SIMULASI ALIRAN DAYA DAN SITEM PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA PT WIRE ROD MILL M.Azamul Faiz Dinul Haq K1, Ir. Bambang Winardi2 1 Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email : [email protected]@gmail.com Abstrak Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan operasi normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan studi aliran daya dapat mengetahui tegangantegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik magnitude maupun sudut fasa tegangan, daya aktif dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam system, kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batasbatas yang ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan. Untuk menyelesaikan studi aliran daya, metode yang sering digunakan adalah metode Gauss-Seidel dan metode Newton Raphson. Metode Newton Raphson lebih cepat mencapai nilai konvergen sehingga proses iterasi yang berlangsung lebih sedikit. Pada Laporan kerja praktek ini, penulis akan membahas tentang simulasi aliran daya pada PT Wire Rood Mill dengan menggunaka software ETAP 7.0. Adapun metode aliran daya yang digunakan adalah metode newtonraphson. Selain itu untuk menjaga kosistensi tenaga listrik yang merupakan salah satu kebutuhan pokok saat ini, oleh karenanya tenaga listrik harus tersedia secara ekonomis dengan memperhatikan mutu baik tegangan maupun frekwensi dan keandalan Untuk menjaga kelangsungan tenaga listrik diperlukan sistem proteksi yang sesuai dengan kebutuhan, Fungsi proteksi adalah untuk melokalisir gangguan jadi hanya daerah yang terganggu saja yang dibebaskan dari rangkaian tenaga listrik dan juga harus mempertimbangkan tingkat keamanan terhadap peralatan, stabilitas tenaga listrik dan juga keamanan terhadap manusia. Sistem pengamanan elektris atau rele adalah suatu susunan piranti, baik elektronik maupun magnetik yang direncanakan untuk mendeteksi suatu kondisi ketidaknormalan pada peralatan listrik yang membahayakan atau tidak diinginkan.. Jika bahaya itu muncul maka rele pengaman akan secara otomatis memberikan sinyal atau perintah untuk membuka pemutus tenaga (circuit breaker) agar bagian yang terganggu dapat dipisahkan dari sistem yang normal. Transformator tenaga merupakan salah satu peralatan tenaga listrik yang wajib memiliki sistem proteksi. Mengingat begitu pentingnya tugas dari peralatan itu sendiri juga karena trafo merupakan salah satu peralatan tenaga listrik yang sangat mahal. Pada transformator tenaga terdapat rele mekanik dan juga rele elektris sebagai pengamannya. Diharapkan dengan adanya sistem proteksi ini gangguan yang terjadi disekitar transformator tenaga dapat diminimalisir. Kata kunci:Aliran daya, newton-raphson, ETAP Sistem Pengamanan Elektris, Transformator Tenaga, Rele Elektris, Rele Mekanis I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan operasi normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan studi aliran daya dapat mengetahui tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik magnitude maupun sudut fasa tegangan, daya aktif dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran yang ada dalam system, kondisi dari semua peralatan, apakah memenuhi batasbatas yang ditentukan untuk menyalurkan daya listrik yang diinginkan. 1.2 Tujuan Mengetahui dan bisa menjalankan software ETAP Power Station untuk menganalisa aliran daya. Mengetahui losses, drop tegangan, dan total demand daya serta sistem proteksi transformator daya pada pabrik Wire Rod Mill PT. Krakatau Stell TBK. 1.3 Pembatasan Masalah Makalah ini membahas mengenai sitem proteksi transformator yang digunakan pada PT Wire Rood Mill dan analisis aliran daya pada PT Wire Rood Miil dengan menggunakan ETAP Power Station 7.0. Metode aliran daya yang digunakan adalah Newton-Raphson. e. Untuk memperoleh kondisi awal untuk studi-studi selanjutnya seperti : studi hubung singkat, stabilitas, dan pembebanan ekonomis. Beberapa hal di atas inilah yang sangat diperlukan untuk menganalisa keadaan sekarang dari sistem guna perencanaan perluasan sistem yang akan datang. Persamaan umum untuk arus yang mengalir II. DASAR TEORI menuju suatu bus adalah (Pai,1979) : 2 I1 = Y11 V1 + Y12 V2 + Y13 V3 + … + Y1nVn 2.1 DASAR TEORI Studi Aliran Daya listrik Studi aliran daya merupakan penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan operasi normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan I2 = Y21 V1 + Y22 V2 + Y23 V3 + … + Y2n Vn I3 = Y31 V1 + Y32 V2 + Y33 V3 + … + Y3n Vn . . . . . . . . . . . . . . . In = Yn1 V1 + Yn2 V2 + Yn3 V3 + … + Ynn Vn (1) datang (Stevenson,1996). Adapun tujuan dari studi analisa aliran daya antara lain (Sulasno,1993): a. Untuk mengetahui tegangan-tegangan pada setiap bus yang ada dalam sistem, baik magnitude maupun sudut fasa tegangan. b. Untuk mengetahui daya aktif dan daya reaktif yang mengalir dalam setiap saluran atau dapat juga ditulis dengan persamaan berikut : ∑ (2) Daya kompleks pada bus p tersebut adalah : Sp = Pp + jQp = Vp Ip* dengan memasukkan Persamaan (2) ke Persamaan (3) akan menghasilkan : ∑ yang ada dalam sistem. c. d. (3) (4) Untuk mengetahui kondisi dari semua Apabila bagian real dan imajiner dari peralatan, apakah memenuhi batasbatas Persamaan (4) dipisahkan maka akan diperoleh : yang ditentukan untuk menyalurkan daya [ listrik yang diinginkan. [ Untuk memperoleh kondisi mula pada perencanaan sistem yang baru. ∑ ∑ ] ] (5) (6) apabila impedansi dinyatakan dalam bentuk siku-siku maka : Ypq = Gpq + jBpq sehingga persamaan daya pada Persamaan (5) dan (6) akan menjadi: | |∑ | |[ ( )] | |∑ ditetapkan (specified) dan calc adalah yang ( ) dihitung (calculated). Proses iterasi ini akan berlangsung sampai (7) | |[ ( dimana superskrip spec berarti yang ( perubahan daya aktif (ΔPp) dan perubahan daya ) )] (8) reaktif (ΔQp) tersebut telah mencapai nilai konvergen (ε ) yang telah ditetapkan. Pada umumnya nilai konvergen antara 0,01 sampai Metode Newton Raphson 0,0001. (Sulasno,1993). Pada metode Newton Raphson, slack bus diabaikan dari perhitungan iterasi untuk menentukan tegangan-tegangan, karena besar dan sudut tegangan pada slack bus telah ditentukan. Sedangkan pada generator bus , daya aktif dan magnitude tegangan bernilai tetap, sehingga hanya daya reaktif yang dihitung pada setiap iterasinya. Dalam analisa aliran daya, ada Matrik Jacobian terdiri dari turunan parsial dari P dan Q terhadap masing-masing variabel, besar dan sudut fasa tegangan, dalam Persamaan (7) dan Persamaan (8). Besar dan sudut fasa tegangan yang diasumsikan serta daya aktif dan daya reaktif yang dihitung digunakan untuk mendapatkan elemenelemen Jacobian. Setelah itu akan diperoleh harga dari perubahan dua persamaan yang harus diselesaikan pada | | tiap-tiap bus. Kedua persamaan itu adalah besar tegangan, | | , dan perubahan sudut fasa seperti pada Persamaan (7) dan Persamaan (8). tegangan, Δδ. Secara umum persamaan tersebut dapat Dalam penyelesaian iterasi pada metode Newton Raphson, nilai dari daya aktif (Pp) dan ditulis sebagai berikut (Pai,1979): daya reaktif (Qp) yang telah dihitung harus [ ] dibandingkan dengan nilai yang ditetapkan, dengan persamaan berikut (Pai,1979): [ ( ) ] ( ) [ | |] | | ( ) (11) Submatrik H, N, J, L menunjukkan turunan parsial dari Persamaan (7) dan (8) | |∑ ) ( | |[ terhadap |V | dan δ, dimana matrik tersebut ( )] (9) disebut matrik Jacobian. Nilai dari masingmasing elemen Jacobian sebagai (Pai,1979): | |∑ ) ( | |[ )] a. ( Untuk p ≠ q | || |[ (10) ( )] ( ) berikut | | | || |[ ( ( ( ( ) )] | ( ) 2.2.1 frekuensi sistem rendah, Syarat Sistem Proteksi Suatu proteksi sistem tenaga dipilih a. Selektifitas (slektiity), hanya mendeteksi dan )] mengisolasi peralatan yang mengalami gangguan (12) b. lebih, berdasarkan syart-syrat berikut: | || |[ ( beban asinkron dan lain-lain. )] | || |[ | ) b. Keandalan (reliability), sistem proteksi Untuk p = q yang handal didasarkan pada 2 hal yaitu: | | | - (dependability), tidak boleh gagal bekerja | | | Terpercaya - | | Aman (security), tidak boleh trip saat memang tidak terjadi gangguan . | | | | c. Kecepatan (speed), beroperasi secepat (13) dengan : | |∑ | |[ ( )] | |∑ ( | |[ ( ) untuk waktu kegagalan d. Kepekaan ( mengurangi dampak produksi dan memastikan keaman para pekerja. (sensitivity), mendeteksi gangguan sekecil apapun,baik arus atau ) ketidaknormalan sistem dan beroperasi )] setelannya. 2.2.2 2.2 mugkin Sistem Proteksi Tenaga Listrik Komponen Dasar Sistem Proteksi Ada 5 komponen dasar dari sistem proteksi sistem proteksi tenaga listrik adalah tenaga listrik yaitu: sistem proteksi yang dilakukan kepada a. Relai berfungsi sebagai pengubah sinyal peralatan-peralatan listrik yang terpasang dari alat pemantau dan memberikan pada suatu sistem tenaga misanya generator, perintah untuk membuka rangkaian saat transformator terjadi gangguan. jaringan, dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu b. Trafo arus dan trafo tegangan berfungsi sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa untuk memantau dan memberikan data antara lain : hubung singkat, tegangan lebih, yang akurat tentang kesehatan sistem. c. Pengaman Lebur (fuse) Fuse dapat menghancurkan g. Transformator Tiga fasa diri Suatu transformator tenaga terdiri dari (putus/melebur) untuk mengamankan beberapa bagian. perlengkapan yang terlindungi. a. Bagian utama : d. Pemutus tenaga (PMT) Berfungsi untuk menyalurkan 1. Inti Besi arus 2. Kumparan Transformator dalam jumlah yang besar kedalam 3. Minyak transformator rangkain dan memutus rangkaian ketika 4. Bushing terdapat arus gangguan berdasarkan 5. Tangki konservator perintah dari relai. b. Peralatan Bantu : e. Baterai DC 2.3 Baterai DC memberikan catu daya 1. Pendingin kepada relai dan kontrol pemutus PMT. 2. Tap changer 3. Alat Pernapasan Transformator Tenaga Transformator tenaga merupakan suatu 4. Indikator-indikator alat listrik yang berfungsi untuk menaikan c. Peralatan Proteksi atau menurunkan teganggan bolak-balik 1. Rele bucholtz melalui suatu gandengan magnet dan 2. Rele sudden pressure bedasarkan prinsip induksi elaktro magnet 3. Rele thermis 4. Rele differensial 5. Rele over current 6. Rele hubung tanah d. Peralatan Tambahan 1. Pemadam kebakaran Gamabar 1 Transformator Ada beberapa jenis transformator tenaga 2.4 2. Arrester Gangguan Pada Transformator tenaga Gangguan pada tranformator tenaga yaitu: a. Transformator step-down dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian b. Transformator step-up yaitu : c. Autotransformator d. Autatransformator variabel a. Gangguan Internal Gangguan internal e. Transformator isolasi adalah gangguan yang terjadi di f. dalam transformer tenaga itu Transformator pulsa sendiri. Gangguan internal dapat III. SIMULASI ALIRAN DAYA DENGAN berupa : MENGGUNAKAN ETAP DAN SISTEM Incipient fault Gangguan PROTEKSI TRAFO ABB 30 W hubung 3.1 Single Line Diagram PTKS-WRM singkat b. Gangguan eksternal Gangguan yang tejadi di luar transformator sistem tenaga tenaga (pada listrik) tetapi dapat menimbulkan gangguan pada transformator yang bersangkutan. Gangguan yang dapat di golongkan dalam gangguan eksternal ini adalah sebagai berikut: - Gangguan singkat hubung di luar transformator. - Beban lebih (over load) - Gelombang surja Gambar 2 Single line diagram pabrik Wire Rod M 3.2 Hasil Simulasi dengan Menggunaka ETAP Tabel 1Daya yang mengalir pada bus Bus ID Load Generation Load Flow Bus14 kV 30,000 MW 19,883 Mvar 3,360 MW 0 Mvar 0 ID HV Distribution MW 19,883 Mvar 3,360 Amp 388,1 %PF 98,6 Bus15 Bus22 Bus23 Bus24 Bus41 Bus43 Bus50 Bus58 30,000 0,500 0,500 0,500 0,500 0,380 0,380 0,380 19,883 0 0 0 0 0 0 0 3,360 0 0 0 0 0 0 0 0 1,650 1,650 1,444 1,363 0,676 0,690 0 0 0,799 0,799 0,700 0,578 0,334 0,289 0 HV Distribution HV Distribution HV Distribution HV Distribution HV Distribution HV Distribution HOV 22 HOV 21 LV distrib. rough &inter LV Distribution CO2-C22 LV Distribution DO2-D22 LV Distribution Oil LV Distrib.Furn& Wtr Pl 2 Water Suplai Water Suplai Bus110 19,883 -1,650 -1,650 -1,444 -1,363 -0,676 -0,690 -1,774 3,360 -0,799 -0,799 -0,700 -0,578 -0,334 -0,289 -0,791 388,1 2104,8 2104,8 1884,9 1720,2 1149,3 1164,9 3104,5 98,6 90,0 90,0 90,0 92,1 89,7 92,2 91,3 0,602 0,266 1052,1 91,5 0,768 0,339 1341,6 91,5 0,119 0,053 208,4 91,3 0,285 0,133 502,5 90,6 -0,487 -0,216 852,1 91,4 -1,442 -2,136 3,321 -0,588 -0,931 1,234 2457,3 3677,1 337,1 92,6 91,7 93,7 Bus110 HV Distribution Bus106 Bus106 3,321 -6,642 -3,304 -3,304 1,234 -2,467 -1,032 -1,032 337,1 674,2 1375,9 1375,9 93,7 93,7 95,5 95,5 Bus125 3,321 1,234 337,1 93,7 Bus125 HV Distribution Bus124 Bus124 HV Distribution HV Distribution 3,321 -6,642 -3,304 -3,304 -1,889 -3,119 1,234 -2,467 -1,032 -1,032 -1,171 -1,379 337,1 674,2 1375,9 1375,9 1879,2 5451,4 93,7 93,7 95,5 95,5 85,0 91,5 Bus58 LV Distrib.Furn& Wtr Pl 2 HV Distribution Bus50 HV Distribution 1,774 0,791 3104,5 91,3 1,345 0,588 2347,0 91,6 -1,795 0,690 -1,148 -0,776 0,289 -0,471 3045,4 1164,9 1900,4 91,8 92,2 92,5 Bus14 -19,799 -1,816 1891,8 99,6 Bus15 -19,799 -1,816 1891,8 99,6 Bus71 0,380 0 0 0,487 0,216 Bus91 Bus92 Bus106 0,380 0,380 6,000 0 0 0 0 0 0 1,442 2,136 0 0,588 0,931 0 Bus110 1,470 0 0 6,609 2,065 Bus124 6,000 0 0 0 0 Bus125 1,470 0 0 6,609 2,065 D0 E11-14 HOV 21 0,700 0,380 0 0 0 0 1,889 0 1,171 0 HOV 22 0,380 0 0 1,105 0,487 HOV 23 0,380 0 0 1,148 HV Distribution 6,000 0 0 0,000 0,471 15,906 Water Suplai HOV 22 HOV 21 HOV 23 Bus43 Bus41 intermediatemill 14-17L1 intermediatemill 14-17L2 stelmor blower D0 E11-14 prefinishl1 prefinishl2 Bus23 Bus22 Bus24 Bus106 Bus124 intermediatemill 14-17L1 intermediatemill 14-17L2 LV Distrib.Furn& Wtr Pl 2 LV distrib. rough &inter LV Distribution CO2-C22 LV Distribution DO2-D22 LV Distribution Oil 0,700 0 0 1,778 0,861 HV Distribution 0,700 0 0 1,778 1,102 HV Distribution 0,380 0 0 0,858 0,372 HOV 21 0,380 0 0 0,602 0,266 0,380 0 0 0,768 0,339 0,380 0 0 0,119 0,053 0,380 0 0 0,285 0,133 prefinishl1 0,840 0 0 1,111 0,689 prefinishl2 0,840 0 0 1,111 0,689 stelmor blower 0,840 0 0 1,668 0,579 Water Suplai 0,380 0 0 0,345 0,150 Bus71 Bus58 1,808 3,172 1,154 0,677 1,368 3,978 2,057 0,916 1,761 0,518 0,357 0,631 426,1 192,9 345,3 120,4 72,8 143,3 88,8 89,2 87,4 91,2 88,5 90,8 1,785 0,991 194,3 87,4 1,785 1,242 206,9 82,1 1,678 1,896 1,115 1,116 1,664 1,664 1,456 6,642 6,642 0,758 1,309 0,752 0,736 0,898 0,898 0,779 2,467 2,467 175,2 219,2 127,9 127,1 179,9 179,9 157,1 674,2 674,2 91,1 82,3 82,9 83,5 88,0 88,0 88,2 93,7 93,7 -0,861 1665,0 -1,778 -1,102 1729,5 -1,345 -0,588 2347,0 0,216 852,1 91,4 -0,602 -0,266 1052,1 -0,768 -0,339 1341,6 -1,778 -1,778 -1,345 Bus58 Bus58 0,487 -0,119 -0,053 208,4 Bus58 -0,602 -0,285 -0,133 502,5 -1,111 -0,689 868,2 -1,111 -0,689 862,8 -1,668 -0,579 1251,5 -0,119 -3,923 -1,668 6727,3 -0,285 0,588 0,931 2457,3 3677,1 92,6 91,7 HV Distribution HV Distribution -0,768 HV Distribution HV Distribution Bus91 Bus92 Dari tabel di atas dapat dilihat daya yang mengalir pada tiap bus. Besarnya daya yang mengalir tergantung pada beban yang terpasang pada bus tersebut. Pada beberapa bus besarnya nilai beban sebesar 0 (nol), hal ini disebabkan karena daya yang masuk pada bus tersebut sama dengan daya yang keluar dari bus tersebut. Tabel 5.5 Hasil simulasi tegangan dan beban pada tiap bus Bus ID Bus14 Bus15 Bus22 Bus23 Bus24 Bus41 Bus43 Bus50 Bus58 Bus71 Bus91 Bus92 Bus106 Bus110 Bus124 Bus125 D0 E11-14 HOV 21 HOV 22 HOV 23 HV Distribution intermediatemi ll 14-17L1 intermediatemi ll 14-17L2 LV Distrib.Furn& kV 30 30 0,5 0,5 0,5 0,5 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 6 1,47 6 1,47 0,7 0,38 0,38 0,38 Voltage %Mag Ang. 100 0,0 100 0,0 100,58 -6,9 100,58 -6,9 98,32 -6,7 99,38 -6,1 99,61 -5,9 97,57 -7,8 95,03 -9,5 95,03 -9,5 96,28 -11,0 96,28 -11,0 101,13 -4,4 98,82 -7,4 101,13 -4,4 98,82 -7,4 97,53 -7,2 95,03 -9,5 97,57 -7,8 99,18 -6,2 6 101,13 -4,4 0,7 97,85 -7,6 0,7 99,74 -7,4 0,38 95,03 -9,5 Wtr Pl 2 LV distrib. rough &inter LV Distribution CO2-C22 LV Distribution DO2-D22 LV Distribution Oil prefinishl1 prefinishl2 stelmor blower Water Suplai 0,38 95,03 -9,5 0,38 95,03 -9,5 0,38 95,03 -9,5 0,38 95,03 -9,5 0,84 0,84 0,84 0,38 103,48 104,14 97 96,28 -6,6 -6,0 -9,5 -11,0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, terdapat beberapa bus yang yang masuk dalam kondisi over voltagedan under voltage. Seperti pada bus prefinishl1 dan prefinishl2 dimana rating/limitpada bus tersebut sebesar 0,84 kV namun pada bus tersebut beroprasi masing-masing yaitu 0,869 kV dan 0,875 kV sehingga bus tersebut termasuk dalam kondisi Over voltage. Akan tetapi profil tegangan masih dalam batas toleransi ± 5%. Tabel 5.6Losses dan drop voltage Losses kW kVar Trafo Trafo 16,594 16,594 201,4 201,4 Vd % drop in Vmag 2,31 2,31 Trafo 16,594 201,4 2,31 Trafo 16,594 201,4 2,31 ID Type finishing L1 finishingL1 Finishing L2 finishing L2 H1- T11 H2-T11 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T 10 T 11 T 12 T 13 T 14 T 15 T 17 Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Total 83,004 83,004 54,701 13,121 53,88 6,548 1,229 4,97 7,001 7,554 9,621 7,432 3,426 4,411 13,906 13,906 11,152 45,24 1543,9 1543,9 388,3 140 382,4 46,5 22,9 53,0 130,2 140,5 178,9 138,2 63,7 47,1 98,7 98,7 79,2 5.901,7 0 1,13 1,13 4,85 3,56 6,1 1,95 1,52 1,75 3,28 1,39 4,13 3,6 2,35 3,01 0,55 0,55 2,81 Dari tabel di atas dapat mengetahui bahwa semakin besar beban maka lossesnya akan semakin besar pula, hal itu dikarenakan pada saat beban bertambah maka arus akan bertambah pula sehingga rugi-rugi saluran (I2R) akan semakin besar pula. Tabel 5.7 Total Beban dan losses Source Demand Load Losses MW 19,883 19,883 39,765 0,445 Total demand Mill MVar 3,360 3,360 6,72 5,902 MVA 20,164 20,164 46,782 Seperti halnya perlatan listrik yang lain pada transformator diperlukan peralatan pengaman yang dapat membebaskan tegangan pada trafo dari gangguan internal maupun ekstrenal. Tujuan pengamanan trafo adalah : 1. Menghindari kerusakan pada trafo bila terjadi kegagalan alat pengaman jaringan beban trafo saat terjadi gangguan hubung singkat. 2. Menghindari atau menekan sekecil mungkin kerusakan trafo akibat gangguan. 3. Menjaga stabilitas atau kontinuitas penyaluran tenaga listrik. Pada transformator sendiri terdapat 2 jenis rele, yakni rele mekanik dan juga rele elektris. Setiap rele tersebut memiliki fungsinya masing-masing. 3.3.1 Rele Mekanik 1. Rele Bucholz Relai bucholz merupakan sistem proteksi yang khas untuk transformator, khususnya transformator minyak. Relai bucholtz adalah alat untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh : a. Hubung singkat antar lilitan pada/ dalam fasa b. Hubung singkat antar fasa c. Hubung singkat antar fasa ke tanah d. Busur api listrik antar laminasi e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik pada Pabrik Wire Rod sebesar 19,883 MW dan 3,360MVar, Sedangkan lossesnya sebesar 0,445 MW dan 5,902 MVar. 3.3 Sistem Proteksi Transformator Transformator tenaga adalah alat untuk mengkonversi nilai tegangan dan arus listrik ke nilai tegangan dan arus listik yang berbeda secara magnetik. Gambar 3 rele bucholz Reli bucholz akan bekerja ketika : - Terjadi akumulasi gas pada transformator akibat low-energey partial discarge , arus bocor, pemanasan lokal atau akibat kemasukan udara. - Terjadi kebocoran oli transformator sehingga cairan isolasi transformator berkurang/habis - Timbulnya gas dalam jumlah yang besar akibat dekomposisi minyak secara cepat karena terjadinya high –energy arc discharge. 2. Relai junsen Relai ini memiliki konstruksi dan pada tangki transformer. Hal ini disebabkan prinsip kerja yang sama dengan Relai penulis dilengkapi oleh Relai Tekanan Bucholz, tapi relai ini digunakan untuk Lebihyang mengamankan ruang On Load Tap Changer besar kenaikan tekanan saat terjadinya (OLTC) pada transformer. Sedikit berbeda gangguan. oleh dekomposisi dan evaporasi minyak.Apabila tekanan lebih ini tidak bisa dieliminasi dalam waktu beberapa milidetik, akan terjadi panas berlebih pada minyak transformer atau lebih parah lagi akan menyebabkan tangki transformer meledak. Oleh karena itu, Transformer Tenaga ABB 30 MW 150 / 20 kVyang menjadi fokus dengan relai Bucholz, relai Jansen pada berfungsi untuk membatasi Relai ini bekerja oleh kenaikan tekanan gas kV yang menjadi fokus penulis hanya mentripkan pemutus tenaga (PMT) jika memiliki 1 buah kontak. Relai Jansen ini tekanan tidak memiliki kontak untuk alarm, tapi mencapai 2,2 bar. Alat pengaman tekanan hanya memiliki kontak untuk tripping coil lebih ini berupa membran yang terbuat dari yang circuit kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, breaker / pemutus tenaga. Berikut ini adalah sebagai pengaman tangki transformator gambar dari relai Jansen. terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di akan langsung memutus yang di tiba – Transformer Tenaga ABB 30 MW 150 / 20 dalam tiba dan tangki langsung transformer dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator. Berikut ini adalah gambar dari Relai Tekanan Lebih. Gambar 4 Relai Junsen 3. Relai Tekanan Lebih Gangguan – gangguan berupa flashover dan hubung singkat internal (antar phasa atau antara phasa dan ground) biasanya diikuti dengan kenaikan tekanan yang signifikan Gambar 5. Relai Tekanan Lebih 4. Relai Temperatur Belitan (Winding Temperature Relay) dan Relai temperatur belitan, ditambah data pengukuran arus dari CT yang akan Temperature Minyak mengoreksi nilai temperatur belitan. Berikut Untuk proteksi pembebanan berlebih, ini adalah skema dan gambar relai biasanya transformer dilengkapi dengan temperatur belitan dimana sensor suhunya beberapa sensor suhu / thermometer yang ditempatkan di dalam tangki tansformer dipasang pada bagian atas transformer. bagian atas. Sensor – sensor suhu ini terhubung dengan relai temperatur minyak dan relai temperatur belitan yang memiliki kontak – kontak kipas angin (fan), alarm, dan tripping coil yang akan bekerja jika tercapai temperature abnormal atau temperature yang berbahaya. Berikut ini adalah skema dan gambar relai Gambar 8. Skema Relai Temperatur Belitan temperatur minyak dimana sensor suhunya ditempatkan di dalam tangki tansformer bagian atas. Gambar 9. Gambar Relai Temperatur Belitan Gambar 6. Sekema Relai Temapetaur Minyak Transformer Tenaga ABB 30 MW 150 / 20 kVyang menjadi fokus penulis memiliki satu buah relai temperatur minyak dan 2 buah temperatur belitan, satu buah untuk sisi High Voltage (HV) dan satu buah untuk sisi Low Voltage (LV). Tabel berikut ini menampilkan kontak – kontak relai yang Gambar 7. Relai Temperatur Minyak Temperatur belitan diukur dengan cara tidak langsung (indirect). Temperatur minyak diambil sebagai representasi dari akan bekerja pada temperatur – temperatur tertentu. Temperatur (derajat Celcius) 90 105 3.3.2 Relai Elektrik Kontak yang Bekerja Alarm step 1 Alarm step 2 (trip CB) skema pemasangan relai diferensial pada sebuah transformer tiga phasa. 1. Relai Difrensial Relai diferensial sebuah transformer membandingkan arus input yang masuk ke transformer dan arus output yang keluar dari transformer. Relai akan bekerja (memutus circuit breaker / pemutus tenaga) jika arus Gambar 11. Skema Pemasangan Relai differensial yang melewati relay lebih besar Gangguan ke Tanah Terbatas dari nilai tertentu, tergantung pada setting dari relai.Relai ini akan 3. Relai Arus Lebih (Over Current melindungi Relay) dan Relai Gangguan ke transformer dari gangguan internal dan Tanah (Earth Fault Relay) gangguan hubung singkat (antar phasa atau Relai phasa ke tanah) pada transformer. Berikut arus lebih /overcurrent relai relay(OCR) dan relai gangguan ke tanah diferensial pada sebuah transformer tiga /earth fault relay(GFR) adalah relai yang phasa. berfungsi sebagai proteksi back upterhadap ini adalah skema pemasangan relai diferensial dan relai relai gangguan ke tanah terbatas (restricted earth fault). Kedua relai ini transformer berfungsi untuk melindungi dari gangguan internal, gangguan hubung singkat eksternal, dan pembebanan berlebih yang terlalu tinggi. Gambar 10. Skema Pemasangan Relai Kedua relai ini tidak bisa membedakan Diferensial antara gangguan – gangguan di atas, namun 2. Relai Gangguan ke Tanah Terbatas (Restricted Earth Fault Relay) jika salah satu gangguan terjadi, relai – relai ini akan bekerja. Berikut ini adalah dua skema Relai gangguan ke tanah terbatas berfungsi pemasangan relai arus lebih (OCR) dan relai untuk mendeteksi gangguan internal dari gangguan ke tanah (GFR) pada sebuah sebuah transformer. Berikut ini adalah transformer tiga phasa dengan konfigurasi Y. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kerja Praktek merupakan kegiatan yang bagus, karena para mahasiswa bisa terjun langsung ke lapangan dan melihat permasalahan- permaslahan yang ada. Permasalahan tersebut nantinya juga akan dirasakan para mahasiswa selepas kuliah nanti. Dan dari pelaksanaan Kerja Praktek yang telah kami lewati di PT Krakatau Gambar 12. Skema Pemasangan Relai Gangguan ke Tanah dan Relai Arus Lebih Steel Divisi WRM, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini : 1. Supply listrik untuk keperluan pabrik ini diambil dari PT Krakatau Daya Listrik dan dibantu juga oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2. Supply tegangan dari gardu induk diturunkan secara bertahap mulai dari 30 kV sampai 380 V, 500 V, 700 V, 840 V, 1470 V menuju ke beban melalui transformator stepdown. Gambar 13. Gam3bar Panel Relai Gangguan ke Tanah dan Relai Arus Lebih 3. ETAP (Electric Transient and Analysis Program) merupakan suatu perangkat lunak yang mendukung sistem tenaga CT – CT yang terlihat pada gambar di atas akan membaca arus yang mengalir pada belitan ketiga phasa dan netral transformer. Bila arus yang mengalir melewati nilai tertentu selama kurun waktu tertentu, relai akan bekerja dan memutus circuit breaker / pemutus tenaga. Relai – relai ini tidak boleh bekerja (mentripkan PMT) pada kondisi operasi normal dari transformer. listrik.Tujuan dari studi aliran daya penentuan atau perhitungan tegangan, arus, daya aktif maupun daya reaktif yang terdapat pada berbagai titik jaringan listrik pada keadaan operasi normal, baik yang sedang berjalan maupun yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. 4. Semakin besar beban maka lossesnya akan semakin besar pula, hal itu dikarenakan pada saat beban bertambah maka arus akan bertambah sehingga rugi-rugi saluran ( pula BIODATA PENULIS ) akan M.Azamul Faiz Dinul Haq, semakin besar pula. lahir di Brebes 26 Maret 5. Terdapat 2 kondisi peringatan load flow pada software ETAP ini, yaitu critical 1992. Menempuh dan marginal, yang jika terlampaui pendidikan di SD Negeri maka dapat menyebabkan kerusakan Mendala I , SMP Muhammadiyah Sirampog , SMA atau kegagalan operasi. 6. Total beban yang diterima gardu induk Muhammadiyah Bumiayu dan sekarang sebagai PT. Krakatau Daya Listrik sebesar mahasiswa Teknik Elektro Universitas 19,883 MW dan 3,360 Mvar. Diponegoro DAFTAR PUSTAKA [1] John J. Grainger, William D. Stevenson, Jr., “Power System Analysis”, McGraw-Hill Semarang, 18 Desember 2013 Mengetahui, Inc, 1994 [2] Hadi Saadat, “Power System Analysis”, Dosen Pembimbing McGraw-Hill Inc, 1999 [3] Turan Gonen, “Modern Power System Analysis”, John Wiley & Sons, 1988 [4] Sulasno, Ir. tenaga”,Semarang: “Analisis Badan Sistem Ir. Bambang Winardi Penerbit 19610616 199303 1 002 Universitas Diponegoro, 1993 [5] Sulasno, Ir. “Sistem Distribusi Tenaga Listrik”,Semarang: Satya Wacana, 1993