filsafat ilmu dan logika - Universitas Mercu Buana

advertisement
FILSAFAT ILMU DAN
LOGIKA
Modul ke:
10
ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA.
. Ontologi, Epistemologi dan
Aksiologi Ilmu
• Beberapa pendapat ahli filsafat tentang
ontologi adalah:
• Usaha untuk menjawab ”apa”, merupakan ilmu
mengenai esensi benda (Arsitoteles).
• Ontologi membahas tentang yang ada yang
tidak terkait dengan satu perwujudan tertentu,
bersifat universal dan berusaha mencari inti
yang termuat dalam setiap kenyataan. (Noeng
Muhadjir).
Masalah bebas Nilai dan
Ilpenget.
– Pengertian bebas nilai
– Dua kecenderungan dasar
– Sistesis : Context of discovery dan context of
justification
Syahrial
3
Pengertian bebas nilai
• Bebas nilai adalah tuntutan kpd ilmu agar
tidak memperhatiakn nilai-nilai lain diluar
ilmu.
• Pertimbangan semata-mata ialah ilmiah
murni.
• Ilmu bebas dari pertimbangan politik,
religius, moral.
• Namun tetap peduli kepada nilai kebenaran
dan kejujuran
Syahrial
4
Dua kecenderungan dasar
• Ilmu tunduk kpd kaidah ilmiah saja / otonom
• Ilmu memberikan pemahaman kepada manusia berbagai
masalah dan fenomena alam semesta
• Ilmu ada kecendrungan:
– Puritan –elitis; kebenaran ilmiah hanya untuk
memuaskan rasa ingin tahu manusia, terlepas berguan
atau tidak bagi manusia. Disini ada unsur bebas nilai.
– Pragmatis; disini ilmu untuk mencari kebenaran, untuk
menjawab persoalan hidup manusia, kebenaran ilmiah
tidak saja bersifat logis rasional dan empiris melainkan
juga sifat pragmatis
Syahrial
5
Sistesis
• Context of discovery, ilmu berkembangan dalam
ruang, waktu dan dalam kontek sosial tertentu.
Disini ilmu tidak bebas nilai.
• Context of justification, adalah konteks pengujian
ilmiah terhadap hasil penelitian dan kegiatan
ilmiah, disini ilmu bebas nilai
• Konteks pembuktian sebuah hipotesis , teori yg
menentukan faktor dan kriteria ilmiah.
• Faktor pembuktian ini yg dijadikan kebenaran
ilmu.
Syahrial
6
Ilmu Pelenyab Kepercayaan
Tradisional
• Pengamatan lawan otoritas: Ilmu sikap
menghargai pengamatan dengan teknik-teknik
yang rasional, agar tak mudah percaya begitu saja
pada tradisi atau otoritas.
• Otonomi dunia fisik: Alam memiliki hukumnya
sendiri (tak ada pengaruh roh halus).
• Dunia fisik dan organis berkembang menurut
regularitas tertentu yang mempertegas sifat
otonomi dari dunia fisik dan organis
Syahrial
7
(2)
• Disingkirkannya konsep tujuan: Ilmu lebih
memberikan konsep kausalitas dari
finalitas.
• Tempat manusia dalam alam: tidak mudah
untuk mempertahnkan posisi sentral
manusia dalam alam semesta jika
berhadapan dengan kebesaran bimasaksi.
• Kekuasaan dapat diperoleh manusia
dengan memahami hukum-hukum alam.
Syahrial
8
Ilmu Pengetahaun dan Life World
• Dunia Pengetahuan adalah dunia objektif,
universal, rasional, sedangkan life world
adalah dunia sehari-hari yang subjektif,
praktis dan situasional.
• Dampak ilmu terhadap life world adalah
perubahan cara pandang trasional
terhadap realitas dengan melalui mediasi
teknik ilmiah (Produksi dan organisasi
sosial)
Syahrial
9
(2)
• Penelitian antropologi membuat kesadaran akan
kepercayaan tak berdasar yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat tradisonal.
• Manusia membutuhkan waktu dengan cara lama
mengubah pandangan tradisonalnya.
• Sebagai sistem berpikir rasional, ilmu
pengetahuan menjadi sebab terdalam dari
lenyabnya kepercayaan tradisional.
Syahrial
10
Dampak Sosial Praktis & Watal
Intelektual
• Melalui pengetahuan memungkinkan manusia
melakukan berbagai hal, seperti teknik menjadi
instrumen yang ampuh untuk memperbesar
kekuasaan manusia atas alam dan masyarakat.
• Teknologi memperbesar kontrol manusia atas
alam, masyarakat dan dirinya sendiri.
• Watal intelektual adalah taat rasio: keinginan
mengetahui fakta penting, menjunjung tinggi
keterbukaan, cinta dan kejujuran ilmiah.
Syahrial
11
(2)
• Ilmu pengetahuan dapat menciptakan
suatu masyarakat yang enlightened, hanya
bila masyarakat itu mengikuti rasionalitas
ilmu pengetahuan yang taat rasio.
Syahrial
12
Ilpet - Politik
• Teknik ilmiah dan kekuasaan:
– Oligarkhi: dapat membesar melalui kekuasaan
ilmiah, disamping itu memperkokoh sifat buruk
dengan utamakan kepentingan sendiri.
– Perang: dalam sejarah melibatkan ilmuwan.
Akal budi lawan prinsip kematian.
– Manusia harus taat hukum jika tidak ingin
kematian.
Syahrial
13
(2)
• Demokrasi: ilmu berpotensi menghancurkan,
demokrasi lebih menjanjikan kebebasan daripada
kehancuran.
• Keutamaan demokrasi dalam masyarakat ilmiah:
– Individu dapat melihat dirinya berguna.
– Semaksimal mungkin melindungi dari kemalangan yang
akan menimpa.
– Ada kesempatan berinisiatif dengan tidak merugikan
orang lain.
Syahrial
14
Masalah bebas Nilai ILmu
• Ilmu tidak tuntuk kepada pertimbangan luar (politik,
religius dan moral), namun dikembangkan demi
kebenaran saja.
• Tujuan ilmu adalah mencari dan memberi penjelasan
tentang fenomena dalam alam semesta. Untuk apa
penjelasan itu, yaitu:
– Kecenderungan puritan – elitis: hanya untuk memuaskan rasa
ingin tahu mamnusia.
– Tidak mempersoalkan aplikasi dalam kehidupan konkrit.
– Kecenderungan pragmatis: ilmu berguna bagi kehidupan manusia
untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh manusia.
Syahrial
15
Peranan Ilmuan dalam Politik
• Banyak ilmuan terlibat dalam proses keputusan politik.
• Hubungan ilmuan dengan politisi tiga model:
– Model hubungan kepentingan
– Model teknokratik
– Model pragmatik
• Tujuan keterlibatan ilmuan agar masyarakat menemukan
dirinya dan mampu mengambil bagian dalam seluruh
kehidupan secara sadar dan kritis
• Suatu masyarakat ilmiah dapat membentuk diri menjadi
suatu masyarakat yang rasional hanya apabila ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat menjadi bagian dari
hidup dan pemikiran warganya tanpa dominasi.
Syahrial
16
Ilmu :Sistesis (Discovery dan
justification
• Context of discovery: ilmu tidak muncul secara mendapak
ada konteks tertentu yang melahirkannya.
– Perasaan, keinginan, kepentingan pribadi, sosial, budaya, politik
ikut mendorong kegiatan ilmiah.
– Sulit dibayangkan ilmu bebas dari nilai baik yang dianut oleh
ilmuan sendiri atau oleh masyarakat di amna ia berada.
• Context of justification: yang menentukan benar tidaknya
hipoteis atau teori berdasarkan bukti – bukti empiris dan
penalaran logis yang ditunjukkan. Kebenaran tidak bisa
dibantah dan di tolak.
Syahrial
17
Metode Baru Ilmu Sosial
• Ilmu-ilmu positif (gagasan Comte) adalah
sbb:
– Menolak perbedaan ilmu alam dan ilmu sosial.
– Menganggap pernyataan yang tidak dapat
diverifikasi secara empiris (etika, estetika,
agama, metefisika) sebagai non-sense.
– Berusaha menyatukan semua ilmu
pengetahuan dalam satu bahasa ilmiah yang
universal (unified science).
– Memandsang tugas filsafat sebagai analisis atas
kata-kata atau poernyataan-pernyataan.
Syahrial
18
Ilmu Sosial Modern menganut
Tiga
Prinsip;
Bersifat empiris-objektif
•
• Deduktif-nomologis
• Instrumental – bebas nilai
• Ketiga Hal berimplikasi:
– Objek obsevasi ilmu-ilmu sosial disejajarkan dengan
dunia alamiah.
– Hasil riset dapat dirumuskan dalam bentuk hukumhukum, seperti dalam ilmu alam.
– Ilmu-ilmu sosial harus bersifat teknis (bersifat intrumetal
murni)
• Proses-proses sosial terdiri dari tindakan-tindakan
manusia yang tidak dapat diprediski
Syahrial
19
Fenomenologi
• Istilah fenomenologi berarti menunjukkan dan menampakkan diri
sendiri.
• Fenomenologi terkait edengan konsep “Lebenswelt” (duani
kehidupan) sebagai usaha memperluas konteks ilmu pengetahuan
atau membuka jalur metodologi baru bagi ilmu sosial.
• Konsep dunia kehidupan merupakan konsep yang dapat menjadi
dasar bagi ilmu pengetahuan (dunia kehidupan bagian dari ilmu
pengetahuan).
• Konsep dunia kehidupan dapat memerikan inspirasi kepada ilmuilmu sosial.
• Dunia kehidupan sosial merupakan sumbangan berharga dari
fenomologi, artinya unsur subjek dilihat sebagai bagian tak
terpisahkan dari proses terciptanya suatu ilmu pengetahuan yang
mendapat dukungabn metodologinya.
Syahrial
20
Hermeneutika Ilmu Sosial
• Awalnya sebagai teori memahami teks
tertulis atau kitab suci, kemudian
berkembang menjadi Teks kehidupan
sosial”
• Hermeneutika dipakai dalam 3 makna:
– Pengucapan lissan.
– Penjelasan yang masuk akal.
– Terjemahan dari bahasa lain.
• Sebagai pendekatan dalam ilmu-ilmu
sosial
Syahrial
21
Problem Hermeneutika Sosial
• Dunia kehidupansosial bukan hanya dunia yang hanay
dihayati individu-individu dalam masyarakat, melainkan
juga merupakan penafsiran yang mencul karena
penghayatan itu.
• Hermeneutika merupakan penafsiran atas dun ia
kehidupan sosial.. Menurut Gadamer ada 4 faktor yang
terlihat dalam proses interprestasi (penafsiran) yaitu:
– Bildung, yaitu pembentukan jalan pikiran.
– Sensus Cummnunis, yaitu pertimbangan praktis yang baik,
dengan maksud untuk memahami arus yang mendasari pola
sikap manusia.
– Pertimbangan, yaitu berhubungan dengan apa yang harus
dilakukan.
– Taste (selera) sikap subjektif yang berhubungan dengan macammacam rasa
Syahrial
22
Terima Kasih
Dr. Syahrial Syarbaini, MA.
Download