By Elsya Meida Arif Current Liabilities Karakteristik Kewajiban •Defenisi •Klasifikasi •Ketidakpastian Kewajiban Lancar •Hutang Dagang •Hutang wesel •Hutang PPN •Pndptn ditrm di muka •Hutang Gaji Kewajiban Estimasi •Hutng garansi •Pensiun dan Tunj.Kesehatan •Bonus plans Kewajiban kontijensi •Akuntansi utk kewajiban kontijensi •kewajiban kontijensi yg reasonably possible Defining Liabilities Because of a past event . . . Past The company has a present obligation Present . . . For future sacrifices Future Defenisi Kewajiban Adalah kewajiban sekarang yang timbul dari transaksi masa lalu yang akan diselesaikan dngan menyerahkan kas, barang atau jasa dimasa yang akan datang. Tiga elemen penting kewajiban : 1. Transaksi masa lalu 2. Kewajiban sekarang 3. Pembayaran di masa mendatang dengan aktiva/jasa Classifying Liabilities Current Liabilities Long-Term Liabilities Expected to be paid within one year or the company’s operating cycle, whichever is longer. Expected not to be paid within one year or the company’s operating cycle, whichever is longer. Klasifikasi Kewajiban Kewajiban Lancar atau kewajiban jangka pendek kewajiban yang akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan dgn menggunakan aktiva lancar atau kewajiban lancar lainnya 2. Kewajiban Jangka panjang kewajiban yang akan dibayar lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. 1. Kepastian dalam kewajiban Akuntansi kewajiban meliputi 3 pertanyaan berikut : Kepada siapa dibayar ? Kapan akan dibayar ? Berapa akan dibayar ? Contoh : PT ABC mempunyai hutang dagang kepada PT BCA sebesar Rp 1 juta selama 60 hari. Ketidakpastian dalam kewajiban Tetapi adakalanya kewajiban tidak diketahui dengan pasti satu atau lebih jawaban pertanyaan tersebut. Ketidakpastian kepada siapa akan dibayar Ketidakpastian kapan akan dibayar Ketidakpastian berapa akan dibayar Walaupun mengandung ketidakpastian kewajiban tsb tetap harus dilaporkan di neraca. Jika tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah yang akan dibayar maka digunakan estimasi. Jenis-Jenis Kewajiban Lancar Pada umumnya kewajiban timbul karena adanya perjanjian, kontrak atau peraturan yang bisa diukur Sehingga disebut kewajiban pasti atau definitely determinable liabilities : Hutang Dagang : jumlah yang harus dibayar kepada supplier untuk produk atau jasa yang dibeli secara kredit Hutang Wesel jangka pendek Hutang Pajak Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) Biaya yang masih harus dibayar : hutang gaji, hutang bunga Hutang Wesel adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah tertentu pada waktu tertentu dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Sebagian besar wesel mengandung bunga sebagai kompensasi atas penggunaan dana. Bunga wesel dinyatakan secara eksplisit dan implisit. Hutang wesel timbul dari : (1) pembayaran atas hutang dagang, (2) pinjaman uang dari bank atau pihak lain. Hutang Wesel Hutang wesel yang timbul dari hutang dagang PT Sakti meminta perpanjangan pelunasan hutang dagangnya kepada PT Mandiri sebesar Rp 60 juta. PT Mandiri setuju untuk menerima kas Rp 10 juta dan wesel berbunga 12% untuk jangka waktu 60 hari. PT Sakti menjurnal : Hutang dagang – PT Mandiri Rp 60 juta Kas Rp 10 juta Hutang wesel 50 juta Hutang Wesel Jurnal pelunasan, 60 hari kemudian : Hutang wesel – PT Mandiri Biaya bunga Kas Rp 50 juta 1 juta Rp 51 juta Hutang Wesel Hutang wesel dari pinjaman Bank Perusahaan meminjam Rp 50 juta kepada Bank Sehati, untuk itu diterbitkan wesel berbunga 12% pada 30 Sept 2012 untuk jangka waktu 60 hari. Jurnal : Sept 30,2012 Kas Rp 50 juta Hutang wesel 50 juta Nov 29,2012 Hutang wesel Rp 50 juta Biaya bunga 1 juta Kas 51 juta Hutang wesel Jika perusahaan mendapat pinjaman pada 16 Dec 2012, maka akan timbul hutang bunga pada akhir periode. Dec 31, 2012 Biaya bunga Rp 250,000 hutang bunga 250,000 Pada saat pelunasan : Feb 14, 2012 Biaya bunga 750,000 Hutang bunga 250,000 Hutang wesel 50,000,000 Kas 51,000,000 Hutang Pajak Adalah jumlah pungutan pajak dari pembeli yang menjadi kewajiban perusahaan untuk menyetorkannya ke kas negara. Untuk pajak pertambahan nilai (PPN), perusahaan hanya bertindak sebagai pemungut pajak bukan pembayar pajak karena yang dikenai pajak pada dasarnya adalah pembeli. PPN dipungut dari pembeli pada saat penjualan terjadi yang kemudian disetorkan ke negara setiap bulannya. Saat PPN dipungut dari pembeli dan sebelum disetorkan itulah yang menjadi hutang perusahaan kepada negara yang disebut hutang PPN Hutang Pajak Contoh : Perusahaan menjual barang seharga Rp 1 juta dengan PPN 10% Maka jurnalnya : Kas Rp 1,100,000 Penjualan 1,000,000 Hutang PPN 100,000 Unearned Revenue Pendapatan diterima dimuka (unearned revenue) atau pendapatan ditangguhkan (deffered revenue) merupakn sejumlah uang yang diterima untuk produk atau jasa yang akan diserahkan kemudian. Contoh : penjualan tiket pesawat, tiket konser, reservasi hotel, langganan majalah/koran, pesanan pelanggan. Ketika uang diterima maka dicatat kas (dr) dan pendapatan diterima dimuka (cr) Ketika produk atau jasa diserahkan maka pendapatan diterima dimuka (dr) dan pendapatan (cr) Unearned Revenue EO musik mendapatkan Rp 5 miliar untuk penjualan tiket konser Noah di 5 kota. Jurnal : Kas Rp 5 milyar Pendapatan diterima dimuka Rp 5 milyar Ketika konser 1 berlangsung maka dicatat : Pendapatan diterima dimuka Rp 1 milyar Pendapatan tiket Rp 1 milyar Bagian hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo Sebagian kewajiban jangka panjang dilunasi dengan cara dicicil setiap tahunnya (installment). Untuk itu pelaporan kewajiban jangka panjang tersebut dipisah antara yg harus dibayar dalam satu tahun dengan yang dibayar pada tahun2 berikutnya. Bagian yang harus dibayar tahun ini disebut dengan bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo (current portion of long-term debt) Kewajiban Estimasi Adalah kewajiban yang pasti harus dibayarkan di masa datang kepada pihak tertentu dimana jumlahnya tidak dapat ditentukan dengan pasti tapi bisa diestimasi. Contoh : hutang garansi, bonus/hadiah penjualan kepada konsumen/agen. Contoh lainnya sehubungan dengan pembayaran kepada karyawan (employee benefits) seperti : pensiun, tunjangan kesehatan, bonus dll. Dilaporkan di neraca tergantung jatuh temponya jika lebih dari satu tahun maka dilaporkan sebagai hutang jangka panjang. Kewajiban Estimasi Hutang Garansi Garansi merupakan bagian dari pelayanan purna jual untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Yaitu kewajiban penjual untuk menggantikan atau memperbaiki produk atau bagian/komponen produk yang dijual dalam jangka waktu yang ditentukan. Untuk memenuhi prinsip full disclosure dan matching principles, penjual melaporkan biaya garansi yang diestimasi sama dengan periode terjadinya penjualan. Biaya garansi diestimasi berdasarkan pengalaman tahun lalu. Kewajiban Estimasi Contoh : Sebuah showroom menjual mobil seharga Rp 160 juta pada 1 Dec 2012 dengan garansi 1 tahun untuk perbaikan dan spare-parts. Berdasarkan pengalaman tahun lalu biaya garansi sekitar 4% dari harga jual. Jurnal untuk mencatat garansi : Dec 1, 2012 Biaya Garansi Rp 6,400,000 Hutang garansi 6,400,000 Kewajiban Estimasi Pada 1 Mei 2013 kembali untuk melakukan perbaikan dan penggantian spare-part. Setelah dikerjakan ternyata memakan biaya Rp 2 juta. Jurnal : Mei 1,2013 Hutang Garansi Rp 2,000,000 Persediaan spare-parts 2,000,000 Kewajiban Estimasi Pensiun dan Tunjangan Kesehatan Selain gaji, perusahaan biasanya memberikan pembayaran lain berupa tunjangan/asuransi kesehatan, jiwa dan pensiun kpd karyawannya Tunjangan kesehatan baik asuransi maupun reimbursement tidak dibayarkan secara langsung kpd karyawan tp dibayar ketika perusahaan sakit sehingga jumlahnya tidak pasti setiap bulan. Untuk mencatatnya perusahaan menggunakan estimasi Pensiun diberikan kepada karyawan ketika berhenti bekerja sehingga menjadi kewajiban bagi perusahaan yg jumlahnya juga di estimasi. Kewajiban Estimasi Bonus Bonus diberikan perusahaan kepada karyawannya yang berprestasi atau mencapai target tertentu. Bonus bisa juga dibagikan kepada seluruh karyawan jika perusahaan dapat mencapai target keuntungan. Bonus menjadi kewajiban bagi perusahaan yang jumlahnya diestimasi berdasarkan target yang diinginkan Kewajiban Kontijensi Merupakan potensi kewajiban yang adanya/timbulnya tergantung pada peristiwa masa depan akibat dari transaksi masa lalu. Pembayaran atas kewajiban kontijensi tergantung pd peristiwa yang akan terjadi dimasa datang Contoh : gugatan hukum Akuntansi Kewajiban Kontijensi Akuntansi untuk kewajiban kontijensi tergantung pada satu peristiwa yang akan terjadi dimasa depan dan dapat/tidaknya diestimasi jumlah yang terhutang jika peristiwa tsb terjadi. Tiga perbedaan kemungkinan perlakuannya didalam akuntansi : 1) dicatat sebagai kewajiban, 2) dinyatakan dalam catatan laporan keuangan dan 3) tidak perlu dinyatakan dalam laporan keuangan Accounting for Contingent Liabilities Three different possibilites are identified in the following chart : record liablity, disclose in notes, or no disclosure. Amount . . . Probability of future sacrifice . . . Reasonably Probable Possible Remote Can be Estimated Record the contingent liability. Disclose the liability in the No notes to the action. financial stmts. Disclose the Cannot be liability in the Estimated notes to the Disclose the liability in the notes to the financial stmts. financial stmts. No action. Akuntansi Kewajiban Kontijensi Kondisi yang menentukan tiga kemungkinan : 1. Kejadian dimasa depan adalah sangat mungkin (probable) dan jumlah terutang dapat diestimasi . Ini dicatat sbg kewajiban diestimasi. Contoh: garansi 2. Kejadian dimasa depan dapat mungkin terjadi (reasonably possible) namun jumlah yang terutang tidak dapat diestimasi. Ini dinyatakan dalam catatan laporan keuangan 3. Kejadian dimasa depan kecil kemungkinan terjadi (remote). Tidak perlu dinyatakan dalam catatan LK Reasonably Possible Contigent Liabilities Kewajiban kontijensi yang mungkin dapat terjadi (reasonably possible) perlu diungkapkan dlam catatan laporan keuangan sesuai dngn full-disclosure principle yang mensyaratkan bahwa semua informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan harus dilaporkan dan tidak boleh diabaikan. Potential Legal Claim Debt Guarantee Other Contigencies