Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index IMPLEMENTASI METODE MUSYAWARAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SANTRI DI PONPES HUDAYA SUKOPURO JOMBANG Izzul Hadie, Sholihul Anshori Universitas Hasyim Asy’ari, Tebuireng, Jombang e-mail: [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis santri dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang. Masalah tersebut berdampak pada kurang optimalnya pemahaman santri terhadap materi keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi metode musyawarah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis santri. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, dengan analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode musyawarah efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis santri, ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi aktif, kemampuan menyampaikan pendapat, serta kemampuan mengevaluasi dan mengambil kesimpulan secara logis, kritis dan terstruktur. Kata Kunci: Metode Musyawarah, Berfikir Kritis, Pondok Pesantren 41 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Abstrack This research is motivated by the low critical thinking skills of students in the learning process at the Hudaya Sukopuro Jombang Islamic Boarding School. This problem has an impact on the less than optimal understanding of students towards religious material. This study aims to describe the implementation of the deliberation method in improving students' critical thinking skills. The approach used is descriptive qualitative with a case study type. Data collection techniques include observation, in-depth interviews, and documentation, with data analysis using the Miles and Huberman model. The results of the study indicate that the deliberation method is effective in improving students' critical thinking skills, as indicated by increased active participation, ability to express opinions, and ability to evaluate and draw conclusions logically, critically and structured. Keywords: Deliberation Method, Critical Thinking, Islamic Boarding School Pendahuluan Pendidikan merupakan proses penting yang mencakup pembelajaran, pengajaran, dan pembentukan karakter. 1 Literasi hanyalah permulaan pendidikan yang membantu individu mengasah kemampuan berfikir analitis, kreatif, dan kritis. 2 Pendidikan membantu seseorang mengasah kecerdasan intelektual, emosional, dan sosial agar mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan dan berkontribusi dalam masyarakat. 3 Pendidikan juga pada hakikatnya bertujuan untuk pemajuan dan pengembangan seluruh potensi manusia. 4 Dilihat dari sudut pandang teori, pendidikan berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dapat dipahami dalam beberapa hal, tergantung pada sudut pandang individu dan teori yang dianutnya.5 Siti Khopipatu Salisah, Astuti Darmiyanti, and Yadi Fahmi Arifudin, “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di Era Digital Tinjauan Literatur,” Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 1 (2024): 36–42. 2 Indah Maulidia Hasanah, Masduki Asbari, and Hani Wardah, “Guru Berkualitas: Esensi Pendidikan Bermutu,” Journal of Information Systems and Management (JISMA) 3, no. 3 (2024): 23–27. 3 Intan Kusumawati et al., "Pengantar Pendidika" (CV Rey Media Grafika, 2023). 4 Yuli Ernawati et al., “Ulumul Hadis dalam Konteks Pendidikan,” Pekerti: Journal Pendidikan Islam Dan Budi Pekerti 6, no. 1 (2024), 26–36. 5 Sudarmono Sudarmono and Abang Hermanto, “Pengantar Ilmu Pendidikan”, (2024). 1 42 43 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Di Indonesia sendiri terkenal dengan mayoritas penduduk Islam, sehingga tidak hanya ada pendidikan umum tetapi juga terdapat pendidikan islam, seperti pesantren. 6 Dengan tradisi pendidikan khas yang diwariskan turun-temurun, pesantren telah berkembang menjadi lembaga pendidikan yang bergengsi. 7 Pesantren juga menjadi lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan ilmu agama dan pembentukan karakter melalui bimbingan kiai dengan metode pengajaran yang khas, seperti halaqah dan musyawarah. Metode musyawarah merupakan salah satu pendekatan yang diterapkan di pondok pesantren untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keaktifan santri, serta memperdalam pemahaman individu terhadap materi pelajaran. Melalui metode ini, santri dapat mengingat kembali materi yang telah disampaikan dan mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama.8 Dari latar belakang tersebut, muncul problem akademis yaitu masih adanya pesantren yang menggunakan metode pengajaran konvensional satu arah, di mana guru menjadi pusat dan santri pasif.9 Akibatnya, santri kurang aktif, mudah lupa materi, dan kurang percaya diri.10 Selain itu, teknik musyawarah masih dalam tahap awal penerapannya sehingga 6 Imam Ghozali, Moh Riswandha Imawan, and Moh Rifqi Zamzami, “Pendidikan Multikulturalisme dalam Islam,” Jurnal Studi Islam Dan Hukum Syariah 2, no. 1 (2024): 103–12. 7 Zainal Abidin, “Tradisi Pendidikan Pesantren dalam Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan Profetik”, Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 1 (2024): 84–97. 8 Binti Thoatin, “Penerapan Metode Syawir (Diskusi) dalam Meningkatkan Pemahaman Santri di Pondok Pesantren Darul Muttaqin”, Al-Misbah (Jurnal Prodi PGMI), 1 (Juni, 2024), 35–63. 9 Fifi Risana et al., “Transformasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: dari Konvensional ke Pendekatan Student-Centered Learning,” Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 10, no. 01 (2025): 619–32. Nur Fitria Anshori and Muhammad Darwis, “Pengaruh Metode Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran Berbasis Teknologi terhadap Pemahaman Materi PAI Di SMPN 1 Randuagung,” Kitabaca: Journal of Islamic Studies 1, no. 1 (2024): 51–63. 10 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index dapat menjadi penghambat para santri dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya di beberapa pondok pesantren. 11 Oleh karena itu, diperlukan pemecahan masalah secara ilmiah dan terstruktur untuk menggambarkan bagaimana musyawarah diterapkan di pesantren dan bagaimana metode ini membantu santri dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis pada santri.12 Penelitian terdahulu menemukan bahwa para santri di Pondok Pesantren Al-Ittihad Malang dapat memperoleh manfaat dari penggunaan pendekatan syawir (musyawarah) untuk lebih memahami teks Fathul Qorib. 13 Selanjutnya penelitian lain menyatakan bahwa metode syawir mampu meningkatkan pembelajaran fikih di madrasah wushto kediri.14 Penelitian ini menawarkan kebaruan dengan memberikan fokus pada implementasi metode musyawarah dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis santri pada lingkungan pesantren tertentu, yakni Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang yang belum banyak diteliti sebelumnya. Kemampuan berfikir kritis santri dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknik musyawarah, yang merupakan tujuan penelitian ini. Melalui pendekatan ini, diharapkan santri tidak hanya mampu memahami materi secara mendalam, tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan analisis, argumentasi, dan pemecahan masalah secara logis, kritis dan sistematis di pondok pesantren. Adapun peneliti memilih lokasi di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang didasarkan pada fakta bahwa pesantren ini secara konsisten menerapkan metode musyawarah dalam kegiatan pembelajaran santri. Anggun Nur Malasari, “Strategi Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin 28 Purwosari dalam Membina Kemampuan Berdakwah Santri”, IAIN Metro, (2024). 12 Arditya Prayogi and M Arif Kurniawan, “Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif: Suatu Telaah,” Complex: Jurnal Multidisiplin Ilmu Nasional 1, no. 2 (2024), 30–37. 13 Khofifatul Lathifiyah and Khisna Azizah, “Implementasi Metode Syawir dalam Meningkatkan Pemahaman Santri pada Kitab Fathul Qorib”, Journal Islamic Studies 5, no. 01 (2024), 13–25. 14 Bryan Azzam Maulana, “Implementasi Metode Syawir dalam Pembelajaran Fikih di Madrasah Diniyah Wustho Pondok Pesantren Ulul Albab Manisrenggo Kota Kediri”, IAIN Kediri, (2024). 11 44 45 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Selain itu, pesantren ini memiliki karakteristik unik dalam sistem pengajarannya serta latar belakang santri yang beragam, sehingga menjadi objek yang relevan untuk meneliti efektivitas metode musyawarah dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis santri. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendektakan deskriptif. Penelitian difokuskan pada implementasi metode musyawarah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis santri di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang. Subjek dalam penelitian ini adalah para santri serta pengasuh dan ustaz yang terlibat langsung dalam proses musyawarah di lingkungan pesantren. Pengumpulan data dilakukan melalui tiga teknik utama: observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung pelaksanaan metode musyawarah dalam kegiatan belajar santri. Wawancara mendalam dilakukan terhadap pengasuh, ustaz, dan beberapa santri terpilih guna menggali informasi tentang persepsi, pengalaman, serta dampak dari penerapan metode musyawarah terhadap kemampuan berpikir kritis. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data pendukung seperti notulen musyawarah, catatan kegiatan, dan hasil diskusi santri. Analisis data menggunakan model interaktif miles dan huberman yang meliputi empat tahapan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan melalui triangulasi sumber yakni kepada subjek penelitian untuk memastikan validitas informasi yang diperoleh. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Metode Musyawarah merupakan metode pengambilan keputusan secara bersama-sama melalui diskusi dan perundingan dengan tujuan mencapai mufakat. Metode ini diterapkan yakni untuk mengasah Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index kemampuan berfikir kritis, memperkuat pemahaman serta membangun karakter santri yang kolaboratif, dan berlandaskan nilai-nilai Islami. Seperti yang disampaikan oleh KH. Agus Syaikhu sebagai pengasuh Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang bahwa: “Metode musyawarah diterapkan karena mengikuti jejak para ulama terdahulu, dimana para ulama selalu berkumpul, berdiskusi tentang problem yang terjadi di masyarakat dengan sumber-sumber yang mengacu pada kitab-kitab salaf ulama terdahulu. Metode musyawarah penerapananya ini ada di diskusi bersama berdasarkan kitab-kitab salaf tersebut untuk menemukan beberapa pendapat dari para ulama terdahulu sesuai dengan tema pembahasan yang telah ditentukan ” Dari hasil wawancara peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: metode musyawarah digunakan di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan, budi pekerti, dan tradisi intelektual yang diwariskan dari para ulama terdahulu, disamping untuk memperdalam pemahaman ilmu pengetahuan para santri. Melalui diskusi yang berbasis pada kitab-kitab salaf, santri diajak untuk aktif berfikir kritis, menyampaikan pendapat, serta menghargai perbedaan pandangan antar sesama pencari ilmu. Musyawarah dapat membantu meningkatkan pemahaman bagi semua santri, terlebih masih ada santri yang di kelas memang sulit untuk memahami pelajaran, namun ketika sudah mengikuti musyawarah pemahaman tersebut jadi ada. Seperti yang dikatakan mas Saeful Iwan bahwa: “Adanya musyawarah membantu meningkatkan pemahaman santri sehingga dengan sendiri nya santri tersebut terdorong untuk berfikir kritis, terlebih ketika memiliki pemahaman yang baik maka tidak ragu untuk mengeluarkan pendapat ketika berada di forum besar” Dari penjelasan Saeful Iwan, dapat disimpulkan bahwa musyawarah memiliki peran penting dalam meningkatkan pemahaman santri, terutama bagi mereka yang kesulitan memahami pelajaran di kelas. Hal ini disampaikan juga dalam wawancara oleh pengasuh Pondok Pesantren 46 47 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Hudaya Sukopuro Jombang bahwa: “Musyawarah ini tempat berkumpulnya banyak orang (santri) dengan berbagai berfikir yang berbeda, pendapat yang berbeda, karakter berbeda sehingga muncul keberanian untuk berpendapat dengan cara yang ilmiah yakni bersumber dari kitab, sehingga ketika terjun di masyarakat dengan berbagai macam karakter, santri ini sudah memiliki bekal yang cukup yang mana hasil akhirnya bahwa dengan sendirinya metode musyawarah ini dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis seorang santri." Klaim ini menunjukkan bahwa pendekatan deliberatif memengaruhi komponen emosional dan sosial santri di samping kemampuan kognitif mereka. Oleh karena itu, penerapan metode ini menjadi bagian penting dalam sistem pembelajaran pesantren untuk membentuk santri yang berfikir kritis, bijak, dan bertanggung jawab secara sosial. Adapun dari segi pandangan ustadz pendamping musyawarah di Pondok Pesantren Sukopuro Jombang yakni Ali Muhsi dalam wawancara beliau mengungkapkan bahwa: “Implementasi metode musyawarah di pondok pesantren kan itu seperti dibentuk secara perkelompok dan ditentukan ketuanya sebelum musyawarah berlangsung sehingga dapat belajar bersama terlebih dahulu satu kelompok ini untuk memahami pembahasan yang akan di musyawarahkan. Dalam satu kelompok tentu ada yang pemikiran nya sudah bagus dan ada yang biasa saja namun dengan berkelompok seperti ini menjadikan pemahaman yang merata, yang tadi nya memiliki pemahaman yang biasa saja mampu mengikuti pemahaman yang dimiliki orang lain meskipun tidak sama sehingga terdorong memiliki keberanian untuk mengungkapkan pendapat di forum. Hal ini menunjukkan bahwa metode musyawarah dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada santri” Menurut penjelasan Ustadz Ali Muhsi, metode musyawarah di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang dilakukan dengan mengelompokkan santri dan menunjuk ketua kelompok sebelum musyawarah dimulai. Pola ini terbukti efektif dalam meningkatkan 48 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index pemahaman dan keberanian santri untuk berfikir kritis. Melalui diskusi kelompok, santri yang kurang paham dapat belajar dari teman yang lebih memahami materi. Kemudian, beliau memperjelas lagi terkait berfikir kritis, bahwa: “Menurut saya, berfikir kritis itu ketika santri menganalisa materi, dia mampu menganalogikan satu kasus dengan kasus yang lain atau mengkritisi santri-santri yang bertugas entah dari segi pembacaan harokat, makna, penyampaian penjelasan. Dan kritis juga bisa diartikan sebagai peningkatan pemahaman pada santri” Hal ini menunjukan bahwa berfikir kritis bagi santri di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang tidak hanya terbatas pada kemampuan untuk menganalisis materi, tetapi juga mencakup kemampuan untuk menghubungkan satu kasus dengan kasus lainnya, serta memberikan kritik konstruktif terhadap tugas-tugas yang dijalankan oleh santri lain. Membaca harokat, menafsirkan maknanya, dan mengkritisi penyampaian penjelasan merupakan contoh bagaimana berfikir kritis dapat membantu santri memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang pokok bahasan. KH. Agus Achmad Syaikhu selaku pengasuh pondok pesantren juga memiliki penilaian nya sendiri terhadap kemampuan berfikir kritis pada santri, beliau mengatakan bahwa: “Berani mengungkapkan pendapat yang berbeda atau berkomentar kepada peserta yang lain, apalagi ketika pendapat peserta lain itu tidak satu tujuan dengan pemahaman kita maka terdorong untuk membantah peserta lainnya sesuai dengan pemahaman yang dimiliki. Namun jika pendapat peserta lain itu sepaham dengan kita maka kita pun akan terdorong untuk mengungkapkan pendapat yang sama dengan kata lain mendukung pendapat tersebut” Dari penjelasan KH. Agus Achmad Syaikhu Selaku Pengasuh Pondok Pesantren, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berfikir kritis santri diukur dari keberanian mereka untuk mengungkapkan pendapat, terutama ketika ada perbedaan pandangan dengan peserta lainnya. Santri 49 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index yang berfikir kritis tidak hanya menerima pendapat secara pasif, tetapi terdorong untuk memberikan argumen atau bantahan yang sesuai dengan pemahaman mereka. Dalam pandangan santri berfikir kritis itu diartikan sebagai seorang santri yang mampu mengkritiki atau menanggapi pendapat orang lain dengan pemahaman yang dimilikinya, Saeful Iwan mengatakan bahwa: “Berfikir kritis itu ketika mampu menanggapi atau menyangga pendapat orang lain, artinya tidak hanya berpendapat dengan kalimat setuju atau tidak setuju saja” Dari penjelasan Saeful Iwan, dapat disimpulkan bahwa berfikir kritis menurut santri di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang berarti kemampuan untuk menanggapi atau mengkritisi pendapat orang lain dengan pemahaman yang dimiliki, bukan sekadar menyatakan setuju atau tidak setuju. Salah satu contoh keberhasilan metode musawarah dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada santri, Mas Saeful Iwan sebagai santri senior dalam wawancara, Mas Saeful mengungkapkan bahwa: “Saya punya temen santri, adik kelas saya yang pendiem banget, namun pada saat musyawarah si santri ini saya suruh untuk mengungkapkan pendapatnya di forum sehingga hasil akhinya si santri ini menjadi santri teraktif dalam forum musyawarah baik dari segi menanggapi, mengemukakan pendapat dan memberikan kritik dan saran pada santrisantri lainnya. Hal ini merupakan bukti bahwa metode musyawarah mampu meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada santri” Penjelasan Mas Saeful membuktikan bahwa musyawarah efektif dalam mendorong partisipasi aktif dan pengembangan berfikir kritis santri. Begitupun KH. Agus Achmad Syaikhu selaku pengasuh, beliaupun mengungkapkan keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis santri, bahwa: “Sudah banyak santri yang mengukuti bahtsu masail yang tingkatannya diatas musyawarah yaitu berkumpul dan berdiskusi dengan lintas Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index pesantren-pesantren salaf yang ada di jawa timur dengan memberanikan diri untuk mengungkapkan pendapat menggunakan referensi kitab-kitab salaf. Hal ini dinilai sebagai salah satu bentuk adanya peningkatan berfikir kritis pada santri, bentuk ini dikategorikan ke tingkat yang lebih tinggi, dimana terjadi perubahan yang signifikan dan menyeluruh, baik dalam aspek pengetahuan” Pernyataan KH. Agus Achmad Syaikhu menunjukkan bahwa penerapan metode musyawarah di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis santri. KH Agus tersebut melihat santri kini lebih percaya diri mengikuti forum tingkat lanjut seperti bahtsu masail, berani menyampaikan pendapat, dan mampu merujuk pada kitab-kitab salaf dalam berargumen. 2. Pembahasan Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang merupakan salah satu pesantren yang masih mempertahankan tradisi keilmuan klasik (salafiyah) namun terbuka terhadap pendekatan-pendekatan pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah penerapan metode musyawarah dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam kajian kitab kuning. 15 Pesantren ini berhasil dalam menerapkan metode musyawarah untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis pada santri. 16 Temuan ini dikuatkan oleh temuan Hilmi Asrori, bahwa kemampuan berfikir kritis peserta didik meningkat ketika menggunakan pendekatan musyawarah 15 Sibawaihi and Ahmad, “Implementasi Kegiatan Musyawarah Kitab Sulamut Taufiq untuk Mengembangkan Kreatifitas Berfikir Santri di Ponpes Darussalam Lirboyo Kediri” (Institut Agama Islam Tribakti, 2022). 16 Noor Fitri Amalia, Ipah Budi Minarti, and Budiastuti Budiastuti, “Profil Keterampilan Berfikir Kritis Peserta Didik SMP dalam Pembelajaran IPA Materi Sistem Peredaran Darah,” Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Dan Pengajaran 17, no. 1 (2023): 152–60. 50 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index untuk memahami kitab Minhajul Qowim. 17 Selain itu, temuan yang dilakukan oleh M Jamhuri, dkk dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa metode musyawarah dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis santri dalam pemahaman kitab matan jurumiyah.18 Kedua penelitian tersebut menguatkan hasil temuan di Pondok Pesantren Hudaya, bahwa musyawarah bukan hanya berfungsi sebagai media komunikasi keilmuan, tetapi juga sebagai strategi pedagogis yang efektif untuk membentuk cara berpikir yang logis, analitis, dan reflektif di kalangan santri. Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang menerapkan metode musyawarah dalam proses pembelajaran bukan sekadar sebagai tradisi diskusi, melainkan sebagai strategi pendidikan yang memiliki nilai dan tujuan besar bagi perkembangan intelektual serta karakter santri. Penerapan metode ini memiliki beberapa tujuan utama. (1) Memberi inspirasi kepada santri untuk berfikir kritis terhadap apa yang mereka baca, dan (2) Memotivasi mereka untuk berbagi pemikiran mereka secara terbuka, sehingga setiap santri memiliki ruang untuk menyuarakan gagasan dan pendapatnya (3) Menanamkan nilai kebersamaan dan sikap saling menghormati dalam perbedaan pendapat, yang menjadi esensi dari adab musyawarah dalam tradisi pesantren (4) Meningkatkan pemahaman terhadap kitab kuning dan ilmu keIslaman.19 Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan musyawarah terdiri dari tiga langkah yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup. Persiapan dimulai 17 Hilmi Asrori, “Pendampingan Metode Syawir Untuk Meningkatkan Pemahaman Fikih Melalui Kitab Minhaajul Qowim di Pondok Pesantren Al-Anwar Ngrukem Yogyakarta,” Asian Journal of Multidisciplinary Research 1, no. 4 (2024): 89–95. 18 M Jamhuri, Ahmad Marzuki, and Askhabul Kirom, “Inovasi Metode Pembelajaran Syawir untuk Meningkatkan Pemahaman Nahwu dalam Kitab Matan Jurumiyah di Pondok Pesantren Ngalah,” Al-Abshor: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (2025): 61–70. 19 Muhammad Fathul Mubarok, “Implementasi Metode Syawir dalam Meningkatkan Semangat Belajar dan Pemahaman Santri di Kelas VC Madrasah Diniyyah Al-Asna Pon-Pes Mahir Arriyadl Kediri,” Intellektika: Jurnal Ilmiah Mahasantri 3, no. 1 (2025): 164–79, https://doi.org/10.59841/intellektika.v3i1.2077. 51 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index dengan pembagian santri menjadi beberapa kelompok dan menentukan materi musyawarah yang akan dibahas. Pada fase berikutnya, yang dikenal sebagai "implementasi," peserta mulai berunding di bawah bimbingan seorang moderator yang tugasnya termasuk menetapkan agenda dan memastikan setiap orang memiliki kesempatan untuk berbicara. Dan yang terakhir adalah penutup yaitu tahap akhir dari kegiatan musyawarah yang biasanya di tutup dengan Do’a oleh Kyai atau ustadz, namun sebelum pembacaan doa biasanya notulen membacakan kesimpulan hasil musyawarah.20 Namun, tetap saja pada setiap santri memiliki perbedaan dalam peningkatan kemampuan berfikir kritisnya sehingga dapat dikategorikan kedalam beberapa tingkat. 21 1) Kategori sangat tinggi, menunjukkan perubahan signifikan dan menyeluruh dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta ditandai dengan kemandirian dan dampak nyata. 2) Kategori tinggi, mencerminkan kemajuan yang jelas namun belum optimal. 3) Kategori sedang, menunjukkan peningkatan parsial yang belum merata dan masih memerlukan pendampingan. 4) Kategori rendah, menandakan perubahan terbatas. 5) Tidak ada peningkatan, menunjukkan kondisi stagnan tanpa perkembangan meski sudah ada upaya.22 Penelitian ini sejalan dengan teori atau gagasan yang diungkapkan oleh sagala yang menyatakan bahwa musyawarah adalah diskusi ilmiah Marzuki, “Peningkatan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning,” Jurnal Inovasi, Evaluasi, Dan Pengembangan Pembelajaran (JIEPP) 4, no. 1 (2023): 61–67, https://doi.org/https://journal.ainarapress.org/index.php/jiepp/article/download/ 368/355/3638. 21 Muh Ibnu Sholeh et al., “Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL) dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Santri,” Jurnal Tinta: Jurnal Ilmu Keguruan Dan Pendidikan 6, no. 2 (2024): 158–76. 22 Heni Rahmawati and Andarini Permata Cahyaningtyas, “Kategorisasi Kemampuan Berfikir Kritis Santri Kelas Empat Sekolah Dasar di SD Se-Gugus II Kapanewon Playen, Gunung Kidul,” Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 8, no. 1 (2023): 92–100, https://doi.org/10.24832/jpnk.v8i1.3338. 20 52 53 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index interaktif yang mencakup aliran ide yang bebas, pertukaran sudut pandang yang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, dan pengembangan konsep-konsep yang dapat menginspirasi santri untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mengartikulasikan pikiran individu sendiri dengan percaya diri.23 Menurut pandangan Hasbi ash-Shiddieqy dan Wahbah al-Zuhaili adalah dua tokoh ulama besar yang dikenal karena pandangan dan kontribusi mereka dalam membangun konsep musyawarah di pendidikan Islam termasuk pada lembaga pondok pesantren yang menekankan pentingnya musyawarah dalam pendidikan Islam sebagai sarana pengambilan keputusan yang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. 24 Karena tujuan musyawarah adalah untuk melampaui kebingungan menuju pemahaman, masuk akal jika proses ini akan menghasilkan perubahan positif.25 Dalam musyawarah, santri dilatih untuk menyampaikan pendapat, mendengarkan argumentasi orang lain, serta mengkritisi dan mengevaluasi berbagai pendapat secara logis dan konstruktif.26 Proses ini melatih mereka untuk tidak menerima informasi secara mentah, tetapi mengolahnya melalui proses berfikir yang sistematis dan mendalam. 27 Adapun tolak ukur keberhasilan musyawarah dalam meningkatkan 23 Izzah Wahyunisfah and Basiran, “Pengembangan Kegiatan Musyawarah melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Ilmu Fikih di Ma’had ’Aly Pondok Pesantren Lirboyo Kediri,” Jurnal Studi Pesantren 4, no. 1 (2024): 30–50, https://doi.org/10.35897/studipesantren.v4i1.1195. 24 Mabrur Mabrur, “Moderasi Al-Qur’an Dan Penafsiran Kontemporer: Analisis Pemikiran Wahbah Zuhaili dan Relevansinya dalam Konteks Indonesia Modern,” Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran Dan Keislaman 1, no. 2 (2017): 31–50. 25 Nurbuana Nurbuana, Ismail Sukardi, and Mardiah Astuti, “Eksistensi Teori Postmodern dalam Pendidikan Islam,” Raudhah Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah 9, no. 3 (2024): 680–90, https://doi.org/10.48094/raudhah.v9i3.747. 26 Ayub Handrihadi, Achmad Abu Bakar, and Halimah Basri, “Pilar dan Konstelasi Musyawarah Persfektif Al Qur’an,” Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia 9, no. 1 (2024): 689–98. 27 A Kemal Riza, “Dinamika Taklid dalam Kajian Fikih: Studi Bahtsul Masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren Se-Jawa Madura” (The UINSA Press, 2024). 54 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index kemampuan berfikir kritis santri dilihat pada kemampuan santri dalam mengemukakan pendapat secara logis dan sistematis, keberanian untuk menyanggah argumen dengan tetap menjunjung nilai adab, serta keterampilan dalam mengolah informasi dari berbagai sumber untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan. 28 Hal ini menunjukkan bahwa proses musyawarah tidak hanya mendorong santri untuk aktif secara verbal, tetapi juga melatih cara berpikir yang terstruktur, terbuka, dan bertanggung jawab. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Jombang, dapat disimpulkan bahwa implementasi metode musyawarah memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis santri. Proses musyawarah yang dilaksanakan secara terstruktur dan partisipatif mendorong santri untuk aktif dalam menyampaikan pendapat, menanggapi argumen, serta menarik kesimpulan secara logis dan sistematis. Hal ini menunjukkan bahwa metode musyawarah bukan hanya tradisi diskusi semata, melainkan juga strategi pembelajaran yang efektif dalam melatih kemampuan berpikir analitis, reflektif, dan komunikatif dalam memahami materi keagamaan. Untuk pengembangan ke depan, metode musyawarah sebaiknya diintegrasikan secara sistematis ke dalam kurikulum pembelajaran di pesantren, tidak hanya digunakan sebagai metode pelengkap. Para pendidik juga perlu dibekali pelatihan khusus agar mampu memfasilitasi diskusi yang lebih efektif dan mendalam. Selain itu, penelitian lanjutan disarankan menggunakan pendekatan kuantitatif atau metode eksperimen guna mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis secara lebih Nisya Fajri, M Nursalim, and S Masitoh, “Systematic Literature Review: Dampak Teknologi Pendidikan terhadap Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis, Kreatif, dan Kolaboratif pada Pembelajaran Matematika: Systematic Literature Review: Dampak Teknologi Pendidikan terhadap Pengembangan Keterampil,” Jurnal Teknologi Pendidikan 4, no. 1 (2024): 11–24. 28 55 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index objektif, sehingga menghasilkan temuan yang lebih akurat dan dapat digeneralisasikan secara lebih luas. Daftar Pustaka Abidin, Zainal. “Tradisi Pendidikan Pesantren dalam Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan Profetik.” Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 5, no. 1 (2024): 84–97. Amalia, Noor Fitri, Ipah Budi Minarti, and Budiastuti Budiastuti. “Profil Keterampilan Berfikir Kritis Peserta Didik SMP dalam Pembelajaran IPA Materi Sistem Peredaran Darah.” Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian Dalam Bidang Pendidikan Dan Pengajaran 17, no. 1 (2023): 152–60. Anshori, Nur Fitria, and Muhammad Darwis. “Pengaruh Metode Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran Berbasis Teknologi terhadap Pemahaman Materi PAI Di SMPN 1 Randuagung.” Kitabaca: Journal of Islamic Studies 1, no. 1 (2024): 51–63. Asrori, Hilmi. “Pendampingan Metode Syawir untuk Meningkatkan Pemahaman Fikih Melalui Kitab Minhaajul Qowim di Pondok Pesantren Al-Anwar Ngrukem Yogyakarta.” Asian Journal of Multidisciplinary Research 1, no. 4 (2024): 89–95. Ernawati, Yuli, Kasim Yahiji, Rahmin T Husain, and Ilyas Daud. “Ulumul Hadis dalam Konteks Pendidikan.” Pekerti: Journal Pendidikan Islam Dan Budi Pekerti 6, no. 1 (2024): 26–36. Facione, Peter A. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Insight Assessment, 2023. https://www.insightassessment.com/wp- content/uploads/ia/pdf/whatwhy.pdf. Fajri, Nisya, M Nursalim, and S Masitoh. “Systematic Literature Review: Dampak Teknologi Pendidikan terhadap Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis, Kreatif, dan Kolaboratif Pada Pembelajaran Matematika: Systematic Literature Review: Dampak Teknologi Pendidikan Terhadap Pengembangan Keterampil.” Jurnal Teknologi Pendidikan 4, no. 1 (2024): 11–24. Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Ghozali, Imam, Moh Riswandha Imawan, and Moh Rifqi Zamzami. “Pendidikan Multikulturalisme dalam Islam.” Jurnal Studi Islam Dan Hukum Syariah 2, no. 1 (2024): 103–12. Handrihadi, Ayub, Achmad Abu Bakar, and Halimah Basri. “Pilar dan Konstelasi Musyawarah Persfektif Al Qur’an.” Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia 9, no. 1 (2024): 689–98. Hasanah, Indah Maulidia, Masduki Asbari, and Hani Wardah. “Guru Berkualitas: Esensi Pendidikan Bermutu.” Journal of Information Systems and Management (JISMA) 3, no. 3 (2024): 23–27. Irsyad, M Ali. “Metode Musyawarah dalam Pembelajaran Ilmu Fikih di Ma'had Aly Lirboyo Kediri.” Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences 2, no. 3 (2021): 295–303. Jamhuri, M, Ahmad Marzuki, and Askhabul Kirom. “Inovasi Metode Pembelajaran Syawir untuk Meningkatkan Pemahaman Nahwu dalam Kitab Matan Jurumiyah di Pondok Pesantren Ngalah.” AlAbshor: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2, no. 1 (2025): 61–70. Kusumawati, Intan, Nana Citrawati Lestari, Chintani Sihombing, Felisia Purnawanti, Dian Wahyu P Soemarsono, La Kamadi, Ricardo Valentino Latuheru, and Suriah Hanafi. Pengantar Pendidikan. CV Rey Media Grafika, 2023. Lathifiyah, Khofifatul, and Khisna Azizah. “Implementasi Metode Syawir dalam Meningkatkan Pemahaman Santri Pada Kitab Fathul Qorib di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al-Ittihad Belung Poncokusumo Malang.” Journal Islamic Studies 5, no. 01 (2024): 13– 25. Mabrur, Mabrur. “Moderasi Al-Qur’an Dan Penafsiran Kontemporer: Analisis Pemikiran Wahbah Zuhaili dan Relevansinya dalam Konteks Indonesia Modern.” Mumtaz: Jurnal Studi Al-Quran Dan Keislaman 1, no. 2 (2017): 31–50. Malasari, Anggun Nur. “Strategi Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin 28 Purwosari dalam Membina Kemampuan Berdakwah Santri.” IAIN Metro, 2024. 56 57 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Manurung, Alberth Supriyanto, Erry Utomo Fahrurrozi, and Gumgum Gumelar. “Implementasi Berfikir Kritis dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kreatif Mahasantri.” Jurnal Papeda; Vol 5, no. 2 (2023). Marzuki. “Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning.” Jurnal Pengembangan Pembelajaran (JIEPP) 4, Inovasi, Evaluasi, Dan no. (2023): 61–67. 1 https://journal.ainarapress.org/index.php/jiepp/article/download/36 8/355/3638. Maulana, Bryan Azzam. Pembelajaran Fikih “Implementasi di Madrasah Metode Syawir dalam Diniyah Wustho Pondok Pesantren Ulul Albab Manisrenggo Kota Kediri.” IAIN Kediri, 2024. Muammar, M Hasan, and Mahfudz Syamsul Hadi. “Pembelajaran Fiqh melalui Penerapan Model Assure dapat Meningkatkan Berfikir Kritis Santri di Pesantren.” JoEMS (Journal of Education and Management Studies) 7, no. 3 (2024): 101–9. Mubarok, Muhammad Fathul. “Implementasi Metode Syawir dalam Meningkatkan Semangat Belajar dan Pemahaman Santri di Kelas VC Madrasah Diniyyah Al-Asna Pon-Pes Mahir Arriyadl Kediri.” Intellektika: Jurnal Ilmiah Mahasantri 3, no. 1 (2025): 164–79. https://doi.org/10.59841/intellektika.v3i1.2077. Muhtadi, Muhammad Fuad. “Implementasi Syawir (Diskusi) dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Santri di Pondok Pesantren AlQur’an Al Amin Grendeng.” La-Tahzan: Jurnal Pendidikan Islam 16, no. 2 (2024). https://doi.org/10.62490/latahzan.v16i2.692. Mukarima, Ulfa Sadina, Wawan, Agus Setiawan, Eka Fitria Ningsih, and Choirudin. “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Pembelajaran Magic Board untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis.” Jurnal Penelitian Tindakan Kelas 1, no. 3 (2024): 164–67. Mulyaningsih, Nurul, Masduki Asbari, and Riska Sri Rahmawati. “Keterampilan Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah 58 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Mahasantri.” Journal of Information Systems and Management (JISMA) 3, no. 1 (2024): 58–61. Mushtofa, M, and S Lestari. “Kemampuan Menganalisis Masalah secara Sistematis dalam Proses Musyawarah, Santri Mampu Memetakan Masalah, Mengidentifikasi Akar Persoalan, dan Menawarkan Solusi Alternatif Berdasarkan Hasil Pengamatan Atau Pemahaman terhadap Teks Kitab Kuning Atau Realita.” Jurnal Pendidikan Dan Inovasi Pembelajaran 9, no. 1 (2023): 45–55. https://doi.org/10.24832/jpip.v9i1.7654. Nurbuana, Nurbuana, Ismail Sukardi, and Mardiah Astuti. “Eksistensi Teori Postmodern dalam Pendidikan Islam.” Raudhah Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah 9, no. 3 (2024): 680–90. https://doi.org/10.48094/raudhah.v9i3.747. Prayogi, Arditya, and M Arif Kurniawan. “Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif: Suatu Telaah.” Complex: Jurnal Multidisiplin Ilmu Nasional 1, no. 2 (2024): 30–37. Puling, Harun, Efiana Manilang, and Mozes Lawalata. “Logika dan Berfikir Kritis: Hubungan dan Dampak dalam Pengambilan Keputusan.” Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama Dan Filsafat 2, no. 2 (2024): 164–73. Rahmawati, Heni, and Andarini Permata Cahyaningtyas. “Kategorisasi Kemampuan Berfikir Kritis Santri Kelas Empat Sekolah Dasar di SD Se-Gugus II Kapanewon Playen, Gunung Kidul.” Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 8, no. 1 (2023): 92–100. https://doi.org/10.24832/jpnk.v8i1.3338. Ranto, Dwi Wahyu Pril. “Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Organisasi: Systematic Literature Review.” Jurnal E-Bis: Ekonomi-Bisnis 8, no. 1 (2024): 1–12. https://doi.org/Jurnal E - Bis : E konomi - Bisnis 1 Jurnal E - Bis : Ekonomi - Bisnis. Risana, Fifi, A Ikhsan Muhtar Hadi, Angga Pratama, Fadila Rahmah, and Imam Syafe’i. “Transformasi Metode Pembelajaran Pendidikan Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index Agama Islam: Dari Konvensional Ke Pendekatan Student-Centered Learning.” Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 10, no. 01 (2025): 619–32. Riza, A Kemal. “Dinamika Taklid dalam Kajian Fikih: Studi Bahtsul Masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren Se-Jawa Madura.” The UINSA Press, 2024. Robbani, Hamdan. “Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.” ABDUSSALAM: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Islam 1, no. 1 (2025): 79–85. Rohim, Abdur, and Imam Rofiki. “Profil Kemampuan Berfikir Kritis Santri dalam Menyelesaikan Soal AKM Numerasi.” Kognitif: Jurnal Riset HOTS Pendidikan Matematika 4, no. 1 (2024): 183–93. Salisah, Siti Khopipatu, Astuti Darmiyanti, and Yadi Fahmi Arifudin. “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di Era Digital Tinjauan Literatur.” Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 1 (2024): 36–42. Sholeh, Muh Ibnu, Dinar Ayu Tasya, Asrop Syafi’i, Hasyim Rosyidi, Zainur Arifin, and Siti Fatinnah binti Ab Rahman. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL) dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Santri.” Jurnal Tinta: Jurnal Ilmu Keguruan Dan Pendidikan 6, no. 2 (2024): 158–76. Sibawaihi, and Ahmad. “Implementasi Kegiatan Musyawarah Kitab Sulamut Taufiq untuk Mengembangkan Kreatifitas Berfikir Santri di Ponpes Darussalam Lirboyo Kediri.” Institut Agama Islam Tribakti, 2022. Sudarmono, and Abang Hermanto. “Pengantar Ilmu Pendidikan,” 2024. Thoatin, Binti. “Penerapan Metode Syawir (Diskusi) dalam Meningkatkan Pemahaman Santri di Pondok Pesantren Darul Muttaqin.” AlMisbah (Jurnal Prodi PGMI) 10, no. 1 Juni (2024): 35–63. Tuerah, R, and J Teurah. “Kurikulum Merdeka dalam Perspektif Kajian Teori: Analisis Kebijakan Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Di Sekolah.” Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9, no. 19 (2023): 979– 59 60 Educatia: Jurnal Pendidikan dan Agama Islam ISSN : 1979-5173 (Cetak), 2962-9772 (Elektronik) Vol. 15, No. 1, 2025 Journal Homepage: https://jurnal.staiyogyakarta.ac.id/index.php/edu/index 88. https://doi.org/10.5281/zenodo.10047903. Wahyunisfah, Izzah, and Basiran. “Pengembangan Kegiatan Musyawarah Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Ilmu Fikih di Ma’had ’Aly Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.” Jurnal Studi Pesantren 4, no. 1 https://doi.org/10.35897/studipesantren.v4i1.1195. (2024): 30–50.