Efektifitas Angklung sebagai alat musik Kolosal pada seni budaya

advertisement
Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal
untuk Pembelajaran Seni Budaya
Oleh: S. Kari Hartaya
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk mengupas efektifitas alat musik angklung
pada pembelajaran seni budaya, khususnya seni musik. Karena sifatnya yang
kolosal angklung sangat cocok untuk pembelajaran intrakurikuler yang
notabene murid biasanya terdiri dari 20 atau lebih siswa serta heterogen
minat dan bakatnya. Sehingga diharapkan tidak satupun siswa yang tidak
terlibat dalam permainan alat musik ini. Serta diharapkan pula pembelajaran
akan selalu menghadirkan musik sebagai suatu karya nyata dalam bentuk
ritme dan nada yang diharapkan akan melahirkan suatu keindahan suasana
yang harmonis
Dampak positif dari permainan alat musik ini tidak saja akan
menambah pengetahuan dan kemampuan siswa dalam belajar serta bermain
musik
namun
juga
akan
melatih
siswa
untuk
bisa
berkonsentrasi,
1
berkoordinasi, disiplin, tanggungjawab, melatih emosi, serta toleransi.
Kompleksitas
pengembangan
sikap
serta
kompetensi
merupakan
konsentratasi utama dalam artikel ini.
Kata kunci: Angklung, Kolosal, Intrakurikuler.
PERMASALAHAN
Musik
merupakan
pembelajaran
Seni
salah
Budaya.
satu
aspek
Pembelajaran
yang
yang
diajarkan
dalam
dilakasanakan
secara
intrakurikuler ini seakan tidak memandang apakah setiap siswa mempunyai
minat serta bakat terhadap setiap aspek seni, termasuk musik. Hal ini
menjadikan
kendala
utama
dalam
meraih
kesuksesan
pelaksanaan
pembelajaran. Sebagai contoh pembelajaran notasi, baik notasi balok
maupun notasi angka, yang biasanya telah dikenalkan sejak Sekolah Dasar,
tidak pernah membekas pada siswa dikelak kemudian hari. Bahkan siswa
akan tetap tidak tertarik untuk belajar notasi walaupun siswa tersebut
tertarik dan senang akan musik. Apalagi bagi siswa yang memang kurang
senang terhadap musik.
Hal ini merupakan permasalahan klasik yang tidak pernah terpecahkan
dalam pembelajaran seni budaya khususnya pada aspek musik.
PEMECAHAN MASALAH
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena
keunikan,
kebermaknaan,
dan
kebermanfaatan
terhadap
kebutuhan
perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman
estetik
dalam
bentuk
kegiatan
berekspresi/berkreasi
dan
berapresiasi
melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan
“belajar tentang seni.” Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran
lain. Pembelajaran ini bersifat intrakurikuler yang artinya diberikan kepada
semua siswa di dalam klas. Sehingga perlu strategi atau metode yang tepat
2
untuk melaksanakan pembelajaran musik ini dengan lancar, yakni agar
pembelajaran menarik serta kolosal (melibatkan seluruh siswa).
Angklung, merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu
serta berasal dari Jawa Barat yang sudah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan
Budaya Lisan dan Non bendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
merupakan alternatif media yang tepat untuk memecahkan permasalahan di
atas. Angklung adalah instrumen musik yang bersifat kolosal, yakni
dimainkan oleh banyak orang (walau bisa juga dimainkan secara individual,
yakni dengan cara digantung). Sifat kolosal inilah yang memberi manfaat
banyak bagi penyelnggaraan pembelajaran intrakurikuler.
Angklung dimainkan dengan cara digoyangkan, bilah-bilah angklung akan
saling berbenturan dengan bak pemukul pada angklung sehingga muncullah
bunyi pada angklung. Pada permainan kolosal ada beberapa hal yang harus
diperhatikan pada pembelajaran musik dengan media angklung:
-
Repertoar.
Pemilihan
repertoar
mengacu
kepada
notasi
yang
sederhana, tidak terlalu banyak macam nada serta harga nada.
Jumlah nada-nada yang ada pada melodi dari suatu repertoar bisa
disesuaikan jumlah siswa di dalam klas sehingga keterlibatan semua
siswa bisa optimal. Diusahakan terdapat banyak nada panjang
sehingga mempermudah koordinasi antarpemain terutama dalam
tempo yang cepat.
-
Angklung melodi. Ada beberapa jenis angklung sepertimisalnya
angklung melodi, iringan, maupun angklung bas. Terkait dengan
tujuan pendidikan, penyediaan angklung sebaiknya adalah angklung
melodi yang diseyogyakan terdiri dari beberapa set. Karena semakin
terdiri dari banyak set angklung melodi, semakin efektif dan optimal
karena banyak melibatkan siswa. Sehingga akan terwujud kelompok
siswa (terdiri dari dua atau lebih siswa) yang memainkan nada do, re,
mi, fa,....dan seterusnya.
-
Distribusi. Bagikan alat musik angklung kepada semua siswa yang
ada di dalam klas. Setiap siswa memegang/ memainkan minimal satu
buah angklung. Tentu saja diharapkan jumlah angklung sama atau
3
lebih banyak dari jumlah siswa pada pembelajaran. Jika jumlah
angklung lebih banyak dari pada jumlah siswa konsekwensinya ada
siswa yang memainkan lebih dari satu angklung, atau ada beberapa
angklung yang tidak dimainkan.
-
Demonstrasi. Berilah contoh cara memainkan alat musik angklung
yang benar sehingga akan menghasilkan suara yang nyaring.
-
Pengelompokan.
Buatlah
kelompok
yang
terdiri
dari
siswa
berdasarkan nada yang dimainkan. Misalnya 1 (do) dimainkanoleh dua
atau lebih siswa. 2 (re) dimainkan oleh dua atau lebih siswa. Demikian
pula untuk nada-nada berikutnya.
-
Bloking tempat. Atur penataan letak tiap kelompok nada untuk
mempermudah memberikan aba-aba ketika memainkan lagu.
-
Notasi. Siapkan notasi repertoar yang sudah ditentukan kemudian
siswa membaca sekaligus memainkan angklung yang di bawanya
sesuai dengan notasi yang diampunya.
-
Drill. Latihlah berulang kali sehingga terlahir sebuah perpaduan ritme
dan nada dari sebuah repertoar yang terdengar dan terasa indah dan
harmonis
-
Apresiasi.
Kenalkan
juga
permainan
harmoni,
yakni
dengan
memainkan akor I, yakni yang terdiri dari nada do (1), mi (3), dan 5
(sol) yang dibunyikan serentak, akor IV yang terdiri dari nada do (1),
fa (4), dan 6 (la) yang dibunyikan serentak, dan V yang terdiri dari
nada do (2), re (5) sol, dan 7 (si) yang dibunyikan serentak.
Aplikasikan akor ini dengan memberi aba-aba mengiringi sebuah lagu
yang dinyanyikan secara bersama.
Dampak positip dari bermain alat musik angklung adalah pengembangan
sikap yang sangat dibutuhkan oleh para siswa, antara lain:
-
Suasana yang menyenangkan dan mengasyikkan dengan tanpa
disadari oleh para siswa bahwa mereka telah belajar membaca notasi
yang notabene selama ini menjadi beban. Notasi yang digunakan
dalam musik angklung biasanya adalah notasi angka.
4
-
Kolosal. Tidak ada siswa yang vakum. Semuanya terlibat. Bagi siswa
yang barangkali tidak terlalu minat ataupun tidak terlalu bakat dalam
bidang musikpun akan dengan mudah ikut terlibat dalam permainan
ini.
-
Tanggungjawab.
Pada
permainan angklung
setiap
siswa
akan
memainkan satu buah angklung yang mewakili satu buah nada dari
rangkaian alunan melodi dari sebuah repertoar lagu yang sudah
ditentukan. Hal ini melatih siswa akan tanggungjawab pada nada yang
diampunya, kapan dia harus membunyikan dan kapan harus diam.
-
Koordinasi. Melatih koordinasi setiap individu yang satu dengan
individu yang lain dalam satu kelompok nada, serta koordinasi
kelompok nada yang satu dengan kelompok nada yang lain agar alur
estafet melodi terdengar bagus.
-
Toleransi. Melatih toleransi siswa dalam memainkan angklung. Tidak
boleh lebih keras ataupun lebih pelan dari angklung yang lain.
Sehingga terdengar balance serta harmonis.
-
Disiplin. Melatih disiplin siswa. Dalam hal ini siswa harus memainkan
angklung sesuai dengan notasi yang tertulis. Kapan angklung harus
berbunyi dan kapan angklung harus diam.
-
Konsentrasi. Melatih konsentrasi siswa. Siswa akan dituntut untuk
mencermati setiap/ semua notasi pada repertoar walaupun yang
dimainkan hanya satu nada saja.
-
Emosi. Siswa dituntut memainkan dengan penuh penghayatan yang
tercurah pada tempo yang tetap.
-
Solmisasi. Menuntut siswa untuk mengenal sekaligus menghafal
solmisasi dari repertoar. Sehingga anak akan mengenal serta terbiasa
kepada solmisasi.
KESIMPULAN
5
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa alat musik angklung
sangat efektif guna pembelajaran seni budaya aspek musik karena angklung
bersifat kolosal sehingga setiap siswa dapat terlibat aktif tanpa kecuali.
Setiap siswa secara tidak sadar akan mengenal kepada notasi (angka) serta
solmisasi lagu.
Selain pengembangan kompetensi di bidang musik yang berupa membaca
notasi serta solmisasi, siswa juga akan
mengalami proses pelatihan
pengembangan sikap yang baik, yakni: tanggungjawab, koordinasi, toleransi,
disiplin, konsentrasi, dan emosi.
DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono, Kamus Musik, Kanisius, Yogyakarta, 2003.
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
Kurikulum
2013,
Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014
Sylado, Remy. Menuju Apresiasi Musik, Angkasa, Bandung, 1986.
http://id.wikipedia.org/wiki/Angklung
http://www.angklungisindonesia.com/
6
BIODATA
Nama
: Drs. S. Kari Hartaya, M.Sn
NIP
: 19650929 199203 1 004
Pangkat/Golongan Ruang/TMT
: Pembina, IV/a, 8 April 2009
Jabatan
: Widyaiswara Madya
Unit Kerja
: PPPPTK Seni dan Budaya
Bidang Keahlian
: Seni Musik
Alamat rumah
: jln. S. Parman 1b Bantul, DIY
Nomor telpon
: 08121599899
Download