Paper Title (use style: paper title)

advertisement
nerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Untuk Meningkatkan Membaca Pemahaman
PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE WACANA UNTUK MEINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
LAPORAN SEDERHANA SISWA KELAS II SDN BABATAN I/456 SURABAYA
Nia Khusnul Chotimah
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ([email protected])
Masengut Sukidi
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Penelitian ini berawal dari rendahnya keterampilan menulis laporan sederhana siswa kelas II SDN Babatan I/456
Surabaya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode scramble wacana. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa dan cara mengatasi kendala-kendala selama
penggunaan metode scramble wacana. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, dengan
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah SDN Babatan I/456 Surabaya, dan subjek penelitiannya
adalah guru dan siswa kelas II SDN Babatan I/456 Surabaya. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus, dengan melakukan
beberapa tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, serta tahap refleksi. Teknik pengumpulan data
menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, lembar tes, dan lembar catatan lapangan. Hasil penelitian
yang diperoleh yaitu adanya peningkatan keterampilan menulis laporan sederhana dengan menggunakan metode scramble
wacana.
Kata kunci: penggunaan metode scramble wacana, keterampilan menulis laporan sederhana.
Abstract
This research started from the lower skill of writing simple report of second grade students of SDN Babatan I /
456 Surabaya. This problem can be overcome by using scramble discourse method. The purpose of this study is to describe
the implementation of learning process, student learning outcomes and how to solve the constraints using scramble
discourse method. The research design used classroom action research, with qualitative descriptive research type. The
location of this research is SDN Babatan I / 456 Surabaya, and the research subjects are teachers and students of second
grade SDN Babatan I / 456 Surabaya. The research was conducted for 2 cycles by doing several stages, namely planning,
implementation and observation, and reflection stages. Technique of collecting data using observation sheet of learning
implementation, test sheet, and field note sheet. The result of this research is the improvement of the skill of writing simple
report by using scramble discourse method.
Keywords: scramble discourse method, simple report writing skill.
PENDAHULUAN
Terdapat
beberapa
keterampilan
dalam
pembelajaran berbahasa. Menurut Tarigan (2008:1),
keterampilan tersebut diantaranya yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilanketerampilan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, Karena
keempatnya merupakan perpaduan dari keterampilanketerampilan yang lain dan saling terkait satu dengan yang
yang lainnya. Keterampilan tersebut harus dikuasai oleh
siswa salah satunya yaitu keterampilan menulis.
Keterampilan menulis menjadi keterampilan
berbahasa yang sangat penting. Hal itu dikarenakan
manusia sebagai makhluk sosial selain menggunakan
bahasa lisan untuk berkomunikasi, mereka juga
menggunakan bahasa tulis sebagai alat komunikasi tidak
langsung. Dengan menggunakan media tulis, manusia
dapat menyampaikan pikiran maupun informasi kepada
orang lain secara tidak langsung atau tidak bertatap muka
(Tarigan (2008:3).
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
kelas II terdapat kompetensi dasar menulis laporan dalam
aspek keterampilan yaitu mengamati dan mencoba
menyajikan laporan sederhana (Kemendikbud,2013).
Kompetensi dasar tersebut dikembangkan menjadi
indikator pembelajaran yang harus dapat dicapai oleh
siswa dalam materi menulis laporan. Diantaranya yaitu
menulis
laporan
sederhana
hasil
pengamatan.
Keterampilan menulis laporan merupakan kemampuan
dalam menyampaikan pikiran dalam bentuk tulisan untuk
menginformasikan segala sesuatu kepada pihak lain,
setelah orang-orang tersebut mengikuti atau melaksanakan
suatu kegiatan (Nurjamal, 2011:190). Dengan kompetensi
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
dasar dan indikator tersebut siswa kelas II SDN Babatan
I/456 Surabaya diharapkan mampu menyusun laporan
sederhana.
Berdasarkan observasi pada kelas II SDN Babatan
I/456 Surabaya, ditemukan masalah dalam menulis
laporan. Siswa belum mampu memilih kata, menggunakan
tanda tanda baca, dan menyusun kalimat dengan tepat,
sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa pada materi
menulis laporan rendah. Dibuktikan dengan hasil belajar
siswa pada aspek menulis laporan diperoleh nilai rata-rata
≤ 73. Sedangkan target minimal nilai kriteria Ketuntasan
Belajar (KKB) yang harus dicapai siswa yaitu 73.
Persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 73 hanya 40%.
Kesulitan yang dialami siswa disebabkan guru tidak
menggunakan metode pembelajan yang sesuai dengan
materi menulis laporan dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang memahami
materi yang disampaikan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
keterampilan menulis laporan sederhana siswa, yaitu
dengan menggunakan suatu metode pembelajaran yang
inovatif, sehingga siswa akan tertarik untuk belajar dan
dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
menulis laporan sederhana. Adapun metode pembelajaran
yang dapat digunakan yaitu metode scramble wacana.
Metode
scramble
wacana
merupakan
metode
pembelajaran yang berbentuk permainan kelompok
dengan media kartu acak wacana sebagai latihan
pengembangan dan peningkatan pemikiran kosakata bagi
anak-anak (Shoimin, 2014:166). Bila metode scramble
wacana digunakan, maka dapat diprediksi mampu
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis laporan
sederhana. Metode ini melatih siswa untuk menyusun
kalimat dengan urutan yang tepat kemudian
menuliskannya menjadi sebuah laporan sederhana dengan
susunan kalimat yang tepat.
Berdasarkan latar beakang di atas, maka dilakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul : “Penggunaan
Metode Scramble Wacana untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Laporan Sederhana Siswa
Kelas II SDN Babatan I/456 Surabaya”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penggunaan metode scramble
wacana untuk meningkatkan keterampilan menulis
laporan sederhana siswa kelas II SDN Babatan I/456
Surabaya?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam menulis laporan
sederhana dengan penggunaan metode scramble
wacana dalam pembelajaran menulis laporan
sederhana siswa kelas II SDN Babatan I/456
Surabaya?
3. Apa saja kendala yang terjadi dan bagaimana solusi
dengan penggunaan metode scramble wacana dalam
pembelajaran menulis laporan sederhana siswa kelas
II SDN Babatan I/456 Surabaya?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat
disusun beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan penggunaan metode scramble
wacana untuk meningkatkan keterampilan menulis
laporan sederhana siswa kelas II SDN Babatan I/456
Surabaya.
2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam menulis
laporan sederhana dengan penggunaan metode
scramble wacana untuk meningkatkan keterampilan
menulis laporan sederhana siswa kelas II SDN
Babatan I/456 Surabaya.
3. Mendeskripsikan kendala-kendala yang terjadi dan
solusi dengan penggunaan metode scramble wacana
untuk meningkatkan keterampilan menulis laporan
sederhana siswa kelas II SDN Babatan I/456
Surabaya.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk memecahkan dan
memperbaiki permasalahan pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas, serta meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh
sebab itu, peneliti melakukan penelitian untuk mencari
akar permasalahan dan mencari cara untuk memperbaiki
permasalahan yang terjadi, serta berusaha untuk
meningkatkan keterampilan siswa yang masih rendah.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif oleh guru
sebagai pengajar dan peneliti sebagai pengamat.
Penelitian ini dilakukan secara bersiklus. Apabila
dalam siklus I pembelajaran belum memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditentukan, maka akan dilaksanakan
pada siklus II yang diharapkan pembelajaran dalam siklus
ini mampu memenuhi kriteria keberhasilan. Apabila
dalam siklus II belum memenuhi kriteria keberhasilan,
maka akan dilanjutkan dalam siklus berikutnya sampai
tercapainya kriteria keberhasilan yang diinginkan
Subjek pada penelitian ini yaitu guru kelas dan
siswa kelas II B SDN Babatan I/456 Surabaya. Jumlah
guru yang menjadi subjek dalam kelas adalah 1 orang,
jumlah siswa adalah 27 siswa, dengan 12 siswa laki-laki
dan 15 siswa perempuan. Dipilihhnya subjek penelitian
ini, berdasarkan observasi yang telah dilakukan
sebelumnya, di kelas II B ditemukan masalah yaitu
rendahnya hasil belajar siswa pada materi menulis laporan
sederhana.
1169
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,
Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di SDN
Babatan I/456 Surabaya dengan alasan pihak sekolah, baik
kepala sekolah dan guru telah memberikan izin dan siap
untuk berkolaborasi dalam menciptakan kegiatan
pembelajaran yang efektif agar dapat meningkatkan
keterampilan menulis laporan sederhana siswa yang masih
rendah dan juga untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan suatu
metode yang belum diterapkan sebelumnya..
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas (PTK). Dalam prosedur PTK yang akan
dilaksanakan menggunakan beberapa tahap, sepertihalnya
yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam
Arikunto (2010:131), prosedur penelitian tindakan kelas
terdiri dari 3 tahapan yaitu: perencanaan, tindakan dan
pengamatan, dan refleksi
Pada siklus pertama apabila tidak mencapai hasil
yang diinginkan, maka akan diperbaiki pada siklus
selanjutnya..
Berikut penjabaran dari dari tahap-tahap penelitian;
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti mengawali
kegiatan dengan melaukan proses pengamatan dan
perencanaan kegiatan diantaranya:
a. Melakukan observasi atau pengamatan di dalam
kelas.
b. Menganalisis kurikulum yang sesuai dengan
materi pembelajaran.
c. Menyusun perangkat pembelajaran
d. Mengembangkan instrumen penelitian
e. Menentukan alat evaluasi pembelajaran
f. Menentukan observer/ pengamat
2. Tahap Tindakan dan Pengamatan
a. Tahap Tindakan
Tahap tindakan merupakan kegiatan
pelaksanaan rancangan yang telah disusun
sebelumnya. Tindakan dalam penelitian ini
dilaksanakan
sesuai
dengan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Pelaksanaan
tindakan dilakukan dengan siklus, dalam satu
siklus dilakukan 1 kali pertemuan sampai
tujuan dalam indikator tercapai. Kegiatan
dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
Pada kegiatan awal, guru mengondisikan
siswa dengan memberikan salam. Guru
mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing dipimpin oleh
ketua kelas. Guru mengecek kesiapan siswa
dengan menanyakan kabar siswa dan
melakukan persensi.
Guru melakukan apersepsi dengan
mengajak
siswa
mengingat
kembali
pembelajaran sebelumnya dan mengaitkannya
dengan pembelajaran hari ini. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai hari initahapan kegiatan pembelajaran
hari ini.
Memasuki
kegiatan
inti,
guru
mengondisikan siswa untuk berkelompok.
Masing-masing kelompok beranggotakan 5
anak. Guru meminta siswa membaca teks
laporan merawat ayam. Siswa diminta
menjawab pertanyaan berkaitan dengan isi teks
laporan merawat ayam. Siswa mendiskusikan
jawaban yang didapatkan.Guru membimbing
siswa membuat kesimpulan dari teks laporan
yang telah dibaca.
Guru meminta siswa untuk membuat
sebuah laporan sederhana dengan membagikan
lembar kerja. Guru menyiapkan kartu kalimat
yang telah diacak susunannya. Guru
membagikan kartu kalimat pada masingmasing kelompok. Guru mengajak siswa
membaca setiap kartu kalimat yang telah
diacak. Siswa diharuskan untuk menyusun
kalimat yang telah diacak menjadi sebuah
laporan sederhana yang benar dalam waktu
yang telah ditentukan. Siswa diminta menulis
kalimat yang sudah tersusun menjadi laporan
sederhana. Guru memberikan waktu untuk
mengerjakan.
Setelah selesai mengerjakan soal, hasil
pekerjaan kelompok dikumpulkan
dan
dilakukan pemeriksaan. Guru memberikan
apresiasi pada kelompok yang selesai pertama.
Mendekati akhir pembelajaran, guru
memberikan kartu kalimat yang baru untuk
setiap siswa. Guru membagikan lembar
evaluasi yang harus dikerjakan oleh siswa
dengan waktu yang telah ditentukan. Setelah
batas waktu yang ditentukan telah selesai, guru
melakukan penilaian hasil belajar
Pada kegiatan akhir, guru dan siswa
bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi). Guru bersama siswa membuat
kesimpulan hasil belajar hari ini. Guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah
diikuti. Guru memberikan motivasi dan pesan
pada siswa. Terakhir, guru mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing dan mengucapkan salam
sebagai penutup
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
b.
3.
Tahap Pengamatan
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan ketika proses tindakan sedang
dilakukan, keduanya berlangsung dalam waktu
yang sama. Pada tahap ini, hal yang dilakukan
adalah melakukan pengamatan terhadap objek
yaitu guru dan siswa dalam proses
pembelajaran dari awal sampai proses
pembelajaran itu selesai. Hal-hal yang
diperlukan dan yang terjadi selama proses
pelaksanaan pembelajaran berlangsung dicatat
dalam lembar pengamatan, diantaranya:
1) Mengamati aktivitas guru dan siswa
sebagai objek penelitian selama proses
pembelajaran.
2) Mencatat semua kendala-kendala yang
muncul pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
3) Melakukan pengamatan dengan menilai
aktivitas guru pada saat proses
pembelajaran dan mengelompokkan datadata yang diperoleh untuk dianalisis lebih
lanjut.
Tahap Refleksi (reflection)
Tahap refleksi dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data hasil pengamatan
dan dianalisis untuk mengetahui tingkat
keberhasilan suatu siklus. Hasil dari siklus I
dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan pada
siklus berikutnya. Tahap ini dilakukan tiap
akhir pertemuan dalam suatu siklus dan
dihentikan apabila sudah sesuai dengan
indikator keberhasilan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik pengamatan, tes, dan catatan
lapangan.
1. Teknik Pengamatan
Pengamatan
digunakan
untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas guru dan
siswa selama proses pembelajaran menulis
laporan sederhana dengan menggunakan metode
scramble kaliamat siswa kelas II SDN Babatan
I/456 Surabaya dengan menggunakan lembar
pengamatan pelaksanaan pembelajaran.
2. Teknik Tes
Tes yang digunakan menurut Nurgiyantoro
(2012:426) yaitu teknik tes menulis dengan
memilih jawaban. Tes diberikan pada siswa
dengan cara memberi susunan kalimat acak
kemudian siswa diminta menyusun menjadi
laporan yang tepat dan bermakna kemudian
menuliskannya di lembar kerja.
3.
Teknik catatan lapangan
Catatan lapangan dilakukan oleh pengamat
untuk memperoleh data tentang kendala-kendala
yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran
menulis laporan sederhana.
Data yang menjadi dasar penyajian dalam
penelitian ini diantaranya:
a. Data
hasil
pengamatan
pelaksanaan
pemebelajaran menulis laporan sederhana
mengguanakan metode scramble wacana.
b. Data hasil tes keterampilan menulis laporan
sederhana mengguanakan metode scramble
wacana.
c. Data kendala-kendala yang dihadapi oleh guru
dan siswa selama proses pembelajaran menulis
laporan sederhana dengan menggunakan metode
scramble wacana.
Instrumen pengampilan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran
menulis laporan sederhana dengan menggunakan
metode scramble wacana.
b. Lembar tes pelaksanaan pembelajaran menulis
kalimat sederhana dengan menngunakan metode
scramble wacana.
c. Lembar
catatan
lapangan
pelaksanaan
pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan
menggunakan metode scramble wacana.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif. Analisis data menggunakan teknik analisis
data deskriptif kuantitatif.
1. Analisis Hasil Observasi
a. Analisis data hasil keterlaksanaan pelaksanaan
pembelajaran menulis laporan sederhana
dengan metode scramble wacana dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1171
P=
π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘™π‘Žπ‘˜π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›
πΎπ‘’π‘ π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 
X 100%
(Sudjana, 2011:124)
b.
Analisis data hasil ketercapaian pelaksanaan
pembelajaran menulis laporan sederhana
dengan metode scramble wacana dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai ketercapaian =
skor yang diperoleh
skor maksimal
x 100
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,
2.
(Sudjana, 2011:124)
Analisis hasil Tes
a. Tes yang dilakukan merupakan tes hasil
menulis
laporan
sederhana
dengan
menggunakan metode scramble wacana. Cara
penghitungan nilai akhir tiap-tiap siswa
digunakan rumus berikut:
Nilai akhir =
Jumlah skor yang diperoleh
skor maksimal
× 100
Kriteria Penilaian :
≥73 = Tuntas
<73 = Tidak tuntas
(berdasarkan KKB)
b.
Persentase nilai rata-rata pencapai KKB
M=
jumlah nilai siswa pencapai KKB
Jumlah siswa pencapai KKB
x 100
(Sudjana, 2011:124)
c.
persentase ketuntasan klasikal
P=
jumlah siswa yang tuntas
jumlah semua siswa
Kendala-kendala yang muncul dapat diatasi dengan
baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan perencanaan yang telah di buat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Penggunaan Metode Scramble Wacana untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Sederhana
Siswa Kelas II SDN Babatan I/456 Surabaya” meliputi,
hasil pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode scramble wacana, hasil belajar keterampilan
menulis laporan sederhana, dan hasil catatan lapangan
tentang kendala-kendala yang terjadi selama proses
pembelajaran dan cara mengatasinya. Pada penelitian ini
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan dua siklus.
Setiap siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap
perencanaan, tindakan dan pengamatan serta refleksi.
Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian pada tiap
siklus.
Kegiatan
pembelajaran
siklus
pertama
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 8 April 2017 dimulai
pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.05 WIB. Tahap
tindakan ini akan dijelaskan sebagai berikut.
× 100%
(Sudjana, 2011:124)
3.
4.
Analisis catatan lapangan
Meganalisis hasil catatan lapangan yaitu
dengan mencatat kendala-kendala yang terjadi di
lapangan selama pelaksanaan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil
apabila indikator yang diharapkan telah tercapai.
Indikator ketercapaian dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. Keterlaksanaan pembelajaran menulis laporan
sederhana menggunakan metode scramble wacana
dikatakan berhasil ketercapaian pelaksanaan
pembelajaran mencapai kriteria ≥ 80% (Sudjana,
2011:124).
2. Ketercapaian pembelajaran menulis laporan
sederhana menggunakan metode scramble wacana
mencapai ≥ 80 (Sudjana, 2011:124).
3. Hasil belajar menulis laporan sederhana siswa
dengan menggunakan metode scramble wacana
dikatakan berhasil apabila tingkat ketuntasannya
mencapai ≥ 80% (Sudjana, 2011:126). Artinya
80% dari siswa mencapai nilai KKB yaitu 73.
Siklus I
Pada kegiatan awal, guru mengondisikan siswa
untuk duduk rapi di kursi masing-masing, kemudain
mengucapkan salam dengan suara yang lantang dan
mengajak siswa untuk berdoa bersama dipimpin oleh
ketua kelas. Setelah itu guru menanyakan kabar siswa
tetapi guru tidak melakukan presensi siswa satu persatu,
guru hanya menanyakan siswa yang tidak masuk.
Guru melakukan apersepsi dengan baik. Namun
guru tidak melakukan tanya jawab tentang materi
sebelumnya dan tidak memberikan stimulus pada siswa.
Guru hanya menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan dengan menggunakan suara yang
lantang.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai megenai materi yang akan dipelajari dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami. guru
menyampaikan tujuan dengan runtut dan menggunakan
suara yang cukup lantang.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru
meminta siswa untuk membaca teks laporan tentang
merawat ayam. Guru membimbing siswa untuk membaca
teks bersama-sama dengan serempak. Kemudian guru
membahas tentang isi teks laporan. Tetapi guru tidak
melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang teks laporan.
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
Guru menunjukkan media kartu kalimat kepada
siswa. Guru menunjukkan kartu kalimat satu persatu dan
menunjukkannya di depan kelas. Tetapi guru tidak
berkeliling ke tiap kelompok untuk menunjukkan kartu
kalimat. Guru meminta perwakilan satu siswa untuk maju
ke depan untuk membantu menunjukkan kartu kalimat.
Siswa yang lain diminta untuk memperhatikan penjelasan
guru di depan kelas.
Guru menyiapkan LKS untuk siswa yang
dikerjakan secara berkelompok. Guru juga menyiapkan
media berupa kartu kalimat untuk tiap kelompok. Guru
meminta setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk
mengambil LKS dan media. Guru meminta siswa untuk
berbaris. Kemudian guru membagikan LKS dan media
dengan teratur kepada setiap perwakilan kelompok.
Guru kemudian mengajak siswa untuk membaca
kartu kalimat yang telah dibagikan pada tiap kelompok.
Tetapi guru tidak menginstruksikan siswa agar membaca
kartu kalimat satu persatu. Guru tidak mengondisikan
siswa pada saat membaca, sehingga siswa membaca
dengan tidak teratur.
Guru menjelaskan cara pengerjaan LKS dan
penggunaan media. Guru memberikan waktu pengerjaan
LKS. Guru menjelaskan dengan menggunakan suara yang
lantang dan jelas sehingga semua siswa dapat
mendengarnya.
Guru menginformasikan batas waktu pengerjaan.
Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok. Guru meminta perwakilan tiap kelompok
untuk membacakan hasil kerja kelompoknya. Guru
meminta siswa untuk membaca dengan suara yang lantang
dan dengan lafal yang jelas.
Guru meminta siswa yang lain memperhatikan
temannya yang tampil. Guru mengajak siswa yang lain
untuk memberikan yel-yel dan tepuk tangan pada
perwakilan siswa yang tampil. Guru memberikan apresiasi
pada kelompok yang paling unggul dalam presentasi dan
memberikan motivasi pada kelompok yang lain.
Pada akhir pembelajaran guru menyiapkan lembar
evaluasi untuk seluruh siswa. Guru menjelaskan tentang
soal evaluasi dan cara pengerjaannya. Guru membagikan
lembar evaluasi secara merata pada seluruh siswa. Guru
menetapkan waktu pengerjaan lembar evaluasi, sehingga
siswa dapat menyelesaikan lembar evaluasi tepat waktu.
Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi
dengan menanyakan pada siswa tentang pembelajaran
yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan baik
oleh guru karena guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya dan guru juga memberi umpan balik pada
siswa. Guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa.
Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Guru
membuat kesimpulan akhir dari pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru menjelaskannya dengan suara yang jelas
dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
Kegiatan akhir yaitu guru menutup pembelajaran.
Guru melakukannya dengan baik, dengan meminta siswa
untuk merapikan diri dan alat tulisnya. Guru meminta
siswa untuk duduk rapi di kursinya masing-masing.
Kemudian guru memberikan motivasi dan pesan-pesan
pada siswa agar lebih berhati-hati dan menjaga diri. Guru
mengajak siswa berdoa bersama. Guru menutup
pembelajaran dengan mengucapkan salam
Sedangkan kegiatan pembelajaran siklus kedua
dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 April 2017
dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.05
WIB. Tahap tindakan ini akan dijelaskan sebagai berikut.
Siklus II
Pada kegiatan awal dilaksanakan selama kurang
lebih 10 menit, guru membuka pembelajaran dengan baik.
Guru mengondisikan siswa untuk duduk rapi di kursi
masing-masing, kemudian mengucapkan salam dengan
suara yang lantang dan mengajak siswa untuk berdoa
bersama dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru
menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi dengan
memanggil nama siswa satu persatu.
Guru melakukan apersepsi dengan baik. Guru
melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya,
kemudian guru
memberikan stimulus pada siswa
mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah itu guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari. Guru
menjelaskan dengan menggunakan suara yang lantang.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai megenai materi yang akan dipelajari dengan
jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa. guru menyampaikan tujuan dengan runtut dan
menggunakan suara yang cukup lantang sehingga semua
siswa bisa mendengarnya.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru
meminta siswa untuk membaca teks laporan tentang
merawat bebek. Guru membimbing siswa untuk membaca
teks bersama-sama dengan serempak. Kemudian guru
membahas tentang isi teks laporan. Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang teks laporan.
Guru menunjukkan media kartu kalimat kepada
siswa. Guru menunjukkan kartu kalimat satu persatu dan
menunjukkannya di depan kelas. Tetapi guru tidak
berkeliling ke tiap kelompok untuk menunjukkan kartu
kalimat. Guru hanya meminta perwakilan satu siswa untuk
maju ke depan untuk membantu menunjukkan kartu
kalimat. Siswa yang lain diminta untuk memperhatikan
penjelasan guru di depan kelas.
1173
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,
Guru menyiapkan LKS untuk siswa yang
dikerjakan secara berkelompok. Guru juga menyiapkan
media berupa kartu kalimat untuk tiap kelompok. Guru
meminta setiap perwakilan kelompok maju ke depan untuk
mengambil LKS dan media yang telah disiapkan. Guru
meminta siswa untuk berbaris urut sesuai nama kelompok.
Kemudian guru membagikan LKS dan media dengan
teratur kepada setiap perwakilan kelompok.
Guru kemudian membimbing siswa untuk
membaca kartu kalimat. Guru meminta siswa untuk
membaca kartu kalimat yang telah dibagikan pada tiap
kelompok. Guru menginstruksikan siswa agar membaca
kartu kalimat satu persatu. Tetapi guru kurang tegas pada
saat mengondisikan siswa sehingga ada siswa yang tidak
ikut membaca.
Guru menjelaskan petunjuk cara pengerjaan LKS
dan penggunaan media. Guru mengintruksikan waktu
pengerjaan LKS. Guru menjelaskan dengan menggunakan
suara yang lantang dan jelas sehingga semua siswa dapat
mendengarnya.
Setelah pengerjaan LKS selesai, guru membimbing
siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk
membacakan hasil kerja kelompoknya. Guru meminta
siswa untuk membaca dengan suara yang lantang dan
dengan lafal yang jelas.
Guru mengondisikan siswa yang lain agar
memperhatikan temannya yang tampil. Guru mengajak
siswa yang lain untuk memberikan yel-yel dan tepuk
tangan pada perwakilan siswa yang tampil. Guru
memberikan apresiasi pada setiap kelompok yang tampil.
Pada akhir pembelajaran guru menyiapkan lembar
evaluasi untuk seluruh siswa. Guru menjelaskan tentang
soal evaluasi dan cara pengerjaannya. Guru membagikan
lembar evaluasi secara merata pada seluruh siswa. Guru
menginformasikan batas waktu pengerjaan lembar
evaluasi, sehingga siswa dapat menyelesaikan lembar
evaluasi tepat waktu sebelum waktu pengerjaan berakhir.
Pada kegiatan akhir guru melakukan refleksi
dengan menanyakan pada siswa tentang pembelajaran
yang telah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan baik
oleh guru karena guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya dan guru juga memberi umpan balik pada
siswa. Guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa.
Kemudian guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Guru
membuat kesimpulan akhir dari pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru menjelaskannya dengan suara yang jelas
dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.
Kegiatan akhir yaitu guru menutup pembelajaran.
Guru melakukannya dengan baik, dengan meminta siswa
untuk merapikan diri dan alat tulisnya. Guru meminta
siswa untuk duduk rapi di kursinya masing-masing.
Kemudian guru memberikan motivasi dan pesan-pesan
pada siswa agar lebih berhati-hati dan menjaga diri. Guru
mengondisikan siswa agar tenang, kemudian mengajak
siswa berdoa bersama. Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
Pembahasan
Berikut ini adalah data yang dikumpulkan dan
disajikan dalam bentuk diagram batang.
1. Pelaksanaan Pembelajaran
Terdapat dua data yang disajikan pada hasil
pelaksanaan pembelajaran, yaitu keterlaksanaan
pelaksanaan pembelajaran dan nilai ketercapaian
pelaksanaan pembelajaran.
a. Keterlaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil
rekapitulasi
keterlaksanaan
pelaksanaan
pembelajaran
siklus
I dan siklus II
Keterlaksanaan Pembelajaran
disajikan dalam diagram batang berikut.
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Siklus I
Siklus I
Siklus II
Siklus II
Diagram 1: Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus
I dan II
Diagram 1 menunjukkan persentase
keterlaksanaan pembelajaran keterampilan
menulis
laporan
sederhana
dengan
menggunakan metode scramble wacana pada
siklus I mencapai 100% dan pada siklus II
mencapai 100%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa
keterlaksanaan
pelaksanaan
pembelajaran siklus I dan siklus II termasuk
dalam kategori sangat baik dan telah mencapai
indikator keberhasilan penelitian yang
ditetapkan yaitu ≥80% (Sudjana, 2011:124)
b.
Nilai Ketercapaian Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil rekapitulasi nilai ketercapaian
pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II
disajikan dalam diagram batang berikut.
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
Ketercapaian Pembelajaran
100
90.8
Nilai Rata-rata Siswa
95.8
100
80
93.6
93.23
80
60
60
40
40
20
20
0
Siklus I
Siklus I
Siklus II
Siklus II
0
Siklus I
Siklus I
Diagram 2: Ketercapaian Pembelajaran Siklus I
dan I
Siklus II
Siklus II
Diagram 3: Nilai Rata-rata Siswa
Diagram 2 menunjukkan bahwa pada
siklus I nilai ketercapaian pembelajaran
keterampilan menulis laporan sederhana
dengan menggunakan metode scramble wacana
mencapai 90,8 yang merupakan kategori sangat
baik. Pada siklus II nilai ketercapaian
meningkat menjadi 95,8 yang juga merupakan
kategori sangat baik dan sudah mencapai
indikator keberhasilan. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai ketercapaian
pelaksanaan pembelajaran penelitian siklus I
dan II telah mencapai indikator keberhasilan
yang ditetapkan yaitu ≥80 (Sudjana, 2011:124).
Selama proses pembelajaran menulis
laporan sederhana dengan mengunakan metode
scramble wacana, guru dapat menyampaikan
materi dengan baik dan lancar kepada siswa.
Hal ini sesuai pendapat Sanjaya (2016: 147)
bahwa metode dapat digunakan untuk
mengimplementasikan rencana pembelajaran
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara
optimal.
b.
Diagram 3 menunjukkan nilai rata-rata
siswa yang tuntas dalam pembelajaran menulis
laporan sederhana dengan menggunakan
metode scramble wacana pada siklus I adalah
93,23 dan nilai rata-rata siswa yang tuntas pada
siklus II adalah 93,6. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada
nilai rata-rata siswa yang tuntas yaitu sebesar
0.37. Peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh
pada siklus II menunjukkan bahwa materi yang
disapaikan guru dapat dipahami dengan baik
oleh siswa.
Nilai Ketuntasan Klasikal
Berikut ini adalah persentase ketuntasan
hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I
dan siklus II yang disajikan dalam diagram
batang.
Nilai Ketuntasan Klasikal
92.59%
100%
80%
62.96%
60%
40%
2.
Hasil Belajar Siswa
Dari hasil belajar siswa terdapat dua data yang
disajikan yaitu nilai rata-rata siswa yang mencapai
KKB dan nilai ketuntasan klasikal.
a. Nilai Rata-rata Siswa Pencapai KKB
Berikut ini adalah rekapitulasi rata-rata nilai
siswa pencapai KKB siklus I dan siklus II yang
disajikan dalam diagram batang.
20%
00%
Siklus I
Siklus I
Siklus II
Siklus II
Diagram 4: Nilai Ketuntasan Klasikal
Diagram 4 menunjukkan ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal pada siklus I
mencapai 62,96% atau 17 dari 27 siswa yang
tuntas belajar. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal
1175
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,
pada siklus I belum mencapai indikator yang
telah ditentukan yaitu ≥80. Oleh sebab itu,
dilakukan perbaikan pada proes pembelajaran
siklus II, sehingga ketuntasan belajar siswa
secara klasikal mengalami kenaikan menjadi
92,59% atau 25 dari 27 siswa yang tuntas
belajar. Hasil ketuntasan klasikal pada siklus II
ini dikategorikan sangat baik dan dapat
dikatakan tuntas karena telah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu
≥80 (Sudjana, 2011:124)
Peningkatan hasil belajar keterampilan
menulis laporan sederhana siswa ini
menunjukkan
bahwa
menulis
laporan
memerlukan sebuah metode yang dapat
membantu siswa untuk menulis laporan dengan
susunan kalimat yang tepat. Dengan metode
scramble wacana dalam pembelajaran menulis
laporan sederhana, siswa lebih mudah
menyusun
kalimat
kemudian
bisa
menuliskannya menjadi sebuah laporan
sederhana dengan penggunaan kalimat yang
tepat dan bermakna. Sesuai dengan pendapat
Shoimin (2014:166), metode scramble wacana
yaitu sebuah permaianan menyusun wacana
logis berdasarkan kalimat-kalimat acak dan
hasil susunan kalimatnya menjadi sebuah
wacana yang logis dan bermakna.
Kendala pada siklus I dapat diatasi
dengan baik pada siklus II. Hal tersebut diatasi
dengan cara guru memberikan motivasi dan
mengingatkan siswa agar percaya diri dengan
jawaban dan pendapatnya sehingga siswa bisa
mengerjakan soal dengan tanpa gangguan dari
siswa yang lain. Selain menambah waktu
pengerjaan tugas, guru mengingatkan siswa
agar mengatur waktu dalam mengerjakan soal
dan mengondisikan siswa agar tidak ramai pada
saat mengerjakan soal, sehingga siswa dapat
menyelesaikan soal tepat waktu. Kendalkendala yang terjadi pada siklus I dapat diatasi
pada siklus II, sehingga pada siklus II tidak
ditemukan kendaa lagi dan peneltian dikatakan
berhasil serta tidak perlu dilanjutkan pada
siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka penggunaan metode scrambleA.
wacana dalam pelaksanaan pembelajaran
menulis laporan sederhana sangat tepat dan
baik untuk mengatasi permasalahan siswa
terutama pada keterampilan menulis laporan
sederhana. Dari hasil penelitian juga dapat
diketahui bahwa penggunaan metode scramble
wacana dapat digunakan sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada
keterampilan menulis laporan sederhana.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode scramble wacana untuk
meningkatkan keterampilan menulis laporan
sederhana siswa kelas II SDN Babatan I/456
Surabaya sudah berhasil.
PENUTUP
Simpulan
Sesuai dengan rumusan masalah yang
dikemukakan dan berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa terlaksananya pembelajaran menulis
laporan sederhana dengan menggunakan metode scramble
wacana pada tema merawat hewan dan tumbuhan di kelas
II SDN Bbatan I/456 Surabaya sangat baik. Hal ini terlihat
dari keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I yang
mencapai 100% dan pada siklus II juga mencapai 100%
yang termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan
nilai ketercapaian pelaksanaan pembelajaran siklus I
memperoleh nilai
90,8 dan pada siklus II nilai
ketercapaian meningkat menjadi 95,8 yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Maka dapat dikatakan berhasil
sebab telah mencapai indikator keberhasilan.
Hasil belajar siswa kelas II SDN Babatan I/456
Surabaya melalui penggunaan metode scramble wacana
pada materi menulis laporan sederhana mengalami
peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai menulis
laporan sederhana pada siklus I mendapat hasil 93, dengan
ketuntasan klasikal sebesar 62, %, kemudian pada siklus II
mendapat hasil 93,6 dengan ketuntasan klasikal 92,%.
Hasil tersebut sudah memenuhi KKB yaitu ≥73 dan telah
mencapai indikator keberhasilan. Peningkatan nilai dalam
menulis laporan sederhana menunjukkan bahwa dengan
penggunaan metode scramble wacana, siswa bisa menulis
laporan sederhana dengan sangat baik.
Kendala-kendala yang terjadi saat pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode scramble
wacana pada siklus I dapat diatasi dengan baik pada siklus
II, sehingga pada pelaksanaan pembelajaran siklus II tidak
terjadi kendala seperti sebelumnya dan dapat pelaksanaan
pembelajaran pada siklsu II dapat terlaksana dengan
sangat baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Penggunan metode scramble wacana adalah
sebuah alternatif yang dapat diterapkan untuk
JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017
2.
meningkatkan keterampilan menulis laporan
sederhana siswa, serta dalam pelaksanaan
pembelajaran sebaiknya menerapkan metode-metode
pembelajaran lain yang sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan diajarkan. Pembelajaran
menulis laporan sederhana dengan menggunakan
metode scramble wacana dapat dijadikan sebagai
solusi yang dapat membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan menulis laporan
sederhana.
Bagi Sekolah
Diharapkan bagi sekolah untuk dapat
memberikan maupun menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan metode inovatif, salah satunya
yaitu metode scramble wacana untuk meningkatkan
keterampilan menulis laporan sederhana siswa kelas
II. Terbukti dengan menggunakan metode scramble
wacana siswa lebih mudah menyusun kalimat untuk
dijadikan sebagai laporan sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2015. Model-Model, Media dan Strategi
Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung:
Yrama Widya
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan
Pembelajaran: Isu-isu etodis dan Pradigmatis.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran
Bahasa. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Nurjamal, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung:
Alfabeta
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Ba ndung: Angkasa
Bandung
1177
Download