BAB 5 SOCIAL RESPONSIBILITY AND ETHICS TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA 5.1 APAKAH TANGGUNG JAWAB SOSIAL ITU? Pengertian tanggung jawab sosial bisa dijelaskan dalam banyak cara. Ada yang menyebutnya sebagai ‘hanya menghasilkan keuntungan’ atau ‘melakukan sesuatu yang lebih dari menghasilkan keuntungan’ atau ‘perusahaan beraktivitas untuk meningkatkan kondisi sosial dan lingkungan’. Supaya kita dapat mengerti lebih jelas, kita harus membandingkan konsep kewajiban sosial dan tanggung jawab sosial. Kewajiban sosial adalah keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial dikarenakan kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum. Organisasi hanya melakukan apa yang wajib dilakukan dan mencerminkan pandangan klasik dari tanggung jawab sosial, yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajemen hanyalah maksimalisasi keuntungan. Terdapat dua konsep lainnya, yaitu ketanggapan sosial dan tanggung jawab sosial yang mencerminkan pandangan sosio-ekonomi, yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial manajer bukan sekedar menghasilkan keuntungan, tetapi juga termasuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan bukan hanya bertanggung jawab kepada pemegang saham tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat luas. Lalu dimanakah perbedaan kedua konsep ini? Ketanggapan sosial adalah keterlibatan perusahaan atau organisasi dalam aksi sosial sebagai respon terhadap kebutuhan sosial yang popular. Sebagai contoh, PT. Djarum melalui Djarum Foundation memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu ada juga PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul yang memberikan modal dan pelatihan keterampilan kepada penjual jamu tradisional agar penjual jamu tradisional bisa mengembangkan usahanya. 1 Tanggung jawab sosial adalah sebuah intensi bisnis, melampaui kewajiban hukum dan ekonomi, untuk melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi masyarakat. Sebagai contoh, The Body Shop International PLC. Sebagai sebuah perusahaan penghasil produk-produk kosmetik, The Body Shop International PLC menggunakan bahan baku alami tanpa tambahan bahan kimia. Bahan baku tersebut diperoleh dari petani yang mengolah tanah dan merawat tanaman dengan cara-cara aman tanpa merusak lingkungan. Berdasarkan defisini tanggung jawab sosial tersebut dapat diasumsikan bahwa sebuah bisnis mematuhi hukum dan memperhatikan pemegang sahamnya, menambahkan kebutuhan etis untuk melakukan hal-hal yang membuat masyarakat lebih baik. Seperti yang ditunjukkan oleh tabel berikut, organisasi yang bertanggung jawab sosial melakukan hal yang benar karena mereka merasa mereka memiliki tanggung jawab etis untuk melakukannya. Tanggung Jawab Sosial Ketanggapan Sosial Pertimbangan Utama Etika Pragmatis Fokus Akhir Tujuan Tujuan Penekanan Kewajiban Respon atau Tanggapan Kerangka Kerja Keputusan Jangka Panjang Jangka Pendek dan Menengah Sumber Tabel: Diadaptasi dari S.L. Wartick dan P.L. Cochran, “The Evolution of Corporate Social Performance Model,” Academy of Management Review, Oktober 1985, halaman. 766. 2 5.1.1 APAKAH ORGANISASI HARUS TERLIBAT SECARA SOSIAL? Satu cara untuk membahas apakah organisasi harus terlibat secara sosial adalah dengan memeriksa argument yang mendukung dan menentang keterlibatan sosial. Dibawah ini adalah tabel yang berisi argument yang mendukung dan menentang tanggung jawab sosial. MENDUKUNG MENENTANG Ekspektasi Publik Pelanggaran Terhadap Maksimalisasi Opini publik sekarang mendukung bisnis yang Kentungan mengejar tujuan ekonomi dan sosial. Bisnis bertanggung jawab secara sosial hanya bila bisnis mengejar kepentingan ekonominya. Profit Jangka Panjang Pengaburan Tujuan Perusahaan yang bertanggung jawab secara Mengejar tujuan sosial mengaburkan tujuan sosial cenderung mempunyai profit jangka utama bisnis. panjang yang lebih pasti. keuntungan). Kewajiban Etis Biaya (Tujuan utama bisnis : Bisnis harus mempunyai tanggung jawab sosial Banyak tindakan tanggung jawab sosial tidak karena tindakan yang bertanggung jawab dapat menutupi biayanya dan seseorang harus merupakan hal yang benar untuk dilakukan. membayar biaya tersebut. Citra Publik Terlalu Banyak Kekuatan Bisnis dapat menciptakan citra public yang baik Bisnis sudah mempunyai kekuatan yang besar dengan mengejar tujuan sosial. dan bila bisnis itu mengejar sasaran sosial, maka mereka akan mempunyai kekuatan yang lebih besar lagi. Lingkungan yang Lebih Baik Kekurangan Keahlian Keterlibatan bisnis dapat membantu pemecahan Pemimpin bisnis kurang mempunyai masalah sosial yang sulit. kemampuan untuk mengatasi masalah sosial. Pelonggaran Peraturan Pemerintah Kurangnya Akuntabilitas Dengan bertanggung jawab secara sosial, bisnis Tidak ada hubungan langsung untuk dapat mengharapkan berkurangnya peraturan akuntabilitas bagi tindakan sosial. pemerintah. 3 Penyeimbang Tanggung Jawab dan kekuasaan dan Kekuasaan Bisnis mempunyai banyak tanggung jawab yang sama besarnya diperlukan untuk menandingi kekuasaan tersebut. Kepentingan Pemegang Saham Tanggung jawab sosial akan meningkatkan harga saham dalam jangka panjang. Penguasaan Sumber Daya Bisnis mempunyai sumber daya untuk mendukung proyek publik dan proyek amal yang membutuhkan bantuan. Mengutamakan Pencegahan daripada Perbaikan Bisnis seharusnya mengatasi masalah sosial sebelum mereka menjadi lebih serius dan makin mahal untuk diperbaiki. Cara lain untuk melihat pentingnya organisasi harus terlibat secara sosial adalah dengan melihat apakah keterlibatan sosial mempengaruhi performa ekonomi perusahaan. Untuk ini banyak penelitian telah dilakukan. Beberapa penelitian menemukan kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada sedikit hubungan positif antara keterlibatan sosial dan performa ekonomi perusahaan. 2. Tanggung jawab sosial berdampak netral pada performa ekonomi perusahaan. 3. Partisipasi sosial berasosiasi negatif dengan nilai pemegang saham. Analisis ulang belakangan ini dari beberapa penelitian menyimpulkan bahwa manajer seharusnya bertanggung jawab secara sosial. Cara lain untuk melihat keterlibatan sosial dan performa ekonomi adalah dengan melihat dana investasi tanggung jawab sosial (Socially Responsible Investing). Dana investasi tanggung 4 jawab sosial memberikan cara bagi investor individu untuk mendukung perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial. Social Investment Forum melaporkan bahwa kinerja dana SRI dapat dibandingkan dengan kinerja dana non SRI. Jadi kesimpulannya, tindakan sosial perusahaan tidak merugikan kinerja ekonomi perusahaan. 5 5.2 MANAJEMEN HIJAU (GREEN MANAGEMENT) Manajemen hijau adalah sebuah bentuk manajemen yang mempertimbangkan dampak organisasi terhadap lingkungan alam. Sebagai contoh, di Indonesia terdapat PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Sebagai perusahaan yang bahan bakunya tanaman, PT. Sido Muncul tidak ingin kehadirannya menghasilkan limbah yang dapat merusak alam, sehingga berupaya untuk melestarikan aneka tanaman obat yang ada di Indonesia. Untuk menangani limbah cair, di lokasi pabrik dipasang instalasi pengolahan air limbah sehingga air limbah dapat diolah menjadi air yang bisa digunakan untuk menyirami tanaman. Sedangkan limbah padat dari buangan sisa ekstraksi akan dilolah menjadi pupuk organik, yang bisa digunakan untuk memupuk tanaman (www.sidomuncul.com). 5.2.1 BAGAIMANA ORGANISASI MENJADI ORGANISASI HIJAU? Bagan diatas menggambarkan bagaimana cara organisasi menjadi organisasi hijau. Pendekatan pertama, pendekatan hukum (hijau muda) adalah pendekatan dimana cukup mengikuti apa yang diperintahkan hukum. Dalam pendekatan ini, organisasi memperlihatkan sedikit kepekaan lingkungan, mereka mematuhi hukum tanpa berusaha melawannya secara legal. Pendekatan kedua, pendekatan pasar adalah pendekatan dimana organisasi menanggapi preferensi (kelebihsukaan) lingkungan para konsumennya. Apapun permintaan konsumen atas produk yang ramah lingkungan maka organisasi tersebut akan menyediakannya. Pendekatan ketiga, pendekatan pemangku kepentingan (stakeholder) adalah pendekatan dimana organisasi bekerja untuk memenuhi tuntutan dari berbagai pemangku kepentingan, seperti karyawan, pemasok, atau komunitas. Dan yang keempat adalah pendekatan aktivis (hijau tua). Pendekatan ini mencerminkan tingkatan tertinggi terhadap kepedulian lingkungan. Organisasi mencari cara untuk menghormati dan melestarikan bumi serta sumber daya alamnya. 6 5.2.2 MENGEVALUASI TINDAKAN MANAJEMEN HIJAU Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan manajemen hijau, seringkali perusahaan memberikan laporan lengkap mengenai performa lingkungan mereka menggunakan panduan yang dikembangkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Cara lain yang digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap manajemen hijau adalah dengan mengejar standar yang dikembangkan oleh Organisasi Standarisasi Internasional (ISO). Walaupun ISO telah mengembangkan lebih dari 17.000 standar internasional yang paling terkenal adalah ISO 9000 (manajemen kulitas) dan ISO 14000 (manajemen lingkungan). Sebuah perusahaan yang ingin memenuhi ISO 14000 harus mengembangkan system manajemen untuk memenuhi standar lingkungan. Hal ini berarti mereka harus meminimalkan efek dari aktivitas mereka pada lingkungan. Cara terakhir untuk mengevaluasi manajemen hijau dari perusahaan adalah menggunakan daftar Global 100 dari korporasi yang paling berdaya tahan di dunia. Untuk masuk dalam daftar ini, perusahaan harus menunjukkan kemampuan mereka untuk secara efektif mengatur faktor lingkungan dan sosial. 7 5.3 MANAJER DAN PERILAKU ETIS Apakah yang dimaksud dengan etika? Etika adalah prinsip, nilai, dan keyakinan yang mendefinisikan tindakan apa yang benar dan apa yang salah. 5.3.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TINDAKAN BERETIKA DAN TIDAK BERETIKA Karakteristik Individu Dilema Etis Tahap Perkembangan Moral Intensitas Masalah Yang membuat Moderat Berbagai Variabel Struktural Perilaku Etis/Tidak Etis Budaya Organisasi Bagan diatas adalah bagan yang menyebutkan beberapa faktor yang menentukan tindakan beretika dan tidak beretika. Individu yang buruk moralnya bisa melakukan lebih sedikit pelanggaran jika mereka dibatasi oleh peraturan yang kuat yang tidak mengizinkan tindakan tersebut. Sebaliknya, individu yang baik moralnya juga dapat rusak oleh struktur dan budaya organisasi yang mendorong praktek tidak beretika. Tingkatan Perkembangan Moral Tingkatan perkembangan moral adalah ukuran kemandirian dari pengaruh luar. 8 Level Deskripsi Tingkatan Prinsipal 6. Mematuhi prinsip etika yang dipilih sendiri walaupun melanggar hukum. 5. Menghargai hak orang lain dan menjunjung nilai dan hak absolut tanpa memperdulikan opini mayoritas. Konvensional 4. Menjaga tatanan konvensional dengan memenuhi kewajiban yang telah disetujui. 3. Hidup sesuai dengan ekspektasi orang-orang disekitar. Prakonvensional 2. Mengikuti peraturan hanya bila sesuai dengan kepentingan pribadi. 1. Mengikuti peraturan untuk menghindari hukuman fisik. Dari tabel diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Manusia berproses melalui enam tingkatan secara berurutan. 2. Tidak ada jaminan dari perkembangan moral secara terus menerus. 3. Mayoritas individu dewasa berada pada tingkat ke-4 Karakteristik Individual Dua karakteristik individual, nilai dan kepribadian, memainkan peran dalam menentukan apakah seseorang berperilaku sesuai etika. Setiap orang menjadi anggota sebuah organisasi dengan sejumlah nilai pribadi yang relatif tetap, yang merepresentasikan keyakinan dasar tentang apa yang benar dan apa yang salah. Ada dua variable kepribadian yang mempengaruhi tindakan seseorang menurut keyakinannya tentang apa yang benar dan salah, yaitu kekuatan ego dan kemampuan mengendalikan. 9 Kekuatan ego adalah ukuran kepribadian dari kekuatan individu. Individu yang memiliki kekuatan ego tinggi sering menolak rangsangan untuk bertindak secara tidak etis dan tidak mengikuti keyakinan individu lain. Maka, individu dengan kekuatan ego yang tinggi sering melakukan apa yang mereka anggap benar. Kemampuan mengendalikan adalah tingkat sampai dimana individu yakin bahwa mereka dapat mengendalikan nasibnya sendiri. Individu dengan pengendalian internal percaya bahwa mereka dapat mengontrol dirinya sendiri. Mereka yang mengambil tanggung jawab dan konsekuensi perilaku mereka. Individu dengan pengendalian eksternal yakin bahwa apa yang terjadi pada mereka adalah akibat keberuntungan. Mereka tidak suka mengemban tanggung jawab pribadi atas konsekuensi perilaku mereka. Variabel Struktural Desain struktural organisasi dapat mempengaruhi perilaku etis karyawan. Variabel struktural yang mempengaruhi pilihan etika meliputi tujuan, sistem penilaian kerja, dan prosedur alokasi penghargaan. Meskipun banyak organisasi menggunakan tujuan untuk memandu dan memotivasi karyawan, tujuan itu dapat menciptakan beberapa masalah yang tidak terduga. Orang yang tidak mencapai tujuan yang ditetapkan lebih mungkin terlibat dalam perilaku tidak etis. Sistem penilaian kerja organisasi juga dapat mempengaruhi perilaku etis. Beberapa sistem hanya memfokuskan diri pada hasil. Ketika karyawan hanya dievaluasi berdasarkan hasil, mereka mungkin ditekan untuk melakukan apa yang diperlukan agar tampak baik pada hasil dan tidak memperhatikan bagaimana mereka mendapatkan hasil tersebut. Hal yang berhubungan erat dengan sistem penilaian organisasi adalah bagaimana penghargaan diberikan kepada karyawan yang berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Tetapi, hal tersebut terkadang justru membuat karyawan berperilaku tidak etis. Karena mereka hanya berorientasi pada penghargaan itu saja. 10 Budaya Organisasi Budaya organisasi terdiri dari nilai-nilai organisasional yang dibagi bersama. Nilai-nilai ini menciptakan lingkungan dan mempengaruhi perilaku karyawan secara etis maupun tidak etis. Standar etika yang memiliki toleransi resiko, kendali, dan toleransi konflik yang tinggi meendorong karyawan untuk menjadi agresif dan inovatif, dan sadar bahwa praktek tidak etis akan terungkap. Karena nilai-nilai yang dibagi bersama bisa sangat berpengaruh, banyak organisasi yang menggunakan manajemen berbasis nilai, dimana nilai-nilai organisasi memandu karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Intensitas Masalah Berapa banyak orang yang akan dirugikan ? Besarnya Kerusakan Konsentrasi Akibat Berapa banyak kesepakatan disana yg menyatakan tindakan ini salah ? Konsensus Kesalahan Intensitas Masalah Kedekatan dg Korban Seberapa besar pengaruh tindakan thd korban? Seberapa dekatkah calon korban ? Seberapa besar tindakan ini menyebabkan kerusakan? Probabilitas Kerusakan Kesegeraan Konsekuensi Apakah kerusakan itu akan segera dirasakan? Berdasarkan bagan diatas, ada enam karakteristik yang menentukan seberapa penting suatu masalah etika bagi seseorang. Besarnya kerusakan yang ditimbulkan, konsensus kesalahan, probabilitas kerusakan, ketepatan konsekuensi, kedekatan terhadap korban, dan konsentrasi pengaruh menunjukkan bahwa semakin besar jumlah orang yang terluka, semakin besar kemungkinan bahwa tindakan tersebut salah. Semakin besar kemungkinan tindakan itu 11 merugikan seseorang, semakin mendesak konsekuensi tindakan akan dirasakan. Dan semakin dekat perasaan orang pada korban, semakin besar intensitas masalah. Ketika ada masalah etika yang penting, karyawan akan cenderung berperilaku etis. 5.3.2 ETIKA DALAM KONTEKS INTERNASIONAL Panduan untuk berperilaku etis dalam bisnis internasional adalah Global Compact, yaitu dokumen yang diciptakan oleh PBB yang merupakan garis besar prinsip pelaksanaan bisnis secara global di bidang hak asasi manusia, buruh, serta lingkungan dan anti korupsi. Ada sepuluh prinsip PBB, yaitu : Hak Asasi Manusia 1. Mendukung dan menghargai perlindungan hak asasi manusia di dalam lingkaran pengaruh mereka. 2. Memastikan korporasi bisnis bersih dari pelanggaran hak asasi manusia. Standar Buruh 3. Kebebasan asosiasi dan pengakuan efektif hak terhadap penawaran kolektif. 4. Eliminasi semua bentuk tenaga kerja paksa dan wajib. 5. Abolisi efektif buruh anak. 6. Eliminasi diskriminasi yang berkaitan dengan tenaga kerja dan pekerjaan. Lingkungan 7. Mendukung pendekatan berhati-hati terhadap tantangan lingkungan. 8. Mengambil inisiatif untuk mempromosikan tanggung jawab lingkungan yang lebih besar. 9. Mendorong perkembangan dan difusi teknologi yang ramah lingkungan. 10. Bisnis harus bekerja melawan korupsi dalam segala bentuk, termasuk meminta uang dan penyuapan. 12 5.4 MENDORONG PERILAKU ETIS Untuk mendorong perilaku etis, manajer dapat melakukan banyak hal. Diantaranya, menerima karyawan dengan standar etika tinggi, membuat kode etik, memimpin dengan memberi teladan, dan lain-lain. 5.4.1 PEMILIHAN KARYAWAN Kecurangan atau salah dalam melakukan perekrutan karyawan tidak akan terjadi jika dikontrol dengan etika. 5.4.2 KODE ETIK DAN PERATURAN KEPUTUSAN Kode etik adalah pernyataan formal tentang nilai utama organisasi dan peraturan etika yang mereka harapkan diikuti oleh karyawan. Kode etik harus cukup spesifik untuk menunjukkan kepada karyawan tentang semangat bahwa mereka harus melakukan hal yang benar namun cukup longgar untuk memungkinkan kebebasan penilaian. 5.4.3 KEPEMIMPINAN MANAJEMEN TINGKAT ATAS Melakukan bisnis secara etik membutuhkan manajer tingkat atas, karena merekalah yang berdiri menyangga nilai-nilai bersama dan memberikan nuansa budaya. Mereka adalah panutan dalam hal berkata-kata dan tingkah laku. Manajer tingkat atas juga memberi nuansa dengan praktek penghargaan dan hukuman. 5.4.4 TUJUAN PEKERJAAN DAN PENILAIAN KINERJA Tujuan merupakan kunci dalam penilaian kinerja. Bila penilaian kinerja berfokus hanya pada tujuan ekonomis, tujuan akhir akan memulai membenarkan caranya. Untuk mendorong perilaku etis, baik tujuan maupun caranya harus dievaluasi. 5.4.5 PELATIHAN ETIKA 13 5.4.6 AUDIT SOSIAL INDEPENDEN Audit sosial independen yang mengevaluasi keputusan dan praktek manajemen berdasarkan kode etik organisasi meningkatkan ketakuan akan ditangkap dapat dijadikan pencegah utama perilaku tidak etis. Audit semacam itu bisa dilakukan secara berkala tanpa pemberitahuan sebelumnya. 5.4.7 MEKANISME PROTEKTIF Karyawan yang memiliki dilema etika membutuhkan sebuah mekanisme protectif agar mereka dapat berperilaku secara benar tanpa takut ditegur. Mekanisme perlindungan ini bisa dilakukan dengan cara menugaskan staff yang membentuk, mengarahkan, dan merubah etika sesuai kebutuhan. 14 5.5 TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN MASALAH ETIKA DI DUNIA MASA KINI Terdapat tiga isu terbaru yang dapat dipelajari. Yaitu isu mengelola kegagalan moral dan kebobrokan sosial, mendorong kewiraswastaan sosial, dan mempromosikan perubahan sosial yang positif. 5.5.1. MENGELOLA KEGAGALAN MORAL DAN KEBOBROKAN SOSIAL Terdapat dua tindakan untuk dapat mengatasi kegagalan moral dan kebobrokan sosial. Dua tindakan itu adalah kepemimpinan yang beretika dan perlindungan bagi mereka yang melaporkan tindakan yang salah. Kepemimpinan yang beretika maksudnya adalah manajer harus memberikan kepemimpinan yang etis. Manajer mempunyai pengaruh yang kuat pada keputusan karyawan untuk berperilaku etis atau tidak etis. Perlindungan bagi karyawan yang mengangkat isu etika maksudnya adalah penting bagi manajer untuk meyakinkan para karyawan yang menyatakan keluhan atau masalah etika karyawan lain bahwa mereka tidak akan menghadapi resiko pribadi atau karir. 5.5.2 MENDORONG ENTREPRENEURSHIP SOSIAL Entrepreneur sosial adalah individu atau organisasi yang mencari kesempatan untuk memajukan masyarakat dengan menggunakan pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan. Entrepreneur sosial hendaknya membuat dunia yang lebih baik dan mempunyai keinginan kuat untuk menjadikannya nyata.. 5.5.3 BISNIS MEMPROMOSIKAN PERUBAHAN SOSIAL YANG POSITIF Bisnis dapat melakukan hal mempromosikan perubahan sosial yang positif dengan dua cara, yaitu melalui filantrofi perusahaan, atau melalui tindakan sukarela karyawan. Filantrofi perusahaan atau disebut suka sumbangan sukarela perusahaan maksudnya adalah donasi yang diberikan oleh perusahaan akan membantu meningkatkan kesejahteraan 15 masyarakat. Contohnya donasi untuk kanker, donasi operasi katarak gratis, beasiswa, dan lainlain. Sukarela karyawan adalah jalan yang populer bagi bisnis untuk terlibat dalam promosi perubahan sosial. Banyak perusahaan yang menyatakan bahwa usaha ini tidak hanya menguntungkan komunitas, tetapi juga meningkatkan usaha kerja dan motivasi karyawan. 16