manfaat wawasan pengetahuan hukum bagi mereka yang mengkaji

advertisement
METODOLOGI
PENELITIAN HUKUM
Prof. EMERITUS Dr. H. Lili Rasjidi SH, S. Sos., LL.M
APAKAH DISIPLIN HUKUM
NORMATIF ITU ILMU ?
FILSAFAT ILMU :
MAZAB POSITIVISTIK
I. ATOMISME LOGIKAL
II. POSTIVISME LOGIKAL
ATOMISME LOGIKAL
BERTRAND RUSSEL
LUDWIG WITHGENSTEIN
CIRI
1. TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI
2. FAKTA-FAKTA ATOMAIR
3. KONSTRUKSI BAHASA ARTIFICIAL
4. METODE INDUKSI
POSITIVISME LOGIKAL
RUDOLP CARNAP
MORITZ SCHLICK
CIRI
1. TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI
2. MENOLAK FAKTA-FAKTA ATOMAIR
3. VERIFIKASI
4. METODE INDUKSI
TERDAPAT 3 (TIGA) TEORI KEBENARAN
MENURUT FILSAFAT ILMU
1. TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI
2. TEORI KEBENARAN KOHERENSI
3. TEORI KEBENARAN PRAGMATIK
1. TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI
“ SESUATU ITU BENAR JIKA SESUAI DENGAN FAKTANYA
DILAPANGAN “
2. TEORI KEBENARAN KOHERENSI
“ SESUATU ITU BENAR JIKA NALAR MENYATAKAN
DEMIKIAN ”
3. TEORI KEBENARAN PRAGMATIK
“ SESUATU ITU BENAR JIKA FUNGSIONAL “
MAZAB POSITIVISTIK
1. TEORI KEBENARAN KORESPONDENSI
EMPIRIS
2. METODE INDUKSI
MENURUT MAZAB POSITIVISTIK
DISIPLIN APAPUN YANG BERSIFAT KAJIAN / PENELITIANNYA BERSIFAT EMPIRIS ADALAH ILMU
MENURUT MAZAB POSITIVISTIK
DISIPLIN HUKUM NORMATIF YANG KAJIAN /
PENELITIANNYA TIDAK EMPIRIS AKAN TETAPI
NORMATIF (KEPUSTAKAAN), BUKAN ILMU AKAN
TETAPI MERUPAKAN SUATU “PROFESI”
MERUPAKAN KEMAHIRAN DAN KETERAMPILAN
DALAM MEMECAHKAN MASALAH HUKUM
IN CONCRETO
PEMECAHAN MASALAH MENURUT
POSITIVISTIK :
“ DIMULAI DENGAN MEREGRISTRASI FAKTA KONGKRIT YANG DAPAT
DIAMATI “
KRITIK TERHADAP ATOMISME LOGIKAL DAN POSTIVISME LOGIKAL :
OLEH RASIONALISME KRTIKAL KARL POPPER
(THE LOGIC OF SCIENTIFIC DISCOVERY, 1959)
-PENDAPAT (DALIL) BAHWA PENGETAHUAN ILMIAH ADALAH BENAR
TIDAK TERGOYAHKAN ADALAH TIDAK BENAR.
- MENOLAK METODE INDUKSI DAN AZAZ VERIFIKASI
- METODE YANG SESUAI ADALAH DEDUKSI DAN AZAZ FALSIFIKASI
MENYANGKAL TERUS MENERUS
- DISUSUN HIPOTESIS DAHULU LALU DIUJI
ONTOLOGI
EPISTEMOLOGI
FAHAM
FAHAM
DEDUCTIVE
RASIOLISM
DESCORTES
FASCAL
SPINOZA
IDEALISM
MALEBRANCHE
LEIBNIZ
WOLF
INTUISIONISM
BERGSON
JAMES
WHITWHEAD
DEDUCTO
AYPPTHETICO
AXIOLOGI
Iib. Menyusun
Kerangka pikiran
(logical Construct)
a. Bentuk hubungan
b. Linkage
c. Interactive value
4. PROPOSISI
HIPOTESIS
III. MENGAJUKAN
, HIPOTESA
IV. MENGUJI HIPOTESA
INDUCTO
THEORITICAL
TESTED
5. FAKTA
6. TEORI
V. PEMBAHASAN
KANT
FICHLE
HEGEL
THEORETICO
FENOMENALISM
MATERIALSM
LOGICAL
DEDUCTO
SCIENTIFIC
METHOD
DUALISM
ANATOMI ILMU2, METODE
ILMIAH MAKSUD
BENTUK PENELITIAN
HOBBES
BERKELEY
LOCKE
HUME
EMPRISM
VI. KESIMPULAN
EKSPLANASI
&
PREDIKSI
3. VARIABLE
2. KONSEP
TAXONOMICAL
INDUCTO
EMPIRICO
DESKRIPSI
induktif
II.a. Menyusun
Pendekatan
maslah
DEDUCTIVE
Dfinisi-katagori-klasifikasi
Unsur2-Ciri@-Sifat2
4. FENOMENA
1MERUMUSKAN & MENETAPKAN MASLAH
REALITA
DIAGNOSA
KRITIK TERHADAP RASIONALISME KRITIKAL
THOMAS KUHN
(THE STRUCTURE OF SCIENTIFIC REVOLUTIONS, 1962
 MENDEKATI ILMU SECARA EKSTERNAL (TIDAK INTERNAL SEPERTI
ATOMISM E DAN POSITIVISME LOGIKAL DAN RASIONALISME
KRITIKAL)
 BERTOLAK DARI PARADIGMA TERTENTU
 BUKAN EVOLUSI ILMIAH AKAN TETAPI REVOLUSI ILMIAH
 TEORI YANG DIHASILKAN AKAN DI PERTAHANKAN OLEH
PENEMUNYA BUKAN TERUS DISANGKAL
 TEORI INI TIDAK DILEMAHKAN OLEH FAKTA TAPI DIAMATI DAN
DI INTERPRESTASIKAN MENGACU KEPADA KERANGKA
TEORI ITU.
 RELASI INTI KE ARAH SUBJEK-SUBJEK
SUMBER :
J.H. BRUGGINK : REFLEKSI TENTANG HUKUM
FILSAFAT ILMU HUKUM
MAZAB NORMATIF
CIRI:
1. TEORI KEBENARAN PRAGMATIK
2. METODE DEDUKSI
MENURUT
MAZAB NORMATIF
DISIPLIN HUKUM DISAMPING PROFESI JUGA MERUPAKAN
ILMU, YAITU ILMU HUKUM NORMATIF
KARENA ILMU :
DALAM KERANGKA DINAMIKA KE ILMUANNYA DIPERLUKAN
PENELITIAN TERUS-MENERUS UNTUK MEMPEROLEH TEORI /
KONSEP / PERSPEKTIF / MODEL HUKUM BARU MENGGANTI
KAN YANG LAMA.
MEMERLUKAN :
PROSES PENELITIAN YANG SIFATNYA ILMIAH :
METODE PENELITIAN HUKUM NORMATIF
(MPHN)
SOETANDYO WIGNJOSOEBROTO :
M = F (K)
M = METODE
F = FUNGSI
K = KONSEP
KONSEP HUKUM
BERKEMBANG DARI :
I. TRADISIONAL
HUKUM MERUPAKAN ASAS
ATAU KAIDAH / NORMA
LANDASAN TEORITIS :
MAZAB POSITIVISME
HUKUM (ABAD KE 19)
JOHN AUSTIN
HANS KELSEN
RISET HUKUM / METODE
PENELITIAN HUKUM NORMATIF
II. MODERN
HUKUM NUKAN HANYA ASAS ATAU
KAIDAH / NORMA, TETAPI JUGA
MERUPAKAN GEJALA SOSIAL/BUDAYA
DLL
LANDASAN TEORITIS :
MAZAB FUNCTIONAL
JURISPRODENCE
(ANTHRO-SOSCIOLOGICAL JURISRUDENCE
JOHN AUSTIN
HANS KELSEN
METODE
PENELITIAN HUKUM
DALAM RUMUS :
I. KAJIAN / PENELITIAN HUKUM NORMATIF
HHH
RISET HUKUM / METODE
PENELITIAN HUKUM NORMATIF
- MPHN -
II. KAJIAN / PENELITIAN HUKUM NORMATIF YANG MEMERLUKAN
DATA NON HUKUM : SOSIOLOGI / ANTROPOLOGI (BUDAYA), EKONOMI
POLITIK, DLL
H  H/S/A/E/P/DLL  H
- MPH -
CIRI-CIRI PENELITIAN HUKUM
1. DESKRIPSTIF ANALITIS
2. PENDEKATAN YURIDIS NORMATIF DAN YURIDIS NORMATIF YANG SOSIOLOGIS,
ANTROPOLOGIS, EKONOMI, POLITIK DLL.
3. PENELITIAN KEPUSTAKAAN (BAHAN HUKUM PRIMER, SEKUNDER, TERSIER)
4. JIKA DIPERLUKAN DATA TAMBAHAN : WAWANCARA DAN KUISIONER
5. ANALISIS : YURIDIS KUALITATIF, TANPA STATISTIK DAN MATEMATIK
6. DIPERLUKAN MENGGUNAKAN TEORI / KONSEP, DLL SEBAGAI ALAT
ANALISIS
SUNARYATI HARTONO
MANFAAT PENELITIAN HUKUM
NORMATIF
1. UNTUK MENGETAHUI APAKAH DAN BAGAIMANAKAH HUKUM POSITIF
NYA SUATU MASALAH TERTENTU
2. UNTUK DAPAT MENYUSUN DOKUMEN-DOKUMEN HUKUM (SEPERTI
GUGATAN TINDAKAN PEMBELAAN, PUTUSAN PENGADILAN, AKTE NOTARIS,
SERTIFIKAT DLL)
3. UNTUK MENULIS MAKALAH / CERAMAH ATAU BUKU HUKUM
4. UNTUK DAPAT MENJELASKAN ATAU MENERANGKAN KEPADA ORANG
LAIN APAKAH ATAU BAGAIMANAKAH HUKUMNYA MENGENAI PERISTIWA
ATAU MASALAH TERTENTU .
5. UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN DASAR (BASIC RESEARCH) DI BIDANG
HUKUM, KHUSUSNYA APABILA KITA MENELITI MENGENAI ASAZ HUKUM,
TEORI HUKUM, SISTEM HUKUM, TERUTAMA DALAM HAL PENEMUAN DAN
PEMBENTUKAN MASALAH-MASALAH HUKUM BARU, PENDEKATAN HUKUM
YANG BARU DAN SISTEM HUKUM NASIONAL YANG BARU
6. UNTUK MENYUSUN RUU ATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
(TERMASUK KEPUTUSAN-KEPUTUSAN) YANG BARU (LEGAL DRAFTING)
7. UNTUK MENYUSUN RENCANA-RENCANA PEMBANGUNAN HUKUM, BAIK
RENCANA JANGKA PENDEK DAN JANGKA MENENGAH TERLEBIH-LEBIH
UNTUK MENYUSUN JANGKA PANJANG
LANGKAH-LANGKAH HUKUM NORMATIF, DILAKSANAKAN DALAM 4
(EMPAT) TAHAP , SEBAGAI BERIKUT :
• TAHAP I
PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PENELITIAN
(KAP / TOR / UP / PP)
• TAHAP II
PELASANAAN PENELITIAN
• TAHAP III
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
• TAHAP IV
PERBANYAKAN LAPORAN PENELITIAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1.
TANPA NOMOR URUT (ALFABETIS)
2.
TANPA GELAR AKADEMIK
3.
DAHULUKAN NAMA FAMILI (KELUARGA) BAGI KEPUSTAKAAN ASING.
BAGI PENULIS INDONESIA JIKA TIDAK DEKTAHUI FAMILINYA, DITULIS
APA ADANYA
4.
GARIS BAWAH BAGI JUDUL BUKU DAN DUA TANDA KUTIP BAGI
ARTIKEL JIKA DIBUAT MENGGUNAKAN MESIN TIK, JUDUL BUKU
MAUPUN ARTIKEL DIMIRINGKAN JIKA DIBUAT MENGGUNAKAN
KOMPUTER
5.
SUSUNANNYA TERDIRI DARI : BUKU, JURNAL, KARYA ILMIAH,
DISERTASI, TESIS, SKRIPSI DLL, TERBITAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN SURAT KABAR
FILSAFAT ILMU (HUKUM)
DIKENAL 4 (EMPAT) MODEL ANALISIS :
I. THOMAS KUHN  ANALISIS PARADIGMATIS
II. KARL POPPER  ANALISIS FALSIFIKASI
III. SOLLY LUBIS  ANALISIS SISTEM
IV. JOHNY GUNAWAN DKK  ANALISIS FUNGSI : POSISI DAN
KONTRIBUSI, KEDUDUKAN HUKUM, EKSISTENSI DLL
ANALISIS PARADIGMATIS
SETIAP DISIPLIN ILMU MEMILIKI PARADIGMA TERTENTU YANG
MENJADI PAYUNG, ACUAN, LANDASAN TEORITIS DALAM SETIAP
PENELITIAN YANG DILAKUKAN OLEH PARA PAKARNYA
SETIAP TEMUAN YANG DIHASILKAN, BENAR TIDAKNYA DIRUJUK / DIACU
KEMBALI PADA PARADIGMA TERSEBUT
PARADIGMA = NORMA KRITIK
ANALISIS FALSIFIKASI
SETIAP TEMUAN HARUS TERUS MENERUS DI FALSIFIKASIKAN, ARTINYA
TERUS MENERUS DICARI KELEMAHANNYA, DITELITI KEMBALI KALAU PERLU
OLEH PENELITI YANG MENEMUKAN TEMUAN TERSEBUT
PROSES FALSIFIKASI MELALUI 2 (DUA) TAHAP PENELITIAN
UMUM
TEORI  DIMENSI  INDIKATOR
HUKUM = TEORI  INTI PEMIKIRAN
Download