Penyakit (congenital tremor) pada babi

advertisement
NAMA : MAURIDZ FLORENT
FERNANDEZ
NPM : 200110080108
Penyakit Congenital tremor (myoclonia congenita) tanda,
pencegahan dan pengobatan pada babi
Congenital tremor pada babi
A. KALSIUM
Kalsium terdapat pada tubuh dalam bentuk garam-garam kalsium, senyawa ion maupun
ikatan protein-kalsium. Sembilan puluh sembilan persen kalsium terdapat pada tulang dan
gigi dalam bentuk kristal yang berfungsi memberikan kekuatan pada struktur tulang dan gigi.
Satu persennya terdapat pada sirkulasi darah dan empat puluh persen dari satu persen kalsium
tersebut terikat dengan protein terutama albumin.kalsium dalam bentuk senyawa ion
berfungsi untuk menjaga integritas membrane sel, elektrofisiologi pada eksitabilitas sel, dan
berperan dalam kontraksi otot.
Konsentrasi kalsium dalam darah dipengaruhi hormon parathyroid (PTH) dan
thyrocalcitonin. PTH disekresikan oleh kelenjar paratiroid dan berfungsi meningkatkan kadar
serum kalsium. Thyrocalcitonin meningkatkan deposisi kalsium pada tulang ketika terjadi
peningkatan kadar kalsium pada darah. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar tiroid, berfungsi
pula untuk mengurangi kadar serum kaslium dan fosfat.
Kalsium berfungsi utama untuk membangun tulang dan gigi, fungsi yang lain yaitu :
1. Menstabilkan membran sel dan memblokade transport natrium menuju sel. Maka
penurunan kadar kalsium akan meningkatkan eksitabilitas sel dan sebaliknya
peningkatan kadar kalsium akan menurunkan eksitabilitas.
2. Pembekuan darah, bila kalsium tidak tersedia, missal terikat dengan sitrat atau
oksalat, maka pembekuan darah tidak terjadi.
3. Produksi air susu.
4. Sekresi beberapa hormon dan factor pelepas hormon.
Vitamin D diproduksi oleh kulit dengan bantuan sinar ultra violet (UV). Vitamin D diubah
oleh hati menjadi 25- dihydroxycholecalciferol dan lebih lanjut akan dimetabolisme oleh
ginjal dengan bantuan PTH untuk membentuk 1,25- dihydroxycholecalciferol aktif yang
sangat penting pada proses penyerapan kalsium dari saluran pencernaan.
(Cunningham, James G, 2002)
Kalsium plasma terdapat dalam 3 bentuk :
1. bentuk senyawa kompleks dengan asam organik ex. Sitrat, phosphat
2. bentuk terikat protein ex. Albumin, globulin
3. bentuk terionisasi/ bentuk tak terikat (Ca2+)
(Murray, R. K., et all., 2003)
Garam kalsium lebih larut dalam kondisi asam sehingga penyerapan berlangsung di bagian
awal usus halus. Penyerapan tergantung dari banyaknya yang dimakan, kebutuhan dan tipe
makanan. Faktor penentu utama bnyaknya kalsium yang diserap adalah kebutuhan tubuh.
Kalsium yang diserap melalui dinding usus halus, yang terbanyak disimpan di tulang
terutama di spons tulang (trabekula) dan kelak akan dikeluarkan jika diperlukan. Namun
kalsium tidak selalu dapat dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, misal saat
terjadi tetani/kejang. Mobilisasi kalsium termudah adalah dari tulang rahang dan biasanya
pada diagnosa defisiensi kalsium tulang rahang ini diabaikan. Deposisi dan mobilisasi
kalsium ini dikontrol oleh hormon.
Kalsium yang diserap dan tidak diperlukan oleh tubuh, kebanyakan diekskresikan melalui
urin, meskipun sebagian melalui tinja dan keringat (Sihombing, 2006).
Hubungan Kalsium dengan Fosfat
Fosfat merupakan anion yang keberadaannya dalam tubuh juga dipengaruhi oleh PTH.
Normalnya total konsentrasi kalsium dan fosfat dalam tubuh selalu konstan. Artinya, jika
konsentrasi kalsium meningkat maka fosfat akan turun begitu pula sebaliknya jika
konsentrasi kalsium menurun maka fosfat akan naik. Kalsium dan fosfat dapat bergabung
membentuk kalsium fosfat (CaHPO4). Jika senyawa ini terbentuk terlalu banyak dapat
mengakibatkan hipokalsemia.
Hubungan kalsium dengan bahan lain
1. Magnesium yang banyak dimakan akan menurunkan mpenyerapan magnesium, besi,
iodine, mangan, zink dan tembaga, terutama jika salah satu unsure yang dimakan di
ambang batas kurang.
2. Kalsium yang berlebihan menurunkan penyerapan dan pemanfaatan zink dan
menyebabkan parakeratosis akibat defisiensi zink.
3. Magnesium yang berlebih menurunkan penyerapan kalsium, mengusir kalsium dari
tulang sehingga mengakibatkan ekskresi kalsium. (Sihombing, 2006).
B. HIPOCALCEMIA
Definisi
Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mg/dl (Bullock and Philbrock, 1984).
Kadar normal kalsium dalam darah pada babi betina adalah 11,1 dan pada jantan 9,65
(Mitruka, Brij M., 1981).
Dahulu gangguan ini diduga disebabkan oleh adanya bendungan pada system syaraf, alergi,
penyakit neuromuskuler, penyakit keturunan, penyakit ketuaan, penyakit infeksi dan penyakit
defisiensi makanan yang menyangkut kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin D dan protein
(Subronto, 2001)
Faktor Predisposisi
Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.
Hipokalsemia paling sering terjadi pada penyakit yang menyebabkan hilangnya kalsium
dalam jangka lama melalui air kemih atau kegagalan untuk memindahkan kalsium dari tulang
(Bullock and Philbrock, 1984).
Namun dari hasil temuan hypocalcemia disebabkan karena : penurunan kadar kalsium dalam
darah di bawah normal, defisiensi hormon paratiroid, efek hormon tirokalsitonin, gangguan
absorbsi kalsium, gangguan produksi vitamin D, hormon estrogen dan steroid kelenjar
adrenal
yang
menurunkan
absorbsi
kalsium
(Subronto,
2001)
Sebagian besar kalsium dalam darah dibawa oleh protein albumin, karena itu jika terlalu
sedikit albumin dalam darah akan menyebabkan rendahnya konsentrasi kalsium dalam darah.
Penyebab
Keterangan
Biasanya terjadi setelah kerusakan kelanjar paratiroid
Kadar hormon paratiroid
atau karena kelenjar paratiroid secara tidak sengaja
rendah
terangkat pada pembedahan untuk mengangkat tiroid
Kekurangan
kelenjar Penyakit keturunan yg jarang atau merupakan bagian
paratiroid bawaan
dari sindroma DiGeorge
Penyakit
keturunan
yg
jarang;
Pseudohipoparatiroidisme
kadar hormon paratiroid normal tetapi respon tulang
& ginjal terhadap hormon menurun
Biasanya disebabkan oleh asupan yg kurang,
kurang terpapar sinar matahari (pengaktivan vitamin
D terjadi jika kulit terpapar sinar matahari),
penyakit
hati,
Kekurangan vitamin D
penyakit saluran pencernaan yg menghalangi
penyerapan
vitamin
D,
pemakaian barbiturat & fenitoin, yg mengurangi
efektivitas vitamin D
Kerusakan ginjal
Mempengaruhi pengaktivan vitamin D di ginjal
Kadar magnesium yg rendah Menyebabkan menurunnya kadar hormon paratiroid
Asupan yg kurang atau
Terjadi dengan atau tanpa kekurangan vitamin D
malabsorbsi
Terjadi jika kelebihan asam lemak dalam darah
Pankreatitis
karena cedera pada pankreas, bergabung dengan
kalsium
Mengurangi jumlah kalsium yg terikat dengan
Kadar albumin yg rendah
albumin tetapi biasanya tidak menyebabkan gejala,
karena jumlah kalsium bebas tetap normal
Ketika konsentrasi kalsium menurun, blocking effect kalsium terhadap natrium (sodium) juga
akan menurun. Maka dari itu ketika kadar kalsium rendah akan meningkatkan eksitabilitas sel
saraf dan menyebabkan spasmus otot. Bahkan akhirnya dapat menimbulkan konvulsi dan
tetani.
Hipokaslemia dapat dilihat seiring dengan penurunan aktivasi vitamin D, kadang-kadang
berhubungan pula dengan penyakit gnjal maupun hati. Pancreatitis dapat menyebabkan
penurunan serum kalsium akibat dari sekresi enzim pankreatik lipase yang akan mengikat
asam lemak dan kalsium. Transfusi darah dapat pula menyebabkan hipokalsemia karena
kalsium dapat terikan nitrat yang digunakan saat preparasi, halmtersebut menghilangkan
kalsium terionisasi dalam darah. Hiperpospatemia, hipoalbuminia, penyakit pada kelenjar
paratiroid, terapi obat seperti ACTH atau glucagon, pembedahan atau pengambilan kelenjar
paratiroid, penyakit saluran pencernaan, neoplasia semuanya dapat dikaitkan dengan
hipokalsemia.
Sebagai akibat dari hipokalsemia antara lain ; osteoporosis, spasmus, tetani, peningkatan
motilitas saluran gastro-intestinal, serta masalah jantung dan sirkulasi. Tetani otot
merupakan hal yang paling umum terjadi dan berbahaya terutama jika mengakibatkan
spasmus laryngeal (Bullock and Philbrock, 1984).
Hipokalsemia pada Babi
Milk fever (Parturient Hypocalcemia, Parturient Paresis) termasuk salah satu dari tiga
metabolic disease yang sering terjadi (Wooldridge, W. R., 1960).
Menurut George milk fever (tanpa susu dan tanpa demam) yang sering terjadi secara tiba-tiba
setelah proses kelahiran dan menyebabkan hipokalsemia akut. Berikut ini urutan hewan yang
sering mengalami hipokalsemia adalah : sapi, domba, kambing, babi dan anjing (Smith, M.
A., 1967).
Milk fever kadang terjadi pada babi dan dapat menyerang babi sehat. Kondisi yang terjadi
pada babi sama dengan yang terjadi pada sapi, spesies yang lebih mendapat perhatian tentang
penyakit ini (Hungerford, T. G., 1967).
Penelitian pada masa awal penyakit ini mulai diteliti yang dilakukan oleh Dr. Dryerre dan
Greig menunjukkan bahwa disfungsi kelenjar paratiroid merupakan factor utama. Akibatnya
adalah penurunan kadar kalsium darah yang kadang berkorelasi dengan turunnya kadar
fosfor. Para ahli percaya bahwa kadar magnesium juga turun tapi tana penurunannya biasa
dikaitkan dengan hyperaestesia atau bahkan tetani yang merupkan pengaruh yang sangant
komplikatif/ rumit. Maka dari itu dibedakan dengan pingsan yang disebabkan oleh
hipokalsemia baik dengan atau tanpa hypophospatemia, sangat sedikit literature yang
membahas hal ini terutama pada babi.
Hipokalsemia atau milk fever pada babi berbeda dengan kejadian pada sapi dan domba.
Namun penyebab dan pengobatan yang dilakukan biasanya sama (Hungerford, T. G., et all.,
1967).
Gejala Klinis
Umumnya terjadi penurunan temperatur tubuh di bawah normal, beberapa kasus
menunjukkan excitement yang normal atau meningkat. Jika tidak menunjukkan adanya
excitement, temperatur tubuh tinggi maka indikasinya bukan hipokalsemia. Gejala lain adalah
babi tidak mau makan, air susu yang dikeluarkan menurun atau tertunda (Hungerford, T. G.,
et all., 1967).
Babi terserang ditandai dengan gejala farrowing selama beberapa jam. Akan tetapi pada
beberapa kasus hewan telah farrowing 7 – 10 hari sebelumnya. Nafsu makan dan sekresi
susu menurun drastis. Hewan tampak aktif pada awalnya tapi nantinya akan ditemukan
terkulai lemas dikandang. Jika hewan dibangunkan dapat terjadi gerakan-gerakan
inkoordinatif pada kaki-kakinya. Kaki-kaki kadang tidak bisa digerakkan atau diangkat sama
sekali (Anthony and Lewis, 1961).
Gejala hipokalsemia dapat terlihat mulai beberapa jam sampai pada puncak laktasi induk
(Anthony,1961). Terengah- engah dan lesu adalah salah satu gejala awal. Tremor ringan,
kejang, keram otot, ataxia diakibatkan peningkatan eksibilitas neuromuscular. Kemungkinan
juga terjadi perubahan tingkah laku seperi agresif, mendengking, salviasi, hipersensitif
terhadap stimuli dan disorentasi.
Tremor hebat, tetani, dan koma dapat juga diikuti dengan kematian. Hipertermia juga
ditemukan pada beberapa kasus. Cerebral odema terjadi pada beberapa kasus serangan.
Tachicardi, hipertermia, polyuria, polidipsia, dan muntah sering terjadi. Dari kebanyakan
kasus, induk dapat sehat kembali dan anak dapat tumbuh dengan baik (Mercks manual,2008).
Walaupun Hipokalsemia seringkali terlihat setelah kelahiran, tapi gejala klinis juga mungkin
terlihat sebelum kelahiran atau pada saat kelahiran. Hipokalsemia dengan konsentrasi
kalsium serum diatas 7mg/dl tetapi dibawah batas normal dapat menyebabkan kontraksi
myometrial yang tidak efektif dan proses kelahiran yang lambat. Nafas terengah-engah dapat
menyebabkan alkalosis pernafasan. Konsentrasi ion kalsium berhubungan dengan konsentrasi
protein, keadaan asam basa, dan ketidak seimbangan elektrolit lainya. Karena itu keparahan
dari gejala klinis tidak selalu berhubungan dengan konsentrasi kalsium total (Mercks
manual,2008).
Sistem imunitas bertugas mengadakan perlawanan terhadap bermacam-macam kuman dan
menelan berbagai benda asing yang berada dalam tubuh. Dalam proses membasmi musuh
dari luar ini, pertama-tama mengeluarkan tanda bahaya adalah ion kalsium.
Kemudian ion kalsium pula yang memberi aba-aba kepada sistem imunitas untuk menangkap
musuh. Berbagai macam sel-sel imunitas baru dapat bergerak secara serentak menelan dan
membasmi musuh. Dari sisni terlihat pentingnya kalsium dalam sistem imunitas. Begita
terjadi kekurangan calcium, kemampuan sistem imunitas akan menurun dan menjadi kacau,
sehingga timbul bermacam-macam penyakit seperti LE atau Lupus Eritematopus, rematik,
seleroderma, dermatitis, jerawat dan penyakit kulit lainnya. Suplemen kalsium dapat
meningkatkan sistem imunitas dan mempunyai efek yang lebih baik dalam pengobatan
penyakit ini.
Osteoporosis adalah perubahan patologis berupa pengerasan pembuluh nadi, dinding
pembuluh menebal dan mengeras, sehingga kehilangan sifat lenturnya dan terjadi
penyempitan. Ciri khasnya adalah menimbunnya zat lemak, terbentuknya asam darah dan
bertambahnya jaringan serta. Bertambahnya benda sing pada dinding pembuluh ini akan
menimbulkan penyumbatan pada pembuluh darah. Dalam proses ini, ion calcium menjadi
unsur utama dalam pengerasan pembuluh nadi. Ketika organisme sangat kekurangan calcium,
calcium darah akan menurun dan kemudian tubuh akan mengerahkan calcium tulang untuk
masuk ke dalam darah. Calcium yang dileburkan dari tulang, mengendap di dalam pembuluh
darah dan menarik kolesterol. Zat-zat pada dinding pembuluh darah perlahan-lahan menebal,
bertambah keras dan hilanglah kelenturannya. Pengerasan nadi adalah salah satu penyebab
hipertensi, penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak yang sangat
mengancam kesehatan manusia. Beberapa tahun belakangan ini, penelitian menunjukkan
pada saat penjabaran osteroporosis harus pula ditambah dengan mengkonsumsi unsur
calcium. Suplemen calcium bukan saja dapat mencegah dan mengobati osteoporosis dan
hipertensi tapi juga mempunyai efek yang nyata dalam menurunkan lemak dalam darah.
Hipokalsemia bisa tidak menimbulkan gejala. Seiring dengan berjalannya waktu,
hipokalsemia dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan gejala-gejala neurologis seperti :
-
Kebingungan
Kehilangan ingatan ( memori )
Delirium ( penurunan kesadaran )
Depresi
Halusinasi
Episodeapneu ( henti bernafas )
Kejang
Gejala tersebut
akan menghilang jika
kadar kalsium
kembali
normal.
Kadar kalsium yang sangat rendah (kurang dari 7 mgr/dL) dapat menyebabkan nyeri otot dan
kesemutan, yang seringkali dirasakan di bibir, lidah, jari-jari tangan dan kaki. Pada
kebanyakan hewan yang kadar kalsium dalam darahnya 6 mg/dl maka hewan akan berbaring
dan tak sanggup berdiri. Dan akan berakibat fatal jika kadar nya hanya 4 mg/dl (Smith, B. P.,
2002).
Pada kasus yang berat bisa terjadi kejang otot tenggorokan (menyebabkan sulit bernafas) dan
tetani (kejang otot keseluruhan).
Bisa terjadi perubahan pada sistem konduksi listrik jantung, yang dapat dilihat pada
pemeriksaan EKG.
Hipokalsemia juga bisa terjadi akibat hiperfosfatemia (kadar fosfat yang tinggi dalam darah).
Hal ini bisa terjadi pada bayi yang lebih besar yang diberikan susu, karena kandungan fosfat
dalam susu sangat tinggi.
Patogenesis
Perubahan-perubahan yang terjadi pada hypocalcemia antara lain ;
1. Pada sistem neuromuskuler
Perubahan kadar ion dalam sel dan cairan sekitarnya akan mempengaruhi geraklan maupun
tonus otot. Impuls syaraf maupun kontraksi otot dipengaruhi oleh ion Na, Ca, K, dan Mg.
Ion-ion Na dan K digunakan untuk memelihara kemampuan membran sel. Ion Ca dan Mg
digunakan untuk memelihara permiabilitas sel. Keduanya berperan secara resiprokal pada
transisi hantaran syaraf yang akan mempengaruhi pembebasan asetilkholin. Kadar kalsium
yang meningkat dan Mg turun, maka asetilkholin akan dibebaskan secara berlebihan. Jika
kalsim turun dan Mg meningkat maka akan menghambat pembebasan asetilkholin. Ion Ca
dan Mg berpengaruh terhadap kontraksi otot. Terbebasnya ion kalsium ke dalam sarkoplasma
akan memacu protein otot, aktin dan miosin sehingga akan menyebabkan kontraksinya
serabut otot atau neurofibrin.
1. Ion kalsium akan menghambat pembebasan hormon insulin dari pankreas sehingga
terjadi peningkatan glukosa darah yang mengakibatkan gangguan fungsi
kardiovaskuler.
(Subronto, 2001)
1. Pada jantung
Jantung mengemban tugas untuk mempertahankan nyawa. Meski hanya sebesar kepalan
tangan, jantung mampu mengantarkan darah setiap saat ke setiap sel dalam tubuh manusia.
Kemampuan ini berasal dari kontraksi otot jantung secara terus menerus. Padahal kontraksi
dan ekspansi jantung serta penyimpanan dan penggunaan energinya tidak lepas dari pengaruh
calcium. Ketika jantung berkontraksi karena perasaan tegang, ion calcium mengendalikan
detak jantung, Untuk mengamatinya akan kita temukan bahwa, pada saat calcium memasuki
sel, ia akan mengaktifkan protein kontraktif dan menimbulkan rangsangan pada otot jantung.
Dengan berulangnya aktifitas seperti ini, maka akan timbul berkali-kali kontraksi pada otot
jantung. Saat kadar calcium rendah, daya kontraksi otot jantung akan berkurang. Hal inilah
yang menimbulkan berbagai macam penyakit jantung. Pada kondisi seperti ini, apabila kita
mencoba memasukkan ion calcium kedalam otot jantung, maka kekuatan otot jantung akan
berangsur pulih. Jelas sekali peranan penting calcium dalam denyut jantung.
Diagnosa
Konsentrasi kalsium abnormal biasanya pertama kali ditemukan pada saat pemeriksaan darah
rutin. Karena itu hipokalsemia sering terdiagnosis sebelum gejala-gejalanya muncul.
Untuk menentukan penyebabnya, perlu diketahui riwayat lengkap dari keadaan kesehatan
penderita, pemeriksaan fisik yang lengkap dan pemeriksaan darah dan air kemih lainnya.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan
kadar kalsium dalam darah
Pangobatan
300 ml kalsium boroglukonat 10% atau 1,25 bagian obat pada kasus milk fever pada sapi
dapat diberikan pada babi yang besar. Babi yang ukurannya kecil, dosisnya dikurangi. Untuk
lebih mudahnya kebanyakan diberikan secara intra peritoneal (IP) atan subcutan (SC).
Memungkinkan juga diberikan secara intravena (IV) jika sangat diperlukan. Karena berefek
pada denyut jantung. Babi akan lebih senang jika diberikan melalui jalur intarmuskuler (IM)
dan SC (Hungerford, T. G., 1967).
Pemberian kalsium boroglukonat yang ditambahkan senyawa phospat terlarut dengan cara
injeksi sub kutan. Garam kalsium mungkin diberikan dengan campuran air dan disterilkan
terlebih dahulu sbelum disuntikkan sub kutan di belakang telinga. Untuk pemecahan
permasalahan tersebut paling utama harus tersedia senyawa kalsium, phospat dan garam
magnesium senagai tambahan (Anthony, 1961).
Pengobatan hipokalsemia bervariasi tergantung penyebabnya. Kalsium dapat diberikan baik
secara intravena maupun per-oral. Hipokalsemia menahun diperbaiki dengan mengkonsumsi
tambahan kalsium per-oral. Mengkonsumsi tambahan vitamin D dapat membantu
meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan ( Anonimus a ).
Pada penyakit rakhitis karena kekurangan fitamin D yang menyebabkan gangguan
metabolism kalsium, perlu perawatan berlanjut vitamin D dengan dosis tinggi ( Engstrom, C.
W et all, 1984 ).
Dosis pemberian vitamin D dan kalsium secara oral
v Dihydrotachysterol (Hytakerol®)

0.02- 0.04 mg/kg x 3 hari, kemudian dosis dikurangi 0.01- 0.025 mg/kg untuk 1
minggu


1,25-Dihydroxyvitamin D3 (calcitrol). (Rocaltrol®)
0.025 – 0.06 mg/kg/hari
v Vitamin D2 (ergocalciferol) (Calciferol®, Drisdol®)

,000- 6,000 U/Kg/hari, untuk 1-2 minggu kemudian 1,000-2,000 U/Kg/minggu
v Oral calcium (digunakan untuk hypocalcemia ringan yang dikombinasi dengan vitamin D)

24-44 mg calcium/kg/hari yang diberikan 2 – 4 dosis
Terapi untuk Hypocalcemia
v Eclampsia

kalsium gluconate IV ( 100% Ca gluconate IV dengan dosis 0.5- 1.5 ml/kg (5- 15
mg/kg). Mungkin dosis harus diulang ( catatan- Khloridkalsium digunakan pada 1/3
dosis tanpa extravasasi; Cacl adalah 3 kali lebih kuat, sangat mengiritasi dan akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan jika diberikan secara ekstravskuler. Ca
gluconate diencerkan dalam suatu larutan bersifat garam dengan volume yang sama,
diberi SC tiap 6- 8 jam jika tanda klinis persisten.
v Chronic Renal Failure (gagal ginjal kronis)



diuresis ( 90- 120 ml/kg/hari,)
diet protein/garam
binder fosfat
v Acute Renal Failure (gagal ginjal akut)





diuresis ( 120- 180 ml/kg/hari)
dopamine drip (2 mg/kg/min)
mannitol (jika anuric atau oliguric)
pertukaran elektrolit dan gangguan asam/basa
dialysis
v Ethylene Glycol





diuresis
dopamine drip (2 mg/kg/min)
mannitol (if anuric or oliguric)
pertukaran elektrolit dan gangguan asam/basa
dialysis
v Acute Pancreatitis


NPO 48 – 96 atau lebih dari 1 jam
IV fluids (60 – 90 ml/kg/hari)
v Primary Hypoparathyroidism


Ca Gluconate IV jika diperlukan ( lihat eclampsia untuk dosis dan rute pemberian)
oral vitamin D terapi oral calcium
v Nutritional Secondary Hyperparathyroidism



initially, oral calcium supplementation
diet yang benar
membatasi aktivitas untuk mencegah fraktur
v Phosphate-Containing Enemas

kalsium gluconate IV ( lihat eclampsia untuk dose/route)
(Anonimus b, app.vetconnect.com)
Pada hewan monogastric, pemberian calsitriol dapat merangsang penyerapan Ca aktif dari
saluran pencernaan terutama usus halus bagian atas. Ca pada pemamah biak dan babi sangat
diperlukan pada saat proses laktasi (Anonimus a ). Calsitonin secara injeksi sub kutan dosis
100-200 MRC U sangat manjur, yang berkelanjutan lebih dari 6 bulan tidak menyebabkan
reaksi alergi, efek samping, danh hilangnya efek therapeutic ( Shai, et all., 1971 ).
Pemberian mineral-10 dosis pengobatan dicampur pada makanan dan air minumnya diberi
PIGFET (Nugroho, 1990).
Pencegahan
Pemberian pakan kering yang dibersihkan pada usia sebelum 1 minggu, hewan di tempatkan
pada lingkungan yang mendapat sinar matahari pagi yang mengandung vitamin D ( Miller, E.
L, et all, 1964 ).
Peningkatan senyawa kalsium ( Ca) pada saat laktasi untuk keseimbangan komponen mineral
tubuh (Bristol, R. H, 2004 ).
Program pemberantasan cacing 1-2 bulan sekali dengan vermicide (Nugroho, 1990).
Anak babi sering diumbar pada tanah terbuka atau dikeluarkan dari kandang sehingga cukup
memperoleh sinar matahari dan udara segar serta cukup bergerak (Nugroho, 1990)
Pemberian Sumber kalsium bagi ternak :
Sumber kaya kalsium yaitu alfafa dan hijauan leguminosa, tetes atau molasses, ampas jeruk,
tepung ikan dan hasil ikutan ikan, tepung daging dan tepung tulang, tepung susu dan hasil
ikutan susu dan bungkil biji lobak.
Bahan suplementasi yaitu tepung tulang, kalsium glukonat, kalsium laktat, dikalsium foafat,
dolomite, kapur, rumput laut dan kulit kerang (Sihombing, 2006)
Hal lain yang tidak boleh diabaikan adalah komposisi suplemen calcium yang baik harus
memiliki sifat-sifat sbb :
1. Kandungan calciumnya tinggi, mudah diserap, efektifitasnya tinggi.
2. Sifat asam basa yang seimbang, tidak ada efek samping dan praktis untuk dibawa dan
digunakan.
3. Selain calcium harus pula mengandung asam amino dan nutrisi lain,vitamin dan bebrapa
unsur lainnya.
Differensial Diagnosa
- Asidosis
- Defisiensi Magnesium
Hasil Penelitian
Secara klinis efek metabolik kalsitonin pada babi dapat menimbulkan paget’s disease dan
osteoporosis jika metabolismenya tidak seimbang (Shai, F., Richard K. B., et all., 1971).
Hiperkeratonemic pada anak babi selama 2 sampai 3 bulan menyebabkan metabolisme
glukosa dan D-beta-hydroxybutyrate (D-BHB) dipelajari. Hiperketonemia dan hipokalsemia
terjadi jika ada peningkatan D-BHB sebanyak 6-40% (Schlumbohm, C. and J. Harmeyer,
1999).
Babi dengan diet defisiensi vitamin D 5-10 kali lipat akan meningkatkan aktivitas 1 alfa
hidrosilase dan menyebabkan hipokalsemia berat, plasma 1,25 dihidroksikolikalsiferol turun,
plasma 24,25dihidroksikolikalsiferol sangat menurun, dan aktivitas 24 hidroksilae tidak
terdeksi (Engstrom, G. W., et all., 1983).
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus a, Hipokalsemia. Medicastore.com
Anonimus b, app.vetconnect.com
Anonimus c, members.lycos.co.uk/bisnisplan
Anthony David J & Lewis E Fordham. 1961. Disease of The Pig 5th edition. Balliere, Tindall
& Cox : London
Bullock Barbara L & Rosendahl Pearl Philbrock. 1984. Pathophysiology Adaptations &
Alterations Function. Little, Brown & Company : United States of America
Bristol, R. M. 2004. Hypocalcemia ( Milk Fever )-Is it all about calcium?. ILC Resources,
Iowa
Cunningham, James G., 2002, Textbook of Veterinary Physiology 3rd, W. B. Saunders :
Philadhelpia
Engstrom, C. W, Horst, R. L, Reinhardt, T. A and Littledike, E. T. 1984. 25-Hydroxyvitamin
D 1α- and 24-Hydroxylase Activities in Pig Kidney Homogenates: Effect of Vitamin D
Deficiency. The Journal of Nutrition, 114: 119-126
Hungerford, T. G., 1967, Disease of Livestock,Angus and Robertson : Sydney
Merck manual, 2008,
Miller, E. R, Ullrey, D. E, Zutaut, C. L, baltzer, B. V, Schmidt, D. A, Vincent, B. H and
Luecke, R. W. 1964. Vitamin D2 Requirement of Baby Pig 1,2. The Journal of Nutrition, 83.
Mitruka, Brij M., 1981, Clinical Biochemical and Hematological reference Values in Normal
experimental animals and Normal Humans 2nd, Year Book Medical Publisher. INC.: Chicago
Murray, Robert K., Daryl K. Granner, et all., 2003, Biokimia Harper Edisi 25, EGC : Jakarta
Nugroho, E. 1990. Beternak Babi. Eka Offset : Semarang
Shai, F, Baker, R. K and Wallach, S. 1971. The Clinical and Metabolic Effect of Porcine
Calcitonin on Paget’s Disease of Bone. From the Department of Medicine and the U. S
Public Health Service Clinical Research Center, State University of New York, Downstate
Medical Center: Brooklyn, New York: 1928-1940
Schlumbohm, C. and J. Harmeyer, 1999, Effect of hypocalcemia on glucose metabolism in
hiperketonemic piglets, Departemen of Physiology, School of Veterinary Medicine,
Bioschofer Damm 15, 30173 Hannover : Germany
Sihombing, M.Sc., Ph.D. 2006. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
Smith, Bradford P., 2002, Large Animal Internal Medicine 3rd, Mosby : London
Smith, Milton Atmore, Homas Carlyle Jones, et all., 1967, Veterinary Pathology 4th, Lea &
Febiger : Philadelphia
Subronto dan Ida Tjahajati, 2001, Ilmu Penyakit Ternak II, Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
Wooldridge, W. R., 1960, Farm Animals in Health and Disease, Crosby Loockwood & Son,
Ltd. : London
Download