UPAYA ADOLF HITLER DALAM MEMBANGKITKAN NEGARA JERMAN ANTARA TAHUN 1921-1944 Oleh: Yagus Triana* Dede Lesmana** Program Studi Pendidikan Sejarah-FKIP-UNIGAL ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang Adolf Hitle r sebelum diserahi jabatan pemimpin Jerman oleh Paus, kebijakan pemerintahan Adolf Hitler dalam memimpin Jerman, dan kondisi masyarakat Jerman di bawah Pemerintahan Adolf Hitler. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah atau historis. Adapun langkah-langkah penelitian sejarah atau historis tersebut meliputi: heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Studi ini dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data dengan mempelajari sumber-sumber pustaka yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membahas, memahami dan menunjang terhadap penelitian. Pemerintahan Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler berlangsung dari tahun 1930 sampai dengan 1944. Pmerintahan tersebut menganut paham fascisme. Fascisme adalah suatu pahan nasionalisme ekstrim yang mengehendaki kekuasaan otoriter. Fascisme meliputi eori serta praktek tentang sistem politik, sosial, dan ekonomi dari partai fascist di Jerman. Dalam sistem fascist, setiap orang harus tunduk pada Negara, pemerintah berpusat pada partai, industry, perdagangan, dan perusahaan tetap berada di bawah swasta akan tetapi diawasi dengan ketat oleh pemerintah, kebiasaan bicara, pers, dan lain-lain sangat dibatasi. Kebijakan pertama yang diambil pemerintahan Adolf Hitler dalam memimpin Jerman adalah meluaskan ekspansi yakni menyerang Polandia dan negara-negara Balkan, dan kebijakan lainnya adalah menggabungkan diri dalam kelompok kelompok aliansi Axis dan terlibat dalam Perang Dunia II melawan kelompok sekutu pimpinan Amerika Serikat. Dampak dari Pemerintahan Jerman yang menganut faham Fascis yang otoriter antara lain memburuknya perekonomian masyarakat, terbatasinya gerak industri, perdagangan dan perusahaan masyarakat, kebebasan bicara, pers, dan lain-lain sangat dibatasi. Kata Kunci: Adolf Hitler, Negara Jerman PENDAHULUAN Negara Jerman (Germany, Deutsche, Prusia) terletak di benua Eropa bagian tengah yang berbatasan langsung dengan sembilan negara, di antaranya di sebelah barat berbatasan dengan negara Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Perancis; di selatan berbatasan dengan Swiss dan Austria; di sebelah timur berbatasan dengan Cheko dan Polandia; dan di sebelah utara berbatasan dengan Denmark. Sementara itu jika di seberang laut (Laut Baltik) juga dihitung, maka Jerman juga bertetangga dengan Swedia. Berdasarkan topografi, maka secara umum wilayah Jerman memiliki dataran rendah di utara dan wilayah perbukitan di selatan. Puncak tertingginya adalah Gunung Zugspitze setinggi kurang lebih 2.962 meter dpl, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Alpen di perbatasan Austria. Sedangkan titik terendah Jerman adalah Wilstermarsch (Rawa Wilster), dekat Steinburg di bagian utara, yaitu 3,54 meter dpl. Pegunungan di Jerman rata-rata berketinggian menengah sampai agak tinggi, yaitu antara 500-1000 meter, diantarnya Pegunungan Alpen, Schwarzwald (Rimba Hitam), Pegunungan Erz, Rhoen, Rothaargebirge (Pegunungan Rothaar), Pegunungan Rhein (mencakup Perbukitan Eifel, Bergisches Land, Sauerland, Siegerland, Westerwald, (Taunus), Thüringischer Wald, dan Pegunungan Harz. Di samping itu sungai-sungai yang mengalir cukup besar sehingga beberapa diantaranya dapat dilayari oleh kapal berukuran sedang hingga jauh ke hulu, seperti Sungai Rhein, Sungai Elbe, Sungai Donau, Sungai Weser, dan Sungai Main. Adapun danau terluas berada di daerah bagian selatan, yaitu Danau Konstanz (Bodensee) dengan tiga pulau kecil; Mainau, Reichenau, dan Lindau. Selain terdapat juga danau-danau lainnya, seperti Chiemsee dan Danau Mueritz. Jerman memiliki pantai yang berhadapan langsung dengan Laut Baltik di timur dan Laut Utara di bagian barat. Adapun bagian barat terdapat padang gumuk atau bukit pasir (sand dune) yang luas dan terlindungi oleh Kepulauan Halaman | 193 Frisia Utara dan Kepulauaan Frisia Timur, selain itu terdapat Pulau Helgoland yang saat ini dijadikan sebagai tempat wisata, disamping itu beberapa pulau kecil di lepas pantai timur menjadi tempat wisata, seperti Pulau Ruegen, Pulau Fehmarn, dan Pulau Usedom (B.N Marbun, 1983: 12-14). Sementara itu, Jerman memiliki banyak kota besar, beberapa diantaranya telah berusia lebih dari 2000 tahun, yakni; kota Berlin, Hamburg, dan Munchen. Kota-kota ini memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Adapun secara legal penduduk Jerman adalah mereka yang berkewarganegaraan Jerman, dan dengan batasan ini maka terdapat etnis mayoritas yaitu ras Arya serta etnis minoritas, diantaranya; etnik Denmark di Utara, etnik Vrisia di Barat Laut, serta etnik Yahudi di Jerman Timur. Negara Jerman apabila dilihat dari aspek politik, adalah sebuah negara yang berbentuk federasi. Pada awalnya pemerintahan negara ini berbentuk kekaisaran. Namun setelah perang Prancis-Prusia (1870-1871) sistem pemerintahan ini berubah menjadi sistem parlementer dengan seorang kanselir sebagai pemegang tampuk pemerintahanya. Adapun Kanselir pertama adalah Otto Von Bismarck, yang memegang pemerintahan sehari-hari seperti halnya tugas seorang perdana menteri. Posisi kanselir diraih secara otomatis oleh mandat utama partai pemenang pemilihan umum federal. (David irving, 2001: 177-188) Selain itu, Jerman juga pernah menganut sistem pemerintahan demokrasi, tetapi tidak berlangsung lama hanya sampai tahun 1933, dan setelah itu pemerintahan dipegang oleh Adolf Hitler pasca pemenangan pemilu tahun 1933. Pada saat peristiwa Perang Dunia I, Jerman terlibat secara langsung namun mengalami kekalahan dan dipaksa menandatangani Perjanjian Versailles pada tahun 1919, dengan demikian maka wilayah Jerman diatur oleh Sekutu sebagai pihak pemenang perang, diantaranya sebagai berikut: 1. Daerah Alsace-Lorraine dikembalikan kepada Perancis. 2. Schleswig Utara diserahkan ke Denmark 3. Provinsi Prusia Posen dan Prusia Barat dikembalikan kepada Polandia 4. Wilayah Hlucinsko di Silesia Hulu diberikan kepada Chekoslovakia 5. Eupen dan Malmedi kepada Belgia 6. Provinsi Saarland diawasi oleh Liga BangsaBangsa selama 15 tahun. Setelah periode ini selesai akan diadakan jajak pendapat apakah penduduk menginginkan bergabung dengan Perancis atau Jerman. 7. Pelabuhan Danzig dijadikan daerah Freie Stadt Danzig (kota bebas Danzig) dibawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa Selain menyerahkan daerahnya, ada beberapa batasan untuk Jerman dalam bidang militer yang harus dipatuhi, antara lain ; 1. Jumlah tentara Jerman maksimal yang dimiliki adalah 100.000 orang, dan wajib militer dihapuskan 2. Jumlah prajurit Angkatan Laut Jerman maksimal 15.000 orang 3. Jumlah kapal perang bersenjata Jerman maksimal enam buah (bobot maksimal 10.000 ton) 4. Jumlah kapal perang gerak cepat Jerman maksimal enam buah (bobot maksimal 6.000 ton) 5. Jumlah kapal penghancur Jerman maksimal dua belas buah (bobot maksimal 800 ton) 6. Jumlah kapal torpedo Jerman maksimal dua belas buah (bobot maksimal 200 ton) 7. Batasan dalam produksi senjata (Senapan Mesin Maxim dan Rifle Gewehr 98) Selain itu, Jerman harus membayar pampasan perang sebesar 1.000.000 Mark atas kekalahannya pada Perang Dunia I tersebut, hal ini menimbulkan Jerman semakin terpuruk dalam lingkaran kemiskinan. namun demikian dalam waktu yang singkat Jerman justru mampu bangkit kembali melalui chauvinismenya atau penguatan yang lebih bersifat rasial,yakni indoktrinisasi bahwa bangsa Arya jerman dianggap lebih unggul dari bangsa lainnya. Adolf Hitler membawa rezim kepemimpinan baru pada waktu itu yang membuat sebagian besar rakyat Jerman percaya terhadap provokasinya tersebut. (David Irving 2011: 277) Sementara itu, keberadaan wilayah Jerman saat ini, sebenarnya lebih merupakan hasil dari reunifikasi antara Jerman Barat dan Jerman Timur tanggal 3 Oktober 1990, Wilayah tersebut pernah terpecah secara politis sejak tanggal 7 Oktober 1949 ketika bagian timur negara ini mendapat pengaruh dari Uni Soviet sehingga pada giliranya dikuasai oleh rezim Republik Demokratik Jerman (Deutsche Demokratische Republik). Halaman | 194 Upaya Adolf Hitler dalam Membangkitkan Negara Jerman Antara Tahun 1921-1944 YAGUS TRIANA DEDE LESMANA METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode sejarah (historis) yaitu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ismaun (1984: 93-94). Adapun langkah-langkahnya adalah: 1. Heuristik, yaitu merupakan tahap awal dalam memproses, mencari, dan mengumpulkan bahan-bahan informasi yang diperlukan serta berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. sehingga dapat diperoleh sumber yang relevan dengan pokok permasalahan. 2. Kritik, yaitu penilaian secara kritis terhadap data dan fakta sejarah atau bukti sejarah. Apakah bukti sejarah itu benar atau tidak, hal ini dilakukan untuk memperoleh sumber sejarah yang mempunyai kadar validasi yang tinggi dengan jalan mempelajari dan membandingkan sumber-sumber sejarah yang satu dengan yang lainnya. 3. Interpretasi, fakta sejarah yang telah terwujud belumlah secara langsung dapat digunakan untuk menyusun cerita sejarah, sehingga fakta yang satu dengan fakta yang lain kelihatan sebagai suatu rangkaian yang menunjukkan adanya kesesuaian, dengan menafsirkan atau menyimpulkan. 4. Historiografi, merupakan langkah terakhir dari metode sejarah, yakni dengan menyusun dalam bentuk uraian khusus yaitu dalam wujud laporan hasil penelitian dan penulisan cerita sejarah yang lazim disebut historiografi (Ismaun, 1984: 94). PEMBAHASAN Kondisi Politik Jerman Menjelang Berkuasanya Rezim Adolf Hitler Berakhirnya peristiwa Perang Dunia I khususnya di daratan Eropa, telah membawa kehancuran bagi Negara Jerman sebagai pihak yang kalah, disamping itu terpuruknya Jerman juga disebabkan oleh berbagai persoalan internal dalam negeri, diantaranya; bermunculnya faksifaksi yang merasa tidak sepaham dengan ditanda tanganinya Perjanjian Versailles, sehingga melakukan aksi makar walaupun masih bersifat lokal. Suasana chaos tersebut pada gilirannya membuat Friedrich Ebert (Kanselir peralihan) dengan segala otoritas dan integritas pribadinya berhasil meletakkan dasar fundamen bagi Republik Weimar melalui jalan demokrasi. Langkah pertama ke arah itu ditempuh dengan pelaksanaan pemilihan umum, hal tersebut dilakukan oleh Friedrich Ebert setelah dia mencoba menilai situasi dan melihat gambaran politik yang tengah berkembang saat itu di masyarakat. Adapun pelaksanaan pemilihan umum tersebut berlangsung di tengah-tengah kekalutan politik. Mekanisme dan isi pemilihan merupakan hal baru yang berbeda dengan zaman kekaisaran. Disamping itu untuk pertama kalinya isu gender mulai muncul hal ini di buktikan dengan adanya partisipasi pemilih perempuan di dalam pemilu. Terlaksananya pemilihan umum dan berhasilnya lembaga Permusyawaratan Nasional (Nationalversammiung) merumuskan konstitusi baru, dia mengubah hampir 1800 item sistem pemerintahan Jerman sebelumnya, sehingga untuk pertama kalinya pemimpin negara dipilih oleh rakyat dan segala kekuasaan dikembalikan kepada rakyat. Setelah itu, Friedrich Ebert yang pada mulanya menjabat sebagai kanselir peralihan terpilih oleh parlemen, pada 11 Februari 1919 dia terpilih menjadi presiden pertama Republik Weimar. Dalam waktu yang cepat, dia melakukan koalisi antara Partai SPD, Partai Zentrum, dan Partai Demokrat Jerman (DDP) sehingga berhasil mengusung konstitusi baru dengan jumlah suara lebih dari dua pertiga dari seluruh jumlah suara di parlemen. Dengan kenyataan di atas nampak bahwa Republik baru ini mendapat kepercayaan dan dukungan luas dan kalangan partai politik (David Irving, 2011: 34) Konstitusi baru tersebut, saat itu dianggap cukup modernis dan ideal yang menggariskan arah politik dari Republik Weimar pada dasarnya masih mempunyai persamaan bentuk formulasi dengan konstitusi yang dibuat pada tahun 1871, akan tetapi dengan asas dan semangat yang berbeda. Adapun hal-hal yang krusial dari isi konstitusi ini ialah bahwa presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan tujuh tahun, Kanselir dipilih oleh parlemen, dimana keduanya bertanggung jawab kepada parlemen. Jika dilakukan melalui studi komparasi mengenai sistem konstitusi tersebut, maka hal itu merupakan kombinasi antara sistem demokrasi Inggris dan Amerika Serikat. Konstitusi Weimar juga berisikan tentang hak-hak asasi manusia Halaman | 195 (human right) yang sangat luas seperti pada umumnya berlaku pada negara demokrasi liberal. Sementara itu, tidak ada satu partai pun yang berhasil mencapai suara absolut, akibatnya setiap pembentukan pemerintah baru terpaksa diadakan berdasarkan koalisi dan kompromi. Pembentukan koalisi ini cenderung banyak kecurangan dan mementingkan golongan saja, di mana demi taktik beberapa partai tertentu, mereka melupakan asas tujuan dan kesulitan bangsanya sendiri. Kesulitan yang bertambah sebagai akibat perang dan kekacauan masa peralihan membuat gambaran politik Jerman semakin kacau ditambah pula dengan sering bergantinya pemerintahan. Terkadang umur satu kabinet hanya mencapai beberapa bulan saja. Dalam jangka waktu antara 1919 sampai 1924 terjadi tidak kurang dari 10 kali pergantian kabinet dengan empat kali pemilihan umum. Kesulitan situasi politik membuat pemerintah tidak berdaya melaksanakan programnya. Kelemahan republik baru ini sering disalahgunakan oleh organisasi tertentu sebagai bahan propaganda untuk mencapai tujuan politiknya. Mereka menyebut “bahwa sebabmusabab kekalahan Jerman pada akhir Perang Dunia I bukanlah disebabkan oleh kekalahan militer”, akan tetapi “sebab adanya pengkhianatan” (dalam hal ini para pencetus republik dan orang Yahudi). Tuduhan ini dilemparkan terutama ke para pimpinan partai SPD, kepada Katolik serta orang Yahudi. Kabar ini menjadi meluas ke seluruh Jerman terutama berkat propaganda dan kebebasan berpendapat, dengan menyalah gunakan kebebasan demokrasi. Keadaan yang tidak menentu dan tidak adanya stabilisasi berikut keadaan mendekati chaos ditambah pula beban pampasan perang yang tinggi serta perlakuan yang tidak hormat dan negara pemenang kepada Jerman, menjadikan rakyat Jerman yang sedang kacau ini, lebih mudah menerima rangsangan propaganda yang akhirnya menumbuhkan nasionalisme yang tidak sehat serta chauvinisme. Pada waktu yang bersamaan, para reaksioner kiri dan reaksioner kanan memboncengi keadaan tersebut dan membakar semangat rakyat Jerman agar berani berontak atau paling sedikit menambah huru-hara dan kekalutan; karena dengan situasi yang demikianlah mereka akan lebih berhasil dalam propaganda dan tujuan politiknya. Selain itu, perkembangan politik di Perancis, Inggris, dan di Amerika Serikat adalah begitu kontras dengan perkembangan politik di Jerman, sehingga tradisi balance powers (keseimbangan kekuatan) di Eropa mengalami kekosongan atau paling sedikit mengalami gangguan. Di samping itu para pimpinan rakyat Jerman terbagi-bagi dalam kotak tertentu yang ditentukan terutama dari segi politik luar negerinya. Kelompok pertama ialah yang pro Barat, yaitu dengan kegesitan diplomasi menghendaki mencapai tujuan pembangunan Jerman serta penempatan kembali Jerman sejajar dan setingkat dengan negara besar di dunia. Kelompok kedua terdiri dan kaum politik yang pada umumnya disokong oleh para perwira tentara Jerman, mereka menghendaki pengangkatan posisi rakyat Jerman dengan memperkuat angkatan perangnya untuk mengadakan kerja sama dengan Uni soviet. Politik ini bermaksud memperkuat tentara Jerman (dalam perjanjian Versailles disebutkan Jerman hanya dibolehkan mempunyai angkatan perang seratus ribu orang saja) hal ini juga dimaksudkan untuk mendirikan suatu front baru dalam menghadapi ancaman dan tekanan dan negara pemenang di Barat. Ternyata kerja sama Jerman-Uni Soviet ini tercapai dengan terwujudnya Perjanjian Rapallo (16 April 1922). Sebagai lanjutan dan Perjanjian “Brest-Litowsk” 1918, isinya mengatur kerja sama dalam pembuatan senjata-senjata baru, latihan militer bersama, serta memperkuat hubungan dagang antara Jerman dan Uni Soviet. Jerman mengalami politik luar negeri yang sulit, akan tetapi berkat usaha menteri luar negerinya yang berbakat yaitu Stresemann, telah berhasil selangkah demi selangkah menempatkan Jerman kembali aktif dalam forum percaturan politik internasional, terutama keberhasilannya meringankan beban Jerman dalam kewajiban pembayaran pampasan perang. Di samping itu Stresemann berhasil mengusahakan penarikan Tentara Pendudukan Sekutu dan pusat-pusat tambang dan industri di daerah Ruhr. Berkat perjuangan Stresemann, Jerman diterima menjadi anggota Liga BangsaBangsa pada 17 September 1926, serta secara singkat berhasil menempatkan Jerman sejajar atau sederajat dengan negara-negara besar dan kuat seperti Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Halaman | 196 Upaya Adolf Hitler dalam Membangkitkan Negara Jerman Antara Tahun 1921-1944 YAGUS TRIANA DEDE LESMANA Biografi Adolf Hitler Hitler dan Partai Nazi merupakan suatu entitas (entity) satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hitler adalah orang nomor satu dalam Partai Nazi karena dialah yang mempelopori partai tersebut yang sebelumnya bernama Partai DAP (Deutsche Arbeiterpartei) atau Partai Buruh Jerman ini, meskipun pada akhirnya dianggap bertanggung jawab atas kematian jutaan jiwa semasa perang Dunia II, Adolf Hitler tetap dicatat sejarah dunia. Dia adalah satu dari segelintir tentara rendahan yang sanggup tampil menjadi pemimpin dunia. Dia juga telah membawa Jerman keluar dari cengkraman pihak Sekutu dan bangkit menjadi penguasa Eropa. Sebuah upaya besar yang bahkan sangat tidak mungkin dilakukan oleh seorang jenderal . Adolf Hitler dilahirkan di Brunau am Inn, Austria, pada tanggal 20 April 1889. Ayahnya bernama Alois Schickelgruber Hitler, seorang pensiunan pegawai bea cukai kelahiran Jerman dan ibunya yang berdarah Austria bernama Klara Poetzl. Ibunya merupakan istri ketiga dari Alois Hitler yang meninggal karena kanker pada bulan Desember 1908. Hitler tumbuh besar di kota Lambach, ketika kecil dia sering mengalami siksaan dari ayahnya, sehingga Hitler kecil memiliki temperamen yang tidak stabil. Di kota Naun, dia banyak belajar dan menghabiskan waktu di seminatry Katolik, yang memiliki beberapa ukiran berbentuk Swastika. Kedekatannya dengan biara membuat dia mengidolakan biarawan yang melayani sekolah tersebut, bahkan bercita-cita ingin menjadi seorang biarawan, terlebih karena mereka bisa bernyanyi dengan suara yang indah. Bahkan, dia pernah serius selama dua tahun menekuni citacitanya menjadi biarawan. Setelah beranjak dewasa, dia segera melupakan cita-citanya tersebut dan ingin menjadi seorang seniman, oleh Karena itu, dia berangkat ke Wina, Austria, pada bulan Oktober 1907 untuk mendaftar di Akademi Seni Rupa Vienna. Namun, usahanya ini gagal. sehingga, dia menjadi tunawisma di kota tersebut selama hampir lima tahun, dan di sana dia sempat berjualan cat air dan perangko di jalanan. Selama di Wina dia memperoleh pendidikan politik pertama dengan mempelajari teknik menghasut dari Walikota Karl Lueger. Dari orang ini pula, Hitler belajar tentang anti- Semith dan ‘kemurnian darah’. Dari ahli teori rasial , biarawan Lans von Liebenfels dan Georg von Schoenerer, Hitler muda menganggap orang-orang Yahudi sebagai penyebab semua kekacauan; pembinasaan, dan korupsi di dalam kultur, politik, dan ekonomi. Pada bulan Mei 1913, ketika terjadi Perang Dunia (PD) I yang diletupkan Jerman, Hitler memutuskan untuk bergabung. Hal ini dilakukannya tanpa susah payah. Dia segera mendaftar dan langsung dikirim ke medan pertempuran menjadi pengantar pesan di pasukan Infanteri Resimen Bavaria ke-16. Saat itu dia berusia 25 tahun. Sejak bergabung dengan militer, Hitler selalu diliputi keberuntungan. Khususnya, dalam urusan maut atau ajal. Contohnya, ketika resimennya terlibat pertempuran dahsyat dengan pasukan Inggris dan Belgia di Leper. Dari 3.000 anggota, 2.500 orang tewas, luka-luka, atau hilang, Hitler termasuk sebagian kecil yang bisa lolos tanpa luka-luka yang berarti. Padahal, tempatnya berdiri beberapa kali dihujani bom. Dia selalu berpindah beberapa detik sebelum bom jatuh. Dia mendapat luka pertama kali ketika perang di Kota Somme pada tanggal 7 Oktober 1916, tepat dua tahun setelah dia terjun ke medan perang. Luka yang dideritanya akibat terkena pecahan mortir. Setelah PD I berakhir atau saat penandatanganan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918, dia termasuk yang selamat walaupun harus berbaring di rumah sakit terlebih dulu sebelum diperbolehkan pulang. Dia dirawat di rumah sakit karena matanya buta sementara akibat gas klorin yang ditembakkan oleh tentara Inggris, ketika itu dia berpangkat kopral. Pembentukan Organisasi Politik NSDAP Setelah Perang Dunia I selesai, Hitler keluar dari kemiliteran dan memasuki gelanggang politik dengan menjadi anggota Partai Pekerja Jerman atau Deutsche Arbrtiparteij (DAP) yang jumlah anggotanya saat itu diperkirakan hanya 40 orang. Hitler menjadi anggota partai pada 16 Desember 1919. Partai Pekerja Jerman sendiri adalah sebuah partai kecil yang didirikan oleh Anton Dexler, seorang tukang kunci dan seorang penyair bernama Gottfired Feder, Dietrich Eckart, dan Karl Harrer pada tanggal 7 Maret 1918. Ernst Roehm, seorang homoseks, dan orang yang tidak kenal kompromi masuk DAP pada tahun berikutnya. Di partai ini, khayalan Halaman | 197 Hitler yang nasionalistis tersalur karena partai ini menganut paham yang membenci kaum kapitalis Yahudi dan kaum Marxis yang dianggap akan melakukan revolusi ala Lenin untuk mengkomuniskan Jerman menjadi negeri seperti Uni Soviet (Rusia). Karena kemampuannya berpidato yang luar biasa dan didukung ideologinya yang sangat nasionalistis, karier Hitler di partai pun berkembang cepat. Karismanya mampu menarik perhatian banyak orang. Posisi Dexler pun terancam oleh melajunya Hitler di partai, akhirnya dia mengakui posisi dominan Hitler. Tidak lama kemudian Hitler mengganti nama partai menjadi NSDAP yang sering disingkat Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeipartei) pada bulan November 1921. Hitler berambisi partainya segera berkembang besar dan dia pun menemukan teman untuk ambisinya itu, yakni Ernst Roehm yang bersedia bergabung dengan Nazi karena satuan milisi yang dibentuknya telah dibubarkan oleh pemerintah. Roehm berharap melalui partai ini ambisinya untuk memimpin pasukan sendiri akan terwujud lagi. Dalam partai tersebut Hitler menemukan bakatnya yang luar biasa dalam berpidato, seperti penemuan lambang partainya yang baru (swastika). Dipimpin Hitler, partai tersebut berkembang hingga memiliki 3.000 anggota. Partai ini memiliki pasukan pembantu untuk menjaga pertemuan-pertemuan partai dan menekan lawan-lawan politiknya. Dari pasukan ini tumbuh posisi patroli badai atau Sturm Abteilung (SA) yang diorganisir oleh Kapten Ernst Roehmdan pengawal pribadi Hitler yang disebut dengan kemeja hitam atau schutzstaffel (SS). Setelah berkuasa di partai Nazi, Hitler mulai membentuk visi dan misi partai. Dia memusatkan propaganda terhadap Perjanjian Versailles, penganut paham Marxisme, dan musuh yang kelihatan, yaitu orang-orang Yahudi yang dianggap bertanggung jawab untuk semua permasalahan domestik Jerman. Dua puluh lima program NSDAP yang diumumkan pada tanggal 24 Februari 1920, berisi tentang pengusiran bangsa Yahudi dari Jerman, cerita supremasi ras Arya, dan nasionalisme ekstrem yang dikombinasikan dengan gagasan ‘sosialistis’ mengenai pembagian keuntungan dan nasionalisasi yang diilhami oleh ideologi Gottfried Feder. Tujuan utamanya adalah pemusnahan total kaum Yahudi (genocide). (Luger Ballack, 2011: 17) 1. Adolf Hitler Melakukan Kudeta Peristiwa kudeta Hitler yang pertama dikenal dengan sebutan “Beer Hall Putsch” atau Kudeta Beer Hall. Pada bulan November 1923 Hitler merasa yakin bahwa pemerintahan Republik Weimar hampir runtuh. Kondisi di Jerman kala itu tampaknya memang memungkinkan perebutan kekuasaan, karena pemerintahan Republik Weimar begitu lemah, Negara Jerman hampir bangkrut akibat resesi, dan konflik antar-ideologi kepartaian yang semakin meruncing. Kaum komunis dengan para pemimpinnya, seperti Karl Liebknecht, Rosa Luxemburg, Wilhelm Pieck dan lain-lainnya juga terus beragitasi dengan tujuan merebut kekuasaan. Dengan demikian, bersama Jenderal Ludendorff dan para nasionalis lokal menggalang dan mencari cara untuk menjatuhkan pemerintah Bavarian di Munich. Pada tanggal 9 November 1923, pemimpin pemerintahan Bavaria, Gustav von Kahr akan berpidato di sebuah gedung tempat minum bir (beer hall) di Munchen atau Munich. Kahr sebetulnya simpati ke pihak sayap kanan dan Hitler berusaha merekrutnya, tetapi Kahr menolak. Tanpa diketahui, Hitler dan beberapa pembantu terdekatnya, seperti Hermann Goring, Max ‘Amann, Alfred Rosenberg, dan Ulrich Kahr berpidato. Tidak lama kemudian sekitar 25 anggota SA (Kemeja Coklat) yang dipimpin oleh pahlawan perang udara Jerman pada PD I, Hermann Goring, memasuki aula. Hitler masuk dengan tiba-tiba ke dalam beer hall dan menembakkan pistolnya ke langit-langit sambil berteriak bahwa “Revolusi Nasional telah dimulai. Pemerintah Bavaria dan Reich telah disingkirkan, dan pemerintah nasional sementara telah dibentuk!”. Keesokan harinya, Hitler dan Ludendorff berjalan hingga Munich bersama 3.000 orang pendukungnya. Ketika sedang berjalan, Hitler dan pendukungnya bentrok dengan polisi yang menyebabkan 16 orang tewas. Hitler sendiri terkilir bahunya dan diungsikan ke tempat aman oleh seorang dokter muda anggota SA, dr. Walther Schultze, yang kemudian hari memimpin organisasi guru di Reich Ke-3. Goring yang juga terluka dilarikan menggunakan mobil oleh istrinya, Karin, menyeberangi perbatasan menuju Austria. Sementara itu, Roehm yang terkepung polisi terpaksa menyerah. Kudeta ini pun berakhir dengan ditangkapnya Hitler dua hari kemudian dan diadili pada tanggal 26 Februari 1924. Hitler Halaman | 198 Upaya Adolf Hitler dalam Membangkitkan Negara Jerman Antara Tahun 1921-1944 YAGUS TRIANA DEDE LESMANA dihukum lima tahun penjara di Benteng Landsberg, tetapi dilepaskan sembilan bulan kemudian. Sejak saat itu, partai Nazi dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah untuk melanjutkan kegiatan. Selama di penjara, Hitler sempat mengarang sebuah buku berjudul Mein Kampf (perjuanganku), dia mendiktekan kata-kata untuk buku tersebut kepada pengikut setianya, Rudolf Hess. Buku yang menjadi kitab suci partai Nazi dan berisi teori Darwinis, dongeng rasial, dan anti-Semith ini telah berhasil terjual sebanyak lima juta eksemplar lebih dan diterjemahkan ke dalam 11 bahasa. Hasil penjualan buku itulah yang menjadi sumber pendapatan Hitler sejak tahun 1925. Max Amann, asisten Hitler yang lain menyatakan buku ini laris, tetapi dari dokumen yang kemudian terungkap terlihat hasil penjualannya tidak besar. Pada tahun-tahun pertama, setiap tahunnya rata-rata hanya terjual 5–6 ribu eksemplar. Menjelang Hitler berkuasa awal 1930-an, penjualan meningkat mencapai puluhan ribu. Namun, setelah Hitler menjadi kanselir, Mein Kampf terjual hingga jutaan eksemplar. Hitler pun kaya raya dari hasil royalti bukunya dan untuk pertama kalinya dia menjadi jutawan. 2. Pembuatan Buku Mein Kempf Kegagalan Hitler dalam kudeta Beer Hall dan hasil perenungannya selama menjalani hukuman penjara telah mengubahnya dari seorang petualang yang tidak cakap menjadi seorang ahli siasat politik. Selanjutnya dia memutuskan tidak akan pernah lagi menghadapi laras senapan angkatan perang dan polisi sampai mereka berada di bawah perintahnya. Dia menyimpulkan bahwa jalan untuk mendapat kekuasaan tidak melalui kekerasan, tetapi melalui cara-cara diplomatik yang sah dan sesuai dengan undang-undang (konstitusi Weimar), pembangunan suatu gerakan massa, dan kombinasi dari kekuatan yang bersifat parlementer dengan bantuan teror dan intimidasi. Dibantu Goring, Goebbels, dan rekanrekannya Hitler mulai mengumpulkan kembali para pengikutnya dan membangun kembali pergerakan yang telah hancur selama ketidakhadirannya. Pada bulan Januari 1925, pembubaran partai Nazi dicabut resmi dan pada tanggal 27 Februari 1925, Adolf Hitler sudah tampil lagi. Kepada pengikutnya, Hitler meminta para anggota partai berjuang agar dapat masuk reichstag (parlemen) melalui pemilu, terutama untuk melawan wakil-wakil dari Katolik dan kaum Marxis. 3. Pembentukan Pengawal Peribadi Schutztaffel (SS) Pada bulan April 1925, Hitler memerintahkan sopirnya, Julius Screck, dan para pengawal pribadi Stosstruppe untuk membentuk pasukan pengawal baru yang dinamakan Schutzstaffel atau yang terkenal dengan sebutan SS. Pada awalnya SS hanya terdiri dari delapan orang anggota, namun Schreck merancang SS sampai meliputi seluruh wilayah Jerman. Programnya berhasil dan pasukan SS yang setiap anggotanya bersumpah loyal kepada Adolf Hitler terbentuk secara nasional pada tahun 1926. Saat itu SS dipimpin oleh Josef Berchtold yang baru saja kembali dari pengasingan di Austria. Sementara itu, Kemeja Coklat (SA) yang dipimpin oleh Franz Pfefer von Solomon juga berkembang hingga memiliki 60.000 anggota pada tahun 1930. Semakin merasa kuat, elemen politik dalam SA pun mulai berani menuntut suara dalam partai induknya (NSDAP), bahkan ikut mengajukan kandidat untuk pemilihan anggota parlemen (Luger ballack, 2005: 78). Tokoh-tokoh Kunci Nazi Kesuksesan seorang Adolf Hitler dalam memerintah Jerman karena disokong oleh para pembantunya yang setia dan berdisiplin tinggi diantarnya, Hermann Goring, Paul Joseph Goebels, dan Walter Richard Rudolf Hess; 1. Hermann Wilhelm Goring (12 Januari 1893– 15 Oktober 1946) Goring dilahirkan pada tanggal 12 Januari 1893 dari keluarga birokrat tulen di Sanatorium Marienbad, dekat Rosenheim, Bavaria (bagian selatan Jerman). Ayahnya, Heinrich Ernst Goring (31 Oktober 1839–7 Desember 1913) adalah seorang ahli hukum dan birokrat di Rosenhein dan bekerja sebagai duta besar Jerman untuk Haiti. Ayahnya merupakan Gubernur Jenderal Jerman pertama yang mewakili Jerman di barat daya Afrika atau yang lebih dikenal sebagai Namibia. Ibu Goring, Franziskan Tiefebrunn (1859–15 Juli 1923) berasal dari keluarga yang tidak mampu di Bavaria. Pernikahan ayah Goring dengan perempuan yang berasal dari kelas bawah terjadi karena ayahnya adalah seorang duda. Goring Halaman | 199 merupakan satu dari lima bersaudara. Keempat saudaranya tersebut adalah hasil dari pernikahan pertama ayahnya. Saudara-saudaranya tersebut adalah Albert Goring, Karl Ernst, Olga Theresa Sophia, dan Paula Elisabeth Rosa Goring. Keluarga Goring merupakan keturunan Eberle atau Eberlin, sebuah keluarga bangsawan Swiss-Jerman yang sebenarnya Yahudi, tetapi mengubah kepercayaannya menjadi pemeluk Kristen pada abad ke-15 dan memiliki keturunan yang sangat besar di Jerman. Goring sendiri memiliki hubungan persaudaraan, dilihat dari nenek moyangnya yaitu Eberle, dengan pelopor ilmu penerbangan Pangeran Ferdinand von Zeppelin; seorang nasionalis, penulis konsep tentang pahlawan Jerman sebagai penggerak sejarah, dan seorang yang diklaim pihak Nazi sebagai pelopor ideologi mereka, Herman Grimm (1828-1901); pendiri sekaligus pemilik dari perusahaan obat Merck, bangsawan Gertrud von LeFort; dan beberapa lainnya. Goring mengklaim bahwa namanya berasal dari nama seorang pahlawan, yaitu Arminius, seorang yang mengalahkan Legiun Roma di hutan Teutoburg. Namun, sebenarnya namanya lebih dekat dengan nama ayah baptisnya, Hermann Epenstein adalah orang kaya yang bekerja sebagai psikiater dan pedagang. Dia memiliki dua buah istana yang akhirnya ditempati oleh keluarga Goring dan pengurusnya. Selama masa kecilnya, Goring jarang bertemu dengan ayahnya karena kesibukan ayahnya. Selain itu, setelah Heinrich Goring pensiun, keluarga besarnya hanya didukung oleh uang pensiunnya. Hal inilah yang menyebabkan Herman Goring lebih sering bersama ayah angkatnya, Dr. Ritter Hermann von Epenstein yang kemudian memengaruhi perkembangan psikologisnya. Dalam sebuah pidato, Goring menceritakan masa kecilnya. Dia sangat memuja ayah baptisnya dan sempat diejek oleh kepala sekolahnya yang merupakan penganut antiSemith karena terlalu memuja seorang Yahudi. Setelah kematian ayah Goring, keluarga Goring tidak tinggal lagi di istana kediaman Epenstein dan juga tidak melakukan kontak hubungan lagi dengannya. Namun, pada waktu-waktu tertentu, keluarga Goring masih dibantu secara finansial. Epenstein sendiri pada masa tuanya sempat menikah dengan seorang penyanyi yang umurnya terpaut setengahnya, yaitu Lily. Epenstein kemudian mewariskan rumahnya kepada Lily, tetapi mensyaratkan agar Lily mewariskan kembali rumah di Mauterndorf dan di Veldenstein kepada anak baptisnya, Hermann Goring, jika perempuan ini meninggal. Goring dikirim ke sekolah asrama di Ansbach, Franconia. Karena orang tuanya tidak mempercayai pendidikan umum di Bavaria, Goring mendapat pendidikan privat sebelum masuk ke akademi militer di Karlsruhe dan Lichterfelde. Goring ditugaskan dalam pasukan Prusia, yakni Resiman Prinz Wilhelm, Infanteri ke-112, pada tanggal 22 Juni 1912. Goring diangkat menjadi letnan infanteri pada tahun 1914. 2. Paul Joseph Goebbels (29 Oktober 1897-Mei 1945) Paul Joseph Goebbels lahir pada tanggal 29 Oktober 1897 di lingkungan Katolik yang taat di Rheydt, sebuah daerah perindustrian bagian di selatan Monchengladbach, Rhineland. Ayahnya, Friedrich Goebbels, bekerja sebagai juru tulis di sebuah pabrik, dan ibunya, Marian, bekerja sebagai petani. Goebbels memiliki empat orang saudara, yaitu Konrad (1895-1949), Hans (18931947), Elisabeth (1901-1915), dan Maria (lahir tahun 1910; kemudian berganti nama menjadi Maria Kimmich). Goebbels masuk sekolah lokal yang mengajarkan tata bahasa dan menyelesaikan ujian sekolahnya pada tahun 1916. Dia melanjutkan pendidikan hingga mendapatkan gelar kesarjanaan tertinggi, yakni Ph.D untuk literatur dan filsafat dari Universitas Heidelberg pada tahun 1921 di bawah bimbingan Friedrich Gundolf, seorang sejarawan kesusastraan Yahudi yang dikenal sebagai sarjana Goethe. Goebbels juga seorang murid yang dekat dengan penyair Stefan George dan Max Freiherr von Waldberg. Kedua orang tersebut sangat memuji kecerdasan Goebbels. Dia meraih gelarnya dengan membuat tesis mengenai novelis romantis abad ke-18 yang bernama Wilhelm von Schutz. Setelah meraih gelar doktor, Goebbels bekerja sebagai wartawan, penulis untuk beberapa penerbitan, sempat bekerja di bagian administrasi di bank, serta bekerja di bursa saham pada tahun 1923. Dia juga pernah menulis dua bait sajak, beberapa puisi romantis, dan beberapa novel, salah satunya berjudul Michael: ein Deutsches Schicksal in Tagebuchblattern pada tahun 1926. Dari karya-karya seninya tersebut, dia tampak mengalami kerusakan psikologis akibat keterbatasan fisiknya. Dalam novelnya yang berjudul Michael, Goebbels membuat tokoh khayalan, yaitu Michael yang Halaman | 200 Upaya Adolf Hitler dalam Membangkitkan Negara Jerman Antara Tahun 1921-1944 YAGUS TRIANA DEDE LESMANA merupakan seorang pahlawan dengan fisik sempurna dan tak terkalahkan. Selain keinginannya menjadi seorang tentara dan penjaga, Goebbels juga mencurahkan keinginannya dalam mengejar perempuan yang sempurna. Goebbels lagi-lagi merasa kecewa dan disakiti ketika novelnovelnya ditolak oleh penerbit buku, serta sajak dan puisinya tidak pernah digunakan di panggung kesenian. Pada masa-masa tersebut, Goebbels banyak membaca buku, terutama bidang politik. Pandangan dan pikirannya dalam bidang politik banyak dipengaruhi dari Friedrich Nietzsche, Oswald Spengler, dan yang paling besar pengaruhnya adalah Houston Stewart Chamberlain yang merupakan penulis dari Inggris kelahiran Jerman. Houston adalah salah seorang pelopor paham anti-Semith dan penulis buku The Foundation of the Nineteenth Century, yang menjadi buku acuan bagi kaum ekstrem kanan di Jerman. Goebbels menghabiskan waktunya pada tahun 1919-1920 di Munich dengan banyak belajar dan menemukan salah seorang yang dikaguminya, yaitu Anton Graf von Arco auf Valley. Anton adalah seorang nasionalis yang antikomunis dan sangat bersikeras menolak revolusi yang dilakukan oleh kaum komunis di Bavaria. Anton juga pernah membunuh salah satu pemimpin sosialis Munich, Kurt Eisner. Sebagai pendukung utama Hitler dan Nazi, Goebbels bukanlah seorang militer. Kegiatannya yang paling mendekati militer adalah saat dia bekerja sebagai “prajurit kantoran” di Unit Penolong (Patriotic Help Unit) di Rheydt pada bulan Juni 1917 sampai Oktober 1917. Dia pernah ditolak saat ingin bergabung dengan militer Jerman untuk Perang karena kakinya bengkok serta ditopang beberapa pen dan kait yang terbuat dari besi, sehingga dia harus menggunakan sepatu khusus. Kakinya cacat karena ketika kecil dia pernah menderita menyakit polio sehingga bentuk kakinya menjadi buruk dan harus berjalan pincang seumur hidupnya. Alasan lain ditolaknya Goebbels bergabung di militer adalah karena dia memiliki perasaan sensitif mengeenai cacatnya itu, serta karena latar belakang pendidikannya yang tinggi. Tubuhnya yang pendek menurut ukuran orang Eropa (sekitar 165 cm) dan jalannya yang pincang membuatnya menjadi bahan ejekan, terutama dari lingkungan sekitarnya yang sangat memuja kesempurnaan fisik. Namun, karena cacat fisik tersebut diimbangi dengan kecerdasannya yang cukup tinggi. Ketika belum memiliki minat di bidang militer, dia pernah berkeinginan menjadi seorang pendeta. Keinginan dan cita-cita itu lama-kelamaan terus memudar karena dia telah berada jauh dari lingkungan Katoliknya. 3. Walter Richard Rudolf Hess (26 April 1894 – 17 Agustus 1987) Rudolf Hess dilahirkan jauh dari keramaian Eropa, yakni di Alexandria, Mesir, pada tanggal; 26 April 1984. Keluarga Hess termasuk golongan atas. Ayahnya adalah seorang pengusaha ekspor-impor dari Lutheran Bavaria. Ibunya keturunan Yunani, keluarga Georgiadis dari Alexandria. Pendidikan masa kecilnya sangat eksklusif. Dia diajar oleh guru privat karena orangtuanya tidak percaya terhadap sistem pendidikan Mesir. Ketika kembali ke Jerman pada 1908, dia kemudian disekolahkan di sekolah umum. Hess muda sebenarnya sangat menggemari astronomi, bahkan telah mengungkapkan minatnya itu kepada ayahnya. Namun, ayahnya tetap menginginkannya meneruskan usaha keluarga dan menyekolahkannya ke sekolah bisnis di Swiss. Hanya, Perang Dunia I menyeretnya ke dalam Resimen ke-7 Bavarian Field Artillery. Sebagai seorang infanteri, dia sempat dianugerahi medali Iron Cross Kelas 2. Dia sering kali terluka. Salah satu lukanya yang sangat parah adalah yang terdapat di dadanya. Karena bekas dan efek luka yang cukup parah, Hess tidak diizinkan menjadi prajurit infanteri lagi. Setelah itu, dia pergi ke angkatan udara (The Imperial Air Corps) sebagai pilot pesawat udara dengan pangkat terakhir letnan. Selepas PD I, dia kembali ke Munich dan bergabung dengan anggota pasukan Freikorps, yakni sebuah organisasi fraksi kanan dari mantan tentara sewaan dan terlibat dalam menekan pemberontakan komunis di Jerman. Hess juga kembali kuliah di Universitas Munich, mengambil jurusan ilmu politik, sejarah, ekonomi, dan geopolitik. Dalam kegiatan kuliah, dia masuk Thule Soceity, organisasi rahasia yang bergerak dalam bidang politik anti-Semit dan bekerja di bawah pengaruh supremasi Nordic. Hess belajar di bawah bimbingan Profesor Karl Haushofer, seorang mantan jenderal yang memiliki teori mengenai paham ekspansi dan pembentukan ras dalam konsep Halaman | 201 Lebensraum (peningkatan ruang hidup untuk rakyat Jerman dengan menaklukkan negaranegara lain di sekitar Jerman). Secara umum Adolf Hitler tahu cara untuk mencapai kekuasanya, itu diketahui setelah mengetahui keinginan rakyat Jerman terutama didaerah Bayer sebagai pusat dari kaum reaksioner yang tidak puas akan kenyataan dari hasil Perang Dunia I. Mereka beranggapan bahwa kekalahan negara Jerman itu hanya dimiliki oleh kaum republik saja tetapi tidak oleh masyarakat. Berangkat dari konstalasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh Adolf Hitler dalam menyusun anggota partainya yang tiap tahun bertambah. Selain itu, kaum militer mendukung secara diam-diam serta para birokrat pada waktu itu. Hal itu terbukti ketika upaya kudeta yang gagal dilakukan dan dia diadili tetapi hukumannya lebih ringan dari undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Dia dijatuhi hukuman hanya sembilan bulan saja. Ini satu pertanda bahwa seluruh rakyat Jerman bersimpati terhadap tindakannya. Adolf Hitler adalah seorang Nasionalis sejati karena dia mampu mengorbankan segalanya demi kemajuan negaraya dan menurut saya dia adalah seorang fasisme sejati, hal yang menjadi kebijakannya cerminan dari unsur-unsur fasis diantaranya: 1. Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatik. Hal ini dilakukan oleh Adolf Hitler ketika melakukan propaganda yaitu antisemitisme, anti yahudi dan anti versailles. 2. Pengingkaran derajat kemanusiaan Manusia tidaklah sama, hal semacam ini dilakukannya terhadap kaum yahudi. Dia beranggapan kaum yahudi adalah kaum pengkhianat dan kaum pembunuh Tuhan serta berfikir bangsa asya adalah bangsa yang paling tinggi kemampuannya. 3. Kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya. 4. Pemerintahan oleh kelompok elit pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Dia juga melakukan hal yang sama ketika menjabat sebagai kanselir dan presiden pada tahun 1933 dan segala sesuatu ditentukan olehnya. 5. Totaliterisme bersifat total dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum Fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan. 6. Rasialisme dan imperialisme. Hal ini muncul di negara yang menganut paham Fasisme, Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme. 7. Menentang hukum dan ketertiban internasional fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Jadi sudah jelas pemikirannya merupakan ciri dari bentuk nasionalisme yang tinggisehingga dampaknya adalah imperialisme ini yang dilakukan oleh seorang Adolf Hitler. PENUTUP Simpulan Jerman merupakan sebuah wilayah yang terletak di benua Eropa bagian tengah yang berbatasan langsung dengan sembilan negara, di antaranya di sebelah barat berbatasan dengan negara Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Perancis; di selatan berbatasan dengan Swiss dan Austria; di sebelah timur berbatasan dengan Cheko dan Polandia; dan di sebelah utara berbatasan dengan Denmark. Sebelum Hitler memimpin Jerman, negara ini berganti dari kekaisaran berubah menjadi demokrasi, kemudian pada giliranya berubah lagi menjadi sistem otoriter, dimana sebagian besar masyarakat menginginkanya . Upaya- upaya Adolf Hitler dalam membangkitnya Negara Jerman antara lain Halaman | 202 Upaya Adolf Hitler dalam Membangkitkan Negara Jerman Antara Tahun 1921-1944 YAGUS TRIANA DEDE LESMANA mengadakan perjanjian dengan Inggris tentang pembebasan Perjanjian Versailles, kemudian membentukan pasukan yang besar serta membuat undang-undang tentang wajib militer, menyatukan visi negara Jerman dengan indoktrinisasinya yang kuat akan cara pandang terhadap Aryanisasi serta anti Yahudi. Selain itu, di bidang ekonomi, pemerintahannya mampu memperkecil inflasi dan menekan angka penganggguran dengan membuat proyek dan mendirikan perusahan pembuatan senjataan. Adolf Hitler adalah salah satu tokoh paling kontroversial di dunia yang mampu merubah negara Jerman, dia mampu membangkitkan dari keterpurukan negerinya akibat dari perang dunia ke-1 menjadi negeri yang berpengaruh dan dominan diawal tahun 40an. Dia menjadi kanselir sekaligus presiden pada tahun 1933, ini merupakan salah satu bukti dari kediktatoranya dan betapa berpengaruhnya dia, bahkan sampai membuat pengadilan yang hakimnya adalah dirinya sendiri. Penentuan akan siapa yang memimpin didaerah serta pemimpin partainya di tentukan oleh tanganya sendiri, dia bahkan membuat undang-undang Nurenberg tahun 1935 tentang pernikahan, yang melarang orang Yahudi menikah dengan bangsa Jerman asli (Aryanisasi). Rekomendasi Tercatatnya nama Adolf Hitler dalam sejarah dunia sebagai orang yang berpengaruh dengan sosok otoriternya, merupakan hasil dari gagalnya sistem demokrasi yang diterapkan sebelumnya, tentang penyelewengan arti demokrasi, penyelewngan kekuasan, ketidakstabilan ekonomi serta tidak adanya jaminan keamanan, pasti akan memunculkan ketidakpuasan masyarakat, tidak mengherankan jika nantinya akan muncul Hitler-Hitler lainya di dunia, karena siklus sejarah akan berlaku. Namun yang terpenting dari semua itu, hendaklah peristiwa tersebut senantiasa mengilhami generasi muda dan para pemimpin bangsa untuk senantiasa mengerti tentang arti demokrasi secara utuh. Collier, Richard. 1971. Duce! The Rise and Fall of Benito Mussolini. London. Fontana/Collins. Downing, Stephane. 2007. Holocoust: Fakta atau Fiksi, Medpress, Jakarta. Duverger, Mourice.1998. Sosiologi Politik, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ebstein, William. 2006. Isme-isme yang Mengguncang Dunia. Yogyakarta. Narasi Hibbert, Christopher. 1975. Benito Mussolini The Rise and Fall of II Duce. Australia. Penguin Books Ltd. Hitler, Adolf. 2007. Mein Kampf volume 1 dan 2. (Edisi ke-4, Cetakan ke-1) Penerbit Narasi, Yogyakarta. Irving, David. 2011. Hitler’s War: Benarkah Hitler Bertanggung Jawab atas Holocoust, Penerbit Narasi, Yogyakarta. Judisitira Garna dan Pandji Garna. 2006. Republik Federal Jerman. Primako Akademika dan Judistira Garna Foundation, Bandung. Kramarz, Oachim. 2005. Stauffenberg, Center for Information Analysis, Yogyakarta. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah, Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta. Mahfud, Choirul. 2009. 39 Tokoh Sosiologi Politik Dunia. Temprina Media Grafika, Surabaya. Masdoeki, Hassan. 1997. Kamus Populer Ilmu Pengetahuan. Jakarta. Pustaka Amani. Nurahmi, Prima. 2008. Profil Sang Jagal. Bio Pustaka. Yogyakarta. Ojong. 2005. Perang Eropa Jilid III. Jakarta. Kompas Media Nusantara. R. Srivanto, Fernando,2007, NAZI. Narasi, Yogyakarta. Supriatna, Nana. 2002. Ideologi dan Masyarakat: Kajian Sejarah Eropa Abad Ke-20. Winarno, Surakhmad. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik. CV. Tarsito. Jakarta. Zucotti. 1987. Italians and The Holocaust: Persecution, Rescue, and Survival. Halban. New York and London. DAFTAR ISI Ballack, Luger. 2007. 7 Tokoh Kunci NAZI, Visi Media. Jakarta. B.N Marbun SH. 1983. Demokrasi Jerman. Grama Cipta Offset, Jakarta. Halaman | 203 Halaman | 204