BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Olahraga adalah aktivitas jasmani yang berbentuk perlombaan atau
pertandingan untuk memperoleh prestasi yang tinggi, kemenangan dan
rekreasi. Peraturan di dalam olahraga adalah baku yang telah ditetapkan
dan di sepakati oleh para pelakunya. Olahraga merupakan bagian dari
permainan pertandingan. Aktivitas olahraga yang melibatkan jasmani,
dapat meningkatkan potensi diri serta menumbuh kembangkan nilai-nilai
yang terkandung di dalam olahraga tersebut. Olahraga dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan untuk menutupi kekurangan serta
meningkatkan kepribadian yang baik sesuai dengan tujuan olahraga yaitu
menjadikan manusia sehat jasmani dan rohani.
Dalam UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
pasal 4 menyebutkan bahwa “keolahragaan nasional bertujuan memelihara
dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,
menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh
ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan
bangsa”.
Berpedoman pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa olahraga
merupakan salah satu aspek yang diperhatikan pemerintah. Undang-
1
2
undang keolahragaan dibuat guna sebagai landasan penyelenggaraan
segala sesuatu yang berhubungan dengan keolahragaan nasional.
Mengenalkan olahraga prestasi kepada generasi muda merupakan langkah
yang ditempuh pemerintah guna mencari bibit- bibit atlit agar regenerasi
atlet tetap berjalan. Salah satu cabang olahraga yang menyediakan banyak
medali dalam setiap gelaran olahraga adalah atletik karena mempunyai
banyak nomor di dalamnya.
Banyak sekali terdapat keterampilan olahraga yang diajarkan dalam
mata pelajaran pendidikan jasmani. Atletik termasuk salah satu materi
dalam pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah. Atletik dapat
dikatakan induk dari hampir semua cabang olahraga yang ada saat ini,
khususnya olahraga yang mengandalkan aktifitas fisik. Atleltik secara
garis besar terbagi atas tiga nomor yaitu nomor lari, nomor lompat, dan
nomor lempar. Khusus pada nomor lempar, terbagi menjadi 4 pembagian
spesifik meliputi, lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan tolak
peluru. Salah satu cabang atletik pada nomor lempar adalah lempar
lembing.
Lempar lembing merupakan olahraga dengan menggunakan lembing
dengan ukuran dan berat yang telah distandarkan baik untuk putra maupun
putri. Adapun tujuan olahraga ini adalah menciptakan jarak lemparan
lembing sejauh-jauhnya dengan mengikuti peraturan mulai dari tahap
awalan, saat melempar dan sikap akhir lemparan. Di tingkat SMP olahraga
3
lempar lembing juga masuk dalam kurikulum yang harus dipelajari oleh
siswa.
Dalam gerakan lempar lembing kondisi kondisi fisik siswa sangat
mempengaruhi hasil lemparan selain tahap awalan sesuai dengan langkahlangkah
pelaksanaan
lempar
lembing.
Sebagai
olahraga
yang
mengandalkan fisik, unsur-unsur kondisi fisik harus mendapat perhatian
dalam latihan. Salah satu kondisi fisik yaitu latihan kekuatan. Dalam
olahraga ini, latihan kekuatan otot lengan menjadi mutlak akhirnya, karena
untuk olahraga ini mengandalkan tangan untuk melakukan lemparan
secara maksimal terhadap lembing. Dengan latihan kekuatan otot lengan
yang teratur dan sesuai dengan intensitas latiahan dapat membantu dalam
meningkatkan jauhnya lemparan lembing.
Untuk mendapatkan permasalahan yang menjadi latar belakang
peneliti melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian di SMP
Negeri 2 Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Menurut pengamatan
awal, pada praktek lempar lembing di SMP Negei 2 Bangkinang Seberang
Kabupaten Kampar, peneliti menemui gejala-gejala seperti masih banyak
siswa yang belum mampu mencapai hasil lemparan dengan maksimal.
Kurangnya pengetahuan siswa tentang latihan otot bagian tubuh mana saja
yang berguna untuk melakukan gerakan lempar lembing, serta kondisi
fisik yang beragam yang membuat kekuatan otot lengan siswa beragam
pula.
4
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang dengan judul : pengaruh
latihan kekuatn otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar
lembing siswa kelas VIII SMP NEGERI 2 Bangkinang Seberang Kab.
Kampar.
B.
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana latiahan kekuatan otot lengan siswa kelas VIII SMPN 2
Bangkinang seberang ?
2. Bagaimanakah hasil lemparan lembing siswa kelas VIII SMPN 2
Bangkinang Seberang Kab. Kampar?
3. Apakah terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap
jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMPN 2
Bangkinang Seberang?
C.
Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya
lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Bangkinang Seberang.
5
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
permasalahan
di
atas
maka
rumusan
masalahnya adalah apakah terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan
terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Bangkinang Seberang?
E.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot
lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar.
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai acuan bagi pihak sekolah untuk
melaksanakan dan
menerapkan kurikulum.
2.
Sebagai acuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di
sekolah (RPP).
3.
Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperaktekkan
mata pelajaran atletik khususnya lempar lembing.
4. Bagi peneliti Sebagai salah satu syarat memproleh
universitas islam riau .
gelar S-1 di
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
1.
Landasan Teori
Pengertian latihan
Dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan fisik, kata
latihan akan menjadi hal yang mutlak nantinya untuk mencapai tujuan
yang akan dicapai. Banyak hal yang harus dilakukan agar dalam proses
latihan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kesalahan di dalam
pelaksanaannya.
Menurut
Bafirman
(2008:18)
mengatakan
bahwa
“Latihan
merupakan aktivitas olahraga secara sistimatik dalam waktu yang lama,
ditingkatkan secara progresiv dan individual yang mengarah kepada ciriciri fungsi dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan”. Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal
untuk mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cidera
dan mencapai prestasi yang maksimal.
2.
Pengertian kekuatan otot lengan
Kata kekuatan didefenisikan oleh beberapa ahli seperti yang
diungkapkan Sajoto (1996:8) yang menerangkan kekuatan
(strength)
adalah kemapuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam
7
memepergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Sedangkan
menurut Bompa dalam Ismaryati (2008:110) menerangakn terdapat
beberapa macam tipe kekuatan yang harus diketahui, yaitu “kekuatan
umum, khusus, maksimum, daya tahan kekuatan, absolut dan kekuatan
relatif”.
Menurut Ismaryati (2008:11) menjelaskan bahwa kekuatan umum
adalah kekuatan sistim otot secara keseluruhan atlet secara menyeluruh,
oleh karena itu harus dikembangkan semaksimal mungkin. Kekuatan otot
khusus merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan suatu otot
cabang olahraga. Berikut merupakan penjabaran otot-otot khusus:
kekuatan otot maksimum adalah daya tahan yang dapat ditampilkan oleh
saraf otot selama kontraksi volunter (secra sadar) yang maksimal, ini
ditunjukkan oleh beban terberat yang dapat diangkat dalam satu kali
usaha. Daya tahan kekuatan ditampilkan dalam bentuk serangkaian gerak
yang berkesinambung mulai dari menggerakkan beban ringan berulangulang. Kekuatan absolut merupakan kemampuan atlet untuk melakukan
usaha yang maksimal tanpa memperhitungkan berat badannya. Kekuatan
relatif, adalah kekuatan yang ditunjukkan dengan perbandingan antara
kekuatan absolut dan berat badan. Dengan demikian kekuatan relatif
bergantung pada berat badan, semakin berat badan seseorang maka
semakin besar pula peluang untuk menampilkan kekuatanya”.
8
Sebagai seorang atet, terlebih atlit olahraga yang mengandalkan
pergerakan fisik dalam olahraganya sangat membutuhkan otot-otot yang
kuat guna mendukung pergerakannya. Otot merupakan jaringan di tubuh
yang bekerja sama untuk melakukan suatu gerakan. Bila salah satu otot
atlit mengalami cidera maka akan mengganggu kerja tubuhny
Menurut Harsono (1988:77) menjelaskan “Kekuatan otot adalah
komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara
keseluruhan, hal ini didasarkan atas tiga alasan, yaitu : a) karena kekuatan
merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik, b) karena kekuatan
memegang peranan yang sangat penting dalam melindungi atlet dari
kemungkinan cidera, c) karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari,
melempar atau menendang lebih jauh dan efeien, memukul lebih keras,
dengan demikian dapat membntu stabilitas sendiri”.
Otot lengan adalah otot yang berada di bagian lengan tubuh manusia,
yang menyelimuti dan menggerakan tulang seperti pada fungsi lengan
pada umumnya. Oto lengan terlihat pada gambar di bawah ini:
gambar 1. Otot lengan
Sumber : Harsono
9
b.
Bentuk-bentuk latihan kekuatan otot lengan
Latihan kekuatan otot lengan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan otot yang dilakukan dengan menggunakan beberapa cara untuk
mencapai hasil kekuatan yang maksimal. Untuk melakukan kegiatan olahraga
atletik khususnya pada nomor lempar, sangat dibutuhkan kekuatan otot yang
baik agar mendapatkan hasil lemparan yang maksimal. Untuk melakukan
kegiatan olahraga atletik khususnya nomor lempar lembing sangat dibutuhkan
kekuatan otot lengan yang baik untuk membantu mendapatkan hasil lemparan
yang sejauh mungkin. Untuk mendapatkan hasil tersebut diperlukan beberapa
bentuk latihan-latihan yang menekankan pada kekuatan otot lengan,
diantaranya adalah :
1. Latihan mengangkat barbell
1.1 Dumbbel pres
Dumbbell pressing dapat dilakukan dari posisi berdiri, duduk, condong
atau telentang. Anda dapat melakukan press dumbbell secara simultans atau
berseling. Yakinkan memegang telapak tangan ke depan seandainya
melakukan pressing.
1.2 Dumbbell curl
Dumbbell curl dapat dilakukan secara simultans atau selang-seling dari
posisi berdiri, duduk atau terentang, posisi telentang merupakan posisi yang
efektif terhadap peningkatan bicep. Usahakan telapak tangan ke depan selama
melakukan latihan ini.
10
2. Latihan push up
Pelaksanaan :

Siswa menelungkup untuk laki-laki, kepala, punggung sampai
dengan tungkai dalam posisi lurus.

Kedua telapak tangan bertumpu di lantai samping dada dan jari-jari
tangan ke depan.

Kedua telapak kaki berdekatan. Untuk laki-laki, jarak telapak kaki
harus bertumpu di lantai.

Saat sikap telungkup, hanya dada menyentuh lantai, sedangkan
kepala, perut dan tungkai bawah terangkat.

Dan sikap telungkup, angkat tubuh dengan meluruskan kedua
lengan, kemudian tururnkan lagi dengan membengkokkan kedua
lengan sehingga dada menyentuh lantai.

Setiap kali mengangkat dan menurunkan tubuh, kepala, punggung
dan tungkai lurus.

Setiap kali tubuh terangkat dihitung satu.

Pelaksanaan dilakukan satu menit
3. latihan Gantung Angkat Tubuh (Pull Up)
Pelaksanaan :

Berdiri dibawah palang tunggal, diangkat atau berdiri di atas kursi,
lalu bergantung.

Bergantung dengan kedua tangan lurus dari badan dan tidak
bergerak lagi.
11

Setelah posisi di atas, dengan segera membengkokkan kedua
lengan dan mengangkat tubuh sampai dagu berada di atas palang
tunggal, kemudian kembali bergantung dengan kedua lengan lurus.

Jangan mengayunkan kedua kaki ke depan atau kebelakang
sebelum mengangkat tubuh.
c.
Prinsip latihan
Ada beberapa prinsip dasar latihan yang perlu diperhatikan, adalah :
1. Prinsip beban berlebih(The Overload Principles)
Untuk mendapatkan efek latihan yang baik, maka organ tubuh
harus diberi beban melebihi beban yang biasanya di terima dalam
aktifitas sehari-hari. Menurut Brooks dan Fahey, 1984;Fox, 1988
dalam Bafirman (2008:23) mengatakan bahwa “prinsip beban berlebih
dapat meningkatkan penampilan secara umum”.
2. Prinsip bebean bertambah (Principle of Progressive Resistance)
Suatu
prinsip
peningkatan
beban
secara
bertahap
yang
dilaksanakan di dalam suatu program latihan. Menurut Fox dan
Bowers dalam Bafirman (2008:23) menyatakan bahwa “Peningkatan
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan beban, set, repetisi,
frekuensi maupun lama latihan”.
3. Prinsip latihan berurutan (The principles of Arrangement of Exerci se)
Latihan hendaknya dimulai dari kelompok otot yang besar
kemudian baru pada otot yang lebih kecil. Menurut Bowers dalam
12
Bafirman (2008:24) mengemukakan bahwa hal tersebut berdasarkan
alas an :
a. Otot kecil lebih cepat lelah
b. Otot besar lebih mudah pelaksanaanya
2. Hakikat Lempar lembing
a. Pengertian Lempar Lembing
Istilah atletik berasal dari bahasa yunani ‘athlon’ yang berarti
berlomba atau bertanding. Kalau kita mengatakan perlombaan atletik,
pengertiannya adalah meliputi perlombaan atletik , meliputi perlombaan
jalan cepat, lari, lompat dan lempar yang dalam bahasa Inggris digunakan
istilah track and field atau kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
adalah perlombaan yang dilakuan di lintas (track) dan di lapangan (field)
(Sunaryo Basuki, 1979:20).
Atletik merupakan cabang olahraga tertua dan disebut sebagai ibu
dari semua cabang olahraga. Gerakan – gerakan yang terdapat dalam
cabang olahraga atletik merupakan dasar untuk melakukan cabang-cabang
olahraga yang lainnya.
Dalam bahasa Jerman istilah atletik disebut dengan leight atletik.
Dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai
pengertian yang lebih luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat
perlombaan atau pertandingan termasuk renang, bola basket, tenis, sepak
bola, senam dan lain-lain.
13
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa atletik merupakan
induk dari semua cabang olahraga. Atletik merupakan cabang olahraga
yang meliputi nomor jalan, lari, lompat dan lempar yang dilaksanakan di
lintasan dan di lapangan.
b. Teknik Dasar Lempar Lembing
Seperti olahraga atletik lainnya, ada beberapa teknik dasar yang
wajib diketahui dan dikuasai oleh atlit. Salah satu teknik dasar pokok yang
harus dikuasai adalah teknik dasar memegang lembing. Carr (2000:257)
menyebutkaan : a) setiap lembing harus diletakkan disepanjang “garis
ramal” telapak tangan, b) jari telunjuk (untuk grip jari telunjuk) membelit
ke belakang ikatan, dan ibu jari diletakkan di sepanjang sisi ikatan, c) jari
lainnya membelit ikatan. Adapun cara memegang lembing ada tiga yaitu
sebagai berikut :
i. Grip jari telunjuk
Jari telunjuk memegang tangkai lembing ke belakang ikatan. Ibu jari di
letakkan di sepanjang ikatan. Lembing di letakkan di tengah telapak
tangan dan dipegang oleh jari-jari tangan.
ii. Grip jari tengah
Jari tengah memegang tangkai lembing ke belakang ikatan. Jari telunjuk
diluruskan disepanjang tangkai lembing, dan ibu jari diletakkan di sisi
lembing. Lembing diletakkan di telapak tangan dan dipegang oleh jari-jari
tangan.
14
iii. Grip V
Tangkai lembing dipegang dalam huruf “V” yang dibentuk oleh jari
telunjuk dan jari tengah. Ibu jari diletakkan di sepanjang sisi ikatan.
Lembing diletakkan di telapak tangan dan dipegang jari-jari tangan.
Gambar 2. 3 cara memegang lembing
Sumber : Carr (2000:257)
1. Sikap Badan saat akan Melempar Lembing
1) Badan menyamping ke arah lemparan
(jika melempar dengan tangan
kanan ), kaki kiri kearah depan lurus (tidak kaku), kaki kanan di belakang
dengan lutut dibengkokkan ke depan serong ke samping kanan. Berat
badan condong ke samping kanan.
2) Tangan kanan memegang lembing dengan lengan lururs ke belakang, mata
lembing berada di samping kepala kurang lebih dekat dengan mata.
Pandangan tertuju ke arah lemparan.
2. Cara Melempar / Melepaskan Lembing
15
1) Pada saat lembing akan dilemparkan, dengan segera pinggul, pinggang,
dan perut didorong ke depan serong ke atas. Bersamaan dengan itu pula,
badan diputar ke depan ke arah lemparan dengan dibuka, dagu diangkat,
hingga seluruh badan benar-benar menghadap ke arah lemparan.
2) Tangan kanan yang memegang lembing dengan segera secepat mungkin
diputar ke dalam sambil dibengkokkan, lembing dibawa ke atas kepala,
terus dilemparkan sekuat-kuatnya ke depan atas.
3) Lembing lepas dari tangan pada saat lengan lurus di atas dan di depan
kepala. Jari-jari tangan terutama telunjuk atau jari tengah mendorong
lilitan tali pegangan dan pergelangan tangan diaktifkan bergerak ke bawah.
3. Sikap Akhir
1) Setelah lembing lepas dari tangan, segera kaki kanan mendarat, kaki kiri
lurus ke belakang lemas.
2) Tangan kiri ke belakang dan tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan
berada di depan badan (tidak kaku) untuk membantu menjaga
keseimbangan.
3) Badan dibungkukkan ke depan dan pandangan mengikuti gerak jalannya
lembing sampai jatauh di tanah.
16
4. Perlengkapan Perlombaan Lempar Lembing
1) Ukuran lapangan lempar lembing yang digunakan untuk perlombaan
terlihat pada gambar di bawah ini.
2) Lembing terbuat dari kayu atau metal, berbentuk panjang dan bulat yang
pada ujungnya panjang dan bulat pada ujungnya dipasang mata lembing
yang runcing.ukuran lembing untuk pria panjangnya (2,6 - 2,7) m dengan
berat 800 gram, sedangkan untuk wanita panjangnya (2,2 – 2,3) m dengan
berat 600 gram.
17
B. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka konseptual yang dapat dikembangkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk meningkatkan kekuatan otot yang paling efektif adalah
dengan menggunakan program latihan-latihan yang memusatkan terhadap
otot yang bersangkutan. Menurut O’shea dalam Sajoto (1995:30)
menyatakan bahwa latihan berbeban mempunyai dua dasar fisiologis
untuk mengembangkan kekuatan secara maksimum. Pertama, bahwa
semua program latihan harus berdasarkan SAID, yaitu Specific Adaptation
to Imposed Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan
hendaknya khusus sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
Kedua, latihan haruslah diberikan berdasarkan prinsip overload.
Prinsip ini menjamin agar sistem dalam tubuh mendapatkan tekanan
18
dengan besarnya beban makin meningkat, yang diberikan secara bertahap
dalam jangka waktu tertentu.
Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan
kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk
mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cidera dan
mencapai prestasi yang maksimal.
Jauhnya lemparan lembing merupakan hasil maksimal yang dicapai
oleh seseorang setelah melakukan lemparan pada lempar lembing.
Berdasarkan pendapat diatas jelas terlihat bahwa latihan yang
dikhususkan terhadap kekuatan otot lengan dan disertai dengan
peningkatan beban latihan akan dapat mempengaruhi kekuatan otot lengan
sewaktu menerima beban atau sewaktu bekerja. Sehingga kekuatan otot
yang meningkat karena disebabkan dengan adanya latihan akan dapat
mempengaruhi jauhnya lemparan pada saat melempar lembing.
Berdasarkan paparan tersebut dalam penelititan ini hubungan antar
variabel dapat digambarkan sebgai berikut :
Kekuatan otot lengan
(X)
Jauhnya lemparan
(Y)
Ket: pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya
lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Bangkinang kab. Kampar.
19
C.
Hipotesis Penelitian
Berdsarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan tersebut
di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh
latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar
lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang Kab.
Kampar”
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian dengan perlakuan
percobaan (eksperimen), mengartikan pendekatan adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
atau menyisihkan factor-faktor lain yang mengganggu, (Suharsimi
Arikunto, 2010: 9).
Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006: 85) menggambarkan
design penelitian eksperimen sebagai berikut :
01 ∗ 02
Di dalam design ini obsevasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Eksperimen sebelum (01 )
disebut pree test, dan observasi sesudah eksperimen (02 ) disebut post test.
Perbedaan (01 ) dan (02 ) yakni 02 − 01 di asumsikan merupakan efek
dari treatment atau eksperimen.
Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh
latihan kekuatan (X) sebagai variabel bebas dan jauhnya lemparan (Y)
sebagai variabel terikat.
21
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan/totalitas subjek dalam penelitian,
(Arikunto, 2006:130). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa
putra kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2006 : 131). Berpedoman kepada populasi penelitian, maka
sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi siswa putra kelas VIII
SMP Negeri 2 Bangkinang seberang kab. Kampar. Sesuai dengan
penjelasan para ahli mengatakan: “Apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jadi
teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah total sampling”,
(Arikunto, 2006:134).
C. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesimpang siuran akibat kesalahan penafsiran
terhadap kata atau ungkapan yang digunakan penulis, maka perlu untuk
memperjelas atas beberapa istilah kata sebagai berikut :
1. Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan
kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk
mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cidera dan
mencapai prestasi yang maksimal.
22
2.
Kekuatan otot lengan adalah tenaga kontraksi otot di bagian lengan
yang dicapai dalam sekali usaha secara maksimal.
3.
Jauhnya lemparan lembing merupakan hasil maksimal yang dicapai
oleh seseorang setelah melakukan lemparan pada lempar lembing.
D. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lenkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2006:160).
Penelitian ini berbentuk metode eksperimen, tes dan pengukuran,
serta obsevasi. Tujuannya untuk menentukan seberapa besar pengaruh
kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing.
1.
Tes dan pengukuran
Tes adalah serentetan pertatanyaan atau latihan serta alat yang lain
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto,
2006:150).
a.
Tes Lempar Lembing
a. Tujuannya : untuk mengetahui prestasi lempar lembing.
b. Perlengkapan :
-
Lembing
-
Petugas seperlunya
-
Alat tulis pencatat hasil
23
-
Bendera penanda
-
Meteran sebagai alat ukur
c. Pelaksanaan :
-
Peneliti bersama testee berbaris untuk melakukan persiapan sebelum
melakukan lemparan.
-
Peneliti bersama testee melakukan pemanasan.
-
Setelah dipanggil satu persatu, testee bersiap-siap untuk melakuan
lempar lembing.
-
Setiap testee mendapatkan 3 kali kesempatan.
-
Lemparan terjauh itulah yang menjadi hasil lempar lembing testee.
d. Penilaian :
-
Petugas yang telah dipersiapkan mengukur jarak hasil lemparan.
-
Jarak yang dihasilkan dari hasil lempar lembing tersebut kemudian
dibandingkan dengan norma penilaian sebagai berikut :
Kelompok
No umur
Kategori
Memuaskan (meter)
Baik (meter)
Sangat Baik (meter)
(tahun)
600 gram
800 gram
600 gram
800 gram
600 gram
800 gram
1
15-16
20
18
28
25
34
30
2
17-19
26
22
34
30
40
36
Sumber : Gerry(2000:269)
24
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, penulis menggunakan beberapa cara sebagai berikut :
a. Teknik Observasi
Observasi adalah teknik yang dilakukan penulis dengan pengamatan
langsung ke objek atau tempat penelitian dilapangan guna untuk
mendapatkan dan mencari informasi mengenai adanya pengaruh latihan
kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing
siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang.
b. Teknik Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang penjelasanpenjelasan teori-teori yang yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
sehingga dapat menunjang dan mendukung landasan teori dalam penelitian
ini.
c. Tes dan Pengukuran
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto,
2006:150).
F . Teknik Analisis Data
Adapun teknik menganalisa data yang diperoleh menggunakan teknik
statistik, dimana hasil eksperimennya menggunakan pre-test dan post-test
25
maka rumus untuk mencari "t" atau to dalam keadaan dua sampel yang kita
teliti merupakan sampel kecil (N kurang dari 30), sedangkan kedua sampel
kecil itu satu sama lain mempunyai pertalian atau hubungan, adalah rumus
sebagai berikut:
𝑡𝑜 =
𝑀𝐷
𝑆𝐸𝑀𝐷
Keterangan :
MD Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/Selisih antara
Skor Variabel I dan Skor Variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus:
𝑀𝐷 =
D
∑𝐷
𝑁
= Jumlah Beda/Selisih antara Skor Variabel I (variabel X) dan Skor
Variabel II (Variabel Y), dan D dipat diperoleh dengan rumus:
D = X-Y
N
=
Number of Cases = Jumlah Subjek yang kita teliti
𝑆𝐸𝑀𝐷 =
Standard Error (Stander Kesesatan) dan Mean of Difference yang
dapat diperoleh dengan rumus:
𝑆𝐸𝑀𝐷 =
𝑆𝐷𝐷
√𝑁 − 1
SDD =
Deviasi Standar dari Perbedaan antara Skor Variabel I dan skor
Variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus:
𝑆𝐷𝐷= √
∑ 𝐷2
𝑁
−(
∑𝐷 2
)
𝑁
26
N
= Number of Cases.
a.
Langkah Perhitungannya
Tingkah yang perlu ditempuh dalam rangka memperoleh harga to berturutturat adalah sebagai berikut:
1. Mencari D (Difference = Perbedaan) antara Skor Variabel I dan Skor
Variabel II. Jika Variabel I kita beri lambang X sedang Variabel II kita beri
lambang Y, maka: D = X - Y.
2. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑ 𝐷
3. Mencari Mean dari Difference, dengan rumus:
𝑀𝐷 =
∑𝐷
𝑁
4. Menguadratkan D: setelah itu lalu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑ 𝐷2.
5. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD, dengan ramus:
𝑆𝐷𝐷= √
∑ 𝐷2
𝑁
−(
∑𝐷 2
)
𝑁
Catatan: ∑ 𝐷2. diperoleh dari hasil perhitungan pada butir a,5, sedangkan
D diperoleh dari hasil perhitungan pada butir a.2. di atas.
6. Mencari Standard Error dari Mean of Difference, yaitu 𝑆𝐸𝑀𝐷 , dengan
menggunakan rumus:
𝑆𝐸𝑀𝐷 =
𝑆𝐷𝐷
√𝑁 − 1
𝑀
7. Mencari to dengan menggunakan rumus 𝑡𝑜 = 𝑆𝐸 𝐷
𝑀𝐷
8. Memberikan interpretasi terhadap "to" dengan prosedur kerja sebagai
berikut.
27
1) Merumuskan terlebih dahulu Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis
Nihilnya (Ho)
2) Menguji signifikansi to dengan cara membandingkan besarnya to ("t")
hasil obervasi atau "t" hasil perhitungan) dengan t (harga kritik "t" yang
tercartum dalam Tabel Nilai "t"), dengan terlebih dahulu menetapkan
degrees of freedomnya (df) atau derajat kebebasannya (db), yang dapat
diperoleh dengan rumus: df atau db = N - 1.
3) Mencari harga kritik "t" yang tercantum pada Tabel Nilai "t" dengan
berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf
signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1 %.
4) Melakukan pembandingan antara to dengan tt patokan sebagai berikut:
a). Jika to lebih besar atau sama dengan tt maka Hipotesis Nihil ditolak;
sebaliknya Hipotesis altenatif diterima atau disetujui. Berarti antara
kedua variabel yang sedang kita selidiki perbedaannya, secara signifikan
memang terdapat perbedaan.
b). Jika to lebih kecil dari pada tt maka Hipotesis Nihil diterima atau
disetujui; sebaliknya Hipotesis alternatif ditolak. Berarti bahwa
perbedaan antara Variabel I dan Variabel II itu bukanlah perbedaan yang
berarti, atau bukan perbedaan yang signifikan.
9. Menarik kesimpulan hasil penelitian (Sudijono, 2010 :305)
28
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bafirman. 2008. Buku ajar pembentukan kondisi fisik
Gerry, A.Cerr.2003. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikilogis dalam Coaching. Jakarta :
CV. Tambak Kusuma
Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta.UNS Press
Mukholid.2007. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta:
Yudhistira
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung Alfabeta
Undang-undang sistem keolahragaan nasional Nomer 2 tahun 1998
Download