36 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Metode Sistem Percobaan Pada Percobaan yang dilakukan terdapat 2 metode yang digunakan sebagai sistem pengendali kecepatan motor brushless DC, yakni metode PWM dengan dutycycle dan metode pelebaran frekuensi. Metode PWM digunakan pada modul pengendali kecepatan (ESC) dan metode frekuensi digunakan untuk perubahan kecepatan motor. 4.1.1 Metode PWM Metode PWM digunakan sebagai metode manipulasi pada kecepatan motor DC. Pada umumnya metode PWM sering digunakan pada pengendali kecepatan motor, karena dalam pembangkitan PWM hanya butuh 1 bit data dari mikrokontroler bila dibandingkan dengan rangkaian DAC konvensional butuh 8-10 bit data. 4.1.2 Metode Frekuensi Metode frekuensi digunakan sebagai metode perubahan kecepatan motor, dalam metode ini, merubah sinyal frekuensi sebagai masukan dari kecepatan motor dengan cara pelebaran maupun penyempitan nilai frekuensi. 37 4.2 Kriteria Percobaan Percobaan yang dilakukan terdapat 2 proses kriteria percobaan, yaitu: 1. Percobaan pembacaan sinyal pada modul ESC dengan modul bantuan berupa Transmitter dari remote dan Receiver yang dihungkan langsung dengan ESC. 2. Percobaan pembacaan sinyal pada sistem pengendali dengan mikrokontroler AVR2560. 4.2.1 Sinyal PWM pada ESC Dengan membaca sinyal yang di dapat dari modul pengendali kecepatan dengan modul transmitter (remote) dan receiver (dihubungkan dengan ESC) dapat diperoleh data berupa nilai total periode pulsa pada PWM adalah tetap kecuali nilai periode pulsa positif (Ton) dan nilai periode pulsa negatif (Toff). Mengingat dengan hanya adanya 2 amplitudo pada sinyal PWM yaitu High dan Low. Gambar 4.1 Pembangkit Sinyal PWM 38 Gambar 4.2 Schematic Pengukuran Sinyal PWM pada ESC 4.2.2 Sinyal Frekuensi untuk Sistem Pengendali Motor Pada percobaan untuk merubah sinyal frekuensi, kami melakukan perubahan sinyal pada nilai periode pulsa positif (Ton) terhadap waktu. Hasil perubahan frekuensi kami coba untuk menggerakkan motor, didapatkan bahwa semakin lebar nilai periode pulsa positif (Ton) semakin cepat motor berputar. Nilai frekuensi tersebut kami gunakan sebagai nilai keluaran perhitungan pada putaran motor per menit (RPM), dengan menggunakan rumus: RPM = f * 60 Keterangan: RPM = Medan putar magnet (RPM Revolutions per Minute) 60 = 1 menit = 60s f = frekuensi (Hz) 39 4.3 Data Hasil Percobaan Dari data yang di peroleh dari hasil percobaan terdapat 2 data, yaitu data hasil percobaan pada modul ESC dan data percobaan pada sistem pengendali kecepatan motor. 4.3.1 Data Hasil Percobaan pada ESC Gambar 4.3 ESC Ttotal Data hasil percobaan 8% Duty-cycle Gambar 4.4 ESC Ton Data hasil percobaan 8% Duty-cycle 40 Gambar 4.5 ESC Ton Data hasil percobaan 9% Duty-cycle Gambar 4.6 ESC Ttotal Data hasil percobaan 9% Duty-cycle Gambar 4.7 ESC Ton Data hasil percobaan 10% Duty-cycle 41 Gambar 4.8 ESC Ttotal Data hasil percobaan 10% Duty-cycle Gambar 4.9 PWM Data hasil percobaan pada ESC Dapat dibuktikan dan dilihat bahwa pengendali kecepatan pada ESC menggunakan metode PWM, dengan nilai Ttotal sebesar 18.45ms dan frekuensi sebesar 50Hz. Perubahan kecepatan motor yang dilakukan pada ESC dengan modul remote dan receiver dengan merubah nilai periode Ton, bahwa semakin lebar periode pulsa positif (Ton) maka perputaran motor akan semakin cepat, dan sebaliknya jika semakin kecil periode pulsa positif (Toff) maka perputaran motor akan semakin lambat. 42 4.3.2 Data Hasil Percobaan pada Sistem Pengendali Kecepatan Gambar 4.10 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi Min. & RPM pada Tabel 1 Gambar 4.11 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi & RPM pada Tabel 1 43 Gambar 4.12 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi & RPM pada Tabel 1 Gambar 4.13 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi & RPM pada Tabel 1 44 Gambar 4.14 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi & RPM pada Tabel 1 Gambar 4.15 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi & RPM pada Tabel 1 45 Gambar 4.16 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi & RPM pada Tabel 1 Gambar 4.17 Data Oscilloscope & LCD Frekuensi Maks. & RPM pada Tabel 1 46 Data Percobaan RPM Frekuensi Data Oscilloscope RPM (Hz) Frekuensi Error Rate (Hz) 10200 170 10032 167.2 1.64% 12600 210 12330 205.5 2.14% 18600 310 18630 310.5 0.16% 24000 400 24228 403.8 0.94% 30000 500 30000 500 0% 36000 600 36114 602.4 0.31% 42000 700 42372 706.2 0.87% 46200 770 46152 769.2 0.10% Tabel 1. Perbandingan Data Percobaan dengan Oscilloscope Error pengukuran di dapat dengan membandingkan antara data percobaan dengan data pada oscilloscope, dengan rumus: Keterangan: E = Error pengukuran dari motor Ns = Medan putar magnet pada data percobaan (RPM) N = Medan putar magnet pada oscilloscope (RPM).