Pencarian Bakteri Tanah Penghasil Enzim Protease Dari Gunung

advertisement
Pencarian Bakteri Tanah Penghasil Enzim Protease Dari Gunung Gede
Cianjur
Irma Melyani Puspitasari, Rini Hendriani dan Sri Agung Fitri Kusuma*
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Bandung
Email *: [email protected]
(Penelitian ini dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2009)
ABSTRAK
Telah dilakukan penapisan bakteri tanah penghasil enzim protease dari gunung
Gede Kabupaten Cianjur. Pengujian aktivitas enzim protease ini dilakukan
menggunakan metode difusi agar dengan induksi langsung. Dari tujuh isolat
bakteri, ditemukan tiga isolat bakteri yang diketahui memiliki aktivitas enzim
protease yaitu isolat bakteri nomor 2, 6 dan 7. Terdapat pengaruh konsentrasi
produk ekstrasel bakteri tersebut terhadap zona bening yang terbentuk pada media
uji. Semakin besar konsentrasi yang digunakan, maka semakin besar pula zona
bening yang terbentuk. Aktivitas protease terbesar dihasilkan oleh isolat bakteri
nomor 2. Identifikasi isolat bakteri tersebut dilakukan menggunakan pengamatan
morfologi, pewarnaan Gram dan uji biokimia. Hasil identifikasi menunjukkan
bahwa genus isolat bakteri tersebut adalah Erwinia (Isolat bakteri nomor 2),
Alkaligenes (Isolat bakteri nomor 6), dan Acinetobacter (Isolat bakteri nomor 7).
Kata kunci : bakteri tanah, enzim protease
Screening of Soil Bacteria Producing Protease Enzyme from Mount of Gede
at Cianjur regency
ABSTRACT
The screening of soil bacteria which produce protease enzyme from Mount of
Gede at Cianjur regency had been done. The experiment of the activity of this
protease enzyme was done by the direct induction of agar diffusion method. From
the nine isolated bacteria, there were three isolated bacteria which were found
have enzyme protease activity, there are isolated bacteria 2, isolated bacteria 6
and 7. There was influence from the concentration of this extracell bacteria’s
product to the clear zone which was formed on the test media. The bigger the
concentration was used, the bigger the clear zone formed too. The biggest activity
of protease was produced by isolated bacteria 2. The identification of these
isolated bacteria was done by morphologic observation, the staining of Gram,
and biochemical test. The result of the identification showed that the genera of
these isolated bacteria are Erwinia (isolated bacteria 2), Alcaligenes (isolated
bacteria 6), and Acinetobacter (isolated bacteria 7).
Key word : soil bacteria, protease enzyme
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai gunung api aktif
terbanyak di dunia, yaitu lebih dari 30% dari gunung aktif dunia ada di Indonesia.
Salah satu gunung berapi tersebut adalah gunung Gede yang terletak di Kabupaten
Cianjur. Letusan terakhir Gunung Gede terjadi pada tahun 1957 meninggalkan
danau kawah serta sebuah kerucut sinder di tengahnya. Setelah peristiwa itu terjadi,
potensi wisata daerah tersebut menjadi meningkat. Disamping itu, tanah di sekitar
gunung Gede dilaporkan menjadi semakin subur dan telah digunakan sebagai daerah
wisata yang potensial.
Potensi tanah pasca letusan tersebut pun dapat digali kembali untuk
mendapatkan bakteri penghasil enzim protease. Bakteri adalah sumber enzim yang
paling banyak digunakan dibandingkan dengan tanaman dan hewan. Sebagai sumber
enzim, bakteri memiliki keunggulan karena pertumbuhannya cepat, mudah
ditumbuhkan, mudah diatur produksinya dan mudah direkayasa secara genetika.
Diduga bakteri yang terdapat di tanah sekitar letusan gunung ini bersifat termostabil.
Keunggulan bakteri ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil enzim protease
yang mampu menghasilkan enzim protease dengan sifat ekstrim yang diinginkan.
Penemuan bakteri penghasil enzim protease dari tanah di sekitar gunung Gede
Kabupaten Cianjur ini dapat menambah potensi keanekaragaman hayati
Indonesia.
Enzim protease merupakan enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi
pemecahan molekul protein dengan cara hidrolisis (R. K. Murray et al., 2003).
Protease merupakan enzim penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena
penggunaannya sangat luas. Enzim ini memainkan peranan yang penting pada
industri makanan, misalnya dalam proses konversi susu menjadi keju, sebagai
bahan pada deterjen maupun pada pemrosesan kulit (Saefudin, 2006). Oleh karena
itu, tidak mengherankan apabila protease yang digunakan mencapai 60% dari total
enzim yang diperjualbelikan di seluruh dunia (Ward, 1985). Nilai perdagangan
enzim dunia mencapai 3-4 miliar dolar per tahun, 4-5 juta diantaranya dari pasar
Indonesia yang keseluruhannya diimpor dari negara-negara produsen enzim
(Rajasa, 2003).
2
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menapis bakteri tanah penghasil enzim
protease yang bersifat termostabil dan menentukan identitas bakteri tersebut.
1.3
Tinjauan Pustaka
1.3.1 Tanah
Tanah
dapat dipandang sebagai permukaan lahan di atas bumi yang
menyediakan substrat bagi kehidupan tumbuh- tumbuhan dan hewan. Ciri- ciri
lingkungan tanah bervariasi menurut letak dan iklimnya. Tanah juga memiliki
kedalaman, sifat fisik, komposisi kimiawi dan asal yang berbeda. Tanah memiliki
lima unsur utama yaitu air, mineral, gas, bahan organik, dan jasad hidup (Pelczar
dan Chan, 1988).
Berdasarkan kandungan tanah tersebut, tanah dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber paling tepat untuk menapis mikroorganisme penghasil metabolit yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Seperti antibiotik, enzim protease, enzim
amilase, antitumor dan substansi bioaktif lainnya (Suwandi., 1993).
1.3.2 Bakteri Tanah
Mikroba tanah merupakan berbagai jenis mikroorganisme yang hidup di
tanah. Jumlah dan jenis mikroorganisme yang hidup ditanah tergantung dari ciriciri lingkungan tanah dan unsur– unsur yang terkandung di dalam tanah tersebut.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam setiap hektar tanah terdapat
2.200 kilogram jamur, 1.100 kilogram bakteri, 220 kilogram protozoa, 125
kilogram algae, dan 125 kilogram ragi (Dinata., 2002).
Salah satu mikroorganisme yang hidup dalam tanah adalah bakteri. Bakteri
tersebut berperan penting dalam proses penguraian unsur dan senyawa-senyawa
yang terkandung dalam tanah menjadi senyawa atau unsur yang bermanfaat bagi
jasad hidup lainnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bakteri yang
biasa terdapat dalam tanah adalah Arthrobacter (5- 60% ) , Bacillus (7- 67%),
Pseudomonas (3- 15%), flavobacterium (2- 10%), dan Alkaligenes (2- 12%).
Sedangkan untuk Corynebacterium, Xanthomonas, Sarcina, Mycobacterium dan
Staphylococcus kurang dari 5% ( Suwandi., 1993). Berdasarkan data tersebut,
dapt diketahui bahwa Bacillus merupakan genus yang paling banyak terdapat di
3
dalam tanah. Genus Bacillus ini pun dilaporkan merupakan salah satu bakteri
proteolitik.
1.3.3 Bakteri Proteolitik
Bakteri proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease
ekstraselular, enzim protease ini diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan ke
mediumnya. Semua bakteri mempunyai enzim protease di dalam sel, namun tidak
semua enzim protease tersebut dilepaskan ke mediumnya (Abraham et al., 1993).
Dekomposisi protein lebih sulit dibandingkan pemecahan karbohidrat. Produk
akhir dari dekomposisi protein pun lebih bervariasi. Hal ini disebabkan struktur
protein yang lebih kompleks. Mikroorganisme dengan sistem enzim yang
kompleks, memecah protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana
(Abraham et al., 1993).
Bakteri proteolitik dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, tidak membentuk spora
2. Bakteri aerobik atau anaerobik fakultatif, membentuk spora
3. Bakteri anaerobik pembentuk spora
1.3.4
Enzim Protease
Protease adalah enzim yang memutuskan ikatan peptida pada protein.
Berdasarkan tempat pemutusan ikatan peptida, enzim protease dibagi menjadi dua
yaitu endopeptidase dan eksopeptidase. Endopeptidase ialah enzim yang
mengkatalis pemecahan ikatan peptida pada bagian dalam rantai polipeptida,
sedangkan enzim yang mengkatalis pemecahan ikatan peptida pada ujung-ujung
rantai polipeptida disebut eksopeptidase (Murray et al., 2003).
Berdasarkan gugus aktif dan gugus fungsinya, enzim protease dibedakan
menjadi empat golongan yaitu: protease serin, protease tiol, protease karboksil,
dan protease logam (Creighton, 1993). Protease serin merupakan endopeptidase
yang mempunyai residu serin pada sisi aktifnya (Fersht., 1985). Contoh protease
serin ialah tripsin, kimotripsin dan elastase.
Protease Tiol merupakan endopeptidase yang mempunyai residu sistein pada
sisi aktifnya (Fersht., 1985). Protease tiol banyak ditemukan di alam. Pada
tumbuh-tumbuhan, protease tiol ditemukan pada buah pepaya dengan enzimnya
bernama papain. Pada buah nanas ditemukan enzim bromelin sedangkan pada
4
buah kiwi ditemukan enzim actinidin. Pada bakteri, enzim protease tiol ditemukan
pada Clostridium histolyticum dengan nama enzimnya closripain dan pada
mamalia ditemukan protease tiol kaptepsin B1 dan B2 (Creighton., 1993).
Protease karboksil mempunyai dua residu aspartat pada sisi aktifnya
(Fersht., 1985). Enzim dari kelas ini dikenal juga sebagai protease asam karena
umumnya enzim ini aktif pada pH asam (Creighton, 1993). Protease karboksil
mempunyai berat molekul kira-kira 35 KDa dan semua spesifik untuk
menghidrolisis ikatan peptida yang terletak antara residu hidrofobik. Pepsin yang
termasuk ke dalam protease karboksil, mempunyai berat molekul 34 KDa dengan
327 residu asam amino dan dapat mengakomodasi 4, 5, atau 7 residu asam amino
dari substrat (Fersht, 1985).
Protease logam adalah enzim protease yang menggunakan ikatan logam
pada sisi aktifnya, biasanya adalah Zn2+ (Creighton, 1993). Enzim yang termasuk
ke dalam zink protease adalah termolisin dan karboksipeptidase. Termolisin
merupakan endopeptidase yang mempunyai berat molekul 34 KDa dan
mengandung 316 residu asam amino. Enzim ini berasal dari bakteri yang
mengkatalisis ikatan peptida non terminal pada substrat polipeptida (Fersht.,
1985). Karboksipeptidase merupakan eksopeptidase yang mengkatalisis Cterminal dari substrat polipeptida (Creighton, 1993).
2.
Metode Penelitian
2.1 Pengumpulan Sampel
Sampel tanah diperoleh dari daerah pegunungan Gede. Tanah diambil pada
kedalaman kurang lebih 20 cm dari permukaan tanah.
2.2 Isolasi Bakteri Tanah
Tanah disuspensikan kedalam media Nutrien Broth (NB) lalu diinkubasi
pada suhu ruang selama 18 jam. Suspensi mikroba tersebut kemudian
diinokulasikan pada permukaan media Nutrient Agar (NA) dan diinkubasi selama
18 jam pada suhu ruang.
2.3 Pembuatan Master Plate Bakteri Uji
Masing- masing isolat bakteri uji yang tumbuh, diinokulasikan kembali
pada NA baru dan diinkubasi pada suhu ruang selama 18 jam.
2.4 Penapisan Bakteri Penghasil Enzim Protease
5
2.4.1. Penyiapan Media Uji
Susu skim 1% ( 0,2 gram susu skim serbuk dilarutkan dengan 1 ml air suling
steril lalu dipasteurisasi pada suhu 60ºC) disuspensikan dalam 19 ml media NA
bersuhu 45ºC , kemudian dibiarkan sampai membeku.
2.4.2 Pembuatan Kontrol Negatif
Media uji tanpa perlakuan apapun diinkubasi pada suhu ruang selama 18
jam.
2.4.3 Pengujian Aktivitas Enzim Protease Bakteri Uji
Satu ose isolat bakteri uji digoreskan pada media uji kemudian diikubasi
pada suhu ruang selama 18 jam. Aktivitas enzim protease ditunjukkan dengan
terbentuknya zona bening disekitar isolat bakteri tersebut.
2.5 Pengaruh Konsentrasi Produk Ekstrasel dan Pengujian Aktivitas Isolat
Bakteri Penghasil Enzim Protease Terbesar
2.5.1. Penyiapan Media Uji
Susu skim 1% disuspensikan pada media Agar murni (Bacto) bersuhu 45ºC
kemudian dibiarkan sampai membeku. Kemudian media uji tersebut dilubangi
menggunakan perforator.
2.5.2. Pembuatan Kontrol Negatif
Media Bacto yang telah mengandung susu skim 1% diinkubasi pada suhu
ruang selama 18 jam.
2.5.3 Pengaruh Konsentrasi Produk Ekstrasel Terhadap Aktivitas Enzim
Protease
1.
Produksi Enzim Protease Menggunakan Metode Induksi
Sebanyak 1 ml susu skim 1% disuspensikan dalam 9 ml NB kemudian satu
ose bakteri diinokulasikan kedalamnya dan diinkubasi pada suhu ruang selama 18
jam.
2.
Pembuatan Kontrol Negatif
Sebanyak 1 ml susu skim 1% disuspensikan dalam 9 ml NB kemudian
diinkubasi pada suhu ruang selama 18 jam.
3.
Pengujian Aktivitas Enzim Protease Produk Ekstrasel Dengan Variasi
Konsentrasi
6
Suspensi bakteri disentrifugasi selama 30 menit pada kecepatan 8000 rpm.
Supernatan dari hasil sentrifugasi diambil, kemudian dilakukan pengenceran
konsentrasi 100 %, 80 %, 40 % dan 20 % menggunakan air suling steril.
2.5.4 Pengujian Aktivitas Enzim Protease Terbesar
Supernatan hasil pengenceran diambil sebanyak 50 µl menggunakan
mikropipet lalu dimasukkan ke dalam lubang media uji dan diinkubasi pada suhu
ruang selama 18 jam.
2.6 Identifikasi Koloni Bakteri Uji Penghasil Enzim Protease
Identifikasi koloni bakteri uji
penghasil enzim protease dilakukan
menggunakan analisis fenotip yang meliputi pengamatan morfologi, pewarnaan
gram dan serangkaian uji biokimia.
2.6.1 Pengamatan Morfologi Isolat Bakteri
Pengamatan morfologi koloni meliputi bentuk dan warna koloni mikroba
tersebut.
2.6.2 Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram dilakukan untuk membedakan gram positif dan gram
negatif. Bakteri uji dioleskan di atas kaca obyek dan difiksasi diatas api. Olesan
tersebut digenangi dengan karbol gential violet (CGV) selama satu menit, lalu
digenangi kembali dengan Lugol selama dua menit. Olesan tersebut dicuci dengan
pemucat alkohol 95% selama tiga puluh detik, lalu dibilas dengan air suling.
Olesan tersebut digenangi dengan pewarna pembanding air fuksin selama tiga
puluh detik sampai zat warna tersebut larut, kemudian dibilas dengan air suling.
Olesan tersebut dikeringkan menggunakan kertas saring lalu ditetesi minyak
emersi dan diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali. Bentuk sel
mikroba diamati. Bakteri gram negatif akan berwarna merah dan bakteri gram
positif akan berwarna ungu.
2.6.3 Uji Biokimia
Uji biokimia meliputi uji fermentasi karbohidrat, uji motil indol urea, uji sitrat,
uji triple sugar iron agar (TSIA), Uji Metil Red ( MR ) dan Voges – Proskauer (
VP ).
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Isolasi Bakteri Dari Tanah
7
Isolasi ini dilakukan untuk mendapatkan koloni bakteri tunggal. Terdapat
beberapa koloni tunggal berdasarkan warna dan bentuk koloni yang terbentuk.
Hasil isolasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Morfologi Koloni Bakteri Hasil Isolasi
Isolat
bakteri
Warna Koloni
Bentuk
Koloni
1
kuning
bulat
2
3
putih
berlendir
kuning
4
putih terang
bulat
5
putih terang
bulat
6
Putih
berlendir
putih
berlendir
7
terang
bulat
bulat
terang
bulat
gelap
bulat
3.2 Hasil Penapisan Bakteri Penghasil Enzim Protease
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui isolat bakteri penghasil enzim
protease. Pengujian aktivitas enzim protease dilakukan dengan metode cawan
gores. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beberapa koloni menghasilkan enzim
protease. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Hasil Uji Aktivitas Enzim Protease Dari Bakteri Hasil Isolasi
Isolat
bakteri
1
2
3
4
5
6
7
Aktivitas enzim
protease
+
+
+
Keterangan : (-) = tidak mempunyai aktivitas enzim protease
(+) = mempunyai aktivitas enzim protease
Morfologi koloni yang berbeda dari ketiga isolat bakteri penghasil enzim
protease diduga menunjukkan spesies yang berbeda. Hal ini dapat memberikan
keunikan karakteristik yang mungkin berbeda dari masing-masing enzim protease
yang dihasilkan oleh ketiga koloni tersebut.
8
3.3 Hasil Pengaruh Konsentrasi Produk Ekstrasel Dan Pengujian Aktivitas
Enzim Protease Terbesar
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi produk
ekstrasel dan aktivitas enzim protease terbesar dari isolat bakteri. Produk
supernatan diencerkan hingga konsentrasi 100 %, 80 %, 40 % dan 20 %.
Pengujian dilakukan duplo untuk masing- masing isolat bakteri penghasil enzim
protease. Pengujian aktivitas enzim protease terbesar dari bakteri uji dilakukan
dengan metode difusi agar menggunakan perforator. Hasil uji aktivitas tersebut
dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3. 3. Diameter Hambat Aktivitas Enzim Protease
Isolat bakteri
Diameter Hambat Rata- Rata (cm)
Konsentrasi(%)
2
6
7
100
2,08
2,02
2,03
80
1,96
1,95
1,95
40
1,89
1,86
1,85
20
1,85
1,83
1,81
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi dari produk ekstrasel maka semakin besar zona bening yang
terbentuk. Dari ketiga isolat bakteri tersebut, isolat bakteri nomor 2 memiliki
aktivitas enzim protease terbesar.
3.4. Hasil Identifikasi Bakteri Uji
Identifikasi yang dilakukan meliputi pengamatan morfologi, pewarnaan
Gram, dan uji Biokimia. Pengamatan morfologi koloni bakteri penghasil enzim
protease dilakukan dengan pengamatan secara kasat mata. Hasil pengamatan
morfologi koloni tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Pengamatan Morfologi Koloni
Koloni
2
6
7
Warna
Putih
terang
Berlendir
Putih
terang
Berlendir
Putih
gelap
Berlendir
Bentuk
Bulat
Bulat
Bulat
9
Pewarnaan Gram digunakan untuk mengetahui morfologi bentuk sel
bakteri, mengidentifikasi, serta membedakan bakteri gram positif dan gram
negatif. Pewarnaan Gram dari isolat bakteri yang memiliki aktivitas enzim
protease dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Hasil Pewarnaan Gram
Koloni
2
Bentuk
Basil
Warna
Merah
6
kokus
merah
7
kokus
merah
Jenis
Gram
negatif
Gram
negatif
Gram
negatif
Identifikasi dengan uji biokimia dilakukan dengan cara uji gula-gula
(glukosa, manitol, laktosa, maltosa, dan sukrosa), uji motil, uji Indol, Uji TSIA,
Uji MR-VP, dan Uji Sitrat. Hasil pengamatan uji biokimia dapat dilhat pada Tabel
3.6.
Tabel 3.6. Hasil Pengamatan Uji Biokimia
Uji
biokimia
Koloni
Glukosa
laktosa
sukrosa
maltosa
manitol
motilitas
TSIA
sitrat
indol
VP
MR
2
6
7
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
-
Berdasarkan hasil pengamatan identifikasi morfologi dan uji biokimia
kemudian dibandingkan dengan pustaka, dapat disimpulkan bahwa isolat bakteri
nomor 2 adalah bakteri dari genus Erwinia. Sedangkan untuk isolat bakteri nomor
6 adalah bakteri dari genus Alkaligenes dan isolat bakteri nomor 7 adalah bakteri
dari genus Morococus. Hasil perbandingan dari pengamatan identifikasi morfologi
dan uji biokimia dengan pustaka yang ada dapat dilihat pada tabel 3.7-3.9.
10
Tabel 3.7. Hasil Perbandingan Dari Hasil Pengamatan Identifikasi Morfologi
dan Uji Biokimia Isolat Bakteri Nomor 2 Dengan Pustaka
Ciri- Ciri
Warna
Koloni
Bentuk
Koloni
Suhu
tumbuh
Pewarnaan
Gram:
Jenis
bakteri
Bentuk
bakteri
Uji
Biokimia :
Glukosa
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Manitol
Motilitas
TSIA
Sitrat
Indol
VP
MR
Bakteri Uji
Putih terang
Genus Erwinia
Putih
Bulat
Bulat
25-27º C
25- 30º C
Gram ( - )
Basil
Gram ( - )
Basil
+
/+
+
/+
/+
+
+
/+
/+
td
td
+
+
+
+
-
Keteranga: td = tidak dijelaskan pada pustaka
Tabel 3.8. Hasil Perbandingan Dari Hasil Pengamatan Identifikasi Morfologi
dan Uji Biokimia Isolat Bakteri Nomor 6 Dengan Pustaka
Ciri- Ciri
Bakteri Uji
Warna
Koloni
Bentuk
Koloni
Suhu
Tumbuh
Pewarnaa
n Gram:
Jenis
Bakteri
Bentuk
Bakteri
Uji
Biokimia :
Glukosa
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Manitol
Putih
Terang
Bulat
genus
Alkaligenes
Putih
Bulat
25-27º C
20-37º C
Gram ( - )
Cocus
Gram ( - )
Cocus atau
Basil
+/td
td
td
+/+
+
+
+
+
+
11
Motilitas
TSIA
Sitrat
Indol
VP
MR
+
+
-
+
+
td
td
td
Keteranga: td = tidak dijelaskan pada pustaka
Tabel 3.9. Hasil Perbandingan Dari Hasil Pengamatan Identifikasi Morfologi
dan Uji Biokimia Isolat Bakteri Nomor 7 Dengan Pustaka
Ciri- Ciri
Warna
Koloni
Bentuk
Koloni
Suhu
Tumbuh
Pewarnaan
Gram:
Jenis
Bakteri
Bentuk
Bakteri
Uji
Biokimia :
Glukosa
Laktosa
Sukrosa
Maltosa
Manitol
Motilitas
TSIA
Sitrat
Indol
VP
MR
Bakteri
Uji
Putih
Gelap
Bulat
Genus
Morococus
Putih
25-27º
C
23-42º C
Gram (
-)
Cocus
Gram ( - )
Cocus
+
+
+
+
+
-
Bulat
+/td
td
td
td
+
+
+/td
td
td
Keteranga: td = tidak dijelaskan pada pustaka
4.
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Hasil pengujian aktivitas enzim protease dari sembilan isolat bakteri,
ditemukan tiga isolat bakteri yang menghasilkan enzim protease yaitu nomor 2,6,
dan 7. Identifikasi menggunakan analisis fenotip menunjukkan bahwa isolat akteri
nomor 2 diduga adalah genus Erwinia, isolat bakteri nomor 6 adalah genus
Alkaligenes, dan isolat bakteri nomor 7 adalah genus Acinetobacter. Terdapat
pengaruh konsentrasi produk
ekstrasel terhadap aktivitas protease yang
12
dihasilkan. Semakin besar konsentrasi produk ekstrasel maka semakin besar pula
zona bening yang terbentuk. Aktivitas enzim protease terbesar dihasilkan pada
isolat bakteri nomor 2.
4.2 Saran
Diperlukan Identifikasi isolat bakteri menggunakan PCR 16s rDNA untuk
mendukung kebenaran hipotesa genus isolat bakteri. Diperlukan juga penelitian
lebih lanjut untuk mengisolasi enzim protease yang terdapat dalam produk
ekstrasel isolat bakteri penghasil enzim protease.
Ucapan terima kasih
Terima kasih kepada DIPA Universitas Padjadjaran yang telah mendanai
terlaksananya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham A. G., G. Antoni L., and Añon A. C., 1993. Proteolytic Activity of
Lactobacillus bulgaricus Grown in Milk, Journal of Diary Science. La Plata,
Argentina
Creighton E. T., 1993. Protein Struktur and Molecular Properties. Ed2nd. New
York : W. H. Freeman and Company.
Dinata A., 2002. Peran Mikroba dalam Proses Mineralisasi Jasad Hidup,
Suplemen Pikiran Rakyat Khusus Iptek. Jakarta.
Fersht A., 1985. Enzyme Structure and Mechanism. Ed2nd. New York: W. H.
Freeman and Company.
Hadioetomo R. S., Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar laboratorium. Jakarta: PT Garmedia.
Holtj G., Kreig N. R., Sneath P.H.A., Stanley J.T., and Williams S.T., 1994.
Bergeys Manual Determinative Bacteriology. Baltimore: Williamn and
Wilkins. 75, 178
Lehninger L. A., 1995. Dasar- Dasar Biokimia. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Murray R. K. et al., 2003. Biokimia Harper. Alih bahasa: Andry Hartono. Ed.25,
Jakarta: EGC. Hal 96
Pelczar M. J. dan E. C. S. Chan, 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid 2,
Terjemahan Ratna Sri Hadioetomo, dkk., Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Perry J. R. and Staley J. T., 1991. Mycrobiology Dynamics and Diversity. USA:
Soundas College Pulishing. 497
13
Saefudin A., 2006. Enzim. Cibinong:Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.
Suwandi U., 1993. Skrining Mikroorganisme Penghasil Antibiotik, Cermin Dunia
Kedokteran, 46(89), 48. Jakarta.
14
Download