Nutrisia September 2015.indd - E

advertisement
Tiarapuri, Hubungan Antara Asupan Kalsium dan Status Amenore ....
Lingkar Lengan Atas, Tebal Lemak Trisep dan Massa Otot
terhadap Kekuatan Otot Lengan Atas Atlet Bola Voli Putri
di Klub Bola Voli Spirit Sleman
Zukhruf Faridho1, Herawati2, Weni Kurdanti3
1,2,3
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tata Bumi No. 3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55293
(Email: [email protected])
ABSTRACT
Background : Achievement Indonesian women’s volleyball athletes still can not compete on an international level. One of the factors
that affect the athlete’s performance in the game of volleyball is a physical state. Arm muscle strength plays an important role in any
game techniques.
Objective : This research is for identifying the correlation between mid-arm circumference, triceps skin-fold and muscle mass with
upper arm muscle strenght in women volley ball athlete.
Method : The research was observational with cross sectional. The research was located in GOR Pangukan Sleman on 2013. The
sample of this study was 22 women volley ball athletes. The variables were MUAC, triceps skin-fold, muscle mass and upper arm
muscle strength. Mid arm circumference was obtained with mid arm ribbon. Triceps skin-fold was obtained with skin-fold calipers.
Muscle mass was calculated with Corrected Arm Muscle Area formula. Upper arm muscle strength was measured with a distance
throw test. The research hypothesed with Pearson correlation test.
Results : Most of the athletes (54.55%) had mid upper arm circumference over 25 cm. Most of the athletes (77.27%) had triceps skinfold more than 1.65 cm. Most of the athletes (72.72%) had upper arm muscle mass were normal (0.38 to 0.46 kg). Most of the athletes
(68.18%) had upper arm muscle strength were normal (12.7 to 15.5).
Conclusions : There is no significant relationship between the mid upper arm circumference to the upper arm muscle strength in
women’s volleyball athletes. There is a significant correlation between triceps skin-fold with upper arm muscle strength in women’s
volleyball athletes. There is a significant relationship between muscle mass with the upper arm muscle strength in women’s volleyball
athletes. There is no significant relationship between mid upper arm circumference, triceps skin-fold and muscle mass to the upper
arm muscle strength in athletes volleyball
Keywords: mid-arm circumference, triceps skin-fold, muscle mass, upper arm muscle strength.
ABSTRAK
Latar Belakang : Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi atlet dalam permainan bola voli adalah keadaan fisik. Kekuatan otot
lengan berperan penting dalam setiap teknik permainan.
Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara LILA, tebal lemak trisep dan massa otot dengan kekuatan otot lengan atas atlet bola
voli putri.
Metode Penelitian :Jenis penelitian adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian di GOR Pangukan Sleman.
Sebanyak 22 orang atlet bola voli menjadi subjek penelitian. Variabel yang diteliti adalah LILA, tebal lemak trisep, massa otot lengan
atas dan kekuatan otot legan atas. LILA diukur dengan pita LILA. Tebal lemak trisep diukur dengan skin-fold caliper. Massa otot
dihitung dengan rumus Corrected Arm Muscle Area. Kekuatan otot lengan atas diukur dengan distance throw test. Untuk menguji
hipotesis digunakan uji Pearson Correlation dengan signivicancy level = 0,05.
Hasil : Sebagian besar atlet (54,55%) memiliki lingkar lengan atas lebih dari 25 cm, 77,27% memiliki tebal lemak trisep lebih dari 1,65
cm, 72,72% memiliki massa otot lengan atas yang normal (0,38 – 0,46 kg) dan sebanyak 68,18% atlet memiliki kekuatan otot lengan
atas yang normal (12,7 – 15,5).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan bermakna antara lingkar lengan atas dengan kekuatan otot lengan atas pada atlet bola voli
putri. Ada hubungan bermakna antara tebal lemak trisep dengan kekuatan otot lengan atas pada atlet bola voli putri. Ada hubungan
bermakna antara massa otot dengan kekuatan otot lengan atas pada atlet bola voli putri. Tidak ada hubungan bermakna antara lingkar
lengan atas, tebal lemak trisep dan massa otot dengan kekuatan otot lengan atas pada atlet voli
Kata Kunci: LILA, tebal lemak trisep, massa otot, kekuatan otot lengan atas.
53
Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 2, September 2015, halaman 53-57
PENDAHULUAN
Pada tahun 2012, volley putri Indonesia masih
terpuruk di peringkat 107 bersama-sama dengan
Rwanda, Srilanka dan Seychelles. Bola voli adalah
bagian dari cabang olahraga permainan. Permainan bola
voli dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan atraktif,
karena menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik dan
kemampuan teknik yang berkualitas. Untuk mencapai
prestasi yang diharapkan di tengah ketatnya persaingan
dalam olahraga bola voli tidaklah mudah, setiap pemain
harus memiliki teknik, taktik, fisik dan mental yang baik.1
Kekuatan otot lengan merupakan hal penting untuk setiap
orang tetapi menjadi lebih penting bagi olahragawan
seperti atlet bola voli karena otot merupakan pusat dari
seluruh gerakan.2 Komponen utama dari kekuatan adalah
massa otot, atau lebih tepat massa area cross-sectional.3
Faktor penentu ukuran massa otot adalah LILA dan
tebal lemak trisep.4 Semakin besar ukuran LILA, semakin
besar diameter komposisi lengan atas. Semakin besar
tebal lemak menunjukkan semakin banyak distribusi
lemak dan semakin kecil massa otot yang ada sehingga
kekuatan otot semakin kurang. Dengan permasalahan
tersebut peneliti akan mengulas tentang hubungan
antara lingkar lengan atas, tebal lemak trisep dan massa
otot terhadap kekuatan otot lengan atas atlet voli putri.
Dengan dilakukan penelitian nantinya dapat diketahui
hubungan antara LILA, tebal lemak trisep, massa otot
dengan kekuatan otot lengan atas atlet bola voli putrid di
Klub Bola Voli Spirit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sumber informasi dalam bagi guru olahraga dan
pelatih dalam meningkatkan kemampuan permainan bola
voli atlet.
METODE
Penelitian ini menggunakan rancangan cross
sectional. Penelitian dilakukan di Klub Bola Voli Spirit
Sleman pada bulan Mei 2013. Jumlah anggota klub 62
orang dan yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak
22 atlet bola voli putri. Kriteria inklusi adalah terdaftar
sebagai anggota Klub Bola Voli Spirit Sleman, minimal
menjadi anggota selama 1 tahun dan bersedia menjadi
responden penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi adalah
tidak hadir pada saat pengukuran dan pernah mengalami
fraktur pada lengan atas.
Variabel dalam penelitian ini adalah lingkar lengan
atas (LILA), tebal lemak trisep, dan massa otot sebagai
variabel bebas dan kekuatan otot lengan atas sebagai
variabel terikat. LILA adalah lingkar lengan atas (LILA)
atlet voli putri sebelah kanan diukur dengan pita ukur
kapasitas 150 cm. Tebal lemak trisep adalah tebal lipatan
lemak bagian depan pertengahan lengan atas bagian
kanan antara bahu dan siku atlet voli putri, diukur dengan
cara dicubit menggunakan skin-fold calipers dengan
ketelitian 0,1 mm dan kemudian dikonversi menjadi cm.
Massa otot adalah hasil kalkulasi LILA dan tebal
lemak trisep menggunakan rumus corrected arm muscle
54
area (CAMA) yang kemudian dikalikan dengan panjang
lengan atas Massa otot dihitung dengan rumus Corrected
Arm Muscle Area. Kekuatan otot lengan atas adalah
kemampuan otot lengan atas atlet untuk mengatasi
tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan
maksimal dalam satu gerak yang utuh, pengukuran
terhadap kekuatan otot lengan atas dilakukan dengan
tes melempar bola voli dengan lemparan dari atas
kepala, menggunakan distance throw test. Untuk menguji
hipotesis digunakan uji Pearson Correlation dengan
signivicancy level = 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik subyek penelitian dilihat menurut umur,
tinggi badan, status gizi dan lama berlatih. Sebanyak 14
subyek penelitian (63,64%) masuk dalam kategori umur
16-19 tahun. Sebagian besar subyek penelitian (63,64%)
atau 14 atlet telah mengikuti pembinaan selama 2-3
tahun. Sebanyak 11 atlet (50%) memiliki tinggi badan
<160 cm. Sebanyak 18 atlet (81,82%) memiliki status gizi
kategori normal.
Rata-rata umur subjek adalah16,41 dengan usia
minimal adalah 12 tahun dan maksimal adalah 21 tahun.
Sebagian besar atlet memiliki tinggi badan di bawah
160 cm. Sedangkan untuk standar minimal atlet bola
voli putri Indonesia, minimal tinggi badan yang harus
dipenuhi untuk bermain di tingkat professional adalah
170 cm. Hanya terdapat 1 atlet yang memiliki tinggi
badan >170 cm. Rata-rata status gizi subjek berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 20,79 kg/m2 dengan
IMT minimal adalah 18,22 kg/m2 dan maksimal adalah
24,14 kg/m2.
Tabel 1. Karakteristik Umum Subjek Penelitian
Karakteristik
Umur (tahun)
12 – 15
16 – 19
>21
Jumlah
Lama Pembinaan (tahun)
2–3
4–5
>5
Jumlah
Tinggi Badan (cm)
<160
160 – 170
>170
Jumlah
Status Gizi
Kurus
Normal
Gemuk
Jumlah
Frekuensi
(Atlet)
Persentase
(%)
7
14
1
22
31,82
63,64
4,54
100
14
7
1
22
63,64
31,82
4,54
11
10
1
22
50
45,45
4,55
100
1
18
3
22
4,54
81,82
13,64
100
Lingkar Lengan Atas, Tebal Lemak Trisep dan Massa Otot ...
Berdasarkan Gambar 1. Sebagian besar atlet bola
voli putri (54,55%) memiliki lingkar lengan atas dalam
kategori lebih (>25 cm). Dari data Riskesdas tahun 2007
juga diperoleh bahwa semakin meningkat usia seorang
wanita, semakin besar juga ukuran lingkar lengan atasnya.
Hal ini disebabkan persentase lemak tubuh umumnya
akan selalu meningkat seiring dengan bertambahnya
umur, terutama karena berkurangnya aktifitas fisik.5
Pengukuran LILA dapat memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.6
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian
memiliki tebal lemak trisep di atas normal atau dalam
kategori lebih.
Hasil pengukuran tebal lemak trisep diperoleh skor
dengan rentang antara 1,32 cm sampai 2,64 cm. Ratarata tebal lemak trisep subjek adalah 1,98 cm (± 0,43
SD).
Gambar 3. Distribusi Atlet Menurut Massa Otot
Gambar 1. Distribusi Atlet Menurut Lingkar Lengan Atas
Massa otot adalah ukuran fisik dari otot. Massa otot
merupakan salah satu indikator keadaan tubuh yang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Gambar 3 menunjukkan
bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki massa
otot dalam kategori normal. Hal ini sebanding dengan
status gizi atlet yang sebagian besar memiliki status gizi
normal. Otot berperan dalam berbagai gerakan. Otot
berperan penting bagi olahragawan seperti atlet bola
voli karena otot merupakan pusat dari seluruh gerakan.
Meningkatkan ukuran otot akan meningkatkan kekukatan
dan peningkatan kekuatan akan sebanding dengan
peningkatan ukuran.2
Gambar 2. Distribusi Atlet Menurut Tebal Lemak Trisep
Tebal
lemak
kulit
adalah
ukuran
yang
memberikan perkiraan tentang jumlah simpanan lemak
di bawah kulit yang menggambarkan jumlah total
simpanan lemak tubuh. Tebal lemak trisep yang besar
dapat mengindikasikan simpanan lemak bawah kulit
besar. Tebal lipatan bawah kulit trisep adalah ukuran
yang memberikan perkiraan tentang jumlah simpanan
lemak di bawah kulit yang menggambarkan jumlah total
simpanan lemak tubuh.7 Pengukuran tebal lemak kulit
memungkinkan seseorang untuk memperkirakan jumlah
lemak subkutan dan jumlah total lemak.8 Gambar 2
Gambar 4. Distribusi Atlet Menurut Kekuatan Otot
Lengan Atas
55
Jurnal Nutrisia, Vol. 17 Nomor 2, September 2015, halaman 53-57
Gambar 4 menunjukkan bahwa sebagian besar
subjek penelitian memiliki kekuatan otot lengan atas
yang normal. Kekuatan otot merupakan kemampuan
sekelompok otot melawan beban dalam suatu usaha.9
Kekuatan maksimal otot dan kapasitas daya ledak
menunjukkan elemen esensial pada kondisi fisik.
Kekuatan otot biasanya didefinisikan sebagai kontrasi
dari serat otot yang bervariasi secara morfologi, fisiologi
dan biokimia.10 Sebagai karakeristik gerak pengertian
kekuatan adalah kapasitas otot untuk berkontraksi tanpa
mengalami perubahan posisi (isometric contraction),
berkontraksi melalui pemendekan otot (concentric
contraction) dan bereaksi melalui penguluran atau
pemanjangan otot (eccentric contraction).11
Uji korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara LILA dengan kekuatan otot lengan atas
(r = 0,338).
Hubungan antara LILA dengan kekuatan otot lengan
memiliki persamaan Y = 9,247 + 0,179(LILA) dengan
nilai (R2 = 0,114). Dilihat dari nilai koefisien regresi
menunjukkan bahwa LILA mempunyai nilai positif
0,179, dengan demikian apabila nilai LILA meningkat
akan menyebabkan peningkatan kekuatan otot lengan.
Peningkatan LILA terhadap meningkatnya kekuatan otot
lengan memiliki kontribusi sebesar 11,4%.
LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian
pertengahan lengan atas yang digunakan untuk mengukur
perkiraan massa otot lengan atas dan tebal lipatan lemak
bawah kulit, guna mengetahui jumlah lemak tubuh total.7
Secara langsung LILA tidak akan berhubungan dengan
kekuatan otot lengan atas akan tetapi berhubungan
dengan tebal lemak bawah kulit dan massa otot. Lingkar
lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang
jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak
terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh.
Hubungan antara LILA dengan kekuatan otot lengan
atas yang lemah disertai dengan sumbangan efektif
yang sangat kecil. LILA hanya memberikan sumbangan
keberhasilan sebesar 11,4% terhadap kekuatan tot
lengan atas. Berorientasi pada hasil tersebut, kekuatan
otot lengan atas 88,6% ditentukan oleh aspek lain.
Faktor-faktor penentu kekuatan otot adalah:
1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan
morfologis yang tergantung dari proses hypertropi otot.
2) Jumlah fibril otot yang turun bekerja dalam melawan
beban, makin banyak fibril yang otot yang bekerja berarti
kekuatan bertambah besar. 3) Tergantung besar kecilnya
rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan.
4) Innervasi otot baik pusat maupun perifer. 5) Keadaan
zat kimia dalam otot (glikogen, ATP). 6) Keadaan tonus
otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan
otot tersebut pada saat bekerja makin besar. 7) Umur
dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya
kekuatan otot.12
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan
korelasi Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan (P<0,05) antara tebal lemak trisep dengan
56
kekuatan otot lengan atas dengan nilai r adalah 0,428.
Hubungan antara tebal lipatan lemak trisep dengan
kekuatan otot lengan atas dinyatakan dengan persamaan
Y = 11,418 + 1,363(trisep) dengan R2 = 0,183. Dilihat dari
nilai koefisien regresi menujukkan bahwa variabel tebal
lemak trisep memiliki nilai positif 1,363, dengan demikian
apabila tebal lemak trisep meningkat maka akan
menyebabkan peningkatan kekuatan otot lengan atas.
Sumbangan efektif tebal lemak trisep terhadap kenaikan
nilai kekuatan otot lengan atas adalah sebesar 18,3%.
Penelitian yang relevan menunjukkan bahwa ada
hubungan signifikan antara tebal lemak trisep dengan
kekuatan otot pada genggaman lengan. Kekuatan otot
pada genggaman lengan memiliki prinsip yang sama
dengan kekuatan otot lengan atas dikarenakan kekuatan
otot pada genggaman lengan adalah ukuran kekuatan
beberapa otot di tangan.13
Tebal lemak trisep dapat berkontribusi terhadap
kekuatan otot lengan. Lemak berfungsi sebagai cadangan
energi dalam sel. Lemak merupakan sumber energi yang
penting untuk kontraksi otot selama olahraga. Sumbangan
lemak sebagai energi untuk kontraksi otot tergantung dari
intensitas dan lamanya latihan olahraga. Pemeriksaan
tebal lemak kulit bila dikaitkan dengan nilai LILA misalnya
pada otot trisep dapat dipakai untuk menghitung massa.
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan
yang bermakna antara massa otot dengan kekuatan otot
lengan atas (r = 0,499; p = 0,009). Nilai korelasi yang
positif tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara massa otot dengan kekuatan otot
lengan atas.
Hubungan antara massa otot dengan kekuatan otot
lengan atas dinyatakan dengan persamaan Y = 6,149 +
18,953(massa otot) dengan (R2 = 0,249). Variabel massa otot
mempunyai nilai koefisien regresi positif 18,953. Hal ini
menunjukkan bila massa otot atlet bola voli ditingkatkan
akan menyebabkan peningkatan kekuatan otot lengan
atas. Sumbangan efektif massa otot terhadap peningkatan
kekuatan otot lengan atas adalah sebesar 24,9%.
Massa otot adalah ukuran fisik dari otot. Massa otot
merupakan salah satu indikator keadaan tubuh yang
dipengaruhi oleh banyak faktor. Otot merupakan struktur
komplek yang mengakibatkan pergerakan. Otot berperan
dalam berbagai gerakan. Otot berperan penting bagi
olahragawan seperti atlet bola voli karena otot merupakan
pusat dari seluruh gerakan.2
Hasil penelitian yang dilakukan di University of Arizona
College of Medicine pada tahun 1991, menunjukkan
bahwa massa otot lengan atas berhubungan sangat kuat
dengan kekuatan otot lengan atas (r = 0,68, p < 0,0001).
Kekuatan otot ditentukan oleh besarnya penampang
otot serta kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan.
Hal ini berarti, semakin besar dan banyak fibril ototnya,
maka otot tersebut semakin besar sehingga semakin
besar pula kemampuannya. Meningkatnya ukuran otot
dapat ditingkatkan melalui latihan fisik, terutama dengan
latihan berbeban. latihan berbeban yang dilakukan
Lingkar Lengan Atas, Tebal Lemak Trisep dan Massa Otot ...
secara teratur dapat memberikan pengaruh terhadap
pembesaran ukuran fibril otot (hypertropy). Pembesaran
fibril otot itulah yang menyebabkan adanya peningkatan
kekuatan otot.14
Kekuatan otot biasanya didefinisikan sebagai kontrasi
dari serat otot yang bervariasi secara morfologi, fisiologi
dan biokimia.10 Sebagai karakeristik gerak pengertian
kekuatan adalah kapasitas otot untuk berkontraksi tanpa
mengalami perubahan posisi (isometric contraction),
berkontraksi melalui pemendekan otot (concentric
contraction) dan bereaksi melalui penguluran atau
pemanjangan otot (eccentric contraction).8
Hubungan antara LILA, tebal lemak trisep dan massa
otot dengan kekuatan otot lengan atas dinyatakan dengan
persamaan garis Y = 6,637 + 0,016(LILA) + 0,322(Trisep) +
15,308(Massa Otot). Korelasi antara LILA, tebal lemak trisep
dan massa otot terhadap kekuatan otot lengan adalah
sebesar 0,504 dengan nilai Fhitung adalah 2,048. Korelasi
tersebut termasuk korelasi yang sedang. Nilai Fhitung < Ftabel
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara LILA, tebal lemak trisep dan massa
otot terhadap kekuatan otot lengan.
Tabel 2. Sumbangan Relatif dan Efektif
Hubungan antar
p
variabel
LILA dengan
kekuatan otot
0,062
lengan atas
Trisep dengan
kekuatan otot
0,024
lengan atas
Massa otot dengan
kekuatana otot
0,009
lengan atas
Jumlah
r
Sumbangan
Relatif (%)
Sumbangan
Efektif (%)
0,338
20,88
11,4
0,428
33,52
18,3
0,499
45,60
24,9
100
54,6
Ketiga variabel bebas memberikan kontribusi
sebesar 54,6% terhadap variabel terikat. Kontribusi LILA
terhadap kekuatan otot lengan atas bernilai kecil. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai kekuatan korelasi yang lemah
dan tidak signifikan antara LILA dengan kekuatan otot
lengan atas. Kontribusi LILA yang lemah menyebabkan
hasil korelasi antara semua variabel bebas dengan
variabel terikat tidak signifikan bila dihubungkan secara
bersama-sama. Kontribusi massa otot terhadap kekuatan
otot lengan atas cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai hubungan antara massa otot dengan kekuatan otot
lengan atas yang cukup besar pula.
KESIMPULAN
Sebanyak (54,55%) atlet memiliki lingkar lengan atas
lebih dari 25 cm, 77,27% atlet memiliki tebal lemak trisep
lebih dari 1,65 cm, 72,72% atlet memiliki massa otot
lengan atas yang normal (0,38 – 0,46 kg), 68,18% atlet
memiliki kekuatan otot lengan atas yang normal (12,7 –
15,5).
Tidak ada hubungan bermakna antara lingkar lengan
atas dengan kekuatan otot lengan atas pada atlet bola
voli putri. Ada hubungan bermakna antara tebal lemak
trisep dengan kekuatan otot lengan atas pada atlet
bola voli putri. Ada hubungan bermakna antara massa
otot dengan kekuatan otot lengan atas pada atlet bola
voli putri. Tidak ada hubungan bermakna antara lingkar
lengan atas, tebal lemak trisep dan massa otot dengan
kekuatan otot lengan atas pada atlet voli putri.
SARAN
1. Bagi pelatih, hendaknya memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kekuatan otot lengan atlet voli
saat melakukan pembinaan.
2. Bagi atlet, hendaknya meningkatkan intensitas latihan
untuk memperkuat kekuatan otot lengan atas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Amung Ma’mun dan Toto Subroto (2001).
Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan
Bolavoli. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
2. Kamiso, A. 1998. Ilmu Kepelatihan Dasar. Semarang:
IKIP Semarang.
3. 3 Faktor Utama yang Menentukan Kekuatan.
Diunduh tanggal 24 November 2012 dari http://www.
duniafitness.com/fitness-2/3-faktor-utama-yangmenentukan-kekuatan.html.
4. Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutrition
Assesment. New York: Oxford University Press.
5. Sephard, RJ. 1989. Assesment of Physical Activity
and Energy Needs. Am. J. Clin. Nutr. Vol. 50.
6. Jahari AB, Abunain D. 1986. Perbandingan Validitas
Beberapa Indeks Antropometri untuk Pemantauan
Status Gizi Anak Balita. Gizi Indonesia Volume 11
No 2, 1986 – Volume 12 No 1, 1987: hlm 15 – 21
7. Almatsier, Sunita, dkk. 2011. Gizi Seimbang dalam
Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
8. Wilmore, H.J dan D.L. Costille. 2004. Physiology of
Sport and Exercise 3rd Edition. Champaign. USA.
Human Kinetics.
9. Irianto, Djoko Pekik. 2000. Panduan Latihan
Kebugaran yang Efektif dan Aman. Yogyakarta:
Lukman Offset.
10. Maughan, Ron, dan Michael Gleeson. 2004. The
Biochemical Basis of Sports Performance. New
York: Oxford University Press.
11. Wilmore, H.J dan D.L. Costille. 2004. Physiology of
Sport and Exercise 3rd Edition. Champaign. USA.
Human Kinetics.
12. Suharno, H.P. 1984. Dasar-Dasar Permainan Bola
Volley. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
13. Kaur, Navdeep dan Shymal Koley. 2010. An
Aassociation of Nutritional Status and Hand Grip
Strenght in Female Labourers of North India. India:
Guru Nanak Dev University.
14. Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar Motorik.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
57
Download