1. Analisis Tingkat Kesukaran (Difficulty Index) Tingkat kesukaran soal menunjukkan seberapa sulit soal tersebut bagi peserta tes. Rumusnya adalah: P=B/N Keterangan: P = Proporsi peserta yang menjawab benar (indeks kesukaran). B = Jumlah peserta yang menjawab benar. N = Total jumlah peserta tes. Interpretasi: P < 0.3 = Soal sulit. P = 0.3–0.7 = Soal sedang. P > 0.7 = Soal mudah. 2. Analisis Daya Pembeda (Discrimination Index) Daya pembeda menunjukkan kemampuan soal untuk membedakan peserta yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah. Rumus yang umum digunakan adalah: D=BA−BBNA+NB2D = \frac{B_A - B_B}{\frac{N_A + N_B}{2}}D=2NA+NBBA−BB Keterangan: D = Indeks daya pembeda. B_A = Jumlah peserta kelompok atas (top 27%) yang menjawab benar. B_B = Jumlah peserta kelompok bawah (bottom 27%) yang menjawab benar. N_A = Jumlah peserta dalam kelompok atas. N_B = Jumlah peserta dalam kelompok bawah. Interpretasi: D > 0.4 = Daya pembeda sangat baik. 0.3 ≤ D ≤ 0.39 = Baik. 0.2 ≤ D ≤ 0.29 = Cukup. D < 0.2 = Jelek (sebaiknya soal direvisi atau dihapus). 3. Analisis Distraktor (Pengecoh) Analisis distraktor dilakukan untuk mengevaluasi opsi jawaban selain jawaban benar (pengecoh). Opsi pengecoh harus: Dipilih oleh peserta yang tidak memahami materi. Tidak terlalu menarik bagi peserta yang memahami materi. Langkah: Hitung jumlah peserta yang memilih setiap opsi jawaban (termasuk jawaban benar). Distraktor yang baik akan memiliki distribusi pemilih yang merata di antara peserta kelompok rendah. Jika pengecoh tidak ada yang memilih, maka pengecoh tersebut perlu diperbaiki. 4. Reliabilitas Soal Reliabilitas soal biasanya dihitung menggunakan koefisien reliabilitas, seperti Cronbach's Alpha. Rumus Cronbach's Alpha adalah: 𝐾 ∑ 𝑆2 α= 𝐾+1 (1 − 𝑆21 )k 𝑇 Keterangan: α = Koefisien reliabilitas. k = Jumlah butir soal. S_i^2 = Varians skor untuk setiap soal. S_t^2 = Varians total skor tes. Nilai α yang baik biasanya > 0.7.