Uploaded by common.user151091

Averroisme

advertisement
Averroisme
Kebebasan Berpikir dalam Islam: Telaah Pemikiran Averroisme
dan Relevansinya terhadap Tantangan Intelektual Umat
Muslim Masa Kini
Kelompok 3
Mengenal Ibn Rusyd dan Latar
Belakang Averroisme
The Powwer of
CONTENT
Konsep Averroisme:
Rasionalisasi Wahyu
Tanggapan dan Implikasi
Averroisme
duina islam
Relevansi Averroisme di Era
Modern
Bagaimana konsep Averroisme
yang dikembangkan oleh Ibn
Rusyd merasionalisasi wahyu,
dan sejauh mana pengaruh
serta implikasi pemikiran
tersebut terhadap
perkembangan filsafat di dunia
Islam maupun Barat?
Pendahuluan
Ibn Rusyd atau Averroes adalah seorang filsuf Muslim terkenal dari
Andalusia yang hidup pada abad ke-12. Ia hidup di masa ketika
terjadi ketegangan antara ajaran agama yang bersifat dogmatis
dan filsafat yang mengedepankan akal. Dalam kondisi inilah Ibn
Rusyd tampil membawa pemikiran yang menjembatani keduanya. Ia
tidak memisahkan antara iman dan akal, melainkan meyakini bahwa
keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Tuhan. Maka,
agama dan filsafat seharusnya tidak saling menegasikan, tetapi
saling melengkapi.
Melalui gagasannya yang dikenal sebagai Averroisme, Ibn Rusyd
menekankan bahwa wahyu bisa dan harus dipahami dengan
bantuan akal. Pemikiran ini tidak hanya berpengaruh di dunia Islam,
tetapi juga memberikan pengaruh besar terhadap dunia Barat,
terutama dalam perkembangan rasionalisme. Di tengah tantangan
umat Islam masa kini, seperti polarisasi pemikiran, kebingungan
generasi muda antara iman dan sains, serta sempitnya ruang
berpikir, semangat Averroisme menjadi relevan kembali. Ia
mengajarkan bahwa berpikir rasional bukan berarti melemahkan
iman, justru memperdalamnya.
Mengenal Ibn Rusyd dan Averroisme
Ibn Rusyd (1126–1198), atau Averroes di Barat, adalah filsuf Muslim asal
Andalusia. Ia dikenal sebagai ahli hukum, dokter, dan komentator besar
karya Aristoteles. Dalam Islam, ia memperjuangkan harmoni antara akal
(filsafat) dan wahyu (agama). Karyanya seperti Fashl al-Maqāl
menegaskan bahwa agama dan filsafat tidak bertentangan karena
keduanya berasal dari Tuhan.
Averroisme adalah aliran pemikiran yang berkembang dari ide-ide Ibn
Rusyd. Di Eropa, ajarannya diterima luas dan memengaruhi para filsuf
Kristen. Salah satu gagasan yang paling kontroversial adalah double truth
(dua kebenaran): bahwa kebenaran filsafat dan agama bisa berbeda tapi
tetap sah. Hal ini membuat gereja Katolik menolak sebagian ajaran
Averroisme.
Walau di Barat pemikirannya sangat berpengaruh, di dunia Islam pemikiran
Ibn Rusyd kurang berkembang karena lebih dominannya pendekatan
sufistik dan kalam. Namun, Ibn Rusyd tetap dihormati sebagai simbol
rasionalisme Islam.
Konsep Averroisme: Rasionalisasi Wahyu
Teori Dua Kebenaran
(Double Truth Theory)
Kedudukan Akal di
Atas Tafsir Literal
Akal Aktif dan
Universal
Ibn Rusyd menyatakan bahwa ada dua
cara kebenaran dipahami:
Kebenaran wahyu: diterima oleh orang
awam melalui simbol dan bahasa
agama.
Kebenaran filsafat: dijangkau oleh
kalangan terpelajar lewat akal dan
logika.
Menurut Ibn Rusyd, akal adalah
anugerah Tuhan tertinggi. Maka
dalam hal-hal yang terlihat
bertentangan antara wahyu dan
akal, wahyu harus ditafsirkan
secara alegoris (ta’wil).
Ibn Rusyd menerima konsep Akal
Aktif dari Aristoteles: semua
manusia mengakses satu bentuk
akal universal. Jiwa manusia tidak
sepenuhnya
individual
dalam
pengetahuan, tapi bergantung
pada akal universal itu.
Contoh:
Agama menyatakan bahwa alam diciptakan (QS.
Al-Baqarah: 117), sedangkan Aristoteles menyebut
alam kekal. Ibn Rusyd tidak menolak salah satunya,
tapi menjelaskan bahwa perbedaan itu bersifat
metode, bukan substansi. Keduanya benar di
ranahnya masing-masing.
Contoh:
Ayat seperti "tangan Allah" tidak
ditafsirkan secara fisik, melainkan
dimaknai sebagai kekuasaan Allah.
Gagasan ini menantang konsep
tradisional tentang keabadian
jiwa
individu,
sehingga
mengundang kritik.
Kekekalan Alam
Averroisme menerima ide bahwa
alam
tidak
diciptakan
dari
ketiadaan, melainkan selalu ada
bersama Tuhan, dalam hubungan
sebab-akibat yang tetap.
Iini
bertentangan
dengan
doktrin penciptaan dalam Islam
dan Kristen, sehingga menjadi
salah
satu
tuduhan
penyimpangan terhadap Ibn
Rusyd.
Tanggapan dan Implikasi
Averroisme
A. Pendukung: Akal dan Wahyu Bisa Jalan Bareng
Ibn Rushd meyakini bahwa akal (rasio) dan wahyu (ajaran
agama) tidak akan pernah bertentangan karena
keduanya berasal dari Tuhan. Kalau ada ayat yang
kelihatan bertolak belakang dengan logika, menurut dia
itu artinya perlu ditafsirkan lebih dalam—bukan ditolak.
Ia menuliskan ide ini secara jelas dalam bukunya
“Decisive Treatise” sebagai jalan tengah antara agama
dan filsafat.
B. Penentang: Ulama Tradisional Seperti al-Ghazali
Namun tidak semua sepakat. Banyak ulama, terutama alGhazali dan kelompok teologi Asyʿariyah, mengkritik keras
pendekatan Ibn Rushd karena dianggap terlalu
mengandalkan akal.
Mereka takut ini bisa melemahkan kepercayaan pada
wahyu dan bisa membingungkan orang awam. Tapi, di
Spanyol Islam (Andalusia), ide-ide filsafat seperti Ibn
Rushd masih bisa berkembang karena masyarakatnya
lebih terbuka.
Dampak Averroisme bagi
Islam dan Dunia Barat
A. Pengaruh Besar di Eropa
Pemikiran Ibn Rushd, terutama komentar-komentarnya
terhadap filsafat Aristoteles, sangat dihargai di Eropa. Ini
bahkan melahirkan gerakan Latin Averroisme di
universitas-universitas abad ke-13.
Orang-orang Eropa mulai berani menggunakan logika
dan akal dalam memahami agama Kristen, meski akhirnya
sempat dilarang dan dicap sesat oleh Gereja pada tahun
1270 dan 1277.
B. Dianggap Relevan Kembali di Zaman Modern
Walau dulu tidak banyak dipakai di dunia Islam, pemikiran
Ibn Rushd kembali populer di abad ke-19, terutama saat
muncul gerakan Nahḍah (kebangkitan pemikiran Islam
modern).
Pemikir kontemporer melihat ide Ibn Rushd sebagai kunci
untuk menafsirkan Islam secara rasional dan kontekstual,
agar bisa menjawab tantangan zaman modern.
Relevansi A V E R R O I S M E
di Era Modern
1 Harmonisasi Antara Agama dan Filsafat
2 Rasionalisme dan Kebebasan Berpikir
3
Pluralisme dan Toleransi Intelektual
RELEVANSI AVERROISME
DI ERA MODERN
Di dunia pendidikan: Averroisme mendorong
penggunaan akal dan logika, sangat cocok untuk
membangun sistem pendidikan yang kritis dan
terbuka.
Dalam kehidupan beragama: Averroisme
mengajarkan bahwa agama tidak bertentangan
dengan akal sehat, jadi ia bisa membantu
mencegah radikalisme dan fanatisme buta.
Dalam filsafat modern: Averroisme memberi dasar
pemikiran bagi sekularisme dan kebebasan berpikir
di Barat—ini berdampak pada lahirnya sains
modern dan demokrasi.
Averroisme adalah bentuk filsafat Islam yang berani
dan visioner, yang mencoba merasionalisasi wahyu
dengan akal secara harmonis. Meski ditentang oleh
sebagian kalangan, ajaran Ibn Rusyd memberikan
dampak besar terhadap perkembangan pemikiran di
dunia Barat. Averroisme membuka jalan bagi
kebebasan berpikir, rasionalisme, dan pendekatan
ilmiah terhadap teks keagamaan yang tetap relevan
hingga hari ini.
Thank you
for your attention
ANY QUESTION?
Download