pertumbuhan dan perkembangan reksa dana

advertisement
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REKSA DANA
SYARIAH DI INDONESIA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Manajemen
Investasi Syariah
Dosen Pengampu : Fetria Eka Yudiana, S.E., M.Si.
Oleh:
Nurul Azizah 213-14-235
PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reksa Dana mulai dikenal pertama kali di Belgia pada tahun 1822, yang
terbentuk Reksa Dana Tertutup (closed end fund). Reksa Dana tersebut
diciptakan untuk para investor kaya yang ingin berpartisipasi dalam portofolio
utang-utang pemerintah yang memiliki yield/keuntungan yang tinggi. Tahun
1860, Reksa Dana mulai menyebar ke Inggris dan Skotlandia dalam bentuk Unit
Investment Trust dan pada tahun 1920 mulai dikenal di Amerika Serikat dengan
nama Mutual Fund. Kata Mutual Fund menunjuk pada pemanfaatan fund yang
dikelola untuk kepentingan bersama (mutual). Reksa Dana dalam arti modern
lahir di USA pada dasawarsa 1940-an, bersama dengan lahirnya The Investment
Company Act tahun 1940, undang-undang yang mengatur tentang ketertiban dan
administrasi mengenai Reksa Dana tersebut.
Inggris dan Negara-negara commonwealth menyebut Reksa Dana dengan
nama unit trust. Australia dan Malaysia juga memakai kata unit trust untuk
pemahaman Reksa Dana. Trust bermakna kepercayaan, yang dinyatakan dengan
suatu perjanjian atau surat berharga atau penyertaan hak. Dengan demikian, unit
trust mengacu pada suatu penyerahan hak. Dalam perkembangannya, unit trust
ini disepakati untuk diinvestasikan pada portofolio guna menjamin kepentingan
bersama dan benefit/manfaat bersama (Tavinayati dan Yulia Qamariyanti,
2009:44).
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 27
bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana
1
merupakan dana bersama milik pemodal, sedangkan manajer investasi adalah
pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Reksa Dana dilakukan oleh Persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk
menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada
pengaturan khusus mengenai Reksa Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada
tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan Reksa
Dana melalui Keputusan Presiden No. 53 Tahun 1990 tentang pasar modal.
Reksa Dana berkembang pesat sejak sector perbankan mengalami stagnasi. Nilai
AKtiva Bersih (NAB) Reksa Dana telah mencapai Rp 72,83 triliun pada akhir
November 2003 dari Rp 46,61 triliun pada akhir 2002. Jumlah Reksa Dana
menjadi 182 per akhir November 2003 dari 131 Reksa Dana pada tahun 2002.
Pemilik unit penyertaan menjadi 174,892 pihak pada Nvember 2003. Reksa Dana
banyak menginvestasikan dananya pada obligasi. Perkembangan terakhir,
pemerintah memutuskan untuk mengenakan pajak atas bunga obligasi. Ini
tentunya akan membawa dampak pada Reksa Dana yang berinvestasi pada
instrument obligasi, karena bunga yang diterima akan berkurang tentu akan
mengurangi pendapatan pemegang Unit Penyertaan.
Setelah booming-nya Reksa Dana menyusul pulihnya sebagian kegiatan
perekonomian Indonesia, pada tahun 2005 yang lalu terjadi penarikan
(redemption) secara besar-besaran oleh para investor Reksa Dana. Penarikan ini
terjadi karena para investor tersebut dlanda panic selling akibat sejumlah factor
psikologis. Factor psikologis yang mendorong redemption antara lain tingginya
harga minyak, prospek kenaikan tingkat suku bunga, dan kekhawatiran terhadap
kondisi fiskal pemerintah. Redemption mengakibatkan sejumlah Manajer
Investasi tidak dapat memenuhi permintaan dana investor dalam jumlah besar.
Hal tersebut membawa akibat investor banyak mengalami kerugian (Tavinayati
dan Yulia, 2009:45).
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana Syariah?
2. Apa saja fungsi dan manfaat Reksa Dana Syariah?
3. Apa saja jenis-jenis Reksa Dana?
4. Apa saja jenis-jenis Reksa Dana baru yang dikeluarkan Bapepam?
5. Bagaimana keuntungan berinvestasi dengan Reksa Dana?
6. Bagaimana resiko berinvestasi melalui Reksa Dana?
7. Apa perbedaan antara Reksa Dana Konvensional dengan Reksa Dana
Syariah?
8. Apa saja aspek hukum dari Reksa Dana?
9. Apa saja yang di Reksa Dana Syariah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Reksa Dana.
2. Untuk mengetahui tentang fungsi dan manfaat Reksa Dana Syariah?
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Reksa Dana.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Reksa Dana baru yang dikeluarkan oleh
Bapepam.
5. Untuk mengetahui keuntungan berinvestasi melalui Reksa Dana.
6. Untuk mengetahui resiko berinvestasi melalui Reksa Dana.
7. Untuk memahami perbedaan antara Reksa Dana Konvensional dengan Reksa
Dana Syariah.
8. Untuk mengetahui aspek-aspek hukum dari Reksa Dana.
9. Untuk memahami mengenai reksadana syariah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksa Dana
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 27
bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam reksadana
merupakan dana bersama milik pemodal, sedangkan manajer investasi adalah
pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut. Sementara, menurut
Manurung (2002) mendenifisikan Reksa Dana sebagai kumpulan dana dan
masyarakat yang diinvestasikan pada sham, obligasi, deposito berjangka, pasar
uang, dan sebagainya. Selain itu, juga dinyatakan Reksa Dana merupakan
kumpulan dana dari sejumlah investor yang dikelola oleh manajer investasi (fund
manajer) untuk diinvestasikan ke dalam portofolio Efek. Maksudnya adalah
surta-surat berharga, termasuk surat pengakuan utang, saham, obligasi, dan pasar
uang (Huda dan Mustofa, 2008:109).
B. Fungsi dan Manfaat Reksa dana
Reksa dana berfungsi sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal dan dsitribusi kepemilikan saham akan sangat luas ditengah-tengah
masyarakat dan membantu pemodal yang tidak berani mengahdapi resiko tinggi.
Manfaat reksa dana sebagai berikut :
1. Pengelolaan dana oleh Manajer Investasi
2. Resiko dapat diperkecil
3. Biaya investasi juga dapat diperkecil
4
4. Ada kemungkinan pihak pemodal kecil untuk dapat menikmati keuntungan
dari efek-efek luar negeri, jika reksa dana dapat berinvestasi terhadap sahamsaham luar negeri (Tavinayati dan Yulia, 2009:42).
C. Jenis-jenis Reksa Dana
Reksa Dana dapat dibedakan berdasarkan bentuk hukum, sifat operasional, dan
jenis investasi :
1.
Pembagian Reksa Dana berdasarkan bentuk hokum
Di Indonesia, terdapat dua bentuk hukum Reksa Dana, yaitu Reksa
Dana Perseroan Terbatas (PT) dan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif
(KIK). Dalam hal kepemilikan, PT Reksa Dana akan menerbitkan saham
yang dapat dibeli oleh investor, sehingga dengan memiliki saham dari PT
Reksa Dana, investor memiliki hak atas kepemilikan PT tersebut. Sedangkan
Reksa Dana KIK menerbitkan unit penyertaan, dengan memilikinya maka
investor mempunyai kepemilikan atas asset aktiva bersih Reksa Dana
tersebut.
PT Reksa Dana merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada
pengelolaan portofolio investasi pada suart-surat berharga yang tersedia di
pasar investasi. Dari kegiatan tersebut, PT Reksa dana akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk peningkatan nilai asset perusahaan (sekaligus nilai
sahamnya), yang kemudian juga dapat dinikmati oleh para investor yang
memiliki saham pada perusahaan tersebut. Sementara itu, Reksa Dana KIK
adalah kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian
yang juga mengikat pemegang unit penyertaan sebagai investor. Dengan ini,
manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan
Bank Kustodian untuk melaksanakan investasi penitipan dan administrasi
investasi kolektif.
2.
Pembagian Reksa Dana Berdasarkan Sifat Operasional
Berdasarkan sifat operasionalnya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi :
5
 Reksa Dana terrbuka (open end) adalah suatu Reksa Dana berbentuk
perseroan yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya
dari investor sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan,
atau kewajiban membeli kembali atau kemudian menjual lagi unit-unit
penyertaan Reksa Dana KIK secara terus menerus sampai dengan
jumlah unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak.
 Reksa Dana tertutup adalah jumlah saham beredarnya tidak berubah.
Reksa Dana ini hanya dapat menjual saham Reksa Dana kepada investor
sampai batas modal dasar dalam anggaran dasar dan tidak membeli
kembali saham-sahamnya yang telah dijual kepada investor. Reksa Dana
ini bisa dicatatkan di BEI. Di BEI Jakarta telah tercatat PT BDNI Reksa
Dana sebagai Reksa Dana Tertutup pertama yang medaftarkan diri di
Indonesia.
3.
Pembagian Reksa Dana Berdasarkan Jenis Investasi
 Reksa dana Uang adalah jenis reksa dana yang hanya melakukan
investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu
tahun. Tujuannya adalah menjaga likuiditas dan menjaga modal. Reksa
Dana ini memiliki tingkat resiko yang paling rendah karena instrument
investasi yang dipilih adalah instrument utang yang mempunyai jatuh
tempo kurang dari satu tahun seperti deposito, surat pengakuan utang,
obligasi, dan Setifikat Bank Indonesia (SBI).
 Reksa Dana Saham adalah Reksa Dana yang melakukan investasi
minimal 80% dari aktiva dalam bentuk efek bersifat ekuitas (saham).
Reksa dana ini memiliki resiko yang paling tinggi karena sahamnya
mempunyai kecenderungan selalu berfluktuasi, tetapi untuk jangka
panjang Reksa Dana saham memberikan keuntungan yang tinggi.
 Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan
investasi minimal 80% dari aktiva dalam bentuk efek bersifat utang
(obligasi). Sisanya dalam bentuk efek utang lainnya. Reksa dana ini
6
memiliki resiko sedikit lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang,
tetapi lebih rendah apabila dibandingkan dengan reksa dana saham. Dan
reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat pengembalian yang stabil.
 Reksa Dana Campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi
dalam bentuk efek bersifat ekuitas (saham) dan efek bersifat utang
(obligasi), dengan komposisi portofolio investasi yang bervariasi baik
dalam bentuk efek utang, saham, dan pasar uang. Reksa dana ini
memiliki resiko yang moderat dengan return yang relatif lebih tinggi
dibandingkan Reksa Dana Pendapatan Tetap (Tavinayati dan Yulia,
2009:56).
Pada Oktober 2006, Bapepam mengeluarkan jenis-jenis reksa dana, yaitu:
 Reksa Dana Terproteksi adalah reksa dana yang memberikan
perlindungan atats investasi awal investor melalui mekanismee
pengelolaan potofolionya.
 Reksa Dana dengan Penjaminan adalah reksa dana yang memberikan
jaminan bahwa investor sekurang-kurangnya akan menerima sebesar
nilai investasi awal pada saat jatuh tempo sepanjang persyaratan
dipenuhi.
 Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang portofolio efeknya terdiri
atas efek yag menjadi bagian dari sekumpulan efek dari suatu indeks
yang menjadi acuannya.
D. Keuntungan Investasi Melalui Reksa Dana
1. Tingkat likuiditas yang baik, adalah kemampuan untuk mengelola uang
masuk dan keluar dari Reksa Dana. Dalam hal ini, yang paling sesuai adalah
Reksa Dana untuk saham-saham yang telah dicatatkan di bursa di mana
transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti deposito berjangka atau sertifikat
deposito periode tertentu. Selain itu, pemodal dapat mencairkan kembali
saham/unit penyertaan setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat
7
masing-masing Reksa Dana sehingga memudahkan investor untuk
mengelola kasnya.
2.
Manajer profesional, reksa dana dikelola oleh manajer investasi yang andal,
ia mencari peluang investasi yang paling baik untuk reksa dana tersebut.
Pada prinsipnya, manajer investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan
peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksa dana. Sedangkan pilihan
investasi itu sendiri dipengaruhi oleh tujuan investasi dari reksa dana
tersebut (Huda dan Mustofa, 2008:115).
3.
Diversifikasi, adalah diversifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio
akan menurunkan tingkat resiko. Reksa dana melakukan diversifikasi dalam
berbagai instrument efek, sehingga dapat menyebarkan resiko, berbeda
dengan pemodal individual yang misalnya hanya dapat membeli satu atau
dua jenis efek saja.
4.
Likuiditas, pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap
saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana, sehingga
memudahkan investor untuk mengelola kasnya. Reksa dana wajib membeli
kembali unit penyertaannya, sehingga sefatnya menjadi likuid.
5.
Biaya rendah, karena reksa dana merupakan kumpulan dana dari banyak
investor, maka sejalan dengan besarnya kemampuan melakukan investasi
tersebut akan dihasilkan pula efisiensi biaya transaksi. Biaya transaksinya
jelas lebih murah dibandingkan apabila investor melakukan transaksi secara
individual di bursa (Iggi, 2003:81).
E. Resiko Investasi Melalui Reksa Dana
Melakukan investasi di Reksa dana juga memiliki resiko, yaitu sebagai berikut :
1.
Resiko berkurangnya nilai unit penyertaan
Resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan
surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolio reksa dana tersebut.
2.
Resiko likuiditas
8
Resiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika
sebagian besar pemegang unit melakukan kembali (redemption) atas unitunit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan dalam mnyediakan uang
tunai atas redemption tersebut (Andrian, 2011:114).
3.
Resiko wanprestasi
Nilai unit penyertaan reksa dana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau
penurunan nilai aktiva bersih reksa dana. Penurunan dapat disebabkan oleh,
sebagai berikut:
 Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya.
 Biaya-biaya yang dikenakan setiap kali pemodal melakukan pembelian
dan penjualan.
4.
Resiko politik dan ekonomi
Perubahan kebijakan ekonomi politik dapat mempengaruhi kinerja bursa dan
perusahaan. Dengan demikian, harga sekuritas akan terpengaruh yang
kemudian mempengaruhi portofolio yang dimiliki reksa dana.
5.
Resiko pasar
Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuasi
sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum. mengingat kenyataan bahwa
portofolio memungkinkan terdiri atas efek-efek dari pasar saham, obligasi,
komoditi, mata uang, dan lain-lain. Maka terjadi fluktuasi di psar efek ini
yang akan berpengaruh langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika
terjadi koreksi atau pergerakan negatif (Iggi, 2003:83).
F. Perbedaan Reksa Dana syariah dengan Reksa Dana Konvensional
Secara teori reksa dana syariah dan konvensional tidak ada perbedaan dalam
kinerjanya, baik dalam return yang dihasilkan dan lain-lain, tetapi secara data
berdasarkan krisis ekonomi terdapat perbedaan antara reksa dana syariah dengan
reksa dana konvensional. Perbedaan reksa dana syariah dan reksa dan
konvensional adalah dalam prinsip-prinsipnya. Pada dasarnya, pada reksa dana
9
konvensional mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Reksa dana
mengandung pengelolaan dan kebijakan investasi yang mengacu pada syariat
Islam. Reksa dana syariah juga dikatakan halal, jika perusahaan yang
menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang
bertantangan dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau
membungakan uang. Saham, obligasi, dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan
bukan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan
minuman keras, bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan lainlain. Disamping itu, dalam pengelolaan dana pada reksa dana ini tidak
mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus pada arah spekulasi.
Hal terpenting yang harus diketahui adalah proses screening dalam
mengkonstruksi
portofolio.
Filterasisasi
menurut
prinsip
syariah
akan
mengeluarkan saham yang memiliki aktivitas riba, maysir, gharar, daging babi,
dan rokok (Huda dan Mustofa, 2008:122).
Kinerja investasi pengelolaan portofolio reksa dana tercermin dari nilai aktiva
bersih atau net asset value (NAB). Baik tidaknya kinerja investasi portofolio
yang dikelola oleh manajer investasi dipengaruhi oleh kebijakan dan strategi
investasi yang dijalankan oleh manajer investasi. Oleh karena itu, untuk
mengetahui perkembangan nilai investasi suatu reksadana dapat dilihat dari
peningkatan nilai aktiva bersihnya yang sekaligus merupakan nilai investasi yang
dimiliki investor. Untuk mengetahui return an resiko mana yang paling baik yaitu
dengan cara mengevaluasi kinerja reksadana.
G. Aspek-Aspek Hukum Reksa Dana
Didalam mendirikan Reksa Dana di Indonesia harus memenuhi ketentuan dalam
Pasal 24 PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelanggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal, yaitu sebagai berikut :
Permohonan untuk memperoleh izin usaha Reksa Dana perseroan kepada
Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan sebagai berikut :
10
1.
Akta pendirian perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman.
2.
Nama dan alamat pendiri Reksa Dana.
3.
Nama dan alamat Manajer Investasi dan Bank Kustodian.
4.
Kontrak pengelolaan Reksa Dana.
5.
Kontrak mengenai jasa Kustodian atas kekayaan Reksa Dana.
6.
Penunjukan profesi penunjang pasar modal.
7.
Dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhungan dengan
permohonan izin usaha Reksa Dana yang ditetapkan lebih lanjut oleh
Bapepam (Tavinayati dan Yulia, 2009:61).
H. Reksa Dana Syariah
a. Berinvestasi pada Efek Syariah
Investasi reksadana Syariah harus dilakukan pada instrument efek syariah
yaitu sebuah efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan
penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar
Modal. Untuk mengetahui saham dan obligasi mana yang sesuai dengan
prinsip syariah atau tidak, dapat dilihat dari Daftar Efek Syariah (DES) yang
biasanya dikeluarkan setiap 6 bulan sekali oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Penilain OJK dan BEI terhadap sebuah
perusahaan efek ini dilihat pula rasio hutangnya. Manajre investasi yang
digunakan dalam investasi reksadana syariah bisa saja tidak memiliki embelembel syariah di namanya, namun yang penting manajer investasi tersebut
menempatkan dana investor pada saham dan obligasi yang masuk ke DES
tersebut.
b. Adanya Proses Cleansing
Cleansing adalah suatu proses pembersihan hasil investasi reksadana syariah
dari pendapatan yang sifatnya tidak sesuai dengan syariah yang kemudian
digunakan untuk tujuan amal. Proses cleansing investasi reksadana syariah
juga perlu dilakukan bila manajer investasi belum sempat menjual saham yang
11
dibeli dari perusahaan yang dikeluarkan dari DES. OJK dan BEI dapat saja
mengeluarkan perusahaan dari DES setiap 6 bulan sekali dan saham dari
perusahaan yang dikeluarkan DES ini tidak boleh diakui sebagai pendapatan
investasi reksadana syariah.
c. Adanya Dewan Pengawas Syariah
Berbeda dengan reksadana konvensional yang hanya terdiri dari bank
Kustodian dan manajer investasi, maka pada investasi reksadana syariah
terdiri dari 3 pihak, yaitu adanya tambahan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Dewan Pengawas Syariah ini adalah pihak independen dan merupakan ahli di
bidang hokum syariah dan pasar modal. Mereka inilah yang bertanggung
jawab dalam mengawasi pemenuhan prinsip syariah ada suatu investasi
reksadana syariah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada Pasal 1 angka 27
bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek
oleh manajer investasi. Reksa dana berfungsi sebagai salah satu alternatif
investasi bagi masyarakat pemodal dan dsitribusi kepemilikan saham akan sangat
luas ditengah-tengah masyarakat dan membantu pemodal yang tidak berani
mengahdapi resiko tinggi. Perbedaan reksa dana syariah dan reksa dan
konvensional adalah dalam prinsip-prinsipnya. Pada dasarnya, pada reksa dana
konvensional mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Reksa dana
mengandung pengelolaan dan kebijakan investasi yang mengacu pada syariat
Islam. Reksa dana syariah juga dikatakan halal, jika perusahaan yang
menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang
bertantangan dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau
membungakan uang.
B. Saran
Sebaiknya berinvestasi reksadana menggunakan prinsip gharar, riba, maysir, dan
lain-lain itu dihindari karena itu sangat bertentang dengan syariat, bukan hanya
umat muslim saja tetapi juga untuk umat yang beragama non muslim.
13
DAFTAR PUSTAKA
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti.2009.Hukum Pasar Modal Indonesia.Jakarta:
Sinar Grafika.
Huda, Nurul dan Mustofa.2008.Investasi Pada Pasar Modal Syariah.Jakarta:
Kencana.
Achsien H, Iggi.2003.Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan
Praktik Manajemen Portofolio Syariah.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sutedi, Adrian.2011.Pasar Modal Syariah.Jakarta: Sinar Grafika.
http://jurnalekis.blogspot.co.id/2008/06/reksadana-syariah-alternatif-investasi.html
(diakses pada tanggal 1 Juni 2016 pukul 09.16 WIB).
Download