Bab2 Data dan Analisa Sumber Data Data dan infonnasi untuk

advertisement
Bab2
Data dan Analisa
Sumber Data
Data dan infonnasi untuk mengkampanyekan aborsi ini di dapat dari berbagai
sumber, antara lain:
1, Literatur: buku, artikel elektronik maupun non elektronik.
2. Wawancara: dengan pihak yang terkait Lembaga Kedokteran.
Istnah Aboni
Aborsi menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women's Health oleh Institute for
Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan
sebagai penghentian keharnilan setelah tertanarnnya telur (ovum) yang telah dibuahi
dalam rahim (uterus), sebelum usiajanin (fetus) mencapai 20 minggu. Sedangkan di
Indonesia belum ada batasan resmi mengenai pengertian aborsi ini. Namun dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan
Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, abortus didefinisikan
sebagai
teljadi
keguguran
janin;
melakukan
abortus
sebagai
melakukan
pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung
itu).
CB. KWJmaryanto, SCJ dalam bukunya yang berjudul Kontroversi Aborsi pada
halaman 11 menjabarkan istilah ini dalam:
a.
Aboni!Pengguguran/P.rocured Aborlion/Abmrtus
ProvoclltusRnduced
Abortion
Adaliah penghentian dan pengeluaran basil keharnilan dari rnhlm sebelum janin bisa
hidup di luar kandungan. K.ata "pengeluaran" dimaksudkan bahwa keluarnya janin
tersebut dilakukan secara sengaja oleh campm tangan manusia, baik melalui alat
mekanik, obat atau cara lainnya.
b. Keguguran, Miscai!Tiage
Adaliah berhentinya keharnilan sebelmn bayi bisa h:idup di luar kandungan tanpa
campm tangan manusia. Secara natUJ"al, sekitar 30-50 % dari jUJ"Ulah sel telm yang
dibuahi akan mengalarni keguguran oleh karen berbagai macam sebab alamiah.
c. Aboni Therapeutic/Medicinalis
Adaliah penghentian kehamilah dengan indikasi medis untuk menyelamatkan nyawa
ibu
si
janin,
atau
menghindarkan
si
ibu
dari
kerusakan
fatal
pada
kesehatan!tubuhnya yang tak bisa dikembalikanlagi.
d. Aboni Kriminalis
Adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa hidup di luar kandungan dengan
alasan-alasan lain, selain therapeutic, dan dilarang oleh hulnun. Tentu saja apa yang
disebut aborsi kriminalis di suatu negara tidak selalu sama dengan yang berlaku di
negara lain.
e. Abmrsi Eugenetik
Adalah penghentian keharnilan nntuk menghindarkan kelahiran bayi
atau bayi yang mempunyai penyakit genetis.
f.Aboni Langsnng-Tak Langsnng
yang cacat
Aborsi langsung adalah tindakan (intervenai medis) yang tujnannya secara langsung
ingin membunuh janin yang ada di dalam rahim sang ibu. Sedangkan aborsi tak
langsung adalah suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi,
meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan bukan menjadi tujuan dalam
tindakan itn. Misalnya: seorang ibu yang hamil dan ketal111an mempunyai penyakit
kanker rahim ganas dalam kondisi yang mengkbawatirkan. Dokter mengadakan
intervensi medis untuk mengangkat rahim itu, karena kalau tidak diangkat akan
menjalar ke bagian tubuh lainnya dan mengakibatkan kematian. Oleh karena janin
itu ada di dalam rahim yang diangkat, maka janin tersebut ikut temngkat dan ikut
mati.
g. Selective Abortion
Adalah penghentian kehamilan karena janin yang dikandung tidak memenuhi
orang 1:ua yang menghendaki anak
kriteria yang diinginkan. Misalnya, ada
perempuan, maka begitu ketahuan anak yang ada di dalam kandungannya itu lakulaki maim kandungannya tersebut digugurkan.
h. Embryo Reduction (Pengunmgan Emlnio)
i. Partial Binh Abortion
Adaiah istilal"l politisfhukum yang dalam istilah medis dikenal degnan nama intact
dilation and
extraction (D&X).
Cara
ini
dilakukan, pertama-lan:la dengan
memberikan obat-obatan kepada wanita hamil, tujnannya agar cervix (leher rabim)
terbuka secara prematur. Tindakan selanjutnya adalah menggunakan alat khusus,
dokter memutar posisi bayi sehingga yang keluar terlebih dahulu adalab kakinya.
Lalu bayi itu ditarik ke luar, tetapi tidak selurulmya agar kepala bayi tersebut tetap
berada di dalam tubuh ibunya. Ketika kepala itu
masih di dalam itulah dokter
menusuk kepala bayi dengan alat yang tajam, dan menghlsap otal( si bayi, sehingga
bayi mati. Sesudah bayi mati baru bayi dikeluarkan semuanya.
Gambaran Umum Cara Mebkukan Aborsi
Sepem yang telah dijabarkan di atas, pada umumoya aborsi ada dna jenis, yaitu ·
aborsi alami dan tidak alami. Aborsi alarm adalah aborsi yang tidak disertai campur
tangan manusia, yaitu umumoya terjadi pada saat setelah pembuahan, dimana jika
terdapat kecacatan pada janin, umumoya janin bisa teraborsi dengan sendirinya.
Aborsi tidak alarm (abortus provocatus) adalah aborsi yang disertai dengan eampur
tangan manusia. Menurut wawancara dengan lembaga terkait, dikatakan bal1wa
tidak ada aborsi yang aman, dalam arti bahwa bisa saja te!jadi komplikasi terhadap
ibn janin walau dilakukan oleh yang berpengalaman sekalipun, semua terganhmg
juga pada kondisi tubuh si ibu. Hanya saja secara umurn, baru bisa dikaiakan bahwa
aborsi yang tidak alami ini dibagi menjadi dna cara; yaitu aborsi tidak aman dan
aborsi yang aman.
Yang dinlaksud dengan aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalab penghentian
kehamilan
yang
menggunakan
dilakukan
sarana
yang
komplikasi bahkan kematian.
oleh
orang
yang
tidak
memadai,
tidak
terlatih/kompeten
sehingga menimbulkan
dan
banyak
Umumnya aborsi yang tidak aman teljadi karena tidak tersedianya pelayanan
kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis,
seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lainlain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat
akhimya memmtut calon ibu untuk melalrukan penggugman kandungan secara
diam-diam tanpa memperhatikan resikonya .
Mereka melalrukan aborsi tidak aman karena tidak tahu di mana tempat aborsi yang
aman disedialran, tidak berani datang ke fasilitas kesehatan formal karena statusnya
yang tidak menikah, tidak punya uang untuk membayar aborsi yang aman yang
sangat tinggi biayanya, dan karena ada stigmatisasi oleh petugas kesehatan terhadap
perempuan yang tidak menikah.
Penelitian
kualitatif
oleh
LSM
(Lembaga
Swadaya
Masyaralcat) ini juga
melibatkan wawancam mendalam terhadap dokter, antara lain di unit gawat darurat,
terhadap tokoh-tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan tokoh-tokoh kesehatan
masyarakat. Hasilnya memperlruat hasil penelitian yang dilalrukan oleh tim dari
Pusat K.a.jian Pembangunan Masyarakat Universitas Atma Jaya dan Pusat Penelitian
Kesehatan Universitas Indonesia, Budi Utamo, Vern Hakim, dan Atashendartini
Habsjah, tahun 2001, seperti telah dikutip di atas, menemukan setiap tahun dua. juta
perempuan melalrukan aborsi.
Dari jumlah itu, 900.000 perempuan melalrukan aborsi tidal< rurum, yang 500.000
perempuan di antamnya pergi ke dukun beranak dan dukun pijat, sedangkan sisanya
pergi ke back:Jtreet practice yang tidak disertai konseling sebelum dan sesudah
aborsi serta tidak diketahui siapa yang melakukan aborsi.
Metode aborsi tidak aman sering digunakan dan berkaitan dengan komplikasi dan
kematian ibu. Kekerasan mekanik lokal dapat dilakukan dari
dalam.
Kekerasan
dari
luar
seperti
melakukan
luar
aktivitas
maupun dari
fisik
berlebihan,
menjatuhkan diri, pemijatan perut, kekerasan langsung pada perut dan uterus,
pengaliran listrik pada serviks. Kekerasan dari dalam dengan melakukan manipulasi
vagina atau serviks uteri, misalnya dengan penyemprotan air sabun atau air panas
pada portio, aplikasi asam arsenik, kalium pennanganat pekat, jodium tinctur,
pemasangan lamiuaria stift atau kateter, dan manipulasi serviks dengan jari tangan.
Manipulasi uterus, dengan melakukan pemecahan selaput amnion atau penyuntikan
uterus dengan memasukkan alat yang cukup panjang dan kecil melalui serviks.
Penyuntikan cairan biasanya dilakukan dengan Higginson type
cairan
air
sabun,
air
panas,
atau
desinfektan.
syringe, dengan
Penyemprotan
ini
dapat
mengakibatkan emboli udara.
Obat, zat, dan racun tertentu umumnya digunakan agar janin mati, dan ibu cukup
kuat
untuk
selamat. Pemah
mengandung minyak eter
dilaporkan penggunaan bahan
untuk merangsang salura.n
cema hlngga terjadi kejang
perut (kolik abdomen). Jamu perangsang kontraksi uterus, dan
merangsang kontraksi melalui hlperemi uterus.
tumbul1an yang
honnon yang
2.4
Hasil yang dicapai tergantung pada tlkaran, seusitivitas individu, dan
kandungan. Bahan-bahan tersebut ada
yang
us1a
biasa terdapat dalam jamu peluntur,
nenas muda, bubuk beras dicampurlada hltam. Ada juga yang agak beracun seperti
garam logam berat, dan laksans. Juga bahan beracun seperti strichnin, prostigmin,
pilokarpin, dikumarol, dan kina. Kombinasi kina atau menosilin dengan ekstrak
hipofisis temyata sangat efektif. Akhir-akhir ini
dikenal sitostatika aminopterin
sebagai abortivum.
Jika ingin melakukan aborsi yang aman, dapat dilakukan dengan cara:
1. dilakukan oleh pekelja kesehatan (perawat, bidan) yang benar-benar
terlatih dan berpengalaman
2. Pelaksanaannya menggunakan alat-alat kedokteran yang layak
3. Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau
rahlm harus steril
4. Dilakukan kurang dari 3 bulan
Kontravell'!li
Di masyarakat telah teljadi banyak perbantahan mengenai kasus aborsi. Yang
menjadi dasar dari pertentangan tersebut adalah status janin. Mengapa tidak looleh
membunuh janin? Mengapa aborsi tidak disahkan saja? Seperti yang kita ketahui
bahwa membunuh manusia yang tak bersalah adalah sesuatu yang melanggar
hulrum. Nah,
begitu
juga
yang
telah teljadi
selama bertahun-tal1un dalam
perdebatan ini. Karena tidak mendapatk&"'l kata sepakat untuk status janin. Ada
orang yang mengamkau bahwa sejak selesainya proses pembuahan maka jani:n
harus dilindungi hak
hidupnya, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa sampai
dengan "tahap tertentu" jani:n tidak bias disamakan dengan manusia akan tetapi bam
sesudah talmp
tertentu, dia
bisa
disamakan dengan manusia (persona) pada
umumnya.
CB. Kusmaryanto, SCJ dalam bukunya Ylli"lg beJjudul Kontroversi Aborsi pada
halaman 4, menjelaskan bahwa penentuan kapan mhap tertentu itu pun tidak dicapai
kata sepakat. Secara singkat posisi-posisi itu bisa dijabarkan sebagai berikut:
a. Quickening, Dalam pandangan alinm ini,
perlindungan hukum dan
jani:n
bam bisa mendapatkan
moral apabila jiwa sudah masuk ke dalam janin yang
ditandai dengan gerakan jani:n di dalam kandungan. Teni:u saja ulruran ini, ketika
dirumuskan tidak bisa menjadi ukuran yang jelas, sebab bisa te!jadi tarik ulur soal
waktunya, yakni kapan persisnya terasa pergerakan embrio di dalam kandungan,
sebab secara detail perkembangan embrio itu tidalc sama persis satu sama lain.
Demikian pula kepekaan masing-masing ibu tdiak sama.
b. Individualisme, disini individualisme diartikan sebagai suatu pendapat yang
mengatakan bahwa jani:n hanya mendapatkan perlindungan hukum dan moral
apabila ia sudal1 menjadi individu, yakni tahap ia tidak bisa terbagi lagi. Pada
umumnya dikemhui bahwa sebelum jani:n berumur 14 hari, ia masih bisa membelah
diri menjadi dua dan menjadi kembar identik.
c. Viabilisme, bernsal dari kata "viability" adalah kem.ampuan jani:n untuk hidup di
luar kandungan ibunya.
5
d. Penonalisme, yang patut mendapat perlindungan hukum dan mornl hanyalah
janin yang mempnnyai kriteria sebagai persona. Ini berarti, pada usia sekitar awal
rninggu keempat.
e. Speciesisme, dipopulerkan oleh Richard Ryder pada tahun 1970-an, dan dalarn
hubungannya dengan janin manusia, speciesisme ini berpendapat, karena embrio
manusm
masuk
daia:m
anggota
spesies
:manusia,
maka
kita
harus
memperlakukannya deguan harkat dan martabat manusia dewasa.
f. Potensialisme, janin hanyalah mempunyai potensi sebagai manusia.Dalarn tahap
potensialitas, maka janin
tidak bisa
diken..ai
atribut
sebagai persona
yang
mendapatkan perlindungan hukum dan moral. Akan tetapi, dari pibak lain ada juga
yang berpendapat, meski baru clalarn tahap potensialitas sebagai manusia, ia hams
suclah mendapatkan perlindungan hukum dan moral. Sebab sejak selesainya proses
pembnahan, semua potensi manusia utnh suclah ada di daiarn ovum yang suclah
clibuahi tersebut.
Resiko Aboni
Ada dua macarn resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
2.5.1Resiko kesehatan dan kese!amatan seearn fisik
Pada saat
melakukan aborsi dan setelah melalmkan aborsi ada beberapa resiko
yang akan dibadapi oleh seornng wanita, seperti yang dijelaskan daiarn buku
"Facts of Lifo" yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; yaitu:
l.
Kematian mendaclak karena pendarahan hebat
2.
Kematian mencladak karena pembiusan yang gaga!
3.
Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4.
Rahim yang sobek
5.
Kerusakan Ieber rnhim yang mengakibatkan cacat pada anak berilrutnya
6.
Kanker payudara
7.
Kanker indung telur
8.
Kanker leher rahim
9.
Kaker hati
10. Kelainan pada placenta/ari-ari yang menyebabkan cacat pada anak berikutnya
dan pendarahan hebat pada kehamilan berilrutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi
12. Infeksi rongga panggul
l3. Infeksi pada lapisan rahim
2.5.2 Resiko gangg an PsiiioEoglis
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
dampak yang sangat hebat terhadap mental seorang warita.
Pada dasamya wanita yang melakukan aborsi akan mengalarni:
I. Kehllangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali tentang bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlmg (41%)
6. Tidak bisa lagi menikmati hubungan seksual (59%)
Di luar hal-hal tersebut di atas para wanita yang melak:ukan aborsi akan dipenuhl
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun da1am hidupnya.
.6
Data dan AnaUsa Pelaku Aboni
Menurut berita yang terdapat di luar negeri, terutama Amerika, bahwa sebanyak
300.000 orang yang meninggal akibat !canker per tahunnya, dan 700.000 orang
meninggal disebabkan oleh rokok. Narnun jumlah ini masih talsebanding dengan
aborsi yang mencapai 2 juta rakyat Negara tersebut.
Sedangkan di Indonesia, data aborsi tidak dapat ukur secara pasti dikarenakan
banyak
dari para pelaku aborsi yang melakukannya secara diam-diam. Sehlngga
baru dapat clidata setelah pelaku tersebut mengalami komplikasi dan harus dirawat
di rumah sakit.
Namun, secara garis besar,
aborsi di Indonesia telal1 mencapai
kurang lebih 2.000.000 jiwa per tahun.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa 15- 30% pelaku aborsi adalah remaja. Ini
menunjukkan betapa rentam1ya remaja terhadap masalah-masalah yang berkaitan
dengan "asmara".
Uniknya menurut sumber bacaan tersebut, remaja yang
melak:ukan aborsi kebanyakan adalab remaja pendiam.
Muncullai1 pertanyaan apakah yang menyebabkan perempuan melakukan aborsi,
kepada siapa mereka mencari pertolongan aborsi dan siapa yang melakukan aborsi.
Penelitian terbaru yang dilakukan delapan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
dengan bantuan dari Asia Pacific Resource and Research for Women (Arrow)
terhadap 50 perempuan di daerah kumuh di Jakarta dan sekitamya memperlruat data
yang suda11 ada sebe!umnya. Atashendartini Habsjah dari Universitas Atma Jaya
dan juga aktif
di
Yayasan Kesehatan Perempuan, yang memaparkan temuan
penelitian empat bulan yang selesai dilakukan pada Maret 2004 itu, menyebutkan
bahwa aborsi dilakukanjuga oleh isi:ri.
Dalam wawancara mendalam dengan para istri tersebut, mereka menyebutkan
alasan melakukan aborsi adalah anak sudah banyak, masih terikat kontrak kelja
yang melarang mereka harnil (berarti ada diskriminasi terhadap perempuan), suami
yang memaksa melakukan hubungan seksual meskipun istri sudah memberi tahu
dirinya ada pada mass subur dan suami tidak mau memakai kondom, usia istri yang
sudah tua dan anak-anak sudah besar, tidak boleh harnil anak keempat karena sudah
tiga kali operasi caesar, suami tidak mau menerima kehamilan lagi meskipun anak
bam satu, umur keharnilan yang tedalu dekat dengan anak terkecil, alasan ekonomi
(suan1i di-PHK, suami sering sak.it-sakitan, istri bergaji kecil), dan tidak sanggup
menanggung anak tambahan.
Sedangkan remaja yang melakukan ahorsi beralasan kehamilannya terjadi karena
mendapat tekanan dari pacar sebagai tanda cinta, selalu belajar bersruna sehingga
jatuh terlena, sengaja hamil agar hubungan disetujui orangtua tetapi kemudian takut
.7
dikucilkan keluarga ketika hamil, dan diperkosa tetangga (informan berusia 14
tahun).
Dllioi kenyataan-kenyataan yang terdapat di dunia mengenai masalah ahorsi, maka
terbentuklah polarisasi, yang umumnya dikenal sebagai gerakan-gerakan penyayang
kehldupan (pro lifo) dan gerakan-geralillll pro aborsi (pro choice).
Pada tugas kali ini dan dari sekian banyak wanita yang melakukan aborsi, saya
ingin mengangkat kasus aborsi yang dilakukan oleh remaja (untuk selanjutnya
disebut calon ibu) yang mungkin berada pada kondisi bingung.
Psikologi. Remaja
I. Defmisi Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia rema menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia)
adalah 12 sampai 24 tahun.
Namun jika pada usia remaja seseorang sudah
menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika
usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pacta orang tua (tidal(
mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
II. Apa
yang
perlu
diperhatikan
dalam berdisknsi dengan remaja?
Jangan menggurui. Jangan beranggapan bahwa kita
dibandingkan
dengan
remaja.
Berikan
kesempatan
lebih mengetahui sesuatu
kepada
remaja
untuk
mengemukakan pandangannya. Berikan argumen yang jelas dan masuk akal
terhadap suatu persoalan (jangan mengatakan.... Pokoknya..... ). Berikan dukungan
pacta remaja hila
mereka memang patut diberikan dukungan. Katakan salah jika
mereka salah, dengan alasan yang masuk akal menurut ukuran mereka. Jadikan
mereka sebagai ternan diskusi bukan sebagai individn yang hams diberitahu.
Dari buku yang beljudnl Chicken Soup for the Teenage Soul oleh Jaek Canfield,
Mark Vidor Hansen, dan Kimberley Kirberger, dapat ditarik kesimpulan hahwa
remaja adalah masa dimana seorang mannsia memerlukan perhatian dari
orang
yang seharusnya dekat dengan mereka. Masa remaja adaiah masa dimana seorang
anak mencari tokoh yang bisa menjadi panntan baginya, dimana ia ingin dihormati
sebagai seorang mannsia yang bisa bertanggun.g jawab tapi tidak man diserahi
tanggung jawab sepenclmya, masa dimana ia hntuh pergaclan yang luas menurut
versinya dan dimana ia mengalarni perubahan harmon
yang menyebabkan
emosinya tidak stabil, dan masa dimana ia mclai mengenal perbedaan kelamin
walau tidak memahami sentuhnya.
Pada masa seperti inilah jika seorang remaja tidak mendapatkan tokoh yang bisa
menjadi panntannya mal{a ia aka:n berteman dengan orang atan remaja lain yang
dirasa 'senasib' dengan dirinya. Dengan kondisi yang labil inilah seorang remaja
sulit mengambil kepntusan secara tepat.
Dalam hubungrumya dengan kehamilan eli luar nil<ah, terutama saat si wanita telah
ditinggal pergi oleh ternan kencannya jika ketahuan sudah hamil, maka keputusan
calon ibn ini akan lebih berclasarkru1 kepada emosi sesaat yang· berkemungkinan
disesalinya dikemudian hari.
2.8
2.9
Data dan ADalisa Target Audience
1. Psikologi:
GayaHidup
2.
:Pendiam, sosialisasi kurang
Demografi:
Usia
:17-22 tahun
Pendidikan
:SMU-Perguruan Tinggi
Jenis Kelamin
:Wanita
3. Geografi:
Domisili
: Perkotaan
Wilayah
:Jakarta
iklim
: Tropis
Pertimb:mgan
Dari data-data yang telah ada di atas, da1am Tugas Akhir ini saya merurrgetkan
kepada remaja yang berkemungk:inan melakukan aborsi karena faktor 'takut'..
Kemudian saya memilih audience yang berstatus menengah adalah karena mereka
mempunyai peluang lebih besar untnk mendapatkan akses atau sarana yang lebih
aman dan yang teljangkau oleh kampanye ini.
Yang paling penting, saya memilih audience wanita karena secara psikologis wanita
mempunyai sifat yang lebih lembut. Namun, karena dalam keadaan teljepit mereka
mungkin saja
melalrukan aborsi yang
penyesalan jika keadaan psikologis telah
nantinya bisa
membawa mereka dalam
normal kembali. Tak kalah pentingnya
adalal1, karena wanitalah yang mengalaminya secara langsung, besar kemungkinan
bahwa keputusan adalah ditangan wanita itu sendiri. Yang perlu dilakukan adalal1
berusaha memberitahukannya bahwa aborsi bukanlah satu-satunya cara.
Download