1 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE Oleh Pipit Festy Bagian Komunitas Prodi DIII Keperawatan 1 ABSTRAK maka semakin baik pula hasil yang Stroke adalah kerusakan akan dicapai. jaringan otak yang disebabkan oleh 1. Latar Belakang karena terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Sehingga adalah kerusakan akan jaringan otak yang disebabkan mengalami kelumpuhan dalam jangka oleh karena berkurangnya atau waktu terhentinya suplai darah secara lama. pasien Stroke Untuk mengurangi dampak kecacatan, maka dibutuhkan tiba-tiba program Rehabilitasi Medik. Jaringan otak yang mengalami hal Penelitian ini untuk ini akan mati dan tidak dapat mempelajari peran keluarga dalam berfungsi lagi sehingga berakibat pelaksanaan Rehabilitasi Medik di fatal atau bahkan dapat membatasi Rumah pasien Sakit bertujuan Al.Irsyad Surabaya (Depkes selama RI, 1996). bertahun-tahun tahun 2009.Desain penelitian adalah sebagai deskriptif dengan jumlah sampel 23 (www.google.co.id.2009). responden dari 23 orang populasi. oleh karena kecacatan merupakan Analisa data dengan menggunakan masalah yang luas dan komplek, tabel maka dalam penatalaksanannya Distribusi Frekwensi. Hasil orang cacat. penelitian didapatkan bahwa peran memerlukan keluarga sebagai motivator adalah khusus yaitu program Rehabilitasi baik (78%), peran keluarga sebagai Medik. Disinilah peran dan fungsi Educator masih sangat kurang (39%), keluarga sangatlah penting disaat dan peran keluarga sebagai perawat salah satu anggota keluarganya keluarga mengalami sudah cukup pelayanan Dan masalah secara kesehatan (65%).Kesimpulan , semakin baik (stroke). Adapun peran itu sendiri peran yang dimainkan oleh keluarga merupakan serangkaian perilaku dalam yang diharapkan sesuai dengan pelaksanaan program Rehabilitasi Medik pada pasien stroke, posisi sosial yang diberikan (Marilyn. M. Friedman, 1998; 39 2 286). Untuk berfungsinya peran keluarga mampu membuat secara adequat merupakan hal keputusan tindakan kesehatan yang sangat penting bukan hanya yang tepat. untuk berfungsinya individu Berdasarkan study secara sukses melainkan juga pendahuluan untuk fungsi selama 2 bulan pada 20 orang keluarga. Fungsi-fungsi keluarga yang memiliki keluarga pasien dicapai lewat penampilan peran- stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad peran Surabaya, hanya 5 orang (75%) keberhasilan keluarga (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286). Menurut (1986) Dovali yang dilakukan mengatakan bahwa mereka ikut dan keluarga Logan serta dalam pelaksanaan program adalah Rehabilitasi Medik pasien stroke. sekumpulan orang dengan ikatan Menurut catatan medis di Rumah perkawinan, kelahiran, dan adopsi Sakit yang untuk sepanjang tahun 2006 sebanyak mempertahankan 40 orang yang menderita penyakit bertujuan menciptakan, budaya dan perkembangan meningkatkan fisik, Al.Irsyad Surabaya di stroke. mental, Dan sesuai dengan penyebabnya, emosional serta sosial dari setiap pasien stroke yang dirawat di anggota Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya, keluarga. Dimana keluarga memiliki fungsi yang telah sa;ah Rehabilitasi Medik. satunya adalah tugas kesehatan keluarga yang menurut dilaksanakan Menurut program WHO, semua Friedman (1988) yaitu keluarga tindakan yang ditujukan guna mampu memberi perawatan pada mengurangi anggota cacat keluarga keluarga mempertahankan/ yang sakit, mampu menciptkan suasana rumah yang sehat dan dan kemampuan dampak keadaan meningkatkan penyandang cacat sampai interaksi sosial disebut dengan Rehabilitasi Medik. 2 3 Dan program diperlukan ini guna sangat Disini peran keluarga meringankan diharapkan sekali sehingga dapat kecacatan pada cacat primer dan lebih meningkatkan perawatan pencegahan bagi terhadap keadaan pasien stroke cacat berat (Tamrinzam Hamid, meminimalkan 1992). Dan pada kenyataannya kecacatan fisik pasien ketergantungan pasien stroke yang tidak guna terjadinya dan stroke dilakukan program Rehabilitasi dalam memenuhi kebutuhannya Medik dan adaptasi secara dini, sehari-hari. dalam waktu beberapa minggu penyuluhan kesehatan terhadap saja maka akan mulai timbul keluarga pasien stroke merupakan komplikasi-komplikasi salah atrofi otot, seperti kontraktur osteoporosis, sendi, Pemberian satu solusi meningkatkan pengetahuan batu kandung Hipotensi artostatik, program Rehabilitasi Medik bagi hipostatik pasien stroke sehingga keluarga pneumoni, dicubitus, deteriorasi lebih mengoptimalkan perawatan psikologis (Tamrinzam Hamid, pada program Rehabilitasi Medik 1992; 5-7). Sakit yang serius atau pada pasien stroke. kencing, phlebotrombosis, keluarga untuk tentang pentingnya cacat jangka panjang seorang anggota keluarga sangat 2. Rumusan Masalah mempengaruhi perkembangan Bagaimana peran keluarga keluarga perkembangan dalam pelaksanaan Rehabilitasi dan anggota keluarga individual khususnya keluarga (Marilyn. 142). yang secara anggota Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya. sakit/cacat M.Friedman, 1998; 3. Tujuan Penelitian Tujuan 3 4 Untuk mempelajari peran keluarga dalam pelaksanaan memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Rehabilitasi Medik pada pasien 3. Fungsi osialisasi yaitu keluarga stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad merupakan tempat individu untuk Surabaya. belajar bersosialisasi dimana sosialisasi ini merupakan suatu TINJAUAN PUSTAKA proses yang berlangsung seumur 1 Keluarga hidup bagi individu yang secara kontinu dapat mengubah perilaku Pengertian Menurut Duvali dan Logan (1986) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. adopsi 4. Fungsi perawatan kesehatan yang bertujuan untuk menciptakan, yaitu keluarga mempunyai fungsi mempertahankan melaksanakan budaya dan praktek meningkatkan perkembangan fisik, keperawatan mental, emosional, serta sosial dari terajdinya gangguan kesehatan tiap anggota keluarga. dan (Marilyn. M. Friedman, 1998; 286) atau untuk asuhan merawat mencegah anggota keluarga yang sakit. 5. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan Fungsi Keluarga 1. Fungsi reproduksi yaitu kebahagiaan keluarga, keretakan keluarga berfungsi untuk keluarga, kenakalan anak atau dan masalah keluarga timbul karena kelangsungan keturunan menambah sumber daya fungsi afektif tidak terpenuhi. ekonomi yaitu 2. Peran manusia. 2. Fungsi merupakan fungsi keluarga untuk 4 5 Dimana Caplan (1976) membaginya Pengertian Peran serangkaian adalah perilaku yang menjadi : a). Dukungan informasional diharapkan sesuai dengan posisi b).Dukungan penilaian sosial yang diberikan. c). (Marilyn. M. Friedman, d). Dukungan emosional 1998; 286) Dukungan instrument (Marilyn. M. Friedman, 1998; 197) (2). Peran sebagai Educator Kategori 1). Peran Formal Adalah Adalah peran sebagai pendidik bagi serangkaian perilaku anggota keluarga yang lain dalam yang diharapkan dan bersifat melaksanakan homogen atau eksplisit atau bisa kesehatan secara mandiri. dikatakan peran yang nampak (3). dalam Keluarga yaitu peran sebagai suami – Ayah, istri – Ibu, dan anak – sanak saudara. peran jelas ke permukaan sebagai Perawat Adalah peran sebagai perawat di merawat anggota keluarga yang yang bersifat implisit yang biasanya tidak tampak Peran dalam sebuah keluarga untuk 2). Peran Informal Adalah asuhan (Marilyn. M. Friedman, 1998; 6) jelas misalnya peran yang ada keluarga program dan sedang mengalami masalah kesehatan. (Marilyn. M. Friedman, 1998; 486) dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional, individual dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Faktor yang mempengaruhi struktur peran 1) Kelas Sosial Diantaranya adalah : Fungsi kehidupan keluarga dalam (1). Peran sebagai Motivator hubungannya Adalah peran sebagai pendukung keluarga dipengaruhi oleh tuntutan dengan peran bagi anggota keluarga yang lain. 5 6 dan kepentingan yang ada pada perubahan melalui berbagai cara keluarga tersebut. yang berlangsung dalam siklus kehidupan keluarga tersebut. 2) Bentuk Keluarga Bentuk keluarga menggambarkan 6) Latar belakang keluarga berbagai terhadap Latar belakang sangat berkaitan tuntutan keluarga yang terbeban dalam memahami perilaku sistim pada orang dan keluarga. Setiap nilai dan peran anggota keluarga keluarga membentuk kekuatannya karena dapat mempengaruhi dan sendiri dan mudah dipengaruhi. membatasi adaptasi tindakan individual, keluarga sosial. 3) Model-model Peran Dengan menganalisa model peran (Marilyn. M. Friedman, dari anggota keluarga, maka akan 1998; 299) ditemukan kehidupan awal 3. Stroke atau CVA (Cerebro keluarga tersebut. Vaskuler Accident) 4) Peristiwa Situasional khususnya i. Pengertian Stroke atau Cerebro Vaskuler masalah kesehatan Kejadian kehidupan situasional Accident yang jaringan otak yang disebabkan keluarga berhadapan pasti dengan mempengaruhi karena adalah kerusakan berkurangnya atau fungsi peran mereka dan situasi terhentinya suplai darah secara ini merupakan kejadian yang tiba-tiba penuh dengan stress. 2000;17). (Arief ) 5) Tahap siklus kehidupan keluarga Mansjoer, Gejala Dalam siklus kehidupan setiap Gejala yang timbul tergantung keluarga berat terdapat tahap-tahap ringannya gangguan yang dapat diprediksi, dimana pembuluh darah dan lokasinya. peran individu dalam sebuah Manifestasi klinik stroke akut keluarga dapat berupa : akan mengalami 6 7 1) Kelumpuhan anggota wajah badan hemiporose) atau (biasanya yang timbul mendadak bila ada bekuan darah (thrombus) yang terbentuk di dalam arteri dan menghambat aliran darah ke 2) Gangguan sensibilitas pada satu Terjadi atau lebih badan anggota (gangguan hemisensorik) otak. 2) Emboli stroke Terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian 3) Perubahan mendadak status dari plaque yang terbentuk mental (konfusi, delirium, dalam pembuluh darah lain letangi, stopor atau koma). ditubuh, kemudian pecah dan 4) Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, kesulitan atau memahami ucapan) otak. Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri ke dalam otak. 5) Disatria (bicara pelo atau cedal) 3) Lakunar stroke Terjadi karena adanya blokade 6) Gangguan penglihatan atau sumbatan pada beberapa atau pembuluh darah kecil di dalam (hemianopia monokuler) 7) Afaksia mengalir ke pembuluh darah otak. (trunkel atau anggota badan) 4) Cerebral hemorrhage Terjadi bila arteri di otak 8) Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala pecah yang menyebabkan sel darah keluar dari pembuluh (Arif Mansjoer, darah. Stroke jenis ini tidak 2000; 17) ditandai dengan gejala awal Tipe Stroke (terjadi secara tiba-tiba), 1) Thrombitic stroke biasanya terjadi akibat dari tekanan darah yang tinggi dan 7 8 dapat juga terjadi karena Memodifikasi gaya hidup adanya kelainan bawaan pada beresiko stroke dan faktor resiko, pembuluh darah. misal: (www.google.co.id , 2009) ) - Pencegahan primer (1) Strategi Diet, obat antihipertensi yang sesuai DM Diet, obat hipoglicemik oral / insulin dll. kampanye nasional yang terintegrasi dengan program pencegahan Hipertensi - Pencegahan 1) (1) penyakit vaskuler lainnya. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin b. Rehabilitasi Medik 1. Pengertian (2) Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke Rehabilitasi Medik adalah pemulihan seseorang yang cacat a) Menghindari stress akibat cedera atau penyakit kepada kegemukan, kemampuan fisik, mental, emosi konsumsi garam berlebihan, obat- sosial, vokasional dan ekonomi obatan golonganamfetamin, kokain yang sebesar-besarnya dan bila dan sejenisnya. mampu mental, b) rokok, alkohol, Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan c) berkarya diberi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Mengendalikan hipertensi, Menurt WHO, Rehabilitasi diabetus melitus, penyakit jantung, Medik adalah semua tindakan penyakit yang ditujukan guna mengurangi vaskuler arterosklerosis lainnya. d) Menganjurkan konsumsi gizi dampak keadaan bersikap serta cacat dan meningkatkan seimbang dan olah raga teratur kemampuan penyandang 2) Pencegahan Sekonder mencapai integrasi social. cacat (Tamrizam Hamid, 1992; 2) 2. Tujuan 8 9 1) Meniadakan keadaan cacat bila timbulnya mungkin fungsional (cacat ringan) 2) Mengurangi keadaan cacat 3) Pencegahan tingkat ketiga sebanyak mungkin pembatasan Tindakan 3) Melatih orang dengan sisa segera yang dilakukan sesudah terjadinya keadaan cacat berat dan untuk pembatasan fungsional yang dapat hidup dan bekerja dengan menetap dan intervensi yang apa yang tinggal padanya. dilakukan (Tamrizam Hamid, 1992; 3) 3. Unsur Dalam Stroke 2) Pemulihan kondisi psikologik Latihan (Tamrizam Hamid, 1992; 5) Program Rehabilitasi Medik Pasien 1) Pemulihan kondisi fisik 3) mencegah transisi ke keadaan cacat berat. Program Rehabilitasi Medik guna prevokasimal Program Rehabilitasi Medik yang dan aktif dapat dimulai segera setelah pengalaman kerja singkat guna keadaan pasien mengizinkan untuk membantu dimobilisir. penderita mengembalikan kepercayaan diri Untuk 4) Resosialisasi disebabkan oleh pendarahan, pada (Tamrizam Hamid, 1992; 3) 4. Tahap-tahap Kecacatan Pencegahan pada Program umumnya pasien stroke program yang Rehabilitasi Medik dapat dimulai 5 – 6 hari setelah permulaan sakit. Untuk pasien stroke yang disebabkan Rehabilitasi Medik 1) Pencegahan tingkat pertama oleh Thrombose / Eomboli, program Tindakan yang dilakukan guna rehabilitasi medik dapat dimulai 24 mengurangi terjadinya hambatan jam sampai 48 jam setelah serangan. 2) Pencegahan tingkat Tindakan yang dilakukan setelah terjadinya intervensi hambatan ditujukan dan kepada 9 10 stroke yang disebabkan oleh METODE PENELITIAN Thrombose/Emboli. Desain Penelitian Penelitian desain ini menggunakan diskriptif metode yaitu penelitian Sampel suatu Sampel pada penelitian ini adalah yang keluarga yang memiliki pasien stroke dilakukan dengan tujuan utama yang dirawat di Rumah Sakit untuk mengetahui gambaran atau Al.Irsyad Surabaya dan memenuhi diskripsi tentang suatu keadaan kriteria inklusi yaitu : secara obyektif (Notoadmojo; 1. Keluarga pasien stroke yang 2003; 138).Dalam hal ini peneliti bersedia menjadi responden ingin dan mengidentifikasi keluarga dalam peran menandatangani informed concent pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien telah 2. Keluarga pasien stroke yang bisa membaca dan menulis stroke. Populasi, Sampel. Sampling 3. Keluarga pasien stroke yang dalam keadaan sehat Populasi 4. Dalam penelitian ini 4. Keluarga pasien stroke yang populasi yang dimaksud adalah menunggu keluarga yang memiliki pasien tersebut selama stroke yang dirawat di Rumah Rumah Sakit Sakit Surabaya Al.Irsyad Surabaya sebanyak 23 orang pada bulan Juni 2009 yang terdiri dari 7 orang pasien stroke yang 5. pasien stroke dirawat di Al.Irsyad Keluarga pasien stroke yang disebabkan oleh Thrombose Sampling disebabkan oleh perdarahan Teknik sampling pada penelitian ini otak dan 16 orang pasien adalah total sampling yaitu semua keluarga yang memiliki pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit 10 11 Al.Irsyad Surabaya sebanyak 23 keterangan : P= Prosentase orang. X= Jumlah skor jawaban yang benar n= Jumlah skor jawaban yang Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional seharusnya Identifikasi Variabel Ssetelah Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang diketahui prosentasenya kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekwensi dengan menjadi titik perhatian suatu menggunakan kriteria = penelitian (Arikunto,2002;96). (1) Sangat kurang = < 40% Variabel dalam penelitian ini (2) Kurang = 45 – adalah peran keluarga dalam 55% pelaksanaan rehabilitasi medik (3) Cukup pasien stroke. 75% Pengumpulan Data dan Analisa (4) Baik Data 100% = 56 – = 76 – (Arikunto, 1998;246) Pengumpulan Data dan analisa Data yang dikumpulkan diperoleh Hasil pengolahan data langsung Hasil pengolahan data nanti disajikan dari responden dengan menggunakan kuesioner dan angket dalam bentuk distribusi frekwensi yang sudah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Data di olah menggunakan distribusi frekuensi dalam bentuk tabel HASIL DAN PEMBAHASAN (Master Sheet) Untuk mengetahui faktor pengetahuan dihitung menggunakan distribusi Pada bab ini akan disajikan frekwensi dengan rumus : P X x 100 % n hasil dan pembahasan dari pengumpulan dan pengolahan data 11 12 yang dilaksanakan di Rumah Sakit perempuan Al.Irsyad Surabaya pada bulan Juni (48%) tahun 2009 dengan jumlah responden sebanyak 11 orang Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. sebanyak 23 orang. Hasil penelitian ini meliputi data umum yang meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, No Pendidikan Jumlah Responden 5 Prosentase (%) 1 SD 22% 2 SLTP 4 17% 3 SMU 13 57% 4 DIII 1 4% 5 SARJANA - - 23 100% pekerjaan. Dan untuk data khusus meliputi peran keluarga sebagai motivator, educator, perawat keluarga. Hasil Penelitian Data Umum Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Jumlah Berdasarkan diatas No 1 Jenis Kelamin Laki – laki Jumlah Prosentas Responden e (%) 12 52% Perempuan 11 bahwa terbanyak adalah responden 23 Berdasarkan diatas menunjukkan 100% tabel 4.1. bahwa responden laki-laki sebanyak 12 orang (52%) dan yang berpendidikan 48% SMU yaitu Jumlah 4.2. menunjukkan responden 2 tabel sebanyak 13 orang (57%) dan responden paling sedikit adalah responden yang berpendidikan DIII yaitu sebanyak hanya 1 orang (4%). responden 12 13 Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. No 1 Wiraswasta 2 Swasta 3 4 Jumlah Prosenta Responden se (%) 2 9% Pekerjaan 14 Pegawai Peran Keluarga Baik Frekwensi Nilai 18 Prosentase (%) 78% Cukup 3 13% Kurang 2 9% Sangat Kurang - - Jumlah 23 100% 61% - Negeri Tabel.4. Distribusi peran keluarga sebagai motivator dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. - 7 30% Tidak Bekerja Jumlah 23 100% Berdasarkan Berdasarkan tabel tabel 4.3. 4.4. diatas menunjukkan bahwa diatas menunjukkan bahwa peran responden terbanyak keluarga sebagai sudah berjalan adalah motivator responden yang bekerja swasta dengan baik yaitu sebanyak 18 yaitu sebanyak 14 orang (61%) dan responden responden yang paling (78%) dari 23 sedikit responden. adalah responden yang bekerja wiraswasta yaitu hanya 2 orang (9%) 4.1.1. Data Khusus 13 14 Tabel 5. Distribusi peran keluarga sebagai educator dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Peran Keluarga Baik Frekwensi Nilai 5 Prosentase (%) 22% Cukup 5 22% Kurang 4 17% Sangat Kurang 9 39% Jumlah 23 Tabel 6. Distribusi peran keluarga sebagai perawat keluarga dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik pada pasien stroke di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009. Peran Keluarga Baik Frekwensi Nilai 7 Prosentase (%) 31% Cukup 15 65% Kurang 1 4% Sangat Kurang - - Jumlah 23 100% 100% Berdasarkan tabel Berdasarkan tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa 4.6. diatas menunjukkan bahwa peran keluarga sebagai educator keluarga sebagai perawat ternyata masih sangat kurang keluarga sudah cukup yaitu yaitu sebanyak 9 responden sebanyak 15 responden (65%) (39%) dari 23 responden. dari 23 responden. Pembahasan 1. Peran Keluarga Sebagai Motivator Pada tabel 4. berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan 14 15 gambaran bahwa sebagian besar keluarga keluarga motivasi pasien menjalankan stroke memberikan secara optimal pada dengan pasien stroke dalam pelaksanaan baik sebagai motivator di dalam Rehabilitasi Medik dipengaruhi pelaksanaan Rehabilitasi Medik salah yaitu mencapai 78%. Hal ini dapat situasional. Hal ini sesuai dengan ditunjukkan Friedman (1998) bahwa kejadian keluarga perannya telah dalam dengan pasien banyaknya stroke yang satunya situasional oleh disini kejadian merupakan memiliki motivasi tinggi dalam kejadian yang berhadapan dengan memberikan keluarga yang pasti mempengaruhi stroke di dukungan dalam pasien pelaksanaan fungsi peran setiap anggota Rehabilitasi Medik yang meliputi: keluarga dan situasi ini sebenarnya keluarga mengingatkan disaat akan merupakan kejadian yang penuh dilakukan dengan stres. latihan, mendorong pasien agar tidak putus asa, agar 2. pasien patuh terhadap program Educator latihan dan melakukan Pada tabel 5. berdasarkan latihan secara Sehingga hasil penelitian dapat memberikan dapat menimbulkan semangat pada gambaran bahwa peran keluarga diri sebagai pasien peningkatan pasien Peran Keluarga Sebagai rutin. demi status tercapainya kesehatan secara optimal. Tingginya motivasi educator diperankan dalam yang telah pelaksanaan Rehabilitasi Medik ternyata masih 15 16 sangat kurang yaitu hanya didapat oleh keluarga mencapai 39%. Hal ini dapat penyakit ditunjukkan kurangnya program Rehabilitasi Mediknya. tentang Adapun pengetahuan itu sendiri program Rehabilitasi Medik pada merupakan hasil dari tahu dan ini pasien stroke sehingga keluarga terjadi setelah orang melakukan kurang penginderaan pada obyek tertentu pengetahuan dengan keluarga mampu memberikan stroke tentang dan tentang pendidikan pada pasien tentang (Notoadmodjo, pentingnya program Rehabilitasi keluarga Medik, tentang urutan pelaksanaan hendaklah dapat lebih ditingkatkan latihan, tentang akibat bila tidak karena keluarga merupakan sistim menjalani latihan, dan tentang pendukung yang penting dalam pengalaman – pengalaman yang memberikan pendidikan kesehatan terjadi di masyarakat pada pasien dalam sebuah keluarga. yang menjalani latihan dan yang 3. tidak menjalani latihan. Kurangnya pengetahuan keluarga dalam menjalankan peran sebagai 2003). sebagai Peran educator ini Peran Keluarga Sebagai Perawat Keluarga Pada berdasarkan hasil tabel 6. penelitian educator disebabkan oleh karena dapat memberikan gambaran kurangnya pengalaman keluarga bahwa peran sebagai perawat tentang keluarga yang telah diperankan cara merawat pasien stroke, kurangnya informasi yang oleh keluarga dalam 16 17 pelaksanaan Rehabilitasi Medik meringankan sudah cukup yaitu mencapai kecacatan, keluarga melakukan 65%. Ini dapat ditunjukkan tindakan untuk meningkatkan dengan banyaknya status kesehatan, dan keluarga pasien stroke keluarga yang sudah selalu dampak berkonsultasi dengan rehabilitasi medik mampu melaksanakan tindakan petugas keperawatan tentang program latihan dan secara Yang menurut mandiri. Notoadmodjo tentang kadaaanya, maka perilaku yang didasari oleh hendaklah lebih ditingkatkan pengetahuan lebih lagi pelayanan kesehatan bagi perilaku anggota keluarga yang sakit langgeng yang akan daripada tidak didasari oleh demi peningkatan pengetahuan. Dimana hal ini kesehatan akan menyeluruh. mempengaruhi keluarga sebagai peran perawat keluarga terutama pada pasien stroke yang program yang membutuhkan Rehabilitasi meliputi Medik keluarga memperhatikan waktu (jadwal) keluarga derajat secara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian diambil maka kesimpulan dapat sebagai berikut : latihan, keluarga memberikan perawatan sederhana untuk 17 18 1. Peran keluarga sebagai motivator yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Surabaya Tahun 2009 sebagian besar adalah baik 78%. 4. Peran keluarga sebagai pasien educator yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan DAFTAR PUSTAKA Rehabilitasi Arif Manjoer, Suprohaita, Wahyu Ika Wardani, Wiwik Setyowulan (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga jilid kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Media Aesculapius. Arikunto, S (2002), Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktek edisi Revisi V, Jakarta, Rineka Cipta. Aziz Alimul H (2002), Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiyah, Salemba Medika, Jakarta Depkes RI (1996), Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan sistim persyarafan, Jakarta, Depkes RI. Medik di rumah sakit Al.Irsyad Surabaya tahun 2009 adalah sangat kurang 39%. 5. Peran perawat keluarga sebagai keluarga yang dilakukan oleh keluarga pasien stroke dalam pelaksanaan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Al.Irsyad Tahun 2009 65%. Surabaya adalah cukup Marilyn. M. Friedman (2002), Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3, Jakarta, EGC. Notoadmodjo (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. Notoadmodjo, S (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi Revisi, Jakarta Rineka Cipta. 18 19 Nursalam, (2003), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika. Sugiono (2005), Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabeta Thamrihsyam Hamid, Dhewi Wahani Satori (1992), Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Unit Rehabilitasi Medik RSUD. Dr. Soetomo, Surabaya. 19