NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY (TINJAUAN STRUKTURAL GENETIK) Virry Grinitha1 [email protected] ABSTRACT The objective of the research is to find out the moral values in Habiburrahman El Shirazy's Novels. The research was conducted using qualitative approach with descriptive method. The data were collected by analyzing, studying, and recording the document. The analysis and interpretation of the data indicate that first, moral values in novel's structure of the novels include human's perspective toward God, such as piety, devout, humble; human's perspective toward themselves such as honest, responsible, healthy, discipline, hard work, confident, logical, critical, creative, innovative, autonomous, curious; human's perspective toward human such as the awareness of their right and duty toward themselves and the others, the obedience of social norms, the appreciation of one's achievements and works, being polite and democratic, and human's perspective toward surroundings such as caring and admiring toward the beauty of nature created by God. Second, Moral values were analyzed through the author’s social background indicating the appearance of the novels. Third, moral values from the author's point of view in the novels include human's perspective toward God, themselves, the others, and surroundings. It is recommended that students should read the novels in order to find out the moral values in literary works. Keywords: moral values, novel, genetic structuralism ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai moral dalam novel karya Habiburrahman El Shirazy ditinjau dari struktural genetik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi. Pengumpulan data menggunakan teknik analisis dokumentasi, pustaka, dan catat. Analisis interpretasi data menunjukkan (1) adanya nilai-nilai moral dalam struktur novel Ayat Ayat Cinta yang meliputi dimensi manusia dengan Tuhan yaitu religius, dimensi manusia dengan dirinya, dimensi manusia dengan manusia, yaitu sadar akan hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain dan dimensi manusia dengan lingkungan yaitu adanya keperdulian dan kekaguman terhadap keindahan alam yang diciptakan oleh sang pencipta, (2) nilai-nilai moral yang ditinjau dari sudut latar sosial pengarang yang mengkondisikan lahirnya novel Ayat Ayat Cinta; (3) nilai-nilai moral ditinjau dari sudut pandangan dunia pengarang dalam novel Ayat Ayat Cinta yang meliputi dimensi manusia dengan manusia, dimensi manusia dengan dirinya sendiri, dimensi manusia dengan manusia, dan dimensi manusia dengan lingkungan. Penemuan-penemuan membawa ke arah rekomendasi terhadap siswa agar membekali diri dengan berbagai bacaan penunjang lainnya untuk menemukan nilai-nilai moral yang terkandung dalam karya sastra. Kata kunci: Nilai-nilai moral, novel, struktural genetik 1 Guru SMP Negeri Muara Beliti Musi Rawas Sumatera Selatan 202 Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) Karakter merupakan nilai-nilai A. Pendahuluan Perkembangan dalam bidang diperlukan untuk dengan Tuhan, diri sendiri, sesama Indonesia dan manusia, lingkungan dan kebangsaan, meningkatkan sumber daya manusia yang yang terwujud dalam pikiran, sikap, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat perasaan, yang lebih maju, adil, dan makmur berdasarkan norma-norma agama, hukum, berdasarkan tata krama, budaya dan adat istiadat. pendidikan sangat mencerdaskan bangsa Undang pancasila Dasar dan 1945, Undang- yang berhubungan perkataan dan perbuatan dapat Sedangkan karakter yang diungkapkan mewujudkan pembangunan nasional dan Lickona (1992: 56) adalah penerapan penyempurnaan pendidikan nilai-nilai (values in action) karakter sesuai perkembangan dengan Pengetahuan dan serta perilaku manusia nasional Teknologi. Ilmu Untuk mencakup interelasi tiga bagian yaitu: pengetahuan tentang moral (moral mencapai tujuan tersebut tidak mudah, feeling), perasaan tentang moral (moral karena perkembangan Ilmu pengetahuan behavior), dan tindakan. dan Teknologi juga dapat membawa pengaruh negatif bagi masyarakat dan Masalah moral selalu menjadi dunia pendidikan, seperti munculnya perbincangan teknologi berupa masyarakat, permasalahan sastra menjadi internet.Internet menjamur dimana-mana, medium perekaman keperluan zaman sekolah-sekolah, yang memiliki semangat menggerakkan informasi kota, bahkan di kampung-kampung. Akar dari semua tindakan yang di tengah-tengah masyarakat ke arah akhlak yang terpuji. Maka salah satu faktor yang dapat jahat dan buruk, tindakan kejahatan mendukung tercapainya terletak pada hilangnya karakter. Menurut pendidikan Samani dan Herianto (2011:41) karakter pembelajaran sastra. yang kuat adalah sandangan fundamental Sastra nasional memiliki yaitu fungsi tujuan dengan yang yang memberikan kemampuan kepada penting bagi kehidupan. Sejalan dengan populasi manusia untuk hidup bersama itu, dalam kedamaian serta membentuk dunia dimanfaatkan yang dipenuhi dengan kebaikan dan meningkatkan kepekaan siswa terhadap kebajikan, yang bebas dari kekerasan dan nilai-nilai kehidupan dan kearifan dalam tindakan-tindakan tidak bermoral. menghadapi pembelajaran Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) sebagai sastra dapat alat untuk lingkungan, realitas 203 kehidupan, dan sikap pendewasaan. ditampilkan dalam karya lewat tokoh- Melalui pembelajaran sastra, diharapkan tokohnya. siswa tumbuh menjadi manusia dewasa diharapkan dapat membantu peserta didik yang dalam berbudaya, mandiri, sanggup Pembelajjaran memahami, menikmati, sastra dan mengekspresikan diri dengan pikiran dan menghayati karya sastra. Oleh karena itu, perasaannya dengan baik, berwawasan guru luas, kritis, berkarakter, halus budi berperan sebagai penyalur pengetahuan- pekerti, dan santun. pengetahuan sastra saja, tatapi harus Berkaitan dengan kemanfaatan sastra, maka dalam sastra sering sebagai pendidik tidak hanya mampu mengembangkan pengetahuan tersebut dan membekali peserta didik ditemukan nilai-nilai yang bermanfaat dengan bagi pembaca, meski seringkali nilai-nilai sastra.Memahami dan menikmati nilai tersebut secara implisit yang terkandung dalam karya sastra, atau melalui unsur-unsur pembangun cerita. dikenal dengan apresiasi sastra, tidaklah Nilai mudah. Untuk dapat memahami karya disampaikan dalam sastra mencerminkan biasanya pandangan hidup sastra keahlian diperlukan mengapresiasi sekurang-kurangnya pengarang tentang nilai-nilai kebenaran. modal dasar berupa pengetahuan sastra Sebagaimana diketahui bahwa salah satu dan sikap terhadap sastra, termasuk karya tujuan diciptakannya karya sastra adalah sastra yang berbentuk novel. untuk tujuan pengajaran moral. Karya Novel merupakan salah satu sastra dapat meningkatkan harkat dan bentuk refleksi dari kesadaran mental martabat pengarang terhadap nilai yang hidup dan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Moral dimaksudkan dalam cerita sebagai biasanya karena novel tidak pernah lepas dari yang sistem sosial budaya yang melingkupinya. berhubungan dengan ajaran moral tertentu Dengan demikian , suatu fenomena sosial yang bersifat praktis, yang dapat diambil dapat menjadi salah satu unsur sebuah (dan novel. ditafsirkan) lewat saran berkembang di tengah-tengah masyarakat cerita yang bersangkutan dengan masalah kehidupan, Teks sastra sebagai hasil proses seperti sikap, tingkah laku, dan sopan sejarah manusia akan bermakna jika santun pergaulan. dipahami secara menyeluruh dalam Petunjuk itu bersifat praktis, dapat hubungan antarbagian teks dan sejarah ditemukan modelnya dalam kehidupan masyarakat pengarang. Strukturalisme nyata genetik merupakan pendekatan yang 204 sebagaimana model yang Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) berkembang atas penolakan refleksi gejala sosial yang ada. Kehadiran terhadap analisis strukturalisme murni. karya sastra merupakan bagian dari Prinsip kehidupan masyarakat. dasar dasar strukturalisme genetik adalah bahwa karya sastra lahir karena proses sejarah Penelitian strukturalisme suatu dengan genetik mempertimbangkan Dalam novel misalnya, ditemukan masyarakat. struktur kehidupan masyarakat tertentu. pendekatan Perilaku-perilaku senantiasa hal-hal tokoh yang digambarkan pengarang adalah gambaran yang perilaku manusia yang hidup secara sosial melatarbelakangi lahirnya karya sastra. dengan manusia lain. Perilaku sosial Peneliti dalam menganalisis karya yang tersebut dapat dalam bentuk politik, diteliti dapat menghubungkannya dengan sosial, ekonomi, religi, dan lainnya. Sastra pengarang dan latar sebagai wacana merupakan teks yang belakang masyarakat. Pemaknaan teks dapat dilihat sebagai media penghubung dapat pengguna dikaitkan dengan bahasa (masyarakat). menghubungkannya dengan hal-hal di Hubungan itu tidak hanya ujaran, tetapi luar teks. Hal ini didasarkan pada dalam bentuk kesadaran ideologi, aturan kenyataan bahwa karya sastra lahir karena (norma), dan kelas (sosial). Teks sastra kegelisahan pengarang dalam melihat dalam bentuk objek dan menjadi aksi. realita sastra Aksi pengarang terhadap realita yang kemudian dapat diteliti dari hubungannya terjadi ini diwujudkan dalam bentuk dengan sejarah zaman yang melahirkan. pandangan pengarang dalam karya sastra. yang terjadi. Karya Strukturalisme genetik sebagai Pilihan terhadap novel Ayat Ayat pendekatan sosiologi sastra meyakini Cinta dengan fokus pada nilai-nilai moral bahwa terdapat hubungan antara teks tentu beralasan, karena persoalan moral sastra dengan hal-hal di luar teks. Hal di merupakan persoalan universal, yang luar teks itu adalah pengarang dan dipertanyakan oleh siapa saja, di mana masyarakat. Dengan berbagai problema saja, kapan saja, dan tentunya relevan sosial yang dirasakan dan dilihatnya dengan kondisi dan keadaan yang terjadi pengarang menuliskannya kembali dalam saat ini. Kaitannya antara nilai-nilai moral bentuk imaji artistik dalam bentuk karya dan novel-novel Ayat-ayat Cinta terdapat sastra. Artinya karya sastra lahir di nilai-nilai moral yang harus diperhatikan tengah-tengah masyarakat sebagai hasil dalam imajinasi pengarang yang merupakan aktivitas yang dilakukan antara dimensi segala Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) bentuk tindakan dan 205 manusia dengan tuhan, dimensi manusia pandangan pengarang terhadap obyek dengan manusia, dimensi manusia dengan nyata yang terjadi dalam masyarakat. dirinya sendiri, dan dimensi manusia Rene Wellek (1995:283) menyatakan dengan lingkungannya. bahwa novel berkembang dari bentuk Dalam penelitian ini, rumusan naratif non fiksi seperti surat, jurnal, masalah umum yang akan dijawab, yaitu memorial, Bagaimanakah nilai-nilai moral yang (1995:283). Novel digambarkan pengarang dalam novel M.M. Bakhtin dan Patrick dalam Hoffman Ayat-ayat Cinta ditinjau secara struktural merupakan jenis prosa fiksi yang tidak genetik? Sedangkan rumusan khusus mempunyai plot tunggal, karakter dan dalam penelitian ini sebagai berikut. (1) setting seperti yang ada pada sebuah cerita Nilai-nilai moral ditinjau dari sudut pendek tetapi ia memiliki plot yang struktur novel (struktur tema, struktur kompleks, alur, struktur tokoh dan penokohan, serta pengembangan struktur latar) dalam novel Ayat-ayat menurut Klarer , novel zaman sekarang Cinta karya Habiburrahman El Shirarazy. dicirikan dengan istilah ‘realisme’ dan (2) Nilai-nilai moral ditinjau dari sudut ‘individualisme’ latar yang meringkas beberapa inovasi dasar dari mengkondisikan lahirnya novel Ayat-ayat media yang baru ini, Klarer (2004:9). Cinta (keadaan masyarakat pengarang di Novel luar novel, Ditinjau dari sudut agama, dan mempertunjukkan adat istiadat) karya Habiburrahman El alegoris dan kosmik, sedangkan novel Shirazy. (3) Nila-nilaii moral ditinjau dari modern memberi ciri sendiri dengan sudut menguatkan alur cerita dalam realita sosial pengarang pandangan dunia pengarang (riwayat hidup pengarang, pandangan dan kronik, atau dalam pengertian karakter, pada sejarah konflik karakter. demikian dan Sedangkan dengan zaman dahulu sebuah dimensi geografis dan historis yang berbeda. pemikiran yang berhubungan dengan Struktur dalam novel merupakan pendidikan) dalam novel Ayat-ayat Cinta unsur-unsur intrinsik dalam novel. Dalam karya Habiburrahman El Shirazy. novel, Rene Wellek membedakan unsur- Novel merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan dihasilkan bahasa dengan sebagai alat unsur pembentuk novel dalam tiga bagian, antara lain : alur, penokohan, dan latar (1990: 283) Hal ini sejalan dengan penyampaiannya. Novel sebagai alat Luxembung (1984:29) yang menyatakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, bahwa unsur-unsur utama novel terdiri pikiran, dan perasaan yang merupakan atas alur (plot), tokoh (character), dan latar 206 Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) (setting). Selanjutnya Nurgiyantoro orangnya atau pelaku cerita. Selanjutnya, (2011:23) mengemukakan bahwa “unsur Aminuddin (2004:79) menyatakan bahwa instrinsik “pelaku karya sastra terdiri dari yang mengemban peristiwa peristiwa, plot, penokohan, tema, latar, dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu sudut pandang penceritaan, bahasa atau mampu menjalin suatu cerita disebut gaya bahasa, dan lain-lain”. dengan Stanton (2007:7) menyebut tema sebagai makna yang dkandung oleh cerita. Namun menurut Sujiman tokoh. Cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan. tidaklah Menurut Sudjiman (1991:46) demikian, tema dalam pengertiannya bahwa “Secara sederhana, latar bisa kita adalah gagasan, ide, atau pikiran utama pahami sebagai keterangan ruang, waktu, yang mendasari suatu karya sastra. Ada dan suasana terjadinya lakuan dalam kalanya tema dinyatakan dengan jelas karya sastra”. Namun, latar tidak melulu secara eksplisit (1991:50). Selanjutnya terdiri dari elemen waktu dan tempat, Nurgiyantoro tetapi “….latar hadir dengan elemen lain (2010:74) mengatakan “…..tema yang notabene “hanya” berupa seperti makna atau gagasan dasar umum suatu perilaku sosial, karakter, dan pandangan cerita, tak mungkin hadir tanpa unsur masyarakat ketika karya itu ditulis”. bentuk yang menampungnya”. Seperti halnya pendapat Nurgiyantoro Mengenai tradisi masyarakat, Aminuddin bahwa latar dalam karya fiksi tidak berpendapat bahwa, “Alur terbatas pada penempatan lokasi-lokasi adalah rangkaian peristiwa yang dibentuk tertentu atau sesuatu yang bersifat fisik oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga saja. Melainkan juga yang berwujud tata menjalin suatu peristiwa yang dihadirkan cara, adat istiadat, kepercayaan, dan nilai- oleh para pelaku dalam suatu cerita nilai yang berlaku di tempat yang Selanjutnya J. Arthur Honeywell dalam bersangkutan, Nurgiyantoro (2010:219). (2004:83) alur deskripsi Hoffman (1988:239) berpendapat bahw Berdasarkan pendapat Muchlas plot merupakan urutan peristiwa dimana (2011:41) sebuah cerita dibuat yang mempunyai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang unsur fiksi hubungan sebab akibat satu khas tiap indivudu untuk hidup dan sama lainnya. bekerja Menurut Nurgiyantoro (2010:167) bahwa istilah tokoh merujuk pada bahwa sama, keluarga, karakter baik masyarakat, dalam dimaknai lingkup bangsa, dan Negara. Lickona mendefinisikan orang Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) 207 berkarakter sebagai sifat alami seseorang struktur dengan memberikan perhatian dalam merespon situasi secara bermoral, terhadap asal-usul karya.. yang dimanifestasikan dalam tindakan Berdasarkan beberapa pendapat, nyata, melalui tingkah laku yang baik, dapat disimpulakan bahwa strukturalisme jujur, bertanggung jawab, menghormati genetik adalah analisis struktur yang orang lain dan karakter mulia lainnya, dilakukan secara instrnsik dan ekstrinsik. Lickona (1992:42) Selanjutnya Robert Marine Tujuan penelitian ini adalah untuk dalam Muchlas (2011:4) memperoleh pemahaman yang mendalam mengungkapkan karakter adalah tentang nilai-nilai moral yang terdapat gabungan yang samar-samar antara sikap, dalam novel Ayat Ayat Cinta karya perilaku bawaan, dan kemampuan, yang Habiburrahman El Shirazy, nilai-nilai membangun pribadi seseorang. moral ditinjau dari latar sosial pengarang, Goldman mengungkapkan bahwa Strukturalisme genetik berangkat dari dan nilai-nilai moral ditinjau dari sudut pandangan dunia pengarang. hipotesis bahwa semua perilaku manusia merupakan upaya memberikan respon yang berarti terhadap situasi B. Metode Penelitian dan penelitian ini adalah penelitian kecenderungan akan sesuatu, dan oleh kualitatif dengan menggunakan metode karena itu, menciptakan keseimbangan analisis isi. Analisis isi menurut Emzir antara subjek tindakan dan obyek yang (2011:283) disandangnya, yakni lingkungan. Realitas yang mendalam terhadap pesan-pesan manusia disajikan sebagai proses dua sisi: tersurat dan tersirat dari semua jenis destrukturasi dari strukturasi lama dan komunikasi atau konteks tempat, baik strukturasi dari totalitas baru mampu dengan menciptakan mampu kualitatif. Lebih lanjut Emzir menjelaskan memuaskan tuntutan baru dari kelompok- bahwa dalam bentuk kualitatif, analisis isi kelompok sosial yang mengelaborasinya diperuntukkan pada analisis suatu isi keseimbangan Goldman dalam Faruk (1994:57) mengatakan sastra kuantitatif maupun kumunikasi berupa percakapan, teks tertulis, wawancara, fotografi, dan lainnya samping memiliki unsur otonom, juga yang dikategorikan dan diklasifikasikan tidak bisa lepas dari unsur ekstrinsik. berdasarkan Selanjutnya, Kutha Ratna (2007:123) (2011:284). bahwa karya teknik suatu analisis di berpendapat bahwa merupakan secara definitif strukturalisme genetik adalah analisis 208 masalah Prosedur yang penelitian diangkat. dilakukan dengan cara data dikumpulkan dengan Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) melakukan pembacaan terhadap Novel Cinta yang mencakup: tema, alur, tokoh Ayat-ayat Cinta, karya Habiburrahman dan penokohan, latar, amanat, serta gaya EL Shirazy. Prosedur penelitian yang bahasa (4) Identifikasi dan analisis data dilakukan: (1) Membaca dan memahami peristiwa-peristiwa karya sastra (Novel Ayat-ayat Cinta karya mengkondisikan lahirnya novel novel Habiburrahman (2) Ayat-ayat Cinta (5) Identifikasi dan Melakukan identifikasi terhadap novel. analisis data mengenai pandangan dunia (3) Melakukan pengelompokkan atau pengarang dalam novel Ayat-ayat Cinta klasifikasi. data (6) Identifikasi analisis data struktur tentang latar belakang sosial budaya dalam novel Ayat-ayat Cinta. Kemudian, pengarang dunia untuk menjamin keabsahan data maka pengarang dalam novel Ayat-ayat Cinta dilakukan teknik pengujian dengan cara karya Habiburrahman EL Shirazy. Teknik kredibilitas, analisis data tersebut dilaksanakan dengan dependabilitas, dan konfirmabilitas. (4) dan EL Sharizy). Mengumpulkan pandangan sosial yang transferabilitas, cara: (1) pembacaan seluruh isi novel Ayat-ayat Cinta (2) Identifikasi dan analisis data unsur dominan. nilai-nilai C. Hasil Penelitian dan Pembahasan. 1. Hasil Penelitian moral yang diungkapkan pengarangdalam Struktur novel Ayat Ayat Cinta Ayat-ayat Cinta yang mencakup : dimensi hasil penelitian, khususnya nilai-nilai manusia dimensi moral yangf ditemukan, menunjukkan manusia dengan dirinya sendiri, dimensi adanya dimensi manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia, dan dimensi dimensi manusia dengan diri sendiri, manusia dengan alam Struktur novel Ayat- dimensi dengan manusia, dan dimensi ayat Cinta (3) Identifikasi dan analisis dengan lingkungan. Perhatikan tabel data struktur dalam novel-novel karya struktur novel berikut: dengan tuhannya, Habiburrahman El Shirazy ( Ayat-ayat Tema Kepedulian dan cinta Alur Maju Tokoh dan Penokohan Fahri, seorang pemuda yang berusia 26 tahun memasuki usia 27 tahun, mepunyai karakter rajin beribadah, cerdas n hafal Alquran, giat belajar, tanggung jawab, baik hati, sholeh, pemaaf menepati Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) 209 janji , sabar Perduli sesama , baik, kerja keras (belajar) Maria adalah tetangga Fahri yang paling akrab, gadis unik memiliki lesung pipi, Kristen Katolik, tetapi suka pada Alquran,Sangat cerdas, baik hati, peduli teman dan bijak. Saiful, Rudi, Hamdi, dan Mishbah adalah teman Teman satu flat fahri yang berkarakter baik. Saiful yang tidak tahan dengan cuaca panas. Syaikh Ahmad Taquyyuddin Abdul Majid memiliki karakter baik dan selalu tersenyum. Nurul memiliki karakter pemalu, baik hati dan suka menolong Aisyah, perempuan menghargai orang, baik bercadar, hati, shaleha, mengajarkan kebaikan, ikhlas dan berbakti kepada ayah. Nourah, gadis yang malang,di awal memiliki karakter yang baik, berubah menjadi jahat dan kemudian menjadi baik kembali. Bahadur (ayah Nourah) Seorang yang kejam, pemarah dan suka memukul anaknya, memperkosanya dan mejualnya. Mona kakak perempuan nourah yang memiliki karakter kasar. 210 Istri Bahadur baik hati. Madame Nahed, ibu yang baik dan perhatian. Tuan Boutros, ramah, baik dan bijak. Yousef baik dan bersahabat. Ashraf, emosi dan baik. Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) Alice seorang reporter yang baik hati. Eqbal adalah paman Aisah yang memiliki karakter baik hati dan perhatian serta penyayang Ustazh Jalal, baik. . Madame Syaima, istri ustazh Jalan berkarakter baik. Polisi 1, polisi 2, dan polisi 3 memiliki karakter yang jahat. Latar Latar tempat di Mesir Kairo Al-Azhar, flat, mesjid, metro, SIC, Suthub Apartemen, pasar Sayeda, Cleopatra restora, Nasional Library, @lfenia Warnet, rumah sakit, Kamar khusus dan ruang tamu Syaikh Utsman, Halaman rumah Eqbal,di ruang tamu, Muhamad Mazhar Steet, Flat lantai tujuh nomor 21, Alexandria, Hotel San Stefano, Markas polisi Abbasea Latar waktu menunujukkan waktu pagi, siang, sore, dan malam hari. Latar sosial a. Kebiasaan di Mesir apabila ada orang bertengkar dan untuk menurunkan amarahnya dengan membaca shalawat, penduduknya yang ramah, penduduknya lemah lembut. b. Kebiasaan orang desa apabila memperoleh rizki,maka melalukakan membagi-bagikan syukuran makanan dengan dengan para tetangga. c. Perempuan Jawa sangat setia, perduli pada keluarga, terlibat sepenuhnya dalam masalah keluarga, istri ikut memikirkan dapur mengepul Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) 211 d. Polisi Mesir tidak memakai azas praduga tak bersalah, tapi praduga bersalah. Jika dicurigai langsung dtangkap akan dibebaskan kalau terbukti tak bersalah. Nilai-nilai Moral 1 2 3 4 2. Pembahasan Tema dalam novel Ayat Ayat Religius, yaitu: taqwa, iman dan tawaduk. cinta Jujur, bertanggung jawab, hidup melalui dialog, perbuatan dan pikiran sehat, pengarang. disiplin, kerja keras, digambarkan oleh Tema pengarang tersebut adalah percaya diri, berjiwa logis, kritis, keperdulian dan cinta. Keperdulian dan kreatif, inovatif, mandiri, ingin cinta ini merupakan ide pokok yang tahu, dan cnta ilmu. mendasari Sadar akan hak dan kewajiban mengingatkan kepada semua orang untuk diri sendiri dan orang lain, patuh memiliki sikap perduli terhadap sesama pada manusia dan mengajarkan bagaimana aruran-aturan sosial, cerita yang novel. sebenarnya, Tema menghargai karya dan prestasi cinta orang lain, bersikap santun, dan berlandaskan ketaqwaan kepada Allah. demokrasi. Tema keperdulian dan cinta ini cinta yang ini kekaguman merupakan ide pokok yang gagasan, ide, terhadap keindahan alam yang atau pikiran utama yang mendasari suatu diciptakan oleh sang pencipta. karya Keperdulian dan sastra. Ada kalanya tema dinyatakan dengan jelas secara eksplisit Dari tabel di atas, diketahui (Sudjiman, 1991:50). bahwa melalui struktur novel Ayat Ayat Alur merupakan rangkaian cerita cinta dapat diperoleh nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel. Alur yang yang dimensi digunakan pengarang dalam novel Ayat manusia dengan tuhan, dimensi manusia Ayat Cinta adalah alur maju, walaupun dengan diri sendiri dimensi manusia terdapat beberapa alur mundur, itu hanya dengan manusia, dan dimensi manusia sebagai dengan lingkungan. pengarang menunjukkan adanya variasi yang dalam digunakan menyampaikan ceritanya agar lebih menarik. Sehingga dapat memberikan 212 kemudahan bagi Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) pembaca untuk memahami ceritanya. penjelasan mengenai waktu, masa atau Sesuai zaman terjadinya cerita. Sedangkan latar dengan berpendapat pendapat bahwa, Aminuddin “Alur adalah sosial dapat memberikan rangkaian peristiwa yang dibentuk oleh mengenai tahapan-tahapan sehingga terdapat dalam novel Ayat Ayat Cinta. menjalin suatu peristiwa yang dihadirkan Latar dalam cerita Ayat Ayat Cinta yaitu oleh para pelaku dalam suatu cerita adanya latar tempat yang bermula di (2004:83). Arthur Mesir Kairo Al-Azhar, kemudian di flat, Honeywell dalam Hoffman berpendapat masjid, metro, pasar Sayeda, restoran, bahw plot merupakan urutan peristiwa Alexandria, penjara, dan rumah sakit. dimana yang Latar tempat yang digunakan pengarang mempunyai unsur fiksi hubungan sebab memang benar nyata dan ada sampai akibat satu sama lainnya (1988:239). dengan Tokoh adalah pelaku perbuatan yang menunjukkan waktu pagi, siang, sore, dan fungsinya sebagai pembentuk peristiwa malam hari. Sedangkan latar sosial sehingga menjalin sebuah cerita, yang menunjukkan kondisi masyarakat tempat gambaran wataknya dapat dilihat dari terjadinya cerita yaitu Kairo. Dalam cerita perbuatan, ucapan, gambaran fisik, dan AAC pikiran-pikirannya. Dalam cerita Ayat masyarakatnya Ayat penokohan menghargai, menghormati, satu sama ditampilkan dalam kehidupan sehari- lainnya sekalipun agama yang dianut harinya tidak hanya mengetahui mengenai berbeda. moral saja, tetapi tokoh-tokoh tersebut merujuk pada Al-Quran. Selanjutnya sebuah Cinta peristiwa cerita tokoh J. dibuat dan ditampilkan bisa merasakan moral dan dapat melakukan tindakan moral. kondisi deskripsi masyarakat sekarang. Latar digambarkan yang Dalam yang waktu keadaan ramah, berinteraksi saling selalu Berdasarkan struktur novel AAC di atas, maka diperoleh nilai-nilai moral. Latar adalah peristiwa dalam Nilai-nilai moral yang ditemukan yaitu, karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, adanya dimensi manusia dengan Tuhan maupun peristiwa. Latar dibagi menjadi yang meliputi religious; taqwa, iman, dan tiga macam, yaitu latar tempat, latar tawaduk. Adanya waktu, dan latar sosial. Latar tempat dapat dengan memberikan penjelasan mengenai tempat, bertanggung jawab, hidup sehat, disiplin, lokasi, wilayah atau daerah terjadinya kerja keras, percaya diri, berjiwa logis, cerita. Latar waktu dapat memberikan kritis, kreatif, inovatif, mandiri, dan ingin diri Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) sendiri dimensi manusia meliputi jujur, 213 tahu. Dimensi manusia dengan manusia dengan latar sosial pengarang yang meliputi sadar akan hak dan kewajiban mengkondisikan lahirnya novel Ayat-ayat diri sendiri dan orang lain, patuh pada Cinta. Nilai-nilai moral yang ditemukan aruran-aturan sosial, menghargai karya terdapat kesesuaian dengan teori dan prestasi orang lain, bersikap santun, cocok untuk diajarkan kepada siswa dan dimensi sehingga dapat membantu pembentukan adanya karakter siswa. Melalui novel-novel ini demokrasi. manusia dengan Sedangkan lingkungan keperdulian dan kekaguman terhadap Habiburrahman keindahan alam yang diciptakan oleh sang perhatian yang besar pada generasi muda pencipta.Nilai moral yang ditemukan mahasiswa sekarang yang malas, mudah mencakup sesuai aspek yang ada, ini mengeluh disebabkan karena Habiburrahman ingin keadaan dan berbagai persoalan yang karya yang dihasilkannya tidak hanya dihadapi. berfungsi sebagai hiburan saja, namun mengambil keputusan yang berdampak dapat menjadi teladan bagi pembaca, negatif dan menimbulkan permasalahan- sehingga pembaca tidak hanya sekedar permasalahan yang membuat resah orang mengetahui tentang moral, akan tetapi tua, dan masyarakat. dapat merasakan dan menerapkannya menunjukkan sikap yang seharusnya dalam kehidupan sehari-hari. dimiliki Nilai-nilai moral yang diperoleh Nilai moral ditinjau dari sudut latar sosial Ayat-ayat Cinta, karya dan memiliki menyerah Tidak oleh terhadap jarang akhirnya Habiburrahman mahasiswa dalam menggapai cita-citanya. Sikap disiplin, kerja keras, dan bertanggung jawab. pengarang yang mengkondisikan lahirnya novel terlihat dan Pandangan Habiburrahman dan pemikiran mengenai pendidikan Habiburrahman El Shirazy yaitu adanya dalam novel Ayat Ayat Cinta digambarkan dimensi manusia dengan Tuhan yang secara meliputi taqwa, iman dan tawaduk. rekaannya. Dalam Ayat Ayat Cinta Dimensi manusia dengan dirinya sendiri pandangan jawab, dan sabar meliputi jujur, disiplin, kerja keras, menghadapi masalah sudah seharusnya berjiwa logis dan kritis, kreatif, mandiri, dimiliki oleh setiap generasi muda.dan dan sabar. Dimensi manusia dengan pemikiran sesama manusia meliputi sadar akan hak pendidikan dan kewajiban, santun, berbakti kepada seharusnya setiap mahasiswa mengambil oramg tua, menghargai orang lain. Nilai- sikap semagat, teguh pendirian dan tekun nilai moral tersebut diperoleh sesuai dalam belajar dalam kondisi apapun, serta 214 jelas melalui pengarang sangat tokoh-tokoh dalam mengenai penting. Sudah Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) mengajak semua kaum pelajar, khususnya Dari sudut pandangan dunia pengarang mahasiswa untuk memiliki tujuan hidup dalam novel Ayat-ayat Cinta, diperoleh dengan membuat peta konsep sehingga nilai-nilai tenaga dan waktu tidak sia-sia. tersebut yaitu adanya dimensi manusia Dari analisis nilai moral dalam novel-novel Nilai-nilai moral dengan Tuhan yang meliputi taqwa, iman Habiburrahman dan tawaduk. Dimensi manusia dengan (Tinjauan struktural genetik), maka dapat dirinya sendiri meliputi jujur, disiplin, disimpulkan sebagai berikut: (1).Nilai- kerja keras, berjiwa logis dan kritis, nilai moral yang terdapat dalam struktur kreatif, mandiri, dan sabar. Dimensi novel manusia dengan sesama manusia meliputi Ayat karya moral. Ayat Cinta, yaitu menunjukkan adanya dimensi manusia sadar dengan tuhan mencakup iman, takwa, menghargai orang lain. dan tawaduk , dimensi manusia dengan akan hak dan Berdasarkan kewajiban, temuan dan dirinya sendiri, meliputi meliputi percaya kesimpulan penelitian yang dipaparkan di diri, berpikir logis, kritis dan sabar. atas, disarankan kepada: (1) Pihak sekolah Sedangkan dimensi terutama manusia dengan guru Bahasa Indonesia manusia meliputi sadar akan hak dan hendaklah novel Ayat-ayat Cinta karya kewajiban diri sendiri dan orang lain, Habiburrahman bersikap santun, serta penolong.. (2). digunakan Nilai-nilai moral yang diperoleh Nilai pembelajaran apresiasi sastra di tingkat moral ditinjau dari sudut latar sosial SMA karena sarat dengan nilai-nilai moral pengarang yang mengkondisikan lahirnya yang dapat menambah wawasan dan novel karya pengetahuan baru. (2) Guru Bahasa Habiburrahman El Shirazy yaitu adanya Indonesia hendaklah dalam penyampaian dimensi manusia dengan Tuhan yang materi tidak hanya menekankan pada teori meliputi taqwa, iman dan tawaduk. saja, tetapi melatih peserta didik agar Dimensi manusia dengan dirinya sendiri dapat meliputi jujur, disiplin, kerja keras, sehingga melalui karya sastra dapat berjiwa logis dan kritis, kreatif, mandiri, membentuk karakter atau kepribadian dan sabar. Dimensi manusia dengan peserta didik yang bermoral. (4)Peserta sesama manusia meliputi sadar akan hak didik dan kewajiban, santun, berbakti kepada bacaan oramg tua, menghargai orang lain. (3) menemukan Ayat-ayat Cinta El sebagai Shirazy bahan mengapresiasi hendaknya sastra Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) alternatif karya memperkaya lainnya nilai-nilai dapat sastra, buku agar dapat moral yang 215 terkandung sehingga dalam bacaan membantu tersebut pembentukan karakter peserta didik menjadi lebih baik, dan (4) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya melestarikan sastra dan mengembangkannya melalui pendekatan moral. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif: Dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta. Eagleton, Terry. 2007. Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif. Bandung: Jalasutra. El Shirazy, Habiburrahman. 2004. AyatAyat Cinta. Jakarta : Republik dan Pesantren Basmala Indonesia. ______________________ . 2007. Ketika Cinta Bertasbih. Jakarta : Republik dan Pesantren Basmala Indonesia. ______________________. 2011. Bumi Cinta. Jakarta : Republik dan Pesantren Basmala Indonesia. ______________________, dkk. 2013. Catatan Motivasi Seorang Santri. Jakarta: Kangabik.com dan Santri. Emzir. 216 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali, _____________________ . 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali. Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra : Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Med Press (Anggota IKAPI), 2 _____________________ . 2012. Teori Pengkajian Sosiologi Sastra. Yogyakarta: UNY Press. Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra: Dari Strukturalisme Genetik Sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fenanie, Zainuddin. 2001.Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Goldmann, Lucien. 1975. Towards A Sociology Of The Novel. London:Tavistock. Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Hoffman, Michael J and Murphy Patrick D. 1988. Essentials of The Theory of Fiction. Durham and London: Duke University. Klarer, Mario. 2004. An Introduction to Literary Studies. London and New York : Roudledge. Kutha Nyoman, Ratna. 2009. PenelitianSastra: Teori, Metode, danTeknik. Yoyakarta: Pustaka Pelajar. Lickona, Thomas.1991. Educating for Character. New York : Bantam Books, Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) Luxemburg, Jan Van dkk. 1991. TentangSastra. Jakarta: Intermasa. Mayring, Philipp. Qualitative Content Analisisdalam Forum: Qualitatif Social Recearch, ol. 1. Nomor 2 Junitahun 2000, tersediadalamsitus htpp://www.qualitativeResearch.n et/fqs-texte/2-00mayring-e-htm (20/8/2003). Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mujib El Shirazy, Ahmad. 2009. The Inspiring Life Of : Habiburrahman El Shirazy. Jakarta; PT. Balai Pustaka (Persero). Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press. Semi, Antar. 1989. Kritik Sastra. Bandung : Angkasa. __________. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa, 2012. Sirsaeba El Shirazy, Anif. Fenomena Ayat Ayat Cinta. Jakarta: Republika dan Pesantren Basmala Indonesia, 2007. Spradly, James P. Participant Observation. New York: Holt Rinehart and Winston, 1980. Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta : Pustaka Jaya. Sumardjo, Jakob. Memahami Kesusastraan. Bandung: Alumni, 1984.. Wellek, Rene dan Austin Warren.1990.Teori Kesusastraan (Penerjemah: Melani Budianta). Jakarta: Gramedia. Yahya, Harun. 2002. Moralitas al-Quran: Solusi atas segala persoalan umat manusia. Jakarta: Robbani Press. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Virry Grinitha : Nilai-Nilai Moral Dalam Novel.... (202 - 217 ) 217