DRAMA DAN GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH (DRAMA and the SEVENTH-DAY ADVENTIST CHURCH) Sebuah Tinjauan Singkat tentang Sejarah Perkembangan Drama di dalam Gereja Tuhan dari Eden Hingga Saat Ini dengan Penekanan pada Bagaimana Drama Masuk ke Dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Dan Saran-saran Untuk Membalikkan Kecenderungan Ini Lawrence R. Hawkins, M.D. E-mail : [email protected] Telepon: 509 525-4024 Fax : 509 522-2448 College Place, Washington Desember 2000 (Sumber: www.temcat.com) I – PENDAHULUAN Gereja-gereja dan lembaga-lembaga Masehi Advent Hari Ketujuh (untuk selanjutnya disingkat MAHK) semakin banyak menggunakan produksi-produksi teater (drama) dan musik Kristen kontemporer dalam usaha untuk menarik dan memegang orang muda dan memuaskan keinginan para generasi “baby boomer” dan “GenX.” Inilah saatnya bagi para orangtua, pendeta, dan pimpinan lembaga untuk meninjau kembali posisi mereka tentang drama. Pertanyaan yang HARUS dijawab adalah, “Apakah nasehat ilham yang diberikan kepada gereja ini tentang penggunaan drama dan penerapannya bagi masa kini?” Ada sebuah pertanyaan relevan yang perlu digali sehubungan dengan sikap yang semakin mendukung terhadap drama dalam gereja-gereja dan lembaga-lembaga MAHK di seluruh dunia. Apakah kita sebagai sebuah gereja dan sebagai pribadi-pribadi telah siap sepenuhnya untuk memahami masalahmasalah yang terlibat dalam penggunaan drama? Apakah kita telah begitu nyaman dan mantap dalam kebenaran-kebenaran gereja MAHK sehingga kita tidak akan diperdaya oleh kompromi yang sedang menyelinap masuk? Apakah kita telah sepenuhnya berserah kepada Tuhan sehingga Roh Kudus akan memberi kita kemampuan rohani untuk mengetahui dan membedakan sehingga pikiran kita dapat diterangi tentang apa metode yang tepat untuk “mengemas 2 atau membundel Injil?” Apakah kita telah menjadi begitu terbiasa dengan drama dari industri perfilman yang ditayangkan di layar-layar televisi kita sehingga kita tidak mampu lagi membedakan betapa itu telah menjadi perangkap bagi kita, anak-anak kita, dan gereja kita? Apakah kita, melalui pelajaran Alkitab dan Roh Nubuat setiap hari secara teratur, mempersiapkan pikiran kita sehingga kita tidak akan mengizinkan apapun yang menyebabkan kita, keluarga kita, atau gereja kita mengorbankan kebenaran, meskipun pengkhianatan, kesesatan, dan aniaya akan menjadi akibatnya (dan sebagiannya berasal dari antara orang-orang di dalam gereja kita sendiri)? Ketika sebuah metode untuk menyampaikan kebenaran dianjurkan, maka nasehat Paulus kepada Timotius diperlukan: “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” –2 Timotius 2:15. Tuntunan terbaik bagi orang Kristen MAHK yang ingin menggunakan sebuah metode untuk “membundel Injil” lagi-lagi diberikan oleh Rasul Paulus. Ia mengatakan dalam satu ayat: “Jadi akhirnya, saudarasaudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4:8. Dan apakah ada gereja lain yang memiliki tulisan-tulisan yang begitu bagus, tepat dan penuh oto3 ritas untuk memuliakan firman Tuhan dibandingkan dengan Gereja MAHK? Berikut ini dua contohnya: “Hanya orang-orang yang telah menjadi murid Kitab Suci yang rajin dan yang telah menerima kasih akan kebenaran akan dilindungi dari khayalan besar yang menguasai dunia.”—The Great Controversy, hlm. 624, 625. “Tidak cukup hanya mengetahui apa yang telah dipikirkan dan diajarkan oleh orang lain tentang Alkitab.Pada saat penghakiman, setiap orang harus mempertanggungjawabkan dirinya sendiri kepada Tuhan, dan masing-masing sekarang harus belajar sendiri tentang kebenaran.”—Education, hlm. 188. “Betapa sebuah pelajaran yang kita miliki bagi para orangtua dan pengawas-pengawas orang muda, dan bagi orang-orang yang bekerja dalam pelayanan kepada Tuhan. Ketika kejahatan yang ada tidak dihadapi dan diperbaiki, karena manusia memiliki keberanian terlalu sedikit untuk menegur kesalahan, atau karena mereka memiliki minat terlalu sedikit atau terlalu malas untuk mengurangi kekuatan mereka demi melakukan usaha-usaha yang tulus untuk menyucikan keluarga atau gereja Tuhan, mereka bertanggung jawab atas kejahatan yang mungkin menjadi akibat dari pengabaian akan kewajiban mereka. Kita sama bertanggung jawabnya terhadap kejahatan yang kita perbaiki pada orang lain, melalui teguran, peringatan, melalui pengaruh wewenang orangtua atau pendeta, seolah-olah kita 4 sendirilah yang bersalah atas perbuatan itu.”— Testimonies, vol. 4, 516. Sementara tampaknya benar bahwa beberapa kalangan menyerukan “Alkitab dan Alkitab Saja,” tidak ada alasan untuk tidak mempelajari pernyataan dari orang yang disebut nabi Gereja MAHK di “zaman Victoria” untuk menuntun keputusan kita dalam menggunakan drama. Terbitan khusus Adventist Review tanggal 29 April 1999 menyatakan bahwa gereja masih memegang kepercayaan dasar ke 17 yang berbunyi: Salah satu karunia Roh Kudus adalah nubuatan. Karunia ini adalah tanda pengenal dari gereja yang sisa dan dinyatakan dalam pelayanan Ellen G. White. Sebagai utusan Tuhan, tulisan-tulisannya adalah sumber kebenaran yang berwenang dan berkelanjutan yang menyediakan bagi gereja penghiburan, tuntunan, petunjuk dan perbaikan. Tulisantulisan itu juga menjelaskan bahwa Alkitab adalah standar ujian bagi segala ajaran dan pengalaman. Sesungguhnya, berlawanan dengan “pandangan-pandangan” sebagian orang, yang menyatakan Roh Nubuat adalah “terang kecil” daripada Alkitab, kita harus mengingat bahwa Roh Nubuat adalah berasal dari Roh Kudus yang sama yang mengilhami para penulis Alkitab. Pelajaran lebih terinci tentang terang besar dan terang kecil dalam dilihat dalam khotbah Saudara Lawrence Nelson berjudul “MENGHADAPI KRISIS” (Dengan Terang Kecil dan Terang Besar—Bagian 1 dan 2 (Lampiran 1). 5 Karena jikalau Setan dapat merendahkan Roh Nubuat, melalui cara ini dan yang lain, sehingga Kesaksian-Kesaksian diabaikan—dibiarkan berdebu di rak-rak buku, ia mengetahui bahwa umat Tuhan tidak akan dapat mengenali tipuan-tipuannya yang terakhir—tipuan-tipuan yang hanya dapat ditunjukkan secara jelas oleh Roh Nubuat, dan Roh Nubuat juga mengatakan bagaimana menghindarinya. Janganlah pernah lupa bahwa, sekiranya mungkin, Setan menginginkan kita semua binasa!, Nelson, Bag. 1, hlm. 8. Perhatikan baik-baik kutipan dari Selected Messages, Vol. 1, hlm. 48: Tipuan Setan yang paling akhir adalah menjadikan kesaksian Roh Nubuat ti-dak berpengaruh. “Bila tidak ada wahyu, menjadi liar-lah rakyat” (Amsal 29:18). Setan akan bekerja dengan rajin,dengan berbagai cara dan melalui berbagai agen, untuk menggoyahkan kepercayaan umat Tuhan yang sisa kepada kesaksian yang sejati—Letter 12, 1890. Adalah menjadi tujuan dari tulisan ini untuk menyelidiki secara singkat perkembangan-perkembangan sejarah drama sejak pertama kali diperkenalkan oleh Setan di Taman Eden, di zaman Perjanjian Lama dan Baru, di Zaman Kegelapan, dan masuknya drama ke dalam Gereja MAHK. Akhirnya, saran-saran disampaikan tentang bagaimana menggunakan metode-metode praktis untuk menuntun para orangtua, guru, pimpinan lembaga, dan pendeta untuk mendidik orang muda untuk memahami, melakukan dan berbagi kesa6 lehan mula-mula tanpa perlu menggunakan penyampaian-penyampaian teatrikal. 7 II – DEFINISI-DEFINISI Seringkali pendapat-pendapat disampaikan bahwa kata-kata seperti “teatrikal” atau “drama” sebagaimana yang digunakan oleh Ellen White memiliki makna berbeda-beda dibandingkan maknanya sekarang ini. Suatu perbandingan tentang penggunaan yang didefinisikan dalam kamus-kamus yang berwenang pada zamannya dan pada zaman kita diadakan. Perbandingan ini menunjukkan bahwa makna kata-kata tersebut tidak pernah berubah selama 166 tahun terakhir. Bacalah definisi-definisi berikut ketika anda membaca tulisan ini. DEFINISI-DEFINISI Aktor – “kata benda. 1. Orang yang berlakon atau mempertunjukkan; seorang pelaku aktif. 2. Orang yang melakonkan suatu tokoh atau bermain dalam sebuah sandiwara; pemain sandiwara panggung.” American Dictionary of the English Language. N. Webster 1828, Vol. I, hlm. 3. Aktor – “kata benda. 1. seseorang pemain sandiwara: PELAKU. 2.a: orang yang melakonkan suatu tokoh dalam produksi drama. B. seorang pemain teater. C. seseorang yang berkelakuan seolah melakonkan suatu bagian.” Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary, 1984, hlm. 54. 8 Munafik (hipokrit) -- Strong’s Concordance: 5273, hupokrites (hoop-ok-ree-tace'); dari 5271; seorang pelaku dari sebuah tokoh (pemain panggung), yaitu (secara kiasan) penipu, orang yang menyembunyikan watak aslinya (“munafik”)” 5271. hupokrinomai (hoopok-rin'-om-ahee); pernyataan tengah antara 5259 dan 2919; memutuskan (berbicara atau bertindak) palsu, yaitu (secara kiasan) menyembunyikan (berpura-pura): KJV—berpura-pura. CATATAN: Setiap kali kata munafik (hypocrite) digunakan dalam Perjanjian Baru, ini selalu digunakan oleh Yesus. Kata ini terdapat 14 kali dalam Matius, 1 kali dalam Markus, dan 5 kali dalam Lukas, setiap kali digunakan untuk menunjuk kepada orang-orang Farisi. Menarik untuk diperhatikan bahwa kata Yunani hypocrite, digunakan sekitar 2000 tahun, mendefinisikan seseorang sebagai seorang pemain sandiwara yang melakonkan seorang tokoh dalam atau seorang pemain sandiwara panggung. Definisi-defisini untuk kata aktor yang digunakan di tahun 1828 dan 1984 juga mendefinisikan aktor sebagai pemain sandiwara panggung. Seorang aktor atau hipokrit akan dibahas lebih mendalam kemudian. Drama – “kata benda. [Dari bhs. Yunani, membuat]. Sebuah puisi atau komposisi yang menggambarkan kehidupan manusia, dan dirancang untuk dilakonkan. Jenis utama drama adalah tragedi dan komedi: jenis 9 lain yang lebih rendah adalah komedi tragis, opera, dll.” American,1828, Vol. I, hlm. 67. Drama - "kata benda [Latin dramt-, drama, Yunani, perbuatan, drama, dari kata dran berlaku, bertindak]. 1: sebuah komposisi dalam puisi atau prosa yang dimaksudkan untuk memotret kehidupan atau tokoh atau menyampaikan kisah biasanya melibatkan konflik-konflik dan emosi melalui tindakan dan dialog dan biasanya dirancang untuk pertunjukan teater.” Webster’s, 1984, hlm. 381. Dramatize (mendramatisir) – “kata kerja. Menyusun dalam bentuk drama; atau mengolah sebuah komposisi dalam bentuk sandiwara.” American, 1828, Vol. I, hlm. 67. Dramatize (mendramatisir) – “kata kerja. 1: mengadaptasi (misalnya dari novel) untuk sebuah pertunjukan teater. 2: melakonkan atau mewakili tokoh melalui drama.” Webster’s, 1984, hlm. 381. Fiksi – “kata benda. [Latin fictio, dari fingo, berpurapura.] 1. Tindakan berpura-pura, mengarang-ngarang atau membayangkan ; misalnya, fiksi dalam pikiran belaka. Stillingfleet. 2. Yang berpura-pura, dikarangkarang, atau dibayangkan. Contoh: Kisah itu hanya sebuah fiksi belaka.” American, 1828, Vol. I, hlm. 82. Fiksi – “kata benda 1a: sesuatu yang dikarang melalui imajinasi atau pura-pura; arti khusus: kisah ka10 rangan. B. karya-karya sastra fiksi (seperti novel atau cerpen). 2: suatu anggapan tentang adanya kemungkinan sebagai sebuah fakta meskipun kebenarannya dipertanyakan. 3 : perbuatan berpura-pura atau membuat karangan imajinasi.” Webster’s, 1984, hlm. 460. CATATAN:Karena pertunjukan teater, sandiwara, drama dan akting seringkali menggunakan fiksi, topik ini akan dibahas lebih lanjut kemudian. Sandiwara – “kata benda. 7. Sebuah komposisi drama: komedi atau tragedi; sebuah komposisi yang tokoh-tokohnya dinyatakan dalam bentuk dialog dan tindakan. 8. Pertunjukan atau pameran sebuah komedi atau tragedi; misalnya, bermain dalam sebuah sandiwara. Ia menonton setiap sandiwara.” American, 1828, Vol. II, hlm. 36. Sandiwara – “kata benda 7a: pertunjukan panggung dari suatu lakon atau kisah. B: sebuah komposisi: DRAMA.” Webster’s, 1984, hlm. 902. Bermain sandiwara – “kata kerja. 14. memainkan bagian dalam sebuah panggung; melakonkan sebuah tokoh. Contoh: “seorang raja akan mendengar kamu bermain sandiwara malam ini,” Shakespeare. 15. Menjadi seorang tokoh. “Pengadilan adalah teater di mana beberapa orang bermain sandiwara.” Donne. American, 1828, Vol. II, hlm. 36. 11 Bermain sandiwara – “kata kerja 3b (1): bermain dalam sebuah produksi drama (2) PERTUNJUKAN, MEMAINKAN (apa pertunjukan yang sedang dimainkan dalam gedung teater?).” Webster’s, 1984, hlm. 902. Teater – “kata benda. 1. Di zaman kuno, suatu bangunan di mana pertunjukan diselenggarakan bagi hiburan penonton. 2. Di zaman modern, sebuah bangunan tempat pameran pertunjukan drama, seperti tragedi, komedi dan farce; sebuah gedung sandiwara; terdapat panggung sandiwara, ruang belakang, ruang penonton di samping, galeri dan orkestra.” American, 1828, Vol. II, hlm. 92. Teater – “kata benda 1a: bangunan tempat terbuka untuk pertunjukan drama atau tontonan di zaman Yunani dan Roma kuno. b: sebuah bangunan untuk pertunjukan drama. c: sebuah bangunan atau tempat untuk mempertunjukkan film.” Webster’s, 1984, hlm. 1222. Teatrik, Teatrikal – “a. tentang sebuah teater atau pertunjukkan kisah; yang menyerupai cara pemain drama; contoh: pakaian teatrikal, pertunjukan teatrikal, gerak teatrikal,” American, 1828, Vol. II, hlm. 91. Teatrikal, juga teatrik “kata sifat … 1: berhubungan dengan teater atau pertunjukan sandiwara (kostum teatrikal) 2: ditandai dengan kepura-puraan atau kepalsuan emosi.” Webster’s, 1984, hlm. 1222. 12 Pembahasan lebih lanjut tentang topik ini baca: THE BROKEN BLUEPRINT (Cetak biru yang telah rusak). Mengapa cetak biru Pendidikan tidak diikuti pada saat ini? Bagaimanakah sekolah-sekolah kita telah berubah alur? Buku ini memberi anda informasi tersebut! Untuk pertama kalinya keseluruhan kisah yang mengherankan diceritakan dalam sebuah buku tunggal. 13 III – SEBUAH SURVEI SINGKAT TENTANG PERKEMBANGAN DAN PENGGUNAAN DRAMA Di Eden Pengenalan drama ke dalam rumah, sekolah dan tempat-tempah peribadatan bukanlah sebuah konsep baru. Setan menggunakan drama di Taman Eden, yang adalah rumah, sekolah dan gereja bagi orangtua pertama kita. Bermain sebagai seekor ular yang indah dengan pohon pengetahuan kebaikan dan kejahatan sebagai sarana pendukungnya, ia meyakinkan Hawa, melalui kata-kata (kebohongan) yang dipersiapkan secara cerdik, untuk menerima sarannya bahwa Hawa dapat menjadi Tuhan dan tidak akan pernah mati. Dari sebuah drama tunggal tersebut, yang dilakonkan dengan latar panggung Eden, planet ini telah dijerumuskan ke dalam pemberontakan yang penuh kemarahan. Di sisi lain, sebelum Kejatuhan, Tuhan berbicara langsung kepada orangtua kita. Ia mengajari mereka dengan kebenaran mutlak dan memberi mereka pikiran yang diperlengkapi dengan kemampuan mengingat secara sepenuhnya agar mereka menyimpan baik-baik segala petunjukNya. Dan bahkan setelah Kejatuhan, Ia tidak meninggalkan mereka. Secara pribadi Ia menjanjikan kepada Adam dan Hawa bahwa ada jalan keluar. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan ketu14 runannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Kejadian 3:15. Sementara tradisi lisan menjadi rusak, Tuhan menyediakan petunjuk-petunjukNya dalam bentuk tulisan. Namun demkian, baik tradisi lisan maupun bentuk tulisan, Tuhan menyatakan kepada manusia, pada serangan dosa, bahwa kepala Setan akan diremukkan (dikalahkan) dan tumit AnakNya akan diremukkan (kemenangan). Janji ini mengisyaratkan pengorbanan Manusia-Tuhan yang disebut Yesus. Tidak ada sandiwara dimainkan di sini! Kehidupan, kematian dan kebangkitanNya adalah dan terus menerus merupakan sebuah kenyataan. Di Zaman Perjanjian Lama Banyak contoh pertunjukan sandiwara diambil dari Perjanjian Lama. Di sini ada tiga: Yakub berpura-pura menjadi Esau, saudara-saudara Yusuf mengatakan kisah yang telah mereka karang tentang kematian saudara mereka kepada ayah mereka (dan pendukung bagi kisah mereka—jubah berlumuran darah), dan kegilaan Daud yang pura-pura. Masing-masing kejadian ini digunakan untuk menipu, sama seperti Setan di Taman Eden. David Lee menyampaikan masalah ini dalam perspektif yang tepat ketika ia menuliskan dalam pamflet berjudul Drama? Truth-full? or Pretentious? (Drama? Penuh Kebenaran? Pura-pura?) hlm. 8. 15 Tetapi bukankah Tuhan menggunakan drama di zaman Alkitab? Ya jikalau yang dimaksudkan dengan “drama” adalah kegiatan-kegiatan yang tidak biasa dan menyedot perhatian umat. Namun kita tidak menemukan bukti bahwa utusan-utusan Tuhan pernah menggunakan “drama” dalam artian sebagaimana para pendukung drama saat ini menggunakannya. Dalam sejumlah peristiwa, para imam (seperti dalam pelayanan bait suci) dan para nabi (Yesaya 20:2, 3; Yeremia 24:1-10; 27:2-12; 32:1-19; Yehezkiel 4;1-5; 12:2-7) membuat penyajian grafis yang dirancang oleh Tuhan untuk menyampaikan pekabaran kepada umatNya yang telah merosot mundur. (Lihat Education 41; CG 19: “tokoh dan lambang-lambang … perumpamaan yang dilakonkan”). Perlu dicatat bahwa dalam memberikan pelajaran-pelajaran visual ini, para utusan tidak pernah mengalahkan kepribadian mereka. “Khotbah-khotbah” visual mereka melibatkan rasa sakit, penderitaan, dan waktu, dan dirancang oleh Tuhan untuk membangkitkan rasa ingin tahu, pertanyaan, dan perasaan belas kasihan dari umat yang tidak peka dan “tegar tengkuk.” Mereka bukan semata-mata “meniru” atau berpura-pura atau melakonkan tokoh lain. Mereka adalah kenyataan yang sangat sakit dan penuh doa! Tentang beberapa upacara korban, Tuhan mengumumkan kemuakkanNya (lihat Mazmur 51:16; Yesaya 1:10-28). Sesungguhnya, Tuhan “memberi kepada mereka ketetapan-ketetapan yang tidak baik dan peraturan-pera16 turan, yang karenanya mereka tidak dapat hidup. Aku membiarkan mereka menjadi najis dengan persembahan-persembahan mereka, dalam hal mereka mempersembahkan sebagai korban dalam api semua yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya Kubuat mereka tertegun, agar mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN.” (Yehezkiel 20:25, 26). Tuhan menghendaki hubungan yang penuh kasih dan penurutan dengan mereka, bukan sistem persembahan korban yang berdarah-darah (lihat Yeremia 7:19-30). “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di manamana semua mereka harus bertobat.” (Kisah 17:30). Kami percaya bahwa tidaklah adil mengutip upacara bait suci dalam Perjanjian Lama dan Yehezkiel untuk membela drama yang penuh kepura-puraan. Orang-orang yang mengutip dalam usaha ekstrim untuk menyentuh hati banyak orang, mungkin akan memperoleh kebenaran dan kuasa yang lebih besar melalui berpuasa dan berdoa bagi Israel modern selama 180 hari+, sebagaimana dilakukan oleh Yehezkiel. A.W. Tozer dalam bukunya The Menace of the Religious Movie (Ancaman Film Rohani), menjelaskan topik ini secara lebih lengkap: Profesi akting tidak berasal dari orang-orang Ibrani. Itu bukanlah bagian dari pola ilahi. Alkitab menyebutkannya, namun tidak pernah menyetujuinya. Drama, sebagaimana yang diwariskan kepada kita, dimulai di Yunani. Pada awalnya drama ada17 lah bagian dari penyembahan kepada dewa Dionisus dan diselenggarakan dengan sukaria mabukmabukan. –Kutipan dari The Menace of the Religious Movie," hlm. 15 (Lampiran 3) Di Zaman Kristus Drama, akting, dan prduksi-produksi teater adalah menonjol di kalangan orang Yunani dan dipadukan oleh orang-orang Roma. Ampiteater dibangun di seluruh Kekaisaran Roma dan produksi-produksi teater dikenal hingga zaman Kristus dan para pengikutNya. Namun, kita tidak menemukan di dalam Alkitab bahwa Yesus atau salah satu penulis Perjanjian Baru memberi contoh atau menyarankan penggunaan drama untuk menyampaikan Injil. Sebaliknya, Kristus menggunakan metode penyampaian Kabar Baik keselamatan melalui penyembuhan (pekerjaan kesehatan), pengajaran (pekerjaan pendidikan), khotbah (penginjilan) dan percakapan berhadapan langsung (kesaksian pribadi). Injil dipenuhi dengan teladan-teladan Kristus dalam menggunakan metode-metode ini. PerintahNya kepada para muridNya adalah, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Matius 28:19-20. Pastilah pe18 rintah itu bukan berbunyi, “Karena itu pergilah, adakan pertunjukan-pertunjukan teater.” Perhatikan nasehat ilham berikut ini: Tuhan telah memberikan bukti kasihNya kepada dunia. Tidak ada kepura-puraan, tidak ada sandiwara, dalam apa yang dilakukanNya. Ia memberikan karunia yang hidup, yang mampu menderita kehinaan, pengabaian, malu dan celaan. Kristus melakukan ini semua sehingga Ia dapat menyelamatkan manusia yang telah jatuh. Sementara manusia merancang rencana dan metode-metode untuk menghancurkan Dia, Anak Allah yang Mahatahu datang ke dunia kita untuk memberi teladan dari pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk menebus dan menyelamatkan manusia. Namun saat ini orang-orang yang angkuh dan tidak taat berusaha keras untuk memperoleh nama besar dan kehormatan besar dari sesamanya dengan menggunakan karunia dari Tuhan untuk menghibur (to amuse).—Manuscript 42, 1898 [Evangelism 267.1]. Apapun yang dilakukan karena dirangsang oleh kewajiban orang Kristen yang kudus, karena anda adalah penatalayan yang dipercayakan talenta untuk dipergunakan sebagai berkat bagi diri anda dan orang lain, akan memberikan kepuasan yang mendasar; karena segala sesuatu dilakukan untuk kemuliaan Tuhan. Saya tidak dapat menemukan contoh di dalam kehidupan Kristus di mana Ia membaktikan waktuNya demi permainan dan hiburan. Ia adalah Pendidik yang Agung bagi kehidupan masa kini dan masa 19 mendatang. Saya belum pernah menemukan satu kejadianpun di mana Ia mendidik para muridNya untuk terlibat dalam hiburan sepakbola ataupun pertandingan-pertandingan tinju, untuk mendapatkan latihan fisik, atau dalam pertunjukan teater; dan Yesus adalah pola dalam segala hal. Kristus, Penebus dunia, memberikan kepada setiap orang pekerjaan masing-masing dan meminta kepada mereka “giat bekerja hingga Aku datang.”— Fundamentals of Christian Education, hlm. 229. Beberapa orang mengatakan bahwa tulisan-tulisan Ellen White tidak menunjukkan suatu kutukan secara menyeluruh terhadap segala program-program yang dilakonkan. Ia terutama berbicara menentang lagu-lagu rendahan dan isyarat-isyarat kotor, tentang drama sensasional yang menggambarkan kebiasaan-kebiasaan jahat dan kecenderungan-kecenderungan berdosa. Akan tetapi dalam Manuscript Release 909 sebagaimana dicatat dalam 11MR hlm 334-342, ia menasehati seorang ibu yang membawa anak-anaknya ke teater sebagai berikut: Seandainya anda, saudaraku, terus mengenal Tuhan, anda akan pada masa sekarang ini mendapatkan pencerahan dari Matahari Kebenaran. Keselamatanmu hanyalah terletak pada mengikut jejak langkahNya. Tetapi dengan tidak mengambil pendirian yang tegas untuk memberi sanksi apapun atas kehadiran anda pada pertunjukan teater anak-anak anda, anda telah mendorong mereka dalam memilih bagaimana menggunakan talenta mereka. Kemampu20 an dan kuasa mereka adalah milik Tuhan, namun itu sekarang tidak digunakan untuk bergabung bersama Kristus. Seluruh talenta dipinjamkan kepada mereka agar digunakan untuk menghormati dan memuliakan Tuhan sehingga mereka dapat memenangkan jiwa-jiwa menjauh dari segala sesuatu tentang jenis hiburan yang mempesonakan ini, yang menyerap pikiran dan membawanya menjauh dari Tuhan dan hal-hal surgawi. Namun mereka belum pernah memiliki pengetahuan rohani tentang apakah itu kebenaran. Prinsip-prinsip kebenaran belum pernah ditanamkan di dalam jiwa jiwa mereka. Godaan yang menipu bahwa mereka bisa menjadi berkat bagi dunia sementara bekerja sebagai artis adalah sebuah tipuan dan perangkap, bukan hanya kepada diri mereka sendiri, melainkan juga bagi jiwa anda. Kristus berkata, “Di luar Aku, kamu tidak akan dapat berbuat apa-apa.” Dapatkah Tuhan Yesus Kristus menerima tontonan-tontonan teatrikal ini sebagai pelayanan yang dilakukan bagiNya? Apakah Ia dapat dipermuliakan dengan itu? Tidak. Segala jenis pekerjaan ini dilakukan untuk melayani pemimpin yang lain. 11MR, hlm.. 335.2. Ada segudang pertunjukan-pertunjukan teatrikal di dunia ini, namun tingkatan yang tertingginya sekalipun adalah tanpa Tuhan. Sekarang kita perlu mengarahkan jiwa-jiwa kepada Juruselamat yang tergantung di salib. Tipuan, pemaksaan, dan setiap pekerjaan jahat ada di dunia kita. Setan, musuh jahat yang berpakaian malaikat, sedang bekerja untuk menipu dan menghancurkan. Tujuan kematian 21 Kristus adalah untuk mengumumkan kebenaranNya, dan tidak ada seorang pria, wanita ataupun anak-anak yang dapat melakukan ini dengan kekuatannya sendiri, atau dengan perkataannya sendiri. 11MR, hlm. 338. Di Zaman Kegelapan Setelah “pertobatan” kaisar Konstantin, Gereja Kristen (yang kemudian menjadi Gereja Katolik Roma) menyatukan orang-orang kafir yang tidak bertobat dan tidak diajar ke dalam jemaat mereka. Orangorang kafir yang setengah bertobat ini membawa bersama mereka tata ibadah misa, jubah imam kafir, lagu-lagu mantera yang menghipnotis dari para penyanyinya, dan katedral yang megah (yang sebelumnya adalah kuil-kuil kafir) dengan seni fresko, patung-patung dan lukisan-lukisan. Mengikuti misa adalah pertunjukan teatrikal yang berulangulang bagi para penyembah kafir. Alkitab dilarang dan tradisi mengambil alih tempat “Demikianlah firman Tuhan.” Berkomentar tentang drama yang terjadi di Abad Pertengahan, Tozer melanjutkan: “Jenis pertunjukan yang menceritakan Kehidupan Yesus (Miracle Plays) sangat populer di Abad Pertengahan. Pertunjukan ini adalah pertunjukan dramatis dengan tema-tema rohani yang dilakonkan di panggung untuk hiburan penduduk. Pertunjukan ini adalah usaha-usaha yang salah arah untuk mengajarkan kebenaran rohani 22 melalui penampilan drama; yang lebih buruk lagi adalah bahwa pertunjukan ini sangat tidak terhormat dan seluruhnya tercela… Orang-orang yang mengharapkan teladan dari pertunjukan tentang drama kehidupan Yesus sudah pasti mengabaikan beberapa fakta penting. Misalnya, mode dalam drama-drama kehidupan Yesus seperti ini bertepatan dengan periode kemerosotan Gereja yang sangat menyedihkan yang pernah ada. Ketika Gereja pada akhirnya bangkit dari kegelapan moralnya yang sangat lama, pertunjukan jenis ini kehilangan ketenarannya dan akhirnya mati. Dan semoga tetap diingat, bahwa sarana yang digunakan Tuhan untuk membawa Gereja keluar dari kegelapan adalah bukan drama; melainkan sarana Alkitab dengan khotbah yang dibaptiskan oleh Roh Kudus. Orang-orang yang berpikiran sungguh-sungguh menyampaikan kebenaran bagaikan guntur dan orang-orang berbalik kepada Tuhan. Sesungguhnya sejarah akan menunjukkan bahwa tidak ada kemajuan rohani, kebangunan rohani ataupun peningkatan kehidupan rohani yang berhubungan dengan seni peran dalam bentuk apapun. Roh Kudus tidak pernah menghormati kepura-puraan. Apakah mungkin bahwa pola sejarah sedang berulang? Bahwa kemunculan film rohani adalah gejala dari keadaan kesehatan rohani kita yang menurun pada saat ini? Saya khawatir demikian. Hanya ketidakhadiran Roh Kudus dari mimbar dan ku23 rangnya kemampuan orang-orang Kristen untuk mengenali kebenaran yang sejati yang menjadi penyebab dari penyebaran drama rohani di kalangan apa yang disebut dengan gereja-gereja injili. Gereja yang dipenuhi Roh Kudus tidak akan mentolerir hal itu—Tozer, hlm. 16, 17. Betapa sebuah kontras dengan pelayanan Alkitab dan pelayanan yang tanpa kepura-puraan dari kaum Waldensia dari Pegunungan Piedmont. Jauh tinggi di sekolah-sekolah terpencil, orang-orang muda diajar untuk menghapalkan sebagian besar Kitab Suci dan banyak yang dipersiapkan oleh sekolahsekolah mereka menjadi misionaris ke seluruh bagian Eropa. Ketika mereka meninggalkan rumah di pegunungan yang terpencil untuk berbagi Injil, mereka ditemani oleh anggota yang lebih dewasa dan lebih berpengalaman yang mengajarkan kepada mereka bagaimana bekerja demi keselamatan pria, wanita dan anak-anak yang telah dikurung dalam kegelapan rohani oleh sistem kepausan. Tidak ada pertunjukan teater yang dilakukan oleh para pahlawan ini. Kehidupan merekalah yang menjadi saksi bagi drama kehidupan dan kematian yang sesungguhnya. Dalam banyak kasus, jurukabar kebenaran tidak tampak lagi. Ia telah berpindah ke negara lain, atau ia telah menghabiskan hidupnya di dalam penjara bawah tanah yang tidak diketahui, atau tulang-tulangnya memutih di tempat di mana ia telah menjadi saksi kebenaran. Akan tetapi perkataan yang di24 tinggalkannya tidak akan dapat dimusnahkan. Perkataan ini bekerja di dalam hati manusia; hasil yang penuh berkat hanya akan diketahui pada saat penghakiman.—The Great Controversy, hlm. 75. Drama di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Selama Hidup Ellen G. White 1866—Setelah Mengamati Acara Dr. Jackson di Danville, New York: Pada tanggal 16 Agustus 1865, James White menderita stroke lengan kanan sebagai akibat dari tekanan kerja untuk gereja yang terus menerus. Dalam majalah Review tanggal 20 Februari 1866, yang berjudul “Our Late Experience, (Pengalaman Kami Akhir-Akhir ini), Ellen White menjelaskan tentang perjalanan pribadi mereka menuju pemulihan kesehatan suaminya. Mereka pergi ke lembaga Dr. Jackson. Dr. Jackson dan staf dokternya menyarankan kegiatan-kegiatan untuk memulihkan kesehatan yang tidak dapat disetujui oleh keluarga White. Salah satu dari kegiatan itu adalah menonton teater. Pernyataan pertama Nyonya White tentang menonton teater adalah sebagai berikut: Kami tidak bisa menghadiri kelas pagi Dr. Jackson selama beberapa kali karena alasan-alasan berikut: Pertama dan alasan yang terbesar adalah suasa25 na panas di dalam ruangan menyebabkan otak suami saya menjadi kaku dan sakit. Ketika ia berbicara tentang topik Kesehatan, kami menjadi terlalu terserap padahal pikiran kami yang lelah, karena pikiran kami akan mulai berjalan, membandingkan falsafah Dr. Jackson dengan fakta yang ada di dalam pikiran kami, yang kami terima dari otoritas yang lebih tinggi dan tidak pernah salah. Pikiran akan menjadi bergairah lalu lelah. Terutama dalam kasus suami saya. Dan lagi, Dr. Jackson dan para dokter lainnya berusaha mengajukan dan mempertahankan gagasan-gagasan yang tidak dapat kami terima dari pendirian keagamaan kami, khususnya tentang hiburan dan kesenangan, menari, permainan kartu, menonton teater, dll., kami tidak dapat melihat keselarasan antara ajaran agamanya dan ajaran-ajaran Kristus yang tercatat di dalam Perjanjian Baru. Kami tidak membahas pertentangan keagamaan, bukan juga memaksakan pandangan-pandangan kami, bukan juga bertemu untuk membahas iman kami. Kami pergi ke Dansville untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran kami. Dan meskipun kami mengira akan mendengarkan dan melihat apa yang kami tidak dapat terima dan gabungkan, namun hal-hal ini, kendati berlawanan dengan usaha-usaha kami, kurang lebih akan menggairahkan pikiran; dan di malam-malam ketika kami tidak dapat tidur kami membandingkan kehidupan Kristus, ajaran-ajaranNya tentang hakekat sebagai orang Kristen, dengan ajaran yang pada 26 saat ini disampaikan di lembaga tersebut, dan kami tidak dapat menemukan keselarasannya. Sementara kami mengambil bagian secara aktif dalam Reformasi Kesehatan, dan dua kali berada di Dansville, sekali sebagai pengunjung, dan sekali lagi sebagai pasien, dan telah memuji ketrampilan para dokternya dalam menyembuhkan penyakit dengan menggunakan air dan pengobatan sehat lainnya, banyak yang mengira bahwa kami telah menyetujui dan menerima segala hal yang diajarkan oleh para pimpinan lembaga tersebut. Pertanyaan yang sering diajukan kepada kami, bukan saja oleh orang-orang kita, melainkan juga oleh para pimpinan dari denominasi-denominasi lain, “Apakah anda menyetujui permainan kartu, menari, dan menonton teater? Saya mengerti bahwa mereka mengaku rohani, dan mereka mencampurkan segala bentuk hiburan ini dengan keyakinan mereka.” Menjadi sangat perlu bagi kita untuk berbicara secara tegas dan mengatakan bahwa kita tidak mengambil bagian dalam masalah ini, dan kami tidak menyetujui bahwa hiburan-hiburan seperti itu disarankan oleh orang-orang Kristen sebagai sesuatu yang tidak berbahaya. Saya mendengar lebih dari satu orang ibu di Dansville yang berkomentar bahwa ia telah memuji para dokter di Dansville kepada anak-anak mereka, namun tidak akan mengizinkan anak-anak mendengar mereka menyarankan hiburanhiburan ini; karena ia mengajarkan kepada anak-anak mereka bahwa pengaruh hiburan-hiburan adalah jahat; dan bahwa ia telah mengetahuinya dalam pe27 ngalaman pengamatannya, dan tidak melihat ciri yang menyelamatkan yang akan menyebabkan dia mengubah pikirannya tentang pengaruh jahatnya, khususnya pada orang-orang muda. Saya pernah ditanya, “Bolehkah anda mengirim anak-anak muda, jauh dari pengawasan anda, namun tetap aman, kepada lembaga itu untuk belajar cara hidup yang baik, dan memperoleh kembali kesehatan yang telah hilang?” Saya harus mengatakan bahwa saya tidak boleh, kecuali mereka adalah anak-anak yang telah diketahui memiliki pikiran yang mandiri, dan prinsip-prinsip rohani yang teguh. Hanya inilah yang akan menjadi perlindungan dalam menghadapi orang-orang yang berusaha untuk menutupi hiburan-hiburan ini dan menyebutnya tidak berbahaya, dan perlu bagi kesehatan, dan berusaha membujuk mereka untuk bergabung dan menari, permainan kartu dan menonton teater.—Review, 20 Februari 1866. 1878—Bahaya Mengincar Langkah Orang Muda: Tentang festival-festival dan pertunjukanpertunjukan teatrikal dalam gereja-gereja modern, Ellen White menuliskan peringatan berikut: Kematian, yang hadir dalam rupa pakaian Surga, mengincar jalan orang muda. Dosa ditutupi dengan kekudusan gereja. Berbagai bentuk hiburan di dalam gereja-gereja di zaman kita telah menghancurkan ribuan orang, yang bagi mereka mungkin tetap benar dan tetap menjadi pengikut 28 Kristus. Kerusakan tabiat telah dilakukan oleh festival-festival dan pertunjukan-pertunjukan teatrikal gereja-gereja modern, dan ribuan orang akan musnah; namun orang-orang tidak akan menyadari akan bahayanya, tidak juga pengaruh-pengaruhnya yang menakutkan. Banyak orang muda, laki-laki dan perempuan, telah kehilangan jiwa mereka melalui pengaruh-pengaruh yang merusak ini.— Review, 21 November 1878. Ingatlah pernyataan ini ketika membaca tentang hasil dari seorang perempuan muda yang mengambil bagian dalam pertunjukan drama gereja di gereja Metodis dalam bagian yang berjudul “1881—DewanDewan Masyarakat Sastra.” 1880—Nasehat bagi Para Pendeta untuk Memberitakan Firman: Dalam Testimonies, Vol. 4, hlm. 415, terdapat penyebutan awal tentang drama sehubungan dengan pemberitaan firman oleh para pendeta kita: Dunia ini dipenuhi oleh kesalahan dan dongeng-dongeng. Hal-hal baru dalam bentuk dramadrama sensasional semakin banyak memikat pikiran, dan teori-teori yang absurd (tidak masuk akal dan sia-sia) berlimpah yang merusak kemajuan moral dan dan rohani. Pekerjaan Tuhan membutuhkan orang-orang yang memiliki kecerdasan, pemikiran dan penguasaan akan Alkitab,untuk menghadapi arus pasang perlawanan. Kita tidak boleh 29 menyetujui keangkuhan, pikiran sempit, dan ketidakkonsistenan, meskipun pakaian kesalehan mungkin dikenakan ke atasnya. Orang-orang yang telah memiliki kuasa kebenaran yang menguduskan di dalam hati mereka akan memberi pengaruh yang penuh bujukan. Mengetahui bahwa para pendukung kesalahan tidak dapat menciptakan ataupun menghancurkan kebenaran, mereka akan berusaha untuk bersikap tenang dan bertimbang rasa. 1881—Nasihat tentang Masyarakat Sastra Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Ellen White yang berjudul “Masyarakat Sastra”, Review 4 Januari 1881, ada sebuah catatan tentang perbincangan yang terjadi dengan seorang perempuan muda Metodis yang ingin menjadi artis. Perbincangan ini menunjukkan sikap konsisten Nyonya White tentang drama. Tampaknya perempuan muda ini lebih ingin menjadi artis daripada memberikan dirinya kepada Kristus. Yang menarik juga untuk diperhatikan adalah bahwa keinginannya untuk menjadi artis adalah pertama-tama timbul oleh karena mengambil bagian dalam drama dan drama pendek (skit) di dalam Gereja Metodis. Artikel selengkapnya adalah sebagai berikut: Tujuan dan sasaran yang mendorong pembentukan masyarakat-masyarakat sastra mungkin baik; namun kecuali hikmat dari Tuhan mengatur organisasi-organisasi ini, maka ini akan menjadi kejahatan 30 yang pasti. Berbagai hiburan diperkenalkan untuk menjadikan pertemuan-pertemuan menarik dan memikat bagi dunia, dan oleh karenanya apa yang dilakukan oleh masyarakat-masyarakat sastra sering merosot menjadi pertunjukan-pertunjukan teatrikal yang merendahkan moral, dan tidak masuk akal dan murahan. Semuanya ini memuaskan pikiran daging, yang berseteru dengan Tuhan; namun ini tidak menguatkan daya nalar ataupun mendukung moral. Sedikit demi sedikit, unsur-unsur rohani dikesampingkan oleh yang bukan rohani, dan usaha untuk menyelaraskan prinsip-prinsip yang pada dasarnya saling bertentangan terbukti sebagai sebuah kegagalan yang pasti. Ketika umat Tuhan dengan sukarela bergabung dengan hal-hal duniawi yang tidak kudus, dan mengunggulkannya, mereka akan digiring menjauh dari Tuhan melalui pengaruh yang tidak menguduskan atas pilihan mereka sendiri. Banyak masyarakat sastra sesungguhnya adalah teater-teater muda dalam skala murahan, dan ini memberi pengalaman panggung kepada orang muda. Sementara menulis tentang topik ini, mata saya mengarah kepada satu kejadian penting dalam kehidupan nyata: “Tidak penting, Nyonya W., saya telah mencoba berkali-kali, dan saya tidak bisa menjadi orang Kristen.” “Jadi, katamu (kamu telah mencoba) setahun yang lalu, namun menurutmu tidak terjadi apa-apa.” 31 “Saya kira sekarang juga tidak terjadi apa-apa, saya tidak merasakan perbedaan diri saya dengan diri saya dahulu, dan saya tidak percaya saya akan pernah bisa menjadi orang Kristen.” “Si pembicara pertama adalah seorang gadis cerdas berusia sekitar 20 tahun, yang setahun sebelumnya mengunjungi sahabatnya yang lebih dewasa dan berbicara tentang keinginannya yang sungguhsungguh untuk menjadi orang Kristen. Tidak diragukan bahwa ia bersungguh-sungguh, dan lawan bicaranya tampaknya sangat bingung memahami mengapa sahabat mudanya ini belum menemukan kedamaian. Keduanya berdiri di pintu yang setengah terbuka pada ruangan sekolah Sabat, di mana sedang berlangsung acara gladibersih sebuah ‘pertunjukan’; dan gadis itu, sembari melihat ke dalam, tampaknya ingin segera mendapatkan saran untuk pemikiran lebih lanjut. “Saya percaya, gadis ini berkata ragu, ada satu hal yang tidak bisa saya hentikan.” “Hentikan itu sekarang, sayang.” “Tetapi saya tidak bisa.” “Datang dulu kepada Yesus, dan Ia akan memberimu kuasa.” “Saya tidak mau Ia memberiku kuasa. Saya percaya jikalau saya tahu bahwa saya akan hilang dalam tiga minggu sejak malam ini, saya lebih baik hilang daripada menghentikan keinginan saya ini.” “Dan apakah sesuatu yang begitu dicintai dan berharga ini, sehingga lebih berharga daripada keselamatanmu?” 32 “Oh, bukannya lebih berharga, hanya saya semakin mencintainya, dan saya tidak dapat dan tidak mau menghentikannya. Yaitu saya—saya ingin menjadi artis; saya tahu saya berbakat; saya selalu berharap ada jalan terbuka bagi saya untuk naik panggung, dan saya masih terus berharap.” “Apakah menurutmu itu salah, jikalau memang ada jalan terbuka?” “Saya tidak tahu apakah itu dosa; tetapi saya tidak dapat melakukannya dan tetap menjadi Kristen; keduanya tidak bisa sejalan.” “Bagaimana kamu bisa memiliki selera panggung? Saya yakin kamu bukan dari keluarga yang suka menonton teater?” “Oh tidak! Ayah dan ibu saya adalah orang Metodis; mereka selalu menentang teater. Saya masuk Sekolah Minggu sepanjang hidup saya. Mereka selalu menyuruh saya bernyanyi dan ambil bagian dalam pertunjukan ketika saya berumur 4 tahun, dan saya bermain sebagai malaikat dan peri dalam dialognya; dan ketika saya semakin besar, saya selalu mengatur tablo dan teka-teki, dll. Kemudian saya bergabung dengan kelompok sosial yang dibentuk oleh orang-orang muda gereja. Pertama-tama kami mementaskan “Mrs. Jarley’s Wax-works,” dan menyanyikan “Pinafore” untuk keuangan gereja; kemudian kami menjadi lebih ambisius, belajar dan memiliki kelompok teater, dan musim dingin yang lalu kami menyewa gedung Mason’s Hall dan mementaskan serangkaian pertunjukan Shakespeare, yang hasilnya dapat membayar33 kan sebagian besar dari hutang gereja. Namun itu hanyalah pekerjaan kelas dua. Saya ingin melakukan hal yang nyata, naik ke panggung sebagai sebuah profesi. Ayah saya tidak akan mengetahui hal ini; tetapi saya berharap suatu saat akan terbuka jalan sehingga saya bisa melaksanakan keinginan saya. “Dan sementara ini, apakah kamu tidak mau datang kepada Yesus dan diselamatkan?” “Tidak, saya tidak dapat melakukan itu dan tetap memiliki harapan ini, dan saya tidak akan menghentikan harapan saya.” “Demikianlah, si pengunjung berlalu dengan sedih, memikirkan kekacauan yang menyedihkan yang menyebabkan pria dan wanita rela menjual hak kesulungan mulia mereka sebagai anak-anak Tuhan; juga tentang benih-benih yang telah ditaburkan oleh sekolah Minggu, lalang di antara gandum, dan panenan yang mengerikan yang akan dihasilkan dari penaburan benih yang bermaksud baik namun tidak bijaksana.”—Review, 4 Januari 1881. Kemudian di dalam artikel lain dalam edisi Review yang sama, Nyonya White membahas tentang masyarakat sastra Advent: Kami telah mempelajari untuk merancang suatu rencana bagi pembentukan suatu masyarakat sastra yang akan memberi keuntungan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya,—sebuah masyarakat yang seluruh anggotanya akan merasakan suatu tanggung jawab moral untuk melaksanakan apa yang seharusnya, dan untuk menghindarkan kejahatan yang me34 nyebabkan perkumpulan seperti itu sangat berbahaya bagi prinsip agama. Orang-orang dengan penuh pertimbangan dan penilaian yang baik, yang memiliki hubungan yang hidup dengan Surga, yang akan melihat kecenderungan jahat, dan, tidak tertipu oleh Setan, akan bergerak maju di jalan integritas, terus menerus memegang panji Kristus,—sebuah kelompok yang seperti ini diperlukan untuk mengontrol di dalam masyarakat. Pengaruh seperti itu akan menghasilkan penghormatan, dan menjadikan perkumpulan ini sebuah berkat daripada kutuk. Jikalau pria dan wanita dewasa akan bergabung dengan orang-orang muda untuk mengatur dan menyelenggarakan suatu masyarakat sastra, maka ini akan menjadi berguna dan menarik. Namun ketika perkumpulan seperti ini merosot menjadi kesempatan bersenang-senang dan sukaria gaduh, maka tidak ada sesuatu kesastraan ataupun sesuatu yang mengangkat di sana. Perkumpulan ini akan menjadi kehinaan baik bagi pikiran maupun moral.”— Review, 1/4/81 (untuk artikel selengkapnya, lihat Lampiran 4). Kita harus mengingat bahwa tiga tahun sebelum nasehat ini dituliskan, Luther Warren, berusia 14 tahun dan Harry Fenner, berusia 17 tahun, memulai sebuah organisasi orang muda dengan tujuan utama, pelayanan Kristen dan keselamatan bagi teman-teman mereka yang keluar dari gereja. Ketika melacak organisasi-organisasi orang muda yang dimulai dari Warren dan Fenner, Malcolm J. Allen (ketua Pemuda Advent selama lebih dari 30 tahun dan Di35 rektur Pathfinder dan Orang Muda di General Conference pada saat penulisan bukunya (1995) yang berjudul Divine Guidance or Worldly Pressure (Tuntunan Ilahi atau Tekanan Duniawi), hlm. 27 & 28 menulis: Di tahun 1881, perkumpulan orang muda kedua tercatat dimulai di Mt. Vernon, Ohio, dengan maksud dan tujuan serupa. Dua puluh lima tahun kemudian, bermunculan kelompok-kelompok serupa secara mandiri di berbagai belahan dunia. Tampaknya tidak ada petunjuk resmi yang diberikan oleh gereja. Akan tetapi, sebuah pola kesatuan tampak jelas ketika Tuhan menuntun gerejaNya untuk bergerak maju bersama. Anggota-anggota yang menyadari kebutuhan orang muda menanggapi motivasi dan dorongan Roh Kudus untuk bekerja bersama mereka. Pada saat yang sama banyak tulisan muncul dari pena Nyonya E.G. White yang mendesak suatu pekerjaan bagi orang muda kita dan agar gereja menerima tanggung jawab terhadap mereka. Dimulai dari Luther Warren dan Harry Fenner di tahun 1879, kelompok-kelompok ini secara alamiah mulai bermunculan. Pada pergantian abad itu, lebih dari 70 kelompok orang muda telah terbentuk di dalam gereja. Ibid., hlm. 47. Organisasi-organisasi orang muda ini bukanlah kelompok masyarakat sastra yang khas pada zaman itu. Mengetahui kebutuhan khusus akan jenis masyarakat sastra bagi orang muda kita, Nyonya White menuliskan nasehat berikut dalam Signs of the Times, 29 Mei 1883: 36 Orang-orang muda, dapatkah anda membentuk perkumpulan, dan sebagai laskar Kristus, mendaftar dalam pekerjaan, memberikan segala kemampuan, ketrampilan dan talenta kepada Pelayanan Tuhan kita, sehingga anda dapat menyelamatkan jiwa-jiwa bagiNya? Biarlah perkumpulanperkumpulan ini dibentuk di setiap gereja untuk melakukan pekerjaan ini. Akankah orang-orang muda yang sungguhsungguh mengasihi Yesus bergabung sebagai para pekerja, bukan saja bagi mereka yang mengaku sebagai pemelihara hari Sabat, melainkan juga mereka yang bukan pemeluk iman keyakinan ini? Perkembangan selanjutnya akan dibahas lebih lanjut dalam Bagian Tahun 1900. 1881—Nasehat Ellen White kepada Pelajar di Battle Creek College yang Tinggal Bersama Keluarga-Keluarga: Di masa-masa awal berdirinya Battle Creek College, belum terdapat asrama. Banyak mahasiswa tinggal di rumah-rumah keluarga yang berada di sekitar kampus. Bahaya-bahaya “hiburan teatrikal” secara jelas digambarkan melalui pernyataan berikut yang dituliskan kepada para mahasiswa: Yang termasuk wilayah kesenangan yang paling berbahaya adalah teater. Bukannya menjadi sekolah moralitas dan kebajikan, sebagaimana yang sering diakui demikian, teater adalah tempat 37 ketidakbermoralan yang terpanas. Kebiasaan-kebiasaan jahat dan kecenderungan-kecenderungan berdosa diperkuat dan didukung oleh hiburan-hiburan ini. Lagu-lagu rendahan, isyarat-isyarat kotor, ungkapan-ungkapan dan sikap-sikap, menurunkan imajinasi dan menghina moral. Setiap orang muda yang memiliki kebiasaan menonton pertunjukan seperti itu akan merosot dalam prinsipnya. Tidak ada pengaruh di negeri ini yang lebih berkuasa untuk meracuni imajinasi, menghancurkan kesan-kesan rohani, dan menumpulkan kesenangan akan hidup dan kenyataan hidup yang tenang, selain hiburan-hiburan teatrikal. Kecintaan akan adegan-adegan meningkatkan setiap pemanjaan, seperti keinginan akan minuman beracun akan memperkuat penggunaannya. Satu-satunya jalan aman adalah mengutuk teater, sirkus, dan setiap tempat hiburan yang meragukan.—Testimonies, Vol. 4, hlm. 652, 653. 1881—Sanitarium Battle Creek: Pada masa-masa awal Battle Creek Sanitarium, beberapa orang menyarankan agar Sanitarium memiliki pertunjukan drama kecil dan kits (drama pendek) untuk menghibur dan mendidik pasien. Tuhan memberikan Ellen White kesaksian berikut tentang masalah ini dalam sebuah artikel yang berjudul “Position and Work of the Sanitarium” (Kedudukan dan pekerjaan Sanitarium): 38 Hiburan-hiburan teatrikal atau duniawi tidak mendasar bagi kesejahteraan Sanitarium ataupun bagi kesehatan para pasien. Semakin banyak mereka memiliki kesenangan semacam ini, semakin sedikit mereka akan merasa senang kecuali jika hal semacam ini terus menerus diadakan. Pikiran ini sedang dalam keadaan demam keresahan akan sesuatu yang baru dan menggembirakan, sesuatu yang justru tidak boleh dimiliki (oleh pasien). Dan jikalau hiburan-hiburan ini sekali saja diizinkan, maka orang akan terus berharap, dan pasien akan kehilangan kesukaan akan pengaturan cara menghabiskan waktu secara sederhana.—Testimonies, Vol. 4, hlm. 578. 1883—Pengamatan Ellen White Ketika Dalam Perjalanan: Duduk di kursi di sebelah kami di dalam kereta adalah seorang artis, tampaknya seorang wanita yang memiliki kemampuan dan banyak kualitas yang baik, yang jikalau dibaktikan untuk pelayanan Tuhan, mungkin memenangkan baginya pujian Tuhan, “Baik, kamu hamba yang baik dan setia.” Wanita ini dan saya sendiri adalah aktor-aktor dalam panggung kehidupan, tetapi, oh, betapa besar perbedaan pekerjaan kami! Saya tidak merasakan sedikitpun godaan untuk menginginkan kehormatannya, saya tidak dahaga akan sambutan tepuk tangan dari banyak orang yang 39 suka kesenangan dan kebodohan yang mencari kegembiraan yang tidak alami di dalam drama. Teater adalah tempat buruk untuk memperkuat prinsip-prinsip kebajikan. Sebaliknya, pengaruhnya sangat berbahaya baik kepada kesehatan maupun moral. Pengawal wanita ini mengatakan bahwa agak berat baginya kehilangan waktu tidurnya dari malam ke malam hingga jam dua atau tiga pagi, dan kemudian menghabiskan sebagian besar siang hari untuk tidur. Aturan yang telah ditetapkan ilahi tentang siang dan malam hari diabaikan, kesehatan dikorbankan, demi hiburan bagi orangorang yang lebih mencintai kesenangan daripada mencintai Tuhan. Akibatnya adalah merendahkan moral bagi semua yang terlibat. Dua atau tiga malam seminggu yang dihabiskan untuk menghadiri pesta, atau pertunjukan opera atau teater,akan melemahkan baik pikiran maupun tubuh, dan mencegah perkembangan kekuatan tabiat yang mendasar dan bermanfaat bagi masyarakat. Satu-satunya hiburan yang aman adalah yang tidak mengasingkan pemikiran keyakinan yang sungguh-sungguh; satu-satunya tempat yang aman adalah tempat di mana kita dapat membawa Yesus bersama kita.— Review, “Notes of Travel,” 6 November 1883. 1888 – Cucu Perempuan Ellen White Bermain Sebagai Malaikat dalam Drama Kecil: Pada hari Sabat pagi, 22 Desember 1888, Ellen White menghadiri sebuah pertunjukan teatrikal yang 40 diselenggarakan oleh Sekolah Sabat Battle Creek yang di dalamnya cucu perempuannya yang berumur 6 tahun, Ella W. White, bermain dan memakai kostum sebagai malaikat. Ada dekorasi panggung, aktor, musik dan puisi. Empat hari kemudian, pada hari Rabu pagi, 26 Desember 1888, ia menulis sebuah surat kepada Saudara Morse. Di dalam suratnya tampak jelas bahwa Nyonya White mengutuk program tersebut. Ketika anda selesai membaca surat kepada Saudara Morse secara keseluruhan, yang diambil dari 2MR, hlm. 235-238 (Letter 5, 1888), anda akan memahami mengapa ia membuat pernyataan berikut (lihat Lampiran 5 tentang surat itu secara lengkap). (Definisi dari kata “mengutuk” adalah mengumumkan bahwa sesuatu itu patut dicela, salah atau jahat, biasanya setelah mempertimbangkan bukti-bukti dan tanpa keraguan”—Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary.) Saya harus mengatakan bahwa saya menderita karena hal-hal ini, begitu tidak sejalan dengan pekerjaan reformasi yang sedang kami majukan di dalam gereja dan di dalam lembaga-lembaga kita, sehingga saya seharusnya merasa lebih baik jikalau saya tidak hadir.—2MR, hlm. 236. Surat ini akan dibahas lebih lanjut ketika meninjau sebuah tulisan oleh A. L. White di tahun 1963 berjudul “Dramatic Productions in SDA Institutions” (Produksi-produksi drama dalam lembagalembaga MAHK). 41 1890—Komentar-komentar tentang Kesesatan di Yordan: Tampak dalam bahan dari bab yang berjudul “Apostasy at the Jordan” (Kesesatan di Yordan), dalam buku Patriarchs and Prophets (Para Nabi dan Bapa), bahwa orang-orang Kristen dapat menjadi rusak melalui pertunjukan drama sebagaimana bangsa Israel kuno di Baal-peor. Pemujaan di kuil Baal-peor dalam bentuk drama memikat anak-anak Israel menuju kompromi yang mematikan. Apakah ada perbedaannya pada hari ini? Kita diperingatkan: Banyak kesenangan-kesenangan yang populer di dunia sekarang ini, bahkan bagi orang-orang yang mengaku diri orang Kristen sekalipun, cenderung memiliki akhir yang sama seperti kesenangan kafir. Sesungguhnya hanya sedikit dari hiburan tersebut yang tidak diperhitungkan oleh Setan untuk menghancurkan jiwa-jiwa. Melalui drama, ia bekerja di berbagai zaman untuk menggairahkan nafsu dan memuja kejahatan. Opera, dengan pertunjukan yang mempesona dan musik yang membingungkan, pesta topeng, tari-tarian, meja kartu, Setan menggunakan semuanya ini untuk menghancurkan batasan-batasan prinsip dan membuka pintu bagi kemanjaan sensual. Dalam setiap pertemuan demi kesenangan yang mendorong keangkuhan atau memanjakan selera, dimana orang digiring untuk melupakan Tuhan dan kehilangan pandangan akan minat kepada perkara-perkara yang 42 kekal, di sana Setan mengikatkan rantainya di sekeliling jiwa-jiwa.—Patriarchs and Prophets, hlm. 459. (Para Nabi dan Bapa) 1893—Nasehat tentang Acara-acara Sekolah Sabat: Anak-anak dapat dengan cepat dilatih dalam “kebanggaan dan kesenangan akan pertunjukan.” Ciri-ciri ini dapat didorong oleh acara-acara Sekolah Sabat. Nyonya White menyuarakan peringatan dalam jurnal Christian Education, yang dibukukan dalam Fundamentals of Christian Education, hlm. 253: Dalam Sekolah Sabat, pria dan wanita diterima sebagai pejabat dan guru-guru, yang tidak memiliki pikiran rohani, dan tidak menghidupkan minat dalam pekerjaan yang diberikan kepada mereka; namun hal-hal ini dapat diatur menjadi baik hanya melalui bantuan Roh Kudus. Kejahatan yang sama telah terjadi bertahun-tahun sebagaimana yang ada di dalam gereja-gereja kita. Formalitas, kebanggaan, dan kesenangan akan pertunjukan telah mengambil alih kesetiaan yang sejati dan kesalehan yang sederhana. Kita dapat melihat suatu keteraturan yang berbeda jikalau saja orang-orang mengasingkan dirinya sepenuhnya bagi Tuhan, dan kemudian membaktikan talenta mereka untuk pekerjaan Sekolah Sabat, selalu bertambah dalam pengetahuan, dan mendidik dirinya sendiri se43 hingga mereka akan dapat mengajar orang lain dengan metode terbaik untuk diterapkan di dalam pekerjaan ini; akan tetapi para pekerja tidak perlu mencari metode-metode untuk membuat pertunjukan, menghabiskan waktu dalam pertunjukanpertunjukan teater dan musik, karena ini tidak memberi manfaat bagi siapapun. Tidak baik bagi anak-anak untuk dilatih untuk berpidato dalam acara khusus. Mereka harus dimenangkan kepada Kristus, dan sebagai ganti dari menghabiskan waktu, uang, dan usaha untuk membuat sebuah pertunjukan, biarlah seluruh usaha dilakukan untuk mengumpulkan hasil panenan. Dan pernyataan berikut ini oleh Nyonya White menekankan pernyataan sebelumnya dan diambil dari Counsels on Sabbath School Work, hlm. 46: Kebanggaan, kekaguman akan diri sendiri, dan keberanian adalah ciri-ciri nyata anak-anak masa kini, dan ini semua adalah kutukan bagi zaman ini. Ketika saya melihat hal yang tidak sesuai dengan Kristus ini, pernyataan yang tanpa kasih dalam segala sisinya, dan kemudian melihat para orangtua dan guru-guru, yang berusaha mempertunjukkan kemampuan dan pengetahuan anakanak dan para murid mereka, saya merasakan kepedihan di dalam hati; karena saya mengetahui bahwa ini adalah jalan yang berlawanan dengan jalan yang harus kita tempuh. 44 1893—Akal Dikacaukan oleh Pertunjukanpertunjukan Teater: Lagi-lagi, kita dinasehati untuk melindungi orang orang muda kita dari pertunjukan-pertunjukan teatrikal ketika mereka menempuh pendidikan, karena ini akan mengacaukan akal mereka sementara kebenaran sedang dinyatakan kepada mereka. Pekerjaan Setan adalah menggiring manusia untuk mengabaikan Tuhan, memikat dan menyerap pikiran sehingga Tuhan tidak ada di dalam pikiran mereka. Pendidikan yang mereka terima memiliki watak mengacaukan pikiran, dan menutupi terang yang sejati. Setan tidak menginginkan agar orang-orang memiliki pengetahuan tentang Tuhan; dan ia akan sangat puas jikalau ia dapat mengadakan permainan-permainan dan pertunjukan-pertunjukan teatrikal yang akan mengacaukan akal orang orang muda, sehingga manusia akan musnah dalam kegelapan sementara terang bersinar di sekeliling mereka.—Review, 13 Maret 1900. 1900—Nasehat tentang Ruang Perkuliahan dan Masyarakat Sastra: Tinjauan Ulang Sembilan belas tahun kemudian, Nyonya White mengulangi kembali nasehatnya yang diberikan dalam Review di tahun 1881 tentang masyarakat sastra dan ruang-ruang perkuliahan. Menulis kepada organisasi-organisasi pemuda MAHK, yang anggota-anggo45 tanya mulai menggunakan panggung dan drama di dalam perkumpulan masyarakat sastra dan ruangruang perkuliahan mereka, ia berkata: Jikalau ruang-ruang perkuliahan dan masyarakat sastra anda dibuat sebagai sebuah kesempatan untuk membahas Alkitab, itu akan lebih menjadi masyarakat intelek daripada jikalau perhatian dialihkan kepada pertunjukan-pertunjukan teatrikal. Betapa kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia yang harus diperhatikan oleh pikiran dan digali dari Firman Tuhan! Orang-orang yang menjadi anggota kelompokkelompok masyarakat sastra, yang mengaku mengasihi dan menghormati perkara-perkara yang kudus, namun mengizinkan pikirannya merosot kepada perkara-perkara yang dangkal, yang tidak nyata, yang sederhana dan murahan, peran-peran fiktif, adalah sedang melakukan pekerjaan iblis sama seperti ketika mereka menonton dan bergabung dengan pemandangan-pemandangan ini.—MS 41, 1900, hlm. 246. 1. Setelah membaca artikel yang lengkap, tampak bahwa kompromi dan kebimbangan tentang drama dan fiksi terjadi berangsur-angsur di dalam gereja. Nasehatnya adalah bahwa masyarakat sastra dan ruang perkuliahan haruslah digunakan untuk mendukung pencarian firman Tuhan. (Artikel selengkapnya lihat Lampiran 6). Malcolm J. Allen, pemimpin Pemuda Advent General Conference menulis dalam bukunya Divine 46 Guidance or Worldly Pressure? Youth Ministries in the Seventh-day Adventist Church (Tuntunan ilahi atau tekanan duniawi? Pelayanan orang muda dalam gereja MAHK), menggambarkan keadaan gereja pada pergantian abad tersebut. Flora Plummer, yang secara aktif terlibat dalam pekerjaan dan perkembangan pelayanan orang muda di gereja pada saat itu, secara jelas menggambarkan masalah yang dihadapi gereja sehubungan dengan orang muda di tahun 1901. Hingga tahun 1901 tidak diambil satu langkah apapun oleh General Conference tentang perkembangan pekerjaan orang-orang muda. Keadaan pada saat itu sangat tidak mendukung. Sementara pengaruh dari apa yang telah dilakukan hanya dapat dirasakan oleh beberapa konferens saja, tidak ada keseragaman di dalam tindakan. Rencana organisasi bervariasi menurut gagasan pemimpin-pemimpin konferens masing-masing. Perkumpulan-perkumpulan dibentuk, dan seringkali tidak berkelanjutan karena kurangnya minat. Beberapa diselenggarakan sedemikian sehingga menjadi celaan bagi gerakan secara keseluruhan. Kesulitan-kesulitan dihadapi. Tampaknya penghalang-penghalang tak terhingga banyaknya bermunculan. Konservatisme menyuarakan seruan tanda bahaya. Pada saat yang sama masing-masing gereja dan kelompok-kelompok orang percaya berhadapan dengan kenyataan bahwa anak-anak dan orang muda kehilangan minat akan pekabaran, dan semakin ce47 pat menjauh. Pikiran-pikiran yang tenang mulai bertanya, di manakah orang-orang muda kita sepuluh tahun yang lalu? Apakah bagian mereka dalam tanggung jawab akan pekerjaan Tuhan? Apakah gereja-gereja kita di manapun secara materi memperkuat dan membantu untuk memusatkan tenaga, antusiasme dan kestabilan dari orang-orang perkasa yang beberapa tahun sebelumnya adalah anak-anak dalam jemaat kita? Jawaban yang harus diberikan oleh setiap gereja akan pertanyaan tersebut menunjukkan kebutuhan yang universal akan usaha-usaha yang diarahkan dengan baik untuk melaksanakan perintah Roh Nubuat delapan tahun yang lalu—Flora Plummer, “Early History of the Seventh-day Adventist Young People’s work” (G.C. Archives, No. LF 3048) hlm. 53, 54. Setelah Pertemuan General Konferens tahun 1901, Komite General Konferens membebankan tanggung jawab pengaturan program orang muda di tangan Departemen Sekolah Sabat. Nyonya Plummer, Sekretaris GC di Departemen Sekolah Sabat, menulis kepada Nyonya White untuk meminta nasehat sebelum merancang sebuah rencana bagi organisasi. Saya bermaksud berkonsultasi dengan anda perihal Pekerjaan Orang Muda, mengingat pengalaman anda adalah sangat berharga. Yang sangat mengejutkan saya adalah bahwa saya menduduki jabatan di mana saya ditugaskan untuk merencanakan gerakan tersebut, karena General Konferens telah meletakkannya di bawah tanggung jawab Departemen Sekolah Sabat. 48 Keadaannya adalah begini: di berbagai tempat—namun sebagian besar di dalam gereja-gereja kita—selama dua tahun terakhir, perkumpulan-perkumpulan orang muda telah dibentuk. Semuanya ini menerapkan peraturan dan undang-undang yang panjang atau pendek, dan banyak telah dilakukan demi pelaksanaan pekerjaan ini. Di beberapa tempat hasilnya adalah cukup baik, sementara di tempat lain adalah kegagalan. Penyebab kegagalan adalah karena orang-orang muda memilih kepengurusan, komite-komite, program mereka sendiri, dll, tanpa berkonsultasi dengan gereja, dan roh bekerja telah hilang dalam usaha untuk mendapatkan unsur “hiburan,” “perbaikan bersama,” dan ciri-ciri sosial dalam “perkumpulan tersebut,” yang merupakan perangkap bagi orang muda kita. Gereja tidak dapat berbuat apa-apa, karena di dalam perundangan itu mereka tidak disertakan. Keadaan ini tidak berlaku untuk seluruh perkumpulan, namun bahaya ini selalu ada—Ibid., Allen, hlm. 56, 57. Allen menyampaikan kepada pembacanya jawaban Nyonya White melalui anaknya, W. C. White dalam surat tertanggal 15 Juli 1901. Jawaban dari W. C. White tiba dalam beberapa hari. Saudari yang kekasih, Surat anda tertanggal 11 Juli tiba di tangan saya beberapa hari yang lalu dan dibaca dengan penuh minat. Saya menyampaikannya kepada Saudari Druillard dan memintanya membacakan untuk Ibu dan Sau49 dara Peck dan mengumpulkan terang yang dia peroleh sehubungan dengan pertanyaan yang anda sampaikan. Ini telah dilakukan. Ibu berkata bahwa telah ditunjukkan kepadanya dan bahwa ia telah menulis tentang pekerjaan orang muda, dan roh dan tenaga, dan usaha-usaha yang berjangkauan luas demi semua kelompok orang dan segala lini pekerjaan orang Kristen, sebagaimana dilaporkan melalu para pejabat dalam The Christian Endeavor Societies (Masyarakat Usaha Kristen). Usaha-usaha ini telah mengesankan beliau sebagai usaha yang layak ditiru, dan telah diinstruksikan kepada beliau bahwa tenaga, kesetiaan dan kewaspadaan dan pengabdian dalam masyarakat-masyarakat ini menjadi teladan bagi umat kita, daripada rencana organisasi, undangundang dan mekanismenya. (Surat dari W.C. White kepada L.Flora Plummer, ditulis dari St. Helen, Kalifornia, 25 Juli 1901). Nasehat itu jelas. Kita tidak boleh meniru dunia dalam hal struktur, organisasi ataupun mekanisme pelaksanaannya bagi perkumpulan-perkumpulan orang muda kita. Kita juga dihimbau untuk tidak meniru program-program ataupun isinya. Apa yang dianggap sebagai bernilai untuk diteladani adalah tenaga, kesetiaan, dan dedikasi kepada prinsipprinsip keselamatan dan pelayanan yang terbukti dalam Christian Endeavor Society. Ibid. Allen, hlm. 59. Tahun 1907, dalam Pertemuan General Conference di Gland, Swiss, dibentuk Departemen Orang Muda dalam General Konferens. Departemen 50 ini diserahkan di bawah pimpinan M. E. Kern yang handal dan segera “Missionary Volunteer Society” (Masyarakat Sukarelawan Misionaris) dikembangkan. Khayal Ellen White tentang masyarakat sastra yang tepat dicapai melalui pendirian “Missionary Volunteer Society” (Masyarakat Sukarelawan Misionaris). Di bawah kepemimpinan orang-orang yang berpengalaman dengan kasih yang mendalam kepada orang muda dan Pekabaran Tiga Malaikat, masyarakat-masyarakat ini memenangkan ribuan orang kepada Kristus dan pekabaran Advent melalui pelayanan orang muda kepada orang muda dan orang dewasa. Banyak pekerja muda gereja memperoleh hasrat bekerja demi keselamatan jiwa-jiwa karena pengaruh dari Masyarakat Sukarelawan Misionaris Junior dan Senior, dan melalui membaca buku-buku yang disarankan oleh Masyarakat tersebut yang mencerminkan kehidupan orang-orang misionaris Kristen yang besar. Kematian dari MV Societies adalah sebuah komentar yang menyedihkan dan panjang. Bagi orangorang yang hendak mempelajari topik ini secara lebih mendalam, penulis sangat menyarankan untuk membaca buku Malcolm J. Allen. Buku ini tidak terbit lagi, tetapi hampir seluruh perpustakaan universitas Advent memiliki satu edisinya. 1902 bulan Maret—Sikap Dewan Sekolah Walla Walla College terhadap Kantata Ratu Ester. 51 Pada saat persiapan akhir sedang dilakukan bagi pertunjukan paduan suara kantata Ratu Ester, di kampus Walla Walla College, anggota dewan sekolah hadir untuk suatu pertemuan. Latihan pertunjukan itu mendapat perhatian yang cukup besar oleh dewan sebagaimana dicatat dalam tindakan resmi dewan pada tanggal 31 Maret 1902: Sementara tampaknya bagi Dewan Manajer Walla Walla College bahwa penyelenggaraan kantata Ester dengan kostum dan panggung bukanlah demi manfaat sekolah, maka, diputuskan, bahwa kami meminta orang-orang yang bertanggung jawab atas masalah ini untuk mengusahakan agar penyelenggaraan dilakukan dalam lagu tanpa kostum, panggung ataupun akting. Dewan Manajer meminta orang-orang yang berhubungan dengan Walla Walla College untuk mengadakan dengan segera usaha-usaha untuk mengubah keadaan saat ini dan meningkatkan nada dan roh sekolah ini untuk mencapai tujuan ideal sekolah ini didirikan. Kami selanjutnya mengarahkan bahwa untuk selanjutnya di dalam ruang ibadah ataupun ruangruang lainnya dalam lembaga ini tidak boleh didirikan panggung, kostum, atau tirai dipasang, sehingga tidak ada pentas hiburan umum yang membutuhkan hal-hal semacam itu.—Sixty Years of Progress at Walla Walla College, p. 136. Mohon agar kejadian ini diingat kembali ketika membaca bahan tentang drama di Walla Walla College dalam bagian tahun 2000 dan 2001. 52 1902 bulan Oktober—Peringatan tentang Membaca [menonton film] Fiksi [drama]: Sementara nasehat ini dituliskan kepada anggota Gereja MAHK untuk mengungkapkan bahaya fiksi; drama dan fiksi adalah hampir sama. (Silakan baca Lampiran 7 tulisan Leslie Hardinge.) Di tahun 1902, Ellen White menulis sebuah artikel dalam Youth Instructor tanggal 9 Oktober 1902. Di dalamnya ia menuliskan secara lengkap bahayabahaya bagi orang muda dan dewasa tentang membaca fiksi. Di manapun ia menggunakan kata “membaca,” “pembaca,” dan “bacaan” dalam kutipan di bawah ini, ditambahkan kata-kata “menonton film,” “penonton film,” dan tontonan film” dalam kurung; pada kata-kata “buku-buku,” “kisah-kisah,” “cerita-cerita,” “kisah cerita,” dan “karya sastra” telah ditambahkan kata-kata “film” dan “film-film”; pada kata “fiksi” ditambahkan kata “drama”; pada kata “menerbitkan” ditambahkan kata “mementaskan”; pada kata “penulis” ditambahkan kata “sutradara.” Mungkin ini tampaknya membingungkan, namun setelah membaca artikel selengkapnya dalam Lampiran 8, pembaca akan memahaminya. Hanya dua paragraf dikutip di sini. Setan mengetahui bahwa pikiran sangat dipengaruhi oleh apa yang dimasukkan ke dalamnya. Ia berusaha menggiring baik orang muda maupun orang dewasa untuk membaca [menonton] buku-buku cerita, kisah-kisah dan karya sastra lainnya [film, film-film]. Para pembaca [penonton 53 film] dari karya sastra seperti itu [drama] menjadi tidak siap dengan kewajiban yang terletak di hadapan mereka. Mereka hidup dalam kehidupan yang tidak nyata, dan tidak memiliki keinginan untuk meneliti Kitab Suci, untuk makan manna surgawi. Pikiran yang membutuhkan penguatan menjadi dilemahkan, dan kehilangan kuasanya untuk mempelajari kebenaran-kebenaran agung yang menghubungkan misi dan pekerjaan Kristus—kebenaran yang akan membentengi pikiran, membangunkan imajinasi dan menyalakan hasrat yang tulus dan kuat untuk menang sebagaimana Kristus telah menang. Jikalau saja sejumlah besar buku-buku [drama] yang diterbitkan [dipentaskan] dilahap, sebuah bencana akan tetap tinggal yang melakukan pekerjaan yang mengerikan pada pikiran dan hati. Kisah-kisah cinta, kisah-kisah [film-film] yang menggairahkan dan sembrono, dan bahkan kelas bukubuku [film-film] yang disebut novel keagamaan [film rohani]—buku-buku [film-film] yang di dalamnya si penulis [sutradara] menempelkan suatu pesan moral,--adalah sebuah kutukan kepada para pembacanya [para penontonnya]. Perasaaan-perasaan keagamaan barangkali dijalin di sepanjang buku cerita [film] itu, namun dalam sebagian besar kasus, Setan yang berjubah malaikat, semakin efektif dalam menipu dan memikat. Tidak ada orang yang begitu kuat dalam prinsip-prinsip yang benar, tidak ada orang yang begitu aman dari 54 pencobaan, sehingga mereka terlindungi ketika membaca [menonton] kisah-kisah [film-film] ini. Penulis makalah ini telah meninjau setiap “kemunculan” kata. Jumlah “kemunculan” pada setiap kata dalam kurung dalam CD penelitian Legacy of Light Spirit of Prophecy edisi 1999 untuk kata drama (42), drama-drama (4), aktor (47), aktor-aktor (69), aktris (6) fiksi (86), teater (139), teater-teater (43) dan teatrikal (121). Semua kata-kata ini dalam konteks seni drama ditemukan sangat sesuai dengan bahan yang disampaikan dalam bagian di atas. Setiap orang yang memiliki tulisan-tulisan E. G. White dalam bentuk CD, dan meninjau pernyataan-pernyataan sehubungan dengan kata-kata tersebut akan menjadi yakin bahwa nasehat Ellen White tidak gagal untuk mengungkapkan kutukan menyeluruh terhadap acara-acara yang dilakonkan. Sejak Zaman Ellen White Hingga Akhir Tahun 1940-an Setelah kematian Nyonya White, dan hingga pertengahan dan akhir tahun 1940-an, kepemimpinan gereja mempertahankan standar-standar Alkitabiah yang diterima dari para pionir Gereja MAHK. Dari tulisan-tulisan mereka yang dipublikasikan, jelaslah bahwa mereka sangat percaya dan menentang segala jenis drama digunakan dalam Sekolah Sabat, acara khotbah ataupun lembagalembaga pendidikan kita. Nasehat tentang drama se55 belum dan segera setelah kematian Ellen White berkisar tentang teater langsung, yang kemudian disebut “teater resmi” yang dibedakan dengan gambar film bergerak. Sebelum tahun 1903, ketika karya film Edwin Porter, The Great Train Robbery, merevolusi industri film bergerak, film-film awal saat itu dibuat dalam setting teater, banyak yang merupakan rekaman dari drama panggung. Produksi ini barangkali adalah awal dari seni penyuntingan, atau pengubahan adegan di sekitarnya, dalam gambar bergerak. Di tahun 1915, D.W. Griffith mengeluarkan The Birth of a Nation. Film ini berdurasi hampir 3 jam dan sepenuhnya diiringi latar belakang musik orkestra, yang dimainkan oleh orkestra teater. Sementara industri bertumbuh, gedung-gedung bioskop berkembang subur. Proyektor dapat diputar setiap dua atau tiga jam, tidak membutuhkan pemain atau dekorasi di dalam bioskop, dan “hiburan” jenis ini menjadi mudah diperoleh dan dibeli oleh publik secara umum. Orang-orang Advent tidak kebal terhadap menonton “film bisu.” Namun kepemimpinan gereja terus menerus menyuarakan peringatan-peringatan tentang teater langsung dan “layar perak.” Sebagai tambahan, mereka yang masih muda ataupun dewasa di tahun 40-an hingga awal 80-an, mengingat dengan jelas tim musik yang menyediakan musik bagi Voice of Prophecy. Brad Braley memainkan organ, Olive Braley memainkan piano, dan 56 Del Delker dan the King’s Heralds bernyanyi, kualitas dan watak musiknya adalah sempurna. Brad adalah “penghibur” organ film bisu, dan juga tukang reparasi organ. Ia dipanggil untuk memasang sebuah organ di Southern Missionary College (sekarang bernama Southern Adventist University). Di sana ia bertemu dengan Olive Rogers, seorang guru musik di kampus tersebut. Kisah cinta berkembang dari pertemuan itu dan kemudian Brad memilih menjadi orang Kristen MAHK dan menikahi Olive. Banyak pembaca mungkin masih ingat musik indah yang dimainkan Olive dan Brad ketika mereka mengiringi H. M. S. Richards, Del Delker, dan The King’s Heralds pada serangkaian pertemuan perkemahan musim panas, Pertemuan General Konferens, dan juga dari rekaman-rekaman musik mereka. Setelah Brad menjadi seorang Kristen, ia meninggalkan bermain musik untuk “layar perak” karena ia menyadari bahwa karya-karya industri musik tidak sesuai dengan profesi seorang Kristen. Brad dan Olive bercerita kepada saya bahwa setelah kematian H.M. S. Richards, tim Voice of Prophecy yang baru menginginkan agar mereka memasukkan lebih banyak “beat” (hentakan) ke dalam musiknya. Keduanya menolak menuruti permintaan ini, karena merasa arah musik duniawi dapat menguasai gereja kita. Sementara tulisan ini bukan penelitian yang menyeluruh tentang peringatan-peringatan kepemimpinan selama tahun-tahun tersebut, yang dikirimkan kepada 57 anggota MAHK melalui Review, pekabaran-pekabaran tersebut adalah konsisten dan langsung. 1926—Sebuah Peringatan Terhadap Bergerak dan Teater-teater Lainnya Layar Sekitar sebelas tahun setelah kematian Ellen White, Review menyuarakan peringatan yang jelas kepada anggota gereja tentang “layar perak.” Pertemuan Dewan di Musim Gugur yang diselenggarakan di Des Moines, Iowa, melahirkan sebuah resolusi. Dalam edisi tanggal 11 Februari 1926, Penatua Wilcox membagikan resolusi Pertemuan Musim Gugur dan memberikan nasehat berikut: Dengan segala sarana yang ada di dalam kuasanya, Setan sedang berusaha untuk mengubah penghuni bumi ini untuk menjauh dari Tuhan. Usaha-usahanya berbagai macam, perangkap-perangkapnya adalah berlipat-lipat. Ia tidak peduli apa sarana yang digunakannya asalkan dapat mencapai tujuannya yang mematikan. Usaha-usaha demi mencapai keunggulan, kecintaan akan kehidupan dan kedudukan sosial, dan iming-iming emas, perjuangan demi kompetensi, dan ambisi pendidikan, minat akan kesenangan,--semua ini dan banyak lagi sarana yang digunakan si penipu besar itu untuk membuat manusia agar melupakan Tuhan, dan membiarkan waktu dan tenaga mereka menjadi begitu terpikat sehingga pada akhirnya menggiring kepada kehancuran final. 58 Terhadap beberapa kejahatan besar yang diselenggarakan di Des Moines, Iowa sebelumnya, Dewan Pertemuan Musim Gugur menyuarakan peringatan pasti kepada saudara-saudara seiman. Resolusi berikut ini disebarkan tentang gambar bergerak dan hiburan-hiburan komersial: MENGINGAT, kebutuhan untuk mengangkat standar terhadap setiap pengaruh yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan gereja, dan MENIMBANG, gambar bergerak atau teater lainnya semakin menjadi ancaman bagi moralitas dan berpengaruh dalam menghancurkan kerohanian, dalam banyak kasus menggiring kepada standar kehidupan yang rendah dan palsu, maka, DIPUTUSKAN, bahwa Dewan ini mengumumkan ketidaksetujuannya yang mendalam tentang menonton teater gambar bergerak dan tempat-tempat hiburan yang meragukan lainnya, dan mengingatkan para pekerja, pejabat gereja dan anggota awam, tua dan muda, untuk menjauh dari praktekpraktek jahat ini. MENIMBANG bahwa kita sedang hidup di hari-hari terakhir, di mana “manusia mencintai kesenangan lebih daripada mencintai Tuhan,” DIPUTUSKAN, bahwa kami memperingatkan umat kami terhadap roh zaman yang cinta kesenangan ini, dan hiburan-hiburan komersial yang telah meluas. Kami meminta perhatian pembaca terhadap sebuah laporan dari sebuah khotbah oleh Penatua M.E. 59 Kern dalam Review edisi ini (11 Februari 1926). Khotbah ini disampaikan di hadapan para mahasiswa di Washington Missionary College dan para perawat di Washington Sanatorium pada kebaktian Sabat pagi beberapa waktu sebelumnya. Saudara Kern secara khusus berbicara tentang watak dari teater gambar bergerak, dan pengaruh besar bentuk hiburan ini kepada dunia. Tidak perlu mengulang kembali pernyataannya dalam artikel ini. Kami sangat sejalan dengan kesimpulannya, dan kami menganjurkan orang muda dan tua untuk membaca khotbah ini. Adalah menyedihkan bahwa kita perlu menyerukan dalam kolom-kolom majalah gereja sebuah peringatan terhadap kejahatan-kejahatan besar ini. Namun demikian, kita harus percaya, dari surat-surat yang datang kepada kami dari berbagai lapangan, bahwa ada sejumlah saudara-saudara kita yang menyerah kepada pengaruh yang tidak kudus ini. Sayangnya, orang-orang yang terpengaruh itu bukan hanya anggota-anggota gereja yang lebih muda. Beberapa saudara-saudara kita yang lebih tua telah begitu kehilangan roh kehadiran Kristus yang sejati di dalam hati mereka, sehingga mereka menjadi pengunjung setia tempat-tempat hiburan yang meragukan ini. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah mengetahui bahwa kadangkala ada pembicara MAHK yang menjadi pengunjung bioskop yang setia. Teks tulisan Wilcox selengkapnya terdapat dalam Lampiran 9. 60 1926—Khotbah M.E. Kern Di Hadapan Mahasiswa Washington Missionary College dan Para Perawat Washington Sanitarium: Dalam sebuah khotbah di sekolah dan sanitarium, yang disebutkan oleh Penatua Wilcox, Penatua M. E. Kern secara jelas menggariskan bahaya-bahaya teater langsung dan industri film sekuler. Khotbah ini adalah pemaparan yang penuh informasi dan penalaran. Berikut ini adalah bagian dari pemaparan M. E. Kern, “Teater,” yang diterbitkan dalam Review, 11 Februari 1926, Artikel selengkapnya lihat Lampiran 10. Salah satu bentuk hiburan komersial yang paling luas penyebarannya pada saat ini adalah teater. Melalui penemuan proyektor gambar bergerak, pertunjukan-pertunjukan teater telah menjadi tersedia bagi semua kota kecil dan juga kota besar… Bagaimana dengan teater? Selama lebih dari 24 abad teater telah ada. Apakah rekornya? Kesaksian sejarah menyatakan bahwa teater selalu merupakan ancaman bagi moral. “Para penulis besar klasik seperti Plato, dan Aristoteles, dan Avid dan Juvenal, dan Tacitus, dan penulis lainnya menulis keras menentang teater,—bukan sekedar menentang kejahatan dan kekerasan insidental, melainkan menentang pengaruh dan kecenderungannya sebagai sebuah lembaga.” Solon, seorang pembuat hukum yang besar di Yunani, mengutuk profesi ini bahwa “melalui rangsangannya cenderung ke61 pada tabiat yang palsu, dan melalui pengungkapan perasaannya tidak jujur dan tulus, merusak integritas manusia.” Sejarawan Schaff mengatakan bahwa teater Romawi menjadi “rumah kejahatan,” dan Macaulay mengatakan bahwa dari sejak teater dibuka di Inggris, teater-teater menjadi “seminariseminari kejahatan.” Bioskop adalah teater modern massal (banyak orang) dan telah mewarisi segala kesalahan dari pendahulunya, dan lebih banyak lagi. Seorang penulis yang dikutip dalam Literary Digest edisi 14 Mei 1921, dalam sebuah artikel tentang “The NationWide Battle Over Movie Purification” (Pertempuran nasional melawan pemurnian bioskop) mengatakan: Kita tidak mengetahui moral dari bioskop yang lebih buruk daripada moral-moral panggung. Akan tetapi bioskop yang salah lebih berbahaya, karena bioskop menjangkau lebih banyak orang, dan khususnya lebih banyak anak-anak yang lebih mudah menerima kesan dan meniru …. Nyonya Ellen O’Grady, sebelumnya wakil komisaris polisi Kota New York, mengatakan kepada Parlemen New York dalam sebuah dengar pendapat tentang perencanaan hukum pengaturan gambar bergerak: Saya mengetahui dari pengalaman saya sendiri bahwa sebagian besar kenakalan remaja adalah disebabkan oleh pengaruh jahat film-film. Saya akan mengutip kasus demi kasus anak-anak lelaki 62 dan perempuan yang menjadi salah karena filmfilm… Tampaknya, saudara-saudara kekasih, bahwa satu-satunya jalan yang aman adalah “Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.” Amsal 4:14, 15. Dan kita seharusnya berdoa, “Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!” Mazmur 119:37. Yang terakhir, izinkanlah saya meminta perhatian anda tentang kenyataan bahwa profesi sebagai aktor adalah tidak alamiah dan secara radikal salah. Ini adalah profesi yang tidak berharga. Kutukan Salomo adalah benar. Istilah “hipokrit” (munafik) dan “memainkan peran di panggung” adalah identik dalam artinya yang mula-mula. “Munafik,” baik dalam bentuk Yunani maupun Latin, adalah ditujukan oleh seorang aktor di dalam teater… Ada teater di Yerusalem di zaman Yesus. Apakah menurut anda Yesus dan para muridNya menghadirinya? Ketika Herodes memperkenalkan teater, ini dituduh oleh Yosephus, seorang penulis Yahudi, sebagai perusak moral. Anda tidak dapat membayangkan Yesus menyetujuinya, bukan? Dapatkah anda membayangkan Yesus menonton bioskop jikalau Ia ada di bumi pada hari ini?—hlm. 1-4. 63 1928—J.E. Fulton dalam Review: J.E. Fulton, seorang misionaris pionir ke Fiji dan presiden dari Konferens Pacific Union pada masa itu, menyuarakan keprihatinannya dalam sebuah artikel yang berjudul “The Dangers of the Religious Drama” (Bahaya-bahaya drama keagamaan) dalam Review 6 Desember 1928. Artikel selengkapnya terdapat dalam Lampiran 11. Prinsip yang digariskan dalam artikel ini adalah sebagai berikut: … Bukankah anak-anak kita dan beberapa orang-orang yang lebih tua dipersiapkan untuk menghadiri pertunjukan teatrikal dengan pengenalan drama ke dalam gereja-gereja dan sekolahsekolah Sabat yang berwatak dramatik? Marilah kita menjauhkan segala bentuk yang sejenis ini dari perkumpulan-perkumpulan kita. Segala pertunjukan yang berwatak duniawi, seperti drama dan pertunjukan teatrikal, harus dijauhkan dari pelaksanaan-pelaksanaan keagamaan kita.—hlm. 2. 1928—J.A. Stevens Menyampaikan Kutipan dari sebuah Artikel dalam The Sunday School Times: Stevens mengutip artikel ini dan menyampaikan konsep-konsep yang digariskan oleh penulisnya kepada para pembaca Review. Bacaan lengkap dari artikel yang informatif ini terdapat pada Lampiran 12. Adalah membesarkan hati pada saat ketika standar semakin menurun ada kerangka editorial 64 yang diperlukan sebagai jawaban yang tegas terhadap pertanyaan di atas yang menjadi judul dari sebuah artikel yang bagus dalam The Sunday School Times. Begitu banyak gereja yang telah berusaha untuk bersaing dengan teater dengan menampilkan di panggung atraksi-atraksi spektakuler, sehingga tidaklah mengherankan bahwa teater-teater merangsang gereja dengan usaha untuk menyelenggarakan pertunjukan setengah sakral. Sebuah surat kepada editor majalah Times menimbulkan komentar yang dapat dibaca dan bermanfaat bagi setiap umat MAHK.—hlm. 1. 1933—Gereja Tabernacle Battle Creek Sementara menjadi pendeta di Gereja Tabernacle Battle Creek, Carlyle B. Haynes, memperhatikan bahwa teater, kepura-puraan, dan akting sedang membuat jalan masuk ke dalam Gereja Tabernacle. Ia sangat prihatin dengan kejadian ini. Dalam sebuah khotbah yang disampaikan di akhir tahun 1933 dan diterbitkan kembali dalam Review, 1 Maret 1934, ia mengatakan: Karena saya sendiri telah berada di tempat di mana saya tidak bisa berdiam diri lebih lama lagi. Saya ingin agar diketahui oleh setiap orang bahwa saya menyayangkan kelemahan yang menggiring kepada pengabaian standar-standar gereja… saya bermaksud menyampaikan dalam rapat majelis Gereja Tabernacle berikutnya tentang keputusan berikut dan mene65 kankan untuk dilaksanakan.—hlm. 2. (Tentang pelaksanaan dari keputusan tersebut secara penuh dan suara bulat oleh Rapat Majelis Tabernacle pada tanggal 8 Januari 1934, lihat Lampiran 13.) 1934—Francis Wilcox, Editor dari Review, Menyampaikan Keprihatinan Para Pimpinan tentang Drama dalam Tiga Tajuk Rencana (Editorial): Gereja MAHK dan para pimpinan lembaga dan anggota-anggota yang cermat mewaspadai kenyataan bahwa produksi teatrikal drama sedang berlangsung, dan bioskop-bioskop dipertontonkan di beberapa gereja dan sekolah. Masalah ini disampaikan kepada gereja melalui Saudara Francis Wilcox, editor Review, melalui tiga himbauan yang sangat informatif yang diterbitkan dalam edisi tanggal 25 Januari, 1 Februari dan 8 Februari 1934 yang berjudul “The Religious Drama” (Drama Keagamaan). (Artikel-artikel selengkapnya lihat Lampiran-Lampiran 14-16.) Tidak diragukan lagi apa pendirian kepemimpinan MAHK dan sebagian besar anggota tentang drama. Bagi mereka, pendirian itu bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah sebuah keyakinan, sebuah standar yang tidak dapat diubah. Saudara Wilcox menerima banyak surat dari lapangan dari anggota-anggota yang prihatin. Berikut ini adalah beberapa kutipan pilihan dari artikel-artikel tersebut: Sebagian saudara-saudara kita menjadi terperangkap oleh kesenangan duniawi, dan tentang ba66 haya inilah saya bermaksud hendak menyuarakan sebuah peringatan dalam artikel ini. Tentang kejahatan menonton pertunjukan teater dan bioskop, barangkali saya hanya perlu berbicara sedikit, meskipun beberapa anggota kita menghadiri pertemuan seperti itu. Namun ada orang-orang lain, yang tidak menghadiri bentuk-bentuk kesenangan yang meragukan ini, merasa tanpa beban untuk menghadiri pertemuan-pertemuan yang pada dasarnya berwatak sama, jikalau bukan memiliki tingkat bahaya yang sama. Sebagian orang yang menolak pergi menonton drama yang dimainkan dalam sebuah teater, merasa tanpa beban untuk menonton drama yang dimainkan dalam sebuah gereja atau tempat pertemuan. Jikalau drama memiliki latar belakang sejarah atau setting keagamaan, ini menjadikannya banyak alasan untuk menonton kesenangan seperti itu. Dan ketika drama dengan watak seperti itu disetujui di luar gereja, langkah logis selanjutnya adalah berusaha membawanya masuk ke dalam gereja-gereja dan lembaga-lembaga kita sendiri. Ini dilakukan dengan anjuran bahwa pawai atau drama-drama keagamaan seperti itu adalah bersifat mendidik atau memberi pelajaran moral yang baik. Jikalau saja saya hanya satu-satunya yang prihatin terhadap hiburan-hiburan seperti itu yang sedang berusaha memasuki sekolah-sekolah dan gereja-gereja kita, saya akan merasa harus mempertanyakan penilaian saya, tetapi saya senang bahwa dari surat menyurat saya mengetahui bahwa ada banyak 67 orang lain yang merasakan pengaruh yang mendalam dari hiburan-hiburan seperti ini, dan hiburan ini mulai mendapat tempat di dalam beberapa pertemuan umat kita… Saya percaya bahwa pertimbangan yang sungguh-sungguh harus diberikan kepada pertanyaan ini, khususnya oleh pejabat-pejabat gereja dan oleh para pimpinan konferens dan lembaga-lembaga. Pengenalan ke dalam sekolah-sekolah dan gereja-gereja kita tentang pawai dan drama dan dramatisasi dari berbagai kejadian, meskipun yang bersifat sejarah ataupun pendidikan, memiliki kecenderungan untuk menghapuskan penolakan akan menonton teater dalam pikiran banyak orang.—Review, 25 Januari 1934. Dalam menyuarakan peringatan ini, saya tidak sedang memikirkan gereja atau lembaga manapun. Kita telah diberi peringatan terhadap hiburan-hiburan duniawi dalam kutipan yang telah saya berikan dalam artikel ini, peringatan-peringatan itu tidak akan disuarakan jikalau tidak terdapat bahaya. Anda yang membaca perkataan ini akan mengetahui seberapa besar bahaya yang kita hadapi di dalam gereja kita, di dalam lembaga kita.—Review, 1 Februari 1934. Sangat disayangkan bahwa pertunjukan-pertunjukan atau drama-drama dalam bentuk apapun dibawa masuk ke dalam gereja-gereja dan lembaga-lembaga kita, yang akan merangsang dalam segala tingkatan agen-agen atau metode-metode yang telah digunakan selama berabad-abad oleh 68 musuh kebenaran untuk mempromosikan pekerjaan jahatnya. Saya mengetahui bahwa beberapa pertunjukan keagamaan saat ini memiliki sangat sedikit, itupun jikalau ada, tanggapan tentang kejahatan, dan bentuk–bentuk hiburan ini sendiri yang digunakan di dalam gereja atau lembaga kita mungkin relatif tidak berbahaya: akan tetapi bahayanya adalah bahwa ini adalah langkah pertama di jalan yang pada akhirnya menggiring untuk semakin mendekat turun kepada dunia dan mejauh dari Tuhan. Ini adalah sebuah langkah menjauh dari roh kesederhanaan yang yang menjadi ciri gerakan ini selama bertahun-tahun. Kita tidak akan pernah bisa menyelamatkan orang muda kita dan anak-anak dengan menyelenggarakan acara-acara di dalam lembaga atau gereja kita yang terus menerus mendukung kesenangan akan hiburan. Sesungguhnya, ketika dukungan ini dilakukan terus menerus menjadi watak alamiahnya, mereka akan kehilangan minat akan dunia pelayanan Kristen yang tenang dan khidmat. Mereka akan bosan dengan pertemuan-pertemuan doa, khotbah tentang Injil, pelajaran Sekolah Sabat. Maka adalah lebih baik untuk mempertimbangkan prinsip ini dalam usaha yang dianjurkan demi keselamatan orang-orang muda dan anak-anak dalam setiap departemen di gereja. Kita harus menyadari bahwa pengubahan tabiat hanya dapat dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus, pengajaran tentang Injil 69 keselamatan, mempelajari firman Tuhan, berdoa dan usaha yang disucikan. Adalah sangat tepat untuk memberi setting yang menyenangkan dan menarik bagi setiap pelayanan di dalam gereja, namun Gereja MAHK tidak akan pernah selamat melalui tata upacara ataupun acara-acara sastra. Hal-hal ini dalam keadaan tertentu mungkin menolong, namun sesungguhnya ini hanyalah pertolongan yang pincang. —Review, 8 Februari 1934. 1935—Pertemuan Dewan Musim Gugur Merekomendasikan Pemecatan bagi Penonton Bioskop dan Teater: Kami menghimbau kepada para pendeta, pekerja, umat di mana saja, untuk tetap menjejakkan kaki mereka pada “jalan-jalan yang lama,” dan tidak memindahkan “patokan-patokan mula-mula” dari pekabaran ini. Dalam kasus di mana anggota gereja bermain kartu bridge atau permainan kartu di rumah-rumah mereka, atau menghadiri pertemuan di tempat-tempat lain; atau mengadakan tari-tarian di rumah mereka atau menghadirinya di tempat lain; atau menghadiri pertunjukan dalam teater atau rumah bioskop, kami merekomendasikan bahwa usaha yang setia harus dilakukan untuk mengembalikan orang-orang seperti itu dari kesalahan jalan mereka; namun jikalau ini terbukti tidak berhasil, maka mereka HARUS DIKELUARKAN DARI KE70 ANGGOTAAN GEREJA.—Review, 5 Desember 1935. Jikalau saja rekomendasi ini diikuti saat ini, maka banyak anggota gereja MAHK yang bertahan untuk menonton bioskop, teater atau membeli atau menyewa video produksi drama di VCR mereka, tidak akan lagi menjadi anggota gereja MAHK. 1937—Laporan Komite Pendidikan Visual kepada General Konferens tanggal 10 Maret 1937: Tampaknya bahwa tahun 1937 adalah tahun yang sangat penting bagi gereja untuk mengulangi pendiriannya tentang drama. Beberapa waktu sebelum terbitnya Tajuk Rencana Review tertanggal 18 Maret, 25 Maret, 1 April, 8 April, dan 15 April, gereja telah membentuk komite pendidikan visual untuk mengkaji pendidikan visual. Kelima artikel yang tegas dan meyakinkan ini selengkapnya terdapat dalam Lampiran-Lampiran 17-21. Berikut ini adalah beberapa kutipan dari artikel-artikel tersebut: Permintaan seringkali disampaikan bahwa kita harus memberikan hiburan seperti ini kepada orang muda kita, karena jikalau tidak mereka akan pergi kepada dunia untuk memperolehnya. Argumentasi ini, dalam perkiraan saya, jatuh ke atas dirinya sendiri. Bukannya mengembalikan orang muda kita dari dunia melalui pertunjukan drama, kita malah sedang menciptakan di dalam mereka sebuah 71 selera kepada hal-hal ini, yang mereka akan usahakan di tempat lain.—Review, 18 Maret 1937. Dari salah satu pembaca kami yang sangat ingin mengetahui yang benar, datang pertanyaan ini: “Ada beberapa pertanyaan yang harus saya tanyakan kepada anda. Saya menanyakannya karena keinginan yang rendah hati untuk mengetahui yang benar dan melakukan yang benar di hadapan Tuhan. Pertama, apakah benar bagi orang MAHK menonton bioskop? Saya berusia 60 tahun, dan telah diajarkan tentang pekabaran ini. Saya selalu diajari bahwa menonton teater, bioskop dan hiburan-hiburan duniawi adalah salah. Tetapi saya sekarang diberitahu bahwa, meskipun itu bukan yang terbaik, itu bukan dosa, sehingga orang boleh menonton jikalau mereka menginginkannya. Saya tidak mengerti penalaran seperti ini. Maukah anda menjelaskan hal ini kepada saya? “Pertanyaan lain: Jika saya mengetahui ada pria dan wanita yang menonton bioskop, bolehkah saya memilih mereka untuk menduduki jabatan di dalam gereja? Saya seorang ketua Sekolah Sabat di sini, dan ada beberapa orang yang bisa menjadi guru Sekolah Sabat yang baik, namun setiap anggota jemaat mengetahui bahwa mereka menonton bioskop, dan saya merasa tidak nyaman untuk menunjuk mereka sebagai guru-guru. Apakah saya terlalu kuno, dan harus mengabaikan keyakinan-keyakinan yang telah saya pegang dalam waktu begitu 72 lama? Saya tidak mau menjadi seorang fanatik, tetapi saya ingin melakukan apa yang benar.” Apakah jawaban yang akan anda berikan untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut? Apakah anda menganggap bahwa dalam menghadapi orangorang yang menonton bioskop atau teater, pembaca ini terlalu kuno? Apakah menurut anda waktu telah berubah, dan bahwa apa yang dianggap dosa 20 tahun yang lalu sekarang adalah benar? Rasul Yohanes memberikan petunjuk ini kepada gereja pada zamannya: “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” 1 Yohanes 2:15-17. Apakah menurut anda petunjuk ini berlaku bagi gereja zaman para rasul, tetapi tidak berlaku bagi gereja yang sisa? Saya tidak bisa menganggap demikian. Kebenaran Tuhan yang kekal tetap tidak berubah, dan apa yang telah tertulis sebelumnya adalah ditulis untuk menjadi petunjuk di masa kini. Saya percaya bahwa standar Gereja MAHK masa lalu harus dipertahankan, meskipun beberapa gereja telah menurunkan standar itu ke dalam debu. 73 Dan apakah jawaban anda terhadap pertanyaan apakah pria dan wanita yang menonton teater dan bioskop boleh menduduki jabatan di dalam gereja? Bolehkah mereka ditunjuk sebagai guru-guru Sekolah Sabat? Dalam penilaian saya, ini adalah sangat tidak konsisten. Pria dan wanita yang menduduki jabatan dalam kepemimpinan di dalam gereja Kristus harus menyatakan prinsip-prinsip pekabaran Injil di dalam kehidupan mereka. Berdiri sebagai wakil gereja, mereka harus menyatakan prinsip-prinsip gereja. Sesungguhnya, daripada dijadikan pimpinan, anggota-anggota gereja yang demikian seharusnya menjadi sasaran bagi pekerjaan misionaris oleh mereka yang mengetahui pengaruh jahat yang ditunjukkan oleh orang-orang yang salah tuntunan ini. Ini adalah rekomendasi dari Pertemuan Dewan di Musim Gugur di tahun 1935 di Louisville, Kentucky…--Review, 25 Maret 1937. Demikianlah kutipan-kutipan hanya dari dua artikel saja. Pembaca sebaiknya meninjau masing-masing artikel ini sebelum membaca lebih jauh. Komite General Konferens pada tanggal 10 Maret 1937 menyetujui temuan-temuan komite pendidikan visual dan temuan tersebut diterbitkan dalam The General Conference Bulletin on Movies. Lihat Lampiran 19 untuk laporan selengkapnya. Berikut ini adalah rekomendasi-rekomendasi bagi film-film yang dapat diterima dan tidak dapat diterima: 74 1. Film-film yang dapat diterima: a. Film-film Industri—Gambar-gambar yang menunjukkan proses-proses produksi, perkayuan, pertambangan, produksi minyak, peralatan umum, transportasi, perdagangan, penyampaian berita dan informasi, dll. b. Pemandangan—gambar-gambar dari taman-taman nasional dan yang lain, pemandangan alam, pendakian gunung, penjelajahan, dan yang serupa. c. Perjalanan—Gambar-gambar dari negara-negara lain, kebiasaan bangsa-bangsa, adat istiadat, dan kehidupan mereka (tidak termasuk pemandangan yang mungkin dapat memberi pengaruh merusak). d. Kehidupan Liar dan Alam—Gambar-gambar tentang Pelayanan Hutan, dan kehidupan binatang di berbagai negara dan bangsa. Perkembangan kehidupan serangga, tanaman, ikan, burung dan binatang (kecuali yang menekankan kepada kekerasan). e. Seni dan Arkeologi—(Tidak termasuk film-film yang menggambarkan seni yang korup dan tidak senonoh). f. Film warta berita dan Sejarah masa kini—(tidak termasuk film-film yang melawan standar yang kita yakini). g. Film-film pendidikan—Film-film yang memberikan informasi dan mengajarkan kebenaran dalam setiap cabang pelajaran. 75 h. Gambar-gambar tempat-tempat—Gambar-gambar yang berhubungan dengan tempat-tempat bersejarah. i. Pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan denominasi kita. 2. Film-film yang tidak diterima: a. Film yang menggambarkan Kristus dan orangorang yang menerima ilham. b. Film-film yang menggambarkan orang bercinta romantis. c. Film-film yang menunjukkan adegan yang berlawanan dengan standar-standar dan ideal MAHK, seperti tari-tarian populer, permainan kartu, judi, mabuk-mabukan, dll. d. Film-film yang menggambarkan kejahatan dan pemanjaan akan kejahatan. e. Film-film yang menggambarkan adegan-adegan kekerasan atau kekejaman, seperti misalnya perkelahian berhadiah. f. Film-film yang merendahkan kekudusan pernikahan dengan menggambarkan kehancuran keluarga, atau mengolok-olok kehidupan keluarga dan hubungan keluarga. g. Film-film yang menggambarkan pemandangan kehidupan malam, minum-minum, bermabukmabukan, kegirangan, kesukariaan yang gaduh, perilaku kasar. h. Film-film yang menggambarkan adegan-adegan merokok sebagai kegiatan sosial. (Gambar-gam76 bar yang menunjukkan proses dalam pabrik, misalnya, si pekerja mungkin merokok, mungkin tidak termasuk dalam kategori ini karena perhatian penonton terpusat pada proses daripada merokok sebagai kegiatan yang diinginkan.) i. Film-film yang melalui olok-olok, sindiran sugestif, atau komedi yang kasar, menurunkan penilaian penonton terhadap agama atau pelayanan kependetaan, atau kehormatan kepribadian manusia, atau agen-agen penegak hukum. j. Film-film yang bersifat ilmu pengetahuan atau sejarah yang mencampurkan antara penyelewengan fakta dan kenyataan. k. film-film sejarah populer yang menyelewengkan fakta sejarah dan membelokkan kebenaran, yang menunjukkan adegan-adegan kekerasan dan pertumpahan darah. Review, 18 April 1940. Silakah membaca kembali tuntunan ini ketika anda membaca revisi tahun 1950, tulisan White tahun 1963 (Lampiran 22) dan Tuntunan tahun 1974 bagi Penggunaan Dramatisasi di kalangan MAHK (Lampiran 29). Bersama dengan nasehat yang diberikan kepada anggota gereja MAHK oleh para pemimpinnya dan dinyatakan dalam The General Conference Bulletin on Movies, para pimpinan dari denominasi lain menyuarakan keprihatinan mereka tentang bagaimana industri perfilman membuat jalan masuk ke dalam gereja Kristen. Salah satu pemimpin adalah 77 A.W. Tozer dalam bukunya The Menace of the Religious Movie (Bahaya Film-film Keagamaan). Kutipankutipan dari buku ini terdapat dalam Lampiran 3 (Buku selengkapnya telah dicetak ulang oleh Mennonite Rod and Staff Publishing House dan masih beredar). Segala sesuatu yang ditulis tentang bioskop keagamaan dapat diterapkan kepada televisi dan program video keagamaan. Pada kenyataannya, sementara temanya mungkin didasarkan atas kebenaran Alkitab atau kejadian nyata, hasil akhirnya seringkali adalah kepura-kepuraan dan kemunafikan. Ketika ada bagian dalam produksi drama adalah fiktif, penonton mungkin tidak mampu membedakan antara kebenaran dan fiksi. Sekali lagi, marilah kita diingatkan kepada nasehat rasul Paulus, “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”—Filipi 4:8. 1940—Review Mengulangi Menonton Teater: Peringatan Terhadap Kita hidup di zaman sensasi. Kecintaan akan teater dan drama telah meningkat setiap tahun. Rumah-rumah pertunjukan muncul di mana-mana, dan kerumunan penonton teater dan penontonnya. Bioskop-bioskop secara terus menerus bertam78 bah. Secara alamiah, daya tarik-daya tarik ini memikat orang muda. Kita tidak pernah boleh memperlengkapi lembaga-lembaga kita dengan hal-hal yang berwatak sama, sementara masih berharap untuk dapat memegang orang muda kita. Sesungguhnya, kita harus menjadi sangat berhati-hati jangan sampai pengganti yang kita sediakan akan menciptakan sebuah kecintaan akan hal-hal yang justru kita usahakan untuk dihindarkan. Bertahun-tahun yang lalu utusan Tuhan mengetahui bahaya ini, dan memberikan nasehat yang amat tegas sebagai berikut: (diikuti kutipan dari tiga paragraf dari Testimonies, Vol. IV, hlm. 577, 578.) —Review, 4 April 1940. 1945—Penatua F.M. Wilcox Terus Memegang Standar-Standar: Sementara gereja-gereja dan lembaga-lembaga pendidikan kita terus menerus mengabaikan batasan-batasan bagi produksi teater, Penatua Wilcox lagi-lagi menyampaikan kepada anggota gereja tentang pandangan mula-mula MAHK tentang drama.—Review, 18 Oktober 1945: Metode-metode duniawi, seperti pertunjukan drama, dan drama-drama keagamaan dan pawaipawai keagamaan, digunakan di beberapa gereja dan lembaga kita. Semua ini adalah salah. 79 Sejak Pertengahan 1940-an Hingga Saat Ini Sampai ketika munculnya “layar perak,” umat MAHK jarang menonton teater. Sebagian besar umat MAHK di tahun 20-an dan 30-an menghindari rumah-rumah bioskop. Di akhir tahun 30-an dan awal tahun 40-an, permintaan akan film-film “yang dapat diterima” untuk fungsi-fungsi sosial dan sekolah semakin meningkat. Beberapa dari film-film ini telah dipertunjukkan di dalam bioskop-bioskop setempat beberapa tahun sebelumnya. Namun ketika pertunjukan teater menjadi terjangkau melalui televisi di akhir tahun 40-an dan awal 50-an, teater dibawa masuk ke dalam rumah tangga Advent. Para orangtua Advent yang prihatin dan tersadar menonton produksi Hollywood dengan kecurigaan. Mereka melihat apa sesungguhnya produksi drama televisi—yaitu standar rendah, seks, kekerasan dan terutama serangan kepada nilai-nilai Kekristenan. Sebagian besar nilai manfaat televisi, seperti juga bioskop sewaan yang digunakan oleh gereja-gereja dan lembaga-lembaga pendidikan kita, kalah dibandingkan dengan bahaya-bahayanya. Rasio antara resiko dan manfaatnya terlalu besar dan orangtua-orangtua yang prihatin memilih untuk tidak memiliki televisi di rumahnya. Pada awalnya, banyak umat Kristen MAHK yang tulus membenci produksi-produksi Hollywood dan kemudian acara-acara televisi, namun secara bertahap mereka melihat, dan akhirnya me80 nyambut. Di pertengahan tahun 30-an, beberapa pemimpin di dalam akademi-akademi, universitas-universitas kita dan beberapa gereja mungkin telah melupakan atau mengabaikan nasehat tentang drama yang diberikan oleh nabiah kita dan kepemimpinan gereja. Namun di akhir tahun 40-an dan 50-an, filmfilm layar lebar mulai menjadi daya tarik dalam beberapa acara mahasiswa di sekolah-sekolah dan acara-acara sosial gereja. Beberapa orangtua, yang telah dengan hati-hati melindungi anak-anak mereka di rumah dari fiksi dan drama, melihat bahwa pikiran anak-anak mereka dirusak oleh produksi-produksi Hollywood di dalam gereja-gereja dan sekolah-sekolah kita. Dengan masuknya VCR dan video, videogames, dan sekarang jaringan internet sedunia, orang muda MAHK telah dibanjiri oleh drama dan dunia hiburan. Pemerhati yang seksama yang memperhatikan bagaimana pertumbuhan industri perfilman dan mengamati masuknya televisi dan video ke dalam kebudayaan Amerika, dapat melacak penerimaan secara berangsur-angsur oleh Gereja Advent terhadap drama ke dalam infrastruktur rumah tangga, gereja dan sekolah sejak pertengahan tahun 1940-an dan sesudahnya. 1946—Konferens Kalifornia Tenggara Berjuang Mempertahankan Batasan: Banyak pimpinan berusaha untuk mempertahankan nasehat yang ditetapkan oleh para pionir kita 81 dan mengulanginya dalam Pertemuan Dewan Musim Semi dan Musim Gugur tahun 1934, 1937, dan 1938, akan tetapi hal ini menjadi semakin sulit. John Hancock ditunjuk sebagai direktur pemuda di Konferens Kalifornia Tenggara di tahun 1946. Dalam makalahnya yang berjudul “Is Dramatization Wrong?” (Apakah Dramatisasi Salah) (Lihat Lampiran 25), yang disampaikan kepada Komite tentang Tuntunan bagi Olah Raga dan Drama pada tanggal 28-31 Januari 1974, ia mengatakan: Saya adalah mahasiswa tahun pertama di universitas ketika Pertemuan Dewan Musim Gugur tahun 1934 membuat aksi dengan merekomendasikan bahwa dalam acara-acara Sekolah Sabat “tidak boleh ada usaha untuk mengadakan drama atau pawai. Penampilan yang membutuhkan kostum, atau dramatisasi dari kehidupan tokoh-tokoh Alkitab atau peristiwa-peristiwa keagamaan, harus dihindarkan.” Aksi ini selanjutnya merekomendasikan “kesederhanaan adalah yang terutama dalam penampilan suatu tindakan atau dialog, atau memainkan bagian sebagai tokoh dalam peristiwa atau adegan misionaris.” Kemudian, di tahun 1935 dan 1938 Pertemuan Dewan Musim Gugur melakukan aksi menghimbau “kepada para pendeta kita, para pengerja, dan umat di mana saja berada, untuk tetap menjejakkan kaki mereka di “jalan yang mula-mula” dan untuk tidak memindahkan “tonggak-tonggak mulamula” dari pekabaran ini.” Termasuk dalam him82 bauan ini adalah seruan untuk bekerja dengan setia bagi para anggota yang mengadakan pesta permainan kartu bridge dan permainan kartu sejenis di rumah-rumah mereka dan orang-orang yang menonton teater atau bioskop, merekomendasikan jikalau orang-orang itu tidak berbalik dari kesalahan jalan mereka, mereka harus dikeluarkan dari keanggotaan gereja… Saya masih ingat dengan baik kesulitan-kesulitan yang kita hadapi sebagai pimpinan dalam menafsirkan beberapa hal ini. Di tahun 1946 saya menjadi direktur pemuda di Konferens Kalifornia Tenggara. Selalu ada gangguan terus menerus tentang film-film malam minggu yang diperoleh gereja-gereja atau sekolah-sekolah dari agen-agen persewaan film. Konferens Uni Pasifik menetapkan sebuah komisi peninjau film, sebagai usaha untuk membuat sebuah daftar dari film-film “yang disetujui” bagi sejumlah tata kesopanan Advent sendiri, namun ada perbedaan pendapat di antara para peninjau itu sendiri tentang apa yang benar dan apa yang salah. John Hancock, “Is Dramatization Wrong.” —hlm. 2-4. 1947—Tuntunan Dewan Musim Gugur 1934 Diulangi: Rekomendasi-rekomendasi Pertemuan Dewan Musim Gugur tahun 1934 tentang drama dan pawai diterbitkan kembali dalam pamflet Departemen Sekolah Sabat di tahun 1947: 83 Kami merekomendasikan: 1. Bahwa para pengurus dan pimpinan divisi merencanakan acara dan seluruh kegiatan mereka sedemikian sehingga memasukkan ke dalam sekolah Sabat-sekolah Sabat di mana saja suatu roh penghormatan kepada rumah Tuhan dan FirmanNya yang kudus. 2. Bahwa dalam acara-acara tidak boleh ada usaha untuk mempertunjukkan drama atau pawai. Penampilan yang membutuhkan kostum, atau dramatisasi dari kehidupan tokoh-tokoh Alkitab atau peristiwa-peristiwa keagamaan, harus dihindarkan. 3. Bahwa “kesederhanaan yang terutama membedakan penampilan suatu tindakan atau dialog, atau memainkan bagian sebagai tokoh dalam peristiwa atau adegan misionaris.” Sabbath School Department [pamphlet], 1947 [Dikutip dalam Drama? Truthfull? or Pretentious?” David J. Lee, hlm. 12.] 1950—Acara Televisi Faith for Today (Iman untuk masa kini) Masuknya gereja MAHK ke dalam televisi dimulai pada “…suatu hari hujan gerimis di awal April 1950. Saya seorang pendeta di sebuah gereja yang bertumbuh subur di kota Brooklyn, New York, dan tengah berada jauh dari gereja saya untuk tugas rumah sakit,” tulis Saudara William Fagar Sr. dan Nyonya 84 Virginia Fagal dalam buku mereka yang berjudul This Is Our Story (Inilah Kisah Kami), hlm. 5. Ia melanjutkan: Ketika kembali di sore hari, saya disambut oleh sekretaris saya dengan berita bahwa saya dibutuhkan segera di Hotel Victoria di daerah Times Square New York. Beberapa pejabat pimpinan dari kantor pusat kita di Washington, D.C. berada di sana, dan mereka telah berusaha menghubungi saya setiap 10 menit dan heran mengapa sekretaris saya tidak berhasil menyampaikan pesan mereka kepada saya… Ketika melihat ke arah hadirin, saya memperhatikan presiden General Konferens, pejabat tertinggi di gereja, hadir bersama dengan sekretaris dan bendahara. Di samping itu, sekelompok orang termasuk kepala Departemen Radio dan dua atau tiga orang lainnya. ... Mereka memberitahu saya, bahwa gereja hendak “bereksperimen” dengan televisi. Sebuah komite telah dibentuk untuk meneliti kemungkinan-kemungkinannya, dan sekelompok orang di hadapan saya telah datang dari Washington ke New York untuk mematangkan rencana-rencana. Pagi hari itu mereka telah datang ke kantor jaringan televisi American Broadcasting Company (ABC) dan telah menandatangani sebuah kontrak untuk sebuah acara setengah jam setiap minggu pada hari Minggu malam, mulai tanggal 21 Mei. Sekarang mereka kekurangan sebuah acara dan seseorang yang akan diberi tanggung jawab untuk acara tersebut. Me85 reka mengatakan kepada saya bahwa sayalah orang yang mereka inginkan untuk membuat acara tersebut dan menyiarkannya. Saya hanya memiliki waktu sekitar 6 minggu untuk mempersiapkankan sebelum saat yang menentukan pada malam tanggal 21 Mei, Ibid, hlm. 5-6. Selanjutnya adalah sejarah. Penatua Fagal bertemu dengan para pejabat ABC. “—Saya mendengarkan dengan seksama beberapa saran konkrit yang mereka berikan, para direktur yang ditunjuk untuk acara kami menyimpulkan nasehat mereka secara sederhana dalam perkataan ‘Jangan berkhotbah.” “Gunakan teknik-teknik drama untuk menyampaikan kisahkisah kehidupan nyata,” kata mereka. Ibid., hlm 19, 20. Dan begitulah dasar ditentukan bagi acara Faith for Today. “Maka kami memutuskan untuk mencoba pendekatan kisah selama 12-15 menit, diikuti dengan khotbah pendek selama 5 menit untuk menekankan beberapa butir.” Ibid., hlm. 20. Penggunaan drama oleh Saudara Fagal dalam acara Faith for Today adalah “berlebihan” bagi sebagian orang Advent. Ia menggambarkannya sebagai berikut: Format cerita Faith for Today pada mulanya dipilih sebagai sebuah sarana untuk menjangkau pemirsa di luar gereja atau orang muda—pada mulanya adalah satu pokok perdebatan yang nyata. Kenyataan bahwa di masa-masa awal penayangannya, sketsa selama 15 menit diikuti dengan khotbah pendek selama 5 menit—dengan musik dan iklan bagi kursus Alki86 tab surat menyurat—hampir tidak meredakan perasaan kecewa beberapa orang. Ibid., hlm. 46. Di tahun 1955 diputuskan untuk memfilmkan acara-acara sebagai ganti dari penampilan langsung. Penatua Fagal menulis, “Kami segera menghadapi kenyataan bahwa para amatir kita yang berdedikasi menjadi tidak memadai bagi situasi film profesional. Sesungguhnya, adalah tidak mungkin bagi sebagian besar dari mereka untuk menyisihkan waktu dari pekerjaan sehari-hari mereka untuk acara rekaman film sehari penuh. Maka kami menghadapi perlunya menyewa orang-orang profesional yang biasa tampil di depan kamera untuk menjadi ilustrasi kisah-kisah secara efektif.” Ibid., hlm. 98. Di tahun 1972, serial drama Westbook Hospital yang lengkap ditetapkan, diikuti dengan film drama sepanjang satu jam tentang kehidupan dan martir John Huss, dan segera setelahnya acara televisi spesial “The Harvest”. Dalam komunikasi pribadi pada tanggal 4 April 1999, dengan Dan Matthews, pada saat itu adalah Direktur Faith for Today, diketahui bahwa menjelang akhir dari serial “Westbrook Hospital” (di awal 80-an), masing-masing acara menghabiskan biaya produksi sebesar $80.000. Biaya ini menjadi ditentang dan serial drama berakhir. “Life Style Magazine” menggantikan produksi drama. Selama percakapan, Saudara Matthews membuat satu pernyataan penting. Ia mengatakan, “Saya percaya, jikalau Kristus hidup sekarang, Ia akan menggunakan drama.” Setelah 87 meneliti bahan untuk tulisan ini, penulis sangat tidak setuju. Sementara anda membaca bagian tahun 1961 dan 1974, ingatlah penggunaan drama yang semakin meluas oleh Faith for Today sejak tahun 1950 hingga 1975. Sayangnya, buku Penatua Fagal tidak berisikan informasi untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang alasan-alasan yang digunakan untuk membela penggunaan produksi drama sehubungan dengan pendirian gereja sebelumnya tentang drama. 1951—MV Leaflet #47: Dalam tulisan “Is Dramatization Wrong?” Saudara Hancock melanjutkan untuk menggambarkan pengikisan secara bertahap terhadap posisi gereja sebelumnya tentang produksi teater dan industri perfilman: Kemudian muncul televisi dan masuknya gereja sendiri ke dalam bidang drama. Sekitar waktu inilah maka versi kita tentang Daniel 2 diproduksi dalam bentuk film layar lebar yang lengkap. Tekanan mulai bermunculan dan saya melihat ketika anjuran Pertemuan Dewan Musim Dingin tahun 1951 dihapuskan agar apa yang sedang dilakukan sejalan dengan kebijakan resmi gereja. Perkataan “orang-orang yang menerima ilham” dihapuskan dari daftar larangan penggambaran dengan film, karena serial baru filmfilm keagamaan, yang sedang diproduksi oleh produ88 ser film swasta tentang kehidupan Paulus dan tokohtokoh Alkitab lainnya, dengan semangat digunakan baik oleh gereja maupun kelompok-kelompok sekolah dalam pertemuan-pertemuan keagamaan dan pelajaran di dalam ruangan kelas. Sementara televisi dan setumpuk film-film yang tersedia dari agen-agen persewaan mulai memperkeruh keadaan, maka menjadi jelaslah bahwa tindakan gereja sekarang harus dipelajari kembali. Maka di tahun 1951 aksi penting terakhir dilakukan sehubungan dengan topik ini oleh Dewan Musim Gugur. Aksi ini adalah perbaikan dari pernyataan tahun 1937, dan sekali lagi tidak menyetujui segala film bergerak atau acara televisi yang menggambarkan pertunjukan teatrikal yang didramakan dan fiktif, dan menyatakan bahwa sejarah drama teatrikal dan wataknya saat ini menunjukkan secara umum bertentangan dengan moralitas ideal tertinggi, dan asing bagi kehidupan rohani. Maka seluruh keanggotaan gereja, tua dan muda, dipanggil untuk berdiri melawan film bergerak dan acara televisi yang mendramakan adegan-adegan yang bertentangan dengan moralitas ideal yang tinggi yang telah disebutkan dalam standar-standar gereja kita. Akan tetapi, kemudian dilakukan penyesuaikan dalam pendirian kita sebelumnya dengan memasukkan dramatisasi tokoh-tokoh sejarah dan Alkitab” “Kami mengakui bahwa ada film-film dan acara televisi yang dapat diterima yang menggambarkan kehidupan nyata, dan adegan-adegan sejarah atau bah89 kan Alkitab yang telah didramakan. Penggunaan film atau televisi secara sah bagi penyampaian pekabaran atau bagi pendidikan dan juga tujuan-tujuan rekreasi, tidak harus dikutuk. Tidak diragukan bahwa ada kesempatan-kesempatan yang baik untuk mengabarkan Injil dan menjangkau jutaan orang melalui sarana ini; namun sebagaimana banyak perkara dalam kehidupan, film dan televisi adalah perpaduan berbahaya dari kebaikan dan kejahatan. Keduanya telah digunakan sebagian besar oleh kejahatan dengan akibat bahwa film dan televisi populer cenderung menghancurkan standar-standar tabiat Kristen. Maka, pengetahuan yang jelas akan yang benar dan salah diperlukan, supaya kita dapat melindungi jiwa kita dengan baik.” Kemudian terdapat daftar petunjuk untuk memilih film, dengan membawa daftar di tahun 1937 sejalan dengan posisi yang telah disesuaikan. Departemen Pemuda diminta untuk mempersiapkan sebuah MV Leaflet untuk memberikan petunjuk ini kepada orang muda dan dewasa. Pada halaman 6-8 dari MV Leaflet #47 terdapat daftar: I. Presentasi yang dapat diterima: a. Film-film Industri—Film-film yang menunjukkan proses pembuatan, pengolahan kayu, pertambangan, produksi minyak, sarana umum, transportasi, perdagangan dan penyebaran berita dan informasi. b. Proses Ilmiah dan Riset Makanan 90 c. Perjalanan—Film-film dari negara-negara lain, kebiasaan-kebiasaan setempat, adat istiadat, dan kehidupan (tidak termasuk adegan-adegan yang dapat memberi pengaruh yang tidak sehat). d. Alam dan Kehidupan Liar—Film-film tentang taman-taman nasional dan taman-taman lainnya, pemandangan alam, pendakian gunung, penjelajahan, Dinas Kehutanan, kehidupan binatang di berbagai negara, kehidupan dan perkembangan serangga, tanaman, ikan, burung, dan binatang (tidak termasuk film-film yang menekankan kekejaman). e. Arkeologi dan Seni yang Sehat—Film-film yang sesuai dengan standar-standar yang kita akui tentang kesopanan Kristen. f. Film-film warta berita dan Sejarah Masa Kini— (Tidak termasuk film-film yang bertentangan dengan standar-standar yang kita akui). g. Film-film Pendidikan—film-film yang menyebarkan informasi dan mengajarkan kebenaran dalam setiap bidang pengajaran. h. Sejarah—Film-film tentang peristiwa sejarah otentik yang digambarkan secara tepat, dan sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam pernyataan ini. i. Pekerjaan dan Kegiatan Denominasi kita j. Biografi—Film-film tentang tokoh-tokoh terhormat, yang patut ditiru dan digambarkan secara 91 tepat, dan sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam pernyataan ini. II. Presentasi yang tidak dapat diterima: a. Film-film tentang Kristus. b. Seluruh gambar film atau televisi yang menggambarkan drama teater fiktif. c. Film yang menggambarkan adegan bercinta yang intim. d. Film-film yang merendahkan penghormatan kepada kekudusan perkawinan dengan penggambaran gangguan dalam rumah tangga atau olokolok tentang kehidupan rumah tangga dan hubungan rumah tangga. e. Film-film yang menggambarkan adegan-adegan yang bertentangan dengan standar-standar dan ideal MAHK, seperti tarian, permainan kartu, perjudian, minum-minum, kehidupan malam, mabuk-mabukan, sukaria yang gaduh dan perlakuan kasar. f. Film-film yang menggambarkan kejahatan dan pemanjaan pelaku kejahatan. g. Film-film yang menggambarkan adegan kekerasan, kejahatan, atau kebrutalan, seperti pertandingan tinju atau gulat profesional. h. Film-film yang menggambarkan adegan merokok atau minum-minuman keras sebagai kegiatan sosial yang diinginkan. i. Film-film yang menjadikan olok-olok atau sindiran atau komedi kasar yang dalam pandangan 92 penonton merendahkan, penghormatan kepada hukum Tuhan, agama, atau pelayanan kependetaan, atau kehormatan kepribadian manusia atau agen-agen penegakan hukum. j. Film-film tentang tokoh-tokoh ilmiah atau sejarah yang membelokkan fakta atau menyimpangkan kebenaran. k. Film-film yang menggunakan bahasa-bahasa yang kasar, mencemarkan atau vulgar. l. Kartun animasi yang bertentangan dengan standar kepantasan dalam bagian ini. Departemen Pemuda menyebarluaskan MV Leaflet #47 seperti daun-daun di musim gugur, namun sebagian dari rekomendasi tersebut segera menjadi ketinggalan zaman melalui praktek-praktek penerimaan yang nyata. Sebuah film keagamaan yang baru tentang kehidupan Kristus diproduksi berjudul “I Beheld His Glory,” dan para penginjil kita tiba-tiba mendapati bahwa film ini adalah pertunjukan pembukaan acara yang hebat untuk menarik orang banyak di luar negeri dan kemudian di Amerika Utara. Film “Ten Commandments” oleh Cecil B. DeMille mengaburkan pemikiran banyak orang Advent, kendatipun majalah Time terbitan tanggal 12 November 1956 menyebut film ini menggelikan dan mengatakan bahwa “sesungguhnya ada saat-saat ketika tampaknya Hukum Ketujuh sajalah yang menarik perhatian DeMille; hingga ke titik di mana peristiwa Eksodus (Keluar) dari Mesir itu sendiri tampaknya hampir seperti Sexodus—yaitu 93 akibat dari kisah cinta Musa yang tidak bahagia (dan sepenuhnya khayalan).” Majalah Time selanjutnya mengatakan, “Tidak mungkin untuk menghindarkan kesan bahwa si pembuat film menyebut nama Tuhan dengan sia-sia.” Ketika saya remaja sedang bertumbuh, film besar pertama tentang kehidupan Kristus yang berjudul “King of Kings” mendapat sambutan besar di bioskop-bioskop, dan gereja kita berdiri menentang penggambaran Kristus ini. Saya telah menyaksikan terjadi perubahan setahap demi setahap di dalam pendirian kita sebagai sebuah gereja dalam masalah ini, hingga pendirian kita saat ini membawa masuk film layar lebar tentang kehidupan Kristus ke dalam gerejagereja kita, dan sambutannya sedemikian besar di antara jemaat sehingga kita harus mengulangi pemutarannya pada minggu kedua untuk membawa orang banyak masuk ke dalam rumah Tuhan. Departemen Pemuda bertempur sia-sia untuk mempertahankan rekomendasi Dewan Musim Gugur tahun 1951 yang menyebutkan dalam daftar bahwa film yang tidak dapat diterima termasuk “gambar bergerak yang menokohkan Kristus.” MV Leaflet #47 ditarik dari peredaran di Toko Buku Advent, dan sepengetahuan saya, sekarang tidak ada leaflet yang tersedia yang diterbitkan oleh departemen ataupun kantor gereja manapun yang memberi daftar film-film yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Jikalau seseorang akan berdiri hari ini dan bersuara tentang beberapa dari pertunjukan yang tidak dapat dite94 rima seperti yang tercantum pada halaman 7 dari leaflet tersebut, ia akan berhadapan dengan topan badai kritikan dan pertentangan, barangkali bahkan cemoohan.--Is Dramatization Wrong? hlm. 4-6. 1954—Shakespeare di Southern Missionary College Di awal tahun 50-an, Southern Missionary College (sekarang bernama Southern Adventist University) mulai mengajarkan Shakespeare. Berkomentar tentang terbitnya sebuah artikel dalam Signs of the Times tentang Shakespeare, kita memiliki nasehat ilham berikut ini: Saudara-saudara, marilah kita menggunakan akal budi kita. Dalam berbagai cara kita sedang menjauh dari Tuhan. Oh betapa saya merasa malu tentang edisi Signs of the Times baru-baru ini! Pada halaman pertama ada sebuah artikel tentang Shakespeare, seorang manusia yang mati beberapa hari setelah pesta pora mabuk-mabukan, kehilangan nyawanya melalui kemanjaan selera yang salah. Dalam artikel ini dikatakan bahwa ia melakukan banyak pekerjaan yang baik. Manusia dipujipuji. Perkara benar dan salah diletakkan pada tingkatan yang sama, dan diterbitkan di dalam sebuah tulisan yang digunakan oleh umat kita untuk menyampaikan pekabaran malaikat ketiga kepada banyak orang yang tidak dapat dijangkau oleh Firman yang dikhotbahkan. 95 Ketika kita menyampaikan pekabaran dalam kemurniannya, kita tidak perlu menggunakan gambar-gambar yang menceritakan tempat kelahiran Shakespeare, atau gambar-gambar yang serupa dengan ilustrasi dewi-dewi kafir yang digunakan untuk mengisi tempat kosong pada halaman pertama dari edisi “Review and Herald” yang terbaru. Kita tidak boleh mendidik orang lain dengan cara seperti ini. Tuhan menentang artikel dan ilustrasi seperti itu. Saya memiliki kesaksian langsung tentang hal ini, kita tidak boleh memuji kekafiran atau manusia yang tidak memilih untuk melayani Tuhan. Bertahun-tahun yang lalu, teguran disampaikan kepada editor kita tentang saran untuk membaca bahkan buku-buku seperti “Uncle Tom’s Cabin,” “Aesop’s Fables,” dan “Robinson Crusoe.” Orang-orang yang mulai membaca karyakarya seperti itu biasanya ingin terus membaca novel-novel. Melalui membaca kisah-kisah yang memuji-muji, mereka dengan cepat kehilangan kerohanian mereka. Ini adalah salah satu penyebab utama kerohanian yang lemah dan tidak menentu dari banyak orang muda kita. (MS 169, 1902, hlm. 6, 7, “The Work of the St. Helena Sanitarium: Our Institutional Work to be Denominational,” 14 Juli 1902.) — MR 6, hlm. 279, 280. Tetaplah ingat pernyataan ini ketika anda membaca pertunjukan drama Shakespeare oleh Walla Walla College di tahun 2001. 96 Pada pertengahan tahun 50-an, sudah diketahui umum bahwa kelas-kelas bahasa Inggris dan sastra di SMA juga menuntut siswa mempelajari karyakarya fiksi yang merupakan pemberontakan terbuka terhadap nasehat Tuhan dalam Roh Nubuat. Dan pada saat bersamaan dengan penayangan film seri “Westbrook Hospital” oleh Faith for Today, pintu dibuka untuk mempengaruhi perkembangan jurusanjurusan drama di dalam sekolah-sekolah kita. Sementara bukanlah tujuannya untuk meneliti masuknya fiksi ke dalam sekolah-sekolah kita, fiksi dan drama adalah hampir serupa. (Lihat Lampiran 6 dan 7.) 1961–Walla Walla College Membuka Jurusan Drama Bulan April 1961 “Donnie Rigby, profesor pensiunan yang mengajar pelajaran komunikasi di WWC selama lebih dari 35 tahun, menyutradarai produksi teatrikal pertama di dalam sekolah pada bulan April 1961. pertunjukan drama musikal “Heidi”—didasarkan atas buku terkenal karya Johanna Spyril, dipadukan dengan musik yang dimainkan oleh band Jerman, the Walla Walla Symphony, dan paduan suara putri, dan juga beberapa penyanyi solo oleh anggota. Produksi ini memulai program drama di WWC.” Valley Times, Jumat, 23 November, 2001, hlm. B-5. Pada 50 tahun sebelumnya dewan sekolah telah memutuskan sebagai berikut: “Tampaknya menurut Dewan Manajer Walla Walla College bah97 wa penyelenggaraan kantata Ester dengan menggunakan kostum dan panggung tidak akan memberi manfaat terbaik bagi sekolah, maka, diputuskan bahwa kami meminta orang-orang yang bertanggung jawab dalam hal ini untuk membatasi usaha mereka pada penyelenggaraannya dalam lagu tanpa kostum, panggung, ataupun diperankan.” (Lihat 1902-Maret di atas). Apakah rekomendasi ini hanyalah sebuah tingkah dari Dewan Manajer yang terlalu konservatif, atau apakah ini didasarkan atas prinsip-prinsip abadi yang ditetapkan oleh para pionir gereja kita dan diteruskan oleh Dewan? Mungkinkah bahwa Dewan Walla Walla College tahun 1961, yang banyak diantaranya bertumbuh dalam keluarga yang memiliki televisi di rumahnya dan hiburan produksi Hollywood di sekolah-sekolah dan gereja-gereja, telah kehilangan pandangan kepada prinsip-prinsip pokok tentang drama? Mungkinkah dukungan dari General Konferens terhadap produksi drama oleh Faith For Today memiliki pengaruh terutama kepada WWC untuk memulai jurusan drama di sekolahnya? Pembahasan lebih lanjut tentang jenis-jenis drama yang sekarang memancar dari jurusan drama WWC akan dibahas kemudian. 1963—Tulisan A.L. White berjudul “Dramatic Productions in SDA Institutions” (Produksi-produksi Drama di Lembaga-lembaga MAHK): 98 Pada bulan Februari 1963, Arthur White, sekretaris Penerbitan Ellen G. White dan juga adalah cicit Ellen White, menyebarkan sebuah tulisan berjudul “Dramatic Productions in SDA Institutions” (Produksi-produksi Drama di dalam Lembaga-lembaga MAHK). Alasannya menuliskan makalah ini adalah “Telah ada permintaan kepada The White Estate tentang bahan-bahan dari pena Ellen G. White yang mungkin menyangkut pertanyaan tentang produksi acara-acara drama dalam lembaga-lembaga MAHK.” Hlm. 1 (Tulisan selengkapnya, lihat Lampiran 22). Dan mengapa ada pertanyaan-pertanyaan? Televisi ada di hampir semua rumah orang Advent Amerika Utara pada saat itu, dan film-film layar lebar Hollywood adalah daya tarik gereja dan pertemuan-pertemuan lembaga, dan banyak orang dalam kepemimpinan bersimpati dengan seni drama. Sebagai contoh, Faith for Today menjadikan drama sebagai gaya dalam gereja Advent dengan menggunakannya untuk mengemas Injil. Inilah saatnya bagi The White Estate untuk menetapkan kembali tonggak-tonggak lama para pioner mula-mula kita menentang wilayah-wilayah dan kepemimpinan gereja yang semakin menginginkan drama. Atau apakah ini saatnya untuk menemukan satu jalan kompromi? Ingatlah, the Missionary Volunteer Society akan segera menghilang; kebebasan berbicara, kelompok hippies (flower power), dan gerakangerakan musik rock sedang menanjak; dan “jurang 99 pemisah antar generasi” sedang dimaklumkan. (Catatan: flower power adalah sebuah kelompok (cult) yang muncul dan berkembang di tahun 1960-an, yang menolak gagasan-gagasan konvensional misalnya dalam hal berpakaian dan nilai-nilai sosial, dan yang mendukung perdamaian dan kasih, dengan menggunakan bunga sebagai lambang keyakinan mereka) Namun demikian, ada banyak pemimpin, pelajar dan orangtua di seluruh Divisi Amerika Utara yang sangat prihatin karena sekolah-sekolah memulai jurusan-jurusan drama dan jurusan-jurusan bahasa dan sastra Inggris menambahkan lebih banyak karya fiksi dalam daftar bacaan wajib mereka. Khususnya perhatikan pernyataan dalam tulisan White yang terdapat dalam paragraf kedua di halaman pertama: Sebuah survei tentang nasehat-nasehat ini gagal menunjukkan kutukan secara menyeluruh terhadap segala acara-acara yang dilakonkan. Dengan perkataan lain, Ellen White tidak mengutuk suatu acara hanya karena acara itu didramakan. Dalam hal ini, nasehat-nasehat yang menyentuh produksi drama adalah serupa dengan nasehat sehubungan dengan olah raga, dan yang menarik, keduanya dibahas bersama dalam dua pernyataan peringatan. Nyonya White tidak mengutuk “gerak badan sederhana yang menggunakan bola,” (AH 499) namun sementara ia membahas prinsipnya, ia menunjukkan resiko besar yang biasanya menyertai kegiatan-kegiatan olah raga. Nyonya 100 White tidak mengutuk acara yang dilakonkan dengan sederhana yang dilakukan oleh Sekolah Sabat Battle Creek di tahun 1888, namun dalam banyak pernyataannya, ia dengan jelas menunjukkan banyak resiko yang hampir pasti yang menyertai “pertunjukan-pertunjukan” dan “acara-acara teatrikal.”—A. L. White, Dramatic Productions in SDA Institutions, Februari 1963. A. L. White melanjutkan pernyataannya bahwa Nyonya White tidak mengutuk drama Sekolah Sabat yang dihadirinya, namun menulis kepada Saudara Morris sebuah kritikan yang penuh perenungan dan menyenangkan. Adalah amat penting bahwa nasehat yang diberikan kepada orang yang mengatur acara tentang bagaimana agar acara dibuat supaya lebih efektif, namun tidak ada kutukan tentang acara itu karena adegan yang dilakonkan. —A. L. White, hlm. 5. Pada hari Sabat pagi, 22 Desember 1888, Ellen White menghadiri sebuah pertunjukan teatrikal yang diselenggarakan oleh Sekolah Sabat Battle Creek yang di dalamnya cucu perempuannya, Ella W. White, mengenakan kostum dan berperan sebagai malaikat. Ada hiasan panggung pendukung, aktor, musik dan puisi. Empat hari kemudian, pada hari Rabu pagi, 26 Desember 1888, ia menulis sebuah surat kepada Saudara Morris. Dalam surat ini tampak jelas bahwa Nyonya White benar-benar mengutuk acara tersebut. (Definisi kata “mengutuk” adalah “menyatakan sebagai yang patut dicela, salah, atau jahat, biasanya 101 setelah mempertimbangkan bukti dan tanpa keraguan”—Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary.). Surat selengkapnya ada pada Lampiran 5. Surat itu dimulai dengan, “Saya telah bangun pukul tiga pagi ini untuk menulis beberapa baris kepada anda.” Ketika anda membaca keseluruhan artikel, anda akan memahami mengapa ia membuat pernyataan berikut: Saya harus mengatakan bahwa saya merasa menderita karena perkara-perkara ini, begitu tidak sejalan dengan pekerjaan reformasi yang kita telah usahakan untuk dimajukan di dalam gereja dan lembaga kita, dan saya tentu akan merasa lebih baik jikalau saja saya tidak pernah hadir di sana.— 2MR, hlm. 236. Sesungguhnya, ia hanya membuat tiga komentar penerimaan dan 22 komentar tidak menerima. Apakah ini kedengaran seperti sebuah kritik yang menyenangkan tentang bagaimana membuat drama agar menjadi lebih baik, atau apakah ini seperti sebuah teguran yang keras? Dua daftar dibuat di bawah ini, tentang komentar Nyonya White yang menunjukkan penerimaan dengan kritik yang penuh perenungan tentang acara itu dan komentar Nyonya White yang menunjukkan ketidaksetujuan dan kutukan langsung. Komentar-komentar Penerimaan: 1. Baris 1-2: “Saya senang dengan mercusuar, dan pemandangannya.” 102 2. Baris 4-5: “Bagian yang dimainkan oleh anak-anak adalah baik.” 3. Baris 4-5: “Bacaannya adalah tepat.” Komentar-komentar Ketidaksetujuan 1. Baris 1: “Saya telah bangun jam tiga pagi ini untuk menulis kepada anda beberapa baris.” 2. Baris 2-4: “…adegan yang telah membutuhkan begitu banyak usaha keras adalah sesuatu yang seharusnya dapat menjadi bagian yang paling berkesan, namun gagal menjadi sesuatu yang memiliki kekuatan dan menonjol dibandingkan dengan begitu banyak waktu dan tenaga yang digunakan untuk melakukannya.” 3. Baris 5-10: “Kemudian jikalau ada perbincangan yang mantap dan baik tentang kejadian itu sehubungan dengan anak-anak dan guru-guru dalam sekolah Sabat yang bekerja dengan tulus demi keselamatan jiwa-jiwa anak-anak di bawah tanggung jawab anda, memberikan persembahan yang paling dapat diterima kepada Yesus, pemberian hati mereka sendiri, dan perkataan-perkataan yang menarik, pendek dan benar sesuai dengan kemampuan mereka untuk melakukannya, bukankah itu akan sejalan dengan pekerjaan yang telah kita usahakan di dalam gereja ini? 4. Baris 11-14. “Setiap ketukan sekarang harus serasi dengan satu tujuan besar, mempersiapkan hati, sehingga masing-masing murid-murid 103 5. 6. 7. 8. 9. dan guru-guru harus seperti terang yang dinyalakan pada lilin yang akan memberi terang kepada semua orang yang ada di dalam rumah, yang akan membawa gagasan dengan jelas tentang sebuah mercusuar yang menuntun jiwa-jiwa sehingga iman mereka tidak akan hancur berkeping-keping.” Baris 14-16: “Dapatkah anda mengatakan kepada saya apakah kesan yang menonjol dari dua puisi yang disampaikan oleh dua wanita di sana sehubungan dengan pekerjaan ini?” Baris 17-18: “Nyanyiannya adalah seperti yang kita harapkan dalam setiap pertunjukan teatrikal, tidak ada satu katapun yang dapat dibedakan.” Baris 18-19: “Tentulah kapal yang terkena topan badai akan hancur dihantam karang, jikalau tidak ada lebih banyak terang yang berasal dari mercu suar dibandingkan dengan yang tampak dalam perbuatan.” Baris 19-22: “Saya harus mengatakan bahwa saya merasa menderita karena perkara-perkara ini, begitu tidak sejalan dengan pekerjaan reformasi yang sedang kita usahakan untuk dimajukan di dalam gereja dan di dalam lembaga-lembaga kita, sehingga saya tentu akan merasa lebih baik jikalau saya tidak pernah hadir di sana.” Baris 22-25: “Ini adalah kesempatan yang harus diperoleh bukan hanya bagi anak-anak se104 kolah Sabat, tetapi perkataan yang seharusnya dikatakan sehingga akan memperdalam kesan akan perlunya mencari perkenan Juruselamat itu yang mengasihi mereka dan memberikan DiriNya bagi mereka.” 10. Baris 25-29: “Seandainya [hanya] lagu-lagu hymn yang berharga yang dinyanyikan, “PadaMu Batu Zaman, aku minta lindungan” (‘Rock of ages, cleft for me, let me hide myself in Thee’), dan “Yesus yang berkasihan, aku lari padaMu, sambil angin keras lawan dan ombak pun memalu” (‘Jesus lover of my soul, let me to Thy bosom fly, while the billows near me roll, while the tempest still is high’). Jiwa-jiwa siapakah yang diilhami dengan semangat baru dan segar bagi Tuhan kita dalam nyanyian-nyanyian tersebut yang kebajikannya adalah berbeda dengan penampilan penyanyinya?” 11. Baris 30-34: “Sementara usaha-usaha keras dilakukan demi penampilan ini, pertemuan-pertemuan sedang dilakukan dengan perhatian mendalam yang seharusnya menarik perhatian, dan yang memanggil kehadiran setiap jiwa sehingga mereka tidak akan kehilangan sesuatu dari pekabaran yang disampaikan oleh Tuhan kita kepada mereka. Sekarang hari Natal ini telah berlalu dengan beban catatannya, dan kita ingin segera mengetahui hasilnya.” 12. Baris 34-35: “Akankah penampilan tersebut membuat mereka yang terlibat di dalamnya 105 menjadi lebih memikirkan perkara-perkara rohani?” 13. Baris 35-36: “Akankah penampilan itu meningkatkan perasaan kewajiban kepada Bapa kita di surga yang telah mengirimkan AnakNya ke dalam dunia pada pengorbanan yang tak terhingga untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh dari kehancuran total?” 14. Baris 36-37: “Apakah pikiran disadarkan untuk memahami Tuhan karena kasih besarNya bahwa Ia telah mengasihi kita?” 15. Baris 38-42. “Kami berharap, setelah hari Natal berlalu, bahwa orang-orang yang telah berusaha begitu keras sekarang akan menyatakan suatu semangat yang pasti dan tulus, usaha-usaha tanpa pamrih demi keselamatan jiwa-jiwa para guru sekolah Sabat, sehingga pada akhirnya mereka masing-masing akan bekerja keras demi keselamatan jiwa-jiwa di dalam kelas-kelas mereka, untuk memberi mereka petunjukpetunjuk pribadi tentang apa yang harus mereka lakukan agar selamat.” 16. Baris 42-47. “Kami berharap bahwa mereka akan menyediakan waktu untuk bekerja dalam kesederhanaan dan dalam ketulusan bagi jiwajiwa di bawah pengawasan mereka, dan bahwa mereka akan berdoa bersama mereka, dan bagi mereka, sehingga mereka dapat memberikan kepada Yesus persembahan berharga jiwa-jiwa mereka, sehingga mereka menjadi lambang 106 yang sejati bagi mercu suar dalam sinar terang yang bersinar dari usaha-usaha keras mereka dalam nama Yesus, yang seharusnya disampaikan dalam kasih, mereka sendiri memahami sinar terang untuk kemudian membagikan terang ini kepada orang lain, dan oleh karenanya tidak akan berhenti hanya pada pekerjaan permukaan saja.” 17. Baris 47-54: “Tunjukkan saja ketrampilan dan sikap yang mulia dalam memenangkan jiwa-jiwa kepada Yesus sebagaimana yang telah anda tunjukkan dalam usaha keras bagi penampilan yang baru lewat ini. Tunjukkan kepada mereka dalam usaha-usaha anda, dengan hati dan jiwa yang penuh pertolongan, menjadi Bintang yang bersinar keluar kepada langit yang gelap moral pada saat ini, bahkan Terang kepada dunia. Biarlah terangmu bersinar sehingga jiwa-jiwa yang terkena topan badai mungkin akan memandang kepada terang itu dan menghindarkan dari batu karang yang tersembunyi di bawah permukaan air. Pencobaan-pencobaan sedang menunggu siap untuk menipu mereka, jiwa-jiwa ditekan oleh perasaan bersalah, siap untuk tenggelam dalam keputusasaan. Bekerjalah untuk menyelamatkan mereka; tunjukkanlah mereka kepada Yesus yang begitu mengasihi mereka sehingga Ia memberikan nyawaNya bagi mereka.” 107 18. Baris 55-59: “Terang dunia bersinar ke atas kita sehingga kita dapat menyerap sinar ilahi dan membiarkan terang ini bersinar kepada orang lain dalam perbuatan-perbuatan baik sehingga banyak jiwa akan dituntun untuk memuliakan Bapa kita di surga. Ia telah lama menderita, tidak rela bahwa ada yang binasa, namun semuanya harus bertobat, dan yang menyusahkan hati Yesus adalah bahwa begitu banyak orang yang menolak tawaran belas kasihan dan kasihNya yang tak terbandingkan.” 19. Baris 60-62: “Apakah semua orang yang memainkan suatu peranan menarik dalam acara malam yang lalu akan bekerja dengan giat dan penuh minat untuk menunjukkan dirinya berkenan kepada Tuhan dalam melakukan pekerjaan bagi Tuhannya, sehingga mereka dapat menunjukkan dirinya pekerja-pekerja yang cerdas yang tidak perlu merasa malu?” 20. Baris 62-64: “Oh, biarlah guru-guru dalam sekolah Sabat diilhami sepenuhnya oleh roh pekabaran pada masa kini, membawa pekabaran itu ke dalam pekerjaan mereka.” 21. Baris 64-67: “Ada jiwa-jiwa yang harus diselamatkan, dan sementara di dalam pekerjaan sekolah Sabat ada banyak daftar isian dan sejumlah besar waktu digunakan untuk membaca laporan dan catatan, hanya ada sedikit waktu untuk benar-benar membiarkan terang bersinar dalam sinar yang tetap dan jelas dalam pe108 tunjuk-petunjuk yang diperlukan untuk menyelamatkan jiwa anak-anak dan orang muda.” 22. Baris 67-71: “Kurangi pidato-pidato yang rumit, kurangi komentar-komentar yang berkepanjangan, dan sampaikan kebenaran dengan jelas dan langsung, jangan ada perkataan yang disampaikan memamerkan pengetahuan yang dalam; bukti terbesar dari pengetahuan yang sesungguhnya bukan kata-kata dalam pidato, melainkan adalah kesederhanaan yang besar. Semua orang yang telah mengambil pengetahuan Yesus akan meniru Dia dalam cara tuntunan mereka.” Kesimpulan dari pernyataan dalam AH 499 tentang “gerak badan sederhana bermain bola,” dan dari pertunjukan drama hari Natal Surat 5, 1888, Nyonya White tidak “menyatakan kutukan yang menyeluruh terhadap segala acara yang dilakonkan,” adalah tidak berbicara sesuai fakta. Kita harus bertanya, “Apakah pernyataan-pernyataan nasehat dan ketidaksetujuan dibuat oleh seseorang yang menikmati drama dan hanyalah memberi suatu kritikan bagaimana membuatnya menjadi lebih baik? Pada kenyataannya, buktibukti dari Surat 5, 1888, bukan sebuah penerimaan terhadap drama Natal, melainkan sebuah kutukan yang tegas dan penuh kebaikan. Jikalau paragraf ini, yaitu paragraf selanjutnya, dan penafsiran Arthur White tentang sikap Ellen White terhadap drama yang dihadirinya sebagaimana digambarkan di atas dalam 2MR, hlm. 235-238 (Surat 5, 109 1888) adalah berasal dari tulisannya, maka setiap orang yang membacanya akan menyimpulkan bahwa Ellen White tidak lain adalah mengutuk penggunaan drama. Kedua paragraf dan penafsirannya sesungguhnya membantah keseimbangan tulisannya. Misalnya, dua pernyataan penutup yang dikutipnya pada halaman 8 secara jelas menegaskan sikap Nyonya White terhadap drama. Yesus Kristus adalah teladan bagi orang Kristen dalam segala hal. Tentang Yesus, Nyonya White menulis: Saya tidak bisa menemukan satu kejadian di mana Ia mendidik para muridNya untuk terlibat dalam hiburan sepak bola atau pertandingan-pertandingan tinju, sebagai gerak badan, atau dalam pertunjukan teatrikal, dan Kristus adalah pola kita dalam segala hal.—Fundamentals of Christian Education, hlm. 229. Suatu prinsip penuntun yang masuk akal untuk selalu diingat tentang pertanyaan sejenis yang telah kita pelajari adalah dinyatakan dalam Testimonies, Vol. 5, hlm.360: Teladan dan pengaruh kita haruslah menjadi suatu kuasa di pihak reformasi. Kita harus menghentikan setiap praktek yang akan menutupi hati nurani dan mendorong kepada pencobaan. Kita tidak boleh membukakan pintu yang akan memberi kesempatan kepada Setan masuk ke dalam pikiran seseorang yang telah dibentuk dalam citra Tuhan. 110 Sementara adalah sangat disayangkan bahwa Hancock mengikuti pernyataan A. L. White sebagaimana dikatakan dalam tulisannya yang berjudul “Is Dramatization Wrong?”, hlm. 13; namun keseluruhan nada tulisan Hancock dapat disimpulkan dari paragraf terakhirnya: Bukankah ini saatnya bagi kita untuk mengarahkan tenaga orang muda kita menjauh dari dunia teater yang penuh kepura-puraan menuju kenyataan sepenuhnya tentang pekabaran tentang hidup mati sebuah masyarakat yang segera menuju kepada penutupan tirai? Apakah kita telah hanyut, barangkali hampir tidak kentara menjauh dari jalan-jalan yang lama dan perlu untuk mendengarkan peringatanperingatan dari para pemimpin pionir kita yang mengetahui bahwa “nafsu memimpin Setan adalah untuk menyimpangkan orang-orang yang pandai dan menyebabkan manusia menginginkan penampilan-penampilan dan pertunjukan-pertunjukan teatrikal” (Evangelism, hlm. 266). Apakah ini saatnya bagi suara dari Pertemuan Dewan Musim Gugur untuk mendukung pendirian mula-mula gereja dalam bidang masalah ini sehingga dapat mendekatkan kepada kebangunan rohani dan reformasi?—Hancock, hlm. 14. 1974—Komite tentang Tuntunan bagi KegiatanKegiatan Kompetitif dan Drama Pada tanggal 28-31 Januari 1974, General Konferens membentuk sebuah komite terdiri atas 37 111 orang terpilih, sebagian dari mereka membaca tulisantulisan tentang olah raga kompetitif dan sebagian dari mereka membaca tentang drama (Lihat Lampiran 23). Ketika berkomunikasi dengan General Konferens untuk mempersiapkan tulisan ini, petugas arsip GC hanya dapat menemukan tiga tulisan yang dijadualkan untuk disampaikan, yaitu tulisan Josephine Benton, J. H. Hancock, dan Frank Knittel. Dua tulisan lainnya ditulis untuk komite, yaitu oleh Phyllis Paytee dan Leslie Hardinge. Tulisan-tulisan lainnya mungkin telah hilang atau tidak disampaikan atau tidak diserahkan. Masing-masing tulisan akan dikomentari secara singkat. Pembaca dapat menemukan teks selengkapnya dari tulisan-tulisan tersebut dalam Lampiran. Tulisan Josephine Benton adalah kumpulan wawancara informal dengan produser, pelaku dan penonton produksi drama. Isinya bersifat subyektif, ”tanpa usaha berpura-pura memberi jawaban.” Hlm. 8 (lihat Lampiran 24). Tulisan J.H. Hancock adalah bersifat menyeluruh, tercatat dan obyektif. Tulisannya telah banyak dikutip dalam tulisan ini. Lihat Lampiran 25. Tulisan Frank Knittel dimulai dengan “Saya menganggap bahwa beberapa penampilan adeganadegan oleh para pemain adalah kegiatan yang dapat diterima oleh MAHK.” Frank Knittel, “Shall We Use Commercial Drama In Seventh-day Adventist Schools,” hlm. 1. Ia melanjutkan pada hlm. 4: “Selama masa hidup saya, saya telah melihat hanya seki112 tar 150 produksi panggung—sekitar 75 dari jumlah itu diproduksi di satu universitas—dan saya pernah melihat hanya satu di arena umum yang secara pribadi saya nilai cocok untuk ditampilkan di kampus MAHK.” (Lihat Lampiran 26). Knittel membawakan tulisan ini ketika ia adalah presiden dari Southern College of SDA (Knittel menjabat sebagai Dekan Administrasi dari tahun 1968-1971 dan Presiden dari tahun 1971-1982). Barangkali pendapatnya bahwa “beberapa penampilan adegan-adegan oleh para pemain adalah kegiatan yang dapat diterima oleh MAHK” dapat menjelaskan sikap kepemimpinan kampus tersebut terhadap pertunjukan Dido and Aeneas delapan tahun kemudian pada jam 8 malam, tanggal 18 Maret 1990 di Ackerman Auditorium, Southern College of SDA. Lampiran 27 berjudul “The Witches’ Den Opera at Southern College of SDA” (Opera Gua Penyihir di Kampus MAHK Southern College) menggambarkan opera dan suasana produksinya. (Penulis memiliki rekaman video dari penampilan tersebut. Anda boleh meminta kopiannya). Phyllis Bryan Paytee menyerahkan kepada komite sebuah tulisan berjudul “Drama in the Elementary Classroom” (Drama di ruang kelas sekolah dasar) Perhatikan pernyataan utamanya dalam paragraf pertama dari tulisannya (Lihat Lampiran 28): Pada saat kata “drama” disebutkan, kita menemukan diri kita di wilayah yang penuh perdebatan. Baik Alkitab maupun Roh Nubuat menyatakan peri113 ngatan dan larangan bagi orang Kristen yang tergoda untuk mengambil bagian dalam setiap kegiatan yang berwatak teatrikal dan sensasional, baik yang ditampilkan di dalam teater maupun di dalam lembaga-lembaga kita. Akan tetapi, pada saat yang sama, baik Alkitab maupun Roh Nubuat tidak memberikan kutukan langsung tentang drama sebagai sebuah sarana belajar. Tidak diragukan lagi bahwa ia telah membaca tulisan White, karena dalam kesimpulannya pada halaman 5, ia menyatakan pola pikirnya: Guru sekolah dasar yang menggunakan drama kelas yang informal sebagai sarana bagi program-program pengajaran untuk memberikan apresiasi, wawasan, dan pemahaman baru akan memilih hanya adegan-adegan drama yang akan memenuhi kebutuhan belajar tertentu. Ia akan memilih bahan-bahan yang memiliki unsur-unsur dasar yang mudah digariskan dan muda bagi muridmurid untuk diubah ke dalam bentuk tindakan dan dialog sederhana. Guru juga harus mengenal anak-anak dan bahan itu dengan sangat baik dan mencoba menggabungkan keduanya dalam cara yang terbaik. Pada tanggal 3 Maret 1975, sebuah ringkasan dari komite 28-31 Januari 1974 ditulis dengan judul “Guidelines for the Use of Dramatization Among SDAs” (Tuntunan bagi penggunaan dramatisasi di kalangan MAHK), dan disetujui oleh komite khusus General Konferens. Tema pokok dalam tulisan terse114 but adalah untuk mendorong penggunaan drama dengan beberapa kehati-hatian tertentu. Pintu air bah drama telah dibukakan dan segera rumah-rumah, gereja-gereja dan lembaga-lembaga kita dibanjirinya. (Lihat Lampiran 29). Tulisan Arthur White tahun 1963 dan ringkasan tanggal 3 Maret 1975, yaitu ringkasan dari komite tanggal 28-31 Januari 1974, yang berjudul “Guidelines for the Use of Dramatization Among SDAs” dan bersamaan dengan berkembangnya mentalitas “baby boomer” (generasi yang lahir pasca perang dunia II, yaitu antara tahun 1945-1965), jurusan-jurusan drama di kampus kita bertumbuh ke arah yang berlawanan dengan rekomendasi yang diberikan oleh Roh Nubuat dan kepemimpinan gereja selama lebih dari 80 tahun. Bagaimanakah ini bisa terjadi? 1995—Manual MAHK, Revisi 1995, Edisi ke-15: Pada halaman 151, di bawah sub-judul “Radio and Television” terdapat pernyataan-pernyataan berikut: Radio dan televisi telah mengubah suasana keseluruhan dari dunia modern kita dan telah membawa kepada kita kontak yang mudah dengan kehidupan, pemikiran dan kegiatan-kegiatan dari seluruh penjuru dunia. Radio dan televisi adalah agen-agen pendidikan yang besar. Melalui sarana tersebut kita dapat memperluas pengetahuan kita tentang peristi- 115 wa-peristiwa di dunia, dan menikmati diskusi-diskusi penting dan musik-musik terbaik. Namun sayangnya, radio dan televisi juga terus menerus membawa kepada pemirsanya pertunjukan-pertunjukan teatrikal dan banyak pengaruh lainnya yang tidak sehat maupun mengangkat. Jikalau kita tidak memilih-milih dan tegas, radio dan televisi akan mengubah rumah-rumah kita menjadi teater dan pertunjukan penyanyi keliling yang murahan dan jorok. Keselamatan bagi kita dan anak-anak kita adalah terdapat dalam kepastian, melalui pertolongan Tuhan, untuk mengikuti nasehat rasul Paulus: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8). Jikalau para orangtua, pendeta, dan pimpinanpimpinan lembaga mengikuti nasehat sederhana ini, hampir setiap saluran televisi (kecuali beberapa acara pada saluran pendidikan) akan dihapuskan, bersama dengan seluruh produksi video drama. 1996—Ensiklopedia MAHK, Edisi Revisi II, M-Z: Pada halaman 424 dan 425, pada judul “Visual Entertainment,” saran berikut diberikan tentang produksi drama: 116 Ini meliputi bentuk-bentuk pertunjukan seperti serial kartun, film, televisi, video, menonton teater dan olah raga komersial. Pilihan-pilihan jenis pertunjukan bagi umat MAHK telah diatur melalui prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan dalam berbagai tingkat yang berbeda-beda. Gambar telah dikenal sebagai salah satu sarana paling efektif untuk mempengaruhi perilaku manusia. Jikalau ini benar, maka terbukti bahwa terdapat kemungkinan besar bagi kebaikan dan kejahatan dalam gambar, bergantung kepada watak dari apa yang digambarkan. Karenanya, salah satu kriteria dasar yang telah digunakan umat MAHK untuk menentukan apa yang layak dan tidak layak ditonton oleh orang Kristen adalah watak dari sesuatu yang digambarkan. Serial Kartun. Ini biasanya berupa serangkaian lukisan dalam urutan cerita. Misalnya, ini dapat menggambarkan kisah Alkitab; kehidupan liar, peristiwa sejarah, atau proses ilmiah; atau gambar adegan kejahatan, kekerasan, dan ketidakbermoralan. Watak dari kegiatan yang digambarkan adalah apa yang seharusnya menentukan apakah kartun-kartun tersebut layak ditonton oleh orang Kristen. Umat MAHK menggunakan serial kartun untuk mengajarkan kisah-kisah Alkitab dan menyampaikan informasi ilmiah dan sejarah kepada anak-anak, namun menganggap “komik” secara umum adalah merusak pembentukan tabiat yang sehat. Gambar Bergerak dan Video. Perkembangan gambar-gambar bergerak, khususnya yang dilengkapi 117 dengan suara, telah memungkinkan penggambaran yang sangat realistis dari produksi drama. Orangorang Kristen konservatif yang sebelumnya telah mengetahui pengaruh jahat dari teater melihat akibat-akibat yang sama dari film yang diproduksi secara massal. Telah diketahui dengan baik bahwa pengaruh dari adegan-adegan yang digambarkan, khususnya terhadap anak-anak dan orang-orang muda, adalah sangat kuat, dan isi dari sebagian besar pertunjukan drama bukanlah menuju ideal yang tinggi. Pertunjukan-pertunjukan ini seringkali menampilkan sesuatu yang semu dan biasa menjadi tampak glamor, dan juga aspek kekerasan dan kejahatan dalam kehidupan, dan menonjolkan watak dan tindakan yang tidak pantas. Umat MAHK telah diperingatkan (dalam Buku Tuntunan Gereja, thn. 1990, hlm. 145) “terhadap pengaruh yang halus dan sinis dari teater gambar bergerak,” yang menjadi sekolah pelatihan, yang dalam pandangan orang Kristen, bagi nilai-nilai yang palsu—keduniawian, kemalasan, dan cinta kesenangan—dan seringkali menampilkan orangorang muda yang bergabung dalam perkumpulanperkumpulan yang berbahaya. Sementara mengutuk teater gambar bergerak, umat MAHK tidak menentang tontonan gambar bergerak yang bukan teatrikal, jikalau watak dari kegiatan yang digambarkan tersebut adalah sehat dan mendidik dan jikalau kesederhanaan ditunjukkan dalam jumlah waktu yang digunakan. 118 Lembaga-lembaga yang didukung gereja mempertunjukkan film-film selektif bagi kelompok mereka sendiri. Televisi. Melalui televisi, keputusan tentang apakah yang boleh ditonton telah menjadi masalah harian dalam keluarga. Gereja MAHK tidak mengutuk televisi, namun menasehatkan anggota untuk menggunakan prinsip-prinsip yang sama tentang gambar bergerak kepada seluruh acara, dan selanjutnya, untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu menonton acara bagus sekalipun. Berikut ini adalah bagian dari pernyataan yang disiapkan di bawah petunjuk Komite General Konferens dan diterbitkan tahun 1956 (“What About Television?” (Bagaimana tentang televisi?) hlm. 4): “kecuali para pemirsa terus menerus waspada, TV menghabiskan sejumlah besar waktu mereka. Orang-orang Kristen adalah penatalayan dari talenta waktu, yang bertanggung jawab kepada Tuhan terhadap setiap saat untuk meningkatkannya demi kemuliaanNya. Waktu telah diberikan kepada manusia bagi perbaikan diri, bagi kerja dan gerak badan, bagi persekutuan dengan Tuhan, bagi pelayanan kepada Tuhan dan manusia, bagi rekreasi dan sukacita, dan oleh karenanya harus digunakan dalam acara yang seimbang sehingga akan membawa kemuliaan bagi Tuhan dan akan memenuhi kebutuhan dan kewajiban hidup seseorang.” Tuntunan Gereja (The Church Manual, 1990, hlm. 145) memberikan nasehat berikut ini tentang televisi: “Keselamatan bagi diri kita sendiri dan bagi 119 anak-anak kita terletak pada ketetapan, dengan pertolongan Tuhan, untuk mengikuti nasehat rasul Paulus: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8). Kehadiran di Teater dan Olah Raga Komersial. Berbeda dengan bentuk-bentuk hiburan visual lainnya yang telah dibahas dalam artikel ini, panggung (termasuk drama dan opera) dan olah raga komersial (termasuk pertunjukan komersial) menggunakan pemain langsung, namun banyak prinsip yang berlaku bagi serial kartun, gambar bergerak, dan televisi juga berlaku di sini. Ellen White menulis tentang panggung: “Dari antara tempat-tempat kesenangan yang paling berbahaya adalah teater. Bukannya menjadi sekolah bagi moralitas dan kebajikan, sebagaimana yang sering diakui demikian, ini adalah sarang bagi ketidakbermoralan. Kebiasaan-kebiasaan jahat, dan kecenderungankecenderungan berdosa diperkuat dan didukung oleh pertunjukan-pertunjukan ini. Nyanyian-nyanyian yang rendah, gerakan-gerakan isyarat yang tidak senonoh, perkataan dan sikap merusakkan imajinasi dan merendahkan akhlak. Setiap orang muda yang biasa menonton pertunjukan seperti itu akan menjadi rusak prinsipnya. Tidak ada pengaruh di negeri kita ini yang lebih kuat untuk mera120 cuni imajinasi, menghancurkan kesan keagamaan, dan menumpulkan kesukaan akan kesenangan hidup yang sederhana, dibandingkan dengan hiburan-hiburan teatrikal. “Kesukaan akan pemandangan-pemandangan ini meningkat dengan setiap pemanjaan.. satusatunya jalan yang aman adalah menghindari teater” (MYP 380). Dukungan terhadap olah raga komersial seperti pertandingan-pertandingan baseball, sepak bola dan basket dilarang oleh gereja. Maka dalam Tuntunan Gereja (hlm. 146) dikatakan: “Janganlah kita mendukung hiburan-hiburan komersial, bergabung dengan orang-orang yang mencintai kesenangan, kesembronoan, keduniawian, yang “lebih mengasihi kesenangan daripada mengasihi Tuhan.” 1999 - Editorial oleh Royson James, Kolumnis untuk the Toronto Star: Berkomentar tentang hilangnya orang muda secara tragis di gerejanya, Bapak James, seorang MAHK, mengadakan pengamatan yang diterbitkan dalam Review Edisi Dunia pada bulan Mei 1999: Gereja di Amerika Utara menghadapi sebuah krisis amat besar. Orang muda kita mempertanyakan tiang-tiang keyakinan iman kita. Mereka menuntut jawaban, jangkar-jangkar yang sesungguhnya sebagai pegangan, dan pemecahan-pemecah121 an modern bagi masalah-masalah milenium baru ini. Lebih daripada sebelumnya, mereka mencari model peran untuk memimpin mereka dalam kebangunan rohani abad ke-21... Banyak orang muda mencari tujuan hidup mereka. Mereka rindu untuk memahami relevansi Adventisme dalam milenium berikutnya. Mereka adalah bagian dari generasi komputer, keturunan baru yang membutuhkan pendekatan-pendekatan dan metode-metode baru. Banyak orang muda yang mengatakan kepada kita bahwa mereka menginginkan iman mereka dalam perbuatan, namun mereka tidak tahu bagaimana caranya. Mereka tidak mengetahui alasan-alasan di balik banyak ajaran-ajaran gereja. mereka hanya sedikit sekali mengetahui sejarah Gereja MAHK. Mereka mengatakan bahwa mereka ingin ditantang ketika mereka datang ke gereja, bukan mendengarkan gagasan lama yang sama setiap waktu. Inilah tragedi gereja kita di Amerika Utara. Tampaknya tidak ada misi lembaga untuk melibatkan orang muda kita. Dan jikalaupun ada, misi itu telah gagal untuk ditonjolkan dalam sekolah-sekolah kita atau menarik perhatian pendeta-pendeta kita, yaitu misi yang sesungguhnya dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam program-program gereja-gereja setempat. Apakah kita menjadi heran bahwa pengamatan ini begitu tepat? Bagaimanakah orang muda dapat bersemangat tentang gereja jikalau mereka tidak me122 ngetahui sejarahnya atau tidak pernah mengetahui landasan dari pekabarannya? Di musim gugur 1999, seorang sahabat yang mengajarkan tentang pekabaran bait suci kepada anak-anak dan orang dewasa (yang menangkap maknanya yang mendalam dengan cepat dan menyukainya), bertanya kepada dua pelajar SMA, yang hadir di rumahnya untuk santap malam, apakah mereka mau mendengarkan penjelasannya tentang bait suci. Mereka menerima tawarannya. Setelah dijelaskan, mereka berdua mengakui bahwa mereka sangat sedikit mengetahui tentang perkara itu dan penjelasannya itu “sangat mendalam.” 1999—Jurusan Drama Walla Walla College (WWC) masuk Koran Pada tanggal 28 Mei 1999 sebuah koran lokal di wilayah Walla Walla, The Union Bulletin menerbitkan artikel berikut: Drama dengan pemain tunggal seorang perempuan yang dilarang di WWC pindah ke gedung Cordiner Hall, di Whitman College hari Rabu Oleh Liza L. Diaz RINGKASAN: Sebuah drama dengan pemain tunggal seorang perempuan, yang dilarang dari panggung Walla Walla College setelah debutnya, akan dipentaskan kembali—Di Whitman College. 123 Kimberley Howard percaya bahwa orang bisa berdiri mengatasi pengaruh-pengaruh yang mungkin merusak mereka dengan cara menemukan kembali pelawak di dalam diri mereka. Itulah tema dari dramanya, “Floating Redundant,” dan sekarang ini yang hendak dilakukannya dalam kehidupannya sendiri adalah melihat karyanya hidup terus. Pihak Administratif Walla Walla College membatalkan drama dengan pemain tunggal seorang perempuan setelah malam pembukaan. Dua minggu kemudian, pada tanggal 6 Mei, Howard, sang profesor di bidang drama ini, mengundurkan diri. Tirai panggung turun? Tidak untuk Howard. Dramanya selanjutnya akan dipentaskan pada hari Rabu di Whitman College. Ia akan membawa pertunjukan itu ke Teater Gene Frankel di Kota New York pada pertengahan Juni. Pejabat WWC beralasan tentang pembatalan dramanya adalah masalah isinya. “Saya kira ada banyak keprihatinan yang disampaikan oleh masyarakat kampus agar menundanya hingga kita membahas keprihatinan tersebut,” kata W.G. Nelson, presiden kampus MAHK tersebut. Jason Chamberlin, sutradara drama tersebut, mengatakan bahwa alasan tidak resminya adalah ada sejumlah kalangan di dalam kampus yang merasa tidak nyaman dengan materinya. Drama satu pemain tunggal perempuan ini, yang dipentaskan oleh Howard, menantang kebiasa124 an-kebiasaan sosial sementara perempuan itu mencari identitasnya. Lembaga-lembaga, seperti gereja dan sekolah, dianggap oleh banyak orang sebagai batu penjuru masyarakat. Namun Howard membelokkan persepsi tersebut, menghadirkan lembaga-lembaga tersebut sebagai pengaruh-pengaruh yang merusak. Drama itu pada mulanya menghadirkan perempuan itu sebagai seorang pelawak. Namun kemudian ia kehilangan watak pelawaknya, pertama-tama menjadi seorang pelawak lalu menjadi orang yang membosankan. Akhirnya, ia muncul sebagai seorang perempuan dewasa. Namun bukannya ada dalam keadaan dewasa dan lebih baik, perempuan ini menjadi rusak dan tidak kreatif. Bagi Howard, pembatalan dramanya dan pengunduran dirinya adalah yang terbaik. Ia mempertimbangkan untuk membawa “Floating Redundant” dalam tur ke daerah dan memulai perusahaan teaternya sendiri dengan mantan murid-muridnya. Ia mengatakan bahwa setelah ia mengundurkan diri, ia mengalami “fase-fase dukacita,” namun percaya bahwa itu adalah yang terbaik dalam jangka panjang. “Saya tidak dipaksa untuk mengundurkan diri. Itu adalah semacam keputusan bersama,” katanya. “Pernyataan resminya adalah bahwa ada beberapa perbedaan antara pihak sekolah dan saya tentang penafsiran gaya hidup Advent. “Saya ingin agar para murid mengetahui bahwa saya tidak marah atau menyimpan kebencian,” katanya. 125 Menyedihkan, Walla Walla College, salah satu lembaga pendidikan lanjutan milik gereja di Amerika Utara, telah memetik apa yang ditaburnya sejak dimulainya pada bulan April 1961. 1999—Laporan berkala (Newsletter) Amazing Facts, Oktober 1999 Dalam Laporan Berkala ini, Doug Batchelor membahas masalah musik dan drama yang telah mengganggunya selama beberapa waktu: Sahabat, Sejak beberapa waktu yang lalu saya telah mendengar “suara kecil yang hening” yang mengesankan kepada saya untuk berbicara kepada anda tentang satu masalah serius yang terus memakan gerejagereja kita bagaikan kanker. Saya telah menghindar dari perkara yang makin membengkak ini karena takut disalahmengertikan, namun saya tidak bisa berdiam diri lebih lama lagi. Biarlah saya menjelaskannya. Karena begitu banyak acara pertemuan dalam persiapan bagi seminar Millennium of Prophecy di New York dimulai pada tanggal 15 bulan ini, saya telah memiliki banyak kesempatan untuk mengunjungi ratusan sahabat dan pendukung di seluruh negeri dan untuk mengamati lusinan pelayanan perbaktian yang berbeda-beda. Keprihatinan saya adalah ini: Saya terkejut dengan ga- 126 ya perbaktian kafir yang menyelinap masuk ke dalam banyak gereja kita. Kegilaan Musik Salah satu unsur perbaktian yang paling kuat yang telah menjadi pemecah belah adalah musik. Dari pesta pora zaman Roma kuno dan tari-tarian perang suku primitif, hingga kepada perilaku gila dalam konser-konser dan peristiwa-peristiwa olah raga modern, musik kafir dengan ritme sinkopatik yang berat telah digunakan untuk menggairahkan nafsu daging dan perilaku liar. Banyak gereja Kristen sekarang menyambut musik yang sama ini. Dan itu bukan sekedar “musik rock Kristen” yang keras. Saya telah melihat seluruh jemaat yang tampaknya telah terpikat melalui musik New Age (Zaman Baru) dengan lirik dangkal yang berulangulang yang dinyanyikan terus menerus. Jikalau Yesus menyuruh kita tidak berdoa dengan pengulangan yang sia-sia, maka tampaknya Ia tidak ingin agar kita menyanyi dengan cara yang seperti itu (lihat Matius 6:7). Teologia Teater Sebuah unsur lain yang menyerbu perbaktian Kristen modern adalah drama. Saya tidak memiliki masalah moral dengan penggunaan beberapa alat bantu visual untuk menolong orang memahami kebenaran Alkitab dengan lebih baik. Tuhan meminta para nabi seperti Yehezkiel dan Yeremia untuk melakukan 127 hal seperti ini (lihat Yeremis 32:14 dan Yehezkiel 5:14). Namun sebagian orang berpendapat bahwa ini membenarkan produksi drama panggung dengan tepukan tangan riuh yang mulai masuk ke dalam gereja. Permasalahannya adalah banyak orang yang mengaku Kristen telah menjadi begitu terpikat oleh menu yang teratur dari film, TV, dan video sehingga pelayanan perbaktian yang khidmat dan sederhana tanpa drama, drum dan diakon yang menari tampak membosankan. Banyak orang sekarang datang ke gereja untuk dihibur daripada memberikan penyembahan, pujian, nyanyian dan persembahan. Pembaca dapat melihat isi selengkapnya dari Laporan berkala Doug Batchelor bulan Oktober 2000 dalam Lampiran 30 (Izin untuk menerbitkan ulang telah diberikan oleh Amazing Facts kepada penulis pada tanggal 22 November 1999). 2000- Walla Walla College Menampilkan Festival Drama Satu Babak Pada hari Kamis, 2 Maret 2000, Walla Walla Union-Bulletin, surat kabar harian setempat, menerbitkan pada bagian ‘Lokal/Hiburan,’ sebagai berikut: Para sutradara mahasiswa akan menampilkan sembilan buah drama satu babak untuk Festival Drama Satu Babak tahunan Walla Walla College yang keempat. Setiap drama atau bagian dari drama ber128 langsung sekitar 20 menit, dan materinya berkisar dari Shakespeare hingga “A Few Good Men.” Pertunjukan akan dimulai pukul 8 malam Sabtu dan Minggu dan tanggal 11-12 Maret. Karena ada sembilan pertunjukan akan ditampilkan, satu pertunjukan lengkap akan berlangsung pada Sabtu dan Minggu malam. Pertunjukan akan berlangsung di WWC Village Hall. Harga tiket adalah $ 7 untuk umum, $5 untuk pelajar/mahasiswa dan $4 untuk mahasiswa WWC. Satu tiket berlaku untuk kedua hari akhir pekan. Tiket dapat dibeli di toko buku kampus atau di pintu masuk. (Pembaca bisa mengacu kembali pernyataan ilham tentang Shakespeare pada bagian sebelumnya dari tulisan ini). 2000—Mei Koran Kampus Walla Walla College “Collegian” Mendukung Menonton Pertunjukan Drama dan Terlibat langsung dalam pertunjukan “Back Seat Show” Koran kampus Walla Walla College, “Collegian” dalam edisi 4 Mei 2000 menerbitkan kalender kampus. The Harper Joy Theater terletak di kampus Whitman College, yaitu kampus sekuler di Walla Walla, Washington. Drama ini adalah produksi terutama dari para mahasiswa Whitman College. Pertunjukan itu adalah karya klasik Gilbert dan Sullivan berjudul “The Pirates of Penzance.” Bagi para pria, kita memiliki para perompak dan perem129 puan-perempuan yang cantik. Bagi para wanita, kita memiliki cinta dan hal-hal lain yang anda sukai. Pertunjukan dimulai hari ini di Harper Joy Theater pukul 8 malam. Tiket hanya $5. haruskah kami mengatakannya kepada anda? K-E-N-C-A-N M-U-R-A-H. Paket ini memiliki apa yang anda perlukan dan segala tindakan yang anda inginkan dalam kencan. Tetapi, kami kira itu tergantung pada kegiatan santai anda setelah pertunjukan. 2000—Mei Jurusan Drama Walla Walla College Menampilkan “Resurrexio Domini Nostri” (Kebangkitan Kristus) Pada tanggal 27 Mei 2000 di Gedung Village Hall dan pada tanggal 28 Mei 2000, hari Sabat sore pada pukul 3 sore, “Resurrexio Domini Nostri” (Kebangkitan Kristus) ditampilkan oleh pemain dan kru mahasiswa Walla Walla College di bawah sutradara Marilynn Loveless, direktur artistik drama Walla Walla College, dan wakil direktur artistik LuAnn Venden Herrell. Undangan e-mail Ibu Herrel adalah sebagai berikut: Pemain dan kru “Resurrexio Domini Nostri” (Kebangkitan Kristus) mengundang anda untuk bergabung bersama kami bagi penutupan pertunjukan musim semi. Hadirilah dan dukunglah sekelompok mahasiswa yang berbakat dan bekerja keras dalam penampilan drama abad pertengahan yang memainkan ke130 bangkitan Kristus. Anda disarankan untuk menyoraki tokoh yang buruk, dan menyambut tokoh yang baik, dan menggunakan drama untuk membantu merenungkan relevansi dan pentingnya peristiwa keagamaan yang bersejarah ini. Nikmatilah komedi, drama, pemandangan, dan musik yang mulia yang dipersembahkan oleh the I Contori dan The Messengers. Drama ini memicu sejumlah email dari kalangan fakultas Walla Walla College. Kutipan-kutipan dari beberapa kiriman email adalah sebagai berikut tanpa menyebutkan nama pengirimnya. Demi kemudahan, pengirimnya diberi nomor. Pengirim #1. Sementara saya menyaksikan penampilan minggu lalu, saya prihatin tentang isi dan bahasa yang digunakan dalam drama tersebut. Tampaknya isinya adalah katolik dan juga dalam beberapa bagian, tidak alkitabiah. Misalnya, Maria pergi ke surga setelah kematiannya, kata-kata sumpahan seperti “Oh God!” dan penceritaan balik tentang Yesus tentang waktu dan cara Yesus naik ke surga, dan ketika Ia dapat disentuh, dan bagaimana Ia naik ke surga, dan para serdadu tidur di kuburan. Keprihatinan ini juga dirasakan oleh orang-orang yang hadir. Cerita itu tampaknya menampilkan gagasan yang sangat bertentangan dengan pernyataan misi WWC. Saya kira keprihatinan ini juga dirasakan oleh beberapa orang anggota masyarakat kita yang lebih tua 131 yang meninggalkan tempat segera setelah drama itu dimulai. Saya tahu drama itu adalah adaptasi, tetapi apakah kita telah melakukan apa saja semampu kita agar drama ini sesuai untuk kampus Advent? Saya memiliki harapan yang lebih tinggi bagi drama yang didasarkan pada Alkitab, ditampilkan pada hari Sabat, di kampus Advent. Pengirim #2. Saya tidak menonton drama itu, karena khawatir akan melihat hal-hal yang anda gambarkan dalam pesan anda. Kendati demikian, saya cukup dikacaukan oleh pertentangan di dalam kampus sehingga saya tidak rela menempatkan diri saya di dalam suasana di mana saya mengetahui saya harus berbicara dengan cara yang tidak populer. Saya ragu bahwa pesan anda akan “bergema” pada banyak orang di kampus, namun saya ingin agar anda mengetahui bahwa saya adalah salah satu yang setuju dengan itu. Saya benar-benar khawatir terhadap humor, dongeng, dan anekdot tanpa akhir yang beredar untuk “menghadirkan Kristus kepada orang-orang dalam bahasa mereka.” Kita sebagai sebuah denominasi telah kehilangan sebagian besar pemahaman kita akan keagungan dan kekhidmatan pekabaran kita. Sesungguhnya, saya kira kita telah kehilangan sebagian besar dari pekabaran kita. Dalam konteks itu, saya merasa bahwa pokok pikiran anda adalah sangat benar. Terima kasih karena sudah menyatakan pendirian anda. 132 Pengirim #3 kepada Pengirim #1 Tanggapan anda tentang drama itu sedikit mengejutkan saya. Dengan alasan-alasan yang tidak dapat saya jelaskan sepenuhnya, saya sangat tergerak oleh drama tersebut dan apa yang dilambangkannya. Kelompok drama WWC kita dan I Cantori telah memberikan kita kesempatan untuk merenungkan kerinduan Tuhan kita, kematian dan kebangkitanNya dan apa artinya bagi kita sekarang dan di masa depan. Saya terganggu dengan sekularisasi yang semakin meningkat dan privatisasi kehidupan kita. Kapankah kita akan bertemu bersama untuk berbagi pengalaman yang sama? Pada hari Sabat kita tercerai di 13 gereja di lembah ini sementara sebagian melakukan kegiatan orang awam dan yang lain lari ke gunung dan ke batu karang. Berapa banyakkah dari kita yang menghadiri pertemuan perbaktian? Pertemuan-pertemuan fakultas? Acara ‘Tas Coklat’ Selasa? Kapankah terakhir kalinya kita mengadakan seminar antar disiplin? Bahkan bentuk komunikasi ini adalah seruan yang jauh dari ideal bagi sebuah komunitas yang menyembah Tuhan Yang Berinkarnasi yang telah memanggil kita untuk memecah roti bersama-sama. Firman telah menjadi sebuah sinyal elektronik dan berada di antara kita. Pengirim #4 Saya menanggapi kritik tentang drama oleh (Pengirim #1). Menurut saya, poin dalam drama itu ti133 dak ditangkap. Poin dalam drama itu bukanlah penginjilan semata ataupun hiburan, meskipun keduanya tidak perlu saling menghilangkan. Tepatnya, saya menyesalkan cara yang dipilih (Pengirim #1) untuk mencoba dan mempermalukan anda secara terbuka. Roh Kristus yang saya pahami tidak pernah demikian. Anda adalah aset besar bagi kita di sini! Tolong jangan merasa putus asa karenanya, saya harap bahwa (Pengirim #1) dapat memikirkan kembali taktik dan memperluas wilayah pemahamannya dengan karya anda. Tanggapan Pengirim #1 terhadap email dari Pengirim #4 di atas. Sementara saya memahami apa yang telah anda sampaikan, saya menyimpulkan bahwa : 1) Saya tidak memahami poin dalam drama tersebut 2) Anda tidak mengatakan kepada saya apa poin dalam drama tersebut. Maukah anda mengomentari pernyataan prinsip yang saya sertakan pada akhir email ini? Hal-hal seperti “Saya tidak pernah menemukan contoh-contoh di mana Ia [Yesus] mendidik murid-muridNya … dalam pertunjukan teater.” Atau “Kebenaran haruslah dinyatakan dalam cara yang paling sederhana, bahkan seperti Kristus menyampaikannya, sehingga orang dapat memahami apa itu kebenaran. Kebenaran akan menghilangkan awan mendung kesalahan.” 134 Saya hanyalah tidak melihat poin dari sebuah drama yang jelas-jelas menyatakan kesalahan semata-mata demi pertunjukan teater. Tanggapan Pengirim #4 kepada email Pengirim #1 di atas. Poin dalam drama tersebut pada dasarnya adalah Seni dengan segala kerumitan dan pertanyaan dan sukacita sementara kita berhubungan dengan pengalaman manusia ini. Ini meluas kepada pemahaman tentang berbagai budaya sebagaimana dicerminkan dalam seni mereka, lengkap dengan fakta dan kesalahan. Tugas kitalah untuk mempelajari dari perspektif mereka dan mengambil bagian dengan mereka dalam sukacita manusiawi dan belajar dari semuanya itu sehingga, sebagaimana halnya bidang sosiologi dan sejarah, kita dapat menghargai estetika keseluruhan yang menjadi ciri zaman itu. Dalam pemahaman saya, menghindar dari mendengar atau melihat keyakinan lain bukanlah tujuan dari peringatan nabiah kita, bukan pula menghindar dari menonton bentuk-bentuk seni drama atau penampilannya. Pada suatu waktu saya tentu telah “mendengar” beliau seperti itu sebagaimana yang anda pahami. Tetapi dengan pertolongan para mahasiswa yang bersungguh-sungguh akan karya dan zamannya, (orang-orang seperti Geo. Knight dalam berbagai bukunya), saya bisa bertanya apakah sesuatu yang di dalamnya saya ikut ambil bagian, dalam karya sastra atau apapun, adalah didasarkan pada suatu kepura135 puraan dan ketidakjujuran? Apakah sesuatu yang saya dituntut untuk mengalaminya adalah suatu pilihan dari perspektif kemanusiaan yang lain? Apakah kebajikan suatu karya terdapat hanya pada penampilan penuh kebanggaan dan sama sekali tidak memiliki arah penebusan? Apakah sesuatu yang saya bawa mempengaruhi persepsi saya pada derajat tertentu dimana penyelewengan yang tidak layak tampak secara mencolok? Masalah-masalah ini selalu menjadi poin kritikan dan penghakiman dalam karya seni bagi orang Kristen. Pemikiran kritis dibutuhkan sebagaimana halnya perenungan akan kesimpulan-kesimpulan dan pilihan dan persepsi saya sendiri yang membantu bagi pengalaman saya. Banyak pembelaan dituliskan untuk membela seni bagi pembaca Kristen. Secara khusus, masalah Otentik atau Benar sebagai hal yang berbeda dari Faktual telah dibahas secara berhati-hati oleh Geo’ Knight dalam Myths About Adventism dan saya menyarankan anda membaca tulisan ini. Buku-bukunya tentang Ellen White juga telah sangat membantu saya. Apakah Ellen White masih nabi Tuhan bagi Gereja MAHK? Sejak kapankah kita membutuhkan ahli teologia untuk menjelaskan atau menafsirkan Roh Nubuat bagi kita? Ia menulis dalam bahasa Inggris, bukan Yunani atau Ibrani. Fakta bahwa drama masih terus dipertunjukkan di Walla Walla College menunjukkan pola pikir orang-orang se136 perti Pengirim #4. Sayangnya, sejumlah besar fakultas menganggap baik Alkitab maupun Roh Nubuat tidak bermaksud seperti yang tertulis di dalamnya. Mengapa? Karena Alkitab dan Roh Nubuat telah “dipengaruhi secara budaya.” Maka kita harus menafsirkan ulang agar menjadi relevan. Relativisme (suatu paham bahwa baik buruknya tindakan tertentu tergantung dari sikap masyarakat atau orang tertentu terhadap tindakan itu) telah memasuki kampus Walla Walla College dan berkembang subur. 2000—September Editorial dalam Majalah Gleaner Mendukung Drama Dalam edisi September, majalah Uni Pasifik Utara, Gleaner, sebuah editorial berjudul “Surprising Facts About Drama and the Church” (Fakta-fakta Mengejutkan tentang Drama dan Gereja” diterbitkan. Penulisnya memuji penggunaan drama dan bahkan menyebutkan bahwa pelayanan Bait Suci dalam Perjanjian Lama dan perayaan-perayaan Musim Semi dan Musim Gugur Yahudi adalah “peringatan bergaya drama tentang sejarah Ibrani yang diperintahkan oleh Kitab Suci.” Beberapa orang menulis surat kepada editor tersebut dalam dua edisi berikutnya, berbagi keprihatinan mereka tentang kesimpulan dalam editorial tersebut. Editorial bulan September tahun 2000, “Surat kepada Editor,” dua Surat kepada Edi- 137 tor dan surat penulis berikut tanggapannya dapat dibaca dalam Lampiran 31. 2000—November Musim Pertunjukan Drama Walla Walla College Dimulai dengan Drama “The Crucible.” Koran mahasiswa Walla Walla College, The Collegian, Volume 85, Edisi 9, tanggal 30 November 2000, menerbitkan artikel utama halaman depan berikut. Jikalau anda sedang menyukai cinta, kebencian, dan pengkhianatan, datanglah ke pertunjukan “The Crucible” oleh Klub Drama WWC di Village Hall mulai Sabtu, 2 Desember, pukul 8 malam. Drama ini disutradarai bersama oleh Marilynn Loveless, instruktur bidang komunikasi, dan Jim Bock, seorang penyiar radio setempat dan aktor profesional yang telah tampil dalam produksi-produksi seperti “The Grapes of Rath” di London. Peter Schmidt, seorang ahli komunikasi pidato senior, adalah asisten sutradara mahasiswa. Mahasiswa yang mengambil bagian, Stephanie Binns, seorang mahasiswa senior (tahun keempat Jurusan Inggris, dan Adam Lombard, mahasiswa junior (tahun ketiga) di Jurusan Komunikasi, adalah pemeran utama sebagai Abigail Williams dan John Proctor. Para mahasiswa telah menghabiskan banyak waktu demi produksi ini sejak awal Oktober ketika 138 pemeran telah ditentukan: hingga 11 atau 12 jam seminggu, kata Erica Sharp, mahasiswa tingkat pertama dari jurusan Media komunikasi, yang memerankan Mercy Lewis. Drama ini melibatkan segalanya, termasuk roman, godaan, hawa nafsu, pembunuhan dan pembalasan dendam, mulai dari adegan pertama, kata Dana Melashenko, mahasiswa tingkat dua, yang berperan sebagai Betty Parris. Bahkan ada sedikit kekerasan ketika Abigail menarik rambut Betty dan menamparnya.* Drama ini dipenuhi dengan wanitawanita setengah baya yang bersemangat,” kata Melanshenko. Salah satu dari dua drama karya Arthur Miller yang paling terkenal, “The Crucible” adalah kisah perburuan perempuan sihir yang didasarkan atas kejadian di akhir tahun 1600-an di New England. Miller menulis drama itu di tahun 1950-an selama masa jaya aliran McCArthyisme, dan menyejajarkan antara perburuan perempuan sihir dengan tuduhan komunis yang ditujukan kepada Miller dan orang-orang sezamannya. Pertunjukan diadakan tanggal 2, 3, 9 dan 10 Desember pukul 8 malam setiap malam. Sebuah pertunjukan pada tanggal 7 Desember, yang akan diikuti dengan sebuah acara tanya jawab dengan para pemeran dan sutradara dimulai pada pukul 7 malam. Tiket untuk pertunjukan ini tersedia di Toko Kampus atau di tempat tiket pada malam pertunjukan. Tiket berharga $7 bagi umum, $5 untuk mahasiswa dan pensiunan, 139 dan $4 untuk mahasiswa dengan kartu mahasiswa WWC. Informasi lebih lanjut hubungi 527-2158 atau masuk ke Website WWC Jurusan Drama di http:// drama.wwc.edu. *Adegan ini dipentaskan bagi tempat perbaktian (kapel) Walla Walla College pada hari Selasa, bagian awal dari November 2000 di Gereja Kampus. Kapel didedikasikan untuk membela dan menjelaskan penggunaan drama di kampus tersebut. Kelompok drama secara khusus diminta oleh koordinator kapel untuk menampilkan tema “Kristiani” bagi kapel. Pada sebuah poster yang mengiklankan drama tersebut, kalimat berikut ini secara menonjol dipampang pada bagian bawah. (Lihat poster ini pada Lampiran 32). “Drama ini berisikan beberapa hal yang mungkin tidak sesuai untuk anak-anak kecil.” Koran mingguan setempat, Valley Times, pada tanggal 8 Desember 2000 menempatkan artikel berikut pada halaman depan: “WWC performance of ‘The Crucible’ a worthy rendition of Miller’s masterpiece” (Pertunjukan ‘The Crucible’ oleh WWC, terjemahan yang layak bagi karya besar Miller”). Paragraf ketujuh mengatakan “Satu hal yang pasti. Sebagaimana yang dikatakan dalam pengumuman tentang drama ini, drama ini tidak sesuai untuk anak-anak kecil.” Pertanyaan sesungguhnya yang harus diajukan adalah “Apakah drama ini sesuai untuk orang muda anda dan saya yang bersekolah di Walla Walla College?” 140 2001—Maret Adventist Review tentang Akibatakibat Kebudayaan Populer melalui Media Drama Sambil menggambarkan “pengaruh kebudayaan populer yang merusak,” Jennifer Schwirzer, seorang istri, ibu dan penulis buku menulis dari Putnam, Connecticut: Media massa memberikan tiga pesan kepada orang muda—minum, habiskan uang dan jadilah aktif secara seksual. Ketiga obsesi ini menghasilkan buah dalam tiga penyakit—kekerasan yang besar, materialisme, dan ketidakbermoralan. Dunia seorang muda diikat ke dalam sumber-sumber pesan kematian ini melalui video, televisi, bioskop dan MTV. Sebagai orangtua, kita harus menyadari bahwa media ini benar-benar bertentangan dengan tujuan kita. Kita menginginkan agar anak-anak kita menjadi bahagia dan menyesuaikan diri dengan tepat: media massa menginginkan memperoleh uang dari mereka. Tidak ada cara untuk menyelaraskan tujuan anda dan tujuan pedagang-pedagang haus uang yang ada di balik kamera itu. Rata-rata remaja menonton TV 21 jam dalam seminggu, sementara remaja yang sama setiap minggu hanya selama 49 menit saja terlibat percakapan dengan ibu mereka dan 35 menit dengan ayah mereka. Ini berarti bahwa remaja hanya memiliki 14 kali lebih banyak input dari media massa dibandingkan dengan dari orangtua mereka. 141 Kita sedang memanen hasil-hasil dari kerusakan rohani dari orang muda kita. Kerusakan ini mencemooh usaha-usaha kita untuk menyediakan perlindungan hukum bagi anggota muda di dunia kita. Kita mungkin saja melindungi mereka sebagaimana yang kita inginkan, akan tetapi mereka tidak akan selamat sementara mereka tidak terlindungi dari penghancuran diri sendiri melalui pengaruh media. Adventist Review, 15 Maret 2001. 2001—Mei WWC Memainkan Buku C.S. berjudul The Great Divorce Lewis “Roh-roh gemerlapan dan hantu-hantu tembus cahaya berdebat tentang kebajikan kehidupan duniawi mereka dan landasan bagi surga dan neraka.” Demikianlah artikel dalam Walla Walla Union Bulletin pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2001 hlm. 9, menggambarkan drama terakhir di akhir tahun. “Tur multimedia melalui surga dan neraka, Drama ‘The Great Divorce’ oleh Walla Walla College menggunakan layar putih dan pencitraan melalui proyektor. Keri Donaldson, memerankan Roh yang berusaha meyakinkan seorang gadis muda, yang diperankan oleh Kristin Taylor, untuk mengizinkannya menghancurkan Roh jahat yang diikatkan ke punggungnya, yang dimainkan oleh Kristin Smith.” Bacalah kutipan di bawah foto U-B oleh Greg Lehman (artikel selengkapnya, lihat Lampiran 33). 142 2001—Oktober Mahasiswa WWC Memainkan “Karya Lengkap William Shakespeare (yang disederhanakan)” APA: “Karya Lengkap William Shakespeare (yang disederhanakan)” TANGGAL: 13, 14, 18, 20 Oktober, pukul 8 malam. TEMPAT: Panggung Donnie Rigby di lantai dasar dari The Canaday Technology Center TIKET: $5 untuk mahasiswa WWC/staf/fakultas dengan kartu pengenal. INFORMASI& PEMESANAN: 527-2158. Jikalau anda mencoba membeli tiket pada pertunjukan obral Sabtu malam (tanggal 13 Oktober), kami akan menambahkan tempat duduk tambahan. Tersedia lebih banyak tiket di Toko Kampus dan di pintu masuk. Disarankan untuk memesan terlebih dahulu. TEATER JAMUAN MAKAN MALAM: Minggu malam, 21 Oktober pukul 7 malam. TIKET: $20 (mahasiswa asrama dapat membayar $11 melalui rekening ARAMARK mereka). Kami berharap anda dapat bergabung dengan Don & Donnie Rigby, bersulang atas keberhasilan mereka pada malam istimewa ini. Jamuan makan malam yang lezat akan disajikan (summer vegetable stirfry ravioli, linguini with sun-dried tomato pesto, Caesar salad, garlic bread sticks and ' double chocolate fudge cake with raspberry melba sauce) pada pukul 7 malam, diikuti dengan trio kocak berbakat Adam Lombard, Erich Dorzab dan Rudy Scott dalam pertun143 jukan “Karya Lengkap William Shakespeare (yang disederhanakan).” Catat bahwa ini adalah pertunjukan sebelum musim pertunjukan. Tiket musiman untuk DRAMA WWC akan tersedia di Toko Kampus mulai 1 November. Demikianlah pengumuman untuk pembukaan drama sekolah yang ditampilkan oleh Jurusan Drama WWC. Dua kritikus menuliskan artikel-artikel berikut di dalam Koran The Collegian, tertanggal 4 Oktober 2001, menggambarkan pertunjukan tersebut sebagai berikut: “Jika anda ingin tertawa keras dan sering, jangan lupa “Karya Lengkap William Shakespeare (yang disederhanakan).” Disebutkan dalam pembukaan sebagai pertunjukan “yang belum pernah terjadi dalam sejarah teater.” Dalam waktu kurang dari dua jam, tiga orang pria menampilkan keseluruhan dari 37 drama besar dari penyair tersebut; dan mereka melakukannya dengan perilaku gila-gilaan yang hiruk pikuk. Drama itu adalah puncak dari 20 tahun komedi pendek improvisasi oleh empat Brits of The Reduced Shakespeare Company. Selama bertahun-tahun mereka mengurangi drama-drama si penyair itu ke dalam unsur-unsur dasar saja, yang tampaknya meliputi acara masak memasak, sepakbola dan rap. Dalam pertunjukan perdana di College Place, seluruh peranan (pria dan wanita) dimainkan oleh Adam Lombard, Rudy Scott dan Erich Dorzab. Lombard yang berjingkrak-jingkrak dengan rambut 144 palsu dan rok itu sendiri adalah sesuai dengan harga tiket masuknya. Satu catatan penting: Meskipun anda membenci Shakespeare, anda masih akan menikmati drama ini. Kekuatan komedinya terletak pada nada olok-olok dan penggunaan secara seenaknya ungkapan-ungkapan klise si penyair. Tampaknya, anda akan tertawa pada humor di panggung yang anda tonton sementara anda membaca karya-karya Shakespeare yang lebih tidak masuk akal. Dan jika anda sesungguhnya terjaga lebar ketika pelajaran bahasa Inggris di SMA, anda akan lebih menikmati kegilaan ini. Keberhasilan “Karya Lengkap …” ini terletak pada beberapa hal. Karena naskahnya didasarkan pada improvisasi, maka pertunjukan ini berimajinasi bebas dan amat menggelikan. Saya tidak membayangkan bahwa “Romeo dan Juliet” dapat melibatkan Darth Maul, Nirvana dan pisau karet. Memanfaatkan kebebasan ini, para pemeran menuliskan kembali bagian dari naskah yang asli didasarkan atas imajinasi mereka. Saya menemukan kemudian bahwa beberapa bagian favorit saya adalah kesalahan pada saat latihan yang mereka masukkan ke dalam pertunjukan. Ketiga pemeran tersebut memiliki penguasaan yang baik tentang waktu, dan koreografi mereka sangat hidup. Drama ini menggunakan banyak komedi kasar dan fisik, yang sangat mudah dilakukan dengan buruk. Para pemeran ini memainkannya dengan baik, khususnya ketika pertarungan dengan pedang dan pertandingan sepak bola. 145 Drama ini sangat mudah dipahami oleh penonton masa kini karena drama ini menggabungkan gaya komedi masa kini, ditambah dukungan dan dialog abad ke-20. Dengan melibatkan penonton, para pemain sering menuju ke penonton, maka, untuk dapat menikmati kelucuannya, pastikan anda memperoleh tempat terdepan. Belilah tiket segera juga, karena tempat duduknya terbatas. Singkatnya, “Karya Lengkap William Shakespeare (yang disederhanakan)” adalah drama yang belum pernah anda saksikan sebelumnya. Menghadiri sebuah pertunjukan teater dengan suatu harapan adalah selalu berbahaya, tetapi saya bisa katakan aman jikalau anda masuk ke dalam teater Erich, Rudy dan Adam, sepanjang anda mengharapkan yang tidak diharapkan.” Brian Bell, penulis film, The Collegian. “Saya yakin bahwa siapapun yang memiliki gagasan untuk menggabungkan karya-karya lengkap Shakespeare ke dalam sebuah drama akan menghadapi tentangan keras “Tidak!” oleh perusahaan-perusahaan teater di seluruh dunia barat. Bayangkan dalam setiap dua setengah jam pertunjukan, dikalikan dengan 37 drama, semuanya jadi satu. Ya ampun. Itu bahkan tidak termasuk segudang puisi oleh Shakespeare. “Barangkali karena keputusasaan—atau sinisme—tidak mampu menemukan seorang sutradara bagi Karya Lengkap yang sungguh-sungguh, maka drama "Karya Lengkap ..." muncul, selama 1 jam 45 menit penuh dengan cekikikan dan tertawa terbahak-ba146 hak. Adam Long, Daniel Singer dan Jess Winfield menulis komedi luar biasa ini, dan produksi ini disutradarai oleh mahasiswa WWC Dan Lounsbury. Di panggung, ketiga pemain menggunakan pakaian ketat “menyebarkan kata-kata suci dari si penyair kepada orang banyak.” Erich Dorzab, Adam Lombard, dan Rudy Scott sangat lancar dalam improvisasi mereka— talenta yang amat penting karena banyaknya interaksi dengan penonton—dan kemampuan mereka untuk menyelinap ke belakang panggung dan muncul kembali beberapa saat kemudian sebagai tokoh yang berbeda dan sangat lucu. Ketiga orang ini bahkan telah menguasa aksen Skot ketika memainkan MacBeth (oh lihat air ludah beterbangan!). Sebagian besar kritikus merasa mereka tidak melakukan tugas mereka dengan benar jikalau mereka tidak menyebutkan satu titik yang salah dalam sebuah produksi yang mereka nikmati seluruhnya. Saya bukan kritikus seperti itu. Saya duduk selama dua jam dan saya melihat dua kali sebelum dipertunjukkan secara profesional di Piccadilly Circus oleh the Reduced Shakespeare Company—dan tertawa pada setiap bagian sekeras saya tertawa di London. Barangkali ketika para pemain meminta maaf sebelum dan sesudahnya, itu adalah latihan kostum yang tidak sempurna di panggung. Saya tidak pernah memperhatikannya. Sebaliknya, saya duduk di kursi dan menghapuskan air mata karena tertawa terlalu keras.” Chelsey Ham, Penulis Film, The Collegian. Pertunjukan itu menimbulkan keprihatinan di 147 kalangan fakultas di Walla Walla College. Berikut ini adalah email-email yang berhubungan dengan pertunjukan tersebut. Demi kemudahan, pengirim email akan diberi nomor. Pengirim #1 kepada Pengirim #2 Saya berpikir untuk menanggapi ini dengan tanggapan umum ke seluruh anggota (kampus) namun saya kira pertama-tama saya akan mengirim tanggapan ini langsung kepada anda dengan beberapa pikiran (dan juga kepada beberapa orang lain). Saya kita pertanyaan utama saya adalah berhubungan dengan kriteria yang digunakan oleh jurusan drama WWC untuk menentukan isi drama WWC. Sementara ada beberapa contoh isi yang dapat saya komentari dari beberapa tahun yang lain (seperti pertunjukan di kapel tahun lalu), saya di sini hanya berfokus pada drama baru yang sedang anda kerjakan. Singkatnya, perhatian saya adalah masalah kriteria untuk isi. Inilah yang mengganggu saya—Kampus pernah dibawah pengawasan beberapa tahun yang lalu tentang bagaimana kita menyelenggarakan segala sesuatu di sini. Dewan meminta WWC untuk secara khusus menjawab beberapa keprihatinan itu. WWC menjawab dengan laporan Komite Tanggapan Komisi, yang mengatakan pada hlm. 18: “Dengan alasan ini, kami benar-benar meminta maaf karena tidak selalu berhasil dalam pendidikan rohani bagi para mahasiswa kami. Kami ingin meyakinkan dewan tentang komitmen dan 148 kasih kami kepada Alkitab, tulisan-tulisan Ellen White, dan keyakinan-keyakinan gereja kita.” Saya dan hampir seluruh fakultas di WWC setuju bahwa isi dari laporan komisi tersebut akan membantu memperbaiki baik citra dan cara kerja di dalam WWC. Beberapa orang berkomentar, seperti yang dikutip di atas, yang sangat menarik perhatian saya, karena komentar-komentarnya adalah pernyataan keras. Tetapi apakah kita bersungguh-sungguh? Apakah kita benar-benar “kasih kepada tulisan-tulisan Ellen White” sementara kita mengabaikannya? Ada petunjuk khusus dalam tulisan-tulisan ilham yang memungkinkan kita menjawab pertanyaan tentang kriteria isi. Banyak pernyataan tentang hal-hal positif yang dapat kita lakukan, dan sedikit pernyataan tentang hal-hal yang seharusnya tidak kita lakukan. Pengumuman khusus yang anda sebarkan berhubungan dengan isi khusus yang telah dibahas sebelumnya. Sementara saya akan memilih untuk membahas masalah kriteria isi yang positif, pengumuman khusus ini memaksa saya untuk memikirkan tentang mengapa kita melakukan hal-hal yang dinasehatkan agar kita tidak melakukannya? Berikut ini hanyalah dua dari beberapa nasehat seperti itu: Tentang memberi ilustrasi pada karya sastra kita, ia menulis: Lihatlah, bait suci Tuhan berdiam bersama manusia. Dan Ia dengan penuh kasih karunia turun untuk berdiam di antara mereka. Biarlah orangorang yang menyampaikan kebenaran pada masa 149 kini berdoa dengan sungguh-sungguh agar diberi kemampuan untuk mengetahui hal-hal rohani secara jelas. Biarlah mereka menjadi iri dengan tulus demi kehormatan Tuhan Allah semesta alam. Biarlah mereka melihat dosa dari memuji-muji orangorang seperti Shakespeare, meminta perhatian bagi orang-orang yang kehidupannya tidak memuliakan Tuhan atau menyatakan Kristus.” Tentang penerbitan satu artikel tentang Shakespeare: “Saudara-saudara, marilah kita menggunakan akal budi kita. Dalam berbagai cara kita sedang menjauh dari Tuhan. Oh betapa saya merasa malu tentang edisi Signs of the Times baru-baru ini! Pada halaman pertama ada sebuah artikel tentang Shakespeare, seorang manusia yang mati beberapa hari setelah pesta pora mabuk-mabukan, kehilangan nyawanya melalui pemanjaan selera yang salah. Dalam artikel ini dikatakan bahwa ia melakukan banyak pekerjaan yang baik. Manusia dipuji-puji. Perkara benar dan salah diletakkan pada tingkatan yang sama, dan diterbitkan di dalam sebuah tulisan yang digunakan oleh umat kita untuk menyampaikan pekabaran malaikat ketiga kepada banyak orang yang tidak dapat dijangkau oleh Firman yang dikhotbahkan. Publikasi artikel ini menyebabkan saya tidak bisa tidur. Saya menjadi sangat tertekan. Jikalau saudara-saudara kita tidak cukup mampu melihat kejahatan dari segala perkara ini, kapankah mereka akan mampu? Mengapa mereka tidak dapat memahami na150 da dari perkara seperti ini? Kita harus berdiri di tempat kebenaran kekal yang tinggi. Ujung pedang kebenaran tidak boleh ditumpulkan. Kita harus mengambil langkah yang lurus, menggunakan kebenaran sebagai pembelah yang perkasa, untuk memisahkan dari dunia orangorang yang akan berdiri sebagai umat Tuhan yang istimewa.” Jikalau Nyonya White menulis tentang penggambaran tempat kelahiran Shakespeare dan publikasi artikel umum tentang dia, apakah menurut anda yang akan dikatakannya tentang dramanya? Apakah Nyonya White akan meminta WWC untuk “menggunakan akal budi kita?” Apakah ia akan berkomentar seperti di atas? Ataukah ia akan menulis seperti para kritikus: “Lombard yang berjingkrak-jingkrak dengan rambut palsu dan rok itu sendiri adalah sesuai dengan harga tiket masuknya,” atau “imajinasi bebas dan sangat lucu.” Saya tidak tahu bagaimana “Romeo dan Juliet” dapat melibatkan Darth Maul, Nirvana dan pisau karet.” Saya meminta pemikiran anda tentang masalah kriteria isi. Dan jikalau saya telah melupakan sesuatu di sini, atau saya bahkan bukan orang yang tepat di bidang ini, tolong beri tanggapan segera, sebelum saya mengirimkan sesuatu seperti ini ke kampus secara umum. Terima kasih, Pengirim #1 10/11/01, 05:46 sore Pengirim #2 kepada Pengirim #1 Di tahun 1950-an, ketika Washington Mission151 ary College masih berlokasi di Distrik Columbia, seorang mahasiswa seminari yang masih muda dan istrinya menghadiri acara "An Evening with Shakespeare" (Satu malam bersama Shakespeare). Acara ini menampilkan Basil Rathbone dan Fay Emmerson yang membacakan bagian-bagian pilihan dari karya si penyair tersebut. Tidak ada kostum atau panggung—hanya dua tempat duduk, beberapa lampu dan pertunjukan yang menyetrum penonton. Pengalaman ini menjadi titik balik dalam kehidupan di pendeta muda ini. Di sana ia memutuskan bahwa sejak itu dan selanjutnya ia tidak ingin berkhotbah PADA orang-orang, melainkan menyampaikan kasih dan kemurahan Tuhan yang menyelamatkan KEPADA orang-orang. Ia segera menyingkirkan mimbar, karena menganggap itu sebagai pembatas antara dirinya dan jemaatnya—sebuah tindakan yang berani dan inovatif pada saat itu sehingga membuat marah ketua majelis dan menolak untuk memindahkan mimbar tersebut. Saat ini, hal ini adalah praktek yang biasa. Mahasiswa seminari muda ini kemudian menjadi pendeta bagi dua gereja MAHK terbesar di dunia—Sligo dengan 3000 anggota di tahun 1950-an dan 1960-an, dan Gereja Kampus Loma Linda dengan lebih dari 7000 anggota. Ia menjadi ketua konferens dan presiden Columbia Union College selama 8 tahun. Secara keseluruhan, ia membaktikan sisa 50 tahun hidupnya untuk bekerja bagi gereja, sebelum ia pensiun tahun lalu. Orang itu adalah 152 ayah saya. Saya ingin melihat setiap mahasiswa teologia mengikuti kuliah kelas akting saya dan tampil setidaknya dalam satu drama selama kuliah di kampus. Saya percaya mereka secara khusus perlu memahami apa yang sangat dipahami oleh Kristus—bagaimana menjangkau orang, membawa mereka kepada pekabaran keselamatan dengan kisah-kisah dan perumpamaanperumpamaan yang menghibur. Memainkan satu peran adalah juga cara yang amat berharga untuk memahami cara pandang orang lain. Tidak berarti bahwa kita harus menerapkan cara pandang orang tersebut, tetapi setidaknya kita bisa mulai memahami mereka. Itulah salah satu keindahan Perjanjian Lama. Tuhan menjangkau umatNya dan menemui mereka di tempat mereka berada—penuh kesalahan, mementingkan diri sendiri, dan berdosa. Sejak Peristiwa 11 September menjadi lebih mendesak bahwa kita belajar memahami orang lain yang tidak berpikir seperti cara kita—bukan karena kita ingin menjadi seperti mereka, melainkan bagaimana lagi cara untuk pernah menjangkau mereka dengan kabar kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan? Ketika membaca pesan anda, saya bertanya-tanya bagaimana mungkin kita menemukan titik persamaan yang memungkinkan kita berkomunikasi satu sama lain. Saya khawatir bahwa kita akan selamanya mendekati perkara ini dari dua kutub yang berlawanan. Sementara saya mungkin tidak setuju dengan anda, ketahuilah bahwa saya akan selalu dengan sema153 ngat membela hak anda untuk menyatakan keyakinan anda. Bagaimanapun, kita bukan orang-orang Taliban! Saya memiliki tulisan editorial oleh Milton C. Wilcox pada tanggal 9 Juli 1902 yang terbit dalam Signs of the Times, dan saya juga memiliki tulisan tanggapan White dari Counsels to Writers and Editors, hlm. 172-176 (bacaan wajib dalam kelas penulisan skenario saya dan kelas Sejarah Teater). Bagi saya, ini serupa dengan editorial yang muncul dalam The Gleaner, tentang William Shakespeare. Publikasi resmi gereja bukanlah forum yang benar untuk artikel seperti ini dan saya setuju dengan White bahwa “Semoga Tuhan mengasihani pemahaman kita jikalau kita tidak memiliki makanan yang lebih baik untuk diberikan kepada kawanan domba Tuhan.” Namun ia tidak menyarankan agar orang tidak mempelajari karya-karya Shakespeare, khususnya dalam situasi akademik. Anda mungkin tertarik untuk mengetahui semakin bertumbuhnya pertentangan tentang siapa sesungguhnya yang menulis karya-karya lengkap Shakespeare. Di tahun 1992, sebuah Alkitab Jenewa, milik Earl of Oxford yang ke-17, ditemukan di perpustakaan Folger Shakespeare. Banyak bagian yang digarisbawahi dilacak kembali kepada kutipan-kutipan langsung di dalam karya Shakespeare, "The Marginalia of Edward de Vere's Geneva Bible: Providential Discovery, Literary Reasoning and Historical Consequence," yang di dalamnya ia membahas pentingnya penemuan ini bagi perdebatan tentang pengarang 154 dan semakin banyaknya bukti bahwa siapapun yang menulis drama-drama tersebut, sesungguhnya berkenaan dengan masalah-masalah rohani… Terima kasih karena memberi saya kesempatan untuk menanggapi khususnya pertanyaan anda tentang kriteria yang kita gunakan dalam perencanaan musim pertunjukan Drama WWC kami. Perenungan yang seksama dilakukan dalam pemilihan acara-acara kami sehingga memungkinkan drama digabungkan ke dalam misi akademik dan misi kudus sekolah ini. Seluruh drama yang ditampilkan di kampus ini diteliti dan diedit bagi isi yang mungkin tidak layak. Jurusan komunikasi dan jurusan Inggris bekerja sama untuk menjamin bahwa kami menyeimbangkan kebutuhan untuk memberikan pendidikan seni yang liberal yang, pada saat yang sama, tetap konsisten dengan pernyataan misi sekolah. Sebagaimana yang saya sampaikan tahun lalu di kapel, ketegangan yang ada antara sebuah “sistem” seperti gereja dan imajinasi manusia yang mendukung bentuk-bentuk kehidupan dan pertumbuhan yang baru, bukanlah sesuatu yang baru. Saya melihat acara drama mengisi sebuah peranan penting dalam menyediakan katalisator bagi pertumbuhan dan pembaharuan di kampus ini. Menulis atas nama Ellen G. White Publication di tahun 1971, W. P. Bradley menunjukkan, “Tentang pelajaran sastra, Ellen G. White dengan tegas menyatakan bahwa pencarian pengetahuan dalam karya sastra tidak boleh dilarang (CT 155 19, 136). Kami menginginkan agar orang muda supaya cukup berbudaya dalam berbagai bidang dan dalam kasih karunia sosial sehingga mereka keluar dari sekolah-sekolah kita bukan sebagai orangorang yang membosankan dan tidak tahu apaapa.” Sekali lagi, terima kasih karena sudah menyediakan waktu untuk menghubungi saya tentang keprihatinan anda. Saya tidak berhadap anda akan tertarik untuk bekerja sama dengan saya untuk mengembangkan suatu mata kuliah teknik tentang konstruksi pemasangan? Saya menunggu tanggapan anda. Salam, Pengirim #2.10/11/01, 07:10 malam. Hampir tidak tampak bahwa penulis ini sedang membicarakan Walla Walla College, sesungguhnya ia tinggal lima blok dari sekolah dan tidak mungkin tidak mengetahui tentang apa yang sedang terjadi di sana. Tidak diragukan lagi, orang-orang yang tinggal di dekat sekolah-sekolah Divisi Amerika Utara kita (sesungguhnya banyak dari sekolah-sekolah dan gereja-gereja kita di Amerika Utara) dapat mengungkapkan banyak hal tentang drama. Namun ada harapan bagi sekolah-sekolah kita, di tahun 2000, 102 mahasiswa Walla Walla College menjadi misionaris mahasiswa di seluruh dunia. Mungkinkah bahwa para misionaris mahasiswa ini akan segera menggantikan drama dengan “kesalehan mula-mula”? 156 IV—KESIMPULAN Tulisan ini telah meninjau ulang secara singkat perkembangan drama dari awal mulanya di Eden hingga saat ini, dengan penekanan utama pada masuknya drama ke dalam infrastruktur rumah, sekolah dan gereja MAHK kita dalam 84 tahun terakhir. Kesimpulan ini berisikan dua bagian. Pertama, sebuah daftar dari “beberapa” alasan yang nyata akan kecenderungan ini, dan kedua, beberapa saran bagi pembalikan kecenderungan ini. a. Alasan-alasan Drama Memasuki Gereja MAHK 1. Serial pertunjukan teatrikal di acara TV Faith for Today oleh Fagal berjudul ‘Westbrook Hospital” yang ditayangkan sejak Mei 1950 hingga 1988, menyeret banyak orang di wilayah Divisi Amerika Utara untuk menerima drama sebagai metode sah “mengemas Injil.” Sebagai tambahan, banyak anggota gereja memilih untuk mengabaikan nasehat yang diberikan oleh Ellen White dan kepemimpinan gereja selama lebih dari seratus tahun, menganggapnya kuno (“Itu kan untuk zaman mereka” —pernahkah anda mendengar ini sebelumnya?), atau mereka tidak pernah mengetahui adanya nasehat tersebut. 2. Banyak orangtua dari generasi ‘baby boomers’ (generasi yang lahir pasca perang dunia II, antara tahun 1945-1965) mengizinkan anak-anak mereka 157 terpaku pada televisi. Terdapat kebingungan di kalangan orangtua Advent. “Jangan melawan kehendak anakmu, ia akan rusak seumur hidupnya,” adalah seruan dari generasi Dr. Spock (tokoh dalam serial TV Star Trex). Sementara sebagian orangtua mempertanyakan keputusan beberapa pimpinan di dalam gereja, sekolah, dan penginjil untuk mendorong penggunaan drama, mereka segera memperoleh reputasi sebagai pemecah belah, kritis, dan pembuat masalah. 3. Tidak diragukan lagi, sejarah selalu berulang. Gereja-gereja nominal telah menunjukkan kecenderungan yang ajaib untuk mengikuti jejak kepemimpinan metodologi dunia; Gereja MAHK tidak terkecuali. Pertama, film Injil dengan peranan fiktifnya memasuki gereja, diikuti dengan film-film layar lebar Hollywood, acara olah raga, dan televisi yang didukung oleh VCR/video. Segera kemudian menyusul gerakan pertumbuhan gereja, pengurapan wanita, dan gerakan perayaan (celebration; karangan Vatikan II) dengan kombinasi musik kontemporer, drama, dan Pantekostalisme. Sayangnya, Gereja MAHK tampaknya mengikuti jejak gereja-gereja nominal tersebut. Tak lama setelah gerakan perayaan, yang berpusat di Konferens Oregon di akhir tahun 80-an dan awal 90-an, drama tampak bermunculan di mana-mana. Sebuah tinjauan dari tulisan-tulisan Uni menunjukkan, bahkan kepada pembaca selintas sekalipun, banyaknya kelompok-kelompok akting di dalam 158 gereja-gereja dan sekolah-sekolah kita. Saat ini, untuk menentang drama adalah hampir sama dengan menentang keibuan dan pia apel. Setiap orang yang mau membaca buku Joe Crew, Creeping Compromise dan Reap the Whirlwind, dari Amazing Facts, akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kompromi-kompromi yang telah terjadi di dalam Gereja MAHK. 4. Sebagian orang mengaku bahwa metodemetode lama penginjilan khusus Sabat pagi dan kelas pelajaran Sekolah Sabat tidak lagi berhasil. Orang muda tidak mempelajari pelajaran mereka dan tidak tertarik mempelajari Alkitab dengan menggunakan pelajaran Sekolah Sabat. Ketika pendekatan-pendekatan “tradisional” pada acara Sekolah Sabat digunakan, orang-orang muda tidak kembali. Maka, pendekatan-pendekatan baru diperlukan, metode-metode ini meliputi penggunaan drama untuk menghibur, dan penyegaran untuk membujuk mereka datang pada hari Sabat pagi. 5. Guru-guru Sekolah Sabat menemukan bahwa sedikit orangtua mengadakan kebaktian keluarga dan lebih sedikit lagi yang mendorong anak-anak mereka agar melakukan kebaktian pribadi setiap hari secara teratur. Survei akhir-akhir ini dalam divisi yang lebih rendah menunjukkan bahwa bahkan lebih sedikit orangtua yang mempelajari pelajaran Sekolah Sabat bersama anakanak mereka bahkan satu kalipun dalam seminggu. 159 6. Sekolah-sekolah dasar, akademi, dan universitas kita meluluskan pelajar yang tampaknya semakin sedikit mengetahui perkembangan sejarah keyakinan MAHK. Mereka mungkin tidak diajarkan tentang hal ini atau tidak mendengarkan pekabaran “masa kini” yang unik dari Gereja MAHK di dalam rumah tangga, mimbar gereja atau sekolah-sekolah mereka. Ini terbukti dari kurangnya pengetahuan yang ditunjukkan oleh lulusan akademi dan SMA kita. Akibatnya, beberapa orangtua dan banyak orang muda melihat sedikit perbedaan antara lembaga pengajaran kita dengan sekolah-sekolah sekuler dunia. Di tahun 1986, Perusahan Seltzer Dailey diminta untuk mengadakan penelitian tentang sikap anggota MAHK tentang lembaga pendidikan kita. Survey dikirimkan kepada anggota secara umum, pendidik, pelajar, dan pendeta. Penemuan tentang sikap dari orang-orang MAHK di bawah usia 25 tahun ini perlu direnungkan: - Kurang yakin tentang pentingnya pendidikan Advent. - Pendapat lebih rendah tentang kualitas akademik dari sekolah/universitas Advent kita. - Pendapat lebih tinggi tentang kualitas dari sekolah/universitas negeri. - Berkomentar keras tentang sekolah/universitas tempat mereka belajar.—Seventh-day Adventist Education, Planning Research: Preliminary Findings, hlm. 50. 160 7. Banyak orang muda yang begitu terpengaruh oleh industri hiburan, sehingga pelajaran Alkitab dan gereja tampak bodoh dan membosankan. Maka, mereka lebih tertarik pada gaya perbaktian perayaan (celebration) dengan musik dan dramanya. 8. Saat ini, orang muda kita dikelilingi dan ditelan oleh materialisme (teori filsafat yang menganggap materi atau zat sebagai dasar segala sesuatu) yang merasuki budaya Barat dan relativisme (paham bahwa baik buruknya tindakan tertentu tergantung dari sikap masyarakat atau orang tertentu terhadap tindakan itu) yang telah menyusupi banyak jalan kehidupan mereka. Bersama dengan aliran-aliran ini datanglah kekaburan tentang kemutlakan Alkitab. 9. Pandangan “higher criticism” telah menguasai setiap lembaga pendidikan sekuler dan sebagian besar jurusan teologia universitas di Amerika Utara. (Pernyataan ini disahkan dalam buku Receiving the Word oleh Samuel Koranteng-Pipim, (Berrien Books, PO Box 195, Berrien Springs, MI, 1966). Mahasiswa yang lulus dari lembaga-lembaga yang mengajarkan metode “higher critical” (kritis dalam tingkatan lebih tinggi) dalam menafsirkan Alkitab segera akan menerima dan menguraikan konsep-konsep ini. Mereka diajarkan bahwa dokumen-dokumen ilham Gereja MAHK—yaitu Alkitab dan Roh Nubuat, mendapat pengaruh bu161 daya. (Pembaca akan lebih memahami sepenuhnya tentang apa yang diajarkan kepada orang muda di usia universitas setelah membaca buku oleh Alden Thompson berjudul Hard Questions, Honest Answers (Pertanyaan-pertanyaan sulit, jawaban-jawaban jujur) Haggerstown, MD, Review and Herald. Thompson adalah seorang pengajar di jurusan teologia di Walla Walla College. Silakan bandingkan buku Thompson tersebut dengan buku Issues in Revelation and Inspiration, disunting oleh Frank Holbrook dan Leo Van Dolson (Berrien Springs, MI, Adventist Theological Society Publishing). Tidak lama setelah mahasiswa diajarkan konsep-konsep yang dijabarkan di dalam buku Thompson, mahasiswa ini tidak akan percaya lagi kepada tonggak-tonggak kebenaran yang disampaikan oleh ilham ilahi kepada para pionir kita. Ungkapan klise yang umum adalah “Konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh para pionir MAHK adalah “dipengaruhi secara budaya” oleh Zaman Victoria, yang ditetapkan bagi zaman mereka, tetapi bukan untuk masa kini.” Sebagai akibatnya, mereka telah menggenapi sendiri pandangan nubuatan yang diberikan kepada kita oleh Ellen White lebih dari seratus tahun yang lalu. Dan janganlah kiranya ada keraguan bahwa ini sedang terjadi saat ini. Dalam sebuah tulisan yang diserahkan kepada penulis, buktinya adalah jelas. Tulisan ini dapat dibaca pada Lampiran 34. 162 10. Dengan tulisan A.L. White yang beredar setelah tahun 1963 dan posisi liberal yang diambil oleh komite di tahun 1975 dalam Tuntunan bagi Kegiatan-kegiatan Kompetisi dan Drama, kepemimpinan MAHK menyerah kepada para pemilihnya. 11. Sebagian orang mengatakan bahwa drama di zaman Ellen White adalah lebih kasar, vulgar dan cabul dibandingkan dengan sekarang. Tetapi John H. Hancock mematahkan pendapat itu dengan mengatakan: Memang, [drama] cukup jahat di masa itu, namun apakah yang akan dikatakan oleh hamba Tuhan tentang gambar bergerak saat ini dan produksi-produksi panggung New York? Kecabulan, kekasaran, sodomi, seks dan kekerasan digambarkan jauh melampaui drama-drama di panggung di zaman Nyonya White.—Hancock, hlm. 8. 12. Meski kedengaran sedikit mengulang, “What’s Right About Drama?” (Apakah yang Benar tentang Drama) menolak beberapa alasan lain bagi drama memasuki rumah, sekolah dan gereja kita. Lihat Lampiran 35. b. Saran-saran untuk Mengakhiri Drama di dalam Gereja MAHK Bagaimanakah Cara Melibatkan Generasi Muda dalam Misi Gereja? 163 Tindakan Positif terhadap sebuah Catatan Negatif: Mereka adalah bagian dari generasi komputer, jenis baru yang membutuhkan pendekatan-pendekatan dan metode-metode baru. Banyak yang telah mengatakan kepada kami bahwa mereka ingin meletakkan iman mereka dalam perbuatan, tetapi mereka tidak tahu bagaimana caranya. Mereka tidak mengetahui alasan-alasan di balik ajaran-ajaran gereja. Mereka hanya sedikit mengetahui sejarah Gereja Advent. Mereka mengatakan bahwa mereka ingin ditantang ketika mereka datang ke gereja, bukan mendengarkan gagasan-gagasan lama yang sama setiap saat,” kata Royson James dalam “Cityscapes,” yang berjudul “Dear Pastor” (Pendeta Yang Terhormat) dalam Review Edisi Dunia, bulan Mei 1999. Tetapi bagaimanakah kita merancang pendekatan-pendekatan dan metode-metode baru bagi “Generasi komputer” ini jikalau mereka “hanya sedikit saja mengetahui sejarah Gereja Advent” dan tidak mau “mendengarkan gagasan-gagasan lama yang sama setiap saat” yang disampaikan kepada para pionir kita? Mereka adalah seperti kisah Ahimaas, anak seorang imam sebagai pembawa kabar (saudara jauh Harun, imam besar pertama), sahabat Raja Daud, dan kemudian anak menantu Raja Salomo. Kisah ini dicatat dalam 2 Samuel 18:19-33. Ketika Absalom terbunuh, Ahimaaz meminta Yoab apakah ia boleh lari 164 membawa pesan kepada Raja Daud. Yoab mengatakan tidak, dan mengirim orang Etiopia yang mengetahui fakta itu. Ahimaas meminta lagi, dan Yoab membiarkan ia lari. Ahimaas berlari lebih cepat daripada orang Etiopia, namun ketika ia tiba, ia tidak membawa pesan. Apakah perbedaannya jikalau seribu pendekatan dan metode dirancang agar para Generasi komputer ini terlibat di dalam misi gereja MAHK jikalau mereka tidak memiliki pekabaran apapun? 1. Ajarlah Generasi Muda tentang Sejarah Advent dan Kebenaran-Kebenaran Masa Kini: Agar generasi muda saat ini melayani gereja, mereka perlu mengetahui pekabaran yang ingin mereka sampaikan. Banyak dari generasi ini, pria dan wanita muda—sebagian akan menjadi pemimpin kita di masa depan, tidak memiliki pengetahuan yang jelas tentang sejarah Advent dan misi gereja kita. Hampir 80 % dari orang muda kita meninggalkan gereja. Apakah saat ini terlalu terlambat bagi mereka? Apakah saat ini terlalu terlambat untuk mengisi kekurangan pengetahuan ini? Beberapa tahun yang lalu saya menghadiri sebuah acara pemakaman dari seorang mantan anggota sekolah Sabat orang muda yang saya ajar. Ia mati tertembak dalam keadaan kacau setelah kehilangan arah di dalam hutan belantara musik populer dan obatobatan. Saya menjadi sangat sedih dan bersalah atas kehilangan nyawa orang muda ini, namun saya tidak 165 siap bagi banyak mantan anggota kelas orang muda yang memenuhi gereja untuk memberi penghormatan terakhir mereka—belasan orang muda, sebagian besar dari mereka tidak pernah menginjakkan kaki di gereja kami selama bertahun-tahun. Kami berpelukan, saling menghibur satu sama lain, kami menguburkan rekan muda kami, kemudian kami berpisah, tidak menemukan persamaan setelah berbagi begitu begitu banyak selama waktu yang begitu lama. Apakah ini jenis pekerjaan yang anda inginkan, Pendeta [orangtua, guru, pimpinan lembaga]? Apakah benar-benar menjadi keinginan anda untuk menjadikan orang muda bergairah tentang Kristus dan gerejaNya? Jika demikian, hasil-hasil yang mulia menanti anda. —Royson James, Review. 2. Hentikan Gaya Perbaktian Perayaan (Celebration) dan Dukungan Willow Creek Sementara kepemimpinan Divisi Amerika Utara telah mengetahui bahwa sebagian besar generasi muda kita meninggalkan gereja melalui pintu belakang, apakah yang telah dilakukan oleh kepemimpinan gereja untuk mendapatkan mereka kembali? Mereka telah memasukkan ke dalam gereja kita metode pertumbuhan gereja Willow Creek (sebuah gerakan Protestan sesat) yang meliputi gaya perbaktian perayaan dengan musik rock Kristiani kontemporer, drama, dan Dispensasionalisme (hukum Moral dipakukan di kayu salib). Dan apakah hasilnya? 166 Lebih dari tujuh gereja gaya perayaan MAHK telah masuk ke dalam denominasi kita, dan tentu lebih banyak yang akan mengikuti. Beberapa mengabaikan masalah-masalah teologia (seperti Sabat, keaslian Roh Nubuat, otoritas gereja, dll.), dan yang lain mengabaikan persepuluhan. Anda akan segera memahami ke mana gerakan pertumbuhan gereja ini membawa kita ketika anda membaca buku Samuele Bacchiocchi berjudul The Sabbath Under Crossfire. Orang-orang seperti Dale Ratzlaff, umat MAHK generasi ketiga, pendidik, pendeta, dan pemelihara hari Sabat, dalam bukunya Sabbath in Crisis, menyerang Sabat hari ketujuh dengan bergabung dengan teologia Dispensasionalisme dan Teologia Perjanjian Baru. (Teologia Dispensasionalisme memiliki ajaran bahwa sejarah keselamatan berkembang tahap demi tahap, sesuai dengan pembagian waktu oleh Allah, didasarkan atas pandangan-pandangan John Nelson Darby, 1800-1882) Dan seorang mantan pendeta gereja perayaan MAHK, Clay Peck, yang sekarang melayani sebagai pendeta senior di Jemaat Grace Place, di Berthoud, Colorado, telah bergabung dengan Ratzlaff. Buku Peck berjudul New Covenant Christians. Barangkali perkembangan akhir-akhir ini adalah kegenapan dari sebuah pernyataan dari The Great Controversy hlm. 608 (Kemenangan Akhir): Sementara topan mendekat, sejumlah besar kelompok yang telah mengaku beriman kepada pe167 kabaran malaikat ketiga, namun tidak dikuduskan melalui penurutan kepada kebenaran, mengabaikan kedudukan mereka, dan bergabung dengan kelompok penentang. Dengan bergabung dengan dunia dan mengambil rohnya, mereka telah memandang perkara-perkara dalam terang yang hampir sama; dan ketika ujian tiba, mereka siap memilih sisi yang mudah dan populer. Orang-orang bertalenta dan berkedudukan yang menyenangkan, yang sebelumnya bersukacita dalam kebenaran, menggunakan kuasa-kuasa mereka untuk menipu dan menipu dan menyesatkan jiwa-jiwa. Mereka menjadi musuh yang paling sengit dari saudara-saudara mereka sebelumnya. Ketika pemelihara hari Sabat dihadapkan kepada pengadilan untuk membela iman mereka, orang-orang yang telah sesat ini adalah agen-agen Setan yang paling efisien untuk memberikan gambaran yang salah dan untuk menuduh mereka, dan melalui laporan-laporan yang palsu dan sindiran-sindiran mempengaruhi penguasa untuk melawan mereka. 3. Adakan Penelitian Mengapa Generasi Muda Meninggalkan Gereja Advent: Tampaknya, karena sebagian terbesar generasi muda tidak diajarkan suatu pengetahuan tentang Sejarah Advent atau pekabaran kebenaran masa kini di dalam rumah tangga, gereja, dan sekolah, apakah yang dapat dilakukan? Apakah kita siap untuk kehilangan sebagian terbesar dari gene168 rasi selanjutnya? Semoga tidak terjadi! Sebuah penelitian yang mendalam dan menyeluruh harus diadakan untuk menentukan mengapa “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” (Hosea 4:6). Ini bukanlah perburuan tukang sihir, melainkan demi keberlangsungan Gereja MAHK. Penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh kepemimpinan saja. Gelombang besar harus berasal dari keimamatan orang percaya, anggota di dalam gereja, yang harus memulai suatu penelitian tentang bagaimana menyelamatkan orang muda kita. Dalam dunia email dan mesin fax saat ini, perkara ini dapat dilakukan dengan cepat dan berhasil. Tuhan menolong kita!! Tindakan Positif terhadap Catatan Positif: Tidak diragukan lagi, generasi yang dibesarkan dengan komputer adalah sangat memahami tentang perangkat lunak dan perangkat keras. Anak lelaki saya baru berusia 10 tahun ketika kami memiliki komputer untuk pertama kalinya, dan dalam beberapa hari saja ia dapat mengetahui apa yang bagi saya memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyerapnya. Sekarang anak-anak menekan tombol-tombol keyboard komputer sebelum usia sekolah. Komputer menjadi sesuatu yang wajib di banyak bidang usaha. Jika menurut anda tidak, ingatlah kembali tentang persiapan untuk 169 mencegah krisis Y2K (yaitu, krisis yang diperkirakan akan terjadi dalam teknologi komputer menjelang pergantian abad 20 menuju abad 21). Dan banyak orang menggunakan komputer dan internet untuk menyampaikan kepada dunia pekabaran akhir zaman yang diberikan Tuhan kepada Gereja MAHK. Salah satu organisasi itu adalah TAGnet.org yang terletak di Mountain View, California. Kepala surat pada Newsletter bulan Juli-Agustus 1999 berbunyi: “TAGnet adalah singkatan dari Three Angel Global Networking (Jaringan Sedunia Pekabaran Tiga Malaikat) dan adalah organisasi yang dijalankan oleh sekelompok orang MAHK yang rindu menggunakan teknologi komputer untuk kepentingan kemanusiaan. TAGnet adalah anggota ASI. Tujuan kami bukanlah sebagai badan penerbit namun untuk memberdayakan dan memperkuat organisasi-organisasi yang berusaha melayani kemanusiaan dalam berbagai cara.” 1. Dorong Acara-acara yang Memanfaatkan Talenta Orang Muda Kita: Inilah saatnya untuk mendorong dan menunjukkan kepada orang muda kita bagaimana menggunakan talenta-talenta pemberian Tuhan dalam teknologi komputer untuk menyebarkan kabar baik kedatangan Kristus yang segera. Betapa lebih memuaskan menerima e-mail dari pria dan wanita yang menggambarkan pertobatan mereka kepada Tuhan dan Guru mereka 170 daripada menghapalkan baris-baris kalimat bagi pertunjukan drama teater. Dalam The Gleaner edisi 19 Maret 1999, Jere Patzer, presiden Uni Pasifik Utara, menceritakan peristiwa seperti itu dalam sebuah editorial yang berjudul “Thank-you Heidi, You’re an Inspiration” (Terima kasih Heidi. Anda benar-benar memberi inspirasi). Berikut ini kutipan dari editorial yang paling menghibur tersebut: Beberapa minggu yang lalu, seorang generasi muda yang menarik, profesional, pandai bicara, dan tampaknya sangat setia datang menemui saya di kantor saya. Ia bernama Heidi Halvorson. Ia menceritakan kepada saya pandangannya tentang menjangkau dunia bagi Yesus melalui internet. Dan ia tidak saja berbicara tentang itu! Ia bersiapsiap untuk memulai penyampaian Injil di internet secara interaktif dan dinamis yang dijadualkan untuk dimulai tanggal 3 Mei dengan dukungan penuh dari gerejanya dan orang-orang yang telah dikirim oleh Tuhan untuk menghubunginya. Ia sedang berada dalam perjalanan iman, dan seingat saya, Tuhan telah menyediakan dan memungkinkan dia untuk menggunakan talentanya secara penuh waktu (full-time) “dengan semangat menghubungkan dunia internet dengan kuasa dan pribadi Yesus Kristus melalui penginjilan Alkitab on-line.” Sementara ia menceritakan lebih banyak kesaksiannya yang mencengangkan, saya mengetahui bahwa Heidi telah menghabiskan waktu satu tahun 171 sebagai mahasiswa misionaris. Selama waktu itu, ia mulai secara bersungguh-sungguh belajar Alkitab, membaca seluruhnya hingga 6 kali pada tahun itu, dalam berbagai versi. Seseorang tidak perlu berbicara dengan dia terlalu lama untuk menyadari bahwa ia mengasihi Yesus, GerejaNya, dan misiNya. Kehidupannya yang dibaktikan sepenuhnya tampak jelas membuat sebuah perbedaan. Saya tidak malu mengatakan bahwa Heidi telah memberi saya inspirasi. Betapa menggetarkan melihat seseorang pada awal kehidupan dewasa dan profesionalnya dibaktikan sepenuhnya, itu dimulai dengan menyediakan waktu untuk membaca Firman. Ya, ia memberi pengaruh kepada saya. Saya ragu apakah saya akan dapat membaca Alkitab 6 kali tahun ini, tetapi saya memutuskan untuk membacanya lebih banyak daripada sebelumnya, dan saat ini saya berada di jalur untuk mencapai tujuan itu. 2. Kembangkan Program Raksasa Misionaris Mahasiswa: Pengalaman Heidi sebagai seorang misionaris mahasiswa menunjuk kepada satu cara yang amat penting untuk mengajar kepada orang muda bagaimana “mengemas Injil.” Gereja Mormon didirikan pada saat yang hampir sama dengan Gereja MAHK. Tampaknya kita telah membiarkan orang-orang Mormon mempermalukan kita. Siapakah yang belum pernah melihat dua pemuda berpakaian rapi berkunjung dari rumah ke rumah, membagikan buku-buku 172 bacaan, dan mengadakan pelajaran-pelajaran tentang keyakinan mereka? Mahasiswa-mahasiswa ini dikirim ke seluruh dunia. Sebagai hasilnya, menurut US New and World Report, November 2000, Gereja Mormon adalah gereja yang berkembang amat pesat di dunia. Tidak diperlukan taktik perayaan pertumbuhan gereja Willow Creek di sini. Namun kita bisa menggandakan praktek ini karena kita mendorong wanita dan pria untuk melakukan pekerjaan ini. Bayangkan saja! Ribuan mahasiswa dari setiap universitas Advent di dunia keluar sebagai misionaris-misionaris mahasiswa. Para mahasiswa dapat didorong untuk mengambil bagian—atau mungkin disyaratkan sebagai misionaris mahasiswa, sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka akan memperoleh sejumlah besar kesempatan untuk mengisi kebutuhan yang mendesak di seluruh dunia untuk mengajar bahasa Inggris di sekolah-sekolah bahasa, sekolah rumah mision anak-anak, mengambil bagian dalam penginjilan garis depan, membantu guru-guru sekolah dasar dan menengah, membantu membangun fasilitas yang dibutuhkan, melayani di rumah sakit dan klinik, atau membantu keluarga misionaris di dalam organisasi-organisasi seperti Adventist Frontier Missions (Misi Garis Depan Advent), yang mengirimkan misionaris-misionarisnya ke tempat-tempat yang belum terjamah sebelumnya. Sekali lagi, sebagaimana Dr. Jere Patzer menceritakan tentang Heidi: 173 Sementara ia menceritakan lebih banyak tentang kesaksiannya yang mencengangkan, saya mengetahui bahwa Heidi telah menghabiskan waktu satu tahun sebagai mahasiswa misionaris. Selama waktu itu, ia mulai secara bersungguh-sungguh belajar Alkitab, membaca seluruhnya hingga 6 kali pada tahun itu, dalam berbagai versi. Seseorang tidak perlu berbicara dengan dia terlalu lama untuk menyadari bahwa ia mengasihi Yesus, GerejaNya, dan misiNya. Kehidupannya yang dibaktikan sepenuhnya tampak jelas membuat sebuah perbedaan.—Ibid. Gleaner, Maret 1999. Sementara tentara kecil mahasiswa ini kembali ke kampus-kampus mereka, bayangkan pengaruh rohani, model peran, perubahan sikap dan tujuan dari pria dan wanita muda ini, barangkali sebanyak seperempat dari seluruh jumlah mahasiswa setiap tahun kembali, dan seperempatnya lagi dikirim keluar. Bayangkan saja apa yang bisa terjadi kepada kampuskampus universitas di akhir masa empat tahunnya, ketika hampir setiap mahasiswa telah menjalani sebagai misionaris mahasiswa, kecuali kelas tahun pertama. Jikalau orang-orang Mormon melakukannya, kita harus melakukannya dengan lebih baik! Lagipula, bukankah kita percaya kita memiliki pekabaran terakhir bagi akhir zaman? Atau, apakah kita masih memilikinya? 174 3. Dirikan Kembali Sebuah Organisasi Serupa dengan Missionary Volunteer Society (Masyarakat Sukarelawan Misionaris) yang Sangat Sukses di Masa Lalu: Penulis pernah berkesempatan menghadiri Seminar Orang Muda Dasar dan Lanjutan oleh Bill Gothard, dan juga konferensinya bagi para dokter. Tuan Gothard, atas berkat Tuhan, telah mengembangkan sepasukan tentara orang-orang muda yang telah terlatih dengan baik. Di samping seminarnya, ia telah mendirikan program sekolah rumah yang menghasilkan orang-orang muda yang berdedikasi dan cemerlang yang pergi ke kota-kota dan negara-negara dengan cara hidup yang baru. Kurikulumnya dirancang sehingga seluruh keluarga dapat menjadi pelajar bersama-sama dengan anak-anak mereka. Tujuan program ini adalah untuk melatih seluruh anggota keluarga bagaimana menjadi perkasa dalam roh dengan menjadi bijaksana melalui pemahaman akan prinsip kehidupan alam semesta, menjadi dewasa dengan mengembangkan tabiat saleh, memiliki pengetahuan dengan mempelajari isi akademik yang benar dan relevan, dan dengan sukses menguasai ketrampilan-ketrampilan praktis. Lembaga ini menawarkan pendidikan jurusan hukum jarak jauh dan juga sebuah program yang disebut ALERT, yang mengajar orang-orang muda pengobatan gawat darurat, usaha bangunan, dan sejumlah ketrampilan-ketrampilan praktis lainnya termasuk kelas-kelas magang. 175 Kesempatan-kesempatan terbuka bagi orangorang muda ini di seluruh dunia untuk mengatasi apa yang mungkin belum pernah terbayangkan. Mereka telah menciptakan satu paradigma baru dalam pendidikan. Sebagai gantinya pergi kuliah di kampus untuk mendapatkan pendidikan, mereka menunjukkan kepada para pendidik bagaimana mendidik tabiat. Sebagai gantinya batasan pada praanggapan-praanggapan sekuler, mereka belajar menjadi pemecah masalah yang kreatif dan bijaksana. Melalui serangkaian peristiwa, segera setelah kejatuhan Tirai Besi, Tuan Gothard membawa 300 orang muda dari program sekolah rumahnya ke Rusia. Sementara mengunjungi pejabat-pejabat pemerintahan di Moskow, mereka meminta bertemu dengan Direktur Pendidikan Rusia. Kemudian mereka diberitahu bahwa direktur ini tidak tertarik untuk bertemu dengan orang-orang muda Amerika. Ia tidak terkesan dengan perilaku atau penampilan orang-orang muda Amerika sebelumnya. Karyawannya memberikan pesan kepadanya bahwa orang-orang muda ini berbeda dan ia harus datang dan bertemu dengan mereka. Hasil dari pertemuan itu adalah di luar dugaan. Direktur ini bukan saja terkesan oleh orang-orang muda tersebut, tetapi ketika ia memahami bahwa mereka ingin membantu mendidik prinsip-prinsip tabiat kepada anak-anak di sekolah mereka dan membantu membangun kembali keluarga-keluarga Rusia, sebuah perjanjian tertulis kemudian ditandatangani un176 tuk membuka 2000 sekolah bagi Basic Seminar Youth Ministry (Pelayanan Orang Muda Seminar Dasar). Selain mengajar di sekolah-sekolah, para mahasiswa bertemu di rumah-rumah dengan para orangtua, dan mengadakan pertemuan dengan keluarga-keluarga di tempat-tempat pertemuan di seluruh kota. Para pejabat Rusia sangat terkesan dengan kecemerlangan dan dedikasi para mahasiswa sehingga mereka mengizinkan organisasi ini menggunakan kampus seluas sekitar 1,5 hektar berikut bangunannya untuk mendirikan rumah yatim piatu. Para pejabat juga mempercayakan kepada mereka anak-anak yatim piatu, anak-anak terlantar, dan remaja nakal dan meminta agar mereka dapat melatih ribuan anak-anak jalanan. Ketika Walikota Indianapolis, Stephen Goldsmith, mendengar laporan-laporan tentang kejadian di Rusia, ia meminta organisasi ini untuk memulai program serupa di kotanya. Sebuah hotel berkamar 300 disediakan untuk pusat pelatihan. Undangan-undangan resmi telah berdatangan dari kota-kota lainnya di AS. Konferensi Internasional pertama bagi para Walikota dan Pimpinan Pemerintahan diadakan di tahun 1996. Dalam konferensi tiga hari itu, mereka menangkap visi dari Kota Tabiat dan mengambil konsepkonsep tersebut ke wilayah pemerintahan mereka. Pertumbuhan konferensi dan Kota-kota Tabiat ini 177 adalah hasil langsung dari pengaruh para mahasiswa dan keluarga mereka. Pintu terus terbuka di negara-negara lain, seperti Taiwan, Singapura dan bahkan Cina. Sebuah delegasi terdiri atas 17 pejabat pemerintahan dari ibukota Cina, Beijing, menerima pelatihan di Kantor Pusat Lembaga di Illinois, tentang prinsip-prinsip dan tabiat Alkitabiah dan mereka sangat tercengang dengan apa yang telah mereka pelajari dan dengan orang-orang muda yang bersemangat yang mereka temui. Pimpinan mereka berkata, “Pelatihan ini adalah amat penting bagi bangsa kami. Kami bermaksud hendak mengundang anda untuk datang ke Cina dengan Seminar anda.” Orang-orang muda ini memberi pengaruh karena mereka berbeda, berbeda dalam berpakaian, pilihan musik dan rekreasi mereka, perilaku, kedewasaan, dan perhatian kepada orang lain. Sebagai contoh, seorang anak berusia 14 tahun disekolahkan di rumah dalam program Pendidikan Lembaga ini telah memiliki usaha pemotongan rumput. Ia berkata kepada seorang janda, “Saya ingin melakukan pekerjaan ini untuk anda tanpa dibayar karena inilah cara saya untuk membayar kembali kepada Tuhan atas apa yang diberikanNya kepada saya.” Mengapa saya harus menceritakan semua ini kepada pembaca? Karena kita telah menjadi ekor dan bukan kepala. Di tahun 1908, kita diberikan janji ini: 178 Semua orang yang terlibat dalam pelayanan adalah tangan-tangan bantuan bagi Tuhan. Tidak ada jenis pekerjaan yang memberi manfaat yang lebih besar bagi orang muda. Mereka adalah pekerja bersama dengan malaikat; mereka adalah agen-agen manusia yang melaluinya para malaikat menyelesaikan misinya. Para malaikat berbicara melalui suara mereka, dan bekerja melalui tangan mereka. Dan pekerja-pekerja manusia ini, bekerja sama dengan agen-agen surga, memberi manfaat bagi pendidikan dan pengalaman. Sebagai sarana pendidikan, apakah yang dapat disamai oleh “pelajaran di universitas”? Dengan bala tentara pekerja orang muda seperti ini, yang dilatih dengan benar, akan menyelesaikan betapa segera pekabaran tentang Juruselamat yang telah disalibkan, bangkit dan segera datang kembali akan dibawa ke seluruh dunia!—Youth Instructor, 3 Maret 1908. Sebuah Masyarakat Sukarelawan Misionaris modern adalah kebutuhan yang amat mendesak— SEKARANG. Tidak ada seorang generasi baru yang pernah menghadiri sebuah pertemuan Masyarakat Sukarelawan Misionaris secara langsung. Mengapa? Karena Masyarakat ini dibiarkan mati. Silakan baca buku tulisan Malcolm J. Allen. Dapatkah anda membayangkan kerohanian dan pengaruhnya kepada mahasiswa universitas ketika acara buka Sabat Jumat malam dan tutup Sabat Sabtu malam diisi oleh para misionaris mahasiswa yang baru kembali? Dalam hanya empat tahun hampir tiga 179 perempat dari seluruh jumlah mahasiswa akan menjadi mahasiswa yang dapat melihat dunia dan misi gereja kita dari pengalaman nyata. Ini akan dapat membangkitkan sebuah organisasi yang serupa dengan Masyarakat Sukarelawan Misionaris yang lama. Beri nama organisasi apapun, namun aturlah organisasi itu dengan konsep yang sama dengan yang aslinya. Pintu belakang Gereja akan segera berhenti membuka bagi orang-orang muda yang meninggalkan gereja. Barangkali minat yang sungguh-sungguh demi keselamatan sesama mahasiswa, sanak saudara, dan masyarakat di sekitarnya akan menggantikan kebutuhan akan pertandingan olah raga di dalam kampus-kampus universitas kita. Barangkali para mahasiswa akan menantikan misionaris-misionaris di mana mereka dapat melayani orang lain dan satu sama lain sebagai model peran sebagai gantinya kepribadian olah raga ataupun Hollywood. Barangkali jurusan drama akan digantikan dengan kelas-kelas yang akan mempersiapkan tentara orang muda, “yang dilatih dengan benar,” untuk menerima Hujan Akhir dan menyuarakan Seruan Nyaring. 4. Adakan Program Sedunia Penginjilan Literatur Mahasiswa Masa Liburan: Ketika kuliah di universitas dan program pascasarjana, penulis menggunakan enam kali masa liburan musim panas sebagai penginjil litera180 tur. Tuhan itu baik dan setiap tahun beasiswa diperoleh sehingga menutup biaya sekolah. Hanya kekekalan yang akan menceritakan ‘saksi-saksi yang hening’ (tulisan-tulisan) yang ditinggalkan di ribuan rumah tangga. Adalah tantangan untuk mengetuk dari pintu ke pintu setiap hari, khususnya ketika kembali bekerja pada hari Senin pagi setelah menghabiskan akhir pekan yang tenang dengan teman-teman di pantai. Tanyakanlah setiap orang yang telah menghabiskan musim panas yang panjang berjalan berjam-jam pada hari-hari yang panas dan lembab jikalau itu mudah. Sementara kebutuhan akan beasiswa selalu hadir di kepala kami, kenyataan bahwa kami meninggalkan sebuah pekabaran pengharapan adalah sumber yang menyebabkan kami bertahan. Satu-satunya cara penginjil literatur bertahan adalah tetap memiliki hubungan yang dekat dengan Bapa di Surga. Setiap musim panas di seluruh dunia, ratusan mahasiswa penginjil literatur menempatkan ribuan dan ribuan bacaan yang berisikan kebenaran di rumah-rumah dan tempat-tempat bisnis. Tentara pria dan wanita muda ini, dipertahankan oleh janji para malaikat yang menemani mereka, meninggalkan buku-buku dan jurnal-jurnal yang membawa Pekabaran Tiga Malaikat kepada dunia yang hendak mati. Marilah kita menambah jumlah ini dengan ratusan penginjil literatur mahasiswa! Di Charlotte, Carolina Utara, musim panas 1999, Cheryl Martin, seorang penginjil literatur mahasiswa menerima iklan gratis. Dalam majalah Southern 181 Union, Southern Tidings, bulan September, halaman 6, kisah berikut ini ditulis: Koran Menampilkan Penginjil Literatur Mahasiswa Ketika editor The Charlotte Observer membeli satu set buku-buku Alkitab dari seorang penginjil literatur mahasiswa, orang ini menjadi berpikir, Siapakah orang-orang muda ini dan mengapa mereka melakukan pekerjaan ini? Editor menugaskan seorang wartawan dan jurufoto untuk mengikuti kisahnya. Sebagai hasilnya, mahasiswa ini menjadi berita utama dalam koran terbesar di negara bagian itu, The Charlotte Observer. Selama musim panas para penginjil literatur mahasiswa menyusuri kota dan wilayah-wilayah di sekitar Charlotte. Ketika wartawan dan juru foto bertemu dengan para mahasiswa untuk meliput kisahnya, ke16 mahasiswa ini telah menyelesaikan minggu terbesar mereka. Hanya dalam seminggu para mahasiswa ini menjual buku-buku berisikan kebenaran seharga lebih dari $18.000. Setiap minggu mahasiswa rata-rata menerima pendaftaran 40 peserta pelajaran Alkitab yang kemudian mereka sampaikan kepada guru Alkitab. Gadis dalam Mimpinya Angel Chamber sangat terkejut ketika ia membukakan pintu. Di hadapannya berdiri seorang gadis yang pernah ia lihat di dalam mimpinya. Bukan saja satu kali mimpi, tetapi tiga kali. Gadis yang mengetuk 182 pintunya adalah Cheryl Martin, seorang lulusan dari Southern Adventist University, yang bekerja sebagai guru Alkitab di wilayah Charlotte. Kunjungan Cheryl adalah tindak lanjut atas minat pelajaran Alkitab yang diteruskan oleh Michele Goodwin, seorang penginjil literatur mahasiswa. Sebagai hasil dari kunjungannya, Angel mengundang dua orang temannya bergabung dengan mereka dan sekarang ketiganya sedang belajar Alkitab. 183 V. PENUTUP Perkembangan drama di planet Bumi dan di dalam Gereja MAHK telah ditinjau secara singkat. Telah digambarkan pengamatan-pengamatan penulis tentang keterlenaan Gereja Advent secara berangsur-angsur dalam “kisah cinta” dengan drama. Dan akhirnya, saran-saran telah diberikan tentang bagaimana generasi muda, atau generasi lainnya dapat secara tepat terlibat dalam misi Gereja Advent. Jikalau anda merasa bahwa tulisan ini telah menunjukkan perlunya menghapuskan pertunjukan-pertunjukan teatrikal dari dalam gereja-gereja dan lembaga-lembaga kita, meyakinkan anda untuk menghapuskan waktu menonton TV dan drama video, dan meyakinkan anda untuk menjalankan sebuah reformasi di dalam rumah, gereja, dan konferens anda, maka bagikanlah tulisan dan Lampiran-lampirannya kepada orangtua, pendeta, dan pimpinan lembaga dan konferens anda, untuk merancang metode-metode untuk memulai pemecahan yang disarankan di dalam tulisan ini, dan setiap gagasan tambahan yang akan dituntun oleh Tuhan dan kepada anda dan orang-orang lain untuk dikembangkan. Marilah kita semua bekerja dan berdoa bagi reformasi dan kebangunan rohani di dalam gereja kita yang kita kasihi ini. Maranatha. 184 LAMPIRAN 185 LAMPIRAN 1a. “MENGHADAPI KRISIS” —Dengan Terang Kecil dan Terang Besar— Bagian 1 Lawrence Nelson 1 Januari 2000 (Disunting dari naskah asli yang dipersiapkan untuk rekaman kaset. Digunakan atas izin). Pendahuluan Setiap hari membawa kita semakin dekat kepada Krisis Terakhir! Tulisan ilham menggambarkannya sebagai “masa kesesakan seperti yang belum pernah ada sebelumnya,” yang “segera akan menyembur di hadapan kita sebagai kejutan yang luar biasa!” Tuhan telah mengetahui sebelumnya tentang intensitas dari konflik akhir zaman ini: Ia mengetahui bahwa anda dan saya tidak akan pernah mampu berdiri di depan “kekuatan kuasa” Setan yang perkasa tanpa pertolongan khusus dari Roh Kudus. Karena Setan akan segera “menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari 186 pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.” Wahyu 13:16, 17. Betapa kita bersyukur karena Tuhan telah memberikan Roh Nubuat kepada gerejaNya yang bersama-sama dengan Alkitab akan memungkinkan umatNya, melalui kuasa Kristus, untuk bersiap dan melalui krisis akhir zaman, dan melaluinya dengan jaminan kemenangan ilahi! Karena hanya melalui FirmanNyalah kita dapat diyakinkan bahwa Kristus akan berdiri di sisi setiap orang yang dengan setia menggenapi syarat ilahi yang secara jelas dinyatakan kepada kita melalui tulisan-tulisan ilham ini. Sebelum kita melanjutkan menggali tuntunan ilahi, marilah kita pertama-tama meminta pertolongan Tuhan: Bapa yang penuh kasih, inilah saatnya bagi kami untuk bangun dari ketidaksadaran yang menakutkan dari Setan yang sedang menutupi umatNya, Bapa, bukalah pikiran rohani kami sehingga kami dapat memahami petunjuk ilahi yang telah Engkau berikan kepada kami, sehingga kami dapat menghadapi krisis yang akan datang dengan tanpa gentar sebagai tentara-tentara salib. Kami meminta ini di dalam nama Yesus yang kudus, Amin. Kita memulai pelajaran kita dengan membaca dari buku Tuhan, Alkitab: ”Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita 187 yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah. 2 Petrus 1 :19-21. Ellen White menulis tentang Roh Kudus: Roh Kudus tidak diberikan—tidak pernah juga dianugerahkan—untuk menggantikan Alkitab; karena Alkitab secara tegas menyatakan bahwa Firman Tuhan adalah standar yang melaluinya segala pengajaran dan pengalaman harus diuji. Yesaya berkata: "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar. (Yesaya 8:20). The Great Controversy, Pendahuluan, hlm. 7 (Kemenangan Akhir). Tulisan-tulisan Roh Nubuat telah lulus dalam setiap ujian Alkitab yang Kudus! Tulisan-tulisan ini telah terbukti benar tentang Firman Tuhan! Sesungguhnya, Ellen White memperbesar terang yang diberikan kepada para nabi di masa lalu, menjadikan perkataan-perkataan mereka lebih jelas dan lebih mudah dipahami dalam penerapannya secara khusus di zaman kita. Tuhan telah menyatakan melalui jurukabarNya pada akhir zaman: Roh Kudus adalah pengarang dari Kitab Suci dan Roh Nubuat—Selected Messages, Vol. 3, hlm. 30. 188 Dan dalam Surat 92, 1900, kita membaca: Alkitab haruslah menjadi penasehatmu. Pelajarilah, dan juga Kesaksian-kesaksian yang telah diberikan oleh Tuhan; karena tulisan-tulisan ini tidak pernah bertentangan dengan FirmanNya. Maka, karena Roh Kudus adalah pengarang baik Alkitab maupun Roh Nubuat, saya yakin anda akan setuju dengan saya bahwa tujuan utama dari keduanya adalah untuk menuntun pria dan wanita kepada Juruselamat kita yang adalah terang dan keselamatan dunia! Ada dua kutipan singkat dalam Roh Nubuat yang sering kita dengar dikutip di antara kita. Namun kutipan ini sering dikeluarkan dari konteksnya. Pernyataan-pernyataan ini kemudian ditafsirkan dan dijelaskan secara salah, bukan hanya oleh perorangan, melainkan bahkan oleh beberapa pimpinan gereja kita! Dalam pelajaran ini kita akan mencari makna sesungguhnya dari pernyataan pertama dari dua kutipan ini. Pelajaran dari kutipan kedua akan dibahas pada Bagian Kedua dari tulisan ini. Bacaan yang akan kita bahas hari ini diambil dari Review & Herald tanggal 20 Januari 1903: Sangat sedikit perhatian diberikan kepada Alkitab, dan Tuhan telah memberikan terang yang lebih kecil untuk menuntun pria dan wanita kepada terang yang lebih besar. Segera pertanyaan harus muncul: Siapakah “terang yang lebih kecil,” dan siapakah “terang yang lebih besar?” Di sinilah Setan mulai meng189 hancurkan kepercayaan kepada tulisan-tulisan hamba-hamba Tuhan! Sekarang, cara terbaik untuk mempelajari makna dari suatu ungkapan yang membingungkan adalah bertanya kepada pengarangnya apa yang dimaksudkannya. Tentulah, Ellen White akan menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh Roh Kudus, yang mengilhami pikirannya, agar disampaikannya. Akan menjadi baik bagi kita untuk membaca bacaan yang sering dikutip di dalam konteksnya. Tetapi, pertama-tama, ada sejumlah bacaan lain di mana Ellen White menggunakan ungkapan ini, “terang lebih kecil” dan “terang lebih besar.” Dalam memecahkan pernyataan ini, pernyataan-pernyataan ini akan membantu. Kita akan memulai dengan salah satu pernyataan yang terdapat dalam Roh Nubuat, Vol. 2, hlm. 83, 84. Perhatikan dengan seksama keterangannya tentang pekerjaan Yohanes Pembaptis: Nabi Yohanes adalah penghubung antara dua dispensasi. Ia adalah terang yang kecil yang harus diikuti oleh terang yang besar. Ia harus menggoncangkan kepercayaan orang-orang kepada tradisi mereka, menyebabkan mereka mengingat dosa-dosa mereka, dan menuntun mereka kepada pertobatan; sehingga mereka akan siap untuk menghargai pekerjaan Kristus. Tuhan berkomunikasi kepada Yohanes melalui ilham, menerangi pemahaman nabi ini, sehingga ia menjauhkan takhayul dan kegelapan dari pikiran orang-orang Yahudi yang jujur, yang melalui ajaran-ajaran 190 yang salah telah terkumpul ke atas mereka dari generasi ke generasi. Namun murid yang terkecil yang mengikut Kristus, yang menyaksikan mujizat-mujizatNya, dan yang menerima pelajaran-pelajaran petunjuk ilahiNya dan perkataan-perkataan penghiburan yang keluar dari bibirNya, adalah lebih beruntung daripada Yohanes Pembaptis. Tidak ada terang yang telah dipancarkan atau akan memancar begitu jelas kepada pikiran manusia yang telah jatuh, seperti yang telah memancar dari ajaran-ajaran dan teladan-teladan Yesus. Kristus dan misiNya hanya sedikit sekali dipahami dan dilambangkan di dalam pengorbanan perlambangan itu… Meskipun tidak satupun dari para nabi yang mempunyai misi yang lebih tinggi atau pekerjaan yang lebih besar daripada yang dilakukan Yohanes, ia tidak boleh dipandang sebagai hasil dari pekerjaannya sendiri. Ia tidak diberi kesempatan bersama Kristus dan menyaksikan kuasa ilahi yang mengikuti terang yang lebih besar… Apakah anda memperhatikan perkataan terakhir—“ kuasa ilahi yang mengikuti”... Siapa? Tidak diragukan lagi, jawabannya adalah Kristus, “Terang yang lebih besar.” Kalimat ini secara tegas menyatakan terang yang lebih besar adalah Kristus! Dan siapakah yang disebut oleh Nyonya White sebagai “terang yang lebih kecil?” Nabi Yohanes! Dalam kutipan ini ia telah mendefinisikan kedua istilah ini dalam bahasa yang tidak dapat salah! Dan semen191 tara kita membaca kutipan-kutipan lain dari tulisan-tulisannya, kita akan menemukan bahwa ia adalah konsisten. Sekarang marilah kita melihat kutipan kedua yang terdapat dalam Review & Herald, 8 April 1873. Di sini Ellen White menulis bahwa Yohanes adalah: “Salah satu nabi terbesar yang telah dikirimkan oleh Tuhan sebagai jurukabar ke bumi… Kristus berkata tentang dia bahwa ia lebih dari nabi-nabi lainnya…”tidak ada nabi yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis.” Dalam konteks perkataan ini, Ellen White melanjutkan: “Yohanes adalah terang yang lebih kecil yang harus diikuti oleh terang yang lebih besar.” Dan siapakah terang yang lebih besar itu yang mengikuti Yohanes? Kita semua akan menjawab: YESUS! Selanjutnya pernyataan ketiga, kita akan menuju The Desire of Ages halaman 220 (Kerinduan Segala Zaman): Nabi Yohanes adalah penghubung antara dua dispensasi, sebagai wakil Tuhan, ia berdiri tegak untuk menunjukkan hubungan antara hukum dan nabi kepada dispensasi Kristen. Ia adalah terang yang lebih kecil, yang harus diikuti oleh terang yang lebih besar. Pikiran Yohanes diterangi oleh Roh Kudus, sehingga ia dapat menerangi umatnya; [dan sekarang perhatikan perkataan ini:] namun tidak pernah ada terang yang bersinar ataupun akan bersinar sedemikian terang ke atas 192 manusia yang telah jatuh sebagaimana yang memancar dari ajaran dan teladan Yesus. Dari sini hanya ada satu kesimpulan: Yohanes, terang yang lebih kecil, haruslah menunjukkan hubungan antara hukum dan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama kepada Kristus, yaitu “terang yang lebih besar” yang datang setelah dia. Dan Alkitab mendukung bahwa definisi Ellen White adalah benar! Kita membaca dalam Yohanes 1:6-9: “Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.” Yohanes 1:6-9. Dalam Yohanes 5:35 dan 36 Yesus berkata: “Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, ...” Kemudian dalam Yohanes 9:5, Yesus mengumumkan: “Akulah terang dunia." Jikalau tidak pernah ada terang yang bersinar atau akan bersinar seterang Kristus, tentulah seluruh nabi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah “terangterang yang lebih kecil.” Hal ini tidak perlu dipertanyakan lagi! Dalam kutipan keempat, Ellen White berbicara tentang era Perjanjian Lama sebagai “terang yang 193 lebih kecil” dan era Perjanjian Baru sebagai “terang yang lebih besar.” Kita mengutip dari buku This Day With God, hlm. 246: Dengan kedatangan Kristus yang pertama kali diumumkan dalam era terang yang lebih besar dan kemuliaan; namun benar-benar adalah sikap tidak bersyukur yang penuh dosa untuk meremehkan dan mengolok-olok terang yang lebih kecil karena terang yang lebih mulia dan penuh telah tiba. Orang-orang yang meremehkan berkat-berkat dan kemuliaan di zaman Yahudi adalah tidak siap untuk memperoleh manfaat dari pekabaran Injil…. Maka kita dapat melihat secara jelas bahwa Ellen White tidak berubah dari definisinya yang telah ditetapkan. Kedatangan Kristus yang pertama yang diumumkan dalam masa “terang dan kemuliaan yang lebih besar.” Tuhan, melalui para nabi dalam Perjanjian Lama, telah menetapkan “Terang dan kemuliaan yang lebih kecil di zaman Yahudi.” Tujuan dari zaman ini adalah untuk menetapkan pelayanan bait suci yang menunjuk ke masa depan kepada “terang yang lebih besar” untuk diumumkan dengan kedatangan Kristus yang pertama. Sekarang kita akan membahas kutipan dalam Review & Herald, 20 Januari 1903: Dari kutipan ini telah dinyatakan dari mimbar-mimbar dan buku-buku kita bahwa Ellen White mengacu kepada Alkitab sebagai “terang yang lebih besar” dan dirinya sendiri dan tulisan-tulisannya sebagai “terang yang lebih kecil.” 194 Secara khusus saya mengacu kepada bagian buatan manusia. Dalam Selected Messages, Vol. 3, hlm. 30 [1980], secara jelas dipromosikan pendapat yang salah ini, bagian ini berbunyi: Relationship of E. G. White Writings to Bible—The Lesser Light (Hubungan antara Tulisan-tulisan E.G. White dengan Alkitab—Terang yang lebih Kecil). Segera setelah bagian ini, tertulis kutipan dari Review & Herald: Perhatian sangat sedikit diberikan kepada Alkitab, dan Tuhan telah memberikan terang yang lebih kecil untuk menuntun pria dan wanita kepada terang yang lebih besar. .—Review & Herald, 20 Januari 1903. (Dikutip dalam Colporteur Ministry, 125.) Sekarang, biarlah saya bertanya kepada anda: Pernahkah anda membaca kutipan ini dalam konteksnya? Ketika kita membacanya, silakan perhatikan tujuan dari artikel Review tersebut. Dari awal hingga akhirnya Nyonya White mempromosikan penjualan [apa] buku-bukunya. Kepada siapa?Kepada orangorang di dunia. Mengapa? “untuk menuntun mereka kepada Juruselamat”—yaitu Terang yang Lebih Besar! Sekarang perhatikan dengan seksama sementara kita membaca kalimat ini dalam konteksnya: Saya bersyukur kepada Bapa Di Surga karena minat saudara-saudara saya dalam penyebaran buku Christ’s Object Lessons(Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus). Dengan penjualan buku ini akan ada banyak manfaat yang dicapai, dan pekerjaan akan 195 terus berlangsung. Namun usaha-usaha orang-orang kita tidak boleh terpaku hanya pada satu buku ini... Buku-buku yang lebih besar, Patriarchs and Prophets (Para Nabi & Bapa), Great Controversy (Kemenangan Akhir), dan Desire of Ages (Kerinduan Segala Zaman), harus dijual di mana-mana. Buku-buku ini berisikan kebenaran untuk masa kini,--kebenaran yang harus dikumandangkan ke seluruh penjuru dunia. Tidak boleh ada sesuatupun yang menghalangi penjualannya. Lebih banyak buku-buku yang lebih besar akan dapat dijual jikalau anggota-anggota gereja telah bangun dan menyadari pentingnya kebenaran-kebenaran di dalam buku-buku ini, dan telah menyadari tanggung jawab mereka untuk menyebarkannya. Saudarasaudara, maukah anda mengusahakan untuk menyebarkan buku-buku ini? Ia melanjutkan, Saudari White bukanlah pengarang buku-buku itu. Buku-buku itu mengandung petunjuk yang telah diberikan kepadanya oleh Tuhan selama masa hidup dan bekerjanya. Buku-buku tersebut berisikan terang yang menghiburkan dan berharga yang telah dikaruniakan oleh Tuhan dengan belas kasihan kepada hambaNya agar disampaikan ke seluruh dunia. Dari halaman-halaman ini terang ini harus bersinar ke dalam hati pria dan wanita, yang menuntun mereka kepada Juruselamat mereka. Tuhan telah mengumumkan bahwa buku-buku ini harus disebarkan di seluruh penjuru dunia. Di da196 lamnya terdapat kebenaran yang bagi penerimanya adalah rasa hidup bagi kehidupan. Buku-buku itu adalah saksi yang hening bagi Tuhan. Di masa lalu buku-buku itu telah menjadi sarana untuk menerangkan dan mempertobatkan banyak jiwa. Banyak yang telah membacanya dengan pengharapan yang penuh sukacita, dan dengan membacanya, telah dituntun untuk melihat pentingnya pengorbanan pendamaian Kristus, dan melihat kebenaran dalam kuasanya… Tuhan telah mengirimkan kepada umatNya banyak petunjuk, baris demi baris, hukum demi hukum, sedikit di sini dan sedikit di sana. Hanya sedikit perhatian diberikan kepada Alkitab, dan Tuhan telah mengirimkan terang yang lebih kecil untuk menuntun pria dan wanita kepada terang yang lebih besar… (Tentulah ini disampaikan dengan sangat jelas.] Sebagian dari buku-buku Ellen White dirancang untuk disebarluaskan secara meluas kepada umum. Mengapa? Karena dari halaman-halaman buku-buku itu, “terang harus bersinar ke dalam hati pria dan wanita, untuk menuntun mereka kepada Juruselamat.” Ia tentulah mengungkapkan pemikiran yang sama, ketika dalam beberapa kalimat selanjutnya, ia mengatakan: “Tuhan telah memberikan terang yang lebih kecil untuk menuntun pria dan wanita kepada terang yang lebih besar,” karena orang-orang telah 197 mengabaikan Alkitab yang telah diberikan Tuhan kepada dunia untuk tujuan ini. Ellen White menunjuk kepada tulisan-tulisannya sendiri, meskipun itu berharga dan diilhami, sebagai “terang yang lebih kecil” untuk menuntun orang-orang di dunia kepada Yesus Kristus—yaitu “terang yang lebih besar.” Jikalau kutipan ini berarti apa yang dipercayai secara umum, bahwa “terang yang lebih besar” yang dimaksudkan adalah Alkitab, maka ini tidak akan konsisten dengan seluruh kutipannya yang lain di mana ia mendefinisikan terang yang lebih besar itu adalah Kristus. Maka kita harus menyimpulkan dari artikel ini bahwa Ellen White tidak memaksudkan bahwa tulisan-tulisannya adalah lebih rendah daripada Alkitab. Karena Roh Kudus adalah pengarang dari tulisan-tulisannya, sebagaimana dikatakan dalam Selected Messages, Vol. 3, p. 30, dan karena Tuhan, bukan Ellen White, adalah sumber dari tulisan-tulisannya, sebagaimana dikatakan dalam Review & Herald, 20 Januari 1903, maka siapakah orang-orang yang mengajarkan bahwa tulisan-tulisan Ellen White adalah kelas dua (lebih rendah)? Tidak lain adalah kalangan Liberal di antara kita yang digunakan oleh Setan agar Roh Nubuat “tidak memberi pengaruh apa-apa.” Ellen White diajar oleh Roh Kudus Tuhan yang sama dengan Roh Kudus yang mengajar para nabi di zaman dahulu. Dan jikalau Yohanes Pembaptis, nabi terbesar di antara para nabi, adalah “terang yang lebih 198 kecil,” maka tentulah para nabi adalah semuanya terang-terang yang lebih kecil. Kristus sajalah yang menjadi “terang yang lebih besar.” Dalam kisah penciptaan, ada ilustrasi yang menarik yang akan membantu kita untuk memahami perbedaan antara terang yang lebih kecil dan terang yang lebih besar. Ini terdapat dalam Kejadian 1:16: “Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam.” Saya menyukai bagaimana John Janiuk menarik perhatian kita kepada dua ilustrasi dalam bukunya The Great Controversy Endgame, #3, hlm. 23,24. Ia menunjukkan bahwa di dalam konteks ayat ini, dua pertanyaan terjawab. Yaitu, (1) Apakah terang yang lebih besar itu? Jawabannya: matahari yang menguasai siang, atau terang yang memancar dari dirinya sendiri. Dan (2) Apakah terang yang lebih kecil itu yang menguasai malam? Bulan. Apakah bulan memiliki terang dalam dirinya sendiri? TIDAK! Yang dapat dilakukan oleh bulan adalah memantulkan terang dari matahari. Bukankah ini mengajarkan kepada kita suatu prinsip Alkitab yang penting? Terang yang lebih besar memiliki terang di dalam dirinya sendiri, sementara terang yang lebih kecil hanya dapat memantulkan terang. Seribu bulan bersama-sama tidak dapat menjadi terang yang 199 lebih besar, karena terang yang lebih besar adalah terang yang asli—matahari! Janiuk menyimpulkan bahwa para penulis Alkitab dan Ellen White tidak memiliki terang di dalam diri mereka sendiri. Sebagai bulan, mereka hanya dapat memantulkan terang yang asli dari Yesus Kristus—SURYA KEBENARAN! Berbicara secara rohani, Kristus adalah Surya Kebenaran. Alkitab menjanjikan di dalam Maleakhi 4:2 bahwa sebagai Surya Kebenaran, Ia akan bangkit bagi kita “dengan kesembuhan pada sayapnya.” Karena Yesus adalah Terang Kehidupan. Dari Desire of Ages hlm. 463, saya mengutip perenungan yang indah ini: “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."(Yohanes 8:12). Ketika Ia mengatakan perkataan ini, Yesus berada di halaman bait suci khususnya membahas tentang pelayanan Perayaan Bait Suci. Di pusat halaman ini berdiri dua tiang yang indah, yang mendukung tiang-tiang lampu yang berukuran besar. Setelah upacara korban petang hari, seluruh lampu dinyalakan, yang memberi terang ke seluruh Yerusalem. Upacara ini adalah untuk memperingati tiang api yang menuntun bangsa Israel di padang belantara, dan juga dianggap mengacu kepada kedatangan Mesias. Pada malam hari ketika lampu-lampu dinyalakan, halam- 200 an ini adalah sebuah pemandangan yang menimbulkan sukacita. Dalam penerangan Yerusalem, orang-orang menyatakan pengharapan mereka akan kedatangan Mesias untuk memberikan terangNya kepada bangsa Israel. Tetapi bagi Yesus pemandangan ini memiliki makna yang lebih luas. Sebagaimana terang yang memancar dari bait suci menerangi sekelilingnya, demikianlah juga Kristus, sebagai sumber terang rohani, menerangi kegelapan dunia. Namun lambang itu adalah tidak sempurna, terang yang besar itu [di sini Nyonya White berbicara tentang matahari, dan Yesus Sendiri telah dipersamakan dengan terang yang asli] yang dengan tanganNya sendiri matahari telah diletakkan di langit adalah pernyataan yang lebih benar tentang kemuliaan misiNya. Pemikiran yang sama dinyatakan dalam Counsels to Parents, Teachers and Students, hlm. 54: Matahari bersinar di langit adalah pernyataan dari Dia yang adalah kehidupan dan terang dari segala sesuatu yang telah diciptakanNya… Akan tetapi janganlah kita pernah melupakan bahwa manusia memiliki bagian dalam tindakan penyelamatan dunia. Karena Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia.” Namun kemanusiaan tidak memiliki terang di dalam dirinya sendiri. Manusia disamakan, bukan dengan matahari, melainkan dengan bulan. Manusia hanya dapat memantulkan terang Yesus. Dengarkanlah kutipan dari 201 Mount of Blessings, hlm. 40 (Khotbah di Atas Bukit): Manusia sendiri tidak memiliki terang. Di luar Kristus kita adalah seperti lilin kecil yang tidak dinyalakan, seperti bulan ketika wajahnya tidak menghadap matahari; kita tidak memiliki satupun sinar terang untuk menerangi kegelapan dunia. Akan tetapi ketika kita berpaling kepada Surya Kebenaran, ketika kita datang bertemu dengan Kristus, seluruh jiwa bersinar dengan terang karena kehadiran ilahi. Para pengikut Kristus haruslah lebih dari sekedar terang di tengah-tengah manusia. Mereka haruslah menjadi terang dunia… Sebagaimana halnya dengan bulan, seluruh makhluk manusia adalah “terang-terang yang lebih kecil,” baik ia seorang nabi, imam, ataupun raja. Tetapi ketika manusia memalingkan wajahnya kepada Kristus, dan menghubungkan dirinya dengan Dia, mereka akan dapat memantulkan terang Kristus kepada dunia. Saya mengutip bacaan berikut ini dari This Day With God, hlm. 93: Adalah kesempatan istimewa bagi orang Kristen untuk berhubungan dengan Sumber terang, dan melalui hubungan yang hidup ini lalu menjadi terang bagi dunia. Sementara terang matahari adalah terang, kehidupan dan berkat bagi segala bentuk kehidupan, demikianlah seharusnya orang-orang Kristen, 202 melalui perbuatan-perbuatan baik mereka, melalui sukacita dan penghiburan mereka, menjadi terang bagi dunia. Sementara terang matahari menghalau bayangan kegelapan malam dan mencurahkan kemuliaannya pada lembah dan gunung, demikianlah seharusnya orang Kristen memantulkan Surya Kebenaran yang bersinar ke atas mereka. Bukankah ini indah? Oh, betapa suatu kesempatan istimewa untuk memantulkan terang yang bersinar dari “Surya Kebenaran!” Buku That I May Know Him,hlm. 341, memberi nasehat kepada kita: O, pastikanlah anda menerima pancaran terang dari Sumber segala terang. Ia adalah Terang utama alam semesta surga yang besar dan Terang yang besar bagi dunia. Semoga nasehat yang indah ini digenapi di dalam diri kita masing-masing: Kehormatan rajani dari tabiat Kristen akan bersinar terang sebagaimana matahari, dan pancaran sinar dari wajah Kristus akan dicerminkan ke atas mereka yang telah menyucikan diri mereka sebab Dia adalah suci. Ingatlah selalu bahwa “Surya Kebenaran telah bangkit. Kristus kebenaran kita sedang bersinar dalam terang ke atas kita (Bible Commentary, Vol. 7, hlm. 932). Saudara-saudara kekasih, Kristus telah melakukan ini bagi kita karena Ia mengasihi kita! Selanjutnya kita membaca, kali ini dalam Bible Commentary, Vol. 6, hlm. 1118: 203 Kristus “mengasihi gereja, dan memberikan dirinya baginya.” Itulah harga bagi darahNya. Putra Allah yang kudus terlihat berjalan di antara tujuh kaki dian. Yesus Sendiri memberi minyak dari lampu-lampu yang menyala ini. Dialah yang menyalakan apinya, ”Di dalam Dia adalah kehidupan; dan kehidupan adalah terang bagi manusia.” Tidak ada kaki dian, tidak ada gereja, yang bersinar dari dirinya sendiri. Dari Kristus terpancarkan seluruh terangnya. Lagi, dari Selected Messages, Vol. 2, 249, kita diberi janji: Aniaya itu mungkin berat, namun pandanglah kepada Yesus setiap saat—bukan untuk berjuang, melainkan untuk beristirahat dalam kasihNya. Ia memperhatikan anda. [Saya menyukai hal ini!] Kita mengetahui bahwa sementara aniaya semakin dekat menekan, pengharapan bertumbuh semakin besar. Terang Surya Kebenaran akan bersinar ke dalam hati anda dengan kuasa kesembuhannya. Sekarang dengan kebenaran-kebenaran yang mulia di hadapan kita, kita akan lebih mudah memahami kerusakan yang telah dilakukan terhadap gereja ketika melalui kesalahpahaman, atau berbagai sarana, tulisan-tulisan Ellen White diremehkan sebagai “terang yang lebih kecil” daripada Alkitab. Setan memahami berkat dan penghiburan yang luar biasa dari Kesaksian-kesaksian itu bagi gereja Tuhan ketika kesaksian itu dipelihara dan dipela204 jari oleh anggota-anggotanya. Saya khawatir kesalahpahaman ini adalah salah satu saja dari berbagai cara yang digunakan oleh Setan untuk merusak pelayanan jurukabar Tuhan kepada Gereja yang Sisa sehingga pada akhirnya tulisan-tulisannya tidak akan berpengaruh apa-apa dalam kehidupan banyak orang. Karena, jikalau Setan dapat meremehkan Roh Nubuat, dan dengan demikian, Kesaksian-kesaksian dapat diabaikan—ditinggalkan di rak-rak buku kita untuk menimbun debu, ia mengetahui bahwa umat Tuhan tidak akan dapat melacak penipuannya yang terakhir—penipuan-penipuan yang bukan saja ditunjukkan oleh Roh Nubuat secara jelas, melainkan juga bagaimana menghindarkannya. Jangan pernah lupa, bahwa, jika memungkinkan, Setan menginginkan kita semua binasa! Perhatikan baik-baik kutipan ini dari Selected Messages, Vol. 1, hlm. 48: Tipuan Setan yang paling akhir adalah untuk menjadikan kesaksian Roh Tuhan tidak berpengaruh apa-apa. “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” (Amsal 29:18). Setan akan bekerja dengan mahirnya, dalam berbagai cara dan melalui berbagai agen, untuk menggoyahkan kepercayaan umat Tuhan yang sisa kepada kesaksian yang sejati. Oh, sahabat, janganlah kita meremehkan “terang yang lebih kecil” di akhir zaman, atau me- 205 mandang tulisan-tulisan Ellen White lebih rendah daripada perkataan-perkataan Tuhan. Saya harus jujur kepada anda, selama 60 tahun masa pelayanan saya kepada Tuhan saya telah secara teratur menggunakan Alkitab dan Roh Nubuat dalam khotbah-khotbah saya kepada orang-orang MAHK dan dalam seluruh pelayanan saya melalui rekaman kaset. Karena saya selalu percaya bahwa baik Alkitab maupun Roh Nubuat berasal dari sumber otoritas yang sama—Roh Kudus! Sekarang, ada satu perenungan yang lebih penting: Pada awal mulanya, ketika Kristus menciptakan dunia ini, Ia menempatkan terangNya yang menyembuhkan ke atas bumi yang masih kosong dan tidak berbentuk. “Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” (Kejadian 1:3, 5). Pada hari pertama itu tidak ada terang dari matahari ataupun dari bulan—matahari dan bulan belum diciptakan hingga pada hari keempat. Tetapi “ada terang”! Siapakah terang itu? Itulah Yesus, Sang Pencipta, Yang adalah “terang” itu dan di bumi yang dijadikan baru, akan ada suatu masa ketika di Yerusalem Baru tidak akan diperlukan lagi “terang” dari matahari ataupun bulan, karena kita membaca dari Wahyu 21:23: “Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.” 206 Yesus dahulu, hari ini dan selamanya adalah Surya Kebenaran. Terang Lebih Besar bagi kita selamanya! Oh, betapa seorang Juruselamat, pujilah namaNya! Saya menghimbau kepada anda sekalian di dalam nama Tuhan dan Allah kita: Marilah kita menghadapi krisis yang akan datang dengan jaminan mutlak kemenangan di dalam Kristus, karena kita telah menerima Roh Nubuat dan Alkitab sebagai terangterang yang lebih kecil yang menuntun kita kepada Terang Besar—Surya Kebenaran, Yesus Kristus, Dialah sendiri yang mampu menyelamatkan kita. Mari kita berdoa-Bapa kami di Surga, kami bersyukur kepadaMu karena informasi yang positif yang menghibur kami untuk percaya tanpa ragu bahwa tulisan-tulisan Ellen White dan Alkitab keduanya dikarang oleh Roh KudusMu. Berikanlah kami keberanian untuk membaca, mempelajari, dan menuruti segala ajaran di dalam dua sumber ilham yang telah Engkau karuniakan sehingga kami dapat memahami sepenuhnya apa yang akan segera terjadi di dunia. Kami berterima kasih kepadaMu karena janji dari AnakMu yang Kekasih: “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Karena kami memohon ini di dalam nama Yesus, AMIN. 207 Di Bagian 2 dari tulisan ini, kita membahas bagian kedua dari Roh Nubuat yang sering dikutip di luar konteksnya dan disalahgunakan, yang dapat menyebabkan kehancuran bagi umat Tuhan! 208 LAMPIRAN Ib “MENGHADAPI KRISIS”: Dengan Terang lebih Kecil dan Terang lebih Besar Bagian 2 Lawrence Nelson 1 Februari 2000 Pendahuluan Di Bagian 1 kita berbicara tentang dua kutipan pendek dari Roh Nubuat yang sering diambil di luar konteksnya, disalahpahami, dan kemudian disalahgunakan. Kutipan yang telah kita bahas terdapat dalam Review & Herald, 20 Juni 1903, yang berbunyi: Sangat sedikit perhatian diberikan kepada Alkitab dan Tuhan telah memberikan terang yang lebih kecil untuk menuntun pria dan wanita kepada terang yang lebih besar. Di Bagian 1 kita membaca acuan-acuan di mana Ellen White dengan jelas mendefinisikan bagi kita arti dari dua istilah tersebut: semua nabi, jelasnya (termasuk nabi-nabi Alkitab dan Ellen White) adalah “terang-terang yang lebih kecil,” yang menuntun kita kepada Kristus yang adalah “terang yang lebih besar.” Sebagaimana bulan memantulkan terang dari matahari, demikianlah seorang nabi, yang tidak memiliki terang di dalam dirinya sendiri, hanya dapat memantulkan terang dari Surya Kebe209 naran. Siapakah Kristus?—terang kehidupan! (lihat Spirit of Prophecy, Vol. 2, hlm. 83, 84.) Sebelum saya memperkenalkan kutipan pendek kedua, marilah kita berdoa: Oh Bapa yang penuh kasih, kami memohon kepadaMu untuk membukakan pengertian kami kepada kebenaran-kebenaran surgawiMu. Isilah kami dengan Roh KudusMu dengan rasa dahaga yang tak terpuaskan untuk diisi dari “terang-terang yang lebih kecil” dariMu, dan dipersiapkan untuk bertemu dengan “terang yang lebih besar”—Yesus, Surya Kebenaran kami. Semoga kami menjadi siap untuk bertemu dengan kedatanganMu yang segera tanpa rasa takut. Ini kami mohon di dalam nama Yesus. AMIN. Sekarang marilah kita mengenali pernyataan ilham yang akan kita bahas. Saya akan mengutip dari Prophets and Kings, hlm. 626 (Para Nabi dan Raja): Perkataan Alkitab, dan hanya Alkitab semata, yang harus didengarkan dari mimbar. Sementara kita mendekati penutupan dari Krisis Terakhir, Setan tampaknya lebih bersungguh-sungguh daripada sebelumnya untuk menjauhkan Roh Nubuat agar tidak disampaikan kepada umat Tuhan yang sisa! Sebuah penelitian terhadap kalimat ini dalam konteksnya secara jelas menyatakan bahwa Ellen White di sini tidak menunjuk kepada mimbar-mimbar gereja MAHK, melainkan kepada saat-saat ketika pendeta atau pengerja MAHK berdiri di hadapan orang-orang Kristen di dunia. Baca210 lah Prophets and Kings, hlm. 623-627 (Para Nabi dan Raja), dan akan menjadi sangat jelas mimbar apa yang dimaksudkannya. Saat ini kita hanya berkesempatan membahas beberapa pemikiran dari halaman 625, 626: Antara hukum-hukum manusia dan hukumhukum Yehovah pada akhirnya akan datang konflik dari pertentangan antara kebenaran dan kesalahan. Terhadap pertempuran inilah kita akan masuk… banyak yang telah menolak ajaran-ajaran yang merupakan tiang-tiang kebenaran Kristen. Fakta agung tentang penciptaan sebagaimana dinyatakan oleh para penulis ilham, kejatuhan manusia, pengorbanan pendamaian, kekekalan hukum— semuanya ini secara praktis ditolak oleh sebagian besar dunia yang mengaku Kristen. Saya melanjutkan membaca: Orang-orang Kristen harus bersiap-siap menghadapi sesuatu yang segera akan memecah dunia sebagai suatu kejutan yang membingungkan, dan persiapan ini harus dilakukan oleh mereka dengan mempelajari dengan tekun perkataan Tuhan dan berusaha keras untuk menyesuaikan kehidupan mereka kepada hukum-hukumNya ... Tuhan memanggil kebangunan rohani dan reformasi. Perkataan dari Alkitab dan Alkitab semata, harus didengarkan dari mimbar. Namun Alkitab telah dirampok dari kuasanya, dan akibatnya tampak dalam penurunan dalam kehidupan kerohanian. Dalam banyak khotbah-khotbah saat ini tidak ada mani211 festasi ilahi yang membangunkan hati nurani dan memberi kehidupan kepada jiwa-jiwa… Biarlah firman Tuhan berbicara ke dalam hati. Biarlah orangorang yang telah mendengar hanya tradisi dan teori dan maksim (pernyataan-pernyataan) manusia, mendengar suaraNya yang dapat memperbaharui jiwa ke dalam kehidupan kekal. Kita mungkin bertanya, Apakah Ellen White berbicara tentang gereja-gereja MAHK ketika ia berkata, “banyak yang telah menolak ajaran-ajaran yang merupakan tiang-tiang kebenaran Kristen?” Ia melanjutkan untuk menyebut tiang-tiang yang dimaksudkannya: Fakta agung tentang penciptaan sebagaimana dinyatakan oleh para penulis ilham, kejatuhan manusia, pengorbanan pendamaian, kekekalan hukum— semuanya ini secara praktis ditolak oleh sebagian besar dunia yang mengaku Kristen. Ia tidak mungkin memasukkan Gereja MAHK, karena orang MAHK yang sejati benar-benar percaya kepada “Fakta agung tentang penciptaan sebagaimana dinyatakan oleh para penulis ilham, kejatuhan manusia, pengorbanan pendamaian, kekekalan hukum.” “Tuhan memanggil kebangunan rohani dan reformasi.” Untuk mencapainya, ketika mengajar orang-orang yang mengaku Kristen, ia berkata, “Perkataan dari Alkitab dan Alkitab semata, harus didengar dari mimbar.” Tolong perhatikan bahwa Ellen White tidak mengatakan dari “mimbar-mimbar kita,” melainkan dari “mimbar.” 212 Betapa menyedihkan bahwa beberapa pendeta MAHK di gereja-gereja besar telah menggunakan kalimat pendek ini untuk menghalangi umat Tuhan dari mendengarkan Roh Nubuat. Setelah pensiun, saya pernah menjadi majelis gereja dari sebuah gereja besar di Kalifornia Selatan. Di gereja ini yang beranggotakan sekitar 1200 orang, pendeta menginstruksikan dewan majelis bahwa mereka tidak pernah boleh menggunakan Roh Nubuat dari mimbarnya. Kemudian ia mengutip pernyataan yang baru saja kita baca. Tentulah ketika berbicara di hadapan hadirin yang terdiri atas orang-orang Kristen dan orang tidak percaya, tidak tepat menggunakan tulisan-tulisan Ellen White, kita mendapatkan nasehat ini dalam Testimonies, Vol. 5, hlm. 669: Saya mengatakan bahwa beberapa orang telah mengambil jalan yang tidak bijaksana; ketika mereka berbicara tentang iman mereka kepada orang yang tidak percaya, dan ketika bukti diminta, mereka membaca dari tulisan-tulisan saya, bukannya mencari bukti di dalam Alkitab. Ditunjukkan kepada saya bahwa cara ini tidak konsisten, dan akan membuat prasangka pada orang tidak percaya terhadap kebenaran. Kesaksian-kesaksian tidak memiliki bobot bagi mereka yang tidak mengenal roh kesaksian tersebut. Tulisan-tulisan tersebut tidak boleh dijadikan acuan dalam kasus demikian. Maka, sebagai seorang pendeta, ketika saya memberi pelajaran Alkitab kepada orang yang tidak perca213 ya, dan dalam pertemuan-pertemuan penginjilan ketika saya berkhotbah, saya selalu membuktikan setiap pernyataan dari Alkitab. Ini sejalan dengan Selected Messages, Vol. 3, hlm. 29: Dalam pekerjaan kepada orang banyak, janganlah menonjolkan, dan mengutip apa yang telah ditulis oleh Saudari White, sebagai otoritas untuk mempertahankan pendirian anda. Hal ini tidak akan meningkatakan iman dalam kesaksian-kesaksian tersebut. Bawalah bukti-bukti anda, jelas dan tegas, dari Firman Tuhan. Perkataan “Demikianlah Firman Tuhan” adalah kesaksian terkuat yang dapat anda sampaikan kepada orang banyak. Kita dapat juga menyebutkan bahwa ketika berbicara di hadapan “orang-orang Kristen di dunia [atau di hadapan kelompok lain tentang masalah itu], pendeta tidak boleh menyampaikan khotbah-khotbah yang berisikan cerita-cerita atau anekdotanekdot, atau injil menurut Majalah Time, dll, hanya untuk menghibur mereka. Ellen White menyatakan, “Biarlah orang-orang yang hanya pernah mendengar tradisi dan teori dan maksim manusia” mendengar “perkataan-perkataan dari Alkitab dan Alkitab semata!” —Christ’s Object Lessons, hlm. 40. Kita menyimpulkan bahwa untuk alasan-alasan yang amat baik adalah tidak tepat menggunakan tulisan-tulisan Ellen White dalam pertemuan-pertemuan umum, seperti kampanye penginjilan atau ketika memberi pelajaran Alkitab kepada seseorang, atau bahkan 214 ketika berdiskusi dengan orang tidak percaya atau anggota gereja-gereja duniawi. Setelah kita mengetahui bahwa jika tidak tepat menggunakan Roh Nubuat, marilah kita mencari jawaban untuk pertanyaan: Kapankah tepat waktunya? Kembali ke halaman-halaman Roh Nubuat, kita akan segera mengamati bahwa dalam banyak kesempatan, Tuhan menginstruksikan kepada Ellen White untuk mengirimkan kesaksian-kesaksian untuk dibacakan dari mimbar-mimbar kita, bukan hanya di dalam gereja-gereja kita, melainkan juga di dalam pertemuan-pertemuan perkemahan kita. Biarlah saya menyebutkan beberapa contoh. Ketika berbicara di pertemuan perkemahan di Illinois, dari Battle Creek Letters, hlm. 49 (juga dalam Selected Messages, Vol. 1, hlm. 27), saya mengutip: Ketika saya pergi ke Colorado saya sangat terbeban bagi anda sehingga, dalam kelemahan saya, saya menulis (bulan September 1881) banyak halaman untuk dibacakan di pertemuan perkemahan anda. Lemah dan gemetar, saya bangkit pada pukul tiga pagi untuk menulis kepada anda. Tuhan berbicara melalui tanah liat… Tetapi catatan itu sepenuhnya telah dilupakan; pertemuan perkemahan telah berlalu, dan tulisan itu tidak dibacakan hingga ke General Konferens. Dalam biografi Ellen White, Arthur White berkomentar bahwa kesaksian ini tiba dari Ellen White pa215 da pertengahan pertemuan perkemahan Illinois, dan bahwa tidak ada alasan bagi para pimpinan untuk mengabaikan pembacaannya sebagaimana yang diminta. Maka kita mengetahui bahwa bukan saja di zaman kita bahwa beberapa pimpinan MAHK menghindari, jikalau mungkin, pembacaan kesaksian Roh Tuhan dari mimbar-mimbar gereja-gereja kita. Ellen White menghadapi masalah yang sama. Tolong perhatikan bahwa ia merasa kebutuhan yang amat mendesak bahwa kesaksian ini harus dibacakan di dalam pertemuan perkemahan tersebut, sehingga, meskipun sakit, ia bangun pada pukul 3 pagi untuk menuliskannya. Tetapi, sayangnya, kesaksian itu tidak dibacakan. Dicatat dalam Manuscript 8, hlm. 250 dan 296, bahwa Ellen White mengirimkan dua manuskrip besar untuk dibacakan di pertemuan perkemahan Avondale, Australia. Maka ini bukanlah satu-satunya praktek yang dilakukan oleh Ellen White. Selain mengirimkan kesaksian-kesaksian kepada pertemuan-pertemuan perkemahan, Tuhan memerintahkan kepadanya untuk mengirimkan kesaksian-kesaksian yang dikirimkannya ke gereja-gereja untuk dibacakan kepada jemaat. Dua kesaksian seperti ini dikirimkan ke gereja Battle Creek, Michigan, yang disimpan bagi kita saat ini dalam Testimonies, Vol. 5, hlm. 45-84. meskipun Tuhan memerintahkan kepadanya untuk mengirimkan kesaksian-kesaksian ini, sekali lagi ia mendapat masalah. Permin216 taannya diabaikan selama berminggu-minggu, saya mengutip dari Testimonies, Vol. 5, hlm. 62: Saudara-saudari di Battle Creek: Saya mengerti bahwa kesaksian yang saya kirimkan kepada Saudara____, dengan permintaan untuk dibacakan kepada gereja, telah ditahan dari anda selama berminggu-minggu, setelah diterimanya. Sebelum mengirimkan kesaksian tersebut pikiran saya begitu dikesankan oleh Roh Tuhan sehingga saya tidak bisa beristirahat baik siang maupun malam sampai saya menuliskannya kepada anda. Sekali lagi ia merasakan kebutuhan yang amat mendesak untuk menyampaikan kesaksian ini kepada gereja sehingga ia tidak dapat beristirahat siang dan malam. Tetapi sayang! Meskipun perasaan kemendesakannya, kesaksian pertamanya telah ditahan selama berminggu-minggu. Kesaksian tersebut berisikan antara lain nasehat berikut yang terdapat dalam Testimonies, Vol. 5, hlm. 61. Ia menunjukkan di sini bahwa ada masalah di dalam gereja. Saya kutip: Banyak dari pendeta-pendeta muda kita, dan beberapa telah memiliki pengalaman yang matang, mengabaikan firman Tuhan, dan juga meremehkan kesaksian-kesaksian dari RohNya. [Dan saya menambahkan, kita tentu dapat melihatnya hari ini.] Mereka tidak mengetahui apa isi kesaksian-kesaksian ini, dan tidak ingin mengetahuinya, mereka tidak ingin menemukan dan memperbaiki kekurangan dalam tabiat mereka. 217 Kesaksian berikut ini dikirimkannya ke Battle Creek untuk dibacakan kepada gereja, yang berisikan berbagai nasehat. Beban utamanya adalah untuk memanggil mereka kepada pertobatan. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka telah mati secara rohani, perlu menyalib diri mereka sendiri, menyesal dan bertobat. Bahwa gereja telah rusak. Berbicara langsung kepada mereka, ia melanjutkan, “Dosa-dosa anda telah memisahkan anda dari Tuhan.” Anda harus meninggalkan setiap dosa yang mengepung.” Kemudian ia memperingatkan: “Jikalau anda terus dalam keadaan rohani anda saat ini, tidak ada yang dapat dinubuatkan terhadap anda kecuali kejahatan.” Kesaksian-kesaksian Ellen White ini menjawab pertanyaan kita, apakah pantas menggunakan Roh Nubuat di mimbar-mimbar kita? Jikalau Tuhan mengatakan bahwa kesaksian-kesaksian Roh Nubuat yang menegur dosa, dll., harus dibacakan dari mimbar-mimbar gereja kita pada zamannya—tentulah ini juga tepat di zaman kita! Mengapa menjadi tidak tepat membaca nasehat dari Tuhan di dalam gereja-gereja kita dan di dalam pertemuan-pertemuan perkemahan kita— SEKARANG—ketika tidak diragukan lagi nasehat ini lebih mendesak kebutuhannya dibandingkan dengan di tahun 1880an? Kita menyimpulkan bahwa adalah tepat untuk menggunakan tulisan-tulisan Alkitab dan Roh Nubuat bersama-sama di dalam gereja, yaitu: 218 1) dalam Sekolah Sabat 2) dalam Jam-jam Khotbat 3) dalam kelompok-kelompok doa Saya mengutip: “Kebenaran-kebenaran tambahan tidak diterbitkan; tetapi Tuhan melalui Kesaksian-kesaksian itu menyederhanakan kebenaran-kebenaran yang agung yang telah diberikan, dan dengan cara yang dipilihNya membawa kebenaran-kebenaran tersebut ke hadapan umat, untuk membangunkan, dan mengesankan pikiran, sehingga tidak ada lagi orang membuat-buat alasan.” (Testimonies, Vol. 5, hlm. 665) Maka marilah kita tidak menjadi takut untuk berdiri di belakang mimbar dan membaca dari Roh Nubuat. Siapakah yang mengetahui cara yang lebih baik untuk memberi nasehat daripada Tuhan? Sekarang kita melanjutkan dari ilustrasi di dalam Israel modern kepada ilustrasi yang serupa dari Israel zaman dahulu. Namun, untuk ilustrasi ini, kita tidak akan menganggap Yeremia sebagai nabi zaman dahulu, melainkan nabi yang hidup di zaman modern—yang sesungguhnya demikian ketika catatan yang begitu hidup ini dituliskan dalam Yeremia 36:1-8, 18-23: Dalam tahun yang keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: "Ambillah kitab gulungan dan tulislah di dalamnya segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu mengenai Israel, Yehuda dan segala bangsa, dari sejak Aku berbicara kepadamu, yakni dari sejak zaman Yosia, sampai 219 waktu ini. Mungkin apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka." Jadi Yeremia memanggil Barukh bin Neria, lalu Barukh menuliskan dalam kitab gulungan itu langsung dari mulut Yeremia segala perkataan yang telah difirmankan TUHAN kepadanya. Pada suatu kali Yeremia memberi perintah kepada Barukh: "Aku ini berhalangan, tidak dapat pergi ke rumah TUHAN. Jadi pada hari puasa engkaulah yang pergi membacakan perkataan-perkataan TUHAN kepada orang banyak di rumah TUHAN dari gulungan yang kautuliskan langsung dari mulutku itu; kepada segenap orang Yehuda yang datang dari kota-kotanya haruslah kaubacakannya juga. Mungkin permohonan mereka sampai di hadapan TUHAN dan mereka masing-masing bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sebab besar murka dan kehangatan amarah yang diancamkan TUHAN kepada bangsa ini." Lalu Barukh bin Neria melakukan tepat seperti yang diperintahkan kepadanya oleh nabi Yeremia untuk membacakan perkataan-perkataan TUHAN dari kitab itu di rumah TUHAN. – Selanjutnya dari ayat 18: Jawab Barukh kepada mereka: "Segala perkataan ini langsung dari mulut Yeremia kepadaku, dan aku menuliskannya dengan tinta dalam kitab." Lalu berkatalah para pemuka itu kepada Barukh: "Pergilah, sembunyi220 kanlah dirimu bersama Yeremia! Janganlah ada orang yang mengetahui di mana tempatmu!" Kemudian pergilah mereka menghadap raja di pelataran, sesudah mereka menyimpan gulungan itu di kamar panitera Elisama. Mereka memberitahukan segala perkataan ini kepada raja. Raja menyuruh Yehudi mengambil gulungan itu, lalu ia mengambilnya dari kamar panitera Elisama itu. Yehudi membacakannya kepada raja dan semua pemuka yang berdiri dekat raja. Waktu itu adalah bulan yang kesembilan dan raja sedang duduk di balai musim dingin, sementara di depannya api menyala di perapian. Setiap kali apabila Yehudi selesai membacakan tiga empat lajur, maka raja mengoyakngoyaknya dengan pisau raut, lalu dilemparkan ke dalam api yang di perapian itu, sampai seluruh gulungan itu habis dimakan api yang di perapian itu. Ayat-ayat ini mengilustrasikan dua perkara: bahwa Tuhan memerintahkan seorang nabi untuk menulis sebuah pesan, dengan permintaan bahwa pesan itu harus dibacakan di gereja dalam pendengaran jemaat (dalam hal ini gereja adalah bait suci). Ayat ini juga menyatakan sikap pemimpin ini ketika ia menolak kesaksian Tuhan yang telah dikirimkan untuk membangunkan dirinya dan umatnya kepada pertobatan sehingga mereka dapat menerima pengampunan dan keselamatan. Dalam kemarahan, raja itu membakar kesaksian Yeremia di dalam api! Ada sebuah pernyataan yang sangat mengejutkan tentang pendeta-pendeta gereja kita yang telah di221 kirimkan oleh Tuhan kepada kita saat ini—kepada Israel modern. Ini ditemukan dalam Testimonies to Ministers, hlm. 409, 410. Marilah kita tidak meremehkan bahwa ada saat-saat ketika kesesatan begitu besar sehingga pengumuman yang begitu mengejutkan seperti ini diperlukan. Saya kutip: Pendeta-pendeta yang tidak dikuduskan sedang menempatkan diri mereka melawan Tuhan. Mereka memuji Kristus dan allah dari dunia ini dalam satu nafas yang sama... Jikalau dosa penipuan dan kesaksian palsu dipertunjukkan oleh satu gereja yang telah memiliki terang yang besar, bukti yang besar, maka gereja itu akan membuang pekabaran yang telah dikirimkan oleh Tuhan, dan menerima pernyataan-pernyataan yang paling tidak masuk akal, dan anggapan-anggapan yang salah dan teori-teori yang salah. Setan tertawa atas kebodohan mereka, karena ini mengetahui kebenaran itu. Banyak yang akan berdiri di mimbar-mimbar kita dengan obor nubuatan palsu di tangan mereka, yang dinyalakan dari obor neraka Setan. Jika keraguan dan ketidakpercayaan telah dipelihara, [kemudian perhatikan akan yang akan terjadi:] pendeta-pendeta yang setia akan dipindahkan dari jemaat yang merasa mengetahui begitu banyak… Dalam Testimonies, Vol. 5, hlm. 77, kita membaca satu bagian yang melanjutkan topik yang sama: Siapakah yang mengetahui apakah Tuhan akan menyerahkan anda kepada penipuan yang 222 anda senangi? Siapakah yang mengetahui bahwa pengkhotbah-pengkhotbah yang setia, teguh dan sejati adalah orang yang terakhir yang akan menawarkan injil kedamaian kepada gereja-gereja kita yang tidak tahu berterima kasih? Bisa terjadi bahwa para pemusnah sedang mendapatkan pelatihan di bawan tangan Setan dan hanya menunggu kepergian beberapa orang pemegang standar, lalu kemudian mengambil alih tempat mereka, dan dengan suara nabi palsu, berseru, damai, damai, sementara Tuhan tidak berbicara tentang kedamaian. Saya jarang menangis, namun sekarang mata saya penuh air mata; air mata itu berjatuhan ke atas kertas ketika saya menulis. Bisa terjadi bahwa tidak lama lagi segala nubuatan di antara kita akan berakhir, dan suara yang selama ini telah membangunkan orang-orang mungkin tidak akan lagi mengganggu ketenangan tidur tubuh daging mereka. Betapa sebuah gambaran! Bukankah prediksiprediksi ini sedang digenapi sekarang? Jikalau Ellen White ditunjukkan dalam khayal beberapa dari gereja-gereja MAHK yang baru yang “ditanam” oleh Divisi Amerika Utara—SEKARANG— bagaimanakah ia akan bisa berhenti menangis? Bagaimanakah ia menahan air mata untuk tidak menutupi matanya? Banyak dari gereja-gereja baru ini adalah gereja-gereja perayaan yang khas. Pimpinan-pimpinan gereja mungkin menyangkal kenyataan ini, namun mereka telah menunjukkan semua ciri dari kesesatan itu. Kebisingan yang mereka 223 buat dengan “musik” dan teriakan dan tarian tentulah akan membuat Yesus Sendiri menangis! Tidak ada keraguan tentang perihal itu; melalui hambaNya, Tuhan telah menubuatkan bahwa pengaruh setan seperti ini akan dibawa masuk ke tengah-tengah kita “sesaat sebelum penutupan pintu kasihan.” Perhatikan nubuatan yang menyedihkan berikut ini dari Selected Messages, Vol. 2, hlm. 36: Segala hal yang kasar akan dinyatakan. Akan ada teriakan, dengan drum, musik dan tari-tarian, akal sehat makhluk yang rasional akan menjadi begitu bingung sehingga mereka tidak dapat dipercayakan untuk membuat keputusan-keputusan yang benar. Dan ini mereka sebut dengan gerakan Roh Kudus! [Anda paham bukan?] Roh Kudus tidak pernah menyatakan dirinya melalui metode-metode seperti itu, dalam kegaduhan bunyi-bunyian. Ini adalah temuan Setan untuk menutupi metode-metode yang sesungguhnya untuk menjadikan kebenaran yang murni, tulus, mengangkat, memampukan dan menguduskan itu menjadi tidak berpengaruh pada zaman ini. Lebih baik tidak pernah memiliki perbaktian kepada Tuhan yang dipadukan dengan musik daripada menggunakan alat musik untuk melakukan pekerjaan yang pada bulan Januari yang lalu dinyatakan kepada saya akan dibawa ke dalam pertemuanpertemuan perkemahan kita. Kebenaran untuk masa kini tidak memerlukan hal ini dalam pekerjaan 224 mempertobatkan jiwa-jiwa. Kegaduhan bunyibunyian mengejutkan akal sehat dan menyesatkan, yang jikalau dilakukan dengan benar dapat menjadi suatu berkat. Kuasa-kuasa agen-agen setan bergabung dengan keributan dan kegaduhan, untuk mengadakan karnaval, dan ini diistilahkan dengan pekerjaan Roh Kudus. Berbicara tentang gereja-gereja perayaan saat ini, bukan hanya “kegaduhan bunyi-bunyian” yang mereka sebut dengan “musik” itu adalah sebuah kejahatan, melainkan juga skit (drama pendek) dan drama yang tidak masuk akal yang menjadi bagian dari apa yang mereka sebut pelayanan “perbaktian.” Segala macam drama seperti itu dengan jelas dikutuk dalam firman Tuhan! Tuhan telah menasehatkan: “Jangalah ada sesuatu yang berwatak teatrikal diperkenalkan.” (Review & Herald, 14 Februari 1907). Jikalau kita telah membaca peringatan yang mengejutkan itu secara pribadi, dan juga membacakan kepada orang-orang dari mimbar-mimbar gereja-gereja kita dan pada pertemuan-pertemuan perkemahan kita, kita akan diselamatkan dari keterlibatan dengan kesesatan yang mengerikan ini! Melalui kelalaian kita, bukankah kita, sebagaimana raja Israel, membakar tulisan-tulisan yang dikirimkan oleh Tuhan ke dalam api? Sementara kita memiliki gereja-gereja perayaan di tengah-tengah kita selama beberapa dekade dengan “menanam” gereja-gereja demikian, tampaknya 225 para pemimpin sekarang sedang mengusahakan secara lebih keras daripada sebelumnya untuk mempromosikan jenis perbaktian ini. Dalam sebuah majalah gereja resmi, North Pacific Union Gleaner, Agustus 1999, kita menemukan iklan berikut di OASIS CHRISTIAN CENTER di Vancouver, Washington. Saya mengutip: “Sebuah tempat yang menyegarkan bagi orang-orang yang telah berhenti ke gereja, namun tidak putus dengan Tuhan. Acara Anak-anak yang menyenangkan’ Skit-skit Drama; Band No-Jive, dll. Bukan gereja yang biasa. Cobalah.” Oasis Christian Center yang diiklankan ini adalah salah satu dari gereja-gereja perayaan yang “ditanam” oleh MAHK. Dari Selected Messages, kita baru saja membaca bahwa praktek-praktek seperti itu adalah temuan Setan, dan bahwa kuasa-kuasa agen-agen setan bergabung dengan keributan dan kegaduhan untuk mengadakan karnaval.” Sulit untuk menyadari bahwa kita sedang memaafkan dan melaksanakan “karnaval Advent” di dalam gereja! Mungkinkah ini pekerjaan dari “para pemusnah” yang telah dilatih “di bawah tangan Setan?” Dalam hubungan ini marilah kita melihat Testimonies to Ministers, hlm. 109, 110, dan membaca kembali nubuatan yang amat mengerikan: Banyak yang akan berdiri di MIMBAR-MIMBAR kita dengan obor nubuatan palsu di tangan mereka, yang dinyalakan dari obor neraka Setan. 226 Satu kutipan lagi dari kesaksian yang dikirimkan untuk dibacakan di Gereja Battle Creek yang tentu saja berlaku bagi kita saat ini—kepada para pemimpin Gereja Tuhan yang Sisa: Ada orang-orang di antara kita yang dalam kedudukan dengan tanggung jawab yang mengatakan bahwa pendapat-pendapat dari beberapa filsuf yang angkuh, katanya, lebih dapat dipercaya daripada kebenaran di dalam Alkitab, atau kesaksian-kesaksian Roh Kudus.—Testimonies, Vol. 5, hlm. 79. Sekarang saya akan mengajukan kepada anda sebuah pertanyaan yang mengusik pikiran, dan bagi beberapa orang mungkin mengganggu: Yang manakah yang akan anda pilih untuk didengarkan dari mimbar gereja—suara-suara dari “Banyak orang yang akan berdiri di mimbar-mimbar kita,” yang mengajarkan ajaran-ajaran iblis dan mengadakan pelayanan yang rohnya “dinyalakan dari obor neraka Setan?” Ataukah anda akan memilih untuk mendengar suara-suara pendeta yang setia yang berdiri di belakang “mimbar” mengajarkan kebenarankebenaran Alkitab, dan ketika, tepat saatnya, mengutip dari Kesaksian-kesaksian yang diilhamkan oleh Roh Kudus Tuhan? Pikirkanlah… Tuhan mengumumkan kemalangan kepada GEMBALA-GEMBALA PALSU!: “Malanglah pendeta-pendeta yang menghancurkan dan mencerai-beraikan domba-domba di padang rumputku!” 227 "Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!" -- demikianlah firman TUHAN. Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah Israel, terhadap para gembala yang menggembalakan bangsaku: "Kamu telah membiarkan kambing domba-Ku terserak dan tercerai-berai, dan kamu tidak menjaganya. Maka ketahuilah, Aku akan membalaskan kepadamu perbuatan-perbuatanmu yang jahat, demikianlah firman TUHAN.” (Yeremia 23:1-2). Kemudian lagi dalam Yehezkiel 34:18, 19: Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu? Apakah dombadomba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu? Maka Tuhan akan menimpakan kemalangan kepada PENDETA-PENDETA PALSU! Di masa-masa seperti ini, apakah kewajiban dari pendeta-pendeta Tuhan yang setia? Yesaya berseru: “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!” (Yesaya 58:1). 228 Dalam Testimonies, Vol. 1, hlm. 321, hamba Tuhan menasehatkan: Di saat yang mengerikan ini, sesaat sebelum Kristus datang untuk kedua kalinya, para pengkhotbah Tuhan yang setia harus menyampaikan kesaksian yang lebih menohok daripada yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis. Sebuah pekerjaan yang penting dan penuh tanggung jawab ada di hadapan mereka dan orang-orang yang berbicara tentang hal-hal yang baik-baik, Tuhan tidak akan mengakui mereka sebagai gembala-gembalaNya. Kemalangan yang mengerikan akan turun ke atas mereka. Maka kepada jemaat dan orang-orang awam di Israel modern, saya mengutip dari Testimonies to Ministers, hlm. 10: Janganlah ada jiwa yang mengeluhkan hamba-hamba Tuhan yang telah datang kepada mereka membawa pekabaran dari surga. Janganlah lagi mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka dan berkata, “Mereka terlalu positif; mereka berbicara terlalu keras.” Mereka mungkin berbicara keras; tetapi bukankah itu diperlukan? Tuhan akan menjadikan telinga-telinga pendengarnya merah jikalau mereka tidak memperhatikan suara Tuhan atau amaranNya. Ia akan menuntut mereka yang menolak firman Tuhan. Sementara kita menghadapi krisis terakhir, kita membaca dari Selected Messages, Vol. 3, hlm. 83, 84: 229 Manusia mengusahakan rencana demi rencana, dan musuh akan berusaha membujuk jiwajiwa menjauh dari kebenaran, namun orang-orang yang percaya bahwa Tuhan telah berbicara melalui Saudari White dan telah memberikan kepadanya sebuah pekabaran, akan selamat dari banyak penipuan yang akan datang di hari-hari terakhir. Betapa menyedihkan bahwa Ellen White harus menuliskan surat berikut ini, yang dituliskan kepada orang-orang yang hendak mengurangi tulisan-tulisannya yang dikarang oleh Roh Kudus! Saya telah mencoba melakukan kewajiban saya kepada anda dan kepada Tuhan Yesus, yang saya layani dan yang pekerjaanNya saya cintai. Kesaksian-kesaksian yang telah saya sampaikan kepada anda dalam kebenaran telah ditunjukkan kepada saya oleh Tuhan. Saya sedih karena anda telah menolak terang yang diberikan… Apakah anda mengkhianati Tuhanmu, karena, dalam belas kasihanNya yang besar, Ia telah menunjukkan kepadamu di mana kedudukan anda secara rohani? Ia mengetahui setiap maksud hati. Tidak ada yang tersembunyi dari Tuhan. Bukanlah saya yang anda khianati, bukanlah saya yang anda lawan dengan begitu sengit. Adalah Tuhan, yang telah memberikan kepada saya pekabaran ini untuk disampaikan kepada anda.—Manuscript Releases, Vol. 5, hlm. 139. 230 Di tahun yang sama, 1903, Ellen White menulis kepada orang-orang yang tidak lagi mau percaya kepada Kesaksian-kesaksian: Satu hal yang pasti: Orang-orang MAHK yang berdiri di bawah panji-panji Setan pertamatama akan meninggalkan iman mereka kepada peringatan-peringatan dan teguran-teguran yang terdapat dalam Kesaksian-kesaksian Roh Tuhan.— Selected Messages, Vol. 3, hlm. 84. Sebagai gantinya mengabaikan Alkitab dan Kesaksian-kesaksian, marilah kita bertanya dengan semangat: "Adakah datang firman dari TUHAN?" (Yeremia 37:17). Perkataan-perkataan dari Tuhan berikut ini terdapat dalam Yehezkiel 33:11 dan Yeremia 22:29: Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel? (Yehezkiel 33:11). Hai negeri, negeri, negeri! Dengarlah firman TUHAN! (Yeremia 22:29). Marilah kita berdoa: Bapa yang penuh kasih, ampunilah umatMu yang telah mengundang kuasa Setan untuk masuk ke dalam gereja kami melalui perayaan, dan apa yang disebut musik rock Kristen dan drama, dengan 231 penggunaan drum dan bahkan tarian. Bukalah mata para pemimpin kami yang memutuskan untuk memaksakan temuan iblis mereka ke atas umatMu yang berharga ini! Tolonglah orang-orang yang setia ketika mereka bergumul akan roh penghormatan yang kudus, sehingga semua orang akan merasakan kehadiranMu yang kudus ketika kami berbakti. Berilah kami, O Tuhan, suatu pelayanan yang akan mengkhotbahkan pekabaran-pekabaran akhir zaman dari firmanMu, Alkitab, dan Roh Nubuat. Bangunkanlah para pendeta kami untuk memberikan kami khotbah-khotbah yang akan membantu kami mempersiapkan diri dan siap menghadapi krisis yang akan datang! Kami memohon semua ini di dalam nama Yesus. AMIN. LAMPIRAN 2 DEFINISI-DEFINISI (Catatan penerjemah: tidak terdapat teks dalam naskah asli.) 232 LAMPIRAN 3 “ANCAMAN DARI FILM KEAGAMAAN” (Kutipan-kutipan dari buku A.W. Tozer) Sejak usia 20 tahun hingga kematiannya 41 tahun kemudian, A.W. Tozer adalah seorang penulis yang produktif dan seorang pendeta yang setia dari Gereja-Gereja Persekutuan di Nuter Fort dan Morgantown, Virginia Barat; Toledo, Ohio; Indianapolis, Indiana; Chicago, Illinois; dan Toronto di Kanada. Pemahamannya tentang konsep-konsep rohani telah dikenal luas di kalangan orang-orang Kristen. Dalam Pengantar kepada bukunya, 52 Favorite Chapters The Best of A. W. Tozer, Warren W. Wiersbe menulis, Apakah yang terdapat dalam tulisan-tulisan A. W. Tozer yang memikat kita dan tidak membiarkan kita pergi? Tozer tidak menikmati keistimewaan belajar di sebuah pendidikan universitas ataupun seminari, atau pendidikan Sekolah Alkitab dalam hal ini, namun ia telah mewariskan kepada kita satu rak buku-buku yang akan digali kekayaan rohaninya hingga Tuhan datang. A.W. Tozer menulis dengan keyakinan. Ia tidak tertarik untuk menggelitik telinga orang-orang Kristen Atena yang mencari sesuatu yang baru. Tozer menggali kembali sumur-sumur tua dan memanggil kita kembali ke jalan yang lama, dan ia dengan semangat percaya dan mempraktekkan apa yang diajarkannya. Pernah ia mengatakan kepada seorang teman saya, “Saya telah batal mengkhotbahkan diri saya dalam se233 tiap mimbar Konferensi Alkitab di negara ini!” Orangorang tidak akan bergegas masuk untuk mendengarkan seorang manusia yang kesaksiannya menjadikan mereka merasa tidak nyaman. Hlm. 8. Gambaran Tozer tentang dirinya sendiri telah menggambarkan sikapnya terhadap perkara-perkara rohani. “Saya kira falsafah saya adalah begini: Segala sesuatu adalah salah hingga Tuhan membenarkannya Ibid., hlm. 7. Kutipan-kutipan dari buku A.W. Tozer, “ANCAMAN DARI FILM KEAGAMAAN” Ketika Tuhan memberikan kepada Musa cetak biru Kemah Suci, Ia sangat berhati-hati menyertakan setiap detail; kemudian, agar jangan sampai Musa mendapatkan pengertian bahwa ia dapat memperbaiki rencana mula-mula, Tuhan memperingatkan dia dengan khidmat, “Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya." (Keluaran 25:9). Tuhanlah, bukan Musa yang menjadi arsiteknya. Memutuskan rencana tersebut adalah hak prerogatif Yang Maha Kuasa. Tidak seorangpun yang berani menghalanginya meski selebar rambutpun. Gereja Perjanjian Baru juga dibangun sesuai dengan sebuah pola. Bukan hanya ajaran-ajarannya yang berasal dari ilahi, melainkan juga metode-metodenya. Ajaran-ajaran itu dengan jelas dinyatakan da234 lam begitu banyak kata. Sebagian dari metode-metode tersebut yang diikuti oleh Gereja Perjanjian Baru yang mula-mula telah diberikan atas perintah langsung; yang lain digunakan dengan persetujuan khusus dari Tuhan, karena sebelumnya telah diperintahkan kepada para rasul oleh Roh Kudus. Dari rencana Tuhan yang dinyatakanNya kita menjauh menuju kepada kebinasaan kita. Setiap perpindahan menghasilkan dua akibat: akibat segera dan akibat dalam waktu lama. Akibat yang segera menyentuh pribadi-pribadi dan orang-orang yang dekat dengan dia; akibat dalam waktu lama hingga ke masa depan dalam waktu yang tidak diketahui, dan banyak yang memberi pengaruh kejahatan bagi seluruh Gereja Tuhan di bumi. Godaan untuk memperkenalkan hal-hal “baru” ke dalam pekerjaan Tuhan selalu terlalu kuat bagi seseorang untuk dilawan. Gereja telah menderita luka-luka yang tidak terkatakan di tangan-tangan orang yang memiliki niat baik namun salah tuntunan, yang merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana menjalankan pekerjaan Tuhan lebih baik daripada Kristus dan para rasul melakukannya. Serangkaian mobil boks yang padat tidak akan cukup untuk mengusir sebuah truk keagamaan yang telah dibawa ke dalam pelayanan Tuhan dengan harapan untuk memperbaiki pola yang mula-mula. Hal-hal ini, satu per satu ataupun seluruhnya, telah menjadi penghalang bagi kemajuan Kebenaran, dan telah menghalangi struktur rencana ilahi yang oleh para rasul, jikalau mereka datang 235 ke dunia saat ini, hampir tidak akan mengenali kesalahan yang telah menjadi akibatnya. Tuhan kita sementara berada di bumi menyucikan Bait Suci, dan penyucian secara berkala telah menjadi penting di Gereja Tuhan sepanjang zaman. Setiap generasi pasti memiliki orang-orang yang amatir dan ambisius yang muncul dengan temuantemuan yang bersinar yang ia paksakan kepada para imam di hadapan altar. Bahwa Alkitab tidak membenarkan keberadaan temuan itu tampaknya tidak memusingkannya sama sekali. Temuan itu dibawa dengan segala cara dan disampaikan dengan nama keOrtodoks-an. Segera saja ia masuk di dalam pikiran orang-orang Kristen pada umumnya dengan segala hal yang baik dan kudus. Tentu saja, menyerang temuan itu adalah dianggap menyerang Kebenaran itu sendiri. Ini adalah teknik lama yang lazim yang sering dan sudah lama dilakukan oleh orang-orang yang setia kepada kesalahan sehingga saya keheranan bagaimana mungkin anak-anak Tuhan dapat dikuasainya [1-3]. Saya percaya bahwa guru-guru agama yang paling bertanggung jawab akan setuju dengan pandangan bahwa segala usaha untuk mengajarkan kebenaran rohani melalui hiburan adalah sia-sia dan sangat berbahaya bagi jiwa. Namun hiburan adalah menguntungkan, dan pertimbangan ekonomi selalu berkuasa dalam memutuskan apa yang boleh dan tidak boleh ditawarkan kepada umum—bahkan di dalam gereja. 236 Pengalaman rohani yang mendalam hanya berasal dari banyak belajar, berdoa dengan tulus dan merenungkan secara mendalam. Adalah benar bahwa manusia hanya dengan berpikir tidak akan menemukan Tuhan; adalah juga benar bahwa manusia tidak dapat mengenal Tuhan dengan baik tanpa melakukan banyak pemikiran yang khidmat. Film-film keagamaan, yang memikat langsung tingkat terendah dalam pikiran kita, hanya dapat menciptakan kebiasaan mental yang buruk yang tidak sesuai dengan jiwa-jiwa untuk dapat menerima kesan-kesan rohani yang sesungguhnya. [10, 11]. Film-film keagamaan adalah sebuah ancaman bagi agama yang sesungguhnya karena ia melibatkan akting, yaitu pelanggaran akan kejujuran. Tidak diragukan lagi, hal yang paling berharga yang dimiliki setiap orang adalah kemanusiaan pribadinya; yang olehnya ia menjadi dirinya sendiri dan bukan orang lain; yang tidak boleh dihilangkan oleh manusia itu sendiri atau dibagikan kepada orang lain. Masing-masing dari kita, betapapun rendahnya tempat kita dalam tataran sosial, adalah satu ciptaan yang khas. Masing-masing adalah seorang manusia baru yang utuh yang memiliki kepribadiannya sendiri yang terpisah, yang menjadikannya selamanya satu individu yang terpisah, yaitu satu makhluk manusia pribadi. Kualitas inilah yang unik yang menyebabkan manusia menikmati setiap imbalan kebajikan dan menjadikannya bertanggung jawab atas setiap dosa. Diri pribadinyalah, yang bertahan selamanya, dan yang membe237 dakannya dari setiap makhluk ciptaan yang lain yang telah dan selalu akan diciptakan. Karena manusia adalah makhluk yang sedemikian, semua guru-guru moral, dan khususnya Kristus dan para rasulnya, menjadikan kejujuran sebagai dasar bagi kehidupan yang baik. Perkataan ini, sebagaimana yang digunakan dalam Perjanjian baru, adalah seperti memegang pot yang halus ke arah matahari untuk menguji kemurniannya. Dalam terang sinar matahari, segala bahan yang asing akan segera tampak. Maka ujian kejujuran adalah mendasar dalam tabiat manusia. Manusia yang jujur adalah seseorang yang di dalam dirinya tidak terdapat sesuatu yang asing; ia adalah satu bagian yang utuh; ia telah memelihara agar kepribadiannya tidak ternoda. Kejujuran bagi setiap orang berarti hidup dengan menyatakan tabiatnya yang sesungguhnya. Pertentangan Kristus dengan orang-orang Farisi berpusat pada kebiasaan moral mereka yang bermain peran. Orang-orang Farisi terus menerus berpura-pura menjadi apa yang sesungguhnya bukan dirinya. Ia mencoba untuk mengosongkan “ke-aku-annya” sendiri dan tampak di mata orang lain sebagai orang yang lebih baik. Ia mengenakan watak yang palsu untuk mencapai efek tertentu. Kristus berkata ia adalah seorang munafik. Bukan sekedar kebetulan asal usul kata “munafik” (hypocrite) berasal dari panggung. Ini berarti aktor. Dengan instink ketepatan yang biasanya menandai asal usul kata, kata ini telah digunakan untuk 238 melambangkan seseorang yang melanggar kejujurannya dan memainkan satu bagian yang palsu. Seorang aktor adalah seseorang yang mengambil watak orang lain yang bukan dirinya dan memainkannya untuk mencapai efek tertentu. Semakin penuh ia dikuasai oleh kepribadian lain, semakin baik ia sebagai seorang aktor. Bacon pernah berkata sesuatu bahwa beberapa profesi yang berwatak demikian, bahwa semakin trampil seseorang dapat memainkan wataknya, semakin buruk manusia itu sesungguhnya. Ini secara sempurna menggambarkan profesi akting. Keluar dari watak kita sendiri dengan alasan apapun adalah selalu berbahaya, dan mungkin berakibat fatal bagi jiwa. Betapapun baiknya maksudnya, seseorang yang mengenakan watak yang palsu telah mengkhianati jiwanya sendiri dan telah memberi luka yang mendalam kepada sesuatu yang kudus di dalam dirinya. Tidak seorangpun yang pernah hadir di hadapan Yang Maha Kudus, yang telah merasakan betapa tingginya hak istimewa yang kudus untuk menjadi citraNya, akan mau lagi untuk memainkan suatu peran atau mempermainkan perkara yang paling kudus ini, yaitu hatinya yang paling tulus dan dalam. Ia kemudian akan hanya menjadi dirinya sendiri, memelihara kejujuran jiwanya sendiri dengan khidmat. Untuk memproduksi sebuah film keagamaan, seseorang harus menyamarkan kepribadiannya sendiri untuk beberapa waktu, dan memainkan kepribadian orang lain. Tindakan-tindakannya harus dianggap 239 palsu, dan orang-orang yang menontonnya dengan persetujuan berbagi dengan kepalsuan tersebut. Berpura-pura berdoa, menunjukkan kesedihan yang saleh, bermain dalam perbaktian di hadapan kamera untuk mencapai efek tertentu—betapa mengejutkannya bagi hati yang khidmat! Bagaimana mungkin orang Kristen yang menyetujui kepura-puraan ini akan pernah memahami nilai kejujuran sebagaimana diajarkan oleh Tuhan kita? Apakah akhir dari sebuah generasi Kristen yang diberi makanan penipuan seperti itu yang menyamar sebagai iman para bapa pendahulu kita? Anjuran bahwa semua ini tentulah baik karena dilakukan demi kemuliaan Tuhan adalah sebuah alasan pembenaran yang amat lemah yang seharusnya tidak membodohi siapapun yang telah mencapai usia mental di atas 6 tahun. Pendapat seperti itu sejajar dengan aturan kelayakan yang jahat yang mengatakan bahwa hasilnya adalah yang diperhitungkan, dan yang menguduskan caranya, betapapun jahatnya cara itu, hasilnyalah yang dipertimbangkan. Murid sejarah yang bijaksana akan mengetahui ajaran yang tidak bermoral ini. Gereja yang dituntun oleh Roh Kudus tidak akan melakukan hal ini. [12-15] Sekarang, tentang film keagamaan, di manakah otoritasnya? Penyimpangan yang begitu jauh dari pola lama, di manakah otoritasnya? Memperkenalkan seni akting kafir kepada Gereja, di manakah otoritasnya? Biarlah para pendukung film mengutip satu ayat saja dari Alkitab, dalam terjemahan apapun, 240 untuk membenarkan penggunaannya. Mereka tidak akan dapat menemukannya. Yang dapat mereka lakukan adalah memohon kepada psikologi dunia atau mengulang dengan cerdas bahwa “zaman modern menuntut metode-metode modern.” Namun Alkitab— kutiplah satu ayat saja yang dapat mengesahkan peran dalam film sebagai sarana Roh Kudus. Mereka tidak dapat melakukannya. Karena setiap orang Kristen harus mendapatkan otoritas Alkitab untuk menerima film keagamaan atau menolaknya, dan setiap produser dari film-film seperti itu, ia harus berhadapan dengan wajah-wajah orang-orang yang jujur dan khidmat, harus menunjukkan dukungan Alkitab atau berhenti saja berusaha melakukan itu. Akan tetapi, kata seseorang, tidak ada yang tidak Alkitabiah tentang film keagamaan; ini sematamata sebuah media baru bagi penyampaian pekabaran lama, sebagaimana percetakan adalah sebuah metode penulisan yang lebih baik dan baru dan radio adalah penguatan bagi ucapan manusia. Kepada perkataan ini, saya menjawab: Film bukanlah pe-modern-an atau perbaikan dari setiap metode yang Alkitabiah; melainkan sebuah media yang sama sekali asing bagi Alkitab dan sama sekali tidak sah. Ini adalah bermain akting—hanya itu, dan tidak lain. Ini adalah perkenalan ke dalam pekerjaan Tuhan sesuatu yang tidak netral, melainkan buruk secara keseluruhan. Percetakan adalah netral; demikian juga radio; demikian juga kamera. 241 Alat-alat ini dapat digunakan untuk tujuan baik ataupun buruk atas kehendak penggunanya. Namun bermain akting adalah buruk pada dasarnya karena melibatkan permainan emosi yang sesungguhnya tidak dirasakan. Ini membentuk suatu kontradiksi moral yang besar karena menyebut sebuah kebohongan sebagai pelayanan akan kebenaran. [18, 19]. Tuhan telah menentukan empat metode saja untuk memelihara Kebenaran—dan film keagamaan bukan salah satunya. Tanpa mencoba mengatur metode-metode in dalam urutan kepentingannya, metode-metode ini termasuk: (1) doa, (2) nyanyian, (3) pengumuman tentang pekabaran melalui perkataan, dan (4) perbuatan baik. Keempat metode inilah yang diberkati oleh Tuhan. semua metode-metode Alkitab lainnya adalah bagian dari dan berada di dalam kerangka keempat metode ini. [20]. Film keagamaan adalah tidak selaras dengan roh Alkitab secara keseluruhan dan berlawanan dengan suasana hati kesalehan yang sejati. Menyelaraskan roh film keagamaan dengan roh Alkitab yang Kudus adalah tidak mungkin. Segala perbandingan adalah tidak mungkin dan, jikalaupun tidak terlalu serius, akan menjadi sangat lucu. Cobalah membayangkan bagaimana Elia muncul di hadapan Ahab dengan satu rol atau gulungan film! Bayangkan Petrus berdiri di hari Pentakosta dan berkata, “Tolong nyalakan lampu.” Ketika Yeremia ragu dalam bernubuat, karena ia bukan seorang pembicara yang lancar, Tuhan menjamah mulutnya dan berka242 ta, "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.” Barangkali Yeremia telah melakukannya dengan cukup baik tanpa jamahan ilahi jikalau ia memiliki proyektor 16mm dan satu rol film. Biarlah manusia berani membandingkan pertunjukan film keagamaannya dengan roh dalam Kitab Kisah Para Rasul. Biarlah ia menemukannya dalam 1 Korintus Pasal 12. Biarlah ia melihatnya di sisi khotbah Savonarola yang bersemangat, atau hujaman Luther, atau khotbah-khotbah surgawi Wesley, atau himbauan Edward yang mengerikan. Jikalau ia tidak dapat melihat perbedaannya dalam jenis, maka ia adalah terlalu buta untuk dapat dipercaya dengan kepemimpinan di dalam Gereja Tuhan yang Hidup. Satu-satunya hal yang pantas yang dapat dilakukannya dalam situasi itu adalah bertelut dan berseru seperti Bartimeus yang malang, “"Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Akan tetapi beberapa orang berkata, “Kami tidak bermaksud untuk menggantikan metode penyampaian Injil yang biasa. Kami hanya ingin menambahkannya.” Dalam hal ini saya menjawab: Jikalau film diperlukan untuk menambahkan penyampaian yang diurapi, ini hanya bisa terjadi jikalau metode yang telah ditentukan oleh Tuhan tidak memadai dan film dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh metode yang ditentukan oleh Tuhan. Apakah perkara itu? Kami dengan terbuka menjamin bahwa film dapat menghasilkan efek yang tidak dapat dihasilkan oleh khotbah (dan yang tidak pernah akan diusahakan dalam khotbah), namun beranikah kita mengusahakan 243 efek tersebut dalam terang kehendak Tuhan yang dinyatakan dan dalam menghadapi penghakiman dan kekekalan yang panjang? [24-26]. Saya menentang film keagamaan karena efeknya yang berbahaya terhadap setiap orang yang berhubungan dengannya. Pertama, efek jahat terhadap “para aktor” yang memainkan bagian dari berbagai tokoh dalam pertunjukan; bukan karena ini tidak terduga. Siapakah yang berani, sementara dalam persekutuan dengan Tuhan, memainkan peran sebagai seorang nabi? Siapakah yang berani berpura-pura menjadi seorang rasul, bahkan dalam sebuah pertunjukan? Di manakah penghormatannya? Di manakah rasa takutnya? Di manakah rasa rendah hatinya? Setiap orang yang mau memainkan suatu bagian untuk tujuan apapun, pertama-tama adalah mendukakan Roh dan mengabaikan suaraNya di dalam hatinya. Dan kemudian segala sesuatu akan tampak baik baginya. “Ia makan dari debu; hatinya yang menipu telah menyingkirkannya.” Namun ia tidak dapat menghindarkan diri dari pekerjaan rahasia hukum jiwa. Sesuatu yang tinggi dan mulia akan mati di dalam dirinya; dan yang terburuk adalah ia tidak pernah curiga terhadap hal ini. Inilah kutukan yang selalu mengikuti pencelakaan diri. Orang-orang Farisi adalah contohnya. Mereka adalah orang mati yang berjalan, dan tidak pernah membayangkan betapa sesungguhnya mereka telah mati. 244 Kedua, ini menyamakan agama dengan dunia teater. Beberapa waktu yang lalu saya melihat dalam sebuah majalah Fundamental sebuah iklan dari sebuah film keagamaan yang akan disambut dalam halaman teater dalam setiap majalah kota. Diilustrasikan dengan gambar umpan seks seorang laki-laki dan perempuan muda dalam pelukan yang mesra, dan dihiasi dengan kata-kata seperti “bertajuk panjang, drama, kesedihan, roman,” ini berasal dari Hollywood dan rumah produksi murahan. Melalui bisnis seperti ini, kita menjual pemisahan Kekristenan kita, dan tidak ada perkara lain selain kesedihan yang dihasilkan darinya, cepat atau lambat. Ketiga, selera drama yang dikembangkan melalui film ini tidak akan terlalu lama memuaskan pikiran orang muda dengan hal-hal rendah yang ditawarkan oleh film keagamaan. Orang muda kita akan menuntut hal-hal yang nyata; dan apakah jawaban kita ketika mereka bertanya mengapa mereka tidak boleh meniru dari film yang biasa diputar di bioskop? Keempat, generasi yang sedang bertumbuh akan secara alamiah memandang agama sebagai salah satu bentuk hiburan yang lebih rendah. Sesungguhnya, generasi sekarang ini telah melakukannya sampai tingkat yang mengejutkan, dan film injil menguatkan pandangan itu dengan mengacaukan antara agama dan kesenangan atas nama ke-ortodoksan. Tidak diperlukan wawasan yang tinggi untuk dapat melihat bahwa film keagamaan telah menjadi semakin 245 menggetarkan ketika selera para penontonnya menjadi semakin terangsang. Kelima, film keagamaan adalah sahabat bagi pengkhotbah yang malas. Jikalau mode ini terus berlanjut dan menyebar maka tidak akan lama lagi setiap orang yang memiliki kemampuan cukup untuk mengatakan doa yang keras, dan mempunyai cukup mentalitas untuk tetap fokus di depan sebuah proyektor, akan menjadi seorang nabi Tuhan Yang Maha Tinggi. Hamba Tuhan dapat bersantai saja sepanjang minggu dan datang pada hari Minggu tanpa beban. Segala sesuatu telah dilakukan baginya di studio. Ia hanya perlu memasang layar dan mengecilkan lampu, dan selanjutnya yang lain berjalan tanpa kerja keras. Di manapun film digunakan, nabi itu digantikan oleh sebuah proyektor. Hal yang dapat dilakukan oleh nabi-nabi yang tergantikan tersebut adalah mengakui bahwa mereka adalah teknisi-teknisi dan bukan juru khotbah. Biarlah mereka mengakui bahwa mereka bukan orang yang diurapi dan dikirim oleh Tuhan bagi pekerjaan kudus. Biarlah mereka menolak pengurapan dan membuang kepura-puraan mereka. Membiarkan bahwa mungkin ada beberapa orang yang benar-benar dipanggil dan diberi karunia oleh Tuhan, namun yang telah mengizinkan dirinya dikuasai oleh hal-hal mainan baru ini, bahayanya adalah besar. Sepanjang mereka dapat mundur dari film, tekanan kepada juru khotbah akan berkurang. Kebiasaan dan ritme yang menjadi ciri dari khotbah yang besar akan hilang dari pelayanan mereka. Betapapun 246 besarnya karunia alami mereka, betapapun nyatanya bujukan kuasa mereka, mereka masih tidak akan pernah dapat bangkit. Sementara rol ini masih di tangan untuk membantu mereka, mereka tidak akan pernah dapat melakukannya. Film akan menentukan nasib mereka menjadi orang biasa. [26-29]. Sebagai kesimpulan: Satu hal yang mungkin mengganggu jiwa-jiwa yang tulus: mengapa begitu banyak orang baik yang setuju kepada film keagamaan. Daftar orangorang yang bersemangat tentang film termasuk orang-orang yang tidak dapat dianggap orang Kristen di perbatasan. Jikalau ini adalah sebuah kejahatan, mengapa orang-orang itu tidak menghindarinya? Jawabannya adalah kurangnya kemampuan mengetahui secara rohani. Banyak orang yang berbalik kepada film adalah orang-orang yang, baik melalui ajaran langsung atau melalui pengabaian, merendahkan pekerjaan Roh Kudus. Mereka telah meminta ampun kepada Roh Kudus dan mengesampingkan Roh melalui ketidakpercayaan mereka sehingga mengakibatkan penolakan keluar. Sekarang kita membayar harga dari kebodohan kita. Terang telah pergi dan orang-orang baik dipaksa untuk tersandung di dalam kegelapan intelek manusia. Film keagamaan pada saat ini mengalami masa kehamilan dan tampaknya segera akan mengerumuni 247 gereja-gereja seperti sekawanan belalang di atas bumi. Gambarannya telah pasti; ini berasal dari bawah, bukan dari atas. Seluruh psikologi modern telah bersiap bagi invasi serangga ini. kalangan Fundamentalis telah bosan dengan manna dan menginginkan daging merah. Apa yang mereka dapatkan adalah pengganti yang menyedihkan bagi kesenangan duniawi yang penuh nafsu dan tanpa larangan ini, namun saya mengira itu dianggap lebih baik daripada tidak sama sekali, dan ini menyelamatkan muka dengan berpura-pura tampak rohani. Janganlah kita, karena demi perdamaian, tetap diam saja sementara orang-orang tanpa wawasan rohani mengatur menu makanan anak-anak Tuhan. Saya mendengar seorang pimpinan dari sebuah universitas Kristen berkata beberapa waktu yang lalu bahwa Gereja menderita “epidemi keamatiran.” Komentar ini benar namun menyedihkan, dan film keagamaan menampilkan keamatiran yang menggila. Kesatuan di antara orang-orang Kristen adalah sesuatu yang didambakan, namun bukan dengan mengorbankan kebenaran. Adalah baik berada bersama-sama dengan kawanan, namun saya menolak untuk pergi dalam kebisuan mengikuti kawanan yang sesat menuju tebing yang curam. Jikalau Tuhan telah memberikan hikmat untuk melihat kesalahan pertunjukan keagamaan, kita mempunyai kewajiban kepada Gereja untuk melawan secara terbuka. Kita tidak boleh mencari perlindungan dalam “kediaman dengan rasa ber248 salah.” Kesalahan tidak diam; ia amat vokal dan agresif luar biasa. Kita tidak akan boleh lebih lemah dari itu. Namun marilah kita memikirkan: masih ada ribuan orang Kristen yang berduka melihat dunia menguasai. Jikalau kita membuat sebuah garis pemisah dan meminta perhatian terhadapnya, kita akan kaget betapa banyak orang berada di sisi kita dan membantu kita menjauhi si penyusup ke dalam Gereja ini, yaitu Roh Hollywood. [29, 30]. 249 LAMPIRAN 4 THE REVIEW AND HERALD, 4 Januari 1881 Ellen G. White Telah menjadi bahan pembahasan kami untuk merancang pendirian sebuah masyarakat sastra yang akan memberi manfaat bagi semua orang yang terlibat di dalamnya—sebuah masyarakat yang seluruh anggotanya akan merasakan suatu tanggung jawab moral untuk menyelenggarakan apa yang seharusnya, dan menghindarkan kejahatan-kejahatan yang menjadikan perkumpulan seperti itu berbahaya bagi prinsip keagamaan. Orang-orang yang memiliki pertimbangan dan penilaian yang baik, yang memiliki hubungan yang hidup dengan Surga, yang akan melihat kecenderungan-kecenderungan jahat, dan, tidak tertipu oleh Setan, akan maju ke depan di jalan integritas, terus berpegang erat pada panji Kristus—kelompok seperti ini perlu mengawasi perkumpulan-perkumpulan seperti ini. Pengaruh seperti ini akan menghasilkan penghormatan, dan menjadikan pertemuanpertemuan ini suatu berkat daripada kutukan. Jikalau pria dan wanita dewasa bergabung dengan orangorang muda untuk membentuk dan melaksanakan suatu masyarakat sastra, perkumpulan ini dapat menjadi berguna dan menarik. Namun ketika pertemuan-pertemuan ini turun menjadi kesempatan untuk bersenangsenang dan keriangan yang hiruk pikuk, maka pertemuan ini bukan sastra ataupun mengangkat. Pertemuan ini merendahkan pikiran dan moral. 250 Pembacaan Alkitab, penelitian yang kritis tentang topik-topik Alkitab, tulisan-tulisan tentang topik-topik yang akan meningkatkan pikiran dan memberi pengetahuan, pelajaran tentang nubuatan atau pelajaran-pelajaran berharga dari Kristus—kesemuanya ini memiliki pengaruh untuk memperkuat kuasa mental dan meningkatkan kerohanian. Dan mengapa Alkitab tidak boleh dibawa ke dalam pertemuan-pertemuan seperti itu? Ada pengabaian yang menyedihkan terhadap firman Tuhan, bahkan oleh orang-orang yang dipandang cerdas. “Kitab yang penuh keajaiban! Lilin terang dari Tuhan! Bintang kekekalan! Satu-satunya terang Melaluinya manusia dapat melayari Laut kehidupan, dan tiba di pantai kebahagiaan dengan selamat.” Mengapa buku ini—harta yang amat berharga ini—tidak ditinggikan dan dihargai sebagai seorang sahabat yang berharga? Ini adalah peta kita untuk melalui lautan kehidupan yang penuh badai. Ini adalah buku penuntun kita, yang menunjukkan jalan menuju istana kekal, dan tabiat yang harus kita miliki untuk menjadi penghuninya. Tidak ada buku yang pembacaannya akan mengangkat dan menguatkan pikiran ketika kita mempelajari Alkitab. Di sini pikiran akan menemukan tema-tema dari watak yang paling mengangkat untuk memanggil kuasanya. Tidak ada sesuatupun yang memberi kesegaran dalam segala kemampuan kita seperti menghubungkannya dengan kebenaran-kebe251 naran wahyu yang besar. Usaha untuk memahami dan mengukur pemikiran-pemikiran yang besar ini melebarkan pikiran. Kita dapat menggali dalam-dalam ke dalam tambang kebenaran, dan mengumpulkan harta yang amat berharga untuk memperkaya jiwa. Di sini kita akan belajar cara untuk hidup yang benar, cara untuk mati yang aman. Pengenalan yang baik akan Alkitab akan mempertajam kuasa-kuasa untuk mengetahui, dan melindungi jiwa terhadap serangan Setan. Alkitab adalah pedang Roh, yang tidak akan gagal untuk menaklukkan musuh. Inilah satu-satunya tuntunan dalam segala perkara iman dan praktek kehidupan.—Ellen G. White. 252 LAMPIRAN 5 SURAT 5, 1888 (Kepada Saudara Morse, 26 Desember 1888) (Manuscript Release No. 145, 2MR 235-238) ADEGAN-ADEGAN YANG DILAKONKAN Saya telah bangun pada pukul 3 pagi ini untuk menulis beberapa baris kepada anda. Saya senang dengan mercusuarnya, dan adegan-adegan yang telah membutuhkan begitu banyak usaha keras yang seharusnya dapat menjadi bagian yang paling mengesankan, namun gagal menunjukkan kekuatan dan menonjol dibandingkan dengan begitu banyak waktu dan tenaga yang digunakan untuk melakukannya. Bagian yang dimainkan oleh anak-anak adalah bagus. Pembacaannya adalah tepat. Kemudian jikalau ada perbincangan yang mantap dan baik tentang kejadian itu sehubungan dengan anak-anak dan guru-guru dalam sekolah Sabat yang bekerja dengan tulus demi keselamatan jiwa-jiwa anak-anak yang berada di bawah tanggung jawab anda, memberikan persembahan yang paling dapat diterima kepada Yesus, yaitu penyerahan hati mereka sendiri, dan perkataan-perkataan yang menarik, pendek dan benar sesuai dengan kemampuan mereka untuk melakukannya, bukankah itu akan sejalan dengan pekerjaan yang telah kita usahakan di dalam gereja ini? Setiap coretan sekarang harus serasi dengan satu tujuan besar, mempersiapkan hati, sehingga ma253 sing-masing murid-murid dan guru-guru harus seperti terang yang dinyalakan pada lilin yang akan memberi terang kepada semua orang yang ada di dalam rumah, yang akan membawa gagasan dengan jelas tentang sebuah mercusuar yang menuntun jiwa-jiwa sehingga iman mereka tidak akan hancur berkeping-keping. Dapatkah anda mengatakan kepada saya, apakah kesan yang menonjol dari dua puisi yang disampaikan oleh dua wanita di sana sehubungan dengan pekerjaan ini?” Nyanyiannya adalah sesuai dengan yang kita harapkan dalam setiap pertunjukan teatrikal, dan tidak ada satu katapun yang dapat dibedakan.”Tentulah kapal yang terkena topan badai akan hancur dihantam karang, jikalau tidak ada lebih banyak terang yang berasal dari mercusuar dibandingkan dengan yang tampak dalam perbuatan. Saya harus mengatakan bahwa saya merasa sakit karena perkara-perkara ini, begitu tidak sejalan dengan pekerjaan reformasi yang kita telah usahakan untuk dimajukan di dalam gereja dan lembaga kita, dan saya tentu akan merasa lebih baik jikalau saja saya tidak hadir di sana. Ini adalah kesempatan yang harus diperoleh bukan hanya bagi anak-anak sekolah Sabat, melainkan perkataan yang seharusnya dikatakan sehingga akan memperdalam kesan akan perlunya mencari perkenan Juruselamat itu yang mengasihi mereka dan memberikan DiriNya bagi mereka. Seandainya [hanya] lagulagu hymn yang berharga yang dinyanyikan, “PadaMu Batu Zaman, aku minta lindungan” (‘Rock of ages, 254 cleft for me, let me hide myself in Thee’), dan “Yesus yang berkasihan, aku lari padaMu, sambil angin keras lawan dan ombak pun memalu” (‘Jesus lover of my soul, let me to Thy bosom fly, while the billows near me roll, while the tempest still is high’). Jiwa-jiwa siapakah yang diilhami dengan semangat baru dan segar bagi Tuhan kita dalam nyanyian-nyanyian tersebut yang kebajikannya ada di dalam penampilan penyanyipenyanyinya?” Sementara usaha-usaha keras dilakukan untuk menyelenggarakan penampilan ini, pertemuan-pertemuan telah dilakukan dengan penuh perhatian, yang seharusnya menarik minat dan yang memanggil kehadiran setiap jiwa agar mereka tidak akan kehilangan sesuatu dari pekabaran yang disampaikan oleh Tuhan kita kepada mereka. Sekarang hari Natal ini telah berlalu dengan beban catatannya, dan kita ingin segera mengetahui hasilnya. Akankah penampilan tersebut menjadikan mereka yang terlibat di dalamnya menjadi lebih memikirkan perkara-perkara rohani? Akankah penampilan itu meningkatkan rasa kewajiban kepada Bapa kita di surga yang telah mengirimkan AnakNya ke dalam dunia pada pengorbanan yang tak terhingga untuk menyelamatkan manusia yang telah jatuh dari kehancuran total? Apakah pikiran disadarkan untuk memahami Tuhan karena kasih besarNya bahwa Ia telah mengasihi kita?” Kami berharap, setelah hari Natal berlalu, bahwa orang-orang yang telah berusaha begitu keras se255 karang akan menyatakan suatu semangat yang pasti dan tulus, usaha-usaha tanpa pamrih demi keselamatan jiwa-jiwa para guru sekolah Sabat, sehingga pada akhirnya mereka masing-masing akan bekerja keras demi keselamatan jiwa-jiwa di dalam kelas-kelas mereka, untuk memberikan anak-anak mereka petunjuk-petunjuk pribadi tentang apa yang harus mereka lakukan agar selamat. Kami berharap bahwa para guru akan menyediakan waktu untuk bekerja dalam kesederhanaan dan dalam ketulusan bagi jiwa-jiwa di bawah pengawasan mereka, dan bahwa para guru akan berdoa bersama mereka, dan bagi mereka, sehingga mereka dapat memberikan kepada Yesus persembahan berharga jiwa-jiwa mereka, sehingga mereka menjadi lambang yang sejati bagi mercu suar dalam sinar terang yang bersinar dari usaha-usaha keras mereka dalam nama Yesus, yang seharusnya disampaikan dalam kasih, mereka sendiri memahami sinar terang untuk kemudian membagikan terang ini kepada orang lain, dan oleh karenanya tidak akan terjadi perasaan puas hanya dengan pekerjaan permukaan saja. Tunjukkan saja ketrampilan dan sikap yang mulia dalam memenangkan jiwa-jiwa kepada Yesus sebagaimana yang telah anda tunjukkan dalam usaha keras bagi penampilan yang baru usai ini. Tunjukkan kepada mereka dalam usaha-usaha anda, dengan hati dan jiwa yang penuh pertolongan, menjadi Bintang yang bersinar keluar kepada langit yang gelap moral pada saat ini, bahkan Terang kepada dunia. Biarlah terangmu bersinar sehingga jiwa-jiwa yang terkena to256 pan badai mungkin akan memandang kepadanya dan menghindarkan dari batu karang yang tersembunyi di bawah permukaan air. Pencobaan-pencobaan tengah menunggu untuk menipu mereka, jiwa-jiwa ditekan oleh perasaan bersalah, siap untuk tenggelam dalam keputusasaan. Bekerjalah untuk menyelamatkan mereka; tunjukkan mereka kepada Yesus yang begitu mengasihi mereka sehingga Ia memberikan nyawaNya bagi mereka. Terang dunia bersinar ke atas kita sehingga kita dapat menyerap sinar ilahi dan membiarkan terang ini bersinar kepada orang lain dalam perbuatan-perbuatan baik sehingga banyak jiwa akan dituntun untuk memuliakan Bapa kita di surga. Ia telah lama menderita, tidak rela bahwa ada yang binasa, namun semuanya harus bertobat, dan adalah menyusahkan hati Yesus bahwa begitu banyak orang yang menolak tawaran belas kasihan dan kasihNya yang tak terbandingkan. Apakah semua orang yang memainkan suatu peranan menarik dalam acara malam yang lalu akan bekerja dengan giat dan penuh minat untuk menunjukkan dirinya berkenan kepada Tuhan dalam melakukan pekerjaan bagi Tuhannya, sehingga mereka dapat menunjukkan dirinya sebagai pekerja-pekerja yang cerdas yang tidak perlu merasa malu? Oh, biarlah guruguru dalam sekolah Sabat diilhami sepenuhnya oleh roh pekabaran pada masa kini, dan membawa pekabaran itu ke dalam pekerjaan mereka. Ada jiwa-jiwa yang harus diselamatkan, dan sementara di dalam pekerjaan sekolah Sabat ada ba257 nyak bentuk dan sejumlah besar waktu digunakan untuk membaca laporan dan catatan, hanya ada sedikit waktu untuk benar-benar membiarkan terang bersinar dalam sinar yang tetap dan jelas dalam petunjuk-petunjuk yang diperlukan untuk menyelamatkan jiwa anak-anak dan orang muda. Kurangi pidato-pidato yang rumit, kurangi komentar-komentar yang berkepanjangan, dan sampaikan kebenaran dengan jelas dan langsung, jangan ada perkataan yang disampaikan untuk memamerkan pengetahuan yang dalam. Bukti terbesar dari pengetahuan yang sesungguhnya bukanlah kata-kata dalam pidato, melainkan kesederhanaan yang agung. Semua orang yang telah mengambil pengetahuan Yesus akan meniru Dia dalam cara tuntunan mereka. 258 LAMPIRAN 6 MASYARAKAT SASTRA: PERTUNJUKAN-PERTUNJUKAN TEATER ELLEN G. WHITE (1MR 244-146) Tujuan dan sasaran yang mendorong pembentukan masyarakat-masyarakat sastra mungkin baik; namun kecuali hikmat dari Tuhan dan ketergantungan terus menerus kepada Tuhan dipelihara oleh semua orang, ini akan menjadi kegagalan yang pasti untuk memberi pengaruh yang menyelamatkan. Ketika umat Tuhan dengan sukarela bergabung dengan dunia atau memberikan kepada orang-orang yang memiliki hanya sedikit pengalaman keagamaan suatu keunggulan di dalam masyarakat sastra ini, mereka tidak memiliki pandangan yang tinggi tentang perkara-perkara kekal. Mereka melangkah ke luar garis dari sejak langkah pertama. Barangkali ada batasanbatasan, aturan-aturan yang telah ditetapkan, namun demikian, unsur-unsur duniawi tetap memimpin. Manusia berada di wilayah musuh, yang dipimpin dan dikuasai oleh kuasanya, akan memiliki pengaruh yang menguasai, kecuali jikalau di sana terdapat kuasa yang tidak terbatas untuk melawan mereka. Setan menggunakan manusia sebagai agen-agennya untuk menyarankan, memimpin, menyodorkan tindakan berbeda, dan berbagai hal yang menghibur yang tidak memberi kekuatan kepada moral atau mengang259 kat pikiran, namun sepenuhnya duniawi. Segera unsur keagamaan dihilangkan, dan unsur-unsur bukan agama menjadi pemimpin. Pria dan wanita yang tidak akan terperangkap, yang akan berjalan lurus di jalur integritas, setia dan benar kepada Tuhan surgawi yang mereka takuti, kasihi dan muliakan, dapat memperoleh suatu pengaruh kuasa untuk memegang umat Tuhan. Pengaruh seperti ini akan menghasilkan penghormatan. Namun kebimbangan antara kewajiban dan dunia memberikan keuntungan bagi dunia dan pasti akan meninggalkan kuasa pembentuknya, sehingga agama, Tuhan dan surga, hampir tidak akan pernah masuk ke dalam pikirannya. Jikalau orang muda, pria dan wanita dewasa, harus membuat sebuah perkumpulan di mana pembacaan dan pelajaran Alkitab harus menjadi tema utama, memegang dan mempelajari nubuatan, dan mempelajari pelajaran-pelajaran Kristus, akan ada kekuatan di dalam perkumpulan tersebut. Tidak ada buku yang dibacakan yang di dalamnya pikiran menjadi begitu terangkat dan dikuatkan dan diluaskan sebagaimana Alkitab. Dan tidak ada sesuatu yang akan memberi kesegaran baru ke dalam seluruh kemampuan kita seperti ketika berhubungan dengan kebenaran yang besar tentang Firman Tuhan, yang mempersiapkan pikiran untuk memahami dan mengukur kebenaran-kebenaran tersebut. Jikalau pikiran mengambil tingkatan yang rendah, itu biasanya karena pikiran dibiarkan beru260 rusan dengan fakta-fakta biasa dan tidak dipanggil untuk berlatih memahami kebenaran-kebenaran yang mulia dan mengangkat, yang bertahan dalam kekekalan. Perkumpulan-perkumpulan masyarakat sastra dan ruang-ruang kuliah (lyceums) ini secara hampir universal memberi pengaruh yang sepenuhnya bertentangan dengan apa yang dikatakannya, dan mencederai orang muda. Ini tidak boleh terjadi, namun karena unsur-unsur yang tidak kudus yang memimpin, karena keduniawian menginginkan perkara-perkara yang menyenangkan diri mereka sendiri, hati mereka tidak selaras dengan Yesus Kristus; mereka berada dalam kelompok musuh Tuhan, dan mereka tidak akan dipuaskan oleh jenis hiburan yang akan menguatkan dan meneguhkan kerohanian anggota perkumpulan masyarakat tersebut. Perkara-perkara rendah dan murahan dibawa masuk, yang tidak mengangkat atau mengajar, melainkan hanya menghibur. Cara bagaimana perkumpulan ini diselenggarakan menuntun pikiran menjauh dari perenungan yang serius, menjauh dari Tuhan, menjauh dari surga. Dengan menghadirinya, pemikiran-pemikiran dan pelayanan-pelayanan rohani menjadi terasa hambar. Kurang ada keinginan untuk berdoa terus menerus, untuk agama yang murni dan tidak ternoda. Pemikiran dan percakapan bukan tentang tema-tema yang mengangkat, namun berkisar tentang topik-topik yang dibawa masuk ke dalam perkumpulan tersebut. Apakah artinya sekam bagi gandum? Pemahaman akan pelan-pelan menurun menuju dimensi perkara-perkara yang 261 biasa, hingga kuasa pikiran menjadi menyempit, dan ini menunjukkan apa yang telah menjadi makanannya. Pikiran yang menolak segala hal-hal murah ini, dan berusaha untuk tetap memikirkan kebenaran-kebenaran yang mengangkat, penuh pertimbangan, mendalam dan luas, akan menguatkan. Pengetahuan tentang Alkitab adalah di atas segala pengetahuan yang memperkuat kecerdasan. Jikalau ruang-ruang kuliah dan masyarakat sastra anda dibuat sebagai sebuah kesempatan untuk membahas Alkitab, itu akan lebih menjadikan masyarakat intelek daripada jikalau perhatian dialihkan kepada pertunjukan-pertunjukan teatrikal. Betapa kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia yang harus diperhatikan oleh pikiran dan digali dari Firman Tuhan! Pikiran akan menjadi lebih dalam dan semakin dalam dalam pencarian, menjadi lebih kuat dengan segala usaha untuk memahami kebenaran, namun demikian masih ada perkara-perkara yang tidak terbatas di atas sana. Orang-orang yang menjadi anggota kelompokkelompok masyarakat sastra, yang mengaku mengasihi dan menghormati hal-hal yang kudus, namun mengizinkan pikirannya merosot kepada hal-hal permukaan, yang tidak nyata, yang sederhana dan murahan, peran-peran fiktif, adalah sedang melakukan pekerjaan iblis sama dengan ketika mereka memandang dan bersatu dengan adegan-adegan ini. Jikalau mata mereka terbuka, mereka akan melihat bahwa Setan adalah pimpinannya, penghasut mereka, melalui agen-agen yang hadir yang mengira diri mereka 262 sesuatu yang berharga. Namun Tuhan mengumumkan bahwa hidup dan tabiat mereka lebih ringan daripada kesia-siaan. Jikalau perkumpulan-perkumpulan ini harus menjadikan Tuhan dan kebesaranNya, belas kasihanNya, pekerjaanNya menjadi wataknya, kemuliaan dan kuasaNya sebagaimana yang dinyatakan dalam ilham, pelajaran mereka, mereka akan memperoleh berkat dan kekuatan.—MS 41, 1900, hlm. 10-12. (“Commandment Keeping,” 23 Juli 1900.) Jikalau kita menganggap manfaat-manfaat yang diberikan kepada kita sebagai milik kita, untuk digunakan sesuai dengan kesenangan kita, menjadi pameran, mencari sensasi, Tuhan Yesus, yaitu Penebus kita, dipermalukan oleh tabiat-tabiat orang-orang yang mengaku para pengikutNya. Apakah Tuhan telah memberikan anda kecerdasan? Apakah itu digunakan sesuai dengan kecenderunganmu? Dapatkah anda memuliakan Tuhan dengan dididik untuk memainkan watak dalam drama, dan untuk menghibur penonton melalui cerita dongeng? Bukankah Tuhan telah memberikan anda kecerdasan untuk digunakan bagi kemuliaan namaNya dalam menyebarkan Injil Kristus? Jikalau anda menginginkan karir publik, ada pekerjaan yang dapat anda lakukan. Bantulah kelompok yang anda tampilkan dalam drama itu. Kembalilah kepada kenyataan. Berikan simpatimu di mana dibutuhkan dengan sungguh-sungguh mengangkat orang-orang yang tertunduk. Nafsu penguasaan Setan adalah untuk menyimpangkan orang-orang cerdas dan menyebabkan manusia 263 merindukan pertunjukan-pertunjukan dan teater. Pengalaman dan tabiat orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan ini akan sesuai dengan makanan yang diberikan kepada pikirannya. 264 LAMPIRAN 7 ALKITAB DAN DRAMA MODERN Oleh Leslie Hardinge Sebuah Makalah yang disampaikan kepada Komite Tuntunan bagi Kegitan dan Drama Kompetitif, Januari 1974 Dalam makalah ini, DRAMA berarti sebuah komposisi sastra, yang sekarang biasanya ditulis dalam bentuk prosa, diatur untuk dilakonkan, dan dibagi atas beberapa babak yang terdiri atas berbagai adegan. Seorang penulis naskah drama berusaha untuk menggambarkan kehidupan atau watak, atau menceritakan suatu kisah melalui tindakan orang-orang yang disebut aktor. Drama merekam konflik dan ketegangan dalam kehidupan manusia dan mengatur perkara-perkara sedemikian untuk mencapai suatu klimaks atau titik puncak dalam satu jam atau dua jam yang bisa tragis atau komik atau lucu. Drama dimaksudkan untuk ditampilkan di hadapan penonton sebagai hiburan. Sementara ada drama dalam kehidupan yang nya-a, dalam makalah ini, drama dianggap bersifat fiksi. Drama bersifat fiksi karena penulis naskah drama menggunakan dialog, yang kesemuanya dikarang oleh si penulis sendiri, kecuali jikalau ia mendapatkan ilham ataupun menjadi saksi mata tentang keabsahan faktanya. Di samping itu, sementara diambil dari kehidupan nyata, pengaturan adegan-adegan dalam episode di265 tentukan sendiri oleh si penulis naskah yang menempatkan adegan satu per satu semata-mata untuk mencapai efek tertentu yang ada di dalam pikirannya. Di bagian akhir, drama mencapai penutup, yang bisa menyenangkan atau tragis, yang seluruh pemain dan setiap episode dan hampir setiap kata telah dimanipulasi oleh si penulis naskah. Ini adalah definisi fiksi. Oleh karenanya drama adalah fiksi. Adalah sangat benar bahwa bahkan setiap hari yang paling menjemukan memiliki sifat dramatis, yaitu saat-saat puncak dan mendebarkan. Karena Alkitab meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, Kitab Suci yang diilhamkan memiliki saat-saat dramatis. Namun, tidak ada usaha dramatis terhadap efek dalam Alkitab. Sangat sedikit ditemukan dialog di dalam kisah kudus ini dan apa yang terdapat di dalamnya tidak membangun ketegangan dan penyelesaian dalam bentuk klimaks. Tujuan Alkitab adalah untuk menyatakan kebenaran, dan bukan untuk menghibur melalui efek konflik dan pertentangan yang mendebarkan. Drama, sebagaimana yang ditampilkan oleh sebagian terbesar penulis naskah drama, berisikan potret tentang penyimpangan dan kelemahan manusia. Drama tidak menunjukkan kepada yang benar dan yang salah dalam tindakan, melainkan menampilkan perwatakan yang ditujukan untuk hiburan. Sebagian besar produksi drama menyatakan konflik antar jenis kelamin. Di lain pihak, sebuah drama yang menggambarkan hubungan monogami yang bahagia dengan 266 tanpa konflik dan ketegangan tidak akan berhasil pada pertunjukan pertama tanpa siulan keras! Perkawinan yang tenang dan bahagia, dengan anak-anak yang bertumbuh ke arah perkembangan kebajikan Kristiani, bukanlah bahan cerita yang dituntut oleh penonton teater. Sebaliknya, perampokan kasih sayang satu pasangan secara sembunyi-sembunyi oleh pihak ketiga, konflik dan perselisihan, ketegangan emosi, kematian dan penderitaan perang antara bangsa, antara putih dan merah, antara polisi dan perampok, antara kejujuran dan hukum—kesemuanya ini adalah tema-tema sebagian besar produksi drama. Tujuan drama bukanlah untuk menyatakan kebenaran, meskipun “pelaku yang baik” kadang menang, namun adalah untuk menghibur dan menghasilkan uang. Drama dirancang untuk menggiring penonton kepada hubungan empati dengan si aktor seolah ia mengalami sendiri, yang bersamanya ia merasakan dan meningkat emosinya. Tulisan ilham mengutuk empati dari orang-orang yang “mengambil kesenangan di dalam mereka” dan juga para aktor “yang melakukan hal-hal ini.” Alkitab berisikan kutukan yang jelas kepada penonton yang menikmati penggambaran atau akting tentang dosa. Marilah kita membaca Roma 1:2932. Ayat-ayat ini menyebutkan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, kedengkian, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. “Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, 267 tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan.” Ayat-ayat ini berisikan sebuah daftar perbuatan-perbuatan jahat pria dan wanita. Setelah melengkapi katalog kejahatan, Rasul Paulus melanjutkan: “Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.” Bagian yang terakhir adalah amat vital dalam makalah ini. Bagi orang Kristen, membaca atau menonton sebuah penggambaran oleh aktor drama yang berisikan hal-hal yang didaftarkan oleh Paulus, dan kemudian “menikmati” perilaku ini, baik dalam novel maupun drama atau kisah cerita, menjadikan dirinya asesori moral yang menyebabkan murka Tuhan. Surga mengutuk orang-orang yang berlaku demikian dalam kehidupan nyata. Surga mengutuk orangorang yang melakukan dosa-dosa dalam drama atau novel. Surga juga mengutuk para pembaca atau penonton yang menikmati dramatisasi dari adegan-adegan melawan norma-norma kebenaran yang dinyatakan oleh Tuhan. Akibatnya bagi mereka yang terlibat dalam melakukan dan menonton dan berbagi seolah merasakan sendiri adalah bahwa “maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas” (Roma 1:28). Dengan kata lain, orangorang yang memenuhi pikirannya dengan cara menguasai sebuah drama untuk melakonkan potensi 268 dramanya, atau orang-orang yang menonton, melalui media atau melalui teater, penggambaran tentang dosa dan kelemahan manusia, akhirnya mengembangkan “pikiran yang merendahkan.” Karena dengan melihat “mereka diubahkan” (2 Korintus 3:18). Ada bacaan Alkitab penting lainnya yang di dalamnya Roh Kudus telah memberikan kepada orang Kristen tentang kriteria untuk menilai kebenaran atau kesalahan dalam setiap produksi sastra. Menulis kepada orang-orang di Filipi, Paulus memberikan 7 (tujuh) petunjuk. Kita harus menerapkan masing-masing dalam mempertimbangkan drama. Apakah itu “benar”? Bahkan jikalaupun kita menilai bahwa drama berisikan kebenaran, apakah yang dikatakannya “jujur?” Jikalau drama lolos dari dua pintu gerbang ini, apakah itu “murni” Berapa banyak yang disebut drama saat ini adalah “murni”? Bahkan jikalau ia memperoleh nilai “A” dalam tiga kriteria di atas, apakah itu “menyenangkan”? Perang dan konflik dan dosa adalah jorok. Kemudian apakah ia memiliki “catatan bagus”” atau “penuh kebajikan”? atau akhirnya “pantas menerima pujian”? Jikalau drama atau novel atau kisah cerita memberi jawaban “ya” pada ketujuh kriteria di atas, orang-orang Kristen diizinkan. “Pikirkanlah perkaraperkara ini.” Jikalau tidak, maka, jelaslah, ini tidak disetujui Surga. Marilah kita mempertimbangkan sumber drama sebagaimana yang ada di dunia saat ini. Yesus selalu meminta kita mempertimbangkan asal-usulnya. Ini 269 membuat perbedaan. Ia bertanya, “Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (Matius 7:16). Kemudian Ia melanjutkan, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” (Matius 7:17). Maka sumbernya adalah sangat menentukan. Kualitas Kristiani dari kehidupan pribadi para aktor dan aktris dalam bisnis drama, baik di televisi atau film dan juga dalam teater langsung, tidak perlu banyak kita komentari di sini. Dapatkah anda menyebutkan seorang aktor dan aktris yang terkenal yang tidak mengalami perceraian di pengadilan? Sesuatu yang salah secara moral dengan apa yang terjadi sebelum langkah ini diambil, demikian juga setelahnya! Bertahun-tahun yang lalu, memiliki anak di luar perkawinan akan menghancurkan karir si aktris. Sekarang ini malah mendorongnya! Apakah anda akan membeli barang kalengan dari sebuah pengalengan yang menggunakan produk busuk dengan kondisi kotor, tidak sehat, dengan orang-orang sembrono dan berpenyakit yang menanganinya? Saya kira tidak! Anda akan menjelaskan dengan tepat mengapa tempat seperti itu tidak akan menghasilkan sesuatu makanan yang baik, dan sehat. Dan anda benar. Sumbernya benar-benar menentukan! Tidak ada drama yang dilakonkan oleh para aktor dan aktris yang berdosa dapat menjadi sesuatu yang baik. Apakah motif para aktor dan aktris dalam penampilan drama? Apakah mereka berusaha menam270 pilkan kepada hadirin tentang kebenaran, kebaikan, perbuatan baik dan pertolongan? Apakah mereka menekankan sesuatu yang murni dan benar? Atau apakah mereka menyatakan watak manusia dalam segala kejahatan yang jorok dan bodoh? Dan mengapa? Untuk menampilkan talenta dan ketrampilan mereka sendiri dan menghasilkan uang, banyak uang! “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” kata Yesus (Matius 7:16). Marilah kita mempertimbangkan lebih lanjut tentang sumber drama dari sudut pandang si penulis naskah drama. Manusia jenis apakah yang menulis untuk produksi drama? Apakah motif mereka? Apakah tujuan keseluruhan yang mereka miliki dalam penyampaian mereka? Apakah mereka menginginkan untuk menghibur? Mendidik? Mengilhami kehidupan yang baik dan kematian yang kudus? Perhatikan baik-baik kehidupan pribadi para penulis drama “besar”, dan anda akan terkejut mengakui bahwa mereka tidak tampak memiliki kebajikan dalam terang Alkitab. “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” kata Yesus. Apakah efek langsung dari produksi drama di dalam sekolah-sekolah dan universitas-universitas kita? Segera setelah jurusan “drama” mulai “pentas,” keberatan untuk menonton teater langsung runtuh di dalam pikiran banyak orang. Alasan mereka bahwa penonton harus berkonsentrasi tentang apa yang bernilai moral dan nada tinggi dan mengabaikan atau tidak memperhatikan bagian yang cabul dan kasar dan tidak bermoral. Datanglah beberapa kali me271 ngunjungi teater untuk mengagumi ketrampilan para aktor dan aktris, dan memperhitungkan talenta dan teknik mereka dalam menggambarkan emosi dan menyatakan watak, maka penghalang untuk tidak menonton teater segera menjadi runtuh. Di sekolah dasar, anak-anak mungkin diajarkan untuk menampilkan adegan-adegan yang diambil dari Alkitab. Adegan apakah yang harus dipilih? Pengamatan menunjukkan bahwa yang dipilih adalah bagian yang menggembirakan. Tetapi Alkitab tidak memberikan banyak sentuhan dramatis dan penggambaran yang menggembirakan, maka si guru—penulis naskah drama memperkenalkan temuan khayalan untuk menambahkan “drama.” “Penambahan” seperti ini kepada Alkitab adalah dilarang oleh Tuhan (Wahyu 22:18). Ini mengakibatkan dua efek yang tajam. Pertama, ini mengacaukan anak-anak itu sehingga ketika mereka kemudian membaca Alkitab sendiri, ia bertanya-tanya darimanakah rincian-rincian itu berasal. Kedua, norma-norma “kebenaran” dihancurkan tanpa pikir. Ia mengira, Lalu apa salahnya? Jikalau kita harus memberi tambahan di sana sini untuk menarik perhatian, mengapa tidak? Segera ia akan membaca fiksi, baik drama maupun novel, dan menikmati setiap adegan yang menggembirakan, menegangkan dan menipu. Kisah-kisah Alkitab yang sederhana, tenang, dan hening menjadi menjemukan. Setelah beberapa lama, ia tidak membaca Alkitab lagi. Kemudian ia bahkan tidak dapat memahaminya, jikalaupun ia membaca. Otaknya telah 272 menjadi demam, ia harus memperoleh sesuatu yang penuh sensasi, yang menggembirakan! Kemudian, ia bahkan tidak akan puas dengan ketegangan empati dan yang seolah menjadi pengalaman sendiri yang ada dalam novel atau drama, melainkan ia harus mencoba sendiri kegiatan yang digambarkan dalam drama itu. Dahulu, J. Edgar Hoover menulis: “ Orang-orang muda kita telah dibiarkan masuk ke dalam kejahatan; mereka tidak sengaja masuk ke sana. Terlalu sering mereka digiring oleh romantisme murahan dari orangorang tanpa pikir yang menggambarkan para gerombolan penjahat sebagai tokoh yang harus dipuja dan yang menekankan kepada imbalan keuangan dari kejahatan sebagaimana digambarkan dalam berita utama, bukannya menunjukkan harga yang harus dibayarkan dari setiap dolar yang ternoda.” Tuhan menyatakan dalam peringatan, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Galatia 6:7). Segala jenis kejahatan dilakonkan di dalam drama saat ini. Melalui cara ini anak-anak diajarkan untuk berbuat dosa. Efek akhir dari drama di TV atau film atau teater menghancurkan moral dan akhirnya menuju kematian kedua. “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” kata Yesus. F.D. Nichol mengutip dalam salah satu editorialnya, dari sebuah artikel dalam The Saturday Review of Literature yang berjudul “The Kingdom of the Blind” (Kerajaan Orang Buta). Subjudulnya adalah “An Ex-Moving Picture Review273 er Considers His Ex-Job” (Seorang Mantan Peresensi Film Mempertimbangkan Bekas Pekerjaannya). Ini adalah pandangan mendalam dari sang “ahli” ini. “Saya jengkel dan berpendapat bahwa 90 % dari film yang ditayangkan di Amerika adalah begitu kasar, tanpa otak, dan dungu sehingga tidak masuk akal jikalau menulis tentang film-film tersebut dalam terbitan apapun yang tidak dimaksudkan untuk dibaca sambil makan permen karet” (RH. Vol 123, No. 45). Ini tentu saja berlaku tentang teater langsung dan TV. Dulu sekali, Daniel Defoe menyatakan: “Iblis tidak berkaki belah.” Dari sini kita dapat mencatat bahwa perkara-perkara tidak selalu sebagaimana tampaknya. Drama mungkin tampak tidak bersalah dan tidak berbahaya, namun dalam kenyataannya efek ini tampak. Marilah kita kembali kepada terang Alkitab tentang penonton drama modern; termasuk pembacanya. Tuhan mengutuk dia melalui apa yang tersirat dalam perkataan ini: “Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan, dialah seperti orang yang tinggal aman di tempat-tempat tinggi, bentengnya ialah kubu di atas bukit batu; rotinya disediakan air minumnya terjamin.” (Yesaya 33:15, 16). Tetapi bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak mendisiplinkan dirinya. Mereka 274 terkutuk. John K. Ryan, menulis dalam Forum beberapa tahun yang lalu, mengatakan perkataan-perkataan yang amat benar untuk saat ini: “Sadisme, kanibalisme, kebuasan, erotisme kasar, penganiayaan, pembunuhan, penculikan, monster-monster, orangorang gila, makhluk-makhluk setengah binatang buas, setengah manusia, melodrama kasar; kisah-kisah kejahatan dan penjahat; ekploitasi besar-besaran di pulau-pulau asing dan tanaman-tanaman aneh, kisah-kisah bajak laut… Kekasaran, humor murahan, dan kecerdikan murahan. Kisah-kisah sentimental, yang dirancang untuk tingkatan pikiran tolol yang umum. Kebodohan dalam pemikiran dan pengungkapan. Semuanya ini, hari demi hari, minggu demi minggu, telah menjadi makanan mental anak-anak Amerika, tua dan muda.” (Dikutip dari Signs, 21 Februari 1939. hlm. 5. Perhatikan tanggalnya!). Pernahkah anda memikirkan implikasi dari perintah Tuhan kepada orang Israel? “Maka haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depanmu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga haruslah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan segala bukit pengorbanan mereka.” (Bilangan 33:52). Segala patung tuangan yang diam, namun melemahkan dan membinasakan moral dari orang-orang Kanaan kuno harus dibinasakan atas perintah Tuhan jikalau orang Israel ingin mencapai ideal Ilahi. Betapa banyak tayangan dramatis film, teater dan TV 275 sekarang ini yang terhitung mengikis moral dan menghancurkan norma-norma Israel modern. Dalam mempelajari drama orang Kristen harus mempertimbangkan jumlah besar waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk mempelajari bagiannya sehingga watak yang digambarkannya dapat masuk ke dalam “kulit” (meresap). Identifikasi dengan seorang tokoh yang bahkan mungkin bukan orang Kristen adalah bersifat menghancurkan tabiat si aktor. Kemudian pertimbangkan waktu yang diperlukan untuk berkoordinasi dengan semua aktor dan memproduksi sebuah drama setelah lusinan latihan, dan anda akan menghabiskan banyak waktu yang jauh tidak seimbang dengan keuntungan yang akan diperoleh. Pertimbangkan juga efeknya kepada para aktor. Kebanggaan yang mereka miliki dalam akting mereka adalah nafas mereka, dan kebutuhan vital ke-aku-an mereka untuk memperoleh tepukan tangan meriah ditujukan kepada mereka oleh penonton adalah makanan mereka. Apakah ini baik? Menggambarkan adegan-adegan, menggunakan kata-kata, memotret tokoh dalam setiap drama adalah berarti memamerkan sebuah gaya hidup yang asing bagi seorang MAHK sejati. Pada pelajar drama harus memaksa dirinya ke dalam cetakan yang pertimbangan baiknya mengatakan kepadanya bahwa ini bertentangan dengan Alkitab. “Dengan melihat,” dengan menjadi seperti tokoh itu, “ia diubahkan ke dalam” keserupaan dengan tokoh yang digambarkannya. 276 Jika para pelajar drama mengatakan sesuatu yang tidak diyakininya, dalam bahasa yang tidak disetujuinya, dan menyatakan sikap dan perasaan yang asing bagi konsep-konsep dan standar-standar Tuhannya, maka motif dan perasaannya tentang yang benar dan salah akan menjadi kacau. Ia pada akhirnya akan menjadi percaya, karena guru sastra dan dramanya mengatakan demikian, bahwa drama adalah satu bentuk seni yang menampilkan “budaya” dan mencerminkan wawasan ke dalam kehidupan yang berguna. Maka, ketika ia mempelajari Alkitab, standar-standarnya kemudian menjadi kacau. Kecenderungan alamiah para pelajar drama adalah untuk meninggikan diri dan memperoleh tepukan tangan dan ini menyebabkan ia mengambil bagian dan masuk sepenuhnya ke dalam apa yang dilakukannya, dan segera kerohaniannya dan keinginannya akan kebenaran-kebenaran yang sederhana dalam Alkitab menjadi berkurang dan perkataanperkataan Tuhan menjadi tampak bodoh. Dengan amat segera ia akan terdengar mengatakan. “Saya tidak melihat ada sesuatu yang salah dalam drama.” Dan apa yang sesungguhnya sedang ia akui adalah bahwa ia sekarang tidak dapat melihat! Ia telah menjadi buta dan memerlukan “salep mata” untuk membuka perspektifnya tentang norma-norma dalam perkataan Tuhan. Tujuan utama dalam seni pertunjukan adalah kesenangan, dan hiburan, dan akhirnya adalah bahwa kenyataan tentang kehidupan menjadi ka277 bur. Dosa, kebrutalan, dominasi, sesuatu yang berlebihan, cinta akan tepukan tangan, penolakan akan norma-norma dalam Filipi 4 dan Roma 1 dan hasil dari mengajarkan drama, dan mengambil bagian dalam pertunjukan-pertunjukan fiksi menghancurkan kesenangan akan kenikmatan kehidupan sehari-hari yang tenang dan sukacita sederhana dari perbaktian yang sejati, dan mengacaukan gagasan tentang yang benar dan salah sementara merangsang keinginan akan kegembiraan, cinta keduniawian dan kesenangan itu sendiri. Sehubungan dengan pelajar drama dalam terang Alkitab, hanya ada satu jawaban. Drama tidak dapat bertahan hidup dalam pemandangan Terang bagi dunia. 278 LAMPIRAN 8 Youth Instructor, 9 Oktober 1902 Pendidikan adalah sebuah persiapan bagi kuasakuasa fisik, kecerdasan dan rohani bagi penampilan terbaiknya dalam segala kewajiban kehidupan. Kuasa untuk bertahan, dan kekuatan dan kegiatan otak, dikurangi atau ditambahkan melalui bagaimana itu digunakan. Pikiran harus didisiplinkan sehingga segala kuasanya akan berkembang secara simetris. Banyak orang muda menyukai buku-buku [dan drama]. Mereka ingin membaca [menonton] segala sesuatu yang mereka bisa dapatkan. Biarlah mereka mendengarkan apa yang mereka baca [tonton] dan juga apa yang mereka dengar. Saya telah diperintahkan bahwa mereka ada dalam bahaya terbesar karena menjadi rusak melalui bacaan yang tidak tepat [menonton]. Setan memiliki ribuan cara untuk meresahkan pikiran orang muda. Mereka tidak dapat menjadi aman tanpa perlindungan sesaatpun. Mereka harus menjaga pikiran mereka, sehingga mereka tidak dipikat oleh godaan-godaan musuh. Setan mengetahui bahwa pikiran sangat dipengaruhi oleh makanan apa yang diberikan kepadanya. Ia berusaha menggiring orang muda dan orang dewasa untuk membaca [menonton] buku-buku cerita, dongeng-dongeng dan bacaan-bacaan lainnya [film, film, film]. Para pembaca [penonton] dari bacaan-bacaan [dra279 ma-drama] seperti itu menjadi tidak layak bagi kewajiban yang terbentang di hadapan mereka. Mereka hidup dalam kehidupan yang tidak nyata, dan tidak memiliki keinginan untuk menyelidiki Alkitab, memakan dari manna surgawi. Pikiran yang perlu dikuatkan menjadi dilemahkan, dan kehilangan kuasanya untuk mempelajari kebenaran-kebenaran agung yang berhubungan dengan misi dan pekerjaan Kristus,—kebenaran-kebenaran yang akan memberi perlindungan kepada pikiran, membangkitkan imajinasi, dan menyalakan keinginan yang kuat dan tulus untuk menang sebagaimana Kristus telah menang. Jikalau sejumlah besar buku-buku [drama] dilahap, maka bencana akan mewabah dan akan melakukan pekerjaan yang mengerikan di dalam pikiran dan hati. Kisah-kisah cinta, dongeng-dongeng yang menggembirakan dan sembrono, dan bahkan jenis buku-buku [film-film] yang disebut novel-novel [film] keagamaan,--buku-buku [film] yang oleh penulisnya [produsernya] ditempeli sebuah pesan moral,—adalah kutukan bagi pembacanya. Perasaan-perasaan keagamaan mungkin dijalin di sepanjang buku cerita [film], namun sebagian besar di dalamnya, Setan mengenakan jubah malaikat, semakin efektif untuk memikat dan menipu. Tidak ada seorangpun yang begitu teguh dalam prinsip yang benar, tidak ada seorangpun yang begitu aman dari pencobaan, sehingga mereka akan aman dari membaca [menonton] kisah-kisah [filmfilm] tersebut. 280 Para pembaca fiksi [penonton drama] adalah memanjakan suatu kejahatan yang menghancurkan kerohanian, menutupi keindahan halaman-halaman yang kudus. Ini menciptakan kegembiraaan yang tidak menyehatkan, membuat demam imajinasi, menjadikan pikiran tidak layak bagi kebermanfaatan, menghentikan doa oleh jiwa-jiwa, dan menyebabkannya tidak layak bagi latihan kerohanian apapun. Tuhan telah menganugerahkan banyak orang muda dengan kemampuan yang unggul; namun terlalu sering mereka telah menyebabkan kuasa-kuasa mereka melemah, kacau dan melemahkan pikiran mereka, sehingga selama bertahun-tahun mereka tidak bertumbuh dalam kasih karunia atau dalam pengetahuan tentang alasan-alasan bagi iman kita, karena pilihan bacaan mereka yang tidak bijaksana. Orangorang yang menunggu kedatangan Tuhan yang segera, yang menunggu perubahan yang ajaib, yaitu ketika “yang telah binasa menjadi tidak binasa,” seharusnya pada masa belas kasihan ini berdiri di tempat bertindak yang lebih tinggi. Sahabat-sahabat muda, pertanyakanlah pengalamanmu tentang pengaruh kisah-kisah [film-film] yang menggembirakan. Dapatkah engkau, setelah membaca [menonton]nya, membuka Alkitab dan membaca dengan penuh minat kepada perkataaan-perkataan kehidupan? Bukankah engkau akan menemukan bahwa Alkitab tidak menarik? Daya tarik dari kisah cinta [film] ada di dalam pikiran, menghancurkan nada sehatnya, dan menjadikannya tidak mungkin bagi 281 anda untuk memusatkan perhatian kepada kebenaran-kebenaran yang penting dan khidmat yang berhubungan dengan kesejahteraan kekalmu. Watak pengalaman keagamaan seseorang dinyatakan melalui watak buku-buku [film-film] yang dipilih untuk dibaca [ditonton]nya di saat-saat senggangnya. Untuk memperoleh kesehatan pikiran dan prinsip-prinsip keagamaan yang masuk akal, orang muda harus hidup dalam persekutuan dengan Tuhan melalui firmanNya. Dengan menunjukkan jalan keselamatan melalui Kristus, Alkitab menjadi penuntun kita menuju kehidupan yang lebih tinggi dan lebih baik. Alkitab berisikan sejarah dan biografi yang paling menarik dan paling mendidik yang pernah ditulis. Orang-orang yang imajinasinya belum dibelokkan karena membaca fiksi akan mendapati bahwa Alkitab adalah buku yang paling menarik dari segala buku. Buanglah dengan segala ketetapan hati segala bacaan-bacaan sampah (menonton film]. Semua ini tidak akan menguatkan kerohanianmu, melainkan akan memperkenalkan ke dalam pikiran perasaan-perasaan yang melemahkan imajinasi, menyebabkan engkau kurang berpikir tentang Yesus dan kurang memahami pelajaran-pelajaranNya. Bebaskanlah pikiran dari segala sesuatu yang akan menggiringnya ke arah yang salah. Jangan membebaninya dengan kisah-kisah [film-film] sampah, yang tidak memberikan kekuatan kepada kuasa-kuasa 282 moral. Pemikiran memiliki watak yang sama dengan makanan yang disediakan bagi pikiran. Alkitab adalah buku dari segala buku. Jikalau engkau mengasihi perkataan Tuhan, mencarinya setiap kali engkau mendapatkan kesempatan, engkau akan memiliki harta kekayaannya, dan akan sepenuhnya dilengkapi dengan segala perbuatan baik, kemudian engkau akan menjadi yakin bahwa Yesus membawa engkau mendekat kepada DiriNya. Namun membaca Alkitab dengan cara seenaknya, tanpa berusaha memahami pelajaran yang ingin disampaikan Kristus, sehingga engkau akan menurut kepada tuntutannya, adalah tidak cukup. Ada harta di dalam perkataan Tuhan yang dapat ditemukan hanya melalui masuk ke kedalaman tambang kebenaran. Pikiran jasmani menolak kebenaran; namun jiwa yang dipertobatkan mengalami perubahan yang ajaib. Buku yang sebelumnya adalah tidak menarik karena menyatakan kebenaran-kebenaran yang menjadi saksi terhadap orang berdosa, sekarang menjadi makanan jiwa, sukacita dan penghiburan dalam kehidupan. Surya kebenaran memancar dalam halaman-halaman kudus itu, dan Roh Kudus berbicara melalui perkataan-perkataan itu ke dalam jiwa. Bagi orang yang mengasihi Kristus, Alkitab adalah taman Tuhan. Janji-janjinya adalah menyebabkan hati bersyukur sebagaimana harum bunga bagi indra kita. Biarlah semua orang yang telah mengusahakan kecintaan kepada bacaan ringan [menonton film], sekarang memalingkan perhatian mereka ke283 pada perkataan nubuatan yang pasti. Ambilah Alkitabmu, dan mulailah belajar dengan minat yang segar akan catatan-catatan kudus dalam Perjanjian Lama dan Baru. Semakin sering dan rajin engkau mempelajari Alkitab, semakin indah ia akan tampak, dan semakin sedikit kesenanganmu akan bacaan-bacaan ringan [menonton film]. Ikatkanlah buku yang berharga ini ke dalam hatimu. Ia akan menjadi sahabat dan penuntunmu.—Nyonya E. G. White. 284 LAMPIRAN 9 Standar-standar Moral dan Rohani—No. 5 Peringatan terhadap Gambar Bergerak dan Teater Lainnya Oleh F.M. Wilcox (Review and Herald, 11 Februari 1926). Melalui segala cara dalam kuasanya, Setan mengusahakan untuk mengubah penghuni bumi menjauh dari Tuhan. usahanya berbagai cara, perangkap-perangkapnya berlipat ganda. Perhatiannya bukan pada cara apa yang digunakannya sepanjang ia mencapai tujuan mautnya. Usaha untuk memperoleh kedudukan tinggi, kecintaan akan kehidupan dan kedudukan sosial, pikatan emas, pergumulan untuk memperoleh kemampuan, ambisi bagi pendidikan, kesukaan akan kesenangan,—ini dan banyak sarana lain digunakan oleh si penipu ulung untuk menggiring manusia melupakan Tuhan, dan membiarkan waktu dan tenaga mereka menjadi begitu terpikat dan terpikat sehingga pada akhirnya menggiring kepada kehancuran final mereka. Terhadap segala kejahatan besar ini, Pertemuan pada Musim Gugur yang akhir-akhir ini diselenggarakan di Des Moines, Iowa, menyuarakan peringatan pasti kepada saudara-saudara seiman kita. Keputusan berikut ini disetujui tentang gambar bergerak dan hiburan-hiburan komersial: 285 Mengingat, kebutuhan untuk mengangkat standar terhadap setiap pengaruh yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan gereja, dan Mempertimbangkan, gambar bergerak atau teater lainnya semakin menjadi ancaman bagi moralitas dan berpengaruh menghancurkan kerohanian, dalam banyak kasus menggiring kepada standar kehidupan yang rendah dan palsu, maka, Diputuskan, bahwa Dewan ini mengumumkan ketidaksetujuannya yang mendalam tentang menonton teater gambar bergerak dan tempat-tempat hiburan yang meragukan lainnya, dan mengingatkan para pekerja, pejabat gereja dan anggota awam, tua dan muda, untuk menjauh dari praktekpraktek jahat ini. Menyadari, bahwa kita sedang hidup di harihari terakhir, di mana “manusia mencintai kesenangan lebih daripada mencintai Tuhan,” Diputuskan, bahwa kami memperingatkan kepada umat kami terhadap roh zaman yang cinta kesenangan ini, dan hiburan-hiburan komersial yang telah meluas. Kami meminta perhatian pembaca terhadap sebuah laporan dari sebuah khotbah oleh Penatua M. E. Kern dalam Review edisi ini (11 Februari 1926). Khotbah ini disampaikan di hadapan para mahasiswa the Washington Missionary College dan para perawat the Washington Sanatorium pada acara perbaktian Sabat pagi beberapa waktu sebelumnya. 286 Saudara Kern secara khusus berbicara tentang watak dari teater gambar bergerak, dan pengaruh besar bentuk hiburan ini kepada dunia. Tidak perlu mengulangi kembali pernyataannya dalam artikel ini. Kami sangat sejalan dengan kesimpulannya, dan kami menganjurkan agar orang tua dan muda membaca khotbah ini. Menyedihkan bahwa ada kebutuhan untuk menyerukan dalam kolom-kolom majalah gereja sebuah peringatan terhadap kejahatan-kejahatan besar ini. Namun demikian, kita harus percaya, dari surat-surat yang datang kepada kami di berbagai lapangan, bahwa ada sejumlah saudara-saudara kita yang menyerah kepada pengaruh yang tidak kudus ini. Sayangnya, orang-orang yang terpengaruh itu bukan hanya anggota-anggota gereja yang lebih muda. Beberapa saudara-saudara kita yang lebih tua telah begitu kehilangan roh kehadiran Kristus yang sejati dari dalam hati mereka, sehingga mereka menjadi pengunjung setia tempat-tempat hiburan yang meragukan ini. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah mengetahui bahwa kadangkala ada pembicara MAHK yang menjadi pengunjung bioskop yang setia. Terhadap kepemimpinan dalam denominasi ini dibebankan tanggung jawab besar, yaitu kepemimpinan yang dinyatakan dalam pekerjaan pendeta, guruguru di sekolah-sekolah kita, para dokter di sanitariumsanitarium kita, para manajer di percetakan kita, atau para pejabat lokal di gereja kita. Surga meminta per287 tanggungjawaban kita sebagai pimpinan umat atas apa yang mereka lakukan, bukan saja atas efeknya bagi kehidupan kita sendiri, melainkan juga pengaruhnya kepada orang lain. Orang-orang yang berdiri pada kedudukan pemimpin harus menjaga jiwajiwa karena mereka harus mempertanggungjawabkannya pada hari penghakiman terakhir. Ada bahaya ketika kita sebagai pemimpin di dalam gereja Tuhan gagal membedakan antara yang kudus dan yang profan. Ada bahaya bahwa standar-standar rendah di dunia di sekeliling kita akan menutupi pemandangan kita, sehingga kita tidak dapat melihat dengan jelas, dan kita akan digiring untuk menilai pertanyaan-pertanyaan yang amat penting menurut standar dunia dan bukan menurut standar Tuhan. Kami terkesan oleh sebuah pertanyaan yang diajukan oleh salah satu pekerja kami beberapa waktu yang lalu. Ia bertanya apakah saat ini kita merasa bahwa kita harus memegang standar yang sama tentang kehidupan sosial, hiburan, dll, yang dipegang sebelum Perang, atau 25-30 tahun yang lalu. Ia menyampaikan pendapatnya bahwa dalam penilaiannya, standar-standar telah berubah, bahwa kita hidup di dunia yang baru, dan bahwa kita harus memiliki pertanyaan-pertanyaan yang berbeda dari pertanyaan-pertanyaan para bapa kita, bahwa Gereja MAHK, sebagaimana halnya dengan beberapa gereja besar di dunia lainnya, harus memberi pemahaman yang lebih liberal atau bebas terhadap pertanyaan-pertanyaan ini. 288 Inilah cara penalaran yang di dalamnya ribuan dunia Kristen yang besar saat ini telah dimanjakan, dan kita mengetahui buah yang menurunkan moral yang dihasilkan dari penalaran seperti ini. Sedikit demi sedikit gereja-gereja besar di dunia telah ditarik menjauh dari standar-standar lama tentang kesederhanaan, keyakinan Kristen, dan kehidupan Kristen. Kita mengatakan kepada saudara ini, Tuhan tidak pernah berubah. Prinsip-prinsip moral tidak pernah berubah; dalam segala pertanyaan tentang kehidupan sosial, hubungan kita dengan kesenangan dunia yang di dalamnya terlibat prinsip moral, di dalamnya pembentukan tabiat adalah hasilnya, kita harus menggunakan standar yang sama saat ini sebagaimana 10 atau 50 tahun yang lalu. Dengan prinsip-prinsip kebenaran dan kesucian dan kesalehan yang sama yang digunakan untuk menghakimi para bapa kita, demikianlah kita akan dihakimi. Tuhan memiliki satu standar yang sama bagi segala zaman. Jikalau persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Tuhan di zaman rasul Paulus, maka persahabatan yang sama adalah permusuhan dengan Tuhan pada zaman ini. Jikalau berteman dengan dunia adalah musuh Tuhan 10 tahun lalu, atau 100 tahun lalu, atau 2000 tahun lalu, maka berteman dengan dunia adalah musuh Tuhan pada zaman ini. 289 Terlalu banyak pimpinan gereja ini telah mengabaikan proses pembentukan rumah lebah madu yang telah berlangsung, dan pengaruh dari kesenangan akan dunia yang telah terdapat pada anggota-anggota gereja. Inilah saatnya bagi kita untuk mengangkat suara kita untuk memprotes. Inilah saatnya untuk memanggil para anggota Gereja MAHK, tua dan muda, kepada standar yang lebih tinggi dalam Kristus Yesus. Inilah saatnya bagi setiap pendeta MAHK, setiap guru di sekolah-sekolah kita, setiap pimpinan di dalam lembaga kita, untuk berdiri teguh namun penuh kebaikan melawan pengaruhpengaruh yang akan menjauhkan orang-orang yang ada di bawah pemeliharaan mereka kepada prinsip-prinsip kebenaran dan kesalehan. Banyak yang dapat dikatakan tentang pertanyaan ini, namun kami membatasi pembahasan pada saat ini. Lagi-lagi kami meminta perhatian kepada prinsipprinsip yang disampaikan dalam khotbah Profesor Kern. Berikutnya, dalam terbitan sebelumnya, kami menyampaikan laporan tentang sebuah khotbah oleh Penatua Meade MacGuire, yang berjudul, “Christ and the Heart,” (Kristus dan Hati), yang di dalamya ia membahas beberapa prinsip agung yang menjadi dasar pertanyaan tentang hiburan-hiburan. Petunjuk yang diberikannya adalah melengkapi apa yang disampaikan oleh Saudara Kern, dan kedua khotbah ini harus dipelajari bersama. Semoga Tuhan memberkati penyampaian mereka untuk mendidik setiap pembaca. 290 LAMPIRAN 10 SUKACITA TUHAN KITA VS. HIBURAN-HIBURAN DUNIAWI Oleh M. E. Kern (Review and Herald, 11 Februari 1926) Teater Salah satu bentuk hiburan-hiburan komersial yang paling menyebar luas saat ini adalah teater. Melalui penemuan proyektor gambar bergerak, pertunjukanpertunjukan teater telah menjadi tersedia bagi semua kota kecil dan juga kota besar. Para pendukung drama bisu membual bahwa itu adalah industri keempat di Amerika, dan bahwa hampir seperlima dari seluruh penduduk menyaksikan pertunjukan setiap hari. Barangkali para pendidik dan pekerja keagamaan dan kesehatan memperhatikan suatu lembaga yang memberi pengaruh begitu meluas, khususnya ketika kita memikirkan betapa besar proporsi penonton yang terdiri atas anak-anak dan orang muda. Apakah ujian-ujian yang harus diterapkan oleh seorang Kristen kepada segala jenis hiburan yang menantang perlindungannya? 291 Pertama-tama, selalu aman bagi seorang Kristen untuk tidak terlibat dalam setiap bentuk hiburan yang menghubungkan dia dengan sebuah lembaga jahat. Misalnya, meja kartu. Ini adalah lembaga yang jahat di seluruh dunia. Saya pernah melihatnya di jalan-jalan raya di Eropa “Kristen”, di pulau Borneo nun jauh di sana, dan di Cina tengah. Itu sama saja di mana-mana. Ini adalah sarana para penjudi. Latar belakangnya adalah ketidakjujuran, dan telah ternoda oleh perkelahian yang membawa kematian, dan meninggalkan jejak watak buruk di manamana. Setumpuk kartu menunjukkan suatu lembaga kecurangan yang telah mengutuk manusia. Demikian juga tarian telah menjadi lembaga kejahatan sedunia. Ruang dansa umum dianggap oleh segala penganjur perbaikan bangsa sebagai sebuah lembaga yang merendahkan. Bagaimana dengan teater? Selama lebih dari 24 abad teater telah ada. Apakah rekornya? Kesaksian sejarah adalah bahwa teater selalu merupakan ancaman bagi moral. “Para penulis besar klasik seperti Plato, dan Aristoteles, dan Avid dan Juvenal, dan Tacitus, dan penulis lainnya menulis keras menentang teater,—bukan sekedar menentang kejahatan dan kekerasan insidental, melainkan menentang pengaruh dan kecenderungannya sebagai sebuah lembaga.” Solon, seorang ahli hukum yang besar di Yunani, mengutuk profesi ini karena “melalui rangsangannya cenderung kepada tabiat yang palsu, dan melalui pengungkapan perasaannya tidak 292 jujur dan tulus, merusak integritas manusia.” Sejarawan Schaff mengatakan bahwa teater Romawi menjadi “rumah kejahatan,” dan Macaulay mengatakan bahwa dari sejak teater dibuka di Inggris, teaterteater menjadi “seminari-seminari kejahatan.” Barangkali ada beberapa pertunjukan drama moral dan beberapa tokoh moral, namun tidak ada teater moral di dunia. Edwin Booth mencoba mendirikan sebuah teater moral yang di depan lampu sorotnya tidak akan ada kecabulan yang spektakuler. Usahanya bangkrut, karena hanya memberi pemasukan 5 sen. Henry Irving mencoba hal yang sama, namun para manajer harus mengubah acaranya untuk mencegah kegagalan finansial. Bioskop adalah teater modern bagi massa (banyak orang) dan telah mewarisi segala kesalahan dari pendahulunya, dan lebih banyak lagi. Seorang penulis yang dikutip dalam Literary Digest edisi 14 Mei 1921, dalam sebuah artikel tentang “The Nation-Wide Battle Over Movie Purification” (Pertempuran nasional melawan pemurnian bioskop) mengatakan: Kita tidak mengetahui moral apa dari bioskop yang lebih buruk daripada moral-moral panggung. Akan tetapi bioskop yang salah lebih memberi bahaya, karena bioskop menjangkau lebih banyak orang, dan khususnya lebih banyak anakanak yang lebih mudah meniru dan diberi kesan …. Kedua, teater memberi gagasan yang palsu dan ekstrim tentang kehidupan. Kehidupan manusia 293 ditampilkan dalam aspek-aspeknya yang terburuk, pengalaman-pengalaman yang paling merendahkan. Tema-tema utama dalam teater sekarang ini, dan selalu demikian, adalah nafsu manusia—kemarahan menggiring kepada kegilaan, ambisi, iri hati; kemarahan menggiring kepada pembunuhan, dan nafsu menggiring kepada perselingkuhan dan kehancuran kehidupan. Penampilan tentang kehidupan yang tidak tepat itu hanya memiliki efek malang bagi para penontonnya. Sementara kadang diusahakan untuk menunjukkan pembalasan dari suatu perbuatan kejahatan, lebih sering terjadi bahwa “kehidupan berperilaku jahat digambarkan sebagai kehidupan penuh kebebasan dan sukacita.” Kelonggaran dalam moral dibuat tampak “tidak terlalu buruk,” bahkan dapat diterima, “dengan syarat-syarat tertentu.” Penyesalan yang besar dan penderitaan seumur hidup yang dialami seseorang dan orang lain sebagai akibat dari pelanggaran hukum, biasanya tidak ditampilkan. Kebenaran-kebenaran yang kudus tentang kehidupan, kebenaran-kebenaran yang dipertahankan sampai mati oleh pria dan wanita yang mulia, difitnah dengan tidak terang-terangan; dan orang-orang, khususnya orang muda, menjadi bingung dalam pemikirannya. Nyonya Ellen O’Grady, yang sebelumnya adalah wakil komisaris polisi Kota New York, mengatakan kepada Parlemen New York dalam sebuah dengar pendapat tentang perencanaan hukum pengaturan gambar bergerak: 294 Saya mengetahui dari pengalaman saya sendiri bahwa sebagian besar kenakalan remaja adalah disebabkan oleh pengaruh jahat film-film. Saya akan mengutip kasus demi kasus anak-anak lelaki dan perempuan yang menjadi salah karena film-film… Dan orang lain berkata: Dengan isyarat-isyarat tersembunyi dan sindiran-sindiran yang cerdik, imajinasi dinyalakan dan pemikiran-pemikiran jahat dibangunkan. Hampir tidak ada kejadian, betapapun buruknya, yang tidak dipelajari di teater, sehingga menjadikannya sebuah universitas kejahatan dan ketidakbermoralan bagi pikiran orang muda. Himbauan universal dalam film adalah hubungan asmara antara pria dan wanita. Para aktor menyadari keefektifan himbauan ini, dan telah berusaha keras untuk menjadikan ketegangan seks menjadi paling menonjol dalam produksi mereka. Himbauan ini adalah suatu dorongan yang tidak membutuhkan rangsangan, suatu dorongan yang dalam banyak orang tidak berada di bawah kontrol penalaran. Pikiran dibakar oleh gambar-gambar hidup yang sangat memberi dorongan, dan kehidupan tidak bermoral seringkali menjadi akibatnya. Selama Perang Dunia, ada seorang perempuan muda dari negara bagian lain yang menginap di rumah kami, yang dengan semangat kepahlawanan datang ke Washington untuk melakukan kewajibannya. Tentu saja ia mengira bahwa ia dapat mengunjungi beberapa teater di ibukota negara sementara ia berada di sini. 295 Namun ia menyatakan kepada istri saya tentang kejijikannya kepada teater karena praktis setiap pertunjukan yang telah disaksikannya memiliki adegan kamar tidur. Tampaknya ia tidak menyadari sebelumnya tentang standar rendah dari bentuk pertunjukan yang populer ini. Beberapa waktu yang lalu seorang rabi Yahudi dan seorang pengkhotbah Kristen berseru melawan “produk penyakit kusta moral” yang dipamerkan di panggung-panggung New York, terhadap pertunjukanpertunjukan yang merupakan “inkarnasi kasar dari ketidaksucian, yang berkisar tentang pameran kaus kaki dan pakaian dalam.” Dan pembela teater yang menjawab tantangan itu berkata: Kami tidak bersimpati besar dengan seruan bagi panggung yang bersih. Bagi kami, kami lebih suka melihat sedikit lebih banyak sampah dan kekotoran dan keringat di dalam kelumpuhan kita saat ini. Jikalau harus membuat sebuah pilihan antara perilaku tidak bermoral di dalam teater dan tekanan Puritan, kami berkata bawalah tempat-tempat tidur sebatalion ke atas panggung. Biarlah saya bertanya kepada anda, para sahabat Kristen, pernahkah menertawakan dosa itu benar? Apakah benar untuk pergi ke tempat yang didedikasikan untuk kebodohan, dan duduk dan dihibur dengan gambaran tentang prinsip-prinsip kejahatan yang mengubah dunia ini ke dalam lembah dan bayang-bayang kematian, membawa Anak Allah dari langit, dan mengirimNya ke Getsemani 296 dan kayu salib? Apakah anda pernah menonton film dan tidak tertawa kepada dosa? Namun saya mendengar beberapa orang berkata, “Ada film-film yang bagus.” Apa benar? Barangkali ada beberapa hal yang baik dicampurkan dengan hal buruk. Inilah rencana iblis untuk mencampurkan kebaikan dengan kejahatan untuk menangkap kakikaki orang-orang yang tidak waspada yang masih tertarik akan dorongan kebaikan itu. Namun dari penyelidikan saya, saya setuju dengan Dr. Hall, bahwa dalam setiap pertunjukan film ada suatu saran yang tidak murni. Saya telah bertanya kepada banyak orang yang menonton film, apakah ini benar, dan saya tidak pernah mendapatkan jawaban negatif. The Sunday School Times bercerita tentang seorang pendeta yang sangat terganggu oleh keadaan kerohanian yang rendah di dalam gerejanya. Ia mencurigai teater sebagai satu penyebabnya. Pada suatu malam penuh badai (malam yang menyebabkan acara pertemuan doa menjadi berantakan) ia keluar untuk menyelidiki. Ia pergi ke teater di mana “Salome” sedang dipertunjukkan,—“penggambaran yang mengerikan, merendahkan, dan cabul tentang kisah Herodes dan Yohanes Pembaptis dalam Alkitab.” Ia melihat tempat pertunjukan itu penuh sesak, dan dua ratus umatnya yang utama ada di sana. Ia tinggal selama pertujukan yang seluruhnya mengerikan dari karikatur tentang kisah Alkitab itu. Ia keluar pada tengah malam, ia bertemu dengan banyak anggota jemaatnya di lobi yang amat mewah, orang-orang ini merasa terkejut 297 melihat pendeta mereka ada di sana. Ia menghadapi satu masalah. Sementara ia menghabiskan sisa malam itu untuk belajar, muncul di dalam pikirannya bahwa sepanjang orang-orang yang mengaku Kristen mendukung melalui uang dan kehadiran mereka dalam penampilan seperti “Salome”, maka Roh Kudus tidak dapat menjangkau hati dan kehidupan orang-orang yang mematikan seluruh perasaan mereka yang halus, dan mematikan syaraf-syaraf kerohanian mereka dengan menontoh hal-hal seperti itu. Apakah ia benar? Namun orang-orang MAHK mengatakan kepada saya bahwa film “The Ten Commandments” adalah sebuah film yang bagus, dan saya harus menontonnya. Mereka mengakui bahwa adegan sukaria yang gaduh di sekeliling patung anak lembu emas dinyatakan dalam realitas yang hidup. Tuhan memanggil umatNya untuk menghukum para pelaku dari pesta pora yang mengerikan itu, namun kita membayar pria dan wanita untuk memainkan kembali demi kesenangan kita. Dalam Mazmur 5:5 kita membaca: “Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu.” Dalam Amsal 14:9 kita membaca bahwa “Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan,” dan dalam Pengkhotbah 5:3 dikatakan, bahwa Tuhan “tidak senang kepada orang-orang bodoh.” Maka orang-orang yang menonton teater, menikmati apa yang tidak disenangi oleh Tuhan. Dalam Yesaya 33, sebuah pertanyaan 298 diajukan, Siapakah yang akan selamat? Jawabannya adalah pada ayat 15: “Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, … yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah.” Ini menghapuskan drama, karena tragedi adalah tema umum dalam drama. Juga, orang “yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan.” Ini menghapuskan drama bisu, bukan? Ketika anda menonton film, apakah anda menutup mata agar tidak melihat kejahatan? Tampaknya, saudara-saudara kekasih, bahwa satu-satunya jalan yang aman adalah “Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.” Amsal 4:14, 15. Dan kita seharusnya berdoa, “Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!” Mazmur 119:37. Yang terakhir, izinkanlah kami meminta perhatian anda tentang kenyataan bahwa profesi sebagai aktor adalah tidak alamiah dan secara radikal adalah salah. Ini adalah profesi yang tidak berharga. Kutukan Salomo adalah benar. Istilah “hipokrit” (munafik) dan “memainkan peran di panggung” adalah identik dalam arti mulamulanya. “Munafik,” baik dalam bentuk Yunani maupun Latin, adalah ditujukan bagi seorang aktor di dalam teater. 299 Ada sesuatu dalam segala bisnis penampilan; sesuatu yang tidak nyata yang menggiring kepada kesalahan. Sementara barangkali ada perkecualian terhadap seluruh hukum, adalah kenyataan yang telah diketahui umum bahwa para aktor teater adalah satu kelas watak yang tidak berharga. Tidak bisa sebaliknya, sebagaimana seorang kritikus teater dari London Press berkata beberapa tahun yang lalu: Kehidupan panggung, menurut pengalaman saya, memiliki kecenderungan untuk mematikan perasaan-perasaan yang halus, menghancurkan sifat batin pria dan wanita dan menggantikan kejujuran dan kebenaran dengan kepalsuan dan kekosongan; dan perhatikanlah, saya berbicara dari pengalaman langsung tentang panggung selama lebih dari 37 tahun. Dr. Charles Blanchard, presiden dari Wheaton College, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal ini: Apakah mungkin seorang pria, selama lima tahun berperan dalam 25 drama, bahwa ia adalah suami dari 25 atau 30 wanita yang berbeda-beda, tanpa mengalami bahaya kerohanian? Apakah mungkin bagi seorang wanita memerankan bahwa ia telah dipikat dan menjadi orang buangan, tanpa terluka secara moral? Apakah mungkin bagi seorang wanita yang telah menikah untuk memerankan bahwa ia menikah dengan seorang pria lain selain suaminya, dan memerankan keadaannya sehidup mungkin, sehingga membangkitkan 300 minat dan tepukan tangan penontonnya, tanpa membahayakan dirinya? Apakah mungkin bagi seorang pria memerankan bahwa ia adalah seorang pencuri atau pembunuh, tanpa membahayakan tabiatnya? Dan apakah mungkin bagi orang-orang yang menonton para pemeran ini memainkan hal-hal ini, tanpa menjadi terluka sendiri? Setiap orang yang mengetahui watak alami manusia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini hanya dengan satu jawaban: “Tidak mungkin.” Seorang pria yang mengikuti bisnis teater selama beberapa tahun sebelum ia menjadi seorang Advent, mengatakan kepada saya bahwa tidaklah mungkin bagi seseorang untuk tetap memegang profesinya dan memelihara agar dirinya murni. Bisnis teater tampaknya merendahkan para pendukungnya; dan ingatlah bahwa “apa yang tidak dapat dilakukan tanpa kecenderungan membahayakan moral, tidak dapat ditonton tanpa kecenderungan membahayakan moral.” Himbauan Saya bersimpati kepada semua orang, khususnya orang muda, yang telah menjadi terpikat oleh filmfilm. Saya juga mengetahui bahwa dalam banyak hal adalah tidak mungkin untuk menghentikan kebiasaan ini tanpa pertolongan ilahi. Namun anda, sahabat, berhentilah dan pikirkanlah! Anda barangkali ditarik ke dalam film tanpa berpikir. Tetapi seka301 rang, pikirkanlah hal-hal melalui terang fakta yang diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Kekaburan intelek adalah salah satu bahaya besar dalam setiap bentuk pencobaan. Ketika anda kembali menonton film, apakah anda merasa seperti memiliki saat persekutuan yang indah bersama Tuhan? Seorang anak lelaki, yang kembali ke rumah dari setelah melakukan pertunjukan perdananya, tidak salah ketika ia mengatakan kepada ibunya bahwa jikalau ibunya pergi ke satu pertunjukan, maka ia tidak akan pernah ingin pergi ke pertemuan doa. Apakah kehadiran dalam teater menjadikan anda lebih bersemangat dalam usaha-usaha misionaris? Apakah anda ingin ditemukan di dalam teater ketika Yesus datang? Ada teater di Yerusalem di zaman Yesus. Apakah menurut anda Yesus dan para muridNya menghadirinya? Ketika Herodes memperkenalkan teater ini, ini dituduh oleh Yosephus, seorang penulis Yahudi, sebagai perusak moral. Anda tidak dapat membayangkan Yesus menyetujuinya, bukan? Dapatkah anda membayangkan Yesus menonton bioskop jikalau Ia ada di bumi pada hari ini? Jikalau Yesus tidak, apakah kita harus melakukannya? Biarlah saya meminta perhatian anda kepada pernyataan tentang kemungkinan persatuan dengan Kristus, yang terdapat dalam “The Desire of Ages,” hlm. 668: Jikalau kita mau, Ia akan ikut mengalami pemikiran-pemikiran dan tujuan-tujuan kita, sehingga menyatukan hati dan pikiran kita kepada kesesuai302 an dengan kehendakNya, sehingga ketika kita hanya akan melakukan dorongan-dorongan dari diri kita yang menurut kepadaNya. Tentulah kesenangan utama orang-orang dari gerakan advent adalah perenungan akan rumah kekal mereka, bersama-sama memajukan pekerjaanNya, dan kegiatan-kegiatan pemenangan jiwa. The Sunday School Times tepat sekali ketika menyatakan: Biarlah selalu diingat: semakin penuh anggota gereja manapun melakukan penyerahan kepada kuasa Tuhan Yesus Kristus, semakin mereka menemukan bahwa doa adalah metode utama mereka, dan pekabaran Injil adalah misi mereka, semakin sedikit mereka akan memerlukan atau memikirkan tentang “hiburan-hiburan.” Ini telah terbukti berulang-ulang, dan baik pada orang muda maupun orang tua. Sehubungan dengan teater, kesimpulan saya, dalam perkataan roh nubuat, adalah begini: Yang termasuk wilayah kesenangan yang paling berbahaya adalah teater. Bukannya menjadi sekolah moralitas dan kebajikan, sebagaimana yang sering diakui demikian, teater adalah tempat ketidakbermoralan yang terpanas. Kebiasaan-kebiasaan jahat dan kecenderungan-kecenderungan berdosa diperkuat dan didukung oleh hiburan-hiburan ini. Lagu-lagu rendahan, isyarat-isyarat kotor, ungkapan-ungkapan dan sikap-sikap, menurunkan imajinasi dan menghina moral. Setiap 303 orang muda yang memiliki kebiasaan menonton pertunjukan seperti itu akan merosot dalam prinsipnya. Tidak ada pengaruh di negeri ini yang lebih berkuasa untuk meracuni imajinasi, menghancurkan kesan-kesan rohani, dan menumpulkan kesenangan akan hidup dan kenyataan hidup yang tenang, selain hiburan-hiburan teatrikal. Kecintaan akan adegan-adegan meningkatkan setiap pemanjaan, seperti keinginan akan minuman beracun akan memperkuat penggunaannya. Satu-satunya jalan aman adalah mengutuk teater, sirkus, dan setiap tempat hiburan yang meragukan.—Counsels to Teachers, hlm. 334, 335. Saya menutup, sebagaimana saya membukanya, dengan pemikiran berikut—bahwa sukacita Tuhan adalah obat yang ampuh untuk segala hiburan duniawi. Kita membaca dalam mitos-mitos tua bahwa putri-putri duyung yang menyanyikan pria-pria menuju kematian, namun mereka akan mati jika gagal. Dikatakan bahwa ketika para serdadu Argon melewati mereka, Jason memerintahkan Orfeus untuk memainkan lira mereka. Daya pikat nyanyian dan musik ini adalah lebih kuat daripada nyanyian putri duyung ini, dan para serdadu Argon berlayar dengan aman. Kemudian para putri duyung ini melemparkan dirinya ke laut, dan berubah menjadi batu karang. Kita tidak bisa menyebabkan putri duyung kesenangan dunia ini gagal, kecuali kita membawa daya pikat yang lebih besar daripada yang mereka miliki. Sukacita harus mengalahkan sukacita, dan musik harus 304 mengalahkan musik. Anak Tuhan harus memiliki satu musik di dalam jiwanya yang jauh lebih indah daripada lagu apapun dari si putri duyung di dunia yang penuh tipu daya ini. 305 LAMPIRAN 11 BAHAYA-BAHAYA DRAMA ROHANI Oleh J. E. Fulton (Review and Herald, 6 Desember 1928) Di tempat pertemuan perkemahan Oakland akhir-akhir ini, setelah penyampaian tentang bahayabahaya menonton film bagi orang muda dan tua, termasuk tokoh-tokoh Alkitab yang ditampilkan di layar, seorang wanita muda mengisahkan kepada saya suatu cerita yang saya harap setiap orang MAHK akan mendengarkan. Saya tidak kenal dengan saudari ini, namun ia terkesan oleh khotbah itu, dan datang kepada saya untuk meyakinkan saya bahwa saya benar dengan pendirian yang saya ambil. Ia berkata, sejauh yang saya bisa ingat: Semasa kanak-kanak saya berusaha mengikut Tuhan, namun dibujuk oleh seorang teman yang lebih tua untuk menonton film yang tampaknya benar, karena itu tentang tokoh yang amat saleh. Namun daya tarik teater yang indah dan pikatan lembaga itu menyeret kaki saya, dan saya kehilangan kasih kepada Tuhan. Kemudian selama 10 tahun saya melibatkan diri dalam bisnis teater film. Sekarang saya telah menemukan jalan untuk kembali, dan saya ingin mengatakan bahwa apa yang anda katakan itu semuanya sangat benar, dan harus ada peringatan yang dibe306 rikan kepada orang muda dan tua untuk menjauh dari segala film, termasuk drama keagamaan. Ada banyak hal dalam pertunjukan teatrikal dan khususnya drama-drama keagamaan, yang tampaknya tidak berbahaya dan bahkan baik. Namun bukankah penipuan itu mengenakan jubah malaikat terang? Asal mula kejahatan di dunia ini dicatat dalam Kejadian 3. Perempuan itu, ketika ia melihat buah terlarang itu, dan mendapatinya menyenangkan bagi mata dan baik untuk dimakan, dan sesuatu yang diinginkan untuk menjadikan manusia bijaksana, maka ia menyerah. Dosa pertama melayani selera daging dan kesenangan dan ambisi bagi keuntungan diri sendiri. Sekarang ini pria dan wanita mencari apa yang telah memikat Hawa. Peningkatan diri adalah ajaran dunia, dan ini kedengaran sangat waras dan bijaksana. Banyak pendeta dan pendidik keagamaan mengatakan kepada orang muda bahwa apa yang memimpin sepanjang jalan peningkatan diri adalah benar dan terpuji. Namun ini adalah ajaran iblis; karena kepada orangtua pertama kita, musuh berkata: “kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Sebagaimana seorang penulis dengan jujur telah mengatakan, “Injil diri sendiri, dan khususnya peningkatan diri, diumumkan dengan penuh semangat, bukan hanya oleh para pemimpin gerakan-gerakan dunia yang tidak mengakui agama, bahkan khususnya oleh para pemimpin keagamaan!” Tingkatkan dirimu, berusahalah bahkan untuk maju dan menanjak, berbuatlah 307 sesuatu bagi dirimu sendiri, naiklah hingga kemungkinan tertinggi, carilah pengetahuan, “jadilah seperti Allah”! Namun Injil Yesus berbeda dan tidak demikian, yang mengajarkan kepada kita untuk “menyangkal diri” dan tidak menjadi Allah, melainkan menjadi “anak-anak kecil,” dan bukannya mencari kesenangan duniawi, melainkan mengasihi Allah dan perkara-perkara yang berasal dari Allah. Saat ini, yang dikenal sebagai para murid dari Guru itu sedang menjual Yesus demi kesenangan dan uang. Iblis sangat erat kaitannya dengan bisnis ini dan sebagaimana ular dengan Hawa, dan untuk tujuan yang sama,—untuk mengalahkan, menipu, memikat, melalui layar yang menarik dari apa yang “sedap kelihatannya,” dan menggiring manusia sepanjang garis budaya, bukan kepada Kristus. Di dalam banyak drama keagamaan, yang bekerja saat ini adalah di penggoda tua itu; sekarang bukan berpakaian seperti ular, melainkan berpakaian malaikat terang. Tampaknya ia sekarang turun dengan kuasa besar untuk menggambarkan Kristus. Tidak akan lama lagi ia akan menyamar sebagai Kristus, mengaku bahwa ia sendiri adalah Kristus, dan ini akan menjadi karya agung dalam produksi drama tentang kehidupan Kristus. Drama Terbesar Setan Tidak pernah pekerjaan Kristus dapat dilakukan sepenuhnya dalam drama kecuali jikalau muji308 zat ditampilkan, dan orang sakit disembuhkan. Inilah rencana si musuh besar di dalam sebuah drama besar di masa mendatang. Setan sendiri bertobat, kepada aturan perkara-perkara modern. Ia akan tampil dalam watak malaikat terang. Melalui keagenan Spiritisme, mujizat akan diadakan, orang sakit disembuhkan, dan banyak keajaiban yang tidak dapat disangkal akan dilakukan.—The Great Controversy, hlm. 599. Sebagai adegan puncak dari drama penipuan besar ini, Setan sendiri akan menyamar sebagai Kristus. Di berbagai belahan dunia ini, Setan akan menyatakan dirinya di antara manusia sebagai makhluk mulia dengan terang yang berkilau, menyamai penggambarkan Anak Allah oleh Yohanes dalam Wahyu.—Ibid., hlm. 624. Sebuah drama tentang kehidupan Kristus hanya menjadikannya semakin menipu. Bagaimanakah kita bisa melihat manusia-manusia di dunia ini, artis, aktor, dan seringkali pria dan wanita yang tidak bermoral, menyamar sebagai Kristus dan peristiwa-peristiwa Alkitab, dan kita menyetujuinya dengan kehadiran kita dan uang kita? Ini tidak akan memuliakan Kristus, melainkan manusia, dan Kristus disalibkan kembali oleh orang-orang yang mengaku pengikutNya yang hadir di sana dan menghina Dia secara terbuka. Akan tetapi bukankah anak-anak kita dan beberapa orang-orang yang lebih tua dipersiapkan untuk menghadiri pertunjukan teatrikal dengan penge309 nalan drama ke dalam gereja-gereja dan sekolahsekolah Sabat yang berwatak dramatik? Marilah kita menjauhkan segala bentuk yang sejenis ini jauh dari perkumpulan-perkumpulan kita. Segala pertunjukan yang berwatak duniawi, seperti drama dan pertunjukan teatrikal, harus dijauhkan dari pelaksanaan-pelaksanaan keagamaan kita. Dengan bersekutu dengan para pemuja berhala dan bergabung dalam perayaan-perayaan merekalah orang-orang Ibrani digiring untuk melanggar hukum Tuhan, dan membawa penghukuman kepada bangsa itu. Maka sekarang, dengan menggiring para pengikut Kristus untuk bersekutu dengan orang-orang yang tidak saleh dan bersatu dalam hiburan-hiburan merekalah, maka Setan paling berhasil dalam memikat mereka ke dalam dosa.— Patriarch and Prophets, hlm. 458. Peringatan-peringatan seperti ini adalah sangat keras dan tepat pada waktunya. Biarlah kita diajar. Setan sedang memainkan permainannya. Akankah kita yang telah diperingatkan akan menjadi sesat? Kita merasakan ada bahaya, dan kita menyarankan bahwa para pimpinan gereja dan lembaga-lembaga, dan para pekerja kita di mana saja, agar terjaga penuh terhadap apa yang tampak oleh penulis sebagai satu dari kejahatan dan bahaya terbesar yang pernah ada bagi gereja. akankah kita masing-masing berdiri diam sementara agen-agen musuh ini maju tanpa ditegur, ketika kita mengetahui bentuk kesenangan ini adalah pendorong ke310 banggaan diri, pengotor jiwa, jalan menuju nafsu, dan kutukan bagi agama yang sejati? Nafas Neraka Nafas beracun neraka menyebar di antara parfum dan pakaian mode dan para penonton teater yang sembrono, dan kematian dan kehancuran adalah akhirnya. Apakah jadinya orang-orang yang bekerja di siang hari dan bermain di sepanjang malam hari? Orang-orang yang telah menyerahkan tengah malam mereka demi kesenangan mata dan pesta pora larut malam dan jalan-jalan keliling naik mobil, tentulah tidak berada di jalan yang sempit, namun bergegas ke jalan lebar menuju kematian. Teater telah menyebabkan penolakan dan bahkan kutukan dari orang-orang baik dan bijaksana sepanjang zaman. Pada penampilannya yang pertama, 500 tahun sebelum kelahiran Kristus, teater mendapatkan celaan dari umat Tuhan, dan juga dari para pemimpin dunia kafir. Para penulis sejarah menceritakan bahwa salah satu penyebab kemerosotan di Yunani dan Roma adalah kegilaan dunia akan pertunjukan. Orang-orang Kristen mula-mula membaktikan diri mereka untuk mendukung pemimpin mereka dengan pelayanan yang layak, namun mereka menunjukkan ketidaksetujuan mereka dengan keras terhadap pertunjukan-pertunjukan populer. Jikalau suatu saat ada kesederhanaan yang lebih jauh di dunia ini, maka dianggap perlu 311 memisahkan diri dari dunia dan kesenangannya, apakah sikap kita saat ini? Dan bukan hanya para pimpinan Yahudi, kafir dan Kristen yang mengutuk teater, namun bahkan orang-orang panggung itu sendiri. Macready, seorang yang dikenal luas di dunia dalam lingkaran teater, mengatakan ketika ia pensiun dari panggung, “Tidak satupun anak-anak saya, dengan persetujuan saya, dengan alasan apapun, akan pernah memasuki teater, tidak juga mereka boleh berhubungan dengan aktor atau aktris pertunjukan.” Pejabat di luar gereja kita berbicara sebagai berikut: Tidak pernah ada suatu generasi yang begitu memberontak melawan orang-orang yang lebih tua, dalam penilaian saya, revolusi mental ini berasal terutama dari film-film bergerak, dengan beberapa bantuan dari mobil. Kita memiliki generasi yang sangat bergairah dengan seks, sangat asertif (tegas dalam pernyataan diri sendiri), percaya diri, dan kritis terhadap orangtua. Tidak diragukan bahwa kehadiran keinginan seks yang menguasai dalam kehidupan anak lelaki telah dimulai setidaknya sejak dua atau tiga tahun, melalui rangsangan filmfilm.—Dikutip dari William Sheafe Chase, D. D., Superintendent, International Reform Federation. Ilustrasi tentang Kapal Orang Kristen, sementara masih berada di dunia, bukanlah “dari dunia ini,” dan demikianlah pula 312 sukacita dunia ini bukanlah miliknya, karena ia harus berpisah dari dunia, dan mengasihi Tuhan dan menjadikan perkara-perkara surgawi sebagai kesukaannya. Penulis seringkali mengilustrasikan pemisahan dari dunia ini seperti kapal di tengah lautan. Sebuah kapal dibuat untuk mengapung di atas air. Adalah bencana besar ketika air masuk ke dalam kapal. Adalah cukup baik bagi orang Kristen berada di dunia, namun ia pasti akan menyebabkan kapal kandas dan hancur ketika dunia masuk ke dalam dirinya “Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” Yohanes 17:16. Film adalah rancangan dan sarana duniawi demi kepuasan dan kesenangan orang-orang duniawi. Itu bukanlah tempat bagi orang Kristen. “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh” (Mazmur 1:1). Ayat ini melarang orang Kristen untuk berhubungan dengan sesuatu seperti yang terdapat dalam teater. Sebagaimana orang lain telah menulis: Kita yakin bahwa ada banyak orang Kristen dan orang bermoral yang menonton teater dengan alasan ini atau itu, namun sebagian besar, sejauh ini, adalah orang-orang yang longgar dalam perkara moral. Di sana anda akan bertemu dengan orang-orang yang telah kehilangan segala kasihnya akan rumah, orang-orang yang sembrono, orang-orang profan, pemboros, pemabuk, dan pelacur jalanan rendah313 an. Mereka ada di seluruh bagian tempat itu; mereka berkerumun di galeri, dan bersama-sama berteriak keras dalam tepukan tangan menyambut kepada karikatur agama, ejekan kepada kebajikan, atau isyarat kepada kecabulan. Itulah sebabnya kita diminta oleh Tuhan untuk “tidak berdiri di jalan orang berdosa” tidak juga “duduk dalam perkumpulan pencemooh.” Salah satu jalan utama dosa masuk ke dalam jiwa adalah melalui mata, dan Yohanes memperingatkan terhadap “keinginan mata” (1 Yohanes 2:16). Ribuan orang telah kehilangan kasih kepada Tuhan melalui keinginan mata, dan banyak yang kemudian kehilangan permata yang amat berharga, yaitu kesederhanaan. Tentang sah-tidaknya pergi ke tempat-tempat hiburan yang meragukan itu, Dr. Guthrie memberikan nasehat yang amat baik: Kami dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa apapun yang anda ketahui tidak sesuai dengan kewajiban keagamaanmu, atau mengganggu pelaksanaannya, apapun yang mengusir pikiranmu atau mendinginkan semangat perbaktianmu, apapun yang menghalangi untuk membaca Alkitab atau berdoa, ketika pemikiran tentang Juruselamat yang berlumuran darah atau Tuhan yang kudus, tentang jam kematian, atau hari penghakiman, jatuh seperti bayangan dingin dalam kesukaanmu, kesenangan yang tidak dapat anda syukuri kepada Tuhan, dan anda tidak meminta berkat Tuhan, yang ingatan akan itu menghantui di hari kematian, dan menikamkan duri yang tajam di bantal 314 yang tidak nyaman—hal-hal ini bukanlah untuk anda. Ini semua menjauhkan anda; dalam hal ini janganlah berkompromi dengan dunia, namun jadilah berubah dengan pembaharuan pikiran anda—“Jangan sentuh, jangan cicipi, jangan pegang.” Jangan pernah pergi ke tempat yang Tuhan tidak akan pergi bersamamu; jangan pernah ditemukan di mana anda tidak akan suka kematian menemui anda di sana; jangan pernah memanjakan diri dalam kesenangan yang tidak membawa pantulan pagi hari, jagalah diri anda agar tidak ternoda dari dunia; bukan saja dari nodanya, melainkan juga bahkan dari kecurigaannya. 315 LAMPIRAN 12 “BAGAIMANA DENGAN FILM KEAGAMAAN? Oleh A. J. Stevens (Sunday School Times, 28 Januari 1928) Adalah membesarkan hati bahwa pada saat standarstandar semakin menurun di masa kini, kita masih menemukan tulang punggung editorial yang diperlukan untuk memberikan jawaban yang tak terbantahkan terhadap pertanyaan di atas yang menjadi laporan utama sebuah artikel dalam Sunday School Times. Begitu banyak gereja telah mencoba berkompetisi dengan teater dengan menampilkan daya tarik spektakuler, sehingga sama sekali tidak mengejutkan jikalau kita menemukan teater merangsang gereja-gereja dengan usaha menampilkan drama-drama setengah kudus. Sebuah surat kepada editor Sunday School Times meminta komentar yang dapat dibaca demi manfaat bagi setiap orang MAHK. Surat Pembaca Ada satu perkara yang sangat ingin saya lihat untuk dibahas dalam Sunday School Times. Saya mengacu kepada drama-drama keagamaan yang telah begitu laris. Dalam beberapa drama ini, tidak ada satupun orang yang sesungguhnya melakonkan Kristus, namun dalam beberapa drama yang lain, pelakonan ini 316 dilakukan sampai ke detail yang amat kecil. Drama berjudul “_____” yang telah ditayangkan bertahun-tahun di teater terbuka di Hollywood, menampilkan adegan-adegan yang diambil dari Injil, dan orang yang melakonkan menjadi Kristus menghabiskan waktu antara adegan yang satu dengan adegan berikutnya dengan merokok. Dalam film berjudul “___”, saya melihat bahwa keinginan Kristus, termasuk penyaliban dan kebangkitanNya yang sesungguhnya, dilakonkan dengan sangat mendetail. Drama-drama ini didukung oleh para pendeta dan pekerja Kristen, dan ribuan orang-orang Kristen pergi menontonnya, dan terpesona olehnya. “Jikalau seseorang protes, ia akan berhadapan dengan segala jenis argumen tentang ‘segala kebaikan yang dicapai’, “watak manusia yang indah yang bermain sebagai Kristus,’ dan kita bahkan diberitahu, dalam segala kesungguh-sungguhan, bahwa ia ‘sesungguhnya menghidupkan bagian itu.’ “Si X” adalah orang yang amat rohani, anda tahu bukan, kata mereka, dan “orang-orang tidak mau ke gereja menjadi mau pergi ke gereja dan melihat hal-hal ini, dan coba pikirkan betapa mengangkatnya hal ini,’ dan selalu ditutup dengan ‘ Baiklah, kalau saja anda pergi dan menonton sendiri, anda akan merasakannya secara amat berbeda.’ “Dalam pemikiran saya, ini adalah penodaan; adalah hujatan ketika mengkomersialkan hal-hal yang amat kudus. Saya tidak dapat percaya bahwa ada kebaikan yang datang daripadanya. Saya ingin 317 mengetahui apa pendapat Times tentang perkara ini.” —Seorang pembaca dari California. Tanggapan “Selama setengah abad The Sunday School Times telah secara konsisten memegang keyakinan bahwa, sebagaimana seorang aktor muda yang bertobat mengatakan tahun lalu dalam kolom ini, ‘Seorang Kristen tidak mendapat tempat di sisi manapun dari lampu sorot kamera.’ Profesi drama, atau teater, adalah merendahkan moral. Profesi ini tidak berharga untuk dipelajari seumur hidup dan ke-etiaan yang dituntutnya dari orang-orang yang ingin mencapai puncak profesi ini. Profesi ini didasarkan atas kepalsuan; tampak sebagai keberhasilan yang sesungguhnya bukan sebuah keberhasilan seseorang. Sementara hanya ada sedikit perkecualian menonjol di kalangan ini, tentang pria dan wanita yang tidak terseret olehnya, jejak kehancuran umum dalam tabiat tidak dapat dibandingkan dengan profesi ataupun panggilan hidup yang memiliki nama baik manapun. Dan bersamanya, seperti jam-jam larut malam, pengabaikan standar kesederhanaan standar, kebebasan antar jenis yang memalukan, dan kecenderungan-kecenderungan lainnya, memiliki kisah-kisahnya sendiri dan membawa akibat-akibat yang tak terelakkan. “Inilah profesi yang menghasilkan drama-drama keagamaan di masa kini. Para aktor dan aktrisnya membentuk perusahaan yang menghadirkan drama318 drama keagamaan ini, adalah menampilkan, dengan semangat dan fasilitas yang sama, dengan drama-drama yang lain yang tidak akan ditonton oleh seorang Kristen yang konsisten manapun. Tidak diragukan lagi ada beberapa drama keagamaan perkecualian yang baik di akhir-akhir ini, baik di panggung maupun di “layar perak,”—dalam film-film,--dan tema-tema dari drama seperti itu, dan bahkan peristiwa dan detailnya, mungkin sebagian besar tidak ditolak. Namun, kenyataannya tetap bahwa bahkan motif terbaik dari produksinya adalah komersial dan perdagangan; watak-watak pelakunya adalah memiliki profesi drama yang merendahkan moral; dan orang-orang Kristen yang menonton drama seperti itu memberikan pengaruhnya kepada sebuah bisnis yang lebih membahayakan masyarakat dan menghancurkan kehidupan dibandingkan bisnis yang punya nama baik lainnya di masa kini. “Orang-orang Kristen tidak perlu memberikan pengaruh mereka kepada hal-hal ini. Memang benar, sebagaimana dicatat oleh penulis surat pembaca, bahwa kita diberitahu dengan amat mengesankan tentang banyak hal-hal baik yang dicapai oleh dramadrama keagamaan. Namun apakah pembaca The Sunday School Times pernah mendengar tentang satu jiwapun yang diselamatkan, dilahirkan kembali dengan iman di dalam Kristus sebagai Juruselamat, melalui drama keagamaan komersial seperti ini? The Times meragukan apakah hasil seperti itu telah pernah ada. Bahkan sekalipun ada, ini hanyalah sebuah contoh 319 Tuhan menjadikan kutukan manusia untuk memuji Tuhan; dan Tuhan tidak menginginkan anak-anakNya mendorong kutukan manusia. 320