Media Informatika

advertisement
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012)
Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: XXXX-XXXX
PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE PEMBELAJARAN
MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI BERBASIS MULTIMEDIA
Arief Budiman1, Tomy Dwi Dayanto2 ,Lantik3
Program Studi D3 Manajemen Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Serayu 79 Madiun 63133
Telp. (0351) 464427
2
Program Studi Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jln. Babarsari 43 Yogyakarta 55281
3
Program Studi Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknik,Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jln. Babarsari 43 Yogyakarta 55281
E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
1
ABSTRAKS
Indonesia merupakan sebuah negara yang cukup berpotensi mengalami bencana gempa bumi, seperti yang
terjadi beberapa tahun lalu di Daerah Istimewa Aceh dan Kota Yogyakarta. Bencana gempa bumi tersebut
tentunya dapat menelan korban jiwa yang tidak sedikit, dan dapat saja terjadi pada anak-anak ataupun orang
dewasa. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang cara mitigasi yang
benar. Oleh karena itu dikembangkan sebuah media edukasi sebagai upaya untuk menumbuhkan “Budaya
Keselamatan” sehingga dapat mendukung upaya mitigasi terhadap bencana gempa bumi yang rawan terjadi di
Indonesia. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi yang dapat di jalankan pada perangkat telepon
seluler, dan berisi mengenai bagaimana mitigasi bencana gempa bumi yang benar. Salah satu kelebihan dari
aplikasi ini adalah tidak harus menggunakan akses internet untuk mengakses informasi di dalamnya, sehingga
dapat digunakan setiap saat. Pengujian dari 20 responden diperoleh hasil 90% setuju bahwa aplikasi dapat
membantu memberikan pengetahuan terhadap cara mitigasi bencana gempa bumi yang benar.
Kata Kunci: Media edukasi, Mitigasi, Gempa Bumi, Multimedia, Mobile
1.
LATAR BELAKANG
Bencana alam merupakan sebuah peristiwa yang dapat mengancam setiap saat dan menimbulkan kerusakan
terhadap lingkungan. Bencana alam dapat terjadi di seluruh belahan dunia, akan tetapi dampak yang ditimbulkan
akan sangat terasa apabila terjadi di sebuah negara berkembang seperti di Indonesia, dimana bencana alam
gempa bumi cukup sering terjadi. Indonesia merupakan negara yang rentan mengalami bencana alam gempa
bumi hal ini disebabkan karena Indonesia berada di dalam zona tumbukkan tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia,
India-Australia dan lempeng Pasifik, (Marfai dkk,2008). Salah satu bencana alam gempa bumi besar yang
pernah terjadi adalah di kota Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 dengan kekuatan sebesar 6,3 skala richter,
dan menelan korban jiwa sebanyak 5716 jiwa, dan 50.000 jiwa terluka, (Leitmann, 2007). Dampak dari bencana
gempa bumi membawa kerugian yang besar bagi masyarakat oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
memberikan pengetahuan mengenai mitigasi bencana alam khususnya gempa bumi pada masyarakat umum, dan
menumbuhkan “Budaya Keselamatan”, sehingga masyarakat umum sadar akan bahaya yang akan dihadapi dan
memiliki pengetahuan untuk dapat melindungi diri mereka sendiri.
Pencegahan terhadap terjadinya korban dan kerugian akibat bencana gempa bumi dapat dilakukan lebih awal
melalui penggunaan media informasi yang saat ini sedang populer dan banyak digunakan oleh masyarakat,
seperti komunikasi mobile dan ponsel, terutama pada penerapan J2ME, GPRS, dan teknologi lainnya (Winardo,
2010). Oleh karena ada penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasi berbasis mobile yang dapat membantu
masyarakat dalam memperoleh pengetahuan mengenai mitigasi gempa bumi. Aplikasi ini dapat dijalankan pada
perangkat telepon seluler berbasis symbian atau android, dan dapat diakses setiap saat tanpa harus membutuhkan
koneksi internet, sehingga hal ini akan mengurangi ketergantungan pengguna aplikasi terhadap akses internet
seperti yang ditunjukkan oleh Fitrianes dkk (2009). Aplikasi dikembangkan dengan menggunakan QT, dimana
QT merupakan sebuah framework yang dirancang untuk mempermudah dalam proses pembuatan aplikasi
berbasis mobile pada ponsel berbasis Symbian, Maemo, dan MeeGo, (qt.nokia.com/products). Dan untuk datadata mengenai mitigasi bencana alam gempa bumi akan dilakukan dengan metode studi pustaka pada situs-situs
pemerintah yang berwenang menangani permasalahan mitigasi bencana alam dan literatur lain, kemudian datadata yang diperoleh akan disimpan di dalam aplikasi dan dapat diakses oleh pengguna melalui ponsel.
Diharapkan dengan aplikasi tersebut dapat menumbuhkan “Budaya Keselamatan” pada masyarakat sehingga
dapat dapat mengurangi besarnya angka korban apabila terjadi bencana alam gempa bumi.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012)
Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: XXXX-XXXX
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian di bidang mitigasi bencana alam khususnya gempa bumi juga telah banyak dilakukan sebelumnya,
seperti penelitian yang dilakukan oleh Coburn dkk (2002), dimana mereka menjelaskan bahwa untuk
mengurangi resiko terjadinya korban jiwa dan kerusakan maka diperlukan respon yang terkoordinasi dengan
baik ketika terjadi bencana. Selain itu perlu dilakukan perluasan sistem dengan membentuk kelompokkelompok masyarakat atau organisasi tertentu, dimana masing-masing kelompok masyarakat dan organisasi
tersebut nantinya dapat mengandalkan sumber daya dan kemampuan mereka sendiri pada saat terjadi bencana.
Dan hal ini memerlukan susunan organisasi yang efisien baik sumber daya, staf dan prioritas tindakan
berhubungan dengan waktu dan pemahaman tentang konsekuensi kemungkinan terjadinya bencana. Haifani
(2008) merumuskan beberapa hal mengenai manajemen resiko bencana bumi pada kasus gempa bumi
Yogyakarta 27 Mei 2006, salah satunya adalah pendidikan dan pelatihan kebencanaan perlu segera
diimplementasikan dan secara periodik dilakukan penyegaran, disampaikan pula mengenai pemahaman akan
sumber bahaya dan potensinya kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyelenggarakan
diklat, penyebaran brosur, dan pamflet. Dengan maksud untuk menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman,
kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya gempa bumi, sehingga kerugian dan korban dapat
dikurangi pada saat kejadian. Menurut Nur (2010), pencegahan dan mitigasi adalah langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu hal ini perlu dikembangkan mulai
dari tingkat sekolah, rumah dan masyarakat secara umum. Kesiapan perencanaan gempa juga harus bertujuan
untuk mengembangkan "Budaya Keselamatan" di masyarakat umum, sehingga masyarakat sadar akan bahaya
yang mereka hadapi dan dengan pengetahuan mereka masyarakat dapat melindungi diri mereka sendiri,
(Hosseini, 2006).
Seiring dengan itu perkembangan teknologi telah banyak menciptakan terobosan baru di dalam hal
penyampaian informasi kepada masyarakat, dan saat ini media edukasi akan bersinggungan dengan perangkatperangkat teknologi komunikasi mobile dan teknologi internet. Sehingga telah menjadi kecenderungan baru yang
memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran secara mobile atau dikenal sebagai mobile learning (mlearning), yang merupakan kombinasi antara teknologi telekomunikasi dan internet, (Riyanto dkk, 2010).
Beberapa layanan telah dikembangkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat mengakses
konten dan layanan kapan saja, dimana saja dengan menggunakan telepon selular (Setiawan dkk, 2010).
Pengembangan aplikasi mobile learning sendiri tidak lepas dari suksesnya implementasi teknologi General
Packet Radio Service (GPRS) dan 3G sebagai layanan komunikasi data berkecepatan tinggi pada telepon selular,
dan pada akhirnya mengubah paradigma pada masyarakat pengguna telepon selular yang sebelumnya hanya
berorientasi pada komunikasi berbasis suara dan pesan pendek atau short message service (SMS) menjadi kearah
komunikasi berbasis data multimedia dan web content. Semakin banyaknya jenis mobile communication device
seperti misalnya PDA phone dan smartphone berteknologi GPRS dan 3G juga mendukung pergeseran paradigma
tersebut, (Munif, 2007). Berkaitan dengan teknologi ini sebelumnya pernah dikembangkan aplikasi m-learning
untuk organizer mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk mengatur segala kegiatan yang direncanakan dengan
memberikan fitur-fitur seperti time manager, course manager, dan communication center, (Sarwosri, 2010).
Layanan di bidang kesehatan juga telah memanfaatkan dan mengembangkan aplikasi mobile, salah satunya
adalah mobile-doctor (m-doctor). M-doctor sendiri merupakan pengembangan dari e-doctor dan mengacu pada
penggunaan perangkat telekomunikasi genggam dan bergerak seperti PDA, telepon seluler, laptop, dan tablet
PC, (Memon dkk, 2007). Dengan aplikasi m-doctor ini memungkinkan bagi dokter untuk memantau keadaan
seorang korban dari jauh dalam kondisi bencana, dan untuk situasi darurat m-doctor dapat memberikan informasi
layanan medis secara efektif dan efisien kepada pasien, (Santoso dkk, 2011).
Untuk menambah daya tarik pada aplikasi Mobile tersebut, dapat dilakukan dengan mengintegrasikan
beberapa elemen multimedia seperti gambar, teks, dan suara, seperti yang ditunjukkan oleh Mulyadi dkk (2011).
Penambahan elemen multimedia tersebut juga diterapkan pada aplikasi pembelajaran melafalkan Bahasa Inggris
dimana aplikasi tersebut dapat melakukan pencocokan data dengan cara melakukan streaming pada server
google, (Pratama, unpublished). Perancangan konten m-learning dengan sistem live multimedia berbasis mobile
dapat membuat konten materi pembelajaran tampil cukup interaktif dengan memadukan sistem website dan
WAP-site, sehingga dapat terjadi umpan balik pembelajaran yang baik, (Santoso dkk, 2009). Setyono dkk (2010)
dan Chu dkk (2007) juga menambahkan komponen multimedia pada pengembangan aplikasi telemedicine,
sehingga dokter, perawat, atau pasien dapat menampilkan informasi dalam bentuk gambar, suara, atau video
mengenai penyakit yang diderita. Selain itu aplikasi mobile juga dapat dikembangkan sebagai alat peringatan
dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana ,(Utami dkk, 2008).
2.1
Multimedia
Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungan teks, grafik, audio, gambar
bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan user melakukan
navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Multimedia menjadikan kegiatan itu dinamis dengan
memberi dimensi baru pada kata-kata, kata-kata dalam aplikasi multimedia bisa menjadi pemicu yang dapat
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012)
Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: XXXX-XXXX
digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia juga
menghidupkan teks dengan menyertakan bunyi, gambar, musik, animasi, dan video (Suyanto, 2005).
2.2
Mobile Multimedia
Multimedia on Mobile adalah teknologi data yang berupa file multimedia, dimana file tersebut dapat
dijalankan pada sebuah perangkat mobile, baik berupa video, audio, dan animation. Data file bisa dijalankan
langsung dengan menunggu proses akses download selesai terlebih dulu (Santoso, 2011).
2.3
Aplikasi Mobile QT Creator
Qt pada mulanya berasal dari ide pembuatnya yaitu Haavard Nord dan Eirik Chambe-Eng yang berkeinginan
untuk membuat sebuah “object-oriented display system”, yang akhirnya mereka mengimplementasikannya
menjadi sebuah produk pengembangan software dengan performansi tinggi dan bersifat cross platform yang
merupakan sebuah framework C++ GUI yang banyak digunakan saat ini baik didunia komersil maupun
opensource software development. Produk Qt ini sekarang dihandle oleh Qt Software yang awalnya bernama
Trolltech Inc. sebelum dibeli oleh Nokia untuk menjadi bagian divisi softwarenya pada perangkat produk
embedded mobile, (Hasan, 2009). Dan Qt mempunyai kemampuan untuk dapat digunakan pada sistem operasi
Windows, Mac, Linux, dan sistem operasi berbasis Unix lainnya dengan menggunakan pendekatan “write once,
compile anywhere”, (Trolltech Developer, 2005).
3.
PERANCANGAN APLIKASI MOBILE PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI
BERBASIS MULTIMEDIA
Pada perancangan aplikasi ini peneliti menggunakan beberapa software dan alat bantu storyboard untuk
mengilustrasikan bentuk tampilan antarmuka aplikasi. Software yang digunakan untuk membangun aplikasi ini
adalah QT Creator, QT Creator digunakan mulai dari pembuatan antar muka hingga konten isi pada aplikasi.
Dan untuk pengujian program menggunakan tool emulator yang telah disertakan di dalam software QT Creator.
3.1
Perancangan Storyboard
Storyboard digunakan sebagai alat bantu dalam proses perancangan antarmuka aplikasi yang akan dibangun.
Storyboard membantu penulis dalam membuat ilustrasi mengenai bentuk tampilan aplikasi, dan bagaimana
bentuk interaktifitas antara pengguna dengan aplikasi yang akan dibangun. Pada gambar 1 berikut ini,
ditampilkan bentuk dari struktur antarmuka aplikasi :
PC 00
(Tampilan Menu Utama)
PC01
(Penjelasan
Program)
PC02
(Di Dalam
Rumah)
PC03
(Di Luar
ruangan)
PC04
(Di tempat
Umum)
PC05
(Di dalam Lift)
PC06
(Di dalam
Kereta Api)
PC07
(Di dalam
mobil)
PC08
(Di daerah
gunung,pantai)
PC09
(Pasca Gempa
Bumi)
PC10
(Pra Gempa
Bumi)
PC11
(Penjelasan
Program)
PC12
(Penjelasan
Program)
PC13
(Penjelasan
Program)
PC14
(Penjelasan
Program)
PC15
(Penjelasan
Program)
PC16
(Penjelasan
Program)
PC17
(Penjelasan
Program)
PC18
(Penjelasan
Program)
PC19
(Penjelasan
Program)
PC20
(Penjelasan
Program)
Gambar 1. Hirarki struktur antarmuka aplikasi
Dari hirarki struktur antarmuka tersebut dapat dilihat bahwa pada awal ketika aplikasi dijalankan, pengguna
akan langsung dihadapkan pada menu utama, dan pada menu utama tersebut terdapat beberapa sub menu, ketika
sub menu tersebut dipilih kemudian pengguna akan dibawa masuk kedalam konten isi dari sub menu tersebut,
dan pada saat proses transisi masuk kedalam konten tersebut akan menggunakan bentuk animasi zoom in. Dan
pada tampilan konten akan disediakan tombol untuk kembali ke menu utama, transisi ketika kembali ke menu
utama akan menggunakan bentuk animasi zoom out.
Ilustrasi dari bentuk tampilan-tampilan menu aplikasi ditunjukkan pada storyboard seperti pada gambar 2
dan 3 :
Gambar 2. Storyboard menu
utama
Gambar 3. Storyboard sub menu
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012)
Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: XXXX-XXXX
Dan kemudian ilustrasi mengenai bentuk desain antarmuka pada storyboard ini akan dijadikan acuan untuk
membangun aplikasi menggunakan software QT Creator.
4. IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA GEMPA
BUMI BERBASIS MULTIMEDIA
Dari desain storyboard kemudian diterjemahkan kedalam bentuk yang sebenarnya pada aplikasi, bentuk hasil
implementasi tampilan menu utama sesuai dengan storyboard dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5 berikut :
Gambar 4. Tampilan menu utama
Gambar 5. Penjelasan mengenai program ketika judul aplikasi diakses
Pada tampilan menu utama akan ditampilkan sepuluh menu, dimana masing-masing menu tersebut memiliki
konten isi masing-masing. Sesuai dengan desain storyboard yang telan disusun sebelumnya maka tampilan
konten isi dari masing-masing sub menu dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.
Gambar 6. Tampilan sub menu “Di Dalam Rumah”
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012)
Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: XXXX-XXXX
Gambar 7. Tampilan sub menu “Di Mall,Bioskop,dan Tempat Umum”
Pada antarmuka sub menu ditampilkan 2 komponen multimedia yaitu gambar dan text, antarmuka terbagi
menjadi 3 kolom, pada kolom pertama berisi gambar yang mengilustrasikan isi, pada kolom kedua ditampilkan
penjelasan singkat mengenai apa yang harus dilakukan oleh pengguna ketika terjadi bencana gempa bumi sesuai
dengan topik judul pada sub menu tersebut, dan pada kolom ketiga ditampilkan mengenai penjelasan yang lebih
detil.
Selanjutnya, hasil implementasi tersebut di-publish menjadi sebuah file aplikasi yang berekstensi SIS, dan
file tersebut diuji oleh dua puluh responden yang dipilih secara acak dan kemudian responden memberikan
feedback dengan mengisi form kuisioner.
5.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini telah berhasil dikembangkan sebuah aplikasi berbasis mobile untuk pembelajaran
mitigasi bencana gempa bumi berbasis mobile, dimana aplikasi tersebut dapat dijalankan pada perangkat telepon
seluler berbasis Symbian dan android, aplikasi ini dapat digunakan tanpa harus menggunakan akses internet,
sehingga aplikasi ini dapat tetap dijalankan ketika dalam kondisi dimana perangkat telepon seluler tidak
mendapatkan sinyal operator selular ataupun koneksi internet. Aplikasi ini dapat menjadi solusi yang cukup
murah dalam upaya menumbuhkan “Budaya Keselamatan” pada masyarakat.
Dari hasil pengujian aplikasi melalui dua puluh orang reponden diperoleh data sebagai berikut :
Gambar 8. Hasil pengujian
sistem terhadap pengguna.
Pada gambar 8 dapat dilihat
bahwa
75%
responden
menilai sangat baik, 20%
menilai baik, dan 5% netral, hal ini berarti bahwa aplikasi tersebut dapat membantu pengguna memperoleh
pengetahuan mengenai bagaimana mitigasi bencana gempa bumi yang benar.
PUSTAKA
Coburn, A., Spence, R. 2002. Earthquake Protection, 2nd ed Wiley New York.
Chu, Y., Ganz, A. 2007. WISTA: AWireless Telemedicine System for Disaster Patient Care, Published online: 26
July 2007, Mobile Netw Appl (2007) 12:201–214.
Fitrianes, A., Abdiwijaya, E ., Andhika, M. 2009. Analisis dan Perancangan Bina Nusantara Offline Learning
Management System, Unkown.
Haifani, A, M. 2008. Manajemen Resiko Bencana Gempa Bumi (Studi Kasus Gempa Bumi Yogyakarta 27 mei
2006), Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir.
Hasan, M, F. 2009. Software Factory dengan Module Qt. Institut Teknologi TELKOM
Hosseini, M., Izadkhah, Y, O. 2006. Earthquake disaster risk management planning in schools, Disaster
Prevention and Management Vol. 15 No. 4.
Leitmann J. 2007. Cities and calamities: learning from post-disaster response in Indonesia. J Urban Health Bull
N Y Acad Med 84(1):i144–i153.
Marfai, M, A., King, L., Singh, L, P., Mardiatno, D., Sartohadi, J., Hadmoko, D, S., Dewi, A. 2008. Natural
hazards in Central Java Province, Indonesia: an overview, Environ Geol 56:335–351, SpringerVerlag.
Memon, T, D., Chowdhry, B, S., Memon, M, S. 2007. The Potential of Telemedicine System: An Approach
Toward a Mobile Doctor, MUET, Research Jurnal.
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 (SENTIKA 2012)
Yogyakarta, 10 Maret 2012
ISSN: XXXX-XXXX
Mulyadi, A, W., Nurdin, E, A., Waslaluddin. 2011. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif CAI
Model Instructional Games Untuk Meningkatkan Motivasi BElajar Siswa, Unknown.
Munif, A., Kuswinardi, W. 2007. Pemanfaatan Online Geographic Information Pada Sistem Mobile Resto
Reservation Berbasis GPRS dan 3G, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI
2007).
Nur, A, M. 2010. Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya, Balai Informasi dan Konservasi Kebumian
Karangsambung – LIPI Volume 7 No. 1, Kebumen.
Pratama, I, B., Sutanto, T., Sutomo, E.. Aplikasi Mobile Belajar Melafalkan Bahasa Inggris, Tugas Akhir tidak
diterbitkan. STIKOM Surabaya.
Riyanto, B., Tamimuddin, M, H., Widayati, S., 2010, Perancangan dan Implementasi Aplikasi Mobile Learning
Berbasis Java.
Sarwosri., Basori, A, H., Prihastomo, J. 2010. Aplikasi Mobile Learning Organizer Mahasiswa, Seminar
Nasional Informatika 2010 (semnasIF 2010).
Santoso, G., Susanto, A., Wardani, M, B. 2009. Perancangan Konten M-learning dengan Sistem Live
Multimedia Berbasis Selular, Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2, Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Santoso, G., Sutanta, E., Wibowo, S. 2011. Aplikasi Mobile Doctor Untuk Meningkatkan Efektifitas dan
Efisiensi Layanan Medis Dalam Penanggulangan Bencana Alam, Seminar Nasional Informatika 2011
(semnasIF 2011).
Setyono, A., Alam, M, J., Al-Saqour, R, A. 2010. Design of Multimedia Messaging Service for Mobile
Telemedicine System, International Journal of Network and Mobile Technologies.
Setiawan, E., Yeliana. 2010. Aplikasi Mobile Pembelian Handphone, Aksesoris Handphone dan Voucher
Elektronik dengan Penggunaan GPRS dengan Studi Kasus Pada Toko Handphone dan Aksesoris
X’SIST COMMUNICATION, Jurnal Sistem Informasi Vol. 2 No. 2 , Universitas Maranatha Bandung.
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, ANDI Offset, Yogyakarta.
Trolltech Developer. 2005. About Qt, (http://doc.trolltech.com/4.0/aboutqt.html, diakses 24 Januari 2012).
Utami, E., Cahyanto, A, D. 2008. Sistem Peringatan Dini Pada Bencana Banjir Berbasis SMS Gateway Di
GNU/Linux Merupakan Alternatif yang Sederhana Dan Menarik Dalam Meningkatkan Pelayanan
Badan Meteorologi dan Geofisika Alokasi Dana Yang Rendah,Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: 1907-5022, Yogyakarta.
Winardo, A, B., Fariza, A., Setiowati, Y. 2010. Investigasi Daerah Rawan Banjir di Kota Surabaya Dengan
Menggunakan Metode Fuzzy, EEPIS Final Project.
Download