MODUL PERSEPSI BENTUK PERSEPSI BENTUK Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Fakultas Desain dan Seni Kreatif Desain Produk Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh MK 19044 Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Abstract Kompetensi Istilah persepsi sering disamakan dengan sensasi. Perbedaannya adalah sensasi “hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut.” Mahasiswa mengetahui pengertian tentang Prinsip yang terdapat pada persepsi Pendahuluan Pertemuan 2 PERSEPSI (Lanjutan) A. Pengenalan Mengacu kepada pengertian yang ada persepsi adalah “proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.” Dan dapat juga diartikan “Persepsi merupakan bagian dari proses yang hidup, di mana setiap orang, dari sudut pandangnya masing-masing menciptakan dunianya dalam mencapai kepuasan”. Menurut Suharman (2005) persepsi adalah “transaksi saling bergantung antara lingkungan dan pengamat.” Dan dalam persepsi merupakan awal dimulainya suatu proses kognitif yaitu “proses tentang kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang di dapatkan seseorang atau sesuatu.” Dalam kondisinya saat ini Istilah persepsi sering disamakan dengan sensasi. Perbedaannya adalah sensasi “hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingataningatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut.” Misalnya dinding yang dirasa kasar, yang berarti adanya sebuah sensasi dari rabaan terhadap kasar. Namun sebaliknya, persepsi memiliki contoh dinding yang tidak enak dipakai untuk menggantung suatu benda, saat otak mendapat stimulus rabaan dinding yang kasar, penglihatan atas dinding yang terdapat banyak retakan, dan kenangan di masa lalu saat menggunakan dinding yang hampir sama lalu benda menjadi rusak. Jadi dapat dikatakan bahwa adanya persepsi dikarenakan adanya kondisi yang dapat memberikan stimulus kepada manusia sampai kearah ingatan yang telah lalu. 2014 2 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Dinamika Persepsi Berdasarkan kajian yang ada, Persepsi (perception) ”merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi”, hal ini dikarenakan melalui adanya persepsi manusia dapat memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna”, ”indah”, ”biasa”, atau suram, semuanya dikarenakan adanya persepsi manusia. Yang harus ditekankan adalah adanya perbedaan antara persepsi dengan sensasi (sensation). Karena sensasi ”merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ – organ sensoris”. Karena ”sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.” Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah “proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal – sinyal “neural” yang bermakna”. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna hijau , maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna hijau.” Hal ini belum diketahui sensasi seperti apa yang ditangkap oleh orang yang yang memiliki kelainan dalam melihat dan mendeskripsikan warna (buta warna) Berbeda dengan pengertian dari proses yang aktif sensasi, persepsi “merupakan sebuah dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya.” Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah. C. Determinasi Persepsi Persepsi juga dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan bagaimana informasi, pesan atau stimulus dipersepsikan. Dan mengacu dari data yang didapat faktor yang sangat dominan adalah faktor “ekspektansi” dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang 2014 3 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.yaitu: 1. Ketersediaan informasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan jika kondisi seseorang menerima informasi yang baru tanpa adanya stimulus yang baru maka secara langsung akan memberikan dampak kekacauan atau ketidak tepatan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan, akan lebih baik jika ada materi pelajaran yang harus disampaikan terlebih dahulu sebelum memberikan materi tertentu atau yang lain. Hal ini akan sama jika seseorang yang datang di tengah berlangsungnya sebuah diskusi, mungkin akan mempersepsikan hal yang lain, dikarenakan ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Karena adanya informasi, juga dapat menjadi isyarat untuk mempersepsikan sesuatu. 2. Kebutuhan Selain itu persepsi dapat hadir jika seseorang sedang memiliki kebutuhan. Hal ini karena ”seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu.” Salah satu contohnya adalah seseorang akan lebih peka dalam memakai benda yang dibutuhkannya atau seseorang akan lebih peka dalam mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.” 3. Pengalaman masa lalu Adanya pengalaman juga dapat mempengaruhi persepsi seseorang karena pengalaman merupakan hasil dari proses belajar. Pengalaman menyakitkan yang dialami seseorang akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan sebuah kecurigaan tertentu. Namun di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan seseorang, maka dia akan cenderung mempersepsikan orang tersebut itu sebagai orang baik, walaupun orang disekitarnya mengatakan hal yang lain tentang orang tersebut. Selain ketiga hal tersbut terdapat faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah: emosi, impresi dan konteks. 2014 4 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Emosi Emosi akan memberikan dampak yang akan ”mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat”, karena sebagian energi dan perhatiannya adalah karena adanya emosi. Seseorang yang sedang tertekan karena sedang memiliki permasalahan dengan seseorang dan pada perkembangannya ia sedang mengalami tekanan di tempat kerja , mungkin akan mempersepsikan humor yang diceritakan temannya sebagai penghinaan. 2. Impresi Impresi atau ”efek atau pengaruh yang dalam terhadap pikiran atau perasaan” dapat memberikan stimulus yang akan lebih terlihat nyata, akan lebih dahulu memberikan persepsi kepada seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya. Impresi secara garis besar dapat memberikan persepsi yang baik jika diawali dengan yang baik. Begitu juga sebaliknya jika diawalai dengan sesuatu yang buruk maka akan dipersepsikan dengan yang buruk. 3. Konteks Konteks dalam sisi persepsi memiliki arti ”situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.” Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks dapat memberikan gambaran yang sangat menentukan bagaimana sesuatu dipandang atau dipersepsikan. Fokus pada sesuatu yang sama, tetapi dalam gambaran yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda. Sama seperti memandang kondom dalam konteks keagamaan akan berbeda pandangan dengan kondom dalam konteks kesehatan. Selain hal yang tersebut. Jika dikaitkan dengan teori psikologi maka persepsi tidak dapat dilepas dari teori gestalt. 2014 5 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id D. Prinsip Persepsi Berdasarkan Teori Gestalt Teori gestalt merupakan teori yang dibangun oleh Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler yang pada prinsipnya, menjelaskan “tentang hubungan yang terjadi antara pengalaman menyeluruh (pikiran, perasaan dan sensasi tubuh) dari individu. Dan pendekatannya lebih dipusatkan pada kondisi di sini dan saat ini (right here and right now) dengan menyadari apa yang terjadi dari waktu ke waktu (moment by moment).” Menurut pengertian yang ada, teori gestalt adalah “sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen – komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan.” Teori gestalt “cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian – bagian kecil.” Esensi dari teori Gestalt adalah “bahwa keseluruhan lebih penting daripada bagian – bagiannya. Teori Gestalt menjelaskan bahwa persepsi tidak berdasarkan pada respon yang terisolasi terhadap stimulus khusus, tetapi lebuh kepada reaksi terhadap stimulus total. Implikasi lain dari persepsi adalah adanya reaksi aktif terhadap lingkungan. Manusia secara aktif akan membuat struktur dan mengatur perasaan terhadap stimulus yang ada.” (Deddy Halim, 2005) Sebagian besar dari prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan dari teori gestalt. Dari teori gestalt dipercaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian yang diindera oleh seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang dapat menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi. Kembali kepada salah satu prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia, “secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang menjadi fokus atau bentuk utama (figure) dan mana yang menjadi latar (ground).” Jika dikaitkan dalam kehidupan sehari – hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan adanya stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Yang dalam artinya, “kita 2014 6 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground.” Salah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung “mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.” 1. Prinsip Pengorganisasian Dalam teori Gestalt, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep tentang form, yaitu suatu elemen yang terstruktur dan tertutup dalam pandangan visual seseorang. Dan Untuk mempersepsi stimulus mana menjadi figure dan mana yang ditinggalkan sebagai ground, ada beberapa prinsip pengorganisasian (penyusunan).yang termasuk ke dalam teori gestalt.terbagi ke dalam beberapa cara pandang. Prinsip pengorganisasian pada teori Gestalt antara lain: a. Proksimitas Merupakan “kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana dari suatu organisasi. Menurut teori Gestalt, obyek-obyek yang memiliki jarak yang lebih dekat cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual.” b. Similiaritas Dapat dijelaskan “bila setiap elemen memiliki similiaritas atau kualitas yang sama dalam hal ukuran, tekstur dan warna, maka elemen tersebut cenderung akan diamati sebagai suatu kesatuan.” c. Ketertutupan, Merupakan suatu “unit visual yang cenderung membentuk suatu unit yang tertutup. Persepsi individu sangat tergantung dari fokus pandangannya, sehingga bagian yang terbuka pada suatu elemen akan otomatis dianggap sebagai suatu yang tertutup.” d. Kesinambungan Merupakan prinsip yang “menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengamati suatu elemen yang berkesinambungan sebagai satu kesatuan unit.” 2014 7 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id e. Bidang dan simetri, Prinsip ini menyatakan “semakin kecil area tertutup dan simetris semakin cenderung terlihat sebagai suatu unit.” f. Bentuk dan latar Dari prinsip ini menyatakan “bahwa sebuah obyek akan terlihat berbeda ketika sebuah bentuk memiliki latar yang kontras.” E. Hubungan Persepsi, Gestalt Dengan Desain Mengacu kepada pernyataannya Suharman (2005) psikologi gestalt “merupakan suatu pendekatan yang menekankan bahwa organisme manusia memiliki kecenderungan dasar mengorganisasikan (mengatur dengan sendirinya) apa yang dilihat atau dipersepsikan, dan bahwa suatu keseluruhan (whole) lebih besar dan penting daripada bagian-bagian (parts).” Mengacu kepada teori gestalt yang menjelaskan “secara alamiah manusia memiliki kecenderungan – kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur didalam mengorganisasikan objek – objek persepsual.” Didasari oleh pernyataan tersebut maka manusia cenderung akan menyederhanakan apa yang pernah ia lihat. Hal ini dapat disamakan dengan hadirnya desain dan seorang desainer yang cenderung menghadirkan penyederhanaan bentuk yang terkadang terlihat rumit. Seorang desainer bisa dianalogikan sebagai seorang yang kreatif. Seorang yang kreatif menghasilkan pemikiran dan karya – karya yang dalam cara berfikirnya (out of the box) yaitu karya yang tidak mengacu kepada aturan yang ada. Memang terkadag ada sisi positifnya yaitu tidak sedikit karya yang lahir memiliki keunikan tersendiri. Namun selain itu sisi negatifnya karya yang dihasilkan terkadang akan sulit diterima dikarenakan berbagai macam alas an. Karya – karya yang inovatif atau yang memiliki keunikan sendiri memang dapat menjadi nilai lebih dalam suatu desain. Namun akar permasalahannya adalah apa nilai lebih yang terdapat dalam suatu desain sehingga bisa memecahkan masalah – masalah yang belum terpikirkan oleh orang lain? Itu merupakan pertanyaan pertama dalam konteks 2014 8 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id lahirnya sebuah karya desain. Jika karya desain tidak mampu menjawab suatu permasalahan maka dapat dikatakan suatu desain itu gagal. Berdasarkan uraian diatas maka seorang desainer harus memiliki pola pikir kreatif. Pola pikir kreatif ini perlu dipelajari dan terus dilatih. Pola pikir kreatif memerlukan imajinasi misalnya fantasi, angan-angan, impian, dan berorientasi pada diri seseorang. Proses berpikir kreatif bersifat sejajar (pararel), dapat pola pikir yang melompat – lompat yang akan membawa seseorang pada penemuan gagasan ataupun jawaban yang banyak. Suharman (2011) menyatakan bahwa ”pola fikir kreatif bersifat diverjen diawali suatu uraian persoalan, kemudian menyebar agar dapat menghasilkan berbagai macam pendekatan dan gagasan bagi pemecahan masalah.” Hal ini berlawanan dengan pola pikir analitis yang bersifat konverjen atau menyempit dan vertikal yang dalam artian bersifat logis, jawaban sedikit, pembuktian yang mendalam menyempit dalam keseluruhan aspek. Hubungan yang terjadi antara prinsip persepsi, teori gestalt dan desain dapat dilihat kepada bagaimana desain tersebut dapat memberikan persepsi kepada manusia atas dasar menjawab permasalahan yang ada atau yang dirasakan oleh manusia dengan menggunakan prinsip pengorganisasian yang dijelaskan dalam teori gestalt melalu kesederhanaan, kejelasan dll. 2014 9 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Damajanti, Irma, Psikologi Seni, Penerbit Kiblat, Bandung, 2006. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Suharnan, Kreativitas (Cetakan Pertama), Penerbit Laros, 2011. Suharnan. Psikologi Kognitif Cetakan pertama, Penerbit Srikandi, Surabaya, 2005. 2014 10 PERSEPSI BENTUK Denta Mandra Pradipta B, S.Ds, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id