136 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan mengenai hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada materi cahaya di kelas V Sekolah Dasar, desain didaktis pembelajaran IPA pada materi cahaya di kelas V Sekolah Dasar, dan implementasi desain didaktis pembelajaran IPA pada materi cahaya di kelas V Sekolah Dasar sebagai berikut. Terdapat empat jenis learning obstacle siswa pada materi cahaya di kelas V Sekolah Dasar, yaitu: learning obstacle siswa jenis 1 terkait pemahaman mengenai arah pembiasan cahaya yang merambat di dua medium berbeda; learning obstacle siswa jenis 2 terkait penerapan pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari; learning obstacle siswa jenis 3 terkait pemahaman mengenai pengertian cahaya dapat dibiaskan; learning obstacle siswa jenis 4 terkait prosedur praktikum membuktikan cahaya dapat dibiaskan. Desain didaktis pembelajaran IPA pada materi cahaya di kelas V Sekolah Dasar, dirancang dan disusun berdasarkan learning obstacle siswa yang muncul dan dikaitkan dengan teori-teori yang relevan. Desain didaktis disusun sesuai dengan komponen HLT (Hypotherical Learning Trajectory), yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis proses belajar (PRS dan ADP). Guru mempersiapkan bahan ajar berupa silabus, RPP, LKS, evaluasi pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan alat peraga. Desain Didaktis I dan II disusun sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, dengan 4 indikator disertai tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Desain didaktis I dan II dilaksanakan untuk dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x jam pembelajaran (2 x 35 menit). Tiap pertemuan dilaksanakan dua kegiatan pembelajaran untuk mencapai dua tujuan pembelajaran. Terdapat perbedaan antara desain didaktis I dengan desain didaktis II, yaitu berbeda pada penggunaan model pembelajaran dan metode pembelajaran, jenis Ayu Nur Aisyah,2013 DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI CAHAYA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 137 learning obstacle siswa yang diatasi, penyajian bahan ajar, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis belajar (prediksi respons siswa dan antisipasi didaktis dan pedagogis), ada penambahan hipotesis belajar pada desain didaktis II. Desain didaktis II merupakan hasil perbaikan/revisi desain didaktis I. Desain didaktis yang telah disusun kemudian diimplementasikan di dua Sekolah Dasar. Desain didaktis I diimplementasikan di kelas V SD Negeri Cikalang 1 dengan jumlah 30 siswa dan desain didaktis II diimplementasikan di kelas V SD Negeri Cikalang 2 dengan jumlah 40 siswa. Desain didaktis I belum optimal dalam mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa. Pada saat studi pendahuluan diperoleh rata-rata learning obstacle siswa sebanyak 76,67%. Setelah dilaksanakan implementasi desain didaktis I diperoleh rata-rata learning obstacle siswa sebanyak 36,67%. Meskipun desain didaktis I dapat mengurangi learning obstacle siswa, namun ditemukan learning obstacle siswa yang baru. Sehingga perlu ada perbaikan atau revisi desain didaktis I, diantaranya dengan melakukan penambahan PRS (Prediksi Respons Siswa) sebagai landasan guru untuk membuat atau menyiapkan ADP (Antisipasi didaktis dan Pedagogis). Learning obstacle siswa pada desain didaktis II dapat diatasi dengan lebih baik dan tepat, karena PRS (Prediksi Respons Siswa) dan ADP (Antisipasi didaktis dan Pedagogis) yang dibuat oleh guru lebih kompleks.. Pada saat implementasi desain didaktis I diperoleh rata-rata learning obstacle siswa sebanyak 26,12 %. Setelah dilaksanakan implementasi desain didaktis II diperoleh rata-rata learning obstacle siswa sebanyak 11,69 %. Meskipun demikian, harus terus dilakukan revisi dan pengembangan desain didaktis supaya mampu menghasilkan desain didaktis yang dapat menciptakan situasi didaktis/situasi belajar yang optimal dan dapat mengarahkan siswa pada pembentukan pemahaman yang utuh. Sehingga siswa tidak mengalami learning obstacle pada materi cahaya di kelas V SD. Dari penelitian ini diperoleh produk penelitian berupa desain didaktis pembelajaran IPA pada materi cahaya di kelas V Sekolah Dasar. Sebagai salah satu alternatif sajian bahan ajar pambelajaran IPA pada materi cahaya. Ayu Nur Aisyah,2013 DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI CAHAYA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 138 B. Rekomendasi Adapun rekomendasi yang dapat penelti kemukakan sebagai berikut: 1. Guru harus menguasai metapedadidaktik, sehingga dapat mengembangkan diri menjadi guru profesional. 2. Guru harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas proses pembelajaran, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan merefleksikan hasil pembelajaran dengan perencanaan pembelajaran. 3. Guru harus merancang bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, perkembangan siswa,dan gaya mengajar guru. 4. Pengembangan desain didaktis dapat dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran. Ayu Nur Aisyah,2013 DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI CAHAYA DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu