BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Penulis

advertisement
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data
Penulis menggunakan beberapa data literatur dan informasi guna
mendukung Tugas Akhir ini, seperti :
2.1.1. Literatur Buku
Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang
telah diterbitkan antara lain :
1.
Anak Aktif, Bebas Diabetes: Tips Simpel Menangani Diabetes
Mellitus pada Anak - karya Nattaya Lakshita
2.
Diabetes Di Usia Muda - karya Holistic Healh Solution
3.
Wanita Ciptaan Ajaib: Beberapa Gangguan Sistem Tubuh dan
Perawatannya - karya Dr. John F. Knight
4.
Diabetes Melitus: Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi - karya Askandar
Tjokroprawiro
5.
Hidup Sehat Bersama Diabetes - karya Askandar Tjokroprawiro
6.
Communication Design: Principles, Methods, and Practice - karya
Jorge Frascara
7.
Tipografi Dalam Desain Grafis – karya Danton Sihombing, MFA
3
2.1.2. Literatur Internet
Beberapa literatur yang berasal dari situs-situs di internet yang penulis
gunakan sebagai data dan referensi antara lain :
http://medicastore.com/
http://diabetesmelitus.org/
http://www.depkes.go.id/
http://rumahdiabetes.com/
http://blog-penyakit.blogspot.com/search/label/Diabetes%20melitus
http://www.sahabatsehat.info/2012/03/diabetes-melitus-gejala-danpenyebab.html
http://www.steadyhealth.com/articles/Five_More_Rules_for_Making_the_Ri
ght_Choices_in_Fast_Food_If_You_Have_Diabetes_a2086.html
2.2. Data Umum
2.2.1. Pengertian Penyakit Diabetes Secara Umum
Diabetes mellitus (DM) berasal dari kata Yunani diabaínein, yang
berarti “tembus” atau “pancuran air”, dan dari kata Latin mellitus yang berarti
“rasa manis”. Di Indonesia (dan negara berbahasa Melayu) lebih dikenal
sebagai kencing manis. Diabetes atau yang juga dikenal sebagai penyakit
kencing manis adalah penyakit yang disebabkan adanya peningkatan kadar
gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam
tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin
sesuai kebutuhan tubuh. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
4
Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh
tubuh. Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa
elemen dasarnya, termasuk salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat
gula, maka pankreas menghasilkan insulin.
Yang dimaksud dengan insulin disini adalah sejenis hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang membantu mengalirkan gula ke dalam
sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam
tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi. Fungsi utama insulin ialah
untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak
meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan tubuh untuk
menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak mencukupi akan
menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam tubuh dan digunakan oleh
sel-sel dalam tubuh (tidak terserap oleh sel-sel dalam tubuh). Dengan
demikian glukosa meningkat di dalam darah menyebabkan berlakunya
penyakit kencing manis juga dikenal sebagai Diabetes Melitus.
Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan
komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah)
sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka
lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis
ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan
kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan
gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum
bila kontrol kadar gula darah buruk.
2.2.2. Penyebab Penyakit Diabetes
Diabetes mellitus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Diabetes melitus tipe 1, yakni diabetes mellitus yang disebabkan oleh
kurangnya produksi insulin oleh pankreas.
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup
insulin. Karenakekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di
5
dalam aliran darah dan tidak dapat
digunakan
sebagai
energi.
Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin
pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena:

Faktor keturunan atau genetika. Jika salah satu atau kedua
orang tua menderita diabetes, maka anak akan berisiko terkena
diabetes.

Autoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan
atau jenis selnya sendiri—dalam hal ini, yang ada dalam
pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk
insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel
yang memproduksi insulin.

Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau
sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin
dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar
kemungkinan seseorang menderita diabetes.

Diabetes melitus tipe 2, yang disebabkan oleh resistensi insulin,
sehingga penggunaan insulin oleh tubuh menjadi tidak efektif.
Berbeda dengan diabetest tipe 1, pada tipe 2 masalahnya bukan
karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin yang
dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap
oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik.
Sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk
mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan
naik.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar
diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita
diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang
yang memiliki obesitas dan cenderung semakin parah secara
bertahap, dan juga oleh orang yang sudah masuk umur 30 keatas .
6
Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin
pada penderita diabetes tipe 2, antara lain karena:

Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai
makanan cepat saji atau fast food yang menyajikan makanan
berlemak dan tidak sehat.

Kadar kolesterol yang tinggi.

Jarang berolahraga.

Obesitas atau kelebihan berat badan.
Semua penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup
yang tidak sehat. Hal ini membuat metabolisme dalam tubuh yang
tidak sempurna sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang
ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang tidak
sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin.

Diabetes gestasional, adalah hiperglikemia yang pertama kali
ditemukan saat kehamilan dimana kondisi gula darah yang tinggi yang
terjadi pada masa kehamilan, terjadi pada orang yang tidak menderita
diabetes. Umunnya akan kembali normal setelah masa kehamilan.
Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta
membuat sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin
(resistensi insulin). Karena plasenta terus berkembang selama
kehamilan,
produksi
hormonnya
juga
semakin
banyak
dan
memperberat resistensi insulin yang telah terjadi.
Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin
yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi
resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang
dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan
menyebabkan
diabetes
gestasional.
Kebanyakan
wanita
yang
menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal
setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang
7
lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan
berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Selain tipe-tipe diabetes melitus, terdapat pula keadaan yang
disebut prediabetes. Kadar glukosa darah seorang pasien prediabetes
akan lebih tinggi dari nilai normal, namun belum cukup tinggi untuk
didiagnosis sebagai diabetes melitus. Yang termasuk dalam keadaan
prediabetes adalah Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dan Glukosa
Darah Puasa Terganggu (GDPT). Keadaan prediabetes ini akan
meningkatkan risiko seseorang untuk menderita diabetes melitus tipe
2, penyakit jantung atau stroke.
2.2.3. Gejala Penyakit Diabetes
Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya
mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian.
Namun, harus dicurigai jika seseorang mengalami keluhan klasik berupa:

Poliuria (banyak berkemih)

Polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)

Polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)

Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis
dapat diperiksa keluhan tambahan berupa:

Lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal

Penglihatan kabur

Penyembuhan luka yang buruk

Disfungsi ereksi pada pasien pria

Gatal pada kelamin pasien wanita
8
Diagnosis DM tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin
saja. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari
pembuluh darah vena. Sedangkan untuk melihat dan mengontrol hasil terapi
dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa darah kapiler dengan
glukometer.
Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih
kriteria di bawah ini:
1.
Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu
≥200 mg/dL
2.
Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥126
mg/dL
3.
Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
≥200 mg/dL
Keterangan:
1.
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
2.
Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama
8 - 10 jam.
3.
TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan
larutan glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan
tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan
diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut.
Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.
Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak
masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes.
Yang termasuk ke dalamnya adalah
9

Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil
pemeriksaan
glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125
mg/dL dan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan
glukosa TTGO < 140 mg/dL

Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar
glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara
140 – 199 mg/dL
Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM:
Kadar glukosa darah
sewaktu (mg/dL)
Kadar glukosa darah
puasa (mg/dL)
Bukan DM
Plasma vena
<100
Darah kapiler
<90
Plasma vena
<100
Darah kapiler
<90
Belum Pasti DM
100-199
90-199
100-125
90-99
DM
≥200
≥200
≥126
≥100
2.2.4. Komplikasi Penyakit Diabetes
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes
melitus akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut
maupun yang kronik. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi para pasien
untuk memantau kadar glukosa darahnya secara rutin.
1. Komplikasi akut
Keadaan yang termasuk dalam komplikasi akut DM adalah
ketoasidosis diabetik (KAD) dan Status Hiperglikemi Hiperosmolar
(SHH). Pada dua keadaan ini kadar glukosa darah sangat tinggi (pada
KAD 300-600 mg/dL, pada SHH 600-1200 mg/dL), dan pasien
biasanya tidak sadarkan diri. Karena angka kematiannya tinggi, pasien
harus segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan yang memadai.
10
Keadaan hipoglikemia juga termasuk dalam komplikasi akut
DM, di mana terjadi penurunan kadar glukosa darah sampai < 60
mg/dL. Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus dipikirkan
mengalami keadaan hipoglikemia. Hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya hipoglikemia misalnya pasien meminum obat terlalu
banyak (paling sering golongan sulfonilurea) atau menyuntik insulin
terlalu banyak, atau pasien tidak makan setelah minum obat atau
menyuntik insulin.
Gejala hipoglikemia antara lain banyak berkeringat, berdebardebar, gemetar, rasa lapar, pusing, gelisah, dan jika berat, dapat hilang
kesadaran sampai koma. Jika pasien sadar, dapat segera diberikan
minuman manis yang mengandung glukosa. Jika keadaan pasien tidak
membaik atau pasien tidak sadarkan diri harus segera dibawa ke
rumah sakit untuk penanganan dan pemantauan selanjutnya.
2. Komplikasi kronik
Penyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam waktu
lama akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf.
Pembuluh darah yang dapat mengalami kerusakan dibagi menjadi dua
jenis, yakni pembuluh darah besar dan kecil.
Yang termasuk dalam pembuluh darah besar antara lain:
a. Pembuluh darah jantung, yang jika rusak akan menyebabkan
penyakit jantung koroner dan serangan jantung mendadak
b. Pembuluh darah tepi, terutama pada tungkai, yang jika rusak
akan menyebabkan luka iskemik pada kaki
c. Pembuluh
darah
otak,
yang
jika
rusak
akan
dapat
menyebabkan stroke
11
Kerusakan pembuluh darah kecil (mikroangiopati) misalnya
mengenai pembuluh darah retina dan dapat menyebabkan kebutaan.
Selain itu, dapat terjadi kerusakan pada pembuluh darah ginjal yang
akan menyebabkan nefropati diabetikum.
Saraf yang paling sering rusak adalah saraf
menyebabkan perasaan kebas atau baal
perifer, yang
pada ujung-ujung jari.
Karena rasa kebas, terutama pada kakinya, maka pasien sering kali
tidak menyadari adanya luka pada kaki, sehingga meningkatkan risiko
menjadi luka yang lebih dalam (ulkus kaki) dan perlunya melakukan
tindakan amputasi. Selain kebas, pasien mungkin juga mengalami kaki
terasa terbakar dan bergetar sendiri, lebih terasa sakit di malam hari
serta kelemahan pada tangan dan kaki. Pada pasien yang mengalami
kerusakan saraf perifer, maka harus diajarkan mengenai perawatan
kaki yang memadai sehingga mengurangi risikolukadanamputasi.
2.2.5. Penanggulangan Penyakit Diabetes
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan
kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benarbenar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran
yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun
jangka
panjang
adalah
semakin
berkurang.
Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan
diet. Seseorang yang obesitas yang menderita diabetes tipe II tidak akan
memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan
berolah raga secara teratur. Tetapi kebanyakan penderita merasa kesulitan
menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu
biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik per-oral.
Terapi Sulih Insulin
Pada diabetes tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin
sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya
12
dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung
sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan). Insulin disuntikkan
dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau
dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu
nyeri.
Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:
1.
Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya
2.
Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan
menyesuaikan dosisnya
3.
Aktivitas harian penderita
4.
Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami
penyakitnya
5.
Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari.
Obat-obat hipoglikemik per-oral
Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang
pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya.
Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes
tipe II jika diet dan olah raga gagal menurunkan kadar gula darah secara
adekuat. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari),
meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian.Jika obat
hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan
baik,
mungkin
perlu
diberikan
suntikan
insulin.
2.2.6. Pencegahan Penyakit Diabetes
Mengingat bahaya dan komplikasi yang dapat disebabkan penyakit
diabetes, maka menghindari atau mengendalikan kadar gula yang tinggi
adalah cara terbaik. Berikut adalah cara-cara pencegahan penyakit diabetes:
13

Menurunkan berat badan. Lemak dalam tubuh dapat menyerap
insulin.
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama untuk diabetes
orang dewasa. Hal ini penting untuk siapa pun, tetapi menjadi luar
biasa untuk Anda yang memiliki riwayat diabetes melitus dalam
keluarga.
“Memiliki berat badan normal dengan sendirinya mengurangi risiko
terkena diabetes sebesar 60 sampai 70 persen,” kata Jarad Reis,
seorang peneliti dari Divisi Ilmu Kardiovaskular AS di National
Heart, Lung, and Blood Institute

Mengatur pola makan
Diabetes dapat diminimalisir dengan mengatur pola makan kita,
seperti :
1. Pilih makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks lebih
banyak.
Menjaga agar kadar gula dalam darah tetap stabil adalah prioritas
utama bagi penderita diabetes. Itulah sebabnya karbohidrat kompleks
adalah sumber yang lebih baik dari energi dibandingkan dengan
karbohidrat sederhana yang menghasilkan lonjakan aliran darah
Cobalah untuk mengurangi konsumsi minuman manis, kue dan
permen. Sebaliknya, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat
kompleks seperti gandum, beras merah, kacang, dan pasta gandum
utuh yang lambat dicerna dan diserap ke dalam darah, sehingga
menghasilkan tingkat gula yang bertahap dan konsisten, bukan
lonjakanyangtiba-tiba.
14
2. Tingkatkan jumlah serat yang dimakan.
Serat adalah jenis karbohidrat, namun tidak dipecah oleh tubuh dan
tidak memberikan kontribusi terhadap kalori.
Serat memiliki dua macam, yaitu serat larut dan tidak larut.
Serat larut memperlancar pencernaan, dan dapat menurunkan
kolesterol. The New England Journal of Medicine menampilkan studi
di mana penderita diabetes seharusnya mengonsumsi 50 gram serat
larut setiap hari.
Studi tersebut menunjukkan bahwa orang yang memiliki serat lebih
mampu mengontrol glukosa darah jauh lebih baik daripada yang tidak.
Serat juga membantu Anda mengelola nafsu makan dan menjaga
kalori. Buah dan sayuran merupakan sumber yang baik untuk nutrisi
ini.
3. Penuhi kebutuhan protein
Protein berperan dalam mengendalikan berat badan. Sebuah studi
yang dilakukan di Swedia mengungkapkan bahwa peningkatan asupan
protein dapat mengurangi berat badan lebih cepat daripada membatasi
konsumsi karbohidrat.
Makan makanan yang kaya protein juga
cenderung membuat orang lebih waspada daripada pengaruh
konsumsi gula atau karbohidrat.
4. Gunakan rempah-rempah untuk bumbu masakan
Menggunakan produk alami, bukan bahan perasa makanan adalah cara
yang bagus untuk mengontrol gula darah Anda. Journal of Nutrition
and Food Science menampilkan studi tentang fitokimia dalam
rempah-rempah dapat meningkatkan aktivitas insulin dan menyajikan
cara yang lebih alami dalam mengobati dan mencegah diabetes tipe-2.
15
a.
Berolahraga secara teratur.
Ada banyak manfaat berolahraga secara teratur. Latihan
olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda
terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah
dalam kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang
dilakukan pada pria yang diikuti selama 10 tahun, untuk setiap
500 kkal yang dibakar per minggu melalui latihan, ada
penurunan 6% risiko relatif untuk pengembangan diabetes.
Penelitian itu juga mencatat manfaat yang lebih besar pada pria
yang lebih gemuk.
Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin
lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4
kali seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang.
Penelitian menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan
ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi
manfaat terbesar berasal dari program fitness yang meliputi
keduanya. Perlu dicatat bahwa banyak manfaat olahraga yang
independen terhadap penurunan berat badan. Namun, bila
dikombinasikan dengan penurunan berat badan, keuntungannya
meningkat secara substansial.
b.
Hindari merokok.
Merokok tidak hanya berkontribusi pada penyakit jantung dan
menyebabkan kanker paru-paru tetapi juga terkait dengan
pengembangan diabetes. Merokok lebih dari 20 batang sehari
dapat meningkatkan risiko diabetes lebih dari tiga kali lipat
dibandingkan orang yang tidak merokok. Penyebab pasti untuk
hal ini belum diketahui dengan baik. Kemungkinan merokok
secara
langsung
menurunkan
kemampuan
tubuh
untuk
memanfaatkan insulin. Selain itu, ada hubungan antara merokok
dan distribusi lemak tubuh. Merokok cenderung mendorong
16
bentuk tubuh “apel” yang merupakan faktor risiko untuk
diabetes.
Penderita diabetes yang merokok bahkan lebih berisiko, karena
kebiasaan mereka merusak jantung serta sistem sirkulasi, dan
mempersempit pembuluh darah.
c.
Minum banyak air.
d.
Hindari Stress
e.
Hindari alkohol atau softdrink
f.
Minum obat yang dianjurkan dokter untuk menurunkan kadar
gula.
g.
Bagi penderita diabetes tipe 1, pemberian insulin secara teratur
perlu diberikan melalui terapi insulin.
Obat penyembuh diabetes memang tidak ada, tetapi dengan mengendalikan
gula dalam darah, seseorang dapat terhindar dari bahaya penyakit ini.
Mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih baik dan lebih sehat
harus dijalankan. Orang-orang yang menduga bahwa dirinya menderita
diabetes hendaknya memeriksakan diri ke dokter yang telah berpengalaman
dalam pencegahan dan penanganan penyakit diabetes.
2.3. Sinopsis
Dalam animasi edukasi ini akan berbasis animasi infografik interaktif yang
alurnya akan ditampilkan secara menarik akan lebih memusatkan pembahasan pada
diabetes khususnya diabetes tipe 2 yang diakibatkan oleh buruknya pola hidup.
Mulai dari pengertian diabetes itu sendiri, penyebab diabetes, akibat jangka panjang,
hingga hal apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kemungkinan penyakit
diabetes pada tubuh kita.
17
2.4. Target Audience
Target audience yang saya tuju adalah audience dari golongan menengah
hingga menengah ke atas. Lalu dalam range usia, target audience yang saya tuju
adalah kaum remaja hingga remaja umur sekitar 15-23 tahun.
18
Download