ACARA II KADAR LENGAS TANAH Oleh : Nama : Siti Hudaiyah NIM : 15/382926/KT/08128 Shift : Selasa 15:00 WIB Co Ass : Anandya Sarviyana Putri LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN BAGIAN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015 ACARA II KADAR LENGAS TANAH A. TUJUAN 1. Membandingkan masing-masing metode penentuan kadar lengas pada berbagai contoh tanah. 2. Memperkirakan keuntungan dan kerugian masing-masing metode penentuan kadar lengas. 3. Membandingkan kadar lengas tanah masing-masing contoh tanah pada setiap metode penentuan kadar lengas. 4. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan nilai kadar lengas tanah pada masing-masing contoh tanah 5. Mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan mengetahui kadar lengas tanah B. TINJAUAN PUSTAKA Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang mana berasal dari pelapukan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, dan pelapukan dari batuan dan erosi dari bahan anorganik. Cuaca dapat melapukkan makhluk hidup dan membuat mineralnya terurai atau terlepas. Jika hal ini terjadi terus menerus dapat membentuk tanah yang subur. Tanah memiliki fungsi secara fisik sebagai tempat berkembang dan tumbuh perakaran dari tanaman serta memberikan unsur hara dan air kepada akar tanaman. Secara kimia berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penyedia unsur hara atau nutrisi sedangkan secra biologis berfungsi sebagai habitat atau tempat hidupnya dari organisme tanah yang memiliki peran dalam penyediaan unsur hara dan zat aditif bagi tanaman (Maroah, 2011). Tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh jenis tanah, air tanah dan kandungan di dalamnya. Kesuburan tanah merupakan mutu tanah yang ditentukan oleh interkasi fisika, kimia dan biologi tanah. Tanah sendiri merupakan habitat dari perakaran tumbuhan. Kandungan bahan organik dan kelengasan tanah adalah karakteristik tanah secra fisik dan biologi yang dapat mengikat unsur hara dan mampu memengaruhi kesuburan tanah (Zulkanain dkk., 2013). Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat penting dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik tanah serta siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu melibatkan air sebagai media pelarut garamgaram mineral, senyawa asam dan basa serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik (Supriyo dkk., 2015). Lengas dapat tetap berada dalam ruang pori tanah karena memiliki tegangan potensial. Ada tiga titik pokok dalam dinamika lengas tanah, yaitu titik jenuh, kapasitas lapangan dan titik layu tetap. Pada titik jenuh semua pori tanah (makro dan mikro) terisi penuh air. Pada kapasitas lapangan tanah tinggal mengandung air yang tertambat dalam pori mikro, sedang air yang semula mengisi pori makro telah hilang terperkolasikan oleh kakas (force) gravitasi. Pori makro dapat menambat air karena kakas kapilernya mampu mengimbangi kakas gravitasi. Pada kapasitas lapangan pori tanah terbagi menjadi pori aerasi (pori makro) dan pori lengas (pori mikro). Pori aerasi juga dinamakan pori pengatusan. Pada titik layu tetap laju aliran air dalam tanah ke akar telah menjadi begitu lambat, sehingga tidak mampu mengimbangi laju transpirasi normal. Maka tanaman menjadi layu. Di lapangan tanaman dapat menampakkan gejala layu sekalipun lengas tanah masih berada di atas titik layu tetap. Hal ini disebabkan karena transpirasi melaju di atas normal karena cuaca yang terlalu kering (Notohadiprawiro dkk., 2006). Ketiga air pada ketiga titik pokok dinamika lengas tanah tidak sama pada semua tanah. Kadar ini ditentukan oleh tekstur, struktur, macam mineral lempung dan kadar bahan organik. Untuk menyeragamkan ukuran pada semua tanah, digunakan satuan tegangan lengas tanah dalam atmosfer atau bar (1 atm = 1,013 bar, 1 bar = 1.000 dyne.cm-2) (Notohadiprawiro, dkk., 2006). Mulyani (2002) menggolongkan konsistensi tanah berdasarkan tiga kadar air tanah, yaitu: 1. Konsistensi basah (kadar air berada di sekitar kapasitas lapangan) untuk menilai derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya, digolongkan menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat, dan untuk menilai derajat kelenturan (plastisitas) tanah terhadap perubahan bentuknya, digolongkan menjadi: non-plastis, agak plastis, plastis dan sangat plastis. 2. Konsistensi lembab (kadar air berada diantara kapasitas lapangan dan kering udara), untuk menilai derajat kegemburan dan keteguhan tanah. Digolongkan menjadi: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. 3. Konsistensi kering (kadar air berada di sekitar kering udara), untuk menilai derajat kekerasan tanah. Digolongkan menjadi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras. Faktor yang mempengaruhi kadar lengas dalam tanah adalah iklim, curah hujan, evapotranspirasi, kandungan bahan organik, kandungan lempung tanah, dan relief. Jenis tanah grumosol memiliki tekstur yang liat dengan pH netral hingga alkalis, berwarna kelabu sampai hitam, dan pada musim kemarau tanah ini mudah pecah. Tanah regosol adalah tanah yang teksturnya kasar, berstruktur remah dengan konsistensi lepas-gembur. Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelarutan batuan kapur, bertekstur geluh dengan konsistensi lekat dan kandungan bahan organik yang sedikit. Tanah rendzina adalah tanah padang rumput yang tipis dan memiliki warna gelap, tanah ini terbentuk dari batuan kapur lunak, batuan mergel, dan gips (Gusti, 2013). C. ALAT DAN BAHAN 1. Contoh tanah Grumusol, Regosol, Mediteran, dan Rendzina 2. Mortar 3. Aquades 4. Cupu 5. Oven 6. Timbangan analitik 7. Desikator D. CARA KERJA. 1. Perkiraan tingkat kebasahan tanah. Perkiraan ini didasarkan atas tanda kebasahan yang tampak dan konsistensi tanah seperti pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Ciri-Ciri Tingkat Kebasahan Tanah Tingkat Kebasahan Basah Lembab Kering Ciri-Ciri Pada permukaan zarah-zarah dan gumpal-gumpalan tanah tampak selaput air. Tanah mengeluarkan air pada waktu diremas atau diinjak. Setara dengan tegangan lengas 0,01 bar atau kurang (kondisi kapasitas lapangan). Tanah berada diantara keadaan basah dan kering. Setara dengan tegangan lengas yang kurang dari 15 bar, akan tetapi tidak kurang daripada 0,01 bar. Setara dengan tegangan lengas 15 bar atau lebih (titik layu permanen). Tanda-tandanya tergantung pada teksturnya, bila : Pasiran : Bahan galian bersifat galir (loose) dan kersai, kalau ditetesi air warna jelas bertambah gelap. Debuan : Bahan galian bersifat rapuh dan mendebu kalau diremas, kalau ditetesi air warnanya akan bertambah gelap. Lempungan : Konsistensi teguh sampai keras, tidak dapat atau sulit diremas, tanah meretak. a. Diambil contoh tanah kering angin secukupnya, contoh tanah yang telah diberi sedikit air dan contoh tanah yang telah diberi air sampai kapasitas lapangan. b. Diamati warna dan bentuk butiran. c. Diremas diantara ibu jari dan telunjuk kemudian diamati kelengasannya, keliatannya, keteguhannya dan kekerasannya. d. Dibandingkan hasilnya untuk setiap kenampakan kelengasan dari masing- masing contoh tanah dengan tabel diatas. 2. Cara pengovenan. a. Ditimbang cupu (misal a gram) b. Dimasukkan contoh tanah ke dalam penimbang sampai kira-kira ¼ atau ½ nya c. Ditimbang cupu berisi tanah (misal b gram). d. Dimasukkan cupu berisi contoh tanah kedalam oven yang telah diatur panasnya setinggi 105-110oCelcius selama 4 jam atau lebih. e. Didinginkan contoh tanah di dalam cupu dalam keadaan tertutup rapat ke dalam eksikator. f. Ditimbang contoh tanah dalam cupu dengan timbangan yang sama (misal c gram). g. Dihitung kadar lengas dengan rumus berikut: Kadar lengas (%) = (berat air : berat tanah KM) x 100% = {(b-c) : (c-a)} x 100 % TINDAK LANJUT KEGIATAN SEBAGAI BAHAN PEMBAHASAN. Terdapat 3 metode dalam penentuan dan pengukuran kadar lengas tanah, yaitu dengan pengukuran tingkat kebasahan, pengeringan dengan sinar matahari, dan pengeringan dengan oven. Namun, pada praktikum kali ini hanya dilakukan 2 metode yaitu pengukuran tingkat kebasahan dan pengeringan dengan oven. Pengukuran tingkat kebasahan dilakukan dengan membasahi tanah dan manfaatkan indra peraba untuk bisa mengenali ciri-ciri tanah itu pada tingkat kebasahan tertentu. Ada 3 macam tingkat kebasahan, yaitu kering, lembab, dan basah. Dengan mengetahui ciri-ciri yang terjadi diberbagai jenis tanah pada tingakat kebasahan tertentu, kita dapat memperkirakan tegangan lengasnya. Pada tanah basah, tegangan lengasnya ± 0,01 bar, pada tanah lembab tegangan lengasnya antara 0,01-15 bar, sedang pada tanah kering tegangan lengasnya >15 bar. Apabila tegangan lengas mencapai 15 bar, maka tanah dikatakan mencapai titik layu, sehingga ciri fisiknya akan menjadi keras. Cara pertama dengan memperkirakan tingkat kebasahan tanah dapat dilakukan secara cepat dan mudah, namun hasil yang didapat bersifat subjektif karena bergantung kepada kepekaan orang-orang yang meraba tanah. Pada tanah regosol keadaan kering, lembab, dan basah keadaan tanah menjadi lengket dan tidak teguh. Pada tanah grumusol keadaan kering, tanah tersebut lembut namun memiliki keteguhan yang jelek. Pada saat lembab, tanah menjadi lengket dan keteguhan membaik. Pada saat basah, tanah tersebut menjadi licin dan plastis. Warna tanah grumusol semakin basah maka warnanya semakin gelap. Pada tanah rendzina, saat kering tanah tersebut bisa menggumpal namun saat diremas menjadi tidak teguh.pada saat lembab tana menjadi teguh, namun tidak keluar air saat ditekan. Berbeda ketika tanah menjadi basah, tanah tersebut mengeluarkan air saat ditekan. Pada tanah andosol kadaan kering, tanah tersebut halus dan remah. Pada saat lembab menjadi menggumpal dan lengket. Pada saat basah, tanah tersebut teguh dan sedikit lengket. Pada tanah mediteran kering, keadaannya halus. Pada saat lembab jadi menggumpal dan pada saat basah menjadi lengket dan halus. Metode pengukuran kadar lengas yang kedua adalah dengan penegringan terlebih dahulu didalam oven. Pengeringan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat di dalam tanah. Kemudian tegangan lengas Kadar lengas = ( b−c c−a akan dihitung dengan rumus: ) × 100% Kita dapat menghitung presentase kadar lengas yang terkandung didalam tanah dengan mempergunakan rumus diatas. Masing-masing metode pengukuran kadar lengas tanah memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada metode tingkat kebasahan cara yang dipakai sangat mudah dilakukan, sedangkan alat yang dibutuhkan juga sangat sederhana, namun kebakuan/ tingkat kemutlakan hasil pengukuran sangat rendah. Hal itu karena pada saat pengamatan tingkat kebasahan sangat tergantung dari subjektivitas masing-masing praktikan yang berbeda satu sama lain. Sedangkan untuk pengeringan dengan oven, kita bisa mengatakan bahwa tingkat kemutlakan hasil pengukuran sangat tinggi, karena kita menggunakan berat tanah secara nyata yang dipadukan dengan rumus yang baku. Namun pada penggunaan oven, kita harus memastikan bahwa tanah sudah masuk dalam oven tidak kurang dari 4 jam, hal ini relatif sangat tidak praktis, sehingga dari praktikan sendiri memerlukan ketelitian yang sangat tinggi. Cara ini memerlukan waktu yang lama dan langkah-langkah yang cukup rumit serta peralatan yang lebih banyak. Namun hasil akhir yang diperoleh lebih akurat karena menggunakan perhitungan numerik. Dari hasil percobaan pengeringan menggunakan oven, didapatkan kadar lengas tertinggi yaitu pada tanah mediteran II. Hal ini berarti bahwa tanah mediteran mampu mengikat dan menyimpan air lebih banyak dibandingkan dengan jenis tanah yang lainnya. Sementara dari metode yang kedua yaitu dengan mengukur tingkat kebasahan,dengan melihat tandatanda pada saat dikenai air , kita bisa tahu kira-kira berapa tegangan lengasnya, misalnya pada tanah mediteran II. Fraksinya terlihat jelas saat kering, maka kita bisa meramalkan tekanan lengasnya lebih dari 15 bar. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori yang telah ada. Pada masing-masing contoh tanah mempunyai kadar lengas yang berbedabeda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah, Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan kadar lengas adalah tekstur tanah struktur tanah, bahan organik, jenis koloid, macam kation yang diserap dan fraksi-fraksi penyusun tanah. Perbandingan nisbi fraksi penyusun tanah ini merupakan faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah, karena setiap fraksi tanah yakni pasir, debu dan lempung mempunyai diameter yang berbeda, sehingga akan membentuk pori-pori tanah yang lebarnya juga berbeda. Sehingga air tanah yang tersimpan pada masingmasing tanah juga berbeda. Faktor lain adalah curah hujan, dapat kita tahu bahwa pada daerah yang curah hujannya rendah, maka air didalam pori-pori tanah juga sedikit. Sedangkan pada daerah dengan curah hujan tinggi, kandungan air didalam pori-pori tanahnya juga tinggi. Kemudian faktor ketiga adalah bahan induk pembentuk tanah. Tanah dengan bahan induk berupa batuan sedimen misalnya, maka air tanah yang dapat disimpan hanyalah sedikit. Hal ini dikarenakan pori-pori tanah sudah terisi sebagian oleh fosil-fosil. Sedangkan apabila tersusun oleh bahan induk berupa batuan beku, kemampuan menyimpan air lebih tinggi, dikarenakan pori-pori tanahnya lebih luas. Dalam klasifikasi kadar lengas tanah, ada keadaan dimana pada tanah tidak ada kelebihan kadar air (lengas), sehingga air tidak menggenang dan keadaan ini disebut sebagai kapasitas lapangan (field capacity). Pada keadaan tersebut jumlah air yang terkandung dalam tanah setelah ada gravitasi yang hilang, tegangan lengasnya adalah 346 H2O, 0,3 bar atau PF=2,54. Pendekatan untuk bisa mengetahui keadaan ini adalah dengan metode tingkat kebasahan, pada kondisi lembab. Sehingga pada saat pemberian air tidak ada air yang menggenang. Dalam lengas tanah dikenal berbagai istilah seperti air bebas, air tersedia dan air tidak tersedia. Air bebas atau air gravitasi adalah air yang diatus oleh gaya gravitasi. Pada keadaan ini air berada dalam kondisi jenuh dan berada diantara PF 0 dan PF 2,54 (antar jenuh air dan kapasitas lapangan). Sedangkan air tersedia dan air tidak tersedia adalah klasifikasi biologi dari lengas tanah. Air tersedia adalah air yang terdapat diantara kapasitas lapangan dan titik layu tetap (PF 2,54 dan PF 4,17). Sementara air tidak tersedia adalah air yang berada pada tegangan diatas titik layu tetap (PF >4,17). Pada keadaan ini air yang dipegang tanah dengan tegangan lebih kuat dibanding kekuatan akar dalam menyerap air, sehingga air ini seolaholah “tidak tersedia” untuk tanaman disitu. Dari uraian diatas, kita dapat mengetahui manfaat daripada mengetahui kadar maupun tegangan lengas, yaitu untuk mengetahui kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan air menjadi salah satu dari faktor penentu kesuburan tanah. Selain itu, kadar lengas ini sangat bermanfaat dalam perencanaan dan persiapan irigasi tanah, dengan kata lain sangat penting mengetahui kadar lengas dalam proses pengolahan tanah. Penentuan kadar lengas yang kedua menggunakan cara pengovenan. Cara ini memerlukan waktu yang lama dan langkah-langkah yang cukup rumit serta peralatan yang lebih banyak. Namun hasil akhir yang diperoleh lebih akurat karena menggunakan perhitungan numerik. Dengan cara pengovenan masing-masing jenis tanah memiliki kadar lengas yang berbeda-beda. Tanah rgosol dan tanah grumusol 16%, tanah mediteran 2,6%, tanah rendzina 8,5% dan tanah andosol 2,6%. Perbedaan kadar lengas tersebut dipengaruhi oleh lempung tanah. Lempung tanah biasanya banyak mengandung kadar lengas karena pegorekan udara dan air sangat lambat dan molekul-molekul dalam lempung letaknya sangat erat. Selain itu kadar lengas dipengaruhi oleh bahan penutup tanah, semakin banyak bahan penutup tanah semakin tinggi kadar lengasnya. Pada masing-masing contoh tanah mempunyai kadar lengas yang berbedabeda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik, jenis koloid, macam kation yang diserap dan fraksi-fraksi penyusun tanah. Sedangkan sifat-sifat tanah yang dipengaruhi oleh kadar lengas adalah aerasi, drainase, struktur tanah, hidrologi, pengolahan tanah, dan suhu tanah. Manfaat dari kadar lengasnya sendiri adalah untuk pengolahan lahan, penentuan kisaran air bagi tanaman, untuk penentuan jenis pupuk, untuk kelangsungan jasad hidup tanaman dan jasad renik, dan untuk proses genesa tanah dan siklus hara, untuk mendinginkan tubuh tanaman dan tanah. Kadar lengas tanah dapat mempengaruhi beberapa sifat tanah, antara lain: plastisitas, kembang dan kerut tanah, konsistensi tanah, kepadatan tanah dan aerasi tanah. Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adesi antara partikel-partikel tanah, sehingga berpengaruh pada ketahanan massa tanah terhadap perubahan-perubahan bentuk oleh tekanan atau kekuatan lain. Sedangkan kepadatan tanah adalah berat padatan suatu objek, dibagi dengan volume padatan. Lalu aerasi, aerasi tanah adalah kondisi udara didalam tanah. Jumlah air bagi tanaman dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu air tersediayang merupakan selisih antara kadar air pada kapasitas lapangan dengan kadar air titik layu permanen. Kapasitas lapangan yang berarti jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Titik layu permanen berarti kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu menyerap air dari tanah sehingga tanaman menjadi layu. 1. Bandingkan masing-masing metode penentuan kadar lengas tersebut. 2. Apa keuntungan dan kerugian masing-masing metode penentuan kadar lengas tersebut. 3. Bandingkan kadar lengas tanah masing-masing contoh tanah pada setiap metode percobaan. 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kadar lengas? 5. Sifat-sifat tanah apa saja yang dipengaruhi oleh kadar lengas tanah? 6. Bagaimana pendekatan di lapangan untuk mengetahui kondisi lengas pada kapasitas lapang? 7. Manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh dengan mengetahui kadar lengas tanah? 8. Apa yang dimaksud dengan air bebas, air tersedia dan air tidak tersedia? PUSTAKA Agus, Cahyono. 1998. Bahan Assistensi dan Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan, UGM.