Sejarah Musik21-22_Sejarah Musik 2

advertisement
Seringnya penggunaan akor ke sembilan (ninth chord) atau menggunakan akor
yang baru seperti kwartal (akor yang berjarak kwart).
- Komponis membuat tangga-nada sendiri seperti whole tone scale, tangga-nada
yang semua nadanya berjarak interval satu dalam satu oktaf.
- Menggunakan akor-akor paralel.
- Frase yang berakhir pada ketukan lemah dan ritme yang bebas menyebabkan
hilangnya kesan birama.
- Interval yang panjang serta register yang ekstrim terutama untuk karya-karya
piano.
- Eksplorasi warna bunyi baru seperti biola yang di-sordini namun dimainkan dengan
dinamika forte.
Maurice Ravel (1875-1937) adalah tokoh impresionis lainnya selain Debussy.
-
2. Neo-klasik
Jika impresionisme menoleh ke era Renaisans dengan memakai tangga-nada
Gregorian, maka komponis neo-klasik menggunakan media dari era Klasik sebagai sarana
untuk mengekpresikan musik. Aliran ini berawal dari tahun 1920 dan sampai saat ini masih
menjadi tren. Harmoni dan tekstur era Klasik sangat dominan, begitu pula bentuk musik pada
era Klasik seperti sonata, simfoni, bahkan bentuk-bentuk musik lainnya seperti pasacaglia,
fuga, toccata, dan lain sebagainya, namun dengan karakter yang berbeda. Misalnya sebuah
komposisi sonata dalam C mayor maka bagian pengembangan bisa dalam tangga-nada Es
mayor bukan dalam tangga-nada dominan seperti pada era Klasik.
Hampir semua komponis abad XX membuat komposisi dengan gaya Neo-Klasik.
Stravinsky (karyanya Octet for Winds dan L’Histoire du Soldat), Ravel (Four Classical
Pieces), Prokofiev (Classical Symphony), Hindemith (Ludus Tonalis dan Four String Quartet),
dan Webern (Cantata op. 29 dan 31).
3. Gebrauchsmusik
Pada era Romantik, virtuositas sangat dibutuhkan sehingga karya-karya Romantik tidak
semua orang bisa memainkannya. Hindemith lalu membuat komposisi dimana musisi pada
tingkat pemula dapat juga memainkannya dan menyebutnya gebrauchsmusik atau yang
diterjemahkan sebagai funtional music atau musik sehari-hari (everyday music). Musik ini
dikomposisi untuk musisi amatir dan untuk dipentaskan pada kesempatan-kesempatan yang
tidak formal, bukan pada sebuah konser besar. Gebrauchsmusik menghindari teknik yang
sulit dan easy listening. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan jurang pemisah antara
komponis, pemain, dan pendengar. Namun aliran ini tidak berkembang luas. Selain
Hindemith, Satie, Stefan Wolpe, dan Boris Blacher juga membuat musik jenis ini.
4. Minimalis
Minimalis juga merupakan istilah yang diambil dari seni rupa. Pelukis hanya mengambil
satu atau dua tema lalu mengolahnya dalam lukisan. Contohnya adalah lukisan Frank Stella
17
yang berjudul Harran II yang hanya mengolah tema kubus dan lengkung. Adanya tema yang
muncul
Gambar 9
Lukisan minimalis Frank Stella yang berjudul Harran II.
berulang-ulang atau tema yang minim merupakan ciri khas musik ini. La Monte Young adalah
salah satu dari tokoh minimalis. Salah satu karyanya adalah yang berjudul Composition 1960
#7 yang hanya terdiri atas 2 nada yang dimainkan selama mungkin.
Notasi 2
Composition 1960 #7 karya La Monte Young
Terry Riley juga merupakan tokoh musik minimalis dan karyanya antara lain In C, A
Rainbow in Curved Air, The Harp of New Albion, dan lain sebagainya. Tokoh minimalis
lainnya adalah Steve Reich dan Philip Glass.
5. Aleatory Music
Kadang juga disebut chance music merupakan tren yang sangat ektrim dalam dunia
musik. Musik ini dikomposisi berdasarkan chance seperti melemparkan dadu. Tidak ada
aturan yang pasti baik dalam bentuk musik, instrumentasi, dan lain sebagainya. Komponis
hanya membuat konsep dan pementasan satu berbeda dengan pementasan lainnya. Kadang
terselip unsur improvisasi di dalamnya. Klavierstüke XI karya Stockhausen terdiri atas 19
nomor yang jika dipentaskan, urutannya bebas dengan enam tempo dan dinamik yang
berbeda sesuai dengan keinginan pianis yang memainkannya. Karya lainnya adalah Zyklus
18
Download