Menuju Rumah Sakit berstandar BMinternasional Media RSUD Ciawi Menyediakan Fasilitas ESWL Lebih Akrab dengan Batik Pelayanan Maksimal Jadi Prioritas Up k ec l Chan Dini it a c i Med adar Penyak Kes wan Mela Daftar isi 26 4 30 44 fokus RSUD CIAWI Menuju Rumah Sakit Berstandar Internasional tentang kami 16 Instalasi ICU 18 Meniti Langkah Gemilang BM Media 8 Instalasi Radiologi Siap Menerima Pasien Lebih Banyak 11 Pelayanan Maksimal Jadi Prioritas 14 Instalasi Laboratorium Klinik Andalkan Pemeriksaan Mikrobiologi 16 Selalu Siaga 24 Jam diary 24 Lebih Akrab dengan Batik kolom 26 Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Kesehatan Mata info medis 38 Mengenal Skabies 40Tim Forensik yang Jadi Andalan solusi sehat bugar Fasilitas ESWL 32 Phaco Emulsifikasi Bedah Mata Minim Sayatan 34 Membidik Fasilitas Katete-risasi Jantung 36 Pentingnya Menjaga Kebersihan Telinga 30 RSUD Ciawi Menyediakan 42 Medical Check Up Kesadaran Dini Melawan Penyakit 44 Batuk Juga Ada Etikanya galeri 46 Dari Kami dengan Sepenuh Hati Pelindung: drg.Hesti Iswandari, M.Kes Pembina: dr. Eulis Wuantari, M.Epid, dr. Wiwik Widiastuti Redaksi: Drs. Fernandes Itha Margaretha, Apt. dr. Yukie Meistisia. drg Wustoniatun, Ns. Cucu Juhariah, S.Kep. NS. Kartika, Ms, S.Kep. Fotografer: Rivian Eka Putra, Amd. Produksi: PT BM Media, Jl. Tebet Barat XIII no. 3 Jakarta Selatan 12810, Telp : 021- 83789687, Hp : 087881887949 (customer service), 087881887959 (marketing), Email: [email protected]. Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi: Jalan Raya Puncak No. 479, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16720 edisi 2 | 2016 1 dari kami Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Tingginya tuntutan akan fasilitas kesehatan yang berkualitas, mau tidak mau membuat rumah sakit harus berupaya meningkatkan mutu pelayanannya. Bagi rumah sakit, sebenarnya dari sisi pelayanan tidak hanya bertumpu pada kualitas tapi juga harus memenuhi lima dimensi mutu utama pelayananya yaitu, tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Langkah ini juga tengah dikembangkan RSUD Ciawi Kabupaten Bogor. Kami selalu berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui keamanan dan kenyamanan dalam memberikan pelayanan terbaik. Upaya tersebut ditempuh dengan cara menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien (patient safety) Salah satu upaya tersebut adalah dengan berusaha menjadikan RSUD Ciawi sebagai rumah sakit berstandar internasional. Ini bukan mimpi, tapi merupakan upaya dan kerja keras seluruh jajaran RSUD Ciawi untuk bisa mewujudkan harapan tersebut. Berbagai tahapan tengah kami jalani untuk mendapat pengakuan dari pemerintah, satu di antaranya melalui proses Akreditasi KARS Versi 2012. Melalui tahapan proses ini berarti RSUD Ciawi memenuhi standar BM Media pelayanan dan menejemen yang ditetapkan pemerintah, termasuk di dalamnya memberikan pelayanan dan pengelolaan menjemen rumah sakit berstandar internasional. Bagi kami mewujudkan itu bukanlah hal mustahil, karena hakikatnya wujud rumah sakit seperti inilah yang memang diharapkan dan dibutuhkan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat tetap membutuhkan pelayanan rumah sakit berstandar internasional, sekalipun itu rumah sakit rujukan di daerah. Hadirnya Gedung B, sebagai sarana penunjang medis terpadu merupakan upaya RSUD Ciawi untuk menciptakan sarana dan prasarana penunjang yang terstandar. Gedung B merupakan bangunan 4 lantai, beroperasi sejakminggu pertama Februari 2016. Di Gedung B ini juga ditempatkan sejumlah layanan penunjang medis seperti radiologi, rehabilitasi medik, laboratorium, ICU dan gas medis. Kerjasama, keramahan, dan kekompakkan terus kami bina dan tingkatkan, termasuk dengan pengguna jasa rumah sakit melalui performa yang prima saat memberikan pelayanan kesehatan. Berbagai upaya akan terus kami tempuh dan ditingkatkan untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga mampu mewujudkan RSUD Ciawi sebagai rumah sakit terpercaya pilihan masyarakat, khususnya masyarakat Bogor. RSUD Ciawi harus bisa mencurahkan pelayanan bermutu demi terwujudnya Kabupaten Bogor sebagai kabupaten termaju di Indonesia. Melalui Majalah RSUD Ciawi ini, kami berharap kegiatan promosi kesehatan di rumah sakit semakin meningkat, tersosialisasinya berbagai program, dan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat lebih dapat diterima dengan baik. Sehingga kebutuhan akan informasi layanan kesehatan dapat terpenuhi. Selamat membaca, semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Drg. Hesti Iswandari Direktur RSUD Ciawi 2 edisi 2 | 2016 JADWAL PELAYANAN PRAKTEK KLINIK DAN PENUNJANG RSUD CIAWI NO KSM 1 KANDUNGAN 2 BEDAH 4 BEDAH ORTHOPEDI 5 6 7 BEDAH UROLOGI BEDAH ONKOLOGI BEDAH SYARAF 8 PENYAKIT DALAM 9 JANTUNG 10 ANAK 11 PARU 12 SYARAF 13 KESEHATAN MATA 14 THT 15 16 17 KULIT & KELAMIN BEDAH MULUT KONSERVASI 18 ANESTESI 19 MEDICAL CHECK UP 20 EDELWEIS 21 GIGI 22 23 24 25 UMUM REHAB MEDIK HEMODIALISA LABORATORIUM 26 RADIOLOGI BM Media NAMA dr. Gioseffi Purnawarman, SpOG, MHKes dr. Freddy, SpOG dr. Jonas Nara Baringbing, SpOG dr. Budi Susetyo, Sp.OG dr. Johan Lucas Harjono, SpB dr Relly Sofyan SpB dr. Dhevariza Pra Dhani SpoT dr. H. M. Tsani Musyafa, M.Kes.SpOT dr. Yulfitra Soni, Sp.U dr. Ooki Nico Junior, Sp.B.(Onk) dr. Husdal Sp BS dr. Rusli, SpPD dr. Miko Galastri, SpPD dr. Cristina Tarigan, SpPD., FINASIM dr. Wildan Nur, M. Kes, SpPD dr. Kornadi, Sp JP.,FIHA dr. Hj. Indra Harsanti, SpA dr. Ity Sulawati, SpA dr. Emilda, SpA dr. Fadjriwan, SpP dr. Siti Solihah, SpP dr. Dian Wisnu W, SpP dr. Hari Andang Sasongko, Sp.S Dr. Lydia A Sp.S, M.Si. Med dr. Saptoyo Argo Morosidi, SpM dr. Nanda Lessi, SpM dr. Nurlina, SpTHT dr. Tenty SpTHT dr. Gina Triana Sutedja, Sp.KK drg. Edi Supriyanto Soetarto, Sp BM drg. Irma Rachmatina SpKG dr. Rizqan Anugrah, SpAn dr. Rudi Hartono, SpAn dr. R. Pracahyo Wibowo, SpAn., M.Kes dr. Irna Herlina dr. Agustina Puspitasari, Sp.Ok dr. Bertha Hotmaira Gultom drg. Rosana drg. Wustoniatun drg. Deffi M drg. Erli Romauli dr. Hj Lastri Kartika Roza Puteri dr. Theresia Marina Ella, SpRM dr. Ariati dr. Iyan Sumaryana, Sp.PK dr. Syarifah Surbakti, Sp.Rad. dr. Sofiatul Mumayyizah, Sp.Rad. JADWAL PRAKTEK Selasa dan Kamis Jum'at dan Sabtu Senin dan Rabu Selasa dan Kamis Selasa, Kamis, Jum'at Senin, Rabu, dan Sabtu Senin, Selasa, dan Kamis Rabu dan Jum'at Senin, Rabu dan Jum’at Senin s.d. Jumat Senin dan Kamis Senin dan Selasa Rabu dan Jum'at Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu Senin, Selasa, dan Kamis Senin, Rabu dan Kamis Selasa dan Kamis Senin dan Jum'at Rabu dan Sabtu Senin dan Selasa Rabu dan Jum'at Kamis dan Sabtu Selasa, Kamis dan Jumat Senin dan Rabu Selasa, Kamis, Jum'at Senin, Rabu, dan Sabtu Senin, Rabu dan Jum'at Selasa dan Kamis Senin s.d Jum’at Senin, Rabu, dan Jum'at Senin, Selasa, Kamis, dan Jum'at Selasa Senin, Rabu, Kamis Jum’at Senin s.d Jum’at Senin s.d Jum’at Senin s.d Jum’at Selasa, Kamis, Jum'at, Sabtu Senin, Rabu, dan Sabtu Senin, Selasa, dan Rabu Senin s.d. Jum'at Senin s.d Jum’at Senin s.d Jum’at Senin s.d Jum’at Senin s.d Jum’at Senin s.d Jum’at Senin s.d Jum’at fokus RSUD CIAWI Menuju Rumah Sakit Berstandar Internasional BM Media Gedung B, gedung penunjang medis terpadu. 4 edisi 2 | 2016 Rumah sakit daerah berstandar internasional, sepertinya bukan hanya sebuah angan lagi, tapi kenyataan yang ternyata bisa diwujudkan. Gambarannya dapat dilihat dari eksistensi RSUD Ciawi. P elayanan kesehatan yang memadai merupakan harapan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah, ramah dan profesional tentunya. Apalagi tidak dipungkiri, sebuah negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Satu di antara pusat pelayanan kesehatan bagi kebanyakan masyarakat adalah rumah sakit umum daerah (RSUD). Rumah sakit plat merah ini merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan bersifat menyeluruh, terpadu, merata, diterima dan terjangkau oleh masyarakat Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, Pelayanan kepada masyarakat sebagai pasien yang selalu dijaga kualitasnya tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Berangkat dari pijakan dasar inilah RSUD Ciawi berusaha untuk selalu menjadi rumah sakit rujukan pertama dengan pelayanan prima sehingga mampu menangani berbagai masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Makanya, RSUD yang mengemban visi, “rumah sakit terpercaya pilihan masyarakat” itu selalu memberdayakan maksimal semua sumber daya manusianya. Mereka juga dituntut lebih tanggap dalam memberikan pelayanan kesehatan. Jejak langkah rumah sakit yang dipimpin oleh drg. Hesti Iswandari, M. Kes tersebut memang tidak main-main. Kualitas pelayanan terhadap masyarakat ibarat sebuah taruhan yang sangat mahal nilainya, karena merupakan ruh yang harus selalu ada di dalamnya. Jika tidak, jangan pernah berharap masyarakat mau untuk meminta pelayanan kesehatan disini. Makanya, kualitas terbaik ini terus dijaga betul konsistensinya dalam perjalanan sebuah rumah sakit. Salah satu upaya untuk mening- BM Media Kualitas pelayanan terhadap masyarakat ibarat sebuah taruhan yang sangat mahal nilainya, karena merupakan ruh yang harus selalu ada di dalamnya. katkan pelayanan kesehat-an terbaiknya dapat dilihat dari langkah RSUD Ciawi yang tengah berupaya meraih Paripurna melalui akreditasi KARS versi 2012 dan standar internasional (JCI). Tujuan dari akreditas ini tak lain untuk mening- katkan mutu pelayanan kesehatan berstandar internasional. “Akreditasi Rumah Sakit ini pun menjadi salah satu penciri terciptanya Kabupaten Bogor menjadi kabupaten termaju di Indonesia,” tandas Direktur RSUD Ciawi drg. Hesti Iswandari M. Kes. PRESTASI RSUD CIAWI 1. Akreditasi 5 pelayanan (2004) 2. PPK-BLUD (2010) 3. Akreditasi 16 pelayanan (2012) 4. RS Sayang Ibu dan Bayi (2012) 5. Sebagai jejaring Sijari Emas di Kabupaten Bogor (2013) 6. Berpredikat baik dalam peningkatan kualitas kinerja pelayanan publik Kabupaten Bogor (2013) 7. Berpredikat baik dalam peningkatan kualitas kinerja pelayanan publik Kabupaten Bogor (2014) 8. Sebagai RS jejaring pelayanan PAL/DOTS RS 9. Sebagai RS jejaring pelayanan HIV/AIDS edisi 2 | 2016 5 fokus Dengan dilaksanakannya akreditasi versi 2012 dan JCI berarti RSUD Ciawi memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang ditetapkan baik secara nasional maupun internasional. Di sisi lain, sebagai upaya untuk terus meningkatkan pelayanannya, pada 2015 RSUD Ciawi juga menambah sarana dan pra sarana penunjang, dengan hadirnya Gedung B yang merupakan gedung penunjang medis terpadu. Gedung B merupakan bangunan 4 lantai, dibangun sejak Maret 2015 dan sudah bero-perasi mulai minggu pertama Februari 2016. Di Gedung B ditempatkan sejumlah layanan penunjang medis seperti radiologi, rehabilitasi medis, laboratorium dan ICU. Di awal Juni 2015, RSUD Ciawi juga sudah memulai pengerjaan Gedung Instalasi Bedah Central Terpadu (Gedung F) yang saat ini sudah mencapai tahap konstruki rangka dan diharapkan bisa dioperasikan pada 2017. Hadirnya RSUD Ciawi, diawali BM Media 6 edisi 2 | 2016 Di gedung B ditempatkan sejumlah layanan penunjang medis seperti radiologi, rehabilitasi medis, laboratorium dan ICU sebagai fasilitas kesehatan setingkat Puskesmas dengan perawatan, kemudian menjadi Rumah Sakit type D dengan 40 Tempat Tidur. Sesuai dengan tuntutan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, sejak tahun 1993, RSUD Ciawi resmi sebagai rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor kelas C berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 009D/MENKES/1993 dengan kapasitas 111 tempat tidur (TT). Semakin bertambahnya tempat tidur dan pelayanan spesialistik yang tersedia, Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi meningkatkan statusnya menjadi rumah sakit kelas B non Pendidikan berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor: 1215/ MENKES/SK /XI/2007 tanggal 28 Desember 2007 dengan layanan 174 tempat tidur (TT) dan memiliki peralatan medis yang cukup canggih di antaranya USG 4 Dimensi, Treadmill serta sumber daya manusia yang terus meningkat jumlah dan kemampuannya. RSUD Ciawi juga ditetapkan Semua siap mensukseskan RSUD Ciawi untuk menjadi rumah sakit berstandar internasional BM Media sebagai PPK BLUD RSUD Ciawi sesuai dengan SK Bupati Nomor: 445/571/KPTS/Huk/2010 tanggal 25 November 2010 dengan pengakuan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM), Hospital By Law (HBL), dan Standar Akutansi yang tersusun dengan baik. Pada awal 2012, dengan kekuatan sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan kompak, Standar Operasional Prosedur (SPO) yang terlaksana dan lengkap, serta sarana dan alat medis yang cukup canggih dan sekaligus untuk penyempurnaan mutu pelayanan, RSUD Ciawi berhasil mendapatkan sertifikat akreditasi 16 pelayanan dan lulus dengan nilai baik, dengan nomor sertifikat KARSSERT/277/1/2012 pada Januari 2012. Kini RSUD Ciawi memiliki kapasitas 329 tempat tidur (TT). Dengan fasilitas penunjang lainnya yang semakin lengkap seperti klinik spesialis, IGD 24 Jam, Apotik 24 jam, klinik sore dan perjanjian, klinik kemoterapi, ICU, NICU, Hemodialisa, dan lain-lain. Saat ini, untuk pelayanan yang lebih maksimal terhadap masyarakat, jumlah sumber daya manusianya sudah mencapai 719 orang, baik tenaga medis maupun tenaga non medis. Disarming itu, sejak 2015 RSUD Ciawi menambah pelayanan poliklinik rawat jalan yaitu poli jantung dan poliklinik perjanjian (eksekutif). Sedangkan untuk poli terdapat, bedah orthopedik, syaraf, paru, bedah umum, THT, mata, anak dan konservasi gigi. *** edisi 2 | 2016 7 tentang kami BM Media 8 edisi 2 | 2016 Instalasi Radiologi Siap Menerima Pasien Lebih Banyak BM Media Menempati gedung baru bagaikan memperoleh hembusan angin segar bagi Instalasi Radiologi RSUD Ciawi. Sekalipun selalu dipenuhi pasien, instalasi ini tetap berpijak pada komitmen untuk bisa memberikan pelayanan terbaik. S ekalipun baru beroperasi pada minggu pertama Pebruari di Gedung B, Instalasi Radiologi RSUD Ciawi tetap saja kebanjiran pasien. Meskipun begitu pelayanan tetap berjalan tertib dan optimal, semua pasien terlayani dengan baik. Tapi namanya, pasien tetap saja ada yang tidak sabar menunggu giliran namanya dipanggil. Beberapa orang kedapatan membuka tutup pintu ruang pelayanan. Mereka hanya ingin menari tahu seberapa lama lagi nama mereka akan dipanggil. “Ibu tunggu dulu di luar ya nanti pada gilirannya akan dipanggil,” sergah seorang petugas kepada pasien dengan bahasa yang santun. Tapi tetap saja pasien wanita ini terlihat tidak sabar. Hanya selang beberapa lama dia kembali lagi berusaha membuka tutup pintu pelayanan. Kondisi seperti itu memang gambaran biasa yang terlihat di sebuah rumah sakit, terlebih lagi di lingkungan RSUD Ciawi. Mungkin bisa dimaklumi karena antrian yang Dengan ditempatkannya Instalasi Radiologi di Gedung baru (Gedung B), RSUD Ciawi berharap pasien bisa datang lebih banyak lagi. cukup banyak dan ingin segera mendapat pelayanan, akhirnya rasa tidak sabar mendominasi. Dari sekian banyak pasien yang datang, kebanyakan mereka membutuhkan pelayanan foto torax edisi 2 | 2016 9 BM tentang kami dr. Syarifah. S, SpRAD Instalasi radiologi RSUD Ciawi sendiri berada di bawah penanganan Media para dokter ahli dan teknisi yang berpengalaman (konvensional). Selebihnya foto tulang, foto kepala dan CT Scan. “Dengan ditempatkannya Instalasi Radiologi di Gedung baru (Gedung B-red) ini kami berharap pasien bisa datang lebih banyak lagi. Sumber daya manusia yang kita miliki disini, selalu siap memberikan 10 edisi 2 | 2016 pelayanan yang terbaik,” ujar dr. Syarifah. S, SpRAD Kepala Instalasi Radiologi RSUD Ciawi. Instalasi Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medis yang memberikan layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto/ gambar untuk membantu dokter yang merawat pasien dalam penegakan diagnosis. Instalasi radiologi RSUD Ciawi sendiri berada di bawah penanganan para dokter ahli dan teknisi yang berpengalaman serta dilengkapi dengan fasilitas canggih dan modern yang mampu menunjang kebutuhan diagnostik seluruh bidang spesialistis. Instalasi Radiologi di RSUD Ciawi memiliki tujuh ruangan. Ada ruangan X-Ray, konvensional, tindakan kontras, Panoramic, Expetise dan USG. Sedangkan untuk Mamografi dan fuluroscopy alat-alatnya masih menyusul. CT Scan yang digunakan disini memiliki karakter 128 slice, yang fungsinya akan lebih detail dalam hal melakukan pemeriksaan. “Yang jelas, di Gedung baru ini kami merasa lebih nyaman,” tegasnya. Begitu pula halnya dengan ruangan pemeriksaan, diakuinya memang lebih nyaman dibandingkan yang dulu. Pelayanan Maksimal Jadi Prioritas Meskipun belum banyak pasien yang membutuhkan pelayanan, tetapi kesiapan Tim Rehabilitasi Medik RSUD Ciawi patut diapresiasi. Beberapa kendala cepat-cepat diantisipasi demi tetap bisa memberikan pelayanan terbaik. BM Media M uhammad Zicka Putra belum bisa lepas dari dekapan ibunya. Di usianya yang ke-11 bulan, Zicka berbeda dengan bayi kebanyakan. Dia tidak terlihat aktif seperti bayi-bayi seusianya, merangkak dan sudah ingin tahu banyak hal. Bahkan jika bayi-bayi lainnya sudah mulai, bahkan sudah ada yang bisa berjalan tidak demikian halnya dengn Zicka. Di usianya tersebut putra ketiga Rohimah (sebut saja begitu-red) itu belum bisa tidur dalam posisi tengkurap. Kondisi yang dialami bocah lucu tersebut jelas menyiratkan gambaran cemas dari wajah sang edisi 2 | 2016 11 tentang kami bunda, Rohimah. Tapi dengan tegar Rohimah dan suami, berusaha menutupinya melalui ikhtiar yang dijalankan lewat berobat. Awalnya, Zicka dirujuk ke salah satu rumah sakit pemerintah ternama di Jakarta. Tapi demikian kondisi Zicka belum juga ada perubahan. Apalagi, jarak yang harus ditempuh dari tempat tinggalnya di Bogor, begitu jauh. Harus bolak-balik Jakarta-Bogor tentu saja menyita waktu dan biaya. Bagi Rohimah dan suami, sebenarnya itu tidak menjadi soal, yang terpenting buah hati mereka bisa sembuh. Beruntung, seorang tetangga menyarankan agar Rohimah membawa Zicka ke RSUD Ciawi. Selain jaraknya tidak jauh dari tempat tinggal, pelayanannya juga tidak kalah baiknya dengan rumah sakitrumah sakit lainnya. Atas anjuran tersebut akhirnya, Rohimah membawa putra kesayangannya ke rumah sakit yang terletak di Jalan Raya Puncak No.479, Ciawi, Bogor tersebut. BM Media 12 edisi 2 | 2016 dr. Theresia Marina Ela, SpKFR. Kepala Rehabiitasi Medik RSUD Ciawi. Rehabilitasi Medik RSUD Ciawi terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medik dibantu oleh dokter umum yang memiliki keahlian khusus dalam rehabiltasi medik “Alhamdulillah setelah tiga kali berobat disini, kondisi Zicka sudah jauh lebih baik,” tegas Rohimah. Bahkan, wanita berkerudung dan mengandalkan pelayaan BPJS tersebut mengaku sangat senang dengan pelayanan di RSUD Ciawi, yang jauh lebih baik dari tahuntahun sebelumnya. “Ditambah lagi gedungnya baru dan fasilitasnya lengkap. Rasanya nyaman, seperti bukan berobat di rumah sakit pemerintah,” tandasnya lagi bangga. Di RSUD Ciawi, Zicka disarankan untuk menerima pelayanan kesehatan melalui Rehabilitasi Medik (rehab medik). Rehab Medik RSUD Ciawi, terletak di lantai II, Gedung B dengan pelayanan dan peralatan penunjang medis yang lengkap dan sangat memadai untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rehabilitasi Medik merupakan salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang menangani pasien-pasien terkendala atau bahasa awamnya kecacatan, mulai BM Media dari organ tubuh hingga fungsinya. “Rehab medik itu bukan hanya satu bagian seperti halnya penyakit dalam atau yang lainnya. Rehabilitasi medik itu bisa masuk sebagai penunjang juga pelayanan dan membawahi satu tim,” ujar dr. Theresia Marina Ela, SpKFR, Kepala Rehabilitasi Medik RSUD Ciawi. Ditambahkannya, tim Rehabilitasi Medik RSUD Ciawi terdiri dari beberapa dokter yang menangani tugasnya masing-masing. Ada dokter spesialis rehabilitasi medik dibantu oleh dokter umum yang memiliki ke-ahlian khusus dalam rehabilitasi medik. Ditambah lagi ada fisiothe-rapi, okupasi terapi, otetik protetik, terapi wicara dan social worker. Tim ini ditunjang dengan ruangan dan peralatan penunjang yang lengkap. Ada ruangan dokter. Ada juga ruangan exercise, yang dibagi menjadi ruangan exercise dewasa dan ruang exercise anakanak. cara penanganannya berbeda,, maka ruangannya tidak bisa diga- bung. Kemudian juga ada ruangan elektro terapi, ruangan debolizer, terapi wicara dan gymnasium. Khusus untuk ruang gymnasium digunakan juga untuk kegiatan program senam, seperti senam jantung, diabetes dan senam-senam lainnya. “Lalu ada ruangan okupasi terapi yang dikhususkan bagi pasien disfungsi tangan. Selain itu ruangan otetik prostetik. Untuk yang ini kita sudah siapkan ruangannya, tapi pasiennya belum ada,” tambah dr. Theresia. Makanya, dari sekian banyak ruangan dan fasilitas disini, yang baru berjalan adalah fisioterapi terapi wicara dan dokternya. Pasiennya bervariasi. Tapi yang lebih banyak adalah masalah osteo atrisis atau pasien-paien degeneratif proses, seperti nyeri bahu, nyeri lutut dan lain sebagainya. “Pokoknya yang nyeri-nyeri untuk sementara ini paling banyak,” tambahnya Meski pelayanannya baru tertentu saja, akan tetapi diakui dr. Theresia tenaga medisnya dirasakan masih kurang. Namun demikian, dokter yang santun tutur bahasanya ini menegaskan kalau pihaknya akan terus memberikan pelayanan yang terbaik dan maksimal. Apapun dilakukan untuk bisa memberikan pelayanan terbaik, disesuaikan dengan kompetensi pengetahuan yang mereka miliki. “Bagusnya di RSUD Ciawi, tenaga medisnya sendiri. Sehingga pelayanannya akan lebih maksimal lagi,” tambah dr.Theresia.*** edisi 2 | 2016 13 tentang kami Melalui penuturannya, Kepala Instalasi Laboratorium Klinik RSUD Ciawi itu, begitu senang kalau unit yang dibawahinya menempati gedung baru tersebut. “Pokoknya sekarang suasananya jauh lebih bagus tidak seperti dulu. Kalau dulu itu sudah seperti cafétaria,” tegas Iyan sambil tertawa. Maklum saja, dulu apapun dilakukan oleh instalasi ini hanya di satu ruangan. Maklum saja, kondisi laboratorium berada pada ruangan khusus. Ditambah lagi, disini juga ada ruangan khusus untuk pemeriksaan mikrobiologi. “Semua sarana penunjangnya pun memadai,” tambah Iyan bangga. Laboratorium Mikrobiologi sendiri dilakuan untuk memeriksa kuman. Melalui Laboratorium Mikribiologi ini juga, kita bisa menentukan jenis kuman, sekaligus bisa menentukan jenis antibiotik Instalasi Laboratorium Klinik Andalkan Pemeriksaan Mikrobiologi Hadirnya pemeriksaan mikrobilogi secara lengkap di Instalasi Laboratorium Klinik RSUD Ciawi, menjadikan upaya di instalasi klinik ini jauh lebih maksimal. Terutama memudahkan dalam menentukan jenis kuman dan antibiotiknya. BM Media D ari penampilan dan gaya bahasa yang dituturkan dr. Iyan M. Sumaryana, SpPK, sepintas adalah sosok yang pandai bergaul. Nada bicaranya ceplasceplos apa adanya. Terbukti, ketika kami menyambanginya di Gedung B, Lantai III Instalasi Laboratorium RSUD Ciawi. 14 edisi 2 | 2016 ruangannya waktu itu sangat terbatas. Belum memenuhi kriteria laboratorium secara umum. Ruangan-ruangan yang kotor, seperti untuk pemeriksaan urine, dahak memang sudah layaknya dipisahkan. Sekarang, kondisinya jauh lebih baik. Ruang meeting ada sendiri dan demikian dengan ruang apa yang cocok untuk mematikan kuman tersebut. “Kalau dulu sarana seperti ini belum ada, hanya pemeriksaan mikrobiologi sederhana saja,” tegas pria murah senyum ini. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani (micros, kecil, bios , hidup, dan logos, pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobio-logi adalah ilmu yang mempelajari tentang mahlukmahluk hidup yang kecil-kecil. Mahluk-mahluk hidup yang kecilkecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisme, mikrobia, mikroba, atau jasad renik. Mikrobiologi memerlukan ilmu pendukung seperti kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dan biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuh- lebih rinci atau menurut kemanfaatannya. Ditambahkan Iyan, dari pemeriksaan mikrobiologi, yang paling banyak menjadi perhatian adalah jenis infeksi penyakit, seperti TBC dan infeksi-infeksi penyakit lainnya. Tentunya dengan pemeriksaaan mikrobilogi, instalasi Sebab disini baru saya sendiri,” tutur Iyan sambil tertawa. Mudah-mudahan Instalasi Laboratorium RSUD Ciawi yang diawaki 18 orang analis dapat melangkah lebih maksimal lagi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat banyak. *** Sekarang suasananya jauh lebih bagus tidak seperti dulu. Kalau dulu itu layaknya seperti cafétaria dr. Iyan M. Sumaryana, SpPK Semua sarana penunjang untuk kegiatan pemeriksaan di laboratorium sangat memadai, BM Media an mikroba dan faktor lingkungan, mikroba terapang di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobilogi sendiri berkembang menjadi bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteorologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara Laboratorium RSUD Ciawi bisa menentukan jenis kuman sekaligus antibiotiknya, sehingga tim klinisi dalam memberikan antibiotik tidak lagi sembarangan. Semua itu dilakukan berdasarkan olah kumannya. “Insya Allah kita akan bekerja lebih maksimal lagi. Dan saya berharap spesialis Patologi klinik seperti saya, ada satu orang lagi. edisi 2 | 2016 15 tentang kami Instalasi ICU Selalu Siaga 24 Jam Tantangan luar biasa selalu menyelimuti seluruh awak Instalasi ICU RSUD Ciawi untuk tetap mengedepankan pelayanan terbaiknya kepada setiap pasien. Mereka harus siap bekerja 24 jam dan on call dalam situasi yang benar-benar darurat. BM Media I nstalasi Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri. Stafnya khusus, begitu juga dengan perlengkapannya. Ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulitpenyulit yang mengancam nyawa 16 edisi 2 | 2016 atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. ICU juga menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut. Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan seperti halnya RSUD Ciawi, dituntut dapat memberikan pelayanan ICU yang profesional dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada instalasi ICU, perawatan dalam rangka meningkatkan pelayanan ICU. “Dengan kehadiran ICU di Gedung B dan tambahan sejumlah fasilitas pelayanan mudah-mudahan unit ICU selalu bisa memberikan pelayanan yang terbaik,” sergah dr. Nugrahani Aryadewi, Care Manager Instalasi ICU RSUD Ciawi. Fasilitas yang baru di ruang ICU, di antaranya ventilator, penambahan tempat tidur menjadi 8 unit dari awalnya hanya 6 unit tempat dr. Nugrahani Aryadewi (kiri) Elly Jahrian, Amd.Kep (kanan) RSUD Ciawi, dituntut dapat memberikan pelayanan ICU yang profesional dan berkualitas. BM Media untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional, terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan tidur. Ditambah ruangan yang lebih luas dan lebih nyaman. Dan masingmasing karyawan sistem kerjanya sudah semakin terjadwal dengan baik. “ Untuk pelayanan yang lebih maksimal lagi kami juga memerlukan tambahan sumber daya manusianya,” ujar Kepala Ruangan Instalasi ICU RSUD Ciawi, Elly Jahrian, Amd.Kep. Sebab di ICU idealnya selalu membutuhkan tenaga medis yang cukup banyak, karena pelayanannya harus intensif. Satu pasien, selalu didampingi satu atau dua orang perawat. Dan perawat disini juga harus benar-benar terlatih. Menurut Elly, sekalipun jumlah SDM dirasakan masih belum cukup, pelayanan maksimal terhadap pasien tetap menjadi prioritas. Misalnya terjadi kecelakaan di puncak belum lama ini, pelayanan yang diberikan Instalasi ICU RSUD Ciawi tetap masih bisa diandalkan. Semua tim medis dan perawat turun tangan untuk memberikan pelayanan. Termasuk yang sedang libur harus datang ke rumah sakit membantu memberikan pelayanan. Sebab disinilah tantangan yang luar biasa di Instalasi ICU ini. “Kalau dalam kondisi siaga seperti itu kita harus siap bekerja 24 jam dan on call,” tandas Elly. Kalau sudah seperti ini komitmennya, tentu setiap pasien di RSUD Ciawi tidak akan ragu lagi untuk bisa memperoleh pelayanan terbaik seperti yang diharapkan selama ini.*** ICU juga menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana, peralatan khusus yang sangat menunjang serta tenaga medik profesional dan berpengalaman edisi 2 | 2016 17 BM tentang kami Meniti Langkah Gemilang Beragam upaya tengah dilaksanakan RSUD Ciawi untuk mencapai kegemilangannya sebagai rumah sakit yang mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan Media masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan. 18 edisi 2 | 2016 BM Media Memimpin sebuah rumah sakit tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, menjabat sebagai Direktur, tidak serta merta bisa bekerja seperti halnya saat masih eksis sebagai pekerja lapangan. d rg. Hesti Iswandari dikenal sebagai sosok pekerja keras dan pantang menyerah. Semua tanggung jawab yang dibebankan di pundaknya pun dikerjakan dengan upaya terbaik, harapannya mampu memberikan karya gemilang, tidak hanya untuk institusi yang dipimpinnya, tapi juga masyarakat banyak. edisi 2 | 2016 19 tentang kami Kegemilangan itu, memang terlihat sangat jelas dari tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya, termasuk ketika memimpin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi, sejak 2014. Ketika ibu dua anak itu dipercaya untuk memimpin rumah sakit yang telah menerapkan pengelolaan keuangan dengan sistem BLUD itu, Hesti kerap memantau langsung pelayanan rumah sakit. Maklum, alumnus SMU 8 Jakarta itu dikenal sebagai pekerja lapangan. Tidak sedikit bekal yang dikantonginya sebagai pengabdi masyarakat. Diakui atau tidak, memimpin sebuah rumah sakit tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, menjabat sebagai Direktur sebuah rumah sakit, tidak serta merta bisa bekerja seperti halnya ketika Hesti eksis sebagai pekerja lapangan. Sekalipun terjun langsung, waktunya sangat terbatas. Banyak masalah harus dihadapi. Ibaratnya, mulai dari A-Z harus benar-benar dipikirkan dengan cermat. BM Media 20 edisi 2 | 2016 Sekalipun banyak persoalan, Hesti menghadapinya dengan tenang dan easy going, tidak dijadikan beban. Toh, dalam menjalankan roda rumah sakit dirinya tidak sendirian. Di RSUD Ciawi sudah terbentuk komite-komite sebagai organ rumah sakit yang bertugas melontarkan berbagai pertimbangan strategis kepada unsur pimpinan. Komite-komite tersebut antara lain, Komite Medik, Etik dan Hukum, Mutu, Keselamatan Pasien, Manajemen Risiko, PPI, Farmakologi serta komite lainnya yang dibutuhkan rumah sakit. Makanya, tidak heran dengan itu semua, apa yang diprogramkan pemerintah daerah untuk RSUD Ciawi, berjalan sesuai target. Satu di antaranya menyangkut pembangunan gedung. Pembangunan gedung di RSUD Ciawi sudah ada roadmap-nya, yaitu peningkatan mutu dan keselamatan pasien RSUD Ciawi. Kegiatannya masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Bogor dari 2013 hingga 2018. Pada 2014, memang ada kegiatan pembangunan gedung rumah sakit yang tidak berjalan alias stagnan. Faktor pemicunya, karena pimpinan sebelumnya memasuki masa pensiun dan digantikan oleh pelaksana tugas (Plt) yang kala itu merangkap sebagai kepala dinas kesehatan Kab. Bogor.“Jadi kegiatan di 2014 bisa dibilang kurang greget,” kenangnya serius. Nah, pada 2015, tepat di kepemimpinan Hesti sebagai Direktur RSUD Ciawi, pembangunan gedung kembali berjalan, dimulai dengan pembangunan Gedung Instalasi Penunjang Medis (Gedung B). Bangunan yang terdiri dari 4 lantai ini terintegrasi dengan pelayananpelayanan penunjang medis lain, yakni, instalasi gas medis, di basement. Kemudian di Lantai I ada Radiologi. Di Lantai II, Rehabilitasi Medik, Laboratorium di Lantai III dan ICU di lantai IV. Pengerjaannya sendiri dimulai sejak Maret 2015 dan mulai beroperasi pada minggu pertama Februari 2016. “Dan pada 16 Maret gedung– gedung rumah sakit di wilayah Bogor yang dibangun ada tahun 2015, akan diresmikan oleh Bupati Bogor dan dihadiri oleh Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat,” tandas Hesti semangat. Nantinya, lanjut wanita berparas cantik tersebut Gedung B akan terkoneksi dengan Gedung F. Gedung yang rencana pembangunannya bakal dimulai Maret 2016. Gedung F sendiri merupakan Instalasi Bedah Sentral dan CSSD. Pembangunan Recana pembangunan gedung ternyata tidak berhenti di tahun 2016. Pada 2017 RSUD Ciawi juga akan membangun Gedung Rawat Inap (K2) yang nanti akan menjadi satu dengan Gedung Rawat Inap sebelumnya. Gedung Rawat Inap Dahlia, misalnya akan direvitalisasi menjadi 5 lantai. “Jadi kalau disetujui pemerintah daerah nanti rawat inapnya penyakit dalam dan bedah menjadi satu disitu,” sergah Hesti. Begitu pula dengan Gedung Rawat Inap Yasmin, akan bergabung di gedung rawat inap tersebut, karena terkena imbas dengan pembangunan Gedung H. “Jadi untuk gizi, forensik dan laundry akan dibongkar dan dipindahkan ke Gedung H. Di atasnya ditambah ruangan untuk pendidikan dan latihan (Diklat),” katanya. Di tahun yang sama, menurut Hesti juga akan tada pembangunan Gedung MDG’s. Di Gedung MDG’s akan ditempatkan pelayanan bagi penderita penyakit HIV/AIDS, TB DOT, Onkologi dan Kemoterapi. “Nanti akan menjadi satu. Di atasnya poliklinik dan di bawahnya rawat inap. Jadi kalau tahun depan anggarannya turun berarti ada 3 pembangunan gedung,” katanya lagi. Selain itu, rencananya akan BM Media dibangun Gedung Walk Station dan Gedung K yang juga diperuntukkan untuk rawat inap. Selain itu bakal ada juga penambahan-penambahan sarana pelayanan kesehatan, khususnya RSUD Ciawi masih membutuhkan dokter gizi klinik. Untuk tahun 2016 RSUD Ciawi pengembangannya adalah dokter spesialis kulit dan urologi ESWL. Sebelum melaksanakan pembangunan gedung, langkah utama Hesti sebagai upaya agar RSUD Ciawi mendapat pengakuan dari pemerintah adalah mengikuti proses akreditasi KARS versi 2012. Dengan pengakuan ini berarti RSUD memenuhi standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan. Akreditasi KARS versi 2012 terdapat 15 bab/kelompok kerja (Pokja), 323 standar dan 1218 elemen penilaian (EP), antara lain: Sasaran Keselamat-an Pasien (SKP), Hak Pasien dan Keluarga (HPK), Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Sasaran Millenium Development Goals (MDGs), Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK), Asesmen Pasien (AP), Pelayanan Pasien (PP), Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB), Manajemen Penggunaan Obat (MPO), Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI), Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK). Sebenarnya, lanjut wanita yang kesehariannya mengenakan jilbab tersebut, RSUD Ciawi lulus dalam pencapian akreditasinya. Hanya saja pihak menejemen rumah sakit tidak puas dengan nilai yang diperoleh. Sehingga pada Mei 2016 akan di survey ulang oleh tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).“Mudahmudahan di bulan Mei tahun ini kita bisa naik kelas untuk akreditasi, dari Madya menjadi Parpurna,” ujar Hesti penuh harap. *** Di tahun 2017 RSUD Ciawi juga akan membangun Gedung Rawat Inap (K2) yang nanti akan menjadi satu dengan Gedung Rawat Inap sebelumnya. edisi 2 | 2016 21 Muhamad Arry Isma, SKM Senior Product Specialist for Safe Infusion Therapy “ThinkOrange ThinkSafety” Safe for Infusion Therapy in Healthcare in RSUD Ciawi BM Media M engapa Safe Infusion Therapy sangat Penting? Kebutuhan cairan bagi tubuh manusia adalah hal yang krusial, karena sekitar 60% tubuh manusia tersusun atas cairan. Kebutuhan cairan bagi pasien di rumah sakit dapat diberikan lewat pemberian cairan infus melalui terapi intravena. Pengertian terapi intravena berkaitan dengan pemberian obat atau cairan melalui pembuluh darah vena dengan menggunakan jarum suntik atau IV Catheter. Terapi intravena menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi perawatan pasien di rumah sakit karena 22 edisi 2 | 2016 terapi intravena dapat digunakan sebagai media memberikan obat dan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien. melalui terapi intravena kebutuhan cairan yang hilang pada pasien dapat dikembalikan dengan cepat dibandingkan pem- berian melalui rute oral/ enteral. Selain untuk memberikan ataupun mengganti cairan yang hilang, terapi intravena dapat digunakan sebagai media memberikan obat dan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien. Terapi Intravena bukanlah tanpa risiko. Risiko-risiko yang menyertai dari terapi intravena mengharuskan petugas kesehatan (dokter, perawat, petugas farmasi) mengenali risiko sebagai langkah awal pencegahan terjadinya komplikasi dari terapi intravena, BM Media Rangkaian risiko yang muncul dari pemberian terapi intravena antara lain, terjadinya kasus tertusuk jarum atau Needle Stick Injury pada petugas kesehatan. Needle Stick Injury dapat menyebabkan penyakit akibat kerja yang dapat menurunkan kualitas kesehatan petugas. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan alat kesehatan yang aman seperti halnya IV Catheter yang dilengkapi dengan safety clip yang membebaskan petugas dari kejadian tertusuk jarum, Embolisme udara adalah salah satu risiko yang mungkin timbul dari sebuah proses terapi intravena. Embolisme udara disebabkan karena terperangkapnya udara yang masuk dari luar tubuh ke dalam pembuluh darah vena dan pembuluh darah arteri yang berakibat sistemik (Mirski et al. 2007) dan hal ini bisa mengancam jiwa pasien. Kejadian embolisme udara sangat mungkin terjadi pada setiap pasien di rumah sakit. Embolisme udara dapat terjadi antara lain oleh berbagai faktor eksternal. Emboli udara berisiko akan tetapi bisa dicegah dengan menggunaan alat kesehatan yang memiliki fitur safety. “Selamat datang era keselamatan dalam pelayanan kesehatan!“ “Mari menuju era kesejagatan dengan safety sebagai standar baru di Rumah Sakit“ “Safety is our priority” “Safety is the new standard” “Think Orange Think Safety_ Bye-Bye Blong” “Safe for Infusion Therapy in Healthcare in RSUD Ciawi.” edisi 2 | 2016 23 diary Lebih Akrab dengan Batik BM Media Batik tidak hanya memiliki nilai estetika tersendiri, tetapi juga memancarkan kesan nyaman dan positif. Tidak hanya yang menggunakan, tetapi bagi yang melihatnya pun demikian. 24 edisi 2 | 2016 L obby Gedung Bundar RSUD Ciawi, hampir setiap harinya dipadati oleh masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan. Mereka yang sebagian besar merupakan warga Bogor tersebut, sudah sejak pagi antre untuk memperoleh pelayanan. Sekalipun begitu banyak orang, situasinya bisa dikatakan masih tertib dan lancar. Masyarakat yang ingin berobat tetap bisa dilayani dengan baik. Sekalipun gambarannya demikian, RSUD Ciawi memang punya daya tarik tersendiri yang kerap mereka tampilkan, terutama di hari Kamis, setiap minggunya. Ada apa? Di hari itu, baik dokter dan pelayan non medis, mulai dari pimpinanan hingga seluruh karyawan wajib mengenakan seragam batik. Memang batik merupakan suatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita, terlebih bagi para pegawai, baik swasta maupun negeri. Meskipun begitu, hadirnya batik di RSUD Ciawi sepertinya membawa kesegaran tersendiri. Lebih sedap dipandang mata, terutama di tengah berjejalnya pasien yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan. “Kesannya menjadi punya ciri tersendiri dan berbeda dengan rumah sakit lain. Dan saya sendiri merasa nyaman saja. Sebab kalau sudah melihat seragam dokter yang putih dan baju perawat bikin deg-degan,” ujar Komariah warga Batu Tulis, Bogor, yang sedang berobat. Jajang Suryana, juga punya pandangan yang sama. Pengguna pelayanan BPJS yang juga warga asli Bogor tersebut mengaku bangga melihat perkembangan RSUD CIAWI selama beberapa tahun belakangan. “Pelayanannya jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Ditambah lagi semua pegawai disini juga diwajibkan menggunakan seragam batik, tambah bangga, sebab batik itu kan ciri khasnya Indonesia,” sergah kakek yang mengaku sakit peradangan sendi tersebut. Saat ini batik berfungsi untuk menambah nilai keindahan pada suatu pakaian, atau kain tertentu karena nilai estetikanya yang tinggi. Berangkat dari nilai estetika inilah yang ingin ditonjolkan oleh RSUD Ciawi, di samping untuk melestarikan batik sebagai bagian dari budaya Indonesia. Tapi kalau diselami lebih dalam lagi, seragam batik RSUD Ciawi memiliki ciri khas tersendiri. Batik ini didominasi warna biru tua, yang bagi pihak rumah sakit memiliki arti sebagai simbol kedamaian dan menyejukkan. Erat dengan spiritualitas dan kesabaran serta kuat dengan sifat positif, rasa percaya dan stabilitas. BM Media Motif yang digunakan juga tidak hanya memiliki nilai estetika, tapi juga menggambarkan eratnya jalinan dengan masyarakat melalui pertalian pelayanan kesehatan. Hal itu dibuktikan dengan dominasi motif tangkai bunga yang menyebar. Selain itu motif batik ini juga mengedepankan logo rumah sakit RSUD Ciawi yang menggambarkan peningkatan mutu pelayanan PPK BLUD melalui 8 buah baling-baling yang selalu berputar dinamis. Putaran dinamis itu mengambarkan perwujudan peningkatan mutu pelayanan dengan mengedepankan pelayanan dengan hati. Sedangkan untuk warna di setiap baling-baling yang berjumlah delapan buah itu, memiliki beragam makna. Hijau, berarti simbol pertumbuhan, kesuburan, harmoni, menenangkan dan menyegarkan. Sifat positifnya, optimis, kebebasan dan keseimbangan. Untuk warna kuning, berarti erat dengan pencerahan dan intelektualitas. Sedangkan oranye, berarti simbol energi keseimbangan dan kehangatan. Untuk warna merah punya arti memberi stimulasi dan dominan, sifat hangat dan kemakmuran. Kemudian untuk warna merah muda, mengandung arti cinta, kasih sayang, feminis, menyiratkan sesuatu yang lembut dan menenangkan. Ungu, punya makna, tidak pernah ragu-ragu. Apa yang dikerjakan adalah yang terbaik dan mengikuti perkembangan jaman. Sedangkan ungu muda melambangkan semangat kesembuhan, ketenangan jiwa dan kesehatan. Sedangkan biru, simbol kedamaian dan menyejukkan.*** Motif yang digunakan tidak hanya memiliki nilai estetika, tapi juga menggambarkan eratnya jalinan dengan masyarakat melalui pertalian pelayanan kesehatan edisi 2 | 2016 25 BM kolom Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Kesehatan Mata Diabetes Mellitus (DM) merupakan sebuah kelainan yang bersifat kronis, ditandai dengan terganggunya metabolisme glukosa akibat defisiensi insulin atau resistensi terhadap insulin yang menyebabkan timbulnya keadaan Media hiperglikemia dan pada tahap lanjut menyebabkan komplikasi vaskular dan neuropati. P revalensi global penderita DM di atas usia 20 tahun diperkirakan pada tahun 2000 mencapai 171 juta orang (2.8% populasi penduduk dunia) dan diperkirakan akan mencapai 366 juta(4,4% penduduk dunia) pada tahun 2020. Asia diperkirakan akan menjadi tempat terbanyak penderita DM, yaitu sekitar 61% dari total perkiraan global pada tahun 2010. Di Indonesia, diabetes merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Diabetes di26 edisi 2 | 2016 seseorang Dapatkah etes Meliab dengan D pati rita retino lie d n e m s litu peng meskipun a ik t e b ia d normal? hatannya jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker dan penyakit paru-paru kronik. • Ya tidak ium awal d a t s a m d a • P runan taja u n e p t a p terda an penglihat masukkan dalam kelompok penyakit tidak menular (PTM) dan merupakan salah satu dari empat PTM tertinggi yang berakibat pada kematian. Tiga penyakit lainnya adalah penyakit Retinopati Diabetika Retinopati Diabetika adalah sebuah keadaan dimana terdapat perubahan retina yang disebabkan oleh Diabetes. Retinopati Diabetika adalah salah satu penyebab utama kebutaan dan penderita diabetes 25 kali lebih besar kemungkinan terjadinya kebutaan dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes. Wisconsin Epidemiologic Study of Diabetic Retinopathy (WESDR) meneliti prevalensi DR. Pada penelitian ini didapatkan pada grup diabetes pada golongan usia kurang dari 30 tahun atau menggunakan insulin didapatkan 71% terdapat Mengapa Harus Dideteksi Adanya Retinopati Diabetika? • Retinopati Diabetika adalah suatu kondisi kebutaan yang dapat dicegah (preventable blindness). • Penyebab kebutaan pada Retinopati Diabetika antara lain adanya Makulopati Diabetik, Perdarahan Vitreous, Ablatio Retina Traksional, dan Glaukoma. • Pengobatan Retinopati Diabetika tidak ada satupun yang sifatnya menyembuhkan, tetapi untuk mencegah perburukan penyakit, karena itu deteksi dini sangat penting. BM Media Non Proliferative Diabetic Retinopati Diabetic Retinopathy, Prevalensi berkisar 2% pada penderita yang telah menderita DM kurang dari 2 tahun, dan 98% pada penderita yang telah menderita DM lebih dari 15 tahun atau lebih. Pada kelompok usia diatas 30 tahun didapatkan 39% menderita DR yaitu pada kelompok tanpa terapi insulin dan 70% pada kelompok dengan terapi insulin. Pada kelompok ini prevalensi DR berkisar 20% pada pasien yang telah menderita DM kurang dari 2 tahun, dan lebih dari 60% pada penderita yang telah menderita 15 tahun atau lebih. dr. Nanda Lessi Hafri Eka Putri Spm Dokter Spesialis Mata RSUD CIAWI Sebaiknya pasien dengan Diabetes Mellitus menjalani pemeriksaan lengkap oleh dokter mata. Dalam pemeriksaan, mata pasien akan ditetes obat untuk melebarkan pupil, sehingga memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam bola mata untuk mengamati retina, vitreous dan saraf optik. Proliferative Diabetic Retinopati dengan Perdarahan Vitreous edisi 2 | 2016 27 kolom Bagaimana Mengetahui Bahwa Saya Menderita Retinopati Diabetika? Sebaiknya pasien dengan Diabetes Mellitus menjalani pemeriksaan lengkap oleh dokter mata. Dalam pemeriksaan, mata pasien akan ditetes obat untuk melebarkan pupil, sehingga memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam bola mata untuk mengamati retina, vitreous dan saraf optik. Apabila ditemukan Retinopati Diabetika, dokter akan menginstruksikan dibuatnya foto berwarna retina (foto fundus) yang umumnya disertai pula dengan beberapa pemeriksaan lainnya seperti FFA, OCT, USG,dll). Pemeriksaan-pemeriksaan ini penting untuk menentukan terapi. Bagaimana Pengobatan Retinopati Diabetika? BM Media • Kontrol Diabetes Mellitus Terapi terbaik adalah mencegah timbulnya Retinopati Diabetika. Sejak dinyatakan seseorang menderita Diabetes Mellitus maka pengontrolan gula darah, tekanan darah, dan kolesterol sangat penting dilakukan. Selain itu usaha lain yang dapat dilakukan adalah mengatur pola makan, olahraga, dan penggunaan obat diabetes secara teratur. • Skrining Dini Sangat penting dilakukan skrining/pemeriksaan mata secara lengkap pada penderita Diabetes Mellitus. Pada DM tipe 1 (diderita pada usia muda atau memerlukan insulin) pemeriksaan ini harus dilakukan dalam waktu 35 tahun setelah diagnosis ditegakkan, selanjutnya pemeriksaan berkala sesuai kondisi yang ada. Pada DM tipe 2 (diderita pada 28 edisi 2 | 2016 usia > 30 tahun), maka skrining mata harus dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan, selanjutnya pemeriksaan berkala sesuai stadium penyakitnya. • Laser Photokoagulasi Terapi utama Retinopati Diabetika adalah laser fotokoagulasi, tujuannya adalah untuk menutup pembuluh darah yang bocor dan/atau ditujukan ke daerah retina yang sudah tidak mendapat suplai darah dengan baik guna mencegah pembentukan pembuluh darah baru di retina. Tindakan ini dilakukan secara bertahap atau berulangkali. Seseorang dengan Diabetes Mellitus disertai katarak, masih tetap bisa menjalani operasi katarak, dengan syarat, gula darah, dan tekanan darahnya sudah terkontrol baik sebelumnya. • Vitrectomy Pada kondisi Retinopati Diabetika yang berat misalnya terdapat perdarahan vitreous atau ablasio retina traksional diperlukan tindakan bedah mikro vitrektomy yang dikombinasikan dengan berbagai tindakan bedah mikro yang canggih. Dalam tindakan ini perdarahan retina dievakuasi, selaput di permukaan retina yang menyebabkan ablasio retina dapat dibebaskan dan retina yang terlepas ditempelkan kembali ke dinding dalam bola mata. • Terapi Lain Saat ini sudah berkembang obatobatan yang dapat membantu pada kasus Retinopati Diabetika. Terapi ini adalah injeksi obatobatan ke dalam bola mata. • Tujuan Terapi Secara umum keberhasilan terapi sangat bergantung pada deteksi dan pengobatan dini. Pada dasarnya, pengobatan Retinopati Diabetika bukanlah untuk menyembuhkan, tetapi untuk mencegah perburukan penyakit, mencegah penderita dari gangguan penglihatan berat dan kebutaan. Katarak Selain Retinopati Diabetika, dapat juga ditemukan timbulnya Katarak, Glaukoma, Gangguan Syaraf kranial , gangguan refraksi, abnormalitas kornea, dan lain-lain. Katarak adalah suatu kondisi dimana lensa mata menjadi keruh, sehingga cahaya tidak dapat/ terhalang masuk ke dalam bola mata dan terhalang untuk sampai ke retina. Pada keadaan tersebut maka katarak memerlukan tindakan operasi untuk membuangnya. Seseorang dengan Diabetes Mellitus disertai katarak, masih tetap bisa menjalani operasi katarak, dengan syarat, gula darah, dan tekanan darahnya sudah terkontrol baik sebelumnya. Pemeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan pada pasien katarak dengan DM termasuk pemeriksaan retina mata. Apabila sudah didapatkan Retinopati Diabetika maka akan ditentukan apakah harus dilakukan penanganan dulu untuk keadaan Retinopati nya atau dilakukan operasi katarak terlebih BM Media Katarak Retinopati diabetic dengan Ablasio Retina Traksional dahulu baru dilanjutkan dengan penanganan untuk retinanya. Teknik operasi katarak yang biasa digunakan adalah Ekstraksi katarak Ekstra Kapsular, yaitu lensa mata dikeluarkan dari kapsulnya kemudian dibersihkan dan dipasang lensa tanam setelahnya. Lensa tersebut dapat dikeluarkan melalui insisi pada limbus (ECCE), atau insisi sclera (SICS/manual Phako) dan Phakoemulsifikasi. Phakoemulsifikasi adalah teknik operasi katarak yang paling maju. Irisan dibuat pada bagian kornea dengan ukuran sangat kecil, sekitar 3 mm, kemudian dengan getaran ultrasonic lensa akan dikeluarkan. Teknik operasi katarak yang biasa digunakan adalah Ekstraksi katarak Ekstra Kapsular, yaitu lensa mata dikeluarkan dari kapsulnya kemudian dibersihkan dan dipasang lensa tanam setelahnya. Apa Saja Fasilitas Yang Sudah Dimiliki Rsud Ciawi? Saat ini RSUD Ciawi selalu melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, di antaranya melengkapi berbagai sarana dan alat kedokteran canggih. Untuk bagian mata, saat ini RSUD Ciawi telah memiliki klinik sub spesialis retina yang dilengkapi berbagai alat untuk dapat melakukan skrining, maupun pengobatan untuk kasus-kasus mata umumnya dan kasus-kasus Retina khususnya, seperti Foto Fundus, FFA, Laser, USG, mesin Phakoemulsifikasi dan mesin Vitrectomy. Sehingga kasus-kasus Retina seperti Retinopati Diabetika, Ablasio Retina (Retina lepas), Perdarahan Vitreous, atau kasuskasus retina lainnya, sudah dapat dikerjakan di RSUD Ciawi. Untuk kasus katarak, sekarang juga sudah dapat dilakukan dengan teknik bedah yang lebih canggih yaitu Phakoemulsifikasi. *** Setelah itu sebuah lensa tanam akan dimasukkan melalui irisan yang kecil tersebut. Irisan kecil tersebut akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan jahitan dan kenyamanan pasca bedah cukup baik, sehingga pasien tidak merasa telah menjalani operasi, sehingga dapat cepat kembali mengerjakan aktivitas sehari-harinya. edisi 2 | 2016 29 solusi RSUD Ciawi Menyediakan Fasilitas ESWL Meski bukan hal baru, hadirnya fasilitas ESWL di RSUD Ciawi semakin menunjukkan kalau rumah sakit ini terus mengembangkan pelayanan dan fasilitasnya demi kesehatan terbaik bagi masyarakat. I stilah Urologi sepertinya masih terasa asing di telinga masyarakat Indonesia. Secara umum, Urologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari dan menangani kelainan/penyakit pada sistem saluran kemih (termasuk ginjal, ureter, kantong kencing, uretra) pada pria dan wanita, dan sistem reproduksi pria (termasuk prostat, testis, dan saluran sperma). Selain itu, urologi juga mempelajari penanganan penyakit pada kelenjar anak ginjal, khususnya berkaitan dengan tumor pada organ tersebut. Kasus-kasus yang ditangani dokter spesialis urologi sebenarnya banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, meliputi: batu, tumor, infeksi, trauma pada saluran kencing (seperti batu ginjal atau batu kantong kencing) dan organ reproduksi pria (penis, biji kemaluan, dan saluran air mani), termasuk juga pembesaran prostat. Pengobatan batu saluran kencing saat ini pun sudah mengalami banyak kemajuan. Dahulu pengo- BM Media 30 edisi 2 | 2016 batan batu saluran kencing dilakukan dengan pembedahan yang menggunakan pisau. Saat ini telah dikembangkan berbagai macam tekhnik pembedahan tanpa sayatan atau dengan sayatan minimal. Tekhnik pembedahan tanpa sayatan meliputi tekhnik ESWL (Extra Corporeal Shock Wave Lithotripsy) dan endoskopik. Tehnik pembedahan dengan sayatan minimal meliputi PCNL (percutaneous nephrolithotripsy) dan laparoskopik. Dokter spesialis urologi akan menentukan tindakan mana yang terbaik untuk masing-masing pasien, tergantung pada letak, ukuran, komposisi, jumlah batu, dan kondisi medis lain yang menyertai. Pada tekhnik ESWL, prinsip kerjanya batu dipecahkan dengan menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh, tanpa adanya sayatan BM Media dr. Yulfitra Soni, Sp.U Prinsip kerjanya batu dipecahkan dengan menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh, tanpa adanya sayatan atau alat yang masuk ke dalam tubuh pasien. atau alat yang masuk ke dalam tubuh pasien. Pelayanan ESWL, juga akan dikembangkan di RSUD Ciawi. “Sebenarnya ESWL bukan teknik baru tapi sudah lama, hanya saja saat ini baru akan dikembangkan disini,” ujar dr. Yulfitra Soni, Sp.U Dengan alat ini, sebagian besar pasien tidak perlu dibius, hanya diberi obat penangkal nyeri. Pasien akan berbaring di suatu alat dan akan dikenakan gelombang kejut untuk memecahkan batunya Bahkan pada ESWL generasi terakhir pasien bisa dioperasi dari ruangan terpisah. Jadi, begitu lokasi ginjal sudah ditemukan, dokter hanya menekan tombol dan ESWL di ruang operasi akan bergerak. Posisi pasien sendiri bisa telentang atau telungkup sesuai posisi batu ginjal. Batu ginjal yang sudah pecah akan keluar ber- sama air seni. Biasanya pasien tidak perlu dirawat dan dapat langsung pulang. “Tapi tetap saja siapa yang menjamin kalau batu yang sudah keluar itu tidak muncul lagi,” kata Yulfitra. Lalu , katanya, siapa pula yang menjamin kalau batu yang hancur tadi langsung keluar semua atau masih ada yang tersisa. “Semua itu akan sangat bergantung dengan indikasi yang ditunjukkan setelah menggunakan teknik ESWL tersebut,” tambahnya. Penggunaan ESWL yang efektif lanjut Yulfitra, ada syaratnya. Yaitu, batunya hanya satu, ukurannya kecil, posisinya di saluran ginjal. “Kalau batunya besar dan banyak maka tidak efektif menggunaan ESWL. Makanya penggunaan ESWL itu ada syaratnya,” tandas Yulfitra.*** edisi 2 | 2016 31 solusi Phaco Emulsifikasi Bedah Mata Minim Sayatan Operasi katarak tidak menakutkan lagi setelah munculnya teknik Phaco Emulsifikasi. Operasi menjadi cepat, mudah, aman dan tanpa jahitan H ampir bisa dipastikan, setiap Senin dan Kamis, sejak pagi hingga menjelang petang, pasien Poli Kesehatan Mata di RSUD Ciawi, selalu kebanjiran pasien. Rata-rata didominasi para pasien yang usianya sudah lanjut. Kebanyakan di antara pasien tersebut mengeluh pandangannya kabur atau buram. BM Media 32 edisi 2 | 2016 Diakui dr. Nanda Lessi Hafri Eka Putri Spm, kebanyakan pasien Poli Mata di RSUD Ciawi mengalami katarak. Dan biasanya untuk melakukan pemeriksaan membutuhkan waktu tidak sedikit.”Untuk pemeriksaan saja, satu orang pasien membutuhkan waktu minimal 30 menit, kadang-kadang lebih. Sehingga inilah membawa kesan antriannya cukup banyak,” tandas wanita berhijab tersebut. Katarak adalah lensa mata yang menjadi keruh, sehingga cahaya tidak dapat menembusnya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total. Dalam perkembangannya katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan pengerasan lensa, memengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih awal dari yang lain. Beberapa gejala umum Katarak antara lain: Pandangan kabur yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata atau ukuran kacamata yang sering berubah. Warna-warna tampak kusam. Susah melihat di tempat yang terang akibat silau. Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari. Diakui Nanda, sampai saat ini BM Media Phaco Emulsifikasi adalah operasi pengangkatan katarak modern dengan menggunakan alat phaco emulsifikasi menyebabkan penderita menderita miopi, berwarna kuning menjadi coklat/putih secara bertahap dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan dan berpotensi membutakan jika katarak terlalu tebal. Kondisi ini biasanya kasi. Fasilitas pelayanan ini juga dikembangkan di RSUD Ciawi. “Pola kerjanya dengan membuat sayatan kecil di kornea, sehingga operasi menjadi cepat, mudah, dan aman tanpa jahitan,” tandas Nanda. Yang dimaksud dengan Teknik Phaco Emulsifikasi adalah operasi pengangkatan katarak modern dengan menggunakan alat phaco emulsifikasi (awam disebut dengan laser) untuk melunakkan (emulsifikasi) dan mengeluarkan lensa katarak pada saat yang bersamaan. Setelah itu, lensa intra-okuler (IOL) yang dapat dilipat dimasukkan ke dalam mata. Setelah operasi, pasien dapat beraktifitas kembali tanpa penutup mata. Beberapa kelebihan dari operasi katarak dengan menggunakan teknik Phaco Emulsifikasi, menurut Nanda, sayatannya sangat kecil, lebih kurang 2,7 - 3 mm. Prosesnya pun cepat, hanya membutuhkan waktu kurag lebih 15 menit saja, tanpa jahitan. “Pasien juga dapat langsung pulang setelah operasi Perawatan dan pemulihan lebih cepat sekitar 2- 5 hari,” kata Nanda. Langkah ini juga dapat dilakukan pada semua tingkatan katarak. Mengurangi rasa nyeri, ngeres dan ketidaknyamanan setelah operasi. Dengan teknik operasi modern, Anda tidak perlu menginap di rumah sakit dan dapat segera kembali beraktifitas. * operasi katarak masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, maka operasi katarak tidak lagi menakutkan karena ada alat dengan teknologi modern yang membuat operasi katarak dapat dilakukan, yaitu dengan mengedepankan teknik Phaco Emulsifiedisi 2 | 2016 33 solusi Sekalipun bisa disebut sebagai pendatang ‘baru’ di Poli RSUD Ciawi, Poli Jantung tidak tertutup kemungkinan di tahun depan bakal mengedepankan layanan pemeriksaan kateterisasi. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan standar baku jantung dan akurasinya mendekati 100 persen. Membidik Fasilitas Kateterisasi Jantung P oli Jantung RSUD Ciawi menampung rujukan dari semua rumah sakit type D dan C. Jika tidak ada dokter jantung di type rumah sakit tersebut, pasiennya otomatis akan dirujuk ke rumah sakit yng beralamat di Jalan Raya Puncak No.479, Ciawi, Bogor, Jawa Barat ini. Makanya, jangan heran kalau per harinya jumlah pasien Poli Jantung RSUD Ciawi hampir mencapai 70-an orang per hari. Namun, untuk dapat memberikan pelayanan secara maksimal, pihak rumah sakit membatasi hingga hanya 50 pasien saja. “Khawatirnya, kalau tidak dibatasi kita menjadi tidak bisa konsentrasi lagi karena kelelahan,” tandas dr. Kornadi. Sp.Jp FIHA, spesialis Jantung RSUD Ciawi. Namun demikian, dengan 50 pasien per hari, Kornadi menjamin kalau pelayanan yang diberikan akan tetap maksimal, meskipun jam prakteknya yang mulai dari pukul 09.00 Wib baru bisa selesai pada pukul 14.30 Wib. BM Media 34 edisi 2 | 2016 Untuk fasilitas penyakit jantung di RSUD Ciawi, diakui Kornadi, sudah sangat memadai. Disini ada treatmill, holter dan echo untuk fasilitas pemeriksaan standar . “Mungkin tahun depan kita mengarah untuk menyediakan fasilitas katerisasi jantung,” tambahnya semangat. Seperti diketahui, kateterisasi jantung merupakan suatu tindakan untuk menegakkan diagnosis dan mengobati beberapa kondisi jantung beserta pembuluh darah. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan standar baku untuk diagnosis penyakit jantung koroner. Tingkat akurasi pemeriksaan ini dalam mendiagnosis penyakit jantung koroner merupakan yang tertinggi dibanding pemeriksaan lainnya. Boleh dikatakan mendekati 100%. Pemeriksaan kateterisasi jantung sangat sederhana. Kateter, semacam slang kecil berukuran diameter sekitar 2 mm, dimasukkan sampai ke pangkal pembuluh koroner. Melalui kateter ini kemudian disuntikkan zat kontras sehinggga pembuluh koroner dapat terlihat ada pasien yang datang kondisi mendapat serangan jantung koroner. Disinilah pentingnya peran medical check up, karena biasanya ada penyakit yang datang tanpa dirasakan sebelumnya oleh pasien. *** Kalau per harinya jumlah pasien Poli Jantung RSUD Ciawi hampir mencapai 70-an orang per hari. dr. Kornadi. Sp.Jp FIHA dan dibuat film dengan menggunakan sinar X. Jika ada penyempitan atau penyumbatan pembuluh koroner, akan nampak dalam film. Tujuan utama pemeriksaan ini adalah untuk diagnosis pasti penyakit jantung koroner. Semua pemeriksaan lainnya seperti EKG, tes Treadmil, atau CT scan jantung, harus dikonfirmasi dengan kateterisasi jantung untuk memastikan ada tidaknya penyempitan koroner, berat ringannya penyempitan, dan lokasi penyempitan. Tindakan pemasangan stent atau PCI (Percutaneous Coronary Intervention) dan bedah bypass koroner atau CABG (Coronary Artery Bypass Grafting) mutlak harus berdasarkan hasil pemeriksaan kateterisasi jantung. Kateterisasi jantung tidak hanya untuk melihat pembuluh koroner. Kateterisasi jantung juga dapat memeriksa tekanan dan saturasi oksigen ruang-ruang jantung dan pembuluh darah besar (aorta, paru, dan vena kava). Pemeriksaan ini bertujuan untuk diagnostik dan persiapan tindakan lebih lanjut pada BM Media penyakit-penyakit jantung bawaan dan katup jantung tertentu. Ditambahkan Kornadi, kebanyakan pasien yang datang kesini sudah memasuki fase-fase akhir penyakitnya. Keluhannya sudah dalam keadaan sesak dan sebagainya. Selain itu, juga edisi 2 | 2016 35 solusi W aktu itu, Abdulrahman merupakan pasien terakhir di Poli THT RSUD Ciawi. Remaja berusia 11 tahun tersebut datang bersama ibunya, Suryana (sebut saja begitu). Ketika ditanya keluhan putranya oleh dr. Tenty Sp THT-kL, M.Kes, Suryana menjawab kalau putra kesayangannya itu, mengeluh sering pusing, terkadang jari-jarinya kaku tidak bisa digerakkan dan menggigil. Belum sempat Tenty melontarkan pertanyaan lebih lanjut, Suryana langsung menyodorkan hasil rontgen Abdulrahman. Meski agak sempat bingung, Tenty pun cermat mengamati rontgen tersebut. Dari hasil pengamatannya ternyata Abdulrahman tidak mengalami gangguan, baik di telinga, maupun tenggorokan. BM Media Pentingnya Menjaga Kebersihan Telinga Infeksi gendang telinga atau yang biasa disebut congek itu bila dibiarkan dapat berakibat fatal. Sekitar 60 persen penderita congek di Indonesia hanya bisa ditolong dengan operasi. 36 edisi 2 | 2016 BM Media Untuk memastikan ada tidaknya gangguan THT, Tenty juga menganalisa Abdulrahman secara langsung.Hasilnya juga nihil, hanya telinga bocah gempal tersebut agak kotor. “Nggak ada apa-apa kok, hanya telinga saja yang kotor,” ucap Tenty. Namun Suryana seperti tak puas dengan jawaban itu. Dia kembali mengulang keluhan yang kerap dialami putranya itu. Tenty pun tidak bisa berbuat banyak, dia hanya merekomendasikan Abdulrahman untuk kembali diperiksakan ke dokter umum atau ahli syaraf. Keluhan pasien yang disampaikan kepada Tenty memang tidak memiliki korelasi langsung dengan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang dokter spesialis THT. Perhatian Tenty lebih tertuju terhadap analisa kebersihan telinga Abdulrahman. Gambaran itu mewakili satu dari sekian banyak contoh keluhan pasien yang mendatangi Poli THT RSUD Ciawi. “Kebanyakan dari mereka mengalami telinga yang kotor atau biasa disini disebut congekan,” sergah Tenty. Infeksi gendang telinga atau yang biasa disebut congek itu bila dibiarkan, ternyata dapat mengakibatkan kematian. Sekitar 60 persen penderita congek di Indonesia hanya bisa ditolong dengan operasi. Jadi jangan remehkan penyakit congek. Penyakit telinga berair (otitis media supuratif kronis) ini ternyata bukan hanya sekadar mengganggu pendengaran. Congek yang kronis bisa pula mengundang maut. Penyebabnya bisa berbagai macam. Pada anak-anak yang menetek susu ibu sambil berbaring, sementara ibunya pun berbaring, kupingnya sering terserang infeksi. Soalnya, bisa saja tanpa disadari air susu ibu mengalir ke lubang telinga si bayi. Genangan susu itu akhirnya mengundang hadirnya kuman dan menyebabkan gendang telinga terserang infeksi. Kaum dewasa pun bisa terserang congek bila tak awas dalam memperlakukan indra pendengaran mereka, misalnya mengorek-ngorek telinga terlalu dalam hingga gendang kuping pecah. Namun, anak-anak memang lebih mudah menderita congek. Penyebabnya, hubungan hidung, telinga, dan tenggorokan yang biasa disebut tuba eustachii pada anakanak berbeda dengan orang dewasa. Untuk menghindari penyakit tersebut, menurut Tenty tidak lain hanya dengan menjaga kebersihan telinga. “ Jangan suka dibersihkan dengan cutton bud karena akan mendorong kotoran telinga masuk ke dalam. Diamkan saja, nanti akan keluar sendiri atau langkah yang paling ampuh biasakan memeriksakan telinga ke dokter THT,” ujar Tenty. Contoh masyarakat Singapura, tambahnya, rutin datang ke spesialis THT untuk membersihkan telinga merupakan ritual wajib dilakukan dan sangatlah lumrah, sehingga kesehatan benar-benar terjaga.*** edisi 2 | 2016 37 info medis Mengenal Skabies Wilayah yang banyak didominasi aktivitas pesantren, asrama atau kegiatan bersama lainnya, punya potensi mendapat serangan penularan Skabies lebih besar. Mau tahu seperti apa penularanya? seperti asrama atau pesantren,” tambahnya. Maka dari itu, jika Anda terjangit penyakit ini jangan pernah untuk menundanya, segera periksakan ke dokter. Mengapa ? Karena, lanjut dr. Gina, rasa gatal yang meningkat terutama pada malam hari dapat membuat pasien sulit tidur. Kemudian, jika terkena pada anak sekolah, rasa gatal dapat menyebabkan K etika disodori pertanyaan jenis penyakit kulit apa yang mendominasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi, dr. Gina Triana Sutedja, SpKK spontan melontarkan jawaban, Skabies. Mengapa penyakit ini lebih mendominasi? Alasannya karena di wilayah Kabupaten Bogor begitu banyak pesantren atau asrama. Pesantren atau asrama, biasanya menjadi pusat penyebaran paling mudah dan cepat bagi penyakit yang nama lainnya, gudik atau kudis ini karena di pesantren lebih sering melakukan kegiatan bersama-sama dalam satu tempat, seperti seperti olah raga, tidur, makan dan lain sebagainya. “Faktornya lebih penting sih ke arah kebersihan. Begitu satu orang ada yang tertular, maka Skabies ini akan menyebar secara cepat,” tandas dr. Gina Triana. Penyakit menular yang timbul akibat infestasi kutu “Sarcoptes Scabei” itu mudah sekali menular. Terutama, kontak langsung kulit dengan kulit. Kemudian, kontak antara kulit dengan pakaian yang sudah terkontaminasi kutu dan kontak antara kulit dengan perabotan rumah tangga (kasur dan perlengkapan tidur lainnya, karpet, BM Media 38 edisi 2 | 2016 dr. Gina Triana Sutedja, SpKK kursi) yang sudah terkontaminasi kutu. Siklus hidupnya cukup unik, kutu yang berukuran sangat kecil (0,3 0,45 mm) akan masuk kedalam kulit untuk tumbuh dan berkembang. Gejala utamanya, lanjut dr. Gina, sangat mudah dikenali, rasa gatal pada hampir seluruh tubuh terutama pada daerah predileksi, yang bertambah gatal pada malam hari. Sasarannya, tidak hanya satu orang tetapi lebih dari itu (teman satu kamar atau anggota keluarga lain yang tinggal serumah).”Risiko penularannya akan meningkat pada lingkungan yang padat, contohnya sulitnya berkonsentrasi saat sekolah maupun saat belajar dirumah. Bekas garukan yang terinfeksi dapat menimbulkan borok yang dapat disertai dengan demam.”Penyakit ini mudah menular, jika tidak segera diobati maka akan semakin banyak orang yang tertular dan membuat pengobatan menjadi lebih sulit,” tandasnya. Makanya, jika terindikasi penyakit ini segera bawa ke dokter agar bisa dipastikan apakah benar Anda terkena Skabies. Jika benar, biasanya dokter akan memberikan salep anti kutu dan obat penahan rasa gatal. “Cara penggunaan salep anti kutu Rasa gatal bisa disertai dengan kelainan kulit ataupun tidak. Kelainan kulit yang biasanya menyertai adalah bercak merah / beruntus merah. Karena sangat gatal pasien cenderung menggaruk sehingga menimbulkan lecet, keropeng, dan bekas kehitaman Luka garukan yang terinfeksi bakteri, dapat berkembang menjadi beruntus berisi nanah dan borok Siklus hidup kutu “Sarcoptes Scabei” pada kulit BM Media berbeda-beda tergantung obat yang diberikan oleh dokter,” tandasnya lagi. Inti pengobatan skabies adalah memutus rantai penularan, yaitu dengan cara, mengobati penderita beserta orang-orang yang kontak erat dengan penderita, secara bersamaan di waktu yang sama (diobati dengan obat anti kutu sesuai dengan anjuran dokter). Kemudian, mencuci seluruh pakaian dan peralatan rumah tangga lain yang dapat menjadi sumber penularan menggunakan air panas. (untuk peralatan rumah tangga yang tidak dapat dicuci harus dijemur di bawah matahari). *** Penyakit ini mudah menular, jika tidak segera diobati maka akan semakin banyak orang yang tertular dan membuat peng-obatan menjadi lebih sulit edisi 2 | 2016 39 BM info medis Tim Forensik yang Jadi Andalan bagi asuransi dan segala macam, terutama korban yang masih hidup.” Yang jadi masalah dalam satu kabupaten rumah sakit yang melayani forensik hanya di RSUD Ciawi. Dan tenaga forensiknya pun masih sangat minim sekali,” ujar dr. Iarnad SpF. Sebab, ujar Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Ciawi itu, wilayah Cianjur, Depok, Sukabumi dan sejumlah wilayah lainnya, untuk pelayanan forensiknya tetap mengandalkan RSUD Ciawi. Meski dirasakan masih minim sarana penunjang dan sumber daya manusianya, Tim Forensik RSUD Ciawi tetap berupaya memberikan Media pelayanan maksimal. Eksistensinya pun jadi andalan bagi rumah sakit rujukan lainnya. M ungkin dalam benak kebanyakan orang, tim forensik sebuah rumah sakit hanya mengurusi mayat korban pembunuhan atau kecelakaan saja. Padahal, tidak demikian. Ada juga pelayanan untuk orang hidup. Di RSUD Ciawi dan rumah sakit lainnya disebut forensik klinik. Misalnya untuk kasus-kasus penganiayaan, perkosaan atau kasus kejahatan seksual lainnya. Selain itu, ada kasus kecelakaan lalu lintas, sebab dalam sebuah tragedi kecelakaan ada korban meninggal dan hidup. Pemeriksaan Forensik untuk kasus kecelakaan biasanya ditujukan 40 edisi 2 | 2016 dr. Iarnad SpF, bersama staf Belum lagi lokasi RSUD Ciawi sangat dekat dengan daerah rawan kecelakaan, seperti Tol Jagorawi, kawasan wisata puncak. Di wilayah Puncak yang kini banyak ditinggali oleh orang-orang berkebangsaan Arab Saudi, kerap menimbulkan masalah. “Kalau mereka tertimpa musibah kecelakaan atau penganiayaan, pasti larinya ke RSUD Ciawi,” tandas Ketua Komite Etik dan Hukum RSUD Ciawi tersebut. Dan kalau membuat visum untuk warga negara asing, pelayanan visumnya juga kelas internasional. Artinya hasil pemeriksaan Tim Forensik di RSUD Ciawi dijadikan dasar laporan. Meskipun begitu banyak tugas dan tanggungjawab yang dihadapi, diakui Iarnad, sumber daya Tim Forensik masih jauh dari harapan. Namun begitu, upaya untuk bisa memberikan pelayanan terbaik tetap bisa dilaksanakan. Sebab dasarnya semua karyawan Tim BM Media Forensik ini bekerja dengan senang hati dan sukarela, bahkan sering jam kerjanya lebih dari batas yang ditentukan. "Kalau mau menambah SDM di tim ini tidak bisa sembarangan. Belum tentu ada yang berani menjaga mayat sendirian,” ujarnya sambil tersenyum. Hal ini menandakan Tim Forensik ini bukan orang sembarangan, minimal harus memiliki keberanian yang luar biasa, karena akan berhadapan langsung dengan hal-hal yang tidak lazim, seperti memandikan mayat yang sudah membusuk atau korban kecelakaan, itu memang tidak mudah, butuh keberanian khusus. “Tapi kedepan kalau sarana pra sarananya sudah lebih memadai, teman-teman yang satu profesi dengan saya mungkin ada yang mau. Karna daya jualnya bagus, dekat dengan Jakarta.” Selain SDM, fasilitas penunjang Tim Forensik ini juga masih kurang mendukung. Forensik ukan hanya memeriksa mayat atau pemeriksaan kasus-kasus penganiayaan saja, tapi juga harus ditunjang dengan sarana penunjangnya. Misalnya, laboratorium. Kemudian patologianatominya juga harus disediakan, begitu juga dengan laboratorium anotominya. “Kita kan belum punya,” sergah Ketua Sub Komite Etik & Disiplin Komite Medik tersebut. Forensik untuk yang dasar sekali masih bisa dilaksanakan oleh Tim, tapi kalau sifatya sudah detail seperti laboratorium atau DNA, beum bisa kita laksanakan.*** Tim Forensik ini bukan orang sembarangan, minimal harus memiliki keberanian yang luar biasa, karena akan berhadapan langsung dengan hal-hal yang tidak lazim. edisi 2 | 2016 41 BM sehat bugar Medical Check Up Olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan yang sehat belum tentu menjamin seseorang terbebas dari penyakit, disinilah pentingnya Media melaksanakan medical checkup. 42 edisi 2 | 2016 Kesadaran Dini Melawan Penyakit K ehidupan masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota metropolitan saat ini tengah memperlihatkan adanya pergeseran ke arah gaya hidup sehat. Banyak masyarakat mulai memperhatikan keseimbangan hidup di antaranya dengan asupan makanan yang seimbang dan bergizi, olahraga rutin, relaksasi, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta menjaga kadar stres. Kesadaran masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat pun sudah terlihat dengan maraknya kegiatan-kegiatan olahraga massal yang digandrungi dan diikuti masyarakat metropolitan terutama untuk menghabiskan waktu senggang dengan kegiatan berkualitas, disamping itu bermunculannya tempat makan yang mengusung konsep sehat pun mendukung terjadinya pergeseran gaya hidup tersebut. Meskipun gaya hidup sehat telah menjadi pilihan mayoritas masyarakat modern namun masih sebatas hanya menjaga kebugaran semata, belum kepada kesadaran untuk pencegahan terhadap munculnya suatu penyakit tertentu dan terkadang beberapa penyakit timbul karena tidak pekanya masyarakat terhadap kondisi tubuhnya, meskipun secara rutin menjaga pola makan dan hidup sehat. Diakui Melanie Putria, Putri Indonesia 2002, olah raga dan makan teratur belumlah cukup. Semua akan terasa lebih lengkap dan aman setelah rutin memeriksakan kesehatan atau medical check up. “Awalnya, saya tidak peduli dengan pemeriksaan kesehatan atau apalah, yang penting rajin olah raga dan makan-makanan sehat sudah cukup,” tambah Melanie. Namun demikian, wanita yang sebelumnya benci dengan olah raga itu mendapat kabar kalau ada seorang teman yang rajin berolahraga dan selalu mengkonsumsi makanan sehat kena serangan jantung dan akhirnya meninggal dunia.”Dari situ saya jadi berpikir ternyata disinilah pentingnya kita memeriksakan kesehatan. Olah raga teratur dan sering mengkonsumsi makanan sehat, belum jaminan bahwa kita benarbenar sehat,” ujarnya serius. BM Media Ada penyakit yang tidak menampakkan gejalanya di awal, tetapi ketika terdeteksi sudah dalam tingkatan yang parah. “Oleh karena itulah pentingnya mendeteksi kesehatan secara rutin, karena seseorang tidak tahu kapan datangnya penyakit,” ujar Direktur RSUD Ciawi drg. Hesti Iswandari, M.Kes. Pemeriksaan kesehatan atau medical check up (MCU) adalah suatu rangkaian uji kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh dengan tujuan untuk megetahui kondisi kesehatan secara berkala. Instalasi MCU juga merupakan salah satu dari beberapa unit layanan yang ada yang ada di RSUD Ciawi. Instalasi MCU disini melayani berbagai macam klien, mulai dari instansi, perusahaan maupun perorangan yang memerlukan pemeriksaan kesehatan. Dilakukan oleh dokter umum yang sudah berpengalaman dalam penanganan pasien di rumah sakit. Instalasi ini buka selama 6 hari kerja untuk memberikan layanan. “Dalam hal ini kami mengutamakan kualitas pelayanan untuk menjaga kepercayaan klien serta menciptakan kerjasama yang baik, sehingga dapat memberikan kenyamanan kedua belah pihak,” tambah drg. Hesti. Dengan konsep One Stop Service dimana semua pemeriksaan terdapat dalam satu area mulai dari pemeriksaan dokter berbagai spesialisasi dan pemeriksaan penunjang media dimana hasil pemeriksaan dapat diketahui dengan cepat dan segara bisa dirujuk ke dokter spesialis/subspesialis jika diperlukan. Banyak manfaat yang diperoleh jika rutin melakukan MCU, di antaranya, mencegah penyakit yang terdeteksi tidak berlanjut, meningkatkan kualitas hidup, mencegah berkembangya penyakit, memperpanjang usia produktif, menghemat biaya pengobatan, mencegah atau menunda komplikasi penyakit. Di RSUD Ciawi, pemeriksaan penunjang yang dimiliki MCU antara lain, x-ray thorax, ultrasonografi (USG), CT-scan, elektrokardiografi (EKG), spirometri, treadmill dan laboratorium. drg.Hesti menyarankan, lebih baik membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan. Disamping itu sebelum melakukan pmeriksaan MCU diminta untuk berpuasa selama 10 jam sebelum pemeriksaan dimulai dan hanya diperbolehkan minum air putih. *** edisi 2 | 2016 43 sehat bugar Batuk Juga Ada Etikanya Batuk dan cuci tangan masih diangap persoalan sepele. Padahal, dari hal sepele inilah penyakit mudah dan cepat sekali menular. RSUD Ciawi konsisten menginformasikan dan mengedukasi masyarakat tentang hal tersebut dengan cara unik dan efektif. BM Media H ampir di semua pintu lift Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi ‘disulap’ sebagai sarana media informasi. Ini merupakan langkah yang unik dan efektif. Pintu lift dirasa sebagai media promo efektif karena selama pelayanan kesehatan berjalan, pintu-pintu lift itulah paling banyak digunakan, tidak hanya pelayan medis dan non medis, tapi termasuk di dalamnya pasien dan keluarganya. Makanya, RSUD memilih untuk menjadikannya sebagai media informasi dan edukasi kepada masyarakat, terutama untuk memberitahu tentang bagaimana bersikap batuk yang benar dan bagaimana mencuci tangan yang baik serta bebas dari kuman penyakit. 44 edisi 2 | 2016 Kalau merujuk pernyataan Direktur RSUD Ciawi, drg. Hesti Iswandari, M. Kes, informasi mengenai etika batuk sepenuhnya memang ditujukan bagi pasien dan keluarganya. Sebab selama ini masih banyak masyarakat yang belum paham betul tentang etika batuk yang benar dan tidak berdampak pada orang lain. Sejatinya, batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan meka-nisme pertahanan tubuh pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar reflek batuk sering terjadi, hal ini tentu saja fisiolgis atau normal. Tetapi efeknya menjadi tidak normal apabila tidak diketahui akibat yang ditimbulkan dari batuk yang dapat mengeluarkan spora dari mulut. Etika batuk ini perlu diketahui bersama, karena dari hal penularan yang terkecil kita ketahui dan pahami maka kita telah bertindak dalam proses pencegahan infeksi yang saat ini sedang digalakkan. Dahulu kebanyakan masyarakat me-ngenal atau terbiasa saat batuk menutup mulut dengan telapak atau kepalan tangan. Tujuannya baik tetapi belum tentu benar dan justru cara ini akan menjadi media penyebaran infeksi yang cepat. Dengan menutup telapak atau kepalan tangan tanpa sadar telah memindahkan bakteri dari telapak dan kepalan tangan kita ke orang lain melalui bersentuhan atau bersalaman. Secara standar yang benar etika batuk adalah dengan menutup mulut dengan tissu, tetapi terkadang kita tidak sadar saat kita reflek bersin atau batuk dimana dan kapan . Kita juga tidak selalu membawa atau memegang tissu saat reflek bersin atau batuk menyerang kita, sepertinya kalah cepat kejadian dengan penutupan dengan tissu bila tissu kita letakan dikantong atau ditas. Etika batuk yang benar dan aman adalah dengan menutup saat batuk dengan lengan atas kita, Hal ini juga yang sosialisasikan oleh team PPI (Pencegahan dan Pengen-dalian Infeksi) Indonesia. Mungkin ini tidak biasa dilakukan tetapi ini meminimalkan proses transmisi bakteri ke orang lain dan lingkungan. Rasionalnya tindakan menutup batuk dengan lengan atas, adalah bahwa lengan atas jarang atau bahkan tidak dominan kontak dengan orang lain. Bila menutup dengan telapak tangan langsung kita tahu bahwa telapak tangan adalah dominan menyentuh, memegang bahkan bersalaman dengan orang lain. Meskipun kita tidak sakit tetapi flora normal yang keluar akan berubah menjadi tidak normal dan akan membuat proses kolonisasi kemudian bisa menjadi infeksi. Selain itu, kalau sedang batuk usahkan menggunakan masker, cara ini juga dipandag lebih aman dan tidak mudah menyebarkan virus kepada orang lain. Kalau terpaksa batuk menggunakan tissue, karena kebetulan sedang di tangan, tissue tersebut harus dibuang ke tempat sampah yang tertutup rapat. Setelah itu, dibiasakan mencuci tangan dengan sabun atau cairan khusus pembersih tangan (aseptic gel) yang biasanya tersedia di sudut-sudut ruangan rumah sakit. Bicara soal soal cuci tangan, kegiatan ini juga salah satu informasi yang diprogramkan dalam informasi dan edukasi di RSUD Ciawi. Targetnya tidak hanya pasien dan keluarga tetapi juga seluruh karyawan rumah sakit, baik medis maupun non medis. “Alasannya karena teryata masih ada karyawan disini yang belum menyadari pentingnya mencuci tangan. Kita sebagai pelayan kesehatan sudah semestinya sadar akan hal itu (mencuci tangan) karena bersinggungan langsung dengan pasen dan sumber penyakit,” tegas drg. Hesti Iswandari. Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih.Tujuannya menghilangkan mikro-organisme sebanyak mungkin. Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama terinfeksinya penyakit menular, terutama di rumah-rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan BM Media lainnya. Penyebaran mikroorga-nisme ini diakui sebagai kontributor penting timbulnya wabah penyakit Untuk itu ada enam langkah mencuci tangan dengan baik dan benar yang disosialisasikan rumah sakit. Pertama, basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut. Kedua, usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian. Ketiga, jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih. Keempat, bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan. Kelima, gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian. Keenam, letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan .Bersihkan kedua perge-langan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu. Ayo, biasakan hidup bersih dan selalu wasada terhadap menjangkitnya berbagai kuman agar kita senantiasa selalu sehat, karena sehat itu amatlah mahal harga-nya.*** edisi 2 | 2016 45 GALERI BM Media dari kami dengan sepenuh hati 46 edisi 2 | 2016 BM Media "Pelayanan terbaik hanya dapat terwujud jika mata hati kita sebagai pelayan terbuka lebar dan diterapkan dalam keseharian" edisi 2 | 2016 47 BM Media Menuju Rumah Sakit berstandar internasional RSUD Ciawi Menyediakan Fasilitas ESWL Lebih Akrab dengan Batik Pelayanan Maksimal Jadi Prioritas Up k ec l Chan Dini it a c i Med adar Penyak Kes wan Mela