1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Serangga

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Serangga adalah kelompok hewan yang paling sukses sekarang. Meskipun
mereka berukuran kecil, mereka telah menghuni setiap jenis habitat dan jumlah
mereka lebih banyak (baik dalam jumlah spesies maupun jumlah individu) daripada
jumlah semua hewan lain secara bersama-sama. Sebagian besar dari kesuksesan
mereka ini disebabkan oleh evolusi sayap mereka dan mekanisme makan yang
bervariasi. Mekanisme makan berkisar dari bagian-bagian mulut untuk menggigit
seperti terlihat
pada belalang sampai ke bagian-bagian mulut penghisap yang
memungkinkannya untuk memakan getah tanaman dan darah dari sejumlah hewan.
Aspek lain yang sangat menarik dari serangga adalah pembagian daur hidup
mereka dalam tahap telur, larva, kepompong, sampai tahap dewasa. Serangga juga
sangat penting secara ekonomis bagi manusia. Mereka menyerbukkan banyak
tanaman, memakan panen, dekomposer seresah, menularkan beberapa penyakit
berbahaya, sebagai agen pengendali hama (predator dan parasitoid) dan juga dapat
berfungsi sebagai sumber makanan.
Selain itu serangga juga memiliki keragaman paling tinggi di dunia. Variasi
jenis dan kemelimpahan tergantung beberapa faktor seperti iklim, ketinggian, dan
1
habitat. Kemelimpahan dan diversitas serangga merupakan suatu indikator kesehatan
pada berbagai tipe habitat (Anonim, 2005).
Serangga telah hidup di bumi kira-kira 350 juta tahun, dibandingkan dengan
manusia yang kurang dari dua juta tahun. Selama kurun ini mereka telah mengalami
perubahan evolusi dalam beberapa hal dan menyesuaikan kehidupan pada hampir
setiap tipe habitat dan telah mengembangkan banyak sifat-sifat yang tidak biasa,
indah dan bahkan mengagumkan. Sekarang ini jumlah spesies serangga sekurangkurangnya ada lima kali lipat jumlah semua hewan lain secara bersama-sama. Mereka
terdapat hampir dimana-mana, populasi mereka sering kali berjumlah jutaan dalam
wilayah setengah hektar.
Beberapa spesies telah menjadi teradaptasi untuk hidup di daerah tundra
arktik, yang lainnya terdapat di padang pasir yang keringserta panas terik, dan yang
lainnya lagi telah mendiami antartika. Bahkan di daerah beriklim sedang serangga
telah menjelajahi dan menaklukkan habitat yang nampaknya tidak mungkin dapat
dihuni oleh mahkluk lain (Borror, 1992).
Salah satu contoh serangga penjelajah adalah ordo orthoptera. Ordo ini
mempunyai kemampuan daya jelajah yang sangat mengagumkan. Kurang lebih 50
Km jauhnya dapat ditempuh oleh ordo ini guna mencari sumber makanan, tempat
bersarang dan bertelur. Dan ordo ini merupakan serangga pelahap yang sangat rakus,
dalam jumlah yang besar maka ordo ini akan menjadi hama. Selain mempunyai daya
jelajah yang sangat jauh, anggota serangga yang terdapat dalam ordo ini tergolong
unik sebab mampu untuk memproduksi suara yang harmonis yang berasal dari
2
gesekan sayap dengan tungkainya dan biasanya terdengar bila malam hari. Selain
mempunyai keindahan dalam hal produksi suara, serangga dari ordo ini juga
mempunyai fungsi penting dalam hal menjaga keseimbangan ekosistem (Tom, 1992).
Kawasan Suaka Margasatwa Paliyan merupakan salah satu daerah perhentian
ordo Orthoptera dalam penjelajahannya. Kawasan ini merupakan kawasan alih fungsi
dari hutan produksi menjadi hutan suaka atas perintah dari Menteri Kehutanan
melalui surat keputusan nomor: 171/Kpts-II/2000 tanggal 29 Juni 2000. Kawasan
Suaka Margasatwa Paliyan terdiri atas enam petak yang dimulai dari petak 136
hingga petak 141. Pada setiap petaknya terdapat perbedaan jenis vegetasi yang
ditanam, pada petak 136, 137 dan 140 banyak ditanami jenis tanaman jati. Sedangkan
untuk petak 138 dan 139 banyak ditanami jenis tanaman buah-buahan dan ketela,
tetapi pada petak 141 belum dilakukan reboisasi sehingga pada petak tersebut masih
dalam keadaan gundul. Adanya perbedaan jenis vegetasi pada setiap petaknya dapat
menyebabkan adanya perbedaan kondisi lingkungan pada setiap petaknya.
Kawasan suaka margasatwa Paliyan
saat ini sedang memasuki tahap
rehabilitasi hutan kembali yang dilakukan oleh BKSDA Yogyakarta bekerjasama
dengan Sumitomo Insurance. Proses rehabilitasi harus dilakukan setelah kawasan ini
mengalami kerusakan akibat penebangan hutan secara liar oleh penduduk setempat.
Dengan rusaknya hutan Paliyan maka habitat kera ekor panjang (Macaca
fascicularis) yang selama ini menempati hutan Paliyan akan terganggu, sehingga
banyak dari kawanan kera ekor panjang yang menjarah ladang-ladang milik warga
untuk mencari makanan dan merusaknya. Akibat dari rusaknya habitat asli kera ekor
3
panjang, sehingga tujuan dari pengalih fungsian hutan produksi menjadi hutan suaka
adalah untuk mengembalikan kera ekor panjang ke habitat aslinya.
Dalam proses menghutankan kembali, ordo Orthoptera mempunyai peran
yang sangat penting. Pada saat kawasan suaka margasatwa Paliyan dijadikan tempat
perhentian sementara sebelum melakukan penjelajahan kembali, ordo ini melakukan
segala aktivitasnya terutama dalam hal makan. Sebagaian besar ordo ini pemakan
tanaman (Phytophagus) baik yang masih hidup, lapuk ataupun sudah mati. Sehingga
ordo ini membantu dalam proses dekomposisi, terutama bahan-bahan organik.
Dimana ordo Orthoptera ini memakan tanaman dan mengeluarkannya kembali dalam
bentuk feses maupun urine, sehingga memudahkan bakteri untuk merombak feses dan
urine menjadi senyawa organik yang lebih sederhana dan langsung bisa digunakan
oleh tumbuhan. Selain itu juga ordo Orthoptera juga menjadi makanan tambahan
protein bagi kera ekor panjang. Sehingga dengan begitu ordo Orthoptera merupakan
salah satu mata rantai dalam siklus unsur hara dan juga mata rantai makanan
dikawasan tersebut.
Namun diwilayah Suaka Margasatwa Paliyan belum banyak penelitian yang
mengkaji tentang komunitas dari ordo Orthoptera serta perannya di alam terutama
dalam proses pemulihan hutan Suaka Margasatwa, sehingga keberadaan ordo ini
tidak pernah diperhitungkan peranannya terhadap suatu lingkungan. Sehingga
penelitian kali ini memilih daerah Suaka Margasatwa Paliyan sebagai tempat
penelitian dikarenakan untuk lebih mengetahui peranan dari ordo Orthoptera ini
4
terhadap keberlangsungan suatu lingkungan, selain itu juga untuk mengetahui
komunitas ordo Orthptera di wilayah Suaka Margasatwa Paliyan, GunungKidul.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah komunitas Ordo Orthoptera tanah di kawasan Suaka
Margasatwa Paliyan, GunungKidul?
2. Apakah
kondisi
Orthoptera
tanah
lingkungan
di
mempengaruhi
kawasan
Suaka
komunitas
Margasatwa
Ordo
Paliyan,
GunungKidul?
III. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui komunitas Ordo Orthoptera tanah di kawasan
Suaka Margasatwa Paliyan, GunungKidul.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
komunitas Ordo Orthoptera tanah dikawasan Suaka Margasatwa
Paliyan, GunungKidul.
IV. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan gambaran dan
data tentang fauna tanah khususnya komunitas ordo Orthoptera tanah di Kawasan
Suaka Margasatwa Paliyan, Gunungkidul.
5
Download