MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap suatu karya (drama atau film). Mengulas suatu film dan drama mengharuskan kita untuk bersikap kritis. Sikap kritis ini sangat penting agar ulasan yang kita tulis tersebut berkontribusi bagi kemajuan film dan drama itu sendiri. B. Struktur Teks Ulasan Film/Drama Struktur teks adalah bagian-bagian yang membangun sebuah teks sehingga menjadi suatu teks yang utuh. Adapun struktur yang membangun teks ulasan terdiri dari orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman. 1. Orientasi (Pendahuluan), berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi pembaca mengenai apa yang akan diulas. 2. Tafsiran, berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang diulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya. 3. Evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas. Hal ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada bagian ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama). 4. Rangkuman, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film dan drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton/disaksikan. C. Ciri Bahasa Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan memiliki karakteristik tertentu dalam bahasa yang digunakannya, termasuk teks ulasan film. Ciri bahasa teks ulasan film adalah sebagai berikut : a. Konjungsi Konjungsi adalah kata yang menghubungkan antar kata, frasa atau kalimat. Konjungsi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Konjungsi Intrakalimat, konjungsi ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu : - Konjungsi koordinatif, konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaktis yang sama/setara. - Konjungsi subordinatif, konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaktis yang tidak sama/bertingkat. - Konjungsi korelatif, konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi Antarkalimat, konjungsi yang menhubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Konjungsi Antarparagraf, kata penhubung yang menhubungkan paragraf sebelumnya dengan paragraf selanjutnya. b. Verba Varba adalah kelas kata kerja yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Biasanya jenis kata ini menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Dilihat dari hubungan verba dengan nomina dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : Verba aktif, yaitu kata kerja yang subyeknya berperan sebagai pelaku. Biasanya verba yang demikian berprefiks me-,ber-, atau tanpa prefiks. Contoh : Kita harus mengembangkan kemampuan kita. Varba pasif, yaitu kata kerja yang subyeknya berperan sebagai sasaran. Biasanya diawali dengan prefiks ter-, atau di-. Contoh : Cerita itu harus dikembangkan lagi. Dalam verba, kita bisa mencari sinonim atau antonim. Kata Sinonim Antonim Kenyamanan Keadaan nyaman Ketidaknyamanan Ketakutan Keadaan takut keberanian c. Nomina Nomina (kata benda) adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Contoh : buku, meja, kursi, dll. Terdapat 2 jenis nomina yaitu : Nomina dasar, kata benda yang secara konkret menunjukan identitas suatu benda sehingga tidak bisa lagi diuraikan kebentuk lainnnya. Nomina dasar dibagikan menjadi 2 bagian yaitu nomina umum dan nomina khusus. - Nomina umum, kata benda yang berlaku untuk umum dan menerangkan secara keseluruhan atau umum. Contoh : kota atau orang - Nomina khusus, kata benda yang tidak berlaku untuk umum, dan hanya mewakili suatu secara khusus. Contoh : Banjarnegara, Pekanbaru. Nomina turunan, merupakan jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Pada umumnya nomina turunan dibentuk dengan menambahkan prefix (awalan), sufiks (akhiran), konfliks (awalan dan akhiran) serta infiks (tengah) pada kata dasar. Contoh : Prefix Sufiks Infiks Konfliks Ber-lari Kritik-an S-er-abut Ber-datang-an Se-ekor Hukum-an G-er-igi Ke-indah-an d. Pronomina Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang lain. Biasanya dalam teks ulasan film yang sering dipakai adalah pronomina orang ketiga, seperti ia dan –nya ataupun nama tokoh. Penggolongan pronomina : Kata ganti orang : Nyonya, Tuan, Bapak, Ibu. Kata ganti pemilik : -ku, -mu, -nya. Kata ganti penanya : apa, kapan, mengapa (Askadimega) Kata ganti penunjuk : ini, itu. Kata ganti penghubung : yang. Kata ganti tak tentu : barang siapa. e. Adjektiva Adjektiva (kata sifat) adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda atau binatang. Contoh : keras, jauh, kaya, miskin, sangat miskin, sangat kaya, terlalu lelah. f. Kosakata baru Kosakata atau vocabulary adalah himpunan kata yang dikethui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Contoh : adaptasi yang artinya penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan dan pelajaran. g. Kata asing Kata asing adalah suatu istilah atau bahasa asing yang ada dalam teks ulasan film, kata ini bisa diartikan dengan menggunakan kamus atau rujukan lain yang sejenis. Contoh : leisure activity yang artinya aktivitas yang menyenangkan, dilakukan pada waktu senggang. h. Preposisi Preposisi adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Beberapa preposisi yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, seperti di, ke, pada, dari, secara, dan bagi. Contoh : Tiara tinggal di sebuah pemukiman kumuh. i. Kalimat simpleks Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu struktur dengan satu verba utama, atau pola kalimat tunggal. Contoh : Tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam makhluk hidup. j. Kalimat kompleks Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua varba atau pola kalimat majemuk dari beberapa kalimat simpleks. Contoh : Tanaman kacang akan tumbuh apabila petaninya rajin menyiramnya. D. Memproduksi Teks Ulasan Film/Drama Tujuan teks ulasan dibuat adalah untuk mengajarkan kita berpikir kritis dalam menganalisis suatu hal. Di dalamnya nanti akan muncul penilaian, baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya. Ada hal-hal yang perlu kita lakukan dalam membuat teks ulasan. Pertama, menentukan subjek ulasan, apakah drama, film, cerpen, novel, komik, atau nonfiksi? Tentu saja semua bentuk hasil budaya dapat kita ulas. Namun, fokus utama kita kali ini adalah mengulas drama dan film. Pelajari subjek ulasan tersebut, baik dari segi isi maupun proses kreatif karya tersebut. Kedua, menyusun teks ulasan dan hal ini berkaitan dengan tahapan struktur teks ulasan: orientasi ^ tafsiran isi ^ evaluasi ^ rangkuman. Berikut penjelasannya! Dalam menyusun teks ulasan, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah membuat orientasi, yaitu menulis gambaran umum karya sastra yang akan kita ulas. Hal ini dapat berupa judul, sinopsis, atau tujuan karya dibuat. Hal yang kedua adalah melakukan tafsiran isi, yaitu uraian pandangan pribadi kita sebagai pengulas. Pada bagian ini, pengulas dapat membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang sejenis. Pengulas juga dapat memberikan penilaian, baik kelebihan, maupun kekurangan teks tersebut. Hal ketiga adalah melakukan evaluasi, yaitu penilaian secara terperinci yang mengacu pada bagian tafsiran isi. Hal terakhir adalah membuat suatu rangkuman berdasarkan keseluruhan hal yang kita dapat dari langkah-langkah sebelumnya. Sebagai bahan catatan dalam mengulas teks, ada empat jenis kritik yang perlu kita buat: kritik apresiasi, kritik eksposisi, kritik evaluasi, dan kritik prevalensi. Berikut penjabarannya! Kritik apresiasi Kritik ini terdiri atas dua macam, yaitu kritik individual dan sosial. Dalam kritik individual, pengulas secara pribadi menunjukkan tanggapan positif dari subjek ulasan, sedangkan dalam kritik sosial, pengulas mencoba memaparkan pandangan objektif masyarakat tentang subjek ulasan. Kritik eksposisi Kritik ini mengulas subjek berdasarkan unsur intrinsiknya. Kritik evaluasi Pemindaian kerangka cerita Kritik prevalensi Kritik yang berupa ulasan umum dan luas dengan ukuran perbandingan ideal atas tontonan lain. E. Menyunting Teks Ulasan Film/Drama Menyunting dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti menyiapkan naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi atau piliihan kata, dan struktur kalimat). Berdasarkan definisi tersebut terkandung pengertian bahwa menyunting merupakan kegiatan memeriksa dan memperbaiki naskah. Penyuntingan teks tidak hanya pada aspek mekanis kebahasaan namun juga memperhatikan aspek isi dan ide yang dikembangkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyuntingan aspek isi dan ide yakni kelogisan, kepaduan dan kesatuan gagasan, dan sarana estetik. Menyunting aspek mekanis kebahasaan dan teknis penulisan dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut: 1. Ketetapan penulisan huruf, kata, lambang bilangan, serta ketetapan penggunaan kata baca 2. Ketetapan penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai situasi dan kondisi. 3. Keefektifan kalimat untuk mewakili gagasan atau perasaan penulis yang ingin disampaikan kepada pembaca. Tiga syarat kalimat efektif, yaitu: - Logis, apabila makna kalimat dapat diterima oleh jalan pikiran atau akal sehat manusia. - Hemat, apabila kalimayt yang disusun tidak menggunakan kata secara berlebihan. - Padu, apabila hubungan antarunsur dalam kalimat tidak sepadan. 4. Struktur baik kalimat harus mengandung unsur S-P. akan tetapi, dalam unsur tertentu dapat digunakan kalimat tidak lengkap. 5. Keterpaduan paragraf, yaitu memenuhi syarat: - Kelengkapan Sebuah paragraph terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, kecuali paragraph narasi atau deskripsi. - Kesatuan Sebuah paragraph memiliki gagasan pokok yang tersirat pada kalimat utama. - Urutan kalimat Kalimat disusun secara runtut sesuai jalan pikiran (deduktif, induktif, maupun deduktif-induktif) atau sesuai dengan urutan kejadian. - Koherensi Hubungan antarkalimat jelas sehingga gagasan dapat tergambar secara padu. Kaidah-kaidah yang harus diperbaiki atau diperhatikan dalam teks tersebut adalah sebagai berikut. a. Ejaan, hendakya menggunakan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) b. Tanda baca, ketepatan penggunaan dan penempatan tanda baca, misalnyan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda petik satu (’….’), tanda petik dua (”….”), dan sebagainya. c. Diksi, yaitu pilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat. d. Kalimat, yaitu keefektifan kalimat. e. Paragraf, yaitu keterpaduan dan keruntutan paragrraf. f. Keterbacaan karangan. g. Sistematika penyajian. Berdasarkan hal tersebut menyunting dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a. Membaca kalimat demi kalimat untuk menentukan kesalahan penggunaan ejaan,pemilihan kata atau pola kalimat. b. Membetulkan kesalahan penggunaan ejaan, mengganti kata yang tidak tepat dan memperbaiki kalimat yang tidak tepat. c. Membetulkan kalimat dapat dilakukan dengan cara : Menambah kata Mengganti kata Mengurangi kata d. Mengubah susunan kata dalam kalimat tersebut sehingga menjadi kalimat yang baku. e. Memeriksa keterpaduan paragraf untuk menemukan kesalahan. f. Memperbaiki kesalahan dalam paragraf dengan cara: Membuang kalimat yang tidak yang tidak baku Mengganti kaimat yang tidak padu dengan kalimat yang padu Menambah kalimat agar paragraf tersebut runtut g. Memperbaiki keruntutan paragraf dapat dilakukan dengan cara: Menbuang paragraf yang tidak padu Menempatkan paragraf pada urutan yang tepat Menambah paragraf diantara paragraf yang tidak runtut F. Mengabstraksi Teks Ulasan Film/Drama Pengertian Abstraksi Abstraksi adalah ringkasan, intisari, atau garis besar. Mengabstraksi teks ulasan drama/film adalah meringkas teks tersebut dengan menuliskan garis besar teks tersebut dalam beberapa kalimat yang padu. Abtsraksi harus memperhatikan bagian-bagian penting dari suatu teks untuk disusun menjadi sebuah garis besar yang lengkap. Langkah-langkah Membuat Abstraksi Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengabstraksi teks ekplanasi kompleks adalah sebagai berikut. a. Membaca dengan cermat teks ulasan film/drama yang akan diabstraksi b. Mencatat gagasan utama dengan menggaris bawahi gagasan-gagasan penting c. Menyusun bagian-bagian penting berdasarkan struktur teks. d. Menuliskan kembali bagian-bagian penting tersebut menjadi paragraf abstraksi yang padu G. Mengonversi Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan film/drama dapat diubah menjadi teks lain sesuai dengan kebutuhan. Proses untuk mengubah teks ulasan film/drama menjadi bentuk teks lain dinamakan dengan istilah mengonversi. Dalam mengonversi teks ulasan film/drama menjadi teks lain, yang berubah hanya model teks, sedangkan bagian isi tetaplah sama. Proses yang harus dilakukan dalam mengonversi teks ulasan film/drama, berikut: 1. membaca teks ulasan film/drama secara keseluruhan 2. mencermati pilihan kata (diksi) yang tepat dalam teks ulasan film/drama 3. merangkum isi teks ulasan film/drama secara menyeluruh 4. menentukan jenis teks apa yang digunakan sebagai konversi 5. menulis ulang teks ulasan film/drama dalam bentuk lain 6. merevisi bentuk teks baru jika memungkinkan ada kesalahan