Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem

advertisement
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali
Modulasi Lebar Pulsa
Sudirman S.*
ABSTRACT
This paper aim to analysed.c.motor performance by using Pulse Width Modulation ( PWM).
Output DC motor equal to 5 HP. Analysis done by using simulation of program PSPICE version
7 in condition of motor in a state of dynamic.
Result of research indicates that operation of speed of d.c.motor to 4 pulse with fickle modulation
index is obtained by powefactor between 0,72 - 0,81. Hereinafter by adding pulse from 4 to
become 8 per semi cycle at control system PWM can reduce Total Hamonik Distortion ( THD)
becomes 0,150,16 and increases power factor between 0,97 - 0,98 at the same power.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja motor DC dengan menggunakan sistem
kendali modulasi lebar pulsa atau Pulse Width Modulation (PWM). Beban motor yang digunakan
mempunyai daya sebesar 5 HP. Analisis dilakukan dengan menggunakan simulasi program
PSPICE versi 7dalam kondisi motor dalam keadaan dinamis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengendalian kecepatan motor DC untuk kendali PWM 4 pulsa dengan indeks modulasi
yang berubah-ubah diperoleh faktor kerja antara 0,72 – 0,81. Selanjutnya dengan menambah
pulsa dari 4 menjadi 8 pulsa per setengah siklus pada sistem kendali PWM dapa
tmenurunkan Total Hamonik Distortion (THD) menjadi 0,15- 0,16 dan meningkatkan
faktor kerja motor antara 0,97 - 0,98 pada daya yang sama.
Kata Kunci: PWM, FaktorKerja, THD
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
Motor-motor arus searah atau Direct Current (DC) mempunyai beberapa karakteristik
yang telah digunakan dalam sistem pengendalian penggerak kecepatan motor. Motor DC
dapat memberikan torsi starting yang tinggi dan juga memungkinkan diperoleh
pengendalian kecepatan dalam jangkauan (range) yang lebih luas. Motor DC telah
memainkan peranan yang sangat signifikan dalam industri modern, seperti penggunaan
motor DC seri dan motor DC penguatan terpisah dalam penggerak kecepatan yang
berubah-ubah.
Saat ini kombinasi motor arus searah atau Direct Current (DC) dan pengontrolah
DC telah mendominsi konfigurasi sistem penggerak peralatan listrik. Dengan adanya
penggunaan thyristor sebagai pengganti dioda pada konverter AC – DC atau lebih dikenal
penyearah terkendali (rectifier controlled), maka akan diperoleh output tegangan yang
berubah-ubah yang dapat digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor listrik DC.
Untuk mendapatkan output tegangan yang berubah-ubah, dapat diperoleh dengan
mengontrol sudut delay atau sudut pengapian (firing) dari thyristor pada penyearah
terkendali. Thyristor kontrol phasa dihidupkan dengan pulsa pendek pada gerbangnya
dan dimatikan melalui komutasi natural atau komutasi line. Demikian juga power faktor
dari konverter kontrol phasa bergantung pada sudut delay (), dan biasanya rendah
terutama pada level tegangan rendah, bahkan akan menghasilkan harmonisa pada sisi
sumber.
Berbagai metode teknik komutasi telah dikembangkan untuk meningkatkan power
faktor daya masukan dan level harmonisa, seperti komutasi paksa, kontrol sudut
pengapian, dan kontrol sudut simetris. Akan tetapi, semua teknik ini hanya akan
menghasilkan satu pulsa per setengah siklus dari arus masukan konverter, dan akibatnya
harmonisa dengan orde terendah adalah harmonisa ketiga. Dalam praktek sangat sulit
untuk melakukan penapisan arus harmonisa orde rendah (Rasyid, M, 19993).
Suatu metoda pengendalian Modulasi Lebar Pulsa atau Pulse Width Modulation
(PWM) telah dikembangkan dan diaplikasikan pada konverter. Sistem kontrol PWM ini
dinyalakan dan dimatikan beberapa kali setiap setengah siklus dan tegangan keluaran
dikendalikan dengan mengubah-ubah lebar pulsanya. Metode ini telah dikembangkan
oleh Plunkett, A.B(1979), dengan membuat inverter transistor Pulse Width Modulation
(PWM) untuk mengurangi output arus puncak. Sebelumnya Brod, D.M,(1985) telah
mengembangkan sistem inverter PWM-VSI dengan pengontrol arus. Sistem ini
menggunakan kontrol perbandingan kesalahan arus dengan gelombang segitiga untuk
menghasilkan signal pengapian pada inverter.
Selanjutnya Bose, B.K. (1990), telah mengembangkan suatu teknik kontrol arus
adaptif hysterisis-band Voltage-Fed PWM Inverter pada sistem penggerak mesin AC.
Sistem ini telah menjadi populer dan digunakan dalam industri karena mempunyai
respons yang lebih cepat dan dapat membatasi arus puncak devais secara otomatis.
Namun demikian, walaupun perkembangan di masa mendatang penggerak motor AC
lebih banyak digunakan, tetapi dalam aplikasi tertentu motor DC tetap digunakan dalam
industri, seperti beban traksi, dll
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
II. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah melakukan simulasi sesuai dengan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Membuat penyearah dengan sistem kendali PWM 4 pulsa dengan beban motor
DC 5 HP.
2. MelakukansimulasiPSPICE denganindeksmodulasi yang bervariasi.
3. Melakukananalisis THD dan factor kerja penyearah sesuai dengan pengendalian
motor DC yang dilakukan dalam simulasi.
4. Melakukan perubahan system kendali dengan menambah pulsa menjadi 8 pulsa.
5. Melakukan langkah kerja seperti langkah no. 2 dan 3.
1. DesainPerangkat Keras
- DesainPembangkit Pulse Width Modulation (PWM)
Ada dua tipe system kendali yang digunakan untuk merubah keluaran konverter,
yaitu Pulse Width Modulation (PWM) dan Sinusoidal Pulse Width Modulation (SPWM).
Jumlah pulsa per setengah siklus umumnya dalam range 1 sampai 15. Dalam penelitian
ini digunakan system kendali SPWM.Teori dasar untuk mendapatkan pemicuan SPWM
dilakukan dengan membandingkan signal sinusoidal (vr) dengan signal carrier (vc) seperti
yang diperlihatkan dalam Gambar 1
Gambar 1 Kontrol Sinusoidal Pulse Width Modulation (SPWM)
t
Lebar pulsa  dapat dirubah dengan merubah-rubah tegangan carrier (vc). Teknik
ini dapat diimplementasikan dengan menggunakan sebuah op-amp yang berfungsi
t
sebagai komparator atau pembanding antara signal vrdan signal vc.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan pemicuan SPWM,
adalah:
t
1.
Perbandingan antara frekuensi gelombang segitiga dan level tegangan
dilambangkan dengan mf (diambil mf = 4)
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
2.
Perbandingan antara tegangan sinus dan gelombang segitiga (dilambangkan
ma) harus <1 untuk menjaga agar tidak terjadi overmodulation, yakni
kondisi dimana level tegangan sinusoidal melebihi amplitudo gelombang
segitiga.
Adapun Gambar rangkaian SPWM dapat dilihat pada Gambar 2.
10
9
5
2
Vs = Vm sin fct
6
7
8
3
Pulsa
Gate
1
4
0
Gambar2RangkaianPembangkit Sinusoidal Pulse width modulation (SPWM)
B. Desain Perangkat Lunak
Desain perangkat lunak menggunakan program PSIPCE. Teknik pembuatan
Listing PSPICE digunakan sistem Netlist seperti diagram alur berikut ini:
Gambar 3. Urutan Struktur Pembuatan PSPICE
C. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian ini dan berdasarkan pengumpulan data, maka
akan dilakukan analisis data berdasarkan kajian statistik deskriptif berupa nilai persentase
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
dan mencari harga rata-rata sesuai dengan hasil simulasi dari penyearah terkendali 3
phasa, diantaranya arus keluaran, pengaturan tegangan input, dan Total Distorsi
Harmonik (THD).
Adapun persamaannya sebagai berikut:
1/ 2
 

 Xn 
 n 2 

THD  
X1
dimana : X1 adalah nilai rms komponen dasar
Xn adalah nilai rms harmonisa ke n
Selanjutnya dicari power faktor sesuai rumus berikut ini:
PF 
1
1 THD 
2 1/ 2
cos 
III. Hasil dan Pembahasan
A. HasilPenelitian
1. SistemKendali PWM 4 pulsa
a. PengujianBentukGelombangArus dan TeganganMasukan
Dalam sistem kendali PWM, pengaturan tegangan dilakukan dengan memotongmotong gelombang sinus arus masukan seperti yang terlihat dalam Gambar 4.
Gambar 4 Bentuk gelombang arus dan tegangan masukan untuk sistem PWM
b. Pengujian Bentuk Gelombang Arus Jangkar dan Perubahan Tegangan Input
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
Untuk pengujian bentuk gelombang arus jangkar harus mengacu pada arus
nominal seperti yang tertera pada data-data motor. Dalam hal ini data motor yang akan
diuji mempunyai arus nominal 18,3 Volt dengan tegangan jangkar 240 Volt. Adapun
bentuk gelombang arus dan tegangan jangkar pada system kendali PWM dengan indeks
modulasi 0,4, dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Bentuk gelombang arus jangkar dengan sistem PWM pada indeks modulasi (mf) 0,4
Dari hasil pengaturan sistem kendali PWM dengan indeks modulasi 0,4 diperoleh
perubahan tegangan sebesar 230,636 volt dengan arus jangkar sebesar 20,134 ampere.
c. Perubahan Arus Jangkar Pada Penyearah PWM
Perubahan tegangan input untuk penyearah PWM dapat dilakukan dengan
mengubah-ubah indeks modulasi (mf). Hasil pengukuran perubahan indeks modulasi dari
sistem kendali ini dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Pengukuran tegangan input, arus jangkar, tegangan jangkar dan daya
keluaran dengan pengaturan indeks modulasi (4 pulsa)
IndeksModulasi
Tegangan
Input
(Vt)
ArusJangkar
(Ia)
(mf)
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
Volt
244,305
236.240
230,636
226,128
222,246
220,102
219,612
219,203
Ampere
23,311
21,369
20,134
19,175
18,435
17,885
17,551
17,312
Tegangan
Jangkar
Ea = Vt –
(Ia.Ra)
Volt
239,64
231,966
226,609
222,293
218,559
216,525
216,101
215,74
Daya Output
Konverter
Po = Vt x Ia
kW
5,694
5,048
4,642
4,336
4,097
3,936
3,854
3,796
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
10
219,114
17,215
215,671
3,772
Hubungan antara perubahan indeks modulasi terhadap arus dan tegangan jangkar dapat
dilihat pada Gambar 6.
Hubungan perubahan indeks modulasi
terhadap perubahan arus dan tegangan
jangkar
Tegangan jangkar
300
250
200
150
100
50
0
23,3 21,4 20,1 19,2 18,4 17,9 17,6 17,3 17,2
Arus Jangkar
Gambar 6.Grafik perubahan arus dan tegangan jangkar terhadap indeks modulasi
d. Analisis Perubahan Kecepatan Motor
Tabel 2 Perubahan kecepatan untuk penyearah PWM
Perubahan
Sudut
Penyalaan
Tegangan
Jangkar
Nominal (Ea1)
Putaran
Nominal (n1)
Alpha
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
10
Volt
240
240
240
240
240
240
240
240
240
Rpm
2500
2500
2500
2500
2500
2500
2500
2500
2500
Perubahan
Tegangan
Jangkar (Ea2)
Volt
239,64
231,966
226,609
222,293
218,559
216,525
216,101
215,74
215,671
Perubahan putaran
Ea
n2  2 x n1
Ea1
Rpm
2496,25
2416,31
2360,51
2315,55
2276,65
2255,46
2251,05
2247,29
2246,57
e. Analisis Total Distorsi Harmonik Dan Faktor Kerja
Dari Tabel 3 terlihat bahwa pada pengaturan indeks modulasi pada penyearah
PWM akan mengakibatkan perubahan daya keluaran atau perubahan arus jangkar.
Apabila indeks modulasi diperbesar, maka akan mengakibatkan perubahan input
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
tegangan, dan faktor kerjanya juga naik. Adapun nilai THD dan faktor kerja dengan hasil
pengaturan indeks modulasi yang bevariasi dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3 Hasil pengaturan indeks modulasi untuk mendapatkan daya yang sama
dengan sistem kendali PWM
Indeks
Modulasi (mf)
0,450
0,465
0,470
0,477
0,52
0,64
0,99
Daya Keluaran
(kW)
4,459
4,421
4,407
4,373
4,279
3,936
3,560
Sudut
Perpindahan
-16,9
-17,11
-17,17
-17,45
-18,25
-20,94
-26,69
THD
Input
0,63
0,63
0,63
0,64
0,64
0,65
0,71
PF
0,81
0,81
0,81
0,80
0,79
0,78
0,72
Sedangkan bentuk spectrum harmonik yang terjadi pada input tegangan dapat dlihat pada
Gambar 7.
Gambar 7 Bentuk Spektrum Harmonik arus Masukan pada penyearah PWM untuk
4 pulsa
2. Sistem Kendali 8 Pulsa
a. Pengaturan input tegangan dengan menggunakan 8 pulsa
Salah satu kelebihan penyearah PWM dibanding dengan penyearah lain, yakni
faktor kerja dari penyearah PWM dapat ditingkatkan dengan menambah pulsanya per
setengah siklus. Bentuk gelombang dari sistem kendali PWM dengan 8 pulsa dapat
dilihat pada Gambar 8.
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
Gambar 8 Bentuk gelombang arus dan tegangan masukan pada system kendali PWM
dengan 8 pulsa
Selanjutnya dengan cara yang sama seperti system kendali 4 pulsa, maka pengaturan
indeks modulasi dilakukan untuk mendapatkan variasi input tegangan yang dapat
digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor. Hasil pengaturan indeks modulasi
yang berubah-ubah untuk system kendali 8 pulsa dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4.Hasil pengaturan indeks modulasi untuk mendapatkan daya yang sama
dengan sistem PWM 8 pulsa
Indeks Modulasi
(mf)
0,34
0,35
0,36
0,37
0,375
0,39
0,51
0,63
0,8
Daya Keluaran
(kW)
4,105
4,075
4,05
3,971
3,905
3,815
3,257
2,875
2,455
Sudut
Perpindahan
-9,9
-9,5
-9,16
-8.81
-8,64
-8,14
-4,24
-2,18
-0,37
THD Input
PF
0,15
0,15
0,15
0,148
0,147
0,144
0,196
0,277
0,41
0,97
0,97
0,97
0,98
0,98
0,98
0,98
0,96
0,93
Sedangkan perbandingan input THD dan PF antara pengaturan 4 pulsa dan 8 pulsa dapat
dilihat dalam Tabel 5.
Tabel 5 Perbandingan input THD dan PF antara PWM 4 pulsa dan PWM 8 pulsa
Daya
Keluaran
4,403
4,354
4,341
4,307
4,215
3,878
3,257
PWM 4 Pulsa
Indeks
Input
Modulasi
THD
0,450
0,63
0,465
0,63
0,470
0,63
0,477
0,64
0,52
0,64
0,64
0,65
0,99
0,71
PF
0,81
0,81
0,81
0,80
0,79
0,78
0,72
Daya
Keluaran
4,403
4,354
4,341
4,307
4,215
3,878
3,257
PWM 8 pulsa
Indeks
Input
Modulasi
THD
0,32
0,16
0,33
0,16
0,333
0,16
0,337
0,159
0,35
0,15
0,41
0,15
0,47
0,16
PF
0,97
0,97
0,97
0,97
0,97
0,98
0,98
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa perubahan kecepatan motor pada penyearah
PWM sangat halus, dimana perubahan arus jangkar motor hanya berkisar antara 17,215 23,311 Ampere dan perubahan tegangan jangkarnya 239,64 menjadi 215,67 (selisih
penurunan tegangan 23,97 volt). Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian kecepatan
pada penyearah PWM sangat bagus dibanding dengan penyearah lain (penyearah hibrid),
Hasil penelitianKurniati, S (2006a dan 2006b),
mengungkapkan adanya
perbaikan kinerja penyearah terkendali tiga phasa dengan menggunakan filter hibrid.
Penggunaan filter hibrid yang dipasang pada penyearah hanya menimbulkan hamonik
sebesar 25,51 % sehingga efisiensi penyearah naik menjadi 99,87% dengan faktor kerja
0,95. Namun setelah diujicobakan pada beban motor berbeda hasilnya. Dalam penelitian
ini diperoleh peningkatan hamonik yang timbul pada input tegangan sehingga terjadi
penurunan faktor kerja sebesar 0,73, bahkan bila sudut penyalaan diperbesar akan
menurunkan faktor kerja yang cukup signifikan yakni 0,46.
Sementara pada penyearah PWM diperoleh faktor kerja antara 0,72 – 0,81 indeks
modulasi (mf) 4 (Tabel 5.6). Jika indeks modulasi dinaikkan, maka dipreoleh
peningkatan faktor kerja antara 0,97 – 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dari
penyearah PWM lebih baik dibanding dengan penyearah PWM. Keunggulan lain dari
PWM dapat dibuat bebeapa pulsa per setengah siklus jika diperoleh penurunan faktor
kerja atau peningkatan harmonik pada input tegangan. Jika dibandingkan dengan
penyearah hibrid, memang ada beberapa sudut penyalaan yang menunjukkan faktor kerja
yang baik, sehingga perlu diperhatikan perubahan sudut delay pada kondisi tetentu.
IV. Simpulan dan Saran
A. Simpulan
1. Penyearah PWM mempunyai pengaturan yang lebih baik karena dapat dilakukan
pengaturan kecepatan motor secara halus serta dapat meredam harmonik yang lebih
rendah dengan menaikkan pulsa per setengah siklusnya.
2. Dengan menggunakan beban motor DC 5 HP dalam keadaan dinamis pada penyearah
PWM 4 pulsa diperoleh factor kerja sebesar 0,63 – 0,71, sedangkan pada penyearah
PWM 8 pulsa diperoleh kenaikan factor kerja sebesar 0,97 – 0,98.
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Sudirman S., Analisis Kinerja Motor Arus Searah dengan menggunakan sistem kendali modulasi lebar pulsa
DAFTAR RUJUKAN
-
Brod. D.M. 1985. Current Control of VSI-PWM Inverters. IEEE Transactions on Industry
Applications.
-
Bose, B.K. 1990. An AdaptifHysterisis-Band Current Control Technique of a
Voltage-Fed PWM Inverter for Machine Drive System . IEEE Transactions on
Industrial Electronics
-
KurniatiS, dkk. 2006a.Peningkatan Kinerja Penyearah Terkendali Tiga Phasa dengan
Menggunakan Filter Hibrid.Laporan Penelitian Dosen Muda. Lembaga Penelitian
Undana.
-
Kurniati S.,dkk. 2006b. Eliminasi Harmonisa Pada Penyearah Terkendali Tiga Phasa
Dengan Menggunakan
Filter Hibrid. Jurnal Media Exacta Lembaga Penelitian
Undana.
-
Plunkett, A.B. 1979. A Current-Controlled PWM Transistor Inverter Drive. IEEE/IAS
Annual Meeting Conference Record.
-
Rashid, M. 1993. Power Electronics, PrinticeHallI International Inc, New Jersey.
Media Exacta Volume 10 No.2 Juli 2010
Download