BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas jasmani yang berbentuk perlombaan atau pertandingan untuk memperoleh prestasi yang tinggi, kemenangan dan rekreasi. Peraturan di dalam olahraga adalah baku yang telah ditetapkan dan di sepakati oleh para pelakunya. Olahraga merupakan bagian dari permainan pertandingan. Aktivitas olahraga yang melibatkan jasmani, dapat meningkatkan potensi diri serta menumbuh kembangkan nilai-nilai yang terkandung di dalam olahraga tersebut. Olahraga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan untuk menutupi kekurangan serta meningkatkan kepribadian yang baik sesuai dengan tujuan olahraga yaitu menjadikan manusia sehat jasmani dan rohani. Dalam UU No. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 4 menyebutkan bahwa “keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa”. Berpedoman pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa olahraga merupakan salah satu aspek yang diperhatikan pemerintah. Undang- 1 2 undang keolahragaan dibuat guna sebagai landasan penyelenggaraan segala sesuatu yang berhubungan dengan keolahragaan nasional. Mengenalkan olahraga prestasi kepada generasi muda merupakan langkah yang ditempuh pemerintah guna mencari bibit- bibit atlit agar regenerasi atlet tetap berjalan. Salah satu cabang olahraga yang menyediakan banyak medali dalam setiap gelaran olahraga adalah atletik karena mempunyai banyak nomor di dalamnya. Banyak sekali terdapat keterampilan olahraga yang diajarkan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. Atletik termasuk salah satu materi dalam pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah. Atletik dapat dikatakan induk dari hampir semua cabang olahraga yang ada saat ini, khususnya olahraga yang mengandalkan aktifitas fisik. Atleltik secara garis besar terbagi atas tiga nomor yaitu nomor lari, nomor lompat, dan nomor lempar. Khusus pada nomor lempar, terbagi menjadi 4 pembagian spesifik meliputi, lempar lembing, lempar cakram, lontar martil dan tolak peluru. Salah satu cabang atletik pada nomor lempar adalah lempar lembing. Lempar lembing merupakan olahraga dengan menggunakan lembing dengan ukuran dan berat yang telah distandarkan baik untuk putra maupun putri. Adapun tujuan olahraga ini adalah menciptakan jarak lemparan lembing sejauh-jauhnya dengan mengikuti peraturan mulai dari tahap awalan, saat melempar dan sikap akhir lemparan. Di tingkat SMP olahraga 3 lempar lembing juga masuk dalam kurikulum yang harus dipelajari oleh siswa. Dalam gerakan lempar lembing kondisi kondisi fisik siswa sangat mempengaruhi hasil lemparan selain tahap awalan sesuai dengan langkahlangkah pelaksanaan lempar lembing. Sebagai olahraga yang mengandalkan fisik, unsur-unsur kondisi fisik harus mendapat perhatian dalam latihan. Salah satu kondisi fisik yaitu latihan kekuatan. Dalam olahraga ini, latihan kekuatan otot lengan menjadi mutlak akhirnya, karena untuk olahraga ini mengandalkan tangan untuk melakukan lemparan secara maksimal terhadap lembing. Dengan latihan kekuatan otot lengan yang teratur dan sesuai dengan intensitas latiahan dapat membantu dalam meningkatkan jauhnya lemparan lembing. Untuk mendapatkan permasalahan yang menjadi latar belakang peneliti melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian di SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Menurut pengamatan awal, pada praktek lempar lembing di SMP Negei 2 Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar, peneliti menemui gejala-gejala seperti masih banyak siswa yang belum mampu mencapai hasil lemparan dengan maksimal. Kurangnya pengetahuan siswa tentang latihan otot bagian tubuh mana saja yang berguna untuk melakukan gerakan lempar lembing, serta kondisi fisik yang beragam yang membuat kekuatan otot lengan siswa beragam pula. 4 Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang dengan judul : pengaruh latihan kekuatn otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP NEGERI 2 Bangkinang Seberang Kab. Kampar. B. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana latiahan kekuatan otot lengan siswa kelas VIII SMPN 2 Bangkinang seberang ? 2. Bagaimanakah hasil lemparan lembing siswa kelas VIII SMPN 2 Bangkinang Seberang Kab. Kampar? 3. Apakah terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMPN 2 Bangkinang Seberang? C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang. 5 D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka rumusan masalahnya adalah apakah terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai acuan bagi pihak sekolah untuk melaksanakan dan menerapkan kurikulum. 2. Sebagai acuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah (RPP). 3. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperaktekkan mata pelajaran atletik khususnya lempar lembing. 4. Bagi peneliti Sebagai salah satu syarat memproleh universitas islam riau . gelar S-1 di 6 BAB II KAJIAN TEORI A. 1. Landasan Teori Pengertian latihan Dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan fisik, kata latihan akan menjadi hal yang mutlak nantinya untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Banyak hal yang harus dilakukan agar dalam proses latihan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kesalahan di dalam pelaksanaannya. Menurut Bafirman (2008:18) mengatakan bahwa “Latihan merupakan aktivitas olahraga secara sistimatik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresiv dan individual yang mengarah kepada ciriciri fungsi dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cidera dan mencapai prestasi yang maksimal. 2. Pengertian kekuatan otot lengan Kata kekuatan didefenisikan oleh beberapa ahli seperti yang diungkapkan Sajoto (1996:8) yang menerangkan kekuatan (strength) adalah kemapuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam 7 memepergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Sedangkan menurut Bompa dalam Ismaryati (2008:110) menerangakn terdapat beberapa macam tipe kekuatan yang harus diketahui, yaitu “kekuatan umum, khusus, maksimum, daya tahan kekuatan, absolut dan kekuatan relatif”. Menurut Ismaryati (2008:11) menjelaskan bahwa kekuatan umum adalah kekuatan sistim otot secara keseluruhan atlet secara menyeluruh, oleh karena itu harus dikembangkan semaksimal mungkin. Kekuatan otot khusus merupakan kekuatan otot tertentu yang berkaitan dengan suatu otot cabang olahraga. Berikut merupakan penjabaran otot-otot khusus: kekuatan otot maksimum adalah daya tahan yang dapat ditampilkan oleh saraf otot selama kontraksi volunter (secra sadar) yang maksimal, ini ditunjukkan oleh beban terberat yang dapat diangkat dalam satu kali usaha. Daya tahan kekuatan ditampilkan dalam bentuk serangkaian gerak yang berkesinambung mulai dari menggerakkan beban ringan berulangulang. Kekuatan absolut merupakan kemampuan atlet untuk melakukan usaha yang maksimal tanpa memperhitungkan berat badannya. Kekuatan relatif, adalah kekuatan yang ditunjukkan dengan perbandingan antara kekuatan absolut dan berat badan. Dengan demikian kekuatan relatif bergantung pada berat badan, semakin berat badan seseorang maka semakin besar pula peluang untuk menampilkan kekuatanya”. 8 Sebagai seorang atet, terlebih atlit olahraga yang mengandalkan pergerakan fisik dalam olahraganya sangat membutuhkan otot-otot yang kuat guna mendukung pergerakannya. Otot merupakan jaringan di tubuh yang bekerja sama untuk melakukan suatu gerakan. Bila salah satu otot atlit mengalami cidera maka akan mengganggu kerja tubuhny Menurut Harsono (1988:77) menjelaskan “Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, hal ini didasarkan atas tiga alasan, yaitu : a) karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik, b) karena kekuatan memegang peranan yang sangat penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera, c) karena dengan kekuatan, atlet akan dapat lari, melempar atau menendang lebih jauh dan efeien, memukul lebih keras, dengan demikian dapat membntu stabilitas sendiri”. Otot lengan adalah otot yang berada di bagian lengan tubuh manusia, yang menyelimuti dan menggerakan tulang seperti pada fungsi lengan pada umumnya. Oto lengan terlihat pada gambar di bawah ini: gambar 1. Otot lengan Sumber : Harsono 9 b. Bentuk-bentuk latihan kekuatan otot lengan Latihan kekuatan otot lengan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan otot yang dilakukan dengan menggunakan beberapa cara untuk mencapai hasil kekuatan yang maksimal. Untuk melakukan kegiatan olahraga atletik khususnya pada nomor lempar, sangat dibutuhkan kekuatan otot yang baik agar mendapatkan hasil lemparan yang maksimal. Untuk melakukan kegiatan olahraga atletik khususnya nomor lempar lembing sangat dibutuhkan kekuatan otot lengan yang baik untuk membantu mendapatkan hasil lemparan yang sejauh mungkin. Untuk mendapatkan hasil tersebut diperlukan beberapa bentuk latihan-latihan yang menekankan pada kekuatan otot lengan, diantaranya adalah : 1. Latihan mengangkat barbell 1.1 Dumbbel pres Dumbbell pressing dapat dilakukan dari posisi berdiri, duduk, condong atau telentang. Anda dapat melakukan press dumbbell secara simultans atau berseling. Yakinkan memegang telapak tangan ke depan seandainya melakukan pressing. 1.2 Dumbbell curl Dumbbell curl dapat dilakukan secara simultans atau selang-seling dari posisi berdiri, duduk atau terentang, posisi telentang merupakan posisi yang efektif terhadap peningkatan bicep. Usahakan telapak tangan ke depan selama melakukan latihan ini. 10 2. Latihan push up Pelaksanaan : Siswa menelungkup untuk laki-laki, kepala, punggung sampai dengan tungkai dalam posisi lurus. Kedua telapak tangan bertumpu di lantai samping dada dan jari-jari tangan ke depan. Kedua telapak kaki berdekatan. Untuk laki-laki, jarak telapak kaki harus bertumpu di lantai. Saat sikap telungkup, hanya dada menyentuh lantai, sedangkan kepala, perut dan tungkai bawah terangkat. Dan sikap telungkup, angkat tubuh dengan meluruskan kedua lengan, kemudian tururnkan lagi dengan membengkokkan kedua lengan sehingga dada menyentuh lantai. Setiap kali mengangkat dan menurunkan tubuh, kepala, punggung dan tungkai lurus. Setiap kali tubuh terangkat dihitung satu. Pelaksanaan dilakukan satu menit 3. latihan Gantung Angkat Tubuh (Pull Up) Pelaksanaan : Berdiri dibawah palang tunggal, diangkat atau berdiri di atas kursi, lalu bergantung. Bergantung dengan kedua tangan lurus dari badan dan tidak bergerak lagi. 11 Setelah posisi di atas, dengan segera membengkokkan kedua lengan dan mengangkat tubuh sampai dagu berada di atas palang tunggal, kemudian kembali bergantung dengan kedua lengan lurus. Jangan mengayunkan kedua kaki ke depan atau kebelakang sebelum mengangkat tubuh. c. Prinsip latihan Ada beberapa prinsip dasar latihan yang perlu diperhatikan, adalah : 1. Prinsip beban berlebih(The Overload Principles) Untuk mendapatkan efek latihan yang baik, maka organ tubuh harus diberi beban melebihi beban yang biasanya di terima dalam aktifitas sehari-hari. Menurut Brooks dan Fahey, 1984;Fox, 1988 dalam Bafirman (2008:23) mengatakan bahwa “prinsip beban berlebih dapat meningkatkan penampilan secara umum”. 2. Prinsip bebean bertambah (Principle of Progressive Resistance) Suatu prinsip peningkatan beban secara bertahap yang dilaksanakan di dalam suatu program latihan. Menurut Fox dan Bowers dalam Bafirman (2008:23) menyatakan bahwa “Peningkatan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan beban, set, repetisi, frekuensi maupun lama latihan”. 3. Prinsip latihan berurutan (The principles of Arrangement of Exerci se) Latihan hendaknya dimulai dari kelompok otot yang besar kemudian baru pada otot yang lebih kecil. Menurut Bowers dalam 12 Bafirman (2008:24) mengemukakan bahwa hal tersebut berdasarkan alas an : a. Otot kecil lebih cepat lelah b. Otot besar lebih mudah pelaksanaanya 2. Hakikat Lempar lembing a. Pengertian Lempar Lembing Istilah atletik berasal dari bahasa yunani ‘athlon’ yang berarti berlomba atau bertanding. Kalau kita mengatakan perlombaan atletik, pengertiannya adalah meliputi perlombaan atletik , meliputi perlombaan jalan cepat, lari, lompat dan lempar yang dalam bahasa Inggris digunakan istilah track and field atau kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah perlombaan yang dilakuan di lintas (track) dan di lapangan (field) (Sunaryo Basuki, 1979:20). Atletik merupakan cabang olahraga tertua dan disebut sebagai ibu dari semua cabang olahraga. Gerakan – gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan dasar untuk melakukan cabang-cabang olahraga yang lainnya. Dalam bahasa Jerman istilah atletik disebut dengan leight atletik. Dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang lebih luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan termasuk renang, bola basket, tenis, sepak bola, senam dan lain-lain. 13 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga. Atletik merupakan cabang olahraga yang meliputi nomor jalan, lari, lompat dan lempar yang dilaksanakan di lintasan dan di lapangan. b. Teknik Dasar Lempar Lembing Seperti olahraga atletik lainnya, ada beberapa teknik dasar yang wajib diketahui dan dikuasai oleh atlit. Salah satu teknik dasar pokok yang harus dikuasai adalah teknik dasar memegang lembing. Carr (2000:257) menyebutkaan : a) setiap lembing harus diletakkan disepanjang “garis ramal” telapak tangan, b) jari telunjuk (untuk grip jari telunjuk) membelit ke belakang ikatan, dan ibu jari diletakkan di sepanjang sisi ikatan, c) jari lainnya membelit ikatan. Adapun cara memegang lembing ada tiga yaitu sebagai berikut : i. Grip jari telunjuk Jari telunjuk memegang tangkai lembing ke belakang ikatan. Ibu jari di letakkan di sepanjang ikatan. Lembing di letakkan di tengah telapak tangan dan dipegang oleh jari-jari tangan. ii. Grip jari tengah Jari tengah memegang tangkai lembing ke belakang ikatan. Jari telunjuk diluruskan disepanjang tangkai lembing, dan ibu jari diletakkan di sisi lembing. Lembing diletakkan di telapak tangan dan dipegang oleh jari-jari tangan. 14 iii. Grip V Tangkai lembing dipegang dalam huruf “V” yang dibentuk oleh jari telunjuk dan jari tengah. Ibu jari diletakkan di sepanjang sisi ikatan. Lembing diletakkan di telapak tangan dan dipegang jari-jari tangan. Gambar 2. 3 cara memegang lembing Sumber : Carr (2000:257) 1. Sikap Badan saat akan Melempar Lembing 1) Badan menyamping ke arah lemparan (jika melempar dengan tangan kanan ), kaki kiri kearah depan lurus (tidak kaku), kaki kanan di belakang dengan lutut dibengkokkan ke depan serong ke samping kanan. Berat badan condong ke samping kanan. 2) Tangan kanan memegang lembing dengan lengan lururs ke belakang, mata lembing berada di samping kepala kurang lebih dekat dengan mata. Pandangan tertuju ke arah lemparan. 2. Cara Melempar / Melepaskan Lembing 15 1) Pada saat lembing akan dilemparkan, dengan segera pinggul, pinggang, dan perut didorong ke depan serong ke atas. Bersamaan dengan itu pula, badan diputar ke depan ke arah lemparan dengan dibuka, dagu diangkat, hingga seluruh badan benar-benar menghadap ke arah lemparan. 2) Tangan kanan yang memegang lembing dengan segera secepat mungkin diputar ke dalam sambil dibengkokkan, lembing dibawa ke atas kepala, terus dilemparkan sekuat-kuatnya ke depan atas. 3) Lembing lepas dari tangan pada saat lengan lurus di atas dan di depan kepala. Jari-jari tangan terutama telunjuk atau jari tengah mendorong lilitan tali pegangan dan pergelangan tangan diaktifkan bergerak ke bawah. 3. Sikap Akhir 1) Setelah lembing lepas dari tangan, segera kaki kanan mendarat, kaki kiri lurus ke belakang lemas. 2) Tangan kiri ke belakang dan tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di depan badan (tidak kaku) untuk membantu menjaga keseimbangan. 3) Badan dibungkukkan ke depan dan pandangan mengikuti gerak jalannya lembing sampai jatauh di tanah. 16 4. Perlengkapan Perlombaan Lempar Lembing 1) Ukuran lapangan lempar lembing yang digunakan untuk perlombaan terlihat pada gambar di bawah ini. 2) Lembing terbuat dari kayu atau metal, berbentuk panjang dan bulat yang pada ujungnya panjang dan bulat pada ujungnya dipasang mata lembing yang runcing.ukuran lembing untuk pria panjangnya (2,6 - 2,7) m dengan berat 800 gram, sedangkan untuk wanita panjangnya (2,2 – 2,3) m dengan berat 600 gram. 17 B. Kerangka Pemikiran Adapun kerangka konseptual yang dapat dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan kekuatan otot yang paling efektif adalah dengan menggunakan program latihan-latihan yang memusatkan terhadap otot yang bersangkutan. Menurut O’shea dalam Sajoto (1995:30) menyatakan bahwa latihan berbeban mempunyai dua dasar fisiologis untuk mengembangkan kekuatan secara maksimum. Pertama, bahwa semua program latihan harus berdasarkan SAID, yaitu Specific Adaptation to Imposed Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan hendaknya khusus sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Kedua, latihan haruslah diberikan berdasarkan prinsip overload. Prinsip ini menjamin agar sistem dalam tubuh mendapatkan tekanan 18 dengan besarnya beban makin meningkat, yang diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cidera dan mencapai prestasi yang maksimal. Jauhnya lemparan lembing merupakan hasil maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan lemparan pada lempar lembing. Berdasarkan pendapat diatas jelas terlihat bahwa latihan yang dikhususkan terhadap kekuatan otot lengan dan disertai dengan peningkatan beban latihan akan dapat mempengaruhi kekuatan otot lengan sewaktu menerima beban atau sewaktu bekerja. Sehingga kekuatan otot yang meningkat karena disebabkan dengan adanya latihan akan dapat mempengaruhi jauhnya lemparan pada saat melempar lembing. Berdasarkan paparan tersebut dalam penelititan ini hubungan antar variabel dapat digambarkan sebgai berikut : Kekuatan otot lengan (X) Jauhnya lemparan (Y) Ket: pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang kab. Kampar. 19 C. Hipotesis Penelitian Berdsarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan tersebut di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang Kab. Kampar” 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian dengan perlakuan percobaan (eksperimen), mengartikan pendekatan adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan factor-faktor lain yang mengganggu, (Suharsimi Arikunto, 2010: 9). Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006: 85) menggambarkan design penelitian eksperimen sebagai berikut : 01 ∗ 02 Di dalam design ini obsevasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Eksperimen sebelum (01 ) disebut pree test, dan observasi sesudah eksperimen (02 ) disebut post test. Perbedaan (01 ) dan (02 ) yakni 02 − 01 di asumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh latihan kekuatan (X) sebagai variabel bebas dan jauhnya lemparan (Y) sebagai variabel terikat. 21 B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan/totalitas subjek dalam penelitian, (Arikunto, 2006:130). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131). Berpedoman kepada populasi penelitian, maka sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang seberang kab. Kampar. Sesuai dengan penjelasan para ahli mengatakan: “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jadi teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah total sampling”, (Arikunto, 2006:134). C. Defenisi Operasional Untuk menghindari kesimpang siuran akibat kesalahan penafsiran terhadap kata atau ungkapan yang digunakan penulis, maka perlu untuk memperjelas atas beberapa istilah kata sebagai berikut : 1. Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cidera dan mencapai prestasi yang maksimal. 22 2. Kekuatan otot lengan adalah tenaga kontraksi otot di bagian lengan yang dicapai dalam sekali usaha secara maksimal. 3. Jauhnya lemparan lembing merupakan hasil maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan lemparan pada lempar lembing. D. Pengembangan Instrumen Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lenkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2006:160). Penelitian ini berbentuk metode eksperimen, tes dan pengukuran, serta obsevasi. Tujuannya untuk menentukan seberapa besar pengaruh kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing. 1. Tes dan pengukuran Tes adalah serentetan pertatanyaan atau latihan serta alat yang lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). a. Tes Lempar Lembing a. Tujuannya : untuk mengetahui prestasi lempar lembing. b. Perlengkapan : - Lembing - Petugas seperlunya - Alat tulis pencatat hasil 23 - Bendera penanda - Meteran sebagai alat ukur c. Pelaksanaan : - Peneliti bersama testee berbaris untuk melakukan persiapan sebelum melakukan lemparan. - Peneliti bersama testee melakukan pemanasan. - Setelah dipanggil satu persatu, testee bersiap-siap untuk melakuan lempar lembing. - Setiap testee mendapatkan 3 kali kesempatan. - Lemparan terjauh itulah yang menjadi hasil lempar lembing testee. d. Penilaian : - Petugas yang telah dipersiapkan mengukur jarak hasil lemparan. - Jarak yang dihasilkan dari hasil lempar lembing tersebut kemudian dibandingkan dengan norma penilaian sebagai berikut : Kelompok No umur Kategori Memuaskan (meter) Baik (meter) Sangat Baik (meter) (tahun) 600 gram 800 gram 600 gram 800 gram 600 gram 800 gram 1 15-16 20 18 28 25 34 30 2 17-19 26 22 34 30 40 36 Sumber : Gerry(2000:269) 24 E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa cara sebagai berikut : a. Teknik Observasi Observasi adalah teknik yang dilakukan penulis dengan pengamatan langsung ke objek atau tempat penelitian dilapangan guna untuk mendapatkan dan mencari informasi mengenai adanya pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap jauhnya lemparan pada lempar lembing siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Bangkinang Seberang. b. Teknik Kepustakaan Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang penjelasanpenjelasan teori-teori yang yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat menunjang dan mendukung landasan teori dalam penelitian ini. c. Tes dan Pengukuran Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). F . Teknik Analisis Data Adapun teknik menganalisa data yang diperoleh menggunakan teknik statistik, dimana hasil eksperimennya menggunakan pre-test dan post-test 25 maka rumus untuk mencari "t" atau to dalam keadaan dua sampel yang kita teliti merupakan sampel kecil (N kurang dari 30), sedangkan kedua sampel kecil itu satu sama lain mempunyai pertalian atau hubungan, adalah rumus sebagai berikut: 𝑡𝑜 = 𝑀𝐷 𝑆𝐸𝑀𝐷 Keterangan : MD Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/Selisih antara Skor Variabel I dan Skor Variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus: 𝑀𝐷 = D ∑𝐷 𝑁 = Jumlah Beda/Selisih antara Skor Variabel I (variabel X) dan Skor Variabel II (Variabel Y), dan D dipat diperoleh dengan rumus: D = X-Y N = Number of Cases = Jumlah Subjek yang kita teliti 𝑆𝐸𝑀𝐷 = Standard Error (Stander Kesesatan) dan Mean of Difference yang dapat diperoleh dengan rumus: 𝑆𝐸𝑀𝐷 = 𝑆𝐷𝐷 √𝑁 − 1 SDD = Deviasi Standar dari Perbedaan antara Skor Variabel I dan skor Variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus: 𝑆𝐷𝐷= √ ∑ 𝐷2 𝑁 −( ∑𝐷 2 ) 𝑁 26 N = Number of Cases. a. Langkah Perhitungannya Tingkah yang perlu ditempuh dalam rangka memperoleh harga to berturutturat adalah sebagai berikut: 1. Mencari D (Difference = Perbedaan) antara Skor Variabel I dan Skor Variabel II. Jika Variabel I kita beri lambang X sedang Variabel II kita beri lambang Y, maka: D = X - Y. 2. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑ 𝐷 3. Mencari Mean dari Difference, dengan rumus: 𝑀𝐷 = ∑𝐷 𝑁 4. Menguadratkan D: setelah itu lalu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑ 𝐷2. 5. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD, dengan ramus: 𝑆𝐷𝐷= √ ∑ 𝐷2 𝑁 −( ∑𝐷 2 ) 𝑁 Catatan: ∑ 𝐷2. diperoleh dari hasil perhitungan pada butir a,5, sedangkan D diperoleh dari hasil perhitungan pada butir a.2. di atas. 6. Mencari Standard Error dari Mean of Difference, yaitu 𝑆𝐸𝑀𝐷 , dengan menggunakan rumus: 𝑆𝐸𝑀𝐷 = 𝑆𝐷𝐷 √𝑁 − 1 𝑀 7. Mencari to dengan menggunakan rumus 𝑡𝑜 = 𝑆𝐸 𝐷 𝑀𝐷 8. Memberikan interpretasi terhadap "to" dengan prosedur kerja sebagai berikut. 27 1) Merumuskan terlebih dahulu Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihilnya (Ho) 2) Menguji signifikansi to dengan cara membandingkan besarnya to ("t") hasil obervasi atau "t" hasil perhitungan) dengan t (harga kritik "t" yang tercartum dalam Tabel Nilai "t"), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya (df) atau derajat kebebasannya (db), yang dapat diperoleh dengan rumus: df atau db = N - 1. 3) Mencari harga kritik "t" yang tercantum pada Tabel Nilai "t" dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1 %. 4) Melakukan pembandingan antara to dengan tt patokan sebagai berikut: a). Jika to lebih besar atau sama dengan tt maka Hipotesis Nihil ditolak; sebaliknya Hipotesis altenatif diterima atau disetujui. Berarti antara kedua variabel yang sedang kita selidiki perbedaannya, secara signifikan memang terdapat perbedaan. b). Jika to lebih kecil dari pada tt maka Hipotesis Nihil diterima atau disetujui; sebaliknya Hipotesis alternatif ditolak. Berarti bahwa perbedaan antara Variabel I dan Variabel II itu bukanlah perbedaan yang berarti, atau bukan perbedaan yang signifikan. 9. Menarik kesimpulan hasil penelitian (Sudijono, 2010 :305) 28 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bafirman. 2008. Buku ajar pembentukan kondisi fisik Gerry, A.Cerr.2003. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikilogis dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta.UNS Press Mukholid.2007. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Yudhistira Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung Alfabeta Undang-undang sistem keolahragaan nasional Nomer 2 tahun 1998