Materi Kuliah

advertisement
[5]
Dampak Teknologi Komunikasi
_______________________________________
MANUSIA menciptakan teknologi atau alat teknologi
semata karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman,
lebih makmur dan lebih sejahtera. Karenanya, teknologi
berkembang seiring perkembangan dari peradaban manusia
itu sendiri.
Teknologi itu sendiri dikemukakan Iskandar
Alisyahbana (1980) merupakan suatu cara untuk melakukan
sesuatu guna memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Sementara Jaques Ellul (1967) memberi arti teknologi
sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah
dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia.
Dengan demikian, maka teknologi pada dasarnya
merupakan, 1) Suatu proses yang meningkatkan nilai tambah;
2) Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan
dan meningkatkan kinerja; serta 3) Sebuah struktur atau
sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan
digunakan.
156
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Perkembangan teknologi, yang seolah tiada batas
akhirnya itu tentunya diciptakan manusia untuk
mempermudah manusia dalam melakukan segala aktivitas
kehidupannya. Namun demikian, dibalik semua penggunaan
dan kegunaannya tersebut, tentunya akan mendatangkan
sejumlah konsekuensi dan dampak atau akibat, baik
konsekuensi atau dampak baik maupun dampak atau
konsekuensi buruk.
Dampak itu sendiri merupakan suatu akibat yang
ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi, yang dimaksud dengan
dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh alat
teknologi yang memberikan pengaruh atau akibat baik dan
buruk terhadap kehidupan dan peradaban manusia.
Sekaitan dengan komunikasi, bahwa kemajuan
teknologi di bidang komunikasi merupakan keniscayaan dalam
kehidupan manusia, karena kemajuan teknologi akan
senantiasa berjalan beriringan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi yang diciptakan oleh teknologi
tentunya untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia serta memberikan banyak kemudahan, dan juga
sebagai cara baru dalam melaksanakan aktifitas manusia.
Pun
halnya
dengan
teknologi
komunikasi.
Sebagaimana dikemukakan Jaques Ellul (1967), perkembangan
teknologi komunikasi dewasa ini telah menciptakan sebuah
pola komunikasi baru, di antaranya, 1) Proses yang
meningkatkan nilai tambah; 2) Produk yang digunakan dan
dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja;
serta 3) Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu
dikembamngkan dan digunakan.
157
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Namun demikian, begitu banyaknya manfaat dan
kosekuensi positif yang dibawa oleh inovasi-inovasi dari
teknologi komunikasi tersebut dengan sendirinya pula akan
mendatangkan sejumlah dampak dan konsekuensi negatif.
Bahkan, teknologi komunikasi yang semakin berkembang
dewasa ini telah memberikan pengaruh besar dalam setiap
sendi kehidupan manusia, seperti kehidupan sosial, ekonomi,
politik dan budaya.
Bahkan, sebagaimana dikemukakan Daniel Lerner
(1976), yang dikutip Yusufhadi Miarso (2004), teknologi
komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar
artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah
dan mobilisasi lingkungan.
Sementara Rogers (1986) menilai, dampak dari
teknologi komunikasi akan mengakibatkan terjadinya
perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi
pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat
dari penyampaian pesan komunikasi.
Sedangkan menurut Eric Ashby (1972) teknologi
komunikasi telah menimbulkan revolusi yang ke empat yang
ditandai dengan perkembangan di bidang elektronik terutama
dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman, dan perangkat
komputer.
Adapun revolusi pertama yang terjadi ribuan tahun
yang lalu adalah sejak masyarakat membedakan
tanggungjawab orang dewasa dan tugas mendidik yang beralih
dari orangtua ke guru dan dari rumah ke sekolah. Sementara
revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan
sebagai sarana pendidikan.
158
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Sedangkan revolusi ketiga berlangsung dengan
ditemukannya mesin cetak serta teknik percetakan yang
memungkinkan tersedianya buku secara meluas serta
berkembangnya komunikasi media massa dan jurnalistme.
5.1
Dampak Teknologi Komunikasi
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa
teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang
kehidupan manusia, melainkan hampir seluruh bidang
kehidupan tidak luput dari pengaruhnya, termasuk bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Hal tersebut semata disebabkan perkembangan
teknologi komunikasi yang semakin mengaburkan batas antara
satu negara dengan negara lainnya dan menjadikan minimnya
batas ruang dan waktu antara satu individu dengan individu
lain yang berada di setiap pelosok dunia.
Inilah sebuah keniscayaan betapa besar pengaruh dan
dampak teknologi komunikasi tersebut. Salahsatunya adalah
perkembangan teknologi pada ranah media massa, dimana
media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan
pesan komunikasi secara cepat dan masif kepada masyarakat
atau public, sehingga informasi yang berada di dalamnya dapat
memengaruhi masyarakat.
Pengaruh teknologi komunikasi pada mdia massa juga
terasa dampaknya pada bidang politik, dimana teknologi
media massa tersebut terlihat jelas dalam keterkaitan
informasi sebagai kekuatan. Informasi yang berada dalam
media dapat menjadi kekuatan tersendiri bagi penguasa dalam
mnegontrol dan mengendalikan rakyat.
159
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Hal ini menunjukkan adanya unsur politis di balik
penggunaan suatu teknologi media tersebut, sebagaimana
yang pernah dilakukan Adolf Hitler yang menjadikan teknologi
radio siaran sebagai medium propaganda idieologi fasis NAZI
yang dipimpinnya.
Di Indonesia sendiri, penggunaan media massa juga
tidak luput dari unsur politis. Sehingga informasi atau berita
yang disampaikan kepada publik terkadang sangat tendensius
bahkan propagandis. teknologi media massa juga tidak luput
media penyampai informasi berupa berita seringkali
dipengaruhi unsur politis, seperti yang pernah dilakukan
pemerintahan orde baru di bawah kendali Soeharto.
Pada masa orde baru, media massa atau pers seakan
“dikebiri”. Pemberitaan berita seringkali mendapat tekanan
dari pemerintahan apabila berisi materi yang menyudutkan
kebijakan pemerintah atau yang merugikan kepentingankepentingannya. Dengan demikian, kritikan terhadap
pemerintahan tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Selain bidang politik, bidang ekonomi juga tidak luput
dari pengaruh perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya
berbagai inovasi dan teknologi komunikasi yang baru misalnya,
sudah barang tentu akan memunculkan media-media baru di
tengah kehidupan masyarakat. Jumlah media yang semakin
banyak inilah yang akan berimplikasi terhadap iklim ekonomi.
Misalnya dengan semakin banyak media, maka akan
semakin banyak pula saluran yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan
komunikasi seperti promosi tentu saja membutuhkan biaya
untuk melakukan pembelian media.
160
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Dengan demikian., maka perputaran biaya dalam
media pada akhirnya akan menciptakan industri media
tersendiri yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
perekonomian suatu negara. Kesadaran akan pentingnya
informasi dalam masyarakat inilah yang pada akhirnya akan
memicu industri-industri media tumbuh dan berkembang.
Pada bidang sosial, perkembangan teknologi
komunikasi telah merubah tata perilaku sosial dalam
kehidupan masyarakat. Dulu, masyarakat dibatasi oleh ruang
dan waktu sehingga komunikasi dan interaksi menjadi
terbatas. Namun sekarang, dengan hadirnya media-media
baru seperti jaringan internet, telepon seluler, dan lain
sebagainya, batas-batas yang selama ini menjadi penghambat
menjadi semakin kabur.
Kemampuan teknologi komunikasi seperti media
internet yang mampu mengaburkan batas antar Negara
misalnya, menjadikan masyarakat suatu negara dapat
melakukan interaksi dan komunikasi dengan masyarakat
negara lainnya, sehingga tentu saja membawa budaya-budaya
tertentu dalam diri masing-masing dari pelaku komunikasi
tersebut.
Dengan demikian, ketika terjadi interaksi antara suatu
masyarakat dengan masyarakat lain melalui media komunikasi
tersebut, maka budaya dalam masyarakat atau pelaku
komunikasi akan ikut terkomunikasikan atau tersalurkan.
Akibatnya, tentu saja dapat terjadi pergeseran-pergeseran
budaya dalam suatu masyarakat mengingat betapa kuatnya
budaya yang dibawa tersebut di samping tentu saja
“kejumawaan” dari mediumnya.
161
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Salah satu media komunikasi yang saat ini masih
memiliki kekuatan yang besar pada masyarakat Indonesia
adalah televisi. Televisi siaran telah membawa budaya-budaya
dari luar ke dalam ranah masyarakat, seperti gaya berpakaian,
cara berinteraksi, serta pola pikir dan kebiasaan (habit), yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi masyarakat terutama
generasi muda yang notabene masih mudah dibentuk
pemikirannya.
Budaya dari luar tersebut (barat) dengan “bantuan”
televisi akan dengan mudah untuk diadopsi. Adapun
masyarakat yang memiliki tingkat terpaan tinggi adalah warga
perkotaan atau kaum urban. Tengok saja, gaya berpakaian,
gaya bicara dan pola pergaulan dari anak-anak muda di
perkotaan yang sudah “kebarat-baratan”.
Selain gaya hidup, televisi juga telah memberikan
andil besar terhadap peningkatan agresivitas masyarakat.
Budaya kekerasan, penindasan, dan intimidasi yang kerap
dilihat masyarakat melalui film dan sinetron dengan
mudahnya diadopsi oleh penonton, terutama anak-anak dan
remaja. Akibatnya, rasa kebersamaan dan kasih sayang di
antara sesama perlahan namun pasti mulai terkikis dari diri
masyarakat.
Untuk itulah, pemanfaatan teknologi komunikasi perlu
mendapat pengawasan, mulai dari pemerintah dan pihakpihak terkait serta tentu saja proteksi dari diri masing-masing
individu, agar penggunaannya dapat lebih mendatangkan
manfaat dibandingkan menciptakan kemadharatan. Hal ini
menjadi urgens mengingat begitu besarnya dampak yang
timbulkan dari kehadiran teknologi komunikasi tersebut.
162
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
5.1.1
Dampak Positif Teknologi Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian
pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar
terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya melalui katakata (verbal), gerak anggota tubuh (non-verbal), atau melalui
media tertentu.
Namun proses komunikasi tentunya akan menjadi
lebih cepat, efektif dan efisien dengan adanya sentuhan
teknologi di dalamnya. Karenanya, teknologi telah menjadi
bagian terintegral dari proses. Bahkan dapat dikatakan seluruh
aspek kehidupan manusia senantiasa bersentuhan dengan
teknologi komunikasi.
Sisi positif yang tidak bisa dipungkiri juga ada.
Misalnya keberadaan teknologi membuat kita bisa menjadi
tidak hanya seorang penikmat, tetapi juga pencipta hanya
dengan satu alat. Ataupun akses untuk informasi yang terbuka
lebar bisa menjadi hal yang sangat bagus bila digunakan
dengan baik.
Masa lampau, kini dan masa depan merupakan bagian
dari siklus revolusi komunikasi. Kini revolusi komunikasi telah
beranjak menuju industri komunikasi yang membentuk
kehidupan sosial kita. Kita sendiri tahu betapa teknologi
komunikasi bisa menembus celah-celah private sampai celah
sosial dalam hidup manusia.
Sistem komunikasi yang berjalan seiring dengan apa
yang disebut revolusi ini mencakup segala hal yang ada saat
mengadakan proses komunikasi. Mulai dari alat-alatnya
sampai termasuk pula implikasi yang bisa diperoleh bila
komunikasi ini diadakan. Segalanya tergabung dalam satu
163
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
sistem tersendiri yang berjalan dan saling bergantung satu
sama lainnnya. Yang kita terima dan keluarkan pada saat
sistem tersebut berjalan adalah sesuatu yang disebut
‘informasi’. Informasi ini bisa berbentuk apapun, dan bisa
berbeda pada setiap orang yang terlibat.
Setelah mengetahui sejauh apa revolusi komunikasi
yang terjadi, mulai dari teknologi dan aplikasi yang muncul
hingga dampak-dampaknya. Tidaklah lengkap jika kita tidak
mengetahui kerterkaitan antara teknologi, aplikasi, dan
dampaknya bagi keseluruhan sistem komunikasi.
Untuk mengetahuinya dapat melalui 2 ilustrasi yang
digambarkan dalam buku “The New Communication
Technology”yaitu, 1) Electromagnetic Pulse dan, 2) Biometrics.
Electromagnetic pulse ini menggambarkan keterkaitan
3 aspek di atas terhadap sistem komunikasi bak tekanan
elektromagnetic, dimana saling ketergantungan dan
ketertarikan antar teknologi dan information society.
Contohnya saat seorang ilmuwan menciptakan teknologi
nuklir, maka otomatis dia akan menciptakan pengamanannya.
Pengamanan tersebut berkaitan dengan rumitnya prosedur
penggunaan teknologi tersebut.
Dalam penggunaannya tentu saja sangat dibutuhkan
informasi yang jelas, agar tidak terjadi kesalahan. Karena jika
terjadi kesalahan prosedur sedikit saja, maka akan menyeret
seluruh komponen sekitar termasuk masyarakat yang salahsalah menjadi korban.
Oleh
karena
itulah
diilustrasikan
sebagai
elektromagnetik pulse, karena saling terkait satu sama lain
komponen dalam sistem komunikasi.
164
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Sedangkan Biometric systems Adalah sebuah sistem
yang secara otomatis mengenali seseorang sesuai dengan
psikologis traits nya.
Contoh teknologi yang menerapkan sistem bimetric
adalah fingerprint. Seseorang dapat memasuki areal dalam
komputer atau sistem tanpa memasukkan pasword. Hanya
cukup memakai sidik jari. Hal ini tentu saja sangat berpengruh
pada sistem komunikasi sebuah masyarakat, karena semakin
terbatasnya individu-individu yang dapat mengakses sebuah
informasi. Biometric sistem ini membawa dampak pada
teknologi, legal dan etika-etika dalam sistem.
Dampak-dampak tersebut seperti : Dampak teknologi,
semakin bervariasinya teknologi yang dibutuhkan untuk
membuat sistem ini Dampak legal, teknologi ini semakin
memperketat kerahasiannya sebuah informasi. Semakin
terbentuk sebuah privasi yang bila ada yang melanggar, maka
akan berurusan dengan legal.
Digital Technology Menambah maraknya garis
perkembangan komunikasi, teknik manipulasi, dan aplikasiaplikasi baru. Pada dasarnya alat-alat seperti telephone dan
microphone merupakan alat-alat digital. Dimana dalam
mengubah sinyalnya, mereka menggunakan teknologi digital.
Dalam teknologi digital tersebut terdapat dua macam
sistem konversi, yaitu : Analog-to-digital conversion adalah
teknologi yang mengubah/ mengonversi sinyal analog ke
digital sinyal.
Pada dasarnya sistem ini tidak rumit, hanya
mengkonvert data-data yang awalnya analog menjadi data
digital atau angka. Dan sistem ini cukup mengambil sample
165
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
data spesifik untuk di konvert, kemudian kita selanjutnya akan
tahu data lainnya. Karena setiap data yang dijadikan sample
akan membentuk sebuah interval dimana mencakup
keseluruhan data.
Digital to analag converter sebaliknya adalah sistem
yang kemudian mengkonversi lagi data yang telah menjadi
digital kembali menjadi analog.Kedua sistem di atas
merupakan jembatan penghubung antara dunia analog
dengan dunia digital. Sebenaranya penjelasan ini adalah untuk
menambah pengetahuan kita tentang data-data yang kita
pakai sekarang ini sebenarnya sudah merupakan bentuk
digital. Sistem merupakan sistem bagaimana data itu kini telah
dapat kita nikmati dalam bentuk digital.
Keuntungan menggunakan Teknologi digital Setiap
sistem pastilah ada untungnya dan ada ruginya, begitu juga
dengan teknologi digital. Keuntungan menggunakan teknologi
digital antara lain yaitu :
 Teknologi digital dapat dengan mudah menyajikan
data yang mudah dimengerti dalam bentuk audio
digital atau vidio digital. Seluruh sinyal analog
akan secara otomatis didigitalkan melalui
teknologi-teknologi yang ada seperti telephone,
PCs.
 Dapat mengembangkan efektiktif komunikasi
yang fleksibel dengan mengintegrasikan ke satu
line sehingga mudah untuk digunakan.
Contohnya: dengan teknologi Integrated Service
Digital Network (ISDN) seluruh data yang
166
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
mengandung banyak informasi, dapat kita terima
hanya dengan cukup satu line.
 Keefektifitasan biaya didapatkan karena dalam
perkembangannya telah tercipta satu teknologi
baru yaitu disebut IC, dimana ini adalah sebuah
chips yang mampu menyimpan data apapun lalu
menjadi otak dalam menjalankan sebuah aplikasi
eknologi. Hal ini lebih menghemat biaya karena
kita hanya cukup menggunakan IC ini untuk
menyimpan dan mengolah seluruh data tanpa
perlu kabel-kabel apapun.
Sedangkan kerugian menggunakan teknologi digital, di
antaranya jika tidak tersedia “daya” yang cukup untuk
mempresentasikan seluruh data yang ada, maka secara
otomatis akan terjadi error. Seluruh data yang telah disusun
menjadi kacau, sehingga kita tetap harus membuat “ back up“.
Selain itu, terjadinya dominasi digital, membuat
beberapa data yang masih berbentuk analog atau jika kita
membutuhkan data dalam analog akan sangat sulit, salah satu
solusinya dengan menggunakan teknologi ADCs dab DACs.
Dengan adanya teknologi ini, banyak perusahaan yan
pada awalnya telah menggunakan satu sistem dalam
perusahaannya yang dimana costnya telah pas, harus merevisi
sistemnya untuk mengubah menjadi sistem baru yang berlaku
saat ini. Dan banyak perusahaan yang tidak pandai kemudian
menutup usahanya.
Contoh mudahnya adalah perusahaan rekaman, pada
awalnya
sistem
perusahaannya
telah
compatible
menggunakan alat untuk memproduksi kaset, tetapi dengan
167
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
kemunculan teknologi CD banyak perusahaan harus
menyesuaikan. Sehinggan mau tidak mau mengubah peralatan
lainnya yang compatible dengan CD.
Kesimpulannya:Sebuah
perkembangan
pastilah
membawa dampak besar bagi sekitarnya. Tidak mungkn
sebuah perubahan tidak menyeret hal yang berkaitan lainnya.
Sama seperti perkembangan komunikasi, seluruh komponen
baik politik,sosila, ekonomi ikut mengalami perubahan seiring
dengan adanya REVOLUSI Komunikasi. Tetapi kita sebagai
masyarakat haruslah pandai dalam mengelolanya agar tidak
terjadi hal fatal.
5.1.2
Dampak Negatif Teknologi Komunikasi
Perkembangan komunikasi dan teknologi yang begitu
luar biasa ini ternyata tidak hanya memberikan dampak positif
juga memberikan efek negatif yang tidak kalah
mengkhawatirkan. Contohnya, berkembangnya budaya asing
yang tidak sesuai degan kebudayaan kita, sehingga budaya
yang berkembang justru budaya yang negatif.
Selain itu, semakin berkurangnya tenaga manusia
yang terpakai apabila perkembangan ini terus berlanjut.
Perusahaan akan lebih memilih memakai mesin dibanding
manusia. Lalu, kemunculan gap antara komunitas yang
memiliki informasi lebih dengan yang tidak juga mulai
bermunculan. Ini jelas bukan hal bagus dalam hubungan
antara manusia.
Hal lainnya seperti kejelasan tentang intellectual
property ataupun privasi seseorang juga menjadi masalah
yang kerap hadir.
168
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Sebenarnya ada banyak dampak negatif yang
ditimbulkan oleh teknologi komunikasi. Namun, secara garis
besar dampak negatif yang paling banyak terjadi adalah
Tidak dinafikkan lagi bahwa teknologi komunikasi
merupakan sebuah kekuatan utuh yang dapat memengaruhi
kekuatan sosial lainnya. Di sini, teknologi komunikasi memiliki
keterkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, politik dan
budaya, dan tentunya memberikan pengaruh atau
memengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya
tersebut.
Kehadiran teknologi komunikasi di samping
memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan
aktivitas kehidupannya, juga dapat menimbulkan persoalan
baru, seperti jurang yang semakin besar antara pihak yang
kaya informasi dan miskin informasi, privasi seseorang yang
semakin terganggu, serta membudayanya gaya hidup soliter
sehingga seseorang menjadi terpencil dari lingkungan sosial.
1.
Dampak Negatif Pada Anak-anak
Aplikasi dari perkembangan teknologi komunikasi
salah satunya adalah ditemukannya televisi, radio, internet,
handphone dan lain-lain. Tidak selamanya teknologi
komunikasi memiliki dampak yang positif dalam kehidupan.
Tidak ada penemu yang berani menjamin bahwa
penemuannya tidak akan menimbulkan dampak yang
negative. Apalagi sesuatu hal yang berhubungan dengan
kebebasan dan keterbukan. Dengan berkembangnya teknologi
komunikasi, dapat dipastikan semakin kecil jarak ruang dan
waktu.
169
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Salah satu obyek yang akan terpengaruh dengan
adanya kemajuan teknologi komunikasi adalah anak-anak.
Semua hal kemajuan teknologi komunikasi sudah pasti sangat
berpengaruh pada kehidupan anak-anak. Anak-anak
merupakan penerus bangsa yang sudah pasti harus kita didik
dengan baik.
Selain iti mereka harus dikontrol oleh orang tua saat
berinteraksi dengan teknologi komunisaksi. Jangan sampai
mereka terpengaruh atau tergiur dengan hal-hal negative yang
ditimbulkan dari teknologi tersebut. Anak-anak juga harus
dibatasi saat menonton TV dan mendengar radio, jangan
sampai mereka ketagihan dan melupakan pendidikan.
Selain itu anak-anak juga jangan terlalu dibebaskan
dalam mengakses internet. Dengan adanya internet,
keterbukaan dan kebebasan menjadi hal yang biasa. Apapun
dapat diakses dengan mudah melalui internet. Memang tidak
semua teknologi komuniaksi menimbulkan dampak yang
positif. Teknologi komunikasi juga dapat menyebabkan
kebebasan yang kebablasan bila digunakan secara berlebihan.
2.
Dampak Negatif Pada Pendidikan
Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam
kenyataannya melahirkan persoalan yang lain. Kehadiran
media baru, sebagai contoh, di samping melahirkan banyak
kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan kesulitan baru
yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru pula.
Aho (2005), dalam hal ini menengarai dua masalah
penting yang terkait dengan hadirnya media baru tadi, yaitu
masalah sertifikasi dan program pendidikan yang applicable.
170
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Dua persoalan ini, perlu digarisbawahi, harus dipikirkan agar
tidak menjadi persoalan laten yang kian bertumpuk ketika
kemajuan teknologi komunikasi menjadi semakin kompleks.
Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya
dalam buku The Imperative Responsibility: In Search of an
Ethics for the Technological Age (1984: London), ada dua
argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan
eksistensi manusia.
Argumen pertama adalah posisi sentral manusia.
Berbeda dengan Abad Pertengahan, di era modern eksistensi
manusia menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa
manusia adalah subjek bagi dirinya sendiri diajarkan sebagai
pandangan universal. Konsekuensi pemahaman itu ialah
bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam
semesta.
Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong
bagi manusia modern untuk melakukan perubahan dalam
segala aspek kehidupannya. Perubahan itu tidak saja berkaitan
dengan paradigma berpikir, melainkan juga bersangkut-paut
dengan pola hidup keseharian.
Argumen kedua adalah kemajuan. Kemajuan
merupakan ideologi manusia modern. Karena ideologi itu,
manusia modern selalu berusaha untuk melawan status quo.
Status quo dipandang sebagai musuh yang paling berbahaya
karena menghambat kemajuan itu sendiri.
Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi
memiliki peran penting. Jonas bahkan lebih jauh
memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan simbol
kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol
171
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
itu terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan
melihat teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang
sangat tinggi dalam bidang ekonomi global. Bagi konsumen
teknologi telah membawa mimpi-mimpi baru, yakni mimpi
untuk menikmati kehidupan yang lebih menyenangkan.
Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan
dan mendapat respons. Pertama masalah dana yang harus
disediakan. Apakah dana yang tersedia cukup untuk
pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti
dilengkapi dengan peralatan ini? Kedua, sejauh mana media
yang diperlukan dapat disediakan? Ini sebenarnya masalah
perencanaan dan pengambil keputusan akhir, sebab ia akan
menyangkut pula masalah kebijaksanaan.
Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat
bahwa pemanfaatan media teknologi komunikasi telah
menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional Indonesi,
maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh
merupakan suatu keharusan.
Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang dapat
disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang
harus menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan
masyarakat? Meskipun dana pendidikan yang dikucurkan
pemerintah tidak menyentuh angka 20 persen sesuai dengan
anggaran yang dijanjikan.
Dengan adanya media instruksional apakah peran
guru dapat dihilangkan? Tentu saja tidak. Dalam kehidupan
sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita
tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan
tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah
172
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana
dibebankan ke pundaknya. Maka dengan adanya media
instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu.
Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan
adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan
media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah
yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”. Ini
merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa
yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir
seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan
dunia pendidikan.
Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran
nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di
universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari
universitas lain di dunia.
3.
Dampak Negatif Pada Moral Masyarakat
Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara
online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini
dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen
dan mahasiswanya. Ideologi kemajuan tidak terlepas dari
masalah moral.
Sekurang-kurangnya tiga masalah moral mendasar
yang muncul dalam ideologi ini. Pertama, ketidakadilan sosial.
Tidak semua orang bisa dan mampu bersentuhan langsung
dengan teknologi canggih. Dengan kata lain, hanya segelintir
orang yang mampu menggunakan teknologi.
Dampaknya, hasil-hasil teknologi komunikasi juga
hanya dapat dinikmati segelintir orang. Lebih lagi orang-orang
173
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
seperti itu sering kali menggunakan teknologi komunikasi
sebagai alat untuk menguasai kelompok yang tidak memiliki
akses terhadap teknologi tersebut.
Dampaknya, jurang antara orang yang memiliki akses
dengan teknologi dan orang yang sama sekali tidak memiliki
akses, sangat dalam. Di sini justru terjadi ketidakadilan sosial.
Dengan demikian teknologi komunikasi berperan pula
menimbulkan kesenjangan sosial.
Kedua, bangkitnya sifat utopis. Ide kemajuan yang
digaungkan teknologi komunikasi telah menyebar ke seluruh
dunia. Tetapi bagi sebagian besar manusia di belahan dunia
ini, khususnya di negara-negara yang berkembang, ide
kemajuan itu hanyalah utopia, sebuah angan-angan belaka.
Ketiga, potensi deviasi fungsi teknologi. Seperti
dikatakan di atas, di satu sisi teknologi telah memperbaiki
kehidupan manusia modern, pada sisi lain teknologi
memungkinkan tindakan kejahatan semakin cepat dan meluas.
Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak
negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri?
Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat
adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan
teknologi komunikasi. Ranah kebangkitan tanggung jawab
moral ini dimungkinkan oleh tiga hal.
Pertama, kesadaran yang terus-menerus akan sifat
dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri. Teknologi hanyalah
alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia
memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah
kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang
besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan
174
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi
dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia
yang menggunakannya.
Kedua, terkait dengan butir di atas, tanggung jawab
moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu
bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang
sudah ditetapkan.
Ketiga, dampak dalam penggunaan teknologi
komuinikasi. Tanggung jawab moral dalam penggunaan
teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus
menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada
dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya.
5.2
Konsekuensi Teknologi Komunikasi
Selain
menghadirkan
dampak
dan
akibat,
perkembangan teknologi di bidang komunikasi juga telah
mendatangkan sejumlah konsekuensi, di antaranya
konsekuensi sosial dan konsekuensi kultural (budaya)
sebagaimana dikemukakan Edwi Arief Sosiawan, M.Si dalam
situsnya di www.edwias.com
Salah satu cara untuk melihat sejauhmana pengaruh
teknologi komunikasi pada kehidupan sosial adalah dengan
melihat konsekuensi sosial atas pemakaian teknologi
komunikasi tersebut. Pasalnya, konsekuensi sosial dengan
dampak sosial pemakaian teknologi komunikasi memiliki
makna yang berbeda.
Konsekuensi sosial merupakan suatu akibat sosial
sebagai kelanjutan logis sebuah keadaan atau pemakaian dan
175
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
sudah disadari akan terjadi. Sedangkan dampak sosial adalah
keadaan sosial sebagai hasil sebuah perbenturan dua keadaan
yang tidak disadari.
Dengan demikian, maka perbedaan di antara
keduanya adalah pada unsur logis dan kesadaran.
Konsekuensi sosial mengandung unsur logis dan kesadaran,
sedangkan dampak sosial tidak mengandung unsur logis dan
sadar dimaksud.
5.2.1
Konsekuensi Sosial Teknologi Komunikasi
Konsekuensi sosial dari teknologi komunikasi bisa
dilihat pada perubahan hubungan individu dengan individu,
hubungan individu dengan komunitas, hubungan individu
dengan lembaga sosial, hubungan individu dengan media
massa, hubungan komunitas dengan media massa, dan
hubungan komunitas dengan lembaga social.
Perubahan yang terjadi itu sebenarnya tidak pernah
direncanakan oleh pelaku komunikasi atau pemakai teknologi
komunikasi tersebut. Hanya saja ia memeroleh makna dari
pengalamannya menggunakan teknologi komunikasi tersebut,
untuk kemudian makna tersebut direkonstruksikannya ke
dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian, maka
perubahan hubungan yang terjadi seolah datang begitu saja.
Sehubungan dengan kenyataan di atas, maka
sedikitnya terdapat dua (2) jenis konsekuensi sosial teknologi
komunikasi yang penting, yakni :
1.
Perubahan Hubungan Sosial
Jika hubungan antara dua komponen masyarakat
berubah, katakanlah antara seorang individu dan individu lain
176
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
karena pemakaian teknologi komunikasi, maka hal tersebut
sesungguhnya sudah terjadi konsekuensi sosial. Bisa saja
perubahan itu bermula dari sense seseorang terhadap orang
lainnya.
Tetapi, pada saat seorang individu mulai memikirkan
sense nya tentang orang lain, sebagaimana dikemukakan
Steven G. Jones (1998), sesungguhnya dia juga memikirkan
sense nya tentang siapa dirinya, siapa dirinya di antara orangorang lain dan ingin menjadi apa dirinya. Jika sudah demikian,
menurut Jones, perubahan hubungan sosial tersebut berasal
dari konstruksi seorang individu tentang individu lain.
Kenyataan di atas akan menjadi sangat jelas bila
dikaitkan dengan pemakaian komputer dalam masyarakat.
Seperti telah diketahui komputer memiliki kedudukan sebagai
pembentuk media baru. Media baru, yang nota bene
membutuhkan komputer tersebut, menjadi alat untuk
berkomunikasi.
Tidak heran bila orang menyebutnya sebagai
Computer-Mediated Communication (CMC). CMC ini bisa
meningkatkan kemampuan seorang individu dalam
mendengar dan melihat. Nah, orang-orang yang memakai CMC
inilah kelak yang membentuk cybersociety. Tanpa CMC tidak
mungkin ada cyhersociety.
Bila dalam masyarakat biasa setiap individu hidup
bersama-sama secara fisik dalam sebuah daerah tertentu,
maka setiap individu di dalam cybersociety tidak harus hidup
dalam sebuah kawasan tertentu. Bisa saja individu yang
tergabung di dalamnya tidak pernah bertemu secara fisik dan
hidup di daerah yang berbeda-beda. Mereka terhubungkan
177
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
karena sama-sama menggunakan on-line communication.
Itulah sebabnya konstruksi sosial mereka tentang sebuah
realitas tidak dibentuk oleh jaringan para pemakai CMC,
melainkan dalam jaringan itu sendiri. Dengan demikian, di luar
jaringan CMC, realitas itu tidak pernah terbentuk.
Persoalan yang barangkali muncul adalah, apakah
perubahan hubungan sosial karena pemakaian teknologi
komunikasi mengarah pada kebaikan? Tidak mudah
menjawabnya. Yang jelas, sebuah teknologi komunikasi selalu
memiliki efek samping (side effect).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford
Institute for the Quantitive Study of Society terhadap 4.000
pengguna
internet
menyebutkan
bahwa
internet
menyebabkan isolasi sosial (social isolation). Makin lama
seorang individu menggunakan internet, makin berkurang
kontaknya dengan lingkungan sosial (Suara Pembaruan,
2/9/01).
Pola hubungan menggunakan CMC antara pengirim
dan penerima pesan umumnya belum saling mengenal
(unknown) apalagi dengan penggunaan identitas singkat pada
e-mail dan nick name pada fasilitas IRc menyebabkan
komunikasi yang terjadi adalah komunikasi tertutup tidak
terbuka. Kecenderungan yang demikian menyebabkan
interaksi sosial yang terjadi tidak memiliki makna dan hanya
bersifat maya atau semu.
Konsekuensi sosial lainnya adalah melalui bantuan
komputer bias melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum
dicetak (paperless) sehingga lebih effisien dalam waktu dan
tempat penyimpanan file.
178
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Makanya dahulu banyak kursus mengetik, sekarang
sudah jarang kita temui kursus mengetik apalagi di kota-kota
besar. Setelah dirasakan dapat menggantikan cara
konventional baru terlihat kelebihan lainnnya, misal
menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik
(email), pencarian data melalui search engine, chatting,
mendengarkan musik, dan sebagainya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa disamping efsiensi
dalam penggunaannya adanya teknologi komunikasi baru
menyebabkan tingkat ketrgantungan pada orang lain semakin
berkurang.
Adanya e-mail menyebabkan masyarakat tidak
membutuhkan lagi tukang pos apalagi Kantor Pos. Tidak perlu
bertemu dengan pedagang perangko, penjual amplop dan
sebagainya.
2.
Transformasi Sosial
Dikemukakan oleh Tanduklangi (1993), transformasi
sosial sebagai salahsatu bentuk konsekuensi dan konsekuensi
sosial teknologi komunikasi ditandai dengan munculnya
masyarakat informasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Informasi menjadi senjata strategis
 Pemilihan. informasi menjadi dasar konflik antara
pemerintah dan pengusaha
 Informasi tidak lagi gratis
 Semua informasi yang bernilai tinggi akan
tersimpan dalam bentuk digital
 Pustaka akan dipenuhi oleh buku-buku pintar
elektronik (e-book)
179
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi

Pustaka dunia akan muncul dalam bentuk
informasi elektronik
 Konsep manusia tentang privacy, security dan
pemilikan berubah
 Pertukaran informasi meruntuhkan batas-batas
budaya dan wilayah
 Konflik akan terjadi antara pemakai dan
manajemen sistem informasi
 Orang-orang yang menjadi "spesialis informasi"
akan menjadi sangat berkuasa
Namun begitu, sebuah masyarakat tidak dapat
dikatakan sebagai masyarakat informasi jika tidak ada
keterbukaan di dalamnya. Dan salah satu pendorong dari
lahirnya masyarakat terbuka adalah adanya pemakaian
teknologi komunikasi.
Hal tersebut karena pemakaian teknologi komunikasi
akan memengaruhi struktur masyarakat. Nilai vang dibawa
oleh sebuah teknologi kornunikasi sanggup menggoyahkan
struktur masyarakat yang lama. Misalnya, nilai egaliter yang
sanggup menggusur struktur masyarakat yang tertutup.
Selain itu, salahsatu karakteritik dari masyarakat
terbuka adalah keberadaan nilai-nilai heterogen. Sehingga sifat
pluralistik menjaid lebih menonjol. Penonjolan sifat pluralistik
ini pada akhirnya akan menuntu masyarakat untuk merubah
arah orientasinya. Pilihan orientasi diri inilah yang akan
menentukan seluruh sikap individu dalam memakai teknologi
komunikasi.
Bila masyarakat terbuka sudah terwujud, maka
dengan sendirinya akan menggiring kepada terbentuknya
180
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
suatu pemerintahan yang terbuka pula, seperti halnya yang
dianut oleh negara-negara yang menerapkan system
demokratis.
Adapun karakteristik dari pemerintahan yang terbuka
menurut Santosa (2001) di antara :
 Seluruh kegiatan pemerintah harus bisa diikuti
dan dipantau oleh khalayak
 Informasi yang dikuasai oleh pemerintah mudah
diakses khalayak
 Proses pengambilan keputusan terbuka bagi
keterlibatan khalayak.
Jika ketiga aspek di atas sudah tercipta dalam setiap
denyut kehidupan tata pemerintahan, maka pada akhirnya
akan tercipta sebuah pengelolaan negara yang baik atau biasa
dikenal dengan istilah good governance, yang ditandai dengan
akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Good governance
sendiri saat ini telah menjadi barometer dari eksistensi sebuah
negara.
Selain hal di atas, transformasi sosial lainnya adalah
terdapatnya orientasi kerja manusia yang semula pada otot
(tenaga) berubah berorientasi pada pemanfaatan otak
(pikiran), sehingga perbedaan gender dalam sistem dan tata
kerja menjadi semakin sempit, yang pada akhirnya akan
mengakibatkan pergeseran pola hidup secara umum.
Dampaknya bahwa pola hidup manusia akan sangat
tergantung kepada teknologi komunikasi. Dampak ini akan
terus berlanjut hingga produk-produk yang dikelola oleh
teknologi komunikasi tersebut menjadi sebuah produk yang
cerdas (smart product).
181
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
5.2.2
Konsekuensi Kultural Teknologi Komunikasi
Agar dapat lebih memahami mengenai konsekuensi
kultural teknologi komunikasi, maka perlu kiranya diungkap
terlebih dahulu mengenai makna dari kultural itu sendiri.
Kultural berasal dari kata cultural, yang dalam Bahasa Inggris
mengandung makna having to do with culture atau berkaitan
dengan budaya.
Dengan demikian, maka kultural merupakan
kebudayaan. Atas dasar pemikiran tersebut, maka konsekuensi
kultural pemakaian teknologi komunikasi dilihat dari
perubahan sebagai sebuah kelanjutan logis pemakaian
teknologi komunikasi yang terjadi pada karakter yang dimiliki
lembaga sosial, sistem pengetahuan, perilaku keseharian
individu dan komunitas, serta sistem nilai dan norma dalam
masyarakat.
Sebaliknya, bila karakter dari lembaga sosial, sistem
pengetahuan, perilaku keseharian individu dan komunitas,
sistem nilai dan norma dalam masyarakat, sebagai kelanjutan
logis pemakaian teknologi komunikasi tidak berubah, maka
tidak ada konsekuensi kultural pemakaian teknologi
komunikasi.
Bila kita menengok kenyataan, misalnya pada perilaku
orang-orang yang suka mengakses internet, temyata mereka
sadar bahwa kadang-kadang mereka "berurusan" dengan apa
yang disebut realitas maya (virtual reality). Realitas maya
sendiri, seperti ditulis Mark Slouka, merujuk pada lingkungan
yang "menyelubungi" atau "menghidupkan secara sensual",
yang dimasuki individu dengan cara menghubungkan dirinya
ke komputer (1999:38). Dengan kata lain, orang-orang yang
182
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
suka mengakses internet sadar bahwa komputer menciptakan
ilusi untuk mereka.
Tetapi, tidak banyak yang bisa membedakan ilusi
tersebut dengan dunia nyata. Akibatnya, mereka merasa
senang menghadapinya. Bisa saja tawaran yang diajukan dunia
semu itu sejalan dengan kebutuhan individu yang mengakses
internet. Bisa saja tawaran dunia semu itu sesuai dengan
keinginan individu untuk menciptakan identitas baru dirinya.
Yang jelas, jaringan internet telah menawarkan
bentuk komunitas baru, yaitu komunitas maya (virtual
community) Nah, dalam konteks komunitas semu ini, paling
sedikit ada dua konsekuensi kultural pemakaian teknologi
komunikasi yang menonjol, yaitu :
1.
Perubahan Sistem Nilai dan Norma
Jika diibaratkan sebagai pengembara, maka orangorang yang mengakses internet akan banyak melakukan
perjalanan, banyak melihat dan tentu saja banyak
memperoleh informasi. Semua pengalarnan itu, tentu saja
akan mengubah pandangan mereka tentang diri mereka
sendiri serta nilai dan norma yang selama ini mereka anut.
Bukan mustahil mereka lantas mengadopsi nilai-nilai
profesionalisme yang mengutamakan prinsip kepakaran,
otoritas, otonomi, autensitas dan integritas. Bukan mustahil
pula mereka tidak menyukai lagi solidaritas komunal. Kalau ini
yang terjadi, sesungguhnya perubahan sistem nilai itu baik
untuk kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Artinya, nilainilai yang diadopsi adalah nilai yang bermanfaat untuk
membangun kebudayaan industrial.
183
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Tetapi bukan mustahil yang terjadi adalah, orangorang yang mengakses internet tidak peduli lagi dengan
tatanan moral, sistem nilai dan norma yang telah disepakati
berpuluh-puluh tahun. Mereka hanyut dalam pengembaraan
mereka dan menabrak apa saja yang mereka anggap
menghambat tujuan mereka.
Mereka merasa tidak peduli lagi dengan segala aturan
yang ada. Bila melihat kenyataan di negara maju, kita tentu
mengerti, perubahan yang terjadi pada orang yang mengakses
internet adalah perubahan moral dan kemanusiaan. Orang
tidak peduli lagi dengan moral yang selama ini dijunjung tinggi.
Orang juga tidak peduli dengan nilai kemanusiaan orang lain.
Sudah begitu, orang lebih percaya pada isu daripada
informasi, lebih percaya pada rumor ketimbang kebenaran.
Pergeseran nilai yang nampak ekstrim adalah kemudahan
pengguna untuk menjelajahi situs-situs porno atau situs-situs
cabul yang banyak bertebaran di internet dan bebas sensor
karena internet dianggap tidak memiliki aturan dan kejelasan
hukum dalam penggunaannya.
Selain itu muncul kejahatan menggunakan internet
yang disebut dengan “carding” berupa pembobolan kartu
kredit milik orang lain. Ini disebabkan karena keamanan dalam
internet saat ini masih belum sempurna khususnya berkaitan
dengan subscribe pendaftaran diri pada suatu situs
2.
Penyerahan sebagian otoritas diri pada teknologi
komunikasi
Bila dicermati maka orang-orang yang mengakses
teknologi komunikasi informasi akan meluangkan waktu yang
184
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
banyak dan biaya yang mahal untuk mencari informasi yang
dibutuhkan. Meski telah terpuaskan oleh informasi yang
didapat kecenderungannya orang-orang tersebut akan terus
mencari dan mencari informasi memalui internet.
Disinilah kondisi penyerahan diri pada teknologi
terjadi akibanya Keasyikan dalam menggunakan internet
menjadikan semacam
kecanduan yang mau tidak mau membawa ke arah
pengeluaran keuangan yang lebih.
Selain itu penggunaan internet memunculkan trend
centre gaya hidup dengan penambahan pengetahuan dari
media internet Orang tidak dianggap eksis bila tidak memiliki
e-mail atau bergabung dalam komunitas virtual seperti
friendster atau blogger. Lembaga tidak dianggap eksis bila
tidak memiliki website atau situs resmi.
3.
Kolonialisasi
Munculnya teknologi komunikasi menyebabkan arus
informasi dari Negara maju ke negara berkembang adalah
tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini menyebabkan
masyarakat negara tertentu lebih banyak mengkonsumsi
informasi dari negara yang rich informations (maju).
Sehingga memungkinkan munculnya kolonialisasi>
Kolonialisasi disini bukannya taktik imperialisme dalam
penaklukan negara lain melalui akuisisi tanah dan wilayah
namun berupa penjajahan melalui arus informasi.
Pada akhirnya, teknologi dan Komunikasi bias
berkembang ke arah positif ataupun negatif. Kali ini akan
kembali pada kita sebagai penggunanya. Apakah mampu
185
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
memanfaatkan-nya dengan ‘benar’? karena kembali lagi pada
sebuah konsep awal bahwa sesungguhnya tidak ada teknologi
yang amoral, manusia lah yang membawanya menjadi sesuatu
yang buruk
186
Firman Taqur | PERTEKKOM
Modul TEORI KOMUNIKASI
Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi
Download