kajian tumbuhan obat

advertisement
KAJIAN TUMBUHAN OBAT
BERDASARKAN KELOMPOK PENYAKIT PENTING
PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA
OLEH
ELLYN KATHALINA DAMAYANTI
E03495038
JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999
Kupersembahkan
Karya Kecil ini untuk
Papa, Mama, Ine dan Chandra
RINGKASAN
Ellyn Kathalina Damayanti. NRP. E03495038. Kajian Tumbuhan Obat berdasarkan Kelompok
Penyakit Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia. Di bawah Bimbingan Bapak Ir. Ervizal A.
M. Zuhud, MS dan Ibu Dra. Harini M. Sangat.
Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai harganya. Potensi
tersebut telah dimanfaatkan selama ratusan tahun, terutama oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar
hutan. Telah banyak orang meneliti tentang pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan obat oleh berbagai etnis
di Indonesia. Semakin hari data hasil penelitian pemanfaatan tumbuhan obat semakin banyak
jumlahnya, namun data tersebut sampai saat ini tetap hanya sebagai data dan tersebar di mana-mana.
Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang menggunakan data tumbuhan obat yang
dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia sebagai data primer untuk diolah dan disusun sesuai
tujuannya sehingga menghasilkan luaran/output baru yang bermanfaat.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk
menyembuhkan lima kelompok penyakit peringkat tertinggi pada berbagai etnis di Indonesia, dan (2)
mengetahui intensitas penggunaan setiap jenis tumbuhan obat tersebut pada berbagai etnis di
Indonesia.
Penelitian dilaksanakan di Bogor selama 2 bulan, pada bulan Juni – Juli 1999. Bahan yang
digunakan adalah berbagai laporan perjalanan/survei, makalah dalam simposium/seminar, skripsi dan
buku-buku yang memuat data tumbuhan obat dan kegunaannya dari berbagai etnis di Indonesia. Alat
yang digunakan adalah seperangkat komputer, Software Microsoft Excel 97, Software Microsoft Word
97, Software Paint, dan alat tulis. Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lain
tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia. Data primer direkapitulasi dalam
bentuk matriks, kemudian diolah dan dianalisis sesuai tujuan penelitian.
Data primer yang berhasil dikumpulkan mencakup 45 etnis dari berbagai daerah di Indonesia.
Berdasarkan hasil pengolahan data, ada 9 jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh
berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati 8 kelompok penyakit yang termasuk dalam peringkat lima
besar kelompok penyakit yang ditemukan pada berbagai etnis di Indonesia. Jenis tumbuhan yang
paling banyak digunakan oleh etnis-etnis untuk mengobati penyakit malaria adalah Alstonia scholaris
R. Br. (pulai). Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan untuk menyembuhkan sakit perut. Tumbuhan
yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam adalah Kalanchoe pinnata Pers.
(cocor bebek). Kemudian, untuk menyembuhkan penyakit diare adalah Psidium guajava L. (jambu
biji) dan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) adalah Cassia alata L. (ketepeng). Untuk
menyembuhkan penyakit bisul, ternyata ada dua jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan, tetapi
etnis penggunanya untuk masing-masing tumbuhan berbeda, yaitu Allium sativum L. (bawang putih)
dan Mimosa pudica L (putri malu). Kaempferia galanga L. atau “kencur”, digunakan untuk mengobati
panas. Terakhir, Arcangelisia flava (L.) Merr. (akar kuning) digunakan untuk mengobati sakit kuning.
Diantara jenis-jenis tersebut, 4 jenis yang penting untuk dikembangkan adalah Alstonia scholaris R.
Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr.. Selain empat jenis
tumbuhan yang telah disebutkan di atas, ada jenis tumbuhan lainnya yang berasal dari hutan, yang
digunakan oleh minimal dua etnis yang tidak saling berhubungan sebagai obat pengganti, yaitu
Eurycoma longifolia Jack. (Simarubaceae) untuk penyakit malaria; Garcinia mangostana L.
(Clusiaceae) untuk penyakit diare; Blechnum orientale L. (Blechnaceae) untuk penyakit kulit ringan;
dan Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae) untuk mengobati sakit kuning.
Berdasarkan sukunya (familinya), jenis-jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar
kelompok penyakit termasuk ke dalam 108 suku (famili). Jika dilihat berdasarkan habitusnya, jenisjenis tumbuhan obat tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 habitus, yaitu pohon, perdu, herba, liana,
tumbuhan memanjat, tumbuhan paku, dan bambu.
KAJIAN TUMBUHAN OBAT
BERDASARKAN KELOMPOK PENYAKIT PENTING
PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA
Karya Ilmiah
Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
OLEH
ELLYN KATHALINA DAMAYANTI
E03495038
JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1999
Judul
: KAJIAN TUMBUHAN OBAT BERDASARKAN
KELOMPOK PENYAKIT PENTING
PADA BERBAGAI ETNIS DI INDONESIA
Nama Mahasiswa
: ELLYN KATHALINA DAMAYANTI
NRP
: E03495038
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS
Dra. Harini M. Sangat
NIP :
NIP :
Mengetahui :
Ketua Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan
Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc.
NIP :
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Oktober 1975, anak pertama dari ayah bernama
Drs. Widji Soekirno dan ibu bernama Sunarni, yang kemudian oleh kedua orang tuanya diberi nama
Ellyn Kathalina Damayanti. Sejak kecil penulis tinggal bersama kedua orang tua dan adik-aiknya,
Irene Carolina Fatmayanti dan Chandra Irawadi Wijaya di sebuah rumah mungil dan sederhana di tepi
Sungai Cisadane.
Penulis mulai mengenyam bangku pendidikan pada tahun 1980 di Taman Kanak-Kanak
Kusumajaya, Gunung Batu, Bogor, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Panaragan 1,
Bogor. Memasuki usia remaja, penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4
Bogor dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor. Sejak di bangku sekolah dasar, penulis sudah aktif
dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Di bangku SMP, selain menjadi Pratama di Gudep 04,
penulis juga pernah menjabat sebagai Ketua 1 OSIS SMP Negeri 4 Bogor, dan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler lain, yaitu seni tari. Kegiatan Pramuka dan seni tari terus diikuti penulis sampai awal
pendidikannya di perguruan tinggi. Semasa SMA, penulis pernah dikirim ke Jepang selama satu tahun
sebagai salah seorang duta bangsa dalam Program Pertukaran Pelajar AFS. Setelah lulus dari bangku
SMA, penulis melanjutkan pendidikannya ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi
Mahasiswa IPB (USMI). Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti penulis selama duduk di bangku kuliah
adalah sebagai anggota Himakova, Sekretaris BPM-E periode 1997/1998 dan anggota panitia dalam
beberapa kegiatan mahasiswa. Seluruh kegiatan praktek lapang dapat diselesaikan dengan baik oleh
penulis, yaitu Praktek Umum Kehutanan di Cagar Alam Leuweung Sancang, KPH Garut dan Taman
Wisata Alam Gunung Papandayan; Praktek Umum Pengelolaan Hutan di KPH Majalengka; dan
Praktek Kerja Lapang di HPH PT Roda Mas Timber Kalimantan Coy., Ltd. di Kecamatan Long
Pahangai dan Long Bagun, Kabupaten Dati II Kutai, Propinsi Kalimantan Timur. Skripsi ini dibuat
dalam rangka penyelesaian tugas akhir penulis sebagai mahasiswa di Jurusan Konservasi Sumberdaya
Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas ridha-Nyalah, penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Kajian Tumbuhan Obat berdasarkan Kelompok Penyakit
Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia” sebagai bagian dari tugas akhir mahasiswa. Skripsi ini
adalah hasil dari studi pustaka yang telah dilakukan penulis selama 3 bulan terakhir sebagai bentuk
penelitian yang dipilih penulis. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi dunia pendidikan, dan bidang
kehutanan khususnya etnobotani.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada :
1.
Bapak Ir. Ervizal A. M. Zuhud, MS dan Ibu Dra. Harini M. Sangat, sebagai dosen pembimbing
skripsi dan pemilik semua pustaka yang saya gunakan dalam penelitian,
2.
Dosen penguji,
3.
Papa, Mama, Ine, dan Chandra - atas do’a dan dukungannya,
4.
Bude Tado, Mas Bambang, Mas Pri, Teh Minar dan sanak familiku semua - atas bantuannya,
5.
Mr. Dave Archibald – atas bantuan dananya, Bapak Ir. Tutut Sunarminto, MS dan Ibu Ir. Rr.
Melani Abdulkadir, MSc. dengan SOS-nya yang telah memberi jalan untuk mendapatkan bantuan
dana penelitian,
6.
Bapak Ir. Arif Aliadi – atas saran-sarannya, dan Mas Ir. Hendi - atas petanya,
7.
Nanti, Dian, Wawan, Cay, dan semua rekan KSH 32 – atas kebersamaannya, dan
8.
Seseorang yang selalu memberikan semangat, nasehat, do’a, dan guyonannya selama Adikmoe ini
menyelesaikan skripsi.
Mudah-mudahan budi baik Anda semua mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Amin.
Bogor, September 1999
Penulis,
Ellyn K. Damayanti
NRP. E03495038
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………… vii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………. viii
Daftar Gambar……………………………………………………………………………………. ix
Daftar Tabel………………………………………………………………………………………. x
Daftar Lampiran…………………………………………………………………………………... xi
I.
Pendahuluan…………………………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….. 1
B. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………….. 1
C. Manfaat Penelitian……………………………………………………………………… 1
D. Output/Luaran Penelitian………………………………………………………………. 2
II.
Metode Penelitian…………………………………………………………………………… 3
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………………………….. 3
B. Bahan dan Alat…………………………………………………………………………. 3
C. Batasan Istilah………………………………………………………………………….. 3
D. Pengumpulan Data……………………………………………………………………… 3
E. Pengolahan Data………………………………………………………………………… 4
F. Analisis Data……………………………………………………………………………. 11
III. Hasil dan Pembahasan………………………………………………………………………. 13
A. Etnis…………………………………………………………………………………….. 13
B. Kelompok Penyakit…………………………………………………………………….. 14
C. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Peringkat Lima Besar
Kelompok Penyakit…………………………………………………………………….. 17
Alstonia scholaris R. Br………………………………………………………………… 18
Psidium guajava L. …………………………………………………………………….. 21
Cassia alata L. ………………………………………………………………………… 23
Arcangelisia flava (L.) Merr. ………………………………………………………….. 25
D. Jenis Tumbuhan Lain yang Berpotensi sebagai Obat………………………………….. 29
E. Suku dan Habitus Jenis-Jenis Tumbuhan Obat………………………………………… 30
IV. Kesimpulan dan Saran………………………………………………………………………. 33
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………….. 35
Lampiran………………………………………………………………………………………….. 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Tahapan Pengolahan Data ……………………………………………………. 5
Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia…………………………………………………….. 14
Gambar 3. Peta Penggunaan Alstonia scholaris R. Br. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai
Obat Malaria dan Sakit Perut…………………………………………………………… 20
Gambar 4. Peta Penggunaan Psidium guajava L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat
Diare…………………………………………………………………………………… 22
Gambar 5. Peta Penggunaan Cassia alata L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat
Penyakit Kulit Ringan………………………………………………………………… 24
Gambar 6. Peta Penggunaan Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh Berbagai Etnis di Indonesia
sebagai Obat Sakit Kuning…………………………………………………………… 26
Gambar 7. Habitus Jenis Tumbuhan Obat untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit…… 31
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Matriks Tumbuhan – Etnis – Penyakit …………………………………………………. 4
Tabel 2. Hasil Pengkodean Nama Etnis dan Penyusunan Matriks ke Dalam Tiga Kolom………. 6
Tabel 3. Kelompok Penyakit dan Tumbuhan Obatnya pada Berbagai Etnis di Indonesia………. 6
Tabel 4. Rekapitulasi Data Kelompok Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di
Indonesia………………………………………………………………………………... 7
Tabel 5. Kelompok Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai
Etnis di Indonesia……………………………………………………………………….. 8
Tabel 6. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia………….. 8
Tabel 7. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia
dan Jenis Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………… 9
Tabel 8. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia
berdasarkan Jenis Tumbuhan Obatnya…………………………………………………. 9
Tabel 9. Hasil Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama………. 10
Tabel 10. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit
dari Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia…… 10
Tabel 11. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia………… 15
Tabel 12. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan oleh Berbagai Etnis
di Indonesia untuk Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit……… 17
Tabel 13. Jenis Tumbuhan yang Diambil dari Dalam Hutan yang Digunakan oleh
Dua Etnis atau Lebih yang Tidak Saling Berhubungan untuk Mengobati Kelompok
Penyakit yang Sama……………………………………………………………………. 29
Tabel 14. Peringkat I : Kelompok Penyakit Malaria pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis
Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………………….. 42
Tabel 15. Peringkat II : Kelompok Penyakit Demam pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis
Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………... 44
Tabel 16. Peringkat II : Kelompok Penyakit Sakit Perut pada Berbagai Etnis di Indonesia dan
Jenis Tumbuhan Obatnya………………………………………………………………. 46
Tabel 17. Peringkat III : Kelompok Penyakit Diare pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis
Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………………….. 50
Tabel 18. Peringkat III : Kelompok Penyakit Kulit Ringan pada Berbagai Etnis di Indonesia
dan Jenis Tumbuhan Obatnya………………………………………………………… 52
Tabel 19. Peringkat IV : Kelompok Penyakit Bisul pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis
Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………. 55
Tabel 20. Peringkat IV : Kelompok Penyakit Panas pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis
Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………. 57
Tabel 21. Peringkat V : Kelompok Sakit Kuning pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis
Tumbuhan Obatnya…………………………………………………………………….. 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Etnis berdasarkan Letak Etnis per Pulau dari Sabang Sampai Merauke…41
Lampiran 2. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan
Tumbuhan Obatnya……………………………………………………………………. 42
Lampiran 3. Kelompok Penyakit Lain yang Dapat Disembuhkan dengan Empat Jenis Tumbuhan
Obat Penting…………………………………………………………………………… 61
Lampiran 4. Bagian Tumbuhan yang Digunakan, Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan
Obat Penting oleh Berbagai Etnis di Indonesia……………………………………….. 62
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan tropika Indonesia memiliki potensi tumbuhan obat yang tak ternilai harganya. Tidak
kurang dari 1260 jenis tumbuhan obat ada di hutan tropika Indonesia (Zuhud dan Haryanto, 1994).
Potensi tersebut telah dimanfaatkan selama ratusan tahun, oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan
dan di pedesaan. Etnis tersebut memanfaatkan tumbuhan obat sebagai pencegah dan penyembuh
berbagai macam penyakit. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, mulai dari jenis tumbuhannya, bagian
yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan penyakit yang disembuhkan merupakan kekayaan
pengetahuan masing-masing etnis yang diwariskan secara turun temurun. Selain etnis tersebut,
kelompok lain yang juga memanfaatkan kekayaan potensi tumbuhan obat hutan tropika Indonesia
adalah para peneliti, mahasiswa, industri jamu dan praktisi pengobatan alternatif yang menggali
pengetahuan berbagai etnis melalui eksplorasi, penelitian, atau hanya sebagai hobi, dalam rangka
mendokumentasikan keanekaragaman pengetahuan masing-masing etnis dan kemudian turut
mempraktekkannya.
Hasil pendokumentasian yang diperoleh dan dimanfaatkan oleh para peneliti, mahasiswa,
industri jamu dan praktisi pengobatan alternatif diantaranya adalah laporan-laporan perjalanan/survei
yang memuat data tentang tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia.
Semakin hari data tersebut semakin banyak jumlahnya, dan banyak orang baik dari dalam maupun dari
luar negeri yang berminat pada tumbuhan obat, sebagai salah satu obyek dorongan kembali ke alam
(trend Back To Nature). Namun, data tentang tumbuhan obat tersebut sampai saat ini tetap hanya
sebagai data dan tersebar di mana-mana, karena belum ada yang berminat untuk mengumpulkan dan
mengolahnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian yang menggunakan data tumbuhan obat
yang dimanfaatkan oleh berbagai etnis di Indonesia sebagai data primer untuk diolah dan disusun
secara sistematik sesuai tujuannya sehingga menghasilkan luaran baru yang bermanfaat.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk menyembuhkan lima kelompok penyakit
peringkat tertinggi pada berbagai etnis di Indonesia.
2.
Mengetahui intensitas penggunaan setiap jenis tumbuhan obat tersebut pada berbagai etnis di
Indonesia.
C. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah munculnya beberapa jenis tumbuhan obat potensial yang berasal
dari kekayaan pengetahuan dan pengalaman berbagai etnis di Indonesia, yang telah terbukti khasiatnya
2
secara empiris, dengan harapan ada pihak-pihak yang tertarik untuk menindaklanjuti dengan
penelitian, pengembangan, dan pemasyarakatan serta pemasarannya.
D. Luaran
Luaran yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.
Informasi jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh berbagai etnis di Indonesia untuk mengobati
masing-masing kelompok penyakit penting.
2.
Kompilasi data tumbuhan obat dari berbagai etnis di Indonesia.
II. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bogor selama 2 bulan, pada bulan Juni – Juli 1999.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah berbagai laporan perjalanan/survei, makalah dalam
simposium/seminar, skripsi dan buku-buku yang memuat data tumbuhan obat dan kegunaannya dari
berbagai etnis di Indonesia. Pemilihan etnis sesuai dengan data hasil penelitian yang ada dalam laporan
perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium, dan pustaka lain yang mewakili pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian, beserta kepulauan di sekitarnya, Kepulauan Maluku
dan Nusa Tenggara. Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer, Software Microsoft Excel 97,
Software Microsoft Word 97, Software Paint, dan alat tulis.
C. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang digunakan, yaitu :
1.
Kelompok penyakit penting adalah kelompok penyakit yang paling banyak ditemukan
berdasarkan laporan dari masing-masing etnis.
2.
Berbagai etnis di Indonesia adalah etnis-etnis yang ada di Indonesia.
Dalam penelitian ini, data etnis yang digunakan berjumlah 45 etnis atau 12,2 % dari jumlah
seluruh etnis yang ada di Indonesia, dimana jumlah seluruh etnis yang ada di Indonesia adalah ±
370 etnis.
D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang akan diolah. Tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data
primer adalah mencari pustaka yang memuat data tumbuhan obat yang digunakan oleh berbagai etnis
di Indonesia, yaitu laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium dan pustaka lainnya.
Data primer diperoleh dari berbagai pustaka, yaitu:
1.
Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani I (1992) dan II (1995),
2.
Laporan Teknik 1998/1999 Puslitbang Biologi – LIPI (1999),
3.
Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII (1996),
4.
Prosiding Seminar Konservasi Flora Nusantara (1999),
5.
Irian Jaya : Bungarampai Penelitian Flora dan Fauna Pulau Biak-Supiori dan Yapen (1998),
6.
Kembali ke Alam Manfaatkan Obat Asli Indonesia : Laporan Ekspedisi Biota Medika di Taman
Nasional Bukit Tiga Puluh dan Cagar Biosfir Bukit Dua Belas Propinsi Riau dan Jambi (1998),
7.
Lontar Usada : Suatu Kajian Etnofarmakologi (1998) - makalah,
4
8.
Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah Nusa Tenggara Barat (1991),
9.
Resep Pusaka Tradisional Madura - buku,
10. Berbagai skripsi tentang pemanfaatan tumbuhan obat.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang data primer. Data sekunder terdiri dari semua informasi
mengenai tumbuhan obat, yang dapat diperoleh melalui :
1.
Studi literatur
2.
Wawancara dengan orang-orang yang berhubungan langsung dengan tumbuhan obat dalam
lingkup etnobotani.
E. Pengolahan Data
Data primer yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan Software Microsoft
Excel 97. Diagram Tahapan Pengolahan Data dapat dilihat dalam gambar 1 pada halaman 5. Tahapan
pengolahan data secara rinci adalah sebagai berikut :
1.
Membuat rekapitulasi data tumbuhan obat dalam bentuk matriks, seperti tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Matriks Tumbuhan – Etnis – Penyakit
No.
Tumbuhan
Etnis ….
Nama lokal
Penyakit
Etnis ….
Nama lokal
Penyakit
Etnis ….,Dst
Nama lokal
Penyakit
1
2
3
…
Dst.
2.
Pengelompokkan jenis penyakit dari berbagai etnis ke dalam kelompok penyakit yang lebih
umum, untuk penyakit-penyakit yang dapat dikelompokkan, diantaranya kelompok penyakit :
Bisul
: bisul, bisul baru, bisul dalam perut, bisul di kaki, bisul di payudara,
koreng, borok, borok bernanah, kulit bernanah.
3.
Demam
: demam, demam (dewasa), demam goyang, demam panas, panas dingin.
Sakit kulit berat
: cacar, cacar air, campak, campak air, eksim.
Sakit kulit ringan
: panu, kadas, kurap, kudis, kutu air, gatal, kaki pecah-pecah.
Sakit perut
: mules, nyeri perut, perut mulas.
Pengkodean nama etnis dan penyusunan matriks menjadi tiga kolom, yaitu kode etnis, nama
ilmiah tumbuhan, dan kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah
sebagai berikut :
⎝
Pada Workbook 1 buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a
Copy dan beri nama Tabel 2.
5
6
⎝
Tabel 1 diubah sebagai berikut :
1.
Setiap nama etnis diberi kode : 1,2,3,4, … dst.
2.
No. diganti menjadi Kode etnis.
3.
Copy semua nama ilmiah tumbuhan. Paste-kan di bawah nama ilmiah tumbuhan yang
terakhir. Lakukan sebanyak jumlah etnis.
4.
Copy data setiap etnis (nama lokal dan penyakit) dari baris pertama nama ilmiah tumbuhan
sampai baris terakhir. Paste-kan pada kolom etnis, sesuai dengan nama ilmiah dan kode
etnisnya. Lakukan untuk semua etnis.
5.
Blok semua data etnis dari kolom 4 (etnis nomor 2) sampai kolom paling kanan (etnis nomor
terakhir), klik Edit Delete – Entire Column atau shortcut-nya.
Hasil pengolahan data tersebut adalah tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Pengkodean Nama Etnis dan Penyusunan Matriks ke Dalam Tiga Kolom
Kode Etnis
1
Nama Ilmiah Tumbuhan
Nama Lokal
Kelompok Penyakit
2
Dst.
4.
Penyusunan matriks berdasarkan kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini di
komputer adalah sebagai berikut :
⎝
Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a
Copy, dan beri nama : Tabel 3.
⎝
Tabel 2. diubah sebagai berikut :
1.
Copy kolom kelompok penyakit, letakkan cursor ke cell kode etnis, klik Insert – Column.
2.
Blok kolom kelompok penyakit yang lama (kolom paling kanan), klik Edit – Delete – Entire
Column, atau shortcut – nya.
Hasil pengolahan data tersebut adalah tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Kelompok Penyakit dan Tumbuhan Obatnya pada Berbagai Etnis di Indonesia
Kelompok Penyakit
5.
Kode
Etnis
Nama Ilmiah Tumbuhan
Penyusunan kelompok penyakit berdasarkan abjad A – Z. Prosedur pengolahan data tahap ini di
komputer adalah sebagai berikut :
⎝
Nama Lokal
Pada Tabel 3. lakukan :
1.
Blok baris pertama kelompok penyakit sampai baris terakhir nama lokal.
2.
Klik Data – Sort Ascending (AZ) atau shortcut-nya.
7
6.
Pengeliminasian jenis tumbuhan yang tidak digunakan oleh seluruh etnis. Pengeliminasian ini
dilakukan karena adanya baris-baris yang kosong pada kolom kelompok penyakit, di bawah nama
kelompok penyakit yang terakhir. Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah dengan
memblok semua baris pada kolom kelompok penyakit yang kosong, lalu klik Edit - Delete Entire Row atau shortcut- nya
7.
Rekapitulasi data kelompok penyakit dan persentasenya pada berbagai etnis di Indonesia.
Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :
⎝
Buat workbook baru, beri nama Workbook 2, pada sheet 1 beri nama Tabel 4., buat tabel
seperti tabel 4.
⎝
Klik Window – Arrange All : akan tersusun pada layar Workbook 1 Tabel 3. dan Workbook 2
Tabel 4.
⎝
Pada Workbook 1 Tabel 3. lakukan :
1.
Letakkan cursor pada cell kelompok penyakit.
2.
Klik Data – Filter – Auto filter.
3.
Klik tanda τ pada cell kelompok penyakit, pilih satu kelompok penyakit.
4.
Hitung jumlah etnis melalui kode etnisnya, pindah ke Workbook 2 Tabel 4., tuliskan jumlah
etnis pada kolom [3] dan kode etnisnya pada kolom [5] ⇐ jumlah etnis pada kolom [5] harus
sama dengan isi kolom [3].
5.
Pindah ke Workbook 1 Tabel 3., klik tanda τ pada cell Nama Ilmiah Tumbuhan, hitung
jenis tumbuhan yang ada dalam tanda τ, pindah ke Workbook 2 Tabel 4., tuliskan jumlah
tumbuhan pada kolom [6].
6.
Pindah ke Workbook 1 Tabel 3., ulangi langkah 3 sampai 5, sampai semua kelompok
penyakit tertulis datanya.
7.
Hitung persentase penyakit pada etnis.
8.
Pindah ke Workbook 1, buka sheet baru, beri nama Tabel 4..
9.
Pindah ke Workbook 2, copy Tabel 4., paste-kan pada Workbook 1 sheet Tabel 4.. Klik
tanda maximize, agar tampilan workbook 1 kembali ke layar penuh.
Hasil pengolahan data tahap tersebut seperti pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Rekapitulasi Data Kelompok Penyakit dan Persentasenya pada Berbagai Etnis di Indonesia
No
[1]
Kelompok Penyakit
[2]
Jumlah
[3]
Etnis ditemukannya penyakit
Persentase (%)
Kode Etnis
[4]
[5]
Jumlah Tumbuhan
Yang digunakan
[6]
Keterangan : Persentase Penyakit = jumlah etnis ditemukannya penyakit / jumlah seluruh etnis dalam
penelitian x 100 %
8
8.
a. Penyusunan kelompok penyakit berdasarkan peringkat persentase penyakit pada berbagai etnis.
Prosedur pengolahan data tahap ini di komputer adalah sebagai berikut :
⎝
Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a
Copy, kosongkan sheet tersebut, dan beri nama : Tabel 5.
⎝
Pada Workbook 2 Tabel 4. lakukan :
1.
Copy kolom persentase, letakkan cursor ke kolom No., klik Insert - Column.
2.
Blok baris pertama persentase (kolom paling kiri) sampai baris terakhir kolom jumlah
tumbuhan yang digunakan atau [6] atau kolom paling kanan.
3.
Klik shortcut Sort Descending (ZA).
4.
Blok kolom paling kiri (persentase), klik Edit - Delete – Entire Column atau shortcut-nya.
5.
Ganti No. dengan Peringkat penyakit.
6.
Periksa apakah persentase penyakit sudah tersusun dari yang terbesar ke yang terkecil.
7.
Beri angka peringkat pada kolom Peringkat penyakit.
8.
Copy Workbook 2 Tabel 4., paste-kan ke Workbook 1 Tabel 5. Klik tanda maximize agar
tampilan workbook 1 kembali ke layar penuh.
Hasil pengolahan data tahap ini adalah tabel 5 seperti di bawah ini :
Tabel 5. Kelompok Penyakit berdasarkan Peringkat Persentase Penyakit pada Berbagai Etnis di
Indonesia
Peringkat
Penyakit
[1]
1
2
3
…
…
Dst
Kelompok Penyakit
[2]
Jumlah
[3]
Etnis ditemukannya penyakit
Persentase (%)
Kode Etnis
[4]
[5]
Jumlah Tumbuhan
yang digunakan
[6]
b. Menentukan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan
data tahap ini adalah sebagai berikut :
⎝
Copy Tabel 5., dari cell peringkat penyakit sampai peringkat 5 kolom [6].
⎝
Paste-kan pada kolom 8, dan beri nama Tabel 6..
Hasil pengolahan data tahap ini adalah tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia
Peringkat
Penyakit
[1]
1
2
3
4
5
Kelompok Penyakit
[2]
Jumlah
[3]
Etnis ditemukannya penyakit
Persentase (%)
Kode Etnis
[4]
[5]
Jumlah Tumbuhan
yang digunakan
[6]
9
9.
Menentukan jenis-jenis tumbuhan obat dari berbagai etnis yang dapat menyembuhkan peringkat
lima besar kelompok penyakit tersebut. Prosedur pengolahan data tahap 9 ini adalah sebagai
berikut :
⎝
Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit - Move or Copy Sheet – Create a
Copy, kosongkan sheet tersebut, dan beri nama Tabel 7.
⎝
Buat tabel seperti tabel 7.
⎝
Buka Workbook 1 Tabel 3. yang sudah di-sort–ascending, copy kelompok penyakit yang
termasuk ke dalam peringkat lima besar beserta semua jenis tumbuhannya.
⎝
Kembali ke Tabel 7., paste-kan masing-masing kelompok penyakit dan tumbuhannya sesuai
peringkat.
Adapun bentuk tabel 7 adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia dan Jenis
Tumbuhan Obatnya
Peringkat
Penyakit
Kelompok Penyakit
Kode
Etnis
Nama Ilmiah Tumbuhan
Nama Lokal Tumbuhan
10. Penyusunan peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia berdasarkan
jenis tumbuhan obatnya. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :
⎝
Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a
Copy, dan beri nama Tabel 8.
⎝
Copy kolom nama ilmiah tumbuhan dan nama lokal, letakkan cursor pada cell peringkat penyakit,
klik Insert-Column atau shortcut-nya, blok dua kolom paling kanan, klik Edit - Delete –
Column atau shortcut-nya.
Berikut ini adalah contoh tabel 8 hasil dari pengolahan data tahap 10 :
Tabel 8. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia berdasarkan Jenis
Tumbuhan Obatnya
Nama Ilmiah Tumbuhan
Nama Lokal Tumbuhan
Peringkat
Penyakit
Kelompok Penyakit
Kode Etnis
11. a. Penyusunan jenis tumbuhan obat berdasarkan abjad A - Z dalam setiap penyakit. Prosedur
pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :
⎝
Pada setiap kelompok penyakit, blok baris pertama kolom nama ilmiah tumbuhan sampai baris
terakhir kolom kode etnis.
⎝
Klik Data – Sort Ascending (AZ) atau shortcut-nya.
b. Penyaringan kode etnis untuk setiap jenis tumbuhan obat yang sama untuk penyakit yang sama.
10
Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai berikut :
⎝
Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a
Copy, dan beri nama Tabel 9.
⎝
Copy kolom peringkat penyakit, letakkan cursor pada cell nama ilmiah tumbuhan, klik Insert –
Column.
⎝
Blok kolom peringkat penyakit yang lama, klik Edit - Delete – Entire Column.
⎝
Blok kolom nama lokal tumbuhan, klik Edit - Delete – Entire Column.
⎝
Lebarkan kolom kode etnis.
⎝
Letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Data – Filter – Auto Filter, dan kemudian :
1.
Klik tanda τ pada cell kelompok Penyakit, pilih satu kelompok Penyakit.
2.
Klik tanda τ pada cell nama ilmiah tumbuhan, pilih satu jenis tumbuhan.
3.
Periksa apakah nama ilmiah tumbuhan itu lebih dari satu.
4.
Jika ya, periksa kode etnisnya.
5.
Pada baris pertama kode etnis, tuliskan kode etnis yang ada di bawahnya (dijadikan satu
dalam satu cell dan masing-masing kode etnis dipisahkan dengan tanda koma).
6.
⎝
Blok kode etnis pada baris kedua dst., klik Edit – Delete - Entire Row atau shortcut-nya.
Ulangi langkah 2 - 6 untuk nama ilmiah tumbuhan yang lain dan langkah 1 – 6 untuk kelompok
penyakit yang lain.
Hasil pengolahan data tahap ini seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 9. Hasil Penyaringan Kode Etnis untuk Setiap Jenis Tumbuhan Obat yang Sama
Peringkat
Penyakit
1
Nama Ilmiah Tumbuhan
Kelompok Penyakit
Kode Etnis
1,2,3,…
12. Menentukan persentase penggunaan setiap jenis tumbuhan obat untuk setiap kelompok penyakit
dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Prosedur pengolahan data tahap ini adalah sebagai
berikut :
⎝
Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit- Move or Copy Sheet – Create a
Copy, dan beri nama Tabel 10.
⎝
Tambahkan satu kolom paling kanan dan beri nama Persentase.
⎝
Hitung persentase penggunaan setiap tumbuhan obat untuk kelompok penyakit tertentu dan
tuliskan dalam kolom persentase.
Bentuk tabel 10 adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Persentase Penggunaan Setiap Jenis Tumbuhan Obat untuk Setiap Penyakit dari Peringkat
Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia
Peringkat Kelompok Penyakit
Penyakit
Nama Ilmiah Tumbuhan
Etnis ditemukannya penyakit
Kode Etnis
Persentase (%)
11
Keterangan : Persentase Penggunaan Tumbuhan Obat = Jumlah etnis yang menggunakan tumbuhan
obat tertentu untuk penyakit tertentu /
jumlah seluruh etnis dalam penelitian x
100 %
13. Menentukan tumbuhan obat yang memiliki persentase penggunaan paling tinggi untuk setiap
penyakit dari peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis. Prosedur pengolahan
data tahap ini adalah sebagai berikut :
⎝
Pada Workbook 1, buka sheet baru, jika tidak ada, klik Edit - Move or Copy Sheet – Create a
Copy, beri nama Tabel 11.
⎝
Pindah ke Tabel 10., letakkan cursor pada cell peringkat penyakit, klik Data – Filter – Auto
Filter dan lakukan :
1.
Klik tanda τ pada cell kelompok penyakit, pilih satu kelompok penyakit.
2.
Klik tanda τ pada cell persentase, pilih persentase yang terbesar.
3.
Copy baris tersebut dan paste-kan ke Tabel 11.
4.
Jika persentase terbesar (dengan angka yang sama) terdapat lebih dari satu, lakukan langkah 3
untuk semuanya.
F. Analisis Data
Hasil pengolahan data dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan keterangan pada
berbagai pustaka, yang memuat tentang jenis-jenis tumbuhan dalam peringkat lima besar kelompok
penyakit. Hasil yang dianalisis adalah jenis-jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk
mengobati peringkat lima besar kelompok penyakit pada berbagai etnis di Indonesia. Kemudian dipilih
jenis-jenis tumbuhan yang dianggap penting, yaitu yang memiliki minimal satu karakteristik sebagai
berikut :
a.
diambil dari dalam hutan
b.
diambil di luar hutan tetapi sudah terkenal
c.
jenis tumbuhan langka.
Jenis-jenis yang terpilih kemudian dianalisis berdasarkan penyebaran, ekologi, kegunaan lain, bagian
yang digunakan, dan status kelangkaannya.
Kategori kelangkaan menurut IUCN Plant Red Data Book (Rifai, dkk., 1992) :
1.
Punah (extinct)
Punah (extinct) adalah sebutan yang diberikan pada jenis tumbuhan yang diketahui atau dianggap
telah musnah dan hilang sama sekali dari permukaan bumi.
2.
Genting (endangered)
12
Genting (endangered) adalah jenis yang teancam kepunahan dan tidak akan dapat bertahan tanpa
perlindungan yang ketat untuk menyelamatkan kelangsungan hidupnya.
3.
Rawan (vulnerable)
Rawan (vulnerable) adalah kategori untuk jenis yang tidak segera terancam kepunahan tetapi
terdapat dalam jumlah yang sedikit dan eksploitasinya terus berjalan sehingga perlu dilindungi.
4.
Jarang (rare)
Jarang (rare) adalah jenis yang populasinya besar tetapi tersebar secara lokal, atau daerah
penyebarannya luas tetapi tidak sering dijumpai serta mengalami erosi berat.
5.
Terkikis (indeterminate)
Terkikis (indeterminate) adalah sebutan untuk jenis yang jelas mengalami proses kelangkaan
tetapi informasi keadaan sebenarnya belum mencukupi untuk menempatkannya secara pasti
dalam salah satu kategori di atas.
Analisis data selanjutnya adalah menentukan jenis tumbuhan untuk peringkat lima besar
kelompok penyakit yang diambil dari dalam hutan yang digunakan oleh minimal 2 etnis yang berbeda
untuk kelompok penyakit yang sama. Kedua etnis tersebut harus berada di dua pulau atau kepulauan
yang berbeda, untuk menunjukkan bahwa kedua etnis tersebut tidak saling berinteraksi.
Analisis terakhir adalah melihat keanekaragaman jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima
besar kelompok penyakit berdasarkan suku/famili, dan habitusnya. Adapun habitus berbagai jenis
tumbuhan menurut Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut :
1). Pohon
Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu batang yang jelas, dan bercabang
jauh dari permukaan tanah.
2). Perdu
Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar, dan bercabang dekat dengan
permukaan tanah atau di dalam tanah.
3). Herba
Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair.
4). Liana
Liana adalah tumbuhan berkayu, yang batangnya menjalar/memanjat pada tumbuhan lain.
5). Tumbuhan Memanjat
Tumbuhan memanjat adalah herba yang memanjat pada tumbuhan atau benda lain.
6). Paku
Paku adalah tumbuhan yang tergolong dalam devisi (devisio) Pteridophyta (tumbuhan paku).
7). Bambu
Bambu adalah tumbuhan berkayu, memiliki batang yang beruas-ruas dan berongga.
1. Data Tumbuhan Obat
dan Penyakitnya dari
Berbagai Etnis di
Indonesia
11. a. Penyusunan Jenis
Tumbuhan Obat
berdasarkan Abjad A - Z
dalam Setiap Penyakit
11b. Penyaringan Kode
Etnis untuk Setiap Jenis
Tumbuhan Obat yang
Sama
2. Rekapitulasi Data ke
Dalam Bentuk Matriks
Tumbuhan – Etnis Penyakit
10. Penyusunan Peringkat
Lima Besar Penyakit pada
Berbagai Etnis di
Indonesia berdasarkan
Jenis Tumbuhan Obatnya
3. Pengkodean Etnis dan
Penyusunan Matrik ke
dalam Tiga Kolom
9. Pencarian Jenis-Jenis
Tumbuhan Obat dari
Berbagai Etnis yang
Dapat Menyembuhkan
Peringkat Lima Besar
Penyakit
12. Persentase Penggunaan
Setiap Jenis Tumbuhan Obat
untuk Setiap Penyakit dari
Peringkat Lima Besar Penyakit
pada Berbagai Etnis
4. Penyusunan Matriks
berdasarkan Jenis
Penyakit
8. b. Peringkat Lima
Besar Penyakit pada
Berbagai Etnis di
Indonesia
13 . Pencarian
Tumbuhan Obat yang
Memiliki Persentase
Penggunaan Paling
Tinggi untuk Setiap
Penyakit dari Peringkat
Lima Besar Penyakit
5. Penyusunan Jenis
Penyakit berdasarkan
Abjad A – Z
8. a. Penyusunan Jenis
Penyakit berdasarkan
Peringkat Persentase
Penyakit pada Berbagai
Etnis
14. Tumbuhan Obat yang
Paling Banyak Digunakan
untuk Menyembuhkan Setiap
Penyakit dari Peringkat Lima
Besar Penyakit pada Berbagai
Etnis di Indonesia
Gambar 1. Diagram Tahapan Pengolahan Data
6. Pengeliminasian Jenis
Tumbuhan yang Tidak
Digunakan oleh Seluruh
Etnis
7. Rekapitulasi Data
Penyakit dan
Persentasenya pada
Berbagai Etnis di
Indonesia
15. Analisis Data
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Etnis
Dari berbagai pustaka berupa laporan perjalanan/survei, makalah dalam seminar/simposium,
dan pustaka lainnya tentang pemanfaatan tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia, yang
tercakup 49 laporan penelitian, diperoleh data pemanfaatan tumbuhan obat dari 45 etnis atau 12,2 %
dari seluruh etnis yang ada di Indonesia. Adanya perbedaan jumlah penelitian dan jumlah etnis
disebabkan oleh karena satu penelitian belum tentu membahas satu etnis dan satu etnis belum tentu
dibahas dalam satu penelitian. Penyebaran seluruh etnis yang tercakup dalam penelitian ini dapat
dilihat dalam Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia, pada halaman 14. Data tentang etnis,
yaitu nama etnis dan letaknya secara administrasi pemerintahan dapat dilihat dalam Lampiran 1.
Dalam penelitian ini, suatu etnis ditentukan berdasarkan etnisnya, bukan sebutan bagi
kelompok atau lokasinya. Sebagai contoh, beberapa penelitian yang dilakukan di Jawa Barat, yaitu di
Masyarakat Kasepuhan, Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, Majalengka dan Sumedang,
Ciamis, Sukabumi, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Masyarakat Sunda, semuanya digolongkan ke
dalam Etnis Sunda, karena bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda. Contoh lainnya, dalam
satu penelitian tentang Orang Sumbawa Barat Daya (Darnaedi dan Rodani, 1995), disebutkan bahwa
yang termasuk Orang Sumbawa Barat Daya adalah kelompok etnis Maluk, Tongo, Sejorong,
Sekongkang Atas, Sekongkang Bawah, Tatar, Singa, dan Nangkalanung. Walaupun bahasa dalam
nama lokal tumbuhan obat yang digunakan oleh seluruh etnis tersebut sama, Orang Sumbawa Barat
Daya dipisahkan menjadi 8 etnis.
Beberapa pengertian etnis, suku bangsa dan masyarakat terasing adalah sebagai berikut : (1)
Etnik atau etnis adalah sebuah kata sifat yang berarti suatu hal yang bertalian dengan kelompok sosial
atau sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu, karena keturunan,
adat, agama, bahasa, dsb. Secara umum di Indonesia, etnik atau etnis disebut sebagai suku bangsa. (2)
Suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan
kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988). (3) Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia
dalam Koentjaraningrat (1993), masyarakat terasing adalah masyarakat yang terisolasi dan memiliki
kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dengan masyarakat lain yang lebih maju sehingga bersifat
terbelakang serta tertinggal dalam proses pengembangan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya,
keagamaan, dan sosiologi.
Berikut ini pemetaan letak berbagai etnis berdasarkan letak etnis per pulau dari Sabang
sampai Merauke :
14
Berikut ini pemetaan letak berbagai etnis berdasarkan letak etnis per pulau dari Sabang
sampai Merauke :
Legenda :
1
Aceh (Aceh)
16
2
Talang Mamak (Riau-Jambi)
17
3
Melayu Tradisional (Riau-Jambi) 18
4
Anak Dalam (Jambi)
19
5
Rejang (Bengkulu)
20
6
Sakai (Riau)
21
7
Anak Dalam (Sumsel)
22
8
Mentawai (Sumbar)
23
9
Sunda (Jabar)
24
10 Badui Dalam (Jabar)
25
11 Badui Luar (Jabar)
26
12 Jawa (Jateng – Jatim)
27
13 Madura (Jatim)
28
14 Bali (Bali)
29
15 Maluk (NTB)
30
Tongo (NTB)
Sejorong (NTB)
Sekongkang Atas (NTB)
Sekongkang Bawah (NTB)
Tatar (NTB)
Singa (NTB)
Nangkalanung (NTB)
Samawa (NTB)
Dawan (NTT)
Sumba (NTT)
Atoni (NTT)
Melayu (Kalbar)
Dayak (Kalbar)
Dayak Kendayan (Kalbar)
Dayak Ngaju (Kalteng)
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Dayak Ot Danum (Kalteng)
Dayak Tunjung (Kaltim)
Kutai (Kaltim)
Punan Lisum (Kaltim)
Punan Bekatan (Kaltim)
Bolaangmongondow (Sulut)
Gorontalo (Sulut)
Menado (Sulut)
Saluan (Sulteng)
Ambon (Maluku)
Yapen-Waropen (Irian Jaya)
Upuya (Irian Jaya)
Awarawi (Irian Jaya)
Busami (Irian Jaya)
Dani (Irian Jaya)
Gambar 2. Peta Penyebaran Etnis di Indonesia
15
B. Kelompok Penyakit
Pengolahan data, dimulai dari pengelompokkan jenis penyakit ke yang lebih umum sampai
penyusunan peringkat kelompok penyakit, menghasilkan peringkat lima besar kelompok penyakit pada
berbagai etnis di Indonesia yang terdiri dari 8 kelompok penyakit, seperti pada tabel 11. sebagai
berikut :
Tabel 11. Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit pada Berbagai Etnis di Indonesia
Peringkat
penyakit
Kelompok
Penyakit
1
Malaria
34
Persentase
(%)
75,56
2
Demam
30
66,67
2
Sakit perut
30
66,67
3
Diare
27
60,00
3
27
60,00
4
Sakit
ringan
Bisul
26
57,78
4
Sakit Panas
26
57,78
5
Sakit kuning
25
55,56
Kulit
Jumlah
Etnis Ditemukannya Penyakit
Kode Etnis
1,2,3,4,5,6,7,9,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23,
24,25,26,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,40,45
2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,23,24,25,26,27,29,
30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40
1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,14,23,24,25,26,28,29,30,31,32,
33,34,35,36,38,40,42,43,44,45
1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,13,14,25,26,28,29,30,31,32,
34,35,36,37,38,39,40,45
1,2,3,4,6,7,9,12,13,14,23,25,26,27,29,30,31,32,33,
34,35,36,37,38,39,40,45
1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,14,23,25,26,27,28,29,30,31,32,
33,35,36,38,40,45
1,6,7,9,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,28,30,31,33,
34,35,38,39,40,42,43,44
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,23,26,28,30,31,32,
36,37,38,39,40
Jumlah Jenis
Tumbuhan
yang digunakan
78
133
110
75
98
79
67
63
Kelompok penyakit yang menduduki peringkat pertama adalah malaria. Penyakit malaria
dapat ditemukan di 34 etnis yang ada di Indonesia atau 75,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam
penelitian, dengan jenis tumbuhan yang digunakan oleh ke-34 etnis tersebut berjumlah 78 jenis.
Kelompok penyakit pada peringkat kedua adalah penyakit demam dan sakit perut, yang
masing-masing ditemukan di 30 etnis di Indonesia atau 66,67 % dari jumlah seluruh etnis dalam
penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam ada 139
jenis, sedangkan untuk sakit perut berjumlah 110 jenis.
Kelompok penyakit di peringkat ketiga adalah penyakit diare dan sakit kulit ringan (panu,
kadas, dll.), yang masing-masing ditemukan di 27 etnis di Indonesia atau 60,00 % dari jumlah seluruh
etnis dalam penelitian. Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis-etnis tersebut untuk
menyembuhkan diare ada 75 jenis, sedangkan yang digunakan untuk menyembuhkan sakit kulit ringan
(panu, kadas, dll.) ada 98 jenis.
Pada peringkat keempat, kelompok penyakitnya adalah penyakit bisul dan sakit panas,
masing-masing ditemukan pada 26 etnis atau 57,78 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian.
Jumlah jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis-etnis tersebut untuk menyembuhkan penyakit bisul
ada 79 jenis dan untuk sakit panas ada 67 jenis.
Terakhir, kelompok penyakit yang menempati peringkat kelima adalah sakit kuning atau yang
saat ini terkenal dengan lever dan hepatitis. Kelompok penyakit ini ditemukan di 25 etnis di Indonesia
16
atau 55,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Etnis-etnis ini menggunakan 63 jenis
tumbuhan untuk menyembuhkan sakit kuning.
Ada banyak jenis tumbuhan yang digunakan oleh berbagai etnis untuk mengobati setiap
kelompok penyakit dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Jenis-jenis tumbuhan tersebut
masing-masing memiliki persentase penggunaan oleh berbagai etnis yang berkisar antara 2,22 %
sampai 28,89 %.
Salah satu tahapan pengolahan data dalam metode penelitian adalah pengelompokkan jenis
penyakit ke yang lebih umum. Alasan adanya pengelompokkan jenis penyakit ini, karena jenis-jenis
penyakit yang disebutkan oleh suatu etnis cenderung sangat spesifik dan kadang-kadang tidak logis,
sehingga kemungkinan besar tidak ditemukan pada etnis lainnya. Jenis-jenis penyakit yang
dikelompokkan adalah jenis penyakit yang memiliki persamaan ciri-ciri penyakit, seperti gejala,
keadaan pada saat penyakit menyerang, hasil akhir dari penyakit tersebut, dan cara penanganannya.
Tidak semua penyakit dapat dikelompokkan, karena memiliki ciri-ciri tersendiri yang tidak dapat
disatukan ke dalam kelompok yang lebih umum, seperti penyakit berdasarkan penggolongan umur,
misalnya batuk pada bayi, anak-anak, dan dewasa, ketiganya tidak dapat disatukan ke dalam kelompok
batuk, karena cara penanganan dan jenis tumbuhan obat yang digunakan berbeda. Contoh lain adalah
penyakit berdasarkan penggolongan jenis kelamin, misalnya mandul untuk pria dan wanita. Keduanya
tidak dapat disatukan ke dalam kelompok mandul, karena tubuh pria dan wanita berbeda dalam
berbagai hal dan jenis tumbuhan obat yang digunakan pun berbeda.
Berikut ini beberapa kelompok penyakit yang berasal dari jenis-jenis penyakit yang
dikelompokkan :
Batuk berat
: batuk + sesak nafas, batuk 100 hari, batuk berdarah, batuk bronchitis, batuk
rejan, batuk kronis, batuk terus-menerus, batuk + riak sulit keluar, batuk
berdahak, batuk kering.
Batuk ringan
: batuk + sakit tenggorokan, batuk + kerongkongan kering, batuk serak, batuk gatal
Bisul
: bisul, bisul baru, bisul dalam perut, bisul di kaki, bisul di payudara, koreng,
borok, borok bernanah, kulit bernanah.
Demam
: demam, demam (dewasa), demam goyang, demam panas, panas dingin.
Digigit ular
: kena racun ular
Gatal
: gatal, gatal-gatal, gatal/bengkak.
Sakit kulit berat : cacar, cacar air, campak, campak air, eksim.
Sakit kulit ringan : panu, kadas, kurap, kudis, kutu air, gatal, kaki pecah-pecah.
Luka berat
: luka bengkak, luka bernanah, luka dalam, luka memar, luka membusuk, luka
terpotong.
Luka ringan
: luka baru, luka iris, luka kena benda tajam, luka tergores.
Sakit kepala
: sakit kepala, pusing, sakit kepala mata gelap, sakit kepala sebelah.
17
Sakit perut
: mules, nyeri perut, perut mulas.
Sembelit
: susah berak, susah buang air.
Susah kencing
: susah kencing, air seni, peluruh air seni.
C. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan untuk Peringkat Lima Besar
Kelompok Penyakit
Berdasarkan hasil pengolahan data, ada 8 jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan oleh
etnis-etnis untuk menyembuhkan peringkat lima besar kelompok penyakit. Jenis tumbuhan yang
digunakan untuk mengobati penyakit malaria adalah Alstonia scholaris R. Br. (pulai), digunakan oleh
9 etnis atau 20,00 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Selain untuk menyembuhkan penyakit
malaria, Alstonia scholaris R. Br. juga digunakan untuk menyembuhkan sakit perut. Jenis ini
digunakan oleh 7 etnis di Indonesia atau 15,56 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian.
Tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan penyakit demam adalah Kalanchoe
pinnata Pers. (cocor bebek). Kalanchoe pinnata Pers. Digunakan oleh 5 etnis di Indonesia atau 11,11
% dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Kemudian, untuk menyembuhkan penyakit diare dan
sakit kulit ringan, yang menduduki peringkat ketiga, masing-masing adalah Psidium guajava L. (jambu
biji) dan Cassia alata L. (ketepeng), dengan jumlah etnis pengguna masing-masing 12 dan 13 etnis
atau 26,67 % dan 28,89 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Untuk menyembuhkan penyakit
bisul, ternyata ada dua jenis tumbuhan yang paling banyak digunakan, tetapi etnis penggunanya untuk
masing-masing tumbuhan berbeda. Tumbuhan tersebut adalah Allium sativum L. (bawang putih) dan
Mimosa pudica L (putri malu). Kedua tumbuhan ini masing-masing digunakan oleh 3 etnis atau 6,67
% dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian. Kaempferia galanga L. atau yang terkenal dengan nama
“kencur”, digunakan oleh 10 etnis atau 22,22 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian untuk
mengobati sakit panas. Terakhir, Arcangelisia flava (L.) Merr. (akar kuning) digunakan oleh 4 etnis
atau 8,89 % dari jumlah seluruh etnis dalam penelitian untuk mengobati sakit kuning. Jenis-jenis
tumbuhan obat yang paling banyak digunakan untuk peringkat lima besar kelompok penyakit secara
rinci tercantum dalam tabel 12 sebagai berikut :
Tabel 12. Jenis Tumbuhan Obat yang Paling Banyak Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia
untuk Menyembuhkan Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit
Peringkat
penyakit
Kelompok
Penyakit
1
Malaria
2
Demam
2
Sakit perut
3
Diare
3
Sakit
Kulit ringan
Nama Ilmiah Tumbuhan
Alstonia scholaris R. Br.
(Apocynaceae)
Kalanchoe pinnata Pers.
(Crassulaceae)
Alstonia scholaris R. Br.
(Apocynaceae)
Psidium guajava L.
(Myrtaceae)
Cassia alata L.
(Fabaceae)
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah
1,7,9,12,24,25,32,36,38
9
Persentase
(%)
20,00
4,9,26,29,36,37,38
7
15,56
2,7,42,43,44
5
11,11
1,5,6,9,12,14,26,28,36,37,38,40
12
26,67
1,2,4,6,7,9,12,27,33,34,35,38,39
13
28,89
18
Peringkat
penyakit
Kelompok
Penyakit
4
Bisul
4
Bisul
4
Sakit Panas
5
Sakit kuning
Nama Ilmiah Tumbuhan
Allium sativum L.
(Liliaceae)
Mimosa pudica L.
(Fabaceae)
Kaempferia galanga L.
(Zingiberaceae)
Arcangelisia flava (L.) Merr.
(Menispermaceae)
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah
9,14,40
3
Persentase
(%)
6,67
6,30,31
3
6,67
19,21,27,28,29,30,31,32,33,39
10
22,22
2,4,38,39
4
8,89
Keterangan Kode Etnis :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Etnis Aceh (Aceh)
Etnis Talang Mamak (Riau-Jambi)
Etnis Melayu Tradisional (Riau-Jambi)
Etnis Anak Dalam (Jambi)
Etnis Rejang (Bengkulu)
Etnis Sakai (Riau)
Etnis Anak Dalam (Sumsel)
Etnis Mentawai (Sumbar)
Etnis Sunda (Jabar)
Etnis Badui Dalam (Jabar)
Etnis Badui Luar (Jabar)
Etnis Jawa (Jateng – Jatim)
Etnis Madura (Jatim)
Etnis Bali (Bali)
Etnis Maluk (NTB)
Etnis Tongo (NTB)
Etnis Sejorong (NTB)
Etnis Sekongkang Atas (NTB)
Etnis Sekongkang Bawah (NTB)
Etnis Tatar (NTB)
Etnis Singa (NTB)
Etnis Nangkalanung (NTB)
Etnis Samawa (NTB)
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Etnis Dawan (NTT)
Etnis Sumba (NTT)
Etnis Atoni (NTT)
Etnis Melayu (Kalbar)
Etnis Dayak (Kalbar)
Etnis Dayak Kendayan (Kalbar)
Etnis Dayak Ngaju (Kalteng)
Etnis Dayak Ot Danum (Kalteng)
Etnis Dayak Tunjung (Kaltim)
Etnis Kutai (Kaltim)
Etnis Punan Lisum (Kaltim)
Etnis Punan Bekatan (Kaltim)
Etnis Bolaangmongondow (Sulut)
Etnis Gorontalo (Sulut)
Etnis Menado (Sulut)
Etnis Saluan (Sulteng)
Etnis Ambon (Maluku)
Etnis Yapen-Waropen (Irja)
Etnis Upuya (Irian Jaya)
Etnis Awarawi (Irian Jaya)
Etnis Busami (Irian Jaya)
Etnis Dani (Irian Jaya)
Diantara delapan jenis tumbuhan tersebut, hanya dua tumbuhan saja yang diambil oleh etnis
dari dalam hutan dan tergolong tumbuhan langka, yaitu Alstonia scholaris R. Br. dan Arcangelisia
flava (L.) Merr.. Jenis tumbuhan lainnya telah ditanam di pekarangan, di kebun dan di ladang. Namun,
diantara jenis tumbuhan yang telah ditanam di luar hutan tersebut, ada 2 jenis tumbuhan yang terkenal
di berbagai etnis untuk menyembuhkan penyakit, yaitu Psidium guajava L. untuk menyembuhkan
diare dan Cassia alata L. untuk menyembuhkan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.).
Dalam tulisan ini akan diuraikan empat jenis tumbuhan yang dianggap paling berpotensi
untuk menyembuhkan penyakit. Jenis tumbuhan tersebut adalah Alstonia scholaris R. Br. untuk
menyembuhkan penyakit malaria (peringkat 1) dan sakit perut (peringkat 2), Psidium guajava L. untuk
menyembuhkan penyakit diare (peringkat 3), Cassia alata L. untuk menyembuhkan penyakit kulit
ringan (panu, kadas, dll.) (peringkat 3), dan Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk menyembuhkan
penyakit kuning (peringkat 5).
19
Alstonia scholaris R. Br.
Penyebaran dan Ekologi
Alstonia scholaris R. Br. adalah salah satu jenis dari marga Alstonia, suku Apocynaceae, yang
paling tersebar luas, dapat ditemukan mulai dari Sri Lanka dan India sampai daratan Asia Tenggara
dan Cina Selatan, melalui Malesia sampai ke Australia bagian utara, Kepulauan Bismarck dan
Solomon (Soerianegara dan Leemens, 1994). Di Jawa, umumnya tumbuh tersebar di bawah 900 mdpl
(Heyne, 1987). Biasanya tumbuh di hutan jati, hutan campuran, dan hutan kecil di pedesaan. Kadangkadang ditanam sebagai tanaman hias (Depkes RI, 1980).
Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Alstonia scholaris R. Br.
Ada sembilan etnis yang menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat malaria, yaitu
Etnis Aceh (Aceh), Anak Dalam (Sumatera Selatan), Sunda (Jawa Barat), Jawa (Jawa Tengah-Jawa
Timur), Dawan (NTT), Sumba (NTT), Dayak Tunjung (Kalimantan Timur), Bolaangmongondow
(Sulawesi Utara) dan Menado (Sulawesi Utara). Selain sebagai obat malaria, Alstonia scholaris R. Br.
juga digunakan sebagai obat sakit perut oleh 5 etnis lainnya, yaitu Etnis Talang Mamak (Riau-Jambi),
Anak Dalam (Sumatera Selatan), Upuya, Arawawi, dan Busami (Irian Jaya). Letak etnis-etnis
pengguna Alstonia scholaris R. Br. dapat dilihat dalam Gambar 3.
Nama lokal Alstonia scholaris R. Br. di berbagai etnis pengguna adalah rubeek (Etnis Aceh),
pulai (Etnis Talang Mamak), pule (Etnis Anak Dalam di Sumatera Selatan, Sunda, dan Jawa), rita
(Etnis Sumba), pelai hitam (Etnis Dayak Tunjung), deangow (Etnis Menado), dan yawa (Etnis Upuya,
Awarawi, dan Busami).
Bagian yang Digunakan
Sembilan etnis yang menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat malaria, 8 etnis
diantaranya menggunakan kulit kayu/batang, dan akar, sedangkan hanya satu etnis yang menggunakan
getah batangnya. Kulit kayu/batang, dan akar direbus atau direndam, kemudian airnya diminum. Ada
juga etnis yang menggunakan kulit kayu/batang dengan cara diparut, direbus, dan airnya diminum.
Bagian yang digunakan, cara pengolahan, dan cara penggunaan jenis tumbuhan ini oleh berbagai etnis
dapat dilihat dalam Lampiran 3. Dari pengolahan kulit kayu/batang, dan akar Alstonia scholaris R. Br.
oleh berbagai etnis dengan cara direbus, kemudian airnya diminum, dapat diketahui bahwa obat
malaria dari jenis Alstonia scholaris R. Br. harus digunakan dalam bentuk cairan atau sirup.
Lima etnis menggunakan Alstonia scholaris R. Br. sebagai obat sakit perut. Bagian yang
digunakan adalah pucuk daun, kulit kayu, dan kulit kayu, dan akar. Pucuk daun Alstonia scholaris R.
Br. tanpa diolah, langsung dimakan, sedangkan kulit kayu diseduh terlebih dahulu, kemudian airnya
diminum.
20
Legenda :
Etnis Pengguna Alstonia scholaris R. Br. untuk Obat Malaria
Etnis Pengguna Alstonia scholaris R. Br. untuk Obat Sakit Perut
1
2
7
9
Aceh (Aceh)
Talang Mamak (Riau-Jambi)
Anak Dalam (Sumsel)
Sunda (Jabar)
12 Jawa (Jateng – Jatim)
24 Dawan (NTT)
25 Sumba (NTT)
32 Dayak Tunjung (Kaltim)
36
38
42
43
44
Bolaangmongondow (Sulut)
Menado (Sulut)
Upuya (Irian Jaya)
Awarawi (Irian Jaya)
Busami (Irian Jaya)
Gambar 3. Peta Penggunaan Alstonia scholaris R. Br. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat
Malaria dan Sakit Perut
21
Kegunaan Lain
Alstonia scholaris R. Br. dalam penelitian ini muncul sebagai obat untuk menyembuhkan
penyakit malaria dan sakit perut. Tetapi selain itu, dari hasil penelitian ini juga yang tercantum dalam
Lampiran 2, ada 20 kelompok penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan obat yang terbuat dari
Alstonia scholaris R. Br. Jansen, dkk. (1993) menyebutkan beberapa kegunaan lain jenis Alstonia
scholaris R. Br. selain sebagai tumbuhan obat, yaitu jenis tumbuhan yang : (1) diambil kayunya, (2)
diambil getahnya, (3), penghasil lateks, (4) penghasil racun, diantaranya insektisida, (5) digunakan
sebagai tanaman pagar dan tepi jalan, dan (6) dapat dijadikan tanaman hias.
Status Kelangkaan
Alstonia scholaris R. Br. adalah salah satu jenis tumbuhan yang tergolong langka, yang
termasuk kategori jarang (rare), yaitu jenis yang populasinya besar tetapi tersebar secara lokal, atau
daerah penyebarannya luas tetapi tidak sering dijumpai serta mengalami erosi berat (Rifai, dkk., 1992).
Jenis ini walaupun penyebarannya luas, namun ternyata saat ini sulit ditemukan di lapangan. Beberapa
penyebab terjadinya kelangkaan tersebut diantaranya :
1.
Alstonia scholaris R. Br. banyak diburu, karena banyak digunakan orang,
2.
populasi dan penyebarannya terbatas, dan
3.
belum ada usaha pembudidayaannya.
Psidium guajava L.
Penyebaran dan Ekologi
Psidium guajava L. berasal dari daerah tropik Amerika. De Candolle dalam Verheij dan
Coronel (1997) berpendapat bahwa Psidium guajava L. berasal dari daerah antara Meksiko dan Peru.
Orang-orang Spanyol membawanya menyeberangi Pasifik ke Filipina dan orang-orang Portugis
mengintroduksikannya dari Barat ke India. Kini Psidium guajava L. tersebar dengan baik dan telah
meliar kembali di daerah-daerah tropik dan subtropik.
Psidium guajava L. merupakan pohon yang dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi
pertumbuhan. Di daerah tropik, jenis ini dapat ditemukan dari 0 sampai 1500 mdpl. Jenis ini dapat
tahan pada suhu antara 15-45°C, untuk mendapatkan hasil yang tinggi tercatat pada suhu 23-28°C.
Untuk produksi maksimum di daerah tropik, jenis ini memerlukan curah hujan antara 1000-2000 mm
dan terbagi rata sepanjang tahun (Verheij dan Coronel, 1997).
Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Psidium guajava L.
Ada 12 etnis dalam penelitian yang menggunakan Psidium guajava L. sebagai obat diare.
Etnis-etnis
tersebut
adalah
Aceh,
Rejang,
Sakai,
Sunda,
Jawa,
Bali,
Atoni,
Dayak,
Bolaangmongondow, Gorontalo, Menado dan Ambon. Psidium guajava L. memang terkenal sebagai
22
Legenda :
1 Aceh (Aceh)
5 Rejang (Bengkulu
6 Sakai (Riau)
9 Sunda (Jawa Barat)
12
14
26
28
Jawa (Jawa Tengah-Jawa Timur)
Bali (Bali)
Atoni (NTT)
Dayak (Kalimantan Barat)
36
37
38
40
Bolaangmongondow (Sulut)
Gorontalo (Sulawesi Utara)
Menado (Sulawesi Utara)
Ambon (Maluku)
Gambar 4. Peta Penggunaan Psidium guajava L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat
Diare
23
obat diare, sehingga tidak mustahil etnis-etnis lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini pun
menggunakan Psidium guajava L. sebagai obat diare. Letak etnis-etnis pengguna Psidium guajava L.
sebagai obat diare dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 4.
Nama lokal Psidium guajava L. di berbagai etnis pengguna adalah gelimah (Etnis Aceh),
jambu biji (Etnis Rejang, Jawa, Bali, Dayak di Kalimantan Barat, Bolaangmongondow, Gorontalo,
Menado), jambu batu (Etnis Sakai, Sunda), kujawas (Etnis Atoni), lutuhatu (Etnis Ambon).
Bagian yang Digunakan
Bagian tumbuhan Psidium guajava L. yang digunakan adalah daun, baik pucuk daunnya,
daun muda, maupun daun secara keseluruhan. Untuk dapat menyembuhkan diare, daun Psidium
guajava L. dapat dimakan langsung (tanpa diolah), dapat juga dengan pengolahan berupa diremas,
direbus, digerus/ditumbuk, atau dibakar terlebih dahulu kemudian ditumbuk. Dari semua cara
pengolahan tersebut akan didapatkan cairan atau air rebusan daun Psidium guajava L. Air ini disaring
terlebih dahulu, kemudian diminum. Dengan demikian, ada dua macam sediaan daun Psidium
guajava L. untuk menyembuhkan diare, yaitu daun segar dan bentuk cairan.
Kegunaan Lain
Sebagai tumbuhan obat, Psidium guajava L. memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit
lainnya, selain diare. Ada 7 kelompok penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan Psidium guajava
L., yaitu murus, disentri, muntaber, bisul, panas dalam, pilek dan sakit perut. Selain sebagai tumbuhan
obat, kegunaan lain jenis ini menurut Jansen, dkk. (1993) adalah : (1) penghasil minyak dan lemak, (2)
untuk bumbu dan rempah, (3) untuk minuman, (4) penghasil gula, alkohol, dan asam, (5) bahan
pewarna, (6) bahan penyamak, (7) tanaman pagar dan tepi jalan, (8) penghasil bahan bakar : arang, dan
(9) kayu bakar.
Status Kelangkaan
Psidium guajava L. adalah jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di berbagai tempat. Selain
penyebarannya luas, tumbuhan ini juga memiliki populasi yang melimpah. Jenis tumbuhan ini juga
telah dibudidayakan orang sejak lama. Jenis ini tidak tergolong jenis langka.
Cassia alata L.
Penyebaran dan Ekologi
Menurut Irwin dan Barneby (1982) dalam Hou, dkk. (1996), Cassia alata L. berasal dari
Guyana dan mungkin juga berasal dari Distrik Orinoco dan Amazon di Venezuela. Sekarang telah
menyebar ke seluruh daerah tropik. Jenis ini tumbuh di tepi sungai, di tepi hutan hujan, di tepi danau,
di tepi kolam, di hutan terbuka dan areal basah, di daerah pedesaan, bahkan di perkotaan. Cassia alata
L. dapat tumbuh di dataran rendah sampai 2100 mdpl di Irian, tetapi sebagian besar tumbuh di bawah
500 mdpl. Di Sumbawa, tumbuh di atas tanah berkapur di hutan kecil hutan savana.
24
Legenda :
1 Aceh (Aceh)
2 Talang Mamak (Riau-Jambi)
4 Anak Dalam (Jambi)
6 Sakai (Riau)
7
9
12
27
Anak Dalam (Sumsel)
Sunda (Jabar)
Jawa (Jateng-Jatim)
Melayu (Kalimantan Barat)
33
34
35
38
39
Kutai (Kaltim))
Punan Lisum (Kaltim)
Punan Bekatan (Kaltim)
Menado (Sulut)
Saluan (Sulteng)
Gambar 5. Peta Penggunaan Cassia alata L. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai Obat
Penyakit Kulit Ringan
25
Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Cassia alata L.
Etnis-etnis yang menggunakan Cassia alata L. sebagai obat penyakit kulit ringan (panu,
kadas, dll.) ada 13 etnis. Etnis-etnis tersebut adalah Aceh (Aceh), Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak
Dalam (Jambi), Sakai (Riau), Anak Dalam (Sumsel), Sunda (Jabar), Jawa (Jateng-Jatim), Melayu
(Kalbar), Kutai (Kaltim), Punan Lisum (Kaltim), Punan Bekatan (Kaltim), Menado (Sulut), dan Saluan
(Sulteng). Dari gambar 5. terlihat bahwa Cassia alata L. digunakan oleh etnis-etnis yang berada di
pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi sebagai obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.).
Nama lokal Cassia alata L. di berbagai etnis pengguna adalah linggang (Etnis Aceh),
ketepeng (Etnis Talang Mamak, Anak Dalam di Jambi, Anak Dalam di Sumatera Selatan), glinggang
(Etnis Sakai, Melayu di Kalimantan Barat, dan Kutai), ki manila (Etnis Sunda), ketepeng kebo (Etnis
Jawa), urokop (Etnis Punan Lisum dan Punan Bekatan), walongso kayu embeo (Etnis Menado), dan
saparanggi (Etnis Saluan).
Bagian yang Digunakan
Bagian tumbuhan Cassia alata L. yang digunakan sebagai obat penyakit kulit ringan (panu,
kadas, dll.) adalah daunnya. Daun Cassia alata L. diolah dengan cara digiling, ditumbuk/digerus/
digilas, diremas, dapat ditambahkan minyak tanah atau kapur sirih. Setelah itu, hasil tumbukan daun
(tapel/bobok) digosokkan atau dioleskan pada bagian yang terkena penyakit kulit. Dengan demikian,
untuk mengobati penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), sediaan daun Cassia alata L. sebaiknya
dalam bentuk tapel/bobok.
Kegunaan Lain
Seperti jenis tumbuhan obat lainnya, Cassia alata L. juga memiliki khasiat untuk
menyembuhkan penyakit selain penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.). Ada 5 kelompok penyakit
lainnya yang dapat disembuhkan dengan Cassia alata L., yaitu penyakit kulit, penyakit kulit berat,
cacingan, dan sebagai obat pencahar. Daftar etnis pengguna Cassia alata L. untuk mengobati penyakit
selain penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Selain sebagai tumbuhan obat, Jansen, dkk. (1993) menyebutkan beberapa kegunaan lain
Cassia alata L.. Ada 5 kegunaan lain Cassia alata L., yaitu (1) sebagai sayuran, (2) bumbu dan
rempah, (3) untuk minuman, (4) penghasil racun, termasuk insektisida, dan (5) tanaman hias.
Status Kelangkaan
Cassia alata L. telah banyak ditanam di pekarangan, kebun, ladang, dan banyak ditemukan
tumbuh meliar di tempat-tempat terbuka, tepi sungai dan tempat lainnya. Jenis ini digunakan oleh 13
etnis dari 45 etnis dalam penelitian untuk mengobati penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.) dan
beberapa etnis lainnya menggunakannya untuk keperluan lain. Dilihat dari penyebarannya yang
meliputi seluruh daerah tropika dan banyaknya etnis yang menggunakannya, Cassia alata L. termasuk
tumbuhan yang cepat tumbuh dan bisa digolongkan sebagai tumbuhan yang tidak langka. Namun
dengan tingginya frekuensi pemanfaatan, dan statusnya sebagai tumbuhan nonhutan yang liar, Cassia
26
alata L. pada masa yang akan datang mungkin bisa menjadi tumbuhan langka, karena belum ada usaha
pembudidayaannya.
Arcangelisia flava (L.) Merr.
Penyebaran dan Ekologi
Arcangelisia flava (L.) Merr. tersebar mulai dari Hainan, Indochina, Semenanjung Thailand
Selatan, Malesia, Sumatera Utara dan Tengah, Malaya (termasuk Langkawi), Jawa Tengah,
Kalimantan sampai Filipina, Sulawesi Utara dan Tengah (Kepulauan Talaud, Halmahera), dan Irian.
Arcangelisia flava (L.) Merr. tumbuh di dalam hutan pada ketinggian mencapai 1000 mdpl, dan
kadang-kadang tumbuh di tepian sungai. Di dataran rendah Sulawesi, tumbuh pada bukit berkapur
(Foundation Flora Malesiana, 199.).
Etnis-Etnis Pengguna dan Nama Lokal Arcangelisia flava (L.) Merr.
Arcangelisia flava (L.) Merr. digunakan sebagai obat sakit kuning oleh 4 etnis dari 25 etnis
dimana sakit kuning ditemukan. Keempat etnis tersebut adalah Talang Mamak (Riau-Jambi), Anak
Dalam (Jambi), Menado (Sulawesi Utara), dan Saluan (Sulawesi Tengah). Walaupun hanya ada 4 etnis
dalam penelitian yang menggunakan Arcangelisia flava (L.) Merr. sebagai obat sakit kuning, etnisetnis lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini mungkin saja menggunakan Arcangelisia flava (L.)
Merr. untuk mengobati penyakit yang sama.
Nama lokal Arcangelisia flava (L.) Merr. di berbagai etnis pengguna adalah akar kuning
(Etnis Talang Mamak), akar kunyit (Etnis Anak Dalam di Jambi), tali kuning (Etnis Menado) dan
mongko lawak (Etnis Saluan).
Bagian yang Digunakan
Bagian tumbuhan Arcangelisia flava (L.) Merr. yang digunakan untuk mengobati sakit kuning
adalah akar dan batang. Etnis-etnis menggunakan akar dan batang tersebut dengan cara direbus atau
dikikis, kemudian airnya diminum. Oleh karena itu, sediaan akar dan batang Arcangelisia flava (L.)
Merr. untuk obat sakit kuning adalah berupa cairan.
Kegunaan Lain
Arcangelisia flava (L.) Merr. memiliki khasiat untuk mengobati penyakit lain. Ada 14
kelompok penyakit selain sakit kuning yang dapat disembuhkan dengan Arcangelisia flava (L.) Merr.,
yaitu malaria, demam, kanker, luka, panas dalam, panas, patah tulang, pegal linu, rematik, sakit
pinggang, sariawan, sesak nafas, setelah melahirkan, dan sebagai aprodisiak.
Selain sebagai tumbuhan obat, Arcangelisia flava (L.) Merr. juga memiliki kegunaan lain.
Jansen, dkk. (1993) menyebutkan dua kegunaan lain Arcangelisia flava (L.) Merr., yaitu (1) sebagai
pewarna, dan (2) penghasil racun, termasuk insektisida.
27
Legenda : 2 Talang Mamak (Riau-Jambi)
4 Anak Dalam (Jambi)
38 Menado (Sulawesi Utara)
39 Saluan (Sulawesi Tengah)
Gambar 6. Peta Penggunaan Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh Berbagai Etnis di Indonesia sebagai
Obat Sakit Kuning
28
Status Kelangkaan
Arcangelisia flava (L.) Merr. termasuk jenis yang langka. Jenis ini masuk dalam kategori
rawan (vulnerable), yaitu kategori untuk jenis yang tidak segera terancam kepunahan tetapi terdapat
dalam jumlah yang sedikit dan eksploitasinya terus berjalan sehingga perlu dilindungi (Rifai, dkk.,
1992). Penyebab kelangkaannya adalah penyebarannya yang terbatas, dan kegunaannya yang banyak
sebagai tumbuhan obat, sehingga banyak diburu orang.
Keempat jenis tumbuhan obat, yaitu Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia
alata L., dan Arcangelisia flava (L.) Merr., masing-masing memiliki penyebaran yang cukup luas.
Luasnya penyebaran masing-masing jenis terbukti dengan penggunaan jenis-jenis tersebut di berbagai
etnis di Indonesia untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Penggunaan jenis-jenis Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan
Arcangelisia flava (L.) Merr. oleh berbagai etnis untuk mengobati berbagai macam penyakit, mulai
dari penyakit yang ringan sampai yang berat, menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mudah didapat,
dan saat ini cukup banyak tersedia. Setiap jenis memiliki berbagai kegunaan lain yang menambah
nilai/manfaat setiap jenis, sehingga nilai/manfaatnya tidak sebagai tumbuhan obat saja. Hal ini
menyebabkan semakin tingginya frekuensi penggunaan masing-masing jenis yang akan berakibat pada
populasinya di alam. Untuk jenis-jenis yang sudah ditanam di luar hutan, yaitu Psidium guajava L. dan
tumbuhan liar Cassia alata L. mungkin belum menjadi masalah. Namun untuk jenis Alstonia scholaris
R. Br. dan Arcangelisia flava (L.) Merr. yang termasuk jenis langka, hanya tumbuh di dalam hutan dan
belum diketahui kelimpahannya, adanya berbagai kegunaan adalah masalah yang serius. Pemanfaatan
yang berlebihan tanpa diikuti dengan upaya penanaman/pembudidayaan akan menyebabkan punahnya
kedua jenis ini.
Selain penyebaran dan jumlah populasinya, ternyata bagian tumbuhan yang digunakan juga
menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan jenis tumbuhan. Bagian-bagian tumbuhan yang
digunakan untuk obat pada setiap jenis berbeda, yaitu akar, batang, kulit batang, dan daun. Diantara
keempat bagian tumbuhan yang digunakan tersebut, daun adalah bagian tumbuhan yang mudah
tumbuh lagi dan tidak membahayakan individunya, kecuali jika seluruh daunnya diambil, sehingga
tidak ada lagi bagian tumbuhan yang dapat berfotosintesis. Tiga bagian tumbuhan yang lain, yaitu
akar, batang, dan kulit batang merupakan bagian penting dari tumbuhan, yang jika diambil dapat
mematikan individu jenis tumbuhan.
Dalam berbagai pustaka yang digunakan sebagai data primer dalam penelitian ini, tidak
disebutkan bagaimana etnis-etnis mengambil bagian tumbuhan untuk obat. Namun, dengan
kesederhanaan pola pikir dan kebiasaan yang turun temurun, etnis-etnis mengambil bagian tumbuhan
sebanyak yang mereka diperlukan. Mereka memiliki teknik-teknik tertentu dalam mengambil bagian
tumbuhan yang diperlukan dan mereka juga memiliki konsep sendiri tentang keseimbangan alam.
29
Bagian tumbuhan yang paling penting, yang jika diambil akan membuat tumbuhan tersebut mati,
adalah akarnya. Etnis-etnis memiliki cara sendiri untuk mengambil akar suatu jenis tumbuhan,
misalnya dengan menggali tanah di sekitar pangkal batang, kemudian memotong sedikit akarnya
sesuai dengan kebutuhan. Tetapi untuk beberapa jenis tertentu, seperti Eurycoma longifolia Jack.
(pasak bumi) yang untuk penggunaannnya, seluruh akarnya diambil, mereka juga memiliki cara
tersendiri agar kelestarian jenis ini tetap terjaga.
Hal yang perlu diwaspadai adalah orang-orang di luar etnis yang mengetahui nilai/manfaat
jenis-jenis tersebut dan mereka ingin memperoleh jenis-jenis itu sebanyak-banyaknya, tanpa
menghiraukan keseimbangan alam, kelestarian tumbuhan dan adat istiadat etnis setempat. Biasanya
orang-orang seperti inilah yang mengambil tumbuhan obat tersebut secara berlebihan dan tidak sesuai
dengan kebutuhannya. Contohnya, jika bagian tumbuhan yang diinginkan adalah daunnya, sedangkan
tumbuhan tersebut berupa pohon yang tinggi, mereka tidak mau bersusah payah memanjat pohon
tersebut, tetapi mengambil daun dengan cara menebang pohonnya. Begitu pula jika yang diinginkan
adalah kulit batang pohon, mereka tidak segan-segan menebang pohonnya, baru kemudian
mengulitinya. Padahal, kulit batang bisa saja diambil pada saat pohonnya masih berdiri.
Cara pengolahan jenis Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., Cassia alata L., dan
Arcangelisia flava (L.) Merr. sebagai obat malaria, sakit perut, diare, sakit kulit ringan (panu, kadas,
dll.), dan sakit kuning yang dilakukan oleh etnis-etnis cukup mudah dan tidak memerlukan biaya yang
mahal. Bagian-bagian tumbuhan yang diperlukan cukup direbus, diseduh, ditumbuk, atau diremas, dan
ada juga yang tanpa pengolahan dan langsung dimakan. Jenis-jenis yang pengolahannya dengan cara
direbus atau diseduh adalah Alstonia scholaris R. Br., Psidium guajava L., dan Arcangelisia flava (L.)
Merr., sedangkan Cassia alata L. diolah dengan cara ditumbuk. Cara penggunaannya pun mudah,
yaitu air rebusan atau seduhan disaring terlebih dahulu lalu diminum, atau bahan hasil tumbukan
langsung digosokkan atau dioleskan pada tempat yang sakit. Dengan demikian, sediaan obat malaria,
sakit perut, diare, dan sakit kuning adalah dalam bentuk cairan atau sirup, sedangkan untuk obat
penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), sediaannya dalam bentuk tapel/bobok.
D. Jenis-Jenis Tumbuhan Lain yang Berpotensi sebagai Obat
Selain empat jenis tumbuhan yang telah dibahas di atas, ada 12 jenis tumbuhan lainnya yang
diambil oleh berbagai etnis dari dalam hutan, yang digunakan sebagai obat untuk kelompok penyakit
yang sama dalam peringkat lima besar kelompok penyakit oleh minimal dua etnis yang tidak saling
berhubungan. Kedua etnis (atau lebih) tersebut berada di dua pulau atau kepulauan yang berbeda,
untuk menunjukkan bahwa mereka tidak saling berhubungan. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan ini
merupakan bukti nyata bahwa jenis-jenis tumbuhan yang mereka pakai untuk mengobati kelompok
penyakit yang sama memang berkhasiat untuk mengobati penyakit tersebut, karena etnis-etnis
penggunanya berada di dua pulau atau kepulauan yang berbeda, yang tidak memungkinkan mereka
30
untuk saling berhubungan.
Tabel 13 . Jenis Tumbuhan yang Diambil dari Dalam Hutan yang Digunakan oleh Dua Etnis atau
Lebih yang Tidak Saling Berhubungan untuk Mengobati Kelompok Penyakit yang Sama
Pering- Kelompok
Nama Ilmiah Jenis Tumbuhan
Suku
Kode Etnis
kat
Penyakit
Pengguna
1
Malaria
Eurycoma longifolia Jack.
Simarubaceae
2,4,6,7,32,33,34,35
Callicarpa longifolia Lamk.
Verbenaceae
1,34,35
Strychnos lucida R. Br.
Loganiaceae
24,25
2
Demam
Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
7,12,26
Strychnos lucida R. Br.
Loganiaceae
25,26
2
Sakit Perut Garcinia mangostana L.
Clusiaceae
4,30,31
Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl.
Lauraceae
7,30,31
3
Diare
Garcinia mangostana L.
Clusiaceae
4,28,30,31,38
Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
25,38
Urena lobata L.
Malvaceae
3,38
3
Sakit
Blechnum orientale L.
Blechnaceae
4,27,30,31
Kulit Ringan Cananga odorata (Lmk) Hook.f. & Th. Annonaceae
9,12,39
Peronema canescens Jack.
Verbenaceae
3,33
Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
7,12
4
Bisul
Sida acuta Burm.
Malvaceae
9,25
4
Sakit Panas Santalum album L.
Santalaceae
14,40
5
Sakit Kuning Fibraurea chloroleuca Miers.
Menispermaceae 9,30,31
Pada tabel 13. tercantum jenis tumbuhan yang diambil dari dalam hutan yang berkhasiat
untuk mengobati penyakit dalam peringkat lima besar, yang digunakan oleh etnis-etnis yang tidak
saling berhubungan. Berdasarkan tabel 12. dan tabel 13., selain dapat diobati dengan jenis Alstonia
scholaris R. Br., penyakit malaria dapat juga diobati dengan 3 jenis lainnya, yaitu Eurycoma longifolia
Jack. (Simarubaceae), Callicarpa longifolia Lamk. (Verbenaceae), dan Strychnos lucida R. Br.
(Loganiaceae). Penyakit demam dapat diobati dengan jenis Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae)
dan Strychnos lucida R. Br. (Loganiaceae). Sakit perut dapat diobati dengan 2 jenis lain selain Alstonia
scholaris R. Br., yaitu Garcinia mangostana L. (Clusiaceae) dan Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl.
(Lauraceae). Penyakit diare dapat diobati dengan 3 jenis lain selain Psidium guajava L., yaitu Garcinia
mangostana L. (Clusiaceae), Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae), dan Urena lobata L.
(Malvaceae). Penyakit kulit ringan memiliki 4 jenis tumbuhan lain untuk mengobatinya, yaitu
Blechnum orientale L. (Blechnaceae), Cananga odorata (Lmk.) Hook. f. & Th. (Annonaceae),
Peronema canescens Jack. (Verbenaceae), dan Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae). Sedangkan
jenis-jenis yang digunakan oleh etnis yang berbeda untuk mengobati penyakit panas, bisul, dan sakit
kuning masing-masing adalah Sida acuta Burm. (Malvaceae), Santalum album L. (Santalaceae), dan
Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae).
Dari kedua belas jenis tumbuhan tersebut, berdasarkan jumlah dan letak etnis yang tidak
saling berhubungan, terdapat empat jenis tumbuhan yang potensial untuk menggantikan empat jenis
tumbuhan obat penting. Keempat jenis tersebut adalah :
31
1.
Eurycoma longifolia Jack. (Simarubaceae) untuk menggantikan jenis Alstonia scholaris R. Br.
(Apocynaceae) sebagai obat penyakit malaria,
2.
Garcinia mangostana L. (Clusiaceae) untuk menggantikan Psidium guajava L. (Myrtaceae)
sebagai obat penyakit diare,
3.
Blechnum orientale L. (Blechnaceae) untuk menggantikan Cassia alata L. (Fabaceae) sebagai
obat penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), dan
4.
Fibraurea chloroleuca Miers. (Menispermaceae) untuk menggantikan Arcangelisia flava (L.)
Merr. (Menispermaceae) sebagai obat sakit kuning.
E. Suku dan Habitus Jenis-Jenis Tumbuhan Obat
Berdasarkan suku/familinya, jenis-jenis tumbuhan obat yang berjumlah 467 jenis tumbuhan
yang digunakan oleh berbagai etnis untuk menyembuhkan peringkat lima besar kelompok penyakit
termasuk
ke
dalam
108
suku/famili.
Jumlah
suku/famili
tersebut
menunjukkan
adanya
keanekaragaman jenis tumbuhan yang digunakan oleh berbagai etnis untuk menyembuhkan delapan
kelompok penyakit yang termasuk dalam peringkat lima besar kelompok penyakit. Hal ini berarti
bahwa pengetahuan tentang keanekaragaman jenis tumbuhan obat telah dimiliki oleh berbagai etnis
yang sampai saat ini masih menggunakan jenis-jenis tersebut untuk pengobatan. Keanekaragaman
jenis tumbuhan ini juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki hutan alam tropika yang sangat kaya
akan jenis-jenis tumbuhan obat, namun sampai saat ini kekayaan tersebut hanya dimanfaatkan dan
dilestarikan secara langsung oleh etnis-etnis yang tinggal di sekitar hutan, sedangkan kelompok
masyarakat lainnya lebih suka memanfaatkan kekayaan tersebut dengan merusak hutan alam tropika
Indonesia. Sebagai contoh pemanfaatan kekayaan hutan tropika Indonesia yang merusak adalah
penebangan pohon-pohon untuk pengusahaan hutan oleh HPH, konversi hutan alam menjadi hutan
tanaman, pembukaan hutan alam untuk dijadikan areal transmigrasi, areal perkebunan, dan pertanian,
dan sebagainya.
Selain suku/famili jenis-jenis tumbuhan obat yang banyak jumlahnya, keanekaragaman jenis
tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit dapat juga dilihat dari keanekaragaman
habitus jenis-jenis tersebut. Keanekaragaman habitus jenis-jenis tumbuhan obat tersebut adalah pohon,
perdu, herba, liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan paku, dan bambu. Diantara jenis-jenis tumbuhan
obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit tersebut,
41 % atau 192 jenis memiliki habitus
pohon, 30 % atau 140 jenis memiliki habittus herba, 15 % atau 70 jenis memiliki habitus perdu, 9 %
atau 41 jenis memiliki habitus liana, 4 % atau 17 jenis memiliki habitus tumbuhan memanjat, 1 % atau
6 jenis memiliki habitus tumbuhan paku dan 0 % atau 1 jenis memiliki habitus bambu.
32
Keanekaragaman habitus jenis tumbuhan obat dapat dilihat dalam Gambar 7 sebagai berikut :
Jumlah Jenis Tumbuhan
200
192
180
160
140
140
120
100
70
80
41
60
17
40
20
6
1
Paku
Bam bu
0
Pohon
P erdu
Herba
Liana
M em anjat
H abitus
Gambar 7. Habitus Jenis Tumbuhan Obat untuk Peringkat Lima Besar Kelompok Penyakit
Secara umum, dapat dilihat pada Gambar 7 bahwa jenis tumbuhan yang diambil bagianbagiannya untuk obat beberapa kelompok penyakit, seperti penyakit malaria, demam, sakit perut,
diare, sakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), bisul, sakit panas dan sakit kuning paling banyak memiliki
bentuk tumbuhan/habitus pohon. Kegunaan jenis-jenis pohon tersebut bagi berbagai etnis di Indonesia
adalah sebagai tumbuhan obat, pada saat yang sama jenis-jenis pohon tersebut potensial juga untuk
diambil kayunya, sehingga terjadi pemanfaatan ganda dari jenis-jenis yang sama. Adanya manfaat
ganda dari beberapa jenis tumbuhan akan menyebabkan lajunya tingkat pemanfaatan yang akan
berakibat pada keberadaannya di alam, mengingat jenis-jenis tersebut masih diambil dari dalam hutan,
dan belum ada pembudidayaannya. Pohon bersama-sama dengan habitus lainnya merupakan satu
kesatuan bentuk hidup tumbuhan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Liana, tumbuhan
memanjat dan tumbuhan paku memerlukan pohon dan perdu untuk tempat hidup dan penaungnya,
herba dan perdu memerlukan pohon sebagai penaungnya. Masing-masing habitus memiliki peranan
tersendiri dalam hutan alam tropika yang kompleks. Pemanfaatan pohon untuk diambil kayunya akan
mengakibatkan terputusnya ikatan diantara habitus-habitus itu, yang pada akhirnya akan menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan di hutan alam tropika Indonesia. Hutan alam tropika Indonesia
merupakan habitat yang terbaik dan paling sempurna bagi kehidupan jenis-jenis tumbuhan obat dan
harus tetap dijaga kelestariannya.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berbagai penelitian tentang etnobotani, khususnya tumbuhan obat, yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 49 laporan penelitian, mencakup 45 etnis di Indonesia. Setelah melalui
serangkaian metode penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kelompok penyakit yang termasuk ke dalam peringkat lima besar kelompok penyakit penting
pada berbagai etnis di Indonesia adalah : (1) penyakit malaria, (2) penyakit demam, dan sakit
perut, (3) penyakit diare, dan penyakit kulit ringan (panu, kadas, dll.), (4) penyakit bisul dan
panas, dan (5) sakit kuning.
2.
Jenis-jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan : malaria sebanyak 78
jenis digunakan oleh 34 etnis; demam sebanyak 113 jenis digunakan oleh 30 etnis; sakit perut
sebanyak 110 jenis digunakan oleh 30 etnis; diare sebanyak 75 jenis digunakan oleh 27 etnis;
penyakit kulit ringan sebanyak 98 jenis digunakan oleh 27 etnis; bisul sebanyak 79 jenis
digunakan oleh 26 etnis; panas sebanyak 67 jenis digunakan oleh 26 etnis; dan sakit kuning
berjumlah 63 jenis digunakan oleh 25 etnis di Indonesia.
3.
Persentase penggunaan setiap jenis tumbuhan obat oleh berbagai etnis di Indonesia untuk
mengobati peringkat lima besar kelompok penyakit penting berkisar antara 2,22 % sampai dengan
28,89 %.
4.
Jenis tumbuhan obat yang paling banyak digunakan oleh etnis di Indonesia untuk menyembuhkan
penyakit malaria adalah Alstonia scholaris R. Br., untuk demam adalah Kalanchoe pinnata Pers.,
untuk sakit perut adalah Alstonia scholaris R. Br., untuk diare adalah Psidium guajava L., untuk
sakit kulit ringan adalah Cassia alata L., untuk bisul adalah Allium sativum L., dan Mimosa
pudica L., untuk sakit panas adalah Kaempferia galanga L., dan untuk sakit kuning adalah
Arcangelisia flava (L.) Merr., dan semua jenis tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
5.
Jenis tumbuhan yang penting untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti dengan penelitian dan
pengembangannya ada 4 jenis, yaitu Alstonia scholaris R. Br. dan Arcangelisia flava (L.) Merr.
yang merupakan tumbuhan hutan dan langka, Psidium guajava L., dan Cassia alata L. yang
merupakan tumbuhan obat yang terkenal di seluruh etnis.
6.
Jenis- jenis tumbuhan hutan yang berpotensi sebagai obat yang digunakan oleh minimal dua etnis
yang tidak saling berhubungan adalah : (1) Eurycoma longifolia Jack., (2) Callicarpa longifolia
Lamk., (3) Strychnos lucida R. Br., (4) Garcinia mangostana L., (5) Cinnamomum iners Reinw.
ex. Bl., (6) Urena lobata L., (7) Peronema canescens Jack., (8) Blechnum orientale L., (9)
Cananga odorata (Lmk.) Hook. f. & Th., (10) Sida acuta Burm., (11) Santalum album L., dan
(12) Fibraurea chloroleuca Miers.
34
7.
Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat pengganti, yaitu Eurycoma longifolia Jack.
(Simarubaceae) untuk penyakit malaria; Garcinia mangostana L. (Clusiaceae) untuk penyakit
diare; Blechnum orientale L. (Blechnaceae) untuk penyakit kulit ringan; dan Fibraurea
chloroleuca Miers. (Menispermaceae) untuk mengobati sakit kuning.
8.
Jenis-jenis tumbuhan obat untuk peringkat lima besar kelompok penyakit yang berjumlah 467
jenis termasuk ke dalam 108 suku (famili), dan dapat dikelompokkan dalam 7 habitus, yaitu
pohon, perdu, herba, liana, tumbuhan memanjat, tumbuhan paku, dan bambu.
9.
Hutan alam tropika Indonesia adalah satu-satunya habitat jenis-jenis tumbuhan obat yang paling
baik dan sempurna, sehingga keberadaan dan kelestariannya mutlak harus dijaga.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan kepada berbagai pihak, yang baik langsung maupun
tidak langsung berhubungan dengan penelitian ini adalah :
1.
Departemen Kesehatan RI dan Depertemen Kehutanan dan Perkebunan RI sebaiknya mulai
memperhatikan jenis-jenis tumbuhan yang potensial dikembangkan sebagai obat, untuk
ditindaklanjuti dengan penelitian dan pengembangannya. Jenis-jenis yang dapat disarankan untuk
ditindaklanjuti oleh Departemen Kesehatan RI dan Depertemen Kehutanan dan Perkebunan RI
terutama jenis-jenis yang dihasilkan dari penelitian ini, yaitu : (1) Alstonia scholaris R. Br. untuk
obat malaria dan sakit perut, dengan sediaan berupa cairan atau sirup, (2) Psidium guajava L.
untuk obat diare, dengan sediaan berupa cairan atau sirup, (3) Cassia alata L. untuk obat penyakit
kulit ringan, dengan sediaan berupa tapel/bobok, dan (4) Arcangelisia flava (L.) Merr. untuk obat
sakit kuning, dengan sediaan berupa cairan atau sirup.
2.
Perlu adanya penelitian untuk jenis-jenis tumbuhan yang digunakan oleh etnis yang berbeda untuk
kelompok penyakit yang sama, agar diperoleh informasi yang lengkap tentang jenis-jenis tersebut.
Adapun jenis-jenis yang disarankan adalah : (1) Eurycoma longifolia Jack., (2) Callicarpa
longifolia Lamk., (3) Strychnos lucida R. Br., (4) Garcinia mangostana L., (5) Cinnamomum iners
Reinw. ex. Bl., (6) Urena lobata L., (7) Peronema canescens Jack., (8) Blechnum orientale L., (9)
Cananga odorata (Lmk.) Hook. f. & Th., (10) Sida acuta Burm., (11) Santalum album L., dan
(12) Fibraurea chloroleuca Miers.
3.
Departemen Kesehatan RI meninjau ulang jenis penyakit yang menjadi prioritas penelitian
nasional, dan mulai mengembangkan penelitian berdasarkan keadaan masyarakat Indonesia
(bottom-up research) agar penelitian-penelitian yang dilakukan tepat guna dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
‘t Mannetje, L. and R. M. Jones (Eds.). 1992. PROSEA No. 4 : Forages. Prosea Foundation. Bogor.
Pp. 277-291.
Darnaedi, S. Y. dan Rodani. 1995. Kearifan Budaya dalam Tradisi Pengobatan Orang Sumbawa
Barat Daya, Nusa Tenggara Barat. Hal. 20-28 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya
Etnobotani II : Buku 1 Tumbuhan Obat. Ikatan Pustakawan Indonesia. Jakarta.
Depdikbud - Deptan - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. 1992. Prosiding Seminar dan Lokakarya
Nasional Etnobotani. R. E. Nasution et. al. (Penyunting). Cisarua-Bogor, 19-20 Februari
1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan
Nasional RI. Hal. 40-44, 45-53, 60-66,106-118, 143-148, 381-389, 395-403.
Depkes - IPB - UI - LIPI. 1998. Kembali Ke Alam Manfaatkan Obat Asli Indonesia : Laporan
Ekspedisi Biota Medika di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan Cagar Biosfir Bukit Dua
Belas Propinsi Riau dan Jambi. Depkes - IPB - UI - LIPI. Bogor.
Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. Hal. 1-6.
Foundation Flora Malesiana. 1984. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 10 – part 1 – 4.
Revisions. Foundation Flora Malesiana. The Netherlands. Pp. 210 – 211, 721-748.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Balitbang Kehutanan Departemen Kehutanan.
Jakarta. Hal. 757-758, 916-917.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Balitbang Kehutanan Departemen Kehutanan.
Jakarta. Hal. 1627-1629.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia IV. Balitbang Kehutanan Departemen Kehutanan.
Jakarta. Hal. 2140-2216.
Hou, D., K. Larsen and S. S. Larsen. 1996. Caesalpiniaceae. Pp. 675-676 in Flora Malesiana. Series I –
Spermatophyta. Vol. 12 – part 2 : Caesalpiniaceae, Geitonoplesiaceae, Hernandiaceae,
Lowiaceae. Foundation Flora Malesiana. The Netherlands.
Ikatan Pustakawan Indonesia. 1995. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani II : Buku
1 Tumbuhan Obat. Ikatan Pustakawan Indonesia. Jakarta. Hal. 17-70,77-88, 96-102, 113-120,
128-159.
Jafarsidik, Y., S. Sutomo dan A. Ismanto. 1996. Jenis-Jenis Tumbuhan Obat dan Etnomedika di
Kawasan Suaka Margasatwa Saibi, Siberut. Hal. 227-231 dalam Prosiding Simposium
Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting).
Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat (Balittro). Bogor.
Jansen, P. C. M., R. H. M. J. Lemmens, L. P. A. Oyen, J. S. Siemonsma, F. M. Stavast, and J. L. C. H.
van Valkenburg (Eds.). 1993. PROSEA : Basic List of Species and Commodity Grouping.
Final Version. Prosea Foundation. Bogor.
36
Koentjaraningrat. 1993. Masyarakat Terasing di Indonesia. Seri Etnografi Indonesia No. 4.
Departemen Sosial dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial – Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal. 9 - 10.
Lemmens, R. H. M. J., I. Soerianegara, and W. C. Wong (Eds.). 1995. PROSEA No. 5(2) Timber
Trees : Minor Commercial Timbers. Prosea Foundation. Bogor. Pp. 610-636.
Leunufna, W. F. L. 1997. Etnobotani Suku Punan (Studi Kasus di HPH PT Belayan River
TimberKalimantan Timur). Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Mabberley, D. C., C. M. Pannell, and A. M. Sing. 1995. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta.
Vol. 12 – part 1 : Meliaceae. Foundation Flora Malesiana. The Netherlands. Pp. 389-407.
Medi, L. 1998. Pemanfaatan dan Pelestarian Hasil Hutan Non Kayu oleh Suku Sakai di Desa
Sebangar, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau. Skripsi. Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Muji, M. 19.. . Resep Pustaka Tradisional Madura. Penerbit Pustaka Karya.
Nielsen, I. C. 1992. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 11 – part 1 : Mimosaceae
(Leguminosae – Mimosoidae). Foundation Flora Malesiana. The Netherlands. Pp. 757 – 768.
Nopriadi, E. 1997. Pemanfaatan Tradisional Tumbuhan Obat oleh Suku Dayak di Areal HPHPT
Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan
Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Nugraha, G. 1996. Penilaian Manfaat Hasil Hutan dan Tata Nilai Sosial Budaya pada Masyarakat
Terasing (Studi Kasus di Masyarakat Badui Desa Kanekes Kabupaten Lebak Propinsi Jawa
Barat). Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Tidak dipublikasikan.
Nurmawan, W. 1996. Studi Potensi Sumberdaya Hasil Hutan Non Kayu di Areal Konservasi HPHTI
PT Musi Hutan Persada Sumatera Selatan. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Perhipba. 1996. Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3.D.
Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor. Hal. 213-231, 291-301, 371-375.
Purwaningsih dan R. Jusuf. 1992. Aneka Manfaat Tumbuhan Hutan Bagi Masyarakat Kutai Mahakam
Tengah, Kalimantan Timur. Hal 395 - 403 dalam Prosiding Seminar dan LokakaryaNasional
Etnobotani, Cisarua-Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting).
Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI-Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Purwanto, Y dan E. B. Walujo. 1992. Etnobotani Suku Dani di Lembah Baliem - Irian Jaya : Suatu
Telaah tentang Pengetahuan dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam Tumbuhan. Hal. 143 - 148
dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19 - 20
Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Rahayu, M. dan E. B. Walujo. 1996. Pengetahuan dan Manfaat Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Obat : Studi Kasus Orang-Orang Atoni di Camplong Nusa Tenggara Timur. Hal. 295-301
dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D.
37
Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor.
Rahayu, M., Liswidowati dan S. H. Prijono. 1999. Pengetahuan Tradisional Masyarakat Kabupaten
Sumba Barat tentang Pemanfaatan Tumbuhan Obat dan Pelestariannya. Hal. 150 - 154
dalam Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara. D. Darnaedi dkk.
(Penyunting). UPT Balai Pengembangan Kebun Raya - LIPI. Bogor.
Rahayu, M., Wardah dan Hamzah. 1999. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Tradisional oleh
Masyarakat Suku Saluan di Kabupaten Banggai - Sulawesi Tengah. Hal. 101 - 109 dalam
Laporan Teknik 1998/1999. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor.
Ramlan, A. 1996. Taman Nasional Ujung Kulon Tempat Pelestarian Jenis dan Plasma Nutfah Tumbuhan Bahan Obat Alami. Hal. 213-216 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat
Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti
Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro).
Bogor.
Rifai, M. A., Rugayah, dan E. A. Widjaja. 1992. Tiga Puluh Tumbuhan Obat Langka Indonesia.
Sisipan Floribunda 2 : 1-28. 17 Juli 1992. ISSN 0215-4706. Penggalang Taksonomi
Tumbuhan Indonesia – WWF. Bogor.
Saim, A., I. Maryanto dan F. Danielsen. 1992. Pendayagunaan Sumberdaya Hutan bagi Suku Talang
Mamak di Daerah Seberida, Riau. Hal. 381-389 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya
Nasional Etnobotani, Cisarua-Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting).
Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Sangat, H. M. 1998. Lontar Usada : Suatu Kajian Etnofarmakologi. Makalah dalam Seminar Nasional
Etnobotani III, Denpasar - Bali, 5-6 Mei 1998.
Sangat-Roemantyo, H. 1996. Etnofarmakologi Suku Kutai di Pedalaman Mahakam Tengah, Kalimantan Timur. Hal. 371-375 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami
VIII.ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat
Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor.
Sangat-Roemantyo, H. dan S. Riswan. 1992. Tradisi Pasangan Tumbuhan Obat Alami dalam Budaya
Jawa. Hal 40-44 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua Bogor, 19 - 20 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI-Deptan RI LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Santoso, W. B. 1996. Studi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh Suku Anak Dalam di Areal
Konservasi PT Musi Hutan Persada Sumatera Selatan. Skripsi. Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Tidak
dipublikasikan.
Setyowati, F. M. 1996. Peran Tumbuhan dalam Pengobatan Tradisional Suku Melayu di Kecamatan
Sambas, Kalimantan Barat. Hal. 291-294 dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat
Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D. Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti
Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro).
Bogor.
Setyowati, F. M. 1999. Beberapa Catatan tentang Kehidupan Masyarakat di Sekitar Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone dan Cagar Alam Gunung Ambang. Hal.47-56 dalam
Laporan Teknik 1998/1999. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor.
38
Setyowati, F. M., E. B. Waluyo dan M. H. Siagian. 1994. Tumbuhan Obat dan Kosmetika Tradisional
Suku Kutai dan Dayak Tunjung di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai, Kalimantan
Timur. Hal. 367-377 dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Hayati Puslitbang Biologi - LIPI, Bogor, 4 April 1994 . Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.
Siagian, M. H. , M. Siregar, dan S. Riswan. 1993. Pengetahuan Pemanfaatan Berbagai Jenis Pohon
sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Kutai dan Dayak Tunjung di Kalimantan Timur. Hal
265 - 272 dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Hayati
Puslitbang Biologi - LIPI, Bogor, 14 Juni 1993. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor.
Siemonsma, J. S. and. K. Piluek (Eds). 1994. PROSEA No. 8 : Vegetables. Prosea Foundation. Bogor.
Pp. 373-397.
Simbolon, H. 1998. Nama Daerah dan Etnobotani Tumbuhan Pohon di Desa Sasawa, Yapen Barat,
Irian Jaya. Hal. 72-84 dalam Irian Jaya : Bungarampai Penelitian Flora dan Fauna Pulau
Biak - Supiori dan Yapen. Seri Penelitian Biodiversitas 1. H. Simbolon (Editor). Pusat
Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI. Bogor.
Soerianegara, I. and R. H. M. J. Lemmens (Eds.). 1994. PROSEA No. 5 (1) Timber Trees : Major
Commercial Timbers. Prosea Foundation. Bogor. Pp. 82-89.
Sosef, M. S. M., L. T. Hong. And Prawirohatmodjo (Eds.). 1998. PROSEA No. 5(3) Timber Trees :
Lesser Known Timbers. Prosea Foundation. Bogor.
Suhadi H. P., H. L. Wacana dan H. F. Bafadal. 1991. Pola-Pola Pengobatan Tradisional Daerah
Nusa Tenggara Barat. G. Murniatmo (Penyunting). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Yogyakarta.
Susiarti, S. 1999. Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Iboih, Sabang, D. I. Aceh. Hal.
140 - 146 dalam Laporan Teknik 1998/1999. Puslitbang Biologi - LIPI. Bogor.
Sutarno, H dan S. Danimihardja. 1992. Pusaka dan Pustaka Tumbuhan Jamu Tradisional Jawa. Hal.
45-53 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19-20
Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 78.
Uji, T., H. Wiriadinata, I. Kitagawa, H. Shibuya, dan K. Ohashi. 1992. Penelitian Pemanfaatan
Tumbuhan sebagai Obat Tradisional di Rejang Lebong, Bengkulu. Hal.60-66 dalam Prosiding
Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19-20 Februari 1992. R. E.
Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan Nasional RI.
Jakarta.
van Steenis, C. G. G. J. 1983. Flora Malesiana. Series I – Spermatophyta. Vol. 9 – part 3. Martinus
Nijhoff Publishers. The Hague, The Netherlands. Pp. 575 – 600.
Verheij, E. W. M., dan R. E. Coronel (Eds). 1992. PROSEA No. 2 : Edible Fruits and Nuts. Prosea
Foundation. Bogor. Pp.415-431.
39
Verheij, E. W. M., dan R. E. Coronel (Eds). 1997. PROSEA Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2 :
Buah-buahan yang Dapat Dimakan. PT Gramedia Pustaka Utama – Prosea Indonesia –
European Commission. Jakarta. Hal. 342-347.
Waluyo, E. B. 1992. Tumbuhan dalam Kehidupan Tradisional Masyarakat Dawan di Timor. Hal.
216 - 224 dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani Cisarua - Bogor, 1920 Februari 1992. R. E. Nasution dkk. (Penyunting). Depdikbud RI-Deptan RI - LIPI Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Wardah dan S. Danimihardja. 1996. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Tradisional Berbagai
Daerah Sekitar Kawasan Taman Nasional Dumoga-Bone Sulawesi Utara. Hal. 217-226
dalam Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII. ISBN : 979-95152-0-3. D.
Sitepu, dkk. (Penyunting). Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (Perhipba) - Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro). Bogor.
Wirdateti dan H. Sangat - Roemantyo. 1992. Pemanfaatan Tumbuhan untuk Pengobatan Tradisional,
Penyakit Rakyat di Dumoga Bone, Sulawesi Utara. Hal. 106-118 dalam Prosiding Seminar
dan Lokakarya Nasional Etnobotani, Cisarua - Bogor, 19 – 20 Februari 1992. R. E. Nasution
dkk. (Penyunting). Depdikbud RI - Deptan RI - LIPI - Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Wulandari, E. 1997. Potensi Hasil Hutan Non Kayu di Areal Konservasi Plasma Nutfah HPH PT
Berkat Cahaya Timber Kalimantan Tengah. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tidak dipublikasikan.
Zuhud, E. A. M. dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat
Hutan Tropika Indonesia. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB Lembaga Alam Tropika Indonesia. Bogor. Hal 194-285.
Lampiran 1. Daftar Nama Etnis berdasarkan Letak Etnis per Pulau dari Sabang sampai Merauke
Kode
Nama Etnis
Letak
Propinsi
1 Aceh
Iboih, Sabang
Aceh
2 Talang Mamak
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh; Kec. Seberida
Riau-Jambi; Riau
3 Melayu Tradisional Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
Riau-Jambi
4 Anak Dalam
Cagar Biosfir Bukit Dua Belas
Jambi
5 Rejang
Kab. Rejang Lebong
Bengkulu
6 Sakai
Kec. Mandau, Kab. Bengkalis
Riau
Kab. Muara Enim, Ogan Komering Ulu, Musi Banyu Asin, Musi Rawas
Sumatera Selatan
7 Anak Dalam
8 Mentawai
Suaka Margasatwa Saibi, P. Siberut
Sumatera Barat
TNGH;CA Pnj. Pangandaran;Bandung, Subang, Sukabumi, Bogor;Majalengka-Sumedang; Ciamis;TNU Jawa Barat
9 Sunda
10 Badui Dalam
Desa Kanekes
Jawa Barat
Jawa Barat
11 Badui Luar
Desa Kanekes
12 Jawa
Banyuwangi Utara, Kec. Pracimantoro Kab. Wonogiri, Yogya-Solo, Jawa
Jawa Tengah-Jawa Timur
13 Madura
P. Madura
Jawa Timur
14 Bali
P. Bali
Bali
Nusa Tenggara Barat
15 Maluk
Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
16 Tongo
Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
17 Sejorong
Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
18 Sekongkang Atas Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat
19 Sekongkang Bawah Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
20 Tatar
Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
21 Singa
22 Nangkalanung
Sumbawa Barat Daya, P. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
23 Samawa
Kab. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
Kec. Insana, Kab. Timor Tengah Utara
Nusa Tenggara Timur
24 Dawan
Kab. Sumba Barat
Nusa Tenggara Timur
25 Sumba
26 Atoni
Camplong, Kec. Fatuleu, Kab. Kupang
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
27 Melayu
Kec. Sambas, Kab. Sambas
Cagar Alam Raya Singkawang, Kab. Sambas
Kalimantan Barat
28 Dayak
29 Dayak Kendayan
Kec. Beduai, Kab. Sanggau
Kalimantan Barat
30 Dayak Ngaju
Kec. Mentaya Ulu,Kab. Kotawaringin Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah
31 Dayak Ot Danum Kec. Mentaya Ulu,Kab. Kotawaringin Timur
Kec. Kota Bangun, Kab Kutai
Kalimantan Timur
32 Dayak Tunjung
33 Kutai
Kec. Kota Bangun, Kab Kutai
Kalimantan Timur
Kec. Tabang, Kab. Kutai
Kalimantan Timur
34 Punan Lisum
35 Punan Bekatan
Kec. Tabang, Kab. Kutai
Kalimantan Timur
36 Bolaangmongondow Kec. Pasi, Kab. Bolaangmongondow; Kec. Suwawa, Kab. Gorontalo
Sulawesi Utara
Kec. Suwawa, Kab. Gorontalo;Kec. Pasi,Kab. Blmnd
Sulawesi Utara
37 Gorontalo
Sulawesi Utara
38 Menado
Kec. Dumoga ,Kec. Lolak, Kec. Pasi Kab. Blmnd;Kec. Suwawa, Kab. Gorontalo
Kec. Kimtom, Kab. Banggai
Sulawesi Tengah
39 Saluan
40 Ambon
Kodya Ambon
Maluku
Manokwari
Irian Jaya
41 Yapen-Waropen
Yapen Barat, P. Yapen
Irian Jaya
42 Upuya
43 Awarawi
Yapen Barat, P. Yapen
Irian Jaya
44 Busami
Yapen Barat, P. Yapen
Irian Jaya
45 Dani
Lembah Baliem - Jayawijaya (Wamena - Kurulu)
Irian Jaya
Pustaka
Laporan Teknik 98/99, 140
Biota Medika, Etnobotani I, 381
Biota Medika
Biota Medika
Etnobotani I, 60
Skripsi : La Medi
Skripsi : Widodo, Wawan
Simposium Penelitian, 228
Etnobotani II, 29,39,55,61,128,138; Simposium Penelitian, 214
Catatan
Catatan
Etnobotani II, 52,113; Etnobotani I, 40,45
Resep Pusaka Tradisional Madura
Makalh : Harini M. Sangat
Etnobotani II, 20-28
Etnobotani II, 20-28
Etnobotani II, 20-28
Etnobotani II, 20-28
Etnobotani II, 20-28
Etnobotani II, 20-28
Etnobotani II, 20-28
Etnobotani II, 20-28
Pola-pola Pengobatan Tradisional NTB
Etnobotani I, 216-224
Pros. Konservasi Flora
Simposium Penelitian, 296
SHPPSDH 93, 286; Simposium Penelitian, 292
Etnobotani II, 145
Etnobotani II, 152
Skripsi : Eko, Erni
Skripsi : Eko, Erni
SHPPSDH 93, 265; SHPPSDH 94, 367
SHPPSDH 93, 265; SHPPSDH 94, 367; Simposium Penelitian 372
Skripsi : Leunufna
Skripsi : Leunufna
Etnobotani II, 96-102; Laporan Teknik 98/99, 47
Laporan Teknik 98/99, 47
Etnobotani I, 106; Simposium Penelitian, 218; Laporan Teknik 98/99, 47
Laporan Teknik 98/99, 101
Etnobotani II, 77-88
Etnobotani II, 17-19
Irian Jaya : Bunga Rampai
Irian Jaya : Bunga Rampai
Irian Jaya : Bunga Rampai
Etnobotani I, 132-148
Lampiran 2. Jenis-Jenis Penyakit Lain yang Dapat Disembuhkan dengan Empat Jenis Tumbuhan Obat Penting
No.
1
Nama Ilmiah Tumbuhan
Alstonia scholaris R. Br.
2
Arcangelisia flava (L.) Merr.
3
Cassia alata L.
4
Psidium guajava L.
Kelompok Penyakit
malaria
sakit perut
batuk
beri-beri
darah kotor
darah putih
demam
diare
gigi
kencing batu
kencing manis
kencing nanah
sakit kulit
sakit kulit ringan
luka
menjaga kesehatan
pegal linu
penyubur rambut
perut kembung
radang limpa
sakit gigi
setelah melahirkan
sakit kuning
aprodisia
badan lemas
kanker
luka
malaria
sakit panas
sakit panas dalam
patah tulang
pegal linu
rematik
sakit pinggang
sariawan
sesak nafas
setelah melahirkan
sakit kulit ringan
sakit kulit kuning
cacingan
sakit kulit
sakit kulit berat
pencahar
diare
murus
bisul
disentri
muntaber
sakit panas dalam
pilek
sakit perut
Kode Etnis
1,7,9,12,24,25,32,36,38
2,7,42,43,44
25,39
7
9
15,16,17,18,19,20,21,22
7,12,26
25,38
5
33
14
9,12
12
7,12
12
9
9
3
9,12
26
4,7
9
2,4,38,39
3
9
38
33
33,38
40
38
3
9
3
33
9
38
26
1,2,4,6,7,9,12,27,33,34,35,38,39
3
30,31
9,28,30,31,40
5,9,12
7
1,5,6,9,12,14,26,28,36,37,38,40
9
23
26
13,32,36,37,38
29
14
24,36
Lampiran 3. Bagian Tumbuhan yang Digunakan, Cara Pengolahan dan Penggunaan Tumbuhan Obat Penting oleh Berbagai Etnis di Indonesia
Kode Etnis
Bagian Tumbuhan
Cara Pengolahan
Cara Penggunaan
Kelompok Penyakit Nama Ilmiah Tumbuhan
yang Digunakan
air diminum
Malaria
Alstonia scholaris R. Br.
1
kulit kayu
direndam
7
kulit kayu, akar
9
kulit batang, akar
direbus
air diminum
12
kulit batang, akar
24
25
kulit kayu
32
getah batang
36
kulit batang
direbus
air diminum
38
kulit
kupas, parut, rebus
air diminum
Sakit Perut
Alstonia scholaris R. Br.
2
pucuk daun
tanpa diolah
langsung dimakan
7
kulit kayu, akar
42
kulit kayu
diseduh
air diminum
43
kulit kayu
diseduh
air diminum
44
kulit kayu
diseduh
air diminum
Diare
Psidium guajava L.
1
daun
diremas/direbus
air diminum
5
daun
direbus
air diminum
6
akar
9
daun
tanpa diolah
langsung dimakan
daun
diseduh
air diminum
12
daun
14
daun
ditumbuk, disaring
air diminum
26
pucuk daun
direbus
air diminum
28
daun
direbus
air diminum
36
daun muda
bakar, tumbuk, saring
air diminum
37
daun muda
bakar, tumbuk, saring
air diminum
38
daun muda
bakar, tumbuk, saring
air diminum
daun
direbus
air diminum
40
daun
dihaluskan+air hangat
air diminum
Sakit Kulit Ringan Cassia alata L.
1
daun
daun +kapur sirih
digosokkan
2
daun
digerus
dioleskan
digosok
4
daun
ditumbuk
6
daun
digiling+minyak tanah
digosok
7
9
daun
digilas
digosok
12
27
daun
dipipis+minyak tanah
digosok
33
daun
diremas
digosok
34
daun
ditumbuk
digosok
35
daun
ditumbuk
digosok
38
daun
ditumbuk
digosok
39
daun
diremas
digosok
Sakit Kuning
Arcangelisia flava (L.) Merr.
2
akar
dikikis
air diminum
4
akar, batang
direbus
air diminum, untuk mandi
batang
direbus
air diminum
38
39
batang
direbus
air diminum
Lampiran 4. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Malaria
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Allium schoenoprasum L.
Liliaceae
38
1
2,22
2 Alstonia angustifolia KDS
Apocynaceae
9
1
2,22
3 Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
1,7,9,12,24,25,32,36,38
9
20,00
4 Alstonia sp.
Apocynaceae
2
1
2,22
5 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness.
Acanthaceae
1,9
2
4,44
6 Andropogon nardus L.
Poaceae
1
1
2,22
7 Annona reticulata L.
Annonaceae
5
1
2,22
8 Arcangelisia flava (L.) Merr.
Menispermaceae 33,38
2
4,44
9 Beilschmiedia madang Bl.
Lauraceae
5
1
2,22
10 Blumea balsamifera (L.) DC.
Asteraceae
1,12,34,35,38
5
11,11
11 Brucea javanica (L.) Merr.
Simarubaceae
3,5
2
4,44
12 Caesalpinia major (Medic.) Dandy & Exell
Fabaceae
25
1
2,22
13 Callicarpa longifolia Lamk.
Verbenaceae
1,34,35
3
6,67
14 Cananga odorata (Lmk) Hook.f. & Th.
Annonaceae
12
1
2,22
15 Carica papaya L.
Caricaceae
1,13,24,26,33,34,35,45
8
17,78
16 Cassia siamea Lmk.
Fabaceae
9
1
2,22
17 Centella asiatica (L.) Urb.
Apiaceae
38
1
2,22
18 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing.
Rutaceae
1,23
2
4,44
19 Citrus aurantium L.
Rutaceae
1
1
2,22
20 Clerodendrum fragrans (Vent.) Willd.
Verbenaceae
5
1
2,22
21 Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr.
Menispermaceae 34,35
2
4,44
22 Cratoxylum formosum Dyer.
Hypericaceae
7
1
2,22
23 Cucurbita sp.
Cucurbitaceae 15,16,17,18,19,20,21,22
8
17,78
24 Curcuma xanthorriza Roxb.
Zingiberaceae 1
1
2,22
25 Cymbopogon nardus L. Rendle
Poaceae
33
1
2,22
26 Dastica canabina L.
Dasticaceae
30,31
2
4,44
27 Derris sp.
Fabaceae
4
1
2,22
28 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg.
Dilleniaceae
4
1
2,22
29 Durio zibethinus Murr.
Bombacaceae
1
1
2,22
30 Eria sp.
Orchidaceae
7
1
2,22
31 Ervatamia sphaerocarpa (Bl.) Burke
Apocynaceae
5
1
2,22
32 Euodia latifolia DC.
Rutaceae
12
1
2,22
33 Eurycoma longifolia Jack.
Simarubaceae
2,4,6,7,32,33,34,35
8
17,78
34 Fibraurea chloroleuca Miers.
Menispermaceae 29,33
2
4,44
35 Gendarusa vulgaris Nees.
Acanthaceae
38
1
2,22
36 Hibiscus sp.
Malvaceae
38
1
2,22
37 Hyptis suaveolens (L.) Poit.
Lamiaceae
1
1
2,22
38 Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze
Fabaceae
1
1
2,22
39 Kalanchoe pinnata Pers.
Crassulaceae
5,29,38
3
6,67
Arecaceae
33
1
2,22
40 Korthalsia sp.
41 Korthalsia spp.
Arecaceae
30,31
2
4,44
Arecaceae
7
1
2,22
42 Korthalsia tenuissima Becc.
43 Lansium domesticum Corr.
Meliaceae
29,34,35,36
4
8,89
44 Leea indica (Burm.f.) Merr.
Leeaceae
7
1
2,22
45 Lepistona sp.
Arecaceae
38
1
2,22
46 Luffa acutangula Roxb.
Cucurbitaceae 33
1
2,22
Habitat
Habitus
NH; B
H
H
NH; B
NH; L
NH; B
NH; B
H
H
NH; L
NH; L
NH; B
H
H
NH; B
H
NH; L
NH; B
NH; B
H
H
H
NH; B
NH; B
NH; B
H
H
H
NH; B
H
H
H
H
H
NH
NH
H
H
NH; B
H
H
H
NH; B
NH; L
H
NH
herba
pohon
pohon
pohon
herba
herba
pohon
liana
pohon
herba
pohon
perdu
perdu
pohon
herba
pohon
herba
pohon
pohon
perdu
liana
pohon
herba
herba
herba
pohon
perdu
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
memanjat
herba
perdu
herba
pohon
herba
liana
liana
liana
pohon
perdu
liana
Bagian yang
digunakan
kulit batang, akar
daun, kulit batang
akar, batang
daun
semua bagian
buah
daun
rimpang
batang
kulit batang
daun
daun
daun
kulit kayu
rimpang
Lampiran 4. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Malaria
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Luvunga motleyii
Rutaceae
30,31
2
4,44
48 Mangifera odorata Griff.
Anacardiaceae 38
1
2,22
49 Mangifera sp.
Anacardiaceae 38
1
2,22
50 Melia azedarach L.
Meliaceae
1
1
2,22
51 Melodorum kentii Hook. f. Thoms.
Annonaceae
5
1
2,22
52 Momordica charantia L.
Cucurbitaceae 38
1
2,22
53 Moringa pterygosperma Gaertn.
Moringaceae
38
1
2,22
54 Musa sp.
Musaceae
38
1
2,22
55 Ochrosia oppositifolia (Lmk.) K. Schum.
Apocynaceae
1
1
2,22
56 Ocimum sp.
Lauraceae
25
1
2,22
57 Oroxylum indicum (L.) Vent.
Bignoniaceae
3
1
2,22
58 Peronema canescens Jack.
Verbenaceae
5,7
2
4,44
59 Phyllanthus niruri L.
Euphorbiaceae 1,6,9,32,38
5
11,11
60 Phyllanthus urinaria L.
Euphorbiaceae 5
1
2,22
61 Physalis angulata L.
Solanaceae
3
1
2,22
62 Piper betle L.
Piperaceae
38
1
2,22
63 Plumbago zeylanica L.
Plumbaginaceae 38
1
2,22
64 Plumeria acuminata Wit. Ait.
Apocynaceae
38
1
2,22
65 Strychnos ignatii Berg.
Loganiaceae
6
1
2,22
66 Strychnos lucida R. Br.
Loganiaceae
24,25
2
4,44
67 Swietenia macrophylla King
Meliaceae
9
1
2,22
68 Tetracera fagifolia Bl.
Dilleniaceae
2
1
2,22
69 Timonius timon (Spreng.) Merr.
Rubiaceae
40
1
2,22
70 Tinospora crispa (L.) Diels.
Menispermaceae 36,37,38
3
6,67
71 Tinospora crispa (L.) Miers.ex. Hook & Thoms.
Menispermaceae 33
1
2,22
72 Tinospora glabra (Burm. f.) Merr.
Menispermaceae 25
1
2,22
73 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 9,12,38
3
6,67
33
1
2,22
74 Vitex pinnata L.
Verbenaceae
75 Vitex pubescens Vahl.
Verbenaceae
33
1
2,22
76 Xanthophyllum excelsum (Bl.) Miq.
Polygalaceae
38
1
2,22
77 Zingiber officinale Roxb.
Zingiberaceae 23
1
2,22
78 Zingiber sp.
Zingiberaceae 6
1
2,22
Keterangan :
H
= Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan.
NH; L
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar.
NH; B
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya.
NH
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.
Habitat
Habitus
H
NH; B
NH; B
H
H
NH
NH; B
NH
H
NH; B
H
H
NH; L
H
NH; L
NH; B
NH
NH; B
H
H
NH; B
H
H
NH; B
NH; B
NH
NH; B
H
NH; B
H
NH; B
NH; B
liana
pohon
pohon
pohon
pohon
memanjat
pohon
herba
pohon
herba
pohon
pohon
herba
pohon
herba
memanjat
liana
pohon
liana
perdu
pohon
perdu
pohon
liana
liana
liana
perdu
pohon
pohon
perdu
herba
herba
Bagian yang
digunakan
daun
semua bagian
kulit kayu
kulit, daun
daun, buah
semua bagian
semua bagian
akar
biji
daun
rimpang
Lampiran 5. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Demam
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Abelmoschus moschatus Medik.
Malvaceae
8
1
2,22
2 Abrus sp.
Fabaceae
39
1
2,22
3 Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
27
1
2,22
4 Aglaonema simplex Bl.
Araceae
2
1
2,22
5 Alchornea rugosa (Lour.) M. A.
Euphorbiaceae 30,31
2
4,44
6 Aleurites moluccana (L.) Willd.
Euphorbiaceae 30,31
2
4,44
7 Allium cepa L.
Liliaceae
9
1
2,22
8 Allium odorum L.
Liliaceae
3,36,37,38
4
8,89
9 Allium sativum L.
Liliaceae
36,37,38
3
6,67
10 Allium sp.
Liliaceae
25
1
2,22
11 Alpinia sp.
Zingiberaceae 25
1
2,22
12 Alstonia angustifolia KDS
Apocynaceae
9
1
2,22
13 Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
7,12,26
3
6,67
14 Alstonia sp.
Apocynaceae
10,11
2
4,44
15 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness.
Acanthaceae
9,14
2
4,44
16 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon
Rhizophoraceae 30,31
2
4,44
17 Anthocephalus indicus Rich.
Rubiaceae
2
1
2,22
18 Antrophyum callifolium
8
1
2,22
19 Antrophyum semicostatum Bl.
3
1
2,22
20 Aporosa frutescens BL.
Euphorbiaceae 3
1
2,22
21 Aporosa lucida
Euphorbiaceae 7
1
2,22
22 Argostemma montanum Bl.
Rubiaceae
9
1
2,22
23 Asplenium nidus L.
Polipodiaceae
3
1
2,22
24 Baccaurea javanica (Bl.) M. A.
Euphorbiaceae 2
1
2,22
25 Baeckea frutescens L.
Myrtaceae
12
1
2,22
26 Bhesa paniculata Arn.
Celastraceae
30,31
2
4,44
27 Bixa orellana L.
Bixaceae
40
1
2,22
Asteraceae
12,39
2
2,22
28 Blumea balsamifera (L.) DC.
29 Bombax malabaricum DC.
Bombacaceae
9
1
2,22
30 Calamus sp.
Arecaceae
30,31
2
4,44
31 Callicarpa longifolia Lamk.
Verbenaceae
34,35
2
4,44
32 Carallia brachiata (Lour.) Merr.
Rhizophoraceae 3
1
2,22
33 Carica papaya L.
Caricaceae
13,29
2
4,44
34 Cassia siamea Lmk.
Fabaceae
26
1
2,22
35 Centella asiatica (L.) Urb.
Apiaceae
40
1
2,22
36 Cinnamomum subcuneatum Miq.
Lauraceae
3
1
2,22
37 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing.
Rutaceae
12,23
2
4,44
38 Citrus sp.
Rutaceae
25
1
2,22
39 Cocos nucifera L.
Arecaceae
8
1
2,22
40 Coleus amboinicus Lour.
Lamiaceae
40
1
2,22
41 Commelina benghalensis L.
Commelinaceae 39
1
2,22
2
4,44
42 Costus speciosus (Koen.) J. E. Smith.
Zingiberaceae 3,4
43 Crinum asiaticum L.
Amaryllidaceae 3
1
2,22
44 Curcuma aeruginosa Roxb.
Zingiberaceae 12
1
2,22
45 Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae 8
1
2,22
46 Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe
Zingiberaceae 12
1
2,22
Habitat
Habitus
NH; L
H
NH; L
H
H
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
H
H
H
NH; B
NH
H
H
H
H
H
H
NH
H
H
NH
H
NH; B
NH; L
H
H
H
NH
NH; B
H
NH; L
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH; L
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH; B
perdu
memanjat
herba
liana
perdu
pohon
herba
herba
herba
herba
herba
pohon
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
perdu
pohon
herba
paku
pohon
perdu
pohon
perdu
herba
pohon
liana
perdu
pohon
herba
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
herba
herba
herba
herba
herba
herba
Bagian yang
digunakan
biji
umbi, daun
umbi
daun
daun
daun
daun
bunga, daun
buah (minyak)
rimpang
Lampiran 5. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Demam
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Cyclea barbata Miers.
Menispermaceae 9,14
2
4,44
48 Daemonorops sp.
Arecaceae
4
1
2,22
49 Derris eliptica (Roxb.) Bth.
Fabaceae
8
1
2,22
50 Didymocarpus crinita Jack.
Gesneriaceae
2
1
2,22
51 Digera alternifolia (L.) Aschers
Maranthaceae
39
1
2,22
52 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg.
Dilleniaceae
9
1
2,22
53 Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum.
Maranthaceae
3,8
2
4,44
54 Durio zibethinus Murr.
Bombacaceae
2,4,30,31
4
8,89
55 Elaeocarpus longifolius Bl.
Elaeocarpaceae 3
1
2,22
56 Elephantopus scaber L.
Asteraceae
12,27
2
4,44
57 Eugenia lineata Duthi
Myrtaceae
4
1
2,22
58 Euodia latifolia DC.
Rutaceae
9
1
2,22
59 Eurycoma longifolia Jack.
Simarubaceae
30,31
2
4,44
60 Ficus sp.
Moraceae
25,34,35
3
6,67
61 Foeniculum vulgare Mill.
Apiaceae
9,12
2
4,44
62 Gardenia jasminoides Ellis
Rubiaceae
5
1
2,22
63 Gardenia sp.
Rubiaceae
30,31
2
4,44
64 Ginotrochys axilaris
Rhizophoraceae 7
1
2,22
65 Glochidion borneense (M. A.) Boerl.
Euphorbiaceae 9
1
2,22
66 Gonocaryum gracile Miq.
Icacinaceae
2
1
2,22
67 Graptophyllum pictum Griff.
Acanthaceae
5
1
2,22
68 Hedychium coronarium Koenig.
Zingiberaceae 39
1
2,22
69 Hibiscus tiliaceus L.
Malvaceae
9
1
2,22
70 Homalomena rubra Hassk.
Araceae
5
1
2,22
71 Imperata cylindrica Nees.
Poaceae
12,26
2
4,44
72 Ixora javanica (Bl.) DC.
Rubiaceae
6
1
2,22
73 Jasminum sambac (L.) W. Ait.
Oleaceae
14
1
2,22
Zingiberaceae 3,8
2
4,44
74 Kaempferia galanga L.
75 Kalanchoe pinnata Pers.
Crassulaceae
4,9,26,29,36,37,38
7
15,56
76 Lansium domesticum Corr.
Meliaceae
3,36
2
4,44
77 Lasianthus densiflorus Bl.
Rubiaceae
3
1
2,22
78 Lasianthus inaequalis Bl.
Rubiaceae
8
1
2,22
79 Lasianthus sp.
Rubiaceae
3
1
2,22
80 Lepiniopsis ternatensis Val.
12
1
2,22
81 Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.
Sapindaceae
3
1
2,22
82 Lepistona sp.
Arecaceae
38
1
2,22
83 Lindera polyantha Boerl.
Lauraceae
7
1
2,22
84 Litsea mappacea (Bl.) Boerl.
Lauraceae
9
1
2,22
85 Maesa sp.
Myrsinaceae
30,31
2
4,44
Euphorbiaceae 7
1
2,22
86 Mallotus floribundus (Bl.) M. A.
87 Mallotus mallissimus
Euphorbiaceae 7
1
2,22
Euphorbiaceae 3,6
2
4,44
88 Mallotus paniculata (Muell.) Arg.
89 Melastoma affine D. Don.
Melastomataceae 3,4
2
4,44
90 Melastoma malabathricum L.
Melastomataceae 5
1
2,22
91 Merremia pellata (L.) Merr.
Convolvulaceae 8
1
2,22
92 Merremia vitifolia (Burm.f.) Hallier f.
Convolvulaceae 5,8
2
4,44
Habitat
Habitus
NH
H
H
H
NH
H
H
NH; B
NH
NH; L
H
H
H
NH; B
NH
NH; B
H
H
H
H
H
NH; B
NH
NH; B
NH; L
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
H
H
H
H
NH
H
H
H
NH
H
H
H
NH; L
H
H
H
memanjat
liana
liana
pohon
perdu
pohon
perdu
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
perdu
perdu
pohon
pohon
perdu
perdu
herba
pohon
pohon
herba
perdu
perdu
herba
herba
pohon
perdu
perdu
perdu
Bagian yang
digunakan
daun
daun
daun
daun
daun
akar
daun
daun, kulit batang
daun
akar, daun muda
batang
daun
akar
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
perdu
perdu
liana
herba
daun
bunga
daun
daun, buah
Lampiran 5. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Demam
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
93 Mimosa pudica L.
Fabaceae
3
1
2,22
94 Momordica charantia L.
Cucurbitaceae 14,24
2
4,44
95 Monocarpia marginalis (R. Schefffer) J. Sinclair
Annonaceae
7
1
2,22
96 Musa paradisiaca L.
Musaceae
26
1
2,22
97 Nauclea sp.
Rubiaceae
7
1
2,22
98 Nephelium cuspidatum Bl.
Sapindaceae
5,7
2
4,44
99 Nephelium lappaceum L.
Sapindaceae
4,7
2
4,44
100 Nephelium maingayi Hiern.
Sapindaceae
3
1
2,22
101 Nephelium uncinatum Radlk. ex. Leenh.
Sapindaceae
30,31
2
4,44
102 Nicolaia solaris (Bl.) Horan
Zingiberaceae 10,11
2
4,44
103 Ochanostachys amentacea Mast.
Olacaceae
4
1
2,22
104 Ocimum basilicum L.
Lauraceae
32,33
2
4,44
105 Orthosiphon aristatus (Bl.) Miq.
Lamiaceae
12
1
2,22
106 Pandanus sp.
Pandanaceae
27
1
2,22
107 Pavetta multiflora Brem.
Rubiaceae
3
1
2,22
108 Pericamphylus glaucus (L.) Merr.
Menispermaceae 4
1
2,22
109 Peronema canescens Jack.
Verbenaceae
32
1
2,22
110 Phanera sp.
Fabaceae
3
1
2,22
111 Phyllanthus niruri L.
Euphorbiaceae 12,26
2
4,44
112 Physalis minima L.
Solanaceae
40
1
2,22
113 Piper mollissimum Bl.
Piperaceae
2
1
2,22
114 Pithecellobium bulbalinum
Fabaceae
7
1
2,22
115 Plumeria acuminata Wit. Ait.
Apocynaceae
14
1
2,22
116 Pometia pinnata J. R. & G. Forst
Sapindaceae
3
1
2,22
117 Pyrrosia sp.
Polipodiaceae
29
1
2,22
118 Randia sp.
Rubiaceae
3
1
2,22
119 Ruellia formosa Andr.
Acanthaceae
9
1
2,22
Rutaceae
12
1
2,22
120 Ruta angustifolia (L.) Pers.
121 Santalum album L.
Santalaceae
14
1
2,22
122 Scaphium macropodum Beumee
Sterculiaceae
30,31
2
4,44
123 Schleichera oleosa (Lour.) Oken.
Sapindaceae
25
1
2,22
124 Scirpus grossus L.f.
Cyperaceae
27
1
2,22
125 Selaginella firiformis
Selaginellaceae 7
1
2,22
126 Selaginella plana Hieron
Selaginellaceae 3
1
2,22
127 Sterculia macrophylla Vent.
Sterculiaceae
9
1
2,22
128 Strychnos lucida R. Br.
Loganiaceae
25,26
2
4,44
129 Tamarindus indica L.
Fabaceae
9,12,24
3
6,67
130 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 9,12
2
4,44
131 Toona sureni (Bl.) Merr.
Meliaceae
12
1
2,22
Zingiberaceae 23
1
2,22
132 Zingiber officinale Roxb.
133 Zingiber sp.
Zingiberaceae 24,25
2
4,44
Habitat
NH; L
NH
H
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH
H
H
H
NH
NH; L
NH; L
H
NH
NH; B
H
NH
NH
NH
NH; B
H
H
NH; B
NH
NH; L
NH; L
H
H
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
Habitus
Bagian yang
digunakan
herba
memanjat
pohon
kulit
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
pohon
herba
herba
perdu
perdu
liana
pohon
perdu
herba
herba
liana
daun
pohon
pohon
pohon
herba
perdu
perdu
herba
pohon
pohon
pohon
herba
paku
paku
pohon
perdu
pohon
perdu
pohon
herba
herba
Lampiran 6. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Perut
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Acorus calamus L.
Araceae
25,34,35,38
4
8,89
2 Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
4,9
2
4,44
3 Albizia procera (Roxb.) Bth.
Fabaceae
14
1
2,22
4 Aleurites moluccana (L.) Willd.
Euphorbiaceae 24
1
2,22
5 Allium odorum L.
Liliaceae
38
1
2,22
6 Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
2,7,42,43,44
5
11,11
7 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon
Rhizophoraceae 30,31
2
4,44
8 Annona muricata Linn.
Annonaceae
24,33
2
4,44
9 Annona reticulata L.
Annonaceae
26
1
2,22
10 Argostemma unitiflorum Bl.
Rubiaceae
30,31
2
4,44
11 Begonia isoptera Dryand.
Begoniaceae
2
1
2,22
12 Blumea balsamifera (L.) DC.
Asteraceae
12
1
2,22
13 Bridelia sp.
Euphorbiaceae 38
1
2,22
14 Campnosperma coriaceum (Jack) Hall. f. ex v. Steenis Anacardiaceae 6
1
2,22
15 Capsicum frutescens L.
Solanaceae
9,34,35
3
6,67
16 Carica papaya L.
Caricaceae
12
1
2,22
17 Ceiba pentandra (L.) Gaertn.
Bombacaceae
32
1
2,22
18 Celtis philippensis Blanco
Ulmaceae
30,31
2
4,44
19 Centella asiatica (L.) Urb.
Apiaceae
9
1
2,22
20 Cinnamomum iners Reinw. ex. Bl.
Lauraceae
7,30,31
3
6,67
21 Cinnamomum sintoc Bl.
Lauraceae
28,30,31
3
6,67
22 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing.
Rutaceae
9
1
2,22
23 Cnetis platantha Grifith
Connaraceae
6
1
2,22
24 Cocos nucifera L.
Arecaceae
9,23,33
3
6,67
25 Cordyline fruticosa (L.) A. Chev.
Euphorbiaceae 38
1
2,22
26 Cratoxylum formosum Dyer.
Hypericaceae
9
1
2,22
27 Curculigo orchioides Gaertn.
Amaryllidaceae 34,35
2
4,44
3
6,67
28 Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae 3,14,23
29 Cyclea barbata Miers.
Menispermaceae 9
1
2,22
30 Cynodon dactylon (L.) Pers.
Poaceae
29
1
2,22
31 Dendrophthoe sp.
Loranthaceae
38
1
2,22
32 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg.
Dilleniaceae
34,35
2
4,44
33 Dillenia sp.
Dilleniaceae
34,35
2
4,44
34 Dryobalanops aromatica Gaertn. f.
Dipterocarpaceae 40
1
2,22
35 Dryobalanops lanceolata Burck.
Dipterocarpaceae 6
1
2,22
36 Durio zibethinus Murr.
Bombacaceae
3
1
2,22
37 Echinochloa colonum (L.) Link.
Poaceae
45
1
2,22
38 Eleutherine americana (Aubl.) Merr.
Iridaceae
34,35
2
4,44
39 Eugenia aquea Burm.f.
Myrtaceae
34,35
2
4,44
Rutaceae
45
1
2,22
40 Euodia elleryana F. v. Muell
41 Ficus septica Burm. f.
Moraceae
36
1
2,22
Flacourtiaceae 30,31
2
4,44
42 Flacourtia rukam Z & M
43 Forrestia mollisima (Bl.) Kds.
Commelinaceae 30,31
2
4,44
44 Fragraea rhetza
Loganiaceae
24
1
2,22
45 Garcinia celebica L.
Clusiaceae
30,31
2
4,44
46 Garcinia mangostana L.
Clusiaceae
4,30,31
3
6,67
Habitat
Habitus
NH; B
NH; L
NH
NH; B
NH; B
H
H
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH; L
H
NH
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH; L
H
H
NH; B
NH
NH; B
NH
NH
NH; B
NH; B
NH
NH
H
H
H
H
H
NH; B
NH
NH
NH; B
H
H
H
H
H
H
H
liana
herba
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
herba
herba
herba
pohon
perdu
herba
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
liana
pohon
perdu
pohon
herba
herba
memanjat
herba
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
paku
pohon
pohon
pohon
Bagian yang
digunakan
daun
kulit
akar
kulit batang
getah
Lampiran 6. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Perut
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Gironniera nervosa Planch.
Ulmaceae
7
1
2,22
48 Globba pendula Roxb.
Zingiberaceae 7
1
2,22
49 Glochidion kollmannianum (M.A.) J.J.S.
Euphorbiaceae 7
1
2,22
50 Glochidion sp.
Euphorbiaceae 3
1
2,22
51 Gossypium sp.
Malvaceae
38
1
2,22
52 Hibiscus sp.
Malvaceae
38
1
2,22
53 Impatiens balsamina L.
Balsaminaceae 29
1
2,22
54 Ipomoea peltata Chois.
Convolvulaceae 38
1
2,22
55 Ipomoea sp.
Convolvulaceae 38
1
2,22
56 Lantana camara L.
Verbenaceae
9,12
2
4,44
57 Leea aequata L.
Leeaceae
9
1
2,22
58 Leea indica (Burm.f.) Merr.
Leeaceae
7
1
2,22
59 Litsea sp.
Lauraceae
7
1
2,22
60 Macaranga triloba ( Reinw. Ex Bl.) M. A.
Euphorbiaceae 7
1
2,22
61 Manihot utilissima Pohl.
Euphorbiaceae 38
1
2,22
62 Maranta arundinaceae L.
Maranthaceae
9
1
2,22
63 Medinilla macrantha 2Ohwi
Melastomaceae 45
1
2,22
64 Melastoma affine D. Don.
Melastomataceae 32
1
2,22
65 Melodorum kentii (Bl.) Miq.
Annonaceae
30,31
2
4,44
66 Mimosa pigra L.
Fabaceae
33
1
2,22
67 Mimosa pudica L.
Fabaceae
4
1
2,22
68 Morinda bracteata Roxb.
Rubiaceae
38
1
2,22
69 Musa paradisiaca L.
Musaceae
34,35
2
4,44
70 Musa sp.
Musaceae
3
1
2,22
71 Nauclea orientalis L.
Rubiaceae
34,35
2
4,44
72 Octomeles sumatrana Miq.
Datiscaceae
30,31
2
4,44
73 Ormosia sp.
Fabaceae
30,31
2
4,44
74 Oxalis corniculata L.
Oxalidaceae
9
1
2,22
75 Pandanus tectorius Park.
Pandanaceae
9
1
2,22
76 Parkia roxburghii G. Don.
Fabaceae
12
1
2,22
77 Pongamia pinnata (L.) Pierre
Fabaceae
42,43,44
3
6,67
78 Premna oblongata Miq.
Verbenaceae
9
1
2,22
79 Pseudelephantopus spicatus Baker
Asteraceae
30,31
2
4,44
80 Psidium guajava L.
Myrtaceae
24,36
2
4,44
81 Psychotria montana Bl.
Rubiaceae
8
1
2,22
82 Pterocarpus indicus Willd.
Fabaceae
9
1
2,22
83 Pyrrosia sp.
Polipodiaceae
29
1
2,22
84 Ricinus communis L.
Euphorbiaceae 38
1
2,22
85 Rinorea bengalensis (Wall.) Kuntz.
Violaceae
30,31
2
4,44
Rosaceae
5
1
2,22
86 Rubus alceaefolius Poir.
87 Santalum album L.
Santalaceae
38
1
2,22
8
1
2,22
88 Sarcocephalus undulatus Miq.
Rubiaceae
89 Scleria sp.
Cyperaceae
2
1
2,22
90 Sesamum oriantale L.
Pedaliaceae
14
1
2,22
91 Sida rhombifolia L.
Malvaceae
1
1
2,22
92 Solanum nigrum L.
Solanaceae
45
1
2,22
Habitat
Habitus
H
H
H
H
NH
NH
NH
H
NH; B
NH; L
NH
NH; L
H
H
NH; B
NH
H
NH; L
H
NH; L
H
NH; B
H
NH
H
H
H
NH
NH
NH; B
H
NH
NH
NH; B
H
NH; B
NH
NH
H
H
H
H
NH
NH
NH; L
NH; B
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
perdu
herba
herba
herba
perdu
perdu
perdu
pohon
pohon
perdu
herba
memanjat
perdu
pohon
herba
herba
pohon
herba
herba
pohon
pohon
pohon
herba
perdu
pohon
pohon
perdu
herba
pohon
perdu
pohon
herba
pohon
perdu
herba
pohon
perdu
herba
herba
perdu
herba
Bagian yang
digunakan
daun
rimpang
kulit
daun, rimpang
daun, batang
daun, buah
daun
tunas daun
daun
semua bagian
daun
daun
daun
Lampiran 6. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Perut
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
93 Spatholobus sp.
Fabaceae
30,31
2
4,44
94 Stemonurus secundiflorus Bl.
Stemonaceae
8
1
2,22
95 Stephania capitata (Bl.) Walp.
Menispermaceae 9
1
2,22
96 Syzygium aqueum (Burm.f.) Alst.
Myrtaceae
36
1
2,22
97 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Myrtaceae
38
1
2,22
98 Tagetes erecta L.
Compositae
1
1
2,22
99 Tamarindus indica L.
Fabaceae
8,23
2
4,44
100 Teijsmanniodendron hollophyllum (Baker) Kosterm. Verbenaceae
30,31
2
4,44
101 Tetracera scandens (L.) Merr.
Dilleniaceae
4
1
2,22
102 Toona sureni (Bl.) Merr.
Meliaceae
5
1
2,22
103 Uncaria glabrata DC.
Rubiaceae
4
1
2,22
104 Uraria crinita Desv.
Fabaceae
29
1
2,22
105 Uvaria sp.
Annonaceae
30,31
2
4,44
106 Vitex clerodendrum
Verbenaceae
38
1
2,22
107 Vitex pinnata L.
Verbenaceae
3,6,34,35
4
8,89
108 Vitis discolor (Bl.) Dalz.
Vitaceae
9
1
2,22
109 Xanthophyllum excelsum (Bl.) Miq.
Polygalaceae
38
1
2,22
110 Zingiber purpureum Roxb.
Zingiberaceae 9
1
2,22
Keterangan :
H
= Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan.
NH; L
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar.
NH; B
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya.
NH
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.
Habitat
H
NH
NH
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
H
H
NH; B
H
NH
H
NH; B
NH; B
H
H
NH; B
Habitus
Bagian yang
digunakan
liana
herba
daun
memanjat
pohon
pohon
herba
daun
pohon
pohon
liana
pohon
kulit batang
liana
herba
memanjat
pohon
pohon
memanjat
perdu
herba
Lampiran 7. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Diare
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Achras zapota Auct.
Sapotaceae
1
1
2,22
2 Aechidendron microcarpum (Benth.) Nielsen
5
1
2,22
3 Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
38
1
2,22
4 Aleurites moluccana (L.) Willd.
Euphorbiaceae 30,31
2
4,44
5 Allium sativum L.
Liliaceae
2
1
2,22
6 Alstonia angustifolia KDS
Apocynaceae
9
1
2,22
7 Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
25,38
2
4,44
8 Anacardium occidentale L.
Anacardiaceae 1,38,39
3
6,67
9 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon
Rhizophoraceae 30,31
2
4,44
10 Annona muricata Linn.
Annonaceae
13
1
2,22
11 Areca catechu L.
Arecaceae
5,14
2
4,44
12 Artocarpus heterophyllus Lmk.
Moraceae
14
1
2,22
13 Bischofia javanica Bl.
Bignoniaceae
5
1
2,22
14 Bixa orellana L.
Bixaceae
40
1
2,22
15 Blumea balsamifera (L.) DC.
Asteraceae
3
1
2,22
16 Callicarpa longifolia Lamk.
Verbenaceae
34,35
2
4,44
17 Campnosperma sp.
Anacardiaceae 2
1
2,22
18 Carica papaya L.
Caricaceae
13,29
2
4,44
19 Celtis cinnamomea Lindl. ex. Planch
Ulmaceae
25
1
2,22
20 Centella asiatica (L.) Urb.
Apiaceae
14
1
2,22
21 Cnetis platantha Grifith
Connaraceae
6
1
2,22
22 Cocos nucifera L.
Arecaceae
10,11
2
4,44
23 Cordia subcordata Lamk.
Boraginaceae
32
1
2,22
24 Cordyline fruticosa (L.) A. Chev.
Euphorbiaceae 9
1
2,22
25 Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae 9
1
2,22
26 Curcuma xanthorriza Roxb.
Zingiberaceae 12
1
2,22
27 Dillenia albiflos (Rudl.) Hoogl.
Dilleniaceae
3
1
2,22
Dilleniaceae
34,35
2
4,44
28 Dillenia sp.
29 Dioscorea bulbifera L.
Dioscoreaceae 45
1
2,22
30 Dysoxylum sp.
Meliaceae
3
1
2,22
31 Elaeocarpus griffithii A. Gray.
Elaeocarpaceae 3
1
2,22
32 Embelia ribes Burm. f.
Myrsinaceae
9
1
2,22
33 Eugenia polyantha Wight.
Myrtaceae
3,9
2
4,44
34 Ficus hispida L.f.
Moraceae
9
1
2,22
35 Fordia sp.
Fabaceae
3
1
2,22
36 Garcinia mangostana L.
Clusiaceae
4,28,30,31,38
5
11,11
37 Geunsia pentandra (Roxb.) Merr.
Verbenaceae
28
1
2,22
38 Globba longa Rumph.
Zingiberaceae 40
1
2,22
39 Glochidion arborescens Bl.
Euphorbiaceae 3
1
2,22
40 Grewia paniculata Roxb. ex DC.
Tiliaceae
9
1
2,22
41 Jatropha curcas L.
Euphorbiaceae 1,5,26,28,38
5
11,11
Zingiberaceae 14
1
2,22
42 Languas galanga (L.) Stuntz
43 Leitrena floridana
Asteraceae
30,31
2
4,44
44 Leuconotis eugeniifolia A. DC.
Apocynaceae
5
1
2,22
45 Litsea noronhae Bl.
Lauraceae
2
1
2,22
46 Macaranga triloba ( Reinw. Ex Bl.) M. A.
Euphorbiaceae 4
1
2,22
Habitat
NH; B
H
NH; L
NH; B
NH; B
H
H
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH; L
H
NH
NH; B
NH
NH; L
NH
NH; B
NH
NH
NH; B
NH; B
H
H
NH
NH; L
H
NH
NH; B
H
H
H
NH
NH; B
H
NH; L
NH; L
NH; B
NH
H
H
H
Habitus
pohon
herba
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
perdu
herba
perdu
pohon
herba
pohon
herba
liana
pohon
pohon
perdu
herba
herba
pohon
pohon
memanjat
pohon
pohon
memanjat
pohon
pohon
liana
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
perdu
herba
herba
liana
pohon
pohon
Bagian yang
digunakan
buah muda
batang, daun
umbi
kulit batang
kulit batang
akar
getah batang
batang, daun
daun
daun
daun
Lampiran 7. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Diare
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Melastoma affine D. Don.
Melastomataceae 2
1
2,22
48 Memecylon sp.
Melastomataceae 3
1
2,22
49 Merremia nymphaeifolia Hall. f.
Convolvulaceae 9
1
2,22
50 Musa paradisiaca L.
Musaceae
14,34,35
3
6,67
51 Musa salaccensis Zoll.
Musaceae
3
1
2,22
52 Myristica fragrans Houtt.
Myristicaceae
36,37,38
3
6,67
53 Pandanus sp.
Pandanaceae
30,31
2
4,44
54 Parkia roxburghii G. Don.
Fabaceae
12
1
2,22
55 Piper aduncum L.
Piperaceae
9
1
2,22
56 Psidium guajava L.
Myrtaceae
1,5,6,9,12,14,26,28,36,37,38,40
12
26,67
57 Pternandra cardiophylla Ohwi
Melastomataceae 30,31
2
2,22
58 Punica granatum L.
Punicaceae
1
1
2,22
59 Rhizophora apiculata Bl.
Rhizophoraceae 9
1
2,22
60 Rhizophora mucronata Lmk.
Rhizophoraceae 9
1
2,22
61 Rhodamnia cinerea Jack.
Myrtaceae
4
1
2,22
62 Ricinus communis L.
Euphorbiaceae 26
1
2,22
63 Rourea mimosoides (Vahl.) Planch.
Connaraceae
3
1
2,22
64 Rubus alceaefolius Poir.
Rosaceae
5
1
2,22
65 Schleichera oleosa (Lour.) Oken.
Sapindaceae
26
1
2,22
66 Sesbania grandiflora Pers.
Fabaceae
14
1
2,22
67 Spatholobus ferrugineus (Zoll.) Benth.
Fabaceae
5
1
2,22
68 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Myrtaceae
38
1
2,22
69 Syzygium policephalum (Miq.) Merr. & Perry
Myrtaceae
9
1
2,22
70 Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch.
Vitaceae
4
1
2,22
71 Tinospora crispa (L.) Diels.
Menispermaceae 38
1
2,22
72 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 38
1
2,22
73 Urena lobata L.
Malvaceae
3,38
2
4,44
34,35
2
4,44
74 Vitex pinnata L.
Verbenaceae
75 Voacanga grandifolia Rolfe
Apocynaceae
25
1
2,22
Keterangan :
H
= Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan.
NH; L
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar.
NH; B
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya.
NH
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.
Habitat
NH; L
NH
H
NH; B
H
NH; B
NH
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH; B
H
H
H
NH
H
H
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH; B
H
H
NH
Habitus
perdu
herba
herba
herba
herba
pohon
perdu
pohon
perdu
pohon
perdu
perdu
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
herba
pohon
pohon
liana
pohon
pohon
liana
liana
perdu
perdu
pohon
perdu
Bagian yang
digunakan
pucuk
buah muda
semua bagian
semua bagian
daun muda
Lampiran 8. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Kulit Ringan
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Achyranthes aspera L.
Amaranthaceae 38
1
2,22
2 Acorus calamus L.
Araceae
12
1
2,22
3 Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
30,31,39
3
6,67
4 Alchornea rugosa (Lour.) M. A.
Euphorbiaceae 30,31
2
4,44
5 Allium sativum L.
Liliaceae
13
1
2,22
6 Alpinia galanga (L.) Swartz
Zingiberaceae 9,34,35
3
6,67
7 Alpinia javanica Bl.
Zingiberaceae 3
1
2,22
8 Alstonia scholaris R. Br.
Apocynaceae
7,12
2
4,44
9 Amomum cardamomum L.
Zingiberaceae 9
1
2,22
10 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness.
Acanthaceae
12
1
2,22
11 Angiopteris cuecta Hoff.
Marratiaceae
3
1
2,22
12 Anisophylla disticha (Jack.) Bailon
Rhizophoraceae 6
1
2,22
13 Annona muricata Linn.
Annonaceae
27
1
2,22
14 Antidesma tetrandum Bl.
Euphorbiaceae 3
1
2,22
15 Aphanamixis grandifolia (Bl.) Walp.
Meliaceae
34,35
2
4,44
16 Aporosa arborea (Bl.) M. A.
Euphorbiaceae 7
1
2,22
17 Arachis hypogaea L.
Fabaceae
25
1
2,22
18 Archidendron clypearia (Jack) I. C. Nielsen
Fabaceae
27
1
2,22
19 Ardisia fuliginosa Bl.
Myrsinaceae
9
1
2,22
20 Baccaurea bracteata Mull. Arg.
Euphorbiaceae 4
1
2,22
21 Baccaurea javanica (Bl.) M. A.
Euphorbiaceae 7
1
2,22
22 Barringtonia macrocarpa Hassk.
Lecythidaceae 1
1
2,22
23 Blechnum orientale L.
Blechnaceae
4,27,30,31
4
8,89
24 Blumea balsamifera (L.) DC.
Asteraceae
9,29
2
4,44
25 Calophyllum austrocoriaceum Whitm.
Clusiaceae
6
1
2,22
26 Calophyllum sp.
Clusiaceae
30,31
2
4,44
27 Cananga odorata (Lmk) Hook.f. & Th.
Annonaceae
9,12,39
3
6,67
Annonaceae
2
1
2,22
28 Canangium odoratum Baill.
29 Cassia alata L.
Fabaceae
1,2,4,6,7,9,12,27,33,34,35,38,39
13
28,89
30 Catharanthus roseus (L.) G. Don.
Apocynaceae
26
1
2,22
31 Centella asiatica (L.) Urb.
Apiaceae
27
1
2,22
32 Cinnamomum sintoc Bl.
Lauraceae
12
1
2,22
33 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing.
Rutaceae
23
1
2,22
34 Citrus hystrix DC.
Rutaceae
1
1
2,22
35 Cocos nucifera L.
Arecaceae
1,9,12
3
6,67
36 Coleus sp.
Lamiaceae
9
1
2,22
37 Cordia myxa Auct.
Boraginaceae
38
1
2,22
38 Cratoxylum arborescens (Vahl.) Bl.
Hypericaceae
27
1
2,22
39 Curcuma aeruginosa Roxb.
Zingiberaceae 14
1
2,22
1
2,22
40 Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae 9
41 Derris caudata Backer.
Fabaceae
2
1
2,22
42 Dillenia excelsa (Jack.) Gilg.
Dilleniaceae
2
1
2,22
43 Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum.
Maranthaceae
39
1
2,22
44 Elephantopus scaber L.
Asteraceae
27
1
2,22
45 Erechtites valerianifolia (Wolf.) DC.
Asteraceae
45
1
2,22
46 Eugenia zeylanica (L.) Wight.
Myrtaceae
6
1
2,22
Habitat
NH
NH; B
NH; L
H
NH; B
NH; B
H
H
H
NH
NH
H
NH; B
H
H
H
NH; B
NH; L
NH; L
H
H
H
H
NH; L
H
H
H
H
NH; L
NH; B
NH; L
H
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH
NH; B
NH; B
H
H
H
NH; L
H
NH; B
Habitus
herba
liana
herba
perdu
herba
herba
herba
pohon
herba
herba
herba
pohon
pohon
perdu
pohon
pohon
herba
pohon
perdu
pohon
pohon
pohon
paku
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
perdu
herba
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
herba
herba
liana
pohon
perdu
herba
herba
pohon
Bagian yang
digunakan
daun
daun
getah
daun, kulit
buah
getah
daun
buah
kulit batang
kulit + kambium
daun
Lampiran 8. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Kulit Ringan
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Euphorbia hirta L.
Euphorbiaceae 25
1
2,22
48 Flemingia congesta Roxb.
Fabaceae
33
1
2,22
49 Garcinia dulcis Kurz
Clusiaceae
9
1
2,22
50 Goniothalamus macrophyllus (Bl.) Hook f. Thoms.
Annonaceae
4
1
2,22
51 Imperata cylindrica Nees.
Poaceae
1
1
2,22
52 Inocarpus edulis J. R. & G. Forst.
Fabaceae
34
1
2,22
53 Isochoriste javanica Miq.
Acanthaceae
38
1
2,22
54 Jasminum sambac (L.) W. Ait.
Oleaceae
26,34
2
4,44
55 Kaempferia galanga L.
Zingiberaceae 26
1
2,22
56 Kalanchoe pinnata Pers.
Crassulaceae
2
1
2,22
57 Languas galanga (L.) Stuntz
Zingiberaceae 6,12,36,37,38,40
6
13,33
58 Lansium domesticum Corr.
Meliaceae
34,35
2
4,44
59 Lycopersicon lycopersicum (L.) Karsten
Solanaceae
26
1
2,22
60 Maesa ramentacea Wall.
Myrsinaceae
32
1
2,22
61 Medinilla sp.
Melastomaceae 29
1
2,22
62 Michelia champaca L.
Magnoliaceae
1
1
2,22
63 Mirabilis jalapa L.
Nyctaginaceae 1
1
2,22
64 Moringa oleifera Lmk.
Moringaceae
12
1
2,22
65 Myristica fragrans Houtt.
Myristicaceae
12
1
2,22
66 Neolitsea cassiaefolia (BL.) Merr.
Hypericaceae
9
1
2,22
67 Nothopanax scutellarius Merr.
Araliaceae
30,31
2
4,44
68 Paederia foetida Auct. non L.
Rubiaceae
34
1
2,22
69 Pentaspadon motleyi Hook.f
Anacardiaceae 34,35
2
4,44
70 Peronema canescens Jack.
Verbenaceae
3,33
2
4,44
71 Philodendron sp.
Araceae
38
1
2,22
72 Phyllanthus niruri L.
Euphorbiaceae 12
1
2,22
73 Piper betle L.
Piperaceae
13,14
2
4,44
Piperaceae
25
1
2,22
74 Piper nigrescens Bl.
75 Piper sarmentosum Roxb. ex. Hunter
Piperaceae
30,31
2
4,44
76 Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King
Fabaceae
3
1
2,22
77 Pouzolzia zeylanica (L.) Benth.
Urticaceae
29
1
2,22
78 Prunus arborea (Bl.) Kalkman
Rosaceae
4
1
2,22
79 Psychotria montana Bl.
Rubiaceae
7
1
2,22
80 Psychotria sp.
Rubiaceae
30,31
2
81 Psychotria viridiflora Reinw.
Rubiaceae
29
1
2,22
82 Quercus lusitanica Lamk.
Fagaceae
9
1
2,22
83 Rhododendron macgregiriaceae Fv.
Ericaceae
45
1
2,22
84 Rhododendron macgregoriae KVM
Ericaceae
45
1
2,22
85 Selaginella plana Hieron
Selaginellaceae 9
1
2,22
86 Spondias dulcis Park
Anacardiaceae 38
1
2,22
87 Taenitis blechnoides (Willd.) Sw.
Adiantaceae
3
1
2,22
23
1
2,22
88 Tamarindus indica L.
Fabaceae
89 Themeda argenta
Cyperaceae
7
1
2,22
90 Tinospora crispa (L.) Diels.
Menispermaceae 36,37,38
3
6,67
91 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 9
1
2,22
92 Uncaria gambir Roxb.
Rubiaceae
12
1
2,22
Habitat
Habitus
NH; L
NH
H
H
NH; L
NH
H
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH
NH
H
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH
NH
H
H
NH
NH; L
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH
H
H
H
NH
NH
H
H
NH; L
H
H
NH; B
NH
NH; B
NH; B
H
herba
perdu
pohon
perdu
herba
pohon
herba
perdu
herba
herba
herba
pohon
herba
pohon
memanjat
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
memanjat
pohon
pohon
herba
herba
memanjat
liana
herba
pohon
herba
pohon
perdu
perdu
perdu
pohon
perdu
perdu
paku
pohon
herba
pohon
herba
liana
perdu
liana
Bagian yang
digunakan
getah
bunga tua
daun
bunga
biji
daun
daun
daun
Lampiran 8. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Kulit Ringan
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
93 Urena lobata L.
Malvaceae
12
1
2,22
94 Ventilago sp.
Rhamnaceae
34,35
2
4,44
95 Wedelia biflora (L.) DC.
Asteraceae
39
1
2,22
96 Zea mays L.
Poaceae
1
1
2,22
97 Zingiber officinale Roxb.
Zingiberaceae 12
1
2,22
98 Zizypus jujuba Lamk.
Rhamnaceae
12
1
2,22
Keterangan :
H
= Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan.
NH; L
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar.
NH; B
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya.
NH
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.
Habitat
H
H
NH; L
NH; B
NH; B
NH
Habitus
perdu
liana
herba
herba
herba
pohon
Bagian yang
digunakan
tongkol
Lampiran 9. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Bisul
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Abutilon maeratum
Malvaceae
38
1
2,22
2 Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
9
1
2,22
3 Aglaonema latius
Araceae
8
1
2,22
4 Allium cepa L.
Liliaceae
14
1
2,22
5 Allium sativum L.
Liliaceae
9,14,40
3
6,67
6 Alocasia longiloba Miq.
Araceae
33
1
2,22
7 Amaranthus spinosus L.
Amaranthaceae 14,23
2
4,44
8 Amomum sp.
Zingiberaceae 3
1
2,22
9 Angiopteris evecta Hoffm.
Marratiaceae
36
1
2,22
10 Annona muricata Linn.
Annonaceae
9
1
2,22
11 Barringtonia macrocarpa Hassk.
Lecythidaceae 33
1
2,22
12 Bischofia javanica Bl.
Bignoniaceae
9
1
2,22
13 Blumea balsamifera (L.) DC.
Asteraceae
29,33
2
4,44
14 Brugmansia suaveolens Bercht & Presl
Solanaceae
9
1
2,22
15 Burkilanthus malaccensis
Rutaceae
7
1
2,22
16 Calophyllum austrocoriaceum Whitm.
Clusiaceae
6
1
2,22
17 Calophyllum rigidum Miq.
Clusiaceae
27
1
2,22
18 Canarium commune L.
Burseraceae
40
1
2,22
19 Canarium dichotomum (Bl.) Miq.
Burseraceae
30,31
2
4,44
20 Capsicum frutescens L.
Solanaceae
9
1
2,22
21 Cassia fistula L.
Fabaceae
12
1
2,22
22 Citrus aurantifolia (Chris & Panz) Swing.
Rutaceae
26
1
2,22
23 Corchorus angutangulus
Tiliaceae
9
1
2,22
24 Cratoxylon racemosum Bl.
Hypericaceae
33
1
2,22
25 Cratoxylum arborescens (Vahl.) Bl.
Hypericaceae
28
1
2,22
26 Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae 23
1
2,22
27 Cycas rumphii Miq.
Cycadaceae
9
1
2,22
Cucurbitaceae 4
1
2,22
28 Diplocyclos palmatus (L.) C. Jeffry
29 Donax cannaefolius
Maranthaceae
36
1
2,22
30 Donax cannaeformis (G. Forst.) K. Schum.
Maranthaceae
3
1
2,22
31 Erechtites valerianifolia (Wolf.) DC.
Asteraceae
45
1
2,22
32 Euphorbia neriifolia Auct.
Euphorbiaceae 30,31
2
4,44
33 Eurycoma longifolia Jack.
Simarubaceae
30,31
2
4,44
34 Ficus septica Burm. f.
Moraceae
38
1
2,22
35 Ficus sp.
Moraceae
38
1
2,22
36 Foeniculum vulgare Mill.
Apiaceae
14
1
2,22
37 Galearia filiformis (Bl.) Pax.
Euphorbiaceae 32
1
2,22
38 Garcinia mangostana L.
Clusiaceae
30,31
2
4,44
39 Goephila repens (L.) I. M. Johnston
Rubiaceae
3
1
2,22
Malvaceae
38
1
2,22
40 Gossypium sp.
41 Graptophyllum pictum Griff.
Acanthaceae
9
1
2,22
42 Grewia koordersiana Burret.
Tiliaceae
25
1
2,22
43 Hibiscus rosa-sinensis L.
Malvaceae
38
1
2,22
44 Hibiscus sp.
Malvaceae
38
1
2,22
45 Horsfieldia glabra (Bl.) Warb.
Myristicaceae
9
1
2,22
46 Imperata cylindrica Nees.
Poaceae
25
1
2,22
Habitat
NH
NH; L
H
NH; B
NH; B
H
NH; L
H
H
NH; B
H
H
NH; L
NH; L
H
H
H
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH
NH
NH
NH; B
NH
H
H
H
H
NH
H
H
NH; B
NH
H
H
H
NH
NH; L
NH; L
NH; B
NH
H
NH; L
Habitus
perdu
herba
herba
herba
herba
herba
herba
herba
pohon
pohon
pohon
herba
perdu
pohon
pohon
pohon
pohon
pohon
perdu
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
herba
paku
liana
perdu
perdu
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
herba
pohon
pohon
liana
pohon
perdu
pohon
perdu
perdu
pohon
herba
Bagian yang
digunakan
daun
daun
daun
getah
daun
Lampiran 9. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Bisul
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Indigofera enneaphylla Lmk.
Fabaceae
9
1
2,22
48 Inocarpus edulis J. R. & G. Forst.
Fabaceae
35
1
2,22
49 Ipomoea aquatica Forsk.
Convolvulaceae 38
1
2,22
50 Ipomoea batatas L.
Convolvulaceae 5,26
2
4,44
51 Ipomoea pes-caprae (L.) R. Br.
Convolvulaceae 9
1
2,22
52 Ipomoea reptans Poir.
Convolvulaceae 9
1
2,22
53 Jasminum sambac (L.) W. Ait.
Oleaceae
35
1
2,22
54 Jatropha curcas L.
Euphorbiaceae 23
1
2,22
55 Justicia gendarussa Burm.f.
Acanthaceae
32
1
2,22
56 Kalanchoe sp.
Crassulaceae
38
1
2,22
57 Kopsia arborea Bl.
Apocynaceae
6
1
2,22
58 Leea indica (Burm.f.) Merr.
Leeaceae
1,38
3
6,67
59 Lophatherum gracile Brongn.
Poaceae
4
1
2,22
60 Manihot utilissima Pohl.
Euphorbiaceae 9
1
2,22
61 Mimosa pudica L.
Fabaceae
6,30,31
3
6,67
62 Mirabilis jalapa L.
Nyctaginaceae 40
1
2,22
63 Musa paradisiaca L.
Musaceae
9,36
2
4,44
64 Paederia foetida Auct. non L.
Rubiaceae
35
1
2,22
65 Peperomia pellucida (L.) H. B. K.
Piperaceae
9
1
2,22
66 Piper cilibracteum DC.
Piperaceae
9
1
2,22
67 Piper muricatum Bl.
Piperaceae
2
1
2,22
68 Plumeria acutifolia
Apocynaceae
40
1
2,22
69 Poikilospermum sp.
Moraceae
38
1
2,22
70 Psidium guajava L.
Myrtaceae
23
1
2,22
71 Psychotria viridiflora Reinw.
Rubiaceae
4
1
2,22
72 Rauvolvia serpentina (L.) Bth. ex Kurz.
Apocynaceae
33
1
2,22
73 Sida acuta Burm.
Malvaceae
9,25
2
4,44
Malvaceae
25
1
2,22
74 Sida rhombifolia ssp. retusa (L.) Borrs.
75 Solanum melongena L.
Solanaceae
5
1
2,22
76 Solanum tuberosum L.
Solanaceae
9
1
2,22
77 Sterculia foetida L.
Sterculiaceae
26
1
2,22
78 Theobroma cacao L.
Sterculiaceae
38
1
2,22
79 Trevesia burckii Boerl.
Araliaceae
2
1
2,22
Keterangan :
H
= Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan.
NH; L
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar.
NH; B
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya.
NH
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.
Habitat
Habitus
NH
NH
NH
NH; B
NH
NH
NH; B
NH; L
NH; L
NH; B
NH
NH; L
H
NH; B
NH; L
NH; B
NH; B
NH
NH
H
H
NH; B
NH; L
NH; B
H
NH; B
H
NH; L
NH; B
NH; B
H
NH; B
H
perdu
pohon
herba
herba
herba
herba
perdu
perdu
perdu
herba
pohon
perdu
herba
perdu
herba
herba
herba
memanjat
herba
memanjat
liana
pohon
liana
pohon
perdu
pohon
herba
perdu
herba
herba
pohon
pohon
liana
Bagian yang
digunakan
daun
daun
daun
daun
semua bagian
daun
Lampiran 10. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Panas .
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Abelmoschus manihot (L.) Medikus
Malvaceae
39
1
2,22
2 Abutilon maeratum
Malvaceae
38
1
2,22
3 Acorus calamus L.
Araceae
33
1
2,22
4 Allium cepa L.
Liliaceae
1,9,12
3
6,67
5 Allium fistulosum L.
Liliaceae
9
1
2,22
6 Allium odorum L.
Liliaceae
38
1
2,22
7 Alocasia esculenta
Araceae
38
1
2,22
8 Amomum aculeatum Roxb.
Zingiberaceae 9
1
2,22
9 Amomum cardamomum L.
Zingiberaceae 7
1
2,22
10 Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness.
Acanthaceae
38
1
2,22
11 Arcangelisia flava (L.) Merr.
Menispermaceae 40
1
2,22
12 Asplenium nidus L.
Polipodiaceae
6
1
2,22
13 Averrhoa bilimbi L.
Oxalidaceae
1
1
2,22
14 Blumea balsamifera (L.) DC.
Asteraceae
14
1
2,22
15 Calophyllum sp.
Clusiaceae
30,31
2
4,44
16 Carica papaya L.
Caricaceae
38
1
2,22
17 Ceiba pentandra (L.) Gaertn.
Bombacaceae
33
1
2,22
18 Centella asiatica (L.) Urb.
Apiaceae
30,31
2
4,44
19 Cinnamomum rhichophyllum Miq.
Lauraceae
6
1
2,22
20 Cnetis platantha Grifith
Connaraceae
6
1
2,22
21 Cocos nucifera L.
Arecaceae
9
1
2,22
22 Crinum asiaticum L.
Amaryllidaceae 33
1
2,22
23 Cucumis sativus Linn.
Cucurbitaceae 12
1
2,22
24 Cyclea barbata Miers.
Menispermaceae 9
1
2,22
25 Datura metel L.
Solanaceae
38
1
2,22
26 Endiandra rubescens (Bl.) Miq.
Lauraceae
30,31
2
4,44
27 Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.
Fabaceae
12
1
2,22
Myrtaceae
12
1
2,22
28 Eucalyptus alba Reinw. ex. Bl.
29 Eurycoma longifolia Jack.
Simarubaceae
6
1
2,22
30 Gardenia jasminoides Ellis
Rubiaceae
1
1
2,22
31 Goniothalamus macrophyllus (Bl.) Hook f. Thoms.
Annonaceae
28
1
2,22
32 Graptophyllum pictum Griff.
Acanthaceae
9
1
2,22
33 Hemigraphis colorata (Bl.) Hall.f.
Acanthaceae
38
1
2,22
34 Hibiscus rosa-sinensis L.
Malvaceae
9,28,30,31,38
5
11,11
35 Hibiscus tiliaceus L.
Malvaceae
1,9
2
4,44
36 Ipomoea batatas L.
Convolvulaceae 33
1
2,22
37 Ixonanthes icosandra Jack.
Ixonanthaceae 6
1
2,22
38 Jasminum sambac (L.) W. Ait.
Oleaceae
38
1
2,22
39 Jussiaea linifolia Vahl.
Onagraceae
38
1
2,22
Zingiberaceae 15,16,17,18,19,20,21,22,38,40
10
22,22
40 Kaempferia galanga L.
41 Kalanchoe pinnata Pers.
Crassulaceae
9,38
2
4,44
Crassulaceae
1
1
2,22
42 Kalanchoe sp.
43 Languas galanga (L.) Stuntz
Zingiberaceae 38
1
2,22
44 Maranta arundinaceae L.
Maranthaceae
9
1
2,22
45 Michelia champaca L.
Magnoliaceae
40
1
2,22
46 Moringa pterygosperma Gaertn.
Moringaceae
38
1
2,22
Habitat
Habitus
NH; B
NH
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH; L
H
H
NH
H
H
NH; B
NH; L
H
NH; B
NH; B
NH; L
H
NH
NH; B
H
NH; B
NH
NH; L
H
NH
H
H
NH; B
NH
NH; L
NH; L
NH; B
NH; L
NH; B
H
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
NH
NH; B
NH; B
perdu
perdu
liana
herba
herba
herba
herba
herba
herba
herba
liana
paku
pohon
herba
pohon
herba
pohon
herba
pohon
liana
pohon
herba
herba
memanjat
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
perdu
perdu
perdu
herba
perdu
pohon
herba
Bagian yang
digunakan
daun
daun
bunga
buah
akar
akar, daun
akar, batang
daun
daun
perdu
herba
herba
herba
herba
herba
herba
pohon
pohon
daun
Lampiran 10. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Penyakit Panas .
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Musa sp.
Musaceae
38
1
2,22
48 Nicotiana tabacum L.
Solanaceae
40
1
2,22
49 Ocimum sanctum L.
Lauraceae
34,35
2
4,44
50 Phyllanthus sp.
Euphorbiaceae 38
1
2,22
51 Piper betle L.
Piperaceae
28
1
2,22
52 Plantago major L.
Plantaginaceae 12
1
2,22
53 Pluchea indica Less.
Asteraceae
40
1
2,22
54 Santalum album L.
Santalaceae
14,40
2
4,44
55 Scaphium affinis Pierre
Sterculiaceae
40
1
2,22
56 Scutellaria discolor Wall. ex. Bth.
Lamiaceae
9
1
2,22
57 Sesbania grandiflora Pers.
Fabaceae
12
1
2,22
58 Smilax zeylanica L.
Smilacaceae
33
1
2,22
59 Solanum sp.
Solanaceae
38
1
2,22
60 Symplocos odoratissima (Bl.) Choisy
Symplocaceae 9
1
2,22
61 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Myrtaceae
40
1
2,22
62 Syzygium glomeratum DC.
Myrtaceae
42,43,44
3
6,67
63 Tamarindus indica L.
Fabaceae
9
1
2,22
64 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 40
1
2,22
65 Uncaria cordata (Lour.) Merr.
Rubiaceae
28
1
2,22
66 Vitex pubescens Vahl.
Verbenaceae
28
1
2,22
67 Zingiber purpureum Roxb.
Zingiberaceae 12
1
2,22
Keterangan :
H
= Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan.
NH; L
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar.
NH; B
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya.
NH
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.
Habitat
Habitus
NH
NH; B
NH; B
NH; L
NH; B
NH; L
NH; B
H
H
NH; B
NH; B
H
NH; L
NH
NH; B
NH; B
NH; B
NH; B
H
NH; B
NH; B
herba
herba
herba
herba
memanjat
herba
herba
pohon
pohon
herba
pohon
memanjat
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
perdu
liana
pohon
herba
Bagian yang
digunakan
Lampiran 11. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Kuning
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
1 Acanthus dicifolia L.
Acanthaceae
9
1
2,22
2 Alyxia reinwardtii Bl.
Apocynaceae
13
1
2,22
3 Amomum aculeatum Roxb.
Zingiberaceae 8
1
2,22
4 Ananas commusus Merr.
Bromeliaceae
13,14
2
4,44
5 Andropogon nardus L.
Poaceae
14
1
2,22
6 Annona muricata Linn.
Annonaceae
1
1
2,22
7 Arcangelisia flava (L.) Merr.
Menispermaceae 2,4,38,39
4
8,89
8 Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.
Arecaceae
12
1
2,22
9 Artocarpus sp.
Moraceae
13
1
2,22
10 Azadirachta indica A. Juss.
Meliaceae
14
1
2,22
11 Bambusa vulgaris Schrad
Poaceae
5
1
2,22
12 Bixa orellana L.
Bixaceae
40
1
2,22
13 Blumea balsamifera (L.) DC.
Asteraceae
9
1
2,22
14 Canangium odoratum Baill.
Annonaceae
9
1
2,22
15 Carica papaya L.
Caricaceae
12
1
2,22
16 Cassia siamea Lmk.
Fabaceae
1
1
2,22
17 Chisocheton pentandrus (Bl.) Merr.
Meliaceae
5
1
2,22
18 Clausena excavata Burm. f.
Rutaceae
5
1
2,22
19 Cocos nucifera L.
Arecaceae
8,14
2
4,44
20 Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr.
Menispermaceae 7
1
2,22
21 Curcuma domestica Val.
Zingiberaceae 9,13,14
3
6,67
22 Curcuma longa L.
Zingiberaceae 1,8
2
4,44
23 Curcuma xanthorriza Roxb.
Zingiberaceae 9,12
2
4,44
24 Daucus carota L.
Apiaceae
12
1
2,22
25 Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.
Fabaceae
9
1
2,22
26 Erythrina variegata L.
Fabaceae
14
1
2,22
27 Euodia latifolia DC.
Rutaceae
12
1
2,22
28 Euphorbia prostrata W. Ait.
Euphorbiaceae 12
1
2,22
29 Fibraurea chloroleuca Miers.
Menispermaceae 9,30,31
3
6,67
30 Ficus septica Burm. f.
Moraceae
5
1
2,22
31 Globba sp.
Zingiberaceae 6
1
2,22
32 Graptophyllum pictum Griff.
Acanthaceae
38
1
2,22
33 Hoya pseudomaxima
Asclepiadaceae 38
1
2,22
34 Impatiens balsamina L.
Balsaminaceae 38
1
2,22
35 Imperata cylindrica Nees.
Poaceae
14
1
2,22
36 Jasminum pubescens Willd.
Oleaceae
9
1
2,22
37 Kaempferia galanga L.
Zingiberaceae 13
1
2,22
38 Kalanchoe pinnata Pers.
Crassulaceae
26
1
2,22
39 Lantana camara L.
Verbenaceae
38
1
2,22
Solanaceae
12
1
2,22
40 Lycopersicon esculentum Mill.
41 Meliosma lanceolata Bl.
Sabiaceae
5
1
2,22
2
1
2,22
42 Mellatia splendidissima Bl.
Fabaceae
43 Nicolaia solaris (Bl.) Horan
Zingiberaceae 10,11
2
4,44
44 Oryza sativa L.
Poaceae
23
1
2,22
45 Oxalis corniculata L.
Oxalidaceae
14
1
2,22
46 Phyllanthus niruri L.
Euphorbiaceae 9,12
2
4,44
Habitat
Habitus
NH
H
H
NH
NH
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH
NH; B
NH; B
NH; L
H
NH; B
H
H
H
NH; B
H
NH; B
NH; B
NH; B
NH
NH
NH
H
NH
H
H
H
NH; L
H
NH
NH; L
NH; B
NH; B
NH; B
NH; L
NH
H
H
NH; B
NH; B
NH
NH; L
perdu
liana
herba
herba
herba
pohon
liana
pohon
pohon
pohon
bambu
perdu
herba
pohon
herba
pohon
pohon
pohon
pohon
liana
herba
herba
herba
herba
pohon
pohon
pohon
herba
memanjat
pohon
herba
perdu
memanjat
herba
herba
perdu
herba
herba
perdu
herba
pohon
pohon
herba
herba
herba
herba
Bagian yang
digunakan
daun
daun
daun
daun
daun
kulit batang
daun
daun
biji buah
akar
kulit batang
Lampiran 11. Jenis Tumbuhan Obat yang Digunakan oleh Berbagai Etnis di Indonesia untuk Kelompok Sakit Kuning
No.
Nama Ilmiah Tumbuhan
Suku
Etnis Pengguna Tumbuhan
Kode Etnis
Jumlah Persentase (%)
47 Piper betle L.
Piperaceae
9,14
2
4,44
48 Piper nigrum L.
Piperaceae
23
1
2,22
49 Piper retrofractum Vahl.
Piperaceae
23
1
2,22
50 Primula umbelata
Primulaceae
28
1
2,22
51 Pterocymbium javanicum R. Br.
Sterculiaceae
38
1
2,22
52 Rheum officinale Bail.
Polygonaceae
12
1
2,22
53 Ruta angustifolia (L.) Pers.
Rutaceae
12
1
2,22
54 Saccharum officinarum L.
Poaceae
9,12
2
4,44
55 Sphaerostephanos heterocarpon (Bl.) Holtt.
Thelypteridaceae 3
1
2,22
56 Sphaerostephanos heterophyllus (Bl.) Holt
Thelypteridaceae 2
1
2,22
57 Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry
Myrtaceae
9,12,23
3
6,67
58 Tinospora crispa (L.) Diels.
Menispermaceae 36,37,38
3
6,67
59 Tinospora tuberculata (Lmk.) Beumee ex. K. Heyne Menispermaceae 12,13
2
4,44
60 Uncaria eliptica
Rubiaceae
7
1
2,22
61 Urena lobata L.
Malvaceae
28
1
2,22
62 Villebrunea rubescens Bl.
Urticaceae
32
1
2,22
63 Zingiber officinale Roxb.
Zingiberaceae 36,37,38
3
6,67
Keterangan :
H
= Jenis tumbuhan yang diambil dari hutan.
NH; L
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status liar.
NH; B
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan dengan status budidaya.
NH
= Jenis tumbuhan yang diambil dari luar hutan dan tidak diketahui statusnya.
Habitat
NH; B
NH; B
NH; B
NH
NH
NH
NH; B
NH; B
NH
NH
NH; B
NH; B
NH; B
H
H
NH; L
NH; B
Habitus
Bagian yang
digunakan
memanjat
memanjat
liana
herba
pohon
herba
herba
herba
herba
herba
semua bagian
pohon
liana
perdu
liana
perdu
perdu
herba
Download