Paper Sistem dan Teknologi Informasi Tenik Industri Database Dosen Pembimbing : Widyawan, S.T., M.Sc., Ph.D. Disusun Oleh: Niki Rendra Adisetiawan 11/321587/PTK/07374 Rakhmat Widya Pratama 08/268810/TK/34080 V. Reza Bayu K 08/268855/TK/34110 Annisa Uswatun Khasanah 08/268775/TK/34056 PROGRAM STUDI PASCA SARJANA TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 A. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dari tahun ke tahun merupakan bukti bahwa manusia selalu berusahaa mendapatkan cara yang mudah, cepat dan akurat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Komputer merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam mengelola data menjadi informasi. Kecepatan mengolah data dalam skala besar dan tingkat akurasi yang tinggi dari data yang dihasilkan merupakan alasan mengapa komputer banyak di gunakan sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan informasi. Implikasi dari perkembangan tersebut adalah semakin banyaknya komputer atau komputerisasi di dalam pengolahan data pada instansi-instansi pemerintah maupun swasta yang juga berdampak pada proses pengolahan database pada instansi-instansi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi yang tidak pernah surut hingga saat ini memberikan dampak pada perubahan pola pengolahan database. Dulu bentuk dari database mungkin hanya sebuah buku catatan besar sekarang sudah menjadi sebuah sistem dalam komputer yang bisa diakses tanpa batas ruang dan waktu. Saat ini telah banyak muncul sistem serta software yang dapat diaplikasikan dalam pengolahan database. Perkembangan teknologi ini juga memberi pengaruh pada perkembangan teknologi di sisi kehidupan yang lain, seperti pendidikan. Kini dalam bidang pendidikan banyak dijumapai SIA (Sistem Informasi Akademik) yang berbasis pada internet. Tentu hal ini tidak terlepas dari munculnya sistem informasi yang berhubungan dengan pengolahan database. Database kini sudah menjadi suatu kebutuhan utama untuk menunjang informasi pada suatu instansi maupun badan usaha. Selain berguna untuk menyimpan informasi, database dapat pula digunakan untuk mengolah data sesuai dengan yang dibutuhkan. B. Pengertian Jika berbicara mengenai database, yang terbesit pertama kali adalah kumpulan-kumpulan data yang memberikan informasi mengenai suatu hal dalam sebuah buku maupun folder di dalam komputer. Memang, sebelum jaman revolusi industri sudah ditemukan bentuk catatan-catatan yang mirip dengan database dalam bentuk buku besar, kuitansi, dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. Database banyak diartikan sebagai sebuah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu dalam komputer sehingga mampu memenuhi informasi yang optimal yang dibutuhkan oleh pengguna. Database juga diartikan sebagai sekumpulan informasi yang saling berkait pada suatu subjek tertentu pada tujuan tertentu pula. Saat ini pembuatan, pengelolaan, dan pengaksesan database sudah sangat terbantu dengan adanya teknologi. Jika dibandingkan dengan awal pula munculnya database sederhana, yang masih melakukan pencatatan manual, pengolahan database saat ini bisa dbuat lebih luwes dan sangat memungkingkan untuk meminimalisir terjadinya kerangkapan data. Pengolahan database tradisional sangat terpaku pada bagaimana memudahkan pembuat database agar dapat menulis dengan rapi, lebih mudah dipahami, dan hal-hal yang terkait dengan format pembuatan, namun saat ini dengan ada teknologi dan munculnya berbagai macam software, hal tersebut menjadi perkara yang mudah. Pegolahan database tradisional juga terkesan sangat kaku, karena memang dibuat secara manual sehingga tidak bisa melakukan inprovisasi dalam hal formatnya maupun kelengkapan informasinya. Karena dilakukan secara maual, kerangkapan data juga sangat mungkin terjadi dalam pengolahan data secara tradisional. Kelebihan manajemen database saat ini yang telah menggunakan teknologi informasi yang lain adalah: - data lebih konsisten, - data dapat digunakan bersama-sama, - data dapat distandardisasi, - keamanan dapat terjamin, - integritas data terpelihara. Namun dibalik semua kemudahan dari pengolahan database menggunakan sistem informasi, terdapat beberapa kelemahan jika dibandingkan dengan pengolahan database secara tradisional, yaitu: - dibutuhkan storage yang besar, - dibutuhkan tenaga spesialis, - software mahal - kerusakan pada database akan mempengaruhi departemen yang terkait. C. Tujuan Tujuan dari menggunakan database adalah mengoleksi data secara terorganisir untuk melayani beragam aplikasi pada saat bersamaan dengan cara menyimpan dan mengelola data sehingga bisa tampak pada satu lokasi. Secara rinci, tujuan menggunakan database adalah sebagai berikut : 1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed) Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah. 2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space) Karena keterkaitan erat antara kelompok dalam basis data, maka redundansi (pengulangan) data pasti selalu ada. Dengan basis data, efisiensi/optimalisai penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi data, baik menerapkan sejumlah pengkodean atau membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. 3. Keakuratan (Accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan/penyimpanan data. 4. Ketersediaan (Availability) Pertumbuhan data sejalan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita dapat melakukan pemilahan data, sehingga data yang sudah jarang kita gunakan dapat kita pindahkan kedalam media penyimpanan off-line. 5. Kelengkapan (Completeness) Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-filed baru pada suatu tabel. 6. Keamanan (Security) Ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam sebuah basis data. Tetapi untuk suatu sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan secara ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya. 7. Kebersamaan Pemakaian (Sharebility) Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja atau di satu lokasi saja oleh satu sistem aplikasi. Data pegawai dalam basis data kepegawaian, misalnya dapat digunakan oleh banyak pemakai, dari sejumlah departemen dalam perusahaan atau oleh banyak sistem (sistem penggajian, sistem akuntansi, system inventori dan (sebagainya). Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga/menghindari munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data karena data yang sama dapat diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bers amaan) atau kondisi deadlock (karena banyak pemakai saling menunggu untuk menggunakan data). D. Tipe Database Ada berbagai macam tipe database yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan penggunaan database tersebut. Perusahaan dapat memilih tipe database sesuai dengan business process perusahaan. Tipe-tipe database tersebut adalah: 1. Operational Database Data yang digunakan untuk menjalankan bisnis. Data ini mempunyai ciri-ciri disimpan, diperoleh dan diupdate oleh sistem Online Transactional Processing (OLTP). Sebagai contoh, sistem pemesanan, aplikasi perhitungan atau dan order entry application. Operational data biasanya disimpan dalam relational database, tetapi mungkin disimpan dalam legacy hierarchical atau flat formats. ipe ini digunakan untuk menyimpan data operasi harian organisasi, mencakup inventory management, purchases, transctions (transaksi) dan financials (pembiayaan). Semua data dikumpulakan dalam database yang biasanya diberi berbagai nama seperti database operasi/produksi, database subyek – area (SADB) atau database transaksi. Dalam Operational Database pada suatu organisasi /instansi juga penting dimasukkan database pelanggan, database pegawai, inventory database i.e. data detail berapa produk perusahaan yang memberikan informasi yang baik kepada pembeli. Database yang disimpan dengan tipe Operational Database dapat diubah dan dimanipulasi tergantung apa yang diinginkan oleh perusahaan. 2. Analytical Database Digunakan untuk menyimpan informasi dari berbagai tipe database seperti: selected operational databases dan external databases. Nama lain dari analytical database adalah information databases, management databases atau multi-dimension databases. Data yang disimpan dalam suatu “ Analytical Database” digunakan oleh managemen untuk penggunaan analisa, sehingga penamaannya seperti itu. Data di analytical database tidak dapat diubah dan dimanipulasi. Pada tipe ini, para analis dapat bekerja secara langsung, atau mengkreasi secara terpisah analisis database untuk Online Analytical Processing. Contoh, perusahaan dapat mengambil data pencatatan penjualan untuk menganalisis keefektifan dari reklame dan promosi penjualan lainnya pada tingkat agregasi. 3. Data Warehouse Database, dengan perangkat pelaporan dan query yang menyimpan data saat ini dan data historis mengenai hal-hal potensial bagi semua perusahaan. Data berasal dari beragam sistem operasional inti dan sumber-sumber eksternal, termasuk transaksi melalui website, masing-masing dengan model data yang berbeda. Secara umum suatu organisasi/instansi menginginkan penyimpanan data dalam beberapa tahun. Pada perusahaan di Inggris penyimpanan data lama dapat mencapai enam tahun, di Indonesia, pada instansi pemerintah data lama disimpan 10 – 20 tahun. Data lama juga dan masih merupakan sumber informasi yang penting melalui analisis dan perbandingan data lampau dan data saat ini mempermudah menentukan “key trend” yang berjaya. Semua data tahunan terbut disimpan dalam “Database Warehouse”. Data yang disimpan telah diskrening, pengeditan, dan pengintegrasian dan tidak memerlukan terlalu banyak lagi pengeditan atau alterasi. Pada tipe penyimpanan data seperti, spesifikasi perangkat lunak (software requirement specification (SRS)) yang dibutuhkan telah disetujui pada perencanaan kualita proyek (projet quality plan); 4. Distributed Database Database yang tersimpan dalam lebih dari satu lokasi fisik. Beberapa bagian tersimpan secara fisik pada satu lokasi, dan bagian-bagian lain tersimpan pada lokasi yang lain. Sistem terdistribusi bisa mereduksi kelemahan-kelemahan dari satu sistem besar pada satu lokasi. Sistem distribusi meningkatkan kecepatan layanan dan respons terhadap pengguna lokal dan sering dijalankan pada komputer yang kecil dan murah. Namun sistem terdistribusi bergantung pada saluran telekomunikasi yang kualitasnya lebih baik. Lebih lanjut, database lokal kadang kala dapat terlepas dari standar dan definisi data pusat. Para perancang database perlu mempertimbangkan faktorfaktor tersebut. Banyak organisasi atau perusahan yang memiliki banyak lokasi kantor, manufacturing plants, kantor regional, kantor cabang, dan satu kantor pusat yang secara geografis letaknya berbeda. Setiap dari kelompokkerja tersebut kemungkinan memiliki database tersendiri yang secara bersama membentuk database organisasi atau perusahaan. 5. End-User Database Dimana ada perbedaan ketersedian data pada lokasi kerja dari semua pengguna akhir pada banyak organisasi/instansi. Setiap lokasi kerja merupakan suatu database skala kecil tersendiri yang termasuk data in spreadsheets, presentation (penyajian), word file, note pads dan download files. Semua yang seperti database kecil (small databases) membentuk suatu tipe database yang disebut : End-User Database. 6. External Database Semua database di luar organisasi yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan tetapi dengan akses terbatas (pendaftaran). 7. Hypermedia Database On The Web Pada umumnya website memiliki berbagai halaman media interkoneksi yang dapat meliputi : teks, vidio clips, audio clips, fotografi dan grafik. Semua itu disimpan dan dipanggil dari suatu tempat apabila ingin membuat halaman web. Semua dari itu secara bersama membentuk “ Hypermedia Database” 8. Navigational Database Navigational database memiliki aemua items yang referensinya dari objek lain. Dalam hal ini, satu refensi dapat ke lainnya atau satu objek ke objek lainnya. Pada tipe database ini dapat menggunakan sistim moderen seperti XPath, seperti yang diaplilakasikan pada pengelolaan pengaturan lalu lintas udara. 9. In – Memory Database Pada tipe ini data disimpan dimemori utama komputer dengan menggunakan “ disk-based system”, yang cepat dan lebih reliable dibanding piringan (disk). Tipe ini diaplikasikan pada peralatan “ telecommunication network” 10. Document - Oriented Database Tipe ini berbeda dengan berbagai tipe yang ada di mana tipe ini berorientasi kepada dokumen. Data disimpan dalam bentuk “ teks record” dan kadang juga disimpan dalam bentuk tabel. 11. Real - Time Database Data ditangai secara tetap mengikuti perubahan. Contoh, stock market database di mana pengaruh perubahan nilai (share changes) setiap menit harus diperbaharui dalam “real-time database”. Tipe database juga dapat digunakan pada analisis bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan, perbankan, akunting, kontrol proses, sistim reservasi dan sebagainya. Essential-nya bahwa data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat dan selalu real time. 12. Relational Database Model database logika yang memperlakukan data seakan-akan tersimpan dalam tabel dua dimensi. Ia bisa menghubungkan data yang tersimpan pada satu tabel ke data dalam tabel lainnya selama dua tabel berbagi elemen data yang sama. Model data relasional merepresentasikan semua data dalam database sebagai tabel dua-dimensi sederhana yang disebut relasi. Relational databases seperti MySQL, Microsoft SQL Server & Oracle, memiliki lebih banyak menggunakan struktur logikal dalam penyimpanan data. Tabel dapat digunakan untuk menampilkan objek ril, dengan setiap kejadian sebagai atribut. Contoh, Tabel disebut “books” dapat mempunyai judul kolom, penulis dan ISBN, yang menjelaskan secara terperinci setiap buku di mana setiap lajur dalam tabel adalah buku baru. “Relation” , hubungan datang dari kenyataan bahwa tabel-tabel dihubungkan yang satu dengan yang lainnya, misal penulis buku dapat dihubungkan dengan tabel “authors” untuk menyediakan lebih banyak informasi tentang penulis. Salah satu keuntungan utama “relational model” ialah bahwa apabila database ditujukan untuk efisiensi, tidak akan ada duplikasi berbagai data, membantu menjaga integritas data. Relational database juga berfungsi untuk “built-in” yang membantu to retrieve, singkat dan mengedit data dalam berbagai cara. Tipe ini sangat umum dari berbagai tipe database di mana data disimpan dalam tabel yang bervariasi. Setiap tabel memiliki suatu “key field” yang digunakan untuk melakukan hubungan dengan tabel lain, di mana semua tabel dihubungkan dengan lainnya melalui beberapa “key fields”; Tipe database seperti ini secara ekstensif digunakan diberbagai industri, contoh Relational database antara lain : Oracle, Sybase and Microsoft SQL Server. Karakteristik dari tipe database ini adalah: 1. sering diperbaharui dan transaksi yang bersifat online, 2. on-historicalk data (tidak lebih dari tiga sampai dengan enam bulan lamanya), 3. optimized for transactinal processin, 4. tingginya normalisasi dalam relasional database untuk memudahkan pembaharuan, pemeliharaan dan integritas. E. Database Management System (DBMS) Seperti yang telah dibahas sebelumnya, saat ini dapat dibuat dan diolah dengan teknologi informasi dengan menggunakan suatu program komputer yang disebut software. Software yang digunakan untuk mengelola dan memanggil query database disebut Database Management System. Generasi pertama DBMS didesain oleh Charles Bachman di perusahaan General Electric pada awal tahun 1960, disebut sebagai Penyimpanan Data Terintegrasi (Integrated Data Store) Database Management System atau DBMS adalah sistem yang bertanggung jawab atas penanganan basis data dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna dalam suatu perusahaan agar dapat diakses kapanpun informasi tersebut dibutuhkan. Oleh sebab itu, keberadaan DBMS dipandang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Dalam DBMS dibutuhkan integritas data, yaitu data yang ditangani harus dipastikan merupakan data yang akurat dan terbaru (up-to-date). Selain itu, dibutuhkan pula independensi data, yaitu bagaimana data dapat diambil dan dipisahkan dari program di mana data tersebut diambil. Sebelum era DBMS biasanya data disimpan dalam bentuk flatfile, yaitu file teks yang ada pada sistem operasi. Data dengan format flat file ini tidak optimal ketika filenya berukuran besar, dan hal kekurangan ini diperbaiki dalam DBMS. Database Management System mengontrol keseluruhan proses penanganan data dan informasi suatu perusahaan. DBMS melakukan kontrol tersebut melalui program dan query. Ada dua metode utama query, yaitu SQL (Structured Query Language) dan QBE (Query by Example). Perintah-perintah utama dalam SQL misalnya adalah CREATE, USE, ALTER, dan DROP untuk Data Definition Language, serta SELECT, INSERT, UPDATE, dan DELETE untuk Data Manipulation Language. Tujuan penggunaan Database Management System antara lain adalah menerima dan menyimpan data, serta menyediakan tools terkait pengaksesan data seperti query, form penginputan data, dan pelaporan. DBMS juga dirancang untuk dapat memanipulasi data secara lebih mudah. DBMS memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya adalah efisiensi penggunaan memori, dengan integrasi data-data dan informasi dalam suatu perusahaan, redundansi atau duplikasi data yang sama dapat diminimalisasi. Integrasi ini juga membuat pengguna dapat mengakses dan mengubah suatu data secara realtime menggunakan antarmuka yang ada di DBMS dan dapat langsung diketahui oleh pengguna lainnya. Integrasi ini juga membawa manfaat dari sisi sentralisasi data. Data yang terpusat akan mempermudah pengelolaan database. Konsistensi data yang diakses secara bersama-sama dari DBMS akan lebih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang tersebar. Kebebasan dan keleluasaan pengaksesan data dari DBMS ini bukan berarti melupakan sisi keamanan dari data-data yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Tetap ada kontrol terhadap penggunaan data-data tersebut. Misalnya adanya pembatasan akses terhadap konten-konten tertentu, sehingga hanya pengguna yang memiliki privilege lah yang dapat mengaksesnya. Sistem manajemen database atau database management system (DBMS) adalah merupakan suatu sistem software yang memungkinkan seorang user dapat mendefinisikan, membuat, dan memelihara serta menyediakan akses terkontrol terhadap data. Database sendiri adalah sekumpulan data yang berhubungan dengan secara logika dan memiliki beberapa arti yang saling berpautan. Sebuah DBMS terdiri atas beberapa hal seperti hardware, software, prosedur, data, dan pengguna. Hardware merupakan sistem komputer aktual untuk menyimpan dan mengakses database. Biasanya hardware terdiri dari jaringan dengan sebuah server pusat dan beberapa program client yang berjalan di sejumlah komputer. Software adalah DBMS yang sesungguhnya. Dengan adanya software DBMS para pengguna dimungkinkan untuk berkomunikasi dengan database. Dengan kata lain DBMS merupakan mediator antara database dengan user. Komunikasi ini dijalankan melalui software dan menggunakan sejumlah prosedur yang telah ditentukan. Prosedur inilah yang mengontrol jalannya sistem, yaitu praktik-praktik nyata yang harus diikuti user untuk mendapatkan, memasukkan, menjaga, dan mengambil data. Ada banyak yang dapat digunakan untuk membangun sebuah database, di antaranya adalah SQL Server, Microsoft Access, Oracle Database, MySQL, Firebird, dll.. Dalam DBMS ada dua jenis data. Yaitu data yang merupakan kumpulan informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi serta metadata, yaitu informasi mengenai database. Komponen terakhir DBMS adalah pengguna. Pengguna digolongkan berdasarkan interaksinya dengan DBMS. Database administrator adalah orang atau group yang bertanggungjawab mengimplementasikan sistem database di dalam suatu organisasi. Sedangkan end user adalah orang yang berada di depan workstation dan berinteraksi secara langsung dengan sistem. Beberapa contoh sistem yang telah menerapkan DBMS antara lain adalah sistem informasi inventory, sistem ATM banking, sistem reservasi tiket pesawat, sistem informasi perpustakaan, dll. F. Aplikasi Database Mangement System DBMS diaplikasikan secara luas di berbagai bidang, salah satunya adalah dalam sistem ATM banking. Bisa dikatakan bahwa mungkin DBMS adalah ruh dari sistem ATM banking ini, karena jika memang jika tidak dengan DBMS sistem ini tidak bisa berjalan. ATM (Automatic Teller Machine) atau yang dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai Anjungan Tunai Mandiri merupakan alat otomatis untuk melakukan transaksi perbankan. ATM terdiri atas: 1. stasiun kerja yang dapat diakses dengan kartu khusus atau mesin ATM, 2. Remote Computer yang menyimpan dan memperbarui catatan pelanggan dan mengesahkan serta melaksanakan transaksi, 3. hubungan telekomunikasi antara mesin ATM dengan remote computer. komponen-komponen ATM. Cara kerja sistem ATM banking adalah sebagai berikut: 1. Mesin ATM akan membaca ID Card nasabah Proses ini dilakuakn oleh magnetic card reader setelah kartu dimasukkan melalui slot card kedalam mesin. Fungsi dari magnetic card reader hanya sebagai pembaca dan penerima data. Karena fungsinya hanya sebagai penerima data maka magnetic card reader tidak memiliki memori yang bisa menyimpan data nasabah. Sementara Kartu ATM akan tersimpan didalam mesin dan akan keluar otomatis setalah nasbah memutuskan transaksi.Saat mesin berhasil membaca data dalam Kartu ATM tersebut, maka mesin akan meminta data PIN (Personal Identification Number). PIN ini tidak terdapat di dalam kartu ATM melainkan harus di-input dengan menggunakan tombol keyboard ATM oleh nasabah. 2. Pengiriman data ke sistem komputerisasi bank Setelah PIN dimasukkan, maka data PIN tersebut akan diacak (di-encrypt) dengan rumus tertentu dan dikirim ke sistem komputerasi bank bersangkutan. Pengacakan data PIN ini dimaksudkan agar data yang dikirim tidak bisa terbaca oleh pihak lain. 3. Validasi PIN yang sudah diacak berikut isi data dari kartu akan dikirim langsung ke sistem komputer bank untuk validasi sebagai bagian dari setiap transaksi. Setelah data selesai dan diproses di sistem komputer bank, maka data akan dikirim kembali ke ATM, dan nasabah akan mendapatkan apa yang yang dimintanya (dapat bertransaksi) di ATM dengan mengikuti instruksi-instruksi optional yang dikirim mesin ke monitor mesin. 4. Proses Transaksi Ketika data sudah di validasi dan data nasabah cocok dengan data yang ada di database bank yang bersangkutan, nasabah bisa melakukan pemilihan transaksi. Perlu diketahui bahwa mesin ATM tidak menyimpan data nasabah maupun PIN nasabah. Ini karena prinsip kerja mesin ATM hanya menyampaikan pesan (pass through request) nasabah ke sistem komputer bank bersangkutan. Dan ATM hanya dapat melayani satu nasabah pada satu waktu saja. 5. Pengiriman data transaksi Setelah transaksi selesai, mesin akan memprintkan sejumlah data transaksi yang telah dilakukan (optional) atau jika nasabah tidak menginginkan print data dilakukan, mesin akan tetap memberikan informasi transaksi saat itu melalui monitor mesin. Dan secara otomatis, akan ada perubahan jumlah saldo nasabah. Kemudian kartu akan keluar dari slotnya dan transaksi akan benar-benar selesai. Di bawah ini adalah gambar ilustrasi kerja sistem ATM banking. Referensi Dewiar, 2010, Modul M9 [Online accesed: 20th December 2011], URL:dewiar.staff.gunadarma.ac.id/M9 Giarini, Junita, 2010, Sistem Informasi Industri: Database Management System, Universitas Gadjah Mada (Slide Perkuliahan). I Gede Garry A. S, Dien Azizun, Yudo Nugroho. (2009). Database. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia . Ken Laudon, Jane Laudon. (2010). Mangement Information System . New York: Prentice Hall. Kusuma, Irvan, 2011, Database, Diakses online pada 19 Desember 2011, URL: http://irvkusuma.blogspot.com/2011/12/bab-vi-database.html. Laudon, Laudion, 2005, Sistem Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital, Penerbit Andi Malawa, 2011, Modul IV: Database dan Perannya [Online accesed: 20th December 2011], URL:repository.unhas.ac.id Margono, 2008. Database Management Sytem (DBMS), Diakses online pada 19 Desember 2011, URL: http://margono.staff.uns.ac.id/2008/10/14/database-management- systemdbms/. Ramadhan, R. (2010, Desember 21). Cara Kerja Transfer Data Komunikasi. Retrieved Desember 20, 2011, from http://41810010034.blogspot.com/2010/12/cara-kerjatransfer-data-komunikasi.html Wikipedia, 2011, Sistem Manajemen Basis Data, Diakses online pada 19 Desember 2011, URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_manajemen_basis_data. Wikipedia, 2011, SQL, Diakses online pada 19 Desember 2011, URL: http://id.wikipedia. org/wiki/SQL.