HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN PERUBAHAN KADAR CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS DI POLI VCT RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR MOJOSARI MOJOKERTO Emyk Windartik, M. Sajidin, Perdana Andhika Pribadi A.S AKPER Bina Sehat PPNI Mojokerto ABSTRACT HIV is a disease that has not found a cure. Virus in the patient's body can not get out, so one must consume a lifetime of antiretroviral drugs and timely. Schedule of taking HIV medication is not to be missed in order to suppress the sheer number of viruses in the body. If not disciplined then the drug will become resistant to the body and cause a decrease in CD4 levels and macrophages. The design used this study is descriptive. Its population is around the status of medical records of patients with HIV / AIDS status of data as much as 53 patients undergoing treatment at the Poly VCT taken by total sampling technique to obtain the status of a data sample of 53 patients. In this study, the independent variable is the level of medication adherence in HIV / AIDS, the dependent variable is the change of CD4 HIV / AIDS patient. Data collected using observation sheet. Once the data is collected and analyzed the data by using cross tabulation. The results showed an association level of adherence to the changing levels of CD4 in HIV / AIDS. Compliance is a very important factor in the treatment. If the patient is not adherent indirectly can be identified by changes in the patient's own CD4 levels. The role of the PMO greatly affect patients taking medication schedule. Therefore, taking medication supervision by the PMO is expected to be further enhanced to be able to increase levels of CD4 and general condition of the patient Keywords: Compliance, Changes of CD4, HIV/AIDS menjadi resisten terhadap tubuh. HIV PENDAHULUAN Kepatuhan fenomena merupakan multidimensi yang adalah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia, ditentukan oleh tujuh dimensi, faktor terutama sel T CD4 dan makrofag yang terapi, faktor sistem kesehatan, faktor merupakan komponen vital dari sistem lingkungan, usia, dukungan keluarga, kekebalan tubuh. Hal inilah yang motivasi pasien dan faktor sosial membuat ekonomi. Diatas semua faktor itu, kekebalan tubuh lemah dan mudah diperlukan komitmen yang kuat dan terkena infeksi. Karenanya seseorang koordinasi yang erat dari seluruh pihak harus mengonsumsi obat ARV untuk dalam mempertahankan kekebalan tubuhnya mengembangkan multidisiplin untuk pendekatan menyelesaikan ODHA memiliki sistem (Syafrizal, 2011). permasalahan ketidak patuhan pasien Berdasarkan data statistik kasus ini (Purwanto, 2010). Kepatuhan yang HIV/AIDS di Indonesia dilaporkan dari rendah terhadap obat yang diberikan 1 Januari sampai dengan 31 Desember dokter risiko 2010, jumlah pengidap infeksi HIV dan morbiditas, mortalitas dan resistensi kasus AIDS adalah sebanyak 4.158. obat baik pada pasien maupun pada Secara komulatif pengidap infeksi HIV masyarakat luas (Purwanto, 2010). dan kasus AIDS dari Januari 2005 dapat HIV penyakit meningkatkan merupakan yang belum salah satu sampai dengan Desember 2010, ditemukan berjumlah 24.131 (Depkes RI, 2011). obatnya. Virus yang ada di dalam Pengidap HIV meningkat dari 21.511 tubuh penderita ini tidak bisa keluar, tahun 2012 menjadi 29.037 tahun 2013 sehingga harus sedangkan penderita AIDS menurun mengonsumsi obat ARV seumur hidup dari 8.610 tahun 2012 menjadi 5.608 dan tepat waktu. Jadwal ketat minum tahun 2013. Seluruhnya tersebar di 33 obat HIV ini tidak boleh meleset agar provinsi, dan sebanyak 368 kabupaten/ bisa menekan jumah virus di tubuhnya. kota melaporkan HIV dan AIDS. Jika tidak disiplin maka obat akan Pengidap HIV baru sebagian besar seseorang terjadi pada usia produktif yaitu pada Kepatuhan menentukan seberapa baik usia 25-49 tahun (Depkes RI, 2014). pengobatan antiretroviral (ARV) dalam Data Dinkes Kabupaten Mojokerto menekan jumlah viral load. Selain sampai dengan bulan Juli tahun 2014 untuk menekan jumlah viral load untuk penderita HIV positif didapatkan pengobatan ARV juga berpengaruh kurang pada jumlah CD4 pasien Ketika lupa lebih 350 penderita dari berbagai latar belakang pekerjaan. Berdasarkan meminum satu dosis, meskipun hanya hasil studi sekali, virus akan memiliki kesempatan dilakukan pada untuk menggandakan diri lebih cepat. tanggal 1 Juli 2014 di Poli VCT RSUD Jika tidak patuh dalam pengobatan Prof. Mojosari akan berdampak pada menurunnya Mojokerto melalui data sekunder dari jumlah CD4 pasien tersebut. Obat ARV rekam perlu diminum sesuai petunjuk dokter pendahulan yang Dr Soekandar medis didapatkan terhadap data: pasien yang baik rutin Mengingat bahwa HIV adalah virus menunjukkan perubahan kadar sel CD4 yang selalu bermutasi, maka jika tidak yang baik, 2 pasien tidak mengambil mematuhi aturan pemakaian obat ARV, obat secara teratur dikarenakan obat obat yang dikonsumsi tidak bisa lagi tidak diminum sesuai petunjuk petugas, memperlambat laju HIV menuju ke 3 pasien tidak mengambil obat dengan tahap AIDS, sehingga perlu diganti alasan dengan obat lain yang mungkin lebih mengambil obat obat 2 10 pasien secara yang diminum dosis menimbulkan efek samping mual yang mahal sangat, dan 3 pasien tidak mengambil (Syafrizal, 2011). obat teratur karena tidak ada yang mengantar untuk ke Poli VCT. atau maupun lebih sulit waktunya. diperoleh Respon virologi dan imunologi terhadap Highly Active Antiretroviral Kebanyakan pasien pengidap Therapy (HAART) tergantung dari VL HIV tidak patuh dalam mengkonsumsi dan jumlah CD4. Semakin tinggi CD4 obat dikarenakan efek samping yang Odha (orang dengan HIV AIDS) ketika ditimbulkan memulai pengobatan HIV semakin dari ARV tersebut. tinggi jumlah CD4 mereka (Evans, Tujuan dalam penelitian ini 2007). Menurut Hughes (2007) pasien adalah untuk menganalisis hubungan yang terinfeksi HIV yang diberi obat tingkat kepatuhan minum obat dengan ARV saat CD4-nya kurang dari 350 perubahan sel/mm3 lebih cepat meningkat CD4- HIV/AIDS Di Poli VCT RSUD Prof. nya hingga di atas 500 sel/mm3. Jika Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto. kadar CD4 penderita CD4 pasien bisa bertahan di atas 500 sel/mm3 selama lebih dari lima tahun, METODE PENELITIAN kemampuannya bertahan hidup hampir Desain sama adalah analitik korelasional dengan dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. penelitian yang digunakan pendekatan cross sectional. Populasi Banyak ODHA yang sudah seluruh status data rekam medis pasien menjalani terapi tetapi masih belum HIV/AIDS yang menjalani pengobatan mengerti secara jelas mengenai semua di poli VCT RSUD Dr. Soekandar aspek termasuk Mojosari Mojokerto periode Januari dampak dari kepatuhan, efek samping, 2014-Juli 2014, sampel pada penelitian dan kombinasi obat, atau bagaimana ini menjangkau obat tersebut. Namun sampling sebanyak 53 status data pengetahuan dan kesadaran tinggi yang rekam dibutuhkan agar Terapi Antiretroviral digunakan rekam medis pasien dan (ARV) tetap efektif memang tantangan lembar observasi. Analisa data yang yang luar biasa. Jadi sebelum mulai digunakan adalah tabulasi silang. pengobatannya, memakai ARV sangat penting untuk mengerti mengenai dasar ARV, bagaimana obat ini bekerja, bagaimana virus dapat menjadi kebal atau resistan terhadap obat yang dipakai, dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya resistansi (Spiritia, 2007). diambil dengan medis. Alat teknik ukur total yang Tabel 2 menunjukan bahwa HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi frekuensi tingkat kepatuhan minum obat di Poli VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto Januari-Juli 2014. 1 Tingkat Kepatuhan Tidak patuh 2 Patuh No Jumlah (%) 7 13% 46 87% 53 100 % Total Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar responden patuh dalam minum obat ARV sebanyak 46 responden (87%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi kadar CD4 penderita HIV/AIDS Di Poli VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto Januari-Juli 2014. sebagian besar kadar CD4 penderita HIV/AIDS mengalami peningkatan sebanyak 46 responden (87%). Tabel 3 Tabulasi silang Hubungan tingkat kepatuhan minum obat dengan perubahan kadar CD4 penderita HIV/AIDS Di Poli VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari Mojokerto Januari-Juli 2014. Peruba han kadar CD4 CD4 Naik CD4 Tetap CD4 Turun Total Kepatuhan Patuh Tidak Patuh F % F % 45 85% 1 2% F 46 % 87% 0 0% 0 0% 0 0% 1 2% 6 11% 7 13% 46 87% 7 13% 53 100 % Total Hasil analisis hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat dengan No. 1 2 3 Kadar CD4 CD4 Turun CD4 Tetap CD4 Naik Jumlah (%) perubahan 7 13% responden menunjukkan 45 responden kadar CD4 dari 53 (85%) yang patuh dan kadar CD4, 1 0 0% 46 87% responden (2%) yang tidak patuh tetapi kadar CD4 meningkat, 1 responden (2%) yang patuh tetapi kadar CD4 menurun dan 6 reponden (11%) yang Total 53 100% tidak patuh dan mengalami penurunan kadar CD4. Berdasarkan hasil analisis crosstabulation mempunyai arti bahwa lebih aktif mengikuti pengobatan dan terdapat hubungan antara antara tingkat berkomitmen kepatuhan dengan perubahan kadar pengobatan CD4 penderita HIV/AIDS Di Poli VCT mungkin. RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari menurut Sackett yaitu “Sejauh mana Mojokerto. perilaku untuk yang mengikuti diberikan Kepatuhan individu pada sesuai sebaik pasien dengan ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan” PEMBAHASAN Hasil penelitian (Notoatmodjo, 2004). menunjukan Beberapa variabel yang mempengaruhi bahwa dari 53 responden menunjukkan tingkat kepatuhan menurut Suddart dan 45 responden (85%) yang patuh dan Brunner diikuti peningkatan kadar CD4, 1 demografi seperti usia, jenis kelamin, responden (2%) yang tidak patuh tetapi suku bangsa, status sosio ekonomi dan kadar 1 pendidikan serta varibel psikososial responden (2%) yang patuh tetapi seperti intelegensia, sikap terhadap kadar CD4 menurun dan 6 reponden tenaga kesehatan, penerimaan, atau (11%) yang tidak patuh dan mengalami penyangkalan penurunan kadar CD4. keyakinan agama atau budaya dan CD4 Hasil juga analisis meningkat, crosstabulation (2002) adalah terhadap variabel penyakit, biaya finansial. Menurut Niven (2002) terdapat hubungan antara antara tingkat Faktor-faktor kepatuhan dengan perubahan kadar ketidakpatuhan CD4 penderita HIV/AIDS Di Poli VCT menjadi RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari pemahaman tentang instruksi, kualitas Mojokerto. interaksi, isolasi sosial dan keluarga Hubungan terapi ARV pada ODHA, bahwa “kepatuhan” lebih yang mempengaruhi dapat empat digolongkan bagian yaitu dan keyakinan, sikap dan kepriibadian. Perubahan kadar CD4 dimaksudkan sebagai proses kerjasama merupakan salah satu tolak ukur dalam antara klien dengan penyedia layanan. mengukur Pasien dikondisikan untuk berperan pengobatan ARV yang telah diberikan. tingkat keberhasilan Secara tidak langsung dapat dievaluasi kadar CD4 penderita lebih dari 750 kepatuhan konsumsi obat penderita sel/mm3 HIV/AIDS pemeriksaan maka dokter akan dengan melihat hasil menghentikan penggunaan antibiotik. CD4 penderita yang Karena jumlah sel CD4 tersebut secara rutin dilakukan setiap 6 bulan merupakan indikator sistem imun yang selama ada didalam tubuh. pengobatan. Jika terjadi penurunan kadar CD4 maka dapat Hasil penelitian didapatkan dievaluasi bahwa penderita tidak patuh bahwa tingkat kepatuhan minum obat akan untuk berpengaruh pada perubahan kadar mengkonsumsi obat secara teratur dan CD4 pada pasien HIV/AIDS. Itu tepat waktu sesuai jadwal yang telah artinya kepatuhan merupakan faktor diberikan oleh petugas. Tetapi dari yang menentukan keberhasilan untuk hasil penelitian didapatkan penderita pengobatan yang tidak patuh tetapi mengalami kepada penderita HIV/AIDS. Tidak kenaikan kadar CD4, hal ini dipengarui hanya kepatuhan pada penderita sendiri oleh konsumsi obat lain atau obat tetapi dukungan dari keluarga juga herbal yang dikonsumsi oleh penderita. sangatlah Penekanan pada konseling diharapkan meningkatkan dapat penderita. anjuran petugas juga membangun psikologis ARV yang penting untuk tingkat Jika diberikan dapat kepatuhan keluarga penderita sehingga akan timbul memberikan komitmen untuk patuh dalam kepada penderita maka tidak menutup pengobatan. Hal ini akan sangat erat kemungkinan akan berpengaruh pada kaitanya dengan perubahan kadar CD4 kepatuhan penderita dalam minum obat pada penderita itu sendiri. Perubahan secara teratur. Hal ini kemudian akan kadar CD4 yang baik juga dapat sangat berpengaruh terhadap perubahan tolak ukur kadar CD4 penderita. Hasil penelitian pemberian antibiotik untuk mencegah juga menunjukkan ada penderita yang atau mengobati infeksi oportunistik tidak yang terjadi pada penderita HIV. Jika mengalami digunakan tersebut dukungan tidak sebagai patuh tetapi kadar peningkatan. Hal CD4 ini disebabkan oleh obat herbal atau obat SARAN lain yang dikonsumsi oleh penderita itu 1. Instansi sendiri. Ada juga penderita yang patuh penurunan. Hal ini Kesehatan (Rumah Sakit) dalam pengobatan tetapi kadar CD4 mengalami Pelayanan Tenaga mampu kesehatan melakukan harus peningkatan disebabkan oleh dukungan keluarga standart pelayanan sesuai dengan yang SPO yang telah ditentukan sehingga kurang HIV/AIDS. terhadap Penderita penderita tidak hanya dapat menjalin hubungan baik butuh pengobatan secara medis tetapi dengan pasien maupun keluarga. psikososial juga dibutuhkan dalam Karena dengan adanya pelayanan memperbaiki kualitas hidup penderita yang HIV/AIDS secara umum. kualitas baik dapat hidup meningkatkan pada penderita HIV/AIDS. SIMPULAN 2. Responden Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Diharapkan bagi responden untuk patuh tingkat kepatuhan dengan perubahan pengobatan kadar CD4 penderita HIV/AIDS Di kualitas Poli VCT RSUD Prof. Dr. Soekandar HIV/AIDS. dalam demi kesehatan menjalani peningkatan penderita Mojosari Mojokerto. Semakin tinggi tingkat kepatuhan minum obat penderita HIV/AIDS maka kadar CD4 penderita HIV/AIDS akan mengalami peningkatan. Itu artinya kepatuhan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan untuk pengobatan ARV yang diberikan HIV/AIDS. kepada penderita DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. HIV/AIDS Ancaman Serius Bagi Indonesia. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jendral Departemen Kesehatan. Diperoleh dari: http://www.depkes.go.id/index. Diakses 12 Juli 2014. Djoerban, Zubairi, Djauzi Samsuridjal 2006. HIV/AIDS di Indonesia. W. Sudoyo, Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: FK UI. Harahap, Syaiful W, 2005. Diskriminasi Terhadap Pengidap HIV Jakarta. Diperoleh dari: http://www.kesrepro.info/?q=no de/318. Diakses 10 Juli 2014. Kemenkes.R.I. 2011. Laporan HIV/AIDS depkes R.I. pdf. Diperoleh dari: http://www.depkes.go.id/index. Diakses 12 Juli 2014. Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Jakarta :EGC. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Yayasan Spiritia.(2007). Lembaran Informasi: tentang HIV/AIDS Untuk Orang Yang Hidup Dengan HIV/AIDS (Odha) : Lembaran Informasi 103 Infeksi HIV Primer.Diperoleh dari : Spiritia.or.id. Yayasan Spiritia, 2008. Strategi Nasonal Penanggulangan HIV/AIDS. Diperoleh dari: http://spiritia.or.id/art/pdf/a1056 .pdfhtm. [Diakses 12 Juli 2014].