BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Penulis menggunakan beberapa data literatur dan informasi guna mendukung Tugas Akhir ini, seperti : 2.1.1. Literatur Buku Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang telah diterbitkan antara lain : 1. Anak Aktif, Bebas Diabetes: Tips Simpel Menangani Diabetes Mellitus pada Anak - karya Nattaya Lakshita 2. Diabetes Di Usia Muda - karya Holistic Healh Solution 3. Wanita Ciptaan Ajaib: Beberapa Gangguan Sistem Tubuh dan Perawatannya - karya Dr. John F. Knight 4. Diabetes Melitus: Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi - karya Askandar Tjokroprawiro 5. Hidup Sehat Bersama Diabetes - karya Askandar Tjokroprawiro 6. Communication Design: Principles, Methods, and Practice - karya Jorge Frascara 7. Tipografi Dalam Desain Grafis – karya Danton Sihombing, MFA 3 2.1.2. Literatur Internet Beberapa literatur yang berasal dari situs-situs di internet yang penulis gunakan sebagai data dan referensi antara lain : http://medicastore.com/ http://diabetesmelitus.org/ http://www.depkes.go.id/ http://rumahdiabetes.com/ http://blog-penyakit.blogspot.com/search/label/Diabetes%20melitus http://www.sahabatsehat.info/2012/03/diabetes-melitus-gejala-danpenyebab.html http://www.steadyhealth.com/articles/Five_More_Rules_for_Making_the_Ri ght_Choices_in_Fast_Food_If_You_Have_Diabetes_a2086.html 2.2. Data Umum 2.2.1. Pengertian Penyakit Diabetes Secara Umum Diabetes mellitus (DM) berasal dari kata Yunani diabaínein, yang berarti “tembus” atau “pancuran air”, dan dari kata Latin mellitus yang berarti “rasa manis”. Di Indonesia (dan negara berbahasa Melayu) lebih dikenal sebagai kencing manis. Diabetes atau yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah penyakit yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. 4 Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas menghasilkan insulin. Yang dimaksud dengan insulin disini adalah sejenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi. Fungsi utama insulin ialah untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan tubuh untuk menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam tubuh dan digunakan oleh sel-sel dalam tubuh (tidak terserap oleh sel-sel dalam tubuh). Dengan demikian glukosa meningkat di dalam darah menyebabkan berlakunya penyakit kencing manis juga dikenal sebagai Diabetes Melitus. Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk. 2.2.2. Penyebab Penyakit Diabetes Diabetes mellitus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Diabetes melitus tipe 1, yakni diabetes mellitus yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin oleh pankreas. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin. Karenakekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di 5 dalam aliran darah dan tidak dapat digunakan sebagai energi. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena: Faktor keturunan atau genetika. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan berisiko terkena diabetes. Autoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri—dalam hal ini, yang ada dalam pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar kemungkinan seseorang menderita diabetes. Diabetes melitus tipe 2, yang disebabkan oleh resistensi insulin, sehingga penggunaan insulin oleh tubuh menjadi tidak efektif. Berbeda dengan diabetest tipe 1, pada tipe 2 masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin yang dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik. Sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang yang memiliki obesitas dan cenderung semakin parah secara bertahap, dan juga oleh orang yang sudah masuk umur 30 keatas . 6 Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 2, antara lain karena: Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai makanan cepat saji atau fast food yang menyajikan makanan berlemak dan tidak sehat. Kadar kolesterol yang tinggi. Jarang berolahraga. Obesitas atau kelebihan berat badan. Semua penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin. Diabetes gestasional, adalah hiperglikemia yang pertama kali ditemukan saat kehamilan dimana kondisi gula darah yang tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Umunnya akan kembali normal setelah masa kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Karena plasenta terus berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang telah terjadi. Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang 7 lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari. Selain tipe-tipe diabetes melitus, terdapat pula keadaan yang disebut prediabetes. Kadar glukosa darah seorang pasien prediabetes akan lebih tinggi dari nilai normal, namun belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes melitus. Yang termasuk dalam keadaan prediabetes adalah Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT). Keadaan prediabetes ini akan meningkatkan risiko seseorang untuk menderita diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung atau stroke. 2.2.3. Gejala Penyakit Diabetes Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai jika seseorang mengalami keluhan klasik berupa: Poliuria (banyak berkemih) Polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum) Polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus) Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat diperiksa keluhan tambahan berupa: Lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal Penglihatan kabur Penyembuhan luka yang buruk Disfungsi ereksi pada pasien pria Gatal pada kelamin pasien wanita 8 Diagnosis DM tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin saja. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena. Sedangkan untuk melihat dan mengontrol hasil terapi dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa darah kapiler dengan glukometer. Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini: 1. Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL 2. Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL 3. Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL Keterangan: 1. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien. 2. Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 - 10 jam. 3. TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan. Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes. Yang termasuk ke dalamnya adalah 9 Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO < 140 mg/dL Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199 mg/dL Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM: Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dL) Kadar glukosa darah puasa (mg/dL) Bukan DM Plasma vena <100 Darah kapiler <90 Plasma vena <100 Darah kapiler <90 Belum Pasti DM 100-199 90-199 100-125 90-99 DM ≥200 ≥200 ≥126 ≥100 2.2.4. Komplikasi Penyakit Diabetes Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun yang kronik. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi para pasien untuk memantau kadar glukosa darahnya secara rutin. 1. Komplikasi akut Keadaan yang termasuk dalam komplikasi akut DM adalah ketoasidosis diabetik (KAD) dan Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH). Pada dua keadaan ini kadar glukosa darah sangat tinggi (pada KAD 300-600 mg/dL, pada SHH 600-1200 mg/dL), dan pasien biasanya tidak sadarkan diri. Karena angka kematiannya tinggi, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan yang memadai. 10 Keadaan hipoglikemia juga termasuk dalam komplikasi akut DM, di mana terjadi penurunan kadar glukosa darah sampai < 60 mg/dL. Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus dipikirkan mengalami keadaan hipoglikemia. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia misalnya pasien meminum obat terlalu banyak (paling sering golongan sulfonilurea) atau menyuntik insulin terlalu banyak, atau pasien tidak makan setelah minum obat atau menyuntik insulin. Gejala hipoglikemia antara lain banyak berkeringat, berdebardebar, gemetar, rasa lapar, pusing, gelisah, dan jika berat, dapat hilang kesadaran sampai koma. Jika pasien sadar, dapat segera diberikan minuman manis yang mengandung glukosa. Jika keadaan pasien tidak membaik atau pasien tidak sadarkan diri harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan dan pemantauan selanjutnya. 2. Komplikasi kronik Penyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua jenis, yakni pembuluh darah besar dan kecil. Yang termasuk dalam pembuluh darah besar antara lain: a. Pembuluh darah jantung, yang jika rusak akan menyebabkan penyakit jantung koroner dan serangan jantung mendadak b. Pembuluh darah tepi, terutama pada tungkai, yang jika rusak akan menyebabkan luka iskemik pada kaki c. Pembuluh darah otak, yang jika rusak akan dapat menyebabkan stroke 11 Kerusakan pembuluh darah kecil (mikroangiopati) misalnya mengenai pembuluh darah retina dan dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu, dapat terjadi kerusakan pada pembuluh darah ginjal yang akan menyebabkan nefropati diabetikum. Saraf yang paling sering rusak adalah saraf menyebabkan perasaan kebas atau baal perifer, yang pada ujung-ujung jari. Karena rasa kebas, terutama pada kakinya, maka pasien sering kali tidak menyadari adanya luka pada kaki, sehingga meningkatkan risiko menjadi luka yang lebih dalam (ulkus kaki) dan perlunya melakukan tindakan amputasi. Selain kebas, pasien mungkin juga mengalami kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri, lebih terasa sakit di malam hari serta kelemahan pada tangan dan kaki. Pada pasien yang mengalami kerusakan saraf perifer, maka harus diajarkan mengenai perawatan kaki yang memadai sehingga mengurangi risikolukadanamputasi. 2.2.5. Penanggulangan Penyakit Diabetes Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benarbenar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang. Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang obesitas yang menderita diabetes tipe II tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur. Tetapi kebanyakan penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Terapi Sulih Insulin Pada diabetes tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya 12 dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan). Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri. Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada: 1. Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya 2. Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya 3. Aktivitas harian penderita 4. Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya 5. Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari. Obat-obat hipoglikemik per-oral Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan olah raga gagal menurunkan kadar gula darah secara adekuat. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian.Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin. 2.2.6. Pencegahan Penyakit Diabetes Mengingat bahaya dan komplikasi yang dapat disebabkan penyakit diabetes, maka menghindari atau mengendalikan kadar gula yang tinggi adalah cara terbaik. Berikut adalah cara-cara pencegahan penyakit diabetes: 13 Menurunkan berat badan. Lemak dalam tubuh dapat menyerap insulin. Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama untuk diabetes orang dewasa. Hal ini penting untuk siapa pun, tetapi menjadi luar biasa untuk Anda yang memiliki riwayat diabetes melitus dalam keluarga. “Memiliki berat badan normal dengan sendirinya mengurangi risiko terkena diabetes sebesar 60 sampai 70 persen,” kata Jarad Reis, seorang peneliti dari Divisi Ilmu Kardiovaskular AS di National Heart, Lung, and Blood Institute Mengatur pola makan Diabetes dapat diminimalisir dengan mengatur pola makan kita, seperti : 1. Pilih makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks lebih banyak. Menjaga agar kadar gula dalam darah tetap stabil adalah prioritas utama bagi penderita diabetes. Itulah sebabnya karbohidrat kompleks adalah sumber yang lebih baik dari energi dibandingkan dengan karbohidrat sederhana yang menghasilkan lonjakan aliran darah Cobalah untuk mengurangi konsumsi minuman manis, kue dan permen. Sebaliknya, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti gandum, beras merah, kacang, dan pasta gandum utuh yang lambat dicerna dan diserap ke dalam darah, sehingga menghasilkan tingkat gula yang bertahap dan konsisten, bukan lonjakanyangtiba-tiba. 14 2. Tingkatkan jumlah serat yang dimakan. Serat adalah jenis karbohidrat, namun tidak dipecah oleh tubuh dan tidak memberikan kontribusi terhadap kalori. Serat memiliki dua macam, yaitu serat larut dan tidak larut. Serat larut memperlancar pencernaan, dan dapat menurunkan kolesterol. The New England Journal of Medicine menampilkan studi di mana penderita diabetes seharusnya mengonsumsi 50 gram serat larut setiap hari. Studi tersebut menunjukkan bahwa orang yang memiliki serat lebih mampu mengontrol glukosa darah jauh lebih baik daripada yang tidak. Serat juga membantu Anda mengelola nafsu makan dan menjaga kalori. Buah dan sayuran merupakan sumber yang baik untuk nutrisi ini. 3. Penuhi kebutuhan protein Protein berperan dalam mengendalikan berat badan. Sebuah studi yang dilakukan di Swedia mengungkapkan bahwa peningkatan asupan protein dapat mengurangi berat badan lebih cepat daripada membatasi konsumsi karbohidrat. Makan makanan yang kaya protein juga cenderung membuat orang lebih waspada daripada pengaruh konsumsi gula atau karbohidrat. 4. Gunakan rempah-rempah untuk bumbu masakan Menggunakan produk alami, bukan bahan perasa makanan adalah cara yang bagus untuk mengontrol gula darah Anda. Journal of Nutrition and Food Science menampilkan studi tentang fitokimia dalam rempah-rempah dapat meningkatkan aktivitas insulin dan menyajikan cara yang lebih alami dalam mengobati dan mencegah diabetes tipe-2. 15 a. Berolahraga secara teratur. Ada banyak manfaat berolahraga secara teratur. Latihan olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada pria yang diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per minggu melalui latihan, ada penurunan 6% risiko relatif untuk pengembangan diabetes. Penelitian itu juga mencatat manfaat yang lebih besar pada pria yang lebih gemuk. Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak manfaat olahraga yang independen terhadap penurunan berat badan. Namun, bila dikombinasikan dengan penurunan berat badan, keuntungannya meningkat secara substansial. b. Hindari merokok. Merokok tidak hanya berkontribusi pada penyakit jantung dan menyebabkan kanker paru-paru tetapi juga terkait dengan pengembangan diabetes. Merokok lebih dari 20 batang sehari dapat meningkatkan risiko diabetes lebih dari tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Penyebab pasti untuk hal ini belum diketahui dengan baik. Kemungkinan merokok secara langsung menurunkan kemampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin. Selain itu, ada hubungan antara merokok dan distribusi lemak tubuh. Merokok cenderung mendorong 16 bentuk tubuh “apel” yang merupakan faktor risiko untuk diabetes. Penderita diabetes yang merokok bahkan lebih berisiko, karena kebiasaan mereka merusak jantung serta sistem sirkulasi, dan mempersempit pembuluh darah. c. Minum banyak air. d. Hindari Stress e. Hindari alkohol atau softdrink f. Minum obat yang dianjurkan dokter untuk menurunkan kadar gula. g. Bagi penderita diabetes tipe 1, pemberian insulin secara teratur perlu diberikan melalui terapi insulin. Obat penyembuh diabetes memang tidak ada, tetapi dengan mengendalikan gula dalam darah, seseorang dapat terhindar dari bahaya penyakit ini. Mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih baik dan lebih sehat harus dijalankan. Orang-orang yang menduga bahwa dirinya menderita diabetes hendaknya memeriksakan diri ke dokter yang telah berpengalaman dalam pencegahan dan penanganan penyakit diabetes. 2.3. Sinopsis Dalam animasi edukasi ini akan berbasis animasi infografik interaktif yang alurnya akan ditampilkan secara menarik akan lebih memusatkan pembahasan pada diabetes khususnya diabetes tipe 2 yang diakibatkan oleh buruknya pola hidup. Mulai dari pengertian diabetes itu sendiri, penyebab diabetes, akibat jangka panjang, hingga hal apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kemungkinan penyakit diabetes pada tubuh kita. 17 2.4. Target Audience Target audience yang saya tuju adalah audience dari golongan menengah hingga menengah ke atas. Lalu dalam range usia, target audience yang saya tuju adalah kaum remaja hingga remaja umur sekitar 15-23 tahun. 18