suatu saat kita berhadapan dan menyetujuinya dalam kesamaaan semangat kekreatifan. Tugas kita bukan hanya meminjam material atau kontruksi dari sesuatu satu atau dua abad mengetahui tentang diri kita, tentang yang mengopi sebuah contoh lalu, tetapi harus mulai lingkungan untuk mengkreasikan sebuah arsitektur yang bertradisi lokal. Lokalitas adalah tentang bagaimana melihat bahwa seharusnya sebuah tempat memiliki sentuhan personal, untuk sebuah keindahan yang tidak terduga. Yang terpenting dari semua yang kita lakukan adalah membuat orang-orang merasa seperti di rumah dalam lingkungannya. Lokalitas harus dimunculkan karena memang dibutuhkan sebagai sebuah jawaban terhadap kebutuhan manusia. Ada kebutuhan sosial - ekonomi bahkan politik serta lingkungan dalam jiwa lokalitas itu sendiri. Lokalitas dalam perkembangannya hams memanfaatkan teknologi yang berkelanjutan, dan ini menjadi penting dalam membangun sebuah tradisi barn. Dalam dunia yang semakin carut-marut ini, sebuah tradisi harus selalu ditempatkan dalam konteks tentang hidup di dunia. Sebuah tradisi adalah tinggal kenangan apabila tradisi itu tidak dapat bernegosiasi dengan mesin-mesin teknologi yang memang menebarkan candu. Membuat lokalitas menjadi pintar adalah membuat lokalitas yang dapat berkelarljutan dalam teknologi yang tepat guna. Lokalitas harus memberikan kegunaan terhadap penggunanya, modifikasi terhadap lokalitas hams dibuat bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan. Lokalitas setidaknya harus dapat dikaji dalam nilai keteraturannya, kooperatif, kekuatannya, kesensifitasannya, juga terhadap karakter dari komunitas di mana lokalitas ingin ditempatkan. Global dan lokalitas bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan tetapi mereka saling melengkapi, Mumford menekankan perlu ada keseimbangan di antara mereka. Keseimbangan di mana global menge-print mesin-mesin kapitalis sedang lokal menge-print komunitas. Lokalitas perlu menempatkan dirinya sebagai sesuatu yang utama dalam nilai keuniversalan Pada proyek City Hotel, lokalitas ditekankan pada perancangan yang fleksibel terhadap masa kini dan masa yang akan datang. Lokalitas tidak hanya sekedar mengopi konstruksi dari masa lampau, melainkan secara sensitif mengintepretasikan jiwa bangunan itu sendiri dengan kekuatan dan kesenenstifitasannya terhadap Jingkungan, sehingga dapat tercipta lokalitas yang berkelanjutan. II.4.2 Integrasi dalam arsitektur Menurut D.K. Ching dalam buku Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan, Hubungan simbiosis antara bentuk massa dan ruang dalam arsitektur dapat dijumpai adanya pada skala yang berbeda. Pada skala kota, arsitek harus berhati-hati dalam mempeetimbangkan peranan suatu gedung, apakah untuk melanjutkan susunan struktur di tempat yang sudah ada, atau membentuk suatu Jatar untuk bangunan-bangunan lain, atau mungkin bangunan itu bebas sebagai objek utama dalam ruang tersebut. Ruang yang saling terkait Ruang dengan fungsi yang sama dapat digabungkan seperti dibawah ini : Gam bar 11.4.2a. Ruang saling terkait I Bagian yang saling berkaitan dari dua buah volume dapat digunakan bersama secara seimbang dan merata oleh masing-masing ruang. w.D --,n. w. ca\. .-·'?' Gambar 11.4.2b. Ruang saling terkait 2 Bagian yang saling berkaitan dapat melebur dengan salah satu ruang dan menjadi bagian yang menyatu di ruang tersebut. Gam bar 11.4.2c. Ruang saling terkait 3 Bagian yang saling berkaitan dapat mengembangkan integrasinya sebagai ruang yang berfungsi untuk menghubungkan kedua ruang aslinya. Ruang-ruang yang terkait ruang umum Dua buah ruang yang terpisah oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang perantara. Hubungan visual dan hubungan keruangan antara kedua ruang tergantung pada sifat ruang ketiga yang digunakan bersamasama. Ruang perantara dapat berbeda dalam bentuk dan orientasi dari kedua ruang lainnya untuk menunjukkan fungsinya sebagai penghubung. ' Gam bar 11.4.2d. Ruang perantara I kedua ruang, seperti juga ruang perantaranya dapat setara dalam wujud dan ukuran dan membentuk serangkaian ruang-ruang linier. Gam bar 11.4.2e. Ruang perantra 2 Ruang perantara dapat berbentuk linier untuk menghubungkan kedua ruang yang berjarak, atau menghubungkan seluruh rangkaian ruang-ruang yangtidak mempunyai hubungan langsung satu sama lain. .· .·: 7 :: 7(7" l . ' ' Ruang cukup besar, dapat menjadi ruang yang dominan dalam hubungannya denga ruang-ruang lain dan mampu mengorganisir sejumlah ruang yang terkait. Gam bar 11.4.2g. Ruang perantra 4 Bentuk ruang perantara dapat terjadi dengan sendirinya atau ditentukan oleh bentuk dan orientasi darikedua ruangan tersebut. Sirkulasi Alur gerak manusia dapat dibayangkan sebagai benang yang menghubungkan ruang-ruang pada suatu bangunan atau suatu rangkaian ruang-ruang interior maupun interior, bersama-sama. Manusia bergerak dalam waktu, melalui suatu tahapan, di dalam ruang. Manusia merasakan suatu ruang dalam hubungan dimana manusia itu berada dan dimana manusia tersebut menetapkan tempat tujuan. Pencapaian dalam sirkulasi dapat berupa pencapaian; a. Langsung -•- Suatu pendekatan yang mengarah Iangsung ke suatu tempat masuk, melalui sebuah jalan Iurus yang segaris sumbu bangunan. b. Tersamar Gam bar 11.4.21. Sirkulasi tersamar Pendekatan yang samar-samar meningkatkan efek perspektif pada fasad depan dan bentuk suatu bangunan. Jaiur dapat diubab arabnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian. c. Berputar Gam bar !1.4.2j. Sirkulasi berputar Sebuab jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bantuk tiga dimensi suatu bangunan sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan. Hubungan Jalan dengan ruang Jalan sebagai sirkulasi dapat berupa : Gam bar 11.4.21< Jalan melalui ruang-ruang b. Jalan yang menembus ruang-ruang ·-I· -l-·I-·0·- DGam bar 11.4.21. Jalan yang menembus ruang-ruang c. Jalan yang berakhir dalam ruang . ... . - . -. -.. -. - . -. -. -. -EJ Gam bar II.4.2m. Jalan yang berakhir dalam ruang Pada integrasi city hotel dengan Stasiun Manggarai, keberadaan hotel adalah sebagai penunjang Stasiun Manggarai dimana hotel menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mengakomodasi beberapa kegiatan yang terkait dengan fungsi hotel dan tujuan orang yang ada di stasiun, baik berupa kegiatan bisnis maupun tersebut membutuhkan sirkulasi yang nyaman transit. Dalam pengintegrasian dan tidak terganggu kegiatan diluar kedua bangunan tersebut letak bangunan yang berseberangan menyebabkan kedua bangunan tersebut dapat dihubungkan secara linier yaitu dengan hubungan jalur dengan ruangnya berupa jalur yang berakhir di dalam ruang, baik ruang di dalam hotel maupun ruang di dalam stasiun. II.4.3 Citra kota Berdasarkan teori place oleh Kevin Lynch, citra kota terbagi dalam lima elemen, yaitu: I. Path Galur) Path Galur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, Iintasan kereta api, saluran dan sebagainya. 2. Edge (tepian) Edge (tepian) adalah elemen linear yang tidak dipakai/dilihat sebagai path. Edge berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear, misalnya pantai, tembok, batasan antara Iintasan kereta api, topografi dan sebagainya. Edge merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau batasan sebuah distrik dengan yang Iainnya. Edge memiliki identitas yang Iebih baik jika kontinuitas tampak jelas batasannya. Demikian pula fungsi batasannya harus jelas: membagi atau menyatukan. 3. District (kawasan) District (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala dua dimensi. Sebuah kawasan district memiliki ciJTi khas yimg mirip (bentuk, pola, dan wujudnya) dank has pula dalam batasannya, dimana orang harus memulai dan mengakhirinya. District dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun eksterior. District memiliki identitas yang Iebih baik jika batasannya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas. 4. Node (simpul) Node (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktifitasnya saling bertemu dan dapat diubah · ke arah aktifitas lain, misalnya persimpangan stasiun, lapangan terbang, jembatan, lalu-lintas, kota secara keseluruhan dalam skala makro besar, taman, pasar, square, dan sebagainya. Tidak setiap persimpangan jalan adalah sebuah node, yang menentukan adalah citra place terhadaphya. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta tampilannya berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk). 5. Landmark (tengaran) Landmark (tengaran) merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak asuk ke dalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalah elemn eksternal yang merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, menara, tempat ibadah, sebagainya. Beberapa landmark mempunyai arti di daerah pohon tinggi, dan kecil dan hanya dapat dilihat di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark memiliki identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari beberapa landmark (merasa nyaman dalam orientasi), serta ada perbedaaan skala masing-masing. (diambil dari Perancangan Kota Secara Terpadu oleh Markus Zahnd, 1999) Dilihat dari potensi yang ada, pencitraan Manggarai adalah sebagai district (kawasan) bertemunya berbagai moda transportasi yang juga menjadi pusat pertemuan komuter di Jakarta dimana stasiun Manggarai adalah landmark kawasan tersebut. Keberadaan city hotel di Manggarai memperkuat citra kawasan Manggarai sebagai district pertemuan komuter karena kegiatannya cenderung homogen dan saling berintegrasi antara stasiun Manggarai dengan Hotel maupun dengan potensipotensi yang ada disekitarnya yang cenderung mengarah kepada kegiatan bisnis dan transit. 11.5 Studi Banding II.5.1 Hotel Akmani Arsitek: TWS & Partners Lokasi: n. Wahid Hasyim, Jakarta, Indonesia Desain interior: TWS & Partners Desain pencahayaan: TWS & Partners Desain lansekap: TWS & Partners Kontraktor sipil: KMY Kontraktor interior: BMKK Luas tapak: 1,500 m2 Gambar II.5.1a. Eksterior Akmani Boutique-business hotel berbintang 4 ini terletak di kawasan komersial di Jakarta dengan akses langsung menuju Jl.Thamrin yang merupakan bisnis distrik di Jakarta. Bangunan ini diapit oleh kedutaan Spanyol dan bangunan kantor. Konsep arsitektural Lobi dan kafe-teras sebagai area penerima di letakkan di bagian depan hotel yang elevasi lantainya dinaikkan 3 meter dari tanah untuk mendapatkan pemandangan dari dalam keluar bangunan tanpa halangan. Konsep tersebut akan memperlihatkan aktifitas publik di dalam hotel pada wajah bangunan sebagai tipologi kafe dan restoran di pinggir jalai!. Massa bangunan diolah menjadi beberapa "kotak yang mengambang" yang merupaka strategi komunikasi dengan skala bangunan Iingkungan dan Iebar jalan. ). ·:. _,,, Gambar 11.5.1b. Tampak Akmani Gambar 11.5.1c. Interior Restoran dan Lobby Akmani • Jumlah kamar: 116 kamar • Tipe kamar: - 84 deluxe (42 twin&42single) - 24 grand deluxe - 5 suites - 2 grand suites - 1 presidential suite. • Terdapat ballroom, yang dapat menampung hingga 600 orang, • Meeting room. Ruang meeting tersebut berjumlah 6 ruang. • Fasilitas olah tidak raga ; kolam renang, fitness room, dan spa. Keberadaannya terlalu ditonjolkan sehingga ukurannya kecil karena target pasar kalangan buissesman. Fasilitas tersebut terletak di mezanin • Terdapat coffe shop dan lounge pada lantai dasar. • Restaurant terletak di mezanin Pembagian Kegiatan Basement : Parkir dan servis Lantai dasar : Coffie shop, Lounge, Receptionis (publik) Mezanin : Meeting Room (Semi Publik) Lantai I : Restoran, Spa, klam renang, ruang kebugaran. Lantai 2 dan tipikal : unit kamar Seluruh kegiatan servis di area podium diletakkan pada sisi kanan bangunan dengan aksesibilitas yang mudah dan tertutup terhadap lift barang (dapur, gudang, dll.) 11.5.2 Hotel Haris Tebet Gam bar 11.5.2. Hotel Harris Lokasi : Jl. Dr. Saluujo Kelas .**** Kegiatan : Hotel Bisnis Hotel Harris berlokasi di jl.Dr. Sahrujo, daerah ini merupakan kawasan niaga dengan tingkat menengah. Lokasi hotel Harris cukup ideal karena memiliki aksesibilitas yang mudah terhadap Jl. Gatot Subroto, Kawasan Kuningan, dan Jl. Jend. Sudirman. Lingkungan sekitar tapak merupakan pertokoan sedang dengan tinggi middle-rise. Hotel Harris memiliki konsep simple dan dinarnis, kedua konsep itu terlihat dalam bentuk bangunan, warna serta interior bangunan. Gaya bangunan hotel ini adalah lntemasional. Jika dilihat dari segi komersial, hotel ini cukup sukses untuk membuatnya diminati konsumen. Warna dan bentuk yang kontras dengan lingkungannya membuatnya menonjol. Bangunan ini bel urn mencitrakan lokalitas terhadap lokasinya baik secara konteks lingkungannya, kola Jakarta, atau secara regional. Bangunan ini juga masih terlalu eksklusif di lingkungannya dengan membatasi aktivtasnya secara tegas dengan pembuatan pagar diluar serta tidak menyatukan konteks lingkungan baik kegiatan, ataupun objek kedalam desainnya. Dengan sasaran pasar utama adalah kalangan pebisnis, maka fasilitas hotel menekankan pada memenuhi kegiatan bisnis. Fasilitas penunjang lainnya !ebih ditujukan untuk mendapatkan kelas hotel bintang 4. • Kamar : I 72 ruang , Fasilitas Kamar : TV satelit, Mini-bar, Tea & Coffee Facilities,Laundry Service , Aromatherapy, FREE WiFi Internet. • I I meeting room dengan fasilitas audio-visual serta internet yang baik. • Terdapat restoran, lounge, dan juice corner pada lantai dasar. • Fasilitas olah raga ; Kolam renang, Kids Corner (Weekend) ,Fitness Centre, Spa and Reflexology. • Toko souvenir. Terdapat pemisahan antara pintu masuk kendaraan tamu dengan servis yang langsung menuju basement belakang bangunan yang merupakan bagian servis bangunan. Pada bagian belakang tersebut terdapat loading dock yang mengakses langsung bagian servis. Bagian lobi hotel sangat nyaman dan mendukung aktivitas bisnis dengan suasana yang santai namun tetap memiliki kelasnya. Bagian ini juga menyatu dengan juice comer dan receptionist. Fasilitas olahraga diletakkan di belakang bangunan pada lantai dasar. Ruang meeting terletak di lantai 1 podium bangunan. II.5.3 Hotel Classic Gam bar 11.5.3a. Hotel Classic Merupakan Hotel Bintang 4 Yang Terletak DI JL Kh. Samanhudi 43- 45, Jakarta Pusat. Lokasinya Yang Strategis Berada Di Jalur Utara Ke Pusat Bisnis Dekat Dengan Mall Mangga Dua Dan Pasar Baru. Classic hotel merupakan entertainment hotel yang menawarkan berbagai macam hiburan menarik untuk pelanggan hotel tersebut. Hotel ini ramai ketika hari biasa, dimana jam padat pengunjung berada pada sore hingga malam hari. Fasilitas: 1. tipe standar, 117 unit. Tipe deluxe, 9 unit. Tipe suite, 9 unit. 2. 24 Jam Classic Coffe Shop Dan Room Service 3. Terdapat Restoran Dengan Cita Rasa Tinggi (Neo Suki Restaurant, Korean BBQ, AJ Brandon Coffee Shop) 4. Karaoke, Drugs Store, Spa & Sauna 5. Laundry & Parking Service Fasilitas Receptionist & rP Gambar IJ.5.3b Denah Lt. Dasar Hotel Classic 11.5.4 The Standard Hotel New York Gambar 11.5.4a. The Standard Hotel Arsitek Lokasi : Todd Schliemann of the New York-based Polshek Partnership :New York Jumlah Kamar : 317 kamar Jumlah Lantai: 18 Pembukaan : Januari 2009 Kategori : City Hotel Hotel ini berada di pusat kota New York berhadapan dengan Hudson river. Pada tapak bangunan ini terdapat jalur kereta api yang sudah tidak aktif dan dijadikan sebagai taman dan ruang public dimana teljadi aktivitas sosial pada tempat tersebut. Konteks kota itu sendiri terlihat datar dengan bentuk-bentuk bangunan tidak menonjol. Massa bangunan ini dirancang untuk tetap memeberikan ruang bagi aktivitas di taman yang tepat berada di tapak. Sebagai hasinya, bangunan dinaikkan membentuk panggung dengan mengunakan balok transfer dan kolom yang besar. Bangunan tersebut juga dirancang kontekstual dengan lingkungannya , fasade dibuat sederhana dengan gaya modem namun tetap terkesan dingin tidak menonjol terhadap lingkungan sekitar. Gambar 11.5.4b Eksterior The Standard Hotel Dikutip dari www.archdaily.com , bangunan ini mencerminkan bangunan Amerika yang bergaya intemasional karya Le Cobusier dengan material dorninan betonkaca. Lobby hotel dirancang dibawah jalur kereta api, hal memanfaatkan bangunan yang telah ada serta mempertahankan identitas asli kawasan tersebut. Fasilitas yang terdapat pada hotel ini adalah restaurant, club dan gym. II.5.5 Hilton Melbourne International Airport Gambar II.S.Sa. Eksterior Hilton 3D Lokasi: Arrivals Drive Melbourne Airport Melbourne, VIC 3045 Fasilitas: Bar, fasilitas bisnis, fitness-club, internet, restoran, kolam renang Hotel ini merupakan hotel berbintang 4 (****)yang terletak tepat di seberang terminal bandara Tullamarine, Melbourne. Konsep koneksi langsung dari bandara ke bangunan hotel bertujuan untuk mempermudah akses tamu hotel dari bandara tanpa terganggu lalu lintas kendaraan yang ada diantara kedua bangunan tersebut. Gambar II.S.Sb. Hilton malam hari Pencapaian hotel dari bandara adalah dengan berjalan kaki dari terminal kedatangan, kemudian menyebrang melalui jembatan sepanjang 60 meter dan tiba di gedung parkir bandara yang terletak tepat di bawah bangunan hotel. Setelah tiba di gedung parkir akan terdapat ruang kaca yang merupakan akses menuju hotel di lantai 4 gedung tersebut dengan menggunakan lift. '---t:] Gambar II.S.Sc. Citra satelit Hilton Hotel ini memfasilitasi kebutuhan penumpang bandara yang ingin mengadakan pertemuan dalam waktu singkat pada waktu transit.