[5] Dampak Teknologi Komunikasi _______________________________________ MANUSIA menciptakan teknologi atau alat teknologi semata karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Karenanya, teknologi berkembang seiring perkembangan dari peradaban manusia itu sendiri. Teknologi itu sendiri dikemukakan Iskandar Alisyahbana (1980) merupakan suatu cara untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Sementara Jaques Ellul (1967) memberi arti teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Dengan demikian, maka teknologi pada dasarnya merupakan, 1) Suatu proses yang meningkatkan nilai tambah; 2) Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja; serta 3) Sebuah struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan. 156 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Perkembangan teknologi, yang seolah tiada batas akhirnya itu tentunya diciptakan manusia untuk mempermudah manusia dalam melakukan segala aktivitas kehidupannya. Namun demikian, dibalik semua penggunaan dan kegunaannya tersebut, tentunya akan mendatangkan sejumlah konsekuensi dan dampak atau akibat, baik konsekuensi atau dampak baik maupun dampak atau konsekuensi buruk. Dampak itu sendiri merupakan suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi, yang dimaksud dengan dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh alat teknologi yang memberikan pengaruh atau akibat baik dan buruk terhadap kehidupan dan peradaban manusia. Sekaitan dengan komunikasi, bahwa kemajuan teknologi di bidang komunikasi merupakan keniscayaan dalam kehidupan manusia, karena kemajuan teknologi akan senantiasa berjalan beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi yang diciptakan oleh teknologi tentunya untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia serta memberikan banyak kemudahan, dan juga sebagai cara baru dalam melaksanakan aktifitas manusia. Pun halnya dengan teknologi komunikasi. Sebagaimana dikemukakan Jaques Ellul (1967), perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini telah menciptakan sebuah pola komunikasi baru, di antaranya, 1) Proses yang meningkatkan nilai tambah; 2) Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja; serta 3) Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan. 157 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Namun demikian, begitu banyaknya manfaat dan kosekuensi positif yang dibawa oleh inovasi-inovasi dari teknologi komunikasi tersebut dengan sendirinya pula akan mendatangkan sejumlah dampak dan konsekuensi negatif. Bahkan, teknologi komunikasi yang semakin berkembang dewasa ini telah memberikan pengaruh besar dalam setiap sendi kehidupan manusia, seperti kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Bahkan, sebagaimana dikemukakan Daniel Lerner (1976), yang dikutip Yusufhadi Miarso (2004), teknologi komunikasi telah memberikan dua dampak yang sangat besar artinya dalam pola pembangunan, yaitu percepatan sejarah dan mobilisasi lingkungan. Sementara Rogers (1986) menilai, dampak dari teknologi komunikasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada tingkah laku individual yang meliputi pengetahuan, sikap, atau tindakan yang terjadi sebagai akibat dari penyampaian pesan komunikasi. Sedangkan menurut Eric Ashby (1972) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang ke empat yang ditandai dengan perkembangan di bidang elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman, dan perangkat komputer. Adapun revolusi pertama yang terjadi ribuan tahun yang lalu adalah sejak masyarakat membedakan tanggungjawab orang dewasa dan tugas mendidik yang beralih dari orangtua ke guru dan dari rumah ke sekolah. Sementara revolusi kedua terjadi dengan dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. 158 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Sedangkan revolusi ketiga berlangsung dengan ditemukannya mesin cetak serta teknik percetakan yang memungkinkan tersedianya buku secara meluas serta berkembangnya komunikasi media massa dan jurnalistme. 5.1 Dampak Teknologi Komunikasi Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa teknologi komunikasi tidak hanya mempengaruhi satu bidang kehidupan manusia, melainkan hampir seluruh bidang kehidupan tidak luput dari pengaruhnya, termasuk bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Hal tersebut semata disebabkan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin mengaburkan batas antara satu negara dengan negara lainnya dan menjadikan minimnya batas ruang dan waktu antara satu individu dengan individu lain yang berada di setiap pelosok dunia. Inilah sebuah keniscayaan betapa besar pengaruh dan dampak teknologi komunikasi tersebut. Salahsatunya adalah perkembangan teknologi pada ranah media massa, dimana media massa memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan komunikasi secara cepat dan masif kepada masyarakat atau public, sehingga informasi yang berada di dalamnya dapat memengaruhi masyarakat. Pengaruh teknologi komunikasi pada mdia massa juga terasa dampaknya pada bidang politik, dimana teknologi media massa tersebut terlihat jelas dalam keterkaitan informasi sebagai kekuatan. Informasi yang berada dalam media dapat menjadi kekuatan tersendiri bagi penguasa dalam mnegontrol dan mengendalikan rakyat. 159 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Hal ini menunjukkan adanya unsur politis di balik penggunaan suatu teknologi media tersebut, sebagaimana yang pernah dilakukan Adolf Hitler yang menjadikan teknologi radio siaran sebagai medium propaganda idieologi fasis NAZI yang dipimpinnya. Di Indonesia sendiri, penggunaan media massa juga tidak luput dari unsur politis. Sehingga informasi atau berita yang disampaikan kepada publik terkadang sangat tendensius bahkan propagandis. teknologi media massa juga tidak luput media penyampai informasi berupa berita seringkali dipengaruhi unsur politis, seperti yang pernah dilakukan pemerintahan orde baru di bawah kendali Soeharto. Pada masa orde baru, media massa atau pers seakan “dikebiri”. Pemberitaan berita seringkali mendapat tekanan dari pemerintahan apabila berisi materi yang menyudutkan kebijakan pemerintah atau yang merugikan kepentingankepentingannya. Dengan demikian, kritikan terhadap pemerintahan tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas. Selain bidang politik, bidang ekonomi juga tidak luput dari pengaruh perkembangan teknologi komunikasi. Hadirnya berbagai inovasi dan teknologi komunikasi yang baru misalnya, sudah barang tentu akan memunculkan media-media baru di tengah kehidupan masyarakat. Jumlah media yang semakin banyak inilah yang akan berimplikasi terhadap iklim ekonomi. Misalnya dengan semakin banyak media, maka akan semakin banyak pula saluran yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi. Penyampaian pesan komunikasi seperti promosi tentu saja membutuhkan biaya untuk melakukan pembelian media. 160 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Dengan demikian., maka perputaran biaya dalam media pada akhirnya akan menciptakan industri media tersendiri yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian suatu negara. Kesadaran akan pentingnya informasi dalam masyarakat inilah yang pada akhirnya akan memicu industri-industri media tumbuh dan berkembang. Pada bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah merubah tata perilaku sosial dalam kehidupan masyarakat. Dulu, masyarakat dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga komunikasi dan interaksi menjadi terbatas. Namun sekarang, dengan hadirnya media-media baru seperti jaringan internet, telepon seluler, dan lain sebagainya, batas-batas yang selama ini menjadi penghambat menjadi semakin kabur. Kemampuan teknologi komunikasi seperti media internet yang mampu mengaburkan batas antar Negara misalnya, menjadikan masyarakat suatu negara dapat melakukan interaksi dan komunikasi dengan masyarakat negara lainnya, sehingga tentu saja membawa budaya-budaya tertentu dalam diri masing-masing dari pelaku komunikasi tersebut. Dengan demikian, ketika terjadi interaksi antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain melalui media komunikasi tersebut, maka budaya dalam masyarakat atau pelaku komunikasi akan ikut terkomunikasikan atau tersalurkan. Akibatnya, tentu saja dapat terjadi pergeseran-pergeseran budaya dalam suatu masyarakat mengingat betapa kuatnya budaya yang dibawa tersebut di samping tentu saja “kejumawaan” dari mediumnya. 161 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Salah satu media komunikasi yang saat ini masih memiliki kekuatan yang besar pada masyarakat Indonesia adalah televisi. Televisi siaran telah membawa budaya-budaya dari luar ke dalam ranah masyarakat, seperti gaya berpakaian, cara berinteraksi, serta pola pikir dan kebiasaan (habit), yang pada akhirnya dapat mempengaruhi masyarakat terutama generasi muda yang notabene masih mudah dibentuk pemikirannya. Budaya dari luar tersebut (barat) dengan “bantuan” televisi akan dengan mudah untuk diadopsi. Adapun masyarakat yang memiliki tingkat terpaan tinggi adalah warga perkotaan atau kaum urban. Tengok saja, gaya berpakaian, gaya bicara dan pola pergaulan dari anak-anak muda di perkotaan yang sudah “kebarat-baratan”. Selain gaya hidup, televisi juga telah memberikan andil besar terhadap peningkatan agresivitas masyarakat. Budaya kekerasan, penindasan, dan intimidasi yang kerap dilihat masyarakat melalui film dan sinetron dengan mudahnya diadopsi oleh penonton, terutama anak-anak dan remaja. Akibatnya, rasa kebersamaan dan kasih sayang di antara sesama perlahan namun pasti mulai terkikis dari diri masyarakat. Untuk itulah, pemanfaatan teknologi komunikasi perlu mendapat pengawasan, mulai dari pemerintah dan pihakpihak terkait serta tentu saja proteksi dari diri masing-masing individu, agar penggunaannya dapat lebih mendatangkan manfaat dibandingkan menciptakan kemadharatan. Hal ini menjadi urgens mengingat begitu besarnya dampak yang timbulkan dari kehadiran teknologi komunikasi tersebut. 162 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi 5.1.1 Dampak Positif Teknologi Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya melalui katakata (verbal), gerak anggota tubuh (non-verbal), atau melalui media tertentu. Namun proses komunikasi tentunya akan menjadi lebih cepat, efektif dan efisien dengan adanya sentuhan teknologi di dalamnya. Karenanya, teknologi telah menjadi bagian terintegral dari proses. Bahkan dapat dikatakan seluruh aspek kehidupan manusia senantiasa bersentuhan dengan teknologi komunikasi. Sisi positif yang tidak bisa dipungkiri juga ada. Misalnya keberadaan teknologi membuat kita bisa menjadi tidak hanya seorang penikmat, tetapi juga pencipta hanya dengan satu alat. Ataupun akses untuk informasi yang terbuka lebar bisa menjadi hal yang sangat bagus bila digunakan dengan baik. Masa lampau, kini dan masa depan merupakan bagian dari siklus revolusi komunikasi. Kini revolusi komunikasi telah beranjak menuju industri komunikasi yang membentuk kehidupan sosial kita. Kita sendiri tahu betapa teknologi komunikasi bisa menembus celah-celah private sampai celah sosial dalam hidup manusia. Sistem komunikasi yang berjalan seiring dengan apa yang disebut revolusi ini mencakup segala hal yang ada saat mengadakan proses komunikasi. Mulai dari alat-alatnya sampai termasuk pula implikasi yang bisa diperoleh bila komunikasi ini diadakan. Segalanya tergabung dalam satu 163 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi sistem tersendiri yang berjalan dan saling bergantung satu sama lainnnya. Yang kita terima dan keluarkan pada saat sistem tersebut berjalan adalah sesuatu yang disebut ‘informasi’. Informasi ini bisa berbentuk apapun, dan bisa berbeda pada setiap orang yang terlibat. Setelah mengetahui sejauh apa revolusi komunikasi yang terjadi, mulai dari teknologi dan aplikasi yang muncul hingga dampak-dampaknya. Tidaklah lengkap jika kita tidak mengetahui kerterkaitan antara teknologi, aplikasi, dan dampaknya bagi keseluruhan sistem komunikasi. Untuk mengetahuinya dapat melalui 2 ilustrasi yang digambarkan dalam buku “The New Communication Technology”yaitu, 1) Electromagnetic Pulse dan, 2) Biometrics. Electromagnetic pulse ini menggambarkan keterkaitan 3 aspek di atas terhadap sistem komunikasi bak tekanan elektromagnetic, dimana saling ketergantungan dan ketertarikan antar teknologi dan information society. Contohnya saat seorang ilmuwan menciptakan teknologi nuklir, maka otomatis dia akan menciptakan pengamanannya. Pengamanan tersebut berkaitan dengan rumitnya prosedur penggunaan teknologi tersebut. Dalam penggunaannya tentu saja sangat dibutuhkan informasi yang jelas, agar tidak terjadi kesalahan. Karena jika terjadi kesalahan prosedur sedikit saja, maka akan menyeret seluruh komponen sekitar termasuk masyarakat yang salahsalah menjadi korban. Oleh karena itulah diilustrasikan sebagai elektromagnetik pulse, karena saling terkait satu sama lain komponen dalam sistem komunikasi. 164 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Sedangkan Biometric systems Adalah sebuah sistem yang secara otomatis mengenali seseorang sesuai dengan psikologis traits nya. Contoh teknologi yang menerapkan sistem bimetric adalah fingerprint. Seseorang dapat memasuki areal dalam komputer atau sistem tanpa memasukkan pasword. Hanya cukup memakai sidik jari. Hal ini tentu saja sangat berpengruh pada sistem komunikasi sebuah masyarakat, karena semakin terbatasnya individu-individu yang dapat mengakses sebuah informasi. Biometric sistem ini membawa dampak pada teknologi, legal dan etika-etika dalam sistem. Dampak-dampak tersebut seperti : Dampak teknologi, semakin bervariasinya teknologi yang dibutuhkan untuk membuat sistem ini Dampak legal, teknologi ini semakin memperketat kerahasiannya sebuah informasi. Semakin terbentuk sebuah privasi yang bila ada yang melanggar, maka akan berurusan dengan legal. Digital Technology Menambah maraknya garis perkembangan komunikasi, teknik manipulasi, dan aplikasiaplikasi baru. Pada dasarnya alat-alat seperti telephone dan microphone merupakan alat-alat digital. Dimana dalam mengubah sinyalnya, mereka menggunakan teknologi digital. Dalam teknologi digital tersebut terdapat dua macam sistem konversi, yaitu : Analog-to-digital conversion adalah teknologi yang mengubah/ mengonversi sinyal analog ke digital sinyal. Pada dasarnya sistem ini tidak rumit, hanya mengkonvert data-data yang awalnya analog menjadi data digital atau angka. Dan sistem ini cukup mengambil sample 165 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi data spesifik untuk di konvert, kemudian kita selanjutnya akan tahu data lainnya. Karena setiap data yang dijadikan sample akan membentuk sebuah interval dimana mencakup keseluruhan data. Digital to analag converter sebaliknya adalah sistem yang kemudian mengkonversi lagi data yang telah menjadi digital kembali menjadi analog.Kedua sistem di atas merupakan jembatan penghubung antara dunia analog dengan dunia digital. Sebenaranya penjelasan ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang data-data yang kita pakai sekarang ini sebenarnya sudah merupakan bentuk digital. Sistem merupakan sistem bagaimana data itu kini telah dapat kita nikmati dalam bentuk digital. Keuntungan menggunakan Teknologi digital Setiap sistem pastilah ada untungnya dan ada ruginya, begitu juga dengan teknologi digital. Keuntungan menggunakan teknologi digital antara lain yaitu : Teknologi digital dapat dengan mudah menyajikan data yang mudah dimengerti dalam bentuk audio digital atau vidio digital. Seluruh sinyal analog akan secara otomatis didigitalkan melalui teknologi-teknologi yang ada seperti telephone, PCs. Dapat mengembangkan efektiktif komunikasi yang fleksibel dengan mengintegrasikan ke satu line sehingga mudah untuk digunakan. Contohnya: dengan teknologi Integrated Service Digital Network (ISDN) seluruh data yang 166 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi mengandung banyak informasi, dapat kita terima hanya dengan cukup satu line. Keefektifitasan biaya didapatkan karena dalam perkembangannya telah tercipta satu teknologi baru yaitu disebut IC, dimana ini adalah sebuah chips yang mampu menyimpan data apapun lalu menjadi otak dalam menjalankan sebuah aplikasi eknologi. Hal ini lebih menghemat biaya karena kita hanya cukup menggunakan IC ini untuk menyimpan dan mengolah seluruh data tanpa perlu kabel-kabel apapun. Sedangkan kerugian menggunakan teknologi digital, di antaranya jika tidak tersedia “daya” yang cukup untuk mempresentasikan seluruh data yang ada, maka secara otomatis akan terjadi error. Seluruh data yang telah disusun menjadi kacau, sehingga kita tetap harus membuat “ back up“. Selain itu, terjadinya dominasi digital, membuat beberapa data yang masih berbentuk analog atau jika kita membutuhkan data dalam analog akan sangat sulit, salah satu solusinya dengan menggunakan teknologi ADCs dab DACs. Dengan adanya teknologi ini, banyak perusahaan yan pada awalnya telah menggunakan satu sistem dalam perusahaannya yang dimana costnya telah pas, harus merevisi sistemnya untuk mengubah menjadi sistem baru yang berlaku saat ini. Dan banyak perusahaan yang tidak pandai kemudian menutup usahanya. Contoh mudahnya adalah perusahaan rekaman, pada awalnya sistem perusahaannya telah compatible menggunakan alat untuk memproduksi kaset, tetapi dengan 167 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi kemunculan teknologi CD banyak perusahaan harus menyesuaikan. Sehinggan mau tidak mau mengubah peralatan lainnya yang compatible dengan CD. Kesimpulannya:Sebuah perkembangan pastilah membawa dampak besar bagi sekitarnya. Tidak mungkn sebuah perubahan tidak menyeret hal yang berkaitan lainnya. Sama seperti perkembangan komunikasi, seluruh komponen baik politik,sosila, ekonomi ikut mengalami perubahan seiring dengan adanya REVOLUSI Komunikasi. Tetapi kita sebagai masyarakat haruslah pandai dalam mengelolanya agar tidak terjadi hal fatal. 5.1.2 Dampak Negatif Teknologi Komunikasi Perkembangan komunikasi dan teknologi yang begitu luar biasa ini ternyata tidak hanya memberikan dampak positif juga memberikan efek negatif yang tidak kalah mengkhawatirkan. Contohnya, berkembangnya budaya asing yang tidak sesuai degan kebudayaan kita, sehingga budaya yang berkembang justru budaya yang negatif. Selain itu, semakin berkurangnya tenaga manusia yang terpakai apabila perkembangan ini terus berlanjut. Perusahaan akan lebih memilih memakai mesin dibanding manusia. Lalu, kemunculan gap antara komunitas yang memiliki informasi lebih dengan yang tidak juga mulai bermunculan. Ini jelas bukan hal bagus dalam hubungan antara manusia. Hal lainnya seperti kejelasan tentang intellectual property ataupun privasi seseorang juga menjadi masalah yang kerap hadir. 168 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Sebenarnya ada banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi komunikasi. Namun, secara garis besar dampak negatif yang paling banyak terjadi adalah Tidak dinafikkan lagi bahwa teknologi komunikasi merupakan sebuah kekuatan utuh yang dapat memengaruhi kekuatan sosial lainnya. Di sini, teknologi komunikasi memiliki keterkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, politik dan budaya, dan tentunya memberikan pengaruh atau memengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya tersebut. Kehadiran teknologi komunikasi di samping memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan aktivitas kehidupannya, juga dapat menimbulkan persoalan baru, seperti jurang yang semakin besar antara pihak yang kaya informasi dan miskin informasi, privasi seseorang yang semakin terganggu, serta membudayanya gaya hidup soliter sehingga seseorang menjadi terpencil dari lingkungan sosial. 1. Dampak Negatif Pada Anak-anak Aplikasi dari perkembangan teknologi komunikasi salah satunya adalah ditemukannya televisi, radio, internet, handphone dan lain-lain. Tidak selamanya teknologi komunikasi memiliki dampak yang positif dalam kehidupan. Tidak ada penemu yang berani menjamin bahwa penemuannya tidak akan menimbulkan dampak yang negative. Apalagi sesuatu hal yang berhubungan dengan kebebasan dan keterbukan. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, dapat dipastikan semakin kecil jarak ruang dan waktu. 169 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Salah satu obyek yang akan terpengaruh dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi adalah anak-anak. Semua hal kemajuan teknologi komunikasi sudah pasti sangat berpengaruh pada kehidupan anak-anak. Anak-anak merupakan penerus bangsa yang sudah pasti harus kita didik dengan baik. Selain iti mereka harus dikontrol oleh orang tua saat berinteraksi dengan teknologi komunisaksi. Jangan sampai mereka terpengaruh atau tergiur dengan hal-hal negative yang ditimbulkan dari teknologi tersebut. Anak-anak juga harus dibatasi saat menonton TV dan mendengar radio, jangan sampai mereka ketagihan dan melupakan pendidikan. Selain itu anak-anak juga jangan terlalu dibebaskan dalam mengakses internet. Dengan adanya internet, keterbukaan dan kebebasan menjadi hal yang biasa. Apapun dapat diakses dengan mudah melalui internet. Memang tidak semua teknologi komuniaksi menimbulkan dampak yang positif. Teknologi komunikasi juga dapat menyebabkan kebebasan yang kebablasan bila digunakan secara berlebihan. 2. Dampak Negatif Pada Pendidikan Perkembangan baru teknologi komunikasi dalam kenyataannya melahirkan persoalan yang lain. Kehadiran media baru, sebagai contoh, di samping melahirkan banyak kajian baru, pada tataran yang lain melahirkan kesulitan baru yang harus dijawab dan disiasati dengan cara yang baru pula. Aho (2005), dalam hal ini menengarai dua masalah penting yang terkait dengan hadirnya media baru tadi, yaitu masalah sertifikasi dan program pendidikan yang applicable. 170 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Dua persoalan ini, perlu digarisbawahi, harus dipikirkan agar tidak menjadi persoalan laten yang kian bertumpuk ketika kemajuan teknologi komunikasi menjadi semakin kompleks. Menurut Hans Jonas sebagaimana digambarkannya dalam buku The Imperative Responsibility: In Search of an Ethics for the Technological Age (1984: London), ada dua argumen mendasar mendasari keterkaitan teknologi dengan eksistensi manusia. Argumen pertama adalah posisi sentral manusia. Berbeda dengan Abad Pertengahan, di era modern eksistensi manusia menjadi pusat (antroposentris). Konsep bahwa manusia adalah subjek bagi dirinya sendiri diajarkan sebagai pandangan universal. Konsekuensi pemahaman itu ialah bahwa manusia menjadi penguasa atas dirinya dan alam semesta. Paradigma antroposentris di atas menjadi pendorong bagi manusia modern untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupannya. Perubahan itu tidak saja berkaitan dengan paradigma berpikir, melainkan juga bersangkut-paut dengan pola hidup keseharian. Argumen kedua adalah kemajuan. Kemajuan merupakan ideologi manusia modern. Karena ideologi itu, manusia modern selalu berusaha untuk melawan status quo. Status quo dipandang sebagai musuh yang paling berbahaya karena menghambat kemajuan itu sendiri. Dalam rangka mewujudkan kemajuan, teknologi memiliki peran penting. Jonas bahkan lebih jauh memperlihatkan bahwa teknologi sendiri merupakan simbol kemajuan yang paling dominan di era modern. Simbol-simbol 171 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi itu terungkap dalam sarana-sarana yang digunakan. Ia bahkan melihat teknologi telah pula meningkatkan produktivitas yang sangat tinggi dalam bidang ekonomi global. Bagi konsumen teknologi telah membawa mimpi-mimpi baru, yakni mimpi untuk menikmati kehidupan yang lebih menyenangkan. Akan tetapi, ada dua masalah yang harus dicairkan dan mendapat respons. Pertama masalah dana yang harus disediakan. Apakah dana yang tersedia cukup untuk pengadaan peralatan ini, andaikata tiap-tiap sekolah musti dilengkapi dengan peralatan ini? Kedua, sejauh mana media yang diperlukan dapat disediakan? Ini sebenarnya masalah perencanaan dan pengambil keputusan akhir, sebab ia akan menyangkut pula masalah kebijaksanaan. Sementara itu, timbul lagi pertanyaan lain, mengingat bahwa pemanfaatan media teknologi komunikasi telah menjadi bagian dalam sistem pendidikan nasional Indonesi, maka pembangunan pusat-pusat media secara menyeluruh merupakan suatu keharusan. Masalahnya sekarang, sejauh mana dana yang dapat disediakan untuk ini? Lantas, apakah pemerintah sendiri yang harus menanggungnya atau sama-sama memikulnya dengan masyarakat? Meskipun dana pendidikan yang dikucurkan pemerintah tidak menyentuh angka 20 persen sesuai dengan anggaran yang dijanjikan. Dengan adanya media instruksional apakah peran guru dapat dihilangkan? Tentu saja tidak. Dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, sebenarnya bila kita tetap berpegang teguh pada sistem konvensional sedangkan tuntutan pendidikan itu makin bertambah, maka tidaklah 172 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi mungkin guru mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana dibebankan ke pundaknya. Maka dengan adanya media instruksional ini bisa jadi beban guru terbantu. Kemudian, menjadi pemikiran kita pula dengan adanya lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengadaan media yang diperlukan, maka mau tak mau sekolah-sekolah yang ada harus pula mempunyai semacam “ruang media”. Ini merupakan konsekuensi logis, sebab saat sekarang dan masa yang akan datang, peran media instruksional ini akan bergulir seiring bersama dengan tatap muka dalam mengembangkan dunia pendidikan. Konsekuensi yang akan terjadi adalah pergeseran nilai-nilai kuliah yang tadinya sangat rigid dan harus diambil di universitas lokal menjadi terbuka untuk diambil dari universitas lain di dunia. 3. Dampak Negatif Pada Moral Masyarakat Faktor utama dalam pendidikan jarak jauh secara online yang dikenal sebagai distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Ideologi kemajuan tidak terlepas dari masalah moral. Sekurang-kurangnya tiga masalah moral mendasar yang muncul dalam ideologi ini. Pertama, ketidakadilan sosial. Tidak semua orang bisa dan mampu bersentuhan langsung dengan teknologi canggih. Dengan kata lain, hanya segelintir orang yang mampu menggunakan teknologi. Dampaknya, hasil-hasil teknologi komunikasi juga hanya dapat dinikmati segelintir orang. Lebih lagi orang-orang 173 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi seperti itu sering kali menggunakan teknologi komunikasi sebagai alat untuk menguasai kelompok yang tidak memiliki akses terhadap teknologi tersebut. Dampaknya, jurang antara orang yang memiliki akses dengan teknologi dan orang yang sama sekali tidak memiliki akses, sangat dalam. Di sini justru terjadi ketidakadilan sosial. Dengan demikian teknologi komunikasi berperan pula menimbulkan kesenjangan sosial. Kedua, bangkitnya sifat utopis. Ide kemajuan yang digaungkan teknologi komunikasi telah menyebar ke seluruh dunia. Tetapi bagi sebagian besar manusia di belahan dunia ini, khususnya di negara-negara yang berkembang, ide kemajuan itu hanyalah utopia, sebuah angan-angan belaka. Ketiga, potensi deviasi fungsi teknologi. Seperti dikatakan di atas, di satu sisi teknologi telah memperbaiki kehidupan manusia modern, pada sisi lain teknologi memungkinkan tindakan kejahatan semakin cepat dan meluas. Pertanyaan lebih lanjut, bagaimana meminimalkan dampak negatif dari teknologi komunikasi itu sendiri? Menjawab pertanyaan ini kata yang paling tepat adalah bangkitnya tanggung jawab moral dalam pengunaan teknologi komunikasi. Ranah kebangkitan tanggung jawab moral ini dimungkinkan oleh tiga hal. Pertama, kesadaran yang terus-menerus akan sifat dan ciri teknologi komunikasi itu sendiri. Teknologi hanyalah alat, bukan menjadi tuan bagi manusia. Sebagai alat ia memiliki keterbatasan. Justru karena keterbatasan itulah kepedulian terhadapnya sangat diperlukan. Kesadaran yang besar di kalangan orang-orang yang dekat dan bersentuhan 174 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi dengan penggunaan teknologi akan mampu mengurangi dampak destruktif dari teknologi bagi keselamatan manusia yang menggunakannya. Kedua, terkait dengan butir di atas, tanggung jawab moral juga terungkap dalam hal maksimalisasi hasil pekerjaan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mampu bekerja secara maksimal dan konsisten dengan aturan yang sudah ditetapkan. Ketiga, dampak dalam penggunaan teknologi komuinikasi. Tanggung jawab moral dalam penggunaan teknologi komunikasi tidak saja pada perawatan terus menerus dan maksimalisasi kegunaannya, tetapi juga pada dampak negatif yang diakibatkan dalam penggunaannya. 5.2 Konsekuensi Teknologi Komunikasi Selain menghadirkan dampak dan akibat, perkembangan teknologi di bidang komunikasi juga telah mendatangkan sejumlah konsekuensi, di antaranya konsekuensi sosial dan konsekuensi kultural (budaya) sebagaimana dikemukakan Edwi Arief Sosiawan, M.Si dalam situsnya di www.edwias.com Salah satu cara untuk melihat sejauhmana pengaruh teknologi komunikasi pada kehidupan sosial adalah dengan melihat konsekuensi sosial atas pemakaian teknologi komunikasi tersebut. Pasalnya, konsekuensi sosial dengan dampak sosial pemakaian teknologi komunikasi memiliki makna yang berbeda. Konsekuensi sosial merupakan suatu akibat sosial sebagai kelanjutan logis sebuah keadaan atau pemakaian dan 175 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi sudah disadari akan terjadi. Sedangkan dampak sosial adalah keadaan sosial sebagai hasil sebuah perbenturan dua keadaan yang tidak disadari. Dengan demikian, maka perbedaan di antara keduanya adalah pada unsur logis dan kesadaran. Konsekuensi sosial mengandung unsur logis dan kesadaran, sedangkan dampak sosial tidak mengandung unsur logis dan sadar dimaksud. 5.2.1 Konsekuensi Sosial Teknologi Komunikasi Konsekuensi sosial dari teknologi komunikasi bisa dilihat pada perubahan hubungan individu dengan individu, hubungan individu dengan komunitas, hubungan individu dengan lembaga sosial, hubungan individu dengan media massa, hubungan komunitas dengan media massa, dan hubungan komunitas dengan lembaga social. Perubahan yang terjadi itu sebenarnya tidak pernah direncanakan oleh pelaku komunikasi atau pemakai teknologi komunikasi tersebut. Hanya saja ia memeroleh makna dari pengalamannya menggunakan teknologi komunikasi tersebut, untuk kemudian makna tersebut direkonstruksikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian, maka perubahan hubungan yang terjadi seolah datang begitu saja. Sehubungan dengan kenyataan di atas, maka sedikitnya terdapat dua (2) jenis konsekuensi sosial teknologi komunikasi yang penting, yakni : 1. Perubahan Hubungan Sosial Jika hubungan antara dua komponen masyarakat berubah, katakanlah antara seorang individu dan individu lain 176 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi karena pemakaian teknologi komunikasi, maka hal tersebut sesungguhnya sudah terjadi konsekuensi sosial. Bisa saja perubahan itu bermula dari sense seseorang terhadap orang lainnya. Tetapi, pada saat seorang individu mulai memikirkan sense nya tentang orang lain, sebagaimana dikemukakan Steven G. Jones (1998), sesungguhnya dia juga memikirkan sense nya tentang siapa dirinya, siapa dirinya di antara orangorang lain dan ingin menjadi apa dirinya. Jika sudah demikian, menurut Jones, perubahan hubungan sosial tersebut berasal dari konstruksi seorang individu tentang individu lain. Kenyataan di atas akan menjadi sangat jelas bila dikaitkan dengan pemakaian komputer dalam masyarakat. Seperti telah diketahui komputer memiliki kedudukan sebagai pembentuk media baru. Media baru, yang nota bene membutuhkan komputer tersebut, menjadi alat untuk berkomunikasi. Tidak heran bila orang menyebutnya sebagai Computer-Mediated Communication (CMC). CMC ini bisa meningkatkan kemampuan seorang individu dalam mendengar dan melihat. Nah, orang-orang yang memakai CMC inilah kelak yang membentuk cybersociety. Tanpa CMC tidak mungkin ada cyhersociety. Bila dalam masyarakat biasa setiap individu hidup bersama-sama secara fisik dalam sebuah daerah tertentu, maka setiap individu di dalam cybersociety tidak harus hidup dalam sebuah kawasan tertentu. Bisa saja individu yang tergabung di dalamnya tidak pernah bertemu secara fisik dan hidup di daerah yang berbeda-beda. Mereka terhubungkan 177 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi karena sama-sama menggunakan on-line communication. Itulah sebabnya konstruksi sosial mereka tentang sebuah realitas tidak dibentuk oleh jaringan para pemakai CMC, melainkan dalam jaringan itu sendiri. Dengan demikian, di luar jaringan CMC, realitas itu tidak pernah terbentuk. Persoalan yang barangkali muncul adalah, apakah perubahan hubungan sosial karena pemakaian teknologi komunikasi mengarah pada kebaikan? Tidak mudah menjawabnya. Yang jelas, sebuah teknologi komunikasi selalu memiliki efek samping (side effect). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford Institute for the Quantitive Study of Society terhadap 4.000 pengguna internet menyebutkan bahwa internet menyebabkan isolasi sosial (social isolation). Makin lama seorang individu menggunakan internet, makin berkurang kontaknya dengan lingkungan sosial (Suara Pembaruan, 2/9/01). Pola hubungan menggunakan CMC antara pengirim dan penerima pesan umumnya belum saling mengenal (unknown) apalagi dengan penggunaan identitas singkat pada e-mail dan nick name pada fasilitas IRc menyebabkan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi tertutup tidak terbuka. Kecenderungan yang demikian menyebabkan interaksi sosial yang terjadi tidak memiliki makna dan hanya bersifat maya atau semu. Konsekuensi sosial lainnya adalah melalui bantuan komputer bias melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless) sehingga lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file. 178 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Makanya dahulu banyak kursus mengetik, sekarang sudah jarang kita temui kursus mengetik apalagi di kota-kota besar. Setelah dirasakan dapat menggantikan cara konventional baru terlihat kelebihan lainnnya, misal menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (email), pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan musik, dan sebagainya. Fenomena ini menunjukkan bahwa disamping efsiensi dalam penggunaannya adanya teknologi komunikasi baru menyebabkan tingkat ketrgantungan pada orang lain semakin berkurang. Adanya e-mail menyebabkan masyarakat tidak membutuhkan lagi tukang pos apalagi Kantor Pos. Tidak perlu bertemu dengan pedagang perangko, penjual amplop dan sebagainya. 2. Transformasi Sosial Dikemukakan oleh Tanduklangi (1993), transformasi sosial sebagai salahsatu bentuk konsekuensi dan konsekuensi sosial teknologi komunikasi ditandai dengan munculnya masyarakat informasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Informasi menjadi senjata strategis Pemilihan. informasi menjadi dasar konflik antara pemerintah dan pengusaha Informasi tidak lagi gratis Semua informasi yang bernilai tinggi akan tersimpan dalam bentuk digital Pustaka akan dipenuhi oleh buku-buku pintar elektronik (e-book) 179 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Pustaka dunia akan muncul dalam bentuk informasi elektronik Konsep manusia tentang privacy, security dan pemilikan berubah Pertukaran informasi meruntuhkan batas-batas budaya dan wilayah Konflik akan terjadi antara pemakai dan manajemen sistem informasi Orang-orang yang menjadi "spesialis informasi" akan menjadi sangat berkuasa Namun begitu, sebuah masyarakat tidak dapat dikatakan sebagai masyarakat informasi jika tidak ada keterbukaan di dalamnya. Dan salah satu pendorong dari lahirnya masyarakat terbuka adalah adanya pemakaian teknologi komunikasi. Hal tersebut karena pemakaian teknologi komunikasi akan memengaruhi struktur masyarakat. Nilai vang dibawa oleh sebuah teknologi kornunikasi sanggup menggoyahkan struktur masyarakat yang lama. Misalnya, nilai egaliter yang sanggup menggusur struktur masyarakat yang tertutup. Selain itu, salahsatu karakteritik dari masyarakat terbuka adalah keberadaan nilai-nilai heterogen. Sehingga sifat pluralistik menjaid lebih menonjol. Penonjolan sifat pluralistik ini pada akhirnya akan menuntu masyarakat untuk merubah arah orientasinya. Pilihan orientasi diri inilah yang akan menentukan seluruh sikap individu dalam memakai teknologi komunikasi. Bila masyarakat terbuka sudah terwujud, maka dengan sendirinya akan menggiring kepada terbentuknya 180 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi suatu pemerintahan yang terbuka pula, seperti halnya yang dianut oleh negara-negara yang menerapkan system demokratis. Adapun karakteristik dari pemerintahan yang terbuka menurut Santosa (2001) di antara : Seluruh kegiatan pemerintah harus bisa diikuti dan dipantau oleh khalayak Informasi yang dikuasai oleh pemerintah mudah diakses khalayak Proses pengambilan keputusan terbuka bagi keterlibatan khalayak. Jika ketiga aspek di atas sudah tercipta dalam setiap denyut kehidupan tata pemerintahan, maka pada akhirnya akan tercipta sebuah pengelolaan negara yang baik atau biasa dikenal dengan istilah good governance, yang ditandai dengan akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. Good governance sendiri saat ini telah menjadi barometer dari eksistensi sebuah negara. Selain hal di atas, transformasi sosial lainnya adalah terdapatnya orientasi kerja manusia yang semula pada otot (tenaga) berubah berorientasi pada pemanfaatan otak (pikiran), sehingga perbedaan gender dalam sistem dan tata kerja menjadi semakin sempit, yang pada akhirnya akan mengakibatkan pergeseran pola hidup secara umum. Dampaknya bahwa pola hidup manusia akan sangat tergantung kepada teknologi komunikasi. Dampak ini akan terus berlanjut hingga produk-produk yang dikelola oleh teknologi komunikasi tersebut menjadi sebuah produk yang cerdas (smart product). 181 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi 5.2.2 Konsekuensi Kultural Teknologi Komunikasi Agar dapat lebih memahami mengenai konsekuensi kultural teknologi komunikasi, maka perlu kiranya diungkap terlebih dahulu mengenai makna dari kultural itu sendiri. Kultural berasal dari kata cultural, yang dalam Bahasa Inggris mengandung makna having to do with culture atau berkaitan dengan budaya. Dengan demikian, maka kultural merupakan kebudayaan. Atas dasar pemikiran tersebut, maka konsekuensi kultural pemakaian teknologi komunikasi dilihat dari perubahan sebagai sebuah kelanjutan logis pemakaian teknologi komunikasi yang terjadi pada karakter yang dimiliki lembaga sosial, sistem pengetahuan, perilaku keseharian individu dan komunitas, serta sistem nilai dan norma dalam masyarakat. Sebaliknya, bila karakter dari lembaga sosial, sistem pengetahuan, perilaku keseharian individu dan komunitas, sistem nilai dan norma dalam masyarakat, sebagai kelanjutan logis pemakaian teknologi komunikasi tidak berubah, maka tidak ada konsekuensi kultural pemakaian teknologi komunikasi. Bila kita menengok kenyataan, misalnya pada perilaku orang-orang yang suka mengakses internet, temyata mereka sadar bahwa kadang-kadang mereka "berurusan" dengan apa yang disebut realitas maya (virtual reality). Realitas maya sendiri, seperti ditulis Mark Slouka, merujuk pada lingkungan yang "menyelubungi" atau "menghidupkan secara sensual", yang dimasuki individu dengan cara menghubungkan dirinya ke komputer (1999:38). Dengan kata lain, orang-orang yang 182 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi suka mengakses internet sadar bahwa komputer menciptakan ilusi untuk mereka. Tetapi, tidak banyak yang bisa membedakan ilusi tersebut dengan dunia nyata. Akibatnya, mereka merasa senang menghadapinya. Bisa saja tawaran yang diajukan dunia semu itu sejalan dengan kebutuhan individu yang mengakses internet. Bisa saja tawaran dunia semu itu sesuai dengan keinginan individu untuk menciptakan identitas baru dirinya. Yang jelas, jaringan internet telah menawarkan bentuk komunitas baru, yaitu komunitas maya (virtual community) Nah, dalam konteks komunitas semu ini, paling sedikit ada dua konsekuensi kultural pemakaian teknologi komunikasi yang menonjol, yaitu : 1. Perubahan Sistem Nilai dan Norma Jika diibaratkan sebagai pengembara, maka orangorang yang mengakses internet akan banyak melakukan perjalanan, banyak melihat dan tentu saja banyak memperoleh informasi. Semua pengalarnan itu, tentu saja akan mengubah pandangan mereka tentang diri mereka sendiri serta nilai dan norma yang selama ini mereka anut. Bukan mustahil mereka lantas mengadopsi nilai-nilai profesionalisme yang mengutamakan prinsip kepakaran, otoritas, otonomi, autensitas dan integritas. Bukan mustahil pula mereka tidak menyukai lagi solidaritas komunal. Kalau ini yang terjadi, sesungguhnya perubahan sistem nilai itu baik untuk kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Artinya, nilainilai yang diadopsi adalah nilai yang bermanfaat untuk membangun kebudayaan industrial. 183 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi Tetapi bukan mustahil yang terjadi adalah, orangorang yang mengakses internet tidak peduli lagi dengan tatanan moral, sistem nilai dan norma yang telah disepakati berpuluh-puluh tahun. Mereka hanyut dalam pengembaraan mereka dan menabrak apa saja yang mereka anggap menghambat tujuan mereka. Mereka merasa tidak peduli lagi dengan segala aturan yang ada. Bila melihat kenyataan di negara maju, kita tentu mengerti, perubahan yang terjadi pada orang yang mengakses internet adalah perubahan moral dan kemanusiaan. Orang tidak peduli lagi dengan moral yang selama ini dijunjung tinggi. Orang juga tidak peduli dengan nilai kemanusiaan orang lain. Sudah begitu, orang lebih percaya pada isu daripada informasi, lebih percaya pada rumor ketimbang kebenaran. Pergeseran nilai yang nampak ekstrim adalah kemudahan pengguna untuk menjelajahi situs-situs porno atau situs-situs cabul yang banyak bertebaran di internet dan bebas sensor karena internet dianggap tidak memiliki aturan dan kejelasan hukum dalam penggunaannya. Selain itu muncul kejahatan menggunakan internet yang disebut dengan “carding” berupa pembobolan kartu kredit milik orang lain. Ini disebabkan karena keamanan dalam internet saat ini masih belum sempurna khususnya berkaitan dengan subscribe pendaftaran diri pada suatu situs 2. Penyerahan sebagian otoritas diri pada teknologi komunikasi Bila dicermati maka orang-orang yang mengakses teknologi komunikasi informasi akan meluangkan waktu yang 184 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi banyak dan biaya yang mahal untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Meski telah terpuaskan oleh informasi yang didapat kecenderungannya orang-orang tersebut akan terus mencari dan mencari informasi memalui internet. Disinilah kondisi penyerahan diri pada teknologi terjadi akibanya Keasyikan dalam menggunakan internet menjadikan semacam kecanduan yang mau tidak mau membawa ke arah pengeluaran keuangan yang lebih. Selain itu penggunaan internet memunculkan trend centre gaya hidup dengan penambahan pengetahuan dari media internet Orang tidak dianggap eksis bila tidak memiliki e-mail atau bergabung dalam komunitas virtual seperti friendster atau blogger. Lembaga tidak dianggap eksis bila tidak memiliki website atau situs resmi. 3. Kolonialisasi Munculnya teknologi komunikasi menyebabkan arus informasi dari Negara maju ke negara berkembang adalah tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini menyebabkan masyarakat negara tertentu lebih banyak mengkonsumsi informasi dari negara yang rich informations (maju). Sehingga memungkinkan munculnya kolonialisasi> Kolonialisasi disini bukannya taktik imperialisme dalam penaklukan negara lain melalui akuisisi tanah dan wilayah namun berupa penjajahan melalui arus informasi. Pada akhirnya, teknologi dan Komunikasi bias berkembang ke arah positif ataupun negatif. Kali ini akan kembali pada kita sebagai penggunanya. Apakah mampu 185 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi memanfaatkan-nya dengan ‘benar’? karena kembali lagi pada sebuah konsep awal bahwa sesungguhnya tidak ada teknologi yang amoral, manusia lah yang membawanya menjadi sesuatu yang buruk 186 Firman Taqur | PERTEKKOM Modul TEORI KOMUNIKASI Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi