Bukan Cuma Senang-Senang, Bermain Juga Tingkatkan Fungsi

advertisement
Bukan Cuma Senang-Senang, Bermain Juga Tingkatkan Fungsi Otak Anak
Bagi orang tua yang senang menghabiskan waktu untuk bermain bersama buah hati, tanpa
disadari Anda sedang meningkatkan fungsi kerja otak dan memberikan stimulasi sensorik,
motorik dan kognitif pada anak.
Praktisi kesehatan dr Trisna Desmiati, SpKFR, M.Kes, mengatakan bahwa stimulasi merupakan
kegiatan untuk merangsang kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dalam talkshow 'How To Optimize Your Child's Growth & Development In The Golden Age'
yang berlangsung di RSIA Kemang Medical Center, Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu
(12/12/2015), dr Trisna juga mengungkapkan bahwa bermain merupakan media stimulasi
tumbuh kembang anak yang paling mudah untuk dilakukan.
Selain mudah untuk dilakukan, bermain juga merupakan suatu kegiatan yang senang dilakukan
oleh buah hati sehingga orang tua dapat dengan mudah melakukan proses stimulasi.
Dijelaskan oleh dr Trisna, ada beberapa tahap dalam perkembangan bermain anak. Dimulai
dari umur 6-8 bulan anak-anak mulai mengambil benda dengan tujuan tertentu. Memasuki umur
8-12 bulan mereka mulai mengeskplorasi objek karena rasa ingin tahu. Pada umur 12-18 bulan,
anak-anak mulai bermain simbolik, contohnya ketika ada gelas kosong mereka mulai pura-pura
minum, pada umur ini anak-anak sudah tahu apa kegunaan dari benda tersebut.
"Memasuki umur 18-24 bulan, mereka mulai bermain permainan yang berkaitan dengan orang
lain, contohnya pura-pura suapin boneka atau suapin mamanya. Tahap ini menunjukkan bahwa
pola pikir anak mulai bekerja. Memasuki umur 24-30 bulan, mereka mulai bermain permainan
simbolik terencana, contohnya dia mengibaratkan suatu benda menjadi benda lain yang
berguna. Akhirnya pada umur 3-5 tahun, mereka mulai bermain sosio-drama, yaitu permainan
pura-pura seperti menjadi batman atau tokoh pahlawan favoritnya," tutur dr Trisna.
Ahmad Syakib, SFT, SKM, praktisi dari RSIA Kemang Medical Center, menyebut bahwa selain
permainan, lagi-lagi orang tua memiliki peran juga untuk mengembangkan kemampuan anak.
Contohnya adalah untuk mengembangkan kemampuan untuk bergerak.
Kemampuan bergerak pada anak harus disertai dengan kekuatan atau fleksibilitas jaringan,
keseimbangan yang bagus, kognisi atau perhatian. Ketika salah satunya tidak ada, tentunya
akan menimbulkan hambatan bagi perkembangan.
Selain itu, Ahmad Syakib juga menjelaskan ada 2 dampak positif pentingnya bergerak bagi
anak, yang pertama adalah membantu kesiapan belajar dan membantu keterampilan
perseptual motor. Orang tua disarankan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan gerak guna
membantu anak berkembang dan menstimulasi sensorik, motorik dan juga kognitif.
"Tidak lupa, untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal ada tim terpadu yang sangat
berpengaruh. Anggota tim terpadu itu meliputi orang tua, keluarga besar, asisten rumah tangga,
1/2
Bukan Cuma Senang-Senang, Bermain Juga Tingkatkan Fungsi Otak Anak
profesional terkait dan sekolah. Dimana anggota tim terpadu ini harus memahami kondisi anak,
terampil, mengasihi dan menyayangi, berpikir positif, sabar dan ikhlas dalam mengurus dan
membesarkan anak," kata Ahmad Syakib.
Diramu dari Talk Show "How To Optimize Your Child's Growth & Development In The
Golden Age" Ditulis oleh: Sharon NataliaDimuat pada DetikHealth.com tanggal 13
Desember 2015
2/2
Download