PERGESERAN SPEKTRUM GELOMBANG PADA FILAMEN BEBERAPA JENIS LAMPU PIJAR DISPLACEMENT LIGHT SPECTRUM OF SEVERAL TYPES OF INCANDESCENT LAMPS Lilia Afriana, Bidayatul Armynah, Dahlang Tahir Jurusan Fisika FMIPA Unhas ABSTRAK Penelitian ini tentang pergeseran spektrum cahaya dari beberapa jenis lampu pijar, yaitu lampu sepeda motor dan lampu mobil pada variasi tegangan (5 volt, 7 volt, 9 volt, dan 11 volt). Cahaya lampu dikenakan pada celah kisi yang diteruskan pada prisma. Besar arus setiap warna spektrum dideteksi dengan rangkaian sensor cahaya yaitu LDR (Light Dependent Resistor). Kenaikan tegangan yang dikenakan pada masing-masing lampu pijar mengakibatkan pergeseran puncak spektrum ke arus yang lebih besar. Ini menunjukkan adanya hubungan antara kenaikan tegangan pada masing-masing filamen dengan perubahan panjang gelombang. Kata kunci : pergeseran spektrum, filamen, kisi, prisma, LDR. ABSTRACT This research about displacement light spectrum of several types of incandescent lamps from motorcycle and car with voltage was varies from 5 volt to 11 volt. The currents of every spectrum was detectly by Light Dependent Resistor (LDR). The displacement peak position was increase with increasing the applied voltage . This result showed the dependence of the wavelength peak to the voltage of incandescent filaments. Key words : spectrum displacement, filament, slit, prism, LDR Pendahuluan Salah satu sumber cahaya yang paling dekat dengan manusia adalah lampu. Cahaya putih yang dihasilkan oleh sebuah lampu adalah percampuran dari tujuh warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Cahayacahaya ini memiliki panjang gelombang yang cahaya (difusi). Spektrum warna terbentuk karena cahaya yang berlainan warna terbias pada sudut yang berlainan. Spektrum warna ini terbentuk melalui dispersi cahaya sehingga akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana pergeseran antara warna yang satu ke warna yang lainnya. berbeda. Warna-warna dalam cahaya putih dapat diuraikan dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna. Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum sedangkan penguraian cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan Teori Umumnya benda-benda di sekeliling kita dapat dilihat dikarenakan benda-benda tersebut memantulkan sinar yang sesaat diterima 1 oleh benda itu, dan bukan karena meradiasikan Persamaan II merupakan hukum kalor. Jika suatu benda padat dipanaskan maka pergeseran Wien. Persamaan tersebut secara benda itu akan memancarkan radiasi kalor. Pada kuantitatif menyatakan fakta empiris bahwa suhu yang lebih tinggi (dalam orde 1000 puncak spektrum akan bergeser ke arah panjang K) benda mulai berpijar merah, seperti besi gelombang yang lebih kecil (frekuensi lebih dipanaskan. Pada suhu diatas 2000 K benda tinggi) ketika temperaturnya bertambah. Namun pijar kuning atau keputih-putihan, seperti besi perlu digarisbawahi bahwa hukum pergeseran berpijar putih atau pijar putih dari filamen Wien hanya berlaku pada benda hitam dan lampu pijar. Max Planck menjelaskan tentang panjang gelombang yang kecil. distribusi radiasi benda hitam dengan menggunakan persamaan: Eλ,b(λ,T)= λT denganC1= adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik dengan panjang 𝐶1 𝐶 λ5 [exp( 2 )−1] 2𝜋ℎ𝑐𝑜2 = Cahaya 3.742x108 W .µ𝑚4 /𝑚2 gelombang sekitar 380–750(I)nm. Pada bidang fisika, cahaya merupakan radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Dispersi adalah ℎ𝑐𝑜 C2 = 𝑘 = 1.439 x 10 .µm.K Gambar 1 diketahui cahaya- cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, : Spektrum Emisi Benda Htam (Distribusi Spektrum Planck ) (moran et all, 2002:475)[6] Dari penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi 4 T : suhu mutlak benda hitam Gambar 1 peristiwa bahwa distribusi spektrum pada benda hitam memiliki nilai maksimum dan menggambarkan hubungan antara suhu dari benda hitam dan panjang gelombang maksimum. Hal ini dirumuskan oleh biru, nila, lewat pembiasan atau ungu) pada pembelokan. prisma Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang. Sebuah prisma atau kisi mempunyai kemampuan untuk menguraikan cahaya menjadi warna-warna spektralnya. Wilhem Wien pada persamaan II yaitu: Cahaya (Spektrum optik, atau spektrum λmaxT= C3 dengan C3= 2897.8 µm.K (II) tampak) merupakan bagian dari spektrum elektromagnet yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam rentang panjang 2 gelombang ini disebut cahaya tampak. Tidak Pada saat terang atau intensitas cahaya tinggi, ada batasan yang tepat dari spektrum optik, maka LDR menjadi konduktor yang baik, mata normal manusia akan dapat menerima sehingga LDR memiliki resistansi yang kecil panjang gelombang dari 400 sampai 700 nm, pada saat terang atau intensitas cahaya tinggi. meskipun beberapa orang dapat menerima panjang gelombang dari 380 sampai 780 nm. Mata yang telah beradaptasi dengan cahaya biasanya memiliki sensitivitas maksimum di sekitar 555 nm, di wilayah kuning dari spektrum optik. Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya tegangan pada suatu cabang (V) yang mengandung resistor (R) yang dialiri arus sebesar (I) adalah sama dengan hasil resistansi dengan arus yang mengalir pada cara tersebut.16 Jika ditulis dalam bentuk persamaan adalah Lampu adalah sumber cahaya yang sebagai berikut : dihasilkan dari energi listrik dengan cara mengalirkan listrik tersebut melalui media V = I.R (III) dengan, V = tegangan (Volt) khusus sehingga media tersebut menyala. Media I = arus (A) tersebut ditempatkan pada ruang hampa udara R = resistansi (Ω) (bola lampu) agar media yang menyala tersebut tidak hangus terbakar karena suhunya yang Dengan tahanan yaitu pijar mempercepat proses kerja dalam menganalisis dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik sebuah rangkaian. Jalan yang digunakan adalah dalam kawat halus. Dalam kawat ini, energi “pembagian tegangan dan arus”. Pembagian listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Energi tegangan listrik yang mengalir dalam kawat wolfram tegangan yang melintasi salah satu di antara dua ditempatkan dalam bola kaca vacum (kosong). tahanan seri atau lebih. pijar. Cahaya lampu Tujuan dibuat bola vacum adalah agar kawat yang pijar tidak terbakar. sumber-sumber, tahanan- tinggi (>2000oC). Salah satu contoh dari lampu lampu dan mengkombinasikan digunakan untuk maka dapat menyatakan Tegangan yang melintasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : LDR atau Light Dependent Resistor adalah sebuah komponen elektronika yang termasuk ke dalam jenis resistor yang nilai resistansinya akan berubah apabila intensitas cahaya yang diserap juga berubah. Pada saat keadaan gelap atau intensitas cahaya rendah, maka LDR akan menjadi konduktor yang buruk, Gambar 2: Rangkaian pembagi tegangan sehingga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau intensitas cahaya rendah. 3 dari gambar 2, tegangan pada R2 dapat dinyatakan dengan : V2 = 2 1 2 VS (IV) 1 1 2 V2 2 lampu, gelombang (λ) dengan 1/V dan hubungan antara panjang gelombang (λ) dengan (V) 1/I untuk masing-masing lampu, Besar λmax perhitungan VR2 untuk masing-masing lampu. 1 1 masing-masing untuk masing-masing filamen, hubungan antara Jika rangkaian terdiri lebih dari 2 tahanan, dapat ditulis sebuah persamaan umumnya : V1 = untuk hubungan antara tegangan (V) dengan arus (I) panjang Begitu juga untuk tegangan pada R1 : V1 = divariasikan 3 V2 0.00018 0.000156 0.00016 (VI) 0.00014 0.00012 tahanan seri adalah tegangan total dikalikan ARUS (I) Persamaan VI, dapat dinyatakan bahwa tegangan yang timbul melintasi salah satu 0.0001337 5 0.0001037 5 0.0001 0.00008 0.00006 dengan rasio dari tahanan dengan tahanan total. 0.00004 0.00002 0 Metode Penelitian 459-490 570-590 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) Penelitian ini dilakukan di laboratorium Laboratorium Fisika Optik dan Spektroskopi (a) Jurusan Fisika FMIPA Unhas. Lampu yang 0.00009 digunakan adalah lampu pijar yaitu lampu 0.00008 yang dikenakan celah kisi diteruskan ke prisma. 0.00007 Besar arus setiap warna spektrum (merah, 0.00006 kuning, dan biru) dideteksi dengan rangkaian 0.00005 sensor cahaya yaitu LDR (Light Dependent ARUS (I) sepeda motor dan lampu mobil. Cahaya lampu 8.25E-05 0.0000602 5 5.35E-05 0.00004 Resistor) seiring dengan kenaikan tegangan 0.00003 yang diberikan yaitu dimulai dari tegangan 5 0.00002 volt, 7 volt, 9 volt, dan 11 volt. 0.00001 0 459-490 Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 570-590 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) (b) didapatkan hasil berupa grafik hubungan antara arus (I) dan panjang gelombang (λ) yang 4 0.000014 1.3E-05 0.00025 0.000012 0.0001955 0.0002 0.0001657 5 0.00001 ARUS (I) ARUS (I) 0.00015 0.000113 0.0001 0.000008 0.000006 5E-06 5.25E-06 459-490 570-590 0.000004 0.00005 0.000002 0 459-490 0 570-590 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) (c) 0.0003 (a) 0.0002602 5 0.00005 0.00025 0.000227 0.00004 0.0002 0.000035 0.00015 0.0001187 5 0.0000287 5 0.00003 ARUS (I) ARUS (I) 4.375E-05 0.000045 0.0001 0.000025 0.00002 1.725E-05 0.000015 0.00005 0.00001 0.000005 0 459-490 570-590 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) 0 459-490 570-590 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) (d) (b) Gambar 3 : Hubungan antara panjang gelombang (λ) dan arus (I) dengan memberikan (a) tegangan 5 Volt, (b) tegangan 7 Volt, (c) tegangan 9 Volt, (d) tegangan 11 Volt untuk lampu sepeda motor. 5 2.5 0.00012 0.0001027 5 2 1.9097 ARUS (I) 0.0001 ARUS (I) 0.00008 0.0000602 5 1.5625 1.5 1.2153 1 0.8681 0.00006 4.575E-05 0.5 0.00004 0 0.00002 5 7 9 11 TEGANGAN (V) 0 459-490 570-590 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) (a) 5 (c) 4.5833 4.5 4 0.00018 ARUS (I) 0.00012 ARUS (I) 0.0001337 5 0.00014 0.0001037 5 3.75 3.5 0.000156 0.00016 3 2.9167 2.5 2.0833 2 1.5 0.0001 1 0.00008 0.5 0.00006 0 5 0.00004 7 9 11 TEGANGAN (V) 0.00002 0 459-490 570-590 (b) 620-750 PANJANG GELOMBANG (λ) Gambar 5 : Hubungan antara tegangan (V) dengan arus (d) (I) untuk (a) filamen sepeda motor dan (b) Gambar 4 : Hubungan antara panjang gelombang (λ) dan filamen mobil. arus (I) dengan memberikan (a) tegangan 5 Volt, (b) tegangan 7 Volt, (c) tegangan 9 Volt, (d) tegangan 11 Volt untuk lampu sepeda motor. 6 700 PANJANG GELOMBANG (λ) PANJANG GELOMBANG (λ) 570 600 500 700 620 450 400 300 200 620 570 600 500 450 400 300 200 100 0 100 0 0.251645377 0.274087706 0.297431454 1/V 1/I (a) (a) 700 620 570 PANJANG GELOMBANG (λ) 600 500 450 400 300 620 570 PANJANG GELOMBANG (λ) 700 600 500 450 400 300 200 100 0 200 100 0 1/I 0.230218505 0.232892109 0.24389887 1/V (b) (b) Gambar 7 : Hubungan antara panjang gelombang (λ) dengan 1/I untuk (a) lampu sepeda motor Gambar 6 : Hubungan antara panjang gelombang (λ) dan (b) lampu mobil. dengan 1/V untuk (a) lampu sepeda motor dan (b) lampu mobil. 7 Tabel I : Besar λmax perhitungan VR2 untuk lampu sepeda motor Tegangan 5 Volt 7 Volt 9 Volt 11 Volt 5 Volt 7 Volt 9 Volt 11 Volt Berdasarkan penelitian yang dilakukan Spektrum λmax (µm.Volt) dapat diambil kesimpulan bahwa, Besar arus merah 598.719 yang dihasilkan dari setiap jenis lampu semakin kuning 597.177 meningkat seiring dengan variasi tegangan yang biru 588.6846 diberikan yang dimulai dari variasi tegangan merah 701.222 terkecil sampai tegangan terbesar (5 Volt, 7 Volt, kuning 669.8266 9 Volt dan 11 Volt). biru 636.3537 merah 943.6482 kuning 892.7581 biru 758.377 Anonim. merah 1203.323 http://www.slideshare.net/zhibuncyth/cahaya- kuning 1016.491 15911379 . Diakses pada10 Juni 2013. biru 931.5113 Kusminarto, Drs. Fisika Modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2011. Tabel II : Besar λmax perhitungan VR2 untuk lampu mobil Tegangan Kesimpulan Spektrum λmax (µm.Volt) merah 592.9003 kuning 588.3858 biru 588.6846 merah 632.7074 kuning 603.7083 biru 614.5917 merah 775.3311 kuning 644.3135 biru 658.9653 merah 802.7147 kuning 863.0827 biru 806.6249 Daftar Pustaka Abdullah M. Fisika Jilid 2. Jakarta: PT Erlangga, 2006. KM Winarto, B Hudaya. Fisika Umum (College Physics). Bandung: CV. Armico, 1981. J. Wosparik, Hans. Dari Atomos Hingga Quark. Bandung: Grafindo Media Pratama, 2006. Amir Achmad Drs. Fisika Untuk Universitas 3. Jakarta: Bina Cipta, 1987. Barmawi Malvino. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999. Tipler Paul A. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996. 8