5 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan

advertisement
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
Dalam proses perancangan buku ini, penulis menggunakan data-data yang
berasal dari berbagai sumber, seperti yang akan dijelaskan selanjutnya.
Sumber-sumber berikut ini merupakan referensi visual dan sumber data dan
konten. Sumber-sumber tersebut ialah:
2.1.1 Data tentang Teori Musik
Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga
kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai
ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan
penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar,
2005)
Bernstein & Picker (1972) mengatakan bahwa musik adalah suara-suara yang
diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai
alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengarnya.
Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari bunyi atau
suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang
tertentu (Eagle Jr, 1996). Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang
membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara
manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna
bunyi (Syukur, 2005).
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur
menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam
(sounds
and
silences)
dalam
alur
waktu
dan
ruang
tertentu
dalam
urutan,kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga
mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya
5
6
dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga
dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.
2.1.1.1 Respons terhadap musik
Abeles (Hargreaves, 1986) mengatakan bahwa terdapat tiga tahap
respon terhadap musik yang dapat diidentifikasi, yaitu:
a. Respons emosional terhadap musik
Respon emosional adalah mood atau emosi yang dirasakan ketika
mendengar musik. Respon emosional merupakan respon yang paling
sedikit terjadi internalisasi terhadap musik yang didengar. Pada
respon emosional ini pendengar telah memberikan partisipasi aktif
terhadap musik yang didengar.
b. Respons berdasarkan preferensi musik
Respons berdasarkan preferensi musik adalah tindakan memilih,
menghargai, atau memberikan prioritas terhadap satu jenis musik
dibandingkan jenis musik lainnya.
c. Respons berdasarkan selera musik
Selera musik merupakan komitmen jangka panjang seseorang
terhadap preferensi musiknya, yang ditandai dengan perilaku seperti
adanya kebiasaan membeli rekaman-rekaman baik dalam bentuk kaset,
compact disc, dan sebagainya.
2.1.2 Data Sejarah Musik Jazz
Jazz adalah sebuah genre musik yang berkembang pada sekitar awal abad ke
20 di Amerika Serikat, tepatnya di New Orleans. Suatu daerah yang berada di
selatan Amerika Serikat. Jazz merupakan musik hasil alkuturasi dari
kebudayaan Afrika (tepatnya Afrika Barat) dengan musik Eropa. Jazz
berkembang setelah perang saudara yang terjadi di sana pada tahun 1886.
Jazz tumbuh dari musisi – musisi kulit hitam yang merupakan mantan
personil
militer.
Kelahiran
jazz
banyak
dikaitkan
dengan
proses
perkembangan musik blues, ragtime, dan bebop yang selalu bersinggungan
satu sama lain. Namun, berbeda dengan musik blues, musik jazz pada
dasarnya adalah musik instrumental spontan. Kreativitas spontan itu tampak
pada permainan improvisasi para pemainnya.
7
Jazz identik dengan improvisasi. Improvisasi adalah tanggapan langsung di
tempat atas situasi musikal. Karakteristik permainan improvisasi musik jazz
tampak pada pendekatan individual cara bermain para musisinya. Dalam jazz,
pemain ahli akan menafsirkan sebuah lagu dengan cara yang sangat
individual, tidak pernah memainkan komposisi yang sama persis dengan cara
yang sama dua kali. Tergantung mood pemain dan pengalaman pribadi,
interaksi dengan sesama musisi, atau bahkan anggota audiens, seorang musisi
jazz / pemain dapat mengubah melodi, harmoni atau waktu penandatanganan
di akan. musik klasik Eropa telah dikatakan media komposer. Jazz, sering
ditandai sebagai produk kreativitas egaliter, interaksi dan kolaborasi,
menempatkan nilai yang sama pada kontribusi dari komposer dan pelaku,
'tangkas berat [ing] klaim masing-masing komposer dan improvisasi' .
Di New Orleans dan Dixieland, para jazz performer bergantian bermain
melodi, sementara yang lain countermelodies improvisasi. Dengan era swing,
big band datang untuk lebih mengandalkan musik diatur: pengaturan entah
tertulis atau dipelajari oleh telinga dan hafal - banyak artis jazz awal tidak
bisa membaca musik. solois Individu akan berimprovisasi dalam pengaturan
ini. Kemudian, di bebop fokus bergeser ke arah kelompok-kelompok kecil
dan pengaturan minimal; melodi (dikenal sebagai kepala "") akan dinyatakan
secara singkat pada awal dan akhir bagian, tapi inti dari kinerja akan menjadi
serangkaian improvisasi dalam tengah. Kemudian gaya jazz seperti jazz
modal meninggalkan gagasan ketat kemajuan akord, yang memungkinkan
individu musisi berimprovisasi bahkan lebih bebas dalam konteks skala
tertentu atau mode. avant-garde dan idiom jazz bebas izin, bahkan
memanggil, meninggalkan chords, sisik, dan meter berirama.
8
2.1.3 Wawancara dengan Narasumber Utama
Data untuk materi tugas akhir ini didapat dari hasil wawancara dengan
narasumber utama secara langsung yaitu Elseos Jeberani Emanuel
Likumahuwa atau yang biasa dipanggil Barry Likumahuwa.
Elseos Jeberani Emanuel Likumahuwa atau yang terkenal dengan panggilan
Barry Likumahuwa adalah seorang bassist jazz funk yang cukup dikenal di
dunia musik jazz. Ia lahir di Jakarta tanggal 14 Juni 1983. Lahir dari keluarga
yang sangat dekat dengan dunia musik jazz. Ayahya adalah seorang pemain
alat tiup, juga seorang legenda Jazz yaitu Benny Likumahuwa serta ibunya
adalah seorang penyanyi bossa nova. Tidak heran kalau musik sudah sangat
melekat dalam jiwa seorang Barry Likumahuwa sejak lahir. Cikal bakal
bermain bass nya pun telah dimulai semenjak dia berada di bangku sekolah
dasar.
Gambar 1 Barry Likumahuwa
Barry Likumahuwa telah membuktikan kualitasnya dalam dunia musik.
Keahliannya dalam membetot gitar bass telah diakui tidak hanya di dalam
negeri, tetapi juga di luar negeri. Barry telah membuktikan kemampuannya di
bidang musik tanpa harus mendompleng nama keluarganya. Awalnya ia tidak
mau menggunakan nama keluarganya karena takut dianggap mendompleng
ketenaran keluarganya. Namun anggapan itu berhasil dipatahkan oleh Barry
dengan kemampuannya dalam membetot gitar bass. Dimulai dari menjadi
9
additional player dari musisi ternama seperti Glenn Fredly dan akhirnya
membentuk band sendiri yaitu Barry Likumahuwa Project.
Gambar 2 Foto suasana wawancara dengan Barry Likumahuwa
Gambar 2 Foto suasana wawancara dengan Barry Likumahuwa
10
2.1.4 Kuesioner
Kuesioner yang disebar adalah kuesioner yang berisi tentang pertanyaan yang
berkenaan langsung dengan seorang Barry Likumahuwa. Pertanyaan seputar
sejauh mana pasar mengenal seorang Barry Likumahuwa, di mana dan
bagaimana mereka mengenal beliau. Selain itu, pertanyaan seputar minat pasar
terhadap musik secara keseluruhan, Termasuk bagaimana tanggapan pasar
tentang musik jazz. Target utama dari kuesioner ini akan diberikan kepada anak
muda, terutama para Goodspellers (komunitas penggemar band Barry
Likumahuwa Project atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama BLP).
Dari 111 koresponden yang telah berpartisipasi, yaitu 43 orang laki-laki dan 68
orang perempuan, sekitar 74% mengaku mengenal sosok Barry Likumahuwa.
Sedangkan 18% mengaku hanya pernah dengar saja dan 8% lainnya menyatakan
tidak mengenal siapa itu sosok Barry Likumahuwa. Berikut gambar tabel hasil
kuesioner yang dilakukan oleh penulis beberapa waktu yang lalu.
Gambar tabel 1 Grafik genre musik yang disukai
Gambar tabel 2 Grafik masyarakat mengenal Barry Likumahuwa
11
Gambar tabel 3 Grafik album yang disukai
Gambar tabel 4 Grafik minat masyarakat terhadap buku biografi Barry
Gambar tabel 5 Grafik bagian yang ingin diketahui tentang Barry Likumahuwa
2.1.5 Data Penerbit Buku
Setiap buku yang akan dipublikasikan pasti membutuhkan sebuah
perusahaan atau instansi yang mampu menerbitkannya. Dalam hal ini,
penulis memilih penerbit buku GagasMedia sebagai perusahaan
penerbit buku yang penulis anggap tepat dan mampu untuk
menerbitkan buku biografi ini.
12
Gambar 3. Logo Gagas Media
Berikut adalah sedikit informasi tentang perusahaan penerbit buku
GagasMedia. GagasMedia adalah sebuah penerbitan buku yang didirikan
pada 4 Juli 2003, dengan segmentasi buku popular untuk kalangan remaja.
Buku-buku GagasMedia langsung menggebrak dunia perbukuan Indonesia.
Misi untuk melahirkan penulis-penulis muda generasi baru yang diusung
GagasMedia terbukti sukses dengan munculnya penulis-penulis muda seperti
Adhitya Mulya dengan novel Jomblo-nya (2003), Icha Rahmanti dengan
Cintapucino-nya (2004), Yennie Hardiwidjaya dengan Miss Jutek-nya (2004),
Miranda dengan Sihir Cinta-nya (2005), Ninit Yunita dengan Kok Putusin
Gue-nya (2005), dan banyak lagi penulis-penulis muda yang dilahirkan
GagasMedia dan sukses sebagai penulis best seller.
GagasMedia memiliki visi jauh ke depan untuk mengangkat dunia buku di
Indonesia sebagai sesuatu yang popular. Sesuatu yang digemari dan diminati
oleh banyak orang sehingga buku sebagai sarana untuk mencerdaskan
masyarakat tidak berjarak dengan masyarakat itu. Untuk mencapai tujuan ini,
jembatan yang dipakai GagasMedia adalah melahirkan penulis-penulis muda
yang bermutu dan mampu menuliskarya yang digemari banyak orang.
Sasaran GagasMedia adalah generasi muda yang selama ini masih berjarak
dengan buku.
Gagasmedia yang didirikan oleh FX Rudy Gunawan, Anthonius Riyanto,
Moammar Emka, Hikmat Kurnia, dan Andi Dominicus, juga sukses
memelopori karya-karya adaptasi hasil kolaborasi dengan dunia hiburan,
khususnya film dan sinetron, dengan menampilkan penulis-penulis senior
seperti Fira Basuki (Brownies, 2005), FX Rudy Gunawan (Tusuk Jelangkung,
13
2004 dan Bangsal 13, 2005), Nova Riyanti Yusuf (30 Hari Mencari Cinta,
2003), Agung Bhawantara (Seventeen, 2005), Moammar Emka (Tentang Dia,
2005), dan banyak lagi novel-novel adaptasi lainnya. Dunia perfilman pun
menyambut baik novel-novel terbitan GagasMedia sehingga beberapa di
antaranya akan segera difilmkan, misalnya Jomblo, Cintapucino, Sihir Cinta,
dan Kok Putusin Gue.
Selain karya-karya popular, GagasMedia juga menerbitkan beberapa karya
yang berbobot lebih serius, tapi tetap dengan konsep dan gaya popular,
seperti Parasit Lajang (Ayu Utami), Radio Negeri Biru (FX Rudy Gunawan),
Di Atas Siang Di Bawah Malam (Putu Oka Sukanta), Jakarta City Tour
(antologi cerpen human rights), dan sejumlah karya berbobot serius lainnya.
GagasMedia berada di bawah satu atap dengan AgroMedia Pustaka dan
memasarkan buku-bukunya melalui AgroMedia Distributor sehingga tersebar
merata di seluruh Indonesia. Sampai bulan Mei 2006, GagasMedia telah
menerbitkan sekurangnya 142 judul buku, jadi setiap bulannya paling sedikit
menerbitkan empat judul buku.
Alamat Redaksi GagasMedia :
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
email : [email protected].
2.1.6 Data Struktur Buku Biografi
Sehubungan dengan belum tersedia nya naskah khusus tentang biografi Barry
Likumahuwa, maka penulis menyediakan naskah khusus yang menjabarkan
kehidupan Barry Likumahuwa secara terperinci. Naskah dibagi menjadi 5 bab
besar, yaitu :
2.1.6.1 Prakata: Foreword
Sebagai bagian pembuka, penulis akan menjelaskan tentang siapa Barry
Likumahuwa dan alasannya membuat sebuah biografi tentang pemain bass
ini.
14
2.1.6.2 Cerita : “Sebuah Awal Cerita”
Bab awal ini diberi judul “Sebuah Awal Cerita”, menceritakan
tentang
perjalanan kehidupan awal seorang Barry Likumahuwa. Dimulai dari masa
kecil, masa sekolah, hingga lingkungan keluarganya yang memiliki latar
belakang musik.
2.1.6.3 Cita : “ Kisah Meraih Cita”
Dalam bab ini, dijelaskan tentang perjalanan kehidupan seorang Barry
Likumahuwa dalam meraih cita-citanya sebagai seorang pemain bass,
dimulai dari pengalamannya sebagai seorang session player di kafe-kafe,
ceritanya bergabung dengan band Glenn Fredly, hingga kemajuan karirnya
lewat peluncuran album ‘Goodspell’.
2.1.6.4 Cinta : “ Tentang Sisi Lain: Cinta”
Bab ini khusus menceritakan tentang hal-hal yang menjadi alasan Barry
untuk berkarya dan melakukan kebaikan. Kecintaannya terhadap musik,
Tuhan, sesama, Bangsa dan Negara, hingga kecintaannya terhadap binatang
cukup menginspirasinya untuk menciptakan karya-karya yang sangat
dinikmati oleh kaum muda di Indonesia.
2.1.6.5 Cipta : “ Karya dan Cipta dalam Irama”
Di bab yang keempat, akan dijelaskan secara lengkap dan terperinci tentang
seluruh karya-karyanya yang
tidak hanya digemari, namun juga telah
menginsprasi banyak generasi muda di Indonesia. Selain itu, juga akan
dibahas discography dari sang bassis itu sendiri.
2.1.6.6 Citra : “ Citra Sang Inspirasi”
Sebagai penutup, bab yang menceritakan tentang bagaimana citra seorang
Barry Likumahuwa di mata orang-orang yang mengenalnya secara dekat
akan dibahas secara lengkap di sini. Tidak hanya itu saja, opini dari pihak
media serta publik juga akan disorot dalam bab ini.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Teori Publikasi
Definisi Publikasi :
Publikasi adalah sebuah istilah teknis dalam konteks hukum dan utama dalam
hukum hak cipta. Seorang penulis umumnya adalah pemilik awal dari suatu hak
15
cipta bagi pekerjaannya. Suatu hak cipta diberikan bagi penulis atas karyanya,
dimana hal itu merupakan hak eksklusif yang diberikan untuk mempublikasikan
hasil karyanya. Kata publikasi berarti tindakan penerbitan, dan juga mengacu
pada setiap salinan.
2.2.2 Teori Buku
Buku merupakan tempat lahirnya sebuah desain grafis. Hans Peter Willberg,
seorang desainer sudah sangat berpengalaman mengkategorikan buku kedalam
beberapa kategori menurut materinya. Beberapa kategori tersebut adalah, Buku
sebagai bacaan: novel, buku puisi, buku ilustrasi. Buku sebagai informasi: buku
ilmiah dan instruksi. Buku pilihan dan konsultasi; buku referensi, ensiklopedia,
kitab suci. Dan buku khusus; buku pelajaran dengan latihan didalamnya.
2.2.3 Biografi
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien
yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang
kehidupan seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah
kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat
saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.
2.2.4 Teori Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual, sesuai dengan namanya merupakan kegiatan ilmu
komunikasi yang mempelajari konsep dan menyajikannya dengan kreatif yang
diaplikasikan ke berbagai macam media secara visual. Desain Komunikasi
Visual mempunyai 3 fungsi (Cenadi, 1994 ; 4), yaitu:
• Sebagai sarana identifikasi
• Sebagai sarana informasi dan instruksi
• Sebagai sarana presentasi dan promosi
2.2.5 Teori Layout
Pada dasarnya layout dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain
terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/ pesan
16
yang dibawanya (Rustan, 2009 : 0 ). Melayout adalah salah satu proses/ tahapan
kerja dalam desain.
Prinsip-prinsip dalam layout yang juga prinsip dasar desain grafis, di antaranya
yaitu:
• Sequence (urutan) Sequence bisa juga disebut dengan hierarki, flow, atau aliran.
Adalah sebuah tugas desainer untuk membuat prioritas dengan mengurutkan dari
yang harus dibaca pertama sampai yang terakhir. Jika semua informasi
ditampilkan sama kuatnya, pembaca akan kesulitan untuk menangkap pesan
utamanya. Melalui sequence, pembaca akan mengurutkan pandangan matanya
sesuai dengan flow yang diinginkan.
• Emphasis (penekanan) Emphasis adalah vocal point atau point of interest.
Emphasis bisa diciptakan melalui berbagai cara misalnya dengan memberikan
ukuran yang jauh lebih besar pada sebuah elemen layout pada sebuah halaman,
menggunakan warna yang kontras dengan latar belakang, menggunakan bentuk
yang berbeda, atau meletakkan sebuah elemen di posisi yang strategis. Pada
umumnya kebiasaan membaca adalah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah,
maka posisi yang paling pertama dilihat biasanya adalah sebelah kiri atas.
• Balance (keseimbangan) Balance yaitu pembagian berat yang merata pada
suatu bidang layout. Pembagian berat yang merata berarti menghasilkan kesan
seimbang
dengan
menggunakan
elemen-elemen
yang
dibutuhkan
dan
meletakkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak tapi juga
arah, ukuran, warna, dan elemen- elemen lainnya. Ada dua macam
keseimbangan pada layout yaitu keseimbangan yang simetris (symetrical
balance/ formal balance) dan keseimbangan yang tidak simetris (assymetrical
balance/ informal balance)
• Unity (kesatuan) Agar sebuah layout memiliki kesan kuat bagi pembacanya,
sebuah layout harus mempunyai kesan unity. Prinsipnya yaitu teks, gambar,
warna, ukuran, komposisi, style, dan setiap elemen- elemen desain harus saling
berkaitan dan disusun secara tepat. Tidak hanya dalam hal penampilan, tetapi
17
kesatuan disini juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara
fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.
2.2.6 Grid System
Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout (Rustan, 2009).
Grid mempermudah kita menentukan dimana harus meletakkan elemen layout
dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout. Sistem ini dirancang agar
flexible, dimana terkadang sebuah elemen desain akan keluar dari sistem
tersebut, namun ini tergantung dari seberapa banyak variasi yang diinginkan.
Pada umumnya, orang membagi grid menjadi 3 kolom vertikal dan 3 kolom
horizontal, ini berhubungan erat dengan hukum the golden three, namun bentuk
grid juga harus disesuakan dengan bentuk medianya.
2.2.7 Teori Warna
Menurut Cameron Chapman (2010), warna merupakan hal yang sangat subjektif
dalam desain. Perbedan latar belakang, budaya juga dapat mempengaruhi arti
warna baik secara personal maupun kelompok. Warna yang sama dapat
memberikan reaksi yang berbeda pada setiap individu.
Warna dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
• Warna hangat : merah, oranye, kuning.
• Warna dingin : hijau, biru, ungu.
• Warna netral : hitam, putih, abu-abu, coklat, beige, krim
Selain pembagian 3 kelompok besar tersebut, juga dikenal sistem warna Prang,
yang ditemukan oleh Louis Prang (1876) yang membagikan warna sebagai
berikut:
• Hue : istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna,
seperti merah, biru, hijau, dsb.
• Value : dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Misalkan
tingkatan warna dari putih hingga hitam.
18
• Saturation/ intensity : atau sering juga disebut dengan chroma, adalah dimensi
yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.
2.2.8 Teori Tipografi
Menurut Danton Sihombing, Tipografi merupakan representasi visual dari
sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok
dan efektif. (Sihombing, 2003 : )
Ada dua jenis typeface di dalam tipografi modern, yaitu serif dan sans serif.
Serif mempunyai perbedaan ketebalan dan mempunyai lidah pada ujungujungnya. Sans serif merupakan typeface yang sederhana, tidak mempunyai
perbedaan ketebalan pada lidah ujung-ujungnya. Huruf serif lebih mudah dibaca
di atas kertas, misalnya untuk membedakan ‘i’ dan ‘l’, yang sulit dibedakan pada
kebanyakan font sans serif. Akan tetapi, karena layar monitor memiliki resolusi
yang lebih rendah daripada printer, font sans serif lebih mudah dibaca pada
layar monitor. Untuk desain print dengan tulisan yang kecil, font serif lebih
terbaca, dan untuk desain digital, font sans serif lebih mudah keterbacaanya.
Dalam tipografi, ada beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Legibilty
adalah fungsi dari sebuah perancangan typeface, sebuah perhitungan informal
tentang bagaimana mudahnya untuk membedakan satu huruf dengan yang
lainnya dalam jenis huruf tertentu. Sedangkan readabilty merupakan standar
ukuran bagaimana mudahnya kata, kalimat atau sebuah paragraf mudah dibaca.
Visibility adalah kemampuan font tersebut mudah terlihat atau tidak. Sedangkan
clearity yaitu huruf harus memperlihatkan kejelasan.
2.2.9 Teori Fotografi
Fotografi menurut Amir Hamzah Sulaeman mengatakan bahwa fotografi berasal
dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti
sebagai berikut: foto artinya cahaya dan grafi artinya menulis jadi arti fotografi
secara keseluruhan adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal
19
dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui
media kamera dengan bantuan cahaya (Amir Hamzah :1981;94).
2.2.9.1 Fotografi Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau
kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption
(tulisan yang menerangkan isi foto). Jenis foto ini sering kita jumpai dalam
media massa (koran, majalah, buletin, dll).
2.2.9.2 Fotografi Dokumentasi
Fotografi Dokumentasi adalah sebuah karya foto yang mevisualisasikan
obyek atau suatu peristiwa secara fleksibel tanpa terikat dengan aturan
tertentu. Fleksibel disini menegaskan bahwa sang pemotret atau fotografer
bebas melakukan apa saja yang dikehendaki untuk mengabadikan peristiwa
yang ada di depannya tanpa dibayangi dengan aturan tertentu.
2.2.9.3 Fotografi Human Interest
Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan
manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi
emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya,
yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi
orang yang menikmati foto tersebut.
2.2.9.4 Fotografi Candid
Sebuah teknik fotografi yang memfokuskan pada spontanitas dan ekspresi.
Fotografi candid juga bisa disebut sebagai tidak dipose, tidak terencana dan
tidak mengganggu. Candid bisa dilakukan secara diam-diam maupun dengan
cara membaur dengan objek foto kita, cara kedua dapat dicapai setelah objek
foto kita merasa nyaman berada dekat dengan diri kita. Sebuah fotografi
candid memerlukan shutter speed tinggi, secara otomatis memerlukan iso
yang tinggi juga.
2.2.10 Analisa SWOT
2.2.10.1 Strength
- Buku biografi ini adalah buku biografi pertama yang membahas lengkap
tentang perjalanan kehidupan karir Barry Likumahuwa.
20
- Buku biografi ini dikemas dalam tampilan visual yang menarik serta
menggambarkan tentang karakter dari seorang Barry Likumahuwa
sendiri sebagai seorang musisi jazz.
- Barry Likumahuwa adalah salah satu musisi jazz muda yang menjadi
jembatan bagi musik jazz untuk kembali di dunia musik Indonesia.
- Barry Likumahuwa juga merupakan salah satu musisi yang sering kali
mengambil tema nasionalisme dan perubahan dalam pembuatan
karyanya.
- Selain itu, beliau juga dikenal sebagai seorang public figure yang
sederhana dan bersahabat. Sehingga beliau memiliki banyak sekali fans
yang
tidak
hanya
mengagumi
karyanya,
namun
juga
sangat
menghormatinya secara personal.
- Barry Likumahuwa dikenal sebagai salah satu role model bagi generasi
muda di Indonesia.
2.2.10.2 Weakness
- Jazz adalah musik yang belum dapat diterima dan dinikmati oleh semua
kalangan. Sementara Barry sendiri berkecimpung di dalamnya.
- Tidak semua orang mengenal siapa sosok Barry Likumahuwa itu sendiri.
2.2.10.3 Opportunity
- Sampai saat ini, belum begitu banyak terdapat biografi yang membahas
khusus tentang kehidupan seorang seniman maupun musisi, terutama
musisi Jazz Indonesia.
- Selain itu, biografi lokal dengan layout, warna, dan ilustrasi yang
menarik juga belum banyak ditemukan di toko buku terdekat.
2.2.10.4 Threat
- Trend minat baca masyarakat semakin meningkat, namun hanya terbatas
pada jenis buku tertentu saja, seperti novel & komik.
21
Download