Seringnya penggunaan akor ke sembilan (ninth chord) atau menggunakan akor yang baru seperti kwartal (akor yang berjarak kwart). - Komponis membuat tangga-nada sendiri seperti whole tone scale, tangga-nada yang semua nadanya berjarak interval satu dalam satu oktaf. - Menggunakan akor-akor paralel. - Frase yang berakhir pada ketukan lemah dan ritme yang bebas menyebabkan hilangnya kesan birama. - Interval yang panjang serta register yang ekstrim terutama untuk karya-karya piano. - Eksplorasi warna bunyi baru seperti biola yang di-sordini namun dimainkan dengan dinamika forte. Maurice Ravel (1875-1937) adalah tokoh impresionis lainnya selain Debussy. - 2. Neo-klasik Jika impresionisme menoleh ke era Renaisans dengan memakai tangga-nada Gregorian, maka komponis neo-klasik menggunakan media dari era Klasik sebagai sarana untuk mengekpresikan musik. Aliran ini berawal dari tahun 1920 dan sampai saat ini masih menjadi tren. Harmoni dan tekstur era Klasik sangat dominan, begitu pula bentuk musik pada era Klasik seperti sonata, simfoni, bahkan bentuk-bentuk musik lainnya seperti pasacaglia, fuga, toccata, dan lain sebagainya, namun dengan karakter yang berbeda. Misalnya sebuah komposisi sonata dalam C mayor maka bagian pengembangan bisa dalam tangga-nada Es mayor bukan dalam tangga-nada dominan seperti pada era Klasik. Hampir semua komponis abad XX membuat komposisi dengan gaya Neo-Klasik. Stravinsky (karyanya Octet for Winds dan L’Histoire du Soldat), Ravel (Four Classical Pieces), Prokofiev (Classical Symphony), Hindemith (Ludus Tonalis dan Four String Quartet), dan Webern (Cantata op. 29 dan 31). 3. Gebrauchsmusik Pada era Romantik, virtuositas sangat dibutuhkan sehingga karya-karya Romantik tidak semua orang bisa memainkannya. Hindemith lalu membuat komposisi dimana musisi pada tingkat pemula dapat juga memainkannya dan menyebutnya gebrauchsmusik atau yang diterjemahkan sebagai funtional music atau musik sehari-hari (everyday music). Musik ini dikomposisi untuk musisi amatir dan untuk dipentaskan pada kesempatan-kesempatan yang tidak formal, bukan pada sebuah konser besar. Gebrauchsmusik menghindari teknik yang sulit dan easy listening. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan jurang pemisah antara komponis, pemain, dan pendengar. Namun aliran ini tidak berkembang luas. Selain Hindemith, Satie, Stefan Wolpe, dan Boris Blacher juga membuat musik jenis ini. 4. Minimalis Minimalis juga merupakan istilah yang diambil dari seni rupa. Pelukis hanya mengambil satu atau dua tema lalu mengolahnya dalam lukisan. Contohnya adalah lukisan Frank Stella 17 yang berjudul Harran II yang hanya mengolah tema kubus dan lengkung. Adanya tema yang muncul Gambar 9 Lukisan minimalis Frank Stella yang berjudul Harran II. berulang-ulang atau tema yang minim merupakan ciri khas musik ini. La Monte Young adalah salah satu dari tokoh minimalis. Salah satu karyanya adalah yang berjudul Composition 1960 #7 yang hanya terdiri atas 2 nada yang dimainkan selama mungkin. Notasi 2 Composition 1960 #7 karya La Monte Young Terry Riley juga merupakan tokoh musik minimalis dan karyanya antara lain In C, A Rainbow in Curved Air, The Harp of New Albion, dan lain sebagainya. Tokoh minimalis lainnya adalah Steve Reich dan Philip Glass. 5. Aleatory Music Kadang juga disebut chance music merupakan tren yang sangat ektrim dalam dunia musik. Musik ini dikomposisi berdasarkan chance seperti melemparkan dadu. Tidak ada aturan yang pasti baik dalam bentuk musik, instrumentasi, dan lain sebagainya. Komponis hanya membuat konsep dan pementasan satu berbeda dengan pementasan lainnya. Kadang terselip unsur improvisasi di dalamnya. Klavierstüke XI karya Stockhausen terdiri atas 19 nomor yang jika dipentaskan, urutannya bebas dengan enam tempo dan dinamik yang berbeda sesuai dengan keinginan pianis yang memainkannya. Karya lainnya adalah Zyklus 18