Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah SITUS DANAU DI SEKITAR BUKIT BOROBUDUR, JAWA TENGAH Oleh : Helmy Murwanto Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta ABSTRAK B Bentang alam di sekitar Candi Borobudur secara pembentukan patahan (sesar) pada kala awal geologi dan geomorfologi sangat dinamis, cepat plistosen, kemudian diikuti oleh aktivitas mengalami perubahan sebagai akibat aktivitas beberapa gunungapi muda berumur kuarter tektonik, vulkanik dan fluvial yang berasal dari tengah-resent. Bukti adanya danau antara lain Daerah Aliran Sungai Progo, beserta anak-anak ditunjukkan oleh data lapangan, seperti sungainya. K ajian ini bertujuan untuk batulempung hitam dan batulanau hitam yang mengungkap dinamika bentang alam sekitar banyak mengandung serbuk sari (pollen) dari Candi Borobudur dari tinjauan geologi dan tanaman komunitas rawa, fosil, serta gas rawa geomorfologi. Data yang dipergunakan meliputi yung tersebar di sekitar Bukit Borobudur. Analisis data: sekunder, interpretasi citra penginderaan pola aliran sungai juga menunjukkan dinamika jauh, pengamatan lapangan dan analisa aliran sungai yang memusat menuju “Danau laboratorium. Borobudur”. Hasil analisis radiokarbon C 14 Hasil kajian menunjukkan bahwa Candi Borobudur yang berdiri di atas bukit kecil menunjukkan umur danau sebelum sampai sesudah Candi Borobudur dibangun. berbatuan beku dan vulkanik yang sangat lapuk berumur Tersier, di sekitarnya terdapat dataran LINGKUNGAN DANAU BOROBUDUR luas yang diperkirakan sebagai dataran lakustrin bekas “Danau Borobudur”. Proses Candi Borobudur merupakan candi pembentukan cekungan Borobudur dimulai oleh Buddha terbesar di dunia, dibangun di atas Lingkungan sekitar Candi Borobudur pada awal abad ke-20 141 142 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah sebuah perbukitan, berada di Kecamatan (Murwanto, 1996). Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Hipotesa tentang terdapatnya lingkungan Tengah. Candi Borobudur dibangun oleh Raja danau pertama kali dikemukakan oleh seorang Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada arsitek-seniman Belanda WO.J. Nieuwenkamp akhir abad VIII sampai awal abad IX. dalam Algemeen Handels-blad (Den Haag, 9 Berdasarkan hasil penelitian, kondisi September 1933) berjudul Danau Borobudur lingkungan geologi di sekitar Bukit Borobudur, (Het Borobudur Meer). Mengungkapkan Candi pada saat candi Buddha tersebut dibangun, Borobudur merupakan perwujudan sebuah berupa lingkungan danau dengan beberapa Ceplok Bunga Teratai yang mengapung di aliran sungai bermuara di danau tersebut tengah-tengah telaga. Perwujudan Bunga Peta udara kawasan Candi Borobudur Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Teratai untuk menghormati Sang Buddha menjadi kering. (Maitreya) yang melambangkan kesucian dalam Hipotesa danau di sekitar Candi Agama Budha. Hipotesa Danau Borobudur Borobudur menarik perhatian para ahli dari banyak mendapatkan tentangan pada saat itu, berbagai disiplin ilmu, diantaranya salah seorang penentangnya adalah van Erp Thanikaimoni (1983) dalam bukunya yang memimpin pemugaran Candi Borobudur "Palynological Investigation on the Borobudur pada tahun 1907 - 1911, beliau menganggap Monument" meneliti lingkungan Borobudur hipotesa tersebut mengada-ada dan belum dengan pendekatan Palinologi, sampelnya mempunyai data-data pendukung yang kuat, diambil dari sekitar bangunan candi dan di misalkan tidak adanya prasasti yang tebing Sungai Sileng + 1 km Selatan Candi menyebutkan terdapatnya lingkungan danau di Borobudur, hasilnya dari sampel-sampel yang sekitar Candi Borobudur (Soekmono, 1976). diambil pada kedalaman 0 - 120 cm, semua Tetapi hipotesa Nieuwenkamp mendapatkan sampel tidak menunjukkan sedikitpun pollen dukungan dari para ahli geologi, diantaranya yang menunjukkan tumbuh-tumbuhan rawa Van Bemmelen dalam bukunya "De Geologiche atau tanaman air, pollen cyperaceae tidak Geschiedenis Van Indonesie" tahun 1952 hal. 67 diketemukan, maka disimpulkan bahwa pollen- - 69, menyebutkan bahwa dataran Kedu bagian pollen yang dianalisa bukan merupakan selatan dahulu pernah terbentuk danau yang komunitas tumbuh-tumbuhan rawa. luas, terbentuknya danau disebabkan oleh Nossin dan Voute (1986) melakukan terjadinya letusan yang kuat dari gunungapi analisis geomorfologi, berdasarkan interpretasi Merapi tahun 1006 Masehi. Besarnya letusan foto udara, dan observasi lapangan, hasilnya mengakibatkan sebagian puncaknya menyatakan bahwa Dataran Borobudur dahulu mengalami pelongsoran ke arah Barat Daya, pemah merupakan lingkungan danau, pada kemudian tertahan oleh Pegunungan Menoreh paruh kedua zaman Kuarter, terjadinya danau bagian Timur, akibatnya material longsoran akibat pengaruh Gunungapi Merapi dan proses membendung aliran sungai Progo, maka tektonik, terbendungnya Sungai Progo oleh terbentuklah genangan yang luas di dataran endapan fluvio vulkanik Gunungapi Merapi, Magelang bagian Selatan. Setelah berabad- setelah terjadinya pensesaran dari perbukitan abad sumbatan yang membendung sungai Menoreh. Terjadinya proses pengangkatan dari Progo hilang oleh proses erosi, akhirnya danau blok sebelah Tenggara Pegunungan Menoreh, 143 144 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah merupakan awal dari proses mengeringnya hasil analisa laboratorium yang menunjukkan Danau Borobudur, hal ini ditunjukkan dengan pernah terbentuk lingkungan danau disekitar kedalaman lembah hasil pengikisan Sungai Candi Borobudur. Data-data tersebut berupa Progo dan Sungai Sileng, disamping itu juga endapan danau, batulempung pasiran ditunjukkan dengan terbentuknya dua sampai berwarna coklat kehitaman banyak tiga fase teras, sedangkan pengeringan danau mengandung serbuk sari dari tanaman sudah terjadi jauh sebelum Candi Borobudur komunitas rawa antara lain : Nymphaea stellata, dibangun. Cyperaceae, Eleocharis, Commelina, Murwanto (1996) meneliti keberadaan Hydrocharis dan sebagainya. Sedimen danau Danau Borobudur dengan pendekatan geologi, ditemukan pada dasar Sungai Elo, Sungai hasilnya menemukan data-data lapangan dan Sileng, Sungai Progo pada kedalaman lebih dari 10 meter, endapan danau tertutup oleh endapan vulkanik Kuarter yang sangat tebal. Murwanto, dkk. (2001), menentukan umur endapan danau berdasarkan hasil penanggalan 14 radio karbon C yang sampelnya diambil dari batulempung hitam mengandung fosil kayu yang tertua menunjukkan umur 22130 ± 400 BP dan yang termuda 660 + 100 BP. Disimpulkan bahwa terbentuknya lingkungan danau sudah terjadi mulai kala Pleistosen Atas dan berakhir jauh setelah Candi Borobudur selesai dibangun, yakni pada akhir abad ke-13. Wilayah kajian meliputi daerah dataran rendah Borobudur yang terletak di sekitar Candi Borobudur. Daerah ini secara administrasi termasuk kedalam wilayah Kecamatan B o r o b u d u r d a n Ke c a m a t a n M u n g k i d , Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Peta lokasi daerah Borobudur Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah GEOLOGI DAERAH BOROBUDUR Pegunungan Menoreh disisi selatan dan jalur gunungapi Kuarter disisi utara. Daerah Geomorfologi Borobudur menempati bentuk-lahan dataran dengan ketinggian 225 sampai 240 meter dpl. Berdasarkan pembagian zona fisiografi Jawa Tengah oleh van Bemmelen (1949), daerah Borobudur terletak di zona sentral depresi, posisinya berada diantara jalur Foto yang memperlihatkan bentuklahan dataran bekas danau di sekitar Candi Borobudur 145 146 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Pegunungan Menoreh di Selatan Candi Sundoro (2271 m), Gunung Tidar (505 m), Borobudur Gunungapi Merbabu (3142 m), dan Gunungapi Merapi (2911 m). Dataran Borobudur tertoreh Candi Borobudur dibangun di atas sebuah oleh beberapa aliran sungai yang hulu alirannya bukit terisolir di tengah-tengah bentuk- berasal dari lereng-lereng gunungapi Kuarter lahandataran, pada sisi selatan dataran tersebut maupun tebing pegunungan Menoreh, antara dibatasi oleh tebing curam yang memanjang lain : Sungai Progo, Sungai Elo, Sungai Pabelan, timur-barat dengan ketinggian dari 500 sampai Sungai Tangsi dan Sungai Sileng. Sungai- hampir 1000 meter, dengan nama Pegunungan sungai tersebut di dataran Borobudur mengalir Menoreh. menjadi satu dengan S. Progo, menggerus Rangkaian gunungapi Kuarter membatasi dataran Borobudur setelah sampai di sisi selatan dataran Borobudur dari sisi Barat-Utara-Timur dataran Borobudur, alirannya tertahan oleh yaitu Gunungapi Sumbing (3135 m), Gunungapi dinding Pegunungan Menoreh, kemudian membelok kearah tenggara, mengalir dan bermuara di Samudera Indonesia. Jejak Sungai Purba Dari hasil pengamatan, menunjukkan arah aliran sungai di Dataran Borobudur yang berasal dari lereng Gunungapi Merapi, yaitu : Sungai Pabelan, Sungai Keji, Sungai Lamat dan Sungai Blongkeng yang pada awalnya mengalir ke arah Barat Daya, menuju dataran rendah di sekitar daerah Borobudur, sedangkan sekarang aliran sungai-sungai tersebut telah berubah arah mengalir ke Selatan menjadi satu dengan Sungai Progo menuju Samudera Indonesia. Proses perubahan aliran juga terjadi pada Peta relief digital Dataran Borobudur dan sekitarnya (B: Candi Borobudur) sungai yang berasal dari lereng Timur Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Gunungapi Sumbing, yaitu : Sungai Tangsi dan Sungai Merawu, pada awalnya mengalir ke arah timur menuju Dataran Borobudur, sekarang kedua sungai tersebut sebelum mencapai Dataran Borobudur, tepatnya di sebelah barat Desa Wringin Putih berbelok arah ke utara mengalir menjadi satu dengan Sungai Progo. Sungai-sungai yang berasal dari lereng Utara Ga. Sumbing dan lereng Barat Ga. Merbabu, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo mengalir ke arah Selatan Borobudur, kedua sungai tidak memperlihatkan adanya perubahan arah aliran, akan tetapi proses geomorfik yang ditunjukkan, adanya pembentukan undak-undak sungai (River Teraces). Data teras sungai yang ada di Sungai Progo dan Sungai Elo, sangat baik ditemukan di sepanjang aliran kedua sungai tersebut, sebelum mencapai dataran rendah Borobudur. Data lapangan memperlihatkan sungaisungai yang mengalir di Dataran Magelang Selatan pada awalnya mengalir menuju dataran rendah di sekitar daerah Borobudur (Danau Borobudur). Sekarang aliran sungai-sungai tersebut sebagian telah mengalami perubahan, diperlihatkan dengan pembelokkan arah aliran yang cenderung menghindari Dataran Borobudur, hanya Sungai Sileng yang mata airnya berasal dari Pegunungan Menoreh, berada di sisi selatan dataran Borobudur bagian Kenampakan perubahan Sungai Sileng Purba dan Sungai Sileng yang baru (Foto Citra SPOT5) 147 148 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah selatan, kemudian bergabung dengan Sungai Akibatnya semua sungai yang berasal dari Progo mengalir menuju Samudera Indonesia. lereng gunungapi maupun Pegunungan Mengapa sungai-sungai yang mengalir di Menoreh, akan mengalir memusat dan dataran Magelang Selatan, pada awalnya bermuara di Danau Borobudur. Lingkungan mengalir menuju daerah sekitar Borobudur danau Borobudur berperan sebagai permukaan (Dataran Borobudur). Daerah di sekitar erosi dasar sementara (Base Level Erosion Borobudur menempati bentuk-lahandataran Temporary), sebelum mengalir mencapai 2 seluas ± 20 Km , lokasinya terletak di ujung Samudera Indonesia. selatan Dataran Magelang. Secara fisiografi, Jawa Tengah, terletak di bagian Selatan Zona Sedimen Danau Depresi, berada di antara pegunungan Kulon Progo di sisi selatan dan Busur Gunungapi Daerah Borobudur dan sekitamya, Kuarter di sisi utara. Dataran Borobudur sebagian besar batuannya tersusun oleh berdasarkan hasil penelitian geologi, perselingan antara batulempung hitam dengan merupakan bentuk-lahan dataran bekas rawa batulanau, batupasir, dan batupasir kerikilan. atau danau (Murwanto, 1996). Terbentuknya Satuan tersebut tertutup oleh endapan volkanik lingkungan danau, sudah terjadi sebelum kala berumur Kuarter pada bagian timur, utara, dan Holosen atau lebih dari sepuluh ribu tahun yang barat, serta endapan volkanik Tersier di bagian lalu. Lingkungan Danau Borobudur merupakan selatan. Batuan volkanik Tersier pada beberapa daerah yang topografinya paling rendah di temppat tersingkap di antara satuan wilayah Dataran Magelang, karena di sisi batulempung hitam (Gambar 5). Pada umumnya Selatan dibatasi oleh tebing sesar yang curam batulempung hitam dipotong oleh endapan (Fault Scarp), sepanjang lebih dari 20 Kilometer konglomerat atau batupasir kerikilan dengan ketinggian 500 sampai hampir 1000 membentuk struktur sedimen "scour and fill". m.dpal, dikenal dengan Pegunungan Menoreh, Batulempung pasiran menurut Murwanto di bagian Barat-Utara-Timur dari Danau (1996) merupakan sedimen lakustrin, banyak Borobudur di batasi oleh lereng Gunungapi mengandung serbuk sari "pollen " yang berasal Sumbing (3135 M), Gunungapi Sindoro (2271 dari tumbuh-tumbuhan komunitas rawa, M), Gunungapi Tidar (505 M), Gunungapi terendapkan di Cekungan Borobudur. Sedimen Merbabu (3142 M), Gunungapi Merapi (2911 M). lakustrim banyak tersingkap di dasar lembah Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai Sileng, di poros, kompak dengan ketebalan lebih dari 10 atas batulempung pasiran terendapkan tufa meter berasal dari hasil erupsi Gunungapi muda lapilli berwarna abu-abu kecoklatan, banyak yang berada di sebelah utaranya. mengandung fragmen batuapung, bersifat Vulkanik Kuarter G.Sumbing Vulkanik G.Tidar Vulkanik Kuarter G.Merapi-G.Merbabu Diorit Tersier Batulempung hitam “Danau Borobudur” Breksi vulkanik Tersier Peta geologi wilayah Borobudur dan sekitarnya 149 150 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Menunjukkan singkapan batu lempung hitam di dasar S. Sileng di Desa Kaliduren. Endapan batulempung hitam yang terpotong K.Elo Menunjuk sangkapan batu lempung hitam di dasar tebing S.Elo Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Log litologi pemboran di Sungai sileng yang didominasi oleh lempung hitam, dengan sedikit pasir vulkanik dan pasir breksian. 151 152 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Struktur Geologi Daerah Penelitian berkembang pada zona struktur. Pengamatan langsung di lapangan Struktur geologi daerah penelitian sangat ditemukan data struktur berupa: sesar seretan dipengaruhi orogenesa Plio-Plistosen, yang (drag fault); gawir sesar (faultscrap); dan breksi dicirikan oleh struktur lipatan dan struktur sesar. sesar. Bidang sesar maupun kekar terisi oleh Dengan foto udara struktur-struktur tersebut mineral-mineral bijih maupun sumber air asin sangat jelas terdeteksi, berupa kelurusan gawir dan gas rawa yang melewati bidang sesar. sesar dengan deretan permukaan segitiga Struktur lipatan yang berkembang di (triangular facets), pergeseran (off set) blok daerah penelitian mengakibatkan Formasi sesar, kelurusan pola aliran sungai yang Andesit Tua terlipat. Pada formasi tersebut perlapisan batuan mempunyai kemiringan yang searah, dengan besar kemiringan relatif sama berkisar 23° sampai 27° miring ke arah Selatan. Struktur tersebut merupakan struktur homoklin, yang menempati bagian Selatan daerah penelitian terletak di Pegunungan Menoreh. Lingkungan Pengendapan Bukti lingkungan danau ditemukannya serbuk sari atau pollen yang menunjukkan adanya lingkungan tersebut. Hasil analisa pollen dan spora yang terkandung di dalam batulempung hitam bagian atas, memperlihatkan beberapa tipe pollen berasal dari tumbuh-tumbuhan komunitas rawa antara lain: Commelina, Cyperaceae, Eleocharis, Nymphaea stellata, Polygonum berbatum, Ranunculus Blumei (Backer dan Bakhuizen van Kenampakan foto pollen penunjuk lingkungan danau, diambil pada contoh batu lempung hitam. Perbesaran 400 x. (Murwanto, 1996) Den Brink, 1963). Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Menunjukkan kenampakan fosil kayu di Dsn. Pucangan. Menunjukkan arang kayu purba di tengah Sungai Sileng. 153 154 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Foto pollen indeks lingkungan danau dapat dilihat pada gambar halaman Sejarah Geologi Terbentuknya Cekungan Sedimentasi Borobudur sebelumnya, juga banyak terdeterminasi tipe spora paku-pakuan pteridophyta yang sebagian Tinjauan geologi tentang terbentuknya besar diduga berasal dari daerah hulu di cekungan Borobudur, sangat berkaitan erat sekitarnya (up land), terbawa oleh angin dengan proses tektonik lempeng yang terjadi, maupun aliran sungai yang menuju Danau lempeng Samudra Hindia – Australia bergerak Borobudur, kemudian terendapkan bersama- ke arah utara dengan kecepatan ± 7cm/thn sama batulempung hitam. menumbuk, kemudian menyusup dibawah Hasil tersebut di atas membuktikan bahwa kerak benua Asia bagian tenggara “Sunda di dataran Borobudur pada masa lampau Land” (Simanjuntak & Barber, 1996). Proses pernah terbentuk lingkungan danau, sedangkan tumbukan lempeng mengakibatkan lingkungan di sekitar danau pada saat itu terbentuknya busur Gunungapi, busur palung bersifat terbuka. Lingkungan terbuka di sekitar sebagai tempat menyusupnya lempeng danau diinterpretasikan dari determinasi tipe samudra, busur cekungan sedimentasi pollen tumbuh-tumbuhan tidak berpohon "un terbentuk di busur muka maupun belakang dari aboreal" jauh lebih besar prosentasenya dari busur Gunungapi. Produk awal tumbukan pada tipe pollen tumbuh-tumbuhan berpohon lempeng di Pulau Jawa, menghasilkan busur "aboreal". Kondisi terbuka dari Danau Gunungapi tua berumur tersier atau kala oligo – Borobudur, besar kemungkinan dipengaruhi miosen (18 – 27 juta tahun) dikenal dengan oleh letusan Gunungapi Kuarter. Pengaruh nama Formasi Andesit Tua (Old Andesit tersebut tercermin dari besarnya material- Formation) (Bemmelen, 1949). Cekungan material vulkanik yang terendapkan bersama- sedimentasi yang terbentuk pada saat itu, sama batulempung hitam berupa endapan tepra adalah cekungan-cekungan sedimentasi yang maupun laharik. Aktivitas vulkanik muda ada di busur belakang busur Gunungapi, yakni: mengakibatkan terjadinya perubahan busur cekungan Kendeng atau cekungan lingkungan danau yang secara berangsur Serayu di Jawa bagian tengah. Pada kala danau menjadi semakin dangkal dan sempit. miosen saat komplek Gunungapi mulai tidak aktif, di atas tubuh Gunungapi yang berada di laut dangkal, ditumbuhi terumbu karang. Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Sedangkan yang berada di laut lepas, berlangsung, akan mengalami proses terendapkan batu gamping klastik berukuran perenggangan (release). Akibatnya gaya pasir lempungan berselang-seling dengan gravitasi menjadi lebih berperan, napal, membentuk Formasi Jonggrangan mengakibatkan terbentuknya struktur terban (miosen awal) dan Formasi Sentolo berumur (graben) dan struktur sesar normal maupun lebih muda, yaitu pada kala miosen awal – sesar normal bertingkat. Di Jawa bagian tengah miosen akhir (Dolinger & de Ruiter, 1975). peristiwa tersebut terjadi di ujung bagian utara Proses tumbukan lempeng tektonik yang dari Kubah Kulon Progo, dimana blok di bagian terus berlangsung mengakibatkan peningkatan utara kubah mengalami proses penenggelaman gaya kompresi secara berangsur dan membuat terhadap blok di bagian selatannya, membentuk komplek Gunungapi Kulon Progo beserta dinding terjal memanjang timur – barat ±20 km. sedimen-sedimen marine yang terendapkan Blok bagian utara yang tenggelam sebagian diatasnya, yakni Formasi Jonggrangan dan berada di bawah muka air laut, sedangkan Formasi Sentolo mengalami proses perlipatan, bagian puncak dari blok yang tenggelam pengangkatan, dan persesaran yang diikuti oleh muncul di atas permukaan air laut membentuk aktivitas magmatik menghasilkan Formasi pulau-pulau terisolir. Seperti pulau-pulau Peniron, membentuk perbukitan lava di sekitar Pe r b u k i t a n G e n d o l , S a r i , P r i n g d a n Kaliangkrik dan Salaman, Perbukitan G. Gendol Semenanjung dan G. Sari tenggara Muntilan. Aktivitas penenggelaman bagian utara dari struktur magmatik tersebut mengintrusi batuan-batuan Kubah Kulon Progo atau Pegunungan Menoreh, yang lebih tua seperti Formasi Andesit Tua, pada kala plistosen bawah atau awal zaman Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo. kuarter, merupakan awal peristiwa terbentuknya B o r o b u d u r. Proses cekungan kuarter Borobudur. Cekungan Kuarter Borobudur Proses penenggelaman juga terjadi di sisi timur Pegunungan Menoreh dan sisi barat Setelah puncak gaya kompresi akibat Pegunungan Selatan. Proses tersebut proses tektonik lempeng terlampaui, pada awal membentuk struktur terban “Bantul Graben”. zaman kuarter struktur sesar geser, sesar naik, Struktur Terban tersebut memisahkan kekar gerus maupun kekar tarikan yang Pegunungan Selatan dengan Pegunungan terbentuk pada saat gaya kompresi Menoreh. Pada sisi timur Pegunungan Menoreh 155 156 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah dibatasi oleh sesar utama: Sesar Serang dan Magelang, Bukit Puser di sebelah utara Secang, Sesar Progo, sisi barat dari Pegunungan Selatan Ga. Condong di daerah Windusari, Ga. Bibi di dibatasi oleh Sesar Opak dan Sesar Oyo. daerah Boyolali, baru kemudian diikuti oleh Terban Bantul pada kala plistosen tengah – plistosen akhir, berperan sebagai penghubung munculnya Ga. Andong, Ga. Gilipetung dan Ga. Telomoyo. antara Cekungan Borobudur dengan Samudra Di akhir zaman kuarter (plistosen akhir – Indonesia, sebagai pintu masuknya air laut resent) baru lahir gunungapi muda dengan Samudera Indonesia menuju cekungan- ukuran besar dan tinggi, bertipe strato vulkan, cekungan kuarter di sebelah utara Pegunungan seperti: Ga. Merbabu, Ga. Sumbing, Ga. Menoreh, “Cekungan Borobudur” dan di Sindoro dan Ga. Merapi. sebelah utara Pegunungan Selatan “Cekungan Seiring dengan laju pertumbuhan tubuh Banyuasin” di wilayah Kabupaten Klaten bagian Gunungapi muda yang semakin tinggi, besar selatan. Ke arah utara meskipun Gunungapi dan luas, Cekungan Borobudur menjadi muda, seperti Ga Sumbing, Ga Merbabu, Ga semakin sempit dan dangkal. Hal ini merupakan Merapi belum lahir, Cekungan Borobudur bukti akitivitas Ga. Merapi purba yang hubungannya dengan Laut Jawa di beberapa meninggalkan jejak Bukit Plawangan dan Bukit tempat, terhalang oleh bukit-bukit atau Turgo pada 40.000-20.000 tahun yang lalu Gunungapi yang sudah terbentuk pada kala ( B e r t h o m i m i e r, Pliosen. mengintepretasikan produk letusannya 1990). Penulis Pada pertengahan zaman kuarter, sebagian besar terendapkan di lereng selatan hubungan ke utara Cekungan Borobudur dan barat daya. Produk letusan pada periode dengan Laut Jawa tertutup secara total, akibat tersebut, kemudian terbawa oleh aliran sungai Cekungan Kendeng dan Cekungan Serayu sebagai endapan flavio vulkanik maupun utara mengalami proses perlipatan, endapan lahar dingin, kemudian terendapkan di pengangkatan, pensesaran diikuti aktivitas bagian tenggara Cekungan Borobudur, juga magmatik. Proses orogenesa tersebut masih terendapkan sangat tebal menutup terban berlangsung sampai sekarang, membentuk Bantul “Bantul Graben”. jalur Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Peristiwa letusan Ga. Merapi purba pada Serayu Utara. Aktivitas magmatik diawali periode 40-20 ribu tahun lalu mengakibatkan dengan terbentuknya Bukit Tidar di Kota hubungan Cekungan Borobudur dengan Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah Samudera Indonesia menjadi terputus cekungan. Kuat dugaan sebelum terjadi letusan, “tertutup”, akibatnya terjadi perubahan didahului oleh bencana gempa tektonik yang lingkungan di Cekungan Borobudur, dari sangat kuat sehingga memicu terjadinya letusan lingkungan lagon berubah menjadi lingkungan beruntun Ga. Sumbing, Ga. Merapi dan Ga. danau di penghujung kala plistosen ±22.000 Sindoro. Sebagian besar material hasil tahun lalu (Murwanto, dkk, 2001). Lingkungan letusannya, baik yang primer berupa hujan abu- danau yang terbentuk sejak 22 ribu tahun lalu, lapili (tepra), maupun yang bersifat sekunder meninggalkan jejak berupa endapan berupa banjir lahar dingin, terendapkan di batulempung berwarna hitam kecoklatan, Cekungan Borobudur. Akibat dari bencana mengandung karbon organik tinggi. tersebut, lingkungan danau yang terbentuk di Batulempung hitam tersebut di dalamnya Cekungan Borobudur lambat laun menjadi terkandung serbuk sari dari tanaman-tanaman kering karena tertimbun oleh material hasil komunitas air. letusan Gunungapi muda yang tebalnya Panorama berupa danau dan alam mencapai lebih dari 10 meter. Peristiwa gempa sekitarnya yang sangat indah, menjadikan bukit dahsyat yang memicu terjadinya letusan Borobudur dipilih sebagai lokasi dibangunnya beberapa Gunungapi muda di abad ke-11 candi budha terbesar di dunia sekitar tahun 800 sampai abad ke-13, merubah Cekungan Masehi (Soekmono, 1986). Pemilihan lokasi Borobudur menjadi bentuk-lahan dataran yang bangunan candi didukung bentang alam disebut dengan Dataran Kedu Selatan. (landscape) yang sangat indah dan suasana alam sekitar yang tenang, menjadikan C. Dinamika lingkungan danau Borobudur Borobudur merupakan tempat ideal untuk belajar mengenal dan memperdalam kehidupan berdasarkan ajaran Budha. Danau atau rawa-rawa di sekitar Borobudur dipastikan sudah ada sejak lebih dari Suasana tenang dan keindahan alam di 22.000 tahun yang lalu. Selain dari hipotesis sekitar C. Borobudur hanya dapat dinikmati 2 Nieuwenkamp (1931), dan van Bemmelen sampai 3 abad setelah selesai dibangun, karena (1952), keberadaan danau tersebut sangat pada waktu itu cekungan Borobudur dilanda didukung oleh penelitian ini. Singkapan bencana geologi. Bencana tersebut berupa batulempung hitam di sepanjang Kali Sileng, di letusan gunungapi muda yang berada di sekitar Kali Elo di sebelah Barat Laut Candi Mendut 157 158 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah hingga mendekati muaranya di Kali Progo, serta pegunungan Menoreh. Data-data di atas serta beberapa singkapan di Kali Progo (sebelah umur lempung hitam atau kayu akan disajikan Timur Candi Pawon, sebelah Utara dusun Teluk) dalam rekonstruksi paleogeografi, terutama memberi kesan Danau Borobudur sangat luas. berkenaan dengan perkembangan luasan Hal tersebut terlihat pula pada hasil pendugaan danau, dengan anggapan semua lapisan geolistrik yang memperlihatkan penyebaran dianggap masih pada posisi horizontal. Peta di lempung sangat luas pada elevasi dibawah 200 bawah memperlihatkan perkembangan luasan m.dpl. Variasi sedimen, kimia tanah, kandungan danau mulai umur 22.000 sampai 19.000 YBP; pollen dan spora di permukaan dan dari 4310 YBP, dan 660 YBP. pemboran sangat mendukung lingkungan l Pada 22.000 sampai 19.000 YBP, penyebaran danau tersebut. danau meluas hingga jauh ke Utara dan jauh Perkembangan luasan danau serta ke Barat. Sementara di timur penyebaran paleogeografi daerah sekitar candi Borobudur danau tidak terlalu jauh. Hal ini menunjukkan sangat dipengaruhi oleh endapan hasil aktivitas bahwa terbentuknya danau sudah gunung Merbabu, Sumbing dan Merapi serta dipengaruhi oleh aktivitas Gunung Merapi. Di bagian Selatan danau dibatasi oleh perbukitan yang ditempati oleh Formasi Andesit Tua. Tersingkapnya formasi ini di Sungai Progo (sebelah Tunur Candi Pawon), yang secara geologi merupakan "horst' kemenerusan ke Timur perbukitan Borobudur pada waktu itu merupakan daratan. l Pada 4310 YBP, penyebaran danau lebih sempit dibanding kala sebelumnya. Danau tersebut memanjang Barat Laut-Tenggara dan terdapat pulau-pulau kecil disebelah Timur Candi Borobudur. Kemudian disebelah Utara candi sering terjadi perubahan lingkungan; kadang-kadang daratan dan Peta perkembangan luasan danau mulai umur 22.000 sampai 19.000 YBP. kadang-kadang tergenang air. Hal ini 159 dibuktikan oleh adanya lapisan tanah purba (paleo soil) di pemboran Sungai Elo. Sementara di Sungai Sileng tetap, mempunyai lingkungan rawa/danau tertutup. l Pada 660 YBP, lingkungan danau terbagi dua, di sekitar Sungai Sileng tetap sebagai rawa/danau tertutup, sedangkan di sekitar Sungai Elo, sering terjadi perubahan lingkungan darat ke rawa-rawa. KESIMPULAN Ÿ Lingkungan geologi danau pernah terbentuk di kawasan sekitar candi Borobudur, antara lain dengan ditemukannya endapan Peta perkembangan luasan danau umur 4310 YBP batulanau dan batulempung pasiran yang berwama coklat kehitaman, banyak mengandung serbuk sari (pollen) dari tanaman komunitas rawa, fosil, serta gas rawa. Ÿ Adanya rembesan air asin pada rekahan- rekahan pada batulanau, menunjukkan bahwa sebelum terbentuk lingkungan Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah danau, daerah di sekitar Candi Borobudur pernah membentuk lingkungan laut. Ÿ Perlu dilakukan konservasi pada situs-situs tersebut diatas agar dimanfaatkan untuk pengembangan pemahaman tentang lingkungan geologi disekitar Candi Borobudur. Peta perkembangan luasan danau umur 660 YBP 160 Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah DAFTAR PUSTAKA Bemmelen, R. W van. 1949. The Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, vol. IA. Government Printing Office, Martinus Nijhoff, The Hague, hlm. 732. Bemmelen, R.W van. 1952. De Geologiche Geschiedenis Van Indanesie NV Uitgeverij. WP Van Stockum Enzoon Denhaag, hlm. 67-68. Murwanto, H. 2001. The Ancient Lake Environtnent In Borobudur Area Central Java, Buletin Teknologi Mineral. Jurusan Teknik Geologi UPN `Veteran' Yogyakarta. Murwanto,H. 1996. Penggarus aktivitas gunungapi Kuarter terhadap perubahan lingkungan danau di daerah Borobudur dan sekitarnya. Jawa Tengah : Tesis S2 Geografi UGM Yogyakarta, Tidak Dipublikasikan. Newhall,C.G et al. 2000. 10,000 Years of explosive eruptions of Merapi Volcano, Central Java: archaeological and modern implications. Journal of Volcanology and Geothermal Research 100 (2000)9-50. Nossin, I.J. and Voute, C. 1986. Notes on the Geomorphology of the Borobudur Plain (Central Java, Indonesia) in an archaeological and historical context. Simposium an Remots Sensing for Resources Development and Environmental Management/Enschede. Netherland/August, 1986. Nossin, I.J. and Voute, C. 1986. The Geomorphology of the Borobudur Plain, its archaeology and history (central Java, Indonesia) ITCJ. Prasetyo, H. 1984. Geologi Dan Studi Batuan Vulkanik Pegunungan Menoreh Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta. Thesis Fakultas Teknik Geologi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Rahardjo, W., Sukandamunidi, H.M.D. Rosidi. 1997. Peta Geologi Lembar Yogyakarta. Skala 1: 100.000. Direktorat Geologi, Bandung. Sampurno. 1973. Penelitian Tanah dan Batuan Bahan Bangunan Tjandi Borobudur Seri B no.4. Proyek Pelita Restorasi Borobudur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Simandjuntak, T.O dan Barber, A. J. 1996. Contrasting Tectonic styles in the Neogene Orogenic Belts of Indonesia, dalam R and D Blundell (eds). Tectonic evolution of Southeast Asia. Geol Soc Spec. Publ. Pg106 Soekmono. 1976. Candi Borobudur. PT Dunia Pustaka Jaya. Thanikhaimoni, G. 1983. Palynological Investigation on The Borobudur Monument, Bulletin de 1' Ecole Francaise D'Extreme-orient Paris. Situs Danau Di Sekitar Bukit Borobudur Jawa Tengah BIODATA PENULIS Ir. Helmy Murwanto, M.Si., lahir tanggal 17 Maret 1952 di Muntilan, Kabupaten Magelang. Saat ini aktif sebagai pengajar di Teknik Geologi, UPN Veteran, Yogyakarta. Lulus S1 dari Jurusan Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta dan S2 dari Jurusan Geografi (Geomorfologi), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pemandangan lingkungan sekitar di atas Candi Borobudur, akhir abad 19 161