PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Manajemen Investasi Syariah Dosen Pengampu : Fetria Eka Yudiana, S.E., M.Si. Oleh: Nurul Azizah 213-14-235 PERBANKAN SYARIAH S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reksa Dana mulai dikenal pertama kali di Belgia pada tahun 1822, yang terbentuk Reksa Dana Tertutup (closed end fund). Reksa Dana tersebut diciptakan untuk para investor kaya yang ingin berpartisipasi dalam portofolio utang-utang pemerintah yang memiliki yield/keuntungan yang tinggi. Tahun 1860, Reksa Dana mulai menyebar ke Inggris dan Skotlandia dalam bentuk Unit Investment Trust dan pada tahun 1920 mulai dikenal di Amerika Serikat dengan nama Mutual Fund. Kata Mutual Fund menunjuk pada pemanfaatan fund yang dikelola untuk kepentingan bersama (mutual). Reksa Dana dalam arti modern lahir di USA pada dasawarsa 1940-an, bersama dengan lahirnya The Investment Company Act tahun 1940, undang-undang yang mengatur tentang ketertiban dan administrasi mengenai Reksa Dana tersebut. Inggris dan Negara-negara commonwealth menyebut Reksa Dana dengan nama unit trust. Australia dan Malaysia juga memakai kata unit trust untuk pemahaman Reksa Dana. Trust bermakna kepercayaan, yang dinyatakan dengan suatu perjanjian atau surat berharga atau penyertaan hak. Dengan demikian, unit trust mengacu pada suatu penyerahan hak. Dalam perkembangannya, unit trust ini disepakati untuk diinvestasikan pada portofolio guna menjamin kepentingan bersama dan benefit/manfaat bersama (Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, 2009:44). Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 27 bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana 1 merupakan dana bersama milik pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. Reksa Dana dilakukan oleh Persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keputusan Presiden No. 53 Tahun 1990 tentang pasar modal. Reksa Dana berkembang pesat sejak sector perbankan mengalami stagnasi. Nilai AKtiva Bersih (NAB) Reksa Dana telah mencapai Rp 72,83 triliun pada akhir November 2003 dari Rp 46,61 triliun pada akhir 2002. Jumlah Reksa Dana menjadi 182 per akhir November 2003 dari 131 Reksa Dana pada tahun 2002. Pemilik unit penyertaan menjadi 174,892 pihak pada Nvember 2003. Reksa Dana banyak menginvestasikan dananya pada obligasi. Perkembangan terakhir, pemerintah memutuskan untuk mengenakan pajak atas bunga obligasi. Ini tentunya akan membawa dampak pada Reksa Dana yang berinvestasi pada instrument obligasi, karena bunga yang diterima akan berkurang tentu akan mengurangi pendapatan pemegang Unit Penyertaan. Setelah booming-nya Reksa Dana menyusul pulihnya sebagian kegiatan perekonomian Indonesia, pada tahun 2005 yang lalu terjadi penarikan (redemption) secara besar-besaran oleh para investor Reksa Dana. Penarikan ini terjadi karena para investor tersebut dlanda panic selling akibat sejumlah factor psikologis. Factor psikologis yang mendorong redemption antara lain tingginya harga minyak, prospek kenaikan tingkat suku bunga, dan kekhawatiran terhadap kondisi fiskal pemerintah. Redemption mengakibatkan sejumlah Manajer Investasi tidak dapat memenuhi permintaan dana investor dalam jumlah besar. Hal tersebut membawa akibat investor banyak mengalami kerugian (Tavinayati dan Yulia, 2009:45). 2 B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana Syariah? 2. Apa saja fungsi dan manfaat Reksa Dana Syariah? 3. Apa saja jenis-jenis Reksa Dana? 4. Apa saja jenis-jenis Reksa Dana baru yang dikeluarkan Bapepam? 5. Bagaimana keuntungan berinvestasi dengan Reksa Dana? 6. Bagaimana resiko berinvestasi melalui Reksa Dana? 7. Apa perbedaan antara Reksa Dana Konvensional dengan Reksa Dana Syariah? 8. Apa saja aspek hukum dari Reksa Dana? 9. Apa saja yang di Reksa Dana Syariah? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui tentang Reksa Dana. 2. Untuk mengetahui tentang fungsi dan manfaat Reksa Dana Syariah? 3. Untuk mengetahui jenis-jenis Reksa Dana. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis Reksa Dana baru yang dikeluarkan oleh Bapepam. 5. Untuk mengetahui keuntungan berinvestasi melalui Reksa Dana. 6. Untuk mengetahui resiko berinvestasi melalui Reksa Dana. 7. Untuk memahami perbedaan antara Reksa Dana Konvensional dengan Reksa Dana Syariah. 8. Untuk mengetahui aspek-aspek hukum dari Reksa Dana. 9. Untuk memahami mengenai reksadana syariah. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Reksa Dana Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 27 bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana merupakan dana bersama milik pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. Sementara, menurut Manurung (2002) mendenifisikan Reksa Dana sebagai kumpulan dana dan masyarakat yang diinvestasikan pada sham, obligasi, deposito berjangka, pasar uang, dan sebagainya. Selain itu, juga dinyatakan Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari sejumlah investor yang dikelola oleh manajer investasi (fund manajer) untuk diinvestasikan ke dalam portofolio Efek. Maksudnya adalah surta-surat berharga, termasuk surat pengakuan utang, saham, obligasi, dan pasar uang (Huda dan Mustofa, 2008:109). B. Fungsi dan Manfaat Reksa dana Reksa dana berfungsi sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal dan dsitribusi kepemilikan saham akan sangat luas ditengah-tengah masyarakat dan membantu pemodal yang tidak berani mengahdapi resiko tinggi. Manfaat reksa dana sebagai berikut : 1. Pengelolaan dana oleh Manajer Investasi 2. Resiko dapat diperkecil 3. Biaya investasi juga dapat diperkecil 4 4. Ada kemungkinan pihak pemodal kecil untuk dapat menikmati keuntungan dari efek-efek luar negeri, jika reksa dana dapat berinvestasi terhadap sahamsaham luar negeri (Tavinayati dan Yulia, 2009:42). C. Jenis-jenis Reksa Dana Reksa Dana dapat dibedakan berdasarkan bentuk hukum, sifat operasional, dan jenis investasi : 1. Pembagian Reksa Dana berdasarkan bentuk hokum Di Indonesia, terdapat dua bentuk hukum Reksa Dana, yaitu Reksa Dana Perseroan Terbatas (PT) dan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Dalam hal kepemilikan, PT Reksa Dana akan menerbitkan saham yang dapat dibeli oleh investor, sehingga dengan memiliki saham dari PT Reksa Dana, investor memiliki hak atas kepemilikan PT tersebut. Sedangkan Reksa Dana KIK menerbitkan unit penyertaan, dengan memilikinya maka investor mempunyai kepemilikan atas asset aktiva bersih Reksa Dana tersebut. PT Reksa Dana merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada pengelolaan portofolio investasi pada suart-surat berharga yang tersedia di pasar investasi. Dari kegiatan tersebut, PT Reksa dana akan memperoleh keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai asset perusahaan (sekaligus nilai sahamnya), yang kemudian juga dapat dinikmati oleh para investor yang memiliki saham pada perusahaan tersebut. Sementara itu, Reksa Dana KIK adalah kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai investor. Dengan ini, manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan Bank Kustodian untuk melaksanakan investasi penitipan dan administrasi investasi kolektif. 2. Pembagian Reksa Dana Berdasarkan Sifat Operasional Berdasarkan sifat operasionalnya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi : 5 Reksa Dana terrbuka (open end) adalah suatu Reksa Dana berbentuk perseroan yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari investor sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan, atau kewajiban membeli kembali atau kemudian menjual lagi unit-unit penyertaan Reksa Dana KIK secara terus menerus sampai dengan jumlah unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak. Reksa Dana tertutup adalah jumlah saham beredarnya tidak berubah. Reksa Dana ini hanya dapat menjual saham Reksa Dana kepada investor sampai batas modal dasar dalam anggaran dasar dan tidak membeli kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada investor. Reksa Dana ini bisa dicatatkan di BEI. Di BEI Jakarta telah tercatat PT BDNI Reksa Dana sebagai Reksa Dana Tertutup pertama yang medaftarkan diri di Indonesia. 3. Pembagian Reksa Dana Berdasarkan Jenis Investasi Reksa dana Uang adalah jenis reksa dana yang hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah menjaga likuiditas dan menjaga modal. Reksa Dana ini memiliki tingkat resiko yang paling rendah karena instrument investasi yang dipilih adalah instrument utang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun seperti deposito, surat pengakuan utang, obligasi, dan Setifikat Bank Indonesia (SBI). Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi minimal 80% dari aktiva dalam bentuk efek bersifat ekuitas (saham). Reksa dana ini memiliki resiko yang paling tinggi karena sahamnya mempunyai kecenderungan selalu berfluktuasi, tetapi untuk jangka panjang Reksa Dana saham memberikan keuntungan yang tinggi. Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi minimal 80% dari aktiva dalam bentuk efek bersifat utang (obligasi). Sisanya dalam bentuk efek utang lainnya. Reksa dana ini 6 memiliki resiko sedikit lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang, tetapi lebih rendah apabila dibandingkan dengan reksa dana saham. Dan reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat pengembalian yang stabil. Reksa Dana Campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam bentuk efek bersifat ekuitas (saham) dan efek bersifat utang (obligasi), dengan komposisi portofolio investasi yang bervariasi baik dalam bentuk efek utang, saham, dan pasar uang. Reksa dana ini memiliki resiko yang moderat dengan return yang relatif lebih tinggi dibandingkan Reksa Dana Pendapatan Tetap (Tavinayati dan Yulia, 2009:56). Pada Oktober 2006, Bapepam mengeluarkan jenis-jenis reksa dana, yaitu: Reksa Dana Terproteksi adalah reksa dana yang memberikan perlindungan atats investasi awal investor melalui mekanismee pengelolaan potofolionya. Reksa Dana dengan Penjaminan adalah reksa dana yang memberikan jaminan bahwa investor sekurang-kurangnya akan menerima sebesar nilai investasi awal pada saat jatuh tempo sepanjang persyaratan dipenuhi. Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri atas efek yag menjadi bagian dari sekumpulan efek dari suatu indeks yang menjadi acuannya. D. Keuntungan Investasi Melalui Reksa Dana 1. Tingkat likuiditas yang baik, adalah kemampuan untuk mengelola uang masuk dan keluar dari Reksa Dana. Dalam hal ini, yang paling sesuai adalah Reksa Dana untuk saham-saham yang telah dicatatkan di bursa di mana transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu. Selain itu, pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat 7 masing-masing Reksa Dana sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya. 2. Manajer profesional, reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang andal, ia mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksa dana tersebut. Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksa dana. Sedangkan pilihan investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan investasi dari reksa dana tersebut (Huda dan Mustofa, 2008:115). 3. Diversifikasi, adalah diversifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan tingkat resiko. Reksa dana melakukan diversifikasi dalam berbagai instrument efek, sehingga dapat menyebarkan resiko, berbeda dengan pemodal individual yang misalnya hanya dapat membeli satu atau dua jenis efek saja. 4. Likuiditas, pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana, sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya. Reksa dana wajib membeli kembali unit penyertaannya, sehingga sefatnya menjadi likuid. 5. Biaya rendah, karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak investor, maka sejalan dengan besarnya kemampuan melakukan investasi tersebut akan dihasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksinya jelas lebih murah dibandingkan apabila investor melakukan transaksi secara individual di bursa (Iggi, 2003:81). E. Resiko Investasi Melalui Reksa Dana Melakukan investasi di Reksa dana juga memiliki resiko, yaitu sebagai berikut : 1. Resiko berkurangnya nilai unit penyertaan Resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut. 2. Resiko likuiditas 8 Resiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan kembali (redemption) atas unitunit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan dalam mnyediakan uang tunai atas redemption tersebut (Andrian, 2011:114). 3. Resiko wanprestasi Nilai unit penyertaan reksa dana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau penurunan nilai aktiva bersih reksa dana. Penurunan dapat disebabkan oleh, sebagai berikut: Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya. Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian dan penjualan. 4. Resiko politik dan ekonomi Perubahan kebijakan ekonomi politik dapat mempengaruhi kinerja bursa dan perusahaan. Dengan demikian, harga sekuritas akan terpengaruh yang kemudian mempengaruhi portofolio yang dimiliki reksa dana. 5. Resiko pasar Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum. mengingat kenyataan bahwa portofolio memungkinkan terdiri atas efek-efek dari pasar saham, obligasi, komoditi, mata uang, dan lain-lain. Maka terjadi fluktuasi di psar efek ini yang akan berpengaruh langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi koreksi atau pergerakan negatif (Iggi, 2003:83). F. Perbedaan Reksa Dana syariah dengan Reksa Dana Konvensional Secara teori reksa dana syariah dan konvensional tidak ada perbedaan dalam kinerjanya, baik dalam return yang dihasilkan dan lain-lain, tetapi secara data berdasarkan krisis ekonomi terdapat perbedaan antara reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional. Perbedaan reksa dana syariah dan reksa dan konvensional adalah dalam prinsip-prinsipnya. Pada dasarnya, pada reksa dana 9 konvensional mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Reksa dana mengandung pengelolaan dan kebijakan investasi yang mengacu pada syariat Islam. Reksa dana syariah juga dikatakan halal, jika perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertantangan dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau membungakan uang. Saham, obligasi, dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan bukan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan lainlain. Disamping itu, dalam pengelolaan dana pada reksa dana ini tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus pada arah spekulasi. Hal terpenting yang harus diketahui adalah proses screening dalam mengkonstruksi portofolio. Filterasisasi menurut prinsip syariah akan mengeluarkan saham yang memiliki aktivitas riba, maysir, gharar, daging babi, dan rokok (Huda dan Mustofa, 2008:122). Kinerja investasi pengelolaan portofolio reksa dana tercermin dari nilai aktiva bersih atau net asset value (NAB). Baik tidaknya kinerja investasi portofolio yang dikelola oleh manajer investasi dipengaruhi oleh kebijakan dan strategi investasi yang dijalankan oleh manajer investasi. Oleh karena itu, untuk mengetahui perkembangan nilai investasi suatu reksadana dapat dilihat dari peningkatan nilai aktiva bersihnya yang sekaligus merupakan nilai investasi yang dimiliki investor. Untuk mengetahui return an resiko mana yang paling baik yaitu dengan cara mengevaluasi kinerja reksadana. G. Aspek-Aspek Hukum Reksa Dana Didalam mendirikan Reksa Dana di Indonesia harus memenuhi ketentuan dalam Pasal 24 PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelanggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, yaitu sebagai berikut : Permohonan untuk memperoleh izin usaha Reksa Dana perseroan kepada Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan sebagai berikut : 10 1. Akta pendirian perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman. 2. Nama dan alamat pendiri Reksa Dana. 3. Nama dan alamat Manajer Investasi dan Bank Kustodian. 4. Kontrak pengelolaan Reksa Dana. 5. Kontrak mengenai jasa Kustodian atas kekayaan Reksa Dana. 6. Penunjukan profesi penunjang pasar modal. 7. Dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhungan dengan permohonan izin usaha Reksa Dana yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bapepam (Tavinayati dan Yulia, 2009:61). H. Reksa Dana Syariah a. Berinvestasi pada Efek Syariah Investasi reksadana Syariah harus dilakukan pada instrument efek syariah yaitu sebuah efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. Untuk mengetahui saham dan obligasi mana yang sesuai dengan prinsip syariah atau tidak, dapat dilihat dari Daftar Efek Syariah (DES) yang biasanya dikeluarkan setiap 6 bulan sekali oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Penilain OJK dan BEI terhadap sebuah perusahaan efek ini dilihat pula rasio hutangnya. Manajre investasi yang digunakan dalam investasi reksadana syariah bisa saja tidak memiliki embelembel syariah di namanya, namun yang penting manajer investasi tersebut menempatkan dana investor pada saham dan obligasi yang masuk ke DES tersebut. b. Adanya Proses Cleansing Cleansing adalah suatu proses pembersihan hasil investasi reksadana syariah dari pendapatan yang sifatnya tidak sesuai dengan syariah yang kemudian digunakan untuk tujuan amal. Proses cleansing investasi reksadana syariah juga perlu dilakukan bila manajer investasi belum sempat menjual saham yang 11 dibeli dari perusahaan yang dikeluarkan dari DES. OJK dan BEI dapat saja mengeluarkan perusahaan dari DES setiap 6 bulan sekali dan saham dari perusahaan yang dikeluarkan DES ini tidak boleh diakui sebagai pendapatan investasi reksadana syariah. c. Adanya Dewan Pengawas Syariah Berbeda dengan reksadana konvensional yang hanya terdiri dari bank Kustodian dan manajer investasi, maka pada investasi reksadana syariah terdiri dari 3 pihak, yaitu adanya tambahan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dewan Pengawas Syariah ini adalah pihak independen dan merupakan ahli di bidang hokum syariah dan pasar modal. Mereka inilah yang bertanggung jawab dalam mengawasi pemenuhan prinsip syariah ada suatu investasi reksadana syariah. 12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 27 bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksa dana berfungsi sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal dan dsitribusi kepemilikan saham akan sangat luas ditengah-tengah masyarakat dan membantu pemodal yang tidak berani mengahdapi resiko tinggi. Perbedaan reksa dana syariah dan reksa dan konvensional adalah dalam prinsip-prinsipnya. Pada dasarnya, pada reksa dana konvensional mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Reksa dana mengandung pengelolaan dan kebijakan investasi yang mengacu pada syariat Islam. Reksa dana syariah juga dikatakan halal, jika perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertantangan dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau membungakan uang. B. Saran Sebaiknya berinvestasi reksadana menggunakan prinsip gharar, riba, maysir, dan lain-lain itu dihindari karena itu sangat bertentang dengan syariat, bukan hanya umat muslim saja tetapi juga untuk umat yang beragama non muslim. 13 DAFTAR PUSTAKA Tavinayati dan Yulia Qamariyanti.2009.Hukum Pasar Modal Indonesia.Jakarta: Sinar Grafika. Huda, Nurul dan Mustofa.2008.Investasi Pada Pasar Modal Syariah.Jakarta: Kencana. Achsien H, Iggi.2003.Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktik Manajemen Portofolio Syariah.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sutedi, Adrian.2011.Pasar Modal Syariah.Jakarta: Sinar Grafika. http://jurnalekis.blogspot.co.id/2008/06/reksadana-syariah-alternatif-investasi.html (diakses pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 09.16 WIB).