PERILAKU PEKERJA SEKS KOMERSIAL TERHADAP

advertisement
PERILAKU PEKERJA SEKS KOMERSIAL TERHADAP PENCEGAHAN
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI LOKALISASI
KALINYAMAT BANDUNGAN
Triwik Sri Mulati, Indarto, Putri Ratnasari
Kementrian Kesehatan Politehnik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan
Abstract: Behavior, Commercial sex workers, Sexually transmitted diseases. This
study aims to reveal the phenomenon of Conduct Against Commercial Sex Workers
Sexually Transmitted Disease Prevention at Localization Kalinyamat, Bandungan.
This study used a qualitative design with sample collection technique is purposive
sampling with maximum sampling type of sampling variation. The collection of data
by using a technique Focus Group Discussion (FGD) and In-depth Interviews (WM).
In this study, researchers used informants DKT 6 and 8 informants WM. Test the
validity of the data was done by using triangulation. The results showed that the
behavior of prostitutes on the prevention of STDs seen from most of the knowledge
already know about the definition, causes, types, signs and symptoms of STD
prevention, of attitudes that are divided into several categories there who agree and
disagree, on the activities on the prevention largely meet health standards.
Keywords: Behavior, Commercial Sex Workers, Sexually Transmitted Diseases
Abstrak: Perilaku, Pekerja Seks Komersial, Penyakit Menular Seksual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena Perilaku Pekerja Seks
Komersial Terhadap Pencegahan Penyakit Menular Seksual di Lokalisasi
Kalinyamat, Bandungan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan
teknik pengumpulan sampel secara purposive sampling dengan jenis sampling
maximum variation sampling. Adapun pengumpulan data dengan menggunakan
teknik Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan Wawancara Mendalam (WM). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan 6 informan DKT dan 8 informan WM. Uji
keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perilaku PSK terhadap pencegahan PMS dilihat dari pengetahuan sebagian
besar sudah mengetahui tentang pengertian, penyebab, jenis, tanda gejala dan
pencegahan PMS, dari sikap yang dibagi menjadi beberapa kategori ada yang setuju
dan tidak setuju, dari aktifitas terhadap pencegahan sebagian besar sudah memenuhi
standar kesehatan.
Kata Kunci: Perilaku, Pekerja Seks Komersial, Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual adalah istilah
umum dan organisme yang menjadi
penyebabnya biasanya masuk dalam
darah atau cairan tubuh, yaitu meliputi
virus, mikoplasma, bakteri, jamur,dan
parasit-parasit
kecil,
yang
cara
penularannya dengan kontak tubuh
termasuk berciuman, hubungan seksual,
hubungan seksual melalui anus, juga
kontak mulut atau genital dengan
payudara. (Ralph, 2009). Angka
PENDAHULUAN
Penyakit Menular Seksual (PMS)
didefinisikan sebagai salah satu akibat
yang ditimbulkan karena aktifitas
seksual yang tidak sehat sehingga
menyebabkan
munculnya
penyakit
menular seksual, bahkan pada beberapa
kasus PMS yang membahayakan,
misalnya
HIV
(Human
Immunodeficiency Virus), sifilis, gonore,
dll. (Intan, 2012 dan iwan, 2012).
40
41 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99
kejadian Penyakit Menular Seksual
(PMS) saat ini cenderung meningkat di
Indonesia. Jumlah kasus infeksi menular
seksual di Provinsi Jawa Tengah dari
tahun ke tahun semakin meningkat.
Peningkatan kasus ini dikarenakan
pencatatan dan pelaporan yang semakin
baik. Meskipun demikian kemungkinan
kasus yang sebenarnya di populasi masih
banyak yang belum terdeteksi. Di
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009,
kasus PMS diobati sebesar 77,80%,
mengalami penurunan bila dibandingkan
dengan cakupan tahun 2008 sebesar
98,14%. Ini berarti belum seluruh kasus
PMS yang ditemukan diobati atau belum
mencapai target yaitu 100%. (Dinkes,
2009). Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang tahun 2009,
ada beberapa PMS yang mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2008
diantaranya kandidiasis dari 443 menjadi
308, bakteri vagina dari 151 menjadi
144, HIV dari 114 menjadi 9, gonorrhoe
dari 120 menjadi 71, condyloma
acuminate dari 95 menjadi 68, herpes
genetalis dari 68 menjadi 59, AIDS dari
23 menjadi 17 dan syphilis dari 6
menjadi 2. Demikian pula beberapa
kasus yang meningkat antara lain herpes
simplex dari 140 menjadi 149 dan
trichomonas vaginalis dari 6 menjadi 9.
Meskipun begitu belum semua unit
pelayanan baik rumah sakit maupun
Puskesmas melaporkan data PMS ke
Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Menurut Organisasi Kesehatan
Wanita (WHO) ada beberapa faktor
yang menyebabkan angka kejadian PMS
antara lain, Mulai aktif secara seksual
pada usia dini, sering berganti - ganti
pasangan, perokok berat, mengkonsumsi
alkohol, melakukan hubungan seks tanpa
pelindung, dan pekerja seks komersial.
Menurut Verra, (2011) wanita lebih
beresiko untuk terkena PMS lebih besar
dari pada laki-laki sebab mempunyai alat
reproduksi yang lebih rentan.
Pekerja Seks Komersial (PSK)
adalah suatu pekejaan atau profesi
dengan melacurkan diri, penjualan diri
dengan jalan memperjualbelikan badan,
kehormatan dan kepribadian kepada
banyak orang untuk memuaskan nafsunafsu seks dengan imbalan pembayaran,
dengan alasan komersial mereka siap
melakukan apa saja untuk kepuasan
pelanggan sampai pada perilaku seks
yang tidak sehat, sehingga kelompok ini
beresiko untuk terkena penyakit menular
seksual (PMS). Pekerja seks komersial
sangat rentan terinfeksi Penyakit
Menular Seksual karena pekerjaan nya
yang berganti-ganti pasangan melakukan
hubungan seksual. Pekerjaan PSK yang
melakukan hubungan seksual dengan
banyak
pasangan
tentunya
mengkhawatirkan kita, karena penyakit
menular
seksual
yang
mungkin
menginfeksi PSK dapat menginfeksi istri
dari laki-laki pengguna PSK tersebut.
Dari data yang dihimpun
Puskesmas Bandungan bahwa di
lokalisasi kalinyamat terdapat 228
pekerja
seks
komersial,
yang
berdasarkan hasil pemeriksaan setiap
bulannya data Pekerja Seks Komersial
yang terkena 4 Penyakit Menular dari
bulan januari sampai desember sebanyak
80 pekerja seks yang menderita penyakit
menular, dan kebanyakan dari mereka
menderita vaginasitis, yang menderita
gonore sebanyak 10 orang, Ca serviks 4
orang, HIV/AIDS 1 orang, dan
berdasarkan tempat tinggal nya dibagi 2
yaitu ada yang tinggal di kos dan
panti,di lokasi tersebut terdapat 18 kos
dan 13 panti. Berdasarkan study
pendahuluan hasil wawancara pada 5
informan, di dapatkan hasil bahwa 3
diantaranya pernah menderita penyakit
menular seksual dan 2 informan
mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular seksual, Dari 3
informan yang pernah menderita
penyakit menular seksual di dapatkan
bahwa dari aktifitas merekalah yang
menyebabkan PMS tersebut diantaranya
yaitu aktifitas seksual yang sering
melakukan hubungan seksual lebih dari
Triwik Sri Mulati, Perilaku Pekerja Seks Komersial Terhadap
3 kali sehari dengan pasangan yang
berbeda, saat melakukan hubungan
seksual tidak menggunakan kondom,
walaupun sudah ada penyuluhan dan
pemeriksaan PMS seminggu 2 kali,
namun mereka beranggapan bahwa
pemeriksaan itu bukan salah satu dari
kebutuhan mereka,melainkan kebutuhan
petugas kesehatan,dari 2 informan yang
tidak pernah mengalami penyakit
menular seksual didapatkan hasil bahwa
mereka melakukan aktifitas seksual nya
biasa-biasa saja,masih dalam batas
normal, sering menggunakan kondom,
mungkin ini dipengaruhi juga karena
mereka masih terbilang baru di dunia ini.
Maka hal ini menarik peneliti untuk
mengetahui Perilaku Pekerja Seks
Komersial terhadap Penyakit Menular
Seksual di Lokalisasi Kalinyamat
Bandungan, yaitu salah satu lokalisasi
terbesar di kab. Semarang. salah satu
lokalisasi terbesar di kab. Semarang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian
fenomenologi yang akan mengungkap
fenomena-fenomena tentang Perilaku
pekerja Seks Komersial di Lokalisasi
Kalinyamat, Bandungan dengan metode
pengambilan data secara kualitatif, yaitu
suatu penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, dengan
cara mendreskripsikan dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada suatun
konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (Moleong, 2010).
Penelitian ini dilakukan di lokasi
Puskesmas pembantu Bandungan, Gang
ngunut, Gang Kalinyamat Bandungan
dilaksanakan mulai bulan Oktober 2012.
Pengambilan
subyek
penelitian
menggunakan metode purposive sample
dengan jenis sampling adalah maximum
variation sampling yaitu memilih variasi
fenomena yang beragam dengan tujuan
memperoleh variasi yang maksimal,
42
beragam, unik, serta mengidentifikasi
pola-pola
yang
sering
dijumpai
(Moleong, 2010). Jumlah sampel pada
penelitian ini sejumlah 14 informan.
HASIL PENELITIAN
Bandungan
sebenarnya
merupakan tempat wisata, akan tetapi
lebih dikenal sebagai tempat prostitusi.
Setiap menyebut nama Bandungan,
imajinasi
orang
selalu
kepada
perempuan. Lokasi Bandungan berada di
sebelah selatan kurang lebih 45 Km dari
Kota Semarang, Ibu Kota Propinsi Jawa
Tengah, dan tempat penelitian yang
peneliti gunakan tepatnya di puskesmas
pembantu bandungan, gang kalinyamat,
dan gang ngunut, Letak Bandungan di
sebelah utara berbatasan dengan Desa
Sidomukti, Sebelah Selatan berbatasan
dengan dengan Desa Paseban, Sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Kenteng
dan Sebelah Timur berbatasan dengan
Desa Jetis. Di lokasi bandungan terdapat
18 kos dan 13 panti. Informan dalam
penelitian ini berjumlah 14 informan
yang berasal dari kos dan panti yang
berbeda. Dalam proses pengumpulan
data peneliti menggunakan teknik
Diskusi Kelompok Terarah (DKT) yang
dilakukan satu kali dengan jumlah
informan 6 informan dan wawancara
mendalam yang dilakukan sebanyak 4
kali dengan jumlah informan 8 informan
dan dilakukan dalam waktu yang
berbeda. 50 2. Perilaku Pekerja Seks
Komersial
terhadap
pencegahan
penyakit menular seksual di lokasi
bandungan.
Penelitian tentang pekerja seks
komersial terhadap pencegahan penyakit
menular seksual ini meliputi 3 sub
fenomena yaitu pengetahuan pekerja
seks komersial terhadap pencegahan
penyakit menular seksual, sikap pekerja
seks komersial terhadap penyakit
menular seksual, dan aktifitas pekerja
seks komersial terhadap pencegahan
penyakit menular seksual.
43 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99
Adapun hasil dari masing-masing sub
fenomena itu dapat di uraikan sebagai
berikut :
a. Pengetahuan Pekerja Seks Komersial
terhadap pencegahan menular seksual di
lokasi kalinyamat bandungan. Untuk
mengetahui pengetahuan pekerja seks
komersial terhadap pencegahan penyakit
menular seksual terdapat beberapa sub
fenomena meliputi :
1. Pengetahuan pekerja seks komersial
terhadap penyakit menular seksual
tentang Pengertian penyakit menular
seksual.
Menurut
pengetahuan
informan
penelitian
mengenai
pengertian tentang penyakit menular
seksual yaitu suatu penyakit yang
ditularkan karena hubungan seksual
dan sering bergonta-ganti pasangan.
Untuk factor penyebabnya ada
beberapa macam yaitu secara
langsung: hubungan seksual; virus
dan bakteri; secara tidak langsung:
Kebersihan diri kurang, Ciuman,
Kontak badan yang dekat, makanan.
2. Pengetahuan pekerja seks komersial
tentang jenis penyakit menular
seksual dan tanda gejala penyakit
menular seksual. Pengetahuan pekerja
seks komersial tentang jenis penyakit
menular seksual masih terbatas hanya
beberapa yang sering mereka jumpai
yang disebutkan misalnya sipilis,
jengger ayam, HIV/AIDS. Dan untuk
tanda gejala penyakit tersebut sudah
banyak yang mengerti dan tahu
tentang tanda dan gejala timbulnya
penyakit menular seksual:
Tabel 1
Pengetahuan PSK terhadap PMS
tentang jenis, tanda gejala penyakit
menular seksual
No
1
Jenis PMS
HIV/Aids
Penyebab
Virus
2
Herpes
Virus
3
Jengger
ayam
Virus
4
Sipilis
Bakteri
5
Gonore/
Kencing
nanah
Bakteri
Tanda gejala
Berat badan
turun, diare,
flu, keringat
di malam
hari
Gatal,
demam, bau
Ada
benjolan
bergerumbul
seperti
jengger,
Demam, ada
luka di
vagina
Nyeri saat
kencing,
keluar nanah
dari alat
kelamin,
demam
Pengetahuan
pekerja
seks
komersial tentang pencegahan terhadap
penyakit
menular
seksual
dan
penanganannya dalam penelitian ini
diperoleh hasil jawaban yang bervariasi.
Adapun
jawaban
tersebut
dikelompokkan ke dalam tiga kategori
yaitu pencegahan penyakit menular
seksual, penanganan, dan tempat
mendapat informasi tentang penyakit
menular seksual.
Sikap pekerja seks komersial
tentang memilih-milih tamu Informan
berpendapat berbeda dalam memilihmilih tamu ada yang setuju dan ada yang
tidak setuju. Pada pernyataan ini
informan menyebutkan alasan yang
berbeda-beda untuk melandasi pendapat
tersebut. Alasan mengenai sikap pekerja
seks komersial tentang memilih-milih
tamu dapat dilihat secara rinci pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 2
Sikap pekerja seks komersial tentang
tentang memilih-milih tamu
Setuju
Alasan :
1. Takut
a. Tertular
penyakit
b. Dirampok
Tidak Setuju
Alasan :
1. Banyak uang
2. Yang penting
Baik hati dan sopan
3. Yang penting dibayar
Triwik Sri Mulati, Perilaku Pekerja Seks Komersial Terhadap
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai
perilaku
pekerja
seks
komersial terhadap pencegahan penyakit
menular seksual diketahui bahwa
terdapat tiga sub fenomena yaitu
pengetahuan, sikap dan aktivitas pekerja
seks komersial terhadap pencegahan
penyakit menular seksual. Berikut ini
peneliti uraikan hasil dari penelitian dari
masing-masing sub fenomena beserta
pembahasan data hasil.
Pengetahuan adalah hasil dari
tahu yang terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan pada obyek
tertentu melalui penglihatan dan
pendengaran. Dalam penelitian ini
terdapat tiga sub fenomena dari
pengetahuan yang digunakan untuk
mengungkap pengetahuan perilaku
pekerja seks komersial terhadap
pencegahan penyakit menular seksual.
Pengetahuan
pekerja
seks
komersial terhadap pencegahan penyakit
menular seksual tentang pengertian dan
faktor penyebab. Berdasarkan hasil
penelitian
mengenai
pengetahuan
pekerja
seks
komersial
tentang
pengertian dan factor penyebab penyakit
menular seksual maka didapatkan hasil
bahwa pengertian penyakit menular ini
adalah penyakit karena hubungan
seksual yang disebabkan oleh virus dan
juga karena sering bergonta ganti
pasangan Pendapat ini senada dengan
(Verra, 2012) yaitu Penyakit menular
seksual (PMS) adalah penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seks,
penyakit menular seksual akan lebih
beresiko bila melakukan hubungan
seksual dengan berganti-ganti pasangan
baik melalui vagina, oral maupun anal.
Menurut Manuaba, (2009) Penyakit
Menular Seksual adalah penyakit yang
cara penularannya melalui hubungan
kelamin, tempat terjangkitnya penyakit
tersebut tidak semata-mata pada alat
kelamin saja, tetapi dapat terjadi di
berbagai tempat di luar alat kelamin.
Kemudian untuk factor penyebab
44
terjadinya penyakit menular seksual di
dapatkan hasil disebabkan karena
bergonta-ganti pasangan, gantian jarum
suntik, berhubungan dengan penderita,
tidak memakai kondom, seks usia dini,
kurang nya pengetahuan profesi PSK,
melakukan seks tidak sehat yaitu anal
seks, dan pendapat ini hampir senanda
dengan intan (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya Penyakit Menular
Seksual: 1) Sisa kotoran yang tertinggal
karena pembasuhan buang air besar yang
kurang sempurna, 2) Kesehatan umum
rendah, 3) Kurangnya kebersihan alat
kelamin, terutama saat menstruasi, 4)
Perkawinan pada usia terlalu muda dan
berganti-ganti pasangan, 5) Hubungan
seksual dengan penderita infeksi, 6)
Perlukaan
pada
saat
keguguran,
melahirkan,
atau
perkosaan,
7)
Kegagalan pelayanan kesehatan dalam
strelisisasi alat dan bahan dalam
melakukan pemeriksaan/ tindakan di
sekitar saluran reproduksi.Selain itu
intan (2012) juga berpendapat bahwa
orang-orang yang beresiko tinggi
terhadap penularan PMS, termasuk
HIV/AIDS yaitu: 1) Sering bergantiganti pasangan atau mempunyai satu
atau lebih pasangan seksual baik yang
dikenal maupun yang tidak dikenal
(misalnya
dengan
pekerja
seks
komersial), 2) Memiliki pasangan
seksual yag mempunyai pasangan
seksual lainnya, 3) Terus melakukan
hubungan
seksual,
walaupun
mempunyai keluhan PMS dan tidak
memberitahu
kepada
pasangannya
tentang hal tersebut, 4) Tidak memakai
kondom saat melakukan hubungan
seksual dengan pasangan yang beresiko,
5) Pemakaian jarum sutik secara
bersama-sama
secara
bergantian,
misalnya pada penderita ketergantungan
naerkotika atau kelalaian petugas dalam
menjaga kesterilan alat suntik, 6)
Pekerja seks komersial, 7) Homoseksual
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai pengetahuan pekerja seks
komersial tentang jenis dan tanda gejala
45 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99
penyakit
menular
seksual
maka
didapatkan hasil jenis penyakit menular
seksual dapat di kategorikan menurut
cara penularan nya melalui virus dan
bakteri adapun jenisnya yaitu HIV,
Sipilis, Herpes, Kencing nanah, Jengger
ayam dan untuk tanda gejala informan
menyebutkan beberapa pendapat di
antaranya nyeri saat kencing, terdapat
benjolan/bintil-bintil, pipis nanah, gatal,
keputuhan berbau dan berwarna
Pendapat ini senada dengan verra dan
taufan, (2011) .
Sikap pekerja seks komersial
tentang profesi nya yang beresiko
terhadap penyakit menular seksual.
Menanggapi pernyataan sikap ini
informan menyatakan setuju dengan
profesinya
sebagai
pekerja
seks
komersial itu beresiko terhadap penyakit
menular seksual dengan alasan karena
terlanjur mengandalkan profesi, butuh
uang, sulitnya mendapat pekerjaan
karena factor ijasah, hal ini tidak
sependapat dengan suryati dan anna
(2009) karena ada beberapa masalah dan
dampak yang dihadapi pada wanita yaitu
ancaman kesehatan tinggi antara lain: a)
Resiko tinggi tertular dan menularkan
penyakit menular seksual (PMS)
terutama penyakit kelamin seperti
gonorrhea, sifilis, herpes genital,
condiloma akuminata dan ulcus mole.
Penyakit tersebut menimbulkan cacat
jasmani dan rohani pada diri sendiri dan
anak keturunan. Selain itu dapat pula
tertular penyakit infeksi menular seksual
seperti kandidiasis, vaginosis bacterial
dah HIV/AIDS. b) Resiko terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan.
Wanita tuna susila yang melakukan
hubungan seks tanpa pengaman akan
menyebabkan terjadinya kehamilan.
Karena
kehamilan
yang
tidak
diinginkan,
maka
wanita
akan
melakukan aborsi yang tidak aman yang
dapat mengancam jiwa. c) Gangguan
pada kesehatan reproduksi.
Karena seringnya berganti-ganti
pasangan maka akan mengganggu
kesehatan reproduksi wanita tersebut
dimana wanita akan terkena infeksi pada
alat
reproduksinya
yang
dapat
menyebabkan kemandulan dan kanker
serviks. Hal ini menunjukkan tingkatan
sikap dari informan yaitu bertanggung
jawab, sesuai dengan Notoatmodjo
(2010) bahwa bertanggung jawab
(responsible) merupakan tingkatan sikap
yang paling tinggi tingkatnya. Seseorang
yang telah mengambil mengambil sikap
tertentu berdasar keyakinannya, dia
harus berani mengambil risiko bila ada
orang lain yang mencemooh, atau ada
resiko lain.
Menanggapi pernyataan sikap ini
informan menyatakan ada yang setuju
dan tidak setuju, yang setuju dengan
alasan takut tertular penyakit kalau tidak
hati-hati ini sesuai dengan teori intan
(2012) Angka kesakitan kelompok umur
tertentu pada penderita penyakit menular
seksual pria adalah lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita. dan ada
juga yang beranggapan tidak setuju
dengan alasan untuk mendapat banyak
uang, yang penting baik hati, yang
penting dibayar hal ini menunjukkan
bahwa tingkatan sikap dari informan
adalah Menerima (receiving) sesuai
dengan notoadmojo (2010) bahwa
Menerima diartikan bahwa orang
(subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
Sikap pekerja seks komersial
tentang melakukan pemeriksaan rutin
terhadap penyakit menular seksual.
Menanggapi pernyataan sikap ini
informan menyatakan ada yang setuju
dan tidak setuju, yang setuju dengan
alasan
mencegah
penyakit,
cek
kesehatan, menambah pengetahuan
pendapat ini sesuai dengan teori saroha
(2009) Segera memeriksakan diri serta
melakukan konseling ke dokter atau
petugas kesehatan apabila mengalami
tanda dan gejala penyakit menular
seksual, meliputi rasa sakit atau nyeri
pada saat kencing atau berhubungan
seksual, rasa nyeri pada perut bagian
Triwik Sri Mulati, Perilaku Pekerja Seks Komersial Terhadap
bawah, pengeluaran lendir pada vagina/
alat kelamin, keputihan berwarna putih
susu, bergumpal dan disertai rasa gatal
dan kemerahan pada alat kelamin atau
sekitarnya, keputihan yang berbusa,
kehijauan, berbau busuk, dan gatal,
timbul bercak-bercak darah setelah
berhubungan seks, bintil-bintil berisi
cairan, lecet atau borok pada alat
kelamin). Sebagian informan yang lain
tidak setuju dengan pemeriksaan rutin
yang di sebutkan dalam berbagai alasan
yaitu mengganggu istirahat, tidak ada
waktu luang periksa jika merasa merasa
sakit. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkatan sikap informan adalah
Menerima (receiving) sesuai dengan
notoadmojo (2010) bahwa Menerima
diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).
Sikap pekerja seks komersial
terhadap kesehatan diri. Menanggapi
pernyataan
sikap
ini
informan
menyatakan tidak setuju, ini sesuai
dengan teori eko bastyansyah (2008)
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan,
jiwa,
dan
sosial
yang
memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan
dan
pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan,
pengobatan
dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam penelitian
mengenai
perilaku pekerja seks komersial terhadap
pencegahan penyakit menular seksual di
lokasi kalinyamat bandungan, dapat
disimpulkan. Pengetahuan Pekerja Seks
Komersial terhadap pencegahan menular
seksual di lokasi kalinyamat bandungan.
Mengenai pengertian dan factor
penyebab sebagian informan sudah
mengetahui pengertian juga dapat
menyebutkan
penyebab
terjadinya
penyakit menular seksual. Pemahaman
46
informan sudah sampai pada tingkatan
memahami yang di tunjukkan dengan
pendapat informan yang mampu
menjelaskan tentang pengertian penyakit
menular seksual dan menyebutkan factor
penyebab penyakit menular seksual
dengan benar. Pemahaman informan
tentang jenis dan tanda gejala penyakit
menular masih sekedar tahu tetapi
beberapa informan ada yang sudah
memahami tentang jenis dan tanda
gejala penyakit menular seksual.
Selanjutnya
pemahaman
informan
mengenai pencegahan terhadap penyakit
menular seksual sudah pada tahap
memahami karena mereka sudah sadar
dengan
sendirinya
periksa
jika
mengalami
tanda-tanda
penyakit
menular seksual dan tau cara mencegah
yang
salah
satu
nya
dengan
menggunakan kondom. Sikap Pekerja
Seks Komersial terhadap Pencegahan
Penyakit menular seksual meliputi sikap
profesinya yang beresiko, memiliki
sikap bertanggung jawab dengan
pernyataan setuju dengan segala sesuatu
yang telah dipilihnya dengan segala
resiko, kemudian sikap pekerja seks
komersial tentang memilih-milih tamu
dan pelanggan yang tidak mau
menggunakan pengaman memiliki sikap
menerima dan merespon dengan
pernyataan setuju dengan alasan takut
tertular dan tidak setuju dengan alasan
tidak enak, untuk sikap PSK tentang
melakukan pemeriksaan rutin dan
kesehatan diri memiliki sikap menerima
dan
bertanggung
jawab
dengan
pernyataan setuju untuk periksa rutin,
kemudian untuk sikap menyikapi jika
harus melayani lebih dari 1 tamu
memiliki sikap menerima dan merespon
dengan pernyataan setuju jika harus
melayani lebih dari satu tamu, dan yang
terakhir yaitu sikap PSK terhadap
pasangan yang menderita dan sikap
untuk
melayani
pelanggan
yang
menginginkan seks tidak biasa memiliki
sikap
tanggung
jawab
dengan
pernyataan tidak setuju karena bisa
47 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99
tertular dan menyebabkan PMS.
Aktifitas Pekerja Seks Komersial
terhadap pencegahan penyakit menular
seksual tentang aktifitas terhadap
pencegahan penyakit menular seksual,
terhadap kebersihan diri sehari-hari
sebagian sudah melakukan dengan baik
dan beberapa diantaranya ada pada
tingkatan persepsi dan respon terpimpin
dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Berdasarkan kesimpulan di atas,
maka penulis akan memberikan saran
Pengetahuan Pekerja Seks Komersial
dalam perilaku pencegahan Penyakit
Menular Seksual khususnya tentang
jenis-jenis dan tanda gejala lebih
ditingkatkan lagi, dengan lebih banyak
mencari tahu di internet atau bisa
bertanya dengan petugas kesehatan,
sehingga dapat menjadi dasar untuk
mencegah penyakit-penyakit tersebut,
juga dapat mengetahui lebih banyak
tentang penyakit menular seksual,
sehingga bisa ditangani lebih dini. Sikap
Pekerja Seks Komersial terhadap
pencegahan Penyakit Menular Seksual
bagi
yang
sudah
menerapkan,
diharapkan tetap menerapkan apa yang
telah diketahui tentang pencegahan
penyakit menular seksual, tapi bagi yang
masih belum menerapkan tentang
pencegahan diharapkan lebih berhatihati lagi misal untuk sikap penggunaan
kondom dalam melakukan hubungan
seksual, ada beberapa yang sudah sadar
diri dengan menggunakan pengaman ada
yang tidak menggunakan pengaman
dalam melakukan hubungan seksual,
diharapkan semua sadar dengan bahaya
resiko tertularnya penyakit menuar
seksual, jadi untuk beberapa sikap yang
masih kurang menerapkan pencegahan
tentang pencegahan penyakit menular
seksual lebih diperhatikan lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Dinkes, (2009). Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, dalam
http://www.dinkes.com
Kumalasari, Intan, APP & Andhyantoro,
Iwan, S.K.M, (2012). Kesehatan
Reproduksi Untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde, (2009).
Memahami
Kesehatan
Reproduksi Wanita., Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Moleong, L.J, (2009). Metodologi
Penelitian
Kualitatif
Edisi
Refisi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Notoatmodjo, S, (2012). Promosi
Kesehatan
dan
perilaku
Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta :
Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Download